ANALISIS KEBISINGAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN DI KOTA MAKASSAR Muralia Hustim1, Dantje Runtulalo2, Ahmad3
ABSTRACT Pollution noise pollution is an environmental problem that threatens major cities in Indonesia, mainly originating from motor vehicle emissions. Based on the results of previous research studies reveal that the noise level in the city of Makassar to 70 dB. One of the causes of traffic noise on the highway in the city of Makassar is a light vehicle. To determine the level of noise that occurs at the intersection in the city of Makassar is necessary to study the noise level and noise level prediction model in the area. This research was conducted by using a Sound Level Meter (SLM), and for programs that use the software noise of traffic noise models (TNM) to include the results of measurement as the coordinates of the existing arms intersection, the traffic volume, speed vehicle, the maximum noise, and the height of trees or buildings that is around. Time measurement is made on Monday to Friday starting at 6:00 to 18:00, with the measurement of non-stop for 12 hours. The study was conducted according to a preliminary survey signalized road as a road signalized. Data is collected only one point on the road section to the road signalized. The point chosen with consideration of the environmental conditions such as in areas that are not blocked and the distance between the measuring instrument to the surface that reflects sound. roads chosen, the location of the measurement point. From the analysis and discussion it can be concluded In the analysis by using FHWA TNM we can see the results of the data by entering a vehicle type, with the noise of the percentage value; 74 light vehicles, heavy vehicles 65.3, and motor vehicle 74. From the result has been an increase of the value of the noise standards for urban areas with the type of building and office as much as 85% in the survey locations with the maximum standard value coefficient is 65, while for the type of vehicle light, heavy, and heavy motor vehicles only just approaching the standard value of the noise level analysis. Keywords : noise, analissis, Makassar street ABSTRAK Pencemaran polusi suara merupakan permasalahan lingkungan yang mengancam kota-kota besar di Indonesia, terutama yang bersumber dari emisi kendaraan bermotor. Berdasarkan hasil penelitian studi terdahulu mengungkap bahwa tingkat kebisingan yang ada di wilayah kota Makassar mencapai 70 dB. Salah satu penyebab kebisingan pada lalu lintas jalan raya di kota Makassar adalah kendaraan ringan. Untuk mengetahui tingkat kebisingan yang terjadi pada simpang bersinyal di Kota Makassar perlu dilakukan sebuah penelitian tingkat kebisingan dan model prediksi tingkat kebisingan di daerah tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat Sound Level Meter (SLM) sedangkan untuk program yang digunakan yakni software kebisingan traffic noise models (TNM) dengan memasukkan hasil pengukuran seperti koordinat eksisting lengan simpang, volume kendaraan, kecepataan kendaraan, kebisingan maksimum, dan ketinggian pohon maupun bangunan yang ada disekitar. Waktu pengukuran dilakukan pada hari Senin hingga Jumat dimulai pada pukul 06.00 – 18.00, dengan pengukuran non-stop selama 12 jam. Penelitian dilakukan sesuai survey pendahuluan untuk ruas jalan bersinyal sebanyak satu ruas jalan bersinyal. Pengambilan data dilakukan hanya satu titik pada ruas jalan untuk satu ruas jalan bersinyal. Titik tersebut dipilih dengan pertimbangan kondisi lingkungan seperti pada daerah yang tidak terhalangi dan jarak antara alat ukur ke permukaan yang memantulkan bunyi. ruas jalan 1
