Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
ANALISIS BERIKLAN TERHADAP BRAND IMAGE BANK (Studi kasus pada bank BNI’46, bank Mandiri, bank BCA, dan bank Lippo) Oleh Sri Wahyuni, dan Ch Endah Winarti ABFI Institute Perbanas Jakarta e-mail:
[email protected]
Abstract This purpose of this reseach is to analyze the correlation between bank advertising and brand image in four banks which use television, newspaper, and magazine. They use the questioner to obtain the primary data. The result of the research shows that there is a positive and high correlation between bank advertising and brand image from 4 banks which are BNI’46, Mandiri Bank, BCA, Lippo Bank. It means that the banks which use the bank advertising will improve their brand image. According to the responden perception, there is no different respondent, perception according to sex, age, and accupation. It means that all of respondent have the same perception about bank advertising and bank image of the four banks. Keyword: Advertising & Brand Image Bank PENDAHULUAN Dalam era globalisasi perbankan harus mampu menghadapi persaingan yang ketat. Salah satu yang dapat dilakukan oleh perbakan ialah memperhatikan dan berpusat pada kepentingan konsumen (customer centered). Bank sebagai penghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Persaingan antar bank di kota-kota besar dapat dikatakan amat ketat dan masingmasing bank ingin memperoleh pangsa pasar yang terbesar. Untuk itu perbankan perlu meningkatkan citranya. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh bank di dalam meningkatkan citranya yaitu melalui media iklan. Media periklanan merupakan salah satu bagian penting dari strategi komunikasi pemasaran yang harus ditangani oleh setiap
industri perbankan. Dengan kebijakan pemilihan media dan desain periklanan yang tepat, dapat tercipta strategi komunikasi pemasaran yang efektif antara perbankan dan konsumen dapat terjalin lebih erat. Periklanan merupakan segala bentuk penyajian bukan pribadi dan promosi tentang gagasan, barang, atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Perlu disampaikan bahwa di dalam mengembangkan program periklanan perusahaan perlu menetapkan sasaran/tujuan periklanan. Tujuan periklanan adalah menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen atas produk yang diiklankan. Efektivitas iklan diukur dari meningkatnya penjualan sebagai reaksi terhadap iklan yang dipasang untuk sampai pada keputusan membeli sebagai akibat dari pengaruh iklan.
687
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
Konsumen mengalami beberapa proses yang dimulai dari tidak tahu sama sekali terhadap produk yang diiklankan, tahu adanya iklan tertentu, ingat pada iklan tersebut, percaya pada produk yang diiklankan, punya sikap yang baik dan akhirnya membeli produk yang diiklankan. Strategi beriklan yang efektif merupakan upaya komunikasi pemasaran antara perusahaan dengan konsumen. Jika komunikasi yang dilakukan pemasaran industri perbankan kepada konsumen dan masyarakat kurang mengenai sasaran, maka konsumen kurang mengetahui keberadaan bank tersebut, dan sebaliknya. Jika bank melakukan komunikasi pemasaran dengan tepat maka secara otomatis konsumen akan memperoleh kesan tersendiri yang mendalam di benak konsumen. Dengan demikian nama baik bank (reputasi) industri perbankan tersebut juga akan terangkat, karena akan muncul persepsi kualitas merek yang positif. Citra merek perbankan dapat dibangun dengan berbagai cara, antara lain dengan menggalakkan dan lebih gencar beriklan, untuk meningkatkan pandangan konsumen terhadap produk yang diiklankan (melalaui image of maker, image of product/service, image of user), value, character, dan trust. Citra merek/brand image merupakan kumpulan asosiasi-asosiasi yang melekat di benak konsumen pada merek. Hal ini termasuk di dalamnya asosiasi tentang nilai, karakter, dan kepercayaan terhadap barang/jasa tertentu. Membangun citra merek/brand image sudah merupakan kebutuhan pokok bagi perusahaan yang ingin terus survive, baik di saat krisis
maupun untuk menghadapi persaingan di masa depan. Sedangkan biaya membangun citra cenderung makin mahal sebagai akibat besarnya biaya iklan dan semakin banyaknya merek baru yang muncul di pasar. Kita ketahui, bahwa semakin banyak asosiasi yang berhubungan membentuk brand image/citra merek maka akan semakin kuat perceived quality konsumen terhadap merek tersebut. Dalam hal ini menjadi tugas manajemen pemasaran agar supaya perusahaan selalu mempertahankan image lebih lama tertanam pada benak konsumen. Telah diketahui bahwa berbagai cara yang telah dilakukan industri perbankan tersebut tidak lain untuk dapat mendapatkan dan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan beriklan bank dan brand image (citra merek) pada 4 (empat) bank yang menggunakan media Televisi, Koran, Tabloid, dan majalah. HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA Hotniar Siringoringo (2004:135) hasil penelitiannya mengatakan strategi bauran pemasaran mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Pengaruh komponen bauran pemasaran pada resiko sebelum pembelian yang dapat diterima dari produk inovatif. Menurut Habibie (2006:5) mengatakan salah satu strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah membangun citra merek suatu produk. Dalam penelitiannya disampaikan bahwa citra merek adalah jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Citra merek (brand 688
