JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
1
ANALISIS KEBERHASILAN E-PROCUREMENT PEMERINTAH KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN INFORMATION SYSTEM SUCCESS MODEL RIZKA MARSA PRAMADANI, MUDJAHIDIN, S.T, M.T SISTEM INFORMASI, FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI, INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS) JL. ARIEF RAHMAN HAKIM, SURABAYA 60111 E-mail:
[email protected]
Abstrak— E-procurement sebagai salah satu bentuk penerapan egovernement telah diterapkan di berbagai Negara maju. Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang telah menerapkan eprocurement sebagai salah satu sistem yang bertujuan untuk menghilangkan praktek korupsi yang dapat terjadi pada proses pengadaan. Surabaya adalah Kota terbesar kedua di Indonesia yang telah menerapkan e-procurement dan menjadi percontohan Nasional. Sebagai bentuk dari layanan publik, Pemerintah Kota Surabaya perlu melakukan analisis sejauh mana keberhasilan dari e-procurement yang telah berjalan berdasarkan sudut pandang User untuk perbaikan e-procurement kedepannya. Untuk melakukan analisis keberhasilan sistem e-procurment, digunakan Information System (IS) Success Model dengan enam variabelnya yaitu, Information Quality, System Quality, Service Quality, Intention To Use, User Satisfaction, dan Net Benefit sebagai pengukur keberhasilan secara tidak langsung. Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk mengukur variabelvariabel tersebut. SEM juga digunakan untuk mengolah data kuisioner dari 100 User e-procurement Pemerintah Kota Surabaya. Hasil dari Tugas Akhir ini menunjukan bahwa sistem eprocurement yang telah diterapkan Pemerintah Kota Surabaya dinyatakan berhasil berdasarkan sudut pandang User. Selain itu, sistem e-procurement dianggap telah mendatangkan manfaat bagi User. Hipotesa-hipotesa yang dibangun juga telah dipenuhi kecuali H6 yaitu, Service Quality yang mempengaruhi User Satisfaction secara positif. Rekomendasi-rekomendasi yang diberikan berdasarkan berbagai pengujian dapat digunakan untuk perbaikan serta penelitian di masa yang akan datang.. Kata Kunci: E-Procurement, Pemerintah Kota Surabaya, Information System (IS) Success Model , Structural Equation Modeling (SEM).
I. PENDAHULUAN Bersamaan dengan INPRES tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government, Keputusan Presiden nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab IV Lain Lain Bagian D pun ditetapkan. Keputusan tersebut mengatur lelang secara elektronik, yang disebut juga e-procurement, menjadi salah satu proyek e-Government yang dapat menghasilkan penghematan pada Pemerintah Kota Surabaya sebesar 10 persen dari anggaran yang akhirnya diterapkan juga pada tahun 2003 [1].
