ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA
SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1) dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
oleh Ika Wahyu Prasetya W NIM 080210402019
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2013
i
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1) ibunda Sutimah S.Ag tercinta yang selalu mencurahkan kasih sayang dan tak henti-hentinya mendoakan ananda; 2) seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan; 3) guru-guruku sejak taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi yang telah memberikan ilmu dan pengalaman; 4) almamater yang kubanggakan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
ii
MOTTO
Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya.
Alexander Popehttp://tersingelisasi.blogspot.com/2012/02/motto-hidup-kumpullanmotto-untuk.html waktu 27 Januari 2013
iii
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: nama : Ika Wahyu Prasetya W NIM
: 080210402019
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Taksonomi Siasat Permukaan Tuturan Mahasiswa dalam Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi mana pun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggungjawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Jember, 10 Januari 2013 Yang menyatakan
Ika Wahyu Prasetya W NIM 080210402019
iv
SKRIPSI
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER
Oleh Ika Wahyu Prasetya Warda NIM 080210402019
Pembimbing
Dosen Pembimbing Utama : Drs. H. Parto, M.Pd. Dosen Pembimbing Anggota : Rusdhianti Wuryaningrum, S.Pd, M.Pd.
v
PENGESAHAN Skripsi berjudul “Analisis Kesalahn Berbahasa Tuturan Mahasiswa dalam Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa” telah diuji dan disahkan pada: Hari, tanggal Tempat
: Senin, 7 Januari 2013 : Gedung III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember Tim Penguji: Ketua
Sekretaris
Dra. Endang Sri W, M.Pd NIP. 19571103 198502 2 001
Rusdhianti Wuryaningrum S.Pd, M.Pd NIP. 19780506 200312 2 001
Anggota I
Anggota II
Drs. Hari Satridjono, M.Pd NIP. 195880522 198503 1 001
Dr. Parto, M.Pd NIP. 19631116 198903 1 001
Mengetahui, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember
Prof. Dr. Sunardi, M.Pd NIP. 19540501 198303 1 005
vi
RINGKASAN
Analisis Taksonomi Siasat Permukaan Tuturan Mahasiswa dalam Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember; Ika Wahyu Prasetya W; 2012; 63 halaman; Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh salah satu peristiwa berbahasa yang menarik untuk dikaji khususnya peristiwa tutur yang kurang tepat, tidak jelas bahkan salah digunakan dalam forum seminar proposal skripsi mahasiswa PBSI. Analisis taksonomi siasat permukaaan merupakan salah satu cara mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa yang meliputi, kesalahan penghilangan, kesalahan penambahan, kesalahan formasi, dan kesalahan susun. Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan dalam penelitian ini meliputi: bentuk kesalahan penghilangan, bentuk kesalahan penambahan, bentuk kesalahan formasi dan bentuk kesalahan susun dalam seminar proposal skripsi mahasiswa PBSI Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan rancangan deskripsi dan jenis penelitaian yang digunakan penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah peristiwa tutur dalam seminar proposal skripsi mahasiswa PBSI Universitas Jember, sedangkan data dalam penelitian ini adalah tuturan mahasiswa PBSI, yang meliputi moderator, pemateri, dan penanya. Metode pengumpulan data menggunakan teknik rekam yang dilanjutkan dengan transkripsi data. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (Human Instrument) dan instrumen pendukung berupa kamera digital. Proses analisis data terdiri dari pengidentifikasian data, melakukan pengodean data, mengklasifikasikan data, mendeskripsikan data, interpretasi data yang telah diperoleh. Hasil dan pembahasan penelitian ini mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa pada saat seminar proposal skripsi mahasiswa PBSI. Kesalahan tersebut meliputi empat klasifikasi analisis taksonomi siasat permukaan. Kesalahan
vii
penghilangan yang meliputi penghilangan konjungsi, penghilangan objek, subjek, dan verba kalimat serta hilangnya kata-kata yang seharusnya hadir untuk memperjelas makna suatu kalimat. Penghilangan pada kalimat tersebut menjadikan tidak tersampaikannya makna secara jelas kepada peserta seminar. Kesalahan penambahan meliputi penambahan frasa dan penambahan kata-kata yang menjadikan kaburnya makna kalimat sehingga peserta seminar sulit memahami tuturan kalimat yang disampaikan. Kesalahan formasi meliputi ketidaktepatan penggunaan konjungsi, adanya ketidaksesuaian suatu kalimat dengan kaidah keefektifan kalimat, sehingga menjadikan suatu kalimat kurang tepat digunakan dalam acara formal seminar skripsi mahasiswa. Kesalahan susun lebih banyak ditemukan pada susunan kalimat yang berbelit-belit yang menjadikan kalimat mengalami perluasan subjek, objek dan pelesapan subjek. Dari kesalahan tersebut menjadikan kalimat yang disampaikan menjadi sulit dipahami maknanya bahkan tidak dimengerti oleh peserta seminar. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa PBSI masih melakukan kesalahan berbahasa yang meliputi kesalahan penambahan penghilangan, kesalahan formasi, dan kesalahan susun. Kesalahan tersebut menjadikan tidak efektifnya suatu tuturan dalam acara formal seminar proposal skripsi. Ketidakefektifan kalimat tersebut menjadikan banyaknya makna yang sulit dipahami bahkan tidak dimengerti oleh peserta seminar. Saran diberikan oleh peneliti adalah 1) mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember disarankan untuk menghindari bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia, 2) disarankan hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru menjadi salah satu sumber informasi mengenai bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia dan menjadikannya acuan untuk memperbaiki kesalahan berbahasa, dan 3) disarankan penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya, sebagai bahan kontribusi pada penelitiannya mengenai kesalahan berbahasa lainnya.
viii
PRAKATA
Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga skripsi berjudul “Analisis Taksonomi Siasat Permukaan Tuturan Mahasiswa dalam Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember” dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih diucapkan kepada: 1) Drs. Moh. Hasan, M.Sc, Ph.D., selaku Rektor Universitas Jember; 2) Prof. Dr. Sunardi,M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Jember; 3) Dr. Sukatman, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Seni; 4) Rusdhianti Wuryaningrum, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 5) Dr. Arju Muti’ah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa; 6) Drs. H. Parto, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Rusdhianti Wuryaningrum, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian dalam penulisan skripsi ini; 7) Dra. Endang Sri W, M.Pd selaku Ketua Penguji; 8) Drs. Hari Satrijono, M.Pd. selaku dosen pemabahas; 9) Nur Indah Surfilanti, Iken Mety W, Atok Lutfi yang memberikan semangat, bantuan, dan mendengarkan keluh kesahku selama menyelesaikan skripsi ini; 10) teman-teman Imabina 2008 yang telah memberikan kehangatan persahabatan; 11) kos bembeng 27, dan semua anggota GIVO 8, yang selalu menghibur dan mendukung selama proses penyelesaian skripsi ini; 12) semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
ix
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Jember, 10 Januari 2013
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................ii HALAMAN MOTTO ......................................................................................iii HALAMAN PERNYATAAN..........................................................................iv HALAMAN PEMBIMBINGAN...................................................................... v HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................vi RINGKASAN ..................................................................................................vii PRAKATA ........................................................................................................ix DAFTAR ISI.....................................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xiii
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian........................................................................ 5 1.5 Definisi Operasional...................................................................... 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesalahan Berbahasa ................................................................... 7 2.2 Analisis Kesalahan Berbahasa .................................................... 9 2.3 Taksonomi Kesalahan Berbahasa ............................................. 11 2.4 Taksonomi Siasat Permukaan ................................................... 12
xi
BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian dan Jenis Penelitian.............................. 14 3.2 Data dan Sumber Data ............................................................... 14 3.3 Pengodean Data.......................................................................... 15 3.4 Metode Penelitian....................................................................... 15 3.4.1 Metode Pengumpulan Data.............................................. 16 3.4.2 Metode Penentuan Daerah Penelitian............................. 16 3.4.3 Metode Penentuan Korpus .............................................. 16 3.4.4 Metode Analisis Data........................................................ 17 3.5 Instrumen Penelitia..................................................................... 18 3.6 Prosedur Penelitian .................................................................... 18
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 bentuk kesalahan penghilangan ................................................ 19 4.2 bentuk kesalahan penambahan ................................................. 24 4.3 Bentuk Kesalahan Formasi........................................................ 42 4.4 Bentuk Kesalahan Susun............................................................ 54
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan.................................................................................. 60 5.2 Saran ............................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 62
LAMPIRAN .................................................................................................... 64
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman A. Matrik Penelitian .......................................................................................... 64 B. Instrumen Pembantu Pengumpul Data ........................................................ 68 C. Instrumen Pembantu Analisis Data ............................................................. 79 D. Autobiografi ............................................................................................... 121
xiii
BAB 1. PENDAHULUAN
Pada bab ini secara berurutan diuraikan: 1) latar belakang penelitian, 2) rumusan masalah, 3) tujuan penelitian, 4) manfaat penelitian, dan 5) definisi operasional.
1.1
Latar Belakang Bahasa memiliki arti penting bagi kehidupan manusia yang ditunjukkan
dengan keberadaannya sebagai alat komunikasi. Hampir semua kegiatan manusia memerlukan bantuan bahasa baik berupa bahasa lisan maupun bahasa tulis. Dengan bahasa tulis dan bahasa lisan tersebut manusia dapat menjalankan aktivitas sehariharinya tanpa menemukan kesulitan. Pada dasarnya bahasa yang digunakan manusia adalah untuk menuangkan ide atau gagasan dan perasaan kepada orang lain atau sebaliknya bahasa digunakan untuk menerima ide atau gagasan dan perasaan dari orang lain, selain itu bahasa juga digunakan manusia untuk berinteraksi sosial dan mengidentifikasi diri. Kridalaksana (1983:17) mendefinisikan”bahasa sebagai sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat
untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri”. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai bahasa daerah. Keanekaragaman bahasa daerah tersebut menyebabkan masyarakat Indonesia menguasai lebih dari satu bahasa yaitu bahasa pertama dan bahasa kedua. Pada umumnya mereka menguasai bahasa daerah sebagai bahasa pertama dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Hampir seluruh pelosok negeri ini mampu menggunakan bahasa Indonesia. Maka tidak salah apabila bahasa Indonesia dikatakan bahasa pemersatu bangsa serta sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia adalah salah satu bentuk jati diri bangsa Indonesia. Namun pada perkembangannya, eksistensi bahasa Indonesia sebagai manifestasi paham nasionalisme kian memudar. Hal tersebut terbukti dengan kurangnya perhatian dari
2
mahasiswa terhadap penggunaan bahasa Indonesia sehingga masih banyak kekeliruan. Kesalahan-kesalahan berbahasa masih ditemukan khususnya pada forum seminar proposal skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Dalam proses berjalannya seminar proposal skripsi mahasiswa sering menggunakan tuturan yang berulang-ulang bahkan kadang menggunakan tuturan yang seharusnya tidak perlu diucapkan. Contoh kesalahan berbahasa yang dilakukan wahyu pada seminar 13 september 2012 tersebut tampak pada tuturan berikut, “Kenapa kita sendiri sebagai Prodi Bahasa Indonesia yang sebelumnya istilahnya kita sudah mendapatkan mata kuliah mengenai kesalahan berbahasa Indonesia dan mungkin dari analisis kesalahan berbahasa itu kita dapat menguraikan bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia itu sendiri. Seperti itu”. Pada tuturan tersebut dapat diketahui adanya kesalahan penambahan, penghilangan formasi,dan kesalahan susun. Kesalahan penambahan nampak pada penggunaan kata-kata yang seharusnya tidak perlu digunakan seperti kata, sendiri,istilahnya kita, mengenai, itu, bagaimana. Sedangkan kesalahan penghilangan ditandai tidak adanya kata mahasiswa antara kata sebagai dan prodi. Mahasiswa sendiri harus hadir selaku sebjek kalimat.kesalahan susun terjadi pada konstruksi kalimat yang terlalu berbelit-belit, sehingga makna kalimat sulit dipahami. Selain itu penutur terpengaruh bahasa jawa sehingga pada akhir tuturannya muncul kata seperti itu. Seharusnya kalimat di atas disusun lebih sederhana agar maknanya bisa dipahami dengan mudah. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. “Kenapa kita sebagai mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia yang sudah mendapatkan mata kuliah analisis kesalahan berbahasa masih sering melakukan kesalahan berbahasa? Mungkin dari analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menguraikan bentuk-bentuknya”. Bentuk-bentuk kesalahan berbahasa harus dihindari oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hal ini karena mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia adalah calon pengajar bahasa Indonesia di
3
masyarakat. Oleh sebab itu, pemahaman mahasiswa atas bentuk-bentuk kesalahan berbahasa harus ditingkatkan dengan tujuan kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia dapat dihindari dengan baik. Analisis kesalahan berbahasa adalah metode yang tepat untuk menguraikan bentuk-bentuk kesalahan berbahasa. Dalam analisis kesalahan berbahasa, terdapat berbagai pendekatan yang dapat digunakan sebagai metode analisis. Salah satunya adalah taksonomi siasat permukaan yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguraikan bentuk-bentuk kesalahan berbahasa.Taksonomi siasat permukaan memiliki 4 (empat) aspek analisis (Tarigan, 1990), yaitu: 1)omission (kesalahan penghilangan), 2)addition (kesalahan penambahan), 3)misformation (kesalahan formasi), dan4) misordering (kesalahan susun). Empat aspek analisis tersebut dinilai paling tepat digunakan dalam penelitian ini karena bertujuan menguraikan bentukbentuk kesalahan berbahasa Indonesia tuturan mahasiswa dalam seminar mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Analisis taksonomi permukaan ini mampu menjabarkan bentuk kesalahan berbahasa yang sering dilakukan para mahasiswa. Kesalahan tersebut berupa, penyusunan kalimat dan menghilangkan/menambahkan unsur-unsur yang seharusnya tidak diperlukan sehingga seringkali membuat kesalahan berbahasa mahasiswa dalam penggunaan bahasa Indonesia. Dari analisis ini diharapkan mampu memberi pehaman terhadap penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulisan. Berdasarkan uraian di atas, judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Analisis Kesalahan Berbahasa Tuturan Mahasiswa Dalam Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa Universitas Jember.
4
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut. a. Bagaimanakah bentuk kesalahan penghilangan (omission) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember? b. Bagaimanakah bentuk kesalahan penambahan (addition) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember? c. Bagaimanakah bentuk kesalahan formasi (misformation) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember? d. Bagaimanakah bentuk kesalahan susun (misordering) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan hal-hal berikut: a. bentuk kesalahan penghilangan (omission) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember; b. bentuk kesalahan penambahan (addition) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember; c. bentuk kesalahan formasi (misformation) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember; dan d. bentuk kesalahan susun (misordering) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember.
5
1.4
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai
berikut. a. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia. b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia dan menjadi acuan untuk memperbaiki kesalahan berbahasa tersebut. c. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kontribusi pada penelitian mengenai kesalahan berbahasa lainnya.
1.5
Definisi Operasional “Penelitian adalah proses komunikasi dan komunikasi memerlukan akurasi
bahasa agar tidak menimbulkan perbedaan pengertian antarorang dan agar orang lain dapat mengulangi penelitian tersebut “(Arikunto, 2006). Oleh sebab itu, maka akan dijabarkan beberapa istilah. a. Kesalahan berbahasa adalah pelanggaran bentuk dari struktur baku bahasa. b. Taksonomi siasat permukaan adalah suatu bentuk analisis kesalahan berbahasa yang menekankan pada cara-cara struktur permukaan berubah. Analisis tersebut meliputi kajian kesalahan penghilangan (omission), penambahan (addition), formasi (misformation), dan susun (misordering). c. Kesalahan penghilangan adalah kesalahan yang ditandai dengan adanya ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan yang baik dan benar. d. Kesalahan penambahan adalah kesalahn yang ditandai hadirnya suatu butir atau unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ujaran. e. Kesalahan formasi adalah kesalahan yang ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau sruktur yang salah.
6
f. Kesalahan susun adalah kesalahan yang ditandai oleh penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau kelompok morfem dalam suatu ujaran.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan teori-teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini. Teori tersebut meliputi: 1) kesalahan berbahasa, 2) analisis kesalahan berbahasa, 3) taksonomi kesalahan berbahasa, dan 4) taksonomi siasat permukaan.
2.1
Kesalahan Berbahasa Pelanggaran terhadap sistem bahasa, baik disengaja ataupun tidak disengaja,
menyebabkan timbulnya kesalahan berbahasa yang menghambat kelancaran komunikasi yang diharapkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dulay, Burt, dan Krashen yang (dalam Suwandi 2008:165), bahwa kesalahan berbahasa adalah terjadinya penyimpangan kaidah dalam tindak berbahasa, baik lisan maupun tulisan. Kesalahan berbahasa terdiri atas dua jenis, yaitu errors dan mistakes. Purwadi (2000:3) menyatakan bahwa kesalahan (error) terjadi karena faktor kompetensi pemakai bahasa. Dalam hal ini pemakai bahasa memang belum menguasai kaidah bahasa yang digunakannya. Oleh sebab itu, kesalahan berbahasa dapat dikatakan bersifat sistemik, yakni karena pemakai bahasa tidak menguasai sistem bahasa yang sedang berlaku. Menurut Corder (dalam Tarigan dan Tarigan, 1990:77) yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode berbahasa. Pelanggaran ini bukan hanya bersifat fisik, melainkan juga sebuah tanda kurang sempurnanya pengetahuan dan penguasaan terhadap kode. Kesalahan itu biasanya ditentukan berdasarkan ukuran keberterimaan. Apakah bahasa (ujaran atau tulisan) pembelajar bahasa itu berterima atau tidak bagi penutur asli atau pengajarnya. Jadi, jika pembelajar bahasa Indonesia membuat kesalahan, maka ukuran yang digunakan adalah koreksi yang dilakukan oleh penutur asli bahasa Indonesia. Apabila bahasa yang digunakan pembelajar tersebut dinilai salah oleh penutur asli bahasa Indonesia, maka dikatakan pembelajar bahasa telah membuat kesalahan.
