ANALISIS ANGGARAN PENJUALAN OBAT SEBAGAI ALAT UKUR EFEKTIVITAS KINERJA PERUSAHAAN PADA PT SINAR PRIMA LESTARI Ester Naftali Malia Ulfa Nurlatifah Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang
Abstrak Penelitian ini merupakan studi kasus pada PT. Sinar prima lestari dengan judul: analisis anggaran penjulaan obat sebagai alat ukur efektivitas kinerja perusahaan pada PT Sinar Prima Lestari.Tujuan penelitian ini adah untuk mengetahui perkembangan kinerja perusahan pada PT Sinar Prima Lestari ditinjau dari analisis varians, rasio efektivitas dan rasio pertumbuhan, kontribusi pendapatan penjualan dalam pertumbuhan kinerja perusahaan dengan rata-rata pertumbuhan pendapatan perusahaan selama tahun analisis (2007-2011) tidak baik dan berada dibawah rasio standar yakni 100% dan dilihat dari rasio efektivitas menunjukkan bahwa pengelolaan anggaran penjualan terhadapa realisasi juga menunjukkan kurang efektif karena rasio yang di peroleh masih berada dibawah rasio standar yakni 100%. Dan analisis anggaran atau Budgeting sebagai pandangan yang harus dicapai sehingga manajemen memiliki standar atau sasaran. Selain itu anggaran dapat membantu departemen-departemen yang terdapat pada suatu perusahaan dalam hal membuat keputusan tentang kegiatan yang akan dilakukan. Anggaran tersebut harus dibuat secara terorganisasi rapih, jelas dan komprehensif, serta proses penganggaran pun harus terbuka, tidak emosional, dan tidak dicampuri oleh tekanan politis. Keakuratan anggaran tercermin dalam angka-angka yang tercantum didalamnya. Angka-angka ini harus dimodifikasi untuk memungkinkan perubahan pada volume penjualan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dalah studi kasus yang merupakan salah satu penelitian deskriftif yang bertujuan untuk mempelajari latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan dari suatu unit sosial secara mendalam dan objek dalam penelitian ini adalah anggaran penjualan sebagai alat ukur kinerja perusahaan PT sinar Prima Lestari. Kata Kunci : Anggaran Penjualan, Realisasi
PENDAHULUAN Tingkat perkembangan ekonomi suatu negara akan terus meningkat seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan era globalisasi yang terus bergulir. Dalam rangka meningkatkan perekonomian, pemerintah Indonesia sebagai negara berkembang sedang melakukan pembaharuan dan peningkatan ekonomi sebagai langkah menyambut era globalisasi. Salah satunya dengan meningkatkan penjualan yang baik pada suatu perusahaan. Bagi perusahaan kegiatan operasional dan organisasi dapat diukur berdasarkan tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan makin mendekati sasaran, berarti makin tinggi tingkat efektivitasnya. Proses penyusunan anggaran merupakan proses penyusunan rencana jangka pendek, yang dalam perusahaan berorientasi pada laba, pemilihan rencana didasarkan atas dampak rencana kerja tersebut terhadap laba. Oleh karena itu sering sekali proses penyusunan anggaran disebut sebagai penyusunan rencana laba jangka panjang (short-run profit planning). Dalam melaksanakan kegiatan operasional, suatu perusahaan akan menghadapi dua permasalahan utama yang mempunyai hubungan timbal balik sangat erat, yaitu
1
permasalahan yang berhubungan dengan penjualan dan permasalahan yang berhubungan dengan produksi. PT.Sinar Prima Lestari merupakan perusahan yang bergerak dibidang distribusi obatobatan seperti non generik, generik dan suplemen. Perusahaan ini mendistribusikan obatobatan tersebut kepada pelanggan antara lain: Apotek, Toko Obat, Rumah Sakit, Klinik Pengobatan, Mini Market dan Super Market. Produk obat-obatan yang di distribusikan dari berbagai perusahaan suplier khusus yakni PT. Holi Pharma Bandung, PT. Balatif Malang, PT. Promedraharjo Tanggerang, PT.Trifa Laboratories Bandung, PT.Erela Semarang, dan PT. Samco Farma Tanggerang. Efektivitas berkaitan erat dengan tingkat keberhasilan suatu aktivitas, sehingga suatu kegiatan akan dikatakan efektiv apabila kegiatan tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemampuan penyediaan layanan publik, yang tidak lain merupakan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan/direncanakan sebelumnya.
