ANALISA PERHITUNGAN TINGGI MUKA AIR TERHADAP PENGARUH PEMENDEKAN SUNGAI BATANG ANTOKAN AGAM
Dedeh Setiawan , Zahrul Umar , Afrizal Naumar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Jalan Raya Padang – Lubuk Basung yang berlokasi di kenagarian Manggopoh Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam sering mengalami banjir akibat meluapnya Batang Antokan. Akibat banjir ini lalu lintas Padang-Lubuk Basung dan Padang-Pasaman Barat terganggu serta menggenangi kawasan permukiman dan persawahan yang berada dikiri-kanan sungai. Banjir ini disebabkan tidak mampunya penampang sungai mengalirkan debit banjir, berbelok-beloknya alur sungai, jauhnya jarak muara sungai serta terjadinya pendangkalan di muara Batang Antokan. Dalam upaya mengurangi dampak banjir ini maka di laksanakan pemendekan jarak muara sungai Batang Antokan, yang bertujuan untuk menurunkan muka air banjir. Tinjauan ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari pemendekan jarak muara yang sedang dibangun pada Muara Sungai Batang Antokan di Kabupaten Agam, terhadap tinggi banjir di bagian hulunya dengan cara perhitungan profil permukaan aliran berubah lambat laun metode tahapan standar. Dari hasil perhitungan tinggi penurunan muka air diperoleh 1,11 m. Kata Kunci : Banjir,normalisasi sungai,aliran berubah lambat laun,metode tahap standar
Pembimbing I
Ir. Zahrul Umar, Dipl, HE
Pembimbing II
Ir. Afrizal Naumar, MT
CALCULATION ANALYSIS OF EFFECT OF HIGH WATER RIVER ROD SHORTENING ANTOKAN AGAM
Dedeh Setiawan , Zahrul Umar , Afrizal Naumar Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bung Hatta University, Padang Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstract
Road Course - Lubuk Basung located in Tanjung Sub Manggopoh Pearl Regency Agam often flooded due to overflowing Batang Antokan. This flood of traffic Lubuk Basung to Padang and padang to West Pasaman and flood affected areas of settlement and rice fields are the left-right-river. Flooding is Flooding is caused not able to cross-section of river flood discharge stream, winding river basins, estuaries distances and silting at the mouth of the Batang Antokan In an effort to reduce the impact of the planned flood water level calculations on the effect of shortening the stem of the river estuary antokan, which aims to stem the flood control antoakan by performing normalization on the lower reaches of the river and move upstream towards the estuary within ± 2 km from the mouth of the original.This survey is intended to determine the effect of shortening being built at the mouth of the estuary of the River Stem Antokan in Agam regency, the high flood in the upstream of the flow surface profile calculation method changed sooner or later stages of the standard method. From the calculation of the reduction in water level 1.11 m was obtained. Keywords: Flood, normalization of the river, the flow changed gradually, standard step method.
pelayanan dan prasarana kota yang dapat
PENDAHULUAN Kenagarian Mangopoh Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam sering
mengalami
banjir
akibat
meluapnya Batang Antokan. Akibat banjir ini lalu lintas Padang–Lubuk
berdampak
menurunnya
kualitas
lingkungan seperti degradasi lingkungan dan
bencana
alam.
Salah
satu
permasalahan yang sering terjadi setiap tahunnya adalah bencana banjir.
Basung dan Padang Pasaman Barat
Secara umum ada beberapa faktor
terganggu serta menggenangi kawasan
yang menyebabkan terjadinya banjir.
pemukiman dan persawahan yang berada
Faktor-faktor tersebut adalah kondisi
di
alam (letak geografis wilayah, kondisi
kiri
kanan
sungai.
