JADWAL MISA Misa Harian: Senin s/d Jumat 06.00 wib Hari Sabtu : 17.00 wib Hari Minggu : 06.30 - 09.00 - 17.00 wib Misa Jumat Pertama : 06.00 - 12.00 - 19.30 wib Adorasi Ekaristi : Setiap hari Senin 15.00 s/d 22.00 di Kapel ditutup pukul 22.00 dengan ibadat penutup (completorium) PENYELIDIKAN KANONIK (dengan perjanjian) Hari Senin, 17.00 – 18.30 wib Romo A.S. Gunawan, Pr. Hari Kamis, 17.00 – 18.30 wib Romo Anton Baur, Pr. Website: www.parokisanmare.or.id Mailing-list:
[email protected]
14 September 2014
Tahun V – No.37
Allah : Takterhampiri, Namun Sangat Dekat “Allah itu tidak kelihatan karena Dia adalah Roh. Dia jauh tak terhampiri oleh manusia, namun sekaligus sangat dekat kepada mereka.”
A. Allah Adalah Roh Kata "roh" yang berasal dari rumpun Bahasa Semit (Ibrani dan Arab) berarti sesuatu yang hidup tetapi tidak berbadan jasmani. Dalam Perjanjian Lama kata "ruakh" dalam arti aslinya adalah udara yang bergerak, seperti angin atau nafas. Bagi manusia dan binatang, ruakh menjadi tanda kehidupan mereka. Ruakh diberikan oleh Pencipta ke dalam manusia (Kej. 2:7) dan binatang (Kej. 7:22). Inilah bahasa kiasan yang berarti "menjadikan hidup". Manusia adalah makhluk jasmani-rohani. Ia diciptakan oleh Allah untuk hidup selamanya, walaupun badannya akan mati dan menjadi tanah. Ia mempunyai hidup rohani dan tujuan serta maknanya melampaui dunia ini. Ketika dikatakan bahwa Allah adalah roh, biasanya yang dimaksudkan paling tidak adalah bahwa Ia tidak memiliki tubuh fisik, bahwa Ia immaterial.
Dalam Kitab Suci Roh seringkali diperlawankan dengan daging. "Orang-orang Mesir hanyalah manusia, bukan ilah; kuda-kudanya daging belaka bukan roh" (Yes. 31:3; Yes. 40:6-8; Kej. 6:3). Dalam kutipan ini daging searti dengan manusia, yang lemah, sedangkan roh searti dengan ilah(i), yang berdaya dan kuat. Yoh. 6:63 juga memperlawankan roh (yang menghidupkan) dengan daging yang tidak berguna sedikit pun. Mat. 26:41 dan Mrk. 14:38 berkata tentang daging yang lemah dan roh yang kuat. Yohanes menyejajarkan lahir dari Roh dengan lahir dari Allah (Yoh. 3:3,6,8;
Facebook Group: SanMaRe Untuk kontribusi berita, artikel, pengumuman atau iklan baris, silakan email ke :
[email protected] -1-
1:13) sehingga termasuk dalam dunia ilahi. B. Tak Terhampiri
Dengan banyak cara, Perjanjian Lama mengungkapkan keagungan Allah yang tak terhampiri. Dalam kisah panggilannya (Yes. 6), Yesaya mendapatkan penglihatan yang menyatakan kemuliaan TUHAN. Dalam penglihatan itu Yesaya melihat TUHAN duduk di atas takhta yang tinggi menjulang (ayat 1). Takhta-Nya yang tinggi dan menjulang itu menunjukkan kebesaran dan kemuliaan-Nya yang memenuhi langit dan angkasa. TUHAN digambarkan memakai jubah yang panjang, jubah kebesaran seorang raja. Ia disertai oleh para serafim (ayat 2), yang karena kekudusan dan kemuliaan TUHAN mereka tidak dapat memandang wajah-Nya dan menutupi muka dan kaki mereka. Para serafim memuji-Nya "kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam" (ayat 3). Allah itu kudus, Dia melebihi segala sesuatu. Ia sama sekali berbeda dengan makhluk-makhluk-Nya, jauh melampauinya dan terpisah darinya sehingga Ia tidak terhampiri dan sangat menakutkan (bdk. Kel 33:20).
