ANALISIS ASESMEN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BIPA PROGRAM CLS 2013 Achmad Kusen Sutrisno Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) berpijak pada dasar kemampuan berbahasa Indonesia pebelajar asing, karakteristik pebelajar asing, dan tujuan belajar bahasa Indonesia. Pembelajaran yang dilakukan kepada seorang pebelajar BIPA akan sangat mungkin berbeda dengan pebelajar lain dengan berdasar kepada tiga hal tersebut. Seorang pengajar BIPA akan menyusun perencanaan dan pelaksanaan silabus ajar yang berbeda-beda untuk pebelajar dengan tingkat kemampuan dasar bahasa Indonesia yang berbeda-beda. Unsur asesmen seringkali terlupakan karena pengajar BIPA cenderung berfokus pada materi, media, dan kegiatan pembelajaran. Peneliti menitikberatkan penelitian pada unsur asesmen yang kurang diperhatikan oleh pengajar BIPA. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan asesmen keterampilan berbicara dalam pembelajaran BIPA Program CLS 2013. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan asesmen dalam pembelajaran BIPA Program CLS 2013 meliputi perencanaan materi, teknik penilaian dan bentuk instrumen yang terangkum dalam silabus pembelajaran Program CLS 2013. Perencanaan materi dalam pembelajaran BIPA Program CLS 2013 menitikberatkan pada materi yang menuntut pebelajar asing untuk berbicara langsung. Materi yang menitikberatkan pada keterampilan berbicara terbagi atas tiga kategori, yaitu materi mendasar, materi praktikal, dan materi tematik. Teknik penilaian yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah teknik penilaian unjuk kerja. Hal ini dikarenakan program CLS menitikberatkan ada performansi keterampilan berbicara pebelajar asing. Ada dua jenis teknik penilaian unjuk kerja, yaitu unjuk kerja berdasar stimulus pengajar dan unjuk kerja berdasar tulisan pebelajar. Selain itu, bentuk instrumen yang digunakan dalam pembelajaran BIPA Program CLS bersifat umum, yaitu satu jenis instrumen berupa skala penilaian yang digunakan untuk materi-materi pembelajaran. Kelebihan penggunaan skala penilaian yang bersifat umum adalah kemudahan bagi pengajar untuk menggunakan skala penilaian tersebut. Kelemahan dalam penggunaan skala penilaian tersebut adalah ketidakcocokan skala penilaian dalam jenis materi NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 ___________________________________Halaman | 1
tertentu. Pelaksanaan asesmen dalam pembelajaran BIPA Program CLS secara umum dapat dikatakan baik. Hanya ada 13 materi pembelajaran yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan yang berjalan kurang baik terjadi karena 1) teknik penilaian unjuk kerja berjalan kurang terarah dan meluas, 2) teknik penilaian unjuk kerja berjalan kurang maksimal, dan 3) teknik penilaian unjuk kerja tidak dapat dilaksanakan. Pelaporan asesmen meliputi 1) teknik pelaporan asesmen, 2) bentuk pelaporan asesmen, 3) isi pelaporan asesmen, dan 4) tindak lanjut terhadap pelaporan asesmen. Teknik pelaporan asesmen adalah dengan melakukan rapat bersama sebagai ajang diskusi. Bentuk pelaporan asesmen adalah lisan. Adapun bentuk laporan asesmen tulis dilakukan pada akhir program dan juga bila diperlukan laporan tertulis dalam situasi khusus. Isi pelaporan asesmen meliputi perkembangan keterampilan berbicara pebelajar asing dan hal-hal yang mendukung atau menghambat pemerolehan bahasa pebelajar asing. Tindak lanjut terhadap pelaporan asesmen secara umum dilakukan oleh pengelola program CLS. Tindak lanjut tersebut dapat berupa saran, penetapan aturan baru, dan pemberian teguran atau surat peringatan kepada pebelajar asing yang bermasalah. Keyword: assesmen, analisis, kemampuan berbicara, pembelajaran BIPA. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) menunjukkan perkembangan yang baik di seluruh dunia. Saat ini, lebih dari 35 negara telah menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa yang dipelajari, (Widodo, 2006). Selain itu, di dalam negeri, sudah banyak universitas dan lembaga yang memasukkan program pembelajaran BIPA dalam salah satu program pembelajaran mereka. Sugono (dalam Gatut, 2007:22) menyebutkan bahwa pada tahun 2007 ada tiga negara asing yang paling banyak menyelenggarakan pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu Amerika Serikat, Australia, dan Jepang. Program CLS menerapkan pendekatan komunikatif dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajarannya. Pendekatan
