DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-13
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2010 Shinta Altia Widosari, Rahardja 1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang Semarang 50239, Phone: +622476486851
ABSTRACT Every company is going public are required to submit financial statements prepared in accordance with Financial Accounting Standards that have been audited by a public accountant registered with Badan Pengawas Pasar Modal dan Laporan Keuangan (Bapepam-LK). The results of the audit of public companies have huge consequences and responsibilities. This sparked a huge responsibility to work more professional auditor. One criterion is the timeliness of auditor professionalism in the delivery of its audit report. Difference of time between the date of closing the financial year to the date of the auditor in reporting audited financial statements indicate the length of time of completion of audit by the auditor. The time difference is called the audit delay in auditing. This study aims to analyze the factors that influence audit delay a public company in Indonesia.The factors tested in this study is auditor quality, type of auditor’s opinion, company size, audit committee, and the complexity of the company's operations as an independent variable and the audit delay as the dependent variable. Population of this research included manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange since the year 2008-2010 with a sample taken in a purposive sampling as many as 294 companies. The data collected is the secondary data by the method of documentation. Prior to the analysis data testing conducted in advance of data analysis including test requirements normality, linearity test, test multicollinearity, heteroscedasticity test and test autocorrelation. Data analysis methods used are linear regression analysis simple and multiple linear regression. The results of this research can be concluded that the auditor quality and auditor opinion affect audit delay. While the company size, audit committee, and complexity of operations hasn’t effect on audit delay. Key words:
audit delay, financial reports, auditor quality, auditor opinion, company size, audit committee, and complexity of operations.
PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi yang berfungsi sebagai media untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor, dan para pengguna laporan keuangan lainnya yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai instrumen untuk mengukur dan menilai kinerja perusahaan. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, permintaan atas audit laporan keuangan yang menjadi sumber informasi bagi para pemakai laporan keuangan juga semakin tinggi. Penyampaian laporan keuangan secara berkala dari segi regulasi di Indonesia menyatakan bahwa tepat waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Rachmawati (2008) pada tahun 1996 Badan Pengawas Pasar Modal Laporan Keuangan (Bapepam-LK) mengeluarkan lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan audit independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Sejak 30 September 2003, Bapepam semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran Surat Keputusan 1
Shinta Altia Widosari, Rahardja
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2-13
Ketua Bapepam Nomor : Kep–36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan bisa mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten. Tujuan audit atas laporan keuangan oleh Akuntan Publik (auditor independen) adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum di Indonesia. Bagi Bapepam-LK sendiri syarat adanya penyajian laporan keuangan auditan bagi perusahaan go public adalah karena Bapepam-LK mempunyai wewenang untuk merumuskan persyaratan pelaporan yang dipandang perlu untuk memberikan informasi yang benar kepada pemodal. Hasil audit atas laporan keuangan perusahaan mempunyai konsekuensi dan tanggungjawab yang besar sehingga memicu auditor bekerja lebih professional. Salah satu kriteria profesionalisme auditor adalah tepat waktu dalam penyampaian laporan auditnya. Ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono (2002, h.170), ketepatan waktu informasi mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam keputusan. Dengan demikian, informasi yang memiliki prediksi tinggi dapat menjadi tidak relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan. Menurut Rolinda (2007), jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal ditandatanganinya laporan audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut dipublikasikan, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketetapan waktu pelaporan merupakan catatan pokok laporan yang memadai. Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen Utami (2006). Audit Delay yang melewati batas waktu ketentuan Bapepam-LK, tentu berakibat pada keterlambatan publikasi laporan keuangan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan tersebut dapat mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi rentang waktu penyelesaian audit sebuah perusahaan (audit delay). Ashton, Whillingham dan Elliot dalam Rahayu (2011) menemukan bahwa jenis opini qualified, jenis perusahaan industri dibanding finansial, status perusahaan nonpublik, bulan penutupan tahun buku selain Desember, dan Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang lemah memperlambat audit delay. Penelitian yang dilakukan oleh Subekti dan Widiyanti (2004), audit delay dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, jenis perusahaan, opini auditor, dan ukuran auditor Kantor Akuntan Publik. Hasil pengujian hipotesisnya menunjukan bahwa kelima faktor tersebut berpengaruh terhadap audit delay. Dalam penelitian ini faktor yang akan dibahas adalah kualitas auditor, jenis opini auditor, ukuran perusahaan, jumlah komite audit dan kompleksitas operasi perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah kualitas auditor berpengaruh terhadap audit delay ? (2) Apakah jenis opini auditor berpengaruh terhadap audit delay ? (3) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay ? (4) Apakah jumlah komite audit berpengaruh terhadap audit delay ? (5) Apakah kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh terhadap audit delay ? Berdasarkan permasalahan penelitian tersebut manfaat dari penelitian ini adalah: (1) Bagi akademisi, untuk mengetahui hasil analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (2) Bagi praktisi, sebagai bahan pertimbangan auditor dalam melaksanakan auditnya agar dapat
menyelesaikan laporan auditnya secara tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh Bapepam-LK. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Teori Signalling berakar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi
2
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3-13
yang dapat dijadikan sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu emiten. Pengumuman ini nantinya dapat mempengaruhi naik turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan pengumuman (Suwardjono,2005). Manajer melakukan publikasi laporan keuangan untuk memberikan informasi kepada pasar. Umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal good news atau bad news. Sinyal yang diberikan akan mempengaruhi pasar saham khususnya harga saham perusahaan. Jika sinyal manajemen mengindikasikan good news, maka dapat meningkatkan harga saham. Namun sebaliknya, jika sinyal manajemen mengindikasikan bad news dapat mengakibatkan penurunan harga saham perusahaan. Manfaat utama teori ini adalah akurasi dan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan ke publik adalah sinyal dari perusahaan akan adanya informasi yang bermanfaat dalam kebutuhan untuk pembuatan keputusan dari investor. Semakin panjang audit delay menyebabkan ketidakpastian pergerakan harga saham. Investor dapat mengartikan lamanya audit delay dikarenakan perusahaan memiliki bad news sehingga tidak segera mempublikasikan laporan keuangannya, yang kemudian akan berakibat pada penurunan harga saham perusahaan. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dan selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Peraturan-peraturan tersebut secara hukum mengisyaratkan adanya kepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi (perusahaan publik) yang terlibat di pasar modal Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat waktu kepada Bapepam. Hal tersebut sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory). Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi peraturan yang berlaku, sama halnya dengan perusahaan yang berusaha untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu karena selain merupakan suatu kewajiban perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan tepat waktu, juga akan sangat bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan. Audit Delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku, hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen (Utami, 2006). Diungkap dalam penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), perbedaan waktu yang sering dinamai dengan audit delay adalah perbedaan antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan yang mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Maka semakin panjang audit delay semakin lama auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya.
Pengaruh Kualitas Auditor Terhadap Audit Delay Kualitas auditor dapat dilihat dari afiliasi Kantor Akuntan Publik (KAP) big4 dan non-big4. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha dibidang pemberian jasa professional dalam praktek akuntan publik (Rachmawati, 2008). Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan dapat membantu waktu penyelesaian audit menjadi lebih segera atau tepat waktu. Penyelesaian waktu audit secara tepat waktu kemungkinan dapat meningkatkan reputasi kantor akuntan publik dan menjaga kepercayaan klien untuk memakai jasanya kembali untuk waktu yang akan datang. Dengan demikian besar kecilnya Ukuran Kantor Akuntan Publik kemungkinan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit laporan keuangan.