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
image) merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi loyalitas konsumen. Jika citra merek baik terbentuk akan menjadikan suatu keuntungan perusahaan karena diharapkan masyarakat akan semakin mengetahui sifat yang ada pada produk merek tersebut dan untuk menarik perhatian dan meningkatkan loyalitas konsumen. Menurut Rini Kusumawati (2007;61) dalam penelitiannya menunjukkan citra perusahaan berpengaruh positif pada loyalitas, kualitas yang dipersepsikan, dan kepuasan nasabah. Kepuasan nasabah berpengaruh negatif pada perilaku beralih merek. Senada yang disampaikan oleh Anggoro Putra (2008:1), citra merek memegang peranan cukup penting. Perusahaan saling berkompetensi mempengaruhi para calon pembeli untuk memilih produk mereka dengan berupaya melakukan promosi yaitu dengan melakukan periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, usaha penjualan dan pemasaran langsung. Hal tersebut digunakan untuk memperkenalkan produk mereka agar diketahui, diterima, diingat, dan selanjutnya diharapkan dapat dikonsumsi. Merek bukan hanya sekedar sebagai nama tetapi juga sebagai tanda, simbul atau rancangan dari sebuah produk. Merek dapat juga dijadikan ciri untuk membedakan sutu produk dari produk pesaing. Dengan merek yang kuat dapat menciptakan keunggulan bersaing melalui kinerja yang dimiliki oleh produk tersebut. Hasil penelitian
terdapat hubungan yang positif antara produk Image dengan minat membeli konsumen pada produk. KERANGKA BERFIKIR Strategi beriklan yang tepat dan efektif merupakan upaya komunikasi pemasaran antara perusahaan dengan konsumen. Jika komunikasi pemasaran yang dilakukan industri perbankan kepada konsumen dan masyarakat kurang mengenai sasaran, maka konsumen kurang merasa mengetahui keberadaan bank tersebut, dan sebaliknya. Maka secara otomatis konsumen akan memperoleh kesan yang mendalam dibenak konsumen. Dengan demikian nama baik (reputasi) industri perbankan tersebut juga akan terangkat, karena akan muncul persepsi kualitas merek yang positif. Saat ini persaingan Industri perbankan sudah semakin ketat, sehingga perbankan selalu berupaya untuk meningkatkan brand image/citra dari institusinya dengan berbagai cara, misalnya dengan lebih menggalakkan dan lebih gencar beriklan, untuk meningkatkan pandangan konsumen terhadap iklan produk yang diiklankan. Kita ketahui bersama, bahwa berbagai cara yang telah dilakukan industri perbankan tersebut tidak lain untuk dapat mendapatkan dan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan demikian untuk memudahkan mendesain penelitian, maka peneliti memberikan gambaran dengan kerangka pemikiran seperti di bawah ini,
Bagan : 1. Kerangka Berfikir 689
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
Komunikasi Pemasaran
Beriklan Bank
Reputasi Bank
Brand Image/Citra Bank
Kepuasan Pelanggan
Laba
DEFINISI OPERASIONAL Untuk memenangkan persaingan antar bank, maka beriklan di beberapa media merupakan salah satu cara yang dapat dipilih.Beriklan atau memasang iklan di beberapa media merupakan setiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dapat dibayar mengenai gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi (Ciptono,2001:147). Adapun tujuan pemasangan iklan adalah menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan pelanggan di mana membeli produk tersebut serta mempertahankan kesadaran produk tertinggi (top-of-mind)di benak konsumen/pelanggan.(Kotler dan Armstrong,2004:641) Menurut Swastha dan Sukoco (2000:223) “tujuan utama
periklanan yaitu meningkatkan penjualan barang dan jasa” Dalam pasar masa kini, sebagian besar perusahaan menyediakan produk dan jasa yang serupa sehingga konsumen dihadapkan pada keadaan yang sulit untuk memilih produk atau jasa tersebut seperti halnya yang terjadi pada perusahaan perbankan. Oleh karena itu,setiap perusahaan memberikan merek untuk membedakan dengan produk pesaing.. Tetapi merek saja tidak cukup karena terdapat banyak sekali merek di pasar, untuk itu suatu merek harus mempunyai image atau citra sehingga konsumen akan mempunyai kesan tertentu yang akan tertanam dalam benak mereka. Menurut Kotler dalam Bilson Simamora (2002:37) “syarat merek yang kuat adalah brand image” Brand 690
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