komunikatif yang digunakan berfokus pada keluaran keterampilan berbicara pebelajar asing. Keterampilan menyimak, menulis, dan membaca bersifat terintegrasi dalam pembelajaran. Unsur asesmen seringkali terlupakan karena pengajar BIPA cenderung berfokus pada materi, media, dan kegiatan pembelajaran. Titik berat pada asesmen pembelajaran adalah hal yang penting karena dalam asesmen dapat diindikasikan tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran dan faktorfaktor apa yang memengaruhi tingkat ketercapaian tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan asesmen keterampilan berbicara dalam pembelajaran BIPA Program CLS
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 ___________________________________Halaman | 2
2013. Adapun rumusan tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan perencanaan asesmen keterampilan berbicara dalam Pembelajaran BIPA Kelas Pre-Advance Program BIPA, (2) mendeskripsikan pelaksanaan asesmen keterampilan berbicara dalam Pembelajaran BIPA Kelas Pre-Advance Program BIPA, dan (3) mendeskripsikan pelaporan asesmen keterampilan berbicara dalam Pembelajaran BIPA Kelas PreAdvance Program BIPA. Manfaat hasil penelitian dirinci sebagai berikut. Pertma, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh para penggiat BIPA dalam merencanakan penyusunan asesmen dalam program pembelajaran BIPA. Kedua, hasil penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi bagi pelaksana program CLS dalam menyusun program pembelajaran BIPA komunikatif yang terintegrasi dalam perencanaan, pelaksanaan, penyusunan asesmen, dan evaluasi. Ketiga, hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan oleh peneliti selanjutnya untuk melakukan pengembangan model asesmen berbasis pendekatan komunikatif. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini menggunakan latar alami dalam sebagai sumber data langsung (Moleong, 2002: 4). Peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian ini. Penelitian ini mengumpulkan data-data yang berupa kata-kata dan analisisnya dilakukan secara induktif. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Secara umum
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model asesmen dalam pembelajaran BIPA Program CLS 2013 yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan asesmen dalam Program CLS 2013 yang dilakukan di Universitas Negeri Malang. Data dalam penelitian ini berupa paparan verbal mengenai asesmen dalam Program CLS 2013 Kelas Intermediate 3 (Pre-Advance). Data dalam penelitian meliputi data perencanaan asesmen, pelaksanaan asesmen, dan pelaporan asesmen dalam pembelajaran BIPA Program CLS Kelas Intermediate 3 (PreAdvance). Untuk memeroleh data perencanaan asesmen, peneliti akan melakukan pengamatan terhadap silabus dan teknik penilaian yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Selain itu, peneliti akan melakukan wawancara dengan guru kelas. Wawancara tersebut bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil pengamatan peneliti. Adapun untuk memeroleh data pelaksanaan asesmen, peneliti akan membandingkan perencanaan dalam silabus dengan jurnal mengajar yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Data pelaksanaan pembelajaran juga akan dikonfirmasi dengan guru kelas. Untuk memeroleh data pelaporan asesmen berbicara, peneliti akan melakukan wawancara dengan guru kelas dan penanggung jawab program CLS. Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode (Arikunto, 2006:149). Dalam penelitian kualitatif, instrumen dalam penelitian adalah peneliti sendiri atau dengan