Menyadari penglihatan itu Yesaya ketakutan, "Celakalah aku! Aku binasa!" (ayat 5). Ia teringat akan akibat dahsyat yang dapat menimpa dirinya karena sebagai manusia yang berdosa ia telah melihat Allah dan kemuliaan-Nya (bdk. Kel 33:20). Tidak ada orang yang tahan memandang wajah Allah karena tidak ada orang yang memandang-Nya akan tetap hidup. Musa yang berbicara dengan TUHAN pun hanya melihat-Nya dari belakang. Dalam terang kekudusan Allah, nabi menyadari kedosaannya: "Aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni Tuhan semesta alam". Ia sadar akan kemuliaan Allah yang harus disembah dan diagungkan melebihi segala sesuatu. Ia sadar juga akan kehinaannya sendiri serta kesengsaraan bangsanya yang jauh dari Allah. C. Amat Dekat
Sebaliknya, banyak juga kisah dalam Perjanjian Lama mengajarkan bahwa Allah berkenan turun ke dalam kehidupan dunia dan bergaul akrab dengan manusia. Kisah-kisah itu mengungkapkan bahwa Allah menghendaki hubungan erat dengan manusia. Tampak di dalamnya betapa dekat Allah dengan manusia. Ia sungguh berada di tengah-tengah manusia ciptaan-Nya, menjadi teman hidup mereka, berbicara kepada mereka. Kisah manusia di Taman Eden membentangkan bagaimana TUHAN berjalan-jalan di kebun dalam kesejukan sore hari dan bergaul dengan manusia. Tetapi, dosa membuat manusia takut berhadapan dengan Allah karena pada mulanya tidak demikian (Kej. 2:8). Jatuhnya manusia pertama ke dalam dosa tidak berarti bahwa Allah menutup diri dan tidak mau lagi bergaul dengan manusia. Henokh hidup dalam suasana persahabatan dengan Allah (Kej. 5:22-24). Demikian pula Abraham, mengingat kepercayaannya, pantas dimaksudkan ke dalam bilangan sahabat Allah. Ia mengunjungi Abraham dalam suasana kekeluargaan dan Abraham menyambut kedatangan-Nya sebagai tamu kehormatan. Ia memberitahukan kepada Abraham rencana-Nya menghukum Sodom dan Gomora (Kej. 18).
Kitab Keluaran menceritakan bagaimana TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya (Kel 33:11). Musa diperbolehkan merasakan pengalaman istimewa dengan Allah, sekalipun tidak melihat wajah Allah atau langsung memandang wujud-Nya dan hanya melihat punggung-Nya (Kel. 33: 21-23).
Kedekatan Allah dengan manusia dalam Perjanjian Lama tampak juga dalam penggambaran Allah sebagai seorang bapa (bdk. Kel. 4:22) dan sebagai seorang ibu yang penuh kasih terhadap anaknya (Yes. 49:15). Gambaran lain yang mengungkapkan kedekatan Allah dengan manusia adalah gambaran tentang gembala yang baik. TUHAN memelihara Israel seperti seorang gembala memelihara kawanannya (Yes. 40:11). Dicuplik dari buku panduan Bulan Kitab Suci Nasional 2014 oleh Y.M. Seto Marsunu -2-
Santo Andreas, Rasul (2)
SERI BAPA GEREJA
Dalam tradisi Injili, nama Andreas muncul dalam tiga peristiwa yang istimewa. Tiga peristiwa ini akan menunjukkan kepada kita tentang pribadi ini. Yang pertama adalah bahwa dari penggandaan roti di Galilea. Pada kesempatan itu, adalah Andrew yang menunjukkan kepada Yesus kehadiran seorang anak yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan. (lih Yoh 6: 8-9).
Di sini, kita bisa mengenali keadaan diri Andreas. Ketika mengajak anak yang menyediakan lima roti dan dua ikan, ia bertanya, "apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" (lih Yoh 6: 8-9). Tampak bahwa Andreas mengakui kekurangan dan keterbatasan dari apa yang ada. Tetapi, Yesus tahu bagaimana Ia mencukupkan segalanya bagi banyak orang yang datang untuk mendengar-Nya.