E-procurement adalah salah satu bentuk pelayanan publik sekaligus bentuk dari pengendalian administrasi proyek. Pemerintah sebagai pengembang sistem yang memberikan layanan tersebut, membutuhkan upaya untuk melakukan beberapa penilaian, seperti menilai efektivitas sistem e-procurement. Upaya penilaian memungkinkan intansi pemerintahan untuk memastikan apakan mereka mampu melakukan tugas yang diperlukan dan memberikan layanan seperti yang diharapkan [1]. Penggunaan IS Success Model pada Tugas Akhir ini daripada model lainnya dikarenakan terdapat variabel-variabel yang dapat mengukur keberhasilan IS didalamnya. Secara komprehensif, Delone dan Mclean mengulas pengukuran keberhasilan IS dengan menggunakan 6 variabel kesuksesan IS yang saling berhubungan. Oleh karena itu, IS Success Model Delone dan Mclean yang telah diperbarui (update) dipilih untuk mengukur keberhasilan pada e-procurement Pemerintah Kota Surabaya. Teknik Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk mengolah model IS Successs Model. Dibandingkan dengan analisis data yang lain, SEM memeiliki kelebihan dalam mengkonfirmasi ketepatan model dan menguji pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain (multivariate). Oleh karena itu, SEM dirasa cocok penggunaannya dalam Tugas Akhir ini karena model IS Success Model memiliki beberapa dimensi yang saling berhubungan (multidimensi). Selain itu, variabel-variabel pembentuk model dianggap sebagai variabel laten yang tidak dapat diukur secara langsung. Dengan variabel manifest, atau indikator-indikator yang ada pada variabel-variabel IS Success Model, variabelvariabel tersebut baru dapat dilakukan analisis dan diketahui hasilnya. Analisis keberhasilan e-procurement Pemerintah Kota Surabaya yang dilakukan pada Tugas Akhir ini, diharapkan dapat membantu Pemerintah Kota Surabaya dalam mendapatkan rekomendasi dari hasil survey yang dilakukan kepada unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya yang berhubungan langsung dengan e-procurement,badan usaha yang menggunakan atau bertransaksi dengan eprocurement dan juga para ahli di bidang e-procurement terhadap penggunaan e-procurement.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
2
II. KAJIAN PUSTAKA
E-Procurement merupakan pengadaan barang dan jasa secara elektronik yang biasa dilakukan oleh sebuah organisasi baik perusahaan maupun pemerintahan [2]. E-procurement merupakan integrasi dan manajemen secara elektronik terhadap semua aktivitas pengadaan termasuk permintaan pembelian, pemberian hak pemesanan, pengiriman, dan pembayaran antara pembeli dan pemasok [3]. E-procurement yang saat ini berlaku pada Pemerintahan di Indonesia bertujuan untuk menghilangkan praktek korupsi yang terjadi pada pengadaan barang dan jasa pemerintah. praktek korupsi dapat terjadi dikarenakan pada proses pengadaan barang dan jasa, banyak sekali uang yang beredar, sering terjadi kontak tertutup antara penyedia barang/jasa dan panitia lelang. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses yang terbuka dalam pengadaan barang dan jasa. Proses yang transparan ini akan memberikan kesempatan yang sama kepada penyedia barang dan jasa dan dalam pelaksanaannya akan mendapatkan pengawasan dari masyarakat [1].
A. E-Procurement
B. Information System (IS) Success Model – Delone & McLean Pada tahun 1992, DeLone dan McLean mengulas langkahlangkah keberhasilan IS dan berhasilkan menyimpulkan suatu model dengan enam kategori variabel kesuksesan IS yang saling berkaitan, yaitu : System Quality, Information Quality, IS Use, User Satisfaction, Individual Impact, dan Organization Impact. Namun, berkat kontribusi- kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat perubahanperubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang telah berkembang, DeLone dan McLean memperbarui modelnya dan menyebutnya sebagai IS Success Model DeLone & McLean yang diperbarui (updated D&M IS Success model) (lihat Gambar 1).
Service Quality : Service Quality berfokus pada kualitas layanan yang diberikan oleh suatu sistem kepada pengguna. Use/Intention to Use : Use/Intention to Use berfokus pada minat penggunaan suatu sistem oleh user. Use digunakan untuk mengukur suatu sistem, jika keberadaan sistem tersebut tidak memaksakan user untuk menggunakannya. Sedangkan Intention to Use mengukur suatu sistem yang dipaksakan kepada user. User Satisfaction : User Satisfaction berfokus pada kepuasan pengguna atas suatu sistem. Net Benefit : Net Benefit berfokus pada manfaat yang didapatkan oleh pengguna saat atau setelah menggunakan suatu sistem.