NOSI Volume 1, Nomor 8, Februari 2014 ___________________________________Halaman | 3
bantuan orang lain sebagai alat pengumpul data utama (Moleong, 2002:4). Peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian ini. Tugas peneliti dalam penelitian ini meliputi mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh dari subjek penelitian. Tahap Pengumpulan Data Data merupakan bahan yang penting dalam penelitian. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan harus relevan dengan masalah penelitian. Untuk mendapatkan data yang akurat, diperlukan teknik yang akurat dalam pengumpulannya. Penulis menggunakan teknik analisis dokumentasi. Teknik analisis dokumentasi digunakan karena sumber data yang digunakan berupa dokumen. Data diperoleh dengan cara mengobservasi (membaca) dokumen yang ada, selanjutnya direkam dalam bentuk tabel pengumpul data. Selain teknik tersebut, peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru kelas dan penanggung jawab Program CLS. Hal ini dilakukan untuk mengecek hasil temuan peneliti dengan kondisi nyata yang dialami oleh guru kelas dan penanggung jawab program. Tahap Analisis Data Tahapan selanjutnya dalam penelitian ini adalah tahapan analisis data. Data yang telah terkumpul berupa data-data deskriptif kualitatif. Oleh karena itu, analisis data pada penelitian ini akan menggunakan analisis non-statistik. Analisis nonstatistik merupakan analisis yang dilakukan berdasarkan isi. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama proses
pengumpulan data dan setelah pengumpulan selesai. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan sebagai berikut. Reduksi Data Pada tahap identifikasi, kegiatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi data-data yang tersedia, yaitu silabus, materi, media, dan instrumen pendukung lain yang digunakan oleh para pengajar di tiaptiap kelas dengan teknik analisis dokumentasi. Pada tahapan ini juga dilakukan wawancara terhadap para pengajar di Program CLS. Pada tahap klasifikasi, kegiatan yang dilakukan adalah memasukkan data-data yang sudah diidentifikasi baik melalui teknik dokumentasi dan observasi maupun wawancara ke dalam tabel-tabel pengumpul data yang tersedia. Pada tahapan ini, juga akan dilakukan pengkodean data (kodifikasi data). Pengkodean dilakukan terhadap data awal penelitian dan data-data pendukung. Penyajian Data Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan penyajian hasil klasifikasi. Secara umum, hasil klasifikasi diurutkan berdasar urutan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Penyimpulan Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan interpretasi data untuk menghasilkan temuan-temuan. Penyimpulan hasil analisis data didasarkan pada masalah dan tujuan yang ingin dicapai.
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 ___________________________________Halaman | 4
Verifikasi Data Untuk memperoleh data yang benar-benar diinginkan dilakukan verifikasi data. Data dianalisis sesuai dengan tahapan penelitian, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN Perencanaan Asesmen Berdasarkan hasil analisis dokumentasi dan wawancara tersebut, didapatkan data mengenai perencanaan asesmen yang meliputi materi yang menitikberatkan pada keterampilan berbicara pebelajar asing, teknik penilaian yang digunakan dalam pembelajaran, serta bentuk instrumen yang digunakan. Materi Peneliti menemukan materimateri dalam pembelajaran BIPA yang menitikberatkan pada aspek keterampilan berbicara pebelajar asing. Selain materi-materi tersebut, materi-materi pembelajaran BIPA yang lain tidak langsung menitikberatkan pada aspek keterampilan berbicara, tetapi bersifat mendukung aspek keterampilan berbicara. Materi-materi itu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu materi mendasar, materi praktikal, dan materi tematik. Dalam pembelajaran BIPA, terdapat materi mendasar. Yang dimaksud dengan materi mendasar adalah materi yang bersifat sangat penting dan harus segera dikuasai oleh pebelajar asing. Sifat penting dan harus segera dikuasai tersebut berkaitan dengan penguasaan bahasa untuk kebutuhan
