ANALISIS KINERJA PEGAWAI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN CIAMIS DI LIHAT DARI ASPEK KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) OLEH DADANG HAEDARUSMAN 82301112006
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa permasalahan bahwa Kualitas pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis belum memadai sesuai dengan kebutuhan dan pendayagunaan tenaga yang optimal. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana Kualitas SDM Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis? (2) Hambatan apa yang dihadapi pegawai? (3) Upaya apa yang telah dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis? Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif fenomologi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau suatu fenomena yang terjadi. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan sebagai berikut: Kualitas SDM di Dinas Kehutanan dan pekebunan kabupaten Ciamis masih perlu ditingkatkan; Hambatan apa yang dihadapi pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis dilihat dari Aspek Kualitas SDM adalah aspek SDM yang kurang. Dengan kata lain SDM di dinas Kehutanan dan Perkebunan masih kurang dilihat dri profesionalismenya maupun di lihat dari jumlah pegawainya. Hambatan lain adalah belum optimalnya sistem informasi manajemen Hutbun yang dapat dijadikan dasar perencanaan pembangunan kehutanan dan perkebunan yang baik dan benar. Selain itu data potesi Hutbun belum tersedia secara akurat sebagai bahan perumusan dan penyusunan kebijakan dalam pengusahaan Hutbun. Pemanfaatan sumber daya hutan d an perkebunan cenderung masih kurang memperhatikan masyarakat sekita hutan dan perkebunan telah memicu konflik sosial yang menimbulkan tuntutan untuk merambah kawasan hutan dan perkebunan. Kualitas pegawai Dishutbun belum memadai sesuai dengan kebutuhan dan pendayagunaan tenaga yang optimal serta kemampuan pemerinta daerah untuk membiayai pembangunan Hutbun masih terbatas; Upaya yang telah dilakukan oleh oleh Para Pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis untuk mengatasi hambatan tersebut dalam menciptakan kinerja dilihat dari Aspek Kualitas SDM dengan cara peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan, baik secara formal maupun informal. Kata Kunci: kinerja pegawai,
kualitas sumber daya manusia (SDM)
PENDULUAN Sumber daya hutan dan kebun telah berfungsi sebagai salah satu sistem penyangga kehidupan, yang pada hakekatnya merupakan amanah dan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dikelola dengan bijaksana agar mampu memberikan kontribusi dan manfaat secara optimal dan lestari. Oleh karena itu diharapkan, sumberdaya hutan dan kebun dapat berfungsi sebagai paru-paru dunia serta
penyeimbang
iklim
global
dimana 1
keanekaragaman
fungsi
dan
keanekaragaman hayati sumberdaya hutan dan kebun keberadaannya perlu dipertahankan. Selama dekade terakhir, manfaat sumberdaya hutan dan kebun telah menjadi modal utama pembangunan ekonomi nasional maupun ekonomi riil pada tataran lokal (daerah) karena telah memberi dampak positif antara lain terhadap peningkatan devisa negara, peningkatan ekonomi masyarakat pedesaan, penyerapan tenaga kerja dan mendorong pengembangan wilayah serta pertumbuhan ekonomi wilayah. Namun semua
itu tidak akan
tercapai apabila tidak didukung oleh
keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang menunjang terciptanya kinerja. Hasil studi pendahuluan diketahui bahwa kondisi Dinas Kehutanan dan Kehutanan Kabupaten Ciamis diantaranya adalah tingkat pendidikan pegawai yang masih beragam dari lulusan Sarjana, Diploma, SMA, SMP, dan SD, sehingga pengetahuan di bidang kehutanan dan perkebunan belum sepenuhnya dikuasai, sarana dan prasana yang mendukung dalam kegiatan pelayanan belum memadai. Untuk mendukung tujuan sasaran pembangunan kehutanan dan perkebunan tersebut terdapat strategi pembangunan kehutanan dan perkebunan diantaranya adalah arah peningkatan profesionalisme dan kompetensi sumber daya manusia diarahkan kepada peningkatan pengetahuan dan kompetensi untuk meningkatkan pelayanan dan pembinaan pada masyarakat. Berikut ini daftar pegawai di Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Ciamis dilihat dari kualitas pendidikan. Tabel 1.1 Daftar Pegawai di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis. No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase Pasca Sarjana (S2) 3 3,13 Sarjana (S1) 15 15,63 Diploma (D3) 27 28,13 SMA/SMK 35 36,46 SMP/MTs 16 16,67 SD Jumlah 96 100,00 Sumber data : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis Tahun 2012 2
