i
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU TIDAK BEKERJA DAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-12 BULAN
SORAYA QATRUNNADA
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Tidak Bekerja dan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015 Soraya Qatrunnada NIM I14110091
iv
v
ABSTRAK SORAYA QATRUNNADA. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Tidak Bekerja dan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan. Dibimbing oleh M RIZAL MARTUA DAMANIK dan SRI ANNA MARLIYATI. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif dan status gizi bayi usia 6-12 bulan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah subjek 55 orang. Subjek adalah bayi serta ibu menyusui dan tidak bekerja yang memiliki bayi usia 6-12 bulan dengan kelahiran normal serta bersedia untuk menjadi responden penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret–April 2015. Pengambilan data dilakukan melalui kunjungan langsung kepada para subjek di rumah masing-masing. Kota Bogor dijadikan sebagai lokasi penelitian dikarenakan kota ini diduga mendapat pengaruh pola hidup modern ibukota serta menerima arus informasi yang tinggi terkait susu formula atau makanan pendamping ASI lainnya. Berdasarkan uji korelasi Spearman terdapat hubungan signifikan antara praktik ibu dalam pemberian ASI (r=0.359, p=0.007), kondisi kesehatan ibu (r=0.282, p=0.037), peran suami (r=0.542, p=0.000), dan tindakan bidan (r=-0.352, p=0.008) dengan pemberian ASI eksklusif. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur ibu (r=-0.047, p=0.735), pendidikan formal ibu (r=0.166, p=0.225), pendapatan/kapita/bulan (r=0.264, p=0.052), jumlah persalinan (r=0.007, p=0.958), jumlah balita (r=-0.012, p=0.933), besar keluarga (r=-0.179, p=0.192), pengetahuan ibu tentang ASI (r=0.033, p=0.809), sikap ibu terhadap ASI (r=0.135, p=0.326), pengalaman menyusui (r=0.124, p=0.368), frekuensi ANC (r=0.252, p=0.064), dan lingkungan sosial keluarga (r=-0.021, p=0.877) dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil uji beda Mann Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan status gizi bayi antara yang diberikan ASI eksklusif dan non-eksklusif, baik BB/U (p=0.445), PB/U (p=0.285), maupun BB/PB (p=0.752). Berdasarkan analisis multivariat yang menggunakan Multiple Logistic Regression menunjukkan bahwa variabel praktik ibu dalam pemberian ASI dan peran suami merupakan variabel dominan yang berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Kata Kunci : ASI eksklusif, ibu menyusui, ibu tidak bekerja, status gizi bayi ABSTRACT SORAYA QATRUNNADA. Analyze of Factors Influencing Exclusive Breastfeeding on Housewife and Infant Nutritional Status at Age 6-12 Months. Supervised by M RIZAL MARTUA DAMANIK and SRI ANNA MARLIYATI. This research was aimed to analyze factors influencing exclusive breastfeeding and infant nutritional status at age 6-12 months. The study design was cross sectional with 55 subjects. The subjects were infant and lactating mother and housewife who had an infant at age 6-12 months with normal birth and willing to be respondent. The research was conducted on March-April 2015. The data were gotten by visiting the subjects in their houses directly. Bogor City was chosen to be the location of the research because this city getting the influence of modern life from capital city and the high current of information about formula milk or other
vi complementary foods. Spearman correlation test showed significant correlation between maternal practice of breastfeeding (r=0.359, p=0.007), maternal health (r=0.282, p=0.037), the role of husband (r=0.542, p=0.000), and the role of midwife (r=-0.352, p=0.008) with exclusive breastfeeding. There were no significant correlation between maternal age (r=-0.047, p=0.735), maternal education (r=0.166, p=0.225), income/capita/month (r=0.264, p=0.052), amount of parity (r=0.007, p=0.958), amount of children under five (r=-0.012, p=0.933), family size (r=-0.179, p=0.192), maternal knowledge of breast milk (r=0.033, p=0.809), maternal attitude of breast milk (r=0.135, p=0.326), breastfeeding experience (r=0.124, p=0.368), ANC visits (r=0.252, p=0.064), and family social environment (r=-0.021, p=0.877) with exclusive breastfeeding. Mann Whitney different test showed no difference of infant nutritional status between exclusive breastfed and non exclusive breastfed, as well as W/A (p=0.445), L/A (p=0.285), or W/L (p=0.752). Multivariate analysis result which used Multiple Logistic Regression showed variable of maternal practice of breastfeeding and the role of husband were dominant variables that influence exclusive breastfeeding. Key words : Exclusive breastfeeding, lactating mother, housewife, infant nutritional status