hidup pada awal-awal tinggal di Indonesia. Adapun materi-materi yang tergolong materi mendasar adalah sebagai berikut. 1) Perkenalan 2) Penggunaan kata ganti 3) Mengucapkan salam 4) Arah dan lokasi 5) Angka 6) Jam 7) Kalender (hari, bulan, tahun) 8) Keluarga 9) Lingkungan sekitar 10) Jadwal sehari-hari 11) Berbelanja ke pasar tradisional Kelompok materi kedua adalah materi praktikal. Materi praktikal adalah materi kebahasaan yang menitikberatkan pada kemampuan untuk praktek atau menerapkan aspek kebahasaan tertentu. Adapun yang tergolong pada kelompok materi praktikal adalah sebagai berikut: 12) Mendeskripsikan ciri fisik 13) Aktivitas dalam pekerjaan 14) Wawancara terhadap pemetik teh 15) Kunjungan ke Wonosari 16) Bertemu/mendapat teman baru 17) Membuat/membatalkan janji 18) Berkunjung ke rumah teman baru 19) Memberikan komentar dan saran tentang pasar tradisional 20) Bermain peran berbelanja ke pasar tradisional 21) Makan di luar 22) Intensitas hobi mahasiswa 23) Pergi ke klinik 24) Mempromosikan obat herbal 25) Menjenguk teman yang sakit 26) Wawancara perokok 27) Menyampaikan pendapat tentang rokok 28) Kunjungan ke bromo
NOSI Volume 1, Nomor 8, Februari 2014 ___________________________________Halaman | 5
29) Pidato duta Pulau Komodo 30) Keinginan berkunjung ke tempat wisata 31) Presentasi ppt liburan 32) Wawancara tentang puasa 33) Bermain peran sebagai menteri perhubungan 34) Bermain peran silaturahmi 35) Berita tentang pendidikan 36) Melamar pekerjaan 37) Kunjungan ke Sanan 38) Kampanye presiden Kelompok materi ketiga adalah materi tematik. Materi tematik menitikberatkan pada tema yang digunakan dalam menyampaikan aspek kebahasaan tertentu. Adapun kelompok materi tematik adalah sebagai berikut. 1) Pekerjaan orang lain/teman/keluarga 2) Rumah makan 3) Pesantren 4) Hobi dan olahraga 5) Tips-tips hidup sehat 6) Mewawancarai tukang jamu 7) Mitos 8) Hari kemerdekaan Amerika 9) Ngabuburit 10) Sahur 11) Puasa di berbagai agama 12) Hari raya 13) Pendidikan 14) Pendidikan seks di Indonesia 15) Topik dari mahasiswa 16) Pendidikan di sekolah pinggiran 17) Sekolah luar biasa 18) Pekerjaan keluargaku 19) Industri impian 20) Penebangan liar 21) Presiden Indonesia 22) Macam-macam manfaat kelapa Materi-materi tersebut menitikberatkan pada keterampilan berbicara karena memiliki tujuan pembelajaran yang bersifat
komunikatif. Contohnya pada materi Perkenalan. Materi tersebut memiliki tujuan pembelajaran sebagai berikut: 1) Mahasiswa mampu memperkenalkan diri sendiri 2) Mahasiswa mampu mengisi formulir berisi data diri 3) Mahasiswa mampu memperkenalkan teman sejawat Pada contoh materi Perkenalan tersebut, tujuan pembelajaran (1) menitikberatkan pada keterampilan pebelajar asing untuk praktek berbicara. Sedangkan tujuan pembelajaran (2) bersifat mendukung pebelajar asing untuk praktek berbicara. Tujuan pembelajaran (3) juga menitikberatkan keterampilan berbicara pebelajar asing. Materi penggunaan kata ganti juga merupakan materi yang menitikberatkan pada keterampilan berbicara. Materi tersebut memiliki tujuan agar mahasiswa mampu menggunakan kata ganti orang kedua dan ketiga dalam berbagai situasi. Tujuan pembelajaran pada materi Penggunaan kata ganti menitikberatkan pembelajaran pada keterampilan berbicara berupa praktek langsung dalam berbagai situasi. Teknik Penilaian Teknik penilaian yang lebih banyak digunakan adalah teknik penilaian unjuk kerja. Berdasar analisis yang dilakukan, ada dua jenis unjuk kerja yang dilakukan dalam pembelajaran BIPA. Yang pertama adalah unjuk kerja yang dilakukan berdasar stimulus yang diberikan pengajar. Jenis yang kedua adalah unjuk kerja yang berdasar pada hasil tulisan yang dibuat oleh pebelajar asing.
