173
DAFTAR PUSTAKA Abdurachman, Saridan, A dan Lanniari, I. 2009. Potensi riap diameter jenis aqualaria malaccensis LMAK di hutan alam produksi Labanan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. VI (1):1-11. Adinugroho, W. C., Suryadiputra , I.N.N., Bambang, H. S dan Labueni, S. 2005. Panduan pengendalian kebakaran hutan dan lahan gambut untuk pertanian berkelanjutan. Proyek Climate Change, Forest and Peatlands in Indonesia. Wetlands International- Indonesia Programmed an Wildlife Habitat Canada. Bogor. Indonesia. Alhusin, S. 2003. Aplikasi statistik praktis dengan menggunakan SPSS 10 for Windows. Graha Ilmu. Yogyakarta. Antonova, G dan Stasova, V. 1993. Effects of environmental factors on wood formation in Scots Pine stems. Trees 7: 214-219. Apriyantono, A., Dedi,F., Ni Luh, P., Sedarnawati dan Slamet, B. 1989. Analisis pangan. Bekerjasama dengan PAU Pangan dan Gizi IPB. Institut Pertanian Bogor Press. Balai Pengelolaan (BP) DAS Kahayan. 2013. Rencana teknis rehabilitasi hutan dan lahan. Dinas Kehutanan provinsi Kalimantan Tengah. Bahtimi, Y. 2009. Jelutung (Dyera, spp) dan Strategi pengembangan di lahan rawa Kalimantan Selatan sebagai penunjang peningkatan ekonomi masyarakat lokal.
(diunduh 12Agustus 2010). Barchia, M. F. 2006. Gambut agroekosistem dan transformasi karbon. Gadjahmada University Press.Yogyakarta. Budiningsih, K dan Effendi, R. 2013. Analisis kelayakan finansial hutan tanaman jelutung (Dyera polyphylla) di Kalimantan Tengah. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 1 (1); 17-23. Burhanudin. 2011. Asosiasi jamur Mikoriza arbuskula dengan perepat (Combretocarpus rotundatus Miq) dan jelutung (Dyera lowii Hook.f.) di lahan gambut. Disertasi. UGM Yogyakarta. Tidak dipublikasikan.
174
Climate Change Forest and Peatlans in Indonesia. 2004a. Pengelolaan lahan gambut berkelanjutan. Seri Pengelolaan Hutan dan Lahan Gambut 02. Ditjen Bina Bangda, Wetlands International-Indonesia Programme dan Wildlife Habitat Canada. Bogor. .................................................... 2004b. Pengelolaan lahan gambut berkelanjutan. Seri Pengelolaan Hutan dan Lahan Gambut 03. Ditjen Bina Bangda, Wetlands International-Indonesia Programme dan Wildlife Habitat Canada. Bogor .................................................... 2004c. Pengelolaan lahan gambut berkelanjutan. Seri Pengelolaan Hutan dan Lahan Gambut 04. Ditjen Bina Bangda, Wetlands International-Indonesia Programme dan Wildlife Habitat Canada. Bogor. Climate Change Forest and Peatlands in Indonesia. 2005. Pengelolaan lahan gambut berkelanjutan. Seri Prosiding 07. Ditjen Bina Bangda, Wetlands International-Indonesia Programme dan Wildlife Habitat Canada. Bogor. Dalimunthe, A.2004. Biosintesis Lateks. Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Diunduh 10 September 2014. Dove, M.R.1994. Transition from forest rubbers to Hevea brasiliensis (Euphoriaceae) among Tribal Smallholders in Borneo. Economic Botany. 48 (4): 382-396. Die, A., Kittin, P., Kouame, F.N., Bulcke, J.V., Acker, J.V and Beeckman, H. 2012, Fluctuations of cambial activity in relation to precipitation result in annual rings and intra-annual growth zones of xylem and phloem in Teak (Tectona grandis) in Ivory Coast. Annals of Botany. April 1-13. (Diunduh 20 Juli 2012) Driessen, P.M.1978. Peat soils. Soil and rice. IRRI. Los Banos, Philippines. 766779 Forest Watch Indonesia/Global Forest Watch. 2001. Keadaan hutan Indonesia. Bogor , Indonesia: Forest Watch Indonesia dan Washington D.C.: Global Forest Watch. Gubernur Kalimantan Tengah. 2012. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah nomor 36 tahun 2012, tentang rencana aksi daerah penurunan emisi gas rumah kaca (RAD-GRK).
175
Hairiah, K dan Rahayu, S. 2007. Pengukuran karbon tersimpan di berbagai macam penggunaan lahan. Bogor. World Agroforestry Centre - ICRAF, SEA Regional Office, University of Brawijaya, Indonesia. 77 p. Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. Hariadi, K. 2009. Kawasan Hutan dan Kebijakan Pengelolaan Hutan di Kalimantan Tengah. Makalah, disampaikan pada seminar PERSAKI. Haygreen, J.G dan Bowyer, J.L.1993. Hasil hutan dan ilmu kayu, suatu pengantar (terjemahan). Diterjemahkan oleh Hadikusumo, S A. Editor oleh Prawirohatmodjo,S.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hokka, H., Jaakko, R., Jukka, L. 2008.Quantifying the interrelationship between tree stand growth rate and water table level in drained peatland sites within Central Finland. Can. J. For. Res. 38(7): 1775–1783 Hopkins, D.W. 1997. Decompotition in peaty soil improved for pastoral agriculture. Soil Use Management.13, 104-106. Howery, D., Passerello, L., Pullo, A and Hillary, T. 1998. Effects of precipitation on annual growth rate in Populus tremuloides; an analysis of genetic variation in growth response to water availability within a population of Trembling Aspen. Article. Biological Station, University of Michigan. Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia. Badan Litbang Kehutanan Jakarta. Hidayati, F., Ishiguri, F., Iizuka, K., Makino, K., Tanabe, J., Marsoem, S.N., Na’iem, M., Yokota, S dan Yoshizawa, N.2013. Growth characteristics, stress-wave velocity, and Pilodyn penetration of 15 clones of 12-year-old Tectona grandis tress planted at two different sites in Indonesia. J wood Sci 59:249-254. Hidayati, R.D., Charles, CH.T., Agung, N dan Iwan, A. 2006. Pemberantasan illegal logging dan penyelundupan kayu: menuju kelestarian hutan dan peningkatan kinerja sektor kehutanan.Wana Aksara. Jakarta. Hillis, W.E.1987. Heartwood and tree exudates. Springer-Verlag.Berlin Heidelberg New York. London. Paris. Tokyo. Irwan, Z.D. 2003. Prinsip-prinsip ekologi dan organisasi, ekosistem, komunitas dan lingkungan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
176
Istomo,Tajudin, E.K., Tata, M.H.L., Sumbayak, E.S.S dan Rahma, A. 2010. Evaluasi sistem silvikultur hutan rawa gambