JURNAL ILMIAH GEMA EKONOMI Vol. 3, No. 2Rosmala Agustus 2013 Tri Darma Sari Hal. 393-400
393
ANALISA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN AGROINDUSTRI GO PUBLIK SEBELUM DAN PADA MASA KRISIS
FINANCIAL PERFORMANCE ANALYSIS OF AGROINDUSTRIAL COMPANY GO PUBLIC BEFORE AND DURING THE CRISIS
Tri Darma Rosmalasari Perguruan Tinggi Teknokrat Bandar Lampung
ABSTRAK Perusahaan harus menghasilkan laba yang cukup tinggi untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Laba yang tinggi juga dapat digunakan untuk meningkatkan, mempertahankan serta memperluas kegiatan usaha. Permasalahannya adalah apakah Gross profit margin, ROI, Current Ratio, leverage ratio, Earning Per share, Inventory Turn Over pada perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis tidak berbeda signifikan. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan 34 perusahaan agroindustri dari tahun 1996 -2001. Analisis yang dilakukan merupakan analisis deskriptif dan dianalisis dengan bantuan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 10.01. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis. Krisis keuangan mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan agroindustri Go Publik sehingga mempengaruhi keadaan posisi keuangan dan membawa dampak pada ratio keuangan seperti Likuiditas, solvabitas, dan Profitabitas. Kata Kunci : Gross profit margin, Current Ratio, ROI, Earning Per share, leverage ratio, Inventory turn over. ABSTRACK Companies must generate a high enough income to maximize shareholder wealth . High profits can also be used to improve , maintain and expand business activities . The issue is whether the Gross Profit Margin , ROI , Current Ratio , Leverage Ratio , Earning Per Share , Inventory turnover in agro-industry companies before and during the crisis period did not differ significantly . The study was conducted by collecting secondary data from financial statements of 34 companies, agro-industry from 1996 -2001 . Analysis conducted a descriptive analysis and analyzed with the help of the Statistical Product and Service Solutions ( SPSS ) version 10:01 . This study aims to determine the company’s financial performance and the agro-industry before the crisis . The financial crisis has an influence on the financial performance of the agro-industrial companies go public so that affect the state of the financial position and the impact on financial ratios such as liquidity , solvabitas , and Profitabitas . Key Words : Gross Profit Margin, Current Ratio, ROI, Earning Per Share, Leverage Ratio, Inventory Turn Over.
Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Agustus 2013
394 PENDAHULUAN Kemampuan bersaing menjadi penting untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan namun perusahaan tidak terlepas dari berbagai masalah baik yang berasal dari intern dan ekstern perusahaan. Faktor internal yang merupakan penentu keberhasilan suatu perusahaan adalah kinerja keuangan, semakin baik kinerja keuangan perusahaan semakin baik pula jalannya operasi perusahaan sehingga tujuan utama perusahaan untuk memperoleh laba dapat tercapai. Faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan salah satunya adalah krisis ekonomi.Turunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar membuat banyak sektor tidak dapat bergerak bebas terutama sektor yang amat tergantung pada modal perbankan dan bahan baku impor. Berdasar latar belakang diatas penulis mencoba merumuskan masalah sbb: 1. Apakah Gross Profit Margin perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis tidak berbeda signifikan ? 2. Apakah Return On Investment perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis tidak berbeda signifikan ? 3. Apakah Current Ratio perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis tidak berbeda signifikan? 4. Apakah Leverage perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis tidak berbeda signifikan ? 5. Apakah Earning Per Share perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis tidak berbeda signifikan ? 6. Apakah Inventory Turn Over perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis tidak berbeda signifikan ? METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data-data berupa data laporan keuangan perusahaan agroindustri yang dipublikasikan di BEJ, data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa deret waktu tahunan dari tahun
