ANALISIS EFISIENSI TEKNIS, ALOKATIF DAN EKONOMI USAHA TAMBAK BANDENG DI KABUPATEN PATI
Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh: Yanuar Arif F0105093
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
1
ABSTRACT
Fishery sector in Indonesia occupies the important position. The role of fishery sector is very solid, as expected in the development process. Fishery sector is the main source of income and employment opportunity for majority Indonesian people residing in the coastal areas. This research discusses the problem whether or not the use of production factors in the milkfish cultivation in Regency Pati has met the efficiency criteria, in technical, allocation and economical manner and what the scale of result is. The objectives of research are to find out the effectiveness of production factors use in technical, allocation and economical manner and to find out the scale of result in this milkfish cultivation. The hypotheses employed were the use of production factors in the milkfish cultivation in Regency Pati has not met the efficiency criteria in technical, allocation and economical manner and the business scale is still increasing return to scale. This study employed a survey method with the milkfish farmers as the analysis unit. Techniques of collecting data employed in this research were observation; the data employed was primary data. The data was derived from various sources or institutions relevant to the study. The analysis instrument used was Data Envelopment Analysis (DEA). From the result of DEA analysis, it can be found that: firstly, almost all milkfish farmers have not been efficient in allocation manner, secondly, if viewed from the efficiency of each production factors variable, it can be seen the different levels of technical, allocation and economical efficiency. The recommendations that can be given in this study include: the use of production factors in the milkfish cultivation should be done proportionally. For example, there should be an increase in the quantity of fertilizer and supplemental feed constituting the production factors with substantial effects, in addition to the quantity, there should be an improvement of quality in such production factors, particularly the supplemental feed really supporting the improvement of milkfish production. Keywords: Technical, allocation and economical efficiencies, observation, Data Envelopment Analysis (DEA).
2
ABSTRAK
Sektor perikanan di Indonesia masih menduduki posisi yang penting. Peranan sektor perikanan yang tangguh, seperti halnya diharapkan dalam proses pembangunan. Sektor perikanan merupakan sumber pendapatan dan lapangan kerja utama sebagian besar masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah pesisir pantai. Penelitian ini membahas masalah apakah penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati sudah memenuhi kriteria efisiensi secara teknis, alokatif dan ekonomis dan berada pada skala hasil yang bagaimana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi secara teknis, alokatif dan ekonomi penggunaan faktorfaktor produksi dan mengetahui skala hasil pada usaha tambak bandeng ini. Hipotesa yang digunakan adalah diduga penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati belum memenuhi kriteria efisiensi secara teknis, alokatif maupun ekonomi dan skala usahanya berada pada increasing return to scale. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan petani tambak bandeng sebagai unit analisisnya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, data yang digunakan adalah data primer. Pencarian data terutama pada berbagai sumber atau instansi yang terkait dengan penelitian ini. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Hasil analisis dari DEA tersebut dapat diketahui beberapa hal: pertama, hampir semua petani tambak bandeng belum efisien secara alokatif, kedua, jika dilihat dari efisiensi tiap variabel faktor produksi maka terlihat tingkat efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi yang berbeda-beda. Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah dianjurkannya penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha tambak bandeng ini secara proporsional. Misalnya perlu adanya penambahan kuantitas pada pupuk dan pakan tambahan yang merupakan faktor produksi yang mempunyai pengaruh cukup besar, selain peningkatan kuantitas, juga perlu adanya peningkatan kualitas pada faktor-faktor produksi tersebut terutama pakan tambahan yang sangat mendukung pada peningkatan produksi bandeng. Kata Kunci: Efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi, observasi, Data Envelopment Analysis (DEA).
ii
iii
iv
MOTTO
....Aku Akan Terus Naik dan Tidak Menjadi Turun.....
(Penulis)
v
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada: 1. Untuk Alamamaterku. 2. Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan, mendukung serta menyayangiku. 3. Eyang dan segenep keluarga besar yang selalu mendo’akanku. 4. Diriku sendiri yang selalu memberi sugesti kepada diriku. 5. Untuk semua teman-teman seperjuangan anak Ekonomi Pembangunan 2005.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga penulis skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan syarat guna meraih gelar sarjan ekonomi jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakulats Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan tenaga, materi, informasi, waktu, maupun dorongan yang tidak terhingga dari berbagai pihak. Karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. DR. Guntur Riyanto, MSi selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus sebagai
pembimbing
akademik
yang
dengan
begitu
luar
biasa
membimbing serta mengarahkan penulis mulai dari awal hingga karya ini terselesaikan. 2. Prof. DR. Bambang Sutopo, M.Com Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si dan Izza Mafruhah, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak/Ibu dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan dan pelayanan terbaik bagi penulis.
vii
5. Bapak/Ibu pegawai kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Pati pada umumnya yang telah membantu penulis dalam pemberian izin dan penyediaan data-data terkait. 6. Ibu dan Bapak-ku, serta seluruh anggota keluargaku. Terima kasih atas semuanya, kebanggaan ini untuk kalian. Ya Alloh sayangilah mereka sebagaimana mereka menyangiku, dan berilah aku kekuatan dan kesempatan untuk bahagiakan mereka. Amin. 7. Teman-teman di kos Radityo: Udin, Darwis, Hendrik, Andika, Arif, Andi, Warto, Endrika, Fajar, Veri, Boim, Atin, Daeng, Gogon, dan Raka atas kekompakan dan kebersamaan selama ini. 8. Teman-teman IESP, Manajemen dan Akuntansi 2005 tanpa terkecuali. Penulis menyadari dengan sedalam-dalamnya bahwa skripsi ini masih sangat sederhana dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu apabila ada kritik dan saran yang sifatnya membangun demi lebih sempurnanya skripsi ini, senantiasa dapat penulis terima. Akhirnya semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat. Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb.
Surakarta, Februari 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ iii HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iv HALAMAN MOTO ................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi KATA PENGANTAR ................................................................................ vii DAFTAR ISI............................................................................................... ix DAFTAR TABEL....................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah .................................................................. 1 B. Perumusan masalah......................................................................... 6 C. Tujuan penelitian ............................................................................ 7 D. Manfaat penelitian........................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Produksi................................................................................. 8 1. Pengertian Teori Produksi......................................................... 8 2. Fungsi Produksi......................................................................... 9 3. Produksi Dengan Satu Input Variabel....................................... 11 4. Produksi Dengan Dua Input Variabel ....................................... 16
ix
5. Iso-biaya (Isocost ...................................................................... 18 6.
Efisiensi..................................................................................... 20
7. Skala Hasil (Return to scale ...................................................... 24 B. Pengertian Tambak ......................................................................... 26 C. Tambak Bandeng ............................................................................ 27 D. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 32 E. Kerangka Pemikiran........................................................................ 36 F. Hipotesis.......................................................................................... 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 38 B. Unit Analisis ................................................................................... 38 C. Jenis dan Sumber Data.................................................................... 38 1. Jenis Data .................................................................................. 38 2. Sumber Data.............................................................................. 39 D. Teknik Pengambilan Sampel .......................................................... 39 E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.............................. 39 F. Metode Analisis .............................................................................. 41 1. Konsep Nilai Dalam DEA......................................................... 42 2. Bentuk Formulasi Data Envelopment Analysis (DEA) ............ 44 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Wilayah ................................................................... 46 1. Letak Geografis Administratif Jumlah Dan Pertumbuhan Penduduk .......................................................................... 46
x
2. Kepadatan Penduduk........................................................... 48 3. Keadaan Ekonomi ............................................................... 49 4. Kondisi Tambak Bandeng Di Kabupaten Pati .................... 52 B. Analisis Deskriptif ................................................................. 53 C. Analisis Data Dengan Metode DEA ...................................... 62 D. Analisa Data Biaya dan Penerimaan...................................... 72 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................ 74 B. Saran....................................................................................... 75 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
halaman
Jumlah, Pertumbuhan Dan Sex Ratio Penduduk Kabupaten Pati Tahun 2001-2008....................................................... 47
1.2
Kepadatan Penduduk Per Km² di Kabupaten Pati Tahun 2008 .......... 48
1.3 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pati Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2007 ........................ 50 1.4
Produksi Dan Nilai Produksi Bandeng di Kabupaten Pati Tahun 2008............................................................ 53
1.5
Produksi Dan Nilai Produksi Per Kecamatan Produsen Ikan Bandeng di Kabupaten Pati Tahun 2008..................... 54
1.6
Berdasar Luas Lahan Tambak............................................................. 55
1.7
Berdasar Jumlah Pemilik Lahan Bedasar Jenis Tambak .................... 56
1.8
Berdasar Jumlah Pemilik Lahan Bedasar Status Tambak................... 56
1.9
Jumlah Benih Bandeng Yang Ditanam Petani Responden ................. 57
1.10 Berdasar Jenis Pupuk yang Digunakan Petani Tambak..................... 57 1.11 Berdasar Jenis Pakan Yang Digunakan Petani Tambak ..................... 58 1.12 Berdasar Pengeringan Lahan Tambak ................................................. 58
xii
1.13 Berdasar Waktu Pengeringan Lahan Tambak...................................... 59 1.14 Pengaliran air ke dalam tambak berdasar waktu.................................. 60 1.15 Jumlah pestisida yang digunakan petani tambak bandeng responden 60 1.16 Jumlah Tenaga Kerja Orang Yang Dipergunakan Untuk Panen Tambak Bandeng Per Hektar ............................................................................. 61 1.17 Produksi ikan bandeng dalam satu kali masa panen ............................ 62 1.18 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi ............................................. 64 1.19 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Luas Lahan .... 67 1.20 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Jenis Lahan .... 67 1.21 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan ............................................................................... 68 1.22 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Pupuk yang Digunakan ............................................................................................. 69 1.23 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Jenis Pakan yang Digunakan .................................................................................... 69 1.24 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Pengeringan Lahan..................................................................................................... 70 1.25 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Waktu Pengeringan Lahan..................................................................................................... 70
xiii
1.26 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Waktu Pengaliran Air ....................................................................................................... 71 1.27 Jumlah Biaya Dan Total Penerimaan................................................... 72
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.1. Fungsi produksi.................................................................................... 11 2.2 Kurva Total Product, Marjinal Product, Average Product .................. 12 2.3 Kurva Isoquant...................................................................................... 18 2.4 Kurva Iso-Produk Dan Iso-Biaya.......................................................... 20 2.5 Efisiensi Teknik dan Alokatif .............................................................. 22 2.6 Efisiensi Skala Produksi........................................................................ 25 2.7 kerangka pikir ....................................................................................... 36
xv
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional Indonesia merupakan serangkaian dari program pembangunan yang menyeluruh dan terpadu pelaksanaannya, yaitu pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama rakyat yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh warga negara. Perubahan kondisi perekonomian nasional Indonesia yang terjadi dewasa ini mengakibatkan pembangunan tersebut mengalami hambatan baik dari dalam maupun dari luar negeri. Sektor pertanian di Indonesia masih menduduki posisi yang penting. Peranan sektor pertanian yang tangguh, seperti halnya diharapkan dalam proses pembangunan, paling sedikit mencakup yaitu kemampuannya dalam menyediakan pangan bagi masyarakat, memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat, menghemat dan menghimpun devisa dan terakhir sebagai dasar yang memberikan dukungan bagi berkembangnya sektor lain. Teori pembangunan menyebutkan bahwa sektor pertanian merupakan penggerak pembangunan baik dari segi penyedia bahan baku, kesempatan kerja, bahan pangan serta sebagai daya beli bagi produk yang dihasilkan oleh sektor lain. Pembangunan harus didukung oleh perkembangan sektor pertanian yang kuat baik dari sisi penawaran maupun dari sisi permintaan. Sektor pertanian dalam sisi penawaran harus mampu menciptakan surplus produksi
1
yang menguntungkan bagi produsen dan dapat ditanamkan kembali pada kegiatan produksi yang lebih tinggi atau menciptakan kegiatan industri yang bertumpu pada kemampuan sektor pertanian sebagai sumber dana investasi sekaligus sebagai penyedia bahan baku bagi industri yang bersangkutan. Pertanian dalam sisi permintaan yang kuat harus dapat menciptakan permintaan potensial bagi produk sektor pertanian itu sendiri maupun produk kegiatan lain yang tidak dihasilkan oleh sektor pertanian. Kuatnya sektor pertanian dipandang dari sisi penawaran dan permintaan maka pertanian akan mampu mendukung dan membuat jalinan dengan sektor kegiatan ekonomi lainnya (Sumodiningrat dan kuncoro, 1991:19). Sektor-sektor ekonomi mengharapkan pembaharuan yang menyangkut masalah efisien dan inovasi. Pembaharuan juga merambah sektor perikanan, sektor perdagangan, sektor jasa dan sektor-sektor lainnya. Sektor perikanan banyak diusahakan oleh masyarakat di Indonesia, karena mempunyai peranan yang penting dalam pemulihan perekonomian. Hasil perikanan dari Indonesia banyak yang diekspor dan menghasilkan devisa. Efisiensi dan inovasi pada sektor ini perlu ditunjang dengan penggunaan teknologi baru yang tentunya meningkatkan hasil produksi dan keuntungan. Sektor perikanan merupakan sumber pendapatan dan lapangan kerja utama sebagian besar masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah pesisir pantai. Perikanan merupakan suatu kegiatan perekonomian dimana manusia mengusahakan sumber daya alam perikanannya secara lestari guna mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan umat
2
manusia. Sumber daya alam biologis termasuk hasil ikannya dimanfaatkan secara biologis (guna memenuhi kebutuhan gizi) oleh manusia dengan memelihara keseimbangan alam, dengan menggunakan ilmu dan teknologi secara ekonomis, efisien dan produktif. Ikan-ikan hasil budi daya di Indonesia, baik air tawar maupun ikanikan laut, semakin berpeluang untuk bersaing dengan ikan-ikan hasil budi daya dari negara-negara lain. Apalagi dalam beberapa faktor, iklim Indonesia lebih kondusif untuk budi daya ikan dibanding dengan negara-negara lain (Ghufran dan Kordi, 2004:6). Potensi perairan dan sumber daya manusia serta sumber daya ikan yang ada, budi daya ikan di Indonesia cukup prospektif, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun untuk ekspor. Prospektifnya pasar untuk ikan dapat dilihat dari terus meningkatnya jumlah penduduk dan makin sadarnya konsumen untuk mengkonsumsi ikan. Produksi perikanan laut meningkat dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan semakin tingginya permintaan dalam dan luar negeri untuk kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya semakin besar (Ilyas: 1980). Kegiatan budidaya ikan (fish culture) mempunyai ruang lingkup yang mencakup pertumbuhan dan perkembangbiakan. Budidaya ikan bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih tinggi atau lebih banyak dan lebih baik dari pada bila ikan itu dibiarkan hidup secara alami sepenuhnya. Budi daya ikan biasanya dilakukan di kolam, tambak (kolam air payau), sawah dan keramba (kurungan bambu).
3
Kegiatan budidaya perikanan diwilayah pesisir sebagian besar adalah usaha perikanan tambak, baik tambak udang, bandeng atau campuran keduanya. Budidaya perikanan yang lain meliputi budidaya rumput laut, tiram dan budidaya ikan dalam keramba (net impondment). Air merupakan media utama dalam kegiatan budidaya perikanan, maka pengelolaan terhadap sumber-sumber air alami maupun non alami harus menjadi perhatian utama dalam pengelolaan wilayah pesisir (Dahuri dan Ginting, 2001:3). Areal tambak di Indonesia termasuk yang terluas didunia, tetapi hasil ikan bandengnya termasuk yang terendah. Areal tambak yang luas itu produksinya dapat kita tingkatkan, sehingga dapat membantu terhadap perbaikan penghidupan para petani tambak bandeng dan menambah sumbangan terhadap penyediaan bahan makanan sumber protein yang cukup besar (Mudjiman:1982). Sektor perikanan merupakan sektor penghasil protein hewani yang masih sangat dibutuhkan dalam menu makanan rakyat indonesia. Tanah yang umumnya dibuat tambak adalah tanah yang sering digenangi air asin atau yang mengandung garam. Tanah semacam ini tidak baik untuk produksi padi dan palawija, sehingga budidaya tambak kalau diperluas tidak akan mengurangi produksi makanan, bahkan tidak akan mengurangi produksi makanan ternak, kecuali kalau kita memberi makanan binatang tambak (Hadikoesworo:1979). Penelitian yang berhubungan dengan budidaya usaha tambak bandeng sebenarnya telah banyak dilakukan, baik dari pemilihan kualitas bibit, banyaknya tenaga kerja, maupun dari pupuk dan insektisida yang digunakan.
4
Peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian pada efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi tambak bandeng, sehingga diketahui keberhasilan sistem produksi yang lebih cocok pada usaha tambak bandeng, yang tentunya bermanfaat dan dapat menjadi masukan tersendiri bagi peningkatan produksi tambak bandeng dan selanjutnya dapat meningkatkan taraf hidup petani tambak bandeng. Menindaklanjuti tujuan untuk ikut membantu petani dalam usaha meningkatkan produksi bandeng, penulis mencoba meneliti tentang efisiensi produksi tambak bandeng dan peneliti tertarik untuk memilih Kabupaten Pati sebagai daerah penelitiannya. Potensi sumber daya alam Kabupaten Pati bisa diandalkan, Kabupaten yang berada di sebelah timur bagian utara Provinsi Jawa tengah ini secara topografi, wilayahnya dibedakan menjadi dataran rendah, pegunungan, dan lereng gunung. Sektor pertanian memang masih menjadi tulang punggung ekonomi Kabupaten Pati terutama perikanan, bahan tanaman
pangan
dan
buah-buahan.
Usaha
agroindustri
juga
turut
dikembangkan, tanaman sayur-sayuran juga tidak kalah dalam produksi, seperti bawang merah, jagung, kacang tanah, kacang hijau, hingga cabai banyak dibudidayakan di beberapa kecamatan. Kabupaten Pati merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki potensi yang cukup besar dibidang perikanan, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan produksi perikanan secara keseluruhan dari tahun ke tahun, baik perikanan laut, budidaya maupun perairan umum. Potensi tambak bandeng di Kabupaten Pati terbesar di 7 (tujuh) kecamatan yang
5
terletak di pesisir pantai laut jawa yaitu masing-masing di Kecamatan Batangan, Juwana, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, Tayu dan Dukuhsekti. Potensi tambak bandeng terbesar berada di kecamatan Juwana. Usaha tambak bandeng juga memiliki tingkat efisiensi produksi yang mempengaruhi keberhasilannya. Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisa efisiensi produksi usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati dengan judul ”ANALISIS EFISIENSI TEKNIS, ALOKATIF
DAN EKONOMI USAHA TAMBAK
BANDENG
DI
KABUPATEN PATI”.
2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah-masalah: 1. Bagaimana tingkat keuntungan usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati? 2. Bagaimana tingkat efisiensi teknis, alokatif dan ekonomis pada masingmasing usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati? 3. Bagaimana hubungan antara jenis lahan, status kepemilikan lahan, sirkulasi air dan pengeringan lahan terhadap efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi pada usaha tambak di Kabupaten Pati? 4. Bagaimanakah skala hasil usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati?
