Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 15 Nomor 1 Februari 2016
UJI ANTIFERTILITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SRIKAYA (Annona squamosa L.) TERHADAP MENCIT PUTIH BETINA BUNTING GALUR SWISS WEBSTER Nur Laili D H1), Tita Nofianti2), Fitria Intan Sari 3) Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya e-mail :
[email protected] ABSTRAK Salah satu kerja obat antifertilitas adalah mencegah implantasi sehingga kehamilan tidak terjadi. Pengunaan obat tradisional berbasis bahan alam sebagai antifertilitas marak diteliti, salah satunya daun Srikaya. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun srikaya (Annona squamosa L.) sebagai antifertilitas pada mencit putih betina bunting galur Swiss Webster. Mencit putih betina galur Swiss Webster bunting sebanyak 12 ekor dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 1 kelompok kontrol negatif (suspensi PGA 1%) dan 3 kelompok dosis uji (Ekstrak etanol daun Srikaya dalam PGA 1%) yaitu dosis 1 (0,001435 gram /20 g BB mencit), dosis 2 (0,00287 gram/20 g BB mencit), dosis 3 (2,87 gram/20 g BB mencit). Pemberian perlakuan secara peroral dan hanya selama 7 hari kehamilan. Pemberian makanan dan minuman secara adlibitum. Pada hari ke 10 kehamilan dilakukan laparatomi. Parameter yang diamati yaitu jumlah embrio yang terimplantasi kemudian dianalisis menggunakan ANOVA. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etanol daun srikaya belum dapat memberikan efek antifertilitas melalui pencegahan implantasi secara signifikan. Kata kunci : Antifertilitas, Ekstrak etanol, Daun Srikaya (Annona squamosa L.), Mencit bunting
Penggunaan
PENDAHULUAN
kontrasepsi
akan
Salah satu program yang digalakkan
menimbulkan efek samping diantaranya
pemerintah Indonesia guna mengintrol
pendarahan, hipertensi maupun kanker.
pertambahan
yaitu
Oleh karna itu, perlu dicari alternatif lain
program keluarga berencana (KB) melalui
yang diharapkan dapat mengurangi efek
penggunaan kontrasepsi (Winarno et al .,
samping tersebut salah satu alternatif
1997 dalam Sunardi et al 2010 ). Pada
diantaranya dengan menggunakan obat
prinsipnya,
tradisional.
jumlah
penduduk
penggunaan
kontrasepsi
bertujuan untuk mencegah kehamilan. Kontrasepsi wanita
mempengaruhi
diantaranya
reproduksi
dengan
cara
Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turuntemurun,
berdasarkan
resep
nenek
menghambat ovulasi, penetrasi, fertilitasi
moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau
dan
kebiasaan
menghambat
implantasi.
Obat
setempat,
kontrasepsi yang menghambat implantasi
bersifat magic maupun
(antiimplantasi) menghambat uterus
bekerja
dengan
cara
tradisional.
penempelan
fetus
pada
bermanfaat
sehingga
terjadi
baik pengetahuan
obat-obatan bagi
kesehatan
tradisional dan kini
keguguran
banyak digunakan karena lebih mudah
abortivum (Winarno et al., 1997 dalam
dijangkau masyarakat, baik harga maupun
Sunardi et al., 2010).
ketersediaannya. Obat tradisional banyak 51
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 15 Nomor 1 Februari 2016
digunakan
karena
menurut
beberapa
Alat yang digunakan dalam penelitian
penelitian tidak terlalu menyebabkan efek
ini diantaranya yaitu timbangan analitk,
samping, karena masih dapat dicerna oleh
perangkat kandang mencit, timbangan
tubuh (Winarno et al ., 1997 dalam
mencit, kapas, rotary evaporator, gelas
Sunardi et al 2010 ).
kimia, gelas ukur, pipet tetes, blender,
Di Indonesia banyak tanaman yang
mortir, stamper, kertas saring, kain flanel,
dapat dijadikan obat tradisional sebagai
objek glass, mikroskop, sonde oral,cawan
antiimplantasi. Beberapa tanaman yang
petri,
berfungsi
maserator,
sebagai
antiimplantasi
statif,
cawan
uap,
klem
alat
kamera digital, alat bedah,
diantaranya adalah daging buah Burahol
loyang, alumunium foil, tabung reaksi, rak
(Stelechocarpus burahol Hook F dan
tabung, cotton bud.