C. Hipotesa Menurut DeLone dan McLean, variabel kesuksesan IS adalah multidimensional dan saling membangun ketergantungan, dan oleh karena itu perlu untuk mempelajari keterkaitan antara, atau untuk mengendalikan dimensi-dimensi tersebut. Berdasarkan model IS Success Model dan model yang dibentuk berdasarkan SEM, dibangun 9 hipotesa untuk menganalisa keterkaitan tiap variabel yang dapat dilihat pada Gambar 2. Information Quality
Intention To Use
H1
H8
H2
System Quality
H4 H3
Net Benefit
H7
H5 H9
Service Quality
H6
User Satisfaction
Information Quality Intention To Use
Use
System Quality
Gambar 2: Hipotesa Net Benefits
User Satisfaction
Service Quality
Gambar 1: IS Success Model
Berikut adalah penjelasan dari tiap-tiap variabel yang ada pada model DeLone dan McLean yang telah diperbarui : Information Quality : Information Quality pada DeLone dan McLean berfokus pada kualitas informasi yang disajikan pada sebuah sistem. System Quality : System Quality berfokus pada kualitas sistem dalam penggunaannya.
H1. Information Quality akan mempengaruhi Intention To Use pada E-Procurement secara positif. H2. System Quality akan mempengaruhi Intention To Use pada E-Procurement secara positif. H3. Service Quality akan mempengaruhi Intention To Use pada E-Procurement secara positif. H4. Information Quality akan mempengaruhi User Satisfaction pada konten E-Procurement secara positif. H5. System Quality akan mempengaruhi User Satisfaction pada E-Procurement secara positif. H6. Service Quality akan mempengaruhi User Satisfaction pada E-Procurement secara positif. H7. Intention To Use akan mempengaruhi User Satisfaction pada E-Procurement secara positif. H8. Intention To Use akan mempengaruhi Net Benefit pada E-Procurement secara positif.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
3
H9. User Satisfaction akan mempengaruhi Net Benefit pada E-Procurement secara positif.
D. Hubungan IS Success Model Dengan menggunakan teknik Structural Equation Model, variabel-variabel kesuksesan IS yang ada pada IS Success Model dihubungkan dengan indikator-indikatir pendukung. Pada Gambar 3, setiap variabel laten yang mempunyai masing-masing indikator sudah terhubung dan membentuk satu model. IT1
IT2
Ukuran sampel yang diambil untuk Penelitian ini minimal berjumlah 100 dan selanjutnya menggunakan perbandingan 5 observasi untuk setiap parameter [6]. Berdasarkan hasil perhitungan berdasarkan indikator, didapatkan jumlah sampel minimal yaitu sebanyak 70 sampel. Untuk memenuhi syarat pemodelan SEM, jumlah minimum sampel sebesar 100 sampel digunakan pada Penelitian ini. Dari hasil pengolahan data, didapatkan 100 sampel responden dengan rincian, 20% unit-unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, 78% badan usaha peserta lelang, dan 2% ahli di bidang e-procurement.
IQ1
IQ2
Information Quality
Intention to Use
IQ3
NB1
SQ1
Perceived Net Benefit
System Quality
NB2
SQ2
SV1
SV2
Service Quality
User Satisfaction
SV3 US1
US2
Gambar 3: Model SEM
III. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI A. Penyusunan Kuisioner Penyusunan kuisioner didasarkan pada indikator-indikator pada variabel-variabel yang mengacu pada bab sebelumnya dan pada jurnal “Assesing eGovernment systems success: A validation of the Delone and McLean model of Information System Success” oleh Yi-Shun Wang dan Yi-Wen Liao [5]. Indikator-indikator pada variabel-variabek tersebut akan digunakan untuk menganalisa keberhasilan e-procurement. Penelitian ini menggunakan sudut pandang user dari eprocurement yaitu unit-unit di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, badan usaha peserta lelang, dan ahli di bidang eprocurement. Variabel Information Quality diwakili dengan indikator IQ1, IQ2, dan IQ3. Variabel System Quality diwakili dengan indikator SQ1 dan SQ2. Variabel Service Quality diwakili dengan indikator SV1, SV2, dan SV3. Variabel Intention to Use diwakili dengan indikator IU1 dan IU2. Variabel User Satisfaction diwakili dengan indikator US1 dan US2. Dan variabel Net Benefit diwakili dengan indikator NB1 dan NB2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran A. B. Demografi Sampel Subyek Penelitian ini adalah User dari sistem eprocurement. Subyek tersebut dipilih karena User adalah pihak yang berinteraksi langsung dengan sistem. User pada Penelitian ini dibagi menjadi 3 jenis User yaitu unit-unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, badan usaha peserta lelang, dan ahli di bidang e-procurement.