6
3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat keuntungan usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati. 2. Mengetahui tingkat efisiensi teknis, alokatif dan ekonomis pada masingmasing usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati. 3. Mengetahui hubungan antara jenis lahan, status kepemilikan lahan, sirkulasi air dan pengeringan lahan terhadap efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi pada usaha tambak di Kabupaten Pati. 4. Mengetahui skala hasil usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati
4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain adalah: 1. Penelitian ini diharapkan dapat membantu para petani tambak bandeng di Kabupaten Pati dalam usaha meningkatkan produksi ikan bandeng. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca tentang tingkat efisiensi usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati. 3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemerintah agar lebih memperhatikan sektor perikanan terutama usaha tambak bandeng. 4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana bagi para akademis yang tertarik dibidang penelitian yang sama untuk meneliti lebih lanjut dalam penyempurnaan ini.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Produksi 1. Pengertian Teori Produksi Seorang produsen dalam teori mikroekonomi merupakan wujud ekonomis dari kombinasi berbagai faktor produksi untuk tujuan mentransformasikannya menjadi output. Diasumsikan bahwa produsen juga merupakan pemasok produk kepada konsumen, tampaknya logis untuk istilah dia sebagai perusahaan. Perusahaan menggabungkan faktorfaktor produksi untuk menghasilkan satu atau lebih produk dan kemudian menawarkan produk itu untuk dijual ke konsumen. Ada dua teori penting dalam proses ini (Coelli dkk, 2005:278): a. Teori produksi teori analisis produksi merupakan hubungan fisik antara input dan output. b. Teori biaya. teori biaya merupakan hubungan antara tingkat output dan tingkat biaya (pengeluaran yang timbul dari input yang berbeda yang digunakan dalam memproduksi suatu output). Ari Sudarman (1997:119), mendefinisikan produksi sebagai penciptaan guna. Guna berarti kemampuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Proses perubahan bentuk faktor-faktor produksi disebut dengan proses produksi. Produksi tidak hanya mencakup
8
pembuatan barang-barang yang dapat dilihat tetapi termasuk juga didalamnya produksi jasa.
2. Fungsi Produksi Sugiarto
(2002:202)
menyatakan
bahwa
fungsi
produksi
menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu. Salvatore (1995:147) menyatakan bahwa suatu fungsi produksi pertanian yang sederhana diperoleh dengan menggunakan berbagai alternatif jumlah tenaga kerja per unit waktu untuk menggarap sebidang tanah tertentu yang tetap dan mencatat alternatif output yang dihasilkan per unit waktu. Hubungan antara input dan output dari faktor produksi dapat ditunjukkan secara matematis sebagai berikut:
Q = f (X1,X2,X3,.............,Xn) Q
= Tingkat produksi (output)
X1,X2,...Xn
= Berbagai input yang digunakan
(2.1)
Teori ekonomi menjelaskan satu asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi produksi, yaitu fungsi produksi dari semua produksi dimana semua produsen dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut The Law of Diminishing Return. Hukum ini mengatakan bila satu macam input ditambah penggunaannya sedangkan input-input lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang
9
ditambahkan tadi mula-mula menaik, tetapi kemudian seterusnya menurun bila input terus ditambah. Faktor produksi dalam suatu proses produksi dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel. Faktor produksi tetap adalah jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi dimana faktor tersebut tidak dapat diubah secara cepat bila keadaan pasar menghendaki perubahan output. Faktor produksi dalam kenyataanya tidak ada yang sifatnya tetap secara mutlak. Pada umumnya untuk menyederhanakan analisis beberapa faktor produksi dianggap tetap misalnya tanah, gedung dan mesin. Faktor produksi tersebut tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya dalam waktu yang relatif singkat. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi yang jumlahnya dapat diubah-ubah dalam waktu yang relatif singkat sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan.(Ari Sudarman, 1989:121) Faktor produksi yang apabila hanya salah satu merupakan faktor produksi variabel dapat diubah kuantitasnya, sementara faktor produksi lain tetap, periode produksinya disebut jangka pendek. Apabila faktor produksi merupakan faktor produksi variabel dan bisa diubah-ubah jumlahnya maka disebut periode jangka panjang. Bentuk grafik fungsi produksi dapat digambarkan dengan kurva melengkung dari kiri bawah ke kanan atas, setelah mencapai titik maksimal kemudian berubah arah turun kembali, seperti yang ditunjukkan oleh gambar dibawah ini:
10
Gambar 2.1. Fungsi produksi
Sumber: Mubyarto 1972: 69
3. Produksi Dengan Satu Input Variabel Ari
Sudarman
(1989:137)
menyatakan
produksi
total
menunjukkan tingkat produksi yang dihasilkan pada tingkat penggunaan input variabel dan input lain dianggap tetap. Produksi rata-rata menunjukkan perbandingan output dan faktor produksi (output-input ratio) untuk setiap tingkat output dan faktor produksi yang bersangkutan. Produksi rata-rata ditulis sebagai berikut: PRx =
PTx Q atau x x
Dimana:
(2.2)
PRx
= produksi rata-rata input x
PTx
= produksi total input x
x
= jumlah input x yang digunakan
Produksi marginal menunjukkan tambahan atau kenaikan output dari produksi total yaitu dPT yang disebabkan adanya penambahan 1 input variabel sedang input yang lainnya tetap. Bentuk rumusnya sebagai berikut:
11
PMx =
δPT δQ atau δx δx
(2.3)
Hubungan antara total produksi, produksi rata-rata dan produksi marginal dapat dilihat dalam gambar berikut: Gambar 2.2 Kurva Total Product, Marjinal Product, Average Product
Sumber: Ari Sudarman, 1989: 137
Gambar 2.2 dapat menjelaskan bahwa tingkat permulaan penggunaan faktor produksi total akan bertambah secara berlahan-lahan dengan ditambahnya penggunaan faktor produksi tersebut. Pertambahan ini semakin lama semakin cepat dan mencapai nilai maksimum pada titik 1. Karena kemiringan dari kurva produksi total adalah merupakan nilai
12
marginalnya, maka pada saat mencapai titik 1 tersebut, produksi marginalnya juga mencapai maksimum, pada titik 4. Titik 1 menunjukkan produksi total terus naik, akan tetapi kenaikan produksinya dengan tingkat produksi yang semakin menurun, terlihat pada kemiringan garis singgung terhadap kurva produksi total yang semakin kecil. Nilai kemiringan garis ini mencapai maksimum pada titik 2, yaitu pada waktu garis tersebut menyinggung kurva produksi total, karena nilai kemiringan garis lurus yang ditarik dari titik asal ke suatu titik pada kurva produksi total menunjukkan produksi rata-rata di titik tersebut, ini berarti di titik 2 produksi rata-ratanya mencapai nilai maksimum atau pada gambar bawah berada pada titik 5, dan pada saat produksi rata-rata akan sama dengan produksi marginalnya, pada gambar terlihat dengan berpotongannya kurva produksi rata-rata dengan kurva produksi marginalnya. Titik 2 menunjukkan bila jumlah faktor produksi yang digunakan ditambah, maka produksinya naik dengan tingkat kenaikan yang semakin menurun sampai di titik 3. Pada titik 3, produksi total mencapai maksimum. Lewat titik 3 produksi total terus berkurang hingga mencapai titik 0 kembali. Dan lewat titik 3 ini pula produksi marginalnya menjadi negatif. Hubungan antara produksi marginal dengan produksi total, yaitu pada saat produksi total mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menjadi menurun, maka pada saat itu produksi total mencapai titik
13
maksimum. Kemudian pada saat kurva produksi total mencapai titik maksimum maka kurva produksi marginalnya memotong sumbu horizontal, artinya produksi marginalnya sama dengan 0. Suparmoko (1990:61) menjelaskan bahwa hubungan antara produksi rata-rata dengan produksi marginal adalah pada saat produksi rata-rata meningkat, produksi marginalnya lebih tinggi dari pada produksi rata-ratanya, dan pada saat produksi rata-ratanya menurun produksi marginalnya sama dengan produksi marginalnya. Ari Sudarman (1989:138) menjelaskan hubungan dari ketiga kurva pada gambar 2.2 yaitu: 1. Penggunaan input variabel (X) sampai pada tingkat tertentu dimana produksi total cekung keatas (0 sampai 1), maka produksi marginal naik demikian pula dengan produksi rata-rata. 2. Pada tingkat penggunaan input (X) yang menghasilkan produksi total yang menarik dan cembung keatas (yaitu antara 1 dan 3) produksi marginal menurun. 3. Pada tingkat penggunaan input (X) yang menghasilkan produksi total yang menurun maka produksi marginal negatif. 4. Pada tingkat penggunaan input (X) dimana garis singgung pada produksi total persis melalui titik origin (titik 2), maka PM=PR. Gambar 2.2 juga dapat menjelaskan suatu range proses produksi yang dapat dibagi menjadi tiga tahap:
14
1. Tahap dimana produksi total naik dan produksi rata-ratanya juga naik. Pada tahap ini elastisitas produksi lebih besar (EP>1) yang berarti tambahan penggunaan faktor produksi variabel akan menambah jumlah produksi dengan proporsi yang lebih besar. Disini produsen masih dapat menambah jumlah produksinya untuk mendapatkan keuntungan dengan cara menambahkan sejumlah input. 2. Tahap yang menggambarkan keadaan bahwa tambahan sejumlah input tidak diimbangi secara proporsional oleh output yang diperoleh. Elastisitas produksi antara 0 dan 1 (0<Ep<1). Elastisitas produksi sama dengan 1 pada saat produksi rata-rata sama dengan produksi marginalnya sama dengan 0 maka elastisitas produksinya sama dengan 0. 3. Tahap meliputi daerah dimana produksi marginal dari faktor produksi variabel adalah negatif, yang berarti tambahan faktor produksi variabel akan menghasilkan faktor produksi yang lebih sedikit. Elastisitas pada tahap ini lebih kecil dari 0 (Ep<0). Pada kondisi ini maka setiap upaya untuk menambah sejumlah input akan merugikan bagi produsen. Menurut tiga tahap, tahap I dan tahap III merupakan tahap yang tidak rasional. Hal ini disebabkan pada tahap I akan lebih menguntungkan bila produsen menambah penggunaan faktor produksi variabel, karena penambahan faktor produksi variabel akan menghasilkan produksi dengan proporsi yang lebih besar. Pada tahap III penambahan faktor produksi variabel akan menghasilkan produksi dengan proporsi yang lebih sedikit.
15
Tahap II merupakan tahap yang rasional, karena penambahan faktor produksi akan menghasilkan proporsi yang sama.
4. Produksi Dengan Dua Input Variabel Analisis berikut ini dimisalkan terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Kita misalkan yang dapat diubah adalah tenaga kerja dan modal. Fungsi produksi jangka panjang, input-input yang digunakan dapat diubah jumlahnya dan dalam proses produksinya input yang digunakan dapat ditambah seluruh jumlahnya atau tidak. Konsep fungsi produksi jangka panjang yang hanya menggunakan dua macam input biasanya digambarkan dengan menggunakan isoquant atau isoproduct. Kurva isoquant adalah kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input (variabel) yang terbuka bagi
produsen
untuk
menghasilkan
suatu
tingkat
output
tertentu.(Boediono, 1989:73) Isoquant mempunyai sifat cembung kearah origin, menurun dari kiri kekanan bawah, output makin tinggi bagi kurva yang terletak lebih ke kanan atas. Kegunaan dari isoquant adalah untuk menentukan least cost combination (LCC) yaitu kombinasi penggunaan input-input untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu dengan ongkos total yang minimal. Untuk menetukan kombinasi ini diperlukan tiga data: 1. Isoquant untuk tingkat output yang dikehendaki 2. Harga input X1
16
3. Harga input X 2 Syarat Least Cost Combination secara umum bisa ditulis sebagai berikut:
P2 ΔX 1 P dX 1 = atau 2 = P1 ΔX 2 P1 dX 2
Δ X1 /Δ X 2
(2.4)
sering disebut dengan istilah Marginal Rate of
Technical Subtitution (MPRS), yaitu berapa input X1 harus ditambah agar tingkat output tetap pada tingkat tertentu (Q), bila penggunaan input X 2 dikurangi dengan 1 unit. Jika dihubungkan dengan kurva isoquant, MRTS tidak lain adalah slope isoquant. Syarat LCC bias dinyatakan sebagai berikut:
P2 = MRTS P1
(2.5)
Nicholson (1991:203) menjelaskan sebuah isoquant menunjukkan kombinasi K dan T yang bisa digunakan untuk memproduksi sejumlah output yang sama besarnya (misalnya sebanyak
). Secara matematis
sebuah isoquant mencatat kombinasi K dan T yang memenuhi persyaratan. f(K,T)=
(2.6)
Kombinasi faktor produksi K dan T bisa
digambarkan
banyak
kurva isoquant. Setiap isoquant merepresikan tingkat output yang berbedabeda. Makin tinggi kurva isoquant tersebut, makin banyak output yang dihasilkan. Kurva isoquant dapat digambarkan sebagai berikut:
17
Gambar 2.3 Kurva Isoquant
Sumber: Nicholson, 1991:204
5. Iso-biaya (Isocost) Miller (1993), mengasumsikan bahwa harga-harga input sama sekali tidak bisa dipengaruhi oleh para produsen yang harus berhadapan dengan kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran dalam pasar input. Biaya yang dianggap relevan oleh para ekonom adalah biaya-biaya alternatif. Biaya terbuang (sung cost) secara definitif adalah biaya yang tidak kembali kekantung perusahaan sehingga tidak relevan untuk diperhitungkan sebagai dana pengambilan keputusan. Soekartawi (1993:68) menjelaskan iso-biaya (isocost) adalah garis yang menghubungkan titik kombinasi penggunaan input yang satu dan input yang lain
)
) yang didasarkan pada tersedianya biaya modal.
Misalkan dengan sejumlah biaya modal tertentu, berapa harus dibeli untuk menghasilkan sejumlah hasil tertentu.
18
dan
yang
Kombinasi biaya minimum dapat dicari dengan dua infomasi pokok yaitu: a.
Tingkat subtitusi marginal (TSM) dari input ditunjukkan oleh nisbah tambahan
dan
dan
atau
, yaitu .TSM ini
adalah menunjukkan tingkat kemiringan (slope) iso produk. b. Nisbah harga input
terhadap harga input
ditunjukkan oleh
atau seperti yang
adalah merupakan tingkat kemiringan
(slope) dari iso-biaya. Gambar 2.4 menjelaskan secara hipotesis gambar iso-produk dan iso-biaya. Garis iso-biaya dapat berada diluar garis iso-produk tetapi dikatakan terjadi kombinasi penggunaan input yang optimal dan efisien (efisiensi harga) bila terjadi persinggunagn antara garis iso-produk dan isobiaya. Efisiensi ini ditunjukkan oleh garis iso-produk biaya
dan garis iso-
. Titik singgung ke dua garis ditunjukkan oleh titik A. Dengan
demikian maka titik A menggambarkan titik yang menunjukkan kombinasi biaya minimum ( untuk membeli
sebesar 150 kg urea dan
110 kg TSP) untuk menghasilkan output sebesar 30 kw/ha padi.