Banjir
ini
disebabkan tidak mampunya penampang
toporafi,
sungai
sedimentasi),
mengalirkan
debit
banjir,
geometri peristiwa
sungai
dan
alam
(curah
berbelok-beloknya alur sungai, jauhnya
hujan dan lamanya hujan, pasang, arus
jarak muara sungai serta terjadinya
balik dari sungai utama, pembendungan
pendangkalan di muara Batang Antokan.
aliran sungai akibat longsor, sedimentasi
Banjir
merupakan
salah
satu
fenomena alam yang selalu terjadi. Banjir
adalah
penggenangan
akibat
limpasan keluar alur sungai karena debit sungai yang membesar tiba melampaui daya tampungnya, terjadi dengan cepat melanda
daerah-daerah
yang
kerendahan, di lembah sungai-sungai dan cekungan-cekungan dan membawa kayu-kayu,
batu,
dan
tanah dalam
manusia (pembudidayaan daerah dataran banjir, peruntukan tata ruang di dataran banjir yang tidak sesuai, belum adanya pola pengelolaan dan pengembangan dataran banjir, permukiman di bantaran sungai, system drainase yang tidak memadai, terbatasnya tindakan mitigasi banjir, kurangnya kesadaran masyarakat di sepanjang alur sungai, penggundulan hutan di daerah hulu, terbatasnya upaya
alirannya. Dengan
dan aliran lahar dingin), dan aktifitas
salah satu upaya pemerintah dalam pertambahan
jumlah
rangka penaganan kerusakan infrastuktur
penduduk di daerah ini yang semakin
dalam aspek persugaian adalah melalui
pesat
kegiatan yang bersifat represif, yakni
membawa
peningkatan
dampak
kebutuhan
kepada
lahan
dan
permintaan akan pemenuhan kebutuhan
perbaikan secara
langsung terhadap
kerusakan sungai yang terjadi
serta
pembangunan bangunan.Untuk kegiatan
b.
Pengumpulan data
pembangunan bangunan pengendalian
Data yang dibutuhkan adalah peta
banjir Dinas Pekerjaan Umum telah
DAS, data curah hujan 10 tahun
membentuk dan mentugaskan kepada
(tahun 2003 sampai tahun 2012)
konsultan perencanaan untuk melakukan
yang berasal dari 3 Stasiun yaitu
kegiatan pengendalian banjir Batang
Stasiun
antokan dengan melakukan Normalisasi
Gumarang dan Stasiun Paraman
Sungai bagian hilir dan memindahkan
Talang.
Manggopo,
muaro yang berjarak ±2 km dari muaro
c. Analisa dan perhitungan.
semulanya. Mengingat begitu penting
1) Curah hujan maksimum
Stasiun
nya mempelajari dan mendalami dampak
Pada analisa ini, data curah hujan
banjir di batang antokan ini. Dan
yang akan digunakan adalah data
memberi informasi kepada pihak-pihak
curah hujan rata – rata maksimum
terkait dan dapat di jadikan pedoman
yang diperoleh dengan menghitung
dalam
data curah hujan 10 tahun dari 3
pelaksanaan
kegiatan
fisik
konstruksi nantinya. Maka studi yang
stasiun
dengan
menggunakan
“Analisa
Metode
Aljabar
dan
saya
ambil
Perhitungan
adalah Tinggi
Muka
Air
Pengaruh Pemendekan Muara Sungai Batang Antokan Agam ’’
Metode
Thiessen. 2) Curah hujan rencana Untuk
menghitung curah
hujan
rencana penulis menggunakan 3 metode
METODE Penulis melakukan studi literatur dan pegumpulan data. Kegiatan yang akan
dilakukan
secara
garis
besar
dibedakan atas: a.
yaitu,
metode
Gumbel,
Hasper dan Log Person III 3) Analisa Debit Banjir Rencana Untuk perhitungan Debit Banjir Rencana dilakukan dengan metode
Studi literatur
Rasional dan Metode Hasper. Data
Dalam studi literatur didapatkan
untuk metode tersebut di ambil dari
teori-teori yang diperoleh melalui
nilai
buku – buku untuk analisa hidrologi
Perhitungan debit rencana dengan
yang berhubungan dengan penulisan
metode
tugas akhir.
curah
hujan
ini, tinggi
rencana.
hujan
yang
diperhitungkan adalah tinggi hujan
STASIUN Rata-rata Tahun
pada titik pengamatan.