8
Selain itu, Tarigan dan Tarigan (1990:75-76) juga menambahkan pengertian mengenai kesalahan berbahasa. Menurut mereka, kesalahan itu disebabkan oleh faktor kompetensi. Artinya, pelaku tersebut memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya. Kesalahan berbahasa biasanya terjadi secara konsisten dan sistematis. Kesalahan itu dapat berlangsung lama apabila tidak diperbaiki. Di bawah ini adalah sebuah ilustrasi untuk mempermudah pemahaman terhadap kesalahan (errors). ”Setiap anak diminta oleh ibu guru untuk mencari makna tentang ungkapan atau istilah asing yang terdapat dalam bacaan di buku paket. Setelah selesai menemukan maknanya, ibu guru menyuruh untuk membuat sebuah kalimat dengan menggunakan istilah asing tersebut. Namun setelah dikumpulkan, semua siswa tidak mencetak miring istilah asing yang digunakan dalam kalimat karena mereka belum mendapat pelajaran tentang penggunaan huruf miring”. Ilustrasi di atas adalah contoh kesalahan (errors) karena ibu guru belum memberikan materi pembelajaran tentang penggunaan huruf miring sehingga setiap kalimat yang ditulis dengan menggunakan istilah asing belum ada yang ditulis miring. Sebagaimana yang telah dipaparkan bahwa kesalahan berbahasa adalah bentuk penyimpangan terhadap kaidah penggunaan bahasa yang tentunya disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama penyebab penyimpangan berbahasa adalah adanya faktor dari luar yang disebut kekeliruan (mistake). Purwadi (2000:3), menyatakan bahwa kekeliruan disebabkan oleh faktor dari luar. Artinya, tidak berasal dari faktor kognisi, melainkan dari faktor tidak percaya diri berada di hadapan orang banyak, kelelahan, kelaparan, dan semacamnya. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Tarigan dan Tarigan (1990: 75). Mereka mengungkapkan bahwa kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performansi. Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam berbahasa. Kekeliruan ini bersifat acak. Artinya, dapat terjadi pada
9
berbagai tataran linguistik. Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki oleh orang yang bersangkutan, yaitu dengan lebih meningkatkan konsentrasi. Kekeliruan biasanya tidak bersifat lama. Di bawah ini adalah ilustrasi untuk mempermudah pemahaman terhadap kekeliruan (mistake). ”Ada seorang mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia semester 8 yang bernama Arif. Ia sedang sibuk membuat skripsi. Saat sedang mengetik daftar pustaka, ia sengaja menuliskan semua daftar pustaka, barulah mencetak miring judul buku yang ada. Namun tibatiba adiknya meminta tolong sambil merengek-rengek agar Arif menjelaskan materi ulangan esok harinya. Karena melihat adiknya mulai menangis, Arif segera mematikan komputernya dan menghampiri adiknya. Padahal dalam pengetikan daftar pustaka tersebut masih ada judul buku yang belum dicetak miring.” Ilustrasi di atas merupakan contoh kekeliruan (mistake). Hal ini karena Arif sebenarnya telah menguasai ketentuan-ketentuan dalam penulisan daftar pustaka dan penggunaan huruf miring. Namun karena dia terburu-buru, dia lupa mencetak miring judul buku dalam penulisan daftar pustaka. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti mencantumkan tabel yang membedakan antara kesalahan (errors) dan kekeliruan (mistake). KATEGORI
KESALAHAN
KEKELIRUAN
1. Sumber
kompetensi
performansi
2. Sifat
sistematis
tidak sistematis
3. Durasi
agak lama
sementara
4. Sistem Linguistik
belum dikuasai
sudah dikuasai
5. Hasil
penyimpangan
penyimpangan
6. Perbaikan
belajar dan latihan
peningkatan konsentrasi
2.2
Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam perkembangannya, pengertian analisis kesalahan berbahasa telah
dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Parera (1993: 7), analisis kesalahan
10
berbahasa adalah kajian dan analisis mengenai kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa atau peserta didik atau pelajar asing atau seseorang atau penggunaan bahasa kedua. Pengertian yang dikemukakan Parera tersebut masih terlalu abstrak untuk dipahami, oleh sebab itu perlu sumber teori yang lebih rinci dalam menjelaskan pengertian dan konsep analisis kesalahan berbahasa agar penelitian ini dapat mencapai tujuannya dengan baik. Tarigan dan Tarigan (1990:68) menjelaskan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses kerja yang digunakan oleh para guru dan peneliti bahasa dengan langkah-langkah pengumpulan data, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat di dalam data, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian taraf keseriusan kesalahan itu. Berdasarkan pendapat Tarigan dan Tarigan tersebut, dapat dipahami secara terperinci mengenai pengertian dan konsep dalam analisis kesalahan berbahasa. Namun karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa berdasarkan taksonomi siasat permukaan yang notabene tidak ada aspek evaluasi taraf kesalahan berbahasa, maka penelitian ini mengacu pada teori yang dirumuskan oleh Iswatiningsih di bawah ini. Iswatiningsih (2003:1) mengungkapkan bahwa analisis kesalahan (anakes) berbahasa merupakan prosedur kerja dalam menelaah kesalahan berbahasa yang meliputi: pengumpulan data, mengenali data kesalahan, mengelompokkan jenis-jenis kesalahan, selanjutnya menjelaskan serta menemukan pola kesalahan berdasarkan sumber-sumber teori yang telah disusun. Berdasarkan pengertian Iswatiningsih di atas, dapat dirumuskan prosedur analisis kesalahan berbahasa sebagai berikut: a. mengumpulkan data kesalahan berbahasa; b. mengidentifikasi data kesalahan berbahasa; c. mengklasifikasikan data kesalahan berbahasa; d. mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa berdasarkan teori yang sudah disusun.
11
2.3
Taksonomi Kesalahan Berbahasa Menurut Tarigan (1990:87), kesalahan berbahasa erat kaitannya dengan
pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran kedua. Kesalahan berbahasa tersebut mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Kesalahan-kesalahan tersebut sering terjadi pada praktik-praktik berbahasa. Ada empat pengklasifikasian atau taksonomi kesalahan berbahasa yang dikemukakan Tarigan (1990: 279-288). Empat taksonomi tersebut meliputi: (1) taksonomi kategori linguistik, (2) taksonomi siasat permukaan, (3) taksonomi komparatif, dan (4) taksonomi efek komunikatif. Taksonomi kategori linguistik mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan berbahasa berdasarkan komponen linguistik atau unsur linguistik tertentu yang dipengaruhi oleh kesalahan. Komponen-komponen linguistik mencakup fonologi (ucapan), sintaksis dan morfologi (tata bahasa, gramatikal), semantik dan leksikon (makna dan kosakata), dan wacana (gaya). Taksonomi siasat permukaan menyoroti bagaimana caranya struktur-struktur permukaan berubah. Secara garis besarnya, kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam siasat permukaan ini adalah (a) kesalahan penghilangan (omission), (b) penambahan (addition), (c) formasi (misformation), dan (c) susun (misodering). Kesalahan penghilangan ditandai oleh ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya terdapat dalam ujaran. Kesalahan penambahan merupakan jenis kesalahan yang ditandai oleh hadirnya suatu unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ujaran. Kesalahan formasi ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Kesalahan susun ditandai oleh penempatan morfem atau kelompok morfem yang tidak tepat dalam suatu ujaran. Menurut
Tarigan
(1990:158),
Klasifikasi
kesalahan-kesalahan
dalam
taksonomi komparatif didasarkan pada perbandingan-perbandingan antara struktur kesalahan bahasa target (B2) dengan tipe-tipe konstruksi tertentu lainnya. Kesalahan taksonomi
komparatif
dapat
dibedakan
atas
(a)
kesalahan
perkembangan
12
(development errors), (b) kesalahan antarbahasa (interlingual errors), (c) kesalahan taksa (atau ambiguous errors), dan (d) kesalahan lain (other errors). Taksonomi efek komunikatif memandang kesalahan-kesalahan dari perspektif pengaruhnya terhadap penyimak atau pembaca. Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena kesalahan-kesalahan yang ada, maka taksonomi efek komunikatif dapat dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu kesalahan global (global errors) dan kesalahan lokal (local errors). Berdasarkan model taksonomi di atas, analisis kesalahan berbahasa dalam penelitian ini menggunakan pendekatan taksonomi siasat permukaan. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa dengan menggunakan metode tersebut, permasalahan yang terjadi di lapangan dapat dijelaskan. Misalnya pada contoh data berikut. Saya dateng pasar. Data yang mengalami percampuran kode bahasa di atas hanya bisa dijelaskan dengan baik menggunakan taksonomi siasat permukaan.
2.4
Taksonomi Siasat Permukaan Menurut Tarigan (1990:148), taksonomi siasat permukaan suatu bentuk
analisis kesalahan berbahasa yang menekankan pada cara-cara struktur permukaan berubah. Analisis tersebut meliputi kajian kesalahan penghilangan (omission), penambahan (addition), formasi (misformation), dan susun (misordering). a. Kesalahan penghilangan (omission) adalah kesalahan-kesalahan yang bersifat “penghilangan” ini ditandai oleh ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan yang baik dan benar. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut. Kami membeli makanan enak warung. Kalimat tersebut mengalami kerancuan makna karena penghilangan butir kata (preposisi) yang tidak seharusnya terjadi. Seharusnya kalimat yang benar adalah sebagai berikut. Kami membeli makanan enak di warung.
13
b. Kesalahan penambahan (addition), penambahan ini adalah kebalikan dari penghilangan. Kesalahan penambahan ditandai oleh hadirnya suatu butir atau unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ujaran yang baik dan benar. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut. Para mahasiswa-mahasiswa. Contoh kalimat di atas seharusnya cukup dituliskan seperti kalimat di bawah ini. Para mahasiswa atau mahasiswa-mahasiswa.
c. Kesalahan formasi (misformation), kesalahan misformation ini ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Pembelajar memunculkan sesuatu dalam praktik berbahasanya walaupun hal itu salah. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut. Ayahnya aku sakit. Contoh kalimat di atas adalah bentuk kesalahan formasi. Seharusnya kalimat tersebut diujarkan seperti kalimat di bawah ini. Ayahku sakit.
d. Kesalahan susun (misodering) ditandai oleh penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau kelompok morfem dalam suatu ucapan atau ujaran. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut. Beli di mana kamu baju? Mahasiswa banyak melakukan kesalahan yang merupakan terjemahan “alamiah” atau terjemahan kata demi kata struktur permukaan bahasa asli atau bahasa ibu. Oleh sebab itu muncullah susunan kalimat seperti pada contoh di atas. Seharusnya kalimat tersebut disusun sebagai berikut. Di mana kamu membeli baju?
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini secara berurutan diuraikan mengenai: 1) rancangan dan jenis penelitian, 2) data dan sumber data, 3) pengodean data, 4) metode penelitian, 5) instrumen penelitian, dan 6) prosedur penelitian.
3.1
Rancangan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menganalisis data yang berupa tuturan lisan dalam seminar
proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Tuturan tersebut dideskripsikan sesuai dengan tataran kesalahan taksonomi siasat pemukaan, sehingga, Penelitian ini menggunakan metode deskriptifkualitatif. Metode tersebut digunakan karena penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Menurut Bogdan dan Tailor (dalam Moleong, 2001:3) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari perilaku-perilaku yang dapat diamati. Dengan demikian penelitian ini disebut deskriptif-kualitatif.
3.2
Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah bentuk-bentuk kesalahan penggunaan bahasa
Indonesia tuturan mahasiswa yang meliputi tuturan moderator, penyaji, dan penanya dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Data tersebut direkam pada saat berlangsungnya seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember yang selanjutnya data ditranskripsi menjadi data tulis. Sumber
15
data penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember.
3.3
Pengodean Data Pemberian kode merupakan cara yang dilakukan agar data lebih mudah
dianalisis. Pengodean didasarkan pada tuturan-tuturan yang muncul dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Pengodean tersebut akan dijabarkan di bawah ini. 1) Dt 1-S1 = data kesalahan 1 dalam seminar 1; 2) Dt 1-S2 = data kesalahan 1 dalam seminar 2; 3) Dt 2-S3 = data kesalahan 2 dalam seminar 3; 4) Dt 3-S4 = data kesalahan 3 dalam seminar 4 dan seterusnya hingga data dalam seminar 5.
3.4
Metode Penelitian Pada bagian metode penelitian ini akan diuraikan secara berurutan mengenai:
(1) metode pengumpulan data, (2) metode penentuan daerah penelitian, (3) metode penentuan korpus, dan (4) metode analisis data. 3.4.1
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
dokumentasi yang diawali dengan metode rekam dan dilanjutkan dengan transkripsi data. Transkripsi data adalah proses mengubah data berupa gambar dan suara menjadi tulisan. Transkripsi data dilakukan untuk mengelompokkan jenis-jenis kesalahan berbahasa yang sebelumnya berupa data video rekaman seminar proposal skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember menjadi data tulis. Dengan data tulis ini maka mempermudah peneliti untuk mengelompokkan
kesalahan–keslahan
berbahasa
yang
meliputi,
kesalahan
penghilangan, kesalahan penambahan, kesalahan formasi, kesalahan menyusun. Data yang dikatagorikan sebagai kesalahan ialah tuturan yang berupa bentuk kesalahan
16
performansi atau mistake. Kesalahan ini biasannya terjadi karena kurangnya konsentrasi dari penutur dan bersifat tidak sistemis. Tuturan yang muncul karena proses berfikir seperti bentuk tuturan yang dilakukan secara berulang, dalam penelitian ini tidak termasuk suatu kesalahan.
3.4.2
Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode penentuan daerah dalam penelitian ini adalah metode purposive
sampling area. Metode purposive sampling area adalah sebuah metode penentuan daerah penelitian yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan tujuan tertentu (Arikunto, 1998:127). Sesuai dengan metode purposive sampling area, daerah yang dipilih dalam penelitian ini adalah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Hal ini didasarkan pada pertimbangan praktis dan teoretis. Secara praktis, tempat penelitian mudah dijangkau oleh peneliti. Dengan demikian, peneliti dapat meminimalisasi waktu, tenaga, dan biaya dalam proses penelitian. Secara teoretis, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember masih ditemukan melakukan kesalahan tuturan dalam forum resmi yaitu seminar proposal skripsi. Di samping itu metode yang digunakan pada penelitian ini berupa metode purposive sampling area, sehingga peneliti melakukan penelitian hanya pada program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. 3.4.3
Metode Penentuan Korpus Korpus adalah sebagian data dalam penelitian kualitatif yang diambil dari
kelompoknya sebagai wakil dari variannya yang bersifat dan berciri sama dengan kelompok yang diwakilinya (Sukatman, 2000:26). Penelitian ini mengambil korpus dengan teknik theoritical sampling (sampel teoretik), yaitu pengambilan korpus berdasarkan konsep yang terbukti berhubungan secara teoretik dengan teori yang sedang disusun (Strauss dan Corbin, 2007:196). Korpus dianggap cukup apabila telah mencapai titik jenuh, yaitu munculnya data secara berulang-ulang dan tidak
17
ditemukan data yang baru. Pada penelitian ini suatu data dapat dikatakan sebagai data korpus apabila suatu tuturan muncul secara terus menerus pada kelompok data yang sama dan tidak ditemukan tuturan yang baru. Data dalam penelitian ini didapat dalam seminar proposal skripsi pada Juli hingga September 2012.
3.4.4
Metode Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (1992:16-19), analisis data terdiri atas tiga alur
kegiatan, yaitu 1) mereduksi data, 2) menyajikan data, dan 3) menarik kesimpulan. Hal ini sesuai dengan prosedur analisis kesalahan berbahasa yang telah diuraikan pada bab 2. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, penyederhanaan, dan pentransformasian data kasar yang muncul di lapangan. Penyajian data diartikan sebagai pengumpulan atau klasifikasi data yang sudah tersusun dan memungkinkan ditarik sebuah kesimpulan. Penyimpulan merupakan tahap akhir proses analisis data. Sebelum analisis data dilakukan dalam penelitian ini, terlebih dahulu dimulai dengan proses mereduksi data, yaitu proses pengidentifikasian data. Kemudian dilanjutkan dengan proses penyajian data, yaitu klasifikasi data yang telah disusun ke dalam kategori taksonomi siasat permukaan. Kesalahan yang terkandung dalam Taksonomi siasat permukaan mencakup empat keslahan yaitu: (a) kesalahankesalahan yang bersifat penghilangan, kesalahan ini ditandai dengan adanya ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan yang baik; (b) kesalahan penanambahan, kesalahan ini ditandai dengan
adanya unsur yang
seharunya tidak muncul akan tetapi dimunculkan dalam ucapan; (c) kesalahan formasi yang merupakan kesalahan pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. (d) kesalahan susun merupakan kesalahan penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau kelompok morfem dalam suatu ucapan atau ujaran. Setelah proses pengategorian data, analisis ini diakhiri dengan proses penyimpulan yang berupa deskripsi bentuk-bentuk kesalahan berbahasa dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember.
18
3.5
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar penelitiannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lengkap, dan sistematis (Arikunto, 2006:129). Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrument).
Hal tersebut terjadi karena peneliti terlibat
langsung dalam proses pengambilan dan analisis data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen pendukung. Instrumen pendukung tersebut berupa, alat perekam gambar dan suara yaitu kamera digital Canon Ixus 95is, tabel pembantu pengumpul data dan tabel pembantu analisis data. Proses pengembilan data berlangsung saat berjalannya seminar. Seluruh tuturan mahasiswa dalam seminar proposal skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra indonesia direkam yang selanjutnya dikelompokkan sesuai dengan kesalahan berbahasa tataran analisis taksonomi siasat permukaan.
3.6
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap. Hal ini dilakukan agar cara
kerja dalam penelitian dapat terarah. Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian (Arikunto, 2006). a. Tahap persiapan Tahap ini meliputi kegiatan pemilihan dan pemantapan masalah penelitian, pengadaan studi pustaka, dan pemilihan pendekatan. b. Tahap pelaksanaan Tahap ini meliputi kegiatan mengumpulkan data yang diperlukan, kemudian menganalisis data berdasarkan teori yang ditentukan, dan menyimpulkan hasil penelitian. c. Tahap penyelesaian Pada tahap ini, laporan penelitian disusun dengan melakukan perevisian laporan penelitian dan pembendelan laporan penelitian.
BAB 4. PEMBAHASAN
Pada bab ini secara berurutan diuraikan mengenai: 1) bentuk kesalahan penghilangan, 2) bentuk kesalahan penambahan, 3) bentuk kesalahan formasi, dan 4) bentuk kesalahan penyusunan.
4.1 Bentuk Kesalahan Penghilangan Bentuk kesalahan penghilangan yang ditemukan dalam tuturan mahasiswa adalah sebagai berikut. 1) Strategi Tindak Tutur Menjelaskan dalam pembelajaran yang saya maksudkan di sini, tidak hanya pelajaran bahasa Indonesia semua mata pelajaran. (Dt6S1) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan yang pertama berupa penghilangan kata pada antara posisi kata hanya dan pelajaran, dan kesalahan yang kedua berupa kata tetapi juga pada posisi antara kata Indonesia dan semua. Kata tetapi juga digunakan karena adanya kata tidak hanya, karena kedua kata tersebut harus hadir bersamaan sebagai kunjungsi korelatif. Tidak hadirnya konjungsi korelatif dalam kalimat tersebut menjadikan makna kalimat yang ingin disamapaikan kurang jelas. Kalimat yang ingin disamapaikan berupa, penjelasan mengenai seluruh strategi pembelajaran, bukan hanya strategi pembelajaran bahasa Indonesia saja. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Strategi Tindak Tutur Menjelaskan dalam pembelajaran yang saya maksudkan di sini, tidak hanya pada pelajaran bahasa Indonesia, tetapi juga semua mata pelajaran. Konjungsi korelatif dalam perbaikan kalimat tersebut menjadikan makna kalimat yang ingin disamapaikan kepada peserta seminar menjadi lebih jelas.
20
2) Tadi Anda memaparkan menimbulkan dua efek, yaitu efek positif dan negatif. (Dt15-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan objek informasi. Hilangnya objek informasi dalam kalimat tersebut membuat kalimat tidak jelas. Objek dalam kalimat tersebut harus ada untuk menjadikan kalimat lebih jelas mengenai hal apa yang disampaikan oleh penutur. Dengan demikian, perbaikan kalimat adalah sebagai berikut. Tadi Anda memaparkan (objek informasi) menimbulkan dua efek, berupa efek positif dan negatif. Objek dalam kalimat tersebut menjadikan informasi yang ingin disampaikan oleh penutur tampak lebih jelas. 3) Kenapa nggak mengambil KH yang sudah terkenal?(Dt20-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata Anda sebagai subjek kalimat. Hilangnya subjek dalam kalimat tersebut membuat pertanyaan tidak jelas ditujukan kepada siapa. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Mengapa Anda tidak mengambil tokoh yang sudah terkenal? Subjek dalam tuturan tersebut menjadikan pertanyaan tampak jelas ditujukan kepada siapa. 4) efek negatif juga dapat sebagai bahan pertimbangan bagi siswanya. (Dt23-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata digunakan yang kedudukannya sebagai verba pada posisi antara kata dapat dan sebagai. Hilangnya verba pada kalimat tersebut menjadikan kaburnya makna kalimat dalam suatu tuturan. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.
21
… efek negatif juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi siswanya. Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas. 5) Yang kemudian adalah metalingual speech adalah ….( Dt18-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan konstruksi dua kalimat dijadikan satu kalimat sehingga menjadikan kalimat tersebut kurang efektif. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Yang kemudian adalah metalingual speech. adalah ….