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 1 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 1
terpilih, lokasi titik pengukuran. Dari hasil analisa dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan Dalam melakukan analisis dengan menggunakan FHWA TNM dapat kita lihat hasil data dengan memasukkan jenis kendaraan,dengan dengan hasil persentase nilai kebisingan sebesar; kendaraan ringan 74, kendaraan berat 65.3, dan kendaraan bermotor 74. Dari hasil tersebut telah terjadi kenaikan dari nilai standart kebisingan untuk wilayah perkotaan yang dengan jenis bangunan dan perkantoran sebanyak 85% pada lokasi survey dengan nilai standart maksimum koefisien adalah 65, sementara untuk jenis kendaraan ringan,berat,dan bermotor hanya kendaraan berat saja yang mendekati nilai standart dari analisis tingkat kebisingan. Kata Kunci : Kebisingan, Analisis, Jalan Makassar PENDAHULUAN Kendaraan bermotor bagi manusia adalah salah satu alat yang paling dibutuhkan sebagai media transportasi dalam menunjang dan mendukung aktivitas sehari-hari baik yang digunakan sehari-harinya baik yang digunakan secara pribadi maupun umum. Kendaraan bermotor membuat efisiensi waktu dan tenaga karena diciptakan memeng untuk membantu aktifitas manusia. Hal ini membuat kendaraan bermotor adalah sarana transportasi yang paling dominan di perkotaan Indonesia ditandai dengan peningkatan penjualan produk kendaraan bermotor secara langsung memberikan dampak gambaran mengenai kondisi sektor transportasi. Di Indonesia kota Makassar menduduki kota terbesar keempat di Kawasan Timur yang memiliki luas area 175,97 km dengan jumlah penduduk 1.112.688, dan Makassar merupakan salah satu kota tujuan wisatawan untuk berlibur dan juga kota pendidikan yang mengakibatkan semakin banyaknya pelajar ataupun mahasiswa yang dating kekota ini untuk bekerja, untuk belajar, dengan adanya hal tersebut menjadikan Makassar mengalami pertumbuhan penduduk secara pesat disamping pertumbuhan penduduk asli kota Makassar yang juga jumlahnya semakin banyak. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan pemilikan kendaraan dan pertumbuhan aktifitas transportasi akan semakin pesat.
Kapasistas ruas jalan yang ada dan cenderung statis yang tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah kendaraan tentu akan menimbulkan permasalah diberbagai ruas jalan karena adanya ketidaksinambungan antara peningkatan kepemilikan kendaraan dan pertumuhan prasarana jalan sehingga permasalahan yang ditimbulkan seperti polusi suara berupa kebisingan lalu lintas yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Belum lagi bila menghitung jumlah kerugian yang dikeluarkan akibat mact, pencemaran udara dan sebagainya. Pencemaran polusi suara merupakan permasalahan lingkungan yang mengancam kota-kota besar di Indonesia, terutama yang bersumber dari emisi kendaraan bermotor. Berdasarkan hasil penelitian studi terdahulu mengungkap bahwa tingkat kebisingan yang ada di wilayah kota Makassar mencapai 70 dB. Salah satu penyebab kebisingan pada lalu lintas jalan raya di kota Makassar adalah kendaraan ringan. Berdasarkan uraian tersebut maka penuli tertarik untuk menganalisis tingkat kebisingan kendaraan yang beroprasi di wilayah kota Makassar, penelitian ini akan mengkaji tentang “ANALISIS KEBISINGAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN DI KOTA MAKASSAR”.
