ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI ANTARA WILAYAH UTARA DAN SELATAN PROVINSI JAWA TIMUR Warda Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya
This research aimed to know disparity of economic growing in East Java Province between Regency. The data was analyzed with Kuadran System, Williamson Indeks, Entrophy Theil Indeks and the proof of Kuznets Hypothesis. Sampel taken by using technique survey all regency in East Java Province, the sampel divide into two part, North-Side and South-side East Java Province. From the research, can conclussion that in 2011 Kediri city, Malang city, Madiun city, Surabaya city and Gresik regency are in First Kuadran (high growth and high income). The area that categorize into high income but low growth are Sidoarjo regency, Probolinggo city and Mojokerto city. Malang, Mojokerto, Bojonegoro, Tuban regency and Batu city can categorized into high growth but low income, meanwhile the area categorized into low income and low growth are Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Lumajang, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Jombang, Nganjuk, Magetan, Lamongan, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Blitar, Kediri, Ngawi, Jember and Madiun regency and also two city they are Pasuruan and Blitar. According to Williamson Index, East Java Province have increasing disparity in growing of economic but Entrophy Theil Index categorized that East Java Province have decreasing disparity of growing in economic. Based on Williamson and Entrophy Theil Index, East Java Province is not categorized based on Kuznets Hypothesis. Keywords: Income, Growth, Disparity development
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketimpangan pembangunan ekonomi antar kabupaten yang terjadi di Provinsi Jawa Timur. Teknik analisa data menggunakan sistem Kuadran (Tipologi Klassen), Indeks Williamson, Indeks Entropi Theil, dan Hipotesis Kuznets. Teknik sampel yang digunakan adalah seluruh kabupaten/kota yang berada di Provinsi Jawa Timur, sampel tersebut dibagi menjadi dua bagian, wilayah utara dan wilayah selatan Provinsi Jawa Timur. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada tahun 20011, Kota Kediri, Kota Malang, Kota Madiun, Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya berada dikuadran I (pertumbuhan dan pendapatan yang tinggi). Wilayah yang termasuk kategori berpendapatan tinggi, namun pertumbuhannya rendah antara lain Kabupaten Sidoarjo, Kota Probolinggo dan Kota Mojokerto. Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten
Bojonegoro, Kabupaten Tuban dan Kota Batu dapat dikategorikan di daerah yang pertumbuhannya tinggi namun berpendapatan rendah. Sedangkan wilayah yang termasuk kategori berpendapatan rendah dan pertumbuhan ekonomi rendah adalah Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Lumajang, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Jombang, Nganjuk, Magetan, Lamongan, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Blitar, Kediri, Ngawi, Jember, Madiun, serta Kota Pasuruan dan Kota Blitar. Berdasarkan Indeks Williamson, Provinsi Jawa Timur mengalami kenaikan ketimpangan pembangunan ekonomi, namun berdasarkan Indeks Entropi Theil Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan ketimpangan pembangunan ekonomi. Berdasarkan Indeks Williamson dan Indeks Entropi Theil, Hipotesis Kuznets tidak berlaku di Provinsi Jawa Timur. Kata kunci: PDRB, pertumbuhan ekonomi, ketimpangan pembangunan
Indonesia
merupakan
negara
aspek
pembangunan
lainnya.
Jika
dengan tingkat keberanekaragaman yang
pertumbuhan berlangsung secara efektif
tinggi, dimana setiap daerah memiliki
dan berkelanjutan, maka daerah-daerah
potensi
lain akan terpacu untuk tumbuh dan
alam,
ekonomi
sosial
dan
budaya yang berbeda-beda. Beragamnya
berkembang (Mopangga, 2010)
potensi dan karakteristik sumber daya
Pertumbuhan ekonomi Provinsi
tersebut menyebabkan tidak meratanya
Jawa
pembangunan
delapan dari tiga puluh tiga provinsi di
antar
daerah.
Timur
menempati
Indonesia.
wilayah pada hakekatnya membutuhkan
ekonomi
pertumbuhan, efisiensi, pemerataan dan
mengungguli provinsi lain yang berada
berkelanjutan.