Metalingual speech
Perbaikan dalam kalimat membuat kalimat tersebut lebih efektif. 6) puitic speech ini digunakan pembacaan puisi. Seperti itu. (Dt20-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata dalam pada posisi antara kata digunakan dan pembacaan. Tidak hadirnya kata dalam pada kalimat di atas menjadikan makna kalimat tidak jelas. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Puitic speech ini digunakan dalam pembacaan puisi. Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas. 7) Saya pertama untuk membuat penelitian ini berpikir kesalahan berbahasa itu di sekeliling kita, terutama Prodi Bahasa Indonesia, masih sering sering kali terjadi.( Dt21-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata tentang pada posisi antara kata berpikir dan kesalahan. Hadirnya kata tentang tersebut bersifat wajib karena berfungsi sebagai
22
penanda informasi. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. untuk membuat penelitian ini, pertama saya berpikir tentang kesalahan berbahasa di sekeliling kita yang masih sering terjadi terutama di Prodi Bahasa Indonesia. Ditambahkannya kata tentang dalam kalimat tersebut membuat informasi yang ingin disampaikan lebih jelas. 8) Kenapa kita sendiri sebagai Prodi Bahasa Indonesia yang sebelumnya istilahnya kita sudah mendapatkan mata kuliah mengenai kesalahan berbahasa Indonesia dan mungkin dari analisis kesalahan berbahasa itu kita dapat menguraikan bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia itu sendiri. Seperti itu.(Dt22-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata mahasiswa pada posisi antara kata sebagai dan Prodi. Hadirnya kata mahasiswa tersebut bersifat wajib karena kata mahasiswa sebagai subjek yang dibicarakan. Selain itu, kesalahan penghilangan juga terjadi pada struktur kalimat. Penghilangan tersebut adalah tanda pemisah kalimat. Dapat dipahami bahwa sebenarnya kalimat di atas adalah dua kalimat. Akan tetapi karena hilangnya tanda pemisah tersebut, dua kalimat tersebut menjadi satu. Mengapa kita sebagai mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia yang sudah mendapatkan mata kuliah kesalahan berbahasa, masih sering melakukan kesalahan berbahasa? Hadirnya subjek kalimat dalam perbaikan tuturan tersebut menjadikan tuturan tersebut lebih jelas siapa yang dibicarakanya. 9) Definisi operasional terdapat lima poin. Yang pertama…. (Dt3-S5) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata dalam pada posisi di depan kata definisi atau awal kalimat. Hadirnya kata bahwa tersebut bersifat wajib karena berpengaruh terhadap makna kalimat. Kata dalam berfungsi menjelaskan bahwa lima poin yang disebutkan adalah bagian dalam definisi operasional. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.
23
Dalam definisi operasional terdapat lima poin. Perbaikan dalam kalimat tersebut membuat makna yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas. 10) Metodologi penelititan terdapat enam poin. Yang pertama ….(Dt4-S5) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata dalam pada posisi di depan kata metodologi atau awal kalimat. Hadirnya kata bahwa tersebut bersifat wajib karena berpengaruh terhadap makna kalimat. Kata dalam berfungsi menjelaskan bahwa enam poin yang disebutkan adalah bagian dalam metodologi penelitian. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Dalam metodologi penelititan terdapat enam poin. Perbaikan dalam kalimat tersebut membuat makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas. 11) Untuk pengambilan poster itu sendiri secara acak.( Dt7-S5) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata dilakukan pada posisi di depan kata secara. Hilangnya kata tersebut membuat kalimat yang ingin menyampaikan bagaimana cara pengambilan poster menjadi tidak jelas. Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Pengambilan poster dilakukan secara acak. Perbaikan dalam kalimat tersebut membuat makna kalimat dapat lebih mudah dipahami. Analisis kesalahan penghilangan pada penelitian ini meliputi, adanya penghilangan konjungsi korelatif yang membuat tidak jelasnya makna suatu kalimat. penghilangan subjek, objek, dan verba dalam kalimat sehingga menjadikan tidak jelasnya suatu kalimat. Adanya penghilangan kata-kata yang seharusnya hadir sebagai penjelas namun pada kalimat tuturan tidak hadir, sehingga menjadikan kaburnya suatu makna kalimat. Dengan analisis kesalahan penghilangan ini membuat
24
kalimat yang diperbaiki menjadi kalimat yang lebih jelas, informasi yang ingin disampaikan lebih jelas, menjadikan subjek,objek, dan verba kalimat tampak jelas, dan menjadikan kalimat mudah dipahami.
4.2 Bentuk Kesalahan Penambahan Bentuk kesalahan penambahan yang ditemukan dalam tuturan mahasiswa adalah sebagai berikut. 12) Ciri khas di sini itu kalau misalnya itu berupa tuturan, yang seperti apa? Seperti itu. (Dt2-S1) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di sini dan kata itu yang ke dua. Hal ini dinilai salah karena penggunaan frasa dan kata tersebut dapat mengaburkan makna kalimat di atas. Selain itu, kesalahan penambahan juga terjadi pada keseluruhan tuturan di atas. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kalimat dengan susunan kata seperti itu. Penggunaan kalimat tersebut dinilai salah karena penggunaanya mengurangi kefektifan kalimat apabila digunakan dalam seminar proposal skripsi. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Ciri khas itu kalau misalnya berupa tuturan, yang seperti apa? Perbaikan dalam kalimat tersebut menjadikan makna yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas. 13) Di sini SDLB tuna Grahita berbeda dibandingkan dengan SD lain, yaitu anak-anaknya normal. (Dt3-S1) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di sini. Hal ini dinilai salah karena apabila frasa tersebut tidak digunakan maka menjadikan kalimat lebih efektif digunakan dalam forum seminar proposal skripsi. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.
25
SDLB tuna Grahita berbeda dibandingkan dengan SD lain, yang anakanaknya normal. Perbaikan kalimat dengan menghilangkan frasa yang tidak diperlukan tersebut menjadikan kalimat lebih jelas sehingga lebih mudah difahami oleh peserta seminar. 14) Guru itu dalam menjelaskan materi itu selain menata tata kata-kata yang tepat, itu butuh kesabaran dan menyesuaikan kemampuan mereka soalnya IQ mereka itu di bawah 70 atau kurang. (Dt4-S1) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata itu. Bahkan kata tersebut muncul berkali-kali dalam satu kalimat. Selain itu kesalahan penambahan juga terjadi di akhir kalimat. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata atau kurang. Hal ini dinilai salah karena penggunaannya dapat mengaburkan makna. Sebagaimana telah disebutkan bahwa nilai di bawah 70 adalah nilai 0 hingga 69. Akan tetapi jika ditambah kata atau kurang, maka maknanya menjadi nilai di bawah 0 yang dalam sebuah penilaian tidak terdapat nilai di bawah 0. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Dalam menjelaskan materi, selain menata tata kata-kata yang tepat, guru butuh kesabaran dan menyesuaikan kemampuan mereka. karena IQ mereka di bawah 70. Dengan perbaikan kalimat maka makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas. 15) Yang ingin saya tanyakan di sini kan strategi tindak tutur menjelaskan dalam pembelajaran. (Dt5-S1) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di sini dan kata kan. Hal ini dinilai salah karena apabila frasa tersebut tidak digunakan maka menjadikan kalimat lebih efektif digunakan dalam forum seminar proposal skripsi Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Yang ingin saya tanyakan adalah strategi tindak tutur menjelaskan dalam pembelajaran.
26
Perbaikan kalimat dengan menghilangkan frasa yang tidak diperlukan tersebut menjadikan kalimat lebih jelas sehingga lebih mudah difahami oleh peserta seminar. 16) Di mana saya membatasi kajian saya pada tiga hal,…. (Dt2-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di mana dan kata saya yang ke dua. Hal ini dinilai salah karena apabila frasa tersebut tidak digunakan maka menjadikan kalimat lebih efektif digunakan dalam forum seminar proposal skripsi. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Saya membatasi kajian pada tiga hal,…. Perbaikan kalimat dengan menghilangkan frasa yang tidak diperlukan tersebut menjadikan kalimat lebih jelas sehingga lebih mudah difahami oleh peserta seminar. 17) Di sini saya memilih fungsi tindak tutur ekspresif. (Dt3-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di sini. Hal ini dinilai salah karena apabila frasa tersebut tidak digunakan maka menjadikan kalimat lebih efektif digunakan dalam forum seminar proposal skripsi. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Saya memilih fungsi tindak tutur ekspresif. Perbaikan kalimat dengan menghilangkan frasa yang tidak diperlukan tersebut menjadikan kalimat lebih jelas sehingga lebih mudah difahami oleh peserta seminar. 18) Di sini pengertian dari tindak tutur ekspresif sendiri adalah …. (Dt4-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di sini. Hal ini dinilai salah karena apabila frasa tersebut tidak digunakan maka menjadikan kalimat lebih efektif digunakan dalam forum seminar proposal skripsi. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. pengertian tindak tutur ekspresif adalah ….
27
Perbaikan kalimat dengan menghilangkan frasa yang tidak diperlukan tersebut menjadikan kalimat lebih jelas sehingga lebih mudah difahami oleh peserta seminar. 19) Suatu tindak tutur yang berfungsi sebagai evaluasi terhadap apa yang ada dalam tuturan tersebut. (Dt5-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata-kata terhadap apa yang ada dalam. Hal ini dinilai salah karena penggunaannya menjadikan kaburnya makna kalimat. Contohnya pada konstruksi kalimat berikut. (1) Suatu pendekatan yang berfungsi sebagai evaluasi terhadap apa yang ada dalam kalimat tersebut. (2) Suatu pendekatan yang berfungsi sebagai evaluasi kalimat tersebut. Kalimat (2) di atas lebih tepat karena susunannya telah memenuhi kaidah kalimat efektif. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Suatu tindak tutur yang berfungsi sebagai evaluasi tuturan tersebut. Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut lebih mudah dipahami oleh peserta seminar. 20) cara seseorang menggambarkan atau mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran atau psikologi tentang keadaan di sekitarnya. (Dt6-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata-kata apa yang ada di dalam. Hal ini dinilai salah karena penggunaannya tidak sesuai dengan kaidah kefektifan kalimat sebaimana pejelasan pada Dt5-S2. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. cara seseorang menggambarkan atau mengungkapkan pikiran, atau psikologi tentang keadaan di sekitarnya. Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut lebih mudah dipahami oleh peserta seminar.
28
21) Modus itu bermacam-macam. Cara guru mengungkapkan dengan cara yang bermacam-macam tersebut, dapat menimbulkan efek yang berbeda-beda pada tiap siswanya. (Dt7-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata cara. Hal ini dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan menghilangkan kata cara membuat kalimat tersebut lebih efektif dah lebih mudah dipahami maknanya. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Modus itu bermacam-macam. Guru mengungkapkan dengan cara yang bermacam-macam tersebut, dapat menimbulkan efek yang berbeda-beda pada tiap siswanya. Perbaikan pada kalimat menjadikan makna kalimat lebih mudah dipahami. 22) Di mana efek perlokusi sendiri dapat menimbulkan efek positif. Ada pula yang menimbulkan efek negatif. (Dt8-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di mana dan kata sendiri. Hal ini dinilai salah karena penggunaan kata-kata tersebut dapat mengaburkan makna kalimat. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Efek perlokusi dapat menimbulkan efek positif. Ada pula yang menimbulkan efek negatif. Perbaikan pada kalimat menjadikan makna kalimat lebih mudah dipahami. 23) Nah pada waktu itu, pas pada waktu saya mendengarkan ceramah KH. Anwar Yazid ini, saya kemudian teman-teman saya tertarik dengan apa yang saya dengarkan. Kemudian mereka ikut mendengarkan ceramah yang saya dengarkan ini. (Dt9-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata-kata yang tidak diperlukan. Kata-kata tersebut adalah frasa pada waktu itu, kata pas, ini, saya, dan kemudian (yang dicetak miring). Hal ini dinilai salah karena penggunaan kata-kata tersebut dapat mengaburkan makna
29
kalimat. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Nah, pada waktu saya mendengarkan ceramah KH. Anwar Yazid, teman-teman saya tertarik pada ceramah KH. Anwar Yazid tersebut. Kemudian mereka ikut mendengarkannya. Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan makna kalimat lebih mudah dipahami oleh peserta seminar proposal skripsi. 24)
Mereka tertawa dengan apa yang disampaikan oleh KH. Anwar Yazid seperti itu. (Dt10-S2)
Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata-kata yang tidak diperlukan. Kata-kata tersebut adalah seperti itu. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena walaupun tidak digunakan makna yang ingin disampaikan sudah cukup jelas sehingga penggunaan kata tersebut membuat kalimat kurang efektif digunakan dalam acara formal seminar proposal skripsi. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Mereka tertawa atas sesuatu yang disampaikan oleh KH. Anwar Yazid. Perbaikan pada kalimat di atas menjadi kalimat yang lebih efektif digunakan dalam acara seminar proposal skripsi. 25) Untuk bab ke dua yaitu tinjauan pustaka ada pragmatik, yang ke dua tindak tutur, yang ke tiga …. (Dt11-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata yang tidak diperlukan. Kata tersebut adalah kata untuk dan kata depan ke. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena walaupun tidak digunakan makna yang ingin disampaikan sudah cukup jelas. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Bab dua yaitu tinjauan pustaka… Perbaikan kalimat tersebut menjadikan kalimat lebih efektif.
30
26)
Untuk sumber data dalam penelitian ini berupa ….(Dt12-S2)
Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata yang tidak diperlukan. Kata tersebut adalah kata untuk. Hal ini dinilai salah karena membuat kalimat dalam tuturan tersebut menjadi tidak efektif. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Sumber data dalam penelitian ini berupa …. Menghilangkan kata untuk dalam kalimat tersebut menjadikan kalimat yang lebih efektif. 27) Kenapa harus KH. Anwar Yazid? Kan yang lebih menarik penceramah apa cara menyampaikan yang lebih menarik kan banyak. Lebih apa terutama di untuk ustad-ustad yang lebih terkenal kayak mamah dedeh. kenapa harus. Dan bagaimana Anda menyimpulkan mengambil ini lho, opo lek ngarani? (Dt14-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata dan kalimat. Penambahan pada kalimat tersebut menjadikan kalimat tidak efektif bahkan mengakibatkan kaburnya makna tuturan. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Mengapa harus KH. Anwar Yazid? Bukankah penceramah yang lebih menarik banyak? Perbaikan pada kalimat tersebut menjadikan makna kalimat yang ingin disampaikan kepada peserta seminar menjadi lebih jelas. 28) Kebetulan pada waktu saya pergi ke tempat foto copy proposal saya ini, saya pemilik dari foto copy tersebut itu pada waktu itu sedang memutar video rekaman KH. Anwar Yazid itu. (Dt17-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata-kata yang tidak diperlukan. Kata-kata tersebut adalah kata saya, dari, dan itu. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak perlu hadir dalam kalimat sehingga membuat kalimat sulit dipahami maknanya. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.
31
Kebetulan pada waktu saya pergi ke tempat foto copy proposal ini, pemilik foto copy tersebut sedang menonton video rekaman KH. Anwar Yazid. Perbaikan pada kalimat tersebut menjadikan kalimat lebih efektif. 29) tetangga-tetangga di rumah saya itu banyak yang mendengarkan ceramah dari KH. Anwar Yazid. (Dt18-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut yang pertama berupa penambahan frasa di rumah , yang ke dua kata itu, dan yang ke tiga kata dari. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak perlu hadir dalam kalimat sehingga membuat kalimat sulit dipahami maknanya. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. … tetangga-tetangga saya banyak yang mendengarkan ceramah KH. Anwar Yazid. 30) kemudian saya browsing. Di situ saya sudah menemukan beberapa ceramah dari KH. Anwar Yazid ya. Terus habis itu saya juga menemukan beberapa KH. (Dt19-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata dari dan ya. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak perlu hadir dalam kalimat sehingga membuat kalimat sulit dipahami maknanya. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. … kemudian saya browsing Di situ saya menemukan beberapa ceramah KH. Anwar Yazid. Kemudian saya menemukan beberapa tokoh lain. Perbaikan pada kalimat menjadikan kalimat tersebut menjadi lebih jelas maknanya. 31) Tadi Anda menanyakan efek negatif yang ditimbulkan dari tindak tutur ekspresif tadi. (Dt21-S2)
32
Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata tadi. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Tadi Anda menanyakan efek negatif yang ditimbulkan dari tindak tutur ekspresif. Menghilangkan kata tadi dalam kalimat tersebut menjadikan kalimat tersebut lebih efektif. 32) Di sini contohnya dari efek negatif misalnya …. (Dt22-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa, kata ganti –nya, dan kata dari. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak sesuai dengan prinsip kefektifan kalimat sehingga makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi tidak jelas.. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Di sini contoh efek negatif ialah …. 33) Pemakaian bahasa sebagai alat komunikasi itu dapat direalisasikan menjadi empat keterampilan bahasa. (Dt1-S3). Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata itu. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena walaupun tidak menggunakan kata itu, sudah cukup jelas makna yang ingin disampaikan. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Pemakaian bahasa sebagai alat komunikasi dapat direalisasikan menjadi empat keterampilan bahasa. Perbaikan pada kalimat diatas menjadikan kalimat yang lebih baik digunakan pada saat seminar proposal skripsi. 34) Bahkan setelah tulisan itu ditemukan, keterampilan ini masih sangat dominan sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari.(Dt2-S3)
33
Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata sangat dan sekali. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Seharusnya kata-kata tersebut digunakan salah satu karena kata sangat dan sekali memiliki pengertian yang sama. Penggunaan kata yang dilakukan bersamaan tersebut menjadikan kalimat tidak jelas. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Bahkan setelah tulisan itu ditemukan, keterampilan ini masih sangat dominan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Atau Bahkan setelah tulisan itu ditemukan, keterampilan ini masih dominan sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Perbaikan kalimat dalam tuturan tersebut menjadikan makna kalimat yang ingin disampaikan tampak lebih jelas. 35) Keterampilan berbicara pada umumnya kadang sering menimbulkan rasa gugup.(Dt3-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata kadang dan sering secara bersamaan dalam satu konstruksi kalimat. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya dapat mengaburkan makna kalimat. Seharusnya kata-kata tersebut digunakan salah satu agar makna kalimat menjadi jelas. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Keterampilan berbicara pada umumnya, kadang menimbulkan rasa gugup. Atau Keterampilan berbicara pada umumnya, sering menimbulkan rasa gugup. Perbaikan kalimat dalam tuturan tersebut menjadikan makna kalimat yang ingin disampaikan tampak lebih jelas. 36) Media massa merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan oleh seseorang untuk menyampaikan daya kemampuan daya retorisnya. (Dt4-S3)
34
Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata daya dan kemampuan. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya secara bersamaan tidak sesuai dengan prinsip kefektifan kalimat. Akan tetapi sebaiknya kata-kata tersebut tidak digunakan karena dibelakangnya terdapat kata yang sama, yaitu daya retoris. Kesalahan penambahan tersebut menjadikan makna kalimat tidak jelas. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Media massa merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan oleh seseorang untuk menyampaikan daya retorisnya. Perbaikan kalimat dalam tuturan tersebut menjadikan makna kalimat yang ingin disampaikan tampak lebih jelas.
37) hasilnya ini sangat sungguh sangat mengejutkan. (Dt5-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata sangat yang pertama. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena kata tersebut berfungsi menjelaskan kata di belakangnya, yaitu kata sungguh. Akan tetapi kata sungguh tersebut tidak dapat diberi gradasi. Selain itu, penggunaan kata sangat hingga dua kali berarti tidak sesuai dengan kaidah kefektifan kalimat. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. … hasilnya ini sungguh sangat mengejutkan. Perbaikan pada kalimat diatas menjadikan kalimat yang lebih baik digunakan pada saat seminar proposal skripsi. 38) Dan pembelajaran ini dapat digunakan di pada jenjang SMA kelas XII ….(Dt6-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata di dan pada secara bersamaan dalam satu konstruksi kalimat. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak sesuai dengan kaidah keefektifan kalimat. Seharusnya kata-kata tersebut digunakan salah
35
satu agar kalimat menjadi baik. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Dan pembelajaran ini dapat digunakan di jenjang SMA kelas XII …. Perbaikan pada kalimat diatas menjadikan kalimat yang lebih baik digunakan pada saat seminar proposal skripsi. 39) Tokoh dalam acara ini juga menjadi pertimbangan dalam observasi yang peneliti lakukan, yaitu mereka adalah Slamet Rahardjo dan Butet Kertarajasa. (Dt7-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata yaitu, dan mereka adalah secara bersamaan dalam satu
konstruksi
kalimat.