P. Gumarang
Manggopoh
(mm)
Talang
4) Perhitungan profil permukaan aliran
2003
97
65
98,5
86,83
2004
165
115
94,8
124,93
2005
106
6
42,5
51,50
merupakan penyelesaian persamaan
2006
114
16
71
67,00
dinamis dari aliran berubah lambat
2007
115
7
48,6
56,87
laun.Tujuan utama dari perhitungan
2008
108
8
128,2
81,40
profil
2009
108
20,2
26
51,40
2010
101
8
78
62,33
2011
102
12
114,9
76,30
2012
96
8
108,4
70,80
perubahan lambat laun Perhitungan lengkung permukaan aliran lambat laun pada dasarnya
permukaan
aliran
adalah
untuk menetukan bentuk lengkung permukaan aliran berubah lambat laun
dengan
cara
menghitung
besarnya aliran menurut jaraknya dari satu penampang kontrol.Cara perhitungan profil permukaan aliran
data
perhitungan curah hujan
maksimum rata-rata dari stasiun curah
lambat laun ada beberapa cara yaitu,cara
perhitungan
integrafisgrafis,cara
integrasi
langsung,cara tahapan langsung,cara tahapan
standar
cara
tahapan
: Rumus : X
X 1 X 2 ..... X 4 3
dan
sebagainya.adapun untuk studi ini dengan
hujan yang terdapat pada Rumus berikut
standar
(standar step method).
ANALISA DAN PEMBAHASAN 1. Perhitungan Curah Hujan Ratarata dengan Metoda Aljabar Untuk perhitungan curah hujan
Perhitungan :
X
97 65 98,5 = 86,83 3
2. Perhitungan Curah Hujan Ratarata dengan Metoda Aljabar Metode ini memberikan cara proporsi luasan daerah pengaruh pos penakar hujan untuk mengakomodasi ketidak
rata-rata dengan metode Aljabar,diambil
seragaman
jarak.
Daerah
pengaruh
dibentuk dengan menggambarkan garis-
garis sumbu tegak lurus terhadap garis
a. Perhitungan Curah Hujan
penghubung antara 3 pos terdekat. Rrata
Didalam perhitungan data curah =
hujan rencana dengan periode ulang, metoda yang digunakan adalah :
R A . LA + R B . LB R C .LC
Perhitungan dengan Metode Hasper
L A LB LC
Perhitungan dengan Metode Gumbel Perhitungan dengan Metode Log
Dimana :
person III Tabel 1. Perhitungan curah hujan
α = koefisien aliran
maxsimum rata-rata =
Luas Daerah Pengaliran Satu Stasiun Luasdaerahpengaliran sungai
Daerah Perhitungan : a. DAS Batang Antokan
Tahun
Curah Hujan Merata (mm)
2003
301.829
2004
175.178
2005
157.161
2006
276.632
2007
182.931
2008
160.851
2009
115.479
2010
66.015
2011
86.916
2012
102.338
b. Sub DAS Batang Antokan a.
Koefisien Luasan Daerah =
196,960 = 0,4113 478,9139 Koefisein Luas
Stasiun
Luas Daerah
Manggapoh
196,962
0,4113
Gumarang
253,09
0,5285
paraman Talang
28,8619
0,0603
478,9139
b. Curah hujan rencana Untuk
curah
hujan
rencana
penulis menggunakan 3 metode yaitu metode Gumbel, Hasper, dan Log person III.
Metode Gumbel
Table 2. Perhitungan Curah Hujan
Metode hasper Tabel
3.
Perhitungan
Curah
Hujan No
Rangking (Xi)
Xi X n
Metode Hasper
Xi X Xi X 2
1
301.82
162.53
139.29
19403.37
2
175.17
162.53
12.64
159.89
3
157.16
162.53
-5.37
28.858
4
276.63
162.53
114.09
13018.58
5
182.93
162.53
20.39
416.07
6
160.85
162.53
-1.68
2.82
7
115.47
162.53
-47.05
2214.07
8
66.01
162.53
-96.51
9315.72
9
86.91
162.53
-75.61
5717.93
10
102.33
162.53