di Pulau Jawa. Namun dibalik tingginya pertumbuhan
itu,
ke
Pembangunan yang dilakukan di setiap
Keberhasilan suatu pembangunan
Selain
posisi
Provinsi
pertumbuhan Jawa
ekonomi
Timur
tersebut,
dapat dilihat dari berbagai aspek, antara
ketimpangan pembangunan yang terjadi
lain
hukum,
di Provinsi Jawa Timur pun cukup
aspek
sosial
budaya,
pertumbuhan
ekonomi,
penanganan
tinggi. Daerah perkotaan dan kabupaten
ketimpangan,
serta
pengentasan
di sekitar Kota Surabaya pada umumnya
kemiskinan. menjadi
Pertumbuhan indikator
ekonomi
memiliki pendapatan per kapita yang
keberhasilan
lebih tinggi, serta tingkat kemiskinan
pembangunan yang umum karena dapat
yang
lebih
rendah
dibandingkan
diukur secara kuantitatif dan mendorong
kabupaten yang terletak di bagian
selatan Jawa Timur, daerah tapal kuda
Berdasarkan data yang diperoleh dari
serta Madura.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, rata-rata Pendapatan Domestik
Secara umum laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2011, sebagian besar kabupaten/kota yang berada di wilayah utara Jawa Timur memiliki pertumbuhan ekonomi diatas angka pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa
Timur
(7,22
persen).
Kabupaten/kota tersebut antara lain: Kabupaten
Tuban
(7,24
persen),
Kabupaten Bojonegoro (9,20 persen), Kabupaten Gresik (7,39 persen), Kota Surabaya
(7,65
persen),
Kabupaten
Mojokerto (7,23 persen), Kabupaten Malang (7,35 persen), Kota Kediri (7,93 persen), Kota Malang (7,22 persen), Kota Madiun (7,29 persen) dan Kota Batu
(8,17
kabupaten/kota
persen).
Sedangkan
yang
memiliki
pertumbuhan ekonomi dibawah angka pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur, mayoritas berada di wilayah selatan Jawa Timur dan Madura. Selain pertumbuhan
menggunakan ekonomi,
perbedaan
menjadi salah satu indikasi adanya pembangunan
Provinsi Jawa Timur tahun 2009 sampai 2011
sebesar
Rp
20,32
juta.
Kabupaten/kota yang memiliki rata-rata PDRB per kapita diatas Provinsi Jawa Timur antara lain: Kota Surabaya (Rp 76,73 juta), Kota Madiun (Rp 29,29 juta), Kota Mojokerto (Rp 23,83 juta), Kota Probolinggo (Rp 22,15 juta), Kota Malang (Rp 39,45 juta), Kota Kediri (Rp 228,7 juta), Kabupaten Gresik (Rp 33,38 juta) dan Kabupaten Sidoarjo (Rp 30,92 juta). Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki rata-rata PDRB per kapita relatif rendah pada tahun 2009 sampai 2011 dibawah Rp 10 juta antara lain: Kabupaten
Pacitan,
Kabupaten
Ponorogo,
Kabupaten
Trenggalek,
Kabupaten Kediri, Kabupaten Ngawi, Kabupaten
Bangkalan,
Kabupaten
Sampang dan Kabupaten Pamekasan. Perbedaan tingkat pendapatan per kapita yang sangat mencolok ini menjadi salah satu indikasi adanya ketimpangan
laju
tingkat pendapatan per kapita bisa
ketimpangan
Regional Bruto (PDRB) per kapita
wilayah
utara dan selatan Provinsi Jawa Timur.
pembangunan yang diakibatkan oleh tingginya konsentrasi aktivitas ekonomi pada pusat-pusat pertumbuhan wilayah tersebut. Wilayah yang memiliki ratarata PDRB per kapita yang relatif tinggi
juga
mendominasi
wilayah
utara
Kondisi
tersebut
menunjukkan
Provinsi Jawa Timur. Secara geografis,
bahwa
Madura terletak di bagian utara Provinsi
pembangunan
Jawa
pertumbuhan
kabupaten/kota yang berada di wilayah
ekonominya belum berkembang secara
utara dan selatan Provinsi Jawa Timur.
maksimal.
Ketimpangan ekonomi antar daerah
Timur
namun
terjadi
ketimpangan
ekonomi
antara
antara potensi dan tingkat kesejahteraan Kesenjangan antara wilayah utara dan selatan Provinsi Jawa Timur tidak bisa
dipungkiri,
pembangunan utara.
akibat
bertumpu
Proyek
alokasi
di
wilayah
pembangunan
jalan
terpusat di wilayah utara, sedangkan di wilayah selatan sebagian besar masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan listrik. Kesenjangan keadaan tersebut menyebabkan wilayah utara menanggung beban lingkungan dan sosial, sebagai konsekuensi pusat-pusat perekonomian
di
wilayah
utara.