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa jenjang pendidikan yang paling banyak dimiliki oleh pegawai dinas Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Ciamis adalah SMA/SMK. Hal ini menunjukkan bahwa masih lemahnya kualitas SDM di lembaga ini. Sebab kualitas SDM seseorang salah satunya dilihat dari jenjang pendidikan yang telah dialaminya. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang telah ditempuh, maka akan semakin professional seseorang dalam bekerjanya. Untuk lebih jelasnya perbandingan kualitas SDM berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat dalam grafik berikut. Grafik.1.1 Daftar Pegawai di dilihat dari Kualitas Pendidikan. 40 Jumlah Prosentase
35 30 25 20 15 10 5 0 Pasca Sarjana Sarjana (S2) (S1) Diploma (D3)
SMA/SMK
SMP/MTs
SD
Grafik di atas menunjukkan bahwa jenjang pendidikan yang dimiliki pegawai dengan tingkat pendidikan SMA/SMK tertinggi dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya. Hal ini menjadi bahan evaluasi, sebab pembangunan bidang kehutanan dan perkebunan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional sebagai suatu proses perubahan menuju arah yang lebih baik melalui upaya-upaya yang terencana, sehingga tujuan pembangunan kehutanan dan perkebunan dapat tercapai. Upaya-upaya tersebut dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melihat berbagai potensi, kendala serta prespektif masa yang akan datang, sehingga strategi dan arah pembangunan kehutanan dan perkebunan dapat dicanangkan dengan lebih baik melalui program-program dan kegiatankegiatan yang terpadu dan terencana. Oleh karena itu pembangunan kehutanan 3
dan perkebunan di Kabupaten Ciamis pun merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari
rencana-rencana
pembangunan
nasional,
provinsi
dan
pemerintahan kabupaten. Kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonoomi. (Armstrong dan Baron, 1998:15), dalam Wibowo (2007:2). Konsep kinerja pada dasarnya merupakan perubahan atau pergeseran paradigma dari konsep produktivitas, dimana produktivitas adalah untuk menyatakkan kemampuan seseorang atau organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran yang akan dicapai. (Sudarmanto, 2009:7) Bertitik tolak dari uraian di atas, ingin diketahui sejauhmana tingkat persepsinal kinerja pegawai dilihat dari aspek kualitas sumber daya manusia dalam pembangunan kehutanan dan perkebunan. Dengan demikian peneliti sangat berminat untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis di lihat dari Aspek Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomologi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau suatu fenomena yang terjadi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Kinerja Pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis dilihat dari Aspek Kualitas SDM Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa
sebagian besar
kinerja pegawai dinas kehutanan dan perkebunan berdasarkan aspek kualitas SDM masih perlu peningkatan. Hal ini tampak dari jawaban responden berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut. 4
Jawaban responden terhadap indikator ketergantungan pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya diperoleh 70%, menyatakan bahwa kualitas SDM berdasarkan tupoksi yang ada masih relatif relative baik, tetapi tidak merata di setiap bidang. Masih ada pegawai yang bekerja belum sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Jawaban responden terhadap indikator pegawai mengantisipasi instruksi yang diberikan oleh atasan diperoleh 35% responden menyatakan bahwa “Sedikit kurang baik, tetapi diupayakan maksimal”. Sedangkan 65% menyatakan “Cukup baik dan sesuai dengan apa yang diperintahkan”. Jawaban responden terhadap indikator tingkat kehadiran pegawai dinas Kehutanan dan Perkebunan kabupaten Ciamis 50% menyatakan bahwa “Masih kurang, meski telah melalui peringatan secara ketat”. Sedangkan 50% menyatakan “ sudah baik”. Jawaban responden terhadap indikator kemampuan bekerjasama antara pegawai diperoleh 30% responden menyatakan bahwa “kerjasama masih kurang dan perlu ditingkatkan baik se bidang maupun antar bidang”. Sedangkan 50% menyatakan “ cukup baik”, dan sebagian
lagi
tidak
memberikan komentar. Jawaban responden terhadap indikator kemampuan pegawai diperoleh jawaban 17% responden menyatakan bahwa “cukup baik”. Sedangkan 50% menyatakan “Adakalanya pola pikir pegawai lebih baik dari pada kondisi yang ada”. Jawaban responden terhadap indikator kemampuan berpikir pegawai diperoleh jawaban 25% responden yang berada di Dinas Kehutanan dan Perkebunan ditingkatkan”.