Peristiwa kedua adalah di Yerusalem. Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang murid-Nya mengagumi kokoh dan megahnya batu-batu di Bait Allah. Ia menyampaikannya kepada Yesus. Tetapi, jawaban Yesus sungguh mengejutkan bahwa "tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan." Kemudian, Andreas, bersama Petrus, Yakobus, dan Yohanes, bertanya, bilamanakah itu akan terjadi, dan apakah tandanya, kalau semuanya itu akan sampai kepada kesudahannya." (Mrk 13: 1-4). Jawaban Yesus ini menjadi sebuah ramalan akan kehancuran Yerusalem. Yesus mengajak para murid untuk menjadi bijaksana dalam menafsirkan tanda-tanda zaman dan terus-menerus waspada. Di sini, Andreas mengajari kita untuk tidak takut mengajukan pertanyaan kepada Yesus. Akan tetapi, pada saat yang bersamaan, kita juga diminta untuk siap menerima jawabanan dan pengajaran yang mengejutkan dan terkadang tak segera mudah dipahami.
Peristiwa ketiga tentang Andreas dicatat dalam Injil Yohanes, yakni ketika berada di Yerusalem, sesaat sebelum kisah sengsara. Pada Hari Raya Paskah, Penginjil Yohanes menceritakan, beberapa orang Yunani yang takut akan Allah telah datang ke kota untuk menyembah Allah selama hari raya Paskah. Andreas dan Filipus, dua Rasul dengan nama Yunani, menjadi sebagai juru bahasa, dan mediator dari komunitas orang Yunani dalam berkomunikasi dengan Yesus.
Jawaban Yesus atas pertanyaan mereka agak membingungkan tapi sarat makna. Yesus berkata kepada dua murid dan juga kepada orang Yunani. "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal." (Yoh 12:24-25). Yesus ingin menegaskan dan menunjukkan bahwa kematian-Nya di kayu salib akan berbuah pada sebuah karya besar keselamatan yang dapat dinikmati oleh semua orang, tidak hanya orang Yahudi. Salib akan menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Dengan kata lain, Yesus bernubuat tentang Gereja Yunani, Gereja orangorang kafir, dan Gereja dunia, sebagai buah dari kebangkitan-Nya. [...berlanjut di minggu depan…]
-3-
POJOK LITURGI
TATA RUANG IBADAT Perayaan Liturgi adalah perayaan iman Gereja akan karya penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus dalam Roh Kudus. Dalam liturgi karya penebusan Tuhan ini dirayakan oleh umat beriman sebagai Gereja yang konkret secara simbolis. Tata ruang ibadat merupakan salah satu bentuk simbolisasi liturgi, yang semuanya mengungkapkan misteri pertemuan Allah dan umat-Nya melalui Kristus. Dalam PUMR 2000 (Pedomam Umum Misale Romawi), dapat ditarik empat fungsi dalam tata ruang ibadat: PERTAMA, ruang ibadat mengungkapkan kesatuan umat beriman. Kesatuan umat beriman meliputi baik secara vertikal, yakni kesatuan umat dengan Tuhan, maupun secara horisontal, yakni kesatuan dengan seluruh umat beriman yang hadir dalam perayaan liturgi. Ruang ibadat diharapkan bisa membantu seluruh umat yang hadir dapat mengalami dan menghayati kesatuan dan persekutuannya sebagai umat beriman. KEDUA, ruang ibadat juga mengungkapkan pembagian peran dan tugas sesuai dengan tingkatan dalam tugas pelayanan Gereja sesuai kaidah-kaidah liturgi Gereja. Tingkatan yang dimaksud adalah tingkatan dalam pelayanan dalam Gereja secara hirarkis. Tempat duduk imam sebagai pemimpin perayaan Ekaristi tentulah harus khusus dan berbeda dari tempat duduk para petugas lain. Tetapi seorang tokoh umat tidak perlu mendapat kursi khusus diantara tempat duduk umat, karena tempat duduk khusus hanya diberikan untuk para petugas sesuai dengan peran dan tugasnya dalam rangka liturgi. KETIGA, ruang ibadat juga perlu memungkinkan pelaksanaan partisipasi atau keikutsertaan para petugas dan seluruh umat beriman dalam perayaan liturgi. Ruang ibadat memang