Analisis Aktivitas Perlindungan Sinar Ultraviolet Dari Perasan Daun Srikaya (Annona squamosa L.) secara In Vivo.
Drs. Suhardjono, Oni Yulianta W., I Made Dedy Ariawan INTISARI Daun srikaya mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai pelindung sinar UV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dosis perasan daun srikaya dengan efek secara In Vivo. Penelitian ini termasuk post test only control group design. Jumlah sampel meliputi 24 ekor tikus putih jantan dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif, perasan daun srikaya kadar 5%, 10%, dan 20%. Analisis secara in vivo dilakukan dengan mengukur diameter eritema kemudian menentukan skor pada kulit yang memberikan respon eritema hasil dianalisis menggunakan SPSS 19,0 menggunakan metode kruskal wallis. Hasil penelitian menunjukan bahwa perasan daun srikaya kadar 5% belum mempunyai aktivitas perlindungan terhadap sinar ultraviolet, sedangkan kadar 10%, 20% sudah mempunyai aktivitas perlindungan sinar UV. Analisis regresi bertanda negatif berarti setiap kenaikan dosis nilai prosentase rata-rata skor eritema semakin menurun. Dilihat dari nilai signifikasinya 0,121 yang berarti p > 0,05 itu menunjukan bahwa ada hubungan yang berbeda tidak signifikan antara konsentrasi dengan skor eritema.
Kata kunci: Daun srikaya (Annona squamosa L.), sinar UV, Flavonoid, Eitema, Perlindungan.
The Analysis of the Sun Protection activity Against UV Rays of Crushed Srikaya Leaves (Annona Squamosa L.) Through In Vivo.
Drs. Suhardjono, Oni Yulianta W., I Made Dedy Ariawan
ABSTRACT
Srikaya leaves contain flavonoids that are to function as a sun protection against. This research is to determine the relationship between the dose noticed srikaya leaves with effects in vivo. This research included post-test only control group design. The samples were 24 male white rats divided into 4 treatment groups, namely the negative control, crushed srikaya leaves with the concentration of 5%, 10% and 20%. In determining the effectiveness of sunscreens through In Vitro was done by determining the SPF value. The analysis was performed by measuring the diameter erythema and then determined the score of the skin that gave erythema response analyzed by using SPSS 19.0 and the Kruskal-Wallis method. The results showed that the crushed srikaya leaves 5%
have no protection
activity against UV rays, while the rate of 10%, 20% already has on ultraviolet protection activity. Negative regression analysis is mean that any increase in percentage of the average does rate decreases erythema score. From the mean value of significance 0,121 mean p > 0,05 shows that there is no significant different relationship between concentration with erythema score
Key words: Srikaya leaves (Annona squamosa L), UV rays, Flavonoids, Erythema, Protection.
PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara tropis, dimana pengaruh sinar matahari sangat besar terhadap kehidupan makhluk hidup. Sinar matahari memberikan efek yang menguntungkan yaitu dapat mencegah atau mengobati gangguan pada tulang dengan cara mengaktifkan provitamin D3 (7-dehidrotokoferol) yang terdapat pada epidermis, namun pemaparan sinar matahari yang berlebihan juga dapat menimbulkan efek yang merugikan
terutama terhadap kulit dikarenakan sinar ultraviolet yang terkandung
didalamnya dapat menyebabkan eritema dan pigmentasi kulit, percepatan penuaan kulit, bahkan dapat menimbulkan kanker (Supinto, 2008). Sinar ultraviolet yang mempunyai dampak terhadap kulit dibedakan menjadi sinar ultraviolet A atau UV-A (λ 320-400 nm), sinar UV-B (λ 290-320 nm) dan sinar UV-C (λ 200-290 nm). Penelitian sebelumnya telah diteliti sebagai antipenuaan kulit serta telah terbukti dapat melindungi paparan terhadap sinar ultraviolet, yang pernah diteliti oleh Weni Wiyono 2013, menyebutkan bahwa kulit alpukat memiliki kandungan kimia flavonoid. Dilihat dari penelitian yang sudah ada bahwa daun srikaya (Annona squamosa L.) merupakan salah satu komoditas yang diduga mempunyai aktivitas perlindungan terhadap sinar ultraviolet. Tumbuhan ini memiliki banyak senyawa kimia di masing-masing bagianya, seperti yang dinyatakan oleh Robinson (1995) bahwa daun srikaya dapat berfungsi sebagai antioksidan tinggi yang mengandung flavonoid, terpenoid, dan alkaloid (Baumann & Allemann, 2009). Adapun tujuan dari penelitian ini ialah guna mengetahui aktivitas perlindungan sinar ultraviolet dari perasan daun srikaya (Annona squamosa L. ) secara In Vivo serta mengetahui hubungan antara dosis dengan efek yang akan ditimbulkan pada perasan daun srikaya (Annona squamosa L. ) sebagai perlindungan sinar UV. Berdasarkan uraian diatas daun srikaya memiliki aktivitas perlindungan terhadap sinar UV-B secara in vivo.
METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian 1.
Alat Kandang tikus lengkap dengan tempat pakan dan minumnya, timbangan tikus, lampu UV Exoterra, gunting dan alat pencukur bulu tikus, box tempat pemejanan hewan uji, plester, erlenmeyer, kasa steril, jarum tumpul, spuit, vial, labu takar, beaker glass, jangka sorong, mortir dan stemper.
2.
Bahan Perasan daun srikaya, aquadest, tikus jantan galur wistar, pakan tikus, metanol, 8Metoksalen, H2SO4, amonia encer.
Prosedur penelitian 1.
Determinasi tanaman Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang.
2.
Pembuatan perasan daun srikaya Daun srikaya (Annona squamosa L.) dicuci menggunakan air mengalir sampai bersih kemudian ditiriskan, 100 g Daun srikaya (Annona squamosa L.) yang telah dihaluskan dengan cara ditumbuk menggunakan mortir, kemudian diperas menggunakan kain kasa steril. Hasil perasan 42 ml ditampung dalam tabung erlenmeyer steril. Langkah berikutnya perasan daun srikaya yang telah didapat dibuat tiga macam konsentrasi yaitu 5 % b/v, 10 % b/v, 20% b/v dengan menggunakan aquadest sebagai pengecer.
3.
Identifikasi senyawa flavonoid Sebanyak 0,1 gram perasan daun srikaya ditambah metanol sampai terendam lalu dipanaskan kemudian filtratnya ditambahkan H2SO4 pekat. Terbentuknya warna merah akibat penambahan H2SO4 pekat menunjukkan adanya senyawa flavonoid (Harborne, 1987).
4.
Uji aktivitas perlindungan secara in vivo Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan rancangan post test only control group design merupakan penelitian yang hanya melakukan pengamatan terhadap kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Tikus dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kontrol negatif, perlakuan I, perlakuan II, dan perlakuan III. Kemudian tikus diinduksi 8-metoksalen dosis oral sebanyak 0,504 mg/200 BB, dibiarkan selama 1 jam kemudian bulu tikus di bagian punggung dicukur. Setelah itu diberi perlakuan kontrol negatif diolesi pelarut aquadest, perlakuan I diolesi perasan kadar 5%, perlakuan II diolesi perasan kadar 10%, perlakuan III diolesi perasan kadar 20% kemudian dipejankan dengan lampu UV Exoterra selama 200 menit. Pengamatan dengan mengukur diameter eritema pada masing-masing perlakua, dapatkan hasil kemudian analisis data.
HASIL PENELITIAN 1.
Determinasi
tanaman
telah
dilakukan
di
Laboratorium
Ekologi
dan
Biosistematika Jurusan Biologi Fakultas sains & Matematika Universitas Diponegoro Semarang. Kunci determinasi : 1b - 2b – 3b – 4b – 6b – 7b – 9b – 10b – 11b – 12b – 13b – 14a – 15a – 109b - 119b – 120b – 128b – 129b – 135b – 136b – 139b – 140b 142b – 143b – 146b – 154b – 155b – 156b – 162b – 163a – 164b – 165b – 166a ….. Family 50 Annonaceae…. 1b. Annona – 1b – 2b – Annona squamosa L. (Srikaya).
2.
Identifikasi flavonoid Perubahan kimia yang terjadi adalah terbentuknya warna merah akibat penambahan H2SO4 pekat menunjukkan adanya senyawa flavonoid.
Gambar 1. Identifikasi senyawa flavonoid
3.