Kabupaten
Ciamis,
menyatakan
bahwa
“masih
perlu
Sedangkan 25% menyatakan “ sudah baik” dan 50%
tidakmemberikan komentar. Jawaban responden terhadap indikator inisiatif pegawai
diperoleh
jawaban 24% responden menyatakan bahwa “Produktivitas kerja pegawai dinas belum menghasilkan secara maksimal, karena kemampuan masalah
5
perkebunan belum secara menyeluruh dikuasai oleh pegawai dinas Sedangkan 25% menyatakan “ sudah baik” dan 51% tidakmemberikan komentar. Jawaban responden terhadap indikator produktivitas pekerjaan pegawai diperoleh jawaban 40% responden menyatakan bahwa “ kemampuan pegawai untuk melaksanakan belajar masih kurang”, Sedangkan 50% menyatakan “ sudah baik” dan 10% tidakmemberikan komentar Jawaban responden terhadap indikator kemampuan pegawai dalam melaksanakan
pekerjaan diperoleh jawaban 35% responden, menyatakan
bahwa “mampu beradaptasi, Sedangkan 35% menyatakan “ sudah baik” dan 30% tidak memberikan komentar. Jawaban responden terhadap indikator kemampuan beradaptasi dalam melaksanakan pekerjaan diperoleh jawaban 22% responden yang berada di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis, menyatakan bahwa “Kurang mencapai standar yang diharapkan” Sedangkan 50% menyatakan “sudah baik” dan 28% tidak memberikan komentar. Jawaban responden terhadap indikator pencapaian standar kualitas diperoleh jawaban 30% responden yang berada di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis, menyatakan bahwa “Secara disiplin keilmuan Dishutbun baik, tetapi penempatannya belum sesuai” Sedangkan 45% menyatakan “ sudah baik” dan 25% tidakmemberikan komentar Jawaban responden terhadap indikator kemampuan pegawai dalam mencapai harapan manajemen diperoleh jawaban 40% responden, menyatakan bahwa “Masih rendah, karena kurang diadakannya pertemuan-pertemuan teknis di tingkat Dinas”, Sedangkan 35% menyatakan “ sudah baik” dan 25% tidak memberikan komentar. Jawaban responden terhadap indikator kemampuan pegawai untuk mengerti semua aspek pekerjaan
yang ada diperoleh jawaban
50%
responden, menyatakan bahwa “kemampuan pegawai untuk mengerti semua aspek pekerjaan yang ada pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis, masih perlu ditingkatkan ”, Sedangkan 20% menyatakan “ sudah baik” dan 30% tidak memberikan komentar. 6
Jawaban responden terhadap indikator Kemampuan pagawai dalam memimpin masyarakat diperoleh jawaban 47% responden, menyatakan bahwa “Relative tinggi indikatornya, berkembannya kelompok-kelompok tani di wilayah kerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan”,
Sedangkan 45%
menyatakan “ sudah baik” dan 12% tidak memberikan komentar. Jawaban responden terhadap indikator kemampuan pegawai dalam membimbing orang lain diperoleh
jawaban 50% responden, menyatakan
bahwa “kemampuan pegawai untuk mengerti semua aspek pekerjaan yang ada pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis, masih perlu ditingkatkan ”, Sedangkan 20% menyatakan “ sudah baik” dan 30% tidak memberikan komentar. Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa kualitas SDM di Dinas Kehutanan dan pekebunan kabupaten Ciamis perlu perhatian lebih serius dari pihak pemerintah, terutama dengan sumber daya yang ada di sana. Sebab SDM sangat menentukan keberhasilan program suatu instansi. Kualitas SDM di suatu negara bisa dilihat dari bagaimana masyarakatnya memenuhi kebutuhan hidup, seperti terkait aspek kesehatan maupun pendidikan. Semakin baik tingkat kesehatan penduduk suatu negara maka akan berhubungan positif dengan kualitas penduduk tersebut. Individu yang sehat akan memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas produksi dan konsumsi dengan baik dan optimal. Sementara individu yang mengalami gangguan kesehatan akan melakukan upaya penyembuhan terlebih dahulu, dan setelah sehat akan melakukan aktivitas produksi dan konsumsi. Jika individu sering mengalami gangguan kesehatan, maka ia akan mengalami penurunan produktivitas. Hal ini akan mempengaruhi kualitas pribadinya dalam aspek kesehatan. Di samping itu, untuk melihat kualitas SDM di suatu negara adalah dengan melihat seberapa banyak penduduk yang bisa menikmati atau mendapatkan akses mengikuti pendidikan. Semakin banyak penduduk yang bisa menikmati pendidikan hingga ke jenjang perpegawai an tinggi maka akan semakin baik kualitas SDM yang ada pada suatu negara. Ini bisa dilihat dari 7
penduduk negara maju yang kebanyakan telah menikmati pendidikan tinggi. Secara umum kualitas SDM mereka lebih unggul dibandingkan dengan negara berkembang. Pada masa lalu kualitas SDM belum mendapat perhatian serius. Dewasa ini SDM Indonesia dilihat sebagai sebuah keunggulan komparatif, yaitu SDM yang sudah tersedia apa adanya dengan jumlah penduduk yang sangat banyak. Banyaknya tenaga kerja ini mendorong persaingan yang menyebabkan tenaga mendapatkan upah yang murah. Mereka dibayar untuk keringat yang mereka keluarkan. SDM Indonesia belum dilihat sebagai sebuah keunggulan kompetitif (yang mengandalkan kemampuan intelektual). Ini juga sebagai akibat belum adanya perencanaan yang matang untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia melalui proses pendidikan. 2. Hambatan yang dihadapi
oleh Pegawai Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Ciamis dilihat dari Aspek Kualitas SDM Hambatan
yang dihadapi
oleh Pegawai Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Ciamis dilihat dari Aspek Kualitas SDM sangat jelas, ketidakseimbangan jumlah pegawai yang ada di dinas tersebut dengan beban kerja yang banyak membuat suatu pekerjaan tidak efektif. Di tambahlagi dengan pegawai yang profesional pensiun memberikan dan tidak ada lagi gantinya
membuat program semakin lamban. Dengan kata lain SDM
sangat menentukan keberhasilan suatu program. Sebab untuk menentukan kinerja seseorang akan baik atau tidaknya tergantung sejauh mana kualitas SDM pegawai di dalamnya. Menurut Bernardin (2001) dalam Sudarmanto (2009) ada enam kriteria dasar atau dimensi untuk mengukur kinerja, yaitu : a. Quality, terkait dengan proses atau hasil mendekati sempurna/ideal dalam memenuhi maksud akan tujuan. b. Quantity, terkait dengan satuan jumlah atau kuantitas yang dihasilkan. c. Timelines, terkait dengan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan aktifitas atau menghasilkan produk. 8
d. Cost-effectivines,terkait dengan tingkat penggunaan sumber-sumber organisasi (uang, orang, material, teknologi) dalam mendapatkan atau memperoleh hasil atau pengurangan pemborosan dalam penggunaan sumber-sumber organisasi. e. Need for supervision, terkait dengan kemampuan individu dapat menyelesaikan pekerjaan atau fungsi-fungsi pekerjaan tanpa asistensi pimpinan atau intervensi pengawasan pimpinan. f. Interpersonal impact, terkait dengan kemampuan individu dalam meningkatkan perasaan harga diri, keinginan baik dan kerjasam diantara sesama pekerja dan anak buah. 3. Upaya yang telah dilakukan oleh oleh Para Pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis untuk mengatasi hambatan tersebut dalam menciptakan kinerja dilihat dari Aspek Kualitas SDM Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh oleh Para Pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis untuk mengatasi hambatan tersebut dalam menciptakan kinerja dilihat dari Aspek Kualitas SDM, seperti halnya