Penggunaan
kata
tersebut
dinilai
salah
karena
penggunaannya tidak sesuai dengan kaidah keefektifan kalimat. Seharusnya kata-kata tersebut digunakan salah satu agar kalimat menjadi baik. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Tokoh dalam acara ini juga menjadi pertimbangan dalam observasi yang peneliti lakukan, yaitu Slamet Rahardjo dan Butet Kertarajasa. Atau mengubah konstruksi menjadi dua kalimat. Tokoh dalam acara ini juga menjadi pertimbangan dalam observasi yang peneliti lakukan. Mereka adalah Slamet Rahardjo dan Butet Kertarajasa. Perbaikan pada kalimat diatas menjadikan kalimat yang lebih baik digunakan pada saat seminar proposal skripsi. 40) Untuk selanjutnya adalah pengertian diksi. (Dt9-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata untuk. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena walaupun tidak menggunakan kata untuk, sudah cukup jelas makna yang ingin disampaikan. Dengan demikian, penggunaan kata-kata tersebut menjadikan kalimat kurang efesien digunakan pada acara seminar poposal skripsi. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Selanjutnya adalah pengertian diksi.
36
Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kelimat tersebut lebih efektif digunakan pada saat seminar proposal skripsi. 41) Selanjutnya next. (Dt12-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata next secara bersamaan dengan kata selanjutnya. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena memiliki makna yang sama. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Selanjutnya… Perbaikan pada kata di atas menjadikan kata tersebut lebih efektif digunakan pada seminar proposal skripsi. 42) Di sini kan ada enam, tolong berikan contohnya! (Dt13-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata kan. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena karena Kata kan terpengaruh bahasa jawa, sehingga kata tersebut tampak kurang baik jika digunakan pada acara seminar proposal skripsi. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. ada enam, tolong berikan contohnya! 43) Padahal kan banyak sekali program studi yang lain. (Dt14-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata kan. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena Kata kan terpengaruh bahasa jawa, sehingga kata tersebut tampak kurang baik jika digunakan pada acara seminar proposal skripsi. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Padahal banyak sekali program studi yang lain. Perbaikan pada kalimat tersebut menjadikan kalimat lebih efektif digunakan pada saat seminar proposal skripsi. 44) Contohnya di sini adalah misalnya, terlebih dahulu saya akan membacakan pengertiannya dulu. (Dt15-S3)
37
Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata di sini adalah misalnya secara bersamaan. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya menyebabkan konstruksi kalimat menjadi rancu. Oleh sebab itu kata-kata yang tidak diperlukan harus dihilangkan. Selain itu, kesalahan penambahan juga terdapat di akhir kalimat, yaitu pada penggunaan kata dulu. Penggunaan kata dulu tersebut dinilai salah karena di bagian awal kalimat telah disebutkan kata dahulu yang memiliki makna sama. Menggunakan kata yang sama secara berulang-ulang menjadikan kalimat tersebut mempunyai makna yang sulit dipahami. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Sebelum saya memberikan contohnya, terlebih dahulu saya akan membacakan pengertiannya. Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat lebih sederhana sehingga makna yang ingin disampaikan kepada peserta seminar lebih mudah difahami. 45) Jadi mungkin dia itu pada saat ditolak itu ….(Dt16-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata itu. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena walaupun tidak menggunakan kata itu, sudah cukup jelas makna yang ingin disampaikan.. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Jadi mungkin dia pada saat ditolak … Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut lebih efektif digunakan pada saat seminar proposal skripsi. 46) … yang pada umumnya itu bersifat persuasi atau membujuk. (Dt17-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata itu. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena walaupun tidak menggunakan kata itu, sudah cukup jelas makna yang ingin
38
disampaikan. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. … yang pada umumnya bersifat persuasi atau membujuk. Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut lebih efektif digunakan pada saat seminar proposal skripsi.
47) Yang kemudian adalah metalingual speech adalah ….(Dt18-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan dua kata adalah secara bersamaan dalam satu konstruksi kalimat. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena walaupun tidak mengulang kata adalah, sudah cukup jelas makna yang ingin disampaikan bahwasannya, pada kalimat diatas ingin menjelaskan tentang metalingual speach. Dengan demikian, penggunaan kata-kata tersebut menjadikan kalimat kurang efesien digunakan pada acara seminar poposal skripsi. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Yang berikutnya adalah metalingual speech. Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut lebih efektif digunakan pada acara formal seminar proposal skripsi. 48) Nah biasanya ini, puitic speech ini digunakan pembacaan puisi. Seperti itu. (Dt20-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata ini. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Selain itu, kesalahan juga terdapat pada kalimat ke dua pada data di atas. Kalimat ke dua tersebut tidak perlu digunakan karena tidak memiliki fungsi apapun dalam tuturan. Kesalahan pada tuturan tersebut menjadikan tuturan tersebut tidak mempunyai makna yang jelas. Dengan demikian, seharusnya perbikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Nah biasanya puitic speech digunakan pembacaan puisi.
39
Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat lebih sederhana sehingga makna yang ingin disampaikan kepada peserta seminar lebih mudah difahami. 49) Saya pertama untuk membuat penelitian ini berpikir kesalahan berbahasa itu di sekeliling kita, terutama Prodi Bahasa Indonesia, masih sering sering kali terjadi. (Dt21-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata sering. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya dilakukan dua kali dalam satu konstruksi. Seharusnya kata tersebut digunakan satu kali. Penambahan kata yang tidak diperlukan tersebut menjadikan kalimat sulit dipahami maknanya oleh pendengar. Seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. untuk membuat penelitian ini, pertama saya berpikir tentang kesalahan berbahasa di sekeliling kita, yang masih sering terjadi terutama di Prodi Bahasa Indonesia. Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat lebih sederhana sehingga makna yang ingin disampaikan kepada peserta seminar lebih mudah difahami. 50) Kenapa kita sendiri sebagai Prodi Bahasa Indonesia yang sebelumnya istilahnya kita sudah mendapatkan mata kuliah mengenai kesalahan berbahasa Indonesia dan mungkin dari analisis kesalahan berbahasa itu kita dapat menguraikan bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia itu sendiri. Seperti itu.(Dt22-S3).
Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata yang dicetak miring. Kata-kata tersebut adalah kata sendiri, istilahnya kita, mengenai, itu, bagaimana, dan itu sendiri. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya dalam konstruksi kalimat tidak diperlukan. Selain itu, kesalahan juga terdapat pada kalimat ke dua pada data di atas. Kalimat ke dua tersebut tidak perlu digunakan karena tidak memiliki fungsi apapun dalam tuturan. Kesalahan pada kalimat yang terlalu banyak mengalami penambahan
40
tersebut menjadikan kalimat sulit difahami maknanya oleh peserta seminar. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Mengapa kita sebagai mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia yang sudah mendapatkan mata kuliah kesalahan berbahasa masih sering melakukan kesalahan berbahasa? Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat lebih sederhana sehingga makna yang ingin disampaikan kepada peserta seminar lebih mudah difahami. 51) Mengapa judul ini tertarik untuk Anda, menarik untuk Anda diteliti? (Dt2-S4) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata tertarik untuk Anda dan diteliti. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan dan bahkan dapat mengaburkan makna kalimat. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Mengapa judul ini menarik untuk Anda teliti? Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut mempunyai makna yang lebih jelas untuk disamapaikan kepada peserta seminar. 52)
Untuk tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan jenis dan ciri penanda tindak tutur direktif dalam poster Badan Lingkungan Hidup.... (Dt1-S5) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan
tersebut berupa penggunaan kata untuk. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena pada kalimat tersebut walaupun tidak menggunakan kata untuk, sudah cukup jelas makna yang ingin disampaikan. Dengan demikian, penggunaan kata-kata tersebut menjadikan kalimat kurang efesien digunakan pada acara seminar poposal skripsi. Seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan jenis dan ciri penanda tindak tutur direktif dalam poster Badan Lingkungan Hidup....
41
Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut lebih efektif digunakan pada acara formal seminar proposal skripsi. 53) Untuk poin yang ke empat yaitu manfaat. (Dt2-S5) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata untuk. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena pada kalimat tersebut walaupun tidak menggunakan kata untuk, sudah cukup jelas makna yang ingin disampaikan. Dengan demikian, penggunaan kata-kata tersebut menjadikan kalimat kurang efesien digunakan pada acara seminar poposal skripsi. Seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Poin yang ke empat yaitu manfaat. Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut lebih efektif digunakan pada acara formal seminar proposal skripsi. 54) Ini kan Anda menjelaskan bahwa ada periode-periode tertentu. Anda mengambil tiap periode atau secara acak? (Dt6-S5) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata ini kan. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, penggunaan kata-kata tersebut menjadikan kalimat kurang efektif digunakan pada acara formal seminar proposal skripsi. Seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Anda menjelaskan bahwa ada periode-periode tertentu. Anda mengambil tiap periode atau secara acak? Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut lebih efektif digunakan pada acara formal seminar proposal skripsi. 55)
Untuk pengambilan poster itu sendiri secara acak. (Dt7-S5) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan
tersebut berupa penggunaan kata untuk dan sendiri. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena pada kalimat tersebut walaupun tidak menggunakan kata untuk,
42
dan sendiri sudah cukup jelas makna yang ingin disampaikan. Dengan demikian, penggunaan kata-kata tersebut menjadikan kalimat kurang efesien digunakan pada acara seminar poposal skripsi. Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Pengambilan poster dilakukan secara acak. Kesalahan penambahan pada penelitian ini meliputi, penambahan frasa yang tidak diperlukan dalam suatu kalimat sehingga membuat kalimat menjadi tidak jelas. Penambahan kata dalam kalimat yang membuat kaidah kalimatnya sendiri tidak efektif, serta penambahan kata-kata yang tidak seharusnya hadir dalam suatu kalimat, yang akibatnya membuat kalimat menjadi sulit dipahami. Dengan analisis kesalahan penambahan ini membuat kalimat yang diperbaiki menjadi kalimat yang lebih efektif, informasi yang ingin disampaikan lebih jelas, dan makna kalimat lebih jelas.
4.3 Bentuk Kesalahan Formasi Bentuk kesalahan penambahan yang ditemukan dalam tuturan mahasiswa adalah sebagai berikut. 56) Peristiwa tindak tutur menarik untuk dikaji karena guru dalam memberikan penjelasan dalam kelas antara tuturan guru dan siswa memiliki keunikan dalam menangkap suatu tuturan karena keterbatasan daya tangkap. (Dt1-S1) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata dalam. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena lebih tepat menggunakan kata depan di. Selain itu, kesalahan formasi dapat diketahui pada susunan kalimat secara keseluruhan. Kalimat di atas sulit dipahami maknanya karena ketidaktepatan dalam menggunakan konjungsi dan ketidaktepatan dalam membentuk konstruksi. Sehingga kalimat majemuk yang ingin diciptakan justru menjadi kalimat yang sulit dimengerti. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Peristiwa tindak tutur di kelas menarik untuk dikaji karena antara tuturan guru dan siswa memiliki keunikan dalam menangkap suatu
43
tuturan. Keunikan tersebut disebabkan adanya keterbatasan daya tangkap siswa. Analisis pada kalimat membuat makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi jelas. 57) Di sini SDLB tuna Grahita berbeda dibandingkan dengan SD lain, yaitu anak-anaknya normal. (Dt3-S1) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa pembentukan susuanan kalimat. Lebih tepatnya pada kata-kata yaitu anak-anaknya normal. Kata-kata tersebut tentunya berfungsi menjelaskan “SD lain” sebagai pembanding “SDLB”. Akan tetapi pada konstruksi di atas
tidak
merepresentasikan hal tersebut. Dengan demikian, makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi tidak jelas. Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. SDLB tuna Grahita berbeda dibandingkan dengan SD lain yang anakanaknya normal. Analisis pada kalimat membuat makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi jelas. 58) Yang ingin saya tanyakan di sini kan strategi tindak tutur menjelaskan dalam pembelajaran. (Dt5-S1) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata di sini kan. Kata-kata tersebut lebih tepat menggunakan kata adalah. Kesalahan dalam tuturan tersebut menjadikan tidak jelasnya suatu pernyataan Sehingga maknanya sulit dipahami. Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Yang ingin saya tanyakan adalah strategi tindak tutur menjelaskan dalam pembelajaran. Dengan demikian, kalimat yang diperbaiki menjadi kalimat yang efektif.
59) Di sini pengertian dari tindak tutur ekspresif sendiri adalah. (Dt4-S2)
44
Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata sendiri. Kata tersebut dinilai salah karena merupakan salah satu bentuk pengaruh bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia. Penggunaan kata tersebut menjadikan kalimat kurang efektif digunakan dalam acara formal forum seminar. Oleh sebab itu sebaiknya kata tersebut dihilangkan. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Di sini pengertian dari tindak tutur ekspresif adalah Perbaikan dengan menghilangankan kata yang mampunyai unsur pengaruh bahasa jawa tersebut membuat kalimat lebih efektif digunakan dalam forum seminar. 60) Nah pada waktu itu, pas pada waktu saya mendengarkan ceramah KH. Anwar Yazid ini saya kemudian teman-teman saya tertarik dengan apa yang saya dengarkan kemudian mereka ikut mendengarkan ceramah yang saya dengarkan ini. (Dt9-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata dengan apa yang saya dengarkan. Penggunaan kata-kata tersebut dapat mengaburkan makna kalimat. Kata tersebut lebih tepat menggunakan kata-kata pada ceramah KH. Anwar Yazid tersebut. Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Nah, pada waktu saya mendengarkan ceramah KH. Anwar Yazid teman-teman saya tertarik pada ceramah KH. Anwar Yazid tersebut. Kemudian mereka ikut mendengarkannya. Dengan demikian, makna yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas. 61) Mereka tertawa dengan apa yang disampaikan oleh KH. Anwar Yazid ….(Dt10-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata dengan apa. Kata tersebut lebih tepat menggunakan kata-kata atas sesuatu agar makna yang ingin disampaikan dalam kalimat tersebut lebih mudah difahami. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.
45
Mereka tertawa atas sesuatu yang disampaikan oleh KH. Anwar Yazid … Perbaikan dengan menggunakan kata atas sesuatu tersebut menjadikan makna kalimat lebih jelas, bahwasannya kalimat tersebut ingin menyampaikan sesuatu yang disampaikan oleh penceramah KH. Anwar Yazid. 62) Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah ….(Dt13-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa pembentukan konstruksi untuk pengumpulan data dalam penelitian ini. Kata untuk tepat digunakan apabila kata yang mengikutinya berupa kata kerja, yaitu mengumpulkan. Selain itu dapat juga digunakan cara lain agar susunan kalimat secara keseluruhan menjadi baik. Cara tersebut adalah mengubahnya menjadi dalam pengumpulan data penelitian ini. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah … Atau Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah …. Dengan demikian, kalimat tersebut mempunyai susunan kalimat yang lebih mudah difahami 63) Kenapa harus KH. Anwar Yazid? Kan yang lebih menarik penceramah apa cara menyampaikan yang lebih menarik kan banyak. Lebih apa terutama di untuk ustad-ustad yang lebih terkenal kayak mamah dedeh. kenapa harus. Dan bagaimana Anda menyimpulkan mengambil ini lho, opo lek ngarani? (Dt14-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penciptaan konstruksi kalimat yang berbelit-belit. Konstruksi kalimat yang berbelit-belit tersebut menjadikan makna kalimat sulit dipahmi. Selain itu, kesalahan juga terjadi pada penggunaan kata-kata dalam bahasa Jawa. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.
46
Mengapa harus KH. Anwar Yazid? Bukankah yang lebih menarik banyak? Perbaikan kalimat diatas menjadikan makna kalimat lebih mudah dipahami oleh peserta seminar. 64) Hal yang mendukung lagi kenapa saya mengambil KH. Anwar Yazid,…(Dt16-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata lagi kenapa. Kata tersebut lebih tepat diganti dengan menggunakan kata alasan. Akan tetapi apabila maksud penutur dengan menggunakan kata lagi adalah menunjukkan alasan lain, maka susunan kalimat dapat diganti. Kesalahan yang terjadi pada tuturan tersebut menjadikan makna kalimat sulit dipahami. Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Hal lain yang mendukung alasan saya mengambil KH. Anwar Yazid,… Dengan demikian, kalimat tersebut menjadi lebih efektif. 65) Kebetulan pada waktu saya pergi ke tempat foto copy proposal saya ini, saya pemilik dari foto copy tersebut itu pada waktu itu sedang memutar video rekaman KH. Anwar Yazid itu. (Dt17-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata memutar. Kata tersebut lebih tepat diganti dengan menggunakan kata menonton. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Kebetulan pada waktu saya pergi ke tempat foto copy proposal ini, pemilik foto copy tersebut sedang menonton video rekaman, KH. Anwar Yazid. Perbaikan pada kalimat menjadikan kalimat tersebut lebih efektif digunakan dalam acara formal yaitu seminar proposal skripsi. 66) kemudian saya browsing, di situ saya sudah menemukan beberapa ceramah dari KH. Anwar Yazid ya. Terus habis itu saya juga menemukan beberapa KH. (Dt19-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata terus habis itu serta kata KH (Kyai Haji). Kata
47
Kata-kata terus habis itu lebih tepat diganti dengan menggunakan kata kemudian. Kata-kata terus habis itu dinilai salah karena tidak sesuai dengan kaidah keefektifan kalimat. Selain itu dapat diketahui bahwa kata-kata tersebut memiliki pengaruh dari bahasa Jawa terus mari ngono. Kata KH dinilai salah karena penggunaannya tidak tepat untuk menggambarkan seseorang. Sehingga kata KH tersebut lebih baik diganti dengan kata tokoh lain. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. kemudian saya browsing, di situ saya menemukan beberapa ceramah KH. Anwar Yazid. Kemudian saya juga menemukan beberapa tokoh lain. Perbaikan pada kalimat menjadikan kalimat tersebut lebih efektif digunakan dalam acara formal yaitu seminar proposal skripsi. 67) Kenapa nggak mengambil KH yang sudah terkenal? (Dt20-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata nggak. Kata tersebut lebih tepat diganti dengan menggunakan kata tidak. Kata tersebut dinilai salah karena tidak termasuk dalam kosakata bahasa Indonesia. Selain itu, kesalahan formasi juga terjadi pada penggunaan kata KH. Kata tersebut dinilai salah karena tidak bisa digunakan untuk mewakili seseorang. Jadi lebih tepat diganti dengan kata tokoh. Kesalahan penggunaan kata-kata yang tidak seharusnya menjadikan kalimat tersebut kurang efektif digunakan dalam acara seminar proposal. Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Mengapa anda tidak mengambil tokoh yang sudah terkenal? Dengan demikian, kalimat yang ingin disampaikan lebih efektif.
68) Keterampilan berbicara pada umumnya kadang sering menimbulkan rasa gugup. (Dt3-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata kadang sering. Kata tersebut dinilai salah karena memiliki makna yang bertentangan. Sehingga penggunaannya tidak bisa secara
48
bersamaan/ berdampingan. Penggunaan kata yang mempunyai makna bertentangan akan tetapi digunakan secara bersamaan maka akan mengaburkan makna kalimat itu sendiri. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Keterampilan berbicara pada umumnya kadang menimbulkan rasa gugup. Atau Keterampilan berbicara pada umumnya sering menimbulkan rasa gugup. 69) Tokoh dalam acara ini juga menjadi pertimbangan dalam observasi yang peneliti lakukan, yaitu mereka adalah Slamet Rahardjo dan Butet Kertarajasa. (Dt7-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata yaitu mereka adalah. Kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya secara bersamaan/ berdampingan dapat mengaburkan makna kalimat. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Tokoh dalam acara ini juga menjadi pertimbangan dalam observasi yang peneliti lakukan. Tokoh tersebut adalah Slamet Rahardjo dan Butet Kertarajasa. Perbaikan kalimat tersebut menjadikan makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas. 70) Kemudian pada bab 3 merupakan metodologi penelitian. (Dt11-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata pada dan merupakan. Kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya secara bersamaan/ berdampingan dapat mengaburkan makna kalimat. Penggunaan kata pada berfungsi untuk menjelaskan sesuatu yang terdapat pada Bab 3. Akan tetapi kata merupakan berfungsi untuk memberikan penjabaran atau definisi sesuatu. Oleh sebab itu kedua kata tersebut tidak dapat di gunakan secara bersamaan. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut.