vii
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU TIDAK BEKERJA DAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-12 BULAN
SORAYA QATRUNNADA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Imu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
viii
x
xi
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2015 sampai April 2015 ini ialah ASI eksklusif, dengan judul Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Tidak Bekerja dan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ayahanda Muhammad Pribadi Romard dan Ibunda Herlina selaku orang tua penulis atas segala dukungan yang tak ternilai baik moral maupun material serta perhatian dan curahan kasih sayang yang telah diberikan; 2. Prof drh M Rizal M Damanik, MRepSc, PhD dan Dr Ir Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta memberikan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya kecil ini dengan baik; 3. Adik tersayang Ericaltov Rabbany, terima kasih atas dukungannya dan perhatiannya. Kak Mila dan keluarga, bibi Emy dan keluarga, serta keluarga besar lainnya yang tak henti mendoakan, mendukung, dan memberikan bantuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas kecil ini; 4. Dr Ir Ikeu Ekayanti, MS, Mbak Ryan, dan Bu Nurmala selaku dosen yang telah membantu penulis dalam mencari rumus terbaik dan memahami beberapa variabel penelitian yang masih kurang dipahami peneliti; 5. Para teman tersayang, kak Nining, Elvi, Ricamon, Laeli, Pipeh, Nur, Echa, Tika, Mr Kecap, dan Putra yang senantiasa bersedia menemani dan membantu penulis dalam menyelami perjalanan pembuatan karya ini yang berliku-liku; 6. Para pembahas seminar, Mimin, Ricamon, Dyas, dan Asmi, yang telah memberi masukan dan segala pertanyaan yang semakin memperkaya isi karya kecil ini; 7. Mineral 48, para sahabat, wisma pinkiers, juga para praktikan yang selalu mendoakan dan mendukungku; 8. Para bidan serta para ibu di Kota Bogor selaku responden penulis yang telah bersedia sepenuh hati membantu penulis; 9. Seluruh pihak terkait yang belum disebutkan namanya yang telah memberikan kontribusinya dari penulisan proposal penelitian sampai karya kecil ini selesai. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya kecil ini masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya ini. Semoga karya kecil ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2015 Soraya Qatrunnada
xii
v
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian KERANGKA PEMIKIRAN METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Responden Jenis dan Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Definisi Operasional HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Ibu Perilaku Ibu terhadap ASI Pengetahuan Ibu tentang ASI Sikap Ibu terhadap ASI Praktik Ibu dalam Pemberian ASI Pengalaman Menyusui Kesehatan Ibu Antenatal Care (ANC) Dukungan Keluarga Peran Suami Lingkungan Sosial Keluarga Tindakan Bidan Status Gizi Bayi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif Faktor Dominan yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
ix ix ix 1 1 2 3 3 3 4 5 5 6 7 8 15 16 16 17 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 24 30 33 34 34 34 38 39
vi
