ANALISIS BERITA PERTANIAN KORAN KAMPUS IPB DARI PERSPEKTIF AGENDA SETTING THEORY (Kasus Mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008)
Oleh AGUS SANDRA I34080103
Dosen Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
ii
ABSTRACT Agenda setting indicate a relationship between the media and the public in terms of determining whether a message is important or not. But, there are not real if the media haven’t strong influences. Analysis of agricultural news in IPB Campus Newspapers prove that the media hasn’t influenced IPB students to pay attention about the agricultural issue. The results of this study found the media assess the agriculture news is not important. That caused by the quantity was low compared to the other news, although their was put the agricultural news on front pages. The survey showed that the agricultural information was reported by IPB Campus Newspapers causses important by the public. That was known by asking the public to assess the level of news interest, rate the agricultural news, and also choose the agricultural news than the other news. This studi also showed that there was’nt real differences of students from two disciplines in assessing the public agenda of agricultural news in Campus Newspapers IPB, which inferential statistical analysis showed the results of T2Hotelling of 1,0782 (p>0,05).
Keywords: media agenda, public agenda, agenda setting
iii
RINGKASAN
AGUS SANDRA. ANALISIS BERITA PERTANIAN KORAN KAMPUS IPB DARI PERSPEKTIF AGENDA SETTING THEORY (Kasus Mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008). Di bawah bimbingan AMIRUDDIN SALEH. Teori agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara perhatian media dan perhatian khalayak pada suatu peristiwa. Untuk mengaplikasikan teori agenda setting, dilakukan pengukuran agenda media dan agenda publik. Agenda media diukur dengan teknik analisis isi, yaitu analisa terhadap materi atau berita berdasarkan jumlah rubrik, jumlah judul berita, proporsi berita, dan penempatan berita. Para ahli komunikasi massa menawarkan berbagai
metode
mengkombinasikan
untuk
mengukur
beberapa
metode
agenda
publik
tersebut,
dan
dimana
penelitian publik
ini
diminta
memberikan penilaian berdasarkan kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita. Unit analisis penelitian ini menggunakan judul-judul berita pertanian yang telah dimuat di Koran Kampus IPB tahun 2011, yakni edisi 38, 39, 40, dan edisi 41. Hasil analisis isi terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB menunjukkan bahwa berita pertanian dinilai tidak penting oleh pihak media, sedangkan publik menilai berita pertanian penting untuk dimuat. Keadaan ini menunjukkan tidak adanya kesesuaian agenda yang berarti tidak berjalannya fungsi agenda setting bagi media tersebut. Berita pertanian oleh pihak media tidak pernah diberikan rubrik khusus, akibatnya berita pertanian yang jumlahnya hanya delapan judul ditempatkan di rubrik lain di Koran Kampus IPB. Meskipun proporsi berita pertanian hanya mencapai 1,81 persen, namun berita pertanian ditempatkan di halaman depan Koran Kampus sehingga timbul kesan berita pertanian dianggap penting saat dimunculkan. Agenda publik menunjukkan hasil penilaian yang berbeda dengan pihak media, dimana publik menganggap berita pertanian penting untuk dimuat di Koran Kampus IPB. Publik menilai berita pertanian masuk pada kategori penting
iv
di antara pilihan sangat penting, penting, tidak penting, atau sangat tidak penting. Berita-berita pertanian diberikan peringkat tiga atau empat apabila diberikan urutan satu hingga delapan. Selain itu, apabila dilakukan lima kali percobaan membandingkan maka publik memilih berita pertanian sebanyak tiga kali. Beberapa indikator yang menunjukkan berita pertanian penting bagi publik yaitu, (1) kepentingan berita, dimana 34,20 persen responden menilai berita pertanian penting dan 44,70 persen menilai sangat penting; (2) peringkat berita, dimana 23,70 persen responden menilai berita pertanian penting dan 39,50 persen menilai sangat penting; (3) untuk indikator pilihan berita, masing-masing berita dinilai penting oleh responden sebanyak 21,05 persen dan 36,84 persen menilai sangat penting. Agenda media dan agenda publik menunjukkan hubungan nyata negatif antara proporsi berita dan penempatan berita dengan peringkat berita. dimana koefisien rank Spearman p>0,05. Selain itu, dilihat pula konsep gatekeeper dimana agenda media dipengaruhi oleh beberapa orang yang diposisikan sebagai pimpinan. Gatekeeper tersebut mengatur mekanisme pemberitaan dari awal hingga akhir. Pengukuran hubungan program studi responden dengan agenda publik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, dimana didapatkan koefisien uji beda T2 Hotelling sebesar 0,10782 (p>0,05). Artinya, agenda publik mahasiswa SKPM 2009 dan mahasiswa AGH 2008 tidak berbeda secara signifikan, baik menurut indikator kepentingan berita, peringkat berita, maupun pilihan berita. Dengan demikian, dalam penelitian ini H0: X1 = X2 diterima dan H1: X1 ≠ X2 ditolak. Dari hasil penelitian ini, diperoleh skor agenda bagi media dan publik masing-masing 2,25 dan 2,96. Oleh karena itu, pihak media perlu menampilkan rubrik pertanian dan menambah proporsi berita pertanian dalam setiap penerbitannya.
v
ANALISIS BERITA PERTANIAN KORAN KAMPUS IPB DARI PERSPEKTIF AGENDA SETTING THEORY (Kasus Mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008)
Oleh : AGUS SANDRA I34080103
Skripsi Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
vi
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh: Nama
:
Agus Sandra
Nomor pokok :
I34080103
Judul
Analisis Berita Pertanian Koran Kampus IPB dari
:
Perspektif Agenda Setting Theory (Kasus Mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008) Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr.Ir. H. Amiruddin Saleh, MS NIP. 19611113 198811 1 001 Mengetahui, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Ketua
Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP. 19550630 198103 1003
Tanggal lulus ujian : 1 Februari 2012
vii
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS BERITA PERTANIAN KORAN KAMPUS IPB DARI PERSPEKTIF
AGENDA
SETTING
THEORY”
BELUM
PERNAH
DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Januari 2012
Agus Sandra NIM. I34080103
viii
RIWAYAT HIDUP
Agus Sandra dilahirkan pada 18 Agustus 1990 di Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan. Penulis merupakan anak kelima dari lima bersaudara pasangan Amirul Mukminin dan Mistiza Nirbaiti. Jenjang pendidikannya dimulai dengan TK muslim Aisyiah Bustanul Affal. Kemudian, tahun 1996 penulis sekolah di SD N 4 Lubuklinggau dan pindah ke SD N 11 Lubuklinggau pada tahun 2001. Pada tahun 2002-2004, penulis menjalankan studi reguler di SLTP N 1 Lubuklinggau. Pada tahun 2005, penulis duduk di SMA Xaverius Lubuklinggau. Sejak 11 Agustus 2008, penulis menyandang status mahasiswa Sain Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB setelah diterima melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama studinya, penulis menjadi Juara II Olimpiade MIPA bidang studi Matematika siswa SMP se-Kota Lubuklinggau. Saat SMA penulis menjadi anggota tim workshop jurnalistik tingkat Provinsi Sumatera Selatan yang menjadi juara empat saat membuat koran dinding. Di IPB, penulis terlibat aktif dalam organisasi kemahasiswaan, sepereti BEM KM IPB Gemilang (2009), Koran Kampus IPB (2008-2011), Komunitas Writerpreneurship Bogor (Majalah Khalifah, 2010), dan Majalah Komunitas FEMA IPB (2011). Oleh karena itu, penulis telah menjadi narasumber atau pembicara dalam beberapa kegiatan jurnalistik di Bogor. Penulis juga mahasiswa program akselerasi SKPM FEMA IPB yang menyelesaikan gelar sarjana dalam tujuh semester, dan merupakan finalis Duta FEMA IPB 2011.
ix
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Hasil penelitian yang berjudul “Analisis Berita Pertanian Koran Kampus IPB dari Perspektif Agenda Setting Theory” ini membahas fungsi agenda setting untuk berita pertanian pada media cetak koran satu-satunya di Institut Pertanian Bogor. Penelitian yang ditulis dalam skripsi ini bertujuan untuk: (1) menganalisis agenda media Koran Kampus IPB dalam menyajikan berita-berita pertanian, (2) menganalisis agenda publik mahasiswa IPB terhadap berita pertanian, (3) menganalisis kesesuaian agenda bagi berita pertanian di Koran Kampus IPB, dan (4) menganalisis hubungan program studi mahasiswa dengan agenda publik. Semoga skripsi ini menjadi tulisan ilmiah yang bermanfaat bagi banyak pihak.
Bogor,
Januari 2012
Agus Sandra NIM. I34080103
x
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis menyadari skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Pertama kali penulis bersyukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan kasih sayang-Nya yang berlimpah, atas segala kemudahan, kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dan memperoleh gelar S1 di SKPM FEMA IPB. Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada: 1. Kedua orang tua tercinta, Ayah dan Ibuku yang kasih sayangnya telah menyatu dengan darah dan daging penulis. Terima kasih atas motivasi, dukungan yang senantiasa diberikan kepada penulis dengan tulus ikhlas. Terima kasih atas untaian doanya yang tidak pernah putus. 2. Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS sebagai dosen pembimbing, atas segala bimbingan, motivasi, saran, dan pemikirannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga atas bimbingannya di sejumlah kegiatan penulis lainnya selama menjadi mahasiswa. 3. Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, MS dan Martua Sihaloho, SP, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran-saran yang sangat bermanfaat. 4. Sahabat penulis yang namanya telah terukir di dalam hati penulis atas dukungannya. 5. Saudara-saudaraku: Ka Piar, Yuk Wiwik, Yuk Yuni, Ka Ledi, Yuk Vera, Bang Rizal, Yuk Lia. Terima kasih untuk segala yang diberikan untuk adikmu. 6. Segenap rekan kerja Koran Kampus IPB, Majalah Komunitas, Jurnalistik Himasiera, BEM KM IPB atas kerja samanya selama berorganisasi. 7. Mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008 yang menjadi responden penelitian. 8. Penghuni kuil cinta yang selalu menjadi teman bermain, belajar, berbagi suka dan duka. Teman-teman program akselerasi SKPM 45 dan juga keluarga besar SKPM 45 yang telah mengisi hari-hari penulis.
xi
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL....................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1.2 Perumusan Masalah............................................................................. 1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 1.4 Kegunaan Penelitian............................................................................
1 1 3 3 3
BAB II PENDEKATAN TEORITIS...................................................... 2.1 Tinjauan Pustaka.................................................................................. 2.1.1 Koran sebagai Komunikator Komunikasi Massa...................... 2.1.2 Definisi Berita Pertanian........................................................... 2.1.3 Agenda Setting Theory.............................................................. 2.1.3.1 Konsep Agenda Setting................................................... 2.1.3.2 Macam-Macam Agenda.......................................... ......... 2.1.3.3 Teknik Pengukuran Agenda............................................ 2.1.3.4 Konsep Penjaga Gawang (Gatekeeper)........................... 2.2 Kerangka Pemikiran............................................................................ 2.3 Hipotesis Penelitian............................................................................. 2.4 Definisi Operasional............................................................................
5 5 5 6 7 7 8 9 10 11 12 13
BAB III PENDEKATAN LAPANGAN................................................ 3.1 Metode Penelitian................................................................................ 3.2 Teknik Penarikan Sampel..................................................................... 3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................... 3.4 Teknik Pengumpulan Data................................................................... 3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data.................................................
17 17 17 19 20 20
BAB IV DESKRIPSI MEDIA, AGENDA MEDIA, AGENDA PUBLIK, DAN AGENDA SETTING....................................................... 4.1 Deskripsi Koran Kampus IPB............................................................. 4.1.1 Sejarah Singkat Koran Kampus IPB......................................... 4.1.2 Struktur Organisasi Koran Kampus IPB................................... 4.1.3 Standar Operasional Prosedur (SOP) Koran Kampus IPB....... 4.1.4 Deskripsi Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, dan 41............
23 23 23 24 25 28
xii
4.2 Agenda Media.................................................................................... 4.2.1 Hasil Analisis Isi terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB............................................................................................ 4.2.2 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 38.......... 4.2.3 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 39.......... 4.2.4 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 40.......... 4.2.5 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 41.......... 4.2.6 Peran Gatekeeper terhadap Agenda Media Koran Kampus IPB............................................................................................. 4.3 Ageda Publik....................................................................................... 4.3.1 Penilaian Responden terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB ............................................................................. 4.3.2 Hasil Pengukuran Indikator Kepentingan Berita....................... 4.3.3 Hasil Pengukuran Indikator Peringkat Berita............................ 4.3.4 Hasil Pengukuran Indikator Pilihan Berita................................ 4.4 Agenda Setting....................................................................................
31
39 41 43 44 47
BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PERBEDAAN AGENDA PUBLIK................................................................................. 5.1 Karakteristik Responden..................................................................... 5.2 Perbedaan Agenda Publik Berdasarkan Program Studi......................
49 49 51
BAB VI PENUTUPAN........................................................................... 6.1 Kesimpulan…….................................................................................. 6.2 Saran....................................................................................................
56 56 56
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
58
LAMPIRAN..............................................................................................
60
31 33 34 34 35 36 39
xiii
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
Tabel 1. Judul Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 yang Dianalisis dalam Penelitian....................................
18
Tabel 2. Jumlah Populasi dan Responden untuk Penelitian Agenda Setting Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Tahun 2011................................................................................
19
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2011-2012....................
19
Tabel 4. Isi Materi per Halaman Koran Kampus Edisi 38, 39, 40, 41.....
29
Tabel 5. Skor Agenda Media untuk Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41...........................................................
31
Tabel 6. Hasil Analisis Isi terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41...........................................................
32
Tabel 7. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus Edisi 38....................................................................................
33
Tabel 8. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus Edisi 39.....................................................................................
34
Tabel 9. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus Edisi 40.....................................................................................
35
Tabel 10. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus Edisi 41....................................................................................
35
Tabel 11. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41............................................................................
39
Tabel 12. Skor Agenda Publik Mahasiswa IPB untuk Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41..............................
40
Tabel 13. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38,39, 40, 41 Hasil dari Penilaian Tingkat Kepentingan Berita........................................................................................
41
Tabel 14. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian Kepentingan Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41............................................................................
42
Tabel 15. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 8,39, 40, 41 Hasil dari Penilaian Peringkat Berita..........
43
xiv
Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian Peringkat Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41...........................................................................
44
Tabel 17. Judul Berita Pembanding untuk Pengukuran Indikator Pilihan Berita di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41.................. Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38,39, 40, 41 Hasil dari Penilaian Pilihan Berita............
46
Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian Pilihan Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41..........................................................................
46
Tabel 20. Uji Korelasi rank Spearman untuk Hubungan Agenda Media dan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41............................................
48
Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Program Studi di IPB Tahun 2011........................................................
49
Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penggunaan Koran untuk Memperoleh Informasi Pertanian di IPB Tahun 2011 .............................................................................
49
Tabel 23. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Alasan Tidak Membaca Koran dalam Mencari Informasi Pertanian di IPB Tahun 2011..............................................................................
50
Tabel 24. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penggunaan Media Cetak Alternatif untuk Memperoleh Informasi Pertanian di IPB Tahun 2011..................................................
51
Tabel 25. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Aktivitas di Bidang Pertanian di IPB Tahun 2011.................................
52
Tabel 26. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Ketertarikan terhadap Rubrik Pertanian di Koran Kampus IPB Tahun 2011.......................................................................
52
Tabel 27. Skor Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 menurut Program Studi di IPB Tahun 2011.................................................................
53
Tabel 28. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Program Studi dan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPBEdisi 38, 39, 40, 41.................................
54
45
Tabel 29. Uji Beda T2 Hotelling untuk Mengukur Perbedaan Mahasiswa SKPM 2009 dan mahasiswa AGH 2008 dalam Pembentukan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41........................................................... 54
xv
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Analisis Berita Pertanian Koran Kampus IPB dari Perspektif agenda Setting Theory....
12
Gambar 2. Struktur Organisasi Koran Kampus IPB Tahun 2011.............
25
Gambar 3. Mekanisme Penerbitan Berita di Koran Kampus IPB Tahun 2011.............................................................................
36
Gambar 4. Kesesuaian Agenda Setting Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41...........................................
48
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian............................................................
61
Lampiran 2. Kerangka Sampling Penarikan Sampel................................
69
Lampiran 3. Kliping Berita Pertanian......................................................
71
Lampiran 4. Dokumentasi Proses Pengumpulan Data.............................
72
Lampiran 5. Hasil Pengolahan Data (rank Spearman).............................
73
Lampiran 6. Hasil Pengolahan Data (T2 Hotelling)..................................
74
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Koran merupakan media massa yang cukup tua dibandingkan dengan jenis
media massa lainnya. Koran merupakan salah satu media komunikasi massa dalam bentuk cetak. Sebagai media cetak, koran memiliki sifat-sifat yang menguntungkan. Misalnya, sifat permanen dari pesan-pesan yang telah dicetak, keleluasaan pembaca untuk mengontrol keterdedahannya (exposure), serta mudah disimpan dan diambil kembali. Seiring pesatnya perkembangan teknologi dan pengetahuan, jenis koran pun semakin bervariasi. Salah satunya ditandai dengan kemunculan Koran Kampus yang dikelola oleh pers mahasiswa. Koran Kampus IPB adalah salah satu jenis koran yang fokus dengan satu jenis pemberitaan, yakni terkait dunia pendidikan dan kemahasiswaan. Eksistensinya di kampus IPB masih terjaga sejak 2004 hingga saat ini. Di samping itu, Koran Kampus IPB merupakan satu-satunya koran lokal (kampus) yang dapat dikonsumsi oleh sivitas akademik IPB. Oleh karena sifat monopoli yang dimiliki Koran Kampus IPB itu, mereka sangat berpotensi membentuk pikiran, persepsi, dan mempengaruhi aspek emosional mahasiswa melalui pemberitaannya. Akan tetapi, setelah 7 tahun lamanya Koran Kampus IPB menerbitkan produknya, belum pernah dilakukan suatu penelitian yang menilai pemberitaan di dalamnya. Koran Kampus IPB menyajikan ragam berita yang menarik dan berbobot sesuai segmentasi pembacanya. Di dalam Koran Kampus ini tentu berita-berita yang bersifat akademis diberikan porsi tersendiri. Akan tetapi, pembaca (mahasiswa) belum tentu memiliki persepsi yang sama tentang keutamaan berita bagi pengelola Koran Kampus IPB. Dengan kata lain, meskipun sejumlah pembaca sangat bergantung dengan informasi dalam sebuah media, bukan berarti mereka akan membaca semua isi pemberitaan di dalamnya. Hasil penelitian dari Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya (P2NB) Provinsi Sumatera Barat (1996) menunjukkan bahwa meskipun pembaca telah berlangganan koran atau majalah, bukan berarti mereka membaca semua isi media tersebut. Mereka hanya
2
membaca bagian yang penting dan disukai saja karena dipengaruhi oleh ketersediaan waktu atau kesibukan. Di samping faktor waktu tersebut, pembaca juga beralasan bahwa mereka ingin membaca hanya untuk tujuan tertentu, seperti menghilangkan kejenuhan, mendapat informasi, dan sebagainya. Pemilihan berita yang dianggap penting oleh Koran Kampus IPB belum tentu dianggap penting oleh khalayak pembaca. Isi berita dari suatu koran dikatakan efektif apabila isi koran tersebut dibutuhkan, dibaca, dan dimengerti khalayak, begitu juga dengan pemberitaan di Koran Kampus IPB. Oleh karena itu, tim redaksi dari koran harus menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan dipublikasikannya melalui proses yang selektif.
Dalam hal ini, dilakukanlah
penelitian yang menggunakan pendekatan agenda setting, yakni suatu teori yang digunakan untuk melihat kesesuaian antara agenda media dengan agenda publik. Koran Kampus IPB mempunyai ciri yang sangat khas dibandingkan media cetak di kampus lainnya, hal itu terletak pada segmentasi pembaca mereka yang sebagian besar adalah mahasiswa pertanian. Artinya, teknik pengukuran agenda setting dapat digunakan pada unit analisis berita-berita pertanian. Pada terbitan tahun 2010, Koran Kampus IPB menerbitkan lima edisi, yakni edisi 33, 34, 35, 36, dan edisi 37. Di tahun 2010, pengelola Koran Kampus IPB tidak begitu memberikan perhatian terhadap berita pertanian. Meskipun berita pertanian selalu menjadi bagian dalam pemberitaan di setiap edisi, namun komposisi berita pertanian jauh lebih sedikit dibandingkan berita-berita lainnya, seperti berita politik dan kemahasiswaan. Untuk melihat perkembangan Koran Kampus IPB, perlu dilakukan penelitian berupa analisis isi berita pertanian yang hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi. Pengukuran dapat dilakukan pada Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41 yang telah diterbitkan pada tahun 2011. Untuk mengukur agenda media Koran Kampus IPB ini, setiap kejadian atau isu diberi bobot tertentu dengan frekuensi rubrik pertanian, jumlah berita, proporsi berita, dan penempatan berita dalam media tersebut. Untuk memperjelas konsep Agenda Setting dilakukan pula survei khalayak untuk mengetahui agenda publik terhadap penting atau tidaknya berita pertanian untuk dimuat di Koran Kampus IPB.