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 ___________________________________Halaman | 6
Pada jenis unjuk kerja yang berdasar pada stimulus pengajar, ditemukan 32 materi pembelajaran BIPA yang menggunakan stimulus pengajar sebagai dasar unjuk kerja. Pada materi Perkenalan unjuk kerja dilakukan berdasarkan stimulus yang diberikan oleh pengajar. Stimulus yang diberikan oleh pengajar adalah berupa bentuk latihan yang mengharuskan pebelajar asing menulis identitas diri mereka. Setelah pebelajar menulis identitas diri mereka, pebelajar asing memperkenalkan diri mereka di depan teman-teman sejawat dan pengajar. Adapun bentuk latihan yang digunakan sebagai stimulus adalah sebagai berikut. LATIHAN Silakan menulis identitas diri Anda! Nama saya ________________ Anda bisa memanggil saya _________ Umur saya ________________ Saya berasal dari _________________ Alamat saya, ______________________ Saya kuliah _________ di ___________ Aktivitas saya sekarang _______________ Hobi saya, ________________________
Selanjutnya, materi Penggunaan kata ganti dan materi Mengucapkan salam menggunakan stimulus yang terintegrasi untuk merangsang unjuk kerja pebelajar asing. Stimulus yang diberikan berupa panduan wawancara yang disertai contoh. Berdasar panduan wawancara tersebut, pebelajar asing kemudian melakukan wawancara kepada orang
lain. Dalam wawancara yang dilakukan tersebut, pebelajar asing diharuskan menggunakan kata ganti dan mengucapkan salam sesuai dengan materi pembelajaran. Pada materi Wawancara terhadap pemetik teh, unjuk kerja dilakukan berdasar panduan wawancara yang diberikan oleh pengajar. Berdasarkan panduan wawancara tersebut, pebelajar asing langsung melakukan unjuk kerja berupa wawancara terhadap pengajar yang diperankan sebagai pemetik teh. Pada materi Berkunjung ke rumah teman baru, unjuk kerja dilakukan berdasar stimulus yang diberikan oleh pengajar. Stimulus yang diberikan berupa panduan bermain peran yang digunakan sebagai rambu-rambu dalam melakukan kegiatan bermain peran. Dengan panduan tersebut, pebelajar asing melakukan unjuk kerja langsung dengan rambu-rambu yang ditentukan. Materi pembelajaran BIPA yang tergolong memakai teknik pernilaian unjuk kerja berdasar pada tulisan pebelajar berjumlah 27 buah. Pada materi Jam, unjuk kerja pebelajar asing dilakukan dengan berdasar tulisan pebelajar asing. Tulisan tersebut berbentuk jadwal aktivitas yang disertai dengan keterangan waktu. Selanjutnya, jadwal yang telah dibuat dipresentasikan di depan teman-teman sejawat. Unjuk kerja pada materi Jam dilakukan dengan pebelajar asing menulis aktivitas sehari-harinya, dengan mengisi tabel jam dan aktivitas. Setelah itu, pebelajar asing mempresentasikan tabel yang telah diisi di depan temanteman sejawatnya.
NOSI Volume 1, Nomor 8, Februari 2014 ___________________________________Halaman | 7
Bentuk Instrumen Program CLS memiliki tujuan utama untuk memperkuat kecakapan pebelajar asing dalam praktek berbicara bahasa Indonesia. Hal ini memengaruhi bentuk instrumen yang digunakan dalam program CLS. Bentuk instrumen yang paling banyak digunakan dalam pembelajaran BIPA Program CLS adalah bentuk skala penilaian (rating scale). Adapun skala penilaian yang umum digunakan Lampiran 1. Skala penilaian tersebut digunakan hampir di seluruh materi pembelajaran. Para pengajar menggunakan skala penilaian tersebut secara berpasangan, ada dua pengajar yang memberikan penilaian pada saat pebelajar asing melakukan unjuk kerja. Pada akhir kegiatan pembelajaran, kedua pengajar tersebut mencari rata-rata nilai yang diperoleh pebelajar asing. Selain bentuk nilai, asesmen juga akan diberikan dengan koreksi langsung dan saran-saran yang berkaitan dengan aspek kebahasaan pebelajar asing. Berdasar analisis peneliti, ada kelebihan dan kekurangan pada skala penilaian (rating scale) yang bersifat umum yang digunakan dalam program ini. Kelebihan skala penilaian yang bersifat umum adalah memudahkan para pengajar untuk segera merekam capaian keterampilan pebelajar asing. Dengan kemudahan tersebut, para pengajar akan dapat merekam dan mengetahui perkembangan keterampilan tiap-tiap pebelajar asing dalam satuan waktu yang singkat. Adapun kekurangan skala