image dianggap sebagai “bagaimana merek dipersepsikan oleh konsumen” sedangkan menurut Kotler (1997:164) “Citra merek adalah himpunan keyakinan konsumen mengenai merek tertentu” Berdasarkan pada pengalamannya dan pengaruh persepsi, distorsi, dan retensi selektif, keyakinan konsumen mungkin berbeda dari atribut sebenarnya Berdasarkan pengertian tersebut, brand image atau citra merek adalah bagaimana konsumen mempersepsikan suatu merek berdasarkan keyakinan mereka akan merek tersebut. Rangkuti (2002:43) berpendapat bahwa brand image sangat berkaitan dengan asosiasi merek, yaitu “.Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image di dalam benak konsumen ”Sedangkan pengertian asosiasi merek menurut Aaker dalam Bilson Simamora (2002:96) “adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek”. Jadi segala sesuatu yang berkaitan dengan merek dapat dirangkai sehingga dapat membentuk brand image yang akan melekat di dalam benak konsumen. Brand image dapat diciptakan dengan banyak cara, misalnya dengan menambah fitur produk yang dapat menimbulkan image tertentu, mengasosiasikan merek dengan tipe-tipe pembeli tertentu, ataupun dengan pemasangan iklan yang menarik. Brand image dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Rangkuti (2002:3) faktorfaktor yang mempengaruhi brand image adalah atribut, manfaat, nilai, budaya, kepribadian, dan pemakai” Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, deposito, dan kredit. Di samping itu bank
dikenal sebagai tempat penukaran uang dan berbagai bentuk pembayaran seperti pembayaran: listrik, telepon, kartu kredit, pajak, uang kuliah, dan air. Menurut Undang-undang RI nomot 10 tahun 1998 tentang perbankan “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. HIPOTESIS PENELITIAN H1: Tidak ada perbedaan persepsi seorang nasabah berdasarkan jenis kelamin,umur, dan pekerjaan. H2: Tidak ada perbedaan persepsi nasabah terhadap iklan pada keempat bank H3: Tidak ada perbedaan persepsi nasabah terhadap brand image pada keempaat bank H4: Tidak ada hubungan yang signifikan antara iklan bank dengan brand image. METODE PENELITIAN Populasi “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” (Sugiyono 2003:72) Adapun popolasi dalam penelitian ini adalah orang/konsumen yang menjadi nasabah bank BNI’46, bank Mandiri, bank BCA, dan bank Lippo. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penarikan sampel dilakukan 691
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
dengan menggunakan non-probability sampling, yaitu pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam penelitian ini digunakan teknik sampling purposive dan kuota yang berarti teknik untuk menentukan sampel bertujuan dan dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2003:77). Peneliti menggunakan 60 responden sebagai sampel dalam penelitian ini baik pria maupun wanita. Menurut Gay & Diehl dalam Mudrajat Kuncoro( 2003:111) “untuk studi korelasional dibutuhkan minimal 30 orang sampel untuk menguji ada tidaknya hubungan”. Pengambilan sampel dengan cara memberikan kuesioner pada setiap nasabah yang mendatangi bank-bank tersebut di atas untuk transaksi di daerah Kuningan Jl. Rasuna Said, Jakarta Selatan. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan adalah angket /daftar pertanyaan dengan tujuan untuk memperoleh data primer yang dilakukan dengan cara membagikan angket kepada nasabah bank BNI’46, bank Mandiri, bank BCA, dan bank Lippo yang melakukan transaksi di daerah Kuningan Jl. Rasuna Said, Jakarta Selatan. Instrumen dan Variabel Penelitian Skala likert digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur jawaban responden dengan lima pilihan jawaban dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Adapun variabel penelitian pada
dasarnya adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang dapat ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal-hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003:31). Didalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah beriklan bank. Beriklan bank dapat diukur dengan menggunakan dimensi-dimensi yaitu menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan. Sebagai variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah brand image. Dimensinya terdiri dari attributes, benefits, attitudes, dan favorability. Uji Validitas dan reliabilitas Valid berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 20003:109). Pengukuran validitas pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment.Patokan yang digunakan untuk menentukan sahih atau gugurnya suatu butir pertanyaan adalah taraf signifikasi sebesar 0.05 sehingga apabila dari hasil olehan uji tersebut diperoleh taraf nyata sama dengan atau lebih besar dari nilai r tabel, maka butir-butir tersebut dinyatakan sahih, artinya butir-butir tersebut mengukur aspek yang sama tetapi jika hasilnya lebih kecil dari nilai r tabel, berarti butir-butir tersebut dinyatakan gugur, dengn kata lain pertanyaan yang gugur menunjukkan bahwa butir tersebut bertentangan dengan pertanyaan lainnya. Penghitungan validitas dengan analisis statistik menggunakan program SPSS for Windows versi 11.50. Adapun hasilnya sebagai berikut.
692
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
Tabel 1.Hasil validitas kuesioner Variabel Beriklan ITEM PERTANYAAN X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 Sumber : Data Olahan
R HASIL
r TABEL
KETERANGAN
0,644 0,617 0,695 0,885 0,403 0,871 0,714 0,699 0,494 0,686 0,721 0,664 0,862 0,821 0,737 0,737
0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507
VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa dari 16 pertanyaan pada kuesioner variabel beriklan, seluruhnya
dinyatakan valid. Dengan demikian tidak terdapat butir pertanyaan yang dinyatakan gugur.