Hasil penelitian Ashton, Willingham, dan Elliott (1987) dalam Rahayu (2011) menemukan bahwa audit delay akan lebih pendek bagi perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tergolong besar. Hasil yang sama juga ditemukan Ahmad dan Kamarudin dalam Yuliana dan Ardiati (2004) yaitu bahwa audit delay pada KAP Big Four akan lebih pendek dibandingkan dengan audit delay pada KAP kecil. Hal ini diasumsikan karena KAP besar memiliki karyawan dalam jumlah yang besar, dapat mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkannya untuk menyelesaikan audit 3
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4-13
tepat waktu, dan memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya. H1: Kualitas auditor berpengaruh negatif terhadap audit delay
Pengaruh Jenis Opini Auditor Terhadap Audit Delay Opini atau pendapat auditor merupakan kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit. Auditor menyatakan pendapatnya berpijak pada audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing dan atas temuan-temuannya. Ada lima tipe pendapat laporan audit yang diterbitkan oleh auditor (Mulyadi 2002, h.20-22): (1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion), (2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified Opinion report with Explanatory Language), (3) Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion), (4) Pendapat tidak wajar (adverse Opinion), (5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion). Opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) merupakan opini yang tidak diharapkan oleh semua manajemen. Semakin tidak baik opini yang diterima oleh perusahaan maka semakin lama laporan keuangan auditan dipublikasikan. Laporan keuangan yang disampaikan tidak tepat waktu mencerminkan ketidakpatuhan perusahaan terhadap ,peraturan yang ada. Subekti dan Widiyanti (2004) membuktikan bahwa audit delay yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion. Hal ini dikarenakan pendapat selain unqualified opinion dianggap sebagai badnews, maka auditor akan melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner auditor yang lebih senior atau staf teknis, dan perluasan lingkup audit, sehingga audit delay akan semakin panjang. Lain halnya dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion, perusahaan tersebut akan melaporkan pendapat tepat waktu karena merupakan berita baik. Dalam hal ini, opini audit yang baik (unqualified opinion) harus mengemukakan bahwa laporan keuangan telah diaudit sesuai dengan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan dan tidak ada penyimpangan material yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. H2: Jenis opini auditor berpengaruh negatif terhadap audit delay
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya perusahaan yang ditentukan berdasarkan ukuran nominal misalnya jumlah kekayaan dan total penjualan perusahaan dalam satu periode penjualan (Rahayu, 2011). Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar (Yuliyanti, 2010). Penelitian ini menggunakan jumlah kekayaan (total asset) yang dimiliki perusahaan sebagai proksi ukuran perusahaan. Menurut Courtis di New Zealand, penelitian Gilling, penelitian Davies dan Whitterd di Australia, dan lain sebagainya dalam Rachmawati (2008) menunjukkan bahwa audit delay memiliki hubungan negatif dengan ukuran perusahaan yang menggunakan proksi total aktiva. Artinya bahwa semakin besar aset perusahaan maka semakin pendek audit delay. Penyebabnya adalah perusahaan - perusahaan go public atau perusahaan besar mempunyai sistem pengendalian internal yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan sehingga memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan laporan keuangan. Lemahnya pengendalian internal klien memberikan dampak audit delay yang semakin panjang karena auditor membutuhkan sejumlah waktu untuk mencari evidential matter yang lebih lengkap dan kompleks untuk mendukung opininya. H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit delay
Pengaruh Jumlah Komite Audit Terhadap Audit Delay Pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan bagi perusahaan publik untuk mencapai good corporate governance antara lain Bapepam-LK dengan Surat Edaran No. SE-03/PM/2000
4
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5-13
mensyaratkan bahwa setiap perusahaan go publik di Indonesia wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal 3 orang yang diketuai oleh satu orang komisaris independen perusahaan dan dua orang dari luar perusahaan yang independen terhadap perusahaan. Selain independen surat edaran tersebut juga mensyaratkan bahwa anggota komite audit harus menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan. Sementara bagi perusahaan BUMN/BUMD, sesuai dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: 117/M-MBU/2002 menyatakan bahwa: “Komisaris/Dewan Pengawas harus membentuk komite yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris/Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya, yaitu membantu Komisaris/ Dewan Pengawas dalam memastikan efektifitas sistem pengendalian intern, efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan auditor internal”. Rahayu (2011) menyatakan dengan kontribusi yang diberikan oleh komite audit diharapkan dapat membantu proses audit yang dilakukan oleh auditor dan akhirnya dapat mempercepat penyelesaian laporan keuangan auditan. H4: Jumlah komite audit berpengaruh negatif terhadap audit delay
Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Delay Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya, lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi audit delay. Hubungan tersebut juga didukung oleh penelitian Ashton, Willingham dan Elliot dalam Rahayu (2011) yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara kompleksitas operasi perusahaan dengan audit delay. Jumlah anak perusahaan suatu perusahaan mewakili kompleksitas jasa audit yang diberikan yang merupakan ukuran rumit atau tidaknya transaksi yanng dimiliki oleh klien KAP untuk di audit (Hay et al., dalam Sulistiyo, 2010). Menurut Beams dalam Halim (2000), apabila perusahaan memiliki anak perusahaan didalam negeri maka transaksi yang dimiliki klien semakin rumit karena ada laporan konsolidasi yang perlu di audit oleh auditor. Selain itu apabila perusahaan memiliki anak perusahaan diluar negeri maka laporan tambahan yang perlu di audit adalah laporan reasurement dan atau laporan-laporan transaksi. Penelitian yang dilakukan Owusu-Ansah dalam Sulistiyo (2010) menemukan bukti empiris bahwa tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan memiliki hubungan positif sehingga akan berpengaruh terhadap audit delay. Perusahaan yang memiliki unit operasi (cabang) lebih banyak akan memerlukan waktu yang lebih lama bagi auditor untuk melakukan pekerjan auditnya. H5: Kompleksitas operasi berpengaruh terhadap audit delay
METODE PENELITIAN Variable Penelitian Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah audit delay yaitu lama waktu penyelesaian audit diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan auditor independen. Pengukurannya secara kuantitatif yaitu dari tanggal berakhirnya tahun buku perusahaan (31 Desember) hingga tanggal diterbitkannya laporan indepeden (Utami, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini adalah kualitas auditor, jenis opini auditor, ukuran perusahaan, jumlah komite audit, dan kompleksitas operasi perusahaan. Kualitas auditor merupakan tingkat reputasi auditor, perusahaan yang diaudit oleh KAP the Big Four diberi kode (1) sedangkan perusahaan yang diaudit oleh KAP lainnya diberi kode (0) (Rachmawati, 2008). Opini auditor merupakan jenis opini audit yang diperoleh perusahaan dari periode sebelumnya, perusahaan dengan opini audit wajar tanpa pengecualian (unqualified) diberi kode (1), dan untuk opini selain unqualified opinion diberi kode (0) (Yuliyanti, 2010). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini menggunakan log natural total aset. Total aset yang dimaksud adalah jumlah aset yang dimiliki perusahaan klien yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan pada akhir periode yang telah diaudit. Penggunaan logaritma natural (Ln) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih (Sulistiyo, 2010). Jika nilai total aset langsung dipakai begitu saja maka nilai variabel akan sangat besar, miliar bahkan triliun. Dengan menggunakan log, nilai miliar bahkan triliun tersebut dapat disederhanakan,
5
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6-13
tanpa mengubah proporsi dari nilai asal yang sebenarnya. Aset yang diukur adalah semua aset baik aset lancar maupun tetap akhir periode (satu tahun) yang tercantum dalam laporan keuangan yang telah diaudit. Jumlah Komite Audit berfungsi membantu Komisaris dalam memastikan efektifitas sistem pengendalian intern, efektifitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan auditor internal. Setiap perusahaan wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal 3 orang. Dalam penelitian ini dinyatakan dengan angka absolute dari jumlah komite audit yang ada dalam perusahaan (Rahayu, 2011). Kompleksitas operasi perusahaan merupakan perusahaan yang memiliki unit operasi (anak perusahaan) lebih banyak akan memerlukan waktu yang lebih lama bagi auditor untuk melakukan pekerjaan auditnya. Kompleksitas operasi perusahaan dinyatakan dengan jumlah anak perusahaan yang dimiliki perusahaan baik yang secara langsung maupun tidak langsung.
Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun pengamatan 2008, 2009, 2010 yang merupakan periode terakhir publikasi laporan keuangan perusahaan. Dipilih sampel menggunakan perusahaan manufaktur adalah karena jumlah perusahaan manufaktur yang go public lebih banyak daripada jenis perusahaan lain dan penyajian laporan keuangan yang lebih kompleks. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel tidak acak yang informasinya diperoleh dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : a) Merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut pada periode 2008, 2009, 2010. b) Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan auditan dan dipublikasikan pada periode 2008, 2009, 2010. c) Menerbitkan laporan keuangan yang menampilkan data yang mendukung analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.