19
sebesar
Gambar 2.4 Kurva Iso-Produk Dan Iso-Biaya
Sumber: Soekartawi, 1993:69
6. Efisiensi Mubyarto (1989) menjelaskan efisiensi produksi yaitu banyaknya hasil produksi fisik yang dapat diperoleh dari satu kesatuan faktor produksi (input). Apabila rasio ouput besar maka efisiensi dikatakan semakin tinggi. Efisiensi adalah penggunaan input terbaik dalam memproduksi output (Shone dalam Susantun, 2000). Farel (1957) mengklasifikasikan efisiensi menjadi tiga bagian yaitu: efisiensi teknik, efisiensi alokatif (harga), dan efisiensi ekonomi. Farel (1957) dalam Guntur Riyanto (2009:21) mengajukan bahwa efisiensi sebuah firma terdiri dari dua komponen efisiensi teknis, yang mencerminkan kemampuan sebuah firma untuk memperoleh output maksimal dari rangkaian input tertentu, dan efisiensi alokatif,
yang
mencerminkan
kemampuan
sebuah
firma
untuk
menggunakan input dalam proporsi optimal, mengingat adanya harga
20
respektif dan teknologi produksi. Dua ukuran tersebut selanjutnya digabungkan untuk memberikan sebuah ukuran total efisiensi ekonomi. Farel (1957) dalam Susantun (2003) dan Soekartawi (1990) menggambarkan estimasi dari suatu perusahaan dengan dua input dan satu output seperti yang terlihat pada Gambar 2.4 kedua sumbu menunjukkan tingkat penggunaan dari setiap input per unit output, dimana F2 menunjukan input dan X menunjukkan output. Gambar 2.4 SS’ adalah garis isoquant yang menunjukkan berbagai kombinasi input F1 dan F2 untuk mendapatkan satu unit isoquant yang efisien (secara teknik) dan sekaligus menunjukkan garis frontier dari fungsi Cobb-Douglas dan disebut Kurva Efisiensi Unit Isoquant. Daerah yang terletak di sebelah SS’ secara teknik tidak efisien guna memperoleh satu unit output. Sedang daerah sebelah kiri kurva SS’ adalah daerah yang tidak mungkin dicapai. Apabila perusahaan bergerak pada titik P dengan menarik garis lurus dari titik P ke titik 0 yang memotong kurva SS’ pada Q. QP adalah kelebihan penggunaan kedua faktor produksi terhadap penggunaan faktor produksi yang paling efisien. Pengukuran efisiensi teknik pada titik P adalah ratio antara OQ dan OP. Harga faktor produksi relatif diperlukan untuk mengetahui efisiensi harga. Garis harga faktor produksi F1 dan F2 ditunjukkan oleh garis AA’ yang menyinggung kurva SS’ pada Q’ dan memotong garis OP pada titik R. Garis AA’ adalah garis harga yang menunjukkan tempat kedudukan kombinasi penggunaan input untuk memperoleh satu unit output dengan
21
biaya yang paling rendah yang ditunjukkan titik singgung Q’ pada kurva SS’. Efisiensi harga bagi perusahaan yang bergerak pada titik OR/OQ. Efisiensi ekonomi sebagai hasil dari efisiensi teknik dan harga OQ/OP. OR/OQ = OR/OP. Gambar 2.5 Efisiensi Teknik dan Alokatif. xyq
S P
A
Q R Q’ S’
0
A’
xyq
Sumber : Coelli, 2005:52 Richmont (1974), Aigner et al. (1977), Battese and Corra (1977) dan Collie (1995) dalam Zen et. al. (2002), fungsi produksi frontier mewakili penggunaan teknologi secara luas oleh perusahaan dalam suatu industri. Model fungsi ini dipergunakan untuk mengukur efisiensi teknis perusahaan, yang dapat dinyatakan sebagai berikut: Y=f( ,β) exp
(2.7)
β adalah parameter yang akan ditaksir, Xi adalah input, dan = + . Kesalahan dianggap negatif dan naik karena pemotongan distribusi normal dengan rata-rata nol dan varians positif . Hal itu menggambarkan efisiensi teknis produksi sebuah perusahaan. Dengan kata lain error vi diasumsikan memiliki distribusi normal dengan rata-rata nol
22
dan varians
yang positif, yang menggambarkan kesalahan pengukuran
yang berkaitan dengan faktor di luar kendali yang berhubungan dengan produksi. Nicholson (1995) mengatakan bahwa efisiensi harga tercapai apabila perbandingan antara nilai produktivitas marginal masing-masing input (NPMXi) dengan harga inputnya ( ) atau ini menghendaki NP
sama dengan 1. Kondisi
sama dengan harga faktor produksi X atau dapat
ditulis sebagai berikut: (2.8) Px = harga faktor produksi X Soekartawi (1990) berpendapat bahwa dalam kenyataannya NPMx tidak selalu sama dengan Px, yang sering terjadi adalah sebagai berikut: a. (NPMx / Px) > 1 artinya penggunaan input X belum efisien, untuk mencapai efisiensi maka input X perlu ditambah. b. (NPMx / Px) < 1 artinya penggunaan input X tidak efisien, untuk menjadi efisien maka penggunaan input X perlu dikurangi. Susantun (2000) menyatakan efisiensi ekonomi merupakan merupakan produk dari efisiensi teknik dan efisiensi harga. Efisiensi ekonomi dapat dicapai jika kedua efisiensi tersebut tercapai sehingga dapat dituliskan sebagai berikut: EE = ET.EH
(2.9)
23
7. Skala Hasil (Return to scale) Konsep penting dalam analisis fungsi produksi adalah konsep skala hasil usaha. Skala hasil usaha menunjukkan tanggapan output terhadap perubahan semua input dalam proporsi yang sama, sehingga dapat diketahui skala produksinya. Ini menunjukkan bahwa proses produksi yang diamati adalah berspektif jangka panjang, karena semua input dimungkinkan untuk berubah. Seorang produsen
yang
rasional
tentunya
tidak
mungkin
menambah inputnya kalau tambahan output yang dihasilkan tidak menguntungkan. Skala hasil dapat diketahui dengan menjumlahkan koefisien elastisitas masing-masing faktor produksi. Jika besaran elastisitas adalah b1 dan b2 maka return to scale dapat ditulis sebagai berikut: 1<(b1+b2)<1. Ada tiga kemungkinan jumlah besaran elastisitas b1 dan b2: 1. Decreasing return to scale, bila (b1+b2)<1. Pada keadaan ini proporsi
penambahan
faktor
produksi
melebihi
penambahan
produksi. 2. Constant return to scale, bila (b1+b2)=1. Pada keadaan ini penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan produksi yang diperoleh. 3. Incresing return to scale, bila (b1+b2)>1. Pada keadaan ini proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar.(Soekartawi, 1990:170)
24
Gambar 2.6 Efisiensi Skala Produksi
Sumber: Mubyarto, 1989: 85 Keterangan:
Y
= padi (output)
X
= tenaga kerja
A
= menaik (increasing return to scale)
B
= konstan (constant return to scale)
C
= menurun (decreasing return to scale)
Gambar 2.5 menunjukkan perbandingan kurva (garis) hasil produksi padi (output) dengan efisiensi skala produksi yang menaik, konstan, dan menurun. Dalam jangka panjang perbedaan-perbedaan dalam skala efisiensi yang demikian ini tidak begitu menonjol. Tetapi sudah disebutkan masalah demikian lebih mengenai fungsi produksi dalam jangka panjang dimana berbagai variasi dalam proporsi (perbandingan) faktor-faktor produksi sudah diterapkan sehingga akhirnya tinggal satu jalan lagi yang masih terbuka yaitu perluasan skala produksi.(Mubyarto, 1989:85)
25
B. Pengertian Tambak Sudarmo (1992:8) menjelaskan tentang tambak yang merupakan kolam yang dibangun didarerah pasang surut dan digunakan untuk memelihara bandeng, udang laut, dan hewan air lainnya yang biasa hidup di air payau. Pengelolaan air dalam tambak dilakukan dengan memanfaatkan pasang surut air laut. Pemasukan air kedalam tambak dilakukan pada saat air pasang dan pembuangannya dilakukan pada saat air surut. Tambak dikelompokkan menjadi tiga golongan ditinjau dari segi letak tambak terhadap lautan dan muara sungai, yaitu: 1. Tambak layah Tambak ini terletak dekat sekali dengan laut, ditepi pantai/muara sungai. Letak tambak yang berada didaearah pantai dengan perbedaan tinggi air pasang surut yang besar, menyebabkan air laut dapat menggenangi daerah tambak ini sampai sejauh 1,5-2 km dari garis pantai ke arah daratan tanpa mengalami perubahan salinitas yang mencolok. Salinitas pada tambak layah sama dengan air pantai, yaitu sekitar 30 ppt. Berbeda dengan tambak yang jauh ke daratan, tambak layah mempunyai salinitas air cukup tinggi, karena pada dasar air laut yang masuk kedalam tambak yang berasal dari laut memang masih bersalinitas tinggi. 2. Tambak biasa Tambak biasa terletak dibelakang tambak layah. Tambak ini selalu terisi oleh campuran antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Campuran kedua tersebut dikenal dengan air payau dengan salinitas
26
berkisar 15 ppt. Salinitas pada tambak ini akan meningkat selama tambak diisi dengan air laut (sedang pasang) dan akan menurun kembali jika diisi dengan air tawar dari sungai atau hujan. 3. Tambak darat (tambak sawah) Tambak darat terletak jauh sekali dari pantai. Letaknya yang cukup jauh dari garis pantai menyebabkan tambak ini biasanya hanya terisi oleh air tawar, sedangkan air laut sering kali tidak mampu mencapainya, tetapi karena perjalanan air cukup jauh salinitasnya menjadi sangat menurun. Salinitas tambak darat sangat rendah, hanya sekitar 5-10 ppt.
C. Tambak Bandeng Genangan-genangan air laut yang bersifat payau didaerah pesisir pada awalnya merupakan area pemeliharaan bandeng secara tradisional dan telah berlangsung ratusan tahun yang lalu. Pada perkembangannya genangangenangan air tadi dibuat menjadi kolam-kolam air payau atau sekarang disebut tambak. Karena usaha budidaya bandeng tambak termasuk menguntungkan sebelum booming budidaya udang tambak, maka untuk memperluas tambak tidak segan-segan petambak membabat hutan mangrove. Tata laksana tambak bandeng dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Sasaran Produksi Budidaya tambak bandeng tidak terdapat teori yang menyangkut kebutuhan nener untuk mencapai sasaran produksi yang diprogramkan. Jumlah penebaran nener harus di sesuaikan dengan kapasitas tambak dalam menyediakan makanan. Penebaran nener yang melebihi kapasitas
27
kemampuan tambak, maka perlu disediakan makanan tambahan, sehingga keseimbangan kebutuhan makanan untuk bandeng dapat tercukupi. Jumlah penebaran nener harus disesuaikan dengan luas tambak,usia nener yang ditebarkan dan mortalitas selama pemeliharaan. Makin tinggi usia nener akan makin kecil mortalitasnya.berdasarkan pengamatan lapangan, jika yang ditebarkan nener usia 21 hari maka mortalitasnya dapat mencapai 40 persen sampai dipanen, jika nener usia 28 hari maka mortalitasnya dapat mencapai 25 persen. Sasaran produksi hasil panen yang direncanakan dapat diperhitungkan denga menggunakan rumus sebagai berikut: Jumlah nener (Jn) = Keterangan:
X
(2.10) = sasaran produksi yang akan dicapai per hektar
0,0005 = indeks pertumbuhan bandeng 25%
= jumlah bandeng yang diperkirakan hilang
2. Pengeringan Dasar Tambak Pengeringan tambak secara periodik setelah panen merupakan suatu pekerjaan yang umum dilakukan untuk budidaya tambak bandeng. Alasan dilakukan pengeringan lahan adalah sebagai berikut: a. Memineralisasikan bahan-bahan organik yang terbentuk didalam tanah. b. Pengeringan lahan menyebabkan tersedianya lebih banyak unsur-unsur nutrisi untuk pertumbuhan fitoplankton.
28
c. Pengeringan lahan tambak juga untuk mengurangi hidrogen sulfida dan subtansi berbahaya lainnya yang terbentuk selama reduksi anaerobik bahan organik saat tambak berisi air. d. Pengeringan lahan untuk menumbuhkan klekap (lab-lab) yang merupakan makanan alami ikan bandeng. Tanah dasar tambak yang padat akan membuat permukaan dasar tambak menjadi lebih baik bagi pertumbuhan beberapa spesies alga. Perlakuan pengeringan tanah dasar tambak yang diperlukan adalah sebagai berikut: a. Pengeringan selama 7 hari dan jika cuaca kurang baik 14 hari. b. Pengeringan tanah tambak dilakukan hingga jika tanah diinjak hanya terbenam sekitar 1 cm. c. Pengeringan sampai tanah dasar tambak retak-retak. Tambak bandeng yang menggunakan caren atau parit keliling, akumulasi lumpur dan sisa-sisa bahan organik harus digali dan diangkut seluruhnya. Pembersihan dan pendalaman caren sebaiknya tidak dilakukan saat bandeng berada dalam tambak, karena sejumlah hydrogen sulfida yang terlepas akan menyebabkan ikan bandeng mengalami cekaman. Penggalian harus dilakukan ketika tambak kering. Endapan lumpur yang biasanya ditaruh diatas pematang harus ditutup dengan rumput agar bahanbahan organik yang dipindahkan tidak tercuci dan masuk kembali kedalam tambak ketika hujan.
29
3. Perbaikan dan Pengontrolan pH Tanah Perbaikan tambak yang tanahnya mengandung asam sulfat dengan pH sangat rendah adalah dengan cara pengeringan berulang-ulang. Asam sulfat yang terbentuk sebagai akibat oksidasi pirit, secara bertahap dapat dikeluarkan dengan cara tersebut. Perbaikan tanah tambak dapat juga dengan cara pemberian kapur (pengapuran). Pengapuran dapat bermanfaat untuk menormalkan asam-asam bebas dalam air. Pengapuran dapat dilakukan pada saat pengeringan lahan tambak. 4. Pemupukan Tambak Pemupukan tambak dilakukan untuk menumbuhkan makanan alami bandeng, misalnya klekap (lab-lab), lumut dan fitoplankton. a. Klekap Tanah yang kandungan litany tinggi akan sangatmembantu pertumbuhan
klekap.
Pertumbuhan
klekap
secara
langsung
berhubungan dengan ketersediaan bahan organik dalam tanah. Untuk meningkatkan kandungan bahan organik, dasar tambak dapat dipupuk dengan pupuk kandang, dengan dosis 350kg/hektar. Jika menggunakan pupuk anorganik denga dosis 50 kg/hektar. Pemupukan dapat dilakukan setelah pengeringan lahan tambak. Setelah dilakukan pemupukan, tambak diisi air dengan ketinggian 3-5 cm, kemudian didiamkan selama satu minggu. Pemupukan dengan jumlah yang sama dilakukan lagi dan tambak diairi setinggi 20-25 cm. penambahan air tambak dimaksudkan untuk mengganti sebagian air
30
yang hilang karena peresapan dan penguapan. Pemupukan dapat dilakukan lagi setiap 1 minggu selama masa pemeliharaan. b. Lumut Dasar tambak yang berlumpur lunak dengan pH 6,8-7,5 sangat baik untuk pertumbuhan lumut. Penanaman lumut memerlukan waktu sekitar 3 minggu dari saat penanaman selesai sampai tambak diisi bandeng. Setelah penanaman lumut, ditebarkan pupuk NPK (16:20:0) sebanyak 20 g/
air. Tambak bandeng yang kurang pemupukan atau
tidak dipupuk, pertumbuhan awal lumut berwarna hijau kekuningkuningan,
selanjutnya
berubah
warna
menjadi
hijau
rumput.
Penambahan pupuk tidak hanya untuk pertumbuhan lumut saja, tetapi juga untuk pertumbuhan organisme seperti bakteri,protozoa, diatom, nematode, crutaceae kecil, dan lainnya yang tergantung pada ketersediaan lumut. c. Fitoplankton Fitoplankton yang berkembang dalam tambak air payau ada dua yaitu fitoplankton flagellate dan fitoplankton diatom. Dua fitoplankton tersebut mempunyai kebutuhan nutrisi yang berbeda. Jika yang diprioritaskan pada fitoplankton flagellata maka ratio N dan P sebesar 1:1 cukup baik. Sedangkan yang diprioritaskan fitoplankton diatom maka rasio N dan P adalah 25:1. Fitoplankton diatom cenderung lebih disukai oleh ikan bandeng.
31
5. Pengendalian Hama Tambak Permberantasan hama tambak merupakan salah satu program yang penting dalam tata laksana pemeliharaan bandeng. Pengendalian hama tambak yang paling efektif adalah tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan harus dilakukan sejak dini, yaitu sewaktu persiapan pengolahan tambak, maka hama tidak akan menjadi masalah. Hama tambak yang dapat menjadi kendala dalam budidaya bandeng dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Predator (pemangsa), yakni ikan buas, ular, kepiting, kadal dan berangberang. b. Competitor (pesaing), yakni ikan liar dan siput. c. Hama, yakni udang penggali, organisme pelapuk kayu, dan kerangkerang.(murtidjo, 2002:57-68) D. Penelitian Terdahulu 1. Penelitian terdahulu oleh Rina Dwi Mastuti, tahun 2001 dalam skripsi dengan judul “Efisiensi Teknis Dan Ekonomi Usaha Tani Salak Pondoh Di Kabupaten Sleman Berdasarkan Usia Tanaman”, dimana dalam penelitian tersebut peneliti membandingkan dua kelompok tanaman salak pondoh, yaitu tanaman salak pondoh yang berusia dibawah 5 tahun (≤ 5 tahun) dan diatas 5 tahun (> 5 tahun). Kemudian peneliti mengumpulkan beberapa rumusan permasalahan, yaitu: pertama, sejauh mana faktor tenaga kerja, bibit, pupuk, pestisida dan luas lahan terhadap produksi kedua kelompok tanaman salak pondoh tersebut; kedua, apakah penggunaan faktor-faktor
32
produksi pada kedua kelompok tanaman salak tersebut sudah memenuhi efisiensi secara teknis maupun ekonomis; ketiga, bagaimana skala hasil usaha kedua kelompok tanaman salak tersebut, dan keempat apakah terdapat perbedaan efisiensi teknis, ekonomis, dan skala hasil usaha antara salak pondoh yang berusia diatas 5 tahun dan dibawah 5 tahun. Dari penelitian itu dapat diambil kesimpulan pertama, faktor-faktor produksi bibit, pupuk, tenaga kerja dan luas lahan ternyata berpengaruh positif terhadap produksi kedua kelompok tanaman salak tersebut. Kedua usaha tani kedua kelompok salak pondoh tersebut belum memenuhi efisiensi secara teknis maupun ekonomis. Ketiga, dari hasil penelitian kedua kelompok tanaman salak tersebut , diketahui bahwa skala hasil produksi usaha tani ini berada pada skala yang menarik atau increasing return to scale. Keempat, tidak terdapat perbedaan efisiensi teknis maupun ekonomis pada kelompok tersebut, keduanya tidak efisien. Dan keduanya juga hanya pada skala hasil produksi yang sama, yaitu increasing return to scale, sehingga disimpulkan bahwa keduanya sama. Saran yang diberikan dari penelitian tersebut adalah, pertama perlu ditambahnya penggunaan input pada faktor-faktor produksi bibit, pupuk, pestisida dan lahan. Kedua, selain penambahan input atau kuantitas, perlu juga diadakan peningkatan kualitas pada faktor-faktor produksi tersebut. 2. Penelitian Guntur Riyanto (2009), dalam penelitian yang bertujuan untuk membandingkan usaha tani tebu lahan kering antara daerah Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Data yang dianalisis merupakan data primer dan data
33
sekunder dengan mengambil Pabrik Gula sebagai pusat data sampling yaitu Trangkil di Kabupaten Pati, Mojo di Kabupaten Sragen, Kebon Agung di Kabupaten Malang dan Karebet di Kabupaten Malang. Variabel input yang digunakan pupuk, harga pupuk, tenaga kerja, harga tenaga kerja, luas lahan dan harga sewa, variabel output yang digunakan adalah produktivitas, pendapatan total, biaya total dan keuntungan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa produktivitas usahatani di Jawa Tengah rata-rata lebih rendah dibandingkan Jawa Timur tetapi dari tingkat keuntungan lebih tinggi dibandingkan Jawa Timur. Daerah yang secara teknis paling tidak efisien yaitu Pati-2, yaitu daerah yang terletak di Kabupaten Pati yang menjorok ketengah, sedangkan urutan berikutnya yaitu daerah Pati-1 yaitu daerah di Kabupaten Pati yang dekat dengan pantai. Urutan berikutnya Sragen-1, yaitu daerah di dekat hutan yang berada di Kabupaten Sragen, sedang Sragen-1 urutan dibawahnya yaitu daerah di Kabupaten Sragen-2 yang berada di daerah dataran rendah. Daerah Jawa Tengah secara teknis untuk usaha tebu lahan kering efisiensi teknisnya lebih rendah dari Jawa Timur. Di Jawa Timur, secara relatif jika dibandingkan antar cluster hampir semuanya efisiensinya 100% keculai Pasuruan- yang efisiensinya 99 %. Usahatani tebu lahan kering di Jawa Timur lebih efisien secara teknis dibanding usahatani tebu lahan kering di Jawa Tengah dan Usahatani tebu lahan kering di Jawa Tengah lebih efisien secara alokatif dibanding usahatani tebu lahan kering di Jawa Timur.
34
3. Penelitian oleh Titik Wulandari, tahun 2000 dalam skripsi dengan judul “Analisis Efisiensi Usaha Tani Bawang Merah dan Cabai Besar dalam Diversivikasi Pertanian di Kecamatan Saden Kabupaten Bantul” mengambil perumusan masalah, pertama apakah produksi bawang merah dan cabai besar penelitian sudah efisien secara teknis. Kedua apakah produksi bawang merah dan cabai besar didaerah penelitian sudah efisien secara ekonomis. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, pertama produksi bawang merah dan cabai besar yang menggunakan faktor produksi luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja didaerah penelitian tidak memenuhi kriteria efisiensi secara teknis. Kedua dalam produksi bawang merah dan cabai besar yang menggunakan faktor produksi luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja didaerah penilitian belum memenuhi kriteria efisiensi secara ekonomis. Saran yang diberikan adalah karena input luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja berhubungan positif dengan produksi bawang merah dan cabai besar, input-input perlu ditambah penggunaannya agar dapat mencapai efisiensi ekonomis. Sementara itu karena input jumlah pupuk tidak mempengaruhi jumlah produksi bawang merah maka penggunaannya perlu memperhatikan alternatif-alternatif lain, yaitu memperhatikan perbandingan tertentu agar tanaman bawang merah dan cabai besar mengingat fluktuasi harga produk pertanian sangat besar pada masa panen raya dan masa tanam.
35
Disamping itu diperlukan tambahn modal yang mudah dan murah dalam usaha tani bawang merah dan cabai besar. Cara-caranya antara lain dengan
memberikan
penyuluhan
pertanian
secara
lebih
intensif,
pembentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan pertanian terutama dalam hal kebijaksaan tingkat harga hasil produksi dan harga-harga input produksi seperti harga pupuk, harga pestisida dan lain-lain.