Tabel 2. Hasil uji validitas kuesioner Variabel Brand Image ITEM PERTANYAAN Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Sumber : Data Olahan
R HASIL 0,774 0,905 0,831 0,914 0,849 0,871 0,932 0,802 0,738 0,905 0,737 0,875 0,903 0,911
Berdasarkan table 2 di atas, dapat dilihat bahwa dari 14 pertanyaan pada kuesioner brand image, semua juga dinyatakan valid. Dengan demikian tidak terdapat butir pertanyaan yang gugur. Reliabel berarti instrument yang bila diukur atau digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang
r TABEL 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507 0,3507
KETERANGAN Valid VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
sama, maka akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2003:110). Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan statistik Cronbach Alpha. Jika nilai Cronbach Alpha mendekati 1 (satu) menunjukkan bahwa pengukuran yang dipakai reliable atau alat ukur yang dipakai benar. Untuk menginterpretasikan koefisien korelasi realibilitas
693
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
ditentukan dengan kriteria sebagai adalah sebesar 0,9384 termasuk pada berikut. koefisien sangat tinggi. Harga koefisien a. Antara 0,800 sampai dengan 1,000 = untuk variabel brand image adalah korelasi sangat tinggi sebesar 0,9738 juga termasuk pada b. Antara 0,600 sampai dengan 0,799 = koefisien sangat tinggi. korelasi tinggi PENELITIAN DAN c. Antara 0,400 sampai dengan 0,599 = HASIL PEMBAHASAN korelasi cukup tingga d. Antara 0,200 sampai dengan 0,399 = Biaya Promosi Biaya promosi pada tahun 2005 korelasi rendah terbesar dilkeluarkan oleh bank BCA e. Antara 0,000 sampai dengan 0,199 = yaitu sebesar Rp. 260.886.000.000,- atau korelasi sangat rendah. Berdasarkan hitungan olehan data 34,14% dan pada tahun 2006 biaya statistik SPSS 11.5.0 for Windows promosi terbesar dikeluarkan oleh diperoleh reliabilitas untuk masing- bank Mandiri yaitu sebesar Rp. masing variabel sebagai berikut. Harga 374.055.000.000,- atau 35,39%. Untuk jelasnya lihat tabel 3 koefisien untuk variabel beriklan lebih Tabel 3. Biaya promosi thn. 2005 dan 2006 Biaya Promosi 2005 Juta Persentase (%) Mandiri Rp. 251505 32,91 BNI Rp, 214403 28,05 BCA Rp, 260886 34,14 Lippo Rp. 37481 4,9 Total Rp. 764275 100 Sumber : Direktori perbankan Indonesia 2007 Nama Bank
Laba Bersih Tahun 2005 dan 2006 Laba bersih tahun 2005 tertinggi dicapai oleh bank BCA yaitu sebesar Rp. 3.597.400.000.000,- atau 59,68%. Laba bersih tahun 2006 tertinggi tetap
Biaya Promosi 2006 Juta Persentase (%) Rp. 374055 35,39 Rp. 248845 23,54 Rp. 344021 32,55 Rp. 89990 8,52 Rp.1056911 100
dicapai oleh bank BCA yaitu sebesar Rp. 4.242.692.000.000,- atau 46,64%. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 4
Tabel 4. Laba bersih thn. 2005 dan 2006 Nama Bank Mandiri BNI BCA Lippo
Laba Bersih 2005 Juta Persentase (%) 603369 10,01 1414379 23,47 3597400 59,68 412121 6,84
Total 6027269 Sumber : Direktori perbankan Indonesia 2007
Profil Kinerja Keuangan Yang disajikan dalam profil Kinerja Keuangan adalah Rasio Keuangan
100
Laba Bersih 2006 Juta Persentase (%) 2421405 26,62 1925830 21,17 4242692 46,64 506855 5,57 9096782
100
mengenai Permodalan, Kualitas Aktiva, Rentabilitas, dan Likuiditas. Rasio Permodalan 694
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
Dalam rasio permodal hanya disajikan bisnis utama dari mengenai CAR dengan perhitungan memberikan pinjaman. risiko kredit. Hal itu dikarenakan Tabel 5. CAR Risiko Kredit Permodalan 2005 CAR Resiko Kredit Mandiri 25,28 BNI 16,6 BCA 21,66 Lippo 21,38 Sumber : Direktori perbankan Indonesia 2007 Nama Bank
bank
adalah
Permodalan 2006 CAR Resiko Kredit 23,65 18,23 22,21 26,78
Berdasarkan table 5 dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 CAR tertinggi Rasio Kualitas Aktiva Dalam rasio kualitas aktiva hanya adalah bank Mandiri tetapi pada tahun 2006 CAR tertinggi adalah bank Lippo. akan disajikan mengenai NPL net saja, Jika dilihat dari kenaikan CAR dari karena akan dilihat tinggi kredit macet tahun 2005 ke 2006 maka bank Lippo netnya saja. Untuk lebih jelasnya lihat yang memiliki peningkatan tertinggi table 6 yakni 5,4. Tabel 6. Rasio NPL Net Nama Bank
Kualitas Aktiva 2005 NPL Net Mandiri 1,62 BNI 1,18 BCA 0,8 Lippo 0,48 Sumber : Direktori perbankan Indonesia 2007
Kualitas Aktiva 2006 NPL Net 16,41 1,77 0,27 0,41
Berdasarkaan table 6 dapat dilihat lonjakan kredit macet yang sangat bahwa NPL (non performing loan) besar. terendah pada tahun 2005 adalah bank Lippo yaitu 0,48 sedangkan pada tahun Rasio Rentabilitas Dalam rasio rentabilitas hanya 2006 NPL tertendah adalah BCA. Bank mandiri mengalami lonjakan NPL yang disajikan mengenai ROA, karena begitu tinggi yaitu sebesar 14,79 yang peneliti hanya ingin melihat kinerja artinya bank Mandiri menglami bank. Untuk lebih jelasnya lihat table 7 Tabel 7. Rasio ROA Nama Bank Mandiri BNI BCA Lippo