1996-2001. Tahun 1996 diperlakukan sebagai periode tahun sebelum krisis karena laju pembangunan ekonomi antara tahun 1993-1996 sangat pesat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata7% / tahun dan kondisi liingkungan internal maupun eksternal yang boleh dikatakan kondusif (Tulus Tambunan,1998 :1). Periode masa krisis dalam penelitian ini diambil dari tahun 1997-2001 dimana pada periode ini perkembangan sektor industri manufaktur tidak sehat dalam arti tingkat produktifitas, efisiensi, daya saing yang rendah, dan ketergantungan yang tinggi terhadap barang impor dan modal asing (Tulus Tambunan, 1998 :70). Pada penelitian ini populasi meliputi 34 perusahaan agroindustri go publik yang semuanya dijadikan sebagai sampel penelitian. Adapun perusahaan yang diambil mengikuti klasifikasi dari Jakarta Stock Exchange Industry Clasification tahun 1996. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan analisis deskriptif. Hasil analisis meliputi mean, standar deviasi, dan lain-lainnya yang berguna untuk mendukung interpretasi terhadap hasil analisis dengan teknik lain. Semua data yang didapat dari penelitian dianalisis dengan bantuan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 10.01. Hipotesis Hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah : HO 1 : Gross Profit Margin perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis tidak berbeda signifikan. Ha 1 : Gross Profit Margin perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis berbeda signifikan. HO 2 : Return On Investment perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis tidak berbeda signifikan. Ha 2 : Return On Investment Gross Profit Margin perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis berbeda signifikan. HO 3 : Current Ratio perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis tidak berbeda signifikan. Ha 3 : Current Ratio perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisism berbeda signifikan. HO 4 : Leverage Ratio perusahaan agroindustri
Tri Darma Rosmala Sari sebelum dan pada masa krisis tidak berbeda signifikan. Ha 4 : Leverage Ratio perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis berbeda signifikan. HO 5 : Earning Per Share perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis tidak berbeda signifikan. Ha 5 : Earning Per Share perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis berbeda signifikan. HO 6: Inventory Turn Over perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis tidak berbeda signifikan. Ha 6 : Inventory Turn Over perusahaan agroindustri sebelum dan pada masa krisis berbeda signifikan. Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan agrondustri pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Current Ratio b) Earning Per Share c) Gross Profit Margin d) Return On Investment e) Leverage Ratio f) Inventory Turn Over Uji Hopotesis Alat uji hipotesis yang digunakan adalah Paired t Test yang merupakan salah satu metode pengujian hipotesis yang juga dikenal dengan nama uji beda.
Dimana : t = Nilai t test d = Rata – rata perbedaan antara rasio-rasio keuangan sebelum dan pada masa krisis dihitung dengan rumus :
Sd = Standar deviasi dari perbedaan (d) yang dihitung
395 dengan menggunakan rumus :
d= Perbedaan (varians) antara ratio-ratio keuangan sebelum krisis dan pada masa krisis n= Jumlah perusahaan Perumusan hipotesis : HO : ¼a = ¼b Ha : ¼a ¼b Keterangan : ¼a = Ukuran kinerja keuangan sebelum krisis ¼b = Ukuran kinerja keuangan pada masa krisis Dari perhitungan akan didapat nilai t Test yang kemudian akan dibandingkan dengan nilai t pada table distribusi t student’s dengan criteria pengujian sebagai berikut : 1. Apabila t test > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima 2. Apabila t tes < t table, maka Ho diterima dan Ha ditolak HASIL DAN PEMBAHASAN Pengertian Akuntansi “Akuntansi adalah kegiatan jasa . Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terrutama yang bersifat keuangan dari kesatuan usaha ekonomis yang dapat digunakan dalam memilih alternative – alternative dari suatu keadaan. Pengertian Laporan keuangan Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan , Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menjelaskan : “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi-laba, laporanperubahan posisi keuangan, (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana). Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan – laporan keuangan.
Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Agustus 2013
396 Disampig itu juga, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”. Pengertian Agroindustri Food and Agriculture Organization (FAO), (Hicks,1996) dalam Soekartawi (2000) mendifinisikan agroindustri adalah suatu industri yang menggunakan bahan baku dari pertanian dengan jumlah minimal 20%. Klasifikasi Rasio Kinerja Menurut Simamora (2000), terdapat tiga teknik analisa laporan keuangan yang lazim dipakai yaitu : (1) analisa horizontal, (2) analisa vertikal, (3) analisa rasio. Hampton (1989), mengemukakan bahwa rasio-rasio keuangan mempunyai kegunaan sebagai berikut : (1) membandingkan kondisi dan kinerja perusahaan pada periode waktu yang berbeda, (2) membandingkan kondisi dan kinerja perusahaan yang berbeda didalam satu jenis industri pada peride yang sama, (3) membandingkan kondisi dan kinerja pada industri yang berbeda. Adapun rasio-rasi yang dipakai dalam penelitian ini dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi.Perusahaan dikatakan mampu memenuhi kawajiban keuangan tepat pada waktunya apabila peusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran atau aktiva lancer yang lebih daripada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Rasio yang dipakai untuk mengukur likuiditas adalah :
Semakin besar rasio ini, semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yang berarti
kinerja keuangan perusahaan akan semakin baik. 2. Rasio Leverage Kreditor lebih menyukai rasio ini karena semakin rendah rasio tersebut, semakin ringankerugian kreditur bila terjadi likuidasi. Rumus untuk menghitung Leverage Ratio adalah :
3. Rasio Profitabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gross profit margin, Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) • Gross Profit Margin Merupakan persentase dari laba kotor. Semakin besar gross profit margin, semakin baik keadaan operasi perusahaan,karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relative lebih rendah dari penjualan.
• Return On Investment Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan. Semakin tinggi rasio ini, semakin besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan kinerja keuangan akan semakin baik.
• Earning Per Share Rasio ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa.
Tri Darma Rosmala Sari Semakin tinggi rasio ini, semakin besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan berarti kinerja keuangan perusahaan semakin baik. 4. Rasio Aktivitas. Ukuran yang dipakai adalah perputaran
397 persediaan (inventory Turn Over) yaitu untuk mengukur bagaimana efektifnya perusahaan menggunakan sumber-sumber yang ada dalam pengendaliaannya.
Statistik Deskriptif 1996
Tabel 1.1 Mean, standar deviasi, minimum, maksimum rasio-rasio keuangan tahun 1996
Sumber : data diolah
Tabel 1.2 Mean, standar deviasi, minimum, maksimum, rasio-rasio keuangan perusahaan agroindustri tahun 1997-2001.
Sumber : data diolah Tabel 1.3 Selisih besaran kinerja perusahaan agroindustri
Sumber : data diolah
Dari tabel diatas, terlihat bahwa krisis telah mempengaruhi kinerja perusahaan. Pada periode
sebelum dan saat krisi ekonomi GPM yaitu sebesar 42.14%, ini disebabkan naiknya penjualan, sehingga
Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Agustus 2013
398 laba kotor meningkat, tetapi karena besarnya biaya operasional dan beban bunga akibat pembayaran hutang dalam dollar, menyebabkan ROI dan EPS memburuk. Test Uji Beda Secara statistis, hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut : 1) Perbandingan Current Ratio sebelum krisis dengan masa krisis. Ho1: ¼a = ¼b Ha1 : ¼a ¼b 2) Perbandingan Leverage Ratio sebelum krisis dengan masa krisis Ho2 : ¼a = ¼b Ha2 : ¼a ¼b 3) Perbandingan Gross Profit Margin sebelum dan pada masa krisis Ho 3 : ¼a = ¼b Ha 3 : ¼a ¼b 4) Perbandingan Return On Investment sebelum
dan pada masa krisis. Ho 4 : ¼a = ¼b Ha 4 : ¼a ¼b 5) Perbandingan Earning Per Share sebelum dan pada masa krisis Ho 5 : ¼a = ¼b Ha 5 : ¼a ¼b 6) Perbandingan Inventory Turn Over sebelum dan pada masa krisis Ho 6 : ¼a = ¼b Ha 6 : ¼a ¼b Keterangan : a = Ukuran kinerja sebelum krisis, b = Ukuran kinerja masa krisis. Pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan 1. t hitung dengan t tabel 2. Dengan nilai probabilitas
Dengan kriteria pengambilan keputusan : to > t tabel atau t signifikan < 0.05 maka Ho ditolak to < t tabel atau t signifikan > 0.05 maka ho diterima
Tabel Uji Paired t Test
Dengan tes uji beda 34 perusahaan agroindustri di Bursa Efek Jakarta terlihat bahwa hamper semua rasio
kinerja keuangan sebelum dan pada masa krisis mengalami perbedaan signifikan.