C. Uji Validitas dan Realibilitas Dua alat ukur yaitu validitas dan realibilitas digunakan pada Penelitian ini. Validitas digunakan untuk mengukur pertanyaan atau indikator-indikator yang ada pada kuisioner sehingga dapat menyatakan hasil pengukuran yang ingin diukur. Sedangkan realibilitas digunakan untuk menilai apakah suatu indikator instrumen pengukuran dapat dipercaya untuk mengukur suatu varibel [7]. Tabel 1 menunjukan hasil dari uji validitas dan uji realibilitas pada semua variabel serta indikator-indikator yang ada pada tiap variabel. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa tiap indikator menunjukan angka r hitung ≥ r tabel. R tabel pada Penelitian ini adalah sebesar 0.197. Oleh karena itu, indikator-indikator tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Tabel 1 : Hasil Uji Validitas dan Uji Realibilitas Variabel R hitung Cronbach’s Alpha Information Quality 0.655 IQ1 0.601 IQ2 0.408 IQ3 0.566 System Quality 0.628 SQ1 0.495 SQ2 0.556 Service Quality 0.736 SV1 0.446 SV2 0.423 SV3 0.559 Intention To Use 0.772 IU1 0.644 IU2 0.676 User Satisfaction 0.640 US1 0.634 US2 0.548 Net Benefit 0.815 NB1 0.732 NB2 0.714
Dari tabel 1 diatas, dapat dilihat bahwa nilai yang ada menunjukan instrumen pengukuran pada tiap variabel dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha pada tiap variabel menunjukan angka lebih besar dari 0,6 sehingga dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
D. Uji Normalitas Sebuah distribusi dapat dikatakan normal jika data tidak miring ke kiri atau ke kanan, serta memiliki keruncingan yang ideal. Data dikatakan simetris jika mempunyai nilai kemiringan atau skewness sebesar 0 dan keruncingan atau kurtosis sebesar 0. Namun angka tersebut sulit didapat, oleh karena itu, nilai yang didapat akan dibandingkan dengan antara c.r (critical ratio) skewness atau c,r kurtosis dengan standar yang di gunakan Penelitian ini yaitu melihat dari tabel z dengan angka ± 2,58. Dari hasil perhitungan tiap indikator, didapatkan c.r multivariate sebesar 2,457. Hal tersebut menandakan bahwa data dianggap normal dan dapat digunakan untuk Penelitian selanjutnya. E. Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) Analisis Faktor Konfirmatori bertujuan untuk mengkonfirmasi apakah indikator-indikator tepat dalam menyusun suatu konstrak. Model dengan derajat bebas (df) 0 akan dipastikan dalam keadaan unidimensional, sedangkan model yang memiliki df positif terlebih dahulu harus dilihat kriteria goodness of fit-nya agar diketahui unidimensionalitasnya Tabel 2: Tabel CFA
Indikator IQ1 IQ2 IQ3 SQ1 SQ2 SV1 SV2 SV3 IU1 IU2 US1 US2 NB1 NB2
Nilai Factor Loading 0,735 0,507 0,636 0,735 0,622 0,743 0,572 0,777 0,924 0,680 0,936 0,508 0,503 0,658
Dari tabel 2 diatasdapat diketahui bahwa nilai Loading Factor dari tiap indikator menunjukan angka diatas 0,5. Hal tersebut menunjukan bahwa data dapat melalui proses selanjutnya. Nilai tersebut juga memberikan informasi bahwa IQ1 berpengaruh pada variabel Information Quality. SQ1 berpengaruh pada variabel System Quality. SV3 berpengaruh pada variabel Service Quality. IU1 berpengaruh pada variabel Intention To Use. US1 berpengaruh pada variabel User Satisfaction. Dan NB2 berpengaruh pada variabel Net Benefit. F. Pengujian Full Model Setelah dilakukan bermacam-macam uji dan dinyatakan bahwa data layak untuk digunakan pada pengujian selanjutnya, akan dilakukan pemodelan struktural menggunakan Structural Equation Model (SEM). Pemodelan ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel.