Rentabilitas 2005 ROA 3,19 1,66 3,44 1,87
Rentabilitas 2006 ROA 0,47 1,78 3,8 1,98
Sumber : Direktori perbankan Indonesia 2007
695
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
Berdasarkan table 7 dapat dilihat adalah bank Mandiri yaitu 2,72 hal bahwa pada tahun 2005 dan 2006 ROA tersebut dimungkinkan adanya tertinggi adalah bank BCA yaitu 3,44 peningkatan kredit macet yang cukup pada tahun 2005 dan 3,8 pada tahun besar. 2006. Jika dilihat peningkatan ROA dari tahun 2005 ke 2006 kenaikan Rasio Likuiditas Rasio LDR dari keempat bank dapat tertinggi dicapai oleh bank BCA yaitu dilihat pada tabel 8 0,36 sedangkan yang mengalami penurunan yang cukup signifikan Tabel 8. Rasio LDR Likuiditas 2005 Nama Bank LDR Mandiri 51,86 BNI 78,93 BCA 41,78 Lippo 32,36 Sumber : Direktori perbankan Indonesia 2007
Berdasarkan table 8 dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2005 dan 2006 LDR tertinggi adalah bank BNI yaitu 78,93 untuk tahun 2005 dan 83,75 untuk tahun 2006. Sedangkan yang mengalami peningkatan tertinggi LDR yaitu bank Lippo yaitu 12, 51. H1: Tidak ada perbedaan persepsi seorang nasabah berdasarkan jenis kelamin ,umur, dan pekerjaan. Dalam penelitian ini nasabah bank BNI’ 46, bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Lippo diambil sampel sebanyak
Likuiditas 2006 LDR 49,97 83,75 40,83 44,87
60 responden. Komposisi responden yang terambil sebagai sampel menurut jenis kelamin terdiri atas 28 orang perempuan atau sebesar 47% dari jumlah seluruh responden penelitian dan 32 orang laki-laki atau sebesar 53% dari jumlah seluruh responden. Dengan demikian peneliti perlu juga melihat responden berdasarkan umur, dan pekerjaan. a. Distribusi responden berdasarkan menurut jenis kelamin
Tabel 9. GENDER * BANK Crosstabulation BANK GENDER
Perempuan laki-laki
Total
BNI 6 9 15
MANDIRI 6 9 15
Total BCA 8 7 15
LIPPO 8 7 15
28 32 60
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel 9 di atas terlihat bahwa jumlah responden laki-laki pada bank BNI sebanyak 9 orang, dan perempuan sebanyak 6 orang, sedangkan pada bank Mandiri
responden laki-laki sebanyak 9 orang dan perempuan sebanyak 6 orang responden, pada bank BCA laki-laki sebanyak 7 orang dan perempuan sebanyak 8 orang responden dan pada
696
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
bank Lippo laki-laki sebanyak 7 orang dan perempuan sebanyak 8 orang responden. Jadi pada sample 2 bank pertama mayoritas adalah nasabah berjenis kelamin laki-laki sedangkan 2
bank berikutnya mayoritas nasabahnya berjenis kelamin perempuan. Diduga laki-laki lebih mengutamakan factor keamanan sehingga memilih bank BUMN.
Tabel 10. Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.071(a) 1.075
Df
.843
Asymp. Sig. (2-sided) 3 .784 3 .783 1
.359
60
a 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.00.
Hipotesis dalam penelitian ini : Ho diterima artinya tidak ada Ho : Tidak ada perbedaan persepsi perbedaan persepsi seorang responden seorang responden pada berdasarkan gender (jenis kelamin) keempat bank berdasarkan atau persepsi seorang responden pada tingkat gender. keempat bank tersebut adalah sama. seorang responden Ha : Ada perbedaan persepsi Maksudnya seorang responden pada perempuan dan seorang responden keempat bank berdasarkan laki-laki mempunyai persepsi yang tingkat gender. sama pada Bank BNI, Bank Mandiri, Berdasarkan table 10 di atas karena bank BCA dan Bank Lippo. besarnya sig adalah 0,784 lebih besar dibandingkan besarnya alpha (0,05) b. Distribusi responden nasabah bank maka dapat diambil kesimpulan bahwa menurut umur adalah sebagai berikut. Tabel 11. UMUR * BANK Crosstabulation BANK UMUR
kurang 20 th 20 - 29 th 30 - 39 th 40 - 49 th 50 - 59 th
Total Sumber :Data primer diolah
BNI 1 7 4 3 0 15
MANDIRI 0 5 6 4 0 15
Berdasarkan tabel 11 di atas terlihat bahwa umur responden pada 4 bank tersebut mayoritas adalah umur 20 – 29 tahun atau sebesar sebesar 37% dari seluruh jumlah responden. Dan urutan kedua berumur 30 – 39 tahun atau sebesar 35% dari seluruh jumlah responden. Sedangkan urutan ketiga
BCA 0 5 4 5 1 15
Total LIPPO 0 5 7 3 0 15
1 22 21 15 1 60
berumur 40-49 tahun sebesar 25% dari seluruh jumlah responden.. Bila dilihat pada masing-masing bank, maka pada bank BNI mayoritas juga berumur 20 – 29 tahun, pada bank Mandiri umur responden mayoritas 30 – 39 tahun, pada bank Lippo umur responden mayoritas juga berumur 30 – 39 tahun, 697
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
Sedang bank BCA umur responden kondisinya berbeda dengan 3 bank lainnya. Peneliti mendapatkan seorang responden yang berumur di atas 50 tahun. Dan dari responden yang
digunakan oleh peneliti hampir tidak menemui responden yang berumur di atas 50 tahun. Hal tersebut dimungkinkan mayoritas konsumen bank adalah usia produktif.
