e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015
ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD PILOTING SE-KABUPATEN GIANYAR Ni Putu Listya Dewi Lestari1, I Gede Meter2, I Gusti Agung Oka Negara3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV dalam implementasi kurikulum 2013 di SD piloting seKabupaten Gianyar, (2) mengetahui faktor penyebab kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV dalam implementasi kurikulum 2013 di SD piloting se-Kabupaten Gianyar. Penelitian ini merupakan penelitian deskiptif dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas IV di SD piloting se-Kabupaten Gianyar yang berjumlah 458 orang. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil penelitian adalah metode kuesioner atau angket dan metode wawancara. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah terdapat 18% siswa kelas IV di 7 SD piloting se-Kabupaten Gianyar yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013. Kesulitan belajar bahasa Indonesia yang terdiri dari kesulitan membaca dan kesulitan menulis. Terdapat 22% siswa yang mengalami kesulitan keterampilan membaca di SD Piloting se-Kabupaten Gianyar dan 45% pada keterampilan menulis. Kesulitan keterampilan membaca terdiri dari beberapa aspek yaitu menceritakan kembali teks yang telah dibaca, menemukan informasi dalam teks melalui kegiatan membaca, menentukan gagasan utama teks, dan membuat kesimpulan dari teks yang telah dibaca. Kesulitan keterampilan menulis terdiri dari membuat kalimat menggunakan kosa kata baku, menulis hasil pengamatan dalam bentuk paragraF sederhana, menulis pengalaman dalam bentuk paragraf, membuat penjelasan dalam bentuk tulisan menggunakan kosa kata baku, menceritakan laporan dengan tulisan, dan menulis ringkasan cerita. Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa adalah motivasi dalam diri siswa, minat untuk belajar, serta perhatian dan bimbingan orang tua. Kata kunci : kesulitan belajar bahasa Indonesia, kesulitan membaca dan menulis, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar Abstract This study is aimed to (1) know some difficulties in learning Bahasa Indonesia in 4th grade students on implementation curriculum 2013 toward piloting elementary school over Gianyar regency, (2) know factors that cause difficulties to learning Bahasa Indonesia in 4th grade students on implementation curriculum 2013 toward piloting elementary school over Gianyar regency. This study is descriptive research with 4th grade students as the subject of piloting elementary school over Gianyar regency which is consist of 458 students. The methods used to collect the result of data are questionnaire and interview method. The result of data was analysed by using qualitative descriptive analysis method. The result of this study was described as follow; there are 18% of 4th grade students in 7 piloting elementary school over Gianyar regency face some difficulties in learning Bahasa Indonesia on the
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 implementation of curriculum 2013. The difficulties are defined into two category skill, reading and writing skill. There are 22% of students who have difficulty in reading skills in 7 piloting elementary school over Gianyar regency and 45% in writing skills. The difficulty of reading skills consists of several aspects: recounted the text has been read, finding some information in a passage or text by using reading exercises, determining the main idea of the text, and make a conclusion on a passage or text. The difficulty of writing skills consists of making sentences by using basic vocabulary and correct grammar, writing observations in the form of a simple paragraph, make a recount text based on self-experience, making an explanation sentences by using basic vocabulary and correct grammar, tells the report with the inscription, and writing a summary from a text or passage. There are some factors that cause students’ difficulties on learning Bahasa Indonesia such as; lack of self-motivation, lack of interest, lack of parenting, lack of parent’s attention and lack of parent’s guidance. Keywords : the difficulties on learning Bahasa Indonesia, some difficulties on reading and writing skills, factors that cause students’ difficulties.