harus membuat mudah bagi para petugas untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan lancar. Ruang ibadat juga perlu memungkinkan umat mudah berperan serta dalam perayaan liturgi menurut bagian dan tempatnya. Mimbar tentulah harus mudah dipandang setiap umat yang hadir, dengan demikian imam, lektor yang sedang bertugas di mimbar dapat dilihat dan suaranya didengarkan dengan umat. Umat juga perlu mudah untuk duduk, berdiri dan berlutut. Tata suara juga perlu penataan yang baik sehingga suara para petugas dapat mudah terdengar di seluruh ruangan ibadat. KEEMPAT, ruang ibadat harus juga mengungkapkan suasana doa dan mengantar umat ke dalam misteri iman yang dirayakan. Mestinya, begitu masuk ke ruang ibadat seseorang merasa dikondisikan untuk berdoa dan merasakan suasana sakral. Patung, gambar, lukisan, mosaik suci atau yang sesuai dengan jiwa liturgi tentulah mendukung suasana doa umat beriman. Kita sebagai umat yang hadir dalam ruang ibadat saat perayaan liturgi juga diharapkan turut berperan aktif, datang cukup awal, mempersiapkan diri dengan doa pribadi, menjaga kepantasan dalam berpakaian, sehingga suasana yang sakral dan suci dalam ruang ibadat benar-benar terjaga. sumber: Majalah Liturgi No.4 Vol. 17 2006 -4-
Dibawakan oleh RD. V. Rudy Hartono Jumat, 05 September 2014
PIKAT 5 – Sesi 1
PANGGILAN DAN PERUTUSAN KELUARGA DALAM PEWARISAN IMAN Pertemuan pertama PIKAT V ini hendak memberikan pencerahan tentang katekese keluarga, berkaitan dengan pewarisan iman. Pewartaan, Perbuatan dan Kesaksian Iman merupakan tiga aspek yang mendasari terwujudnya katekese iman. Pewartaan lahir dari pengalaman iman, perbuatan mengevaluasi kata-kata dan kesaksian iman meneguhkan apa yang diimani dan dihidupi.
Keluarga merupakan tempat dimana anak-anak menimba iman dari orang tua. Pewarisan iman dalam keluarga ini kemudian dilanjutkan dengan pendampingan dari paroki yang menyediakan kursus-kursus untuk pemantapan iman. Setelah menyelesaikan masa katekumenat, katekese umat dilanjutkan dengan katekese persiapan komuni pertama, katekese persiapan penerimaan sakramen penguatan, kursus persiapan perkawinan, hingga kembali lagi ke katekese bagi orang tua yang anaknya akan dipermandikan. Keluarga merupakan Gereja Kecil, Basis Hidup Beriman
Keluarga sesungguhnya merupakan gereja kecil atau disebut ecclesia domestica (gereja rumah tangga), yang artinya merupakan ruang belajar pertama dan utama untuk mengetahui, memahami dan menghayati nilai-nilai kerohanian. Keluarga perlu membangun suasana keimanan dengan rutin melakukan doa keluarga, orangtua menjadi figur pendoa, syukur keluarga, sharing keluarga, pertobatan keluarga, menggereja, dan menjadi keluarga missioner. Keluarga merupakan Basis Hidup Bersama
Sebagai Gereja Kecil, keluarga merupakan suatu diteguhkan dalam suatu perikatan spiritual dan janji mencapai kesejahteraan suami-istri, kelahiran Gereja Kecil, sebuah keluarga harus diisi saling hormat, menghargai, melayani, dengan interaksi dan komunikasi yang
Salah satu tugas keluarga sebagai orang tua harus membangun kecil, selain mendidik mereka aspek (intelektual, sosial, mental, ketrampilan, dsbnya). dalam mendidik anak yang pemahaman Kitab suci mengenai pendidikan iman, yakni Anak Allah (Mzm 127:3-5), Mengasihi (Mat 5:45), Mendidiknya dengan 22:6), Membimbing anak sedini mungkin (Ul keteladanan sebagai ungkapan konsistensi rahasia ini menjadi bekal pendidikan iman anak di kedisplinan dengan kasih sayang Tantangan Bagi Kehidupan Keluarga
persekutuan hidup bersama, yang telah dihadapan Allah. Yang bertujuan untuk dan pendidikan anak. Sebagai dengan kasih yang mendalam, kebahagiaan dan didukung baik.