mengikutsertakn pegawai untuk melakukan pelatihan
yang
diselenggarakan baik di daerah maupun dipusat, sehingga kompetebsi yag dimiliki oleh pegawai meningkat. Pendidikan
dan
pelatihan
merupakan
proses
peningkatan
keterampilan kerja baik teknis maupun manajerial. Pendidikan berorientasi pada teori, dilakukan di dalam kelas berlangsung lama, dan biasanya menjawab why. Latihan berorientasi pada praktek. Pada dasarnya manusia ingin kemajuan, baik karena dorongan biologis maupun dorongan psikologis. Keinginan-keinginan manusia demikian akan dapat terpenuhi melalui suatu sistem belajar. Dalam kontek ini Strauss dalam Moenir, (1994:161) “mengemukakan bahwa kinginan terhadap ilmu pengetahuan adalah suatu kebutuhan dasar manusia”. Dalam
lingkungan
kerja
kesempatan
memperoleh
ilmu
dan
keahlian/keterampilan bagi pegawai/pekerja disediakan melalui suatu sistem pendidikan dan latihan (formal). Tujuan penyelenggaraan pendidikan dan atau 9
latihan dalam suatu organisasi ialah 1). Memelihara dan meningkatkan kecakapan dan kemampuan dalam menjalankan tugas/pekerjaan, baik pekerjaan lama maupun baru, baik dari segi peralatan maupun metode. 2) menyalurkan keinginan pegawai untuk maju dari segi kemampuan, dan memberikan rasa kebanggan kepada mereka. Sungguhpun pendidikan dan latihan ini tidak sama artinya, namun banyak persamaannya, kedua-duanya berhubungan dengan pemberian bantuan kepada para pegawai, agar pegawai tersebut dapat berkembang ketingkat kecerdasan, pengetahuan dan kemampuan yang lebih tinggi. Ada beberapa istilah yang hampir bersamaan makna, manfaatnya maupun prosesnya dengan istilah “training” (pelatihan), seperti pendidikan, dan pengembangan (education, training dan development). Pendidikan (education) adalah pembelajaran yang dipersiapkan untuk meningkatkan pelaksanaan pekerjaan pada masa yang akan datang atau meningkatkan seseorang untuk dapat menerima tanggung jawab dan/atau tugas-tugas baru.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Kualitas SDM di Dinas Kehutanan dan pekebunan kabupaten Ciamis masih perlu ditingkatkan baik
dalam (1) kehandalan dan kehadiran; (a)
ketergantungan pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya; (b) pegawai mengantisipasi instruksi yang diberikan oleh atasan; (c) tingkat kehadiran pegawai dinas Kehutanan dan Perkebunan kabupaten Ciamis: (2) Sikap Pribadi: (a) kemampuan bekerjasama antara pegawai; (b) kemampuan pegawai; (c) kemampuan berpikir pegawai ; (d) inisiatif pegawai; (e) Kebiasaan Kerja; (g) produktivitas pekerjaan; (3) kemampuan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan; (a) kemampuan beradaptasi dalam melaksanakan pekerjaan; (b) pencapaian standar kualitas; (c) kemampuan pegawai dalam mencapai harapan manajemen; (d) kemampuan pegawai untuk mengerti semua aspek pekerjaan
yang ada. (4) Kepemimpinan: (a) Kemampuan
10
pagawai dalam memimpin masyarakat; (b) kemampuan pegawai dalam membimbing orang lain; 2. Hambatan apa yang dihadapi pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis dilihat dari Aspek Kualitas SDM adalah aspek SDM yang kurang. Dengan kata lain SDM di dinas Kehutanan dan Perkebunan masih kurang dilihat dri profesionalismenya maupun di lihat dari jumlah pegawainya.