E. Kerangka Pemikiran Peningkatan produksi
yang berhubungan dengan peningkatan
pendapatan dipengaruhi oleh efisiensi faktor produksi (efisiensi teknis), efisiensi pada harga produk (efisiensi alokatif) dan pemasarannya (efisiensi ekonomis). Dari faktor-faktor tersebut dapat disusun sebuah kerangka pemikiran. Kerangka tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.7 kerangka pikir Faktor-Faktor Produksi Luas Lahan Benih Pupuk Pakan Tambahan Tenaga Kerja
Efisiensi Alokatif (Harga)
Produksi Bandeng
Efisiensi Ekonomis
Efisiensi Teknis
Sumber: Skema Kerangka Pemikiran
36
F. Hipotesis Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Diduga penggunaan faktor-faktor produksi usaha tambak bandeng ini belum memenuhi efisiensi secara teknis. 2. Diduga penggunaan faktor-faktor produksi usaha tambak bandeng ini belum memenuhi efisiensi secara alokatif. 3. Diduga penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha tambak bandeng belum memenuhi efisiensi secara ekonomis. 4. Diduga usaha tambak bandeng di daerah penelitian skala usahanya adalah incresing return to scale.
37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pati, dengan pertimbangan luasnya daerah penelitian sasaran pengambilan sampel dikonsentrasikan pada 2 kecamatan, dimana banyak terdapat petani tambak bandeng (populasi) diseputar Kabupaten Pati, yaitu Kecamatan Juwana dan Kecamatan Batangan.
B. Unit Analisis Penelitian ini menggunakan metode survey dengan petani tambak bandeng sebagai unit analisisnya. Melalui petani tambak tersebut akan diperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan atau kuesioner. Para petani tambak atau populasi sasaran tersebut diambil secara random sampling yaitu pengambilan sampel yang memberikan hak yang sama pada semua objek pada populasi untuk dipilih sebagai sampel.(Suharmisi Arikunto, 1998:120)
C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data a. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari pihak pertama yang diperoleh dengan cara berhubungan langsung dengan pihak pertama.
b. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh dari suatu badan atau instansi yang telah mengumpulkan dan menyusun data tersebut.
2. Sumber Data Data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner yang dibagikan kepada petani tambak sebagai pihak pertama pemberi data dan data sekunder diperoleh dari kantor Dinas Perikaan dan Kelautan, kantor kabupaten pada daerah penelitian dan data pada BPS kabupaten yang bersangkutan.
D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara memilih empat desa yang terdapat pada ke-2 kecamatan tersebut yang dianggap mewakili keseluruhan petani tambak bandeng (populasi) yang ada diwilayah penelitian yaitu di Kabupaten Pati. Dari empat desa tersebut diambil data melalui kuesioner sebanyak 88 petani responden untuk menjaga validitas hasil. E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Produksi bandeng adalah banyaknya hasil yang diperoleh petani dalam satu kali masa tanam yang dihitung dalam satuan kilogram.
39
b. Luas lahan adalah bidang tanah yang digunakan untuk pembudidayaan bandeng yang dihitung dalam satuan hektar. c. Benih adalah jumlah benih bandeng (nener) yang digunakan oleh petani untuk memproduksi bandeng dalam satuan ekor. d. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi bandeng dalam satu kali masa produksi. Dalam hal ini digunakan ukuran HKO (hari kerja orang), yaitu selama 7 jam kerja pada siang hari, dan 8 jam kerja pada malam hari. e. Pupuk adalah jumlah pupuk yang digunakan oleh petani dalam satu kali masa produksi, digunakan dalam satuan kilogram. f. Pakan tambahan adalah jumlah pakan tambahan yang digunakan petani dalam satu kali masa produksi, diukur dalam satuan kilogram. g. Biaya produksi adalah jumlah biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh petani untuk mengadakan input-input faktor produksi usaha tambak bandeng dalam satu kali masa produksi, yang diukur dalam satuan rupiah. h. Pengeringan
lahan
adalah
jumlah
hari
yang
digunakan
untuk
mengeringkan lahan setelah masa panen bandeng, dihitung dalam satuan hari. i. Sirkulasi air adalah banyaknya pengaliran air laut yang dialirkan ke dalam tambak bandeng, dihitung per-2 minggu (karena pergantian kalender air tiap 2 minggu sekali). Dalam penelitian ini variabel-variabel diatas akan dianalisis dengan menggunakan alat analisis Data Envelopment Analysis (DEA).
40
F. Metode Analisis Penelitian ini menggunakan alat analisis yaitu Data Envelopment Analysis (DEA). DEA digunakan untuk meneliti efisiensi teknis, alokatif, dan ekonomi pada usaha tambak bandeng. Variabel-variabel yang mempengaruhi output meliputi faktor-faktor produksi (Luas lahan, benih, tenaga kerja, pestisida, pengeringan lahan, sirkulasi air, pakan tambahan, dan pupuk) yang berpengaruh pada produksi. Charnes, Cooper dan Rhodes (1978) memperkenalkan suatu alat analisis yaitu Data Envelopment Analysis (DEA). Metode Data Envelopment Analysis (DEA) dibuat sebagai alat bantu untuk evaluasi kinerja suatu aktifitas dalam sebuah unit entitas (organisasi). Pada dasarnya prinsip kerja model DEA adalah membandingkan data input dan output dari suatu organisasi data (decision making unit/DMU) dengan data input dan output lainnya pada DMU yang sejenis. Perbandingan ini dilakukan untuk mendapatkan suatu nilai efisiensi. Metode Data Envelopment Analysis (DEA) adalah metode non parametrik yang berbasis pada programasi linier. DEA mengukur rasio efisiensi relatif Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) sebagai rasio output tertimbang dengan input tertimbang. Secara konsep, DEA menjelaskan tentang langkah yang dirancang untuk mengukur efisiensi relatif suatu unit ekonomi tertentu dengan beberapa unit ekonomi yang lain dalam satu pengamatan, dimana mereka menggunakan jenis input dan output yang sama.
41
Penerapan metode DEA diasumsikan dapat mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh regresi berganda atau analisis rasio parsial. Analisis regresi dapat menunjukkan elastisitas penggunaan input terhadap output yang dihasilkan dalam suatu sektor ekonomi. Sektor ekonomi dapat dinilai efisien apabila nilai output yang dihasilkan secara riil lebih tinggi dari nilai output yang dihasilkan dalam estimasi. Sejalan dengan analisis rasio, analisis regresi juga memiliki kelemahan yaitu tidak mampu menganalisis kondisi pada saat terdapat banyak input dan output. Disisi lain, analisis non parametrik (salah satunya DEA) dapat mengeliminir kendala yang dihadapi oleh analisis parametrik untuk menganalisis efisiensi tingkat input terhadap nilai tambah (output).
1. Konsep Nilai Dalam DEA DEA memiliki
beberapa nilai
manajerial.
Pertama,
DEA
menghasilkan efisiensi untuk setiap UKE, relatif terhadap UKE yang lain di dalam sampel. Angka efisiensi ini memungkinkan seseorang analisis untuk mengenali UKE yang paling membutuhkan perhatian dan merencanakan tindakan perbaikan bagi UKE yang tidak/kurang efisien. Kedua, jika suatu UKE kurang efisien (efisiensi<100%) DEA menunjukkan sejumlah UKE yang memiliki efisiensi sempurna (efficient reference set, efisiensi=100%) dan seperangkat angka pengganda (multiplier) yang dapat digunakan oleh manajer untuk menyusun strategi perbaikan. Informasi tersebut memungkinkan seseorang analisis membuat UKE hipotesis yang menggunakan input yang lebih sedikit dan
42
menghasilkan out put paling tidak sama atau lebih banyak dibandingkan UKE yang tidak efisien, sehingga UKE hipotetis tersebut akan memiliki efisiensi yang sempurna jika menggunakan bobot input dan bobot output dari UKE yang tidak efisien. Pendekatan tersebut memberi arah strategis bagi manajer untuk meningkatkan efisiensi suatu UKE yang tidak efisien melalui pengenalan terhadap input yang terlalu banyak digunakan serta output yang produksinya terlalu rendah. Sehingga seorang manajer tidak hanya mengetahui UKE yang tidak efisien, tetapi ia juga mengetahui seberapa tingkat input dan output harus disesuaikan agar dapat memiliki efisiensi yang tinggi. Ketiga, DEA menyediakan matriks efisiensi silang. Efisiensi silang UKE A terhadap UKE B merupakan rasio dari output tertimbang dibagi input tertimbang yang dihitung dengan menggunakan tingkat input dan output UKE A dan bobot input dan output UKE B. Analisis silang dapat membantu seseorang manajer untuk mengenali UKE yang efisien tetapi menggunakan kombinasi input dan menghasilkan kombinasi output yang sangat berbeda dengan UKE yang lain. Keunggulan dan kelemahan metode DEA adalah (Purwantoro, 2004): a.
Keunggulan DEA - Dapat menangani banyak input dan ouput. - Tidak perlu asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan output.
43
- UKE (Unit Pengambil Keputusan) dibandingkan secara langsung dengan sesamanya. - Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda. Sebagai contoh X1 dapat dalam unit dan X2 dapat dalam dollar tanpa apriori keduanya. b.
Keterbatasan DEA: - Bersifat simpel spesifik. - Merupakan extreme point technique, kesalahan pengukuran dapat berakibat fatal. - DEA sangat bagus untuk estimasi efisiensi realtif UKE (unit kegiatan ekonomi) tetapi sangat lambat untuk mengukur efisiensi absolut dengan kata lain bisa membandingkan sesama UKE tetapi bukan membandingkan maksimisasi secara teori. - Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan. - Menggunakan perumusan linier programming terpisah untuk tiap UKE (perhitungan secara manual sulit dilakukan apalagi untuk masalah berskala besar). - Bobot dan input yang dihasilkan oleh DEA tidak dapat ditafsirkan dalam nilai ekonomi.
2. Bentuk Formulasi Data Envelopment Analysis (DEA) Fungsi tujuan programasi dalam model DEA akan menjadi rasio efisiensi (total output tertimbang/total input tertimbang). Rasio efisiensi tersebut akan dibandingkan dengan rasio efisiensi sampel lain (yang
44
berperan sebagai benchmark/reference set) bernilai paling efisien (100%). Dari hasil perbandingan tersebut didapat nilai multiplier pengganda Y (shadow price). Angka shadow price tersebut digunakan sebagai dasar penyesuain input dan output unit ekonomi yang kurang efisien menuju efisien. Permasalahan yang terdapat pada kinerja untuk usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati, pendekatan yang dapat digunakan adalah kuantitatif yang meliputi efisiensi. Efisiensi dapat dinyatakan dalam rasio antara total input tertimbang dengan total output tertimbang. DEA untuk suatu UKE dapat diformulasikan sebagai program linier fraksional yang solusinya dapat diperoleh jika model tersebut ditransformasikan ke dalam program linier dengan bobot dari input dan output UKE tersebut sebagai variabel keputusan (decision variables). Metode simpleks dapat digunakan untuk menyelesaikan model yang sudah ditransformasikan ke dalam program linier. DEA memerlukan penyelesaian program linier bagi setiap UKE. Hasilnya adalah seperangkat bobot untuk suatu UKE dan angka efisiensi relatifnya (Anonim, 1999).
45
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Wilayah 1. Letak Geografis Administratif Kabupaten
Pati
merupakan
salah
satu
dari
35
daerah
kabupaten/kota di Jawa Tengah. Kabupaten Pati terletak di daerah pantai utara pulau Jawa dan dibagian timur Propinsi Jawa Tengah pada 110°.50’ 111°.15’ Bujur Timur dan 6°.25’ - 7° Lintang Selatan dengan luas wilayah 150.368 ha. Secara administratif Kabupaten Pati terdiri dalam 21 kecamatan, 401 desa, 5 kelurahan, 1.106 dukuh serta 1.464 RW dan 7.463 RT. Adapun batas-batas wilayahnya yaitu : - Sebelah Utara
: Kabupaten Jepara dan Laut Jawa.
- Sebelah Barat
: Kabupaten Kudus dan Jepara.
- Sebelah Selatan
: Kabupaten Grobogan dan Blora.
- Sebelah Timur
: Kabupaten Rembang dan Laut Jawa.
2. Jumlah Dan Pertumbuhan Penduduk
Penduduk Kabupaten Pati berdasarkan hasil registrasi akhir tahun penduduk, pada tahun 2008 berjumlah 1.256.182 jiwa, yang terdiri dari 620.175 laki-laki dan 636.007 perempuan. Perbandingan jumlah penduduk perempuan dan laki-laki menurut sex ratio sebesar 98 persen. Yang berarti pada setiap 100 persen penduduk perempuan terdapat 98 penduduk lakilaki.
Tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Pati selama kurun waktu 2007-2008 pertambahan penduduknya sebanyak 8.301 orang atau mempunyai pertumbuhan sebesar 0,66 persen dan hal ini sedikit lebih besar dibanding dengan tahun sebelumnya yang sebesar 0,38 persen. Pada tabel dibawah ini ditunjukkan jumlah, pertumbuhan, dan sex ratio Kabupaten Pati selama kurun waktu 8 tahun, sebagai berikut: Tabel 1.1 Jumlah, Pertumbuhan Dan Sex Ratio Penduduk Kabupaten Pati Tahun 2001-2008 Tahun
Penduduk
Jumlah
Pertumbuhan
Sex
penduduk
ratio
Laki-laki
Perempuan
2001
581.960
598.776
1.180.736
0,70
97,19
2002
585.265
602.337
1.187.602
0,58
97,17
2003
596.598
612.116
1.208.714
-
97.46
2004
600.700
617.567
1.218.267
0.79
97.27
2005
604.927
620.496
1.225.423
0.54
97.43
2006
613.628
629.579
1.243.207
1,45
97,47
2007
615.780
632.101
1.247.881
0,38
97,47
2008
620.175
636.007
1.256.182
0,66
97,51
Sumber: BPS, Pati dalam angka 2009 Dari 21 kecamatan di Kabupaten Pati, Kecamatan Pati mempunyai penduduk terbanyak dibandingkan dengan Kecamatan yang lain yaitu sebanyak 107.512 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit ada di Kecamatan Gunungwungkal sebanyak 36.670 jiwa.
47
3. Kepadatan Penduduk Kabupaten Pati pada tahun 2008 mempunyai luas wilayah sebesar 1.503,68 km². Dengan jumlah penduduk mencapai 1.256.182 jiwa pada akhir tahun 2008, maka Kabupaten Pati secara umum mempunyai kepadatan penduduk 830 jiwa per km², yang berarti pada tiap 1 km² terdapat 830 penduduk. Angka tersebut sama dibandingkan pada tahun 2007 sebesar 830 jiwa per km². Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1.2 Kepadatan Penduduk Per Km² di Kabupaten Pati Tahun 2008 Kecamatan Sukolilo Kayen Tambakromo Winong Pucakwangi Jaken Batangan Juwana Jakenan Pati Gabus margorejo Gembong Tlogowungu Wedarijaksa Trangkil Margoyoso Gunungwungkal Cluwak Tayu Dukuhseti Jumlah
Luas Wilayah (Km²) 158,74 96,03 72,47 99,94 122,83 68,52 50,66 55,93 53,04 42,49 55,51 61,81 67,30 94,46 40,85 42,84 59,97 61,80 69,31 47,59 81,59 1.503,68
Jumlah Penduduk 91.271 73.259 50.003 59.001 50.855 45.301 40.775 88.125 44.270 107.028 55.471 53.214 41.016 49.720 57.976 60.508 73.371 36.321 43.893 68.335 58.168 1.247.881
Sumber: BPS, Kabupaten Pati Dalam Angka 2009
48
Kepadatan (Jiwa/Km²) 575 763 690 590 414 661 805 1.576 835 2.519 999 861 609 526 1.419 1.412 1.223 588 633 1.436 713 19.847
Kepadatan penduduk per Kecamatan pada Kabupaten Pati bervariasi, dengan kepadatan tertinggi 2.519 jiwa per km² terdapat pada Kecamatan Pati sedangkan yang terendah sebesar 414 jiwa per km² terdapat pada kecamatan Pucakwangi.
4. Keadaan Ekonomi a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati pada tahun 2007 sebesar 5,19 persen, ini menunjukkan bahwa pergerakan ekonomi di Kabupaten Pati meningkat dibandingkan tahun sebelumnya pada tahun 2006 sebesar 4,45 persen. Hal ini tidak terlepas dari peran sektor pertanian yang sangat dominan, ternyata mengalami pertumbuhan yang melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Tiga sektor ekonomi yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan masih memegang peranan penting dalam perekonomian Kabupaten Pati, karena mempunyai sumbangan cukup besar terhadap total PDRB. Peranan sektor-sektor tersebut pada tahun 2007 masing-masing sebesar 35,27 persen, 18,04 persen serta 18,92 persen. Sementara untuk peranan sektor lainnya besarannya masih di bawah sepuluh persen. Besarnya PDRB Kabupaten Pati menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku ditunjukkan pada tabel 1.3 berikut ini.
49
Tabel 1.3 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pati Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2007 No
Lapangan Usaha
1.
Pertanian 1.1 Tan. Bahan Pangan 1.2 Tan. Perkebunan Rakyat 1.3 Peternakan 1.4 Kehutanan 1.5 Perikanan
2. 3. 4. 5. 6.
Pertambangan dan penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan,Hotel,dan restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa
7. 8. 9
jumlah
Tahun 2004 2005 2006 2007 1.637.201.359 1.836.808.102 2.122.557.410 2.369.284.200 1.015.985,60 1.188.710,87 1.439.155,64 1.585.057,44 148.929,03 166.460,66 190.509,21 225.331,38 111.132,98 125.909,34 140.128,38 166.355,28 24.885,87 87 29.650,64 34.613,73 39.660,74 336.267,88 326.076,59 318.150,44 352.879,37 34.673.535 846.179.334 86.206.191 258.922.990 891.965.802
37.262.651 44.095.680 48.569.580 939.550.210 1.095.923.730 1.211.926.650 98.158.052 112.798.910 126.055.950 299.315.290 359.754.470 397.605.100 990.975.145 1.143.800.990 1.270.767.320
223.158.286 305.107.456
261.947.954 324.694.821
300.401.590 369.870.590
325.837.530 426.207.210
364.935.229
411.659.595
483.879.690
541.562.290
4.648.350.181 5.200.371.820 6.033.083.060 6.717.815.820 Sumber BPS, Kabupaten Pati Dalam Angka 2009
50
Pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Pati atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 mencapai 5.389.961 rupiah, lebih tinggi dari tahun sebelumnya (2006 = 4.876.254 rupiah). Sedangkan atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2006 pendapatan per kapita Kabupaten Pati tercatat sebesar 3.047.379 rupiah, kemudian berkembang pada tahun 2007 menjadi 3.182.123 rupiah. b. Inflasi Inflasi adalah salah satu pengukur kestabilan ekonomi suatu daerah pada jangka waktu tertentu. Kenaikan harga-harga umum atau inflasi yang terjadi pada suatu daerah berpengaruh terhadap pembangunan perekonomian daerah yang bersangkutan. Memasuki bulan ke 5 tahun 2009, Kabupaten Pati mengalami inflasi sebesar 0,24 persen. Inflasi tersebut dipicu oleh naiknya harga di beberapa kelompok pengeluaran, tertinggi oleh kelompok pengeluaran sandang sebesar 1.14 persen, kedua berada di kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0.75 persen, kemudian oleh kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,36 persen. Namun demikian ada juga yang sempat menurunkan indeksnya seperti kelompok pengeluaran transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0.19 persen. Untuk tiga kelompok lagi yaitu kelompok pengeluaran kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga serta kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar tidak mengalami perubahan indeks/stabil.