Thomson), (Sunardi et al., 2010); daun
Bahan
Hydrocotlyle Javanica Thumb, (Rinidar
Bahan
yang
digunakan
dalam
dan Isa, 2007) kulit manggis (Atnan, 1992
penelitian ini yaitu daun srikaya (Annona
dalam akbar 2010) ; biji adas (Sa,roni
squamosa
2001 dalam akbar 2010)
musculus) betina galur Swiss webster,
Penelitian
daun
antifertilitas
Srikaya
melalui
L.),
mencit
putih
(Mus
sebagai
jantan galur Swiss webster, larutan besi
mekanisme
(III) klorida, cotton bud, metilen blue 10
antiimplantasi belum dilakukan.
Daun
%,asam klorida 2N, NaCl 0,9%, air suling,
sebagai
larutan PGA 1 %, vanilin 10%, pereaksi
antelmentik,
Mayer, pereaksi Dragendorff, pereaksi
antifertilitas, zat pemicu pematangan bisul
Lieberman-Burchard, serbuk Magnesium,
dan antitumor (Djajanegara dan Prio,
HCl 2 N, amilalkohol, eter, amonia,
2009). Menurut Shirwaikar et al. (2004),
kloroform, dan asam sulfat pekat, etanol
bagian tanaman yang dapat digunakan
70%.
sebagai obat yaitu, daun, akar, buah, kulit
Cara Kerja
kayu,
Determinasi
Srikaya
dapat
astringen,
dan
digunakan
antiradang,
bijinya.
Rahman
(2005)
menginformasikan bahwa di India : biji, buah,
dan
digunakan
daun
Annona
sebagai
obat
squamosa untuk
menggugurkan kandungan atau abortivum, insektisida, dan racun ikan, sedangkan
Daun srikaya (Annona Squamosa L.) yang diperoleh dari perkebunan Manoko Lembang, Kota Bandung, Jawa Barat. Pembuatan Ekstrak Uji Simplisia diekstraksi secara maserasi
akarnya efektif sebagai pencahar atau
dengan menggunakan pelarut etanol 70%
purgatif dan obat disentri.
Skrining Fitokimia Skrining fitokimia dilakukan untuk
METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat
52
mengetahui adanya metabolit sekunder, meliputi senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, kuinon, polifenol, mono dan
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 15 Nomor 1 Februari 2016
sesterpenoid,
steroid
dan
triterpenoid
ekor yang dibagi dalam 4 kelompok
(Depkes, 2009).
perlakuan, mencit yang digunakan adalah
Hewan Percobaan
mencit yang sehat. Sebelum digunakan
Hewan uji yang digunakan adalah
mencit putih betina diadaptasikan terlebih
mencit putih (Mus musculus) betina galur
dahulu selama 7 hari, serbuk gergaji
swiss webster yang telah hamil dengan
diganti setiap 2 hari sekali. Mencit putih
berat badan 25 - 40 gram dan berumur 2-3
betina diberi makan dan minum secara
bulan. Mencit putih betina sebanyak 12
adlibitum.