Metode Analisis Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut: AUDELAY = + 1.BFOUR + 2.OPINI + 3.SIZE + 4.KOMAUD + 5.KOMPLEK + ɛ Keterangan : AUDELAY = jangka waktu tanggal penutupan tahun buku dengan tanggal opini laporan keuangan auditor independen BFOUR = Dummy Kualitas Auditor OPINI = Dummy Jenis opini auditor SIZE = Ukuran Perusahaan KOMAUD = Jumlah komite audit KOMPLEK = Kompleksitas Operasi (OPRASI) = konstanta = koefisien regresi ɛ = standar eror
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2008-2010, dengan kriteria pemlihian sampel sebagai berikut:
6
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7-13
Tabel 1 Kriteria pengambilan sampel Kriteria
No.
Jumlah
1.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008 - 2010
144
2.
Data laporan keuangan tidak lengkap
(38)
3.
Tidak ada laporan auditor
(8)
4.
Jumlah sampel penelitian
98
5.
Jumlah sampel penelitian (3 x 98)
294
Tabel 2 Statistik Frekuensi Kualitas Auditor Frequency Valid
0 1 Total
149 145 294
Percent 50.7 49.3 100.0
Cumulative Valid Percent Percent 50.7 49.3 100.0
50.7 100.0
Tabel 3 Statistik Frekuensi Jenis Opini Auditor Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
0
15
5.1
5.1
5.1
1
279
94.9
94.9
100.0
294
100.0
Total
100.0
Variabel kualitas auditor disajikan dengan model variabel dummy yang dikategorikan menjadi dua macam yaitu untuk perusahaan yang menggunakan jasa KAP big4 diberi kode (1) sedangkan perusahaan yang menggunakan jasa KAP non-big4 diberi kode (0). Berdasarkan Tabel 2 ada 149 perusahaan dari 294 sampel penelitian atau sebesar 50,7% yang menggunakan jasa KAP non-big4 sedangkan jumlah perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang tergolong big4 sebanyak 145 perusahaan dari 294 sampel penelitian atau sebesar 49,3%. Variabel opini auditor disajikan dengan model variabel dummy yang dikategorikan menjadi dua macam yaitu untuk perusahaan yang memperoleh unqualified opinion diberi kode (1) sedangkan perusahaan yang memperoleh opini selain unqualified opinion diberi kode (0). Berdasarkan Tabel 4.3, ada 15 perusahaan dari 294 sampel penellitian atau sebesar 5,1% yang memperoleh opini selain unqualified opinion, sedangkan yang memperoleh unqualified opinion sebesar 279 perusahaan atau sebesar 94,1%. Tabel 4 Statistik Deskriptif N SIZE KOMAUD KOMPLEK AUDELAY Valid N (listwise)
294 294 294 294 294
Minimum Maximum Mean 21.84240 32.11896 27.5686 2.00 5.00 3.0102 .00 57.00 4.2211 31.00 130.00 72.2381
Std. Deviation 1.63271438 .39176 7.79792 15.50485
7
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8-13
Pada Tabel 4 ukuran perusahaan mempunyai rata-rata sebesar 27,5686 dengan standar deviasi 1,63271438. Standar deviasi ini menunjukkan rentang atau jarak antara data satu dengan data yang lain. Sehingga dalam pengujian ini bisa diartikan bahwa jarak atau rentang antara data ukuran perusahaan satu dengan data yang lain yaitu sebesar 1,63271438. Penggunaan logaritma natural pada pengukuran variabel ini disebabkan karena data awal memiliki rentang nilai minimum dan maksimum yang besar. Nilai minimum ukuran perusahaan adalah sebesar 21,8424 yaitu pada PT. Myoh Technology Tbk. tahun 2010 sedangkan nilai maksimumnya sebesar 32,1190 yaitu pada PT. Astra Internasional Tbk. tahun 2009. Variabel komite audit dari jumlah sampel (N) sebanyak 294 perusahaan mempunyai ratarata sebesar 3,0102 dengan standar deviasi sebesar 0,39176. Dengan kata lain sebagian besar dari perusahaan sampel memiliki anggota komite audit sebanyak 3 orang. Jumlah anggota komite audit yang paling sedikit adalah 2 orang yaitu pada PT. Citra Tubindo Tbk., PT. Fast Food Indonesia Tbk., PT. Sumi Indo Kabel Tbk., PT. Indofarma Tbk., Roda Vivatex Tbk., dan yang paling banyak mencapai 5 orang yaitu pada PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Variabel kompleksitas operasi perusahaan dari seluruh sampel penelitian sebanyak 294 perusahaan selama tahun 2008-2010 menunjukkan rata-rata sebesar 4,2211 dengan standar deviasi sebesar 7,79792. Nilai minimum kompleksitas operasi perusahaan adalah sebesar 0,00 sedangkan nilai maksimumnya sebesar 57,00. Berdasarkan Tabel 4 hasil