51
5. Kondisi Tambak Bandeng Di Kabupaten Pati Kabupaten Pati sudah sejak lama dikenal sebagai salah satu daerah penghasil ikan (khususnya bandeng) terbesar di Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten yang secara geografis terletak di sepanjang pantai ini mempunyai potensi pengembangan usaha perikanan yang sangat besar, baik perikanan budidaya maupun perikanan tangkap. Potensi perikanan di Kabupaten Pati cukup potensial untuk dikembangkan dan diharapkan akan menjadi salah satu sektor andalan dalam pengembangan potensi daerah di masa yang akan datang. Mengingat potensi yang ada dan peran sektor perikanan yang sangat besar, maka perlu dilakukan berbagai langkah dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan usaha perikanan. Keberhasilan pengembangan usaha perikanan tambak bandeng di Kabupaten Pati ditentukan oleh banyak faktor, termasuk faktor geografis. Faktor-faktor geografis yang mendukung pelaksanaan budidaya ikan bandeng dalam tambak antara lain adalah faktor fisik (kondisi tanah dan kondisi air) serta faktor sosial ekonomi (tenaga kerja, penyediaan benih, pemasaran, modal, hasil produksi, dan gangguan penyakit). Produksi ikan segar di Kabupaten Pati tahun 2008 terbesar di tempat budidaya tambak. Potensi tambak Kabupaten Pati terbesar di delapan kecamatan yaitu masing-masing di kecamatan Kayen, Batangan, Juwana, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, Tayu dan Dukuhseti. Potensi tambak terbesar berada di kecamatan Juwana. Produksi dan nilai produksi
52
tambak bandeng di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel 1.4 dibawah ini. Tabel 1.4 Produksi Dan Nilai Produksi Bandeng di Kabupaten Pati Tahun 2008 No . 1.
Bulan
Produksi Bandeng (kg) 1.931.177
Nilai Produksi Bandeng (Rp) 13.518.239.000
Januari
2.
Pebruari
571.493
4.000.451.000
3.
Maret
730.812
5.846.496.000
4.
April
585.873
4.686.984.000
5.
Mei
559.025
4.472.200.000
6.
Juni
719.477
5.755.816.000
7.
Juli
588.945
4.711.560.000
8.
Agustus
1.194.333
16.720.662.000
9.
September
1.687.093
20.245.116.000
10.
Oktober
2.000.299
24.003.588.000
11.
Nopember
2.526.362
22.737.258.000
12.
Desember
1.495.540
13.459.860.000
14.590.429
140.158.230.000
Jumlah
Sumber BPS, Kabupaten Pati Dalam Angka 2009 Produksi ikan bandeng di kabupaten pati pada bulan November 2008 mengalami kenaikan dari pada bulan, besarnya produksi ikan bandeng pada bulan November adalah 2.526.362 kg, tetapi pada bulan Desember 2008 mengalami penurunan menjadi 1.495.540 kg. Produksi ikan bandeng di Kabupaten Pati perkecamatan dapat dilihat pada tabel 1.5 dibawah ini.
53
Tabel 1.5 Produksi Dan Nilai Produksi Per Kecamatan Produsen Ikan Bandeng di Kabupaten Pati Tahun 2008 No.
Kecamatan
1.
Kayen
2.
Produksi Bandeng (kg)
Nilai Produksi Bandeng (Rp)
49.439
382.262.000
Batangan
3.025.565
29.214.789.000
3.
Juwana
4.075.840
38.661.562.000
4.
Wedarijaksa
579.280
5.464.659.000
5.
Trangkil
2.204.998
22.288.573.000
6.
Margoyoso
3.562.152
34.015.016.000
7.
Tayu
497.687
4.571.788.000
8.
Dukuhseti
595.468
5.559.581.000
14.590.429
140.158.230.000
Jumlah
Sumber BPS, Kabupaten Pati Dalam Angka 2009 Data produksi ikan bandeng per kecamatan di Kabupaten Pati menunjukkan pada tahun 2008 produksi terbesar terdapat di Kecamatan Juwana yaitu sebesar 4.075.840 kg. Terdapat tiga kecamatan yang paling besar tingkat produksi ikan bandengnya yaitu juwana, trangkil dan margoyoso.
B. Analisis Deskriptif Penelitian ini mencakup data mengenai luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, pengeringan lahan dan sirkulasi airyang digunakan dalam proses produksi tambak bandeng untuk satu kali masa panen di Kabupaten Pati. Data-data ini diperoleh dari penyebaran kuesioner yang terbagi atas 4 kelurahan pada 4 kecamatan di Kabupaten Pati, yaitu:
54
a) Kelurahan Bumimulyo, Kecamatan Batangan b) Kelurahan Mangunlegi, Kecamatan Batangan c) Kelurahan Bakaran Wetan, Kecamatan Juwana d) Kelurahan Bakaran Kulon, Kecamatan Juwana. Pengambilan data dilakukan pada bulan September dan Oktober 2009
berdasarkan
memproduksi
pengalaman
bandeng.
Berikut
para
petambak
ini
karakteristik
bandeng
dalam
variabel-variabel
(independen dan dependen) berdasarkan data yang didapat dari para petambak
responden
secara
lebih
mendalam
kemudian
data
dikelompokkan menurut kuantitasnya menjadi beberapa kelompok. 1. Lahan Tambak Petani tambak responden sebagian besar luas lahan mereka adalah 2 ha lebih yaitu sebabyak 31 responden, dan yang paling sedikit dibawah 1 ha yaitu sebanyak 5 orang, selebihnya diangtara luas 1 sampai 2 hektar. Tabel 1.6 Berdasar Luas Lahan Tambak No
Pemilik
1
Luas Lahan (ha) 0,5-0,9
2
1-1,4
25
3
1,5-1,9
27
4
2+
31
5
Sumber: Data Primer 2009, Diolah Selanjutnya peneliti juga mengambil data tentang jenis lahan tambak yang digunakan para petani tambak bandeng untuk berproduksi.
55
Jenis lahan tambak yang produktif untuk usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati adalah tambak layah dan tambak biasa. Dari data sebanyak 88 sampel diketahui bahwa lahan tambak layah sebanyak 37 pemilik dan tambak biasa sebanyak 51 pemilik. Tabel 1.7 Berdasar Jumlah Pemilik Lahan Bedasar Jenis Tambak No
Jenis tambak
Pemilik
1
tambak layah
37
2
tambak biasa
51
Sumber: Data Primer 2009, Diolah Peneliti juga mengambil data tentang status kepemilikan lahan tambak, terdiri dari: milik sendiri, sewa dan pinjaman keluarga. Menurut data dari 88 sampel dapat diperoleh bahwa status lahan tambak dikabupaten Pati ada 3 yaitu milik sendiri sebanyak 62 lahan, sewa sebanyak 9 lahan dan pinjaman keluarga sebanyak 17 lahan. Tabel 1.8 Berdasar Jumlah Pemilik Lahan Bedasar Status Tambak No
Status Lahan
Jumlah responden 62
1
milik sendiri
2
sewa
9
3
pinjaman keluarga
17
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
2. Benih Benih bandeng (nener) yang ditebar petani tambak per hektarnya tergantung pada besar kecilnya bibit. Benih yang agak besar biasanya
56
disebut benih gelondong, dan benih yang masih kecil disebut nener. Dari tabel 1.8 dibawah menunjukkan bahwa sebagian besar petani tambak bandeng menggunakan benih nener diatas 20.000 ekor. Data mengenai banyaknya benih yang ditebar petani tambak pada lahan yang dimiliki ditunjukkan pada tabel 1.8 dibawah ini: Tabel 1.9 Jumlah Benih Bandeng Yang Ditanam Petani Responden (dalam satuan ribu) No Jumlah Benih (satuan 000) 1. Dibawah 9
Jumlah Responden
2.
10 14
20
3.
15-19
23
4.
20 keatas
28
17
Sumber: Data Primer 2009, Diolah 3. Berdasar pupuk yang digunakan Petani tambak bandeng dikabupaten Pati menggunakan jenis pupuk yaitu pupuk urea dan TSP. Menurut data dari 88 sampel dapat diketahui bahwa banyaknya petani tambak bandeng yang menggunakan pupuk urea sebanyak 48 orang, sedangkan yang menggunakan TSP sebanyak 21 orang. Tabel 1.10 Berdasar Jenis Pupuk yang Digunakan Petani Tambak No
Jenis pupuk
Jumlah
1
Urea
48
2
TSP
21
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
57
4. Berdasar jenis pakan yang digunakan Petani tambak bandeng di Kabupaten Pati menggunakan pakan tambahan yaitu pelet, karak dan roti busuk. Menurut data sebanyak 88 sampel, yang menggunakan pakan pelet sebanyak 45 petani, karak sebanyak 11 petani, dan roti busuk sebanyak 30 petani. Tabel 1.11 Berdasar Jenis Pakan Yang Digunakan Petani Tambak No
Jenis pakan
Jumlah
1
pelet
45
2
karak
11
3
roti busuk
30
Sumber: Data Primer 2009, Diolah 5. Berdasar pengeringan lahan Tahap persiapan dimulai dengan kegiatan pengeringan seluruh bagian tambak dengan maksud membunuh bibit penyakit yang mungkin timbul. Pengeringan dilakukan kurang lebih selama 10 hari. Petani tambak bandeng di Kabupaten Pati setelah masa panen biasanya ada yang melakukan pengeringan lahan dan ada juga yang tidak. Menurut data dari 88 sampel, diketahui bahwa sebanyak 43 petani tambak bandeng melakukan pengeringan lahan dan sebanyak 45 petani tambak bandeng tidak melakukan pengeringan lahan. Tabel 1.12 Berdasar Pengeringan Lahan Tambak No
Pengeringan lahan
jumlah
1
ya
43
2
tidak
45
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
58
Petani tambak bandeng yang melakukan pengeringan lahan dalam penelitian ini dibedakan menurut waktu lama pengeringan lahan tambak. Dari data sebanyak 88 sampel diketahui bahwa petani yang melakukan pengeringan lahan selama 1 minggu sebanyak 30 petani, 2 minggu sebanyak 12 petani dan 3 minggu sebanyak 1 petani. Tabel 1.13 Berdasar Waktu Pengeringan Lahan Tambak No
Waktu pengeringan
jumlah
1
1 minggu
30
2
2 minggu
12
3
3 minggu
1
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
6. Pengaliran air ke dalam tambak berdasar waktu Petani tambak yang melakukan pengaliran air laut kedalam tambak dibedakan menurut setiap air laut yang mengalami pasang. Dalam
penelitian
ini
pengaliran
air
laut
kedalam
tambak
dikelompokkan dalam 2 minggu, karena air laut mengalami pergantian siklus selama 2 minggu sekali. Menurut data sebanyak 88 sampel diketahui bahwa petani tambak yang melakukan pengaliran air laut ke dalam tambak selama 2 hari dalam 2 minggu adalah 6 petani, 3 hari dalam 2minggu adalah 62 petani, 4 hari dalam 2 minggu adalah 15 petani, 5 hari dalam 2 minggu adalah 3 petani dan 6 hari dalam 2 minggu adalah 2 petani.
59
Tabel 1.14 Pengaliran air ke dalam tambak berdasar waktu No 1 2 3 4 5
Pengaliran air
jumlah
2 hari 3 hari 4 hari 5hari 6 hari
6 62 15 3 2
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
7. Pestisida Pestisida dalam pengguaan pada tambak bandeng digunakan untuk membunuh ikan-ikan selain bandeng, karena bisa mengganggu pertumbuhan bandeng. Banyaknya pestisida yang digunakan petani tambak bandeng responden dapat dilihat pada tabel 1.13 dibawah ini: Tabel 1.15 jumlah pestisida yang digunakan petani tambak bandeng responden (dalam liter) No Penggunaan Pestisida (lt) 1. Dibawah 0,9
Jumlah Responden 0
2.
1-1,9
5
3.
2-2,9
43
4.
3 keatas
40
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
8. Tenaga kerja Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang paling penting dalam usaha tambak bandeng menurut penelitian yang telah dilakukan terhadap petani tambak di Kabupaten Pati ini, tenaga kerja yang
60
digunakan dalam proses produksi, hampir seluruhnya merupakan tenaga kerja sendiri , karena penguasaan lahan yang kecil pada rata-rata petani tambak bandeng responden. Petani tambak bandeng responden mengerjakan sendiri keseluruhan proses produksi dari pengeringan lahan, pemupukan, pengobatan, penebaran benih dan pengolahan tanah, setelah akan dipanen petani responden menggunakan tenaga kerja tambahan. Tabel 1.16 Jumlah Tenaga Kerja Orang Yang Dipergunakan Untuk Panen Tambak Bandeng Per Hektar No
Jumlah tenaga kerja per ha
Jumlah responden 15
1.
Dibawah 14
2.
15-19
31
3.
20-24
26
4.
25-29
12
5.
30 keatas
4
Sumber: Data Primer 2009, Diolah Berdasarkan tabel diatas bahwa petani tambak respondeng paling banyak paling banyak bekerja pada 15-19 tenaga kerja selama proses produksi bandeng.
9. Produksi Ikan Bandeng Petani tambak bandeng pada umumnya melakukan proses produksi selama ± 6 bulan. Awal mulai proses produksi tidak dapat ditentukan, tergantung strategi dari para petani tambak agar pada saat panen harga jual bandeng tinggi. Harga jual ikan bandeng dipasar tempat pelelangan ikan (TPI) tinggi rendahnya dipengaruhi oleh
61
penawaran ikan bandeng di TPI dan permintaan konsumen. Data mengenai produksi ikan bandeng dari petani tambak responden di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel 1.17 berikut ini. Tabel 1.17 Produksi ikan bandeng dalam satu kali masa panen No
Jumlah responden
1
Jumlah Produksi Dalam satu kali masa panen (Kg) Dibawah 999
2
1000-1999
48
3
2000 keatas
25
15
Sumber: Data Primer 2009, Diolah Menurut tabel 1.17 beberapa kelompok petani tambak responden dengan tingkat output/produksi ikan bandeng yang berbedabeda. Sebagian besar responden memproduksi ikan bandeng 1000 sampai 2000 kg.
C. Analisis Data Dengan Metode DEA Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari pemberian kuisioner kepada para petani tambak bandeng di Kabupaten Pati yang terdiri dari 4 Desa di 2 Kecamatan. Data yang diambil berdasarkan variabel yang akan digunakan dalam pengukuran antara lain: 1. Efisiensi Teknis a. Variabel input : 1) Luas lahan tambak (LLH) 2) Bibit bandeng/nener (BBT) 3)
Pupuk (PPK)
62
4)
Pakan tambahan(PT)
5) Pestisida (PEST) 6) Tenaga kerja (TK) b. Variabel output: Produksi tambak bandeng (PROD) 2. Efisiensi Revenue
a. Variabel input 1) Luas lahan tambak (LLH)
2) Biaya lahan tambak (PLLH) 3) Bibit bandeng/nener (BBT) 4) Biaya bibit bandeng/nener (PBBT) 5) Pupuk (PPK) 6) Biaya Pupuk (PPPK) 7) Pakan tambahan(PT) 8) Biaya Pakan tambahan(PPT) 9) Pestisida (PEST) 10) Biaya Pestisida (PPEST) 11) Tenaga kerja (TK) 12) Biaya Tenaga kerja (PTK) b. Variabel output 1) Produksi tambak bandeng (PROD)
2) Harga Produksi tambak bandeng (PPROD) Hasil olahan DEA dari data yang di peroleh adalah sebagai berikut:
63
1. Efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi. Tabel 1.18 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Responden
AA BA CA DA EA FA GA HA IA JA KA LA MA NA OA PA RA SA TA UA VA WA XA YA AB BB CB DB EB FB GB HB IB JB
Tehnis (%) 73.85 69.14 95.14 93.87 100 60.5 87.61 59.1 95.17 100 77.94 69.38 81.77 94.79 92.99 84.62 85 100 96.3 89.08 86.3 68.57 100 94.74 89.35 92 100 79.01 87.93 100 88.18 93.18 91.19 72.18
Revenue (%) 86.67 80 100 100 100 100 100 93.33 98.67 100 100 86.67 91.97 100 100 100 98.82 100 100 97.69 97.31 100 100 100 99.26 98.61 100 97.52 99.56 100 100 100 100 100
64
Ef. Alokatif (%) 71.01 70.01 63.59 64.45 60.5 100 69.05 95.54 62.72 60.5 77.62 75.57 68.04 63.82 65.06 71.49 70.33 60.5 62.82 66.34 68.21 88.23 60.5 63.85 67.21 64.84 60.5 74.67 68.50 60.5 68.60 64.92 66.34 83.81
Ef. Ekonomi (%) 90.25 86.69 98.89 98.64 100 100 97.61 96.34 98.37 100 96.92 90.31 93.34 98.82 98.47 97.26 96.78 100 99.14 96.83 96.27 97.69 100 98.81 97.54 97.72 100 95.75 97.46 100 97.68 98.51 98.15 97.19
KB LB MB NB OB PB QB RB SB TB UB VB WB XB YB AC BC CC DC EC FC GC HC IC JC KC LC MC NC OC PC QC RC SC TC UC VC WC XC AD BD CD
96.97 64.6 100 89.16 81.25 77.58 100 100 76.19 69.44 79.01 100 100 100 100 88.12 99.13 69.59 80 64.86 94.74 66.73 75.68 76.19 91.97 78.55 94.74 100 100 79.25 84.82 100 78.62 89.55 94.74 78.83 82.35 100 94.81 90 100 88.07
100 93.57 100 100 86.29 90.91 100 100 100 78.95 89.7 100 100 100 100 100 100 100 100 94.17 99.57 93.33 100 85.71 100 100 100 100 100 100 97.19 100 100 96.81 100 99.3 100 100 100 98.58 100 100
65
62.39 87.63 60.5 67.85 64.25 70.89 60.5 60.5 79.40 68.78 68.68 60.5 60.5 60.5 60.5 68.65 61.03 86.93 75.62 87.83 63.58 84.61 79.94 68.05 65.78 77.02 63.85 60.5 60.5 76.34 69.32 60.5 76.95 65.40 63.85 76.21 73.46 60.5 63.81 66.26 60.5 68.69
99.28 94.84 100 97.82 90.65 92.51 100 100 96.94 86.12 92.02 100 100 100 100 97.67 99.78 97.52 96.96 95.14 98.64 94.29 96.96 89.87 98.28 96.92 98.81 100 100 96.94 96.03 100 96.93 96.54 98.81 96.59 97.08 100 98.82 97.36 100 97.67
DD 100 100 ED 91.22 100 FD 100 100 GD 100 100 HD 79.17 96.67 ID 94.46 100 JD 100 100 KD 99.06 100 LD 100 100 MD 97.3 100 ND 100 100 S u OD 100 100 m ber: Data primer dan hasil olahan DEA 2009.