PENDAHULUAN Bagi sebagian besar orang terutama bagi mereka yang kesehariannya melakukan proses belajar mengajar baik itu di sekolah maupun di luar sekolah, kata pendidikan merupakan suatu yang tidak asing lagi. Karena pendidikan adalah hal penting yang harus didapatkan di dunia ini guna terwujudnya masa depan yang cerah bagi seseorang. Dalam UUR.I. No. 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal 1 (dalam Hamalik, 2012 : 2) terdapat suatu rumusan nasional tentang istilah “Pendidikan” adalah sebagai berikut : “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”. Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar di mana individu itu berada” (Sagala 2012 : 3). Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pembelajaran. Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Sagala, 2012). Proses pembelajaran ini bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang cerdas
dan dapat mempersiapkan diri menghadapi perkembangan jaman. Sehingga perlunya rancangan atau rencana untuk mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif. Ilmu-ilmu dan nilainilai menjadi tersampaikan dengan baik ke peserta didik. Rancangan tersebut adalah kurikulum. Hamalik (2012 : 18) menyatakan, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Bab 1, Ps. 1 butir 9). Isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan, dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Di Indonesia telah dilak sanakan beberapa kurikulum. Kurikulum-kurikulum tersebut selalu berusaha untuk disempurnakan demi kepentingan pendidikan di Indonesia. Muzamiroh (2013) menyatakan kurikulum-kurikulum yang telah dilaksanakan di Indonesia adalah kurikulum periode penjajahan Belanda, kurikulum periode penjajahan Jepang, kurikulum pada masa peralihan Jepang ke sekutu, kurikulum pasca kemerdekaan, rencana pelajaran terurai 1952, kurikulum periode 1964, kurikulum periode 1968, kurikulum periode 1975, kurikulum periode 1984, kurikulum periode
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 1994, kurikulum periode 2004-2006 (Kurikulum Berbasis Kompetensi), Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), dan kurikulum saat ini yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang diterapkan di setiap sekolah pada tahun 2014. Dari KTSP ke kurikulum 2013 terdapat beberapa perubahan, salah satunya yaitu pembelajaran dengan menggunakan tematik integratif (tematik terpadu). Kurikulum 2013 bersifat tematik integratif atau terpadu artinya yaitu mata pelajaran yang satu dikaitkan dengan mata pelajaran yang lainnnya dalam proses pembelajaran. Mata pelajaran dalam kurikulum 2013 yaitu pendidikan agama, IPA, IPS, matematika, bahasa Indonesia, PPKn, seni budaya dan prakarya, dan PJOK. Daryanto (2014) menyatakan dalam pembelajaran beberapa Kompetensi Dasar (KD) dan indikator dari kurikulum atau Kompetensi Inti (KI) dari beberapa mata pelajaran tersebut dikaitkan menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema. Dengan adanya kaitan tersebut maka peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam kurikulum 2013. Sumardi (2000), hal ini disebabkan oleh peran bahasa Indonesia yang sangat strategis, yakni sebagai bahasa pengantar pendidikan dan bahasa nasional. Oleh karena itu mutu pengajaran bahasa Indonesia sangat kuat berpengaruh atas mutu pendidikan nasional dan kekentalan kesatuan dan persatuan bangsa. Zuchdi dan Budiasih (1997) menyatakan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah terkandung 4 keterampilan berbahasa yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa. Keterampilan tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca dan menulis. 4 keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri. Keterampilan satu dengan keterampilan lainnya memiliki hubungan atau keterkaitan yang sangat erat. Seperti hubungan antara
keterampilan menyimak dengan berbicara, menyimak dan membaca, berbicara dan menulis, serta membaca dan menulis. Karena adanya hubungan yang sangat erat ini, pembelajaran dalam satu jenis keterampilan sering meningkatkan keterampilan yang lain. Kompetensi Dasar dalam kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa Indonesia mengandung 4 keterampilan tersebut. Setiap pembelajaran di kelas siswa diarahkan untuk melaksanakan pembelajaran berdasarkan 4 keterampilan berbahasa tersebut. Keempat berbahasa tersebut penting dikuasai oleh anak sekolah dasar. Karena penguasaan keempat keterampilan berbahasa tersebut berpengaruh terhadap suksesnya jenjang pendidikan selanjutnya. Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan pertama. Pada jenjang sekolah dasar penguasaan keterampilan dititik beratkan pada keterampilan berbahasa tulis yaitu keterampilan membaca dan menulis. Setiap siswa di sekolah dasar diwajibkan dapat menguasai keterampilan tersebut. “Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis, yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca, seseorang akan dapat memperoleh informasi, memperoleh ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru” (Zuchdi dan Budiasih 1997 : 49). “Kemampuan atau keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis” (Abbas, 2000 : 125). Kedua keterampilan ini memiliki hubungan yang sangat erat. Penguasaan kedua keterampilan juga berpengaruh terhadap penguasaan keterampilan lainnya. Keterampilan membaca dan menulis selalu terdapat dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dalam implementasi kurikulum 2013 diharapkan dapat meningkatkan kedua keterampilan berbahasa yaitu membaca dan menulis di dalam diri siswa. Diterapkannya pembelajaran tematik yaitu pengkaitan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 pembelajaran bahasa Indonesia dengan pembelajaran lainnya, dalam setiap pembelajaran terdapat latihan-latihan keterampilan berbahasa membaca dan menulis siswa sehinga keterampilan tersebut dapat meningkat dan nilai siswa tidak ada yang di bawah KKM yang ditentukan. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan dengan mencari data siswa dan wawancara guru, didapatkan kenyataan di lapangan tidak semua siswa dapat melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan lancar dan memahami pembelajaran tersebut. Di lapangan masih terdapat beberapa siswa yang nilainya di bawah KKM atau rendah. Berdasarkan wawancara pada guru di SD Negeri 1 Ubud, dari 34 siswa dalam satu kelas yaitu kelas 4 masih ditemukan 7 siswa yang mengalami masalah atau hambatan-hambatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Mereka masih belum dapat menguasai keterampilan membaca dan menulis. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa hambatan. Hambatan tersebut adalah siswa masih sukar menerima pembaharuan yang terdapat dalam penerapan kurikulum 2013 yaitu pembelajaran dengan menggunakan tematik terpadu. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat dari muzamiroh. “Sejarah menunjukkan bahwa sekolah itu sangat sukar menerima pembaharuan. Ide yang baru tentang pendidikan memelurkan waktu sekitar 75 tahun sebelum di praktikkan secara umum di sekolahsekolah” (Muzamiroh, 2013 : 86). Selain perbaharuan kurikulum dari KTSP ke kurikulum 2013, rendahnya hasil belajar siswa juga disebabkan oleh faktor yang ada dalam diri siswa dan di luar diri siswa. Faktor yang ada dalam diri siswa meliputi faktor jasmaniah, psikologi, dan kelelahan. Sedangkan faktor di luar diri siswa meliputi faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat (Slameto, 2010). Siswa yang mengalami hambatanhambatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan mendapatkan hasil belajar yang rendah, dapat dikatakan bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan belajar bahasa Indonesia. Kesulitankesulitan ini muncul dalam setiap
kurikulum yang diterapkan di Indonesia dan dalam kurikulum 2013 kesulitankesulitan belajar bahasa Indonesia ini masih dapat ditemukan. Mulyadi (2010 : 6) menyatakan, Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan ini mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, dan dapat bersifat sosiologis, psikologis, ataupun fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya. Kesulitan belajar bahasa Indonesia dilihat dari sulitnya siswa menguasai 4 keterampilan bahasa Indonesia khusunya keterampilan membaca dan menulis. Penguasaan kedua keterampilan ini mempengaruhi keterampilan lainnya. Keterampilan-keterampilan bahasa Indonesia dalam pembelajaran dikaitkan dengan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan dalam kurikulum dan harus dicapai siswa. Tidak semua siswa di sekolah dapat menguasai keterampilanketerampilan ini dan mencapai KD yang ditetapkan. Siswa ini dapat dikatakan mengalami kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia. Kesulitan-kesulitan belajar tersebut berdampak buruk pada mutu dan tujuan dari pendidikan. Sehingga perlunya solusi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar khususnya dalam keterampilan membaca dan menulis. Untuk mendapatkan solusi tersebut, perlunya untuk mengetahui tentang bagaimana kesulitan belajar bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan membaca dan menulis yang dialami siswa dalam implementasi kurikulum 2013 di lapangan yaitu pada SD piloting se-Kabupaten Gianyar sehingga solusi yang didapat sesuai dengan kesulitan belajar bahasa Indonesia dan dapat mengatasi masalah-masalah yang dialami siswa. Untuk mendeskripsikan kesulitankesulitan belajar bahasa Indonesia yang dialami oleh siswa khususnya dalam keterampilan membaca dan menulis dengan diterapkannya kurikulum 2013 di Kabupaten Gianyar maka dilakukan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 penelitian dengan judul “Analisis Kesulitan-Kesulitan Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting se-Kabupaten Gianyar.