Tabel 12. Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a
Value 8.565(a) 8.057
df 12 12
Asymp. Sig. (2-sided) .740 .781
1.002
1
.317
60
12 cells (60.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .25.
Hipotesis dalam penelitian ini : Ho diterima artinya tidak ada Ho : Tidak ada perbedaan persepsi seorang perbedaan persepsi seorang responden responden pada bank (4 bank) pada keempat bank berdasarkan berdasarkan tingkat umur. tingkat umur. Atau persepsi seorang Ha : Ada perbedaan persepsi seorang responden pada keempat bank responden bank (4 bank) berdasarkan tingkat umur adalah berdasarkan tingkat umur. tidak berbeda atau sama. Berdasarkan tabel di atas karena besarnya sig adalah 0,740 lebih besar c. Distribusi responden nasabah bank dibandingkan besarnya alpha (0,05) menurut pekerjaan adalah sebagai berikut. maka dapat diambil kesimpulan bahwa Tabel 13. PEKERJAA * BANK Crosstabulation
PEKERJAA
pelajar/mhs Pns peg. Swasta Wiraswasta ibu RT
Total Sumber :Data primer diolah
BNI 1 0 14 0 0 15
BANK MANDIRI BCA 0 0 0 1 14 14 0 0 1 0 15 15
Berdasarkan table 13 di atas terlihat bahwa pekerjaan responden pada 4 bank tersebut mayoritas adalah pegawai swasta atau sebesar 85% dari seluruh jumlah responden. Dan urutan kedua pekerjaan responden adalah berwiraswasta atau sebesar 7% dari seluruh jumlah responden. Sedangkan
Total LIPPO 0 2 9 4 0 15
1 3 51 4 1 60
bila melihat pada masing-masing bank mayoritas pekerjaan responden juga berasal dari pegawai perusahaan swasta. Hanya seorang responden ditemukan berstatus mahasiswa diduga karena kantor BNI’46 lokasi dekat dengan sebuah perguruan tinggi dan seorang berstatus ibu rumah
698
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
tangga kemungkinan karena lokasi dimana peneliti mengambil responden. banyak gedung perkantoran di daerah Tabel 14. Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Df
23.137(a) 22.721 1.063 60
Asymp. Sig. (2sided) .027 .030 .302
12 12 1
a 16 cells (80.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .25.
Hipotesis dalam penelitian ini : keempat bank berdasarkan tingkat Ho : Tidak ada perbedaan persepsi seorang pekerjaan. Karena mayoritas responden pada bank (4 bank) responden adalah pegawai swasta yang sangat ketat dalam peraturan jam berdasarkan tingkat pekerjaan. Ha : Ada perbedaan persepsi seorang kerja, kemungkinan lokasi bank juga responden bank (4 bank) menentukan tingkat intensitas kehadiran atau kedatangan responden berdasarkan tingkat pekerjaan. Berdasarkan tabel 14 di atas, karena pada keempat bank tersebut. besarnya sig adalah 0, 027 lebih kecil dibandingkan besarnya alpha (0,05) H2: Tidak ada perbedaan persepsi maka dapat diambil kesimpulan bahwa nasabah terhadap iklan pada keempat Ho ditolak artinya ada perbedaan bank persepsi seorang responden pada Tabel 15. Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 4.019 3 Sumber : Output data primer dengan SPSS
Hipotesis dalam penelitian ini : Ho : Variance keempat sampel identik Ha: Variance keempat sampel tidak identik Berdasarkan hasil output pada tabel 15 di atas(Levene Statistic), besarnya sig (0,012) lebih kecil dari alpha 5% maka kesimpulannya adalah Ho
df2
Sig. 56
.012
ditolak artinya variance keempat sampel pada 4 bank tidak identik (berbeda secara signifikan). Selanjutnya peneliti ingin melihat dan melanjutkan pengujian Anova dan hasilnya bisa dilihat seperti bi bawah ini:
Tabel 16. ANOVA IKLAN Sum of Squares Df Mean Square Between Groups 69.933 3 23.311 Within Groups 4527.467 56 80.848 Total 4597.400 59 Sumber : Output data primer dengan SPSS
F .288
Sig. .834
699
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
Hipotesis dalam penelitian ini : tidak ada perbedaan rata-rata persepsi Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata nasabah terhadap iklan yang dilakukan persepsi nasabah terhadap iklan bank oleh keempat bank. pada keempat bank. Tetapi hal ini tidak mempunyai arti Ha : Ada perbedaan rata-rata persepsi karena salah satu syarat pada nasabah terhadap iklan bank pada pengujian uji Anova tidak dipenuhi. keempat bank. Walaupun hasil output Anova, nilai H3: Tidak ada perbedaan persepsi sig (0,834) menunjukkan hasil yang nasabah terhadap brand image pada lebih besar dibandingkan dengan alpha keempaat (5%) berarti Ho diterima yang artinya Tabel 17. Test of Homogeneity of Variances CITRA Levene Statistic df1 2.269 3 Sumber : Output data primer dengan SPSS
df2
Sig. 56
.090