49
Pada kalimat merupakan satuan bahasa yang diawali sebuah kesenyapan dan diakhiri intonasi final. Dengan demikian, seharusnya susunan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Kemudian, pada bab 3 akan dijabarkan metodologi penelitian. 71) Di sini kan ada enam, tolong berikan contohnya! (Dt13-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata Di sini kan. Kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya terpengaruh bahasa Jawa. Terpengaruhnya tuturan tersebut dengan bahasa jawa menjadikan kalimat tersebut kurang baik digunakan dalam acara formal seminar. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. …ada enam, tolong berikan contohnya! Perbaikan pada kalimat diatas menjadi klaimat yang lebih baik digunakan pada saat seminar skripsi. 72) Contohnya di sini adalah misalnya, terlebih dahulu saya akan membacakan pengertiannya dulu. (Dt15-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata di sini adalah misalnya. Kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya secara bersamaan/ berdampingan dalam satu konstruksi dapat mengaburkan makna kalimat. Perbaikan kalimat di atas dapat dilakukan dengan cara mengubah seluruh susunannya. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Sebelum saya memberikan contohnya, terlebih dahulu saya akan membacakan pengertiannya… Perbaikan pada susunan kalimat diatas menjadikan kalimat tersebut lebih mudah di pahami oleh peserta seminar. 73) Yang kemudian adalah metalingual speech adalah ….(Dt18-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata Yang kemudian. Kata-kata tersebut dinilai
50
salah karena penggunaannya secara bersamaan/ berdampingan dalam satu konstruksi kalimat yang berisi definisi tentang sesuatu. Hadirnya kata-kata tersebut secara bersamaan menjadikan kaburnya makna kalimat. Jadi kata-kata tersebut lebih tepat diganti dengan kata yang berikutnya. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Yang berikutnya adalah metalingual speech… 74) dan tema pembicaraannya itu tidak mengacu pada objek atau peristiwa dalam dunia nyata, melainkan tentang pembicaraan itu sendiri. (Dt19S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata tentang dan sendiri. Kata tentang dinilai salah karena penggunaannya tidak sejajar dengan kata yang telah mendahuluinya. Pada bagian sebelumnya telah disebutkan kata pada objek. Jadi kata tentang tersebut lebih tepat diganti dengan kata pada. Kata sendiri dinilai salah karena penggunaannya merupakan bentuk pengaruh bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia. Kesalahan pada tuturan tersebut menjadikan tuturan tersebut tampak rancu saat didengar oleh peserta seminar. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. dan tema pembicaraannya itu tidak mengacu pada objek atau peristiwa dalam dunia nyata, melainkan pada pembicaraan .... Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut lebih mudah difahami oleh peserta seminar. 75) Saya pertama untuk membuat penelitian ini berpikir kesalahan berbahasa itu di sekeliling kita, terutama Prodi Bahasa Indonesia, masih sering sering kali terjadi. (Dt21-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penciptaan konstruksi kalimat yang berbelit-belit. Susunan kalimat yang terlalu berbelit-belit tersebut menjadikan makna kalimat sulit dipahami. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.
51
untuk membuat penelitian ini, pertama saya berpikir tentang kesalahan berbahasa di sekeliling kita, yang masih sering terjadi terutama di Prodi Bahasa Indonesia. Perbaikan dengan menyusun kalimat menjadi lebih sederhana maka akan lebih memperjelas makna yang ingin disampaikan dalam suatu tuturan. 76) Kenapa kita sendiri sebagai Prodi Bahasa Indonesia yang sebelumnya istilahnya kita sudah mendapatkan mata kuliah mengenai kesalahan berbahasa Indonesia dan mungkin dari analisis kesalahan berbahasa itu kita dapat menguraikan bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia itu sendiri. Seperti itu. (Dt22-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penciptaan susunan kalimat yang berbelit-belit. Susunan kalimat yang terlalu berbelit-belit tersebut menjadikan makna kalimat sulit dipahami. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Mengapa kita sebagai mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia yang sudah mendapatkan mata kuliah kesalahan berbahasa masih sering melakukan kesalahan berbahasa? Perbaikan dengan menyusun kalimat menjadi lebih sederhana maka akan lebih memperjelas makna yang ingin disampaikan dalam suatu tuturan. 77) Jadi, saya berpikir apabila di lingkungan kita terutama Prodi kita misalnya seperti diskusi seminar sekarang ini kesalahan berbahasa itu masih sering saja terjadi apabila kita analisis, bukankah itu akan menjadi suatu perbaikan ke depannya apabila analisis kesalahannya tersebut nanti sudah ketemu. Seperti itu. (Dt23-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penciptaan susunan kalimat yang berbelit-belit. Susunan kalimat yang terlalu berbelit-belit tersebut menjadikan makna kalimat sulit dipahami. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Jadi, saya berpikir apabila di lingkungan kita, terutama Prodi kita, misalnya seperti dalam diskusi seminar sekarang ini kesalahan berbahasa itu masih sering terjadi, apabila kita analisis, bukankah itu akan menjadi suatu perbaikan apabila analisis kesalahannya tersebut nanti sudah ketemu.
52
Perbaikan dengan menyusun kalimat menjadi lebih sederhana maka akan lebih memperjelas makna yang ingin disampaikan dalam suatu tuturan. 78) Untuk sentilan-sentilun sendiri itu kan di Metro TV itu hadirnya setiap hari senin saja. Untuk pengambilan datanya, apakah Anda membatasi hanya pada waktu periode sekian apa edisi-edisi bulan ini atau kapan itu bagaimana caranya? (Dt26-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penciptaan susunan kalimat yang berbelit-belit. Susunan kalimat yang terlalu berbelit-belit tersebut menjadikan makna kalimat sulit dipahami. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Acara sentilan-sentilun di Metro TV hadirnya setiap hari senin. Untuk pengambilan datanya, apakah Anda membatasi hanya pada periode tertentu? Perbaikan dengan menyusun kalimat menjadi lebih sederhana maka akan lebih memperjelas makna yang ingin disampaikan dalam suatu tuturan.
79) Masalah intrinsiknya itu yang dikaji kan hanya tiga. Tokoh, latar, sama tema. Tetapi dalam ini halaman 20, yang paragraf terakhir, pada kalimat terakhir, di situ kan unsur intrinsiknya meliputi judul, tema, penokohan dan perwatakan, konflik, dan latar. Itu bagaimana? (Dt1-S4) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penciptaan susunan kalimat yang berbelit-belit. Susunan kalimat yang terlalu berbelit-belit tersebut menjadikan makna kalimat sulit dipahami. Selain itu, susunan tersebut juga menggunakan bahasa yang tidak termasuk dalam kosakata bahasa Indonesia. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Masalah intrinsik yang dikaji hanya tiga. Tokoh, latar, dan tema. Tetapi dalam ini halaman 20, pada paragraf terakhir, pada kalimat terakhir, di situ unsur intrinsiknya meliputi judul, tema, penokohan dan perwatakan, konflik, dan latar. Dengan demikian, makna kalimat yang ingin disampaikan penutur manjadi lebih jelas
53
80) Mengapa judul ini tertarik untuk Anda, menarik untuk Anda diteliti? (Dt2-S4) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata tertarik dan diteliti. Selain itu penciptaan kalimatnya juga berbelit-belit. Susunan kalimat yang terlalu berbelit-belit tersebut menjadikan makna kalimat sulit dipahami. Selain itu, kalimat tersebut juga menggunakan bahasa-bahasa yang tidak termasuk dalam kosakata bahasa Indonesia. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Mengapa judul ini menarik untuk Anda teliti? Dengan demikian, makna kalimat yang ingin disampaikan penutur manjadi lebih jelas. 81) Kemanusiaan itu adalah sesuatu hal yang penting untuk dilakukan penelitian. (Dt3-S4) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penciptaan susunan kalimat yang berbelit-belit. Susunan kalimat yang terlalu berbelit-belit tersebut menjadikan makna kalimat sulit dipahami. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Kemanusiaan itu adalah suatu hal yang penting untuk diteliti. Perbaikan dengan menyusun kalimat menjadi lebih sederhana maka akan lebih memperjelas makna yang ingin disampaikan dalam suatu tuturan. 82) Setiap ada periode tertentu, di mana poster itu akan diganti. Misalnya saat ada penilaian kota Adipura. Itu tu poster yang sebelumnya diganti dengan poster yang baru. (Dt5-S5) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata tu dan sebelumnya. Kata tu dinilai salah karena penggunaannya merupakan bentuk pengaruh bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia. Kata sebelumnya dinilai salah karena penggunaannya tidak sejajar dengan kata yang mengikutinya di akhir kalimat. Pada bagian akhir kalimat disebutkan kata baru. Jadi
54
kata sebelumnya tersebut lebih tepat diganti dengan kata lama. Kesalahan formasi yang terdapat pada kalimat tersebut membuat peserta seminar merasa bingung memahami makna kalimatnya. Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. …poster yang lama diganti dengan poster yang baru. Dengan demikian, makna kalimat yang ingin disampaikan penutur manjadi lebih jelas. Kesalahan formasi pada penelitian ini meliputi, ketidaktepatan penggunaan konjungsi sehingga menjadikan kalimat sulit dimengerti. Tidak sesuainya suatu kalimat dengan kaidah keefektifan kalimat sehingga kalimat tersebut kurang tepat digunakan pada saat acara formal seminar proposal skripsi. Adanya tuturan yang terpengaruh bahasa jawa sehingga kurang baik digunakan pada acara seminar proposal skripsi. Hadirnya kata yang bersamaan akan tetapi memiliki makna yang sama sehingga mengaburkn makna kalimat. Adanya kata-kata yang tidak sejajar dalam satu kalimat sehingga menjadikan rancunya suatu kalimat. Hadirnya kalimat yang berbelit-belit sehingga makna kalimat sulit dipahami. Analisis kesalahan formasi memperbaiki suatu kalimat sehingga lebih mudah dipahami, dan memiliki makna lebih jelas.
4.4 Bentuk Kesalahan Susun Bentuk kesalahan penambahan yang ditemukan dalam tuturan mahasiswa adalah sebagai berikut. 85) Peristiwa tindak tutur menarik untuk dikaji karena guru dalam memberikan penjelasan dalam kelas antara tuturan guru dan siswa memiliki keunikan dalam menangkap suatu tuturan karena keterbatasan daya tangkap. (Dt1-S1) Pada data di atas, dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun tersebut terjadi pada konstruksi kalimat, sehingga makna kalimat sulit dipahami. Kalimat majemuk tersebut apabila dijabarkan dalam pengelompokan klausa sebagai berikut: 1) peristiwa tindak tutur menarik untuk dikaji;
55
2) guru dalam memberikan penjelasan dalam kelas; 3) tuturan guru dan siswa memiliki keunikan dalam menagkap suatu tuturan; 4) keterbatasan daya tangkap. Dari penjabaran klausa tersebut nampak adanya pelesapan subjek pada klausa keterbatasan daya tangkap, seharusnya pada klausa tersebut disebutkan siapa yang mengalami keterbatasan daya tangkap yaitu siswa. Pelesapan sebjek pada kalimat diatas menjadikan kalimat tersebut tidak jelas membicarakan siapa. Perbaikan dapat dilakukan dengan menyususn kalimat di atas lebih sederhana agar maknanya bisa dipahami dengan mudah. Perbaikan juga bisa dilakukan dengan cara mengubah konstruksi kalimat tersebut menjadi dua kalimat. Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Peristiwa tindak tutur di kelas menarik untuk dikaji, karena antara tuturan guru dan siswa memiliki keunikan dalam menangkap suatu tuturan. Keunikan tersebut disebabkan adanya keterbatasan daya tangkap siswa. Perbaikan kalimat di atas disusun lebih sederhana sehingga maknanya bisa dipahami dengan mudah. 86) Nah pada waktu itu, pas pada waktu saya mendengarkan ceramah KH. Anwar Yazid ini saya kemudian teman-teman saya tertarik dengan apa yang saya dengarkan kemudian mereka ikut mendengarkan ceramah yang saya dengarkan ini.(Dt9-S2) Pada data di atas, dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun tersebut terjadi pada konstruksi kalimat, sehingga makna kalimat sulit dipahami. Apabila dijabarkan menurut klausanya maka penjabarannya sebagai berikut: 1) pada waktu saya mendengarkan ceramah KH. Anwar Yazid; 2) teman-teman saya tertarik dengan apa yang saya dengarkan; 3) mereka ikut mendengarkan ceramah yang saya dengarkan. Dari penjabaran klausa tersebut, nampak adanya perluasan keterangan pada susunan kalimat. Semua tuturan tersebut berupa keterangan yang berbelit-belit untuk
56
menuju pada pokok permasalahan. Perluasan keterangan yang terlalu berbelit-belit tersebut menjadikan kalimat sulit dipahami maknanya oleh peserta seminar. Seharusnya kalimat di atas disusun lebih sederhana agar maknanya bisa dipahami dengan mudah. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Nah, pada waktu saya mendengarkan ceramah KH. Anwar Yazid, teman-teman saya tertarik pada ceramah KH. Anwar Yazid tersebut. Kemudian mereka ikut mendengarkannya. Perbaikan kalimat di atas disusun lebih sederhana sehingga maknanya bisa dipahami dengan mudah. 87) Kenapa harus KH. Anwar Yazid? Kan yang lebih menarik penceramah apa cara menyampaikan yang lebih menarik kan banyak. Lebih apa terutama di untuk ustad-ustad yang lebih terkenal kayak mamah dedeh. kenapa harus. Dan bagaimana Anda menyimpulkan mengambil ini lho, opo lek ngarani? (Dt14-S2) Pada data di atas, dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun tersebut terjadi pada susunan kalimat tunggal, sehingga makna kalimat sulit dipahami. Seharusnya kalimat di atas disusun lebih sederhana agar maknanya bisa dipahami dengan mudah. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Mengapa harus KH. Anwar Yazid? Bukankah penceramah yang lebih menarik banyak? Perbaikan kalimat di atas disusun lebih sederhana sehingga maknanya bisa dipahami dengan mudah. 88)
Kenapa kita sendiri sebagai Prodi Bahasa Indonesia yang sebelumnya istilahnya kita sudah mendapatkan mata kuliah mengenai kesalahan berbahasa Indonesia dan mungkin dari analisis kesalahan berbahasa itu kita dapat menguraikan bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia itu sendiri. Seperti itu. (Dt22-S3) Pada data di atas, dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun
tersebut terjadi pada konstruksi kalimat, sehingga makna kalimat sulit dipahami. Apabila dijabarkan menurut klausanya maka penjabarannya sebagai berikut:
57
1) kenapa kita sendiri sebagai prodi Bahasa Indonesia; 2) sebelumnya istilahnya kita sudah mendapatkan mata kuliah menganai kesalahan berbahasa; 3) mungkin dari analisis kesalahan berbahasa itu kita dapat menguraikan bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia itu sendiri. Analisis pada kalimat diatas terdapat kesalahan perluasan objek, yaitu pada klausa kedua dan ketiga yang objeknya berupa kesalahan berbahasa. Perluasan objek pada kalimat di atas menjadikn klimat tersebut sulit dipahami maknanya. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Mengapa kita sebagai mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia yang sudah mendapatkan mata kuliah kesalahan berbahasa masih sering melakukan kesalahan berbahasa? Perbaikan kalimat di atas disusun lebih sederhana sehingga maknanya bisa dipahami dengan mudah.
89) Jadi, saya berpikir apabila di lingkungan kita terutama Prodi kita misalnya seperti diskusi seminar sekarang ini kesalahan berbahasa itu masih sering saja terjadi apabila kita analisis, bukankah itu akan menjadi suatu perbaikan ke depannya apabila analisis kesalahannya tersebut nanti sudah ketemu. Seperti itu. (Dt23-S3) Pada data di atas, dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun tersebut terjadi pada konstruksi kalimat. Apabila dijabarkan menurut klausanya maka penjabarannya sebagai berikut: 1) saya berpikir apabila di lingkungan kita terutama prodi kita misalnya; 2) diskusi seminar sekarang ini kesalahn berbahasa itu masih sering terjadi; 3) apabila kita analisis bukankah menjadi suatu perbaikan kedepannya; 4) apabila analisis kesalahan tersebut nanti sudah ketemu. Pada analisis di atas terdapat kesalahan berupa perluasan keterangan. Kalimat berupa keterangan beberapa kali muncul pada setiap klausa. Munculnya kata yang
58
dilakukan secara berulang-ulang menyebabkan makna kalimat sulit dipahami. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. kesalahan berbahasa masih sering terjadi di Prodi kita, seperti dalam seminar sekarang. Saya berpikir apabila kita analisis akan menjadi suatu perbaikan. Perbaikan kalimat di atas disusun lebih sederhana sehingga maknanya bisa dipahami dengan mudah. 90) Untuk datanya sendiri saya mengambil tidak terpaku pada angkatanangkatan berapa-berapa, tapi pada saat berlangsungnya seminar. Jadi acak. (Dt24-S3) Pada data di atas, dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun tersebut terjadi pada konstruksi kalimat. Apabila dijabarkan menurut klausanya maka penjabarannya sebagai berikut: 1) untuk datanya sendiri saya tidak terpaku pada angkatan-ankatan berapa-berapa; 2) tapi, pada saat berlangsungnya seminar. Setelah dijabarkan menurut klausanya, kalimat diatas nampak kesalahannya pada susunan kalimat yang terlalu berbelit-belit. Kesalahan susun yang terlalu berbelit-belit tersebut menjadikan makan kalimat sulit difahami. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Dalam pengambilan datanya, saya tidak terpaku pada angkatan tertentu, tapi dilakukan secara acak pada saat berlangsungnya seminar. Perbaikan pada susunan kalimat yang lebih sederhana tersebut menjadikan kalimat lebih mudah difahami oleh peserta seminar. 91) Silakan untuk peserta yang ingin bertanya. (Dt25-S3) Pada data di atas, dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun tersebut terjadi pada konstruksi kalimat. Kesalahan susun pada kalimat tersebut menjadikan kalimat tampak kurang baik digunakan pada saat forum resmi seminar karena terkesan memerintah kepada peserta. Dengan demikian, kalimat menjadi lebih efektif. Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Peserta yang ingin bertanya disilakan.
59
92) Untuk sentilan-sentilun sendiri itu kan di Metro TV itu hadirnya setiap hari senin saja. Untuk pengambilan datanya, apakah Anda membatasi hanya pada waktu periode sekian apa edisi-edisi bulan ini atau kapan itu bagaimana caranya?(Dt26-S3) Pada data di atas, dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun tersebut terjadi pada konstruksi kalimat. Kesalahan susun dalam kalimat tersebut menjadikan makna kalimat sulit dipahami. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Acara Sentilan-sentilun tayang setiap hari senin di Metro TV. Dalam hal pengambilan data, apakah Anda membatasi pada epidose tertentu atau bagaimana? Perbaikan dalam kalimat tersebut menjadikan kalimat tersebut lebih mudah difahami maknanya oleh peserta seminar.
Kesalahan susun pada penelitian ini lebih sering terjadi pada formasi kalimat yang terlalu berbelit-belit sehingga makna kalimat sulit dipahami. formasi kalimat yang tidak beraturan membuat kalimat mengalami perluasan keterangan dan perluasan subjek sehingga kalimat sulit dimengerti. Adanya kalimat yang mengalami pelesapan subjek sehingga membuat makna kalimat menjadi tidak jelas. Analisis kesalahan susun memperbaiki suatu kalimat sehingga lebih mudah dipahami, dan memiliki makna lebih jelas.
BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan simpulan dari bab sebelumnya (pembahasan) dan saran bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan pemanfaatan hasil penelitian ini. 5.1 Simpulan Berdasarkan uraian pembahasan pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia masih melakukan kesalahan berbahasa dalam acara seminar proposal skripsi. Kesalahan tersebut meliputi. a.
Kesalahan penghilangan yang meliputi, adanya penghilangan konjungsi korelatif yang membuat tidak jelasnya makna suatu kalimat. penghilangan subjek, objek, dan verba dalam kalimat sehingga menjadikan tidak jelasnya suatu kalimat. Adanya penghilangan kata-kata yang seharusnya hadir sebagai penjelas namun pada kalimat tuturan tidak hadir, sehingga menjadikan kaburnya suatu makna kalimat. Dengan analisis kesalahan penghilangan ini membuat kalimat yang diperbaiki menjadi kalimat yang lebih jelas, informasi yang ingin disampaikan lebih jelas, menjadikan subjek,objek, dan verba kalimat tampak jelas, dan menjadikan kalimat mudah dipahami.
b.
Kesalahan penambahan yang meliputi, penambahan frasa yang tidak diperlukan dalam suatu kalimat sehingga membuat kalimat menjadi tidak
jelas.