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV dalam implementasi kurikulum 2013 di SD piloting se-Kabupaten Gianyar dan mengetahui faktor penyebab kesulitankesulitan belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV dalam implementasi kurikulum 2013 di SD piloting se-Kabupaten Gianyar. METODE Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif. “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, faktafakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah” (Zuriah, 2009 : 47). Penelitian yang berjudul “Analisis Kesulitan-kesulitan Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting se-Kabupaten Gianyar” merupakan penelitian desktiptif kualitatif. Penelitian ini berfokus pada kesulitankesulitan belajar bahasa Indonesia yang dialami siswa dalam implementasi kurikulum 2013. Penelitian ini dilaksanakan dalam 5 tahapan yaitu : (1) observasi awal, (2) penyusunan instrumen, (3) pengumpulan data, (4) analisis data, dan (5) pelaporan hasil penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas IV di SD piloting se-Kabupaten Gianyar. Dengan jumlah siswa kelas IV pada SD piloting se-Kabupaten Gianyar yaitu 458 siswa. Untuk penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh. “Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2009 : 85). Jadi, sampel pada penelitian ini adalah semua siswa kelas IV di SD piloting se-Kabupaten Gianyar yang berjumlah 458 siswa. Sampel ini digunakan untuk mengetahui semua data siswa yang berhubungan dengan
kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV dalam implementasi kurikulum 2013 di SD piloting se-Kabupaten Gianyar pada tema 6 “Indahnya Negeriku”. Lokasi dari penelitian ini adalah di SD piloting se-Kabupaten Gianyar. SD piloting merupakan sekolah dasar yang masih menggunakan pembelajaran dengan kurikulum 2013. SD ini terdiri dari SD Negeri 1 Gianyar, SD Negeri 2 Gianyar, SD Negeri 7 Gianyar, SD Negeri 2 Batubulan, SD Negeri 1 Ubud, SD Negeri 4 Sebatu, dan SD Negeri 2 Blahbatuh. Dan penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD. Menurut S. Margono (dalam Zuriah, 2009 : 144), variabel didefinisikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai (misalnya variabel model kerja, keuntungan, biaya promosi, volume penjualan, tingkat pendidikan manajer, dan sebagainya). Adapun variabel penelitian ini yaitu, kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia dalam implementasi kurikulum 2013. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) teknik wawancara yaitusuatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan. Dalam kegiatan wawancara terjadi hubungan antara dua orang atau lebih, di mana keduanya berprilaku sesuai dengan status dan peranan mereka masing-masing (Zuriah, 2009). Wawancara ini dilakukan pada guru-guru yang bersangkutan mengajar di kelas IV SD piloting se-Kabupaten Gianyar untuk mengetahui kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia dalam implementasi kurikulum 2013. Penyusunan pertanyaan pada wawancara ini berdasarkan pada teori-teori kesulitan belajar bahasa Indonesia, faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan tersebut dialami oleh siswa serta pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan membaca dan menulis dalam kurikulum 2013. 2) Teknik Kuisioner merupakan alat pengumpulan informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 oleh responden. Kuesioner dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang diri responden atau informasi tentang orang lain (Zuriah, 2009). Kuesioner ini disebarkan kepada siswa dengan tujuan untuk meneliti kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia yang dialami siswa dalam implementasi kurikulum 2013. “Instrumen penelitian adalah alat yang sifatnya lebih teknis dan operasional untuk memperoleh data” (Suandi, dkk, 2013 : 13). Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah panduan wawancara dan kuesioner. Panduan wawacara merupakan pedoman untuk melakukan wawancara oleh peneliti kepada narasumber. Dan lembar kuesioner digunakan sebagai bahan dalam memperoleh data yang diisi langsung oleh subjek penelitian. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif. “Metode analisis deskriptif kualitatif ialah suatu cara analisi/pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategori-kategori mengenai suatu objek (benda, gejala, variabel tertentu) sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan umum” (Agung, 2014 : 110). Analisis ini dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1) Pengumpulan data yaitu pada tahap ini alat yang digunakan adalah kuisioner, wawancara dan studi dokumen. 2) Pengeditan data yaitu data lapangan yang ada dalam kuisioner perlu diedit, tujuan dilakukannya editing adalah untuk melihat lengkap tidaknya pengisian kuisioner, melihat logis tidaknya jawaban, dan melihat konsistensi antar pertanyaan. 3) Pengodean data yaitu pengodean data yang digunakan adalah pengodean terbuka yaitu pengodean sepenuhnya dilakukan selesai dari lapangan. 4) Analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Teknik analisis data ini dilakukan dengan mengelompokkan informasi-informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik, dan saran perbaikan yang terdapat pada angket dan hasil wawancara. Hasil analisis ini kemudian
digunakan untuk pengembangan.
merevisi
produk
HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh selama penelitian dilaksanakan yaitu berupa hasil kuesioner dan hasil wawancara. Penyebaran kuesioner dilakukan di 7 SD Piloting Kabupaten Gianyar dengan pengambilan sampel seluruh siswa kelas IV SD. Dengan jumlah sampel yang digunakan yaitu 458 siswa. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan mengetahui kesulitan yang timbul pada indikator bahasa Indonesia pada tema yang ditentukan. Kesulitan belajar bahasa Indonesia siswa yang dikategorikan menjadi dua yaitu kesulitan pada keterampilan membaca dan menulis dapat diketahui melalui pemahaman siswa tentang pembelajaran bahasa Indonesia pada tema 6 dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner ini berdasarkan indikator tema 6 pada kurikulum 2013. Hasil yang didapat adalah terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD N 1 Gianyar adalah 22 persen. Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD N 2 Gianyar adalah 16 persen. Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD N 7 Gianyar adalah 19 persen. Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD N 1 Ubud adalah 15 persen. Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD N 2 Blahbatuh adalah 22 persen. Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD N 2 Batubulan adalah 21 persen. Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD N 4 Sebatu adalah 16 persen. Secara keseluruhan siswa yang mengalami kesulitan pada pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 di 7 SD piloting se-kabupaten Gianyar yaitu sebanyak 18 persen. Siswa yang mengalami kesulitan dalam keterampilan membaca bahasa
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 Indonesia di SD Negeri 1 Gianyar adalah 22 persen, di SD Negeri 2 Gianyar 29 persen, di SD Negeri 7 Gianyar 19 persen, di SD Negeri 1 Ubud 10 persen, di SD Negeri 2 Blahbatuh 22 persen, di SD Negeri 2 Batubulan 27 persen, di SD Negeri 4 Sebatu 22 persen. Secara keseluruhan siswa yang mengalami kesulitan keterampilan membaca bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 di 7 SD piloting se-kabupaten Gianyar yaitu 22 persen. Siswa yang mengalami kesulitan dalam keterampilan menulis bahasa Indonesia di SD Negeri 1 Ubud adalah 35 persen, di SD Negeri 2 Blahbatuh 66 persen, di SD Negeri 2 Batubulan 41 persen, dan di SD Negeri 4 Sebatu 53 persen. Secara keseluruhan siswa yang mengalami kesulitan keterampilan menulis bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 di 7 SD piloting se-kabupaten Gianyar yaitu 45 persen. Angket atau kuesioner juga digunakan untuk mengetahui persentase kesulitan indikator pembelajaran bahasa Indonesia pada tema 6. Menurut siswa di SD Piloting seKabupaten Gianyar indikator membuat kesimpulan dari teks yang telah dibaca dengan persentase 57 persen. Menceritakan kembali teks yang telah dibaca dengan persentase sebanyak 53 persen. Indikator menentukan gagasan utama teks dengan persentase yang dimiliki 40 persen. Menemukan informasi dalam teks melalui kegiatan membaca dengan persentase 33 persen. Menurut siswa di SD Piloting seKabupaten Gianyar indikator yang memiliki tingkat kesulitan paling tinggi adalah Membuat penjelasan dalam bentuk tulisan menggunakan kosa kata baku dengan persentase 69 persen. Menulis hasil pengamatan dalam bentuk paragraf sederhana dengan persentase sebanyak 66 persen. Membuat kalimat menggunakan kosa kata baku dengan persentase yang dimiliki 60 persen. Menceritakan laporan dengan tulisan dengan persentase 55 persen. Menuliskan pengalaman dalam bentuk paragraf dengan persentase 47 persen. Menulis ringkasan cerita dengan persentase 30 persen.
Selain mengumpulkan data dengan angket atau kuesioner, pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara. Wawancara ditujukan untuk guru wali kelas 4 dan dilaksanakan di 7 SD piloting se-kabupaten Gianyar. Wawancara ini hanya dilakukan dengan perwakilan guru kelas IV di masing-masing sekolah. Maka data yang dapat dikumpulkan adalah sebagai berikut: 1) Wawancara di SD N 1 Gianyar. Adapun data yang diperoleh yaitu: bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang selalu muncul di setiap pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013. Pada pembelajaran ini siswa lebih banyak dituntut untuk membuat laporan, menemukan sendiri, dan lebih mampu untuk memilah pelajaran satu dengan lainnya. Pada pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kurikulum 2013, khususnya pada keterampilan membaca dan menulis anak dapat meninngkat. Karena setiap anak dituntut untuk menemukan sendiri atau lebih aktif dalam pembelajaran. Tetapi di SD N 1 Gianyar masih terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara umum. Siswa yang mengalami kesulitan mencapai 6 orang dalam satu kelas. Untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa khususnya dalam hal membaca dan menulis, guru kelas mengupayakan berbagai cara seperti dengan lebih sering melakukan latihan membaca dan menulis saat pembelajaran berlangsung. Upaya yang dilakukan guru tersebut telah berhasil dan mampu meningkatkan kemampuan siswa. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, para siswa sudah diarahkan untuk lebih rajin melatih diri dalam membaca dan menulis pada bahasa Indonesia di perpustakaan. Tetapi hambatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia masih ada karena faktor dari dalam diri anak, faktor orang tua dan sarana serta prasarana di sekolah yang kurang. 2) Wawancara di SD N 2 Gianyar. Adapun data yang diperoleh yaitu: Kurikulum 2013 merupakan hal yang baru bagi siswa, siswa sempat mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Selanjutnya siswa diberikan arahan dan latihan-latihan dalam kelompok sehingga mereka menjadi tahu tentang