Demikian pula dengan daya dukung infrastruktur yang semakin hari semakin kurang
memadai
(seiring
pesatnya
pertumbuhan penduduk). Jalur distribusi yang
bertumpu
di
wilayah
utara
mengakibatkan jalan-jalan di wilayah utara semakin cepat rusak dan upaya pengembangan berhadapan
infrastruktur dengan
baru
kebutuhan
ketahanan pangan dimana lahan-lahan pertanian perlu tetap dipertahankan.
tersebut dapat menimbulkan masalah dalam hubungan antar daerah. Arus modal mempunyai logika sendiri untuk berakumulasi
di
lokasi-lokasi
mempunyai
prospek
yang tingkat
pertumbuhan yang lebih tinggi dan tingkat
risiko
yang
lebih
rendah,
sehingga tidak dapat dihindari jika arus modal lebih terkonsentrasi di daerahdaerah kaya sumber daya alam, dan kota-kota besar yang prasarananya lebih lengkap.
Untuk
itulah
diperlukan
pembangunan daerah yang merupakan bagian dari Untuk
pembangunan
meningkatkan
nasional
harus
nasional.
pembangunan
didukung
dengan
perencanaan pembangunan daerah yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dalam rangka mewujudkan keserasian dan
keseimbangan
pembangunan
nasional. Berdasarkan
latar
belakang
masalah diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2009
disertai
sampai 2011?, (2) Bagaimana struktur
Keberhasilan program pembangunan di
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa
negara
Timur menurut Tipologi Klassen?, (3)
dimulai berdasarkan tinggi rendahnya
Seberapa besar tingkat ketimpangan
tingkat
pembangunan ekonomi antara wilayah
pendapatan nasional. Menurut Smith,
utara dan selatan Provinsi Jawa Timur?,
pertumbuhan merupakan sebuah proses
(4) Apakah Hipotesis Kuznets berlaku di
yang
Provinsi Jawa Timur ?, (5)Kebijakan
kemakmuran sebagai akibat kemajuan di
apa
bidang pertanian, industri manukfatur
yang
kepada
dapat
direkomendasikan
pemerintah
daerah
untuk
dengan
sedang
pembangunan.
berkembang
pertumbuhan
bersifat
sering
output
kumulatif.
dan
Apabila
dan perniagaan, kemakmuran itu akan
mengurangi ketimpangan pembangunan
menarik
ke
pemupukan
yang terjadi antara wilayah utara dan
kemajuan
selatan Provinsi Jawa Timur?.
penduduk, perluasan pasar, pembagian
teknik,
modal,
meningkatnya
kerja, dan kenaikan keuntungan secara terus menerus (Jhingan 2010:84).
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan
ekonomi
adalah
proses kenaikan output per kapita dalam
Pembangunan Ekonomi
jangka panjang. Dalam hal ini proses
Pembangunan
mendapat
penekanan
mengandung
unsur
Pertumbuhan
ekonomi
karena dinamis.
pada
umumnya dapat didefinisikan sebagai suatu
proses
yang
menyebabkan
hanya
kenaikan pendapatan riil per kapita
diukur dengan pertambahan Produk
penduduk suatu negara dalam jangka
Domestik Bruto (PDB) dan PDRB saja,
panjang yang disertai perbaikan sistem
melainkan juga diberi nilai yang bersifat
kelembagaan
immaterial seperti kenikmatan, kepuasan
Keberhasilan pembangunan dapat dilihat
dan kebahagiaan dengan rasa aman dan
dari pertumbuhan ekonomi, struktur
tentram yang dirasakan oleh masyakat
ekonomi,
(Arsyad, 2010:143).
ketimpangan
Pada
umumnya
tidak
ekonomi
Arsyad
dan
semakin pendapatan
(2010:58).
kecilnya antar
pembangunan
penduduk, antar daerah dan antar sektor.
selalu disertai dengan pertumbuhan,
Tujuan utama pembangunan ekonomi
namun
adalah
pertumbuhan
belum
tentu
menciptakan
tingkat
pertumbuhan PDB dan diikuti dengan
Penelitian Terdahulu
pemberantasan
kemiskinan,
Penelitian
ketimpangan
penanggulangan
ketimpangan,
pembangunan ekonomi telah dilakukan
penyediaan lapangan kerja, peningkatan
oleh Miradani dengan judul Perencanaan
mutu pendidikan, peningkatan standar
Pembangunan
hidup kesehatan dan nutrisi.
Jawa Timur. Tujuan penelitian ini adalah
Agroindustri
Provinsi
untuk mengetahui bagaimana kondisi ketimpangan
Pembangunan Daerah Pembangunan
ekonomi
daerah
adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya
mengelola
melalui
wilayah
kajian
Jawa
keterkaitan
Timur sektoral
wilayah antar kota dan kabupaten. Hasil
penelitian
menunjukkan
setiap sumber daya yang ada dan
bahwa Jawa Timur merupakan provinsi
membentuk suatu pola kemitraan antara
dengan jumlah daerah tertinggal paling
pemerintah daerah dengan sektor swasta
besar di Pulau Jawa. Delapan kabupaten
untuk menciptakan suatu lapangan kerja
dinyatakan tertinggal karena kurang
baru dan merangsang perkembangan
memenuhi
kegiatan
ekonomi
kemiskinan, IPM dan skala fiskal.
ekonomi)
dalam
(pertumbuhan wilayah
tersebut
(Arsyad, 2010:354).