LANDASAN TEORI Analisa Menurut Umar (2009:185) analisa data merupakan tahapan yang kritis dalam proses penelitian bisnis dan ekonomi. Tujuan utamanya adalah menyediakan informasi untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu analisa data harus dimulai dengan tahap pra analisa, yang mencakup klasifikasi, penyutingan (editing), dan pemberian kode terhadap data. Analisa adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Anggaran Penjualan Menurut Hasen dan Mowen (2006:358) anggaran penjualan (sales budget) adalah projeksi yang disetujui oleh komite anggaran, yang menjelaskan penjualan yang diharapkan dalam satuan unit dan uang. Sedangkan menurut Adisaputro dan Asri (2010:121) anggaran penjualan merupakan dasar dilakukannya aktivitas–aktivitas yang lain dan pada umumnya anggaran penjualan disusun paling dahulu dari anggaran–anggaran lainnya. Manfaat Anggaran Menurut Najimudin dan Gitosudarmo (2003:4) anggaran yang telah disusun akan memiliki beberapa manfaat, yaitu: 1. Sebagai alat penaksir Anggaran yang disusun untuk periode yang akan datang di dalam memuat aktivitas yang akan dilaksanakan. 2. Sebagai plafon dan alat pengatur otorisasi Anggaran yang telah disusun mencerminkan nilai tertinggi dari aktivitas yang akan dilaksanakan. Metode Penyusunan Anggaran Menurut adisaputro dan asri (2010:35) agar anggaran dapat berfungsi sebagai alat perencanaan sekaligus pengendalian, maka partisipasi dari pusat pertanggungjawaban sangatlah dibutuhkan dalam penyusunan anggaran. Selain itu dibutuhkan juga organisasi anggaran dimana terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara penyusun anggaran, penelaah (reviewer) dan pengesah (approval). Dalam proses penyusunan anggaran, terdapat tiga
2
metode pendekatan yaitu sebagai berikut: 1. Top-Down-Approach Proses penyusunan anggaran dari manajer puncak sebagai pemegang keputusan utama, kemudian rencana anggaran tersebut didistribusikan kepada tingkatan manajer di bawahnya yang berperan sebagai pelaksana anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Bottom-Up-Approach Proses penyusunan anggaran dengan cara masing-masing kepala bagian membuat perencanaan anggarannya masing-masing, kemudian rencana anggaran yang telah disusun tersebut disampaikan kepada manajer yang lebih tinggi tingkatannya untuk disetujui dan disahkan. 3. Combination Top-Down dan Botto Up Approach Metode ini merupakan kombinasi antara top down dan bottom up, dimana keduanya ikut terlibat dan saling mempengaruhi dalam penyusunan anggaran perusahaan. Efektivitas Menurut Halim (2007:240) Efektivitas berkaitan erat dengan tingkat keberhasilan suatu aktivitas, sehingga suatu kegiatan akan dikatakan efektiv apabila kegiatan tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemampuan penyediaan layanan publik, yang tidak lain merupakan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan/direncanakan sebelumnya. Kinerja Menurut Hansen dan Mowen (2005:220) Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
ANALISIS 1. Analisa Varians Anggaran Penjualan Dan Realisasi Penjualan Berikut ini hasil analisis varians anggaran penjualan pada PT. sinar prima Lestari selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.
3
Tabel 1. Rekapitulasi varian penjualan PT.Sinar Prima Lestari Tahun 2007-2011
Sumber : hasil olahan Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa nilai anggaran dari tahun 2007 mendapatkan laba. Tahun 2008 mendapatkan laba dan mengalami peningkatan sebesar 19,17% dari tahun sebelumnya. Tahun 2009 mendapatkan laba dan mengalami penurunan sebesar 13,58% dari tahun sebelumnya. Tahun 2010 juga mengalami penur unan laba sebesar 10%. Dan tahun 2011 mengalami peningkatan laba sebesar 16%. Hal ini disebabkan karena banyaknya produk – produk baru yang belum dipasarkan sehingga membuat anggaran semakin meningkat sedangkan kualitas pelayanannya yang kurang maksimal. Seperti kurangnya promosi terhadap barang-barang barang barang baru dan terjadi keterlambatan sistem pengiriman barang kepada konsumen. 2. Analisa Metode Rasio Efektivitas Dapat apat dijelaskan dengan menggunakan rumus rasio efektivitas ef untuk mendapatkan hasil atau persen dalam perhitungan disetiap tahunnya, sebagai berikut: Rasio Efektivitas =