penelitian statistik deskriptif menunjukan bahwa rata-rata audit delay yang terjadi pada tahun 2008-2010 adalah 75,56 hari dengan standar deviasi sebesar 15,504. Tampak bahwa rata-rata audit delay perusahaan sampel masih di bawah 90 hari kalender yang merupakan batas yang ditetapkan oleh Bapepam dalam penyampaian laporan keuangan atau tanggal 31 Maret pada tiap tahunnya. Terlihat juga bahwa terdapat perusahaan yang terlambat karena mempunyai audit delay di atas 90 hari. Rata-rata audit delay dalam penelitian ini lebih kecil ketimbang penelitian Halim (2000) yang memperoleh hasil 84,50 hari, Wirakusuma (2004) sebesar 99,92 hari, serta Subekti dan Widiyanti (2004) sejumlah 93,38 hari. Sementara jika dibandingkan dengan penelitian Haron dkk. (2006) yang menunjukkan hasil 68,04 hari, rata-rata audit delay dalam penelitian ini lebih besar. Audit delay tercepat sebesar 31 hari dialami tahun 2010 oleh PT Holcim Indonesia Tbk. Sedangkan audit delay paling lama yaitu 98 hari, dialami oleh PT Hexindo Adiperkasa Tbk pada tahun 2009.
Pembahasan Hasil Penelitian Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan secara parsial dengan menggunkan uji t, hasil uji t adalah sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis Model 1
(Constant) BFOUR OPINI SIZE KOMAUD KOMPLEKS
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
86.747 -4.687 -9.216 -.465 3.342 .033
17.311 1.770 3.889 .627 2.240 .112
-.177 -.143 -.056 .088 .020
5.011 -2.649 -2.370 -.742 1.492 .295
.000 .009 .019 .468 .137 .769
Variabel Kualitas Auditor menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar -2,649 dengan probabilitas variabel sebesar 0,009 di bawah signifikansi 0,05 (5%). Hal ini mengandung arti bahwa H1 diterima. Dengan demikian terbukti bahwa Kualitas Auditor mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay. Hal ini terjadi karena KAP yang berafiliasi dengan big four dapat menyelesaikan pengauditan lebih cepat karena mereka mempunyai sumber daya yang lebih besar
8
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9-13
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Juga adanya reputasi yang harus mereka jaga; jika pengauditan yang dilakukan berjalan lambat tentunya akan mengurangi kompetensi mereka di mata klien. Penelitian ini memperoleh hasil berbeda dengan Prabandari dan Rustiana (2007) yang menyatakan tidak ada perbedaan audit delay antara laporan keuangan yang diaudit oleh KAP big four maupun non big four. Haron (2006) menyatakan bahwa kualitas auditor tidak mempengaruhi audit delay. Yuliana dan Ardiati (2004) mengungkapkan, perusahaan yang diaudit the big five akan cenderung lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangan ketimbang perusahaan yang diaudit KAP non big five. Variabel Opini Auditor menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar -2,370 dengan probabilitas sebesar 0,019 di bawah signifikansi 0,05 (5%). Hal ini mengandung arti bahwa H2 diterima. Dengan demikian terbukti bahwa Opini Auditor mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay. Adanya opini tidak wajar tersebut akan membawa manajemen berusaha memperlambat laporan keuangan tersebut karena itu ada upaya untuk berupaya melaporkannya lebih lama. Hasil penelitian ini memberikan arti bahwa perusahaan yang termasuk dalam opini tidak wajar pada suatu periode sehingga akan sedikit lambat dalam penyampaian kepada auditor maupun penyelesaian audit. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Soetedjo (2006). Perusahaan yang tidak menerima opini audit standar unqualified opinion diperkirakan mengalami audit delay yang lebih panjang hal ini dikarenakan perusahaan tersebut memandang sebagai bad news dan akan memperlambat proses audit. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Na’im dalam Utami (2006) yang menemukan bahwa opini tidak berpengaruh terhadap ketidaktepatan pelaporan keuangan Variabel Ukuran Perusahaan menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar -0,465 dengan probabilitas sebesar 0,468 di atas signifikansi 0,05 (5%). Hal ini mengandung arti bahwa H 3 ditolak. Dengan demikian tidak terbukti bahwa Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay. Diperkirakan, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay lantaran sampel merupakan perusahaan terdaftar di BEI yang diawasi investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Atas dasar itu, perusahaan dengan asset besar maupun kecil mempunyai kemungkinan yang sama dalam menghadapi tekanan atas penyampaian laporan keuangan. Kemungkinan kedua, auditor menganggap bahwa dalam proses pengauditan berapapun jumlah aset yang dimiliki tiaptiap perusahaan akan diperiksa dengan cara yang sama, sesuai dengan prosedur dalam standar profesional akuntan publik. Kesimpulan ini sejalan dengan penelitian Na’im (1998), Halim (2000), dan Respati (2001). Sementara penelitian Subekti dan Widiyanti (2004) serta Wirakusuma (2004), menunjukkan hasil sebaliknya; menurut mereka, perusahaan besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Variabel jumlah Komite Audit menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 1,492 dengan probabilitas sebesar 0,137 di atas signifikansi 0,05 (5%). Hal ini mengandung arti bahwa H 4 ditolak. Dengan demikian tidak terbukti bahwa Jumlah Komite Audit mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay. Tidak adanya pengaruh dari komite audit terhadap audit delay ini disebabkan karena efektifitas dari komite audit yang belum dapat dipastikan dari besarnya jumlah anggota komite audit yang ada dalam perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Rahayu (2011). Variabel Kompleksitas Operasi Perusahaan menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 0,295 dengan probabilitas sebesar 0,765 di atas signifikansi 0,05 (5%). Hal ini mengandung arti bahwa H5 ditolak. Dengan demikian tidak terbukti bahwa Kompleksitas Operasi Perusahaan mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay. Kondisi kompleksitas operasi yang menggambarkan tingkat sumber audit dalam perusahaan dalam hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak sumbersumber audit dari anak cabang perusahaan akan memerlukan pemeriksaan audit cenderung lebih lama oleh auditor. Namun demikian perusahaan umumnya sudah mengantisipasinya dengan keberadaan sumberdaya yang lebih besar sehingga kompleksitas operasional bukan menjadi hal yang mengurangi waktu penyusunan laporan keuangan. Hasil penelitan ini sejalan dengan penelitian Sulistiyo (2010) dan Rachmawati (2008).
9
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 10-13
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Rata-rata audit delay perusahaan sampel di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010 adalah 75,56 hari. 2. Kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap audit delay. 3. Opini auditor berpengaruh signifikan terhadap audit delay. 4. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. 5. Jumlah komite audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. 6. Kompleksitas operasi perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Keterbatasan Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yang masih perlu menjadi bahan revisi penelitian selanjutnya, yaitu: 1. Penelitian dilakukan mengacu pada definisi audit delay yang telah ada pada literaturliteratur hasil penelitian sebelumnya, Utami (2006), Sejati (2007), Rachmawati (2008), dan Yuliyanti (2010) dimana literatur tersebut belum cukup menjelaskan definisi audit delay. 2. Penelitian ini tidak memperhitungkan waktu penyampaian laporan keuangan yang diberikan manajer perusahaan kepada auditor independen yang mungkin berbeda pada tiap perusahaan sampel per tahunnya. Saran Dengan mempertimbangkan hasil analisis, kesimpulan dan keterbatasan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini memberikan saran untuk penelitian berikutnya: 1. Memperpanjang periode penelitian sehingga dapat melihat kecenderungan yang terjadi dalam jangka panjang sehingga akan menggambarkan kondisi yang sesungguhnya terjadi. 2. Dapat menggunakan proksi lain untuk pengukuran variabel independen, agar hasil yang diperoleh dapat dibandingkan hasilnya dengan penelitian ini. 3. Dapat menggunakan variabel independen lain yang berpengaruh terhadap audit delay.
10
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 11-13
REFERENSI Baridwan, Zaki. 2001. Intermediate Accounting. Edisi Ketujuh. Cetakan Kelima. Yogyakarta : BPFE. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Halim, Varianada. 2000. ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris Perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi 2(1):6375. Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Haron, H, B. Hartadi, dan E. Subroto. 2006. ”Analysis of Factors Influencing Audit Delay (Empirical Study at Public Companies in Indonesia)”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 6(1):95-121. Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Iskandar, Meylisa J. dan E. Trisnawati. 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.12.No.3: 175-186. Jusup, AL . Haryono. 2001. Auditing buku I. Edisi Pertama. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Kieso, Donald. E, Jerry J.Weygandt, and Terry D.Warfield. 2002. Akuntansi Intermediate, edisi kesepuluh, jilid I&II, terjemahan Gina Gania dan Ichsan Setiyo Budi, penerbit Erlangga. Lestari, Dewi. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang. Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat. Na’im, Ainun. 1998. “Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan: Analisis Empirik Regulasi Informasi di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.Vol.15. No. 2. 85-100. Prabandari, J.D.M & Rustiana, 2007. Beberapa Faktor yang Berdampak pada Perbedaan Audit Delay (Studi empiris pada perusahaan-perusahaan keuangan yang terdaftar di BEJ). Jurnal Kinerja, Volume 11, No.1, Hal.27-39. Prananjaya, Kadek Pranetha. 2011. “Pengujian Empiris atas Audit Delay pada Perusahaan yang Terdaftar sebagai Anggota LQ 45 Tahun 2005-2009”. Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. Rachmawati, Sistya. 2008. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay dan Timeliness”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 1, 1-10.
11
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 12-13
Rahayu, S.A. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Nonkeuangan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008. Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang. Respati, Novita Weningtyas. 2004.“Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan: Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Maksi 4: 67-81. Sari, Hesti Candra. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Jangka Waktu Penyelesaian Audit (Kajian Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009). Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang. Sejati, Anggit Wasis. 2007. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003- 2005”. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business. New York: John Wiley & Sons, Inc. Simbolon, Kartika. 2009. “Analsis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi, Universitas Sumatera Utara. Soetedjo, Soegeng, 2006. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag (ARL)”. Vol 9 No. 2. Agustus. pp 77 – 92. Stephani, W.S. 2010. “Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay”. Skripsi, Universitas Sumatera Utara. Subekti, Imam. dan N.W. Widiyanti. 2004. ”Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay di Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi VII:991-1002. Sulistiyo, Wahyu Adhi N. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008”. Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang. Supriati Yuliasri Rolinda. 2007. ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Finansial di Indonesia)”. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi Ventura. Vol. 10. No. 7. h. 109-126. Suwardjono. (2002). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat. Trianto, Yugo. 2006. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia)”, Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Utami, Wiwik. 2006. “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta. BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006. Wirakusuma, Made Gde. 2004. ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik”, Simposium Nasional Akuntansi VII: 1202-1222. www.okezone.com/bei-40-emiten-telat-serahkan-laporan-keuangan-2010/. Diakses 9 Desember 2011 www.okezone.com/bei-denda-111-emiten/ Diakses 9 Desember 2011.
12
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 13-13
Yuliana dan A.Y. Ardiati. 2004. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia”, Modus 16 (2): 135-146. Yuliyanti, Ani. 2010. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 20072008). Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.
13