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Variabel dan jenis data yang dikumpulkan Kategori variabel Sebaran ibu berdasarkan usia dan karakteristik lainnya Sebaran ibu berdasarkan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Sebaran ibu berdasarkan sikap ibu terhadap ASI Sebaran ibu berdasarkan praktik ibu dalam pemberian ASI Sebaran ibu berdasarkan pengalaman menyusui Sebaran ibu berdasarkan kondisi kesehatan selama menyusui Sebaran ibu berdasarkan frekuensi ANC Sebaran ibu berdasarkan peranan suami Sebaran ibu berdasarkan peranan lingkungan sosial keluarga Sebaran ibu berdasarkan tindakan bidan Sebaran ibu berdasarkan status gizi bayi Sebaran bayi menurut status gizi saat pengamatan Sebaran ibu yang memberikan ASI eksklusif dan ASI non-eksklusif berdasarkan praktik ibu dalam pemberian ASI Sebaran ibu yang memberikan ASI eksklusif dan ASI non-eksklusif berdasarkan kesehatan ibu Sebaran ibu yang memberikan ASI eksklusif dan ASI non-eksklusif berdasarkan peran suami Sebaran ibu yang memberikan ASI eksklusif dan ASI non-eksklusif berdasarkan tindakan bidan Variabel kandidat yang masuk dalam analisis multivariat Hasil analisis multivariat terhadap pemberian ASI eksklusif
7 9 16 17 18 18 19 19 20 21 21 22 22 23 27 28 29 30 30 31
DAFTAR GAMBAR 1 Skema kerangka pemikiran penelitian
5
DAFTAR LAMPIRAN 1 Hasil uji beda status gizi bayi 2 Hasil uji korelasi antara semua variabel yang diteliti dengan pemberian ASI eksklusif 3 Pengukuran BB ibu dan bayi (a) serta proses wawancara (b)
38 38 38
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Tingginya kualitas sumber daya manusia (SDM), yang dapat dilihat menurut indeks pembangunan manusia (IPM), menggambarkan tingginya umur harapan hidup yang dapat menunjukkan derajat kesehatan masyarakat. Peningkatan kualitas SDM secara langsung dipengaruhi oleh adanya upaya dalam peningkatan derajat kesehatan SDM tersebut. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan, kualitas sumber daya manusia, taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat pada umumnya. Peningkatan SDM perlu dilaksanakan sejak anak masih dalam kandungan yang diarahkan pada pembinaan kualitas kesehatan ibu dan anak. Salah satu yang berperan penting dalam peningkatan kesehatan anak adalah pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif. ASI merupakan makanan yang paling sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal. Pemberian ASI sebagai makanan utama bagi bayi, terutama bayi berusia kurang dari 6 bulan, mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 450/MENKES/SK/IV/2004, pemerintah mewajibkan pemberian ASI secara eksklusif bagi bayi sejak lahir sampai dengan berumur enam bulan dan dianjurkan untuk dilanjutkan sampai anak berusia dua tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai. Kenyataannya di lapangan, khususnya di Indonesia, pemberian ASI eksklusif kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan masih belum sesuai target yang diharapkan. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif meningkat dua kali lebih tinggi dibandingkan tahun 2010, yaitu dari 15.3% menjadi 38% (Kemenkes RI 2013). Tetapi data tersebut belum memenuhi target pemberian ASI eksklusif, yaitu sebesar ≥67%. Secara nasional, hanya terdapat 73 kabupaten atau kota dari 497 kabupaten atau kota di Indonesia, sekitar 14.7%, yang telah mencapai target pemberian ASI eksklusif (Kemenkes RI 2012). Rendahnya pemberian ASI, terutama ASI eksklusif, menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita. Prevalensi gizi buruk berdasarkan BB/U pada balita di Indonesia mengalami peningkatan antara tahun 2010 dan 2013. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, prevalensi gizi buruk pada balita berdasarkan BB/U sebesar 4.9% dan mengalami peningkatan pada tahun 2013 menjadi 5.3% (Kemenkes RI 2013). Gizi buruk pada balita dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satunya yaitu balita tidak mendapatkan makanan yang cukup dan sesuai dengan usianya. Gizi buruk pada balita dapat juga merupakan manifestasi jangka panjang yang dialami sejak bayi. Banyak alasan yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Alasan paling umum untuk tidak memberikan ASI eksklusif yaitu ibu harus bekerja, ibu tidak memiliki cukup ASI atau berpikir tidak dapat memberikan ASI yang cukup, serta dukungan keluarga yang minim. Selain itu, adanya pengaruh media massa mengenai susu formula bagi bayi mempengaruhi ibu untuk tidak memberikan ASI (Juherman 2008). Menurut Abdullah (2002), pada kelompok ibu yang memberikan ASI eksklusif di Kota Bogor sebanyak 73.4% mendapatkan