Penambahan kata dalam kalimat yang membuat kaidah kalimatnya sendiri tidak efektif, serta penambahan kata-kata yang tidak seharusnya hadir dalam suatu kalimat, yang akibatnya membuat kalimat menjadi sulit dipahami. Dengan analisis kesalahan penambahan ini membuat kalimat yang diperbaiki menjadi kalimat yang lebih efektif, informasi yang ingin disampaikan lebih jelas, dan makna kalimat lebih jelas. c.
Kesalahan formasi
yang meliputi, ketidaktepatan penggunaan konjungsi
sehingga menjadikan kalimat sulit dimengerti. Tidak sesuainya suatu kalimat
61
dengan kaidah keefektifan kalimat sehingga kalimat tersebut kurang tepat digunakan pada saat acara formal seminar proposal skripsi. Adanya tuturan yang terpengaruh bahasa jawa sehingga kurang baik digunakan pada acara seminar proposal skripsi. Hadirnya kata yang bersamaan akan tetapi memiliki makna yang sama sehingga mengaburkn makna kalimat. Adanya kata-kata yang tidak sejajar dalam satu kalimat sehingga menjadikan rancunya suatu kalimat. Hadirnya kalimat yang berbelit-belit sehingga makna kalimat sulit dipahami. Analisis kesalahan formasi memperbaiki suatu kalimat sehingga lebih mudah dipahami, dan memiliki makna lebih jelas. d.
Kesalahan susun pada penelitian ini lebih sering terjadi pada formasi kalimat yang terlalu berbelit-belit sehingga makna kalimat sulit dipahami. formasi kalimat yang tidak beraturan membuat kalimat mengalami perluasan keterangan dan perluasan subjek sehingga kalimat sulit dimengerti. Adanya kalimat yang mengalami pelesapan subjek sehingga membuat makna kalimat menjadi tidak jelas. Analisis kesalahan susun memperbaiki suatu kalimat sehingga lebih mudah dipahami, dan memiliki makna lebih jelas.
5.2
Saran Berdasarkan penelitian ini, disampaikan saran sebagai berikut.
a. Mahasiswa, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember disarankan untuk menghindari bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia. b. Guru, disarankan dapat menggunakan hasil penelitian ini menjadi salah satu sumber informasi mengenai bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia dan menjadikannya acuan untuk memperbaiki kesalahan berbahasa. c. Peneliti selanjutnya, disarankan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan kontribusi pada penelitiannya mengenai kesalahan berbahasa lainnya.
62
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 1998. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Iswatiningsih, Daroe. 2003. Pola Kesalahan Berbahasa Indonesia Pada Berbagai Informasi Tulis di Lingkungan Umum. Bandung: ITB.
Kridalaksana, Harimurti.1983. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. Mils, Mattehew B dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:Universitas Indonesia (UI Press)
Muji. 1997. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Jember: Universitas Jember Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Parera, Jos Daniel. 1993. Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia. Purwadi. 2000. Analisis Kesalahan Berbahasa. Surabaya: Universitas Sebelas Maret. Strauss Anslem & Corbin Juliet. 2007. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tata Langkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sukatman. 2000. Ragam Salam dalam Bahasa Indonesia. Jember: Universitas Jember.
63
Suwandi, Sarwiji. 2008. Serbalinguistik: Mengupas Pelbagai Praktik Berbahasa. Surakarta: UNS Press.
Tarigan, H. Guntur dan Djago Tarigan. 1990. Pengantar Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, H. Guntur. 1990. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa.
Widyamartaya, A. 1990. Seni Menuangkan Gagasan. Bandung: Kanisius.
64
LAMPIRAN A. MATRIK PENELITIAN
Judul Penelitian Analisis
Rumusan Masalah
Rancangan Penelitian
a. Bagaimanakah Deskriptifkualitatif
Data dan Sumber Data Data dalam
Metode Pengumpulan Data Metode
Metode Analisis Data
Instrumen Penelitian
Analisis data
Peneliti
penelitian ini
pengumpulan
penelitian ini
merupakan
Kesalahan
bentuk
Berbahasa
kesalahan
adalah bentuk-
data dalam
terdiri atas tiga
instrumen
dalam
penghilangan
bentuk
penelitian ini
alur kegiatan,
utama yang
Seminar
(omission)
kesalahan
menggunakan
yaitu 1) reduksi
didukung
Proposal
dalam seminar
penggunaan
metode
data, 2)
tabel
Mahasiswa
proposal
bahasa
dokumentasi
penyajian data,
pembantu
Program
mahasiswa
Indonesia
yang diawali
dan 3) menarik
pengumpul
Studi
Program Studi
dalam seminar
dengan metode
kesimpulan.
data, dan
Pendidikan
Pendidikan
proposal
rekam dan
tabel
Bahasa dan
Bahasa dan
mahasiswa
dilanjutkan
pembantu
Sastra
Sastra
Program Studi
dengan
analisis data.
Indonesia
Indonesia
Pendidikan
transkipsi data.
Universitas
Universitas
Bahasa dan
Transkripsi data
Jember
Jember?
Sastra
adalah proses
65
Judul Penelitian
Rumusan Masalah
Indonesia
Metode Pengumpulan Data merubah data
bentuk
Universitas
berupa gambar
kesalahan
Jember.
dan suara
penambahan
Sumber data
menjadi tulisan.
(addition)
penelitian ini
dalam seminar
adalah
proposal
mahasiswa
mahasiswa
Program Studi
Program Studi
Pendidikan
Pendidikan
Bahasa dan
Bahasa dan
Sastra
Sastra
Indonesia
Indonesia
Universitas
Universitas
Jember.
b. Bagaimanakah
Jember? c. Bagaimanakah bentuk
Rancangan Penelitian
Data dan Sumber Data
Metode Analisis Data
Instrumen Penelitian
66
Judul Penelitian
Rumusan Masalah kesalahan formasi (misformation) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember? d. Bagaimanakah bentuk kesalahan susun
Rancangan Penelitian
Data dan Sumber Data
Metode Pengumpulan Data
Metode Analisis Data
Instrumen Penelitian
67
Judul Penelitian
Rumusan Masalah (misordering) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember?
Rancangan Penelitian
Data dan Sumber Data
Metode Pengumpulan Data
Metode Analisis Data
Instrumen Penelitian
68
LAMPIRAN B. TABEL PEMBANTU PENGUMPUL DATA
Kode Data
Data Ujaran
Data Seminar 1 Dt1-S1 Peristiwa tindak tutur menarik untuk dikaji karena guru dalam memberikan penjelasan dalam kelas antara tuturan guru dan siswa memiliki keunikan dalam menangkap suatu tuturan karena keterbatasan daya tangkap. Dt2-S1 Ciri khas di sini itu kalau misalnya itu berupa tuturan, yang seperti apa? Seperti itu. Dt3-S1 Di sini SDLB tuna Grahita berbeda dibandingkan dengan SD lain, yaitu anak-anaknya normal. Dt4-S1 Guru itu dalam menjelaskan materi itu selain menata tata kata-kata yang tepat, itu butuh kesabaran dan menyesuaikan kemampuan mereka soalnya IQ mereka itu di bawah 70 atau kurang.
Kesalahan Penghilangan
Kesalahan Penambahan
Kesalahan Formasi
Kesalahan Susun
√
√
√
√
√
√
69
Kode Data Dt5-S1
Data Ujaran
Yang ingin saya tanyakan di sini kan strategi tindak tutur menjelaskan dalam pembelajaran. Dt6-S1 Strategi tindak tutur menjelaskan dalam pembelajaran yang saya maksudkan di sini, tidak hanya pelajaran bahasa Indonesia semua mata pelajaran. Data Seminar 2 Dt1-S2 Latar belakang di sini saya menjabarkan mengapa saya memilih judul tindak tutur ekspresif guru terhadap siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 7 Jember. Dt2-S2 Di mana saya membatasi kajian saya pada tiga hal,… Dt3-S2 Di sini saya memilih fungsi tindak tutur ekspresif . Dt4-S2 Di sini pengertian dari tindak tutur ekspresif sendiri adalah … Dt5-S2 Suatu tindak tutur yang berfungsi sebagai evaluasi terhadap apa yang
Kesalahan Penghilangan
Kesalahan Penambahan √
Kesalahan Formasi √
√
√
√ √ √ √
√
Kesalahan Susun
70
Kode Data Dt6-S2
Dt7-S2
Dt8-S2
Dt9-S2
Dt10-S2
Data Ujaran ada dalam tuturan tersebut. … cara seseorang menggambarkan atau mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran atau psikologi tentang keadaan di sekitarnya. Modus itu bermacam-macam. Cara guru mengungkapkan dengan cara yang bermacam-macam tersebut, dapat menimbulkan efek yang berbeda-beda pada tiap siswanya. Di mana efek perlokusi sendiri dapat menimbulkan efek positif. Ada pula yang menimbulkan efek negatif. Nah pada waktu itu, pas pada waktu saya mendengarkan ceramah KH. Anwar Yazid ini saya kemudian teman-teman saya tertarik dengan apa yang saya dengarkan kemudian mereka ikut mendengarkan ceramah yang saya dengarkan ini. Mereka tertawa dengan apa yang disampaikan oleh KH. Anwar Yazid seperti itu.
Kesalahan Penghilangan
Kesalahan Penambahan
Kesalahan Formasi
Kesalahan Susun
√
√
√
√
√
√
√
√
71
Kode Data Dt11-S2
Dt12-S2 Dt13-S2
Dt14-S2
Dt15-S2
Dt16-S2 Dt17-S2
Data Ujaran Untuk bab ke dua yaitu tinjauan pustaka ada pragmatik, yang ke dua tindak tutur, yang ke tiga … Untuk sumber data dalam penelitian ini berupa … Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah … Kenapa harus KH. Anwar Yazid? Kan yang lebih menarik penceramah apa cara menyampaikan yang lebih menarik kan banyak. Lebih apa terutama di untuk ustad-ustad yang lebih terkenal kayak mamah dedeh. kenapa harus. Dan bagaimana Anda menyimpulkan mengambil ini lho, opo lek ngarani? Tadi Anda memaparkan menimbulkan dua efek, yaitu efek positif dan negatif. Hal yang mendukung lagi kenapa saya mengambil KH. Anwar Yazid, Kebetulan pada waktu saya pergi ke
Kesalahan Penghilangan
Kesalahan Penambahan √
Kesalahan Formasi
Kesalahan Susun
√ √
√
√
√
√ √
√
√
72
Kode Data
Data Ujaran
tempat foto copy proposal saya ini, saya pemilik dari foto copy tersebut itu pada waktu itu sedang memutar video rekaman KH. Anwar Yazid itu. Dt18-S2 … tetangga-tetangga di rumah saya itu banyak yang mendengarkan ceramah dari KH. Anwar Yazid. Dt19-S2 … kemudian saya browsing, di situ saya sudah menemukan beberapa ceramah dari KH. Anwar Yazid ya. Terus habis itu saya juga menemukan beberapa KH. Dt20-S2 Kenapa nggak mengambil KH yang sudah terkenal? Dt21-S2 Tadi Anda menanyakan efek negatif yang ditimbulkan dari tindak tutur ekspresif tadi. Dt22-S2 Di sini contohnya dari efek negatif misalnya … Dt23-S2 … efek negatif juga dapat sebagai bahan pertimbangan bagi siswanya. Data Seminar 3 Dt1-S3 Pemakaian bahasa sebagai alat
Kesalahan Penghilangan
Kesalahan Penambahan
Kesalahan Formasi
√
√
√
√
√ √
√ √
√
Kesalahan Susun
73
Kode Data
Dt2-S3
Dt3-S3
Dt4-S3
Dt5-S3 Dt6-S3 Dt7-S3
Dt8-S3
Data Ujaran komunikasi itu dapat direalisasikan menjadi empat keterampilan bahasa. Bahkan setelah tulisan itu ditemukan, keterampilan ini masih sangat dominan sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan berbicara pada umumnya kadang sering menimbulkan rasa gugup. Media massa merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan oleh seseorang untuk menyampaikan daya kemampuan daya retorisnya. … hasilnya ini sangat sungguh sangat mengejutkan. Dan pembelajaran ini dapat digunakan di pada jenjang SMA kelas XII … Tokoh dalam acara ini juga menjadi pertimbangan dalam observasi yang peneliti lakukan, yaitu mereka adalah Slamet Rahardjo dan Butet Kertarajasa. Di sini terdapat beberapa fungsi dari
Kesalahan Penghilangan
Kesalahan Penambahan
Kesalahan Formasi
√
√
√
√
√ √ √
√
Kesalahan Susun
74
Kode Data Dt9-S3 Dt10-S3 Dt11-S3 Dt12-S3 Dt13-S3 Dt14-S3 Dt15-S3
Dt16-S3 Dt17-S3 Dt18-S3 Dt19-S3
Data Ujaran retorika, … Untuk selanjutnya adalah pengertian diksi. … acara sentilan sentilun itu sebagai pemanfaatan dari retorika tutur. Kemudian pada bab 3 merupakan metodologi penelitian. Selanjutnya next Di sini kan ada enam, tolong berikan contohnya! … padahal kan banyak sekali program studi yang lain. Contohnya di sini adalah misalnya, terlebih dahulu saya akan membacakan pengertiannya dulu. Jadi mungkin dia itu pada saat ditolak itu … … yang pada umumnya itu bersifat persuasi atau membujuk. Yang kemudian adalah metalingual speech adalah … … dan tema pembicaraannya itu tidak mengacu pada objek atau peristiwa
Kesalahan Penghilangan
Kesalahan Penambahan
Kesalahan Formasi
√ √ √ √ √
√
√ √
√
√ √ √
√
√ √
Kesalahan Susun
75
Kode Data
Dt20-S3
Dt21-S3
Dt22-S3
Dt23-S3
Data Ujaran dalam dunia nyata, melainkan tentang pembicaraan itu sendiri. Nah biasanya ini, puitic speech ini digunakan pembacaan puisi. Seperti itu. Saya pertama untuk membuat penelitian ini berpikir kesalahan berbahasa itu di sekeliling kita, terutama Prodi Bahasa Indonesia, masih sering sering kali terjadi. Kenapa kita sendiri sebagai Prodi Bahasa Indonesia yang sebelumnya istilahnya kita sudah mendapatkan mata kuliah mengenai kesalahan berbahasa Indonesia dan mungkin dari analisis kesalahan berbahasa itu kita dapat menguraikan bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia itu sendiri. Seperti itu. Jadi saya berpikir apabila di lingkungan kita terutama Prodi kita misalnya seperti diskusi seminar sekarang ini kesalahan berbahasa itu
Kesalahan Penghilangan
Kesalahan Penambahan
Kesalahan Formasi
Kesalahan Susun
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
76
Kode Data
Data Ujaran
masih sering saja terjadi apabila kita analisis, bukankah itu akan menjadi suatu perbaikan ke depannya apabila analisis kesalahannya tersebut nanti sudah ketemu. Seperti itu. Dt24-S3 Untuk datanya sendiri saya mengambil tidak terpaku pada angkatan-angkatan berapa-berapa, tapi pada saat berlangsungnya seminar. Jadi acak. Dt25-S3 Silahkan untuk peserta yang ingin bertanya. Dt26-S3 Untuk sentilan-sentilun sendiri itu kan di Metro TV itu hadirnya setiap hari senin saja. Untuk pengambilan datanya, apakah Anda membatasi hanya pada waktu periode sekian apa edisi-edisi bulan ini atau kapan itu bagaimana caranya? Data Seminar 4 Dt1-S4 Masalah intrinsiknya itu yang dikaji kan hanya tiga. Tokoh, latar, sama tema. Tetapi dalam ini halaman 20,
Kesalahan Penghilangan
Kesalahan Penambahan
Kesalahan Formasi
Kesalahan Susun
√
√ √
√
√
77
Kode Data
Data Ujaran
yang paragraf terakhir, pada kalimat terakhir, di situ kan unsur intrinsiknya meliputi judul, tema, penokohan dan perwatakan, konflik, dan latar. Itu bagaimana? Dt2-S4 Mengapa judul ini tertarik untuk Anda, menarik untuk Anda diteliti? Dt3-S4 Kemanusiaan itu adalah sesuatu hal yang penting untuk dilakukan penelitian. Data Seminar 5 Dt1-S5 Untuk tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan jenis dan ciri penanda tindak tutur direktif dalam poster Badan Lingkungan Hidup … Dt2-S5 Untuk poin yang ke empat yaitu manfaat. Dt3-S5 Definisi operasional terdapat lima poin. Yang pertama… Dt4-S5 Metodologi penelitian terdapat enam poin. Yang pertama … Dt5-S5 Setiap ada periode tertentu, di mana poster itu akan diganti. Misalnya saat
Kesalahan Penghilangan
Kesalahan Penambahan
Kesalahan Formasi
√
√ √
√
√ √ √ √
Kesalahan Susun
78
Kode Data
Dt6-S5
Dt7-S5
Data Ujaran ada penilaian kota Adipura. Itu tu poster yang sebelumnya diganti dengan poster yang baru. Ini kan Anda menjelaskan bahwa ada periode-periode tertentu. Anda mengambil tiap periode atau secara acak? Untuk pengambilan poster itu sendiri secara acak.