Kabupaten
aksesbilitas,
tertinggal
infrastruktur,
berlokasi
di
wilayah selatan Jawa Timur. Penelitian
Dari pengertian tersebut dapat
ini memiliki implikasi bahwa daerah
ditarik kesimpulan bahwa pembangunan
perkotaan dan kabupaten di sekitar Kota
ekonomi merupakan suatu proses dimana
Surabaya
pemerintah
pendapatan per kapita, perrtumbuhan
daerah
menggerakkan
pada
dan
umumnya
Indeks
memiliki
otonomi daerahnya untuk bekerjasama
ekonomi
Pembangunan
dengan masyarakat dan sektor swasta
Manusia yang lebih tinggi dibandingkan
dalam mengelola sumber daya yang ada.
kabupaten yang terletak di bagian
Adanya kerjasama ini diharapkan dapat
selatan Jawa Timur dan daerah Tapal
menciptakan pertumbuhan perekonomian
Kuda. Sedangkan delapan kabupaten
yang merata di wilayah tersebut.
yang berada di wilayah selatan Jawa Timur termasuk daerah tertinggal. Penelitian yang dilakukan oleh Prapti dalam judul Keterkaitan antara
Pertumbuhan Ekonomi dan Distribusi
Banyuwangi. Sedangkan wilayah utara
Pendapatan. Tujuan penelitian ini adalah
Provinsi Jawa Timur terdiri dari 21
untuk
kabupaten/kota, antara lain Kabupaten:
mengetahui
keterkaitan
bagaimana
pertumbuhan
Ponorogo,
kesenjangan
Situbondo,
Probolinggo,
Pasuruan,
pendapatan di kabupaten/kota di Jawa
Sidoarjo,
Mojokerto,
Jombang,
Tengah. Berdasarkan hasil penelitian
Nganjuk, Madiun, Magetan, Ngawi,
dan analisis data dapat disimpulkan
Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik,
bahwa: (1) Meningkatnya pertumbuhan
Bangkalan,
ekonomi
Sumenep dan Kota: Kediri, Blitar,
ekonomi
tingkat
pola
dan
tingkat
akan
diikuti
dengan
Kediri,
Bondowoso,
Sampang,
Pamekasan,
meningkatnya kesenjangan pendapatan
Malang,
penduduk
Mojokerto, Madiun, Surabaya dan Batu.
di
sebagian
besar
kabupaten/kota di Jawa Tengah. (2) Selama
periode
tahun
Probolinggo,
Pasuruan,
Model analisis yang digunakan
2001-2004,
antara lain: (1) Tipologi Klassen yang
sebagian besar kabupaten/kota di Jawa
digunakan peneliti untuk mengetahui
Tengah mengalami pergeseran tipologi
pola dan struktur pertumbuhan ekonomi,
keterkaitan antara tingkat pertumbuhan
(2) Indeks Williamson yang digunakan
ekonomi dengan tingkat kesenjangan
peneliti untuk mengetahui
pendapatan (pergeseran posisi kuadran).
besar tingkat ketimpangan pembangunan
seberapa
ekonomi, (3) Hipotesis Kuznets yang digunakan peneliti untuk mengetahui
METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan jenis
penelitian
dengan
kesenjangan pendapatan dan tingkat
pendekatan kuantitatif dan analisis data
pendapatan per kapita yang berbentuk
sekunder. Cakupan wilayah penelitian
kurva
adalah
di
pengumpulan data dalam penelitian ini
29
yaitu studi kepustakaan yang diperoleh
wilayah kabupaten dan 9 kota. Kawasan
bedasarkan buku dan literatur yang
Pantai Selatan (Pansela) Jawa Timur
relevan, serta studi lapangan dengan
terdiri dari 8 kabupaten yaitu: Pacitan,
menggunakan teknik dokumentasi dari
Trenggalek,
instansi Badan Pusat Statistik.
Provinsi
Malang,
seluruh Jawa
deskriptif
apakah terdapat relasi antara tingkat
Kabupaten/Kota Timur,
meliputi
Tulungagung, Lumajang,
Jember,
Blitar, dan
U-Terbalik.