Hipotesis dalam penelitian ini : (tidak berbeda secara signifikan). Dan Ho : Variance keempat sampel identik selanjutnya peneliti dapat melakukan Ha: Variance keempat sampel tidak pengujian uji anova untuk melihat identik apakah ada perbedaan rata-rata Berdasarkan hasil output pada persepsi responden terhadap brand tabel 17 di atas (Levene Statistic), image pada keempat bank atau tidak besarnya sig (0,090) lebih besar dari ada perbedaan persepsi terhadap alpha 5% maka kesimpulannya adalah brand image pada keempat bank yang Ho diterima artinya variance keempat digunakan sebagai sampel sampel pada 4 bank identik atau sama Tabel 18. ANOVA CITRA Sum of Squares Df Between Groups 99.117 Within Groups 4661.067 Total 4760.183 Sumber : Output data primer dengan SPSS
Hipotesis dalam penelitian ini : Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata persepsi nasabah terhadap brand image pada keempat bank. Ha : Ada perbedaan rata-rata persepsi nasabah terhadap brand image pada keempat bank. Berdasarkan hasil output pada tabel 18 di atas (tabel Anova) menunjukkan sig (0,756) lebih besar dari alpha (5%). Kesimpulannya adalah Ho diterima
3 56 59
Mean Square 33.039 83.233
F .397
Sig. .756
artinya tidak ada perbedaan rata-rata persepsi nasabah terhadap brand image (citra) bank . Berarti tidak ada yang lebih baik antara bank satu dengan bank lainnya. Jadi persepsi responden terhadap brand image (citra) dari sampel yang digunakan oleh peneliti mempunyai persepsi yang sama pada keempat bank tersebut.
700
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
H4: Tidak ada hubungan yang brand image. signifikan antara iklan bank dengan Tabel 19. Correlations IKLAN IKLAN
CITRA
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
CITRA 1
.741(**) .000 60 1 . 60
60 .741(**) .000 60
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil output tabel 19 di Santoso (2002:151) berarti iklan dengan atas perhitungan koefisien korelasi brand image mempunyai korelasi kuat. antara beriklan bank dengan Brand Hal ini berarti bahwa beriklan Image , sebesar 0.741 mempunyai mempengaruhi brand image bank. hubungan kuat dan positif yang artinya semakin tinggi tingkat iklan , Analisis Koefisien Penentu/ Koefisien maka tingkat Brand Image cenderung Determinan Angka R sebesar 0,741 ( lebih besar semakin besar, dan sebaliknya. Koefisien korelasi beriklan bank dari 0,5) menunjukkan bahwa korelasi/ dengan brand image sebesar 0.741 (lebih hubungan antara iklan terhadap brand besar dari 0.5), menurut Singgih image adalah kuat. Tabel 20. Model Summary Model R R Square 1 .741(a) .549 a Predictors: (Constant), IKLAN
Adjusted R Square .542
Std. Error of the Estimate 6.082
Angka R square atau koefisien terhadap brand image bank, yaitu 45,1% determinasi adalah 0,549. Hal ini dibandingkan dengan iklan bank. berarti variabel beriklan memberikan Standard Error of Estimate (SEE) kontribusi sebesar 54,9% brand image; adalah 6,082. Semakin kecil SEE maka sedangkan sisanya (100% - 54,9% = pengaruh iklan semakin tepat dalam 45,1% ) dipengaruhi oleh faktor-faktor memprediksi brand image. lain selain variabel yang digunakan peneliti. Maka dengan demikian faktor Pengujian Hipotesis Anova lain tersebut pengaruhnya lebih kecil Tabel 21. ANOVA(b) Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 2614.993 2145.190 4760.183
Df 1 58 59
Mean Square 2614.993 36.986
F 70.702
Sig. .000(a)
a Predictors: (Constant), IKLAN b Dependent Variable: CITRA
701
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
Hipotesis dalam penelitian ini : Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara iklan bank terhadap brand image Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara iklan bank terhadap brand image Berdasarkan nilai probabilitas nilai F hitung yang diperoleh dari uji ANOVA atau F test diperoleh nilai sebesar 70,702 dengan tingkat signifikan 0,000 jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan 0,05 maka Ho ditolak yang artinya bisa dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara iklan terhadap brand image. Untuk membuktikan pengujian hipotesis dengan menggunakan tabel dan ingin melihat adanya pengaruh yang signifikan secara statistik diperlukan uji hipotesis. Hipotesis nol (Ho) diuji dengan menggunakan distribusi F dengan df pembilang = 1 dan df penyebut = 58. Berdasarkan hasil output pada tabel 21 di atas (ANOVA) diperoleh Fhitung sebesar 70,702. Jika Fhitung tersebut dibandingkan dengan harga Ftabel dengan df pembilang = 1 dan df penyebut = 58, maka ditemukan Ftabel sebesar 4.10 untuk 5%. Ternyata harga Fhitung lebih besar dari Ftabel yaitu 70,702 > 4,10. Kesimpulan adalah Ho ditolak atau Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara iklan bank terhadap brand image KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif dan tinggi antara hubungan beriklan dan citra merek (brand image)dari keempat bank yakni bank BNI ’46, bank Mandiri, bank BCA, dan bank Lippo. Artinya bank yang menggunakan iklan akan meningkatkan citra bank tersebut.