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 pembelajaran dalam kurikulum 2013. Kesulitan dalam kurikulum 2013 juga timbul karena siswa masih bingung dengan pembelajaran tematik. Upaya yang dilakukan guru adalah menetapkan susunan jadwal seperti KTSP tetapi pembelajaran di dalam kelas mencakup semua muatan materi, selain guru juga mengharuskan siswa untuk belajar di perpustakaan dengan cara membuat jadwal siswa mengunjungi perpustakaan. Selain kesulitan umum yang dialami oleh siswa karena adanya perubahan kurikulum, menurut guru kelas IV di SD tersebut, dalam indikator membaca dan menulis semua siswa sudah mampu melaksanakannya. Artinya tidak ada siswa yang berkesulitan dalam indikator membaca dan menulis. Kesulitan hanya pada penyampaian siswa secara lisan yang masih kurang dan tulisan siswa yang masih kurang bagus. Di SD N 2 Gianyar tidak terdapat hambatan yang mempengaruhi proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV. Hal ini juga dikarenakan sarana dan prasarana di SD tersebut sangat mendukung proses pembelajaran. Dan dengan adanya kurikulum 2013 keterampilan membaca dan menulis siswa dalam bahasa Indonesia dapat meningkat. 3) Wawancara di SD N 7 Gianyar. Adapun data yang diperoleh yaitu: bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang bertujuan agar siswa dapat berkomunikasi secara baik dengan guru, siswa lainnya, maupun masyarakat sekitar. Menurut guru kelas IV di SD N 7 Gianyar, sebagian besar siswa tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kurikulum 2013. Kesulitan hanya dialami oleh anak yang memang kurang dalam semua pembelajaran. Dari beberapa siswa di SD N 2 Gianyar 75% siswa tidak mengalami kesulitan dan 25% yang mengalami kesulitan. Seperti yang telah diberitahukan sebelumnya, 25% tersebut adalah siswa yang memang kurang dalam pembelajaran. Artinya kesulitan bahasa Indonesia tersebut ada karena faktor dalam diri siswa. Di SD N 2 Gianyar tidak terdapat hambatan yang mempengaruhi pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013. Serta sarana dan
prasarana di sekolah tersebut sangat mendukung pembelajaran bahasa Indonesia terutama dengan adanya perpustakaan yang menjadi tempat latihan membaca dan menulis di luar kelas atau jam pembelajaran. 4) Wawancara di SD N 1 Ubud. Adapun data yang diperoleh yaitu: menurut guru wali kelas IV di SD N 1 Ubud, tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 adalah supaya siswa juga mampu menguasai pembelajaran lainnya. Tidak terdapat perbedaan pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum sebelumnya dengan kurikulum 2013. Menurut guru di sekolah tersebut, dengan adanya kurikulum 2013 keterampilan bahasa Indonesia siswa khususnya pada membaca dan menulis tidak mengalami peningkatan atau sama seperti kurikulum sebelumnya. Di sekolah tersebut secara umum pada kelas IV terdapat beberapa orang yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan secara umum 4 siswa yang mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan siswa masih tidak mau menemukan sendiri atau kurang aktif seperti pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum 2013. Hanya siswa yang berpretasi yang dapat melaksanakan indikator-indikator tersebut. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, para siswa diberikan motivasi agar siswa lebih semangat dalam pembelajaran. Tetapi upaya tersebut tidak berhasil dan siswa masih banyak yang kurang aktif. Untuk sarana dan prasarana di SD N 1 Ubud tidak menjadi faktor penyebab kesulitan karena sudah lengkap dan mendukung pembelajaran. Serta tidak terdapat hambatan yang mempengaruhi pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013. 5) Wawancara di SD N 2 Blahbatuh. Adapun data yang diperoleh yaitu: bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 tidak terdapat perbedaan dengan kurikulum sebelumnya. Menurut guru kelas IV di SD N 2 Blahbatuh pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan membaca dan menulis tidak terdapat kesulitan. Hal tersebut karena siswa sudah sering diberikan latihan-latihan seperti membuat pertanyaan yang sesuai dengan isi
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 bacaan selanjutnya meminta teman lain untuk menjawab. Semua indikator juga mampu dilaksanakan oleh siswa. Hanya saja yang menjadi hambatan dalam pembelajaran siswa yaitu kata-kata dalam bahasa Indonesia yang sulit dimengerti oleh siswa. Dan upaya yang dilakukan oleh guru adalah memberikan siswa tugas untuk mencari kata sulit tersebut di dalam kamus bahasa Indonesia, internet maupun bertanya kepada orang lain. Sarana dan prasarana di SD N 2 Gianyar sudah lengkap dan mendukung proses pembelajaran bahasa Indonesia. Sehingga proses pembelajaran berjalan lancar. 6) Wawancara di SD N 4 Sebatu. Adapun data yang diperoleh yaitu: pembalajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar memiliki tujuan agar siswa mampu berkomunikasi dengan baik. Siswa harus mampu menguasai keterampilan bahasa Indonesia terutama membaca dan menulis. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia kegiatan membaca dan menulis yang lebih ditekankan. Dalam kurikulum 2013 yang diterapkan di SD N 4 Sebatu, keterampilan membaca dan menulis siswa dapat meningkat. Karena keterampilan membaca dan menulis selalu muncul di setiap pembelajaran. Sehingga siswa selalu mendapatkan latihan-latihan keterampilan membaca dan menulis. Tetapi di sekolah tersebut masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Secara umum siswa yang mengalami kesulitan berjumlah 6 orang. Siswa tersebut kurang dalam membaca dan menulis. Untuk mengatasi hal tersebut guru melakukan beberapa upaya seperti memberi kesempatan kepada yang sulit dalam membaca dengan selalu menunjuk siswa tersebut jika ada kegiatan membaca saat pembelajaran berlangsung. Dan untuk siswa yang berkesulitan di menulis, guru memberikan arahan dan bimbingan. Upaya-upaya yang dilakukan dapat meningkatkan keterampilan siswa atau upaya tersebut telah berhasil. Di SD N 4 Sebatu tidak terdapat hambatan yang mempengaruhi pembelajaran bahasa Indonesia termasuk kurikulum 2013 juga tidak mempengaruhi pembelajaran. Serta
sarana dan prasarana di sekolah tersebut sudah mendukung proses pembelajaran. 7) Wawancara di SD N 2 Batubulan. Adapun data yang diperoleh yaitu: pembalajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang selalu muncul dalam setiap pembelajaran tematik yang dilakukan di kelas. Bahasa Indonesia memiliki tujuan agar siswa berinteraksi dengan baik di lingkungannya. Dalam kurikulum 2013 yang diterapkan di SD N 2 Batubulan, keterampilan membaca dan menulis siswa dapat meningkat. Tetapi di sekolah tersebut masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Siswa tersebut kurang dalam membaca dan menulis. Untuk mengatasi hal tersebut guru melakukan beberapa upaya seperti selalu memberikan latihan-latihan kepada siswa tersebut. Upaya-upaya yang dilakukan dapat meningkatkan keterampilan siswa atau upaya tersebut telah berhasil. Di SD N 2 Batubulan tidak terdapat hambatan yang mempengaruhi pembelajaran bahasa Indonesia termasuk kurikulum 2013 juga tidak mempengaruhi pembelajaran. Serta sarana dan prasarana di sekolah tersebut sudah mendukung proses pembelajaran. Dari hasil penelitian yang telah didapat, menunjukkan bahwa terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan pada pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013. Kesulitan tersebut meliputi kesulitan membaca dan menulis. Terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara umumnya di 7 SD piloting se-kabupaten Gianyar. Jumlah siswa yang berkesulitan yaitu: sebanyak 22 persen siswa yang mengalami kesulitan di SD N 1 Gianyar. Sebanyak 16 persen siswa yang mengalami kesulitan di SD N 2 Gianyar. Terdapat 19 persen siswa yang mengalami kesulitan pada pembelajaran bahasa Indonesia di SD N 7 Gianyar. Di SD N 1 Ubud sebanyak 15 persen siswa yang mengalami kesulitan. Di SD N 2 Blahbatuh sebanyak 22 persen siswa yang mengalami kesulitan. Di SD N 2 Batubulan terdapat 21 persen siswa yang mengalami kesulitan dan di SD 4 Sebatu terdapat 16 persen siswa yang
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 mengalami kesulitan di pembelajaran bahasa Indonesia. Secara keseluruh di semua SD piloting se-kabupaten Gianyar siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kurikulum 2013 sebanyak 18 persen. Hal ini didukung oleh teori Burton yaitu seorang murid dapat diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu dalam batas-batas waktu tertentu (Makmun, 2005). Kesulitan-kesulitan tersebut dikarenakan siswa masih belum mampu menguasai beberapa aspek dalam membaca dan menulis pada pembelajaran bahasa Indonesia di kurikulum 2013. Tingkat kesulitan pada aspek-aspek tersebut yaitu sebagai berikut : Pada aspek membaca, rata-rata siswa di SD piloting se-kabupaten Gianyar menganggap aspek membuat kesimpulan dari teks yang telah dibaca memiliki tingkat kesulitan yang paling tinggi dengan persentase yaitu 57 persen. Di urutan kedua yaitu aspek menceritakan kembali teks yang telah dibaca dengan persentase 53 persen. Ketiga yaitu menentukan gagasan utama teks dengan persentase 40 persen. Dan aspek yang memiliki tingkat kesulitan paling rendah adalah menemukan informasi dalam teks melalui kegiatan membaca dengan persentase 33 persen. Pada aspek menulis, rata-rata siswa di SD Piloting se-kabupaten Gianyar menganggap aspek membuat penjelasan dalam bentuk tulisan menggunakan kosa kata baku memiliki tingkat kesulitan paling tinggi dengan persentase 69 persen. Urutan kedua yaitu menulis hasil pengamatan dalam bentuk paragraf sederhana dengan persentase 66 persen. Urutan ketiga merupakan aspek membuat kalimat menggunakan kosa kata baku dengan persentase 60 persen. Keempat yaitu menceritakan laporan dengan tulisan dengan persentase 55 persen. Kelima yaitu menuliskan pengalaman dalam bentuk paragraf dengan persentase 47 persen. Dan aspek yang menurut siswa tingkat kesulitannya paling rendah adalah menulis ringkasan cerita dengan persentase 30 persen.