4
Tabel 3: Hasil Uji Full Model
Goodness of Fit Index Likelihood Chi Square (χ2)
153,38
Cut Off Value Diharapkan kecil
RMSEA
0,113
≤0,08
GFI
0,824
>0,90
Marginal (Mendekati)
NFI
0,766
>0,90
Tidak Baik
CFI
0,849
>0.90
Marginal (Mendekati)
Hasil
Kriteria Baik Tidak Baik
Dari Tabel 3 terdapat banyak hasil yang tidak baik karena tidak memenuhi cut off value. Cut off value atau nilai yang diharapkan didapatkan berdasarkan jurnal yang menjadi acuan. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi model agar hasil yang didapat membaik dan memenuhi kriteria cut off value. Tabel 4 Hasil Goodnesd of Fit Model Modifikasi
Goodness of Fit Index Likelihood Chi Square (χ2)
Hasil
Cut Off Value
Kriteria
Baik
104,473
Diharapkan kecil
RMSEA
0,078
≤0,08
Baik
GFI
0,873
>0,90
NFI
0,841
>0,90
Marginal (Mendekati) Marginal (Mendekati)
CFI
0,930
>0.90
Baik
Dari Tabel 4 diketahui bahwa goodness of fit dari model yang telah dimodifikasi menunjukan kenaikan nilai, atau perbaikan. G. Uji Hipotesa Untuk melakukan uji hipotesa yang perlu di ingat bahwa nilai harus signifikan. Nilai dari data yang digunakan telah didapatkan nilai yang signifikan karena nilai P-value masingmasing variabel lebih kecil dari nilai a(5%). Tabel 5 : Hubungan Hipotesa
Hipotesa H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8
Hubungan IU ← IQ IU ← SQ IU ← SV US ← IQ US ← SQ US ← SV US ← IU NB ← IU
Estimates 0,391 0,203 0,296 0,807 0,110 -0,061 0,238 0,804
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
H9
NB ← US
5
berupa sistem yang dipaksakan dan user harus menggunakan sistem tersebut.
0,223
Dari Tabel 5 didapatkan bahwa seluruh variabel saling berhubungan baik secara positif maupun negatif. Seluruh hipotesa yang diuji dapat memenuhi hipotesa yang telah dibuat sebelumnya kecuali pada H6 yang menunjukan angka 0,061 sehingga dianggap tidak dapat memenuhi hipotesa.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran Dari pelaksanaan penelitian tugas akhir ini dapat diberikan saran untuk penelitian selanjutnya antara lain : 1.
2.