60.5 66.32 60.5 60.5 73.87 64.04 60.5 61.07 60.5 62.17 60.5 60.5
100 98.15 100 100 95.35 98.76 100 99.77 100 99.36 100 100
Data diatas menunjukkan sebanyak 25 petani tambak bandeng sudah efisien secara teknis, sedangkan 63 petani tambak bandeng lainnya belum efisien secara teknis. Secara alokatif hanya 1 petani tambak bandeng yang efisien sedangkan yang lainnya belum efisien. Menurut efisiensi ekonomi sebanyak 26 petani tambak bandeng sudah efisien sedangkan yang lain belum efisien. Berdasarkan hasil olahan data secara keseluruhan menggunakan DEA, kemudian dikelompokkan dan dicari rata-rata efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi diantara variabel faktor produksi (input) yang mempengaruhi produksi (output) tambak bandeng di Kabupaten Pati: a. Luas lahan
Berdasarkan hasil olahan DEA dapat diketahui Luas lahan yang lebih dari 2 ha, jika dilihat dari efisiensi teknis lebih efisien yaitu sebesar 90,69%. Jika dilihat dari efisiensi alokatif yang paling efisien adalah lahan yang luasnya 0,5-0,9 ha yaitu sebesar 72,87%. Jika dilihat
66
dari efisiensi ekonomi, lahan yang paling efisien adalah lahan yang mempunyai luas 0,5-0,9 ha yaitu sebesar 99,02%. Tabel 1.19 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Luas Lahan No 1
Luas Lahan Ef. Teknis (Ha) (%) 0,5-0,9 86,05
Ef. Alokatif (%) 72,86
Ef.ekonomi (%) 99,01
2
1-1,4
87,76
69,13
97,76
3
1,5-1,9
87,03
68,44
96,86
4
2+
90,68
66,1
97,69
Sumber: Data primer dan hasil olahan DEA.
b. Jenis lahan Jenis lahan tambak bandeng dalam penelitian ini ada 2 yaitu tambak layah dan tambak biasa. Jika dilihat dari efisiensi teknis ratarata yang paling efisien adalah jenis tambak biasa dengan tingkat efisiensi sebesar 89,56%. Secara alokatif jenis lahan tambak yang paling efisien adalah tambak layah yaitu sebesar 67,75%. Secara ekonomi jenis lahan tambak yang paling efisien adalah tambak biasa sebesar 98,01%. Tabel 1.20 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Jenis Lahan No 1
Jenis Ef. Teknis Tambak (%) tambak layah 86,91
Ef. Alokatif (%) 68,52
Ef. Ekonomi (%) 96,84
2
tambak biasa 89,55
67,75
98,01
Sumber: Data primer dan hasil olahan DEA.
67
c. Status kepemilikan lahan Status kepemilikan lahan tambak bandeng dalam penelitian ini dibedakan dalam 3 kepemilikan yaitu milik sendiri, sewa dan pinjaman keluarga. Lahan tambak bandeng menurut efisiensi teknis yang paling efisien adalah berdasarkan status kepemilikan sewa, yaitu sebesar 90,46%. Menurut efisiensi alokatif yang paling efisien adalah lahan yang berdasarkan status pinjaman keluarga, yaitu sebesar 68,37%. Dilihat dari efisiensi ekonomi lahan tambak yang berdasarkan status milik sendiri adalah yang paling efisien, yaitu sebesar 97,93%. Tabel 1.21 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan No
S
Status lahan
1
Ef.Teknis (%) 88,85
Ef. Alokatif (%) 68,32
Ef.Ekonomi (%) 97,92
2
90,46
65,74
97,32
3
86,03
68,36
96,20
Milik sendiri sewa
u
Pinjaman kel.
mber: Data primer dan hasil olahan DEA.
d. Pupuk yang digunakan
68
Pupuk yang digunakan oleh para petani tambak bandeng adalah pupuk urea dan TSP. Jika dilihat dari efisiensi teknis, rata-rata penggunaan pupuk yang paling efisien adalah TSP yaitu sebesar 92,22%. Penggunaan pupuk menurut efisiensi alokatif yang paling efisien adalah urea yaitu sebesar 67,34%. Berdasarkan efisiensi ekonomi yang paling efisien adalah TSP yaitu sebesar 97,95%. Tabel 1.22 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Pupuk yang Digunakan No 1 2
Jenis pupuk urea TSP
Ef. teknis 89,80
Ef. alokatif 67,34
Ef. ekonomi 97,91
92,22
64,99
97,95
Sumber: Data primer dan hasil olahan DEA.
e. Jenis pakan yang digunakan Petani tambak bandeng dikabupaten Pati dalam penelitian ini menggunakan pakan tambahan yaitu pelet, karak, dan roti busuk. Petani tambak bandeng yang menggunakan pakan tambahan roti busuk secara teknis lebih efisien yaitu sebesar 92,04%. Berdasarkan efisiensi alokatif pakan tambahan karak lebuh efisien yaitu sebesar 71,79%. Jika dilihat dari efisiensi ekonomi penggunaan pakan tambahan yang paling efisien adalah roti busuk yaitu sebesar 98,31%. Tabel 1.23 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Jenis Pakan yang Digunakan 1 Pelet No Jenis pakan 2 Karak
Ef.86,61 Teknis (%) 82,87
69
Ef. 69,56 Alokatif (%) 71,79
Ef. 97,31 Ekonomi (%) 96,36
3
Roti busuk
92,04
65,74
98,31
Sumber: Data primer dan hasil olahan DEA.
f. Pengeringan lahan Petani tambak bandeng di Kabupaten Pati ada yang melakukan pengeringan lahan dan ada juga yang tidak. Secara teknis petani yang tidak melakukan pengeringan lahan lebih efisien sebesar 88,79%. Secara alokatif petani yang tidak melakukan pengeringan lahan lebih efisien sebesar 68,08%. Secara ekonomi petani yang tidak melakukan pengeringan lahan lebih efisien sebesar 97,74%. Tabel 1.24 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Pengeringan Lahan No 1
Pengeringan lahan Ya
Ef. Teknis (%) 88,13
Ef. Alokatif (%) 68,05
Ef.Ekonomi (%) 97,31
2
tidak
88,79
68,08
97,74
Sumber: Data primer dan hasil olahan DEA. Peneliti juga menganalisis pengeringan lahan berdasarkan lama waktu pengeringan. Secara teknis pengeringan lahan yang dilakukan 2 minggu lebih efisien sebesar 96,89%. Secara alokatif pengeringan lahan selama 1 minggu lebih efisien sebesar 70,15%. Secara ekonomi pengeringan lahan selama 2 minggu lebih efisien sebesar 99,31%. Tabel
70
1.25 berikut menjelaskan tentang pengeringan lahan berdasarkan lama waktu pengeringan lahan. Tabel 1.25 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Waktu Pengeringan Lahan No 1
Waktu pengeringan 1 minggu
Ef. Teknis (%) 84,82
Ef. Alokatif (%) 70,15
Ef. Ekonomi (%) 96,56
2
2 minggu
96,89
62,49
99,31
3
3 minggu
94,46
64,04
98,75
Sumber: Data primer dan hasil olahan DEA.
g. Pengaliran air ke dalam tambak berdasar waktu Petani tambak bandeng mengalirkan air laut ke dalam tambak dihitung dalam satuan hari selama 2 minggu. Secara efisiensi teknis pengaliran air yang paling efisien adalah 2 hari, nilai efisiensinya 97,49%. Secara efisiensi alokatif yang paling efisien adalah 3 hari yaitu sebesar 69,43%. Secara efisiensi ekonomi yang paling efisien adalah 2 hari sebesar 99,44%. Tabel 1.26 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Waktu Pengaliran Air No
Pengaliran air (per 2 minggu) 1 2 hari
Ef. Teknis (%) 97,49
Ef. Alokatif (%) 62,10
Ef. Ekonomi (%) 99,43
2
3 hari
86,86
69,42
97,37
3
4 hari
90,04
66,57
97,58
4
5 hari
89,81
63,26
95,37
5
6 hari
97,4
62,15
99,41
71
Sumber: Data primer dan hasil olahan DEA
72
D. Analisa Data Biaya dan Penerimaan Estimasi total biaya dan total penerimaan usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati dapat diketahui sebagai berikut. Tabel 1.27 Jumlah Biaya Dan Total Penerimaan objek
Total Cost
Total Revenue
AA
10115000
15600000
objek
Total Cost
BA CA
10435000 8645000
16500000 28600000
HB
5660000
18000000
IB JB
8440000 7780000
28000000 12000000
KB
5845000
12000000
LB MB
7430000 5390000
14000000 21000000
NB
4530000
15600000
OB PB
9735000 5810000
15600000 9600000
QB
7155000
28000000
RB SB
10255000 6645000
30000000 13000000
TB
14260000
32500000
UB VB
6390000 9700000
12000000 26000000
WB
7755000
22500000
XB YB
10660000 4855000
33600000 16800000
AC
3530000
10500000
BC CC
7425000 4130000
28000000 12000000
DC
7735000
30000000
EC FC
7245000 7575000
21000000 21000000
GC
10495000
21000000
HC IC
4170000 4965000
13500000 9600000
JC
3470000
10500000
KC LC
4725000 6505000
9800000 21000000
DA
8880000
25200000
EA FA
13265000 5300000
45000000 9000000
GA
10235000
22500000
HA IA
7645000 11165000
11200000 33600000
JA
13660000
42000000
KA LA
7110000 6195000
18200000 10400000
MA
6635000
18200000
NA OA
8525000 8365000
32200000 25500000
PA
10895000
30000000
RA SA
10925000 9355000
28000000 32200000
TA
8901000
35000000
UA VA
6585000 8755000
16800000 23800000
WA
5995000
11200000
XA YA
8135000 6485000
26000000 22500000
AB
9115000
30800000
BB CB
10375000 4960000
32200000 19500000
DB
6740000
14000000
EB FB
8785000 9720000
21000000 35000000
GB
4755000
15000000
73
Total Revenue
MC
3540000
objek Total Cost
14000000
Total Revenue
NC
7095000
23800000
OC
5145000
15000000
PC QC
8105000 4930000
26000000 16800000
RC
4960000
15000000
SC TC
5985000 6515000
19500000 22500000
UC
4080000
14000000
VC WC
4050000 8655000
10500000 21000000
XC
7610000
19500000
AD BD
7035000 5985000
21000000 14000000
CD
7210000
28000000
DD ED
5610000 4700000
14000000 10400000
FD
3390000
7200000
GD HD
8275000 8340000
34500000 26000000
ID
7470000
23400000
JD KD
7365000 9340000
21000000 27000000
LD
5020000
12000000
MD ND
4030000 8480000
9600000 21000000
OD
4070000
15600000
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Hasil penghitungan dengan menggunakan DEA dari 88 responden, petani yang paling efisiensi secara ekonomi sebanyak 26 petani tambak bandeng sudah efisien sedangkan yang lain belum efisien. 2. Luas lahan yang paling efisien secara ekonomis adalah lahan yang luasnya 0,5-0,9 ha. 3. Jenis lahan tambak bandeng secara efisiensi ekonomi yang paling efisien adalah jenis tambak biasa. 4. Status kepemilikan lahan tambak bandeng berdasar efisiensi ekonomi lahan tambak yang berdasarkan status milik sendiri adalah yang paling efisien. 5. Penggunaan pupuk yang paling efisien secara ekonomi adalah TSP. 6. Pakan tambahan roti busuk secara efisiensi ekonomi lebih efisien. 7. Petani yang tidak melakukan pengeringan lahan lebih efisien secara ekonomis. 8. Pengeringan lahan secara efisiensi ekonomi yang dilakukan selama 2 minggu lebih efisien. 9. Pengaliran air secara efisiensi ekonomi yang paling efisien adalah 2 hari.
B. Saran 1. Bagi petani tambak bandeng yang melakukan pengeringan lahan disarankan mengeringkannya selama 2 minggu. 2. Bagi petani tambak bandeng yang menggunakan pupuk disarankan mencampur pupuk urea dengan TSP (2:1). 3. Bagi Petani tambak bandeng disarankan menggunakan pakan alami yaitu dengan pupuk urea dan TSP dari pada menggunakan pakan tambahan, karena biayanya lebih mahal. 4. Bagi petani tambak bandeng yang sudah efisien disarankan agar tetap mempertahankan tingkat efisiensinya, dengan cara memanfaatkan input yang sudah dimiliki. 5. Bagi petani tambak bandeng yang belum efisien disarankan agar menggunakan input secara efisien, dengan cara menambah dan mengurangi faktor produksi yang dianggap belum efisien. 6. Bagi petani tambak bandeng yang belum efisien dapat mengacu pada petani tambak bandeng yang sudah mencapai efisien.
76
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Gusasi.2006. Analisis Pendapatan dan Efisiensi Usaha Ternak Ayam Potong Pada Skala Usaha Kecil Sudarman, Ari.1989. Pengantar Ekonomi Mikro. BPFE UGM: Yogyakarta.
Biro Pusat Statistik.2009. Kabupaten Pati Dalam Angka 2009. Penerbit: BPS. Pati.
Boediono.1996. Ekonomi Mikro Seri Sinopsis. Penerbit BPFE UGM: Yogyakarta.
Coelli, Timothy J,Ds Persada Rao, Christopher J O’donnell,George E Batesse.2005. An Intorduction To Efficiencyand Productivity Analysis. Springer: New York. Hadinata, Ivan dan Manurung Adler H (2000) “Penerapan Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur Efisiensi Kinerja Reksadana Saham”. Hendra Adiyatna.2001. Audit Kinerja Efisiensi Produksi Agro Industri Minuman Teh. Himawan Arif Sutanto. Data Envelopment Analysis (DEA). 21 April 2009. Martosudarmo dan Ranoemiharjo.1992. Rekayasa Tambak. Penerbit PT.Penebar Swadaya: Jakarta Mubyarto.1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES: Jakarta. Mudjiman, Ahmad.1991. Budidaya Bandeng di Tambak. Penebar Swadaya: Jakarta. Murtidjo, Bambang.2002. Bandeng. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Nicholson, Walter.1994. Teori Ekonomi Mikro. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Pindick, Robert.2007. Mikro Ekonomi. Penerbit PT. Indeks: Jakarta. Riyanto, Guntur. 2009. Analisis Efisiensi Industri Gula Perbandingan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Disertasi Program Doktor Ekonomi FE UNIBRA: Malang. Salvatoer, Dominick.1995. Teori Mikro Ekonomi edisi ke 3. Erlangga: Jakarta. Soekartawi.1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Sudarsono. 1983. Pengantar Ekonomi Mikro. Penerbit LP3ES: Jakarta.