Kesulitan dalam membaca dan menulis yang dialami oleh siswa dikarenakan faktor dalam diri siswa dan lingkungan di luar sekolah siswa. Kesulitan belajar membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia masih dialami beberapa siswa karena siswa masih malas untuk aktif dalam pembelajaran dan kurangnya motivasi dalam diri siswa itu sendiri untuk belajar. Selain itu faktor yang paling mempengaruhi adalah kurangnya bimbingan di luar sekolah seperti bimbingan dari orang tua. Menurut guruguru di SD piloting se-kabupaten Gianyar, banyak orang tua yang jarang memiliki waktu untuk membimbing anak mereka dalam belajar karena mereka sibuk untuk bekerja. Perubahan kurikulum juga mempengaruhi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa di beberapa sekolah. Hal ini disebabkan karena siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013. Berbagai upaya telah dilakukan oleh sekolah untuk mengatasi kesulitankesulitan yang dialami oleh siswa seperti penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran sudah lengkap salah satunya adalah perpustakaan yang sangat mendukung meningkatnya keterampilan membaca dan menulis siswa bahkan beberapa sekolah telah mengatur jadwal tetap siswanya untuk mengunjungi perpustakaan, guru kelas selalu memberikan latihan-latihan kepada siswa yang kurang maupun yang sudah mampu, membentuk kelompok belajar yang terdiri dari anak yang berkesulitan dan anak yang berprestasi di kelas, selalu memberikan motivasi kepada siswa, dan memberikan arahan tentang pembelajaran pada kurikulum 2013. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat 18 persen siswa kelas IV di 7 SD piloting se-kabupaten Gianyar yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013. Kesulitan belajar bahasa Indonesia tersebut dapat dikategorikan menjadi dua yaitu kesulitan pada keterampilan membaca dan kesulitan pada
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 keterampilan menulis. Kesulitan-kesulitan tersebut dikarenakan siswa masih belum mampu menguasai beberapa aspek dalam membaca dan menulis pada pembelajaran bahasa Indonesia di kurikulum 2013. Pada keterampilan membaca, aspek-aspek tersebut meliputi membuat kesimpulan dari teks yang telah dibaca, menceritakan kembali teks yang telah dibaca, menentukan gagasan utama teks, dan menemukan informasi dalam teks melalui kegiatan membaca. Pada keterampilan menulis, aspek-aspek tersebut meliputi membuat penjelasan dalam bentuk tulisan menggunakan kosa kata baku, menulis hasil pengamatan dalam bentuk paragraf sederhana, membuat kalimat menggunakan kosa kata baku, menceritakan laporan dengan tulisan, menuliskan pengalaman dalam bentuk paragraf, dan menulis ringkasan cerita. Faktor-faktor penyebab kesulitan-kesulitan belajar siswa adalah faktor dalam diri siswa dan lingkungan di luar sekolah siswa. Seperti kurikulum, motivasi dalam diri siswa, minat untuk belajar, serta perhatian dan bimbingan orang tua. Saran diajukan kepada beberapa pihak sebagai berikut: pertama, bagi guru agar lebih memperhatikan murid yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan berusaha untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa. Kedua, bagi peneliti lain agar penelitian tidak hanya terfokus kepada siswa tetapi juga memperhatikan faktor-faktor lain selain dalam diri siswa seperti keadaan sekolah, orang tua, dan lainnya yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa. Dan ketiga, bagi sekolah tempat penelitian agar lebih melengkapi sarana dan prasarana yang dapat membantu siswa dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013. DAFTAR PUSTAKA Abbas, Saleh. 2000. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Agung, Gede Agung. 2014. Buku Ajar Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja : Aditya Media Publishing
Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013). Yogyakarta : Gava Media. Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Makmun, Abin Syamsuddin. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta : Nuha Litera. Muzamiroh, Mida Latifatul. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013 : Kata Pena. Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. Suandi, Nengah, dkk. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Program Sarjana dan Diploma 3 Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sumardi. 2000. Panduan Penelitian, Pemilihan, Penggunaan, dan Penyusunan : Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SD Seabagai Sarana Pengembangan Kepribadian, Penalaran, Kreativitas, dan Keterampilan Berkomunikasi Anak. Jakarta : Grasindo.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan TeoriAplikasi. Jakarta : Bumi Aksara.