Pemberian Ekstrak Terhadap Hewan Uji Perlakuan Kontrol negatif Dosis uji I
Suspensi PGA 1%
Sediaan yang diberikan
Dosis uji II
Ekstrak daun srikaya dalam suspensi PGA 1% (0,00287 g/20 g BB mencit)
Dosis uji III
Ekstrak daun srikayadalam suspensi PGA 1 % (2,87 g/20 g BB mencit)
Ekstrak daun srikaya dalam suspensi PGA 1 % (0,001435g/20 g BB mencit)
Pemberian ekstrak uji secara oral
menggunakan pinset dan gunting ujung
menggunakan sonde sesuai dengan dosis
tumpu,
dibasahi
menggunakan
NaCl
pada masing-masing kelompok, satu kali
fisiologis 0,9 % l. Jumlah implantasi pada
sehari, selama 7 hari berturut-turut. Pada
uterus kiri dan kanan dicatat (Sunardi ,
hari ke 10, seluruh hewan dibedah dan
2010).
diambil jumlah embrionya.
Analisis Data Data yang diperoleh berupa rata-rata
Laparatomi Pada hari ke 10 kehamilan dilakukan
jumlah embrio dianalisis secara statistik
laparatomi untuk mengetahui ada tidaknya
meliputi uji Normalitas, Homogenitas,
implantasi dan jumlah embrio pada masa
ANOVA (Analisis of Varian) dan uji
pertengahan kehamilan. Mencit betina
LSD.
dibius dengan kloroform, lalu ditempatkan
digunakan adalah 95% (Priyatno, 2008).
pada
papan
bedah
secara
Derajat
kepercayaan
yang
telentang.
Keempat kakinya dijarum yang terdapat di keempat sudut papan bedah. Bulu pada bagian bawah abdomen dicukur sampai bersih, lalu dibersihkan dengan etanol 70%. Pada jarak 1,5-2 cm dari lubang vagina dibuat sayatan sepanjang kira-kira 2 cm, mula-mula bagian kulit, lalu dilanjutkan pada bagian otot abdomen. Kemudian uterus dikeluarkan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak etanol daun srikaya (Annona squamosa
L.)
mengandung
metabolit
sekunder
yaitu
senyawa alkaloid,
flavonoid, steroid, saponin. Uji Antiimplantasi Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata jumlah embrio tiap perlakuan menujukan hasil yang berbeda. Rata-rata jumlah 53
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 15 Nomor 1 Februari 2016
embrio pada kelompok kontrol negatif
berhubungan
erat
dengan
sebanyak 7,67 ±, 0,577 ; pada dosis I
pertumbuhan dan perkembangan embrio
sebanyak 4 ± 2,646 ; pada dosis II
(cleavage) (Tahiliani dan Kai, 2000).
sebanyak 5,50 ± 0,707 dan pada dosis III
Pengaruh alkaloid pada membran sel telur
jumlah embrionya 4,67 ± 1,528 seperti
maupun
yang tertera pada gambar 1.
pengkerutan membran sehingga integritas
embrio
proses
menyebabkan
membran akan menurun dan berpengaruh terhadap perkembangan sel telur dan embrio
(cleavage)
berakibat
embrio
menjadi mati (Geisert dalam., 1997, Santhananthan
dan
Trouson
2000,
Mitaine, 2001 dalam Wurlina (2006) Gambar 1. Rata-rata jumlah embrio hewan uji.
Saponin merupakan larutan berbuih. Efek negatif dari saponin pada reproduksi
Secara deskriptif, rata-rata jumlah
hewan
diketahui
sebagai
abortivum,
embrio pada kelompok dosis uji I, dosis II
menghambat
dan dosis III, lebih sedikit dibandingkan
antiimplantasi (de padua, 1978 dalam
dengan kontrol negatif. Adanya penurunan
Rusmiati,
jumlah embrio pada kelompok dosis uji
sitotoksik terhadap sel terutama yang
dimungkinkan karena zat aktif yang
sedang mengalami perkembangan seperti
terdapat pada daun srikaya yaitu alkaloid,
pada saat oogenesis (Nurhuda, 1995
flavonoid dan saponin. Menurut Nigg dan
dalam Anni Nurliani, 2007).
pembentukan
2010).
zigot
Saponin
dan
bersifat
Seigler (1992) dalam Rusmiati (2010),
Menurut Lu (1995) dan Winarno
flavonoid maupun alkaloid pada tanaman
(1986) dalam Supriadi et al (2009), faktor
dapat menyebabkan abortus. Lebih lanjut
penyebab
menurut Gill et al. (2000) dan Juneja et al.
kehamilan yaitu faktor internal dan faktor
(2001) dalam Wurlina (2006) menyatakan
eksternal.