Hambatan lain adalah belum optimalnya sistem informasi
manajemen Hutbun yang dapat dijadikan dasar perencanaan pembangunan kehutanan dan perkebunan Hutbun
yang
baik dan benar. Selain itu data potesi
belum tersedia secara akurat sebagai bahan
perumusan
dan
penyusunan kebijakan dalam pengusahaan Hutbun. Pemanfaatan sumber daya hutan d an perkebunan cenderung masih kurang
memperhatikan
masyarakat sekita hutan dan perkebunan telah memicu konflik sosial yang menimbulkan
tuntutan untuk merambah kawasan hutan dan perkebunan.
Kualitas pegawai Dishutbun belum memadai sesuai dengan kebutuhan dan pendayagunaan tenaga yang optimal serta kemampuan pemerinta daerah untuk membiayai pembangunan Hutbun masih terbatas. 3. Upaya yang telah dilakukan oleh oleh Para Pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis untuk mengatasi hambatan tersebut dalam menciptakan kinerja
dilihat dari Aspek Kualitas SDM dengan cara
peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan, baik secara formal maupun informal. Seperti halnya: (1) Mengikut sertakan pegawai dinas kehutanan dan perkebunan untuk mengikuti Diklat Pengenalan Jenis Flora Dan Fauna; (2) Mengikut sertakan pegawai dinas kehutanan dan perkebunan untuk mengikuti Diklat Perencanaan Pembukaan Wilayah Hutan; (3) Mengikut sertakan pegawai dinas kehutanan dan perkebunan untuk mengikuti Diklat Metodologi Penyuluhan Bagi Polhut; (4) Mengikut sertakan pegawai dinas kehutanan dan perkebunan untuk mengikuti Diklat Sistem Informasi Geografis (Sig) Bag] Analis; (5) Mengikut sertakan pegawai dinas kehutanan dan perkebunan untuk mengikuti Diklat Inventarisasi Hutan; (6) Mengikut sertakan pegawai dinas kehutanan dan perkebunan untuk mengikuti Diklat 11
Budidaya Lebah Madu; (7) Mengikut sertakan pegawai dinas kehutanan dan perkebunan untuk mengikuti Diklat Penataan Zonasi Kawasan Konservasi; (8) Mengikut sertakan pegawai dinas kehutanan dan perkebunan
untuk
mengikuti Diklat Penjenjangan Polhut Pelaksana Lanjutan; dam (9) Mengikut sertakan pegawai dinas kehutanan dan perkebunan untuk mengikuti Diklat Sistem Informasi Geografis (Sig) Bagi Operator. DAFTAR PUSTAKA
Moenir, 1994. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung : Rafika Aditama Sudarmanto, 2009. Perilaku Dalam Organisasi, Jilid I, Edisi 7. Jakarta: Erlangga Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta : Rajawali Press.
12
ANALISIS KINERJA PEGAWAI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN CIAMIS DILIHAT DARI ASPEK KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat Menempuh Ujian Sidang Megister
Oleh Dadang Haedarusman NIM: 82301112006 Program Studi Magister Manajemen
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS GALUH 2013 13
ANALISIS KINERJA PEGAWAI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN CIAMIS DILIHAT DARI ASPEK KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Oleh Dadang Haedarusman NIM. 82301112006 Program Studi Magister Manajemen Lembar pengesahan Artikel ini disetujui untuk dimuat dalam e-jurnal
Oleh Ketua program Studi Magister Manajemen
DEDE ABDUL ROZAK, SE,,M.Si
Ciamis, ………….April 2013
14