3
1.2
Perumusan Masalah Dari serangkaian fakta yang melatarbelakangi penelitian ini, muncul
sejumlah pertanyaan besar mengenai konsep agenda setting. Oleh karena itu, rumusan masalah yang penting untuk diteliti secara spesifik diwakili oleh pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Bagaimana agenda media Koran Kampus IPB dalam menyajikan berita pertanian? 2. Bagaimana agenda publik mahasiswa IPB terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB? 3. Apakah terdapat kesesuaian antara agenda media (Koran Kampus IPB) dengan agenda publik (mahasiswa IPB) terhadap berita pertanian? 4. Apakah terdapat perbedaan agenda publik bagi mahasiswa yang memiliki perbedaan program studi?
1.3
Tujuan Penelitian Perumusan masalah yang telah diidentifikasikan tersebut dijadikan rujukan
bagi ketercapaian tujuan penelitian ini. Sesuai konsep agenda setting, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis agenda media Koran Kampus IPB dalam menyajikan beritaberita pertanian. 2. Menganalisis agenda publik mahasiswa IPB terhadap berita pertanian. 3. Mengukur kesesuaian antara agenda media Koran Kampus IPB dengan agenda publik mahasiswa IPB terhadap berita pertanian. 4. Mengukur perbedaan agenda publik bagi mahasiswa yang memiliki perbedaan program studi.
1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yakni:
1. Bagi
akademisi,
dapat
menambah
khasanah
ilmu
pengetahuan
dan
memperkaya hasil penelitian ilmu komunkiasi massa, khususnya konsep
4
agenda setting. Teori ini dibuktikan dengan perspektif berita pertanian bagi media maupun mahasiswa pertanian dan nonpertanian untuk menguji atau membuktikan teori agenda setting dan gatekeeper. 2. Bagi masyarakat, dapat membuka wawasan mereka mengenai pentingnya penilaian dari pembaca dalam menentukan kesesuaian agenda setting suatu media. 3. Bagi pihak media, dapat memberikan bukti nyata terkait tingkat kepentingan berita pertanian untuk dimuat di Koran Kampus IPB, hasil penelitian ini juga dijadikan bahan evaluasi bagi pemberitaan di Koran Kampus IPB.
BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1 Koran sebagai Komunikator Komunikasi Massa Menurut Nurudin (2009) komunikasi massa sangat banyak dibahas oleh para ahli komunikasi, diantaranya adalah Alexis S. Tan yang mengulas teori komunikasi dari perspektif fungsi komunikasi massa. Ia mengajukan sejumlah konsep mengenai fungsi tersebut, yaitu: to information, to education, to persuade, dan to entertain. Sementara itu, Hofmann (1999) mengulas fungsi komunikasi massa dengan memperkenalkan teori lima fungsi, yaitu: fungsi informasi dan pengawasan, linkage (pertalian), transmission of value, hiburan, dan interpretasi. West dan Turner (2008) membedakan komunikasi massa dengan media massa. Komunikasi massa adalah komunikasi kepada khalayak luas dengan menggunakan media massa, sedangkan media massa merupakan saluran-saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan massa. Komunikasi massa tidak lepas dari pengaruh media yang menjadi alat penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Winarso (2005) menyatakan bahwa komunikasi massa adalah produksi dan distribusi secara institusional dan teknologis dari sebagian aliran pesan yang dimiliki bersama secara berkelanjutan dalam masyarakat-masyarakat industrial. Komunikator dalam komunikasi massa ini seringkali berupa sebuah media massa, koran/koran, stasiun televisi, majalah, atau penerbit buku. Selain itu, Nurudin (2009) menjelaskan bahwa komunikasi massa merupakan produk kelompok bukan produk seseorang sehingga komunikator dalam komunikasi massa adalah suatu lembaga karena elemen utamanya adalah media massa. Oleh karena itu, komunikator dalam komunikasi massa setidaknya mempunyai ciri sebagai berikut: (1) kumpulan individu, (2) dalam berkomunikasi, peran individu-individu tersebut dibatasi oleh sistem dalam media massa, (3) pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, (4) materi yang disampaikan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau laba secara ekonomis.
6
2.1.2 Definisi Berita Pertanian Wonohito (1977) menguraikan bahwa istilah berita dalam jargon koran berbeda dengan berita yang biasanya kita pakai. Berita juga tidak sama dengan kabar atau warta, karena berita adalah laporan yang hangat, padat, cermat mengenai suatu kejadian, bukan kejadiannya itu sendiri. Menurut Wonohito berita merupakan suatu proses yang bertahap-tahap, yaitu: dari fakta, nilai berita, dan patut untuk dicetak. Artinya, perkembangan suatu peristiwa hingga menjadi berita tentu harus melalui proses teknik jurnalistik. Effendy (2003) dan Rousydiy (1985) merumuskan konsep berita secara harfiah, yakni berita sebagai definisi dari news, yang merupakan singkatan dari North (utara), East (timur), West (barat), dan South (selatan). Mereka mengartikan berita sebagai laporan dari keempat arah angin tersebut, artinya berita merupakan laporan yang berasal dari manapun di berbagai penjuru dunia. Mereka juga mendefinisikan berita sebagai laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal-hal yang penting, menarik minat, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk. Effendy (2003) dan Rousydiy (1985) juga menjelaskan bahwa Frank Lutter Mott melalui bukunya New Survei of Journalism menyebutkan paling sedikit terdapat tujuh konsep yang mendukung definisi berita, yaitu: berita sebagai laporan tercepat, fakta obyektif, interpretasi, sensasi, minat insani, ramalan, dan gambar. Berita dikenal sebagai serangkaian kalimat yang mengandung informasi what,who, where, when, why, dan how. Keenam informasi ini menurut Rousydiy (1985) dianggap sebagai syarat atau rukun berita. Definisi
berita
pertanian
merujuk
pada
Soekartawi
(1988)
yang
mengutarakan arti komunikasi pertanian, yakni suatu pernyataan antarmanusia yang berkaitan dengan kegiatan di bidang pertanian, baik secara per orangan maupun per kelompok, yang sifatnya umum dan menggunakan lambang-lambang tertentu. Oleh karena itu, berita pertanian merupakan salah satu wujud dari fungsi komunikasi pertanian. Menurut Morissan, (2005) untuk menyampaikan berita tersebut, pihak media dapat menyajikan dalam bentuk hardnews atau softnews. Hardnews atau berita keras adalah segala informasi penting dan menarik yang
7
harus segera disampaikan karena sifatnya aktual dan faktual, biasanya disebut sebagai strightnews. Sementara itu softnews (berita lunak) merupakan segala informasi penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak harus segera disampaikan kepada khalayak.
2.1.3 Agenda Setting Theory 2.1.3.1 Konsep Agenda setting Nurudin (2009) menjelaskan bahwa Mc.Combs dan Donald L. Shaw memperkenalkan teori agenda setting pada tahun 1973 lewat publikasi yang berjudul “The agenda setting function of the mass media”. Secara singkat teori ini menekankan bahwa media tidak selalu berhasil memberitahu apa yang kita pikirkan, tetapi media benar-benar berhasil memberitahu kita agar berpikir tentang apa. Selain itu, media memberikan agenda-agenda melalui pemberitaannya sedangkan masyarakat akan mengikutinya. Mengutip pernyataan Cragen dan Shield (2002) bahwa dalam teori agenda setting media tidak mempengaruhi sikap khalayak, tetapi media berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan khalayak. Dengan kata lain, media mempengaruhi persepsi khalayak tentang hal yang dianggap penting. Hal ini diperkuat oleh Rakhmat (2002) yang menunjukkan bahwa kenyataannya media yang memilih informasi kemudian khalayak akan membentuk persepsi tentang peristiwa. Artinya, teori agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara perhatian media dan perhatian khalayak pada suatu peristiwa. Fiske (2004) dalam Sulistiawan (2005) mengemukakan bahwa agenda setting adalah kemampuan media untuk menentukan informasi apa yang dianggap penting. Selain itu, agenda setting menurut Sulistiawan (2005) diartikan sebagai teori yang menyajikan topik diskusi dan kepentingan bagi publik. Sementara DeFleur dan Denis dalam Descartes (2004) mengartikan agenda merupakan seleksi terhadap berita yang terdapat indikasi bahwa kadar suatu berita tersebut menjadi lebih penting dibandingkan dengan berita yang lain. Oleh karena itu, terjadinya agenda setting menurut Winarso (2005) dikarenakan pers harus selektif dalam melaporkan berita.
8
Nurudin (2009) mengartikan bahwa agenda media juga bisa dimunculkan secara sengaja dan bertujuan untuk membentuk agenda publik. Misalnya, kasus Century bertahun-tahun menjadi topik pembicaraan karena media seringi membuat berita tersebut pasang surut. Kemudian contoh lainnya seperti berita KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang melibatkan mantan pejabat Orde Baru. Khalayak mungkin saja sudah melupakan kejadian tersebut, akan tetapi media dapat mengingatkan masyarakat tentang kasus tersebut dengan kemasan berita yang agak berbeda. Dengan demikian, Winarso (2005) menerjemahkan bahwa agenda setting dibangun dengan beberapa kombinasi dari pemrograman internal, editorial, keputusan manajerial, dan pengaruh-pengaruh luar dari sumber nonmedia, seperti kelompok sosial, pejabat pemerintah, sponsor dan iklan, dan lain-lain.
2.1.3.2 Macam-Macam Agenda McQuail dan Wimdahl (1995), Severin dan Tankard (1992) mengemukakan bahwa teori agenda setting berkaitan dengan tiga dimensi agenda, yaitu: 1.
Agenda media
Agenda media yaitu prioritas media dalam meliput suatu berita kejadian, terdiri dari: a) Visibility (visibilitas) yakni jumlah dan tingkat menonjolnya berita, b) Audience salience (tingkat menonjol bagi khalayak) yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak, c) Valence (valensi) yakni menyenangkan atau tidaknya cara pemberitaan tersebut bagi suatu peristiwa. 2.
Agenda Publik
Agenda publik yaitu tingkat perbedaan penonjolan suatu berita menurut opini publik dan pengetahuan mereka, terdiri dari: a) Familiarity (keakraban) yakni derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu, b) Personal salience (penonjolan pribadi) yakni relevansi kepentingan individu dengan ciri pribadi, c) Favorability (kesenangan) yakni pertimbangan senang atau tidak terhadap topik berita. 3.
Agenda kebijakan
Agenda kebijakan menggambarkan berita dan kebijakan yang dikemukakan oleh politikus. Dimensi agenda kebijakan antara lain: a) Support (dukungan) yakni
9
kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita, b) Likelihood of action (kemungkinan kegiatan) yakni kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkannya, c) Freedom of action (kebebasan bertindak) yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan oleh pemerintah.
2.1.3.3 Teknik Pengukuran Agenda Menurut Descartes (2004) teknik dalam penelitian ini menghubungkan dua agenda, yakni agenda media dan agenda publik. Untuk melihat hubungan keduanya, penelitian melibatkan dua macam pengukuran. Pengukuran pertama dilakukan dengan analisis isi terhadap agenda media, sedangkan yang kedua diperoleh melalui metode survei untuk data mengenai agenda publik. Manhein dalam Descartes (2004) mengungkapkan bahwa agenda media adalah daftar berita-berita dan peristiwa-peristiwa pada suatu waktu yang disusun berdasarkan urutan kepentingannya. Agenda media terdiri dari pokok persoalan, peristiwa, anggapan, dan pandangan yang memanfaatkan waktu dan ruang dalam publikasi yang tersedia untuk disampaikan kepada publik. Kemudian, Kerlinger (2006) menambahkan bahwa untuk mengukur agenda media digunakan teknik analisis isi, yaitu teknik penelitian untuk uraian yang obyektif, sistematis, dan kuantitatif. Pertama teknik analisis isi bersifat obyektif kerena dicapai dengan pembuatan kategori yang jelas dan bebas dari bias peneliti. Kemudian analisis isi bersifat sitematis karena ada seperangkat prosedur yang seragam terhadap semua isi pesan komunikasi yang diteliti. Sementara sifat kuantitatif dari analisis isi menunjukkan adanya pengukuran terhadap isi media dengan indikator, seperti: frekuensi pemberitaan, panjang berita per centimeter kolom, pemberlakuan berita dan penempatan berita. Wimmer dan Dominick (2003) menawarkan beberapa metode pengukuran agenda publik, yaitu: (1) Pada metode pertama, responden ditanya terbuka mengenai: berita yang menurut responden paling penting untuk dirinya (intrapersonal) dan berita apa yang paling penting dalam komunitas responden saat ini (interpersonal), (2) Metode kedua dilakukan dengan meminta responden untuk memberikan penilaian terhadap berita yang disusun oleh peneliti, (3) Metode ketiga adalah variasi pendekatan kedua, dimana responden diberikan
10
daftar topik yang dipilih oleh peneliti dan responden diminta memberikan peringkat berdasarkan kepentingan yang dimiliki responden, (4) Metode keempat dilakukan dengan menggunakan perbandingan berganda (paired comparisson methods). Dalam hal ini, setiap berita yang sudah diseleksi dipasangkan dengan berita yang lain dan responden diminta mempertimbangkan setiap pasangan berita untuk mengidentifikasi berita mana yang lebih penting. Ketika semua responden telah ditabulasi, berita diurutkan dari yang paling penting ke berita yang kurang penting. Sulistiawan (2005) mengukur agenda publik ini dari segi apa yang dipikirkan orang (intrapersonal), apa yang dibicarakan orang itu dengan orang lain (interpersonal), dan apa yang mereka anggap sedang menjadi pembicaraan orang ramai (community salience). Apabila diukur dari segi efek pemberitaan, efek tersebut terdiri dari efek langsung dan efek lanjutan (subsequent effect). Efek langsung berkaitan dengan isu, yakni: (1) pengenalan, apakah isu itu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak, (2) penonjolan, dari semua isu yang berkembang, manakah yang dianggap paling penting menurut khalayak, (3) bagaimana isu itu diperingkatkan (prioritas) oleh responden dan apakah peringkatnya itu sesuai dengan peringkat media. Efek lanjutan berupa persepsi (pengetahuan tentang peristiwa tertentu) atau tindakan (memilih kontestan pemilu atau melakukan aksi protes).
2.1.3.4 Konsep Penjaga Gawang (Gatekeeper) Nurudin (2009) menyatakan istilah gatekeeper pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1947 lewat bukunya yang berjudul Human Relation. Gatekeeper sering diartikan sebagai penapis informasi atau palang pintu, atau penjaga gawang, yaitu orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Mereka adalah orang yang berfungsi sebagai orang yang mengurangi, menambah, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor, manajer pemberitaan, penjaga rubrik, kameramen, dan semua bagian yang memengaruhi materi berita. Semakin kompleks sistem media yang dimiliki maka semakin banyak pula gatekeeping yang dilakukan.
11
Bittner (1996) mengistilahkan gatekeeper sebagai individu-individu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi massa. Dengan demikian, mereka yang disebut sebagai gatekeeper antara lain reporter, editor berita, atau orang-orang lainnya yang ikut menentukan arus informasi yang disebarkan. Secara umum, peran gatekeeper ini sering dihubungkan dengan berita, khususnya koran. Fungsi gatekeeper dimainkan editor yang seolah menjadi mata audiens sebagaimana mereka menyortir melalui peristiwa sehari-hari sebelum dibaca oleh pembaca. Berbagai informasi harus melewati berbagai tahapan seleksi terlebih dahulu sebelum dipublikasikan menjadi sebuah berita. Pada akhirnya, ada informasi yang lolos dari tahap seleksi kemudian diangkat menajdi berita, dan ada informasi yang tidak lolos. Tubbs dan Moss (2001) mengartikan proses ini sebagai jaringan atau rantai penjagaan gawang. Keputusan gatekeeper tersebut dipengaruhi oleh beberapa peubah, yaitu: (a) ekonomi, untuk kepentingan komersialisasi, (b) pembatasan legal, untuk kepentingan kebijakan dan aturan, (c) deadline, untuk kepentingan ketersediaan waktu, (d) etika, terkait kesadaran dan kepercayaan diri penjaga gawang, (e) kompetisi, untuk kepentingan persaingan pasar, (f) nilai berita, untuk kepentingan kualitas pemberitaan, dan (g) feedback, terkait kemungkinan respons gugatan dari pembaca.
2.2
Kerangka Pemikiran Konsep agenda setting mengasumsikan bahwa media mempunyai pengaruh
yang kuat untuk membentuk pikiran publik tentang suatu isu. Apabila media menganggap penting suatu berita maka publik juga memikirkan hal tersebut. Oleh karena itu, agenda media mempunyai hubungan positif dengan agenda publik. Dalam penelitian ini, konsep agenda setting diuji pada unit analisis berita pertanian di Koran Kampus IPB. Apabila merujuk pada konsep tersebut, pihak media (Koran Kampus IPB) dapat memberikan penonjolan bagi berita pertanian sehingga publik (mahasiswa IPB) juga memikirkan informasi yang diberitakan. Agenda media diukur dari beberapa indikator seperti frekuensi rubrik, proporsi berita, dan penempatan berita. Agenda publik diukur berdasarkan indikator tingkat kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita. Selain itu, agenda
12
publik juga dipengaruhi oleh beberapa karakteristik individu seperti kebutuhan, pengalaman, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam penelitian ini perbedaan agenda publik diukur berdasarkan perbedaan program studi mahasiswa IPB (Gambar 1).
Berita Pertanian di Koran Kampus IPB
Analisis isi/agenda media
A G E N D A S E T T I N G
-
Frekuensi rubrik Proporsi Penempatan berita
Survei khalayak/agenda publik -
PROGRAM STUDI
Tingkat kepentingan berita Peringkat berita Pilihan berita
Agenda Kebijakan -
Dukungan Alternatif kegiatan Kebebasan bertindak
Keterangan: : diukur dengan : mempengaruhi : hubungan yang tidak diteliti Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Analisis Berita Pertanian Koran Kampus IPB dari Perspektif Agenda Setting Theory 2.3
Hipotesis Penelitian Penelitian ini mengukur kesesuaian agenda setting dan perbedaan agenda
publik bagi mahasiswa yang memiliki perbedaan program studi, maka dari itu diberikan hipotesis penelitian seperti di bawah ini: 1. Terdapat hubungan nyata antara agenda media dan agenda publik mahasiswa IPB terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB. 2. Terdapat perbedaan nyata agenda publik mahasiswa program studi SKPM 2009 dengan mahasiswa program studi AGH 2008 terhadap berita pertanian.
13
Definisi Operasional
2.4 No
Peubah
Definisi Operasional Tingkat kepentingan berita pertanian bagi media berdasarkan jumlah pemunculan rubrik pertanian di Koran Kampus IPB.
Indikator
Pengukuran
Ada atau tidaknya rubrik pertanian di Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41.
Analisis isi Koran Kampus IPB edisi 3841. Diukur berdasar skor penilaian, yaitu: Skor 3= ada rubrik pertanian Skor 2= tidak ada rubrik pertanian Skor Maksimal 12 Skor Minimal 8 Kategori: Tidak Penting=rataan skor 8,00-10,00 Penting= rataan skor 10,01-12,00. Analisis isi Koran Kampus IPB edisi 3841. Diukur secara matematis per halaman koran per edisi. Skor 4= 3,1-4 hal Skor 3= 2,1-3 hal Skor 2= 1,1-2 hal Skor 1= 0-1 hal Skor Maksimal 16 Skor Minimal 4 Kategori: sangat tidak penting= rataan 1,00-1,75 tidak penting= rataan 1,76-2,50= penting = rataan 2,513,25 sangat penting= rataan 3,26-4,00. Analisis isi Koran Kampus IPB edisi 3841. Diukur berdasarkan skor penilaian satu berita pertanian per edisi, yaitu: Skor4= hal 1-4 Skor3= hal 5-12
1
Frekuensi rubrik
2
Proporsi berita
Tingkat kepentingan berita pertanian bagi media berdasarkan Persentase space untuk berita pertanian dari total space yang ada di Koran Kampus IPB.
Banyaknya tempat yang digunakan untuk berita pertanian di Koran Kampus IPB tahun 2011.
3
Penempatan berita
Tingkat kepentingan berita pertanian bagi media berdasarkan lokasi berita pertanian di Koran Kampus IPB.
No halaman Koran Kampus IPB yang berisi berita pertanian, di edisi 38, 39, 40, dan 41. Jika ada dua
14
atau lebih berita pertanian dalam satu edisi, maka dipilih berita dengan nomor halaman yang terdepan.