Tri Darma Rosmala Sari Tampak dari pengambilan keputusan : Current Ratio secara statistis signifikan mengalami perbedaan. Penjelasan yang dapat diberikan adalah bahwa rata-rata 34 perusahaan mengalami penurunan kemampuan untuk menjamin hutang lancarnya dengan harta lancar. Leverage Ratio secara statistis signifikan mengalami perbedaan, penjelasan yang dapat diberikan untuk hal ini adalah bahwa rata-rata hutang perusahaan agroindustri kepada para kreditor meningkat karena adanya kenaikan kurs. Gross Profit Margin sebelum dan pada masa krisis menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan, Gross Profit Margin pada saat krisis meningkat karena adanya keunggulan kompetitif pada perusahaan agroindustri dan penjualan meningkat, serta adanya kenaikan kurs menyebabkan pendapatan kotor meningkat. Return On Investment menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara periode sebelum dan masa krisis. Hal ini karena adanya biaya operasional yang meningkat akibat kenaikan harga-harga. Earning Per Share secara signifikan terjadi perbedaan. Pada masa krisis Earning Per Share mengalami penurunan karena adanya biaya bunga yang meningkat akibat pembayaran hutang dalam bentuk dollar. Inventory Turn Over antara periode sebelum dan pada masa krisis tidak mengalami perbedaan signifikan. Hal ini karena perusahaan agroindustri belum memanfaatkan peluang kenaikan kurs dollar US dengan meningkatkan jumlah produksi sehingga keuntungan yang diharapkan meningkat tidak terjadi. KESIMPULAN Berdasarkan selisih besaran kinerja keuangan perusahaan agroindustri sebelum dan masa krisis : 1) Current Ratio pada masa krisis mengalami penurunan, hal ini berarti terjadi penurunan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek. 2) Current Ratio pada masa krisis mengalami penurunan, hal ini berarti terjadi penurunan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek.
399 3) Leverage Ratio pada masa krisis memburuk karena hutang-hutang perusahaan kepada kreditur meningkat sebagai akibat dari adanya kenaikan kurs. 4) Gross Profit Margin pada masa krisis meningkat karena meningkatnya penjualan akibat adanya keuntungan harga saing internasional yang dimiliki oleh perusahaan agroindustri sehingga laba kotor meningkat. 5) Return On Investment pada masa krisis memburuk, hal ini karena adanya biaya operasional yang meningkat akibat kenaikan harga. 6) Earning Per Share pada masa krisis memburuk karena adanya biaya bunga yang meningkat akibat pembayaran hutang dalam bentuk dollar. 7) Inventory Turn Over pada masa krisis menurun karena perusahaan belum memanfaatkan peluang kenaikan kurs dollar amerika untuk meningkatkan jumlah produksi sehingga keuntungan yang diharapkan meningkat tidak jadi.
DAFTAR PUSTKA Djahidin, Farid, 1983. Analisa Laporan Keuangan. Cetakan Pertama.Jakarta :PT Ghalia Indonesia Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Helfert, Erich A, 1996. Teknik Analisa Keuangan, Petunjuk Praktis Untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan, Edisi Delapan. Jakarta : PT Erlangga. Husain, Umar, 1998. Riset Akuntansi. Cetakan Pertama. Jakarta : PT Gramedia. Indriantoro, Nur Bambang Supono,1996. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama.Yogyakarta :BPFE. Ikatan Akuntan Indonesia, 1995. Standar Akuntansi
Jurnal Ilmiah GEMA EKONOMI, Agustus 2013
400 Keuangan. Jakarta : PT. Salemba Empat. Soekartawi, 2001. Pengantar Agroindustri. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Wahana Komputer Semarang, 2002. Sepuluh Model Penelitian dan Pengolahannya dengan SPSS 10.01. Penerbit Andi Yogyakarta.