1
tertentu. Untuk jalan dua jalur dua arah (kombinasi dua arah),tetapi dengan jalan dengan banyak lajur, arus dipisah per arah dan kapasitas ditentukan per lajur. Menurut MKJI, kapasitas ruas jalan dibedakan untuk : jalan perkotaan (urban road), jalan luar kota ( inter-urban road), dan jalan bebas hambatan (motorway), sebagai panduan untuk membedakan antara jalan perkotaan dan jalan luar kota, buku MKJI memberikan ciri/karakteristik jalan perkotaan/semi perkotaan yang dapat dilihat :
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian maka rumusan masalah penelitian dapat disyaratkan sebagai berikut : a. Berapa besar tingkat kebisingan yang terjadi pada simpang bersinyal di daerah tersebut? b. Bagaimana model prediksi kebisingan yang akan di dapat pada daerah simpang bersinyal tersebut ? Tujuan Penelitian Untuk menjawab rumusan masalah penelitian tersebut di atas, maka peneliti mempunyai tujuan penelitian sebagai berikut : a. Menentukan besar kebisingan yang terjadi pada simpang bersinyal di daerah Makassar b. Mengambarkan model prediksi kebisingan yang akan di dapat pada daerah simpang bersinyal tersebut TINJAUAN PUSTAKA II.1 Tinjauan Umum Ruas jalan adalah bagaian atau penggal jalan diantara dua simpul/persimpangan sebidang atau tidak sebidang baik yang dilngkapi dengan alat pemberi isyarat lalu lintas ataupun tidak. Sebagai contoh ruas jalan tol adalah bagian atau penggal dari jalan tol tertentu yang pengusahaannya dapat dilakukan oleh badan usaha tertentu. Kode ruas jalan yang selanjutnya disebut nomor rute adalah kode dalam bentuk angka yang digunakan sebagai identitas dari suatu ruas jalan/rute adalah kumpulan ruas jalan yang menghubungkan satu tempat dengan tempat yang lain secara menerus.
Terdapatnya kawasan terbangun secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan. Jalan pada daerah perkotaan dengan penduduk kurang dari 100.000 jiwa selalu digolongkan dalam kelompok ini, jika mempunyai kawasan terbangun secara permanen dan menerus. Memiliki karakteristik arus lalu lintas jam puncak pagi dan sore hari lebih tinggi, dan komposisi lalu lintas sepeda motor dan kendaraan pribadi yang sangat dominan, sementara komposisi jenis kendaraan truk adalah rendah.
Tabel 2.1 Kapasitas Dasar Ruas Jalan Tipe alinyemen untuk jalan luar kota dan jalan bebas hambatan ditentukan dengan mengacu pada kriteria yang disajikan pada tabel berikut.
II.2 Analisa Kapasitas Ruas Jalan MKJI (1997) mendefinisikan Kapasitas sebagai arus maksimum yang melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pad akondisi 1
Tabel 2.2 Kriteria Penentuan Tipe Alinyemen Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu-lintas (FCw) ditetapkan dengan mengacu pada tabel 2.3 Tabel 2.3 Faktor penyesuaian kapasitas
untuk lebar jalur lalu-lintas (FCw) Kapasitas suatu ruas jalan dalam suatu sistem jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang memiliki kemungkinan yang cukup untuk melewati ruas jalan tersebut (dalam satu maupun dua arah) dalam periode waktu tertentu dan di bawah kondisi jalan dan lalu lintas yang umum (Oglesby dan Hicks, 2011) METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif. Data yang diperlukan untuk analisis penelitian dapat diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Data yang diperoleh secara langsung melalui pengukuran yaitu data kondisi lingkungan, geometrik simpang jalan, volume lalu lintas, kecepatan kendaraan, koordinat eksisting simpang, ketinggian pohon dan bangunan disekitar penelitian dan kebisingan kendaraan. Penelitian ini menghasilkan data kebisingan lalu lintas persimpangan di