penilaian yang bersifat umum adalah kemungkinan skala penilaian tersebut tidak dapat secara tepat digunakan untuk merekam capaian keterampilan berbicara pelajar asing. Skala penilaiann yang digunakan lebih tepat untuk merekam keterampilan berbicara untuk materi pembelajaran yang bersifat praktikal saja. Adapun untuk materi pembelajaran yang bersifat mendasar dan materi pembelajaran yang bersifat tematik, skala penilaian umum yang digunakan dinilai kurang tepat untuk merekam capaian keterampilan berbicara pebelajar asing. Selain skala penelitian tersebut, peneliti juga menemukan skala penilaian yang berbeda yang digunakan pada saat ujian akhir lisan program CLS. Berdasarkan wawancara peneliti dengan pengelola program CLS, ditemukan format penilaian yang berbeda dengan sistem penilaian yang berbeda pula. Format tersebut sudah digunakan pada saat ujian akhir lisan program CLS. Pelaksanaan Asesmen Peneliti melakukan analisis dokumentasi dan wawancara dengan pengajar untuk menemukan data mengenai pelaksanaan asesmen. Hasil temuan dari analisis dan wawancara tersebut adalah secara umum pelaksanaan pembelajaran telah dilakukan dengan baik. Dengan demikian, pelaksanaan asesmen dalam pembelajaran BIPA juga berjalan dengan baik karena mampu mencapai tujuan pembelajaran, teknik penilaian berupa unjuk kerja berjalan dengan maksimal, dan
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 ___________________________________Halaman | 8
instrumen yang digunakan juga sudah tepat. Selain itu, terdapat beberapa materi pembelajaran yang tidak terlaksanakan dengan baik. Hal ini juga berpengaruh pada pelaksanaan asesmen yang kurang maksimal. Berdasar analisis dokumentasi dan wawancara, peneliti menemukan 13 materi pembelajaran yang pelaksanaan asesmennya kurang baik. Pelaksanaan asesmen yang kurang baik tersebut terjadi karena (1) teknik penilaian unjuk kerja berjalan kurang terarah dan meluas, (2) teknik penilaian unjuk kerja berjalan kurang maksimal, dan (3) teknik penilaian unjuk kerja tidak dapat dilaksanakan. Pada materi mewawancarai tukang jamu pelaksanaan pembelajaran kurang terarah dan meluas sehingga berpengaruh juga pada pelaksanaan asesmen yang kurang baik. Kegiatan wawancara menjadi kurang maksimal karena menggunakan rubrik panduan wawancara yang kurang terarah. Panduan wawancara tersebut memungkinkan antara satu pebelajar asing dengan pebelajar asing yang lain untuk menyampaikan pertanyaan yang sama. Menurut Harmer (dalam Azies & Alwasilah, 1996: 58) kegiatan wawancara merupakan aktivitas komunikatif yang masuk pada kategori simulasi. Kegiatan simulasi sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga benar-benar memberikan cerminan kondisi kehidupan yang nyata. Selain itu, kegiatan simulasi sebaiknya juga mampu merangsang pebelajar untuk menggunakan keterampilan berbahasa mereka. Oleh karena itu, seharusnya kegiatan
wawancara tukang jamu dilakukan dengan membagi poin-poin pertanyaan yang harus disampaikan para pebelajar. Misalnya satu pebelajar fokus untuk bertanya tentang bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jamu, sedangkan pebelajar lain fokus untuk bertanya tentang cara pembuatan jamu. Pada materi Mendeskripsikan ciri fisik pelaksanaan pembelajaran kurang lancar sehingga berpengaruh juga pada pelaksanaan asesmen. Pada materi ini, pebelajar diminta untuk mendeskripsikan kekasih idaman masing-masing. Pada saat melakukan presentasi tentang kekasih idaman, pebelajar asing tidak banyak menyampaikan deskripsi fisik kekasih idaman mereka. Hal ini berpengaruh pada penilaian yang dilakukan oleh pengajar. Berdasar hasil wawancara terhadap pengajar program CLS, peneliti menemukan bahwa pelaksanaan yang kurang maksimal terjadi karena rubrik yang digunakan kurang bisa memberikan kesempatan kepada pebelajar untuk menyusun deskripsi kekasih idaman dengan baik. Menurut Harmer (dalam Azies & Alwasilah, 1996: 58), unjuk kerja dalam materi Mendeskripsikan ciri fisik merupakan jenis aktivitas permainan komunikasi. Dalam aktivitas permainan bahasa pebelajar dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mereka menggunakan semua atau sebagian aspek bahasa yang dimiliki untuk melakukan tugas. Peran pengajar adalah sebagai fasilitator yang memberikan batasan sampai sejauh mana aspek bahasa yang harus digunakan pebelajar. Batasan tersebut ditampilkan dalam