-60.19
3623.4
Ju ml ah
1625.33
(Sumber Data : Hasil Perhitungan) Rumus :
RT
= R
Dimana: RT
=
Curah hujan rencana peride ulang
Sd
=
Standar deviasi =
1 R1 R R2 R 2 2 ! R
=
Curah hujan ratarata
R1
=
Hujan maksimum pertama
R2
=
Hujan maksimum kedua
U
=
Variabel standar
UT
=
Konstanta hasper sehubungan dengan periode ulang yang di kehendaki
53900.79
Tabel 2. Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Gumbel
+ Sd * UT
(Sumber Data: Hasil Perhitungan) No
Periode Ulang
Yn
Sn
Sd
Yt
Xn
1
2
0,495
0,949
77.39
0,366
152.04
2
5
0,495
0,949
77.39
1,499
244.41
3
10
0,495
0,949
77.39
2,250
305.56
4
25
0,495
0,949
77.39
3,198
382.84
5
50
0,495
0,949
77.39
3,901
440.17
6
100
0,495
0,949
77.39
4,600
497.07
Tabel 3. Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Hasper
Tabel 3. Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Hasper
No
T
̅
R1
R2
U1
U2
Sd
UT
RT
1
2
162.60
301.82
276.63
1.35
0.73
123.50
0.22
135.42
2
5
162.60
301.82
276.63
1.35
0.73
123.50
0.64
241.64
3
10
162.60
301.82
276.63
1.35
0.73
123.50
1.26
318.21
4
25
162.60
301.82
276.63
1.35
0.73
123.50
2.10
421.96
5
50
162.60
301.82
276.63
1.35
0.73
123.50
2.75
502.24
6
100
162.60
301.82
276.63
1.35
0.73
123.50
3.43
586.22
(Sumber data: hasil perhitungan)
Tabel 4. Perhitungan Curah Hujan
Log Xi
( Ratarata)
Sx
K
Maksimum (MM/Hr) 1
2
0,3903
-0,26709
1,4529
28,372
2
5
0,3903
0,774978
1,8596
72,374
3
10
0,3903
1,483066
2,1359
136,754
4
25
0,3903
2,336443
2,4690
294,443
5
50
0,3903
2,976553
2,7188
523,390
6
100
0,3903
3,565907
2,9488
888,877
Dari perhitungan curah hujan
Log Xi xi
Ulang
(Sumber data: hasil perhitungan)
Metode Log person III
No
Log Xt
Periode
No
Curah Hujan Maksimum
cs
sx
rencana dengan 3 metode di atas, maka
1
83,714
1,923
1,557
0,134
0,390
0,049
akan didapat curah hujan rencana rata-
2
53,699
1,730
1,557
0,030
0,390
0,005
rata adalah :
3
28,311
1,452
1,557
0,011
0,390
-0,001
Tabel 5. Rekapitulasi Curah Hujan
4
28,240
1,451
1,557
0,011
0,390
-0,001
Rencana Rata– Rata Metode Gumbel,
5
25,059
1,399
1,557
0,025
0,390
-0,004
Hasper, Log person III
6
24,874
1,396
1,557
0,026
0,390
-0,004
7
21,008
1,322
1,557
0,055
0,390
-0,013
8
17,292
1,238
1,557
0,102
0,390
-0,033
9
15,385
1,187
1,557
0,137
0,390
-0,051
10
297,582
2,474
1,557
0,840
0,390
0,770
15,5712
1,3709
Metode/ Thn
Curah Hujan Rencana Periode Ulang (mm) 2
5
10
25
50
100
Gumbel
152.044 244.414 305.561 382.845 440.170 497.072
Hasper
135.429 241.644 318.218 421.963 502.242 586.226
0,7172
Log Person III 28,372 72,374 136,754 294,443 523,390 888,877
(Sumber data: hasil perhitungan)
Rata-rata 186.139 323.188 420.208 549.872 649.489 752.806
(Sumber data: hasil perhitungan )
c. Perhitungan Debit Banjir Rencana
I2
=
Tabel 6. Resume Debit Banjir
R t
mm/jam
=
8.350mm = 17.28 jam
0.483 mm/jam A = km2
Luas catchment area = 202.70 f = 0.278
L1
=
Panjang sungai km
∆H
=
Perbedaan elevasi
=
elevasi tertinggi terendah
=
530 m - 250 m
=
280 m
=
–
32.41
Q2
=
R5
=
240.758 24 2/3 [ ] = 12.489 mm 17.28 24