4
Kepentingan berita
Tingkat kepentingan suatu berita pertanian yang dimuat Koran Kampus IPB bagi responden.
Penting atau tidaknya suatu berita pertanian bagi responden saat mengisi kuesioner.
5
Peringkat berita
Tingkat kepentingan berita pertanian berdasarkan penilaian responden dalam mengurutkan berita pertanian di Koran Kampus IPB dibandingkan
Peringkat yang diberikan oleh responden untuk setiap berita pertanian yang diajukan peneliti dalam
Skor2= hal13-18 Skor1= hal 19-24 atau tidak dimuat Skor Maksimal 16 Skor Minimal 4 Kategori: sangat tidak penting= rataan 1,00-1,75 tidak penting= rataan 1,76-2,50= penting = rataan 2,513,25 sangat penting= rataan 3,26-4,00. Pernyataan responden saat mengisi kuesioner mengenai penting atau tidaknya suatu berita pertanian. Diukur berdasarkan skor penilaian, yaitu: Skor 4= 4 Skor 3= 3 Skor 2= 2 Skor 1= 0-1 Skor Maksimal 16 Skor Minimal 4 Kategori: Sangat tidak penting= ratan skor 1,00-1,75 Tidak penting= rataan 1,76-2,50 Penting= rataan 2,513,25 Sangat penting= rataan 3,26-4,00. Pernyataan responden saat mengisi kuesioner mengenai peringkat berita pertanian. Diukur berdasarkan skor penilaian, yaitu: Skor 4= peringkat 1-2 Skor 3= peringkat 3-4 Skor 2= peringkat 5-6 Skor 1= peringkat 7-8 Skor Maksimal 16
15
berita lainnya.
kuesioner.
6
Pilihan berita
Tingkat kepentingan berita pertanian berdasarkan kecenderungan responden dalam memilih satu berita pertanian dibandingkan berita yang lain.
Fakta yang diberikan responden saat memilih satu berita pertanian yang dibandingkan berita lain.
7
Agenda Media
Tingkat prioritas Koran Kampus IPB terhadap berita pertanian.
Banyaknya pemberitaan tentang pertanian di Koran Kampus IPB selama tahun 2011.
Skor Minimal 4 Kategori: sangat tidak penting= rataan 1,00-1,75 tidak penting= rataan 1,76-2,50 penting= rataan 2,513,25 sangat penting= rataan 3,26-4,00. Masing-masing judul berita tersebut disandingkan dengan berita lain (nonpertanian) sebagai pembanding sebanyak 5 kali. Diukur dengan skor, yaitu: Skor 4= terpilih 4-5 Skor 3= terpilih 3 Skor 2= terpilih 2 Skor 1= terpilih 1 atau tidak terpilih sama-sekali Skor Maksimal 16 Skor Minimal 4 Kategori: sangat tidak penting= rataan 1,00-1,75 tidak penting= rataan 1,76-2,50= penting = rataan 2,513,25 sangat penting= rataan 3,26-4,00. Diukur berdasarkan skor rataan dari indikator jumlah rubrik, jumlah berita, proporsi berita, dan penempatan: Kategori: sangat tidak penting= rataan 1,00-1,75 tidak penting= rataan 1,76-2,50= penting = rataan 2,51-
16
8
Agenda Publik
Tingkat kepentingan responden terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB.
Banyaknya penilaian responden yang mendukung pentingnya berita pertanian di Koran Kampus IPB saat mengisi kuesioner.
9
Program Studi
Identitas responden berdasarkan departemen pengampu di IPB yang tercatat dalam Kartu Tanda Mahasiswa.
Program studi responden saat diwawancara.
3,25 sangat penting= rataan 3,26-4,00. Diukur berdasarkan skor rataan dari indikator kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita. Kategori: sangat tidak penting= rataan 1,00-1,75 tidak penting= rataan 1,76-2,50= penting = rataan 2,513,25 sangat penting= rataan 3,26-4,00. Bukti yang ditunjukkan oleh responden saat diwawancara. Dikategorikan menjadi dua, yaitu: mahasiswa program studi SKPM 2009 dan mahasiswa program studi AGH 2008.
BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini memadukan metode content analysis research dan survei deskriptif korelasional. Analisis isi untuk mengukur agenda media sedangkan survei khalayak untuk mengukur agenda publik. Teknik analisis isi didasari oleh beberapa indikator, yaitu: frekuensi rubrik, proporsi berita, dan penempatan berita (Kerlinger, 2006) dan (Descartes, 2004). Sementara itu, teknik survei untuk memperoleh opini publik mengenai berita pertanian di Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41. Dalam hal ini, responden diminta melakukan penilaian dari tiga indikator, yaitu: tingkat kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita (Sulistiawan, 2005) dan (Wimmer dan Dominick, 2003). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dikategorikan sebagai survei karena mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survei ini digunakan untuk memberikan penjelasan (explanatory research) karena terdapat data yang sama dalam menjelaskan hubungan korelasional antara peubah-peubah melalui pengujian hipotesa (Singarimbun dan Effendi, 2007). Dalam hal ini, penelitian mengukur perbedaan agenda publik bagi mahasiswa yang memiliki perbedaan program studi, yakni SKPM 2009 dan AGH 2008. Selain itu, agenda media dengan agenda publik juga dijelaskan hubungannya secara deskriptif korelasional.
3.2
Teknik Penarikan Sampel Sampel penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu berita pertanian dan
mahasiswa IPB. Sampel berita pertanian merupakan melakukan analisis isi (agenda media), sedangkan sampel mahasiswa IPB untuk survei khalayak (agenda publik. Berita pertanian dipilih secara purposive (sengaja) menurut judul berita di Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41. Setiap edisi Koran Kampus IPB hanya dipilih satu judul berita pertanian sehingga terdapat empat judul berita pertanian yang dianalisis untuk mengukur agenda media.
18
Tabel 1. Judul Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 yang Dianalisis dalam Penelitian No Edisi keJudul Berita 1 38 One Day No Rice untuk Diversifikasi Pangan. IPB Enterpreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha 2 39 Kreatif Pertanian. 3 40 Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami 4 41 Supply Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor Sumber: Koran Kampus IPB, 20111
Khalayak yang menjadi sampel (responden) dalam pengukuran agenda publik adalah mereka yang membaca media cetak yang dianalisis. Selain itu khalayak tersebut juga mengenal berita yang menjadi unit analisis. Oleh karena itu, populasi penelitian ini adalah mahasiswa program studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM)
2009 dan mahasiswa program studi
Agronomi dan Hortikultura (AGH) 2008 yang membaca Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41. Pemilihan program studi secara sengaja (purposive) untuk menganalisis
perbedaan
penilaian
mahasiswa
pertanian
dan
mahasiswa
nonpertanian. Proses pengklasifikasian dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan, dimana tujuannya untuk menyaring mahasiswa yang membaca Koran kampus IPB dari seluruh mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008. Dalam hal ini, seluruh mahasiswa tersebut diminta mengisi kuesioner sebagai instrumen awal penelitian. Dari pengklasifikasian tersebut diketahui bahwa mahasiswa yang membaca Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41 sebanyak 74 orang, yaitu 32 mahasiswa SKPM 2009 dan 42 mahsiswa AGH 2008. Penarikan
sampel
menggunakan
teknik
simple
random
sampling.
Mahasiswa yang dijadikan sebagai responden penelitian ini sebanyak 38 orang, yaitu 19 mahasiswa SKPM 2009 dan 19 mahasiswa AGH 2008. Artinya, dalam penelitian ini terdapat dua populasi sampling dan dua kerangka sampling. Teknik simple random sampling ini menggunakan tabel angka acak untuk mengambil sampel. Dalam hal ini, 32 mahasiswa SKPM 2009 dikode berurutan menurut abjad, sedangkan 42 mahasiswa AGH 2008 dikode berurutan berdasarkan Nomor Induk Mahasiswa (NIM). 1
Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, dan 41
19
Tabel 2. Jumlah Populasi dan Responden untuk Penelitian Agenda Setting Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Tahun 2011 No. Program Studi Populasi (orang) Responden (orang) 1 SKPM 2009 32 19 2 AGH 2008 42 19 Total 74 38
3.3
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor, Dramaga,
Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Penelitian dilaksanakan selama 9 bulan, yakni Juni-Desember 2011 dan Januari-Februari 2012 (Tabel 3). Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2011-2012 No
Tahun 2012
Tahun 2011
Kegiatan Juni
Juli
Agustus
September
Okt
Nov
Des
2
3 4 5 1 2 2 3 4 5 2 3 4 5 2 3 2 3 1 2 2 Proposal & kolokium Penyusunan draft Konsultasi
3
Kolokium
4
Revisi
II 1
Studi Lapang Pengumpulan data Analisis data
I 1
2 3 III 1 2 3 IV 1 2
Konsultasi data Penulisan laporan Analisis lanjutan Penyusunan draft revisi Konsultasi laporan Ujian Skripsi Ujian Perbaikan & penggandaan skripsi
Jan
Feb
20
3.4
Teknik Pengumpulan Data Pengukuran agenda media dilakukan dengan analisis isi, yakni melaui
proses pendataan sistematis pada Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41, antara lain: (1) mendata rubrik di Koran Kampus IPB, (2) memilih judul berita pertanian yang dianalisis, (3) mengukur luas halaman yang memuat judul berita pertanian, (4) membandingkan luas berita tersebut dengan luas total Koran Kampus IPB, (5) mencatat nomor halaman yang memuat berita pertanian, dan (6) memasukkan data-data ke dalam Microsoft Excel 2003-2007 untuk dilakukan perhitungan. Pengukuran agenda publik diperoleh dari hasil survei khalayak dengan instrumen kuesioner. Oleh karena itu, proses pengumpulan data publik antara lain: (1) studi literatur untuk mendapatkan informasi mengenai konsep agenda setting, (2) membuat kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada sampel penelitian untuk mendapatkan informasi mengenai penilaian publik terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB, (3) melakukan pendataan awal untuk mengetahui mahasiswa yang membaca Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41, dan (4) survei khalayak untuk mengumpulkan data publik dengan instrumen kuesioner.
3.5
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Penilaian agenda media didapatkan dari hasil analisis isi. Analisis tersebut
dilakukan dengan indikator frekuensi rubrik pertanian, proporsi berita, dan juga penempatan berita. Masing-masing indikator memberikan informasi agenda media terhadap berita pertanian. Skor agenda media diperoleh dari hasil rataan skor untuk berita pertanian di Koran Kampus edisi 38, 39, 40, dan 41. Informasi mengenai agenda media tersebut diketahui dari interval skor, yakni skor 1 hingga skor 4 dengan kategori sangat tidak penting, tidak penting, penting, sangat penting. Agenda publik ditentukan dari hasil pengukuran tiga indikator, yaitu: tingkat kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita. Skor individu untuk masing-masing indikator diakumulasikan sehingga diperoleh agenda publik
21
dari hasil perhitungan rataan skor. Informasi mengenai agenda publik diketahui dari interval skor, yakni skor 1 hingga skor 4 dengan kategori sangat tidak penting, tidak penting, penting, dan sangat penting. Pengolahan data menggunakan buku kode yang diinput pada software Microsoft Excel 2003-2007. Data kuantitatif yang telah diperoleh dikaji dengan menggunakan tabel frekuensi untuk mengukur agenda media maupun agenda publik terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41. Data juga diolah dengan software SPSS versi 15.0 for windows agar diperoleh output berupa crosstab (tabulasi silang) untuk membantu analisis distribusi sampel dalam menilai berita pertanian. Kemudian, dilakukan uji korelasi rank Spearman (rs) untuk menguji hipotesis penelitian pertama (H1: Xmedia = Xpublik).
rs = Keterangan: Rs = Koefisien rank Spearman di = beda antara dua peubah berpasangan n = sampel 1 dan 6 = bilangan koefisien Sementara itu, pengujian hipotesis penelitian kedua menggunakan metode analisis statistik inferensial berdasarkan rumus uji beda T2 Hotelling, dengan rumus sebagai berikut: T2
=
Keterangan: T2 = Koefisien T Hotelling n1= ukuran sampel pada kelompok 1 n2= ukuran sampel pada kelompok 2 S-1 = invers matriks koragam X1= vektor rataan kelompok 1 X2= vektor rataan kelompok 2 Menurut Johnson dan Wichern (2002) koefisien hitung T2 Hotelling digunakan untuk menentukan terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak di
22
antara dua kelompok. Dalam perhitungan ini H0: X1 = X2; H2: X1 ≠ X2; dimana untuk mengetahui dua kelompok memiliki perbedaan atau tidak, hasil T2 Hotelling dibandingkan tingkat signifikansi (α = 0,05). Apabila diperoleh koefisien hitung yang lebih besar daripada α maka H0 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan antara dua kelompok. Sebaliknya, jika T2 Hotelling lebih kecil daripada α maka H0 ditolak dan H2 diterima, artinya terdapat perbedaan di antara kedua kelompok.
BAB IV DESKRIPSI MEDIA, AGENDA MEDIA, AGENDA PUBLIK DAN AGENDA SETTING 4.1 Deskripsi Koran Kampus IPB 4.1.1 Sejarah Singkat Koran Kampus IPB Koran Kampus IPB didirikan di Bogor pada tanggal 18 Februari 2004. Pada saat itu Koran Kampus merupakan salah satu media jurnalistik cetak yang dibentuk oleh mahasiswa IPB tahun ajaran 2004 (angkatan 41), yakni Gunanto, Yhanuar Ismail, Fetri Zulbetri, dan Widhi Kurniawan. Koran Kampus IPB diawali oleh kesadaran mereka tentang tingginya kebutuhan mahasiswa terhadap beritaberita penting seputar kampus. Mahasiswa mempunyai keinginan yang besar untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang apapun yang terjadi di kampus IPB Dramaga. Informasi-informasi tersebut dikemas dalam satu wadah yang mudah dibaca dan dimengerti, serta mudah diperoleh oleh mahasiswa. Oleh karena itu, empat orang mahasiswa itu berinisiatif untuk menerbitkan koran di kampus IPB hingga akhirnya dikenallah Koran Kampus IPB dengan sebutan Korpus. Sejak dicetak untuk pertama kalinya, Koran Kampus IPB masih sangat erat kerjasamanya dengan BEM KM IPB (Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) sehingga berita-berita pun sangat kental dengan informasi mengenai kegiatan BEM KM. Selain itu, anggota pengurusnya pun masih terbatas dan mereka merupakan pengurus BEM KM. Pada saat itu, Koran Kampus IPB belum dianggap sebagai koran yang ternama, karena mahasiswa lebih mengenal buletin bernama Gema Almamater sebagai media cetak yang terpercaya. Geliat Gema Almamater tidak hanya sebatas kampus IPB, tetapi juga dikenal dan dibaca oleh khalayak non IPB karena banyak gebrakan yang diusung oleh pelaku pers Gema Almamater sejak dulu. Barulah mulai periode 2008/2009 pengurus Koran Kampus ini menjadikan Koran Kampus IPB sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang posisinya setara dengan BEM KM, namun ruang lingkupnya sebagai wadah penyaluran minta dan bakat mahasiswa IPB. Koran Kampus IPB berhasil melalui tahap demi
24
tahap proses verifikasi UKM yang dilaksanakan setiap dua tahun oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa IPB (MPM KM IPB). Proses verifikasi ini diikuti pula oleh Gema Almamater yang kualifikasinya sama dengan Koran Kampus, yakni bidang jurnalistik. Akan tetapi, terdapat ketentuan bahwa hanya ada satu UKM yang bergerak dalam satu bidang khusus. Ternyata, keputusan verifikasi UKM periode itu meloloskan Koran Kampus IPB sebagai satu-satunya UKM yang bergerak di bidang jurnalistik. Masa transisi ini perlahanlahan turut menenggelamkan nama Gema Almamater.
Pada periode itu,
kepemimpinan Koran Kampus berada di bawah Farhad Idris sebagai pimpinan umum. Dia adalah mahasiswa Ilmu Komputer IPB tahun ajaran 2006. Koran Kampus IPB perlahan-lahan memperbaiki kinerja dan kualitas produk mereka. Sebelumnya pengurus Koran Kampus IPB tidak memiliki struktur organisasi yang jelas karena pengurusnya yang masih sedikit. Akan tetapi, dengan statusnya sebagai UKM maka Koran Kampus memperoleh hak dan kewajiban untuk melakukan perekrutan pengurus baru. Selain itu, jumlah halaman Koran Kampus IPB juga bertambah dari 16 halaman menjadi 24 halaman.
4.1.2 Struktur Organisasi Koran Kampus IPB Koran Kampus IPB awalnya dibentuk sebagai Lembaga Semi Otonom (LSO) yang masih berada di bawah tanggung jawab Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM), tepatnya divisi Komunikasi dan Informasi (Kominfo). Dalam perjalanannya, Koran Kampus terus berkoordinasi dengan pihak BEM KM. Sebelum dibentuknya struktur organisasi UKM, pembagian kerja masih belum rapih dan tidak sistematis. Keempat pendiri Koran Kampus IPB hingga pengurus periode 2007-2008 masih terlibat aktif dalam semua tahap penerbitan secara bersama-sama, baik tahap pencarian berita, penulisan, pengeditan, desain, proses cetak, pencarian dana, pengembangan soft skill, hingga tahap distribusi. Beberapa orang masih mempunyai dua atau tiga tanggung jawab yang berbeda. Artinya, masih belum ada spesifikasi kerja untuk masing-masing orang. Akan tetapi, setelah diresmikannya Koran Kampus IPB sebagai UKM maka dibentuklah struktur organisasi yang baru dan lebih lengkap seperti yang disajikan pada Gambar 2.