NOSI Volume 1, Nomor 8, Februari 2014 ___________________________________Halaman | 9
rubrik pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya pengajar menyusun rubrik yang lebih baik agar pebelajar mampu menggunakan aspek bahasa yang proporsional, sesuai dengan kemampuan mereka dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada materi Hari Kemerdekaan Amerika pengajar membuat rencana kegiatan unjuk kerja berupa menceritakan kembali pengalaman dalam merayakan kemerdekaan Amerika dengan bentukan me-kan. Dalam pelaksanaannya, alokasi waktu kegiatan pembelajaran lebih banyak dihabiskan untuk menjelaskan bentukan imbuhan mekan. Para pebelajar ingin memahami bentukan imbuhan me-kan terlebih dahulu baru kemudian menceritakan pengalaman mereka. Pada akhirnya, kegiatan pembelajaran hanya membahas tentang bentukan me-kan, tanpa melakukan unjuk kerja menceritakan kembali pengalaman dalam merayakan kemerdekaan Amerika. Pelaporan Asesmen Pelaporan asesmen dalam program CLS memiliki karakteristik yang berbeda dengan pelaporan asesmen dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya. Secara umum, pelaporan asesmen dalam program CLS bersifat lisan dan hal yang disampaikan merupakan asesmen proses, bukan asesmen hasil berupa nilai akhir. Adapun pembahasan mengenai pelaporan asesmen meliputi 1) teknik pelaporan asesmen, 2) bentuk pelaporan asesmen, 3) isi pelaporan asesmen, dan 4) tindak lanjut terhadap pelaporan asesmen.
Teknik Pelaporan Asesmen Teknik pelaporan asesmen mencakup waktu pelaporan dan siapa yang melakukan pelaporan. Pelaporan asesmen dalam program CLS dilakukan pada hari Kamis setelah kegiatan pembelajaran bahasa. Pelaporan asesmen disampaikan oleh seluruh pengajar di program CLS, terutama pengajar utama dalam satu kelas bahasa. Pelaporan tersebut diterima oleh pengelola program CLS yang mencakup penanggung jawab dari pihak kampus, penanggung jawab dari program CLS (resident director), dan penanggung jawab akademik program CLS. Bentuk Pelaporan Asesmen Bentuk pelaporan asesmen adalah pelaporan lisan. Pelaporan lisan dilakukan oleh para pengajar di program CLS, terutama pengajar utama. Pelaporan lisan ini akan direkam secara tertulis baik oleh pengelola program maupun para pengajar. Selain bentuk pelaporan lisan, pelaporan tertulis akan dilakukan pada akhir program CLS. Ada dua jenis pelaporan tertulis yang dilakukan, yaitu rekapitulasi nilai kuis mingguan dan nilai ujian dan rekapitulasi nilai tiap-tiap aspek keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Isi Pelaporan Asesmen Isi pelaporan asesmen yang dilakukan dalam program CLS cenderung berupa laporan perkembangan proses pemerolehan bahasa, bukan laporan nilai pembelajaran. Laporan yang disampaikan terutama berkaitan dengan perkembangan keterampilan
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 ___________________________________Halaman | 10
berbicara pebelajar asing. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa hal-hal yang disampaikan dalam pelaporan asesmen berkaitan dengan perkembangan kebahasaan dan hambatan-hambatan yang muncul dalam proses pemerolehan bahasa. Selain pelaporan tentang hal-hal yang terjadi di dalam kelas, pelaporan mengenai hal-hal di luar kelas pembelajaran juga dilakukan oleh pengajar CLS. Hal-hal di luar kelas pembelajaran tersebut dianggap perlu untuk dilaporkan karena juga berpengaruh pada pemerolehan bahasa pebelajar asing. Tindak Lanjut Pelaporan Asesmen Setiap pelaporan asesmen yang disampaikan tidak akan berarti tanpa tindak lanjut untuk menemukan solusi yang terbaik. Dalam program CLS, pelaporan asesmen yang dilakukan akan langsung ditanggapi karena pelaporan dilakukan dalam rapat bersama. Tanggapan terhadap pelaporan tersebut pada umumnya dilakukan oleh pengelola program CLS. Selain itu, tanggapan juga bisa disampaikan oleh para pengajar dari kelas lain. Salah satu contoh tindak lanjut yang dilakukan berupa penetapan aturan baru dalam program CLS. Selain penetapan aturan baru, tindak lanjut yang dilakukan juga bisa berupa pemberian teguran atau bahkan surat peringatan untuk pebelajar asing yang bermasalah. SIMPULAN Perencanaan asesmen dalam pembelajaran BIPA Program CLS 2013 meliputi perencanaan materi,