Re alisasi x 100% Anggaran
a. Tahun 2007 Rp 5.610.000.000,00 x 100% Rp 6.600.000.000,00 =85% Rasio efektivitas untuk tahun 2007 sebesar 85% merupakan hasil total realisasi penjualan dibandingkan dengan anggaran penjualan tahun 2007. b. Tahun 2008 Rp 5.900.000.000,00 Rasio Efektivitas= x 100% Rp 7.300.000.000,00 =80,82% Rasio efektivitas untuk tahun 2008 sebesar 80,82% merupakan hasil total realisasi penjualan dibandingkan dengan anggaran penjualan tahun 2008. Rasio Efektivitas =
c. Tahun 2009
4
Rp 7.000.000.000,00 x 100% Rp 8.100.000.000.00 =86,4% Rasio efektivitas untuk tahun 2009 sebesar 86,4% merupakan hasil total realisasi penjualan dibandingkan dengan anggaran penjualan tahun 2009. d. Tahun 2010 Rp 8.100.000.000,00 Rasio Efektivitas = x 100% Rp9.000.000.000,00 =90% Rasio efektivitas untuk tahun 2010 sebesar 90% merupakan hasil total realisasi penjualan dibandingkan dengan anggaran penjualan tahun 2010. e. Tahun 2011 Rp 8.400.000.000,00 Rasio Efektivitas = x 100% Rp 10.000.000.000,00 =84% Rasio efektivitas untuk tahun 2011 sebesar 84% merupakan hasil total realisasi penjualan dibandingkan dengan anggaran penjualan tahun 2011. Dari perhitungan melalui rumus rasio efektivitas, maka dapat dibuatkan tabel persentase serta kriteria capaian setiap tahun. Rasio Efektivitas =
Tabel 2 Hasil perhitungan analisis rasio efektivitas Tahun 2007-2011 Tahun 2007
Persentase Kinerja penjualan 85%
cukup efektif
80,82%
cukup efektif
86,4%
cukup efektif
90%
Efektif
84%
cukup efektif
2008
Kriteria
2009 2010 2011 Sumber : hasil olahan
3. Analisa metode rasio pertumbuhan Adapun rasio pertumbuhan yang dicapai PT. Sinar Prima Lestari selama tahun 2007-2011 dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut; Rasio Pertumbuhan = 1) Tahun 2008 Rasio Pertumbuhan=
RpXn Xn 1 x100% RpXn 1
Rp 5.900.000.000,00 Rp 5.610.000.000,00 x100% Rp 5.610.000.000,00
=4,91%
5
Hasil ini diperoleh dari total pendapatan penjualan perusahaan tahun 2008 dikurangi dengan total pendapatan penjualan perusahaan tahun 2007 dibagi dengan total pendapatan penjualan tahun 2007 di kali seratus persen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan penjualan perusahaan dari tahun 2007 ke 2008 hanya mencapai 4,91%. 2) Tahun 2009 Rp 7.000.000.000,00 Rp 5.900.000.000,00 Rasio Pertumbuhan = x100% Rp 5.900.000.000,00 =15,7% Rasio pertumbuhan tahun 2009 hanya mencapai 15,7%, diperoleh dari total pendapatan penjualan perusahaan tahun 2009 dikurangi dengan total pendapatan penjualan perusahaan tahun 2008 dibagi dengan total pendapatan penjualan tahun 2008 di kali seratus persen, dengan demikan terjadi pertumbuhan yang positif dari tahun sebelumnya(2008) dengan total 10,7%. 3) Tahun 2010 Rp 8.100.000.000,00 Rp 7.000.000.000,00 x100% Rp 7.000.000.000,00 =13,58%
Rasio Pertumbuhan =
Rasio pertumbuhan tahun 2010 hanya mencapai 13,58%, diperoleh dari total pendapatan penjualan perusahaan tahun 2010 dikurangi dengan total pendapatan penjualan perusahaan tahun 2009 dibagi dengan total pendapatan penjualan tahun 2009 di kali seratus persen, dengan demikan terjadi penurunan pertumbuhan yang dari tahun sebelumnya(2009) dengan total 2,13%. 4) Tahun 2011 Rp 8.400.000.000,00 Rp 8.100.000.000,00 Rasio Pertumbuhan = x100% Rp 8.100.000.000,00 =3,57% Rasio pertumbuhan tahun 2011 hanya mencapai 3,57%, diperoleh dari total pendapatan penjualan perusahaan tahun 2011 dikurangi dengan total pendapatan penjualan perusahaan tahun 2010 dibagi dengan total pendapatan penjualan tahun 2010 di kali seratus persen, dengan demikan terjadi penurunan pertumbuhan yang dari tahun sebelumnya (2010) dengan total 10%. Hasil perhitungan rasio pertumbuhan ini dapat dibuatkan tabel persentase pertumbuhan Pendapatan penjualan perusahaan dan kategori pertumbuhan Pendapatan penjualan selama 5tahun terakhir. Adapun tabel yang dimaksud adalah sebagai berikut: Tabel 3 Ukuran rasio pertumbuhan pendapatan penjualan pada PT Sinar Prima Lestari 2007-2011 Tahun Persentase Kriteria Pertumbuhan Pendapatan penjualan 2007 2008