Faktor
golongan
terdapat
penyimpangan
flavonoid
maupun
alkaloid
pengganggu
pada
internal
masa
misalnya kromosom,
tanaman dapat menyebabkan gangguan
sedangkan
pada membran sel dengan berakibat
disebabkan oleh virus, radiasi, kekurangan
komponen
gizi, berbagai macam zat kimia seperti
berubah
penyusun dan
dapat
membran
akan
menghambat
faktor
eksternal
dapat
alkaloid, steroid dan alkohol.
pembelahan sel yang diakibatkan oleh
Hasil analisis statistik menunjukkan
penghambatan pembentukan membran sel
bahwa hasil tidak berbeda nyata dengan
yang berperan dalam transportasi nutrisi
nilai signifikan sebesar 0,127 (α>0,05).
yang diperlukan untuk metabolisme sel
Hal ini dapat diartikan bahwa pemberian
dalam menghasilkan energi. Permiabilitas
ekstrak etanol daun srikaya belum dapat
membran
menurunkan
54
sel
telur
dan
embrio
rata-rata
jumlah
embrio
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 15 Nomor 1 Februari 2016
secara signifikan. Tidak adanya pengaruh
Departemen
Kesehatan
Repbublik
terhadap penurunan jumlah embrio secara
Indonesia. 2000. Farmakope Herbal
signifikan dimungkinkan karena dosis
Indonesia.
yang
diberikan
menimbulkan gangguan
belum efek
cukup
untuk
sitotoksik
hormonal
pada
dan sistem
reproduksi.
Depkes
RI.
1985.
Cara
Pembuatan
Simplisia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Fransworth NR, Bingel AS and Cordel. 1975. Potensial Value of plant as
KESIMPULAN DAN SARAN
Sources of New Antifertility Agents.J.
Kesimpulan
Pharmac.Sci.63:4-10.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun srikaya dengan dosis 1 (0,001435 gram /20 g BB mencit), dosis 2 (0,00287 gram/20 g BB mencit), dosis 3 (2,87 gram/20 g BB mencit) belum dapat menurunkan
jumlah
embrio
secara
signifikan.
ANDI. Rahman M., Parvin S., Ekramul H.M., Ekramul I.M., and Mosaddik M.A., 2005, Antimicrobial and cytotoxic constituents from the seeds of Annona
Rusmiati, 2006. Pengaruh Ektrak Metanol
Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk
perlu
dilanjutkan
penelitian dengan menggunakan variasi dosis yang lebih tinggi.
Departemen
Kesehatan
Pada Struktur Mikronatomi Ovarium dan Uterus Mencit ( musus musculus
FMIPA Republik
Indonesia. 2009. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta:
Kulit Durian (Durio Zibethinus Murr)
L) Betina : Program Studi Biologi
DAFTAR PUSTAKA
Bharata
Universitas
Lambung
Mangkurat kalimantan selatan. Winarno, M.W. dan Dian, S. 1997. Informasi
Tanaman
Obat
untuk
Kontrasepsi Tradisional. Cermin Dunia
Karya Aksara. Departemen
Data dengan SPSS 17. Yogyakarta :
squamosa, Fitoterapia.76(5):484-9.
Saran
disarankan
Priyatno, D. 2009. 5 Jam Belajar Olah
Kesehatan
Republik
Indonesia. 2000. Farmakope Herbal Indonesia Edisi I. Jakarta: Depkes.
Kedokteran. 120 : 25-28. Wurlina, 2006. Pengaruh Antiimplantasi Ekstrak. Achyranthes Aspera Linn pada Pembelahan Sel Embrio (Clavage ) : Universitas
Airlangga
Surabaya.
55