Adapun
teknik
HASIL
PENELITIAN
DAN
nasional yakni sebesar 6,2 persen,
PEMBAHASAN
didukung oleh pertumbuhan pada sektor
Hasil Analisis Data
perdagangan, hotel dan restoran sebesar
Pertumbuhan Ekonomi Jatim
10,67 persen, sektor pengangkutan dan
Letak geografis Provinsi Jawa
komunikasi sebesar 10,07 persen dan
Timur yang berada di wilayah strategis
sektor pertambangan dan penggalian
sangat
sebesar
menguntungkan
bagi
9,18
persen.
Perekonomian
perkembangann ekonomi Jawa Timur.
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2011
Berikut ini laju pertumbuhan ekonomi
menunjukkan kinerja yang semakin
Jawa Timur periode tahun 2009 sampai
meningkat.
2011.
Provinsi Jawa Timur tumbuh menjadi Pada tahun 2009 kondisi pasar
Pertumbuhan
ekonomi
7,22 persen. Pertumbuhan ini didukung
kurang kondusif sebagai dampak dari
oleh
krisis, pertumbuhan ekonomi sebesar
perdagangan, hotel dan restoran sebesar
5,01%
oleh
10,67 persen, sektor pengangkutan dan
pertumbuhan pada sektor pengangkutan
komunikasi sebesar 10,07 persen dan
dan komunikasi yang mampu tumbuh
sektor pertambangan dan penggalian
sebesar
sebesar 9,18 persen.
persen,
12,14
pertambangan
dan
didukung
persen,
sektor
penggalian
pertumbuhan
pada
sektor
7,06
persen dan sektor jasa sebesar 6,65
Tipologi Klassen
persen. Pertumbuhan ekonomi Provinsi
Tipologi Klassen digunakan untuk
Jawa Timur tahun 2010 mengalami
menentukan
pemulihan setelah adanya krisis global.
berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan
Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
PDRB perkapita. Berikut ini Tipologi
Jawa Timur meningkat menjadi 6,68
Klasssen Provinsi Jawa Timur tahun
persen di tahun 2010 dan lebih besar
2011.
dibanding
pertumbuhan
ekonomi
klasifikasi
daerah
Tabel 4.4 Klasifikasi Daerah Menurut Tipologi Klassen kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur tahun 2011 Kuadran III (ri >r) tapi ( yi
Kuadran I (ri >r) dan (yi>y) kota/kabupaten cepat maju dan cepat tumbuh Kab Kota Kediri, Kota Malang, Kota Madiun, Kab Gresik, Kota Surabaya
Kuadran IV (ri
Kuadran II (ri
y) kota/kabupaten maju tertekan
Kab Pacitan, Kab Ponorogo, Kab Trenggalek, Kab Sidoarjo, Kota Probolinggo, Kab Tulungagung, Kab Lumajang, Kab Kota Mojokerto Banyuwangi, Kab Bondowoso, Kab Probolinggo, Kab Lamongan, Kab Bangkalan, Kab Sampang, Kab Pamekasan, Kab Sumenep, Kab Madiun, Kab Nganjuk Kab Magetan, Kab Situbondo, Kab Pasuruan, Kab Jombang, Kota Pasuruan, Kab Blitar, Kab Kediri, Kab Ngawi, Kota Blitar, Kab Jember Sumber: diolah oleh peneliti,2013 Sedangkan
pergeseran
2009 sampai 2011 bergeser ke kuadran
Tipologi Klassen untuk periode 2009
II. Minimnya investasi mengakibatkan
sampai
dari
pertumbuhan
laju
lamban. Meski di kota Kediri memiliki 3
2011
perbandingan
pola
diperoleh
antara
rata-rata
ekonomi
perusahaan
per kapita tiap kabupaten/kota dengan
rokok
Provinsi Jawa Timur. Hasil Tipologi
perusahaan Gula yakni PG Merican serta
periode 2009 sampai 2011 menunjukkan
PG Pesantren Baru dalam menopang
perbedaan
kegiatan ekonomi, namun hal itu belum
hasil
Tipologi
Klassen tahun 2011. Adapun rincian kabupaten/kota
Gudang
yaitu
Kediri
pertumbuhan dan rata-rata pendapatan
dengan
besar
Kota
Garam
perusahaan dan
dua
memadai untuk pertumbuhan ekonomi di
Kota
Kediri.