25
Pemimpin Umum
Bendahara Umum
Sekretaris Umum
Pemimpin Perusahaan
Pemimpin Redaksi
Pemimpin HRD
Man. Iklan internal
Redaktur Pelaksana I
Man. Kesejahteraan
Man. Iklan eksternal
Redaktur Pelaksana II
Man. Pemasaran
Redaktur Buletin
Man. Pengembangan SDM internal Man. Pengembangan SDM eksternal
Redaktur Artistik
Man. Kerja sama
Reporter
Fotografer
Layouter
Kartrunis
Gambar 2. Struktur Organisasi Koran Kampus IPB Tahun 2011 (Sumber: Koran Kampus IPB, 2011)
Berdasarkan struktur ini, kinerja para pengurus Koran Kampus IPB juga menjadi lebih jelas dan terarah. Pembagian tiga pemimpin menyebabkan adanya tiga kewenangan yang dikoordinasikan oleh seorang pemimpin umum. Pemimpin redaksi, pemimpin perusahaan, dan pemimpin HRD bertanggung jawab penuh kepada pemimpin umum UKM. Sementara itu, masing-masing pemimpin tidak berhak mengatur bagian yang bukan menjadi tanggungannya. 4.1.3 Standar Operasional Prosedur (SOP) Koran Kampus IPB 4.1.3.1 Badan Pengurus Harian (BPH) Sejak dibentuk dan disahkannya struktur organisasi Koran Kampus ke dalam SOP UKM, sistem kerja pengurus Koran Kampus IPB (kru) menjadi jauh lebih efektif dan lebih jelas. Setidaknya, kejadian double job semakin berkurang. Artinya, kru yang menjadi pengurus UKM Koran Kampus IPB telah mempunyai profesi sesuai dengan apa yang mereka lamar saat proses perekrutan anggota baru. Menurut Standar Opersional Prosedur UKM (2011), pemimpin umum: (1) bertanggungjawab terhadap Koran Kampus secara umum, (2) memimpin rapat
26
dewan direksi, (3) mengamati, memantau dan mengawasi kinerja perangkat Koran Kampus, (4) mengatur strategi umum keredaksian bersama pimpinan redaksi, (5) mengatur strategi umum perusahaan bersama pimpinan perusahaan, (6) menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat, dan (7) mengevaluasi kegiatan kepengurusan secara berkala. Sekretaris umum dan bendahara umum bertanggung jawab kepada pemimpin umum sebagaimana standar kerja sekretaris dan bendahara. Akan tetapi, bendahara di UKM Koran Kampus IPB bekerja sama dan terintegrasi kuat dengan kinerja bagian perusahaan, dimana perusahaan merupakan bagian yang mengatur strategi keluar dan masuknya uang perusahaan Koran Kampus IPB, termasuk juga teknisnya. Oleh karena itu, sebelum menjangkau pemimpin umum, seorang pemimpin perusahaan haruslah berkoordinasi dengan bendahara umum di setiap perkembangan kerja mereka. Sementara itu, sekretaris umum bekerja sama dengan bagian Human Resource Development (HRD) untuk menyusun berbagai agenda kegiatan UKM, baik jadwal penerbitan koran, pelatihan, studi banding, fieldtrip, dan sebagainya. 4.1.3.2 Keredaksian Tim redaksi merupakan bagian yang paling sering berinteraksi dengan banyak orang. Redaksi ini terdiri dari reporter, layouter, fotografer, dan kartunis. Kinerja keempat profesi ini biasanya dikenal banyak orang dan bersifat sangat teknis dalam setiap tahap penerbitan koran. Oleh karena itu, secara tidak langsung tim redaksi inilah yang paling banyak dilamar mahasiswa IPB saat perekrutan karena banyak sekali pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan proses peliputan berita. Koran Kampus IPB memiliki sekitar 51 kru redaksi, yaitu: 38 reporter, lima fotografer, tiga layouter, dan lima kartunis. Jumlah kru redaksi yang mencapai 51 orang dikoordinasikan oleh tim inti redaksi yang terdiri dari pemimpin redaksi, redaktur pelaksana I, redaktur pelaksana II, redaktur pelaksana buletin, dan redaktur artistik. Spesialisasi keempat redaktur ini bertujuan untuk membagi kerja para direksi agar tidak terjadi double job. Redaktur pelaksana I dapat dikatakan sebagai wakil pemimpin redaksi karena uraian kerjanya mencakup tahap-tahap penyajian berita. Misalnya, proyeksi, hunting berita, penulisan, editing, pemilihan headline, penempatan
27
berita, dan sebagainya. Tugas ini dilakukan olehnya bersama-sama dengan pemimpin redaksi. Sementara itu, redaktur pelaksana II lebih cenderung bekerja sama dengan redaktur buletin untuk menerbitkan buletin pada waktu-waktu tertentu. Redaktur artistik adalah orang yang membantu pemimpin redaksi dan redaktur pelaksana I dalam melengkapi berita, yakni melalui gambar ataupun foto. Selain itu, redaktur artistik juga membawahi layouter yang bertugas mendesain penempatan berita. Akan tetapi, pada proses ini redaktur artistik tetap bekerja sama dengan pemimpin redaksi dan redaktur pelaksana I. 4.1.3.3 Perusahaan Koran Kampus IPB juga memisahkan sumberdaya manusia yang bekerja mencari dana dengan sumberdaya manusia yang mencari berita. Sebagai modal utama Koran Kampus tentunya harus memiliki dana yang cukup untuk naik ke percetakan. Pemimpin perusahaan dalam hal ini memiliki peran yang sangat krusial karena keputusan naik cetak atau tidak tergantung dari informasi yang diberikan olehnya. Pemimpin perusahaan membagi empat job description, yaitu: (1) Internal advertising, bertugas menyebarkan proposal periklanan Koran Kampus untuk pengiklan di sekitar kampus, (2) External advertising, bertugas menyebarkan proposal tersebut kepada perusahaan-perusahaan besar di luar kampus IPB Dramaga, (3) Media Partner, yakni bagian yang berhubungan dengan lembaga lainnya yang suatu waktu melaksanakan event dan meminta kerja sama
dengan
Koran
Kampus
IPB,
dan
(4)
Marketing,
bertugas
mengkoordinasikan seluruh pengurus Koran Kampus IPB untuk menjual Koran Kampus IPB sesuai pemetaan distribusi yang telah ditentukan. 4.1.3.4 Human Resource Development (HRD) Bagian HRD merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh Koran Kampus IPB karena jarang dimiliki oleh Lembaga Pers Mahasiswa lainnya. HRD mengelola program pengembangan softskill seluruh pengurus Koran Kampus IPB. HRD Koran Kampus IPB terdiri dari empat orang yang bertugas mendesain seluruh kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh UKM. Kegiatan-kegiatan tersebut biasanya wajib diikuti oleh pengurus Koran Kampus IPB. Beberapa di antaranya adalah up grading, fieldtrip, studi banding, dan pelatihan-pelatihan. Manajer pengembangan internal HRD bertanggung jawab atas kegiatan up grading Koran
28
Kampus IPB. Kegiatan tersebut dilaksanakan di awal pengurusan dalam rangka menciptakan suasana kekeluargaan UKM sekaligus ajang penyambutan kru baru di awal tahun. Selain itu, manajer pengembangan internal juga mengonsep pelaksanaan kegiatan-kegiatan pelatihan jurnalistik untuk kru Koran Kampus IPB. Sementara itu, manajer pengembangan eksternal bertugas melaksanakan fieldtrip dan studi banding. Kegiatan tersebut berupa agenda kunjungan ke media-media cetak nasional ataupun lembaga pers mahasiswa di Jabodetabek. Manajer finansial adalah biro fundrising Koran Kampus IPB yang juga menyediakan inventaris identitas Koran Kampus IPB, seperti kartu pers dan baju lapang.
4.1.4 Deskripsi Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, dan 41 Koran Kampus IPB adalah media cetak yang memiliki tagline “Dengan Pena, Menjerat Berita, Mengguncang Dunia.” Bagian kiri atas halaman muka Koran Kampus IPB tersajikan informasi edisi ke- dan bulan-tahun terbit. Sementara itu, bagian kanan atas halaman muka Koran Kampus terdapat informasi tentang situs sosial networking dan call centter. Headline berita ditempatkan tepat di bawah logo dan tagline Koran Kampus IPB. Selain itu, di halaman muka juga disajikan daftar isi mengenai judul-judul berita yang dimuat di edisi tersebut. Koran Kampus IPB memiliki panjang horizontal 29 cm dan panjang vertikal 35,5 cm, atau sebanding dengan ukuran Harian Tempo. Jumlah halaman Koran Kampus IPB sebanyak 24 halaman dengan klasifikasi warna terletak di halaman satu, delapan, sembilan, dan 16. Penomoran halaman diletakkan di sebelah kanan atas di setiap halamannya. Selain itu, di bagian kanan atas juga terdapat templete tetap yang bertuliskan Koran Kampus dan juga informasi edisi dan tanggal-tahun terbit. Kemudian, di masing-masing halaman terdapat judul rubrik yang ditempatkan di bagian center atas. Rubrik-rubrik tersebut di antaranya bertajuk Seputar Kampus, Kemahasiswaan, Sosial dan Lingkungan, Opini, Bisnis, Riset dan Iptek, sportainment, Liputan Khusus, Gaya Hidup, Budaya, Sastra, Bedah Buku, Karikartun. Koran Kampus IPB juga memuat quotes, ucapan selamat, iklan, galeri foto, dan sebagainya. Hal tersebut mempunyai komposisi dan lokasi yang berbeda-beda di edisi 38, 39, 40, dan edisi 41 (Tabel 4).
29
Tabel 4. Isi Materi per Halaman Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Isi Materi per Halaman Koran Kampus IPB Hal Edisi 38 Edisi 39 Edisi 40 Edisi 41 2 berita utama 2 berita utama, 1 berita utama, 1 3 berita utama, 1 menu berita, quotes, menu menu berita, 1 quotes, 1 menu quotes, ucapan berita, (hal 1), quotes (hal 1), berita (hal 1), selamat,1 buah 2 berita seputar 3 berita seputar 2 berita 1-2 iklan (hal 1), kampus (hal 2). kampus (hal 2). kemahasiswaan, 2 berita seputar 2 iklan (hal 2). kampus (hal 2). 3 berita seputar 2 berita seputar 3 berita 1 berita kampus (hal 3), kampus (hal 3), kemahasiswaan kemahasiswaan, 3 berita 3 berita seputar (hal 3), 1 lanjutan berita 3-4 kemahasiswaan kampus (hal 4). 2 berita media utama (hal 3), (hal 4). partner (hal 4). 2 berita seputar kampus (hal 4). 3 berita 4 berita 3 berita media 2 berita seputar kemahasiswaan kemahasiswaan partner (hal 5), kampus (hal 5), (hal 5), (hal 5), 2 berita hutanku 1 berita 5-6 4 berita 3 berita (hal 6). komunitas (hal kemahasiswaan kemahasiswaan 6). (hal 6). (hal 6). 5 berita sosial 4 berita hari 1 berita 2 berita profil dan lingkungan bumi (hal 7), wawancara (hal 7), (hal 7), 1 berita tempat ekslusif (hal 7), 2 berita 7-8 3 iklan (hal 8). wisata, 6 iklan 1 iklan kemahasiswaan, (hal 8). fullpages(hal 8). 1 propaganda jurnalistik(hal 8) Memori ulang 1 berita tempat 4 karya 2 berita serbatahun Koran wisata (hal 9), kreativistik (hal serbi (hal 9), Kampus IPB 1 opini, 1 9), 1 opini, 1 (hal 9), 1 opini, editorial, 1 1 cerpen editorial (hal 9-10 editorial, 1 pojok, 1 daftar kreativistik, 1 10). pojok, 1 daftar tim redaksi (hal daftar tim tim redaksi (hal 10). redaksi (hal 10). 10). 1 opini, 1 surat 2 berita serba1 opini, 1 1 opini, 2 surat pembaca, 1 serbi (hal 11), editorial, 1 info pembaca (hal interupsi, 1 info 2 berita riset dan nulis opini (hal 11), teknologi (hal 11), 1 berita sejarah 11-12 nulis (hal 11), 4 berita bisnis 12). 2 berita IPB (hal 12). dan 1 info iklan PIMNAS XXIV baris (hal 12). (hal 12). 4 berita riset 3 berita 2 berita 1 galeri foto dan iptek (hal sportainment PIMNAS XXIV (hal 13), (hal 13), (hal 13), 3 berita 1 isu global, 1 13-14 13), 3 berita sportainment 3 berita ristek kemahasiswaan lanjutan berita (hal 14). (hal 14). (hal 14). utama (hal 14).
30
Hal
15-16
17-18
19-20
21-22
23-24
Isi Materi per Halaman Koran kampus IPB Edisi 38 Edisi 39 Edisi 40 Edisi 41 1 berita, 1 info 4 berita seputar 1 puisi, 2 resensi 3 berita gaya rekrutmen kampus (hal 15), buku, 1 info hidup, 1 info anggota, 1 1 galeri foto (hal resensi buku pemasangan formulir (hal 16). (hal 15), 2 berita iklan (hal 15), 15), galeri foto, ekspedisi (hal 1 berita 1 iklan (hal 16). 16). diversifikasi pangan, 1 ucapan selamat (hal 16). 1 berita gaya 3 berita gaya 2 berita liputan 1 iklan fullpages hidup (hal 17), hidup, 2 iklan khusus masa (hal 17), 2 berita tempat (hal 17), perkenalan 1 berita sastra wisata (hal 18). 3 berita serbakampus (hal 18). serbi (hal 18). mahasiswa baru/MPKMB (hal 17), 2 berita masa perkenalan fakultas/MPF (hal 18). 3 berita budaya 2 berita tokoh 2 berita MPF 1 resensi buku, (hal 19), 2 (hal 19), (hal 19), 1 resensi film, 1 berita sastra, 2 berita resensi 2 berita MPF puisi (hal 19), info kesempatan buku (hal 20). (hal 20). 1 komik, 1 info menulis sastra surat pembaca, 1 (hal 20). info kesempatan menulis sastra, 1 daftar tim redaksi (hal 20). 3 berita resensi 3 berita sastra, 1 2 berita MPF 1 kuis TTS, 1 buku (hal 21), 2 info kesempatan (hal 21), 1 berita jobvacancy (hal berita tokoh (hal nulis sastra (hal MPF, 1 berita 21), 2 berita 22). 21), MPKMB (hal ristek (hal 22). 3 berita liputan 22). khusus (hal 22). 1 berita liputan 4 berita liputan 1 kuis TTS (hal 1 berita tokoh, khusus, menu khusus (hal 23), 23), (hal 23), kerjasama di 1 berita opini 1 pengumuman 1 galeri foto, 1 Koran Kampus pembaca, 1 kru magang puisi, 1 iklan (hal 23), komik (hal 24). Koran Kampus, (hal 24). karikartun 1 menu fullpage (hal kerjasama di 24). Koran Kampus (hal 24).
31
4.2
Agenda Media
4.2.1 Hasil Analisis Isi terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Koran Kampus IPB yang diterbitkan pada tahun 2011 tidak menonjolkan berita pertanian dalam pemberitaannya di setiap edisi. Rendahnya prioritas tersebut dapat dilihat dari hasil analisis isi Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41. Menurut Kerlinger (2006) teknik analisis isi merupakan teknik penelitian untuk uraian yang obyektif, sistematis, dan kuantitatif. Hasil analisis isi terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB tersebut disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Skor Agenda Media untuk Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Koran Kampus Edisi KeRataan Indikator Skor* 38 39 40 41 Frekuensi Rubrik 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 Proporsi Berita 2,00 1,00 1,00 2,00 1,50 Penempatan Berita 4,00 3,00 2,00 4,00 3,25 2,67 2,00 1,67 2,67 Rataan Skor 2,25 Keterangan: *interval skor: 1,00-1,75=sangat tidak penting; 1,76-2,50=tidak penting; 2,51-3,25= penting; 3,26-4,00= sangat penting
Tabel 5 menginformasikan bahwa berita pertanian dinilai tidak penting oleh pihak Koran Kampus IPB. Berita pertanian di setiap edisi dinilai tidak penting. Selain itu, dari setiap indikator menunjukkan bahwa Koran Kampus IPB tidak memprioritaskan berita pertanian dalam penerbitannya. Dari frekuensi rubrik, berita pertanian dianggap tidak penting karena tidak pernah ada rubrik khusus berjudul pertanian di setiap edisi Koran Kampus IPB. Jumlah berita yang pernah dimunculkan sangat sedikit, yakni dua berita per edisinya. Proporsi berita pertanian yang dimuat juga hanya mencapai satu hingga dua halaman di setiap edisinya. Berdasarkan indikator jumlah berita dan proporsi berita, pihak Koran Kampus IPB menilai berita pertanian sangat tidak penting. Akan tetapi, Koran Kampus menilai berita pertanian penting untuk dimuat apabila dilihat dari segi penempatan berita, dimana berita pertanian penempatan rata-rata berada di halaman lima hingga 12. Tabel 6 menyajikan data terperinci hasil pengukuran tersebut.
32
Tabel 6. Hasil Analisis Isi terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Edisi Indikator Jumlah 38 39 40 41 Frekuensi Rubrik 0 0 0 0 0 Proporsi Berita 0,24 0,34 0,47 0,69 1,74 Penempatan Berita 4 6 14 1 Koran Kampus IPB adalah media cetak dengan 24 halaman dimana sejumlah rubrik yang mengisinya bersifat fleksibel. Artinya, suatu rubrik tidak selalu muncul, tetapi disesuaikan dengan berita-berita yang mencuat saat koran akan diterbitkan. Dari keempat edisi Koran Kampus IPB, rubrik bertajuk pertanian tidak pernah dimunculkan sehingga berita pertanian ditempatkan di rubrik-rubrik lain, seperti seputar kampus, kemahasiswaan, opini, atau rubrik lainnya. Di samping itu, berita pertanian hanya memiliki proporsi total sebanyak 1,74 halaman. Luas keseluruhan halaman Koran Kampus IPB per edisi adalah 18.836,64 cm2, sedangkan luas per halamannya 784,86 cm2. Hasil analisis isi menunjukkan setiap berita pertanian menggunakan space yang berbeda-beda. Berita pertanian di edisi 38 diwakili oleh tiga judul berita, dimana ketiga berita tersebut menggunakan total 191,18 cm2 atau 0,24 halaman. Edisi 39 menggunakan 263,5 cm2 atau 0,34 halaman. Edisi 40 menggunakan tempat sebanyak 367,84 cm2 atau 0,47 halaman. Edisi 41 menggunakan 542,34 cm2 atau sebanyak 0,69 halaman. Dengan kata lain, berita pertanian di masing-masing edisi memiliki persentase sebesar 1,01 persen, 1,40 persen, 1,95 persen, dan 2,88 persen. Dari indikator proporsi berita ini diketahui bahwa total space yang digunakan untuk empat edisi Koran Kampus IPB adalah 1,74 halaman. Artinya, selama penerbitan Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41, berita pertanian hanya memiliki persentase sebesar 1,81 persen. Prinsip pemberitaan suatu koran adalah apabila suatu berita ditempatkan di halaman yang lebih depan maka semakin diutamakan berita tersebut. Asumsinya, berita di halaman depan akan lebih dulu dilihat oleh pembaca. Headline koran dianggap sebagai berita utama yang ditargetkan akan mencuat di kalangan masyarakat sehingga seringkali ditampilkan di halaman muka koran. Di Koran
33
Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41, berita pertanian dianggap penting saat dimunculkan. Setiap judul berita memperoleh tempat yang berbeda-beda di setiap edisinya. Di edisi 38, berita pertanian ditempatkan di halaman empat. Di edisi 39 dan edisi 40 berita pertanian ditempatkan di halaman enam dan halaman 14. Sementara itu, berita pertanian di edisi 41 menjadi headline koran dengan judul berita “Suplai Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor.” Berita ini dianggap penting saat itu sehingga diletakkan di halaman muka koran dan bahkan berita dibuat bersambung ke halaman 14. Setiap edisi Koran Kampus IPB terdapat perbedaan prioritas terhadap berita pertanian, jika diukur dari segi proporsi berita dan penempatan berita, tetapi tidak dari segi frekuensi rubrik karena sama-sama tidak dimunculkan setiap edisinya. Penilaian per edisi tersebut menentukan pembentukan agenda media Koran Kampus IPB terhadap berita pertanian. Oleh karena itu, penjelasan mengenai komposisi berita pertanian per edisi perlu diulas secara lebih terperinci.
4.2.2 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 38 Setiap berita pertanian di Koran Kampus IPB memiliki persentase yang berbeda- beda di setiap edisinya. Masing-masing berita pertanian pun memiliki kadar kepentingan yang berbeda, misalnya adanya perbedaan jumlah kata dalam satu berita, pembuatan judul untuk menonjolkan kepentingan berita, penempatan berita, komposisi berita dan gambar, dan lain-lain. Koran Kampus IPB edisi 38 memperoleh skor 2,5 untuk indikator rubrik, judul berita, proporsi berita, dan penempatan berita (Tabel 7). Tabel 7.
Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38
Rubrik
Kemahasiswaan
Judul Berita One Day No Rice untuk Diversifikasi Pangan
Hal 4
Penempatan dan Proporsi Porsi Luas Presentase halaman (cm2) (%) 0,24
191,18
1,01
34
Berdasarkan Tabel 7, berita pertanian di edisi 38 hanya mencapai tiga judul berita. Selain itu, tidak ada rubrik pertanian yang mampu menarik perhatian pembaca terhadap berita pertanian. Proporsi berita juga hanya mencapai 1,16 halaman atau 4,83 persen. Dengan demikian, media menilai berita pertanian tidak penting di edisi 38.
4.2.3 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 39 Analisis isi terhadap Koran Kampus IPB edisi 39 juga dilakukan berdasarkan beberapa aspek, yaitu: rubrik, judul berita, proporsi berita, dan penempatan berita, dimana masing-masing indikator tersebut memberikan skor 1,75 untuk edisi 39. Untuk melihat hasil analisisnya perhatikan data Tabel 8. Tabel 8. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 39 Rubrik
Judul Berita
Kemahasiswaan
IPB enterpreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian
Penempatan dan Proporsi Porsi Luas Presentase Hal halaman (cm2) (%) 6
0,34
263,5
1,4
Tabel 8 menginformasikan bahwa berita pertanian dengan judul “IPB Entrepreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian” merupakan satu-satunya berita pertanian yang dimuat pada Koran Kampus IPB edisi 39. Berita ini hanya menggunakan tempat seluas 263,5 cm2, artinya hanya 0,34 halaman atau 1,4 persen. Meskipun demikian berita ini ditempatkan di halaman enam sehingga diberikan skor empat. Dari perolehan skor dari seluruh indikator pengukuran ini, berita pertanian di edisi 39 dinilai tidak penting oleh media.
4.2.4 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 40 Komposisi berita di edisi 40 hampir sama dengan edisi 39 dimana hanya terdapat satu judul berita pertanian. Berdasarkan indikator rubrik, judul, proporsi,
35
dan penempatan berita, berita pertanian edisi 40 memperoleh skor 1,5, dimana hasil analisisnya seperti yang disajikan oleh Tabel 9. Tabel 9. Penempatan Berita dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 40 Rubrik
Judul Berita
Kabar Mahasiswa
Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami
Hal
Penempatan dan Proporsi Porsi Luas Presentase Halaman (cm2) (%)
14
0,47
367,84
1,95
Berdasarkan Tabel 9, edisi 40 juga hanya menyajikan satu berita pertanian, yakni pada halaman 14 dengan judul “Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami.”