Kota Makaasar untuk saat ini, yang diperoleh melalui survey kebisingan menggunakan sound level meter (SLM). Sebelum melakukan pengukuran dilakukan tahap pembagian segmen dilakukan berdasarkan jumlah lengan simpang. Dimana penentuan sumber bunyi, sudut penerima sumber bunyi dan sudut pantul merupakan elemen yang penting pada tahapan ini. Pembagian segmen lengan simpang dianalisa menggunakan metode CoRTN. Hasil pengukuran dianalisa menggunakan software kebisingan traffic noise models (TNM) dengan memasukkan hasil pengukuran seperti koordinat eksisting lengan simpang, volume kendaraan, kecepataan kendaraan, kebisingan maksimum, dan ketinggian pohon maupun bangunan yang ada disekitar. Kemudian hasil yang dikeluarkan oleh software TNM akan dibandingkan dengan Baku Mutu Kebisingan sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48, 25 Nopember 1996, tentang Baku Tingkat Kebisingan. 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2.1 Waktu penelitian Waktu pengukuran dilakukan pada hari Senin hingga Jumat dimulai pada pukul 06.00 – 18.00, dengan pengukuran non-stop selama 12 jam. 3.2.2 Lokasi penelitian Penelitian dilakukan sesuai survey pendahuluan untuk ruas jalan bersinyal sebanyak satu ruas jalan bersinyal. Pengambilan data dilakukan hanya satu titik pada ruas jalan untuk satu ruas jalan bersinyal. Titik tersebut dipilih dengan pertimbangan kondisi lingkungan seperti pada daerah yang tidak terhalangi dan jarak antara alat ukur ke permukaan yang memantulkan bunyi. ruas jalan terpilih, lokasi titik pengukuran, 3.3 Pengumpulan Data Kendaraan yang menjadi objek penelitian ini adalah sepeda motor (motorcycle), kendaraan ringan (light 2
vehicle) dan kendaraan berat (heavy vehicle). Data yang dikumpulkan adalah tingkat kebisingan, volume kendaraan bermotor, kecepatan sesaat, ketinggian bangunan dan koordinat eksisting simpang. 3.3.1 Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan pada penelitian ini terdiri dari data pimer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui pengukuran di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh melalui instansi pemerintah aupun dari internet. Adapun teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut : 3.3.1.1 Data primer Sebelum pelaksanaan survey pengumpulan data, dilakukan survey pendahuluan terlebih dahulu. Survei pendahuluan ini dilakukan dengan maksud untuk menentukan persimpangan jalan, mengetahui kondisi lingkungan, karakteristik jalan, tata guna lahan, serta titik pengukuran. Setelah titik pengukuran ditentukan dilanjutkan ke tahap pelaksanaan pengumpulan data. Tahapan pengumpulan data diuraikan sebagai berikut: Pengukuran tingkat kebisingan Pengukuran kebisingan dilakukan menggunakan SLM sederhana yang belum menggunakan angka penunjuk sehingga data yang dihasilkan hanya data tingkat bising (L). Pada pelaksanaan pengukuran, SLM ditempatkan sejarak minimum 1 m dari tepi jalan dan pada ketinggian 1,2 m di atas permukaan jalan dengan bantuan tripod. Apabila titik pengukuran berada pada ketinggian tertentu dari permukaan jalan baik itu lebih tinggi maupun lebih rendah dari permukaan jalan maka tinggi tripod disesuaikan sehingga alat tetap berada pada ketinggian 1,2 m. Pengukuran tingkat bising ini dilakukan pada kondisi cuaca tidak hujan. Jika pada saat pelaksanaan pengukuran turun hujan maka pelaksanaan pengukuran