Kesalahan Penghilangan
Kesalahan Penambahan
√
√
√
Kesalahan Formasi
Kesalahan Susun
79
LAMPIRAN C. TABEL PEMBANTU ANALISIS DATA
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun Kesalahan Penghilangan
Deskripsi Analisis
Dt6-S1 Strategi Tindak Tutur Menjelaskan dalam pembelajaran yang saya maksudkan di sini, tidak hanya pelajaran bahasa Indonesia semua mata pelajaran. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata pada antara posisi kata hanya dan pelajaran, dan kata tetapi juga pada posisi antara kata Indonesia dan semua. Kata tetapi juga digunakan karena adanya kata tidak hanya, sesuai dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia (1998, 298) kedua kata tersebut harus hadir bersamaan sebagai kunjungsi korelatif seharusnya susunan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Strategi Tindak Tutur Menjelaskan dalam pembelajaran yang saya maksudkan di sini, tidak hanya pelajaran bahasa Indonesia, tapi juga semua mata pelajaran. Dt15-S2 Tadi Anda memaparkan menimbulkan dua efek, yaitu efek positif dan negatif. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata bahwa dan subjek informasi yang disampaikan. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Tadi Anda memaparkan bahwa (subjek informasi) menimbulkan dua efek,
80
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
yaitu efek positif dan negatif. Dt20-S2 Kenapa nggak mengambil KH yang sudah terkenal? Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata Anda sebagai subjek kalimat. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Kenapa Anda nggak mengambil KH yang sudah terkenal? Dt23-S2 … efek negatif juga dapat sebagai bahan pertimbangan bagi siswanya. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata dijadikan pada posisi antara kata dapat dan sebagai. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. … efek negatif juga dapat djadikan sebagai bahan pertimbangan bagi siswanya. Dt18-S3 Yang kemudian adalah metalingual speech adalah … Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan konstruksi dua kalimat dijadikan satu kalimat. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Yang kemudian adalah metalingual speech. Metalingual speech adalah … Dt20-S3 Nah biasanya ini, puitic speech ini digunakan pembacaan puisi. Seperti itu. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata dalam pada posisi antara kata digunakan dan
81
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
pembacaan. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Puitic speech ini digunakan dalam pembacaan puisi. Dt21-S3 Saya pertama untuk membuat penelitian ini berpikir kesalahan berbahasa itu di sekeliling kita, terutama Prodi Bahasa Indonesia, masih sering sering kali terjadi. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata bahwa pada posisi antara kata berpikir dan kesalahan. Hadirnya kata bahwa tersebut bersifat wajib karena berfungsi sebagai penanda informasi. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. …untuk membuat penelitian ini berpikir bahwa kesalahan berbahasa itu di sekeliling kita,… Dt22-S3 Kenapa kita sendiri sebagai Prodi Bahasa Indonesia yang sebelumnya istilahnya kita sudah mendapatkan mata kuliah mengenai kesalahan berbahasa Indonesia dan mungkin dari analisis kesalahan berbahasa itu kita dapat menguraikan bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia itu sendiri. Seperti itu. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata mahasiswa pada posisi antara kata sebagai dan Prodi. Hadirnya kata bahwa tersebut bersifat wajib karena berpengaruh
82
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
terhadap makna kalimat. Selain itu, kesalahan penghilangan juga terjadi pada struktur kalimat. Penghilangan tersebut adalah tanda pemisah kalimat. Dapat dipahami bahwa sebenarnya kalimat di atas adalah dua kalimat.akan tetapi karena hilangnya tanda pemisah tersebut, dua kalimat tersebut menjadi satu. Dt3-S5 Definisi operasional terdapat lima poin. Yang pertama… Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata dalam pada posisi di depan kata definisi atau awal kalimat. Hadirnya kata bahwa tersebut bersifat wajib karena berpengaruh terhadap makna kalimat. Kata dalam berfungsi menjelaskan bahwa lima poin yang disebutkan adalah bagian dalam definisi operasional. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Dalam definisi operasional terdapat lima poin. Dt4-S5 Metodologi penelititan terdapat enam poin. Yang pertama … Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata dalam pada posisi di depan kata metodologi atau awal kalimat. Hadirnya kata bahwa tersebut bersifat wajib karena berpengaruh terhadap makna kalimat. Kata dalam berfungsi menjelaskan bahwa enam poin yang disebutkan adalah bagian dalam metodologi penelitian. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Dalam metodologi penelititan terdapat enam poin. Dt7-S5
83
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Kesalahan Penambahan
Deskripsi Analisis
Untuk pengambilan poster itu sendiri secara acak. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata dilakukan pada posisi di depan kata secara. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. … pengembilan poster itu sendiri dilakukan secara acak. Dt2-S1 Ciri khas di sini itu kalau misalnya itu berupa tuturan, yang seperti apa? Seperti itu. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di sini dan kata itu yang ke dua. Hal ini dinilai salah karena penggunaan frasa dan kata tersebut tidak diperlukan. Bahkan penggunaannya dapat mengaburkan makna kalimat di atas. Selain itu, kesalahan penambahan juga terjadi pada keseluruhan tuturan di atas. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kalimat dengan konstruksi kata seperti itu. Penggunaan kalimat tersebut dinilai salah karena penggunaanya tidak diperlukan. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Ciri khas itu kalau misalnya berupa tuturan, yang seperti apa? Dt3-S1 Di sini SDLB tuna Grahita berbeda dibandingkan dengan SD lain, yaitu anakanaknya normal. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di sini. Hal ini dinilai salah karena penggunaan frasa tersebut tidak diperlukan. Dengan demikian, perbaikan
84
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
kalimat di atas adalah sebagai berikut. SDLB tuna Grahita berbeda dibandingkan dengan SD lain, yaitu anak-anaknya normal. Dt4-S1 Guru itu dalam menjelaskan materi itu selain menata tata kata-kata yang tepat, itu butuh kesabaran dan menyesuaikan kemampuan mereka soalnya IQ mereka itu di bawah 70 atau kurang. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata itu. Bahkan kata tersebut muncul berkali-kali dalam konstruksi satu kalimat. Selain itu kesalahan penambahan juga terjadi di akhir kalimat di atas. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata atau kurang. Hal ini dinilai salah karena penggunaannya dapat mengaburkan makna. Sebagaimana telah disebutkan bahwa nilai di bawah 70 adalah nilai 0 hingga 69. Akan tetapi jika ditambah kata atau kurang, maka maknanya menjadi nilai di bawah 0 yang notabene dalam sebuah penilaian tidak terdapat nilai di bawah 0. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Guru, dalam menjelaskan materi, selain menata tata kata-kata yang tepat, butuh kesabaran dan menyesuaikan kemampuan mereka soalnya IQ mereka di bawah 70. Dt5-S1 Yang ingin saya tanyakan di sini kan strategi tindak tutur menjelaskan dalam pembelajaran. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan
85
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
tersebut berupa penambahan frasa di sini dan kata kan. Hal ini dinilai salah karena penggunaan frasa dan kata tersebut tidak diperlukan. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Yang ingin saya tanyakan strategi tindak tutur menjelaskan dalam pembelajaran. Dt2-S2 Di mana saya membatasi kajian saya pada tiga hal,… Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di mana dan kata saya yang ke dua. Hal ini dinilai salah karena penggunaan frasa dan kata tersebut tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Saya membatasi kajian pada tiga hal,… Dt3-S2 Di sini saya memilih fungsi tindak tutur ekspresif. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di sini. Hal ini dinilai salah karena penggunaan frasa tersebut tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Saya memilih fungsi tindak tutur ekspresif. Dt4-S2 Di sini pengertian dari tindak tutur ekspresif sendiri adalah … Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di sini. Hal ini dinilai salah karena
86
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
penggunaan frasa tersebut tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. pengertian dari tindak tutur ekspresif sendiri adalah … Dt5-S2 Suatu tindak tutur yang berfungsi sebagai evaluasi terhadap apa yang ada dalam tuturan tersebut. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata-kata terhadap apa yang ada dalam. Hal ini dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Contohnya pada konstruksi kalimat berikut. Suatu pendekatan yang berfungsi sebagai evaluasi terhadap apa yang ada dalam kalimat tersebut. (1) Suatu pendekatan yang berfungsi sebagai evaluasi kalimat tersebut. (2) Kalimat (2) di atas lebih tepat karena konstruksinya telah memenuhi kaidah kalimat efektif. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Suatu tindak tutur yang berfungsi sebagai evaluasi tuturan tersebut. Dt6-S2 … cara seseorang menggambarkan atau mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran atau psikologi tentang keadaan di sekitarnya. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata-kata apa yang ada di dalam. Hal ini dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan sebagaimana pembahasan pada
87
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
Dt5-S2. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. … cara seseorang menggambarkan atau mengungkapkan pikiran atau psikologi tentang keadaan di sekitarnya. Dt7-S2 Modus itu bermacam-macam. Cara guru mengungkapkan dengan cara yang bermacam-macam tersebut, dapat menimbulkan efek yang berbeda-beda pada tiap siswanya. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata cara. Hal ini dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Modus itu bermacam-macam. Guru mengungkapkan dengan cara yang bermacam-macam tersebut, dapat menimbulkan efek yang berbeda-beda pada tiap siswanya. Dt8-S2 Di mana efek perlokusi sendiri dapat menimbulkan efek positif. Ada pula yang menimbulkan efek negatif. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di mana dan kata sendiri. Hal ini dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Efek perlokusi dapat menimbulkan efek positif. Ada pula yang menimbulkan
88
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
efek negatif. Dt9-S2 Nah pada waktu itu, pas pada waktu saya mendengarkan ceramah KH. Anwar Yazid ini, saya kemudian teman-teman saya tertarik dengan apa yang saya dengarkan. Kemudian mereka ikut mendengarkan ceramah yang saya dengarkan ini. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata-kata yang tidak diperlukan. Kata-kata tersebut adalah frasa pada waktu itu, kata pas, ini, saya, dan kemudian (yang dicetak miring). Hal ini dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan dan bahkan dapat mengaburkan makna kalimat. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Nah pada waktu saya mendengarkan ceramah KH. Anwar Yazid, teman-teman saya tertarik dengan apa yang saya dengarkan. Kemudian mereka ikut mendengarkan ceramah yang saya dengarkan. Dt10-S2 Mereka tertawa dengan apa yang disampaikan oleh KH. Anwar Yazid seperti itu. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata-kata yang tidak diperlukan. Kata-kata tersebut adalah seperti itu. Hal ini dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut.
89
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
Mereka tertawa dengan apa yang disampaikan oleh KH. Anwar Yazid. Dt11-S2 Untuk bab ke dua yaitu tinjauan pustaka ada pragmatik, yang ke dua tindak tutur, yang ke tiga … Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata yang tidak diperlukan. Kata tersebut adalah kata untuk dan kata depan ke. Hal ini dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Bab dua yaitu tinjauan pustaka… Dt12-S2 Untuk sumber data dalam penelitian ini berupa … Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata yang tidak diperlukan. Kata tersebut adalah kata untuk. Hal ini dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Sumber data dalam penelitian ini berupa … Dt14-S2 Kenapa harus KH. Anwar Yazid? Kan yang lebih menarik penceramah apa cara menyampaikan yang lebih menarik kan banyak. Lebih apa terutama di untuk ustad-ustad yang lebih terkenal kayak mamah dedeh. kenapa harus. Dan bagaimana Anda menyimpulkan mengambil ini lho, opo lek ngarani? Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata dan kalimat yang tidak diperlukan dan
90
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
bahkan mengakibatkan kaburnya makna tuturan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Kenapa harus KH. Anwar Yazid? Dt17-S2 Kebetulan pada waktu saya pergi ke tempat foto copy proposal saya ini, saya pemilik dari foto copy tersebut itu pada waktu itu sedang memutar video rekaman KH. Anwar Yazid itu. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata-kata yang tidak diperlukan. Kata-kata tersebut adalah kata saya, dari, dan itu. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Kebetulan pada waktu saya pergi ke tempat foto copy proposal ini, pemilik foto copy tersebut pada waktu itu sedang memutar video rekaman KH. Anwar Yazid. Dt18-S2 … tetangga-tetangga di rumah saya itu banyak yang mendengarkan ceramah dari KH. Anwar Yazid. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di rumah dan kata itu serta kata dari. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. … tetangga-tetangga saya banyak yang mendengarkan ceramah KH. Anwar
91
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
Yazid. Dt19-S2 … kemudian saya browsing. Di situ saya sudah menemukan beberapa ceramah dari KH. Anwar Yazid ya. Terus habis itu saya juga menemukan beberapa KH. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata dari dan ya. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. … kemudian saya browsing. Di situ saya sudah menemukan beberapa ceramah KH. Anwar Yazid … Dt21-S2 Tadi Anda menanyakan efek negatif yang ditimbulkan dari tindak tutur ekspresif tadi. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata tadi. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Tadi Anda menanyakan efek negatif yang ditimbulkan dari tindak tutur ekspresif. Dt22-S2 Di sini contohnya dari efek negatif misalnya … Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di sini, kata ganti –nya, dan kata dari.
92
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Contoh efek negatif misalnya … Dt1-S3 Pemakaian bahasa sebagai alat komunikasi itu dapat direalisasikan menjadi empat keterampilan bahasa. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata itu. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Pemakaian bahasa sebagai alat komunikasi dapat direalisasikan menjadi empat keterampilan bahasa. Dt2-S3 Bahkan setelah tulisan itu ditemukan, keterampilan ini masih sangat dominan sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata sangat dan sekali. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Seharusnya kata-kata tersebut digunakan salah satu karena kata sangat dan sekali memiliki pengertian yang sama. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Bahkan setelah tulisan itu ditemukan, keterampilan ini masih sangat dominan
93
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Atau Bahkan setelah tulisan itu ditemukan, keterampilan ini masih dominan sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dt3-S3 Keterampilan berbicara pada umumnya kadang sering menimbulkan rasa gugup. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata kadang dan sering secara bersamaan dalam satu konstruksi kalimat. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya dapat mengaburkan makna kalimat. Seharusnya kata-kata tersebut digunakan salah satu agar makna kalimat menjadi jelas. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Keterampilan berbicara pada umumnya kadang menimbulkan rasa gugup. Atau Keterampilan berbicara pada umumnya sering menimbulkan rasa gugup. Dt4-S3 Media massa merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan oleh seseorang untuk menyampaikan daya kemampuan daya retorisnya. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata daya dan kemampuan. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya secara bersamaan tidak sesuai dengan prinsip kefektifan kalimat. Akan tetapi sebaiknya kata-kata tersebut
94
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
tidak digunakan karena dibelakangnya terdapat kata yang sama, yaitu daya retoris. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Media massa merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan oleh seseorang untuk menyampaikan daya retorisnya. Dt5-S3 … hasilnya ini sangat sungguh sangat mengejutkan. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata sangat yang pertama. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena kata tersebut berfungsi menjelaskan kata di belakangnya, yaitu kata sungguh. Akan tetapi kata sungguh tersebut tidak dapat diberi gradasi. Selain itu, penggunaan kata sangat hingga dua kali berarti tidak sesuai dengan kaidah kefektifan kalimat. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. … hasilnya ini sungguh sangat mengejutkan. Dt6-S3 Dan pembelajaran ini dapat digunakan di pada jenjang SMA kelas XII … Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata di dan pada secara bersamaan dalam satu konstruksi kalimat. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak sesuai dengan kaidah kefektifan kalimat. Seharusnya kata-kata tersebut digunakan salah satu agar kalimat menjadi baik. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut.
95
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
Dan pembelajaran ini dapat digunakan di jenjang SMA kelas XII … Dt7-S3 Tokoh dalam acara ini juga menjadi pertimbangan dalam observasi yang peneliti lakukan, yaitu mereka adalah Slamet Rahardjo dan Butet Kertarajasa. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata yaitu, dan mereka adalah secara bersamaan dalam satu konstruksi kalimat. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak sesuai dengan kaidah kefektifan kalimat. Seharusnya kata-kata tersebut digunakan salah satu agar kalimat menjadi baik. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Tokoh dalam acara ini juga menjadi pertimbangan dalam observasi yang peneliti lakukan, yaitu Slamet Rahardjo dan Butet Kertarajasa. Atau mengubah konstruksi menjadi dua kalimat. Tokoh dalam acara ini juga menjadi pertimbangan dalam observasi yang peneliti lakukan. Mereka adalah Slamet Rahardjo dan Butet Kertarajasa. Dt9-S3 Untuk selanjutnya adalah pengertian diksi. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata untuk. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Selanjutnya adalah pengertian diksi. Dt10-S3
96
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
… acara sentilan sentilun itu sebagai pemanfaatan dari retorika tutur. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata dari. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. … acara sentilan sentilun itu sebagai pemanfaatan retorika tutur. Dt12-S3 Selanjutnya next… Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata next secara bersamaan dengan kata selanjutnya. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena memiliki makna yang sama. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Selanjutnya… Dt13-S3 Di sini kan ada enam, tolong berikan contohnya! Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata kan. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Di sini ada enam, tolong berikan contohnya! Dt14-S3 … padahal kan banyak sekali program studi yang lain.
97
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata kan. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. … padahal banyak sekali program studi yang lain. Dt15-S3 Contohnya di sini adalah misalnya, terlebih dahulu saya akan membacakan pengertiannya dulu. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata di sini adalah misalnya secara bersamaan. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya menyebabkan konstruksi kalimat menjadi rancu. Oleh sebab itu kata-kata yang tidak diperlukan harus dihilangkan. Selain itu, kesalahan penambahan juga terdapat di akhir kalimat, yaitu pada penggunaan kata dulu. Penggunaan kata dulu tersebut dinilai salah karena di bagian awal kalimat telah disebutkan kata dahulu yang memiliki makna sama. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Contohnya adalah, terlebih dahulu saya akan membacakan pengertiannya. Dt16-S3 Jadi mungkin dia itu pada saat ditolak itu … Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata itu. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya
98
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Jadi mungkin dia pada saat ditolak … Dt17-S3 … yang pada umumnya itu bersifat persuasi atau membujuk. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata itu. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. … yang pada umumnya bersifat persuasi atau membujuk. Dt18-S3 Yang kemudian adalah metalingual speech adalah … Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan dua kata adalah secara bersamaan dalam satu konstruksi kalimat. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Yang kemudian adalah metalingual speech … Dt20-S3 Nah biasanya ini, puitic speech ini digunakan pembacaan puisi. Seperti itu. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata ini. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Selain itu, kesalahan juga terdapat pada kalimat ke dua pada data di atas. Kalimat ke dua tersebut tidak perlu
99
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
digunakan karena tidak memiliki fungsi apapun dalam tuturan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Nah biasanya puitic speech digunakan pembacaan puisi. Dt21-S3 Saya pertama untuk membuat penelitian ini berpikir kesalahan berbahasa itu di sekeliling kita, terutama Prodi Bahasa Indonesia, masih sering sering kali terjadi. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata sering. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya dilakukan dua kali dalam satu konstruksi. Seharusnya kata tersebut digunakan satu kali. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Saya pertama untuk membuat penelitian ini berpikir kesalahan berbahasa itu di sekeliling kita, terutama Prodi Bahasa Indonesia, masih sering kali terjadi. Dt22-S3 Kenapa kita sendiri sebagai Prodi Bahasa Indonesia yang sebelumnya istilahnya kita sudah mendapatkan mata kuliah mengenai kesalahan berbahasa Indonesia dan mungkin dari analisis kesalahan berbahasa itu kita dapat menguraikan bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia itu sendiri. Seperti itu. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata yang dicetak miring. Kata-kata tersebut adalah kata sendiri, istilahnya kita, mengenai, itu, bagaimana, dan itu sendiri.
100
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya dalam konstruksi kalimat tidak diperlukan. Selain itu, kesalahan juga terdapat pada kalimat ke dua pada data di atas. Kalimat ke dua tersebut tidak perlu digunakan karena tidak memiliki fungsi apapun dalam tuturan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Kenapa kita sebagai Prodi Bahasa Indonesia yang sebelumnya sudah mendapatkan mata kuliah kesalahan berbahasa Indonesia dan mungkin dari analisis kesalahan berbahasa kita dapat menguraikan bentuk kesalahan berbahasa Indonesia. Dt2-S4 Mengapa judul ini tertarik untuk Anda, menarik untuk Anda diteliti? Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata tertarik untuk Anda dan diteliti. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan dan bahkan dapat mengaburkan makna kalimat. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Mengapa judul ini menarik untuk Anda? Dt1-S5 Untuk tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan jenis dan ciri penanda tindak tutur direktif dalam poster Badan Lingkungan Hidup … Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata untuk. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya
101
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Tujuan penelitian yaitu … Dt2-S5 Untuk poin yang ke empat yaitu manfaat. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata untuk. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Poin yang ke empat yaitu manfaat. Dt6-S5 Ini kan Anda menjelaskan bahwa ada periode-periode tertentu. Anda mengambil tiap periode atau secara acak? Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata ini kan. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Anda menjelaskan bahwa ada periode-periode tertentu. Anda mengambil tiap periode atau secara acak? Dt7-S5 Untuk pengambilan poster itu sendiri secara acak. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata untuk dan sendiri. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan
102
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Kesalahan Formasi
Deskripsi Analisis
demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. pengambilan poster itu secara acak. Dt1-S1 Peristiwa tindak tutur menarik untuk dikaji karena guru dalam memberikan penjelasan dalam kelas antara tuturan guru dan siswa memiliki keunikan dalam menangkap suatu tuturan karena keterbatasan daya tangkap. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata dalam. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena lebih tepat menggunakan kata depan di. Selain itu, kesalahan formasi dapat diketahui pada konstruksi kalimat secara keseluruhan. Kalimat di atas sulit dipahami maknanya karena ketidaktepatan dalam menggunakan konjungsi dan ketidaktepatan dalam membentuk konstruksi. Sehingga kalimat majemuk yang ingin diciptakan justru menjadi kalimat yang sulit dimengerti. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Peristiwa tindak tutur menarik untuk dikaji karena dalam kegiatan belajarmengajar di kelas antara tuturan guru dan siswa memiliki keunikan dalam menangkap suatu tuturan karena keterbatasan daya tangkap. Dt3-S1 Di sini SDLB tuna Grahita berbeda dibandingkan dengan SD lain, yaitu anakanaknya normal. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa pembentukan konstruksi kalimat. Lebih tepatnya pada kata-kata yaitu anak-anaknya normal. Kata-kata tersebut tentunya berfungsi menjelaskan “SD
103
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
lain” sebagai pembanding “SDLB”. Akan tetapi pada konstruksi di atas tidak merepresentasikan hal tersebut. Seharusnya konstruksi kalimat di atas diubah agar makna yang ingin disampaikan menjadi jelas. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. SDLB tuna Grahita berbeda dibandingkan dengan SD lain yang anak-anaknya normal. Dt5-S1 Yang ingin saya tanyakan di sini kan strategi tindak tutur menjelaskan dalam pembelajaran. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata di sini kan. Kata-kata tersebut lebih tepat menggunakan kata adalah. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Yang ingin saya tanyakan adalah strategi tindak tutur menjelaskan dalam pembelajaran. Dt1-S2 Latar belakang di sini saya menjabarkan mengapa saya memilih judul tindak tutur ekspresif guru terhadap siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 7 Jember. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata mengapa. Kata tersebut lebih tepat menggunakan kata alasan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut.