I5
=
12.489mm R mm/jam= =0.723 t 17.28 jam
elevasi
f . β . I . A = 0,278 . 1,5 . 0,483 . 202,70 = 40.826 m3/dtk
mm/jam Q5
= f . β . I . A = 0,278 . 1,5 . 0,723 . 202,70
Jadi: S L1
S 1
S
= 61.149
m3/dtk = =
= =
H L1
R10
=
0.9 x L1 = 0.9 x 32.41 km = 29.169 km
mm
280m = 0.0096 29.169 x10 3 20% x S = 0.00192
Kecepatan (V)
20% x 0.0096 =
= 72 x S1 (0.6) = 72 x 0.00192 (0.6) = 1.688 m/dtk
Waktu kosentrasi (t)=
I10
=
15.567mm R mm/jam= t 17.28 jam
=0.901mm/jam Q10
L1 29.169 = V 1.688 = 17.28jam
24 2/3 300.137 [ ] = 15.567 17.28 24
=
f . β. I . A= 0,278 . 1,5 . 0,901 .202,70
= 76.149 m3/dtk R25
=
24 2/3 378.791 [ ] = 19.650 17.28 24 mm
Curah hujan rata-rata : I25 (R) =
R 24 2/3 [ ] 24 t
R2
160.960 24 2/3 [ ] = 8.350 mm 17.28 24
=
=
R t
mm/jam =
19.650mm = 17.28 jam
1.137 mm/jam Q25
=
f . β . I . A = 0,278 . 1,5 . 1,137 . 202,70 = 96.118 m3/dtk
R50
=
I50
24 2/3 438.131 [ ] = 22.728 17.28 24
∆H
mm
Maka: α =
R t
=
mm/jam =
22.728mm = 17.28 jam
1.315 mm/jam Q50
=
R100
f . β . I . A = 0,278 . 1,5 . 1,315 . 202,70 = 111.175 m3/dtk
tc
=
tc
=
R t
=
mm/jam =
25.856mm = 17.28 jam
1.496 mm/jam Q100 =
1 0.012 xA 0.7 = 0.7 1 0.075 xA
Waktu Kosentrasi 0.1 x L0.8 x S-0.3
= 0.1 x 32.410.8 x 0.0096-0.3
mm I100
280 m
1 0.012 x 202.70 0.7 = 0.37 0.7 1 0.075 x 202.70
24 2/3 498.434 [ ] = 25.856 17.28 24
=
=
1
f . β . I . A = 0,278 . 1,5 . 1,496 . 202,70 = 126.477 m3/dtk
=
0.1 x 16.164 x 4.0.3 = 6.5 jam
=
Koefisien Reduksi
=
1+
t 3.7 x10 0.4t x 2 t 15
A3 / 4 12
Tabel Debit Banjir Rencana Metode Rasional
=
1+
(Sumber data: hasil perhitungan) T (tahun)
R
I
Q (m3/dtk)
2
8.350
0.483
40.826
5
12.489
0.723
61.149
10
15.567
0.901
76.149
25
19.650
1.137
96.118
50
22.728
1.315
111.175
100
25.856
1.496
126.477
Rumus: Q = α x β x qn x A Diketahui: A
=
202.70 km2
L
=
32.41 km
6.5 3.7 x10 0.4 x 6.5 6.5 2 15 202.70 0.75 = 1.5 12
x
β
=
1.5
Karena t > 2, maka besar distribusi
hujan (rn) adalah: rn
=
txR t 1
maka akan didapat debit banjir rencana
Tabel Distribusi Hujan (r2)
rata-rata adalah :
T
R
tc
rn
(tahun)
(mm)
(jam)
(mm)
2
160.960
6.5
139.499
T
Rasional
Hasper
Rata-rata
5
240.758
6.5
208.657
2
40.826
670.5
355.66
10
300.137
6.5
260.119
5
61.149
1003.5
532.32 632.68
327.739
1249.8
6.5
15.567
378.160
10 25
25
96.118
1574.9
835.51
50
438.131
6.5
379.714 50
111.175
1824.7
967.94
100
498.434
6.5
431.976
100
126.477
2075.5
1100.99
(Sumber data: hasil perhitungan)
Maka debit per satuan luas daerah adalah: qn =
rn 3.6 * t
Dari
ketiga
metode
tersebut
diambil Q10 yang mendekati Q10 rata-rata
m3/dtk
yaitu hasil perhitungan Metode Rasional
Tabel Debit Banjir Rencana Metode
– Hasper. Jadi besarnya debit rencana
Hasper
(design flood) diambil harga Q10 hasil perhitungan
T
R
Tc
rn
β
α
qn
Q
(tahun)
(mm)
(jam)
(mm)
2
160.96
6.5
139.49
1.5
0.37
5.96
670.5
5
240.75
6.5
208.65
1.5
0.37
8.92
1003.5
10
300.13
6.5
260.11
1.5
0.37
11.11
1249.8
sungai dengan metode Tahapan
25
378.16
6.5
327.73
1.5
0.37
14.00
1574.9
Standar (Standar step method)
50
438.13
6.5
379.71