Dilihat dari persepsi responden ternyata tidak terdapat perbedaan persepsi responden baik berdasarkan gender, umur, maupun pekerjaan. Artinya bahwa semua responden memiliki persepsi yang sama terhadap keempat bank tersebut. Di samping itu ternyata juga tidak ada perbedaan rata-rata persepsi responden terhadap iklan yang dilakukan oleh keempat bank maupun terhadap brand image dari keempat bank. Daftar Kepustakaan Aaker, David A.(1996). Building Strong Brand. New York: the Free Dress, Mc Milan Inc. Aaker, David A. (1997). Manajemen ekuitas Merek. (alih bahasa oleh Aris Ananda). Jakarta : Mitra Utama. Algifari, (1997), Analisis Statistik Untuk Bisnis, BPFE, Yogyakarta Anggoro Putra (2008), Pengaruh Product Image Terhadap Minat Membeli Konsumen Pada Celana Formal Merek Cardinal, Jakarta Boyd, Walker, Larreche.(1996). Manajemen Pemasaran : Suatu pendekatan strategis dengan orientasi global. Jakarta: Erlangga. Burke Brand Equity, Brand Equity Measurement And Management Czinkota, Michael R., (2000), Marketing Best Practices, The Dryden Press, United State Of America Durianto, Darmadi dkk,(2001), Strategi Menaklukkan Pasar, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Freddy Rangkuti,( 2002), The Power Of Brands: Teknik Mengelola Brand Equity Dan Strategi Pengembangan Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Gruenwald, G.(2002), Seri Pemasaran Dan Promosi, Pengembangan Produk 702
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
Baru. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Habibie, (2006) Hubungan Citra Merek Brand Image Dan Keputusan Pembelian: Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia, Palembang Handy Irawan,(2002). 10 Prinsip Kepuasan Konsumen. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Iqbal Hasan,(2002), Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. J. Supranto, M.A., (2000) Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta: Rineka cipta J. Supranto, M.A., (2001) Statistika untuk Penelitian. Jakarta: PT. Salemba empat. Joewono, Handito Hadi, (1998), Brand Positioning: Agar Mudah Dipahami, Media Indonesia Joewono, Handito Hadi, (1998), Loyalitas Merek:Kunci Menang Bersaing, Media Indonesia Kasmir, (2003), Bank dan Lembaga Keuangan lain. Edisi Keenam, Jakarta: Rajagrafindo Persada Kotler, Philip And Armstrong, (1996), Dasar-dasar Pemasaran I & II, Prenhallindo, Jakarta Kotler, Philip & Armstrong, Gary. Alih Bahasa Alexander Sindoro, (1997), Dasar-dasar Pemasaran. Jilid I Edisi 7. Jakarta: PT. Prenhallindo. Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran. (alih bahasa oleh Hendra Teguh S.E.Ak, Edisi Milenium. Jilid 1. Jakarta : Prenhallindo. --------.(2002), Manajemen Pemasaran. (alih bahasa oleh Hendra Teguh S.E. Ak).Edisi Milenium.Jilid 2.Jakarta: Prenhallindo. Kusumawati, Rini (2007) Analisis Pengaruh Image, Kualitas yang dipersepsikan, Harapan Nasabah Pada Kepuasan Nasabah Dan Pengaruh Kepuasan Nasabah Pada Loyalitas
Nasabah Dan Perilaku Beralih Merek, Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Vol. 1 No. 1 Maret 2007 STIE YKPN Yogyakarta, hal 61 Direktori, Perbankan Indonesia, (2006) Mudrajad Kuncoro,(2003), Metode riset utuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT.Erlangga. Sekaran, Uma, (1992), Research Methods For Business: A Skill Building Approach, John Wiley & Inc., Canada Singgih Santoso. (2002). Buku latihan SPSS, Statistik Parametrik. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo. Siringoringo, Hotniar (2004), Peran Bauran Pemasaran Terhadap Perilaku Pembelian Konsumen, Jurnal Ekonomi & Bisnis No.3 Jilid 9, hal 135 Sofyan Assauri, (1999), Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi. Cetakan ke enam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Subyakto, Haryono dan Algifari,(2001), Statistika Induktif Inferens. Edisi Pertama. Yogyakarta:BPFE. Strategic Marketing And Research Techniques(SMART): Customer Satisfaction Measurement Sugiyono,( 2003), Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. -------------( 2003), Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Surtee, Robert Smith, Brand Equity And Image, Strategic Marketing And Research Techniques Stanton, William J, dkk,(1991) Fundamentals of Marketing. 9th Edition, USA: McGrow Hill. Usahawan, (April 2001), Efektifitas Iklan, Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Winkler, Agnieszka, (1999), WARP SPEED BRANDING: the impact of technology on marketing, John Wiley & Sons,Inc., New York
703
Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008
1