Gereja Kecil adalah iman anak sejak dalam segala emosional, Ada lima rahasia beranjak dari keluarga dan adalah anugerah anak tanpa syarat kasih Allah (Ams 6:5-7), Memberikan satu orangtua (Ams 29:15,17). Kelima dalam keluarga, dan mengusahakan
Kita hidup dalam era digital dan arus informasi dunia tak berbatas, dan 98% anak dan remaja tahu tentang internet dan 79,5% diantaranya adalah pengguna internet. Internet memiliki 2 sisi yang positif dan negative. Oleh sebab itu orangtua punya hak, kewajiban, tanggungjawab untuk memilihkan dan memastikan media digital secara bijak untuk anak – anak mereka.
Terdapat keprihatinan yang muncul dalam sinode Uskup 2014 dan 2015. Yakni munculnya paham – paham yang dianggap diluar norma seperti pernikahan tanpa upacara dan tanpa ikatan, pernikahan sejenis, pendampingan
-5-
anak adopsi pernikahan sejenis, pernikahan beda gereja, pernikahan beda agama atau ateis, single parent, poligami, budaya “take and leave”, dan sebagainya. Keprihatinan tersebut menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh keluarga. ** (Bapak Nico Mardiansyah, moderator PIKAT 5 Sesi 1 dan anggota DPH Sanmare)
DOKUMEN KERJA SINODE PARA USKUP SEDUNIA TENTANG KELUARGA Dokumen ini memuat jawaban dari konferensi-konferensi wali gereja di seluruh dunia, menggambarkan situasi global katekese keluarga demikian: (51.) Ada berbagai banyak jawaban yang serupa dari berbagai benua berkaitan dengan persiapan perkawinan. Kami menemukan banyak sekali kursus-kursus di paroki atau di seminari, retret doa untuk pasangan, yang melibatkan baik imam dan volunteer, pasutri yang matang dalam pengalaman hidup berkeluarga sebagai pemrakarsa. Dalam kursus-kursus persiapan perkawinan ini, beberapa tujuan yang ingin dicapai adalah: relasi pasangan, kesadaran dan kebebasan dalam pilihan, pengenalan tugas-tugas sebagai pribadi, sebagai anggota masyarakat dan sebagai umat beriman, pengulangan katekese inisiasi dengan memberi perhatian secara khusus pada sakramen perkawinan serta mendorong keterlibatan pasangan pada kehidupan menggereja di lingkungan dan di masyarakat (52) Beberapa jawaban dari konferensi para uskup juga menggarisbawahi kurangnya perhatian para calon pengantin pada kursus persiapan perkawinan. Untuk menghindari hal ini, coba digerakkan berbagai macam bentuk katekese yang berbeda: untuk kaum muda sebelum berpacaran, untuk orang tua dari kaum muda yang sedang berpacaran, bagi pasutri yang sudah menikah, untuk mereka yang terpisah, untuk persiapan pembaptisan, untuk mengenal dokumen-dokumen Gereja tentang perkawinan. Di beberapa negera, ada kursus persiapan perkawinan yang serius, yang memberi penekanan pada peran kaum perempuan. Hal ini ditangkap agak berbeda terutama di daerah dimana sekularisasi dirasa sangat kuat, dimana ditengarai ada jarak antara para calon pasangan dengan ajaran Gereja. Kursus-kursus yang panjang dan menjemukan mulai dihindari. (53) Beberapa Konferensi Uskup mengeluh sering terjadi bahwa calon pengantin baru, kerap muncul di paroki pada menit terakhir, dengan telah menetapkan tanggal pernikahan, bahkan ketika pasangan memiliki beberapa aspek yang membutuhkan perhatian khusus, seperti dalam kasus disparitas