4,91%
Tidak baik
6
2009
15,7%
Kurang baik
2010
13,58%
Kurang baik
2011
3,57%
Tidak baik
Sumber: hasil olahan Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa pertumbuhaan pendapatan penjualaan dari tahun 2007 ke tahun 2008 hanya mencapai 4,91% dengan kategori perumbuhan tidak baik, artinya bahwa potensi yang ada pada penjualan tidak dikelolah secara maksimal. Jika dilihat pertumbuhan tahun 2009 sebesar 15,7%, berarti bahwa terjadi kenaikan sebesar 10,79% dari tahun sebelumnya namun masih pada kategori pertumbuhan yang tidak baik. Pertumbuhan pendapatan penjualan pada tahun 2009 sedikit lebih baik diakibatkan oleh peningkatan permintaan dari konsumen terhadap obat-obatan dan semakin meluasnya wilayah penjualan obat-obatan tidak hanya satu daerah tapi berbagai daerah. Tahun 2010 pertumbuhan sebesar 13,58% dengan kategori kurang baik sehingga dapat dilihat pada tahun 2010 terjadi penurunan dari sebelumnya dan tahun 2011 juga mengalami penurunan pertumbuhan dengan pencapaian sebesar 3,57% dengan kategori tidak baik. Kondisi ini diakibatkan oleh persaingan pasar dan lambatnya pengiriman untuk keberbagai daerah. Hasil Pembahasan Berdasarkan pembahasan di atas yang menjelaskan bahwa di dalam menganalisis data ini dapat menggunakan 3 metode yaitu: 1. Analisis varians anggaran Menunjukkan bahwa nilai anggaran dari tahun 2007 mendapatkan laba. Tahun 2008 mendapatkan laba dan mengalami peningkatan sebesar 19,17% dari tahun sebelumnya. Tahun 2009 mendapatkan laba dan mengalami penurunan sebesar 13,58% dari tahun sebelumnya. Tahun 2010 juga mengalami penurunan laba sebesar 10%. Dan tahun 2011 mengalami peningkatan laba sebesar 16%. Hal ini disebabkan karena banyaknya produk – produk baru yang belum dipasarkan sehingga membuat anggaran semakin meningkat sedangkan kualitas pelayanannya yang kurang maksimal. Seperti kurangnya promosi terhadap barang-barang baru dan terjadi keterlambatan sistem pengiriman barang kepada konsumen. 2. Rasio Efektivitas Berdasarkan pembahasan diatas bahwa pada tahun 2007 persentase rasio efektivitas yang dicapai sebesar 85%, artinya kinerja penjualan pada PT Sinar Prima Lestari tergolong pada kriteria cukup efektif. Kinerja penjualan yang cukup efektif tahun 2007 dikarenakan masih sedikitnya persaingan pangsa pasar terhadap penjualan obat-obatan. Kondisi penjualan PT Sinar Prima Lestari juga mengalami penurunan pada tahun 2008, yakni sebesar 80,82% ini berarti penurunan efisiensi 4,18% dengan katagori cukup efektif. Tahun 2008 terjadinya penurunan kinerja penjualan dengan kategori cukup efektif disebabkan kurangnya promosi obat-obatan sehingga masyarakat kurang mengenal produk-produk baru yang ada. Dilihat dari persentase efektivitas penjualan PT Sinar Prima Lestari selama tahun 2009 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, hasil yang diperoleh sebesar 86,4% ini berarti terjadi peningkatan efesiensi 5,58% namun masih dalam kategori cukup efektif. Terjadinya peningkatan kinerja yang cukup efektif dari tahun sebelumnya disebabkan adanya kwalitas pelayanan yang baik dari perusahaan seperti menambah karyawan salesman dan tenaga administrasi. Tahun 2010 kondisi penjualan PT Sinar
7