Selama
ini
laju
yang mengalami pergeseran antara lain:
perekonomian masih dikuasai oleh para
(1) Pada tahun 2011 Kota Kediri berada
pemodal besar sedangkan usaha dari
di kuadran I, namun pada periode tahun
rakyat kelas ekonomi menengah ke
bawah masih minim. (2) Kabupaten
2009 sampai periode 2011. Sedangkan
yang
di
mengalami
pergeseran
dari
Kabupaten
Lamongan
terjadi
kuadran III ke kuadran IV adalah:
penurunan jumlah pengangguran pada
Kabupaten Tuban. Sektor ekonomi yang
periode 2009 sampai 2011. Tingkat
memiliki
dalam
pengangguran di Kabupaten Lamongan
adalah
sektor
setiap tahun terus menurun secara
pertanian
dalam
signifikan, Adanya penurunan jumlah
peran
pembentukan pertanian.
besar
PDRB
Sektor
perkembangannya penurunan
mengalami
peranan
sektoral
dalam
pengangguran
ini
mengakibatkan
kemajuan aktivitas ekonomi. Sedangkan
pembentukan PDRB. Sektor pertanian
kabupaten/kota
yang
lainnya
tidak
pada tahun 2010 menyumbang sebesar
mengalami pergeseran kuadran (statis).
24,65 persen terhadap PDRB, namun pada tahun 2011 menurun menjadi 24,64 persen.
Apabila
sektor
Dari hasil penelitian diketahui
dan
bahwa besarnya ketimpangan wilayah di
pertumbuhannya lambat, maka akan
Provinsi Jawa Timur semakin meningkat
menghambat
dari
mempunyai
ekonomi
sebuah
Indeks Ketimpangan
kontribusi
tingkat
secara
besar
pertumbuhan
keseluruhan.
(3)
tahun
2009
Ketimpangan
sampai
pembangunan
2011. antara
Kabupaten yang mengalami pergeseran
wilayah selama tahun 2009 sampai 2011
dari kuadran IV ke kuadran III adalah:
dapat dianalisis dengan menggunakan
Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten
Indeks Williamson. Dalam hal ini
Lamongan.
Indeks Williamson dapat dilihat pada
Kabupaten
Trenggalek
memiliki pelabuhan ikan terbesar setelah Cilacap di Pantai Selatan Pulau Jawa. Adanya
pengembangan
Jalan
Lintas Selatan (JLS), pengembangan potensi perikanan mulai direalisasikan dengan
pembangunan
Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) di Pantai
tabel berikut Tahun IW IW IW Selatan Jatim Utara 2009 1,23 1,21 0,16 2010 1,24 1,23 0,21 2011 1,36 1,39 0,20 (Sumber: diolah oleh peneliti, 2013) Kemajuan
pembangunan
di
Prigi. Sektor pertanian (perikanan) dan
wilayah utara bukan berarti kemerataan
sektor
restoran
pembangunan juga terjadi, ketimpangan
mengalami peningkatan pada periode
pun juga semakin melebar. Adanya
perdagangan,
hotel
pemusatan
aktivitas
yang
selatan yang tidak memadai. Pergerakan
terjadi pada sebagian kota besar di
lalu lintas barang dan manusia di
wilayah utara menyebabkan disparitas
wilayah utara lebih cepat dibandingkan
pembangunan ekonomi. Wilayah selatan
wilayah selatan. Jaringan jalan sangat
Provinsi Jawa Timur memiliki nilai
berperan untuk menjamin kelancaran
ketimpangan yang relatif rendah (tidak
pergerakan
mencapai
tahunnya
produksi menuju kawasan pemasaran
mengalami peningkatan dan penurunan
maupun mobilitas penduduk antar pusat-
yang tidak terlalu signifikan.
pusat permukiman. Faktor lain yakni
1).
Setiap
Penelitian menunjukkan
ekonomi
Miradani
antara
kawasan
dari aspek geologis. Wilayah Provinsi
Jawa
Timur
Jawa
dengan
jumlah
pertemuan lempeng tektonik sehingga
daerah tertinggal paling besar di Pulau
menjadikan wilayah ini rawan bencana.
Jawa. Delapan kabupaten dinyatakan
Kondisi geologis berpengaruh pada pola
tertinggal karena kurang memenuhi
pemukiman dan aktivitas perekonomian.
merupakan
bahwa
juga
barang
provinsi
Timur
selatan
merupakan
aksesbilitas, infrastruktur, kemiskinan, IPM
dan
skala
fiskal.
Kabupaten
tertinggal berlokasi di wilayah selatan Jawa Timur.