kultus (antara orang yang dibaptis dan tidak dibaptis ) atau karena formasi katekese iman kristiani yang miskin. Konferensi wali Gereja dari belahan dunia yang lain mengingatkan juga bagaimana perjalanan menuju persiapan Sakramen Perkawinan telah mulai membaik dalam beberapa dekade terakhir, sembari makin berupaya untuk mentransformasi "program-program kursus yang tidak berrelasi satu sama lain" menjadi sebuah "program berkesinambungan", dengan melibatkan para imam dan pasutri. Perlu dicatat bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini, isi program kursus-kursus perkawinan telah mengalami perubahan substansial: dari program hanya berorientasi sakramen, menuju program berkarakter pewartaan iman. (54) Ditemukan juga beberapa insiatif yang sangat baik di beberapa belahan dunia: komunitas baru yang mendorong retret, perjumpaan pribadi, kelompok doa, refleksi dan sharing, peziarahan, festival, kongres nasional dan internasional tentang keluarga. Namun, kerap dipahami program ini sebagai sebuah usulan wajib, daripada sebuah kemungkinan pertumbuhan dimana seseorang bisa bebas untuk bergabung. Saat penting lain adalah wawancara persiapan perkawinan dengan pastor paroki. Ini adalah saat penting bagi semua pasangan. Seringkali dikeluhkan bahwa hal ini tidak cukup dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk berdiskusi lebih dalam, dan terjebak pada formalitas belaka. (55) Banyak jawaban dari Konferensi Wali Gereja juga di tempat lain menyatakan bahwa program kursus yang ditawarkan, berusaha untuk memperkenalkan topik baru seperti kemampuan untuk mendengarkan pasangan, kehidupan seksualitas serta metode penyelesaian konflik perkawinan. Dalam beberapa konteks, yang ditandai dengan tradisi budaya maskulinisme, disinyalir beberapa sikap yang kurang memberi rasa hormat terhadap perempuan, sehingga latihan dari suami-istri tidak sesuai dengan timbal balik antara orang-orang yang bermartabat sama. P.Alfonsus Widhiwiryawan, SX. -6-
JADWAL LITURGI MINGGU BIASA XXV – 20 & 21 Sept
MINGGU BIASA XXVI – 27 & 28 Sept
Sabtu, 20 September, pukul 17.00 Koor dan Tatib: Sta. Helena - III
Sabtu, 27 September, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Yoh de Britto – I
Bacaan: Yes. 55:6-9; Mzm. 145:2-3,8-9,17-18;Ul:18a; Flp. 1:20c-24,27a; Mat. 20:1-16a Saran Lagu: PS 321, 662, 663, 670, 684, 688, 694, 816, 962
Bacaan: Yeh. 18:25-28; Mzm. 25:4bc-5,6-7,8-9;Ul:6a; Flp. 2:1-11; Mat. 21:28-32 Saran Lagu: PS 381,369,585,598, 600, 601, 603, 655, 815, 962
Petugas Lektor : Angelina Wardhani E & Cecilia Andria Permata Sari Putra/i Altar: Catherine Inez Maharani P., Giacinta Maretha Prita Pradita, Renaldo Antonius Putra, Graciella Antonius Putri, Timotius Gerwyn Jovian, Joety Johannes Aaron Bongku, Maria Ajeng Cipta Wening, Dylan Alexander Christanto, Jonathan Stevandhy , Kevin Stevandhy Prodiakon: F.X. Margiono, Gunawan Wibowo, Hexana Tri Sasongko, Joachim Sulistyo, Kamilus Arifin , Paul August Liqui, Rudy Trisnanta, Antonius Indarahardjo