2 informasi tentang susu formula dari media massa (TV), 13.3% dari keluarga, 6.7% dari tenaga medis, dan sisanya dari tempat pelayanan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa media massa memegang kedudukan terbesar dalam mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, selain itu tenaga medis dan tempat pelayanan kesehatan turut andil dalam memberikan informasi terkait susu formula. Keberadaan bidan yang merupakan bagian dari tenaga medis sangat erat kaitannya dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Terlebih lagi sasaran bidan dalam kinerjanya yaitu para ibu rumah tangga. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi di pulau Jawa yang mempunyai cakupan ASI eksklusif di bawah angka cakupan nasional, yaitu 25.4%. Kota Bogor merupakan salah satu kota yang memiliki cakupan ASI eksklusif di bawah rata-rata cakupan ASI eksklusif Provinsi Jawa Barat (Dinkes Jabar 2013). Wilayah tersebut merupakan wilayah yang dekat dengan Provinsi DKI Jakarta sehingga diduga mendapat pengaruh pola hidup modern ibukota serta menerima arus informasi yang tinggi terkait susu formula atau makanan pengganti ASI lainnya. Permasalahan tersebut melatarbelakangi penelitian ini untuk menganalisis lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan ibu untuk memberikan ASI eksklusif, terutama pada ibu tidak bekerja yang mendapatkan pertolongan persalinan dan pendampingan terkait ASI dari bidan, serta gambaran status gizi bayi usia 6-12 bulan di Kota Bogor.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan menjadi fokus penelitian yang akan diteliti oleh penulis sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan status gizi bayi usia 6-12 bulan antara yang mendapatkan ASI eksklusif dengan yang ASI non-eksklusif? 2. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik ibu (usia, tingkat pendidikan, jumlah persalinan, jumlah balita, besar keluarga, pengalaman menyusui, dan jumlah ANC) dengan pemberian ASI eksklusif? 3. Bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik ibu dalam pemberian ASI dengan pemberian ASI eksklusif? 4. Apakah terdapat hubungan antara kondisi kesehatan ibu dengan pemberian ASI eksklusif? 5. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif? 6. Apakah terdapat hubungan antara lingkungan sosial keluarga dan peran suami dengan pemberian ASI eksklusif? 7. Apakah terdapat hubungan antara peranan bidan dalam memberikan ASI eksklusif? 8. Apa faktor dominan yang berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan?
3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif dan status gizi bayi usia 612 bulan. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu: 1. Mengidentifikasi karakteristik responden; 2. Menganalisis status gizi bayi usia 6-12 bulan antara yang mendapatkan ASI eksklusif dan ASI non-eksklusif; 3. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik ibu dalam pemberian ASI dengan pemberian ASI eksklusif; 4. Menganalisis hubungan antara kondisi kesehatan ibu dengan pemberian ASI eksklusif; 5. Menganalisis hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif; 6. Menganalisis hubungan antara lingkungan sosial keluarga dan peran suami dengan pemberian ASI eksklusif; 7. Menganalisis hubungan antara peranan bidan dengan pemberian ASI eksklusif; 8. Menganalisis faktor dominan yang berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan.
Hipotesis 1. Terdapat perbedaan status gizi bayi usia 6-12 bulan antara yang mendapatkan ASI eksklusif dengan yang ASI non-eksklusif; 2. Karakteristik ibu, kondisi kesehatan ibu, kondisi sosial ekonomi keluarga, peran suami, dan peran bidan berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi kepada para ibu menyusui dan keluarga sehingga dapat meningkatkan peran serta semua anggota keluarga untuk lebih terlibat dalam pengambilan keputusan pemberian ASI. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi petugas kesehatan dan pembuat kebijakan, dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Bogor, dalam upaya peningkatan keberhasilan dan keberlanjutan program ASI eksklusif. Besarnya dukungan yang diberikan dari semua sektor dalam peningkatan cakupan ASI eksklusif sangat dibutuhkan bagi ibu dan bayinya guna menciptakan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal sehingga akan terwujud sumber daya manusia yang berkualitas di masa mendatang.