1.5
0.37
16.22
1824.7
e. Lokasi muara sungai baru berada
100
498.43
6.5
431.97
1.5
0.37
18.45
2075.5
kurang lebih 2 km kearah hulu
(m3/dtk)
(Sumber data: hasil perhitungan)
(Q10) = 632,68 m3/dt d. Perhitungan tingginya muka air
dari muara sungai lama (Gambar 1) .Perhitungan profil muka air
Dari perhitungan debit banjir rencana dengan dua metode di atas,
dimulai dari kedalaman yang sudah diketahui yaitu pada muara yang disebut titik kontrol,baik pada muara sungai lama maupun
muara
sungai
dalamnya
baru
sama
yang dengan
kedalaman kritis (hc)
(
)
1. Titik Kontrol sungai lama Lebar rata-rata sungai (b) 40 m ,kemiringan dinding sungai ( m) = 0,5 ,kemiringan sungai (i) = 0,00041 , kekasaran dinding (n)
2. Titik kontrol sungai baru
= 0,02 dan Debit ( Q ) 10 tahun = 632,68
/detik
Lebar rata-rata sungai (b) 46 m
dengan
menggunakan rumus Manning dan dengan coba-coba di peroleh kedalaman air pada saat debit
,kemiringan dinding sungai ( m) = 0,5 ,kemiringan sungai (i) = 0,0096 , kekasaran dinding (n) = 0,02 dan
banjir 10 tahun diperoleh dalam Debit
air (h)=9,86 m
632,68
Penyelesaian :
(
Q
)
10
tahun
/detik
=
dengan
menggunakan rumus Manning dan dengan (
)
(
(
coba-coba
di
peroleh
kedalaman air pada saat debit banjir )
)
10 tahun diperoleh dalam air (h)= 8,25 Hasil Perhitungan Penurunan Hasil
dari
perhitungan
dengan menggunakan titik kontrol ⁄
muaro sungai lama dan muara sungai baru,pada lokasi 5.100 m dari
muara sungai lama 3.100 dari muara sungai baru di dapat penurunan
DAFTAR PUSTAKA
muka air setinggi 1,11 m
Anggraini, 2005, Hidrolika terbuka,
Kesimpulan hasil perhitungan Dengan
halaman 241-295. Penerbit Srikandi
pemendekan
Surabaya
jarak muara sejauh 2 km kearah hulu dengan perhitungan cara
Bambang Triatmodjo, 2009. Hidrologi
Tahapan Standar di dapatkan penurunan muka air banjir dua puluh lima tahun (
)
Terapan,
Halaman
183-196.
Penerbit Beta Offset Yogyakarta.
setinggi 1,1 m Kementrian Pekerjaan Umum, 2011. SARAN Dengan
adanya
Peraturan
Pemerintah
Repoblik
Pemendekan muara ini penulis
Indonesia nomor 38 Tahun 2011
dapat mempelajari permasalahan
tentang Sungai.
yang
ada
di
muara
batang
antokan agam..Dimana daerah ini terdapat
Kodoatie, Robert J dan Sugianto. 2002.
banjir,adapun
Banjir- Beberapa penyebab dan
permasalahan di sungai batang
metode pengendalian nya dalam
antokan
perpektif lingkungan. Cetakan 1,
Dinas
Pengelolaan
Sumber Daya Air telah dapat
Penerbit Pustaka Pelajar,
mengumpaya
Yogyakarta.
dampak
mengurangi
banjir.
Sebaiknya
pemerintah dan masyarakat dapat memperhatikan dan lingkungan
menjaga
sekitar
sungai,sehingga
sungai
area tetap
terjaga dengan baik dan tidak adanya muara
lagi pendangkalan di sungai
yang
mengakibatkan tinggi muka air.
Kamjana. I Made, 2011. Teknik perhitungan Debit rencana bangunan air, halaman 124-130. Penerbit Graha Ilmu Yogyakarta Ven Te Chow, 1984. Hidrolika Satuan Terbuka (openv Channel Hydraulics), Diterjemahkan oleh Sayatman et al. Halaman 217-263. Penerbit Erlangga Jakarta.