Sugiarto, dkk. 2002. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Sukirno, Sadono.2005. Mikroekonomi teori pengantar. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
LAMPIRAN Ketrangan variable:
X1 : Luas Lahan X2 : Benih X3 : Pupuk X4 : Pakan Tambahan X5 : Pestisida X6 : Tenaga Kerja Y : Output Output maximisation radial model will be used Table of efficiencies (radial) 59.10 HA 60.50 FA 64.60 LB 64.86 EC 66.73 GC 68.57 WA 69.14 BA 69.38 LA 69.44 TB 69.59 CC 72.18 JB 73.85 AA 75.68 HC 76.19 IC 76.19 SB 77.58 PB 77.94 KA 78.55 KC 78.62 RC 78.83 UC 79.01 DB 79.01 UB 79.17 HD 79.25 OC 80.00 DC 81.25 OB 81.77 MA 82.35 VC 84.62 PA 84.82 PC 85.00 RA 86.30 VA 87.61 GA 87.93 EB 88.07 CD 88.12 AC 88.18 GB 89.08 UA 89.16 NB 89.35 AB 89.55 SC 90.00 AD 91.19 IB 91.22 ED 91.97 JC 92.00 BB 92.99 OA 93.18 HB 93.87 DA 94.46 ID 94.74 FC 94.74 LC 94.74 TC 94.74 YA 94.79 NA 94.81 XC 95.14 CA 95.17 IA 96.30 TA 96.97 KB 97.30 MD 99.06 KD 99.13 BC 100.00 BD 100.00 CB 100.00 DD 100.00 EA 100.00 FB 100.00 FD 100.00 GD 100.00 JA 100.00 JD 100.00 LD 100.00 MB 100.00 MC 100.00 NC 100.00 ND 100.00 OD 100.00 QB 100.00 QC 100.00 RB 100.00 SA 100.00 VB 100.00 WB 100.00 WC 100.00 XA 100.00 XB 100.00 YB
2
Table of target values Targets for Unit HA efficiency 59.10% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.3 16.7% 83.3% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 1353.8 69.2% 59.1% Targets for Unit FA efficiency 60.50% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.7 0.7 0.0% 100.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 116.7 41.7% 58.3% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 1.7 16.7% 83.3% -TK 15.0 13.5 10.0% 90.0% +PROD 600.0 991.7 65.3% 60.5% Targets for Unit LB efficiency 64.60% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.3 12.6% 87.4% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 17.8 11.0% 89.0% +PROD 1000.0 1548.1 54.8% 64.6% Targets for Unit EC efficiency 64.86% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 1.6% 98.4% -BBT 20000.0 19687.5 1.6% 98.4% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 681.3 31.9% 68.1% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 21.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 2312.5 54.2% 64.9% Targets for Unit GC efficiency 66.73% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 2.0% 98.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 650.0 650.0 0.0% 100.0% -PT 1450.0 560.9 61.3% 38.7%
3
-PEST -TK +PROD
3.0 3.0 0.0% 100.0% 20.0 20.0 0.0% 100.0% 1500.0 2247.8 49.9% 66.7%
Targets for Unit WA efficiency 68.57% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 383.3 23.3% 76.7% -PEST 2.0 1.6 20.8% 79.2% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 1166.7 45.8% 68.6%
Targets for Unit BA efficiency 69.14% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.4 6.0% 94.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 475.0 52.5% 47.5% -PEST 3.0 2.8 8.3% 91.7% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1446.4 44.6% 69.1% Targets for Unit LA efficiency 69.38% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 1.9 35.4% 64.6% -TK 16.0 12.9 19.4% 80.6% +PROD 800.0 1153.1 44.1% 69.4% Targets for Unit TB efficiency 69.44% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 3.0 3.0 0.0% 100.0% -BBT 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 600.0 25.0% 75.0% -PT 1000.0 780.0 22.0% 78.0% -PEST 5.0 3.3 34.0% 66.0% -TK 30.0 30.0 0.0% 100.0% +PROD 2500.0 3600.0 44.0% 69.4% Targets for Unit CC efficiency 69.59% radial
4
VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 1.8% 98.2% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 1.6 17.9% 82.1% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 1149.5 43.7% 69.6% Targets for Unit JB efficiency 72.18% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.3 11.5% 88.5% -BBT 20000.0 13281.3 33.6% 66.4% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 363.5 27.3% 72.7% -PEST 1.5 1.5 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1385.4 38.5% 72.2% Targets for Unit AA efficiency 73.85% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.4 4.2% 95.8% -BBT 15000.0 14375.0 4.2% 95.8% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 462.5 53.8% 46.3% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1625.0 35.4% 73.8% Targets for Unit HC efficiency 75.68% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.5% 99.5% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 2.0 34.8% 65.2% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 900.0 1189.3 32.1% 75.7% Targets for Unit IC efficiency 76.19% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 14500.0 3.3% 96.7% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0%
5
-TK +PROD
15.0 13.7 8.3% 91.7% 800.0 1050.0 31.3% 76.2%
Targets for Unit SB efficiency 76.19% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 10000.0 33.3% 66.7% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 1.8 12.5% 87.5% -TK 16.0 14.0 12.5% 87.5% +PROD 1000.0 1312.5 31.3% 76.2% Targets for Unit PB efficiency 77.58% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.4 4.7% 95.3% -BBT 20000.0 14296.9 28.5% 71.5% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.5 1.1 55.6% 44.4% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 1031.3 28.9% 77.6% Targets for Unit KA efficiency 77.94% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 14517.0 3.2% 96.8% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 2.0 33.1% 66.9% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% +PROD 1300.0 1667.9 28.3% 77.9% Targets for Unit KC efficiency 78.55% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.8 0.8 0.0% 100.0% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 400.0 400.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 1.6 48.1% 51.9% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% +PROD 700.0 891.1 27.3% 78.6% Targets for Unit RC efficiency 78.62% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0%
6
-BBT -PPK -PT -PEST -TK +PROD
10000.0 10000.0 0.0% 100.0% 200.0 200.0 0.0% 100.0% 300.0 300.0 0.0% 100.0% 2.0 1.2 41.9% 58.1% 15.0 11.5 23.3% 76.7% 1000.0 1271.9 27.2% 78.6%
Targets for Unit UC efficiency 78.83% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 1.9 2.7% 97.3% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1268.6 26.9% 78.8% Targets for Unit DB efficiency 79.01% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 1.7 43.7% 56.3% -TK 20.0 12.5 37.5% 62.5% +PROD 1000.0 1265.6 26.6% 79.0% Targets for Unit UB efficiency 79.01% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 10000.0 33.3% 66.7% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 1.7 43.7% 56.3% -TK 16.0 12.5 21.9% 78.1% +PROD 1000.0 1265.6 26.6% 79.0% Targets for Unit HD efficiency 79.17% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 473.7 40.8% 59.2% -PT 1000.0 484.2 51.6% 48.4% -PEST 3.0 2.1 29.8% 70.2% -TK 22.0 22.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2526.3 26.3% 79.2%
7
Targets for Unit OC efficiency 79.25% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 13917.2 7.2% 92.8% -PPK 350.0 350.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 1.9 5.8% 94.2% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1261.8 26.2% 79.2% Targets for Unit DC efficiency 80.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 1000.0 620.0 38.0% 62.0% -PEST 3.0 2.6 13.3% 86.7% -TK 22.0 22.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2500.0 25.0% 80.0% Targets for Unit OB efficiency 81.25% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.6 20.0% 80.0% -BBT 20000.0 14000.0 30.0% 70.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 400.0 400.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 20.4 2.9% 97.1% +PROD 1300.0 1600.0 23.1% 81.3% Targets for Unit MA efficiency 81.77% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 621.2 37.9% 62.1% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1400.0 1712.1 22.3% 81.8% Targets for Unit VC efficiency 82.35% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 0.8 15.0% 85.0% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0%
8
-PT -PEST -TK +PROD
250.0 250.0 0.0% 100.0% 3.0 1.5 50.0% 50.0% 15.0 10.0 33.3% 66.7% 700.0 850.0 21.4% 82.4%
Targets for Unit PA efficiency 84.62% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 19545.5 2.3% 97.7% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 700.0 700.0 0.0% 100.0% -PEST 4.0 3.2 20.5% 79.5% -TK 30.0 21.3 29.1% 70.9% +PROD 2000.0 2363.6 18.2% 84.6% Targets for Unit PC efficiency 84.82% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 19994.1 0.0% 100.0% -PPK 650.0 650.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 2.1 28.8% 71.2% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2358.0 17.9% 84.8% Targets for Unit RA efficiency 85.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 750.0 750.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 22.8 8.8% 91.2% +PROD 2000.0 2352.9 17.6% 85.0% Targets for Unit VA efficiency 86.30% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 14933.3 0.4% 99.6% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1700.0 1969.9 15.9% 86.3% Targets for Unit GA efficiency 87.61% radial
9
VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 621.2 37.9% 62.1% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1712.1 14.1% 87.6% Targets for Unit EB efficiency 87.93% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 19.6 2.1% 97.9% +PROD 1500.0 1705.9 13.7% 87.9% Targets for Unit CD efficiency 88.07% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.9 4.7% 95.3% -BBT 20000.0 19062.5 4.7% 95.3% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 677.1 32.3% 67.7% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2270.8 13.5% 88.1%
Targets for Unit AC efficiency 88.12% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 0.8 21.0% 79.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 1.0 50.8% 49.2% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% +PROD 700.0 794.3 13.5% 88.1% Targets for Unit GB efficiency 88.18% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 2.9% 97.1% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 330.8 33.8% 66.2%
10
-PEST -TK +PROD
2.0 2.0 0.0% 100.0% 12.0 12.0 0.0% 100.0% 1000.0 1134.1 13.4% 88.2%
Targets for Unit UA efficiency 89.08% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 1.8 40.3% 59.7% -TK 20.0 15.6 22.1% 77.9% +PROD 1200.0 1347.1 12.3% 89.1% Targets for Unit NB efficiency 89.16% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 183.3 8.3% 91.7% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 1.6 18.3% 81.7% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1345.8 12.2% 89.2% Targets for Unit AB efficiency 89.35% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1500.0 1121.2 25.3% 74.7% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 30.0 30.0 0.0% 100.0% +PROD 2200.0 2462.1 11.9% 89.4% Targets for Unit SC efficiency 89.55% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.4 5.6% 94.4% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 491.7 1.7% 98.3% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1675.0 11.7% 89.6% Targets for Unit AD efficiency 90.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED
11
-LLH -BBT -PPK -PT -PEST -TK +PROD
2.0 1.5 25.0% 75.0% 20000.0 15000.0 25.0% 75.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 1000.0 466.7 53.3% 46.7% 2.0 2.0 0.0% 100.0% 17.0 17.0 0.0% 100.0% 1500.0 1666.7 11.1% 90.0%
Targets for Unit IB efficiency 91.19% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 681.8 31.8% 68.2% -PEST 2.5 2.5 0.0% 100.0% -TK 25.0 25.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2193.2 9.7% 91.2% Targets for Unit ED efficiency 91.22% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.7 0.7 0.0% 100.0% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 154.4 80.7% 19.3% -PT 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 1.0 66.6% 33.4% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 877.0 9.6% 91.2% Targets for Unit JC efficiency 91.97% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 0.7 32.6% 67.4% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 1.3 35.5% 64.5% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% +PROD 700.0 761.1 8.7% 92.0% Targets for Unit BB efficiency 92.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 550.0 500.0 9.1% 90.9% -PT 500.0 400.0 20.0% 80.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 21.0 16.0% 84.0%
12
+PROD
2300.0
2500.0
8.7%
92.0%
Targets for Unit OA efficiency 92.99% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 2.4 18.8% 81.2% -TK 20.0 16.5 17.5% 82.5% +PROD 1700.0 1828.1 7.5% 93.0% Targets for Unit HB efficiency 93.18% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 12000.0 10205.3 15.0% 85.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PEST 2.5 2.0 19.6% 80.4% -TK 15.0 14.2 5.2% 94.8% +PROD 1200.0 1287.9 7.3% 93.2% Targets for Unit DA efficiency 93.87% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 22.0 18.8 14.7% 85.3% +PROD 1800.0 1917.6 6.5% 93.9% Targets for Unit ID efficiency 94.46% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 451.1 9.8% 90.2% -PEST 2.0 1.8 10.0% 90.0% -TK 17.0 17.0 0.0% 100.0% +PROD 1800.0 1905.6 5.9% 94.5% Targets for Unit FC efficiency 94.74% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.4 31.3% 68.7% -BBT 18000.0 13750.0 23.6% 76.4%
13
-PPK -PT -PEST -TK +PROD
0.0 0.0 0.0% 0.0% 750.0 458.3 38.9% 61.1% 2.0 2.0 0.0% 100.0% 15.0 15.0 0.0% 100.0% 1500.0 1583.3 5.6% 94.7%
Targets for Unit LC efficiency 94.74% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.4 8.3% 91.7% -BBT 18000.0 13750.0 23.6% 76.4% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 458.3 54.2% 45.8% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1583.3 5.6% 94.7% Targets for Unit TC efficiency 94.74% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.4 31.3% 68.7% -BBT 20000.0 13750.0 31.3% 68.7% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 458.3 8.3% 91.7% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1583.3 5.6% 94.7% Targets for Unit YA efficiency 94.74% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.4 8.3% 91.7% -BBT 15000.0 13750.0 8.3% 91.7% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 458.3 54.2% 45.8% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1583.3 5.6% 94.7% Targets for Unit NA efficiency 94.79% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 30.0 27.6 7.8% 92.2% +PROD 2300.0 2426.5 5.5% 94.8%
14
Targets for Unit XC efficiency 94.81% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.4 29.5% 70.5% -BBT 20000.0 14109.6 29.5% 70.5% -PPK 350.0 171.2 51.1% 48.9% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 1.8 40.9% 59.1% -TK 13.0 13.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1582.2 5.5% 94.8% Targets for Unit CA efficiency 95.14% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 1.6% 98.4% -BBT 20000.0 19687.5 1.6% 98.4% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1300.0 681.2 47.6% 52.4% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 21.0 0.0% 100.0% +PROD 2200.0 2312.5 5.1% 95.1% Targets for Unit IA efficiency 95.17% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 450.0 450.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 4.0 2.2 45.9% 54.1% -TK 25.0 22.0 12.0% 88.0% +PROD 2400.0 2521.9 5.1% 95.2% Targets for Unit TA efficiency 96.30% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 230.0 230.0 0.0% 100.0% -PT 1200.0 916.2 23.6% 76.4% -PEST 4.0 3.1 23.0% 77.0% -TK 25.0 25.0 0.0% 100.0% +PROD 2500.0 2596.1 3.8% 96.3% Targets for Unit KB efficiency 96.97% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.4 4.7% 95.3% -BBT 20000.0 14296.9 28.5% 71.5% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0%
15
-PEST -TK +PROD
2.5 1.1 55.6% 44.4% 10.0 10.0 0.0% 100.0% 1000.0 1031.3 3.1% 97.0%
Targets for Unit MD efficiency 97.30% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.3 1.0 22.2% 77.8% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 1.0 1.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 8.3 16.9% 83.1% +PROD 800.0 822.2 2.8% 97.3% Targets for Unit KD efficiency 99.06% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 377.0 52.9% 47.1% -PT 700.0 454.0 35.1% 64.9% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1800.0 1817.0 0.9% 99.1% Targets for Unit BC efficiency 99.13% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 18882.4 5.6% 94.4% -PPK 800.0 800.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 24.3 2.8% 97.2% +PROD 2000.0 2017.6 0.9% 99.1% Targets for Unit BD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.7 0.7 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 800.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 2.5 2.5 0.0% 100.0% -TK 11.0 11.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit CB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED
16
-LLH -BBT -PPK -PT -PEST -TK +PROD
1.0 1.0 0.0% 100.0% 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% 3.0 3.0 0.0% 100.0% 20.0 20.0 0.0% 100.0% 1300.0 1300.0 0.0% 100.0%
Targets for Unit DD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.7 0.7 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit EA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 3.0 3.0 0.0% 100.0% -BBT 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% -PPK 1800.0 1800.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 4.0 4.0 0.0% 100.0% -TK 26.0 26.0 0.0% 100.0% +PROD 3000.0 3000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit FB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PT 400.0 400.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 21.0 0.0% 100.0% +PROD 2500.0 2500.0 0.0% 100.0% Targets for Unit FD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 100.0 100.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0%
17
+PROD
600.0
600.0
0.0%
100.0%
Targets for Unit GD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 800.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 2300.0 2300.0 0.0% 100.0% Targets for Unit JA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.5 2.5 0.0% 100.0% -BBT 25000.0 25000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 900.0 900.0 0.0% 100.0% -PEST 4.0 4.0 0.0% 100.0% -TK 26.0 26.0 0.0% 100.0% +PROD 3000.0 3000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit JD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 550.0 550.0 0.0% 100.0% -PT 400.0 400.0 0.0% 100.0% -PEST 1.0 1.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% Targets for Unit LD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 1.0 1.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit MB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0%
18
-PPK -PT -PEST -TK +PROD
0.0 0.0 0.0% 0.0% 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% 2.0 2.0 0.0% 100.0% 20.0 20.0 0.0% 100.0% 1500.0 1500.0 0.0% 100.0%
Targets for Unit MC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit NC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 450.0 450.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1700.0 1700.0 0.0% 100.0% Targets for Unit ND efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% -PPK 700.0 700.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 1.0 1.0 0.0% 100.0% -TK 14.0 14.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% Targets for Unit OD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1200.0 0.0% 100.0%
19
Targets for Unit QB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 21.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit QC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% Targets for Unit RB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 26.0 26.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit SA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 26.0 26.0 0.0% 100.0% +PROD 2300.0 2300.0 0.0% 100.0% Targets for Unit VB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0%
20
-PEST -TK +PROD
2.0 2.0 0.0% 100.0% 25.0 25.0 0.0% 100.0% 2000.0 2000.0 0.0% 100.0%
Targets for Unit WB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% Targets for Unit WC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.2 1.2 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 1400.0 1400.0 0.0% 100.0% -PT 700.0 700.0 0.0% 100.0% -PEST 2.5 2.5 0.0% 100.0% -TK 14.0 14.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% Targets for Unit XA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit XB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 27.0 27.0 0.0% 100.0% +PROD 2400.0 2400.0 0.0% 100.0% Targets for Unit YB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0%
21
-BBT -PPK -PT -PEST -TK +PROD
9000.0 9000.0 0.0% 100.0% 500.0 500.0 0.0% 100.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 2.0 2.0 0.0% 100.0% 16.0 16.0 0.0% 100.0% 1200.0 1200.0 0.0% 100.0%
22
Ketrangan harga variable: PX1
: Harga Luas Lahan PX2 : Harga Benih PX3 : Harga Pupuk PX4 : Harga Pakan Tambahan PX5 : Harga Pestisida PX6 : Harga Tenaga Kerja PY : Harga Output Output maximisation radial model will be used Table of efficiencies (radial) 78.95 TB 86.29 OB 90.91 PB 93.33 GC 94.17 EC 96.81 SC 97.80 DB 98.63 RA 99.29 FC 100.00 AC 100.00 CA 100.00 CD 100.00 DD 100.00 FA 100.00 GA 100.00 HB 100.00 ID 100.00 JC 100.00 KB 100.00 LC 100.00 MC 100.00 NB 100.00 OA 100.00 PA 100.00 RB 100.00 SB 100.00 VB 100.00 WB 100.00 XB 100.00 YB
80.00 BA 86.67 AA 91.97 MA 93.33 HA 94.55 PC 97.32 VA 98.58 AD 98.67 IA 99.30 UC 100.00 BC 100.00 CB 100.00 DA 100.00 EA 100.00 FB 100.00 GB 100.00 HC 100.00 JA 100.00 JD 100.00 KC 100.00 LD 100.00 MD 100.00 NC 100.00 OC 100.00 QB 100.00 RC 100.00 TA 100.00 VC 100.00 WC 100.00 XC
85.71 IC 86.67 LA 92.96 UB 93.57 LB 96.67 HD 97.69 UA 98.61 BB 99.26 AB 99.56 EB 100.00 BD 100.00 CC 100.00 DC 100.00 ED 100.00 FD 100.00 GD 100.00 IB 100.00 JB 100.00 KA 100.00 KD 100.00 MB 100.00 NA 100.00 ND 100.00 OD 100.00 QC 100.00 SA 100.00 TC 100.00 WA 100.00 XA 100.00 YA
Table of target values Targets for Unit TB efficiency 78.95% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 3.0 2.8 8.3% 91.7%
23
-PLLH 18000000.0 16500000.0 8.3% 91.7% -BBT 30000.0 27500.0 8.3% 91.7% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 753.3 5.8% 94.2% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 1000.0 950.0 5.0% 95.0% -PPT 2000.0 1433.3 28.3% 71.7% -PEST 5.0 4.7 6.7% 93.3% -PPEST 60000.0 60000.0 0.0% 100.0% -TK 30.0 29.7 1.1% 98.9% -PTK 40000.0 40000.0 0.0% 100.0% +PROD 2500.0 3166.7 26.7% 78.9% +PPROD 13000.0 16666.7 28.2% 78.0% Targets for Unit BA efficiency 80.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.3 15.5% 84.5% -PLLH 9000000.0 7345238.1 18.4% 81.6% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 19.0 68.4% 31.6% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 641.7 35.8% 64.2% -PPT 4600.0 2333.3 49.3% 50.7% -PEST 3.0 2.5 16.7% 83.3% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1250.0 25.0% 80.0% +PPROD 12000.0 15000.0 25.0% 80.0% Targets for Unit IC efficiency 85.71% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.0 33.3% 66.7% -PLLH 7500000.0 5000000.0 33.3% 66.7% -BBT 15000.0 8000.0 46.7% 53.3% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 1000.0 25.0% 80.0% +PPROD 12000.0 14000.0 16.7% 85.7% Targets for Unit OB efficiency 86.29% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.7 16.7% 83.3% -PLLH 12000000.0 9426356.6 21.4% 78.6%
24
-BBT 20000.0 15666.7 21.7% 78.3% -PBBT 50.0 19.4 61.2% 38.8% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 400.0 400.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 3300.8 28.2% 71.8% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 18.8 10.5% 89.5% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1300.0 1506.6 15.9% 86.3% +PPROD 12000.0 13907.0 15.9% 86.3% Targets for Unit AA efficiency 86.67% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.4 4.8% 95.2% -PLLH 9000000.0 8423076.9 6.4% 93.6% -BBT 15000.0 13846.2 7.7% 92.3% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 884.6 11.5% 88.5% -PPT 4600.0 1144.2 75.1% 24.9% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 14.3 10.8% 89.2% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1384.6 15.4% 86.7% +PPROD 13000.0 15000.0 15.4% 86.7% Targets for Unit LA efficiency 86.67% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 5371794.9 10.5% 89.5% -BBT 8000.0 7371.8 7.9% 92.1% -PBBT 20.0 18.1 9.3% 90.7% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 497.4 0.5% 99.5% -PPT 4600.0 1628.2 64.6% 35.4% -PEST 3.0 2.4 20.9% 79.1% -PPEST 60000.0 50000.0 16.7% 83.3% -TK 16.0 13.7 14.3% 85.7% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 923.1 15.4% 86.7% +PPROD 13000.0 15000.0 15.4% 86.7% Targets for Unit PB efficiency 90.91% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.3 13.3% 86.7% -PLLH 9000000.0 6800000.0 24.4% 75.6% -BBT 20000.0 11400.0 43.0% 57.0%
25
-PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 240.0 20.0% 80.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.5 1.4 44.0% 56.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 880.0 10.0% 90.9% +PPROD 12000.0 13200.0 10.0% 90.9% Targets for Unit MA efficiency 91.97% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 949.4 5.1% 94.9% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 47777.0 4.4% 95.6% -TK 20.0 16.2 18.9% 81.1% -PTK 30000.0 28666.2 4.4% 95.6% +PROD 1400.0 1522.3 8.7% 92.0% +PPROD 13000.0 14135.2 8.7% 92.0% Targets for Unit UB efficiency 92.96% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 5654813.0 5.8% 94.2% -BBT 15000.0 8851.6 41.0% 59.0% -PBBT 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 2116.2 54.0% 46.0% -PEST 3.0 2.1 31.5% 68.5% -PPEST 50000.0 43781.9 12.4% 87.6% -TK 16.0 14.1 12.1% 87.9% -PTK 30000.0 26269.2 12.4% 87.6% +PROD 1000.0 1075.8 7.6% 93.0% +PPROD 12000.0 12909.3 7.6% 93.0% Targets for Unit GC efficiency 93.33% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.6 21.7% 78.3% -PLLH 10000000.0 9133928.6 8.7% 91.3% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 25.4 57.7% 42.3%
26