harus dihentikan. Pengukuran dapat dilakukan kembali setelah jalan dalam kondisi kering atau pengukuran diulang pada hari berikutnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa air hujan membuat jalan dalam kondisi basah akan mempengaruhi tingkat bising. Survey tingkat bising dilaksanakan sejak pukul 06.00 – 18.00, pengukuran dilakukan non-stop selama 12 jam. Pengukuran volume lalu lintas kendaraan Pengukuran volume lalu lintas dilakukan bersamaan dengan pengukuran kebisingan yaitu pada hari kerja mulai dari hari senin hingga hari jumat sejak pukul 06.00 – 18.00. Apabila antara hari senin hingga hari jumat terdapat hari libur, maka pada hari – hari libur tersebut pengukuran kebisingan tidak dilaksanakan. Pengukuran dilaksanakan hanya pada hari kerja dengan pertimbangan bahwa arus lalu lintas pada hari kerja berada pada kondisi aktivitas normal. Volume kendaraan yang dihitung adalah volume sepeda motor, kendaraan ringan dan kendaraan berat. Alat yang digunakan dalam pengukuran ini adalah counter dan handy cam. Operator yang bertugas menghitung volume lalu lintas sebanyak satu orang dan perhitungan di lapangan dilakukan menggunakan counter.Handy cam digunakan untuk merekam volume dan kondisi lalu lintas. Handy cam diletakkan pada tripod dan dinyalakan bersamaan dengan sound level meter. Oleh karena keterbatasan personil, maka volume lalu lintas yang dihitung di lapangan adalah volume dari kendaraan mayoritas di jalan tersebut. Volume jenis kendaraan lainnya yang tidak dapat dihitung langsung di lapangan, dihitung dengan cara menonton hasil rekaman dari handy cam. Pengukuran kecepatan kendaraan adalah
Kecepatan kendaraan yang diukur kecepatan sesaat. Pengukuran 3
kecepatan juga dilakukan bersamaan dengan pengukuran kebisingan. Alat yang digunakan adalah speed gun. Operator yang bertugas untuk mengukur kecepatan kendaraan yang melewati titik pengukuran adalah sebanyak 1 orang. Jumlah kendaraan yang dianggap mewakili minimal sebanyak 20 kendaraan untuk tiap jenis kendaraan. Apabila kendaraan yang melintas tidak mencapai 20 kendaraan maka kecepatan sesaat dari kendaraan yang melintas saja yang dicatat. Pengukuran koordinat Koordinat yang diukur adalah koordinat eksisting jalan sesuai dengan lengan simpang dan koordinat pohon serta bangunan yang berada pada lokasi penelitian. Pengukuran koordinat juga dilakukan bersamaan dengan pengukuran kebisingan. Alat yang digunakan untuk mengukur koordinat adalah GPS etrex 30. Operator yang bertugas untuk mengukur koordinat adalah sebanyak 1 orang. Alat ini digunakan harus pada cuaca cerah dikarenakan satelit yang terpancar sangat akurat dengan bantuan sinar matahari maka dari itu harus digunakan pada siang hari saat cuaca cerah Pengukuran ketinggian Ketinggian yang diukur adalah ketinggian pohon dan bangunan yang berada di sekitar lokasi penelitian. Pengukuran ketinggian juga dilakukan bersamaan dengan pengukuran kebisingan. Alat yang digunakan untuk mengukur ketnggian adalah busur derajat yang sudah dipasangkan unting – unting biasa disebut klinometer. Operator yang bertugas untuk mengukur ketinggian adalah sebanyak 1 orang. 3.3.1.2Data sekunder Data sekunder yang berfungsi sebagai data pendukung diperoleh dari instansi pemerintah dan internet. Data sekunder tersebut adalah :
a. Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka tahun terakhir b. Peta Kota Makassar, jurnal dan buku sebagai referensi. 1. Analisis Kebisingan Prediksi Analisis perhitungan kebisingan prediksi dilakukan menggunakan metode Calculation of Road Traffic Noise (CoRTN) tetapi akan dimodifikasi dengan menambahkan suara klakson kendaraan sebagai variable penambah bising. Tahapan-tahapan perhitungan prediksi dapat dilihat pada Gambar 10. Adapun uraian tahapan perhitungan yang telah digambarkan di atas adalah sebagai berikut : a. Penentuan titik pengukuran sesuai dengan syarat CoRTN b. Menghitung nilai tingkat bising dasar berdasarkan volume lalu lintas selama 13 jam. Volume lalu lintas yang digunakan dalam perhitungan adalah volume total sepeda motor, kendaraan ringan dan kendaraan berat untuk keseluruhan jalur tiap ruas simpang jalan pengamatan. c. Koreksi kecepatan rata-rata dan