4
KERANGKA PEMIKIRAN Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Hal ini dikarenakan ASI eksklusif merupakan makanan terbaik pada anak usia tersebut dengan komposisi yang tepat dan mutu gizi yang baik. Pemberian ASI eksklusif dapat mencegah bayi dari berbagai penyakit infeksi dan risiko penyakit lainnya karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh. Mendapatkan ASI merupakan hak seorang anak sedangkan memberikan ASI merupakan kewajiban seorang ibu. Keputusan ibu untuk menyusui bayinya atau tidak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor intrinsik dari dalam diri ibu (seperti pengetahuan, sikap, kesehatan, serta karakteristik dari ibu yang mencakup usia, tingkat pendidikan, jumlah persalinan, jumlah balita, besar keluarga, pengalaman menyusui, dan jumlah kunjungan antenatal) maupun faktor ekstrinsik yang berasal dari luar diri ibu (seperti pendapatan keluarga, dukungan keluarga yang mencakup lingkungan sosial keluarga dan peran suami, serta peran bidan). Keputusan ibu untuk menyusui ASI diduga secara langsung dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap ibu terhadap ASI. Di sisi lain, pengetahuan dan sikap merupakan dua faktor yang secara sinergis mempengaruhi praktik pemberian ASI. Pengetahuan dan sikap dapat secara bersama-sama atau sendiri-sendiri mempengaruhi praktik pemberian ASI. Sementara itu pengetahuan dan sikap ibu dipengaruhi oleh karakteristik ibu dan informasi mengenai ASI dan MPASI (makanan pendamping air susu ibu) dari berbagai sumber media, seperti media cetak, media elektronik, teman, keluarga, ataupun tenaga kesehatan. Kesehatan ibu akan mempengaruhi keputusan ibu dalam memberikan ASI, terutama jika ibu sakit sehingga memutuskan untuk tidak menyusui atau berhenti menyusui, baik atas anjuran dokter maupun inisiatif sendiri. Tingkat morbiditas, infeksi, serta riwayat penyakit ibu juga turut mempengaruhi kesehatan ibu yang akan berdampak pada keputusan pemberian ASI. Tetapi hal tersebut tidak diteliti. Praktik pemberian ASI juga dipengaruhi langsung oleh tingkat pendapatan keluarga dan dukungan keluarga, baik secara emosi maupun psikis, terutama dari suami dan orang-orang yang terdekat dengan ibu. Pemberian ASI khususnya ASI eksklusif tidak hanya melibatkan ibu dan bayi. Keluarga dengan pendapatan tinggi terdapat kecenderungan bahwa ibu beralih ke susu formula karena daya beli dan alasan praktis. Akan tetapi, keluarga dengan tingkat ekonomi atas memiliki kesempatan dan fasilitas yang lebih baik dalam mengakses informasi tentang ASI. Karakteristik ibu secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap praktik pemberian ASI. Foo et al. (2005) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa usia, suku, agama, tingkat pendidikan, status kerja, dan pengalaman menyusui yang dimiliki ibu berhubungan dengan praktik pemberian ASI. Ada tidaknya pengalaman menyusui anak sebelumnya, termasuk pemberian ASI eksklusif dan kesulitan menyusui yang dialami, diduga berhubungan dengan perilaku pemberian ASI saat ini. Riwayat persalinan yang diduga berhubungan dengan keadaan pemberian ASI eksklusif dibatasi pada cara dan kondisi bayi dilahirkan. Informasi dan pelayanan kesehatan dari bidan mencerminkan kualitas dukungan yang diberikan terhadap pemberian ASI eksklusif. Diharapkan informasi
5 dan pelayanan kesehatan yang baik dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif. Salah satu dampak praktik ASI eksklusif yang dapat dengan mudah dan cepat diketahui yaitu pada status gizi bayi, meskipun hal ini turut dipengaruhi oleh status kesehatan bayi dan konsumsi makanan selain ASI berupa pemberian susu non-ASI dan MPASI (Boyle 2003). Secara keseluruhan kerangka pemikiran penelitian ini disajikan pada Gambar 1. Karakteristik ibu: Usia, tingkat pendidikan, jumlah persalinan, jumlah balita, besar keluarga, pengalaman menyusui, jumlah ANC
Pengetahuan ibu tentang ASI dan sikap ibu terhadap ASI
Infeksi, morbiditas, riwayat penyakit ibu
Keadaan kesehatan ibu
Tingkat pendapatan keluarga
Praktik pemberian ASI
Lingkungan sosial keluarga dan peran suami
Status gizi bayi
Peran bidan
Akses informasi tentang ASI dan MPASI Infeksi, morbiditas, riwayat penyakit bayi
Karakteristik bayi: Umur, jenis kelamin, BB lahir
Keterangan: = Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti = Hubungan antar variabel yang diteliti = Hubungan antar variabel yang tidak diteliti
Gambar 1 Skema kerangka pemikiran penelitian
METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu data yang dikumpulkan merupakan satu kesatuan data dalam satu waktu tertentu. Lokasi dipilih dengan berbagai pertimbangan yaitu Kota Bogor merupakan daerah di Jawa Barat yang dekat dengan Provinsi DKI Jakarta sehingga diduga mendapat pengaruh pola hidup modern ibukota serta menerima arus informasi yang tinggi terkait susu formula atau makanan pelengkap ASI lainnya. Pertimbangan lain dari peneliti
6 terletak pada sumber daya yang dimiliki peneliti berupa dana, tenaga, dan waktu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 hingga bulan April 2015.