Berita tersebut berisi tentang hasil penelitian
sejumlah mahasiswa berupa terdapat zat warna carotenoid di dalam limbah serat kelapa sawit dan tergolong sebagai karya ilmiah populer. Berita ditempatkan di halaman 14 dengan menggunakan space seluas 367,84 cm2 atau setara dengan 0,47 halaman. Apabila dipersentasekan berita pertanian di edisi ini hanya mencapai 1,95 persen dari total pemberitaan Koran Kampus IPB. Meskipun demikian, dari skor keempat indikator tersebut diketahui bahwa berita pertanian di edisi 40 dinilai tidak penting oleh media. 4.2.5 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 41 Analisis isi terhadap Koran Kampus IPB edisi 40 juga dilakukan berdasarkan beberapa aspek, yaitu: rubrik, judul berita, proporsi berita, dan penempatan berita. Masing-masing indikator tersebut memberikan skor 2,5 untuk edisi 41, dimana hasil analisisnya ditampilkan pada Tabel 10. Tabel 10. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 41 No
1
Rubrik
Headline
Judul Berita Suplai Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor
Penempatan dan Proporsi Porsi Luas Presentase Hal Halaman (cm2) (%) 1 14
0,69
542,34
2,88
36
Edisi 41 merupakan satu-satunya edisi yang menjadikan berita pertanian sebagai headline pemberitaan Koran Kampus IPB. Berita ini diletakkan di halaman pertama dengan luasan mencapai 224,84 cm2, kemudian bersambung ke halaman 14 dengan menggunakan tempat seluas 317,5 cm2. Berita pertanian terdiri dari tiga judul dan menggunakan space total mencapai 542,34 cm2. Secara keseluruhan, proporsi ketiga berita ini mencapai 1,95 halaman Koran Kampus IPB atau setara dengan 8,14 persen. Meskipun demikian, berita pertanian masih dinilai tidak penting oleh Koran Kampus IPB.
4.2.6 Peran Gatekeeper terhadap Agenda Media Koran Kampus IPB Tubbs dan Moss (2001) menyatakan bahwa gatekeeper adalah orang-orang yang menyeleksi, mengubah, dan membatalkan pesan yang kemudian dapat mempengaruhi aliran pesan kepada penerima. Oleh karena itu, peran gatekeeper sangat mempengaruhi pemberitaan yang dimunculkan dalam suatu media, termasuk pada proses penerbitan Koran Kampus IPB. Apabila melihat struktur organisasi UKM Koran Kampus IPB pada Gambar 2, peran gatekeeper dimainkan oleh lima orang tim inti redaksi yaitu pemimpin redaksi, redaktur pelaksana I, redaktur pelaksana II, redaktur buletin, dan redaktur artistik. Sebelumnya perhatikan alur pemberitaan pada Gambar 3 di bawah ini.
3. HUNTING
4. PENULISAN
2. PENUGASAN
1. PROYEKSI
5. EDITING Proses penerbitan berita di Koran Kampus IPB 6. PENYEMPURNAAN
9. LAYOUT
7. PENYELEKSIAN 8. EVALUASI
Gambar 3. Mekanisme Penerbitan Berita di Koran Kampus IPB Tahun 2011
37
Gambar 3 merupakan rangkuman dari proses pembuatan tulisan hingga diterbitkan menjadi berita, mulai dari tahap pencarian ide, mencari fakta, menulis gagasan, menyempurnakan isi berita dengan materi-materi pendukung, serta pembagian lokasi pemberitaan di Koran Kampus IPB. Proses tersebut melibatkan tim redaksi secara keseluruhan yang berjumlah 51 orang.
1. Proyeksi Pada tahapan pertama, seluruh pengurus Koran Kampus tanpa terkecuali melakukan diskusi dan brainstorming. Fase ini dinamakan upaya pencarian ide, dimana setiap individu dibebaskan dan diwajibkan untuk mengangkat suatu isu kemudian dibahas bersama-sama. Pembahasan dipandu oleh pemimpin redaksi guna menilai kerealistisan ide-ide serta menyepakati sudut pandang yang akan dijadikan berita. 2. Penugasan Setelah puluhan isu terkumpul lewat proyeksi, maka tim inti redaksi berkewajiban membagi tugas secara jelas dan merata kepada tim reporter dan fotografer. Pada tahap ini kelima tim inti wajib mengarahkan kru yang bertugas dan memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi selama pencarian berita. 3. Hunting Tahap ini merupakan kerja utama dari reporter dan fotografer di lapangan untuk menggali fakta sebanyak mungkin sesuai perencanaan yang telah disiapkan. 4. Penulisan Pada tahap ini, reporter menyaring berbagai informasi yang diperolehnya saat hunting untuk membangun suatu gagasan tulisan yang bercerita dan bermakna. 5. Editing Reporter memperbaiki tulisannya dan bekerja sama dengan redaktur pelaksana untuk menguji kelengkapan gagasan yang telah ditulis.
38
6. Penyempurnaan Redaksi pelaksana mengevaluasi tulisan dan redaktur artistik mencari kecocokan antara gagasan reporter dengan bukti-bukti pendukung dari fotografer atau kartunis. Pada fase ini, repoerter yang bertugas diproyeksi kembali guna menguji kesesuaian berita saat direncanakan. Di samping itu, tim inti redaksi bertugas mengorelasikan gagasan tersebut dengan berita-berita dari reporter lainnya. 7. Penyeleksian Pada tahap ini, reporter telah selesai bertugas untuk kedua kalinya dan menyerahkan hasil akhir gagasannya untuk disaring menjadi suatu berita. Tim inti redaksi bekerja sama dengan pemimpin perusahaan, pemimpin HRD, dan pemimpin perusahaan menentukan gagasan-gagasan mana saja yang layak untuk diterbitkan
berdasarkan
tingkat
aktualitas,
faktualitas,
obyektivitas,
keberimbangan, ketepatan deadline, dampak berita, kesesuai isi dan judul berita. 8. Evaluasi Saat evaluasi, seluruh gagasan tertulis telah disepakati akan menjadi suatu berita. Seluruh kru yang gagasannya terpilih wajib menyampaikan perkembanganperkembangan berita kepada forum, yakni seluruh pengurus Koran Kampus IPB. Perkembangan tersebut terkait kendala di lapangan, kelengkapan berita, dan juga keberlanjutan berita. 9. Layout Pada tahap ini, tim inti redaksi menugaskan layouter untuk mendesain penempatan berita. Proses layout ini melibatkan pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan pemimpin HRD untuk mendiskusikan urutan berita dari halaman paling depan hingga paling belakang.
Kesembilan tahap tersebut menjelaskan bahwa tim inti redaksi (gatekeeper) sangat menentukan gagasan apa saja yang layak dijadikan suatu berita. Pada tahap tertentu, seluruh pengurus Koran Kampus IPB memang bebas terlibat. Kemudian kru yang bertugas juga bebas berkarya sesuai profesi mereka. Akan tetapi, ketika
39
masuk pada tahap editing hingga layout peran dominan dimainkan oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana I, redaktur pelaksana II, redaktur buletin, dan redaktur artistik. Selain itu, pada tahap-tahap tertentu pemimpin umum, pemimpin HRD, pemimpin perusahaan, dan laoyouter juga mempengaruhi isi materi per halaman Koran Kampus IPB. Mereka yang berhak menentukan berita apa saja yang akan dimuat pada Koran Kampus IPB edisi tersebut, berita manakah yang seharusnya disimpan terlebih dahulu, dan berita manakah yang akan menjadi headline. Selanjutnya, halaman 1-24 koran secara terperinci juga disepakati oleh orangorang tersebut.
4.3
Agenda Publik
4.3.1 Penilaian Responden terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Agenda publik diukur berdasarkan kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita (Sulistiawan, 2005) dan (Wimmer dan Dominick, 2003). Berdasarkan tiga indikator tersebut, agenda publik mahasiswa IPB untuk berita pertanian di Koran Kampus IPB dikategorikan menjadi empat tingkatan, yaitu sangat tidak penting, tidak penting, penting, dan sangat penting (Tabel 11). Tabel 11. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Jumlah (orang/persen) Jumlah No Agenda Publik SKPM 2009 AGH 2008 (orang/persen) 2 1 3 1 Sangat Tidak Penting (10,53) (5,26) (7,89) 2 2 4 2 Tidak Penting (10,53) (10,53) (10,53) 7 11 18 3 Penting (36,84) (57,89) (47,37) 8 5 13 4 Sangat Penting (42,10) (26,32) (34,21) 19 19 38 Total (100,00) (100,00) (100,00) Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa publik cenderung menilai berita pertanian adalah penting, dimana 47,37 persen responden menilai berita pertanian di Koran Kampus IPB penting dan 34,21 persen responden menilai sangat
40
penting. Sementara itu, terdapat 10,53 persen responden yang menilai berita pertanian tidak penting, sedangkan 7,89 persen lagi menilai berita pertanian sangat tidak penting. Meskipun demikian, berita pertanian di Koran Kampus IPB dinilai penting oleh publik. Dalam pengukuran agenda publik ini, responden memberikan penilaian dari beberapa indikator indikator yaitu: kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita. Dari masing-masing indikator, diketahui hal-hal yang membuat publik menilai penting suatu berita pertanian. Survei khalayak mendata penilaian publik melalui instrumen berupa kuesioner yang menyajikan sejumlah pertanyaan untuk mengetahui agenda publik. Bagian agenda khalayak pada kuesioner dikhususkan untuk mengetahui: (1) bagaimana penilaian publik terhadap berita pertanian mengenai penting atau tidaknya berita, (2) bagaimana publik mengurutkan peringkat berita, dan (3) sejauh mana publik menilai berita pertanian lebih penting saat diberikan dua pilihan berita. Jawaban responden dari ketiga pertanyaan tersebut dijadikan agenda publik terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB. Dari perhitungan rataan skor, didapatkan data untuk masing-masing indikator agenda publik (Tabel 12). Tabel 12. No 1 2 3
Skor Agenda Publik Mahasiswa IPB terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Koran Kampus Edisi keRataan Indikator Pengukuran Skor* 38 39 40 41 Tingkat Kepentingan Berita 3,18 3,08 2,82 3,08 3,04 Peringkat Berita 2,87 3,03 3,03 2,68 2,90 Pilihan Berita 3,13 2,68 3,05 2,87 2,93 3,06 2,93 2,97 2,88 Total 2,96
Keterangan: *Interval skor: 1,00 - 1,75 = sangat tidak penting; 1,76 - 2,50 = tidak penting; 2,51 - 3,25 = penting; 3,26 – 4,00 = sangat penting
Publik menilai penting berita pertanian di Koran Kampus IPB, hal tersebut ditunjukkan pula oleh data rataan skor yang mencapai 2,96 seperti yang disajikan pada
Tabel
18.
Data-data
tersebut
menginformasikan
bahwa
apabila
diperingkatkan dari satu hingga delapan maka berita pertanian diberikan peringkat tiga atau empat oleh publik. Selain itu, apabila dilakukan lima kali percobaan membandingkan maka berita pertanian dipilih sebanyak tiga kali oleh publik. Hal
41
ini menunjukkan bahwa agenda publik berada di kategori penting. Dengan kata lain, metode pengukuran kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita menentukan agenda publik dimana variasi pengukuran tersebut sebagai bukti kekonsistenan publik dalam menilai penting atau tidaknya suatu berita. Hal ini memperkuat pernyataan McQuail dan Wimdahl (1995), Severin dan Tankard (1992) bahwa agenda publik merupakan tingkat perbedaan penonjolan suatu berita menurut opini publik dan pengetahuan mereka, yang terdiri dari familiarity (keakraban),
personal
salience
(penonjolan
pribadi),
dan
favorability
(kesenangan).
1.3.2 Hasil Pengukuran Indikator Kepentingan Berita Pengukuran dari indikator ini pertama kali mengajukan empat judul berita kepada responden. Masing-masing berita mewakili satu edisi Koran Kampus IPB (Tabel 1). Konsep ini merujuk pada metode yang ditawarkan oleh Sulistiawan (2005) bahwa untuk mengukur agenda puiblik dapat berupa apakah isu itu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak (pengenalan). Selain itu, juga merujuk pada metode kedua pengukuran agenda publik dari Wimmer dan Dominick (2003) yakni dengan cara meminta responden untuk memberikan penilaian terhadap berita yang disusun oleh peneliti. Tabel 13.
No 1 2 3 4
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Hasil dari Penilaian Kepentingan Berita Jumlah (orang) Jumlah Agenda Publik (orang/persen) SKPM 2009 AGH 2008 2 2 4 Sangat Tidak Penting (10,53) (10,53) (10,53) 3 1 4 Tidak Penting (15,79) (5,25) (10,53) 5 8 13 Penting (26,31) (42,11) (34,21) 9 8 17 Sangat Penting (47,37) (42,11) (44,73) 19 19 38 Total (100,00) (100,00) (100,00)
42
Data Tabel 13 menginformasikan bahwa saat menilai tingkat kepentingan berita pertanian, publik cenderung menyatakan penting. Hal ini ditunjukkan oleh data responden menilai berita pertanian penting sebanyak 34,21 persen dan menilai sangat penting sebanyak 44,73 responden. Sebaliknya, sedikit sekali publik yang menilai memberikan penilaian tidak penting, dimana penilaian tidak penting diberikan oleh 10,53 persen, dan penilaian sangat tidak penting juga diberikan oleh 10,53 persen responden. Data Tabel 14 menunjukkan hasil pemberian skor oleh responden saat menilai dari indikator tingkat kepentingan berita. Dalam hal ini skor 0-1 diartikan sangat tidak penting hingga skor empat diartikan sangat penting. Tabel 14. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian Tingkat Kepentingan Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Jumlah (orang/persen) Tingkat No Kepentingan Berita Edisi 38 Edisi 39 Edisi 40 Edisi 41 3 4 5 5 1 Skor 0-1 (7,89) (10,53) (13,16) (13,16) 2 3 5 2 2 Skor 2 (5,26) (7,89) (13,16) (5,26) 18 18 18 16 3 Skor 3 (47,37) (47,37) (47,37) (42,11) 15 13 10 15 4 Skor 4 (39,47) (34,21) (26,31) (39,47) 38 38 38 38 Total (100,00) (100,00) (100,00) (100,00) Setiap berita pertanian di edisi 38, 39, 40 dan edisi 41 dinilai penting oleh publik. Responden selalu memiliki tingkat kepentingan yang tinggi terhadap masing-masing judul berita. Data tersebut menunjukkan bahwa reponden cenderung memilih penting daripada sangat penting. Sebaliknya, responden lebih memilih sangat tidak penting dibandingkan tidak penting. Artinya, responden telah memahami batasan makna dari keempat tingkatan penilaian sehingga mereka memberikan penilaian pada keempat tingkatan yang berbeda secara nyata. Data Tabel 14 menunjukkan penilaian penting untuk edisi 38, 39, dan edisi 40 diberikan oleh 47,37 persen responden, sedangkan untuk edisi 41 sebanyak 42,11 persen.
43
1.3.3 Hasil Pengukuran Indikator Peringkat Berita Berdasarkan metode ketiga yang diajukan oleh Wimmer dan Dominick (2003), untuk mengukur agenda publik responden diberikan daftar topik yang dipilih oleh peneliti, kemudian responden diminta memberikan peringkat berdasarkan kepentingan yang dimiliki responden. Sementara itu, Sulistiawan (2005) mengajukan metode efek yaitu dari semua isu yang berkembang, manakah yang dianggap paling penting menurut khalayak (salience), selain itu bagaimana isu itu diperingkatkan oleh responden, dan apakah peringkatnya itu sesuai dengan peringkat media. Untuk mendapatkan informasi melalui metode ini, lihat data pada Tabel 15. Tabel 15.
No 1 2 3 4
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Hasil dari Penilaian Peringkat Berita Jumlah (orang) Jumlah Agenda Publik (orang/persen) SKPM 2009 AGH 2008 3 2 5 Sangat Tidak Penting (15,79) (10,53) (13,16) 2 5 7 Tidak Penting (10,53) (26,31) (18,42) 6 6 12 Penting (31,58) (31,58) (31,58) 8 6 14 Sangat Penting (42,10) (31,58) (36,84) 19 19 38 Total (100,00) (100,00) (100,00)
Data yang disajikan oleh Tabel 15 menunjukkan bahwa publik mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi terhadap berita pertanian saat memberikan peringkat berita. Berdasarkan metode ini, diketahui 36,84 persen responden sangat mementingkan berita pertanian dan 31,58 persen lagi menilai penting. Artinya indiktor peringkat berita mendukung pernyataan bahwa publik menilai penting berita pertanian. Meskipun demikian, menurut indikator ini masih terdapat responden yang menganggap berita pertanian tidak penting, dimana 18,42 persen responden menilai tidak penting dan 13,16 persen lagi menilai sangat tidak penting.
44
Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian Peringkat Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Jumlah (orang/persen) Peringkat No Berita Edisi 38 Edisi 39 Edisi 40 Edisi 41 16 18 21 14 1 1-2 (42,10) (47,37) (55,26) (36,85) 13 13 8 12 2 3-4 (34,21) (34,21) (21,05) (31,59) 5 6 3 9 3 5-6 (13,16) (15,79) (7,89) (23,67) 4 1 6 3 4 7-8 (10,53) (2,63) (15,80) (7,89) 38 38 38 38 Total (100,00) (100,00) (100,00) (100,00) Metode pemeringkatan berita menunjukkan bahwa publik menilai berita pertanian sangat penting. Data Tabel 16 menginformasikan bahwa berita pertanian di setiap edisi selalu mendapatkan penilaian terbanyak pada peringkat satu atau peringkat dua. Berita pertanian di masing-masing edisi sangat jarang diberikan urutan terbawah saat diperingkatkan oleh responden, dimana diketahui bahwa hanya 10,53 persen, 2,63 persen, 15,80 persen, dan 7,89 persen responden yang mengurutkan berita pertanian di posisi tujuh atau delapan untuk setiap edisinya.
1.3.4 Hasil Pengukuran Indikator Pilihan Berita Wimmer dan Dominick (2003) juga mengajukan metode perbandingan berganda (paired comparisson methods) untuk mengukur agenda publik. Berdasarkan teknik ini, setiap berita yang sudah diseleksi dipasangkan dengan berita yang lain. Kemudian publik menentukan berita mana yang lebih penting dari setiap pasangan berita. Ketika semua responen telah ditabulasi, berita diurutkan dari yang paling penting ke berita yang kurang penting. Penelitian ini mengadopsi metode perbandingan berganda namun dalam bentuk yang lebih sederhana, yakni indikator pilihan berita. Dalam hal ini, satu judul
berita
pertanian
dipasangkan
dengan
satu
judul
berita
lainnya
(nonpertanian), kemudian responden diminta untuk memilih berita mana yang lebih penting. Responden bebas memilih berita mana yang lebih penting bagi mereka. Setiap judul berita tersebut dipasangkan dengan judul berita nonpertanian
45
sebanyak lima kali (Tabel 17). Melalui metode ini, diketahui kecenderungan publik untuk tetap memprioritaskan satu berita pertanian atau tidak. Selain itu, kegiatan memilih ini dapat membuktikan sejauh mana ketegasan publik dalam menilai penting suatu berita. Apabila satu berita semakin sering dipilih oleh publik maka semakin penting berita tersebut sehingga semakin tinggi pula agenda publik yang terbentuk. Tabel 17. Judul Berita Pembanding untuk Pengukuran Indikator Pilihan Berita di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Perbandingan Edisi Judul Berita Pembanding ke1 Wirausaha: Wahyu Putra Tertantang oleh Kegagalan 2 Siswa SD Bermain Ecomonopoly Raksasa 3 Berbagi dalam Kemeriahan Imlek 38 4 Sastra: Namaku Laut 5 Info Beasiswa 1 IPB Deklarasikan Diri Jadi Kampus Biodiversitas 2 Eks Penghuni Sylva Merasa Dirugikan 3 Meningkatkan Intelektualitas dengan Membaca 39 Gerakan Anti Narkoba: Kampanye Calon Duta 4 Antinarkoba 5 Leo: Mapres adalah Cerminan IPB 1 P4 IPB Targetkan 1500 Proposal PKM Tahun Ini 2 Liputan Khusus MPKMB 48 Wawancara Eksklusif: Dekan Fahutan tentang Aksi 3 40 Mahasiswa Fahutan 4 Resensi Buku: Rahasia Jakarta dalam Sebuah Buku 5 Lagi, MPF FEMA Sabet Proposal Terbaik 1 Napak Tilas Sejarah IPB 2 Puisi: Lewat Syair Sederhana Info Wirausaha: Terajana, Minuman Alternatif 3 Kesehatan 41 4 Biomethagreen: Teknologi Baru Pengolahan Sampah New Seven Wonders of Natures: Komodo Sementara 5 ini Menang Sumber: Koran Kampus IPB, 20111
Dari Tabel 17 diketahui jenis-jenis berita yang menjadi pembanding masing-masing berita pertanian, dimana berita-berita tersebut sangat bervariasi mewakili berbagai jenis berita, seperti budaya, sastra, kemahasiswaan, dan sebagainya. Dengan kata lain, pada indikator ini setiap judul berita pertanian 1
Produk Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, 41
46
dibandingkan dengan lima judul berita dari rubrik lain. Hasil dari kegiatan membandingkan ini disajikan oleh Tabel 18. Tabel 18.