persentase kendaraan berat. Koreksi kecepatan dan persentase kendaraan berat. d. Koreksi gradient permukaan jalan dihitung menggunakan Persamaan 8. Akan tetapi seluruh lokasi pengukuran kebisingan pada penelitian ini berada pada permukaan jalan yang datar maka tidak perlu dilakukan koreksi. e. Koreksi permukaan jalan dilakukan dengan mempertimbangkan konstruksi permukaan dan kecepatan rata-rata kendaraan. Pada penelitian ini, konstruksi permukaan jalan di tiap lokasi pengukuran tahan terhadap air permukaan dan kecepatan rata-rata kendaraan < 75 km/jam sehingga tingkat bising dasar dikurangi 1 dB. Bila kecepatan rata-rata kendaraan > 75 km/jam. 4
f. Koreksi jarak antara titik penerima dan sumber suara. g. Posisi SLM di tiap titik pengukuran tidak terhalangi oleh bangunan sehingga perhitungan koreksi bangunan penghalang tidak perlu dilakukan. h. Koreksi permukaan tanah dilakukan apabila permukaan tanah antara tepi jalur lalu lintas dan titik penerima sebagian maupun keseluruhan bersifat penyerap. Pada penelitian ini, posisi alat pada saat pengukuran berada pada permukaan yang tidak bersifat penyerap sehingga tidak dilakukan koreksi. i. Adanya bangunan-bangunan dibelakang maupun samping titik pengukuran memungkinkan terjadinya pantulan bunyi apabila jarak antara bangunan dan SLM cukup dekat. Pada penelitian ini, alat SLM di titik pengukuran ditempatkan pada jarak minimal 4 meter dari bangunan atau permukaan keras yang memantulkan bunyi dan juga pada lapangan terbuka. j. Menghitung tingkat bising klakson mengguanakn Persamaan 16 dan Persamaan 17 yang diperoleh dari penelitian Asakura, lalu menggabungkan tingkat bising dasar beserta factor-faktor koreksinya dan tingkat bising klakson menggunakan Persamaan 18 sehingga dihasilkan suatu model prediksi. k. Model yang dihasilkan divalidasi dengan perhitungan (RMSE). Apabila nilai RMSE lebih kecil dari nilai korelasi pearson maka model dikatakan cukup baik. 2. Bagan Alir Penelitian Bagan alir penelitian model prediksi kebisingan ini ditampilkan pada Gambar 12 yang berisi tahapan penelitian mulai dari observasi lapangan, merumuskan masalah, persiapan
alat pengukuran, pengumpulan data, analisa data hingga validasi model dan solusinya.
Gambar 3.10. Bagan alir penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Data Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dari hasil penelitian di ruas jalan yang berada pada jalan raya kota Makassar yang berlokasi sebagai berikut : Sebagai langkah awal maka akan disajikan kumpulan data yang selanjutnya akan digunakan dalam proses analisis dalam tesis ini. Data ini terdiri dari data primer yang diperoleh dari hasil survei dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai pihak. Penyajian Data Data ruas jalan pada survei langsung selama 12 jam dengan menggunakan alat sound level meter. jenis kendaraan volume lalu lintas kecepatan rata-rata truk sedang 1906 28.7 truk besar 72 26.5 kendaraan motor 7563 31.6
Tabel 4.1 Data pada lokasi Survei pada jalan raya satu dan dua
5
jenis kendaraan volume lalu lintas kecepatan rata-rata truk sedang 1835 29.5 truk besar 82 27.2 kendaraan motor 5664 35.4
Tabel 4.2 Data pada lokasi Survei pada jalan raya tiga dan empat Dengan lebar jalan = 24.6 m Tabel 4.3 Data pemasukan penerima (receiver input) tingkat kebisingan 80.7
koefisien 65
substansial 10