Hipotesis U-Terbalik Kuznets Simon hipotesis
Kuznets
adanya
Kurva
membuat U-Terbalik
Dalam Laporan Akhir Evaluasi
bahwa pada awal ketika pembangunan
Kinerja Pemerinah Daerah Provinsi
dimulai, distribusi pendapatan akan
Jawa Timur tahun 2011, ketimpangan
makin tidak merata, namun setelah
pembangunan
tersebut
mencapai suatu tingkat pembangunan
faktor
tertentu, distribusi pendapatan makin
banyak
merata (Kuncoro,2006:150). Hipotesis
disebabkan antara
adanya
lain
wilayah sekitarnya
ekonomi beberapa
ketergantungan
pada
Kota
yang
terkonsentrasinya
Surabaya
disebabkan
dan
Kuznets dapat dibuktikan dengan cara
oleh
membuat grafik antara pertumbuhan
kegiatan
PDRB
dengan
angka
indeks
perekonomian di wilayah Surabaya.
ketimpangan baik Indeks Williamson
Provinsi Jawa Timur memiliki jaringan
maupun Indeks Entropi Theil.
jalan di utara dan selatan, namun infrastruktur dan prasarana di wilayah
Tabel 4.7 Pertumbuhan ekonomi,
dihasilkan oleh daerah tersebut, (3)
Indeks Williamson dan Indeks Entropi
Pengembangan
Theil tahun 2009 sampai 2011
rangka
Tahun
Pertumbuhan
IW
IET
UMKM/IKM
peningkatan
dalam
daya
beli
masyarakat kawasan utara dan selatan serta Madura di Provinsi Jawa Timur,
Ekonomi (%) 2009
5,01
1,23
2,35
2010
6,68
1,24
2,19
2011
7,2
1,36
2,20
(4) Pembangunan infrastruktur strategis diantaranya: pembangunan Jalan Lintas Selatan
Jawa
infrastruktur
Timur;
pembangunan
Pasca
Suramadu;
pembangunan Terminal Peti Kemas; dan
Sumber: diolah oleh peneliti, 2013 Dari hasil penelitian, Kurva U-
pembangunan Jalan Tol di Jawa Timur
Terbalik Kuznets tidak berlaku di
dan infrastruktur transportasi lainnya,
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2009
(5) Pembangunan Jalan Lintas Selatan
hingga 2011 karena gambar grafik tidak
yang membentang sepanjang pesisir
berbentuk huruf U terbalik.
Selatan Jawa Timur, mulai Kabupaten: Pacitan,
Beberapa penelitian terdahulu dan evaluasi
Tulungagung,
Blitar, Malang, Lumajang, Jember dan
Kebijakan pemerintah
hasil
Trenggalek,
instansi
terkait
Banyuwangi
(PACIWANGI)
diharapkan
dapat
yang
meningkatkan
pembangunan daerah telah merumuskan
pemerataan kesejahteraan masyarakat
strategi kebijakan
wilayah
pemerintah untuk
Selatan
Jawa
Timur;
mengurangi ketimpangan wilayah utara
meningkatkan aksesibilitas antar Kota,
dan selatan, kebijakan tersebut antara
aksesibilitas
lain: (1) Mengembangkan sektor-sektor
kepada pusat-pusat pelayanan umum,
yang memiliki peranan besar terhadap
sehingga akan meningkatkan pelayanan
pertumbuhan
dapat
kepada lapisan masyarakat; mampu
meningkatkan lapangan pekerjaan di
membuka peluang bagi pengembangan
daerah
(2)
kegiatan ekonomi, pemanfaatan sumber
pengembangan agribisnis dengan basis
daya alam dan pengembangan sentra-
padat karya di kawasan utara dan selatan
sentra
serta Madura agar dapat meningkatkan
aksesibilitas pada koridor dan kawasan-
daya
kawasan produktif, sehingga mampu
ekonomi
relatif
saing
dari
agar
tertinggal,
komoditi
yang
daerah-daerah
produksi;
terpencil
meningkatkan
menekan
ongkos
membuka wisata
produksi;
dan
kawasan-kawasan/obyek
potensial,
merangsang
sehingga
mampu
pengembangan
padat karya, pengembangan UMKM serta
pembangunan
infrastruktur
strategis Jalur Lintas Selatan.
kegiatan
ekonomi kerakyatan.
Saran Untuk mengejar ketertinggalan di
KESIMPULAN DAN SARAN
wilayah
Kesimpulan
hendaknya mempercepat penyelesaian
Berdasarkan
hasil
penelitian,
Jalur
selatan,
Lintas
pemerintah
Selatan.
daerah
Pembangunan
analisis dan pambahasan yang telah
berbagai infrastruktur tidak hanya selalu
dilakukan maka diperoleh kesimpulan
terfokus di kawasan Kota Surabaya.
bahwa
pertumbuhan
Timur
stahun
mengalami
2009
ekonomi
Jawa
Peranan Jalur Lintas Selatan sangat
sampai
2011
berperan penting untuk membangun
setelah
perekonomian kawasan selatan, sebab
peningkatan
mengalami krisis global, kabupaten/kota
kawasan
di Provisi Jawa Timur dapat dibagi
kekayaan alam melimpah yang dapat
menjadi
dengan
dikembangkan, seperti potensi perikanan
menggunakan Tipologi Klassen, selama
laut, pertambangan emas dan pariwisata.