No 1 2 3 4
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Hasil dari Penilaian Pilihan Berita Jumlah (orang) Jumalh Agenda Publik (orang/persen) SKPM 2009 AGH 2008 2 1 3 Sangat Tidak Penting (10,53) (5,26) (7,90) 6 7 13 Tidak Penting (31,58) (36,84) (34,21) 4 4 8 Penting (21,05) (21,05) (21,05) 7 7 14 Sangat Penting (36,84) (36,85) (36,84) 19 19 38 Total (100,00) (100,00) (100,00)
Berdasarkan data Tabel 18 diketahui bahwa publik memiliki kepentingan yang tinggi terhadap berita pertanian saat memilih berita. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya responden lebih memilih berita pertanian dibandingkan berita jenis lainnya. Tabel 24 menyajikan data banyaknya responden yang menilai sangat penting (36,84 persen) dan penting (21,05 persen). Akan tetapi, masih terdapat responden yang menilai tidak penting (34,21 persen) dan sangat tidak penting (7,90 persen). Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian Pilihan Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Jumlah (orang/persen) Jumlah Terpilih No (kali) Edisi 38 Edisi 39 Edisi 40 Edisi 41 2 10 7 5 1 0-1 (5,26) (26,32) (18,42) (13,16) 9 5 5 10 2 2 (23,69) (13,16) (13,16) (26,32) 7 7 5 10 3 3 (18,42) (18,42) (13,16) (26,32) 20 16 21 13 4 4-5 (52,63) (42,10) (55,26) (34,20) 38 38 38 38 Total (100,00) (100,00) (100,00) (100,00)
47
Dari Tabel 19 diketahui bahwa untuk lima kali percobaan memilih, publik cenderung memilih berita pertanian 4-5 kali untuk masing-masing berita. Banyaknya jumlah responden memilih berita pertanian tersebut tidak sama untuk masing-masing berita. Berita pertanian di edisi 38 dipilih 4-5 kali oleh 52,63 persen responden. Di edisi 39, 40, dan 41, jumlah responden yang memilih berita pertanian mencapai 4-5 kali adalah sebanyak 42,10 persen, 55,26 persen, dan 34,20 persen. Berdasarkan indikator ini, publik benar-benar diberikan kesempatan untuk memilih berita pertanian atau nonpertanian sehingga tingginya penilaian publik dari indikator ini semakin mendukung tingkat kepentingan berita pertanian bagi publik. Artinya, publik semakin tegas dalam menilai penting berita-berita pertanian tersebut. 1.4
Agenda Setting Berita yang dimuat di Koran Kampus IPB tidak terbatas pada berita
pertanian, melainkan sangat bervariasi dari berbagai bidang kehidupan. Koran Kampus IPB seringkali memberitakan peristiwa teraktual yang sedang berkembang di lingkungan kampus atau isu-isu nasional yang tengah mencuat namun dianalisa dari perspektif kemahasiswaan. Koran Kampus IPB segmentasi pembacanya mahasiswa yang dekat dengan dunia pertanian. Pembaca bervariasi dari berbagai program studi yang tergabung dalam sembilan bidang pendidikan. Agenda media menunjukkan bahwa Koran Kampus IPB menilai berita pertanian tidak penting untuk dimuat di Koran Kampus IPB. Analisis isi berdasarkan indikator rubrik, judul berita, proporsi, dan penempatan berita secara umum menunjukkan skor 2,25 (interval 1-4). Artinya, apabila dinilai menurut kategori sangat tidak penting, tidak penting, penting, atau sangat penting, maka agenda media masuk ke dalam kategori tidak penting. Berbeda dengan pihak media, publik menilai bahwa berita pertanian penting untuk dimuat di Koran Kampus IPB. Publik secara konsisten menilai berita pertanian penting dari indikator kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita. Hal ini ditunjukkan oleh skor 2,96 dari responden (interval 1-4) sehingga dinyatakan bahwa publik menilai berita pertanian penting atau membutuhkan berita pertanian. Dengan demikian, berita pertanian di Koran Kampus IPB tidak memiliki kesesuaian agenda (Gambar 4).
48
Agenda media 1
1,75
2,25 2,5
Agenda Publik
2,96 3,25
4
Gambar 4. Kesesuaian Agenda Setting Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Gambar 4 menunjukkan bahwa agenda media tidak sama dengan agenda publik. Penelitian ini belum berhasil menguji konsep agenda setting yang menyatakan bahwa media selalu mempengaruhi publik untuk berpikir tentang suatu isu. Hal ini disebabkan oleh Koran Kampus IPB bukanlah media yang mempunyai pengaruh kuat sebagaimana asumsi yang diberikan oleh konsep agenda setting. Oleh karena itu, mahasiswa tidak terpengaruh oleh pemberitaan tersebut. Hubungan agenda media dan agenda publik dapat dilihat dari hasil uji korelasi rank Spearman (Tabel 20). Tabel 20. Uji Korelasi Rank Spearman untuk Hubungan Agenda Media dan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Agenda Publik (rs) Agenda Media Tingkat Peringkat Berita Pilihan Berita Kepentingan Berita Frekuensi Rubrik 1,000 1,000 1,000 Proporsi Berita 0,707 -0,943* 0,447 Penempatan Berita 0,833 -0,889* 0,211 Keterangan: *berhubungan nyata pada p<0,05
rs: koefisien rank Spearman
Tabel 20 menginformasikan bahwa terdapat hubungan nyata (p < 0,05) negatif antara proporsi dan penempatan berita dengan peringkat berita. Artinya, proporsi dan penempatan berita yang disajikan media berhubungan nyata negatif dengan peringkat berita pada agenda publik. Dalam hal ini, proporsi berita pertanian termasuk kategori tidak penting, sedangkan hasil peringkat berita adalah penting. Begitu pula dengan penempatan berita, Koran Kampus IPB meletakkan berita pertanian di halaman berapapun publik tetap menilai berita pertanian penting saat memeringkatkan berita. Uraian di atas menyarikan bahwa hipotesis penelitian pertama yang menyatakan bahwa “terdapat hubungan nyata antara agenda media dan agenda publik mahasiswa IPB terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB,” diterima untuk proporsi dan penempatan berita berita dengan peringkat berita.
BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PERBEDAAN AGENDA PUBLIK 5.1
Karakteristik Responden Penelitian ini mengukur dan menganalisis perbedaan agenda publik bagi
mahasiswa yang memiliki perbedaan program studi, dimana dari 38 responden terdapat 19 mahasiswa program studi SKPM 2009 dan 19 mahasiswa program studi AGH 2008 (Tabel 21).
Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Program Studi di IPB Tahun 2011 Program Studi Responden Bukan responden Populasi
Jumlah (orang/persen) SKPM 2009 AGH 2008 19 19 (59,38) (45,24) 13 23 (40,62) (54,76) 32 42 (100,00) (100,00)
Jumlah (orang/persen) 38 (51,35) 36 (48,65) 74 (100,00)
Tabel 21 menginformasikan bahwa persentase mahasiswa SKPM yang menjadi responden lebih besar dibandingkan mahasiswa AGH 2008, yakni 59,38 persen dan 45,24 persen. Meskipun demikian, hal tersebut bertujuan untuk memperoleh jumlah responden yang seimbang untuk masing-masing program studi, yakni 19 orang. Masing-masing responden tersebut mempunyai perbedaaan dari beberapa aspek, misalnya status pengguna koran atau bukan (Tabel 22).
Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penggunaan Koran untuk Memperoleh Informasi Pertanian di IPB Tahun 2011 Kategori Pengguna Koran Bukan Pengguna Koran Total
Jumlah (orang/persen) SKPM 2009 AGH 2008 14 10 (73,68) (52,63) 5 9 (26,32) (47,37) 19 19 (100,00) (100,00)
Jumlah (orang/persen) 24 (63,16) 14 (36,84) 38 (100,00)
50
Tabel 22 menginformasikan bahwa sebagian besar responden menggunakan koran untuk memperoleh informasi pertanian, dimana 63,16 persen responden menyatakan sebagai pengguna koran. Selain itu, diketahui pula bahwa mahasiswa SKPM 2009 lebih banyak yang menggunakan koran dibandingkan mahasiswa AGH 2008. Sebanyak 36,84 persen responden menyatakan tidak sering menggunakan koran untuk mencari informasi pertanian. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa alasan seperti yang disajikan oleh Tabel 23. Tabel 23. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Alasan Tidak Membaca Koran dalam Mencari Informasi Pertanian di IPB Tahun 2011 Jumlah (orang/persen) Alasan Tidak Membaca Jumlah Koran (orang/persen) SKPM 2009 AGH 2008 1 3 4 Internet (20,00) (33,34) (28,56) 1 2 3 Televisi (20,00) (22,22) (21,43) 1 1 2 Terbatasnya waktu (20,00) (11,11) (14,29) Kurang tertarik dengan 1 1 2 koran (20,00) (11,11) (14,29) 1 2 3 Tidak berlangganan koran (20,00) (22,22) (21,43) 5 9 14 Total (100,00) (100,00) (100,00)
Berdasarkan Tabel 23 di atas diketahui bahwa responden umumnya tidak membaca koran karena adanya internet, televisi, terbatasnya waktu, kurang tertarik dengan koran, dan tidak berlangganan koran. Alasan terbesar dikarenakan responden lebih sering mengakses internet, yakni sebanyak 28,56 persen. Alasan karena adanya televisi dan tidak berlangganan koran masing-masing diberikan oleh 21,43 persen responden. Sementara itu, alasan terbatasnya waktu dan tidak tertarik dengan koran diberikan oleh 14,29 persen responden. Selain itu, terdapat pula media cetak alternatif yang menyebabkan responden tidak membaca koran untuk memperoleh informasi pertanian (Tabel 24).
51
Tabel 24. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penggunaan Media Cetak Alternatif untuk Memperoleh Informasi Pertanian di IPB Tahun 2011 Alasan Penggunaan Media Cetak
Jenis Media Cetak Majalah Jurnal
Lebih percaya Tabloid Buku Total Majalah Jurnal Lebih senang/sering Tabloid Buku Total
Jumlah (orang/persen) SKPM AGH 2009 2008 2 2 (40,00) (22,22) 0 0 (0,00) (0,00) 1 1 (20,00) (11,11) 2 6 (40,00) (66,67) 5 9 (100,00) (100,00) 3 5 (60,00) (55,56) 1 1 (20,00) (11,11) 0 0 (0,00) (0,00) 1 3 (20,00) (33,33) 5 9 (100,00) (100,00)
Jumlah (orang/persen) 4 (28,57) 0 (0,00) 2 (14,29) 8 (57,14) 14 (100,00) 8 (57,14) 2 (14,29) 0 (0,00) 4 (28,57) 14 (100,00)
Tabel 24 menunjukkan bahwa responden tidak menggunakan koran untuk memperoleh informasi pertanian juga disebabkan oleh kecenderungan mereka untuk mencari informasi pertanian dari media cetak lainnya, yaitu majalah, jurnal, tabloid, ataupun buku. Dari sejumlah alasan tersebut diketahui bahwa responden lebih senang membaca majalah untuk memperoleh informasi pertanian. Alasan ini diberikan oleh 57,14 persen dari responden. Hal ini berarti terdapat kemungkinan responden lebih menyukai tampilan majalah yang menarik sehingga tidak menyukai koran untuk memperoleh informasi pertanian. Sementara itu, untuk alasan media cetak yang lebih sering dibaca adalah buku dengan bobot 57,14 persen. Artinya, terdapat kemungkinan bahwa reponden lebih mempercayai informasi pertanian yang bersumber langsung dari buku-buku pertanian. Selain itu, responden juga memiliki perbedaan dari segi kepemilikan aktivitas mereka di bidang pertanian (Tabel 25).
52
Tabel 25. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Aktivitas di Bidang Pertanian di IPB Tahun 2011 Jumlah (orang/persen) Jumlah Aktivitas (orang/persen) SKPM 2009 AGH 2008 11 6 17 Tidak Mendukung (57,89) (31,58) (44,74) 8 13 21 Mendukung (42,11) (68,42) (55,26) 19 19 38 Total (100,00) (100,00) (100,00) Tabel 25 menginformasikan bahwa 55,26 responden memiliki aktivitas di bidang pertanian, sedangkan 44,74 persen lainnya tidak memiliki aktivitas yang mendukung keinginan mereka untuk memperoleh informasi mengenai bidang pertanian. Selain itu, diketahui pula bahwa mahasiswa AGH 2008 lebih banyak memiliki aktivitas pedukung di bidang pertanian daripada mahasiswa SKPM 2009. Aktivitas-aktivitas yang menjadi tolok ukur di antaranya jenis organisasi yang diikuti responden, bisnis pribadi, komunitas atau club, dan asisten praktikum mata kuliah. Aktivitas tersebut memungkinkan responden untuk memperoleh informasi pertanian yang lebih banyak karena mereka membutuhkan pengetahuan baru untuk menunjang aktivitas sehari-hari mereka. Di samping itu, terdapat pula perbedaan lain di antara mahasiswa masing-masing program studi yakni dari segi ketertarikan responden terhadap berita pertanian (Tabel 26). Tabel 26. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Ketertarikan terhadap Rubrik Pertanian di Koran Kampus IPB Tahun 2011 Jumlah (orang/persen) Jumlah Tingkat Ketertarikan (orang/persen) SKPM 2009 AGH 2008 7 15 22 Tinggi (36,84) (78,95) (57,90) 11 4 15 Sedang (57,90) (21,05) (39,47) 1 0 1 Rendah (5,26) (0,00) (2,63) 19 19 38 Total (100,00) (100,00) (100,00)
53
Tabel 26 menunjukkan bahwa sebagian besar responden sangat tertarik dengan berita-berita pertanian. Sebanyak 57,90 persen responden mempunyai ketertarikan yang tinggi terhadap berita pertanian. Pengukuran tingkat ketertarikan ini menunjukkan bahwa responden lebih menyukai rubrik pertanian dibandingkan rubrik-rubrik lainnya, bahkan responden tertarik jika berita pertanian dijadikan sebagai headline pemberitaan Koran Kampus IPB. Selain itu, diketahui pula bahwa mahasiswa AGH 2008 lebih tertarik dengan berita pertanian dibandingkan mahasiswa SKPM 2009, dimana tingkat ketertarikan tinggi untuk AGH 2008 sebanyak 78,95 persen sedangkan mahasiswa SKPM 2009 sebanyak 36,84 persen.
5.2
Perbedaan Agenda Publik Berdasarkan Program Studi Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan
agenda publik bagi mahasiswa SKPM 2009 dengan mahasiswa AGH 2008. Secara rasional, hipotesis penelitian disebabkan oleh perbedaan latar belakang akademis mahasiswa dari masing-masing program studi, dimana mahasiswa AGH 2008 lebih dekat dengan bidang pertanian daripada mahasiswa SKPM 2009 (Tabel 27). Tabel 27. Skor Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 menurut Program Studi di IPB Tahun 2011 No Program Studi Skor Rataan* 1 SKPM 2009 2,9385 2 AGH 2008 2,9780 Total 2,9583 Keterangan: *Interval skor: 1,00 - 1,75= sangat tidak penting; 1,76 - 2,50= tidak penting; 2,51 - 3,25= penting; 3,26 – 4,00= sangat penting
Data Tabel 27 menginformasikan bahwa baik mahasiswa SKPM 2009 maupun mahasiswa AGH 2008 sama-sama menilai berita pertanian di Koran Kampus IPB adalah penting. Hal ini dikarenakan perolehan skor rataan responden dari mahasiswa SKPM 2009 (2,9385) dan mahasiswa AGH 2008 (2,9780) berada pada interval skor yang sama, yakni interval 2,51-3,25. Selain dari rataan skor tersebut, dapat dilihat pula distribusi responden dari kedua program studi berdasarkan agenda publik (Tabel 28).
54
Tabel 28. Jumlah dan Persentase Respoden Berdasarkan Program Studi dan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Jumlah (orang/persen) No Agenda Publik SKPM 2009 AGH 2008 2 1 1 Sangat Tidak Penting (10,53) (5,26) 3 2 2 Tidak Penting (15,79) (10,53) 6 10 3 Penting (31,58) (52,63) 8 6 4 Sangat Penting (42,10) (31,58) 19 19 Total (100,00) (100,00)
Data Tabel 28 tersebut tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara agenda publik mahasiswa SKPM 2009 dan mahasiswa AGH 2008 terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB. Jumlah responden dari masing-masing program studi masih seimbang penyebarannya pada penilaian sangat tidak penting, tidak penting, penting, dan sangat penting. Dalam hal ini, mahasiswa SKPM 2009 cenderung menilai sangat penting (42,10 persen), sedangkan mahasiswa AGH 2008 cenderung menilai penting (52,63 persen). Data Tabel 27 dan Tabel 28 tersebut belum cukup menginformasikan ada atau tidaknya perbedaan nyata agenda publik mahasiswa SKPM 2009 dengan agenda publik mahasiswa AGH 2008 terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB. Oleh karena itu, dilakukan uji beda T2 Hotelling untuk memastikan ada atau tidaknya perbedaan nyata antara agenda publik kedua program studi terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB (Tabel 29). Tabel 29. Uji Beda T2 Hotelling untuk Mengukur Perbedaan Mahasiswa SKPM 2009 dan mahasiswa AGH 2008 dalam Pembentukan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Rataan Skor Koef T2 No Agenda Publik Hotelling SKPM 2009 AGH 2008 1 Kepentingan Berita 3,026316 3,052632 0,12998 ta 2 Peringkat Berita 2,894737 2,907895 0,03125* 3 Pilihan Berita 2,894737 2,973684 2,8928ta Total 2,938596491 2,97807017 0,10782ta Keterangan: tatidak berbeda nyata; *berbeda nyata pada p < 0,05
55
Hasil perhitungan Koefisien T2 Hotelling menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara agenda publik mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008 terhadap berita pertanian di Koran Kampus. Hal ini dikarenakan koefisien T2 Hotelling (p > 0,05), artinya H0: X1=X2 diterima dan H2: X1≠X2 ditolak. Berdasarkan Tabel 29, skor rataan mahasiswa SKPM 2009 untuk masing-masing indikator agenda publik adalah 3,026316, 2,894737, dan 2,894737. Smentara itu, skor rataan mahasiswa AGH 2008 untuk masing-masing indikator agenda publik adalah 3,052632, 2,907895, dan 2,973684. Artinya, dari pengukuran tiga indikator agenda publik diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua program studi untuk agenda publik. Berdasarkan skor rataan, distribusi responden, dan uji beda T2 Hotelling diinformasikan bahwa mahasiswa dari masing-masing program studi tidak memberikan agenda publik yang berbeda, artinya agenda publik mahasiswa AGH 2008 tidak berbeda nyata dengan agenda publik mahasiswa SKPM 2009 terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB. Penelitian ini belum berhasil menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara agenda publik bagi khalayak (mahasiswa) yang memiliki perbedaan program studi. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat obyektivitas responden dalam memberikan penilaian tersebut. Dengan kata lain, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa “terdapat perbedaan nyata agenda publik mahasiswa program studi SKPM 2009 dengan mahasiswa program studi AGH 2008 terhadap berita pertanian,” ditolak.
BAB VI PENUTUPAN 6.1
Kesimpulan Hasil penelitian ini yang menunjukkan keefektifan pemberitaan di Koran
Kampus IPB, khususnya berita pertanian. Untuk meninjau keberhasilan dan keefektifan tersebut, digunakanlah konsep agenda setting. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa simpulan, antara lain: 1. Koran Kampus IPB menilai berita pertanian tidak penting (skor 2,25) jika diukur dari indikator frekuensi rubrik, proporsi berita, dan penempatan berita. 2. Mahasiswa IPB menilai berita pertanian penting (skor 2,96) jika diukur dari indikator tingkat kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita. 3. Berita pertanian di Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41 tidak mempunyai kesesuaian agenda. Agenda media dengan agenda publik tidak berhubungan nyata sehingga H1 ditolak karena p > 0,05. Koran Kampus IPB tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap publik mahasiswa IPB. 4. Mahasiswa dari kedua program studi menilai berita pertanian di Koran Kampus IPB adalah penting dengan skor 2,94 dan 2,98 (interval 1-4). Agenda publik Mahasiswa SKPM 2009 dan mahasiswa AGH 2008 tidak berbeda nyata menurut uji beda T2 Hoteling = 0,10782. Artinya, H2 ditolak karena p > 0,05.