Dengan ketinggian alat dari permukaan tanah = 1.4 m Dari semua hasil pengambilan data ruas jalan yang telah diolah diatas terdapat perbedaan pada arus ruas jalan satu dua dan tiga empat yang berada dikota makassar, hal ini karena adanya beberapa faktor perbedaan kebisingan pada kendaraan yang mempengaruhi pada arus yang berbeda. IV.3 Analisa Data Analisis dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir sesuai dengan tujuan penulisan tesis. IV.3.1. Jam Puncak Dalam menganalisis volume jam puncak, yang harus diketahui adalah volume kendaraan terklasifikasi menjadi volume sepeda motor, volume kendaraan ringan,dan volume kendaraan berat yang melintasi segmen jalan tempat pelaksanaan survei dalam rentang waktu tertentu. Setelah data diperoleh, kemudian dikalibrasi dengan menggunakan nilai emp yang telah ditentukan Fluktuasi volume sepeda motor yang melintasi ruas Jalan Raya Veteran
Sealatan Makassar .Perubahan drastis volume lalu lintas terjadi pada jam-jam pagi yaitu mulai dari pukul 06.00 WITA sampai pukul 09.00 WITA. Jumlah sepeda motor pada pagi hari sangat sedikit sedangkan hanya tiga puluh menit kemudian, jumlah sepeda motor yang melintas bertambah dengan sangat banyak bahkan mencapai jam puncaknya pada selang waktu tersebut. Hal ini kemungkinan diakibatkan oleh arus kendaraan yang digunakan untuk mengantar siswa ke sekolah dan pergerakan orang-orang dengan tempat aktivitas yang cukup jauh sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan perjalanan. Perhitungan volume jam puncak Volume sepeda motor tertinggi pada pukul 06.00sampaidengan 18.00 yaitu sebanyak 7563 buah sepeda motor. Dapat dimaklumi bahwa jam-jam ini memang waktu bagi anakanak sekolah untuk berangkat menuju tempat belajar masing-masing. Sedangkan volume sepeda motor terendah terjadi pada pukul 06.00 sampai pukul 06.15 kendaraan. Pada jam ini, kondisi jalan memang masih sepi, belum banyak warga masyarakat yang melakukan aktivitas luar rumah. Sedangkan untuk kendaraan ringan, lonjakan volume tertinggi terjadi pada pagi hari yaitu mulai pukul 06.00 sampai pukul 08.00 . Meskipun bukan jam puncak, namun peningkatan volume lalu lintas paling drastis terjadi pada selang waktu ini. Namun untuk kepentingan perhitungan analisis kinerja ruas jalan hanya dipergunakan volume jam puncak pagi, karena merupakan volume jam puncak tertinggi.Volume jam puncak yang telah didapat dari hasil survei, selanjutnya akan digunakan untuk menghitung arus total lalu lintas dengan bantuan. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Dalam perhitungan ini, memerlukan data komposisi lalu lintas yang diperoleh 6
dari hasil survei . dapat diketahui bahwa komposisi kendaraan terdiri dari 72% sepeda motor, 27% kendaraan ringan dan 1% kendaraan berat. Data komposisi lalu lintas ini dimasukkan MKJI untuk mendapatkan nilai arus total.
4.3.2 Analisis Hambatan Samping Dalam penentuan kelas hambatan samping, maka dilakukan perhitungan frekuensi bobot tiap kejadian. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa dengan demikian kelas hambatan samping pada segmen jalan tersebut termasuk dalam kategori rendah. Jumlah frekuensi bobot kejadian pada segmen Jalan Raya Vet118 4.3.3 Analisis kecepatan arus bebas kendaraan ringan Sebelum dilakukananalisis terhadap kapasitas ruas jalan, dilakukan perhitungan terhadap kecepatan arus bebas kendaraan ringan yang terdapat pada MKJI. Dalam perhitungan kecepatan arus bebas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan arus bebas ini dengan nilai-nilai yang telah ditentukan, sesuai dengankondisi ruas jalan. Langkah perhitungan kecepatan arus bebas terdiri dari penentuan nilai kecepatan arus bebas dasar yang disesuaikan dengan kondisi ruas jalan dan beberapa nilai penyesuaian. Nilai tersebut terdiri dari:
FVo adalah arus bebas dasar kendaraan ringan pada segmen jalan yang diamati. merupakan nilai kecepatan rata-rata ruang dari semua kendaraan. FVw adalah faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu lintas. untuk jalan satu arah. kolom selanjutnya merupakan hasil penjumlahan antara FV0dan FVw.