periode 2009 sampai 2011 Indeks
Dengan
bangkitnya
Williamson mengalami kenaikan dan
wilayah
selatan,
secara parsial angka Indeks Williamson
ketimpangan Provinsi Jawa Timur dapat
untuk wilayah utara cenderung lebih
diminimalisir. Secara geologis, wilayah
tinggi
selatan
empat
klasifikasi
dibanding
berdasarkan
wilayah
hubungan
ketimpangan
dengan
selatan, Indeks
pertumbuhan
selatan
rawan
sehingga
memiliki
potensi
perekonomian maka
akan
tingkat
bencana
diperlukannya
alam strategi
penataan ruang yang dapat menjadi
ekonomi, hipotesis kurva U-Terbalik
alternatif
tidak berlaku di Jawa Timur, kebijakan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
yang dilakukan oleh pemerintah untyuk
Pemerintah
mengurangi ketimpangan antara lain:
mengejar pertumbuhan ekonomi yang
mengembangkan sektor yang memiliki
tinggi dalam waktu yang relatif singkat
peranan besar terhadap pertumbuhan
tanpa
ekonomi,
pembangunan
pengembangan
agribisnis
pencegahan
tidak
diiringi
bencana
terfokus
pemerataan
di
untuk
dan
berkelanjutan,
pertumbuhan yang tidak berkualitas
Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional Teori
akan semakin memperlebar ketimpangan
dan Aplikasi. Padang: Baduose
pembangunan
Media
antar
wilayah.
Perlu
adanya fokus pembangunan sumberdaya manusia dari segi pendidikan, kesehatan dan distribusi pendapatan terutama di
Sukirno,
Sadono.
Ekonomi
Pembangunan: Proses, Masalah, Dan
daerah yang relatif tertinggal.
2006.
Dasar
Kebijakan.
Edisi
Kedua. Jakarta: Kencana DAFTAR RUJUKAN Badan Pusat
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan
Statistik (BPS) Jawa
dan Penilaian Skripsi. Surabaya:
Timur.
2012.
Provinsi
Jawa
Unesa University Press
Timur
Dalam
Angka
2012.
Surabaya: BPS
Todaro, Michael. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi
Badan Pusat
Statistik (BPS) Jawa
Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Timur. 2012. Data Makro Sosial Dan Ekonomi Jawa Timur 2011. Surabaya: BPS
Universitas Brawijaya. 2011. Laporan Akhir
Evaluasi
Pemerintah Badan Pusat Statistik (BPS). 2011.
Jawa
Daerah
Timur
(Online),
Kabupaten Tuban 2011, (online),
diakses 1 Mei 2013)
2013) Jhingan. 2010. Ekonomi Pembangunan
Miradani,
Agroindustri
Grafindo Persada
(Online), Agustus
Kuncoro,Mudrajad. 2006. Ekonomika Pembangunan: Teori, Masalah
2010.
Perencanaan
Timur.
20011.
(www.bappenas.go.id,
Sukma.
dan Perencanaan. Jakarta: Raja
Provinsi
Tahun
Produk Domestik Regional Bruto
(www.bps.go.id. Diakses 27 April
Kinerja
Analisis
Pembangunan Provinsi
Majalah
Jawa
Ekonomi,
tahun XX, 2010.Hal
:
No 2 119-135
(http://repository.ipb.ac.id, diakses 10 Januari 2013)
dan Kebijakan. Jogjakarta: UPP STIM YKPN
Pemerintah
Kabupaten
Trenggalek.
2011. Perubahan Rencana Kerja
Pemerintah Tahun
Daerah
(RKPD)
2011,
(Online),
(www.trenggalekkab.go.id, diakses 1 Mei 2013) Irawan,
Dedi.
2010.
“Minimnya
Investasi, Pertumbuhan Ekonomi Kota Kediri Lamban”. Kedirijaya, edisi
15
Februari
2010,
(http://www.kedirijaya.com/, diakses 9 Mei 2013) Subhan, Mohammad. 2009. “Kawasan Selatan, Wajah Ketakberdayaan”. KOMPAS. (Online), edisi 27 April
2009,
(http://lipsus.kompas.com/, diakses 3 Februari 2013) Tarmizi, Tasrief. 2012. “Lima kabupaten di
Jatim
kategori
daerah
tertinggal”.
Antara
News,
(online), edisi 18 November 2012, (http://antaranews.com/, 25 Januari 2013)
diakses