Jumlah dan Cara Penarikan Responden Responden penelitian adalah ibu menyusui di wilayah Kota Bogor. Penarikan sampel sebagai responden dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) dengan kriteria inklusi sebagai berikut: 1) Ibu melaksanakan persalinan di bidan praktik mandiri; 2) Ibu masih memberikan ASI dan tidak bekerja; 3) Memiliki bayi usia 6-12 bulan yang lahirnya secara normal, tidak prematur (≥37 minggu) dan tidak BBLR (≥2500 g); 4) Ibu dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik; serta 5) Ibu bersedia menjadi responden dan diwawancarai dengan menyetujui informed consent yang diberikan. Pemilihan ibu selaku responden dengan bayi berusia 6-12 bulan dilakukan dengan pertimbangan bahwa terdapat lebih besar peluang bayi yang diberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan serta daya ingat ibu tentang proses kehamilan, kelahiran, dan menyusui masih baik untuk menghindari bias informasi. Bidan praktik mandiri digunakan sebagai kriteria dengan beberapa pertimbangan, yaitu: 1) Pelayanan yang diberikan bidan praktik mandiri lebih dipertanggungjawabkan sendiri daripada yang lain; 2) Persalinan yang dilakukan yaitu normal karena merupakan kompetensi bidan dan sebagai akibat dari tidak adanya komplikasi atau penyakit pengganggu kelahiran yang dimiliki sang ibu; 3) Bidan menghabiskan lebih banyak waktu bersama calon ibu dalam menjalani persalinan daripada dokter yang hanya mengunjungi ibu bila sudah siap melahirkan; 4) Sasaran bidan praktik mandiri adalah masyarakat dari semua golongan yang terutama membidik para ibu rumah tangga; 5) Lebih sering sebagai tempat pemberdayaan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan peran serta masyarakat yang salah satunya sebagai ibu asuh; 6) Bidan praktik mandiri bisa mempromosikan susu formula daripada bidan yang praktik di puskesmas, sehingga dapat mengurangi terjadinya kesalahan dalam pengumpulan data; serta 7) menurut Putri (2003), 52.5% ibu melahirkan di rumah bersalin, 32.5% di rumah sakit umum swasta, dan 15% di rumah sakit umum negeri. Berdasarkan setiap lokasi melahirkan tersebut yang mendapatkan rawat gabung antara ibu dan bayi sebesar 88.6% di rumah bersalin, 38.5% di rumah sakit umum swasta, dan 50% di rumah sakit umum negeri. Terdapatnya ruang gabung tersebut dapat meningkatkan intensitas kedekatan antara ibu dan bayi, sehingga pemberian ASI dapat segera dilakukan. Jumlah minimal ibu yang menjadi responden diperoleh menggunakan rumus Lngawa, Lemeshow dan WHO (1991). Penentuan jumlah ini diperoleh melalui perhitungan dengan derajat kepercayaan yang diinginkan 95% dan presisi 10%. Cakupan ASI eksklusif di Kota Bogor sebesar 17.17% (Dinkes Jabar 2013), sehingga jumlah minimal ibu yang dapat dijadikan responden sebanyak: n ≥ Z2α p (1-p) d2 n ≥ (1.96)2 x 0.1717 x (1-0.1717) (0.1)2 n ≥ 55 orang
7 Keterangan: α = Derajat kepercayaan p = Proporsi jumlah ASI eksklusif di Kota Bogor d = Presisi
Apabila estimasi drop out sebesar 50%, jumlah acuan ibu yang dibutuhkan yaitu: 1.5 x 55 = 83 orang.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari ikatan bidan Indonesia (IBI) di Kota Bogor mengenai nama dan alamat para bidan praktik mandiri serta dari pihak bidan mengenai nama dan alamat para ibu yang melahirkan secara normal melalui jasa mereka. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada ibu selaku responden menggunakan kuesioner sebagai alat bantu yang mencakup karakteristik responden (ibu), pengetahuan ibu tentang ASI, sikap ibu terhadap ASI, praktik ibu dalam pemberian ASI, pengalaman menyusui, kesehatan ibu, ANC (antenatal care), orang yang paling berpengaruh dalam pemberian ASI, peran suami, lingkungan sosial keluarga, akses informasi mengenai ASI dan MPASI, serta tindakan bidan. Sedangkan untuk data status gizi bayi dikumpulkan melalui pengukuran langsung. Selengkapnya variabel dan data yang dikumpulkan dalam penelitian disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Variabel dan jenis data yang dikumpulkan Variabel
Data yang dikumpulkan