Hasil Pengamatan secara in vivo Hasil uji pengukuran diameter eritema selama 200 menit. Data rata-rata pada setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel I. Kelompok perlakuan
Tabel I. Hasil uji skor eritema Mean ± SD
kontrol negatif
2,33 ± 0,5
Kadar 5%
1,67 ± 0,5
Kadar 10%
1,00 ± 0,6
Kadar 20%
0,33 ± 0,5
Keterangan : Mean : Nilai Rata-rata SD
: Standar deviasi Hasil uji statistik menggunakan SPSS 19,0 for Windows dengan taraf
kepercayaan 95% dapat dilihat pada tabel II. Pasangan perlakuan K (-) vs P I K (-) vs P II K (-) vs P III P I vs P II P I vs P III P II vs P III Keterangan: K (-) PI P II P III
Tabel II. Hasil uji Mann Whitney p-value Kesimpulan 0,132 0,009 0,002 0,132 0, 009 0,132
Berbeda tidak signifikan Berbeda signifikan Berbeda signifkan Berbeda tidak signifikan Berbeda signifikan Berbeda tidak signifikan
: Kontrol Negatif : Kadar 5% : Kadar 10% : kadar 20%
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil determinasi dapat diperoleh kepastian bahwa daun yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun srikaya (Annona squuamosa L.). Hal ini ditunjutkan kebenarannya berupa surat keterangan mengenai determinasi tanaman. Reaksi kimia pengujian flavonoid :
H +
OHFlavonoid (warna hijau)
Kalkon (warna merah)
Uji aktivitas perlindungan sinar UV secara in vivo Pada penelitian ini lebih ditekankan pada efek terjadinya eritema. Hewan uji yang digunakan tikus putih jantan galur Wistar karena beberapa organ fisiologis tikus memiliki kesamaan dengan organ fisiologi manusia. Tikus dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kontrol negatif dan senyawa uji yaitu perasan daun srikaya kadar 5%; 10%; dan 20%.
Sebagai sumber sinar UV-B digunakan lampu UV-B Exoterra karena memiliki panjang gelombang yang sama dengan sinar UV-B (290-320 nm). Berdasarkan hasil uji Mann Whitney diperoleh skor eritema yang diberikan perlakuan kontrol negatif dengan kadar 10%, kontrol negatif dengan kadar 20%, kadar 5% dengan kadar 20% menunjukan perbedaan yang signifikan karena didapat p-value < 0,05, artinya kelompok kontrol negatif dengan kadar 5% tidak mempunyai aktivitas perlindungan sinar ultraviolet yang searah dengan kelompok perlakuan yang diberikan perasan daun srikaya pada kadar 10% dan 20%. Sedangkan pada kelompok perlakuan antara kadar kontrol negatif dengan kadar 5%, kadar 5% dengan kadar 10%, dan kadar 10% dengan kadar 20% menunjukan perbedaan yang tidak signifikan karena p>0,05 yang artinya kelompok perlakuan mempunyai aktivitas perlindungan sinar ultraviolet yang searah. Dilihat dari hasil diatas perasan daun srikaya dengan kadar 5% belum mempunyai aktivitas perlindungan terhadap sinar ultraviolet. Sedangkan perasan daun srikaya dengan kadar 10%, dan 20% sudah mempunyai aktivitas perlindungan terhadap sinar ultraviolet. Semakin besar kadar perasan daun srikaya maka akan semakin besar pula aktivitas perlindungan terhadap sinar ultraviolet karena memiliki kandungan zat aktif berupa flavonoid. Senyawa flavonoid ini mempunyai aktivitas perlindungan tabir surya dengan mekanisme kerja menyerap sinar matahari dari eksitasi tinggi ke rendah, sehingga intensitas sinar matahari yang mencapai kulit jauh lebih sedikit dari yang seharusnya.
KESIMPULAN 1. Perasan daun srikaya dengan kadar 10%, dan 20% mempunyai aktivitas perlindungan terhadap sinar UV-B. Semakin besar kadar perasan daun srikaya maka akan semakin besar pula aktivitas perlindungan terhadap sinar ultravio. 2. Ada hubungan yang berbeda tidak signifikan antara dosis dengan efek yang ditimbulkan perasan daun srikaya pada saat pengujian in vivo terhadap aktivitas perlindungan sinar UV pada kulit tikus putih jantan galur wistar.
SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk aplikasi penggunaan perasan daun srikaya (Annona squamosa L.) dalam sediaan kosmetik misalnya pada sediaan salep sebagai perlindungan.
DAFTAR PUSTAKA 1. Baumann, L., dan Allemann, I.B., 2009, Cosmetic Dermatology Principles and Practice, 2nd, McGraw-Hill, New York. 2. Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi VI, ITB, Bandung. 3. Satiadarma, H., dan Suyoto, 1986, Kesehatan Kulit dan Kosmetika, Andy Offset, Yogyakarta. 4. Satiadarma, K., dkk. 2004, Azas Pengembangan Prosedur Analisis, Airlangga Univercity Press, Surabaya. 5. Supinto, Y., Sutiono, 2008, Cegah Dini Kanker dan Tumor, Jakarta.