6.2
Saran Kesimpulan penelitian ini membuat peneliti perlu memberikan saran yang
sangat sebaiknya dilakukan oleh beberapa pihak, antara lain: 1. Pihak Koran Kampus IPB perlu membuat rubrik khusus untuk berita pertanian, menambah jumlah berita pertanian di setiap edisi, dan meningkatkan proporsi berita pertanian tersebut. Hal ini sangat penting karena berita pertanian hanya 1,81 persen dari keseluruhan berita di Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41. 2. Mahasiswa IPB sebaiknya terus mencari informasi pertanian di media cetak atau elektronik lainnya. Hal ini penting untuk mendukung keingintahuan
57
mahasiswa yang besar terhadap informasi pertanian namun belum dipenuhi oleh Koran Kampus IPB. 3. Kaum akademisi perlu mengembangkan penelitian ini untuk menguji konsep agenda setting pada media cetak regional atau nasional. Penelitian ini menunjukkan perlunya pihak akademisi dalam memilih media cetak yang pengaruhnya sangat kuat terhadap publik. 4. Peneliti selanjutnya perlu mengembangkan penelitian ini dengan cara menggunakan mahasiswa dari program studi lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nyata program studi terhadap agenda publik menurut statistik inferensial (misalnya: uji beda T2 Hotelling). Selain itu, dikarenakan konsep agenda setting tidak mengukur sikap pembaca setelah membaca berita pertanian, maka analisis berita pertanian Koran Kampus IPB dapat menggunakan konsep uses and gratification, efek media, atau yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bittner, John R. 1996. Mass Communication (6th edition). Boston: Allyn and Bacon. Cragen, John F, dan Donald C. Shield. 2002. Understanding Communication Theory. Boston: Allyn and Bacon. Descartes. 2004. Fungsi Agenda setting Koran Tempo dan Metro TV mengenai isu politik (Kasus anggota Sekretariat Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Jakarta Selatan). [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Effendy, Onong U. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Hofmann, Ruedi. 1999. Dasar-Dasar Apresiasi Program Televisi: Menjadikan Televisi Budaya Rakyat. Jakarta: Gramedia. Johnson, R.A dan D.W Wichern. 2002. Applied Multivariate Statistical Aanalysis. (5th edition). New Jersey: Pretince-Hall Inc, International. Kerlinger, F.N. 2006. Foundation of Behavioral Research (3rd edition). Landung R Simatupang, penerjemah. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Koran Kampus IPB. 2011. Standar Operasional Prosedur UKM. [dokumen organisasi]. Bogor. Koran Kampus IPB. 2011. Profil UKM. [dokumen organisasi]. Bogor. McQuail, Dennis dan Seven Wimdahl. 1995. Communication Models for The Study of Mass Communication. London dan New York: Longman. Morissan. 2005. Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Tangerang: Ramdina Prakarsa. Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers. [P2NB] Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya. 1996. Peranan media massa lokal bagi pembinaan dan pengembangan kebudayaan daerah Sumatera Barat. Padang: Depdikbud. Rakhmat, Jalaludin. 2002. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rousydiy, T.A Lathief. 1985. Dasar-Dasar Rhetorica: Komunikasi dan Informasi. Jakarta: Farma ‘Rimbow’ Medan. Severin, Werner J dan James W Tankard. 1992. Communication Theories, Origins, Methods, Uses in The Mass Media (3rd edition). London: Longman. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2007. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta: Universitas Indonesia.
59
Sulistiawan, Dwi. 2005. Fungsi Agenda Setting Banyumas Televisi Mengenai Berita Pertanian dan Peternakan (Kasus Kelompok Peternak Sawadyambo, Desa Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas). [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Tubbs, Stewart L dan Sylvia Moss. 2001. Human Communication (4th edition). Virgina: Random House. West, Richard dan Turner lynn H. 2008. Introducing Communication Theory: Analysis and Application (3rd edition). Maria Natalia Damayanti Maer, penerjemah. Pengantar Teori Komunikasi Massa: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. Wimmer, Roger D, dan J.R. Dominick. 2003. Mass Media Research An Introduction (7th edition). United States: Wadswoth Publishing Company. Winarso, Heru P. 2005. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wonohito, M. 1977. Teknik Jurnalistik. Jakarta: Proyek Pembinaan dan Pengembangan Pers Departemen Penerangan RI.
60
LAMPIRAN
61 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian No. Responden Tanggal wawancara NIM
KUESIONER “Analis Berita Pertanian Koran Kampus IPB Dari Perspektif Agenda Setting Theory” (Kasus Mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008)
Bagian I (Identitas Responden) Nama Responden Jenis Kelamin Umur Alamat No HP Email
: : (1) laki-laki (2) perempuan : tahun : : :
Aktivitas selain kuliah* *Isilah sesuai dengan jenis aktivitas yang sedang Anda lakukan saat ini.
(1) Organisasi
: ............................................................................................ .............................................................................................
(2) Berbisnis
: ............................................................................................
(3) Komunitas/Club : ............................................................................................ (4) Magang
: ............................................................................................
(5) Asisten Matakuliah: MK. ................................................................................... (6) Lainnya
: ...........................................................................................
62 Bagian II (Keterdedahan terhadap Koran Kampus IPB) Silangilah salah satu sel jawaban yang sesuai dengan pendapat anda ! No 7 8 9 10 11 12 13
Pertanyaan
Jawaban Ya Tidak
Apakah Anda sudah pernah mendengar surat kabar yang bernama Koran Kampus IPB ? Apakah saat ini Anda baru pertama kalinya mendengar surat kabar bernama Koran Kampus IPB ? Apakah Anda pernah melihat wujud fisik dari Koran Kampus IPB ? Apakah Anda pernah membaca Koran Kampus IPB ? Apakah Anda bagian dari pengurus Koran Kampus IPB ? Apakah Anda pelanggan/pembaca dari Koran Kampus ? Apakah Anda mengetahui cara memperoleh Koran Kampus IPB ?
Silangilah jawaban yang sesuai dengan pendapat Anda dan isilah bagian titiktitik berdasarkan ingatan (memori) Anda ! 14) Apakah Anda mengetahui/mengingat rubrik-rubrik yang terdapat di Koran Kampus IPB? (b) Tidak (a) Ya, ada ......... rubrik 15) Apakah anda mengetahui/mengingat jumlah halaman dari Koran Kampus IPB? (a) Ya, ada .......... halaman (b) Tidak 16) Apakah Anda mengetahui/mengingat berapa harga dari Koran Kampus IPB? (a) Ya, yaitu Rp........... (b) Tidak 17) Apakah Anda mengetahui/mengingat berapa edisi Koran Kampus IPB diterbitkan pada Tahun 2011? (a) Ya, ada ......... edisi (b) Tidak Perhatikan judul-judul berita berikut ini untuk menjawab soal nomor 21 dan 22: 1. One Day NoRice untuk Diversifikasi Pangan 2. IPB enterpreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian 3. Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami 4. Suplai Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor 18) Saat Anda membaca Koran Kampus IPB, apakah Anda pernah membaca berita dengan judul-judul di atas? (a) Ya (b) Tidak 19) Berdasarkan judul-judul berita di atas, apakah Anda mengenali kegiatan ataupun informasi yang diberitakan tersebut? (a) Ya (b) Tidak
63 Bagian III (Penggunaan Koran) Berilah tanda silang untuk jawaban yang sesuai dengan keseharian anda ! 20) Apakah Anda membaca surat kabar atau koran untuk memperoleh informasi pertanian? a. Ya, (lanjutkan ke pertanyaan 21) b. Tidak, (lanjutkan ke pertanyaan 26) Soal nomor 21, 22, 23, 24, dan 25 hanya diisi jika Anda menjawab YA di soal nomor 20. Jawblah pertanyaan dengan cara mengisi tabel di bawahnya ! 21) Apakah nama surat kabar/koran yang biasanya Anda baca untuk memperoleh informasi pertanian tersebut? 22) Kapan biasanya Anda membacanya? 23) Berapa kali Anda membaca surat kabar/koran tersebut? 24) Dari manakah Anda memperoleh surat kabar/koran tersebut? 25) Jenis berita apa sajakah yang biasanya Anda baca pada surat kabar/koran tersebut? (24) (25) (21) (22) (23) Cara Jenis Nama Surat Waktu membaca Frekuensi mendapatkan Berita Kabar/Koran (pagi/siang/sore/ membaca Surat yang malam) Kabar/Koran Dibaca*
Keterangan: *Isilah dengan kode; (boleh lebih dari 1 jawaban) 1: berita pertanian 2: hukum 3: politik 4: lingkungan budaya
5: olahraga dan seni (sportainment) 6: kriminal 7: sosial dan ekonomi 8: riset dan teknologi
Soal nomor 26, 27, dan 28 hanya diisi jika anda menjawab TIDAK pada soal nomor 20 !
26) Apakah penyebab utama Anda tidak membaca surat kabar/koran dalam rangka mencari informasi pertanian? (a) Televisi (b) Internet (c) Waktu Terbatas (d) Lainnya,.............................................
64 27) Jika Anda tidak membaca surat kabar/koran, jenis media cetak manakah yang lebih sering Anda gunakan untuk memperoleh informasi pertanian? (a) Majalah (b) Tabloid (c) Jurnal (d) Buku 28) Jika Anda tidak membaca surat kabar/koran, jenis media cetak manakah yang lebih Anda sukai untuk memperoleh informasi pertanian? (c) Jurnal (d) Buku (a) Majalah (b) Tabloid
Bagian IV (Agenda Publik) 29) Bagaimana tingkat kepentingan berita-berita berikut ini menurut Anda? Isilah dengan memberikan tanda silang pada salah satu sel jawaban yang sesuai dengan pendapat Anda untuk masing-masing judul berita ! Tingkat penting atau tidaknya berita No
29a
29b
29c
29d 29e
29f
29g 29h
Judul Berita Event: One day No Rice untuk Diversifikasi Pangan Dr. Rimbawan: Sudah Baca SK-nya ? Pemakaian Jeans Tidak Tertulis di SK Rektor Perihal Tata Tertib Events: IPB enterpreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian IPB Deklarasikan Diri Jadi Kampus Biodiversitas Ilmiah Populer: Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami Wawancara Eksklusif: Dekan Fahutan tentang aksi mahasiswa fahutan Ilmiah Populer: Suplai Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor Info Wirausaha: Terajana, Minuman Alternatif Kesehatan
Keterangan: 0: jika Anda tidak mengetahui berita tersebut 1: jika Anda menilai program tersebut sangat tidak penting 2: jika Anda menilai program tersebut tidak penting 3: jika Anda menilai program tersebut penting 4: jika Anda menilai program tersebut sangat penting
0
1
2
3
4
65 30) Peringkat berapakah yang cocok untuk setiap judul berita berikut ini? Berikan peringkat (1) untuk berita yang paling penting hingga peringkat (8) untuk berita yang paling tidak penting. Peringkat Judul Berita
(30a)
(distribusikan angka 1-8)
Pokja SPP Kurangi Mahasiswa non Aktif Dr. Rimbawan: Sudah Baca SK-nya ? Pemakaian Jeans Tidak Tertulis di SK Rektor Perihal Tata Tertib IPB, Institut atau Universitas ? One Day No Rice untuk Diversivikasi Pangan Liputan mahasiswa go international: Berbondongbondong ke luar negeri DeTara Foundation Peringati Hari Air Sedunia Bisnis dan Kemitraan Topang Kebutuhan Kampus Kawat Gigi Menjadi Tren
Peringkat Judul Berita
(30b)
(distribusikan angka 1-8)
IPB Lindungi Mahasiswa dari NII Dilarang Beroperasi, Ojeg Tetap Narik Jakpus BEM KM bentuk Forum Komti IPB enterpreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian Lawalata Selamatkan Situ Leutik Kupas Tuntas mengenai Ulat Bulu Kemeriahan Pembukaan OMI 2011 Kerudung Jadi Mode
Peringkat Judul Berita
(30c)
Pembangunan Gedung baru Common Class IPB terima Hibah 2,6 Milyar dari Bank Mandiri Harus Lalui Verifikasi II untuk Loloskan 3 Calon Presma Dua hari, Tiga Motor Raib Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami Resensi Buku: Rahasia Jakarta dalam sebuah Buku Tim Catur Putri IPB Curi Perunggi di Kejurnas 2011 Lawalata Pamerkan Ekspedisi di Vietnam
(distribusikan angka 1-8)
66
Peringkat Judul Berita
(30d)
(distribusikan angka 1-8)
Simpang Siur Dana Pemira KM IPB Suplai Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor Kurang tanggap Informasi, Ujian Molor 30 Menit Sebanyak 1000 Mahasiswa IPB Turun Desa IPB Bangun Perpustakaan Berbasis e-library Profil Bisnis: PKL Sukses, Bisnis Sukses Laboratorium Kimia Organik terapkan Sistem Klasifikasi Limbah Aksi Seribu Tanda Tangan Pemberlakuan KTM Syariah
31) Menurut Anda, dari masing-masing pasangat berita yang diberikan, berita manakah yang lebih penting? Jawablah dengan menyilangi A atau B ! 31.a 31.b 31.c
One day No Rice untuk Diversifikasi Pangan Siswa SD Bermain Ecomonopoly Raksasa One day No Rice untuk Diversifikasi Pangan
A
B
A
B
A
B
31.d
Sastra: Namaku Laut
A
B
31.e
One day No Rice untuk Diversifikasi Pangan
A
B
31.f
IPB enterpreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian
A
B
31.g
Eks Penghuni Sylva Merasa Dirugikan
A
B
A
B
A
B
A
B
31.h
31.i
31.j
IPB enterpreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian Gerakan Antinarkoba: Kampanye Calon Duta Antinarkoba IPB enterpreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian
Wirausaha: Wahyu Putra tertantang oleh Kegagalan One day No Rice untuk Diversifikasi Pangan Berbagi dalam Kemeriahan Imlek One day No Rice untuk Diversifikasi Pangan Info Beasiswa
IPB Deklarasikan Diri Jadi Kampus Biodiversitas IPB enterpreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian Meningkatkan Intelektualitas dengan Membaca IPB enterpreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian Leo: Mapres adalah Cerminan IPB
67
31.k
Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami
A
B
31.l
Liputan khusus MPKMB 48
A
B
31.m
Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami
A
B
31.n
Resensi Buku: Rahasia jakarta dalam Sebuah Buku
A
B
31.o
Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami
A
B
Lagi, MPF FEMA sabet Proposal terbaik
31.p
Napak Tilas Sejarah IPB
A
B
Suplai Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor
A
B
Puisi: Lewat Syair Sederhana
A
B
Suplai Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor
A
B
Biomethagreen: Teknologi Baru Pengolahan Sampah
A
B
Suplai Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor
31.q
31.r
31.s
31.t
Suplai Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor Info Wirausaha: Terajana, Minuman Alternatif Kesehatan Suplai Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor New Seven Wonders of Natures: Komodo Sementara ini Menang
P4 IPB targetkan 1500 Proposal PKM tahun ini Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami Wawancara Eksklusif: Dekan Fahutan tentang aksi mahasiswa fahutan Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami
68 Bagian V (Ketertarikan Individu) 32) Berdasarkan pernyataan yang disediakan, silangilah sel penilaian yang sesuai dengan pendapat Anda ! Penilaian* No Pernyataan SS S TS STS Berita pertanian jauh lebih baik daripada 32.a berita politik Berita pertanian jauh lebih baik daripada 32.b berita olah raga Berita pertanian jauh lebih baik daripada 32.c berita seni Berita pertanian jauh lebih baik daripada 32.d berita sastra Berita pertanian jauh lebih baik daripada 32.e berita budaya Berita pertanian jauh lebih baik 32.f dibandingkan berita kemahasiswaan/akademik Berita pertanian jauh lebih baik 32.g dibandingkan berita riset dan teknologi Berita pertanian jauh lebih baik 32.h dibandingkan rubrik opini dan surat pembaca Berita pertanian jauh lebih baik 32.i dibandingkan rubrik surat sosial dan ekonomi Berita pertanian jauh lebih baik 32.j dibandingkan berita seputar kampus/event Berita pertanian jauh lebih baik 32.k dibandingkan wawancara tokoh Berita pertanian jauh lebih baik 32.l dibandingkan games atau jalan-jalan Berita pertanian di Koran Kampus IPB 32.m sebaiknya dijadikan headline di setiap edisinya Keterangan: *SS = Sangat setuju; S = Setuju; TS = Tidak Setuju; STS = Sangat Tidak Setuju
69 Lampiran 2. Kerangka Sampling Pennarikan Sampel A.
Tabel Angka Acak untuk Sampel SKPM 2009 (19 orang) 0 3 1 0
0 8 0 4
9 1 0 1
7 0 1 6
1 2 6 1
0 2 1 1
0 1 1 3
0 1 2 6
2 4 0 1
5 0 1 3
2 1 7 2
8 8 1 0
5 0 2 9
0 9 8 0
4 2 9 1
2 2 0 0
0 9 2 9
4 4 2 0
3 4 1 2
1 0 9 9
1 8 0 2
6 3 0 9
0 2 5 0
3 0 1 7
2 3 4 5
0 7 3 1
7 2 0 9
2 15 5
1 2 1 2
3 0 2 4
1 6 2 0
1 0 4 1
3 0 3 0
6 4 2 0
2 2 0 0
6 4 0 2
0 1 8 0
8 0 1 6
4 0 0 1
8 1 1 0
Tabel angka acak di atas sebagai alat penarikan sampel dengan metode simple random sampling. Populasi sampling dalam kerangka sampling di atas merupakan 32 mahasiswa SKPM 2009 yang membaca Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41. Setiap individu dikode terlebih dahulu berdasarkan urutan nama di database. Dari tabel angka acak tersebut diambil 19 angka yang masih berada di bawah angka 33. Kemudian 19 angka terpilih dikonversikan menjadi nama sesuai kode agar diketahui mahasiswa yang menjadi sampel. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kode 031 018 029 030 015 026 008 021 013 024 016 022 011 025 001 017 006 030 010
Nama Firza Triana Z Rizka Amalia Fadil Afrianto Fajrina Nissa M. Septiadi Yanitha R. Siti Hadijah Randy Ilyas Shofiyatul A. Nur Cholilah Ayu Anjartika Jajang Somantri Rizki Amelia Herna Puspitasari Femy Amalia A. Dea Rizki K. Tanti Ningsih Faiza Libby Anandita Rostu P.
70 B.
Tabel Angka Acak untuk Responden AGH 2008 (19 orang) 1 6 0 2
1 5 4 2
1 5 3 0
8 1 9 0
2 0 2 9
0 0 6 1
8 0 4 0
0 5 5 1
0 3 7 2
3 1 2 7
0 3 1 6
0 6 7 3
1 9 6 0
2 8 0 1
0 6 7 0
7 4 1 5
7 0 9 2
1 9 6 1
1 3 7 2
3 8 0 1
8 1 8 2
0 1 1 4
4 2 0 1
2 0 7 6
0 1 7 1
4 2 1 0
2 7 4 0
4 2 1 1
2 0 6 2
0 8 9 0
4 3 0 8
4 0 0 8
0 1 6 4
0 2 2 0
9 9 0 5
6 3 0 0
0 8 8 0
1 9 0 5
4 1 1 1
9 5 1 4
Populasi sampling dalam kerangka sampling adalah 42 mahasiswa AGH 2008 yang membaca Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41. Setiap individu dikode terlebih dahulu berdasarkan urutan Nomor Induk Mahasiswa (NIM). Dari tabel angka acak tersebut diambil 19 angka di bawah angka 43. Kemudian 19 angka terpilih dikonversikan menjadi NIM sesuai kode agar diketahui mahasiswa yang menjadi responden. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kode 037 017 016 029 021 028 019 006 011 022 010 027 043 031 040 012 005 042 008
NIM A24080107 A24080121 A24080039 A24080027 A24080176 A24080190 A24080110 A24080156 A24080127 A24080046 A24080133 A24080140 A24080057 A24080123 A24080189 A24080082 A24080067 A24080071 A24080178
71 Lampiran 3. Kliping Berita Pertanian
Berita Pertanian Edisi 38 berjudul “One Day No Rice untuk Diversifikasi Pangan.”
Berita Pertanian Edisi 39 berjudul “IPB Enterpreneurship’s Day: Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian.”
Berita Pertanian Edisi 40 berjudul “Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami.”
Berita Pertanian Edisi 41 berjudul “Suplai Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor.”