Petugas Lektor : Putra/i Altar: Lukas Setya A.C.P, Ignathius Rahardianto Patiung, Vincentius Kevin Anggoro Redak Muda, Vinsensa Dianda Mayreena, Agatha febriyanti Napitupulu, Laurentia Judith Vannessa Rahmadi, Timotius raymond Housea Lalawi, Felicia Safira Rahardjo, Fransisca Vannia Rahmadi, Ivana Permata Ariesta Prodiakon: Martha Maria Elfian, Rinto Setiono, Tri Darmawati, Albertus Bambang K.R., Benni Saptiyanto, Engelbertha Dumatubun, Gregorius Utomo, Heru Santosa
Minggu, 21 September, pukul 06.30 Koor dan Tatib: St. Ursula - II
Minggu, 28 September, pukul 06.30 Koor dan Tatib: Sta. Regina – II
Minggu, 21 September, pukul 09.00 Koor dan Tatib : Sta. Yosep.Bahkita - VI
Minggu, 28 September, pukul 09.00 Koor dan Tatib : PSA Wil. IV
Minggu, 21 September, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Gregorius - IV
Minggu, 28 September, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Thomas Rasul – VI
Petugas Lektor : Maria Stella K & Anastasia Agnes Putra/i Altar: Kevin Bagas K., Theresia Avillia Revabelle Maharani, Issabella Titta Iswadi, Felicitas Tania Elvina, Caroline Susan Mahadewi Gadis Amara, Maria Fransiska Chelsea Novelia Prodigma, Agata Anjani Cita Permata Kusuma, Seraphine Archangela Giriani Oktafandi, Benedictus Raymardi, Fransiska Yuka Yulia Prodiakon: Djonowardjoko, F.X. Soehartono, Hadi Susanto, Joannes Suharno, Kristian Ong, PGL Sarwanawadya
Petugas Lektor : Minche & L. Wiyono Putra/i Altar : Gregorius Rio Alfrian, Nicolas Yabes Condi, Alvin Kindy Setiawan, Gabriela Alexander Putri, Peter Bradley, Fransiska Wahyuni Novita Kristiyani, Estherania N, Brigitta Stephanie, Immanuel Xestospongiamura, Margaretha Yosilia Paskalovana, Benedict Matthew Sukieche, Helena Keren Imanuela Prodiakon: Susman Riyadi, Adrianus Nggala, Antonius Nelwan, Donanta Octaviardi, Frans Narendra, Haryono Widarta, Ignatius Soeprapto, Johanes Sumardi, Prima Widii H., Temmy Royani, Agung Wahju, Dwi Respati, GD Noegroho TR, Hendrawan Thiodorus, Ignatius Sudarmadi, Johanna Kindangen, Maria Yoke Edna, Probel Gultom
Petugas Lektor : Anna Retno Hapsari & Elisabeth Ratih Putra/i Altar: Stevanus Winata, Gabriel Randall W, Theresia Aurora Rosarian Adliana, Fransiska Patricia Kristina , Gabriela Liviana, Priskila Nathania Edrea Haryanto, Adrian Alfa Sebastian kullit, Christover Aldy S.U., Mikael Josafat, Timothy
Petugas Lektor : Putra/i Altar: Catherine Inez Maharani P., Gabriel Randall W, Irenne Yudia Hagaina Tariga, Yohanes Purba Sangga Becik, Shannon Wijaya, Felicitas Tania Elvina, Caroline Susan Mahadewi Gadis Amara, Maria Fransiska Chelsea Novelia Prodigma, Agata Anjani Cita Permata Kusuma, Seraphine Archangela Giriani Oktafandi Prodiakon: Ingewati Kusuma, Joko Galungan, Mudjihardjo, RM. Soedjono Respati, Veronika Kani, Aloysius Bambang
Petugas Lektor : Putra/i Altar : Gregorius Septaviel Kenzie, Benedicta Aurelia Virenze, Reynado Theofano Ryo, Josephine Isabel Varella, Villda Regina, Anselmus Abimayung Prayudi, Antonius Rangga Hapsoro W, DeBritto Maurizt Angara Sitorus, Florentina Harly Kusnadi, Gabriella Putri, Theresia Aurora Rosarian Adliana, Fransiska Patricia Kristina Prodiakon: Deddy Kurniawan, F.A. Soedjarno, Gunawan Gunarso, Heru Yuniriyanto, Irwan Wijaya, Josz Juswanto, Okky Sentana, Romualdus Ponidjan, Victor Sudytio, Anna Retno H., Djoko Soetarno, F.X. Margiono, Gunawan Wibowo, Hexana Tri Sasongko, Joachim Sulistyo, Kamilus Arifin , Paul August Liqui, Rudy Trisnanta