A. Kesimpulan Dari pelaksanaan Penelitian ini di dapatkan kesimpulan : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dari hasil perhitungan dan analisa hipotesa yang dilakukan pada Tugas Akhir ini, seluruh variabel yang diambil dari IS Success Model saling berhubungan dan saling mempengaruhi baik secara positif maupun negatif. Pengaruh antar variabel tersebut dipengaruhi oleh sudut pandang user terhadap sistem e-procurement. Rekomendasi yang diberikan berupa peningkatan kualitas layanan dari e-procurement Pemerintah Kota Surabaya lebih tepatnya dalam peningkatan keamanan dalam penggunaan sistem. Selain itu, peningkatan sistem menjadi sistem yang mempermudah pekerjaan User juga perlu dipertimbangkan untuk ditingkatkan.. Tugas Akhir ini dirasa cukup memenuhi kualifikasi sehingga penerapan e-procurement Pemerintah Kota Surabaya telah dinyatakan berhasil berdasarkan sudut pandang User yang menjadi Responden. Hal ini dikarenakan hampir seluruh hipotesa dapat dipenuhi kecuali satu hipotesa yaitu H6, Service Quality yang mempengaruhi User Satisfaction secara positif. Selain itu, dengan terpenuhi seluruh hipotesa yang berkaitan dengan Intention To Use, hal ini membuktikan bahwa User merasa tidak keberatan dalam penggunaan sistem e-Procurement. Dengan terpenuhinya keberhasilan dari eprocurement, berarti terpenuhi juga manfaat yang dirasa oleh user (Net Benefit). Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa user merasakan manfaat dari penggunaan sistem e-procurement dengan manfaat yang paling dirasa oleh user adalah e-procurrement yang dapat menghemat waktu yang diwakili oleh pernyataan NB2. Sebuah sistem yang baik harus memikirkan beberapa hal yang saling berpengaruh satu sama lain. Saat salah satu meningkat, maka yang lain akan meningkat, begitu juga sebaliknya. IS Success Model terdiri dari beberapa variabel yang tentu saling berpengaruh dan dapat digunakan sebagai pertimbangan. Hipotesa-hipotesa yang ada pada jurnal dan menjadi acuan pada Tugas Akhir ini dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan dalam membangun sebuah sistem, dimana pada Tugas Akhir ini, sistem tersebut
Penambahan indikator atau pertanyaan pada kuisioner dirasa perlu dilakukan untuk penggalian analisis lebih lanjut dan lebih mendalam. Sistem e-procurement telah diterapkan tidak hanya pada pemerintahan, perusahaan-perusahaan besar serta BUMN juga sudah mulai menggunakan. Hal ini dapat menjadi acuan untuk melakukan analisis keberhasilan e-procurement pada objek yang berbeda. LAMPIRAN Lampiran A Kuisioner
Indikator IQ1 IQ2 IQ3 SQ1 SQ2 SV1 SV2 SV3 IU1 IU2 US1 US2 NB1 NB2
Pertanyaan Sistem e-Procurement menyediakan informasi yang tepat Sistem e-Procurement menyediakan informasi yang jelas Sistem e-Procurement menyediakan informasi yang up-to-date Sistem e-Procurement mudah dipahami Sistem e-Procurement mudah digunakan Sistem e-Procurement menunjukan kemudahan dalam memecahkan masalah jika ada masalah yang Anda alami terhadap sistem Sistem e-Procurement memberikan rasa aman saat User menggunakannya Sistem e-Procurement memudahkan dalam pencarian Frekuensi penggunaan sistem e-Procurement Anda tinggi (≥ 5 kali dalam 1 tahun anggaran) Anda keberatan dengan penggunaan eProcurement Anda merasa puas menggunakan sistem eProcurement Sistem e-Procurement telah memenuhi ekspektasi Anda Sistem e-Procurement mempermudah pekerjaan Anda Sistem e-Procurement menghemat waktu Anda V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Komisi Pemberantasan Korupsi Deputi Pencegahan Direktorat Penelitian dan Pengembangan, "Mencegah Korupsi melalui e-Procurement: Meninjau Keberhasilan Pelaksanaan e-Procurement di Pemerintah Kota Surabaya ," Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, 2007.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
[2] E Turban, Electronic Commerce: A Managerial Perspective. New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2004. [3] Dave Chaffey and Steve Wood, Business Information Management : Improving Performance Using Information Systems. New Jersey: Prentice Hall, 2004. [4] A Ferdinand, Strustural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Diponegoro, 2002. [5] Yi-Shun Wang and Yi Wen Liao, "Assessing eGovernment systems success:A validation of The DeLone and McLean model of Information Systems Success," Government Information Quarterly, pp. 717-733, 2008. [6] A Ferdinand, Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Diponegoro, 2002. [7] A Ferdinand, Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Diponegoro, 2002.
6