72 Lampiran 4. Dokumentasi Proses Pengumpulan Data A. Interview tatap muka
B. Pengisian secara serentak
74 Lampiran 6. Hasil Pengolahan Data (T2 Hotelling) T2 =
Keterangan: T2 = Koefisien T Hotelling n1= Jumlah kelompok 1 n2= Jumlah kelompok 2 S-1 = invers matriks koragam X1= vektor rataan kelompok 1 X2= vektor rataan kelompok 2 Mahasiswa SKPM 2009 (n1) No Kepentingan Peringkat Pilihan Berita berita Berita 1 3,5 4 2,75 2 2,5 2,75 2,5 3 1,5 2 1,5 4 3,5 3,25 4 5 2,75 3,5 3 6 3,5 3 3,5 7 3,5 4 3,75 8 4 2,75 2,5 9 3,5 3 4 10 2,25 2 2,25 11 3,5 3,5 3,5 12 2,75 1,5 1,75 13 3,75 1 3,75 14 3,25 3 2,75 15 1,75 3,75 2,25 16 3,25 3,5 3,75 17 3,5 3,75 3,25 18 2 1 2 19 3,25 3,75 2,25 X1= X2= X3= Rataan 3,0263 2,8947 2,8947 Diketahui: n1= 19; n2= 19 X11= 3,0263; X12= 2,8947; X13 = 2,8947 X21= 3,0526; X22= 2,9079; X23 = 2,9737 Agenda Publik: T2 =
Mahasiswa AGH 2008 (n2) No Kepentingan Peringkat Pilihan Berita Berita Berita 1 3,75 2,5 2,5 2 3 2,75 2,5 3 3,5 2,75 2,5 4 1 3 2,75 5 3,5 3,75 3,5 6 3,75 2 1,25 7 1,5 1,5 2 8 3,5 2,75 2,5 9 3 4 3,75 10 3,25 4 4 11 3,25 3,5 3,25 12 3,25 1,75 4 13 2,5 3,75 2 14 3,5 3 3,25 15 3 2,5 4 16 2,75 2,5 3,25 17 3 3,5 2,5 18 3,5 2,5 3,5 19 3,5 3,25 3,5 X1= X2= X3= Rataan 3,0526 2,9079 2,9737
82 1. Perhitungan T2 Hotelling untuk Indikator Kepentingan Berita
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 X bar
X1
X2
3,5 3,75 2,5 3 1,5 3,5 3,5 1 2,75 3,5 3,5 3,75 3,5 1,5 4 3,5 3,5 3 2,25 3,25 3,5 3,25 2,75 3,25 3,75 2,5 3,25 3,5 1,75 3 3,25 2,75 3,5 3 2 3,5 3,25 3,5 3,026316 3,052632
X1 bar
X2 bar
3,036316 3,036316 3,036316 3,036316 3,036316 3,036316 3,036316 3,036316 3,036316 3,036316 3,036316 3,036316 3,036316 3,036316 3,036316 3,036316 3,036316 3,036316 3,036316
3,052632 3,052632 3,052632 3,052632 3,052632 3,052632 3,052632 3,052632 3,052632 3,052632 3,052632 3,052632 3,052632 3,052632 3,052632 3,052632 3,052632 3,052632 3,052632
X1-X1 bar 0,463684 -0,53632 -1,53632 0,463684 -0,28632 0,463684 0,463684 0,963684 0,463684 -0,78632 0,463684 -0,28632 0,713684 0,213684 -1,28632 0,213684 0,463684 -1,03632 0,213684
X2 - X2 bar 0,697368 -0,052632 0,447368 -2,052632 0,447368 0,697368 -1,552632 0,447368 -0,052632 0,197368 0,197368 0,197368 -0,552632 0,447368 -0,052632 -0,302632 -0,052632 0,447368 0,447368
84 2. Perhitungan T2 Hotelling untuk Indikator Peringkat Berita No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 X bar
X1
X2
4 2,5 2,75 2,75 2 2,75 3,25 3 3,5 3,75 3 2 4 1,5 2,75 2,75 3 4 2 4 3,5 3,5 1,5 1,75 1 3,75 3 3 3,75 2,5 3,5 2,5 3,75 3,5 1 2,5 3,75 3,25 2,894737 2,907895
X1 bar
X2 bar
2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737
2,907895 2,907895 2,907895 2,907895 2,907895 2,907895 2,907895 2,907895 2,907895 2,907895 2,907895 2,907895 2,907895 2,907895 2,907895 2,907895 2,907895 2,907895 2,907895
X1 - X1 bar 1,105263 -0,144737 -0,894737 0,355263 0,605263 0,105263 1,105263 -0,144737 0,105263 -0,894737 0,605263 -1,394737 -1,894737 0,105263 0,855263 0,605263 0,855263 -1,894737 0,855263
X2 - X2 bar -0,407895 -0,157895 -0,157895 0,092105 0,842105 -0,907895 -1,407895 -0,157895 1,092105 1,092105 0,592105 -1,157895 0,842105 0,092105 -0,407895 -0,407895 0,592105 -0,407895 0,342105
86
3. Perhitungan T Hotelling untuk Indikator Pilihan Berita No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 X bar
X1
X2
2,75 2,5 2,5 2,5 1,5 2,5 4 2,75 3 3,5 3,5 1,25 3,75 2 2,5 2,5 4 3,75 2,25 4 3,5 3,25 1,75 4 3,75 2 2,75 3,25 2,25 4 3,75 3,25 3,25 2,5 2 3,5 2,25 3,5 2,894737 2,973684
X1 bar
X2 bar
2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737 2,894737
2,973684 2,973684 2,973684 2,973684 2,973684 2,973684 2,973684 2,973684 2,973684 2,973684 2,973684 2,973684 2,973684 2,973684 2,973684 2,973684 2,973684 2,973684 2,973684
X1 - X1 bar -0,473684 -0,473684 -0,473684 -0,223684 0,526316 -1,723684 -0,973684 -0,473684 0,776316 1,026316 0,276316 1,026316 -0,973684 0,276316 1,026316 0,276316 -0,473684 0,526316 0,526316
X2 - X2 bar -0,144737 -0,394737 -1,394737 1,105263 0,105263 0,605263 0,855263 -0,394737 1,105263 -0,644737 0,605263 -1,144737 0,855263 -0,144737 -0,644737 0,855263 0,355263 -0,894737 -0,644737
0,4737
(X-X1i )T 1,1053
-0,5263 -0,1447 -0,3947
-0,5263
-0,1447
-0,3947 0,276992 0,076156 0,207731 0,076156 0,020938 0,057113 0,207731 0,057113 0,155788
3,0263 2,8947 2,8947
-1,5263 -0,8947 -1,3947
-1,5263
-0,8947
-1,3947 2,329592 1,365581 2,128731 1,365581 0,800488 1,247838 2,128731 1,247838 1,945188
3,5 3,25 4
3,0263 2,8947 2,8947
0,4737 0,3553 1,1053
0,4737
0,3553
1,1053 0,224392 0,168306 0,523581 0,168306 0,126238 0,392713 0,523581 0,392713 1,221688
5
2,75 3,5 3
3,0263 2,8947 2,8947
-0,2763 0,6053 0,1053
-0,2763
0,6053
0,1053 0,076342 -0,16724 -0,02909 -0,16724 0,366388 0,063738 -0,02909 0,063738 0,011088
6
3,5 3 3,5
3,0263 2,8947 2,8947
0,4737 0,1053 0,6053
0,4737
0,1053
0,6053 0,224392 0,049881 0,286731 0,049881 0,011088 0,063738 0,286731 0,063738 0,366388
No 1
X 3,5 4 2,75
X1i 3,0263 2,8947 2,8947
X-X1i 0,4737 1,1053 -0,1447
2
2,5 2,75 2,5
3,0263 2,8947 2,8947
3
1,5 2 1,5
4
(X-X1i )(X-X1i )T -0,1447 0,224392 0,523581 -0,06854 9,236842 0,523581 1,221688 -0,15994 3,776332 -0,06854 -0,15994 0,020938 7,240132
S1 3,776332 14,87507 3,957274
7,240132 3,957274 11,16447
75
7
3,5 4 3,75
3,0263 2,8947 2,8947
0,4737 1,1053 0,8553
0,4737
1,1053
0,8553 0,224392 0,523581 0,405156 0,523581 1,221688 0,945363 0,405156 0,945363 0,731538
8
4 2,75 2,5
3,0263 2,8947 2,8947
0,9737 -0,1447 -0,3947
0,9737
-0,1447
-0,3947 0,948092 -0,14089 -0,38432 -0,14089 0,020938 0,057113 -0,38432 0,057113 0,155788
9
3,5 3 4
3,0263 2,8947 2,8947
0,4737 0,1053 1,1053
0,4737
0,1053
1,1053 0,224392 0,049881 0,523581 0,049881 0,011088 0,116388 0,523581 0,116388 1,221688
10
2,25 2 2,25
3,0263 2,8947 2,8947
-0,7763 -0,8947 -0,6447
-0,7763
-0,8947
-0,6447 0,602642 0,694556 0,500481 0,694556 0,800488 0,576813 0,500481 0,576813 0,415638
11
3,5 3,5 3,5
3,0263 2,8947 2,8947
0,4737 0,6053 0,6053
0,4737
0,6053
0,6053 0,224392 0,286731 0,286731 0,286731 0,366388 0,366388 0,286731 0,366388 0,366388
12
2,75 2,5 1,75
3,0263 2,8947 2,8947
-0,2763 -0,3947 -1,1447
-0,2763
-0,3947
-1,1447 0,076342 0,109056 0,316281 0,109056 0,155788 0,451813 0,316281 0,451813 1,310338
13
3,75 1
3,0263 2,8947
0,7237 -1,8947
0,7237
-1,8947
0,8553 0,523742 -1,37119 0,618981 -1,37119 3,589888 -1,62054 76
3,75
2,8947
0,8553
0,618981
-1,62054 0,731538
14
3,25 3 2,75
3,0263 2,8947 2,8947
0,2237 0,1053 -0,1447
0,2237
0,1053
-0,1447 0,050042 0,023556 -0,03237 0,023556 0,011088 -0,01524 -0,03237 -0,01524 0,020938
15
1,75 3,75 2,25
3,0263 2,8947 2,8947
-1,2763 0,8553 -0,6447
-1,2763
0,8553
-0,6447 1,628942 -1,09162 0,822831 -1,09162 0,731538 -0,55141 0,822831 -0,55141 0,415638
16
3,25 3,5 3,75
3,0263 2,8947 2,8947
0,2237 0,6053 0,8553
0,2237
0,6053
0,8553 0,050042 0,135406 0,191331 0,135406 0,366388 0,517713 0,191331 0,517713 0,731538
17
3,5 3,75 3,25
3,0263 2,8947 2,8947
0,4737 0,8553 0,3553
0,4737
0,8553
0,3553 0,224392 0,405156 0,168306 0,405156 0,731538 0,303888 0,168306 0,303888 0,126238
18
2 1 2
3,0263 2,8947 2,8947
-1,0263 -1,8947 -0,8947
-1,0263
-1,8947
-0,8947 1,053292 1,944531 0,918231 1,944531 3,589888 1,695188 0,918231 1,695188 0,800488
19
3,25 3,75 2,25
3,0263 2,8947 2,8947
0,2237 0,8553 -0,6447
0,2237
0,8553
-0,6447 0,050042 0,191331 -0,14422 0,191331 0,731538 -0,55141 -0,14422 -0,55141 0,415638 77
0,6974
(X-X2i )T -0,40789
(X-X2i )(X-X2i )T -0,47368 0,486323 -0,28445 -0,33033 9,322368 -0,28445 0,166378 0,193213 1,029605 -0,33033 0,193213 0,224377 2,0625
-0,05263
-0,15789
-0,47368
3,0526 2,9079 2,9737
0,4474 0,447368 -0,1579 -0,4737
-0,15789
-0,47368 0,200139 -0,07064 -0,21191 -0,07064 0,024931 0,074792 -0,21191 0,074792 0,224377
1 3 2,75
3,0526 2,9079 2,9737
-2,0526 0,0921 -0,2237
-2,05263 0,092105
-0,22368 4,213296 -0,18906 0,459141 -0,18906 0,008483 -0,0206 0,459141 -0,0206 0,050035
5
3,5 3,75 3,5
3,0526 2,9079 2,9737
6
3,75 2 1,75
3,0526 2,9079 2,9737
0,6974 0,697368 -0,9079 -1,2237
-0,90789
-1,22368 0,486323 -0,63314 -0,85336 -0,63314 0,824273 1,110976 -0,85336 1,110976 1,497403
7
1,5
3,0526
-1,5526
-1,40789
-0,97368 2,410665 2,185942 1,511773
No 1
X 3,75 2,5 2,5
X2i 3,0526 2,9079 2,9737
X-X2i 0,6974 -0,4079 -0,4737
2
3 2,75 2,5
3,0526 2,9079 2,9737
-0,0526 -0,1579 -0,4737
3
3,5 2,75 2,5
4
S2 1,029605 9,526316 2,625
2,0625 2,625 9,388158
0,00277 0,00831 0,024931 0,00831 0,024931 0,074792 0,024931 0,074792 0,224377
0,4474 0,447368 0,842105 0,526316 0,200139 0,376731 0,235457 0,8421 0,376731 0,709141 0,443213 0,5263 0,235457 0,443213 0,277008
-1,55263
78
1,5 2
2,9079 2,9737
-1,4079 -0,9737
2,185942 1,982168 1,370845 1,511773 1,370845 0,948061
8
3,5 2,75 2,5
3,0526 2,9079 2,9737
0,4474 0,447368 -0,1579 -0,4737
9
3 4 3,75
3,0526 2,9079 2,9737
-0,0526 1,0921 0,7763
10
3,25 4 4
3,0526 2,9079 2,9737
0,1974 0,197368 1,092105 1,026316 0,038954 0,215547 0,202562 1,0921 0,215547 1,192694 1,120845 1,0263 0,202562 1,120845 1,053324
11
3,25 3,5 3,25
3,0526 2,9079 2,9737
0,1974 0,197368 0,592105 0,276316 0,038954 0,116863 0,054536 0,5921 0,116863 0,350589 0,163608 0,2763 0,054536 0,163608 0,07635
12
3,25 1,75 4
3,0526 2,9079 2,9737
0,1974 0,197368 -1,1579 1,0263
13
2,5 3,75 2
3,0526 2,9079 2,9737
-0,5526 0,8421 -0,9737
-0,15789
-0,47368 0,200139 -0,07064 -0,21191 -0,07064 0,024931 0,074792 -0,21191 0,074792 0,224377
-0,05263 1,092105 0,776316
0,00277 -0,05748 -0,04086 -0,05748 1,192694 0,847819 -0,04086 0,847819 0,602666
-1,15789 1,026316 0,038954 -0,22853 0,202562
-0,55263 0,842105
-0,22853 0,202562 1,34072 -1,18837 -1,18837 1,053324
-0,97368 0,305402 -0,46537 0,538089 -0,46537 0,709141 -0,81994 0,538089 -0,81994 0,948061 79
14
3,5 3 3,25
3,0526 2,9079 2,9737
15
3 2,5 4
3,0526 2,9079 2,9737
-0,0526 -0,4079 1,0263
-0,05263
-0,40789 1,026316
16
2,75 2,5 3,25
3,0526 2,9079 2,9737
-0,3026 -0,4079 0,2763
-0,30263
-0,40789 0,276316 0,091586 0,123442 0,123442 0,166378 -0,08362 -0,11271
17
3 3,5 2,5
3,0526 2,9079 2,9737
-0,0526 0,5921 -0,4737
-0,05263 0,592105
18
3,5 2,5 3,5
3,0526 2,9079 2,9737
0,4474 0,447368 -0,4079 0,5263
19
3,5 3,25 3,5
3,0526 2,9079 2,9737
0,4474 0,447368 0,092105 0,276316 0,200139 0,041205 0,123615 0,0921 0,041205 0,008483 0,02545 0,2763 0,123615 0,02545 0,07635
-0,47368
0,00277 0,021468 -0,05402 0,021468 0,166378 -0,41863 -0,05402 -0,41863 1,053324 -0,08362 -0,11271 0,07635
0,00277 -0,03116 0,024931 -0,03116 0,350589 -0,28047 0,024931 -0,28047 0,224377
-0,40789 0,526316 0,200139 -0,18248 0,235457 -0,18248 0,166378 -0,21468 0,235457 -0,21468 0,277008
0,4474 0,447368 0,342105 0,526316 0,200139 0,153047 0,235457 0,3421 0,153047 0,117036 0,180055 0,5263 0,235457 0,180055 0,277008
80
9,236842 3,776332 7,240132
0,515534 0,133498 0,258406
S1 3,776332 14,87507 3,957274
7,240132 3,957274 11,16447
S 0,133498 0,677816 0,182841
9,322368 1,029605 2,0625
0,258406 0,182841 0,570906
S2 1,029605 9,526316 2,625
2,0625 2,625 9,388158
S-1 -0,20774 1,631855 -0,4286
2,5354 -0,20774 -1,08105
18,55921 4,805937 9,302632
S1 + S2 4,805937 24,40139 6,582274
9,302632 6,582274 20,55263
-1,08105 -0,4286 2,378176
T2 =
X1i 3,0526 2,9079 2,9737 T2 =
X2i 3,0263 2,8947 2,8947
X1i – X2i 0,0263 0,0132 0,0790
X2i– X1i -0,0263 -0,0132 -0,0790
x (X1i – X2i)T. S-1. (X2i – X1i)
(X1i– X2i)T -0,0263 -0,0132
-0,079
(X1i – X2i)T. S-1 -0,02146 -0,01778 0,153787
(X1i – X2i)T. S-1. (X2i – X1i) 0,01135
T2 = 9,5 x 0,01135 T2 = 0,10782
81
Indikator Kepentingan Berita (X1-X1bar)T 0,463 0,536 1,536 0,463 0,286 0,463 0,463 0,963 0,463 0,786 0,463 0,286 0,713 0,213 1,286 0,213 0,463 1,036 0,213 (X2-X2 bar)T 0,697 0,052 0,447 2,052 0,447 0,697 1,552 0,447 0,052 0,197 0,197 0,197 0,552 0,447 0,052 0,302 0,052 0,447 0,447
(X1-X1bar)(X1-X1bar)T (X2-X2bar)(X2-X2bar)T S1 S2 S1 + S2 S S-1 X1 bar - X2 bar (X1 bar - X2 bar)T X2 bar - X1 bar
= = = = = = = = = =
0,215002852 0,486322127 0,677368 1,144736 1,822104 0,050614 19,75738 -0,02632 0,02632 0,026316
T2
=
(X1 bar - X2 bar)T S-1 (X2 bar - X1 bar)
T2
= 9,5 (0,02632) (19,75738) (0,026316)
T2
= 0,12998 83
Indikator Peringkat Berita
(X1-X1bar)T 1,105 0,144 0,894 (X2-X2 bar)T 0,407 0,157 0,157
0,355 0,605
0,105
1,105
0,144 0,105
0,894
0,605
1,394 1,894
0,105
0,855 0,605 0,855
1,894 0,855
0,092 0,842
0,907
1,407
0,157 1,092
1,092
0,592
1,157 0,842
0,092
0,407 0,407 0,592
0,407 0,342
(X1-X1bar)(X1-X1bar)T (X2-X2bar)(X2-X2bar)T S1 S2 S1 + S2 S S-1 X1 bar - X2 bar (X1 bar - X2 bar)T X2 bar - X1 bar
= = = = = = = = = =
1,221606299 0,166378331 1,960526 -0,06579 1,894736 0,052632 19,00001 -0,01316 0,01316 0,013158
T2
=
T2
= 9,5 (0,01316) (19,00001) (0,013158)
T2
= 0,03125
(X1 bar - X2 bar)T S-1 (X2 bar - X1 bar)
85
Indikator Pilihan Berita (X1-X1bar)T 0,473 0,473 0,473 0,223 0,526 1,723 0,973 0,473 0,776 1,026 0,276 1,026 0,973 0,276 1,026 0,276 0,473 0,526 0,526 (X2-X2 bar)T 0,144 0,394 1,394 1,105 0,105 0,605 0,855 0,394 1,105 0,644 0,605 1,144 0,855 0,144 0,644 0,855 0,355 0,894 0,644
(X1-X1bar)(X1-X1bar)T (X2-X2bar)(X2-X2bar)T S1 S2 S1 + S2 S S-1 X1 bar - X2 bar (X1 bar - X2 bar)T X2 bar - X1 bar
= = = = = = = = = =
0,224376532 0,020948799 0,052632 -0,789474 -0,736842 -0,02047 48,8571 -0,07895 0,07895 0,078947
T2
=
(X1 bar - X2 bar)T S-1 (X2 bar - X1 bar)
T2
= 9,5 (0,07895) (48,8571) (0,078947)
T2
= 2,892858 87
Lampiran 5. Hasil Pengolahan Data (rank Spearman)
Correlations
Frekuensi rubrik Spearman's rho
Frekuensi rubrik
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
Proporsi berita
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
Penempatan berita
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
Tingkat kepentingan berita
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
Peringkat berita
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
Pilihan berita
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
Proporsi berita .
Tingkat kepentingan berita
Penempatan berita .
.
Peringkat berita .
Pilihan berita .
.
.
.
.
.
.
.
4
4
4
4
4
4
.
1,000
,943(*)
,707
-,943(*)
,447
.
.
,029
,146
,029
,276
4
4
4
4
4
4
.
,943(*)
1,000
,833
-,889
,211
.
,029
.
,083
,056
,395
4
4
4
4
4
4
.
,707
,833
1,000
-,500
,316
.
,146
,083
.
,250
,342
4
4
4
4
4
4
.
-,943(*)
-,889
-,500
1,000
-,211
.
,029
,056
,250
.
,395
4
4
4
4
4
4
.
,447
,211
,316
-,211
1,000
.
,276
,395
,342
,395
.
4
4
4
4
4
4
* Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
73