Petugas Lektor : Putra/i Altar: Gregorius Rio Alfrian, Nicolas Yabes Condi, Alvin Kindy Setiawan, Gabriela Alexander Putri, Peter Bradley, Christina Simamora, Brigieth Rungo Rata, Hieronimus Raturangga, Maria Carmelita Ome Leba, Maria Carolina Itu -7-
Luke Lumy Prodiakon: Tjhong Vincentius, Agustinus Darmawan, Bayu Rajasa, Eko Prihadi, Georgino Godong, Heribertus Darno, Indri Prijatmodjo, Johannes Pudjiastoto
Leba Prodiakon: Antonius Indarahardjo, Djonowardjoko, F.X. Soehartono, Hadi Susanto, Joannes Suharno, Kristian Ong, PGL Sarwanawadya, Susman Riyadi
PENGUMUMAN 1. Misa dan Pertemuan Anggota Warga Senior (WARSEN) – Paroki Santa Maria Regina Diundang seluruh Warga Senior Paroki SanMaRe untuk turut hadir pada Misa yang diadakan hari Jumat, tanggal 19 September 2014 pukul 10.00 di Aula SanMaRe 2. Persekutuan Doa Karismatik Katolik – PDKK SanMaRe Mengundang untuk berdoa dan mendengarkan firman Tuhan pada hari Kamis tanggal 18 September 2014 pukul 19.30 di Aula SanMaRe. Yang dibawakan oleh Ibu Esther Kandau. Ditunggu kehadirannya. 3. BAPTIS BAYI Pembaptisan bayi dilaksanakan pada tanggal hari Minggu tanggal 28 September 2014 setelah misa pukul 09.00. Penyuluhan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 21 September pukul 16.00. Formulir dapat diperoleh di Sekretariat Paroki. 4. Akan saling menerimakan Pemberkatan Pernikahan sebagai Pengumuman ke II : a. Andre Tirto Utomo dari Lingk. Theresia dengan Glady Jeanni Anggraeni dari Bandar Lampung Barangsiapa mengetahui adanya halangan perkawinan dimohon menghubungi pastor paroki. Para Calon Pengantin yang mau menikah wajib menemui Pastor Paroki, minimal 3 bulan sebelum pelaksanaan pernikahan. 5. Ulang Tahun Perkawinan Perayaan ekaristi ulang tahun perkawinan bulan Juli dan bulan Agustus diadakan pada hari Sabtu, 27 September 2014, pukul 17:00 di Gereja SanMaRe. Bapak-ibu yang merayakan ulang tahun perkawinan dapat mendaftarkan diri di Sekretariat Paroki. LOWONGAN PEKERJAAN : Dibutuhkan Drafter 3 D Maker utk Interior & Architecture. Menguasai Program 3 D Rendeering (Sketcuo/max), Program Auto Cad memiliki keahlian gambar teknik). Bisa Adobe Photoshope. CV/Portofolio diemail :
[email protected]
LOWONGAN PEKERJAAN: Dibutuhkan Supir Pribadi berpengalaman. Umur min. 25 thn. Tinggal di Bintaro. Peminat hubungi : 0812 133 89678 atau 08164851041 dengan Anton untuk membuat perjanjian
LOWONGAN PEKERJAAN: Gereja SanMaRe membutuhkan tenaga lulusan STM Listrik untuk pengelolaan gedung, laki-laki, pengalaman minimal 1 tahun, bisa mandiri, ulet berkepribadian baik. Diutamakan beragama Katolik, sehat jasmani dan rohani, loyal terhadap lembaga dan pekerjaan. CV & lamaran diserahkan langsung ke Sekretariat Paroki SanMaRe. Bpk. Mardi
DIJUAL/ OVER KREDIT Apartement Bintaro Plaza Residences. Sisa Angsuran tinggal 10X @ Rp 32.681.000,-. Type 2 BR-C Lt. 19 Pool View. Pemnat Serius Hubungi Ibu Lina No. Telp. 082113395148, 087889675470
IKLAN BARIS – Wahana bagi umat yang ingin mengiklankan informasi lowongan pekerjaan, mencari pekerjaan atau jasa usaha pribadi. Materi iklan diserahkan ke sekretariat paroki setiap hari kerja atau email ke:
[email protected] -8-