-PPK 650.0 107.1 83.5% 16.5% -PPPK 1200.0 160.7 86.6% 13.4% -PT 1450.0 933.0 35.7% 64.3% -PPT 2000.0 1000.0 50.0% 50.0% -PEST 3.0 2.1 28.9% 71.1% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 15.7 21.7% 78.3% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1607.1 7.1% 93.3% +PPROD 14000.0 15000.0 7.1% 93.3% Targets for Unit HA efficiency 93.33% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.1 26.8% 73.2% -PLLH 9000000.0 5785714.3 35.7% 64.3% -BBT 10000.0 8571.4 14.3% 85.7% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 357.1 28.6% 71.4% -PPT 4600.0 1803.6 60.8% 39.2% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 11.0 26.8% 73.2% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 857.1 7.1% 93.3% +PPROD 14000.0 15000.0 7.1% 93.3% Targets for Unit LB efficiency 93.57% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.3 14.1% 85.9% -PLLH 9000000.0 6610804.0 26.5% 73.5% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 21.5 57.0% 43.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 465.4 61.2% 38.8% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 2023.8 56.0% 44.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 13.1 34.5% 65.5% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1068.7 6.9% 93.6% +PPROD 14000.0 14961.9 6.9% 93.6% Targets for Unit EC efficiency 94.17% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.9 3.3% 96.7% -PLLH 10000000.0 10000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 19203.5 4.0% 96.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0%
27
-PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 599.6 40.0% 60.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 2.2 26.7% 73.3% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 17.3 17.5% 82.5% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1592.9 6.2% 94.2% +PPROD 14000.0 14867.3 6.2% 94.2% Targets for Unit PC efficiency 94.55% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.9 3.2% 96.8% -PLLH 11000000.0 11000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 18747.3 6.3% 93.7% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 650.0 624.0 4.0% 96.0% -PPPK 1200.0 1064.6 11.3% 88.7% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPT 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 2.5 16.6% 83.4% -PPEST 50000.0 47880.9 4.2% 95.8% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2115.3 5.8% 94.6% +PPROD 13000.0 13749.1 5.8% 94.6% Targets for Unit HD efficiency 96.67% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.8 9.7% 90.3% -PLLH 10000000.0 9999467.7 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 17503.5 12.5% 87.5% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 457.0 42.9% 57.1% -PPPK 1200.0 1146.8 4.4% 95.6% -PT 1000.0 518.5 48.2% 51.8% -PPT 1000.0 999.7 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 47784.0 4.4% 95.6% -TK 22.0 22.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 28670.4 4.4% 95.6% +PROD 2000.0 2068.8 3.4% 96.7% +PPROD 13000.0 13447.0 3.4% 96.7% Targets for Unit SC efficiency 96.81% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.3 10.0% 90.0% -PLLH 7500000.0 7064479.5 5.8% 94.2% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 33.0 34.1% 65.9% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1083.5 9.7% 90.3%
28
-PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 2.8 6.8% 93.2% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 17.8 11.2% 88.8% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1549.4 3.3% 96.8% +PPROD 13000.0 13744.3 5.7% 94.6% Targets for Unit VA efficiency 97.32% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 8713712.9 3.2% 96.8% -BBT 15000.0 13668.6 8.9% 91.1% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 786.3 34.5% 65.5% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 3259.2 29.1% 70.9% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 18.3 8.4% 91.6% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1700.0 1746.9 2.8% 97.3% +PPROD 14000.0 14385.8 2.8% 97.3% Targets for Unit UA efficiency 97.69% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 5823042.3 2.9% 97.1% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 859.5 28.4% 71.6% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 2908.7 36.8% 63.2% -PEST 3.0 2.6 12.6% 87.4% -PPEST 50000.0 49009.1 2.0% 98.0% -TK 20.0 16.2 18.8% 81.2% -PTK 30000.0 29405.5 2.0% 98.0% +PROD 1200.0 1228.4 2.4% 97.7% +PPROD 14000.0 14331.6 2.4% 97.7% Targets for Unit DB efficiency 97.80% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 5459459.5 9.0% 91.0% -BBT 10000.0 8603.6 14.0% 86.0% -PBBT 60.0 46.3 22.9% 77.1% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0%
29
-PPT 4600.0 3927.9 14.6% 85.4% -PEST 3.0 2.8 7.1% 92.9% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 13.5 32.7% 67.3% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1022.5 2.3% 97.8% +PPROD 14000.0 14315.3 2.3% 97.8% Targets for Unit AD efficiency 98.58% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.9 4.2% 95.8% -PLLH 10000000.0 9885075.4 1.1% 98.9% -BBT 20000.0 19155.7 4.2% 95.8% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 549.8 45.0% 55.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 47889.1 4.2% 95.8% -TK 17.0 16.0 5.7% 94.3% -PTK 30000.0 28733.5 4.2% 95.8% +PROD 1500.0 1521.6 1.4% 98.6% +PPROD 14000.0 14201.4 1.4% 98.6% Targets for Unit BB efficiency 98.61% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 2.5% 97.5% -PLLH 12000000.0 11408450.7 4.9% 95.1% -BBT 20000.0 19211.3 3.9% 96.1% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 550.0 480.3 12.7% 87.3% -PPPK 1200.0 1081.7 9.9% 90.1% -PT 500.0 439.4 12.1% 87.9% -PPT 4600.0 4245.1 7.7% 92.3% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 20.3 18.8% 81.2% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2300.0 2332.4 1.4% 98.6% +PPROD 14000.0 14197.2 1.4% 98.6% Targets for Unit RA efficiency 98.63% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.8 9.4% 90.6% -PLLH 12000000.0 10866480.0 9.4% 90.6% -BBT 20000.0 17592.9 12.0% 88.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 750.0 750.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 3067.9 33.3% 66.7%
30
-PEST 3.0 2.9 2.3% 97.7% -PPEST 50000.0 49707.4 0.6% 99.4% -TK 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2027.7 1.4% 98.6% +PPROD 14000.0 14194.1 1.4% 98.6% Targets for Unit IA efficiency 98.67% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 11820200.5 1.5% 98.5% -BBT 20000.0 19054.5 4.7% 95.3% -PBBT 60.0 27.1 54.9% 45.1% -PPK 450.0 450.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1081.0 9.9% 90.1% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 3911.5 15.0% 85.0% -PEST 4.0 2.4 40.2% 59.8% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 21.8 12.8% 87.2% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2400.0 2432.4 1.4% 98.7% +PPROD 14000.0 14189.1 1.4% 98.7% Targets for Unit AB efficiency 99.26% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.9 2.6% 97.4% -PLLH 12000000.0 11686567.2 2.6% 97.4% -BBT 20000.0 19477.6 2.6% 97.4% -PBBT 20.0 15.5 22.4% 77.6% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1500.0 1000.0 33.3% 66.7% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 2.9 3.5% 96.5% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 30.0 28.4 5.2% 94.8% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2200.0 2216.4 0.7% 99.3% +PPROD 14000.0 14104.5 0.7% 99.3% Targets for Unit FC efficiency 99.29% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.7 16.8% 83.2% -PLLH 10000000.0 9264285.7 7.4% 92.6% -BBT 18000.0 16642.9 7.5% 92.5% -PBBT 20.0 17.1 14.4% 85.6% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 750.0 750.0 0.0% 100.0% -PPT 2000.0 1216.4 39.2% 60.8% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0%
31
-PPEST 50000.0 47857.1 4.3% 95.7% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 28928.6 3.6% 96.4% +PROD 1500.0 1510.7 0.7% 99.3% +PPROD 14000.0 14100.0 0.7% 99.3% Targets for Unit UC efficiency 99.30% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 1.4% 98.6% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PBBT 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1054.8 12.1% 87.9% -PT 500.0 120.8 75.8% 24.2% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 49714.5 0.6% 99.4% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 29828.7 0.6% 99.4% +PROD 1000.0 1007.0 0.7% 99.3% +PPROD 14000.0 14098.1 0.7% 99.3% Targets for Unit EB efficiency 99.56% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 8438750.0 6.2% 93.8% -BBT 15000.0 14437.5 3.7% 96.3% -PBBT 50.0 31.6 36.9% 63.1% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 2314.8 49.7% 50.3% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 18.8 6.2% 93.8% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1506.6 0.4% 99.6% +PPROD 14000.0 14061.3 0.4% 99.6% Targets for Unit AC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPT 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0%
32
-TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 700.0 700.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit BC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 10000000.0 10000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 800.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit BD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.7 0.7 0.0% 100.0% -PLLH 4000000.0 4000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 800.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.5 2.5 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 11.0 11.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit CA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1300.0 1300.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 21.0 0.0% 100.0%
33
-PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2200.0 2200.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit CB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1300.0 1300.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit CC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 50.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPT 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 800.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit CD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 10000000.0 10000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0%
34
+PROD +PPROD
2000.0 2000.0 0.0% 100.0% 14000.0 14000.0 0.0% 100.0%
Targets for Unit DA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 22.0 22.0 0.0% 100.0% -PTK 35000.0 35000.0 0.0% 100.0% +PROD 1800.0 1800.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit DC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 10000000.0 10000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 22.0 22.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit DD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.7 0.7 0.0% 100.0% -PLLH 4000000.0 4000000.0 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 50.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0%
35
+PPROD
14000.0 14000.0
0.0%
100.0%
Targets for Unit EA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PLLH 18000000.0 18000000.0 0.0% 100.0% -BBT 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 1800.0 1800.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 4.0 4.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 26.0 26.0 0.0% 100.0% -PTK 40000.0 40000.0 0.0% 100.0% +PROD 3000.0 3000.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit ED efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.7 0.7 0.0% 100.0% -PLLH 4000000.0 4000000.0 0.0% 100.0% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 50.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 800.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 800.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit FA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.7 0.7 0.0% 100.0% -PLLH 4000000.0 4000000.0 0.0% 100.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 600.0 600.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0%
36
Targets for Unit FB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 400.0 400.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 21.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2500.0 2500.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit FD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 100.0 100.0 0.0% 100.0% -PPPK 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 600.0 600.0 0.0% 100.0% +PPROD 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit GA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 1000.0 78.3% 21.7% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 15.0 25.0% 75.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0%
37
Targets for Unit GB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 50.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 12.0 12.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit GD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 10000000.0 10000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 800.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2300.0 2300.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit HB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.5 2.5 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit HC efficiency 100.00% radial
38
VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPT 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 900.0 900.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit IB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.5 2.5 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit ID efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 7500000.0 7500000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 17.0 17.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1800.0 1800.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit JA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED
39
-LLH 2.5 2.5 0.0% 100.0% -PLLH 15000000.0 15000000.0 0.0% 100.0% -BBT 25000.0 25000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 900.0 900.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 4.0 4.0 0.0% 100.0% -PPEST 60000.0 60000.0 0.0% 100.0% -TK 26.0 26.0 0.0% 100.0% -PTK 40000.0 40000.0 0.0% 100.0% +PROD 3000.0 3000.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit JB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit JC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 700.0 700.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit JD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0%
40
-PLLH 8000000.0 8000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 550.0 550.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 400.0 400.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit KA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1300.0 1300.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit KB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 8000000.0 11.1% 88.9% -BBT 20000.0 15000.0 25.0% 75.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 200.0 33.3% 66.7% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.5 1.0 60.0% 40.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit KC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.8 0.8 0.0% 100.0% -PLLH 4000000.0 4000000.0 0.0% 100.0%
41
-BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 400.0 400.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 700.0 700.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit KD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 8000000.0 8000000.0 0.0% 100.0% -BBT 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% -PBBT 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 800.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 700.0 700.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1800.0 1800.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit LC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 7500000.0 7500000.0 0.0% 100.0% -BBT 18000.0 18000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit LD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 8000000.0 8000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0%
42
-PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit MB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit MC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit MD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.3 1.3 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0%
43
-PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 800.0 0.0% 100.0% +PPROD 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit NA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 30.0 30.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2300.0 2300.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit NB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit NC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 7500000.0 7500000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 450.0 450.0 0.0% 100.0%
44
-PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1700.0 1700.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit ND efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 8000000.0 8000000.0 0.0% 100.0% -BBT 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 700.0 700.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 14.0 14.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit OA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1700.0 1700.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit OC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 7500000.0 7500000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 350.0 350.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0%
45
-PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit OD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit PA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 700.0 700.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 4.0 4.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 30.0 30.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit QB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 50.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0%
46
-PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 21.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit QC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit RB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 26.0 26.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit RC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0%
47
-PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit SA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 50.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 26.0 26.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2300.0 2300.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit SB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit TA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 230.0 230.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 4.0 4.0 0.0% 100.0%
48
-PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2500.0 2500.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit TC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 10000000.0 10000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit VB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit VC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 250.0 250.0 0.0% 100.0% -PPT 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0%
49
-TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 700.0 700.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit WA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 800.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit WB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit WC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.2 1.2 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PPK 1400.0 1400.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 700.0 700.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.5 2.5 0.0% 100.0% -PPEST 60000.0 60000.0 0.0% 100.0% -TK 14.0 14.0 0.0% 100.0%
50
-PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit XA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 60000.0 60000.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit XB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1300.0 1300.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 27.0 27.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2400.0 2400.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit XC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 10000000.0 10000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 50.0 0.0% 100.0% -PPK 350.0 350.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 13.0 13.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0%
51
+PROD +PPROD
1500.0 1500.0 0.0% 100.0% 13000.0 13000.0 0.0% 100.0%
Targets for Unit YA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit YB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 9000.0 9000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPPK 1300.0 1300.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0%
52
DAFTAR PERTANYAAN “Analisis Efisiensi Teknis, Alokatif, dan Ekonomi Usaha Tambak Bandeng Di Kabupaten Pati” Yanuar Arif (F0105093) A. Data Pribadi Responden: 1. Nama
:.............................................................
2. Umur
:.............................................................
3. Pekerjaan
:.............................................................
4. Pekerjaan sampingan :............................................................. 5. Pendidikan terakhir
:.............................................................
6. Tanggungan keluarga :............................................................. 7. Alamat
:............................................................. ..............................................................
B. Jenis, Status Dan Luas Lahan Garapan Yang Dipakai Untuk Satu Kali Masa Tanam Bandeng: 1. Jenis lahan tambak:
a. tambak layah
=......................Ha
b. tambak biasa
=.......................Ha
c. tambak sawah
=........................Ha
2. Status dan luas lahan a.
Milik sendiri
=...........Ha
53
Rp……………../th
b.
Sewa
=...........Ha
Rp……………../th
c.
Pinjaman keluarga
=...........Ha
Rp……………../th
C. Bahan dan alat produksi tambak bandeng 1. Bibit a. Saudara biasanya membeli bibit dari kota: 1. pati a. Nener
=......................ekor. Rp............../ekor
b. Gelondongan
=......................ekor. Rp............../ekor
2. lamongan a. Nener
=......................ekor. Rp............../ekor
b. Gelondongan
=......................ekor. Rp............../ekor
.....................
=......................ekor. Rp............../ekor
3. 2. Pupuk a. Urea
=.....................kg. Rp.............../kg
b. TSP
=.....................kg. Rp.............../kg
c. NPK
=.....................kg. Rp.............../kg
d. ........................
=.....................kg. Rp.............../kg
e. ........................
=.....................kg. Rp.............../kg
3. Pakan tambahan a. Pelet
=.....................kg. Rp.............../kg
b. Karak
=.....................kg. Rp.............../kg
54
c. Roti busuk
=.....................kg. Rp.............../kg
d. .................
=.....................kg. Rp.............../kg
e. ..................
=.....................kg. Rp.............../kg
4. Pestisida a. Dosban
=.....................lt
Rp.............../lt
b. Thiodan
=.....................lt
Rp.............../lt
c. Decis
=.....................lt
Rp.............../lt
d. desinon
=.....................lt
Rp.............../lt
e. .......................
=.....................lt
Rp.............../lt
f. .......................
=.....................lt
`
Rp.............../lt
5. Pengeringan lahan Apakah setelah panen bandeng, saudara melakukan pengeringan lahan tambak? a. Tidak b. Ya, berapa hari?...............hari Perlakuan apa saja yang saudara lakukan, pada saat pengeringan lahan tambak? ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………
55
6. Sirkulasi Air Apakah tambak bandeng saudara mendapatkan sirkulasi air laut secara langsung? a. Ya, Dalam 2 minggu, berapa kali saudara mengalirkan air laut ke dalam tambak saudara?..................hari. b. Tidak Jika saudara menggunakan mesin disel, berapa banyaknya bahan bakar yang saudara gunakan selama satu kali masa panen? = .................lt
=Rp............................../lt
D. Kebutuhan Tenaga Kerja Produksi Jumlah orang
Upah setiap TK/hari
1. Pengolahan tanah
.............org
Rp......................
……....jam
2. Penunggu
.............org
Rp......................
………jam
3. Pemupukan
.............org
Rp......................
………jam
4. Panen
.............org
Rp......................
………jam
Selain bapak memakai tenaga kerja upahan, apakah bapak juga memakai tenaga kerja sendiri? a. Ya, berapa orang?.......
56
Jam kerja/hari
b. Tidak.
E. Produksi Bandeng Untuk Satu Kali Masa Panen 1. Berapa jumlah produksi bandeng yang diperoleh pada saat panen?.....................kg Harga Rp......................./kg. 2. Apakah saudara mendapatkan keuntungan tambahan dari ikan-ikan lain selain bandeng pada saat panen? a. Ya, berapa jumlahnya.....................kg Harga Rp......................./kg. b. tidak 3. Berapa bulan sekali masa panen tambak bandeng saudara?.........bln. F. Kondisi Petani Tambak Bandeng 1. Sampai saat ini Sdr/Bpk/Ibu sudah menjadi petani selama................th 2. Apakah selama menjadi petani pernah mengikuti kursus/pelatihan atau penyuluhan-penyuluhan : a. Ya, misalnya.......................................................................... b. Tidak 3. Kesulitan apa saja yang saudara temui selama menjadi petani tambak bandeng? ............................................................................................................ ............................................................................................................
57
4. Apa yang menjadi faktor penyebab gagal panen? ............................................................................................................ ............................................................................................................ 5. Menurut anda, bagaimana prospek usaha tambak bandeng ini? ............................................................................................................ ............................................................................................................ G. Total Pendapatan, Total Biaya Lain-Lain, dan Faktor Produksi LainLain Yang Belum Tercantum di Atas. Jumlah
Rp…………………………. 1. Total Pendapatan (Total Revenue)
2. Total biaya lain-lain: Rp…………………………./th a. Pajak Rp…………………………./th b. Iuran irigasi Rp…………………………./th c. Iuran bersih desa Rp…………………………./th d. ……………….. Rp…………………………./th e. ……………….. Rp…………………………./th f. ……………….. 3. Faktor produksi lain-lain: ……
…………………….
……
…………………….
a. ………………..
58
b. ………………..
……
…………………….
c. ………………..
……
…………………….
d. ……………….
59