Prima Lestari juga mengalami peningkatan yakni sebesar 90% , ini berarti terjadi peningkatan efesiensi sebesar 3,6% namun dalam kategori efektif. Terjadinya peningkatan kinerja yang efektif pada tahun 2010 ini disebabkan karena perluasan wilayah pemasaran yang tidak hanya terjadi di Provinsi Sumatra Selatan, tetapi terjadi peningkatan wilayah pemasaran seperti Provinsi Jambi, Bengkulu dan Bangka Belitung. Dilihat dari persentase efektivitas penjualan PT Sinar Prima Lestari selama tahun 2011 juga terjadi penurunan, yakni sebesar 84%, ini berarti terjadi penurunan efisiensi sebesar 6% namun masih dalam kategori cukup efektif. Tahun 2011 terjadi penurunan kinerja dengan kategori cukup efektif ini disebabkan oleh meluasnya pendistribusian barang ke berbagai propinsi tetapi tidak menambah karyawan untuk pengantaran barang tetapi lebih memilih menggunakan ekspedisi sehingga terjadi keterlambatan dalam pengiriman. 3. Rasio Pertumbuhan Menunjukkan bahwa pertumbuhaan pendapatan penjualaan dari tahun 2007 ke tahun 2008 hanya mencapai 4,91% dengan kategori perumbuhan tidak baik, artinya bahwa potensi yang ada pada penjualan tidak dikelolah secara maksimal. Jika dilihat pertumbuhan tahun 2009 sebesar 15,7%, berarti bahwa terjadi kenaikan sebesar 10,79% dari tahun sebelumnya namun masih pada kategori pertumbuhan yang tidak baik. Pertumbuhan pendapatan penjualan pada tahun 2009 sedikit lebih baik diakibatkan oleh peningkatan permintaan dari konsumen terhadap obat-obatan dan semakin meluasnya wilayah penjualan obat-obatan tidak hanya satu daerah tapi berbagai daerah. Tahun 2010 pertumbuhan sebesar 13,58% dengan kategori kurang baik sehingga dapat dilihat pada tahun 2010 terjadi penurunan dari sebelumnya dan tahun 2011 juga mengalami penurunan pertumbuhan dengan pencapaian sebesar 3,57% dengan kategori tidak baik. Kondisi ini diakibatkan oleh persaingan pasar dan lambatnya pengiriman untuk keberbagai daerah. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam perusahaan ini tidak selalu mengalami peningkatan secara terus-menurus namun juga terkadang mengalami penurunan. Hal itu disebabkan karna kurangnya tenaga kerja dan efektivitas dari perusahaan serta keterlambatan ekspedisi yang sering terjadi.
PENUTUP Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis angaran penjualan obat sebagai alat ukur efektivitas kinerja perusahaan pada PT Sinar Prima Lestari maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: Sistem penyusunan anggaran yang dilaksanakan oleh PT. Sinar Prima Lestari adalah system Top Down (Otoriter) dimana proses penganggaran penjualan dilakukan oleh pimpinan perusahaan. prosedur penyusunan anggaran yang diterapkan belum berjalan dengan baik sehingga sulit untuk menghasilkan suatu anggaran yang realistis. Seperti adanya varians yang cukup besar dan berfluktuatif setiap tahunnya antara penetapan anggaran dan realisasinya. Selain itu, perusahaan tidak melakukan analisis terhadap varians yang terjadi antara anggaran dan realisasinya, serta penyebab timbulnya varians tersebut. Begitu juga yang terjadi dengan rasio efektifitas dalam merealisasikan pendapatan penjualan obat-obatan dari tahun 20072011 tidak mengalami peningkatan dari anggaran penjualan obat. Kondisi ini menunjukkan bahwa penjulan perusahaan belum menunjukkan kinerja yang efektif. Pertumbuhan penjualan PT Sinar Prima Lestari juga mengalami perkembangan dari tahun ketahun dengan kategori tidak baik pada tahun 2008 dan 2011. Namun pada tahun 2009
8
sampai 2010 mengalami peningkatan yakni dengan kategori kurang baik. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan perusahaan selama tahun analisis (2007-2011) tidak baik dan berada dibawah rasio standar yakni 100%.
DAFTAR PUSTAKA Adisaputo, Gunawan dan Marwan, Asri . 2006. Anggaran Perusahaan edisi 1 . BPFE. Yogyakarta. Darovit, Devitana . 2011 . Analisis Anggaran Operasional Pada PT. Hadinata Brother (Ligna Furniture) . IPB . Bogor Gitosudarmo dan Najimudin . 2003 . Anggaran Perusahaan Teori dan Soal Jawab . BPFE . Yogyakarta. Hansen dan Mowen . 2006 . Managemen Accounting edisi 7. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta. Halim. Abdul .2007. akutansi keuangan daerah. Salemba empat.Jakarta.
9