FFVSF adalah faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan samping dimana nilai untuk segmen jalan yang memiliki tiga lajur satu arah dengan hambatan samping sangat rendah. FFVCS adalah faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk ukuran kota. Proses terakhir adalah memasukkan seluruh data tersebut diatas kedalam perhitungan kecepatan arus bebas
4.1 Analisis hasil input data dengan menggunakan FHWA TNM
Tabel 4.4 tingkat kebisingan pada ruas jalan Dalam melakukan analisis dengan menggunakan FHWA TNM dapat kita lihat hasil data dengan memasukkan jenis kendaraan,dengan dengan hasil persentase nilai kebisingan sebesar; kendaraan ringan 74, kendaraan berat 65.3, dan kendaraan bermotor 74. Dari hasil tersebut telah terjadi kenaikan dari nilai standart kebisingan untuk wilayah perkotaan yang dengan jenis bangunan dan perkantoran sebanyak 85% pada lokasi survey dengan nilai standart maksimum koefisien adalah 65, sementara untuk jenis kendaraan ringan,berat,dan bermotor hanya kendaraan berat saja yang mendekati nilai standart dari analisis tingkat kebisingan. 4.5 Pembahasan
Kinerja Ruas Jalan
7
Analisis kinerja ruas jalan merupakan suatu langkah untuk menentukan fungsi pelayanan suatu ruas/segmen jalan pada suatu kondisi tertentu. Analisis dilakukan terhadap kinerja jalan meliputi kecepatan arus bebas, kapasitas, derajat kejenuhan dan kecepatan tempuh. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil analisa dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan Dalam melakukan analisis dengan menggunakan FHWA TNM dapat kita lihat hasil data dengan memasukkan jenis kendaraan,dengan dengan hasil persentase nilai kebisingan sebesar; kendaraan ringan 74, kendaraan berat 65.3, dan kendaraan bermotor 74. Dari hasil tersebut telah terjadi kenaikan dari nilai standart kebisingan untuk wilayah perkotaan yang dengan jenis bangunan dan perkantoran sebanyak 85% pada lokasi survey dengan nilai standart maksimum koefisien adalah 65, sementara untuk jenis kendaraan ringan,berat,dan bermotor hanya kendaraan berat saja yang mendekati nilai standart dari analisis tingkat kebisingan.
Highway Subcommitee 1993, Guide on Evaluation and Abatement of Traffic Noise, AASHTO Jasa Marga. 2001, Istilah-istilah Jalan Tol, [http://www.tollroadjasamarga.com./indonesia/ istilah.htm.perananjalantol.]. Lord, H.W., Gatley, W.S., Evensen, H.A., 1980, Noise Control for Engineers, Kriegel Publishing Company, Malabar, Florida. Morlok, E. K. 1995, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta.
Saran Berikut beberapa saran untuk penelitian selanjutnya: Pada tahap pengambilan data kecepatan kendaraan ringan dan kendaraan berat harus dibedakan dan diperbanyak jumlah sampelnya. Pengambilan data kebisingan dilakukan lebih lama dalam jumlah hari dan jangka waktu pengukuran selama satu hari (24 jam). Perlu diperhitungkan efek penghalang kebisingan (noise barrier) terhadap pengurangan tingkat kebisingan yang sampai ke daerah pemukiman. DAFTAR PUSTAKA American Association of State Highway and Transportation Official 8