teknik penilaian dan bentuk instrumen yang terangkum dalam silabus pembelajaran Program CLS 2013. Perencanaan materi dalam pembelajaran BIPA Program CLS 2013 menitikberatkan pada materi yang menuntut pebelajar asing untuk berbicara langsung. Materi yang menitikberatkan pada keterampilan berbicara berjumlah 60 materi. Materi tersebut terbagi atas tiga kategori, yaitu materi mendasar, materi praktikal, dan materi tematik. Perencanaan asesmen juga meliputi teknik penilaian yang digunakan dalam pembelajaran BIPA Program CLS 2013. Teknik penilaian yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah teknik penilaian unjuk kerja. Hal ini dikarenakan program CLS menitikberatkan ada performansi keterampilan berbicara pebelajar asing. Ada dua jenis teknik penilaian unjuk kerja, yaitu unjuk kerja berdasar stimulus pengajar dan unjuk kerja berdasar tulisan pebelajar. Selain itu, bentuk instrumen juga termasuk dalam kajian perencanaan asesmen. Bentuk instrumen yang digunakan dalam pembelajaran BIPA Program CLS bersifat umum, yaitu satu jenis instrumen berupa skala penilaian yang digunakan untuk materi-materi pembelajaran. Pelaksanaan asesmen dalam pembelajaran BIPA Program CLS secara umum dapat dikatakan baik. Dari 60 materi yang menitikberatkan pada keterampilan berbicara, hanya ada 13 materi pembelajaran yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan yang berjalan kurang baik terjadi karena 1) teknik penilaian unjuk kerja berjalan kurang terarah dan meluas, 2) teknik
NOSI Volume 1, Nomor 8, Februari 2014 ___________________________________Halaman | 11
penilaian unjuk kerja berjalan kurang maksimal, dan 3) teknik penilaian unjuk kerja tidak dapat dilaksanakan. Pelaporan asesmen meliputi 1) teknik pelaporan asesmen, 2) bentuk pelaporan asesmen, 3) isi pelaporan asesmen, dan 4) tindak lanjut terhadap pelaporan asesmen. Teknik pelaporan asesmen adalah dengan melakukan rapat bersama sebagai ajang diskusi. Bentuk pelaporan asesmen adalah lisan. Adapun bentuk laporan asesmen tulis dilakukan pada akhir program dan juga bila diperlukan laporan tertulis dalam situasi khusus. Isi pelaporan asesmen meliputi perkembangan keterampilan berbicara pebelajar asing dan hal-hal yang mendukung atau menghambat pemerolehan bahasa pebelajar asing. Tindak lanjut terhadap pelaporan asesmen secara umum dilakukan oleh pengelola program CLS. Tindak lanjut tersebut dapat berupa saran, penetapan aturan baru, dan pemberian teguran atau surat peringatan kepada pebelajar asing yang bermasalah. Saran Dari hasil penelitian, dapat ditampilkan saran-saran sebagai berikut: 1) Untuk penelitian selanjutnya disarankan mengadakan penelitian lebih luas dengan meneliti asesmen keterampilan berbahasa yang mencakup
asesmen menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. 2) Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi literatur atau rujukan bagi pengajar untuk mengembangkan asesmen dalam pembelajaran BIPA. 3) Pengelola pembelajaran BIPA disarankan untuk memberikan perhatian lebih terhadap aspek asesmen. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Aziez, Furqanul dan A. Chaedar Alwasilah. 1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Moleong, Lexi J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Susanto,Gatut 2008. Pengembangan Bahan Ajar BIPA Berdasarkan Analisis Kesalahan Berbahasa. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang Widodo. Hubungan Kondisi Strategis Masyarakat Indonesia, (Online) (http://www.pusatbahasa.depdik nas, diakses 21 September 2012).
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 ___________________________________Halaman | 12
LAMPIRAN 1.
FORMAT PENILAIAN LISAN KELAS KADIRI TEMA/TOPIK: …….………….. TANGGAL : ……………….. No 1 2 3 4
Nama Katie Whitcombe Erica Skadsen Jared Koller Ben Nathan Joshua
Artikulasi
Penilaian Struktur Tata Bahasa Kalimat
Isi
Kelancaran
Keterangan 4: sangat bagus 3: bagus 2: cukup 1: kurang
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 ___________________________________Halaman | 13