104
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
… saya menjabarkan alasan saya memilih judul tindak tutur ekspresif guru terhadap siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 7 Jember. Dt4-S2 Di sini pengertian dari tindak tutur ekspresif sendiri adalah … Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata sendiri. Kata tersebut dinilai salah karena merupakan salah satu bentuk pengaruh bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia. Oleh sebab itu sebaiknya kata tersebut dihilangkan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Di sini pengertian dari tindak tutur ekspresif adalah … Dt9-S2 Nah pada waktu itu, pas pada waktu saya mendengarkan ceramah KH. Anwar Yazid ini saya kemudian teman-teman saya tertarik dengan apa yang saya dengarkan kemudian mereka ikut mendengarkan ceramah yang saya dengarkan ini. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata dengan apa yang saya dengarkan. Kata tersebut lebih tepat menggunakan kata-kata pada ceramah KH. Anwar Yazid tersebut. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. ... teman-teman saya tertarik pada ceramah KH. Anwar Yazid tersebut. Kemudian mereka ikut mendengarkan ceramah yang saya dengarkan ini. Dt10-S2
105
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
Mereka tertawa dengan apa yang disampaikan oleh KH. Anwar Yazid … Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata dengan apa. Kata tersebut lebih tepat menggunakan kata-kata atas sesuatu. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Mereka tertawa atas sesuatu yang disampaikan oleh KH. Anwar Yazid … Dt13-S2 Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah … Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa pembentukan konstruksi untuk pengumpulan data dalam penelitian ini. Kata untuk tepat digunakan apabila kata yang mengikutinya berupa kata kerja, yaitu mengumpulkan. Selain itu dapat juga digunakan cara lain agar konstruksi kalimat secara keseluruhan menjadi baik. Cara tersebut adalah mengubahnya menjadi dalam pengumpulan data penelitian ini. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah … Atau Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah … Dt14-S2 Kenapa harus KH. Anwar Yazid? Kan yang lebih menarik penceramah apa cara menyampaikan yang lebih menarik kan banyak. Lebih apa terutama di untuk
106
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
ustad-ustad yang lebih terkenal kayak mamah dedeh. kenapa harus. Dan bagaimana Anda menyimpulkan mengambil ini lho, opo lek ngarani? Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penciptaan konstruksi kalimat yang berbelit-belit. Pada dasarnya konstruksi tersebut dapat dijadikan lebih sederhana sehingga makna yang ingin disampaikan menjadi jelas. Selain itu, kesalahan juga terjadi pada penggunaan kata-kata dalam bahasa Jawa. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Kenapa harus KH. Anwar Yazid? Bukankah yang lebih terkenal dari beliau banyak. Contohnya adalah Mamah Dedeh. Dt16-S2 Hal yang mendukung lagi kenapa saya mengambil KH. Anwar Yazid,… Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata lagi kenapa. Kata tersebut lebih tepat diganti dengan menggunakan kata alasan. Akan tetapi apabila maksud penutur dengan menggunakan kata lagi adalah menunjukkan alasan lain, maka konstruksi kalimat dapat diganti. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Hal lain yang mendukung alasan saya mengambil KH. Anwar Yazid,… Dt17-S2 Kebetulan pada waktu saya pergi ke tempat foto copy proposal saya ini, saya pemilik dari foto copy tersebut itu pada waktu itu sedang memutar video rekaman KH. Anwar Yazid itu.
107
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata memutar. Kata tersebut lebih tepat diganti dengan menggunakan kata menonton. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. pada waktu itu sedang menonton video rekaman KH. Anwar Yazid… Dt19-S2 … kemudian saya browsing, di situ saya sudah menemukan beberapa ceramah dari KH. Anwar Yazid ya. Terus habis itu saya juga menemukan beberapa KH. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata browsing dan kata-kata terus habis itu serta kata KH (Kyai Haji). Kata browsing lebih tepat diganti dengan menggunakan kata melihat-lihat atau mencari (di internet). Kata tersebut dinilai salah karena tidak termasuk dalam kosakata bahasa Indonesia. Akan tetapi bahasa Indonesia telah memiliki padanan dari kata tersebut. Kata-kata terus habis itu lebih tepat diganti dengan menggunakan kata kemudian. Kata-kata terus habis itu dinilai salah karena tidak sesuai dengan kaidah keefektifan kalimat. Selain itu dapat diketahui bahwa kata-kata tersebut memiliki pengaruh dari bahasa Jawa terus mari ngono. Kata KH dinilai salah karena penggunaannya tidak tepat untuk menggambarkan seseorang. Sehingga kata KH tersebut lebih baik diganti dengan kata tokoh lain. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. … kemudian saya melihat-lihat di internet, ... Kemudian saya juga menemukan beberapa tokoh lain.
108
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
Dt20-S2 Kenapa nggak mengambil KH yang sudah terkenal? Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata nggak. Kata tersebut lebih tepat diganti dengan menggunakan kata tidak. Kata tersebut dinilai salah karena tidak termasuk dalam kosakata bahasa Indonesia. Selain itu, kesalahan formasi juga terjadi pada penggunaan kata KH. Kata tersebut dinilai salah karena tidak bisa digunakan untuk mewakili seseorang. Jadi lebih tepat diganti dengan kata tokoh. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Kenapa tidak mengambil tokoh yang sudah terkenal? Dt3-S3 Keterampilan berbicara pada umumnya kadang sering menimbulkan rasa gugup. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata kadang sering. Kata tersebut dinilai salah karena memiliki makna yang bertentangan. Sehingga penggunaannya tidak bisa secara bersamaan/ berdampingan. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Keterampilan berbicara pada umumnya kadang menimbulkan rasa gugup. Atau Keterampilan berbicara pada umumnya sering menimbulkan rasa gugup. Dt7-S3
109
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
Tokoh dalam acara ini juga menjadi pertimbangan dalam observasi yang peneliti lakukan, yaitu mereka adalah Slamet Rahardjo dan Butet Kertarajasa. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata yaitu mereka adalah. Kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya secara bersamaan/ berdampingan dapat mengaburkan makna kalimat. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Tokoh dalam acara ini juga menjadi pertimbangan dalam observasi yang peneliti lakukan. Tokoh tersebut adalah Slamet Rahardjo dan Butet Kertarajasa. Dt11-S3 Kemudian pada bab 3 merupakan metodologi penelitian. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata pada dan merupakan. Kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya secara bersamaan/ berdampingan dapat mengaburkan makna kalimat. Penggunaan kata pada berfungsi untuk menjelaskan sesuatu yang terdapat pada bab 3. Akan tetapi kata merupakan berfungsi untuk memberikan penjabaran atau definisi sesuatu. Oleh sebab itu kedua kata tersebut tidak dapat di gunakan secara bersamaan. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut. Pada kalimat merupakan satuan bahasa yang diawali sebuah kesenyapan dan diakhiri intonasi final. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Kemudian pada bab 3 akan dijabarkan metodologi penelitian.
110
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
Dt13-S3 Di sini kan ada enam, tolong berikan contohnya! Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata Di sini kan. Kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya terpengaruh bahasa Jawa. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. …ada enam, tolong berikan contohnya! Dt15-S3 Contohnya di sini adalah misalnya, terlebih dahulu saya akan membacakan pengertiannya dulu. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata di sini adalah misalnya. Kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya secara bersamaan/ berdampingan dalam satu konstruksi dapat mengaburkan makna kalimat. Perbaikan kalimat di atas dapat dilakukan dengan cara mengubah seluruh konstruksinya. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Sebelum saya memberikan contohnya, terlebih dahulu saya akan membacakan pengertiannya… Dt18-S3 Yang kemudian adalah metalingual speech adalah … Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata Yang kemudian. Kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya secara bersamaan/ berdampingan dalam satu konstruksi
111
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
kalimat yang berisi definisi tentang sesuatu. Jadi kata-kata tersebut lebih tepat diganti dengan kata yang berikutnya. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Yang berikutnya adalah metalingual speech… Dt19-S3 … dan tema pembicaraannya itu tidak mengacu pada objek atau peristiwa dalam dunia nyata, melainkan tentang pembicaraan itu sendiri. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata tentang dan sendiri. Kata tentang dinilai salah karena penggunaannya tidak sejajar dengan kata yang telah mendahuluinya. Pada bagian sebelumnya telah disebutkan kata pada objek. Jadi kata tentang tersebut lebih tepat diganti dengan kata pada. Kata sendiri dinilai salah karena penggunaannya merupakan bentuk pengaruh bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. … dan tema pembicaraannya itu tidak mengacu pada objek atau peristiwa dalam dunia nyata, melainkan pada pembicaraan ... Dt21-S3 Saya pertama untuk membuat penelitian ini berpikir kesalahan berbahasa itu di sekeliling kita, terutama Prodi Bahasa Indonesia, masih sering sering kali terjadi. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penciptaan konstruksi kalimat yang berbelit-belit. Pada dasarnya
112
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
konstruksi tersebut dapat dijadikan lebih sederhana sehingga makna yang ingin disampaikan menjadi jelas. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Alasan saya membuat penelitian ini adalah sebuah pemikiaran bahwa kesalahan berbahasa masih sering terjadi di sekeliling kita. Terutama Prodi Bahasa Indonesia. Dt22-S3 Kenapa kita sendiri sebagai Prodi Bahasa Indonesia yang sebelumnya istilahnya kita sudah mendapatkan mata kuliah mengenai kesalahan berbahasa Indonesia dan mungkin dari analisis kesalahan berbahasa itu kita dapat menguraikan bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia itu sendiri. Seperti itu. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penciptaan konstruksi kalimat yang berbelit-belit. Pada dasarnya konstruksi tersebut dapat dijadikan lebih sederhana sehingga makna yang ingin disampaikan menjadi jelas. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Kenapa kita sebagai mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia yang notabene sudah mendapatkan mata kuliah kesalahan berbahasa masih sering melakukan kesalahan berbahasa? Dt23-S3 Jadi saya berpikir apabila di lingkungan kita terutama Prodi kita misalnya seperti diskusi seminar sekarang ini kesalahan berbahasa itu masih sering saja
113
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
terjadi apabila kita analisis, bukankah itu akan menjadi suatu perbaikan ke depannya apabila analisis kesalahannya tersebut nanti sudah ketemu. Seperti itu. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penciptaan konstruksi kalimat yang berbelit-belit. Pada dasarnya konstruksi tersebut dapat dijadikan lebih sederhana sehingga makna yang ingin disampaikan menjadi jelas. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Jadi saya berpikir apabila di lingkungan kita, terutama Prodi kita, misalnya seperti dalam diskusi seminar sekarang ini kesalahan berbahasa itu masih sering terjadi, apabila kita analisis, bukankah itu akan menjadi suatu perbaikan apabila analisis kesalahannya tersebut nanti sudah ketemu. Dt26-S3 Untuk sentilan-sentilun sendiri itu kan di Metro TV itu hadirnya setiap hari senin saja. Untuk pengambilan datanya, apakah Anda membatasi hanya pada waktu periode sekian apa edisi-edisi bulan ini atau kapan itu bagaimana caranya? Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penciptaan konstruksi kalimat yang berbelit-belit. Pada dasarnya konstruksi tersebut dapat dijadikan lebih sederhana sehingga makna yang ingin disampaikan menjadi jelas. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Untuk pengambilan datanya, apakah Anda membatasi hanya pada periode
114
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
tertentu? Dt1-S4 Masalah intrinsiknya itu yang dikaji kan hanya tiga. Tokoh, latar, sama tema. Tetapi dalam ini halaman 20, yang paragraf terakhir, pada kalimat terakhir, di situ kan unsur intrinsiknya meliputi judul, tema, penokohan dan perwatakan, konflik, dan latar. Itu bagaimana? Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penciptaan konstruksi kalimat yang berbelit-belit. Pada dasarnya konstruksi tersebut dapat dijadikan lebih sederhana sehingga makna yang ingin disampaikan menjadi jelas. Selain itu, konstruksi tersebut juga menggunakan bahasa-bahasa yang tidak termasuk dalam kosakata bahasa Indonesia. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Masalah intrinsik yang dikaji hanya tiga. Tokoh, latar, dan tema. Tetapi dalam ini halaman 20, pada paragraf terakhir, pada kalimat terakhir, di situ unsur intrinsiknya meliputi judul, tema, penokohan dan perwatakan, konflik, dan latar. Dt2-S4 Mengapa judul ini tertarik untuk Anda, menarik untuk Anda diteliti? Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata tertarik dan diteliti. Selain itu penciptaan konstruksi kalimatnya juga berbelit-belit. Pada dasarnya konstruksi tersebut dapat dijadikan lebih sederhana sehingga makna yang ingin disampaikan menjadi jelas. Selain itu, konstruksi tersebut juga menggunakan bahasa-bahasa yang
115
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
tidak termasuk dalam kosakata bahasa Indonesia. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Mengapa judul ini menarik untuk Anda teliti? Dt3-S4 Kemanusiaan itu adalah sesuatu hal yang penting untuk dilakukan penelitian. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penciptaan konstruksi kalimat yang berbelit-belit. Pada dasarnya konstruksi tersebut dapat dijadikan lebih sederhana sehingga makna yang ingin disampaikan menjadi jelas. Selain itu, konstruksi tersebut juga menggunakan bahasa-bahasa yang tidak termasuk dalam kosakata bahasa Indonesia. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Kemanusiaan itu adalah suatu hal yang penting untuk diteliti. Dt5-S5 Setiap ada periode tertentu, di mana poster itu akan diganti. Misalnya saat ada penilaian kota Adipura. Itu tu poster yang sebelumnya diganti dengan poster yang baru. Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan formasi. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata tu dan sebelumnya. Kata tu dinilai salah karena penggunaannya merupakan bentuk pengaruh bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia. Kata sebelumnya dinilai salah karena penggunaannya tidak sejajar dengan kata yang mengikutinya di akhir kalimat. Pada bagian akhir kalimat disebutkan kata baru. Jadi kata sebelumnya tersebut lebih tepat diganti dengan kata lama. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah
116
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Kesalahan Susun
Deskripsi Analisis
sebagai berikut. …poster yang lama diganti dengan poster yang baru. Dt1-S1 Peristiwa tindak tutur menarik untuk dikaji karena guru dalam memberikan penjelasan dalam kelas antara tuturan guru dan siswa memiliki keunikan dalam menangkap suatu tuturan karena keterbatasan daya tangkap. Pada data di atas, dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun tersebut terjadi pada konstruksi kalimat, sehingga makna kalimat sulit dipahami. Seharusnya kalimat di atas disusun lebih sederhana agar maknanya bisa dipahami dengan mudah. Perbaikan juga bisa dilakukan dengan cara mengubah konstruksi kalimat tersebut menjadi dua kalimat. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Peristiwa tindak tutur menarik di kelas untuk dikaji karena antara tuturan guru dan siswa memiliki keunikan dalam menangkap suatu tuturan. Keunikan tersebut disebabkan adanya keterbatasan daya tangkap. Dt9-S2 Nah pada waktu itu, pas pada waktu saya mendengarkan ceramah KH. Anwar Yazid ini saya kemudian teman-teman saya tertarik dengan apa yang saya dengarkan kemudian mereka ikut mendengarkan ceramah yang saya dengarkan ini. Pada data di atas, dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun tersebut terjadi pada konstruksi kalimat, sehingga makna kalimat sulit dipahami. Seharusnya kalimat di atas disusun lebih sederhana agar maknanya
117
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
bisa dipahami dengan mudah. Perbaikan juga bisa dilakukan dengan cara mengubah konstruksi kalimat tersebut menjadi dua kalimat. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Nah pada waktu saya mendengarkan ceramah KH. Anwar Yazid, teman-teman saya tertarik pada ceramah tersebut. Kemudian mereka ikut mendengarkannya. Dt14-S2 Kenapa harus KH. Anwar Yazid? Kan yang lebih menarik penceramah apa cara menyampaikan yang lebih menarik kan banyak. Lebih apa terutama di untuk ustad-ustad yang lebih terkenal kayak mamah dedeh. kenapa harus. Dan bagaimana Anda menyimpulkan mengambil ini lho, opo lek ngarani? Pada data di atas, dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun tersebut terjadi pada konstruksi kalimat, sehingga makna kalimat sulit dipahami. Seharusnya kalimat di atas disusun lebih sederhana agar maknanya bisa dipahami dengan mudah. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Kenapa harus KH. Anwar Yazid? Bukankah penceramah yang lebih menarik banyak? Dt22-S3 Kenapa kita sendiri sebagai Prodi Bahasa Indonesia yang sebelumnya istilahnya kita sudah mendapatkan mata kuliah mengenai kesalahan berbahasa Indonesia dan mungkin dari analisis kesalahan berbahasa itu kita dapat menguraikan bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia itu sendiri. Seperti itu.
118
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
Pada data di atas, dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun tersebut terjadi pada konstruksi kalimat, sehingga makna kalimat sulit dipahami. Seharusnya kalimat di atas disusun lebih sederhana agar maknanya bisa dipahami dengan mudah. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Kenapa kita sebagai mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia yang sudah mendapatkan mata kuliah analisis kesalahan berbahasa masih sering melakukan kesalahan berbahasa? Mungkin dari analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menguraikan bentuk-bentuknya. Dt23-S3 Jadi saya berpikir apabila di lingkungan kita terutama Prodi kita misalnya seperti diskusi seminar sekarang ini kesalahan berbahasa itu masih sering saja terjadi apabila kita analisis, bukankah itu akan menjadi suatu perbaikan ke depannya apabila analisis kesalahannya tersebut nanti sudah ketemu. Seperti itu. Pada data di atas, dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun tersebut terjadi pada konstruksi kalimat, sehingga makna kalimat sulit dipahami. Seharusnya kalimat di atas disusun lebih sederhana agar maknanya bisa dipahami dengan mudah. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Saya berpikir apabila di Prodi kita, seperti dalam seminar sekarang, kesalahan berbahasa masih sering terjadi, apabila kita analisis akan menjadi suatu perbaikan.
119
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis
Dt24-S3 Untuk datanya sendiri saya mengambil tidak terpaku pada angkatan-angkatan berapa-berapa, tapi pada saat berlangsungnya seminar. Jadi acak. Pada data di atas, dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun tersebut terjadi pada konstruksi kalimat, sehingga makna kalimat sulit dipahami. Seharusnya kalimat di atas disusun lebih sederhana agar maknanya bisa dipahami dengan mudah. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Dalam pengambilan datanya, saya tidak terpaku pada angkatan tertentu, tapi dilakukan secara acak pada saat berlangsungnya seminar. Dt25-S3 Silahkan untuk peserta yang ingin bertanya. Pada data di atas, dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun tersebut terjadi pada konstruksi kalimat. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Peserta yang ingin bertanya disilahkan. Dt26-S3 Untuk sentilan-sentilun sendiri itu kan di Metro TV itu hadirnya setiap hari senin saja. Untuk pengambilan datanya, apakah Anda membatasi hanya pada waktu periode sekian apa edisi-edisi bulan ini atau kapan itu bagaimana caranya? Pada data di atas, dapat diketahui adanya kesalahan susun. Kesalahan susun tersebut terjadi pada konstruksi kalimat, sehingga makna kalimat sulit
120
Kesalahan Penghilangan/ Penambahan/ Formasi/ Susun
Deskripsi Analisis dipahami. Seharusnya kalimat di atas disusun lebih sederhana agar maknanya bisa dipahami dengan mudah. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Acara Sentilan-sentilun tayang setiap hari senin di Metro TV. Dalam hal pengambilan data, apakah Anda membatasi pada epidose tertentu atau bagaimana?
121
LAMPIRAN D
AUTOBIOGRAFI
Ika Wahyu Prasetya Warda lahir di Jember, 15 juni 1990. Pendidikan SD sampai SMA ia tempuh di kota Jember. Tahun 2002 ia menyelesaikan pendidikan SD di SD Sempolan I, tahun 2005 menyelesaikan pendidikan di MTSN 1 Jember, tahun 2008 lulus dari MA Negeri 2 Jember dan melanjutkan studinya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Perempuan yang dikenal ceria ini memiliki hobi memasak. Hobi tersebut ia salurkan dengan membuka usaha home produksi bersama dengan temannya. ia bercita-cita untuk memiliki usaha catering sendiri kelak. . Putri pertama dari seorang petani ini tinggal di Dusun Karang Kebon RT.001 RW.003. Sumberjati Kecamatan Silo.Kabupaten Jember. Alamat e-mail:
[email protected]