Usia Jumlah Pendidikan persalinan Pendapatan Jumlah balita keluarga Besar keluarga Pengetahuan ibu Pengetahuan tentang tentang ASI kolostrum Pengetahuan seputar ASI dan menyusui Sikap ibu terhadap ASI Kecenderungan ibu terkait pemberian ASI Praktik ibu dalam Praktik ASI eksklusif dan pemberian ASI alasannya Status peaksanaan IMD dan alasannya Waktu pemberian ASI Frekuensi pemberian ASI sehari Cara memberikan ASI
Cara pengumpulan data
Karakteristik ibu
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
8 Tabel 1 Variabel dan jenis data yang dikumpulkan (lanjutan) Variabel
Data yang dikumpulkan
Pengalaman menyusui Kesehatan ibu ANC Orang yang paling berpengaruh Peran suami Lingkungan sosial keluarga
Akses informasi tentang ASI dan MPASI
Tindakan bidan Status gizi bayi
Cara pengumpulan data
Kondisi terkait pengalaman Wawancara menyusui Kondisi kesehatan ibu Wawancara selama menyusui Frekuensi pemeriksaan Wawancara kehamilan secara berkala Pihak yang paling mempengaruhi keputusan Wawancara pemberian ASI Peranan suami dalam Wawancara peningkatan ASI eksklusif Dukungan keluarga Pihak yang berdiskusi Wawancara Pihak pengambil keputusan Informan pertama Informan yang paling dipercaya Wawancara Informan yang paling banyak menginformasikan Peranan bidan pada Wawancara peningkatan ASI eksklusif BB/U Antropometri PB/U (pengukuran langsung) BB/PB
Pengolahan dan Analisis Data Proses pengolahan data meliputi editing, coding, entry, cleaning, dan analisis data. Data kuesioner yang telah diperoleh dilakukan editing untuk mengecek kelengkapan dan konsistensi informasi. Kemudian dilakukan coding atau pemberian kode tertentu yang telah disepakati terhadap jawaban pertanyaan pada kuesioner untuk memudahkan pengumpulan dan pengelompokan data. Entry data dilakukan sesuai dengan kode yang telah dibuat untuk setiap variabel sehingga menjadi suatu data dasar. Cleaning dilakukan untuk memeriksa kemungkinan adanya kesalahan dalam pemasukan data. Pengolahan data dilakukan menggunakan Microsoft Office Excel 2013 dan dianalisis dengan program Statistical Product and Service Solutions version 16.0 (SPSS v.6) for Windows. Pengolahan data terkait status gizi bayi dilakukan menggunakan aplikasi WHO Antro. Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan uji statistik sesuai jenis data tersebut. Derajat kemaknaan yang digunakan untuk melihat hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan batas kemaknaan 95%. Uji statistik
9 yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensia. Analisis data secara deskriptif dilakukan dengan mengelompokkan atau membandingkan dengan cut off point. Sebelum dilakukan uji statistik inferensia, data diuji kenormalannya dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Analisis deskriptif dilakukan dengan beragam analisis seperti analisis univariat untuk mendeskripsikan karakteristik responden dan variabel lainnya, analisis bivariat untuk menguji hipotesis hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif melalui uji Spearman (agar didapatkan informasi terkait hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat berupa keberhasilan pemberian ASI eksklusif), serta analisis multivariat untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara variabel independen dengan dependen menggunakan Multiple Logistic Regression dengan metode Backwald Wald. Variabel bebas yang terpilih untuk uji regresi logistik ganda adalah hasil dari analisis bivariat dengan nilai p<0.25 (Sabri dan Hartono 2006). Uji beda Mann-Whitney dilakukan untuk mengetahui perbedaan status gizi bayi antara yang diberikan ASI eksklusif dengan ASI non eksklusif. Selengkapnya pemaparan terkait kategori untuk masing-masing variabel dijelaskan pada Tabel 2 terkait pengkategorian variabel berikut sumber acuannya. Tabel 2 Kategori variabel Variabel Karakteristik ibu
Data yang dikumpulkan Usia
Pendidikan
Pendapatan keluarga
Kategori 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1.
2.
Jumlah persalinan 1. 2. Jumlah balita 1. 2. Besar keluarga 1. 2. 3.
<20 tahun 20-35 tahun >35 tahun Tidak sekolah Tidak tamat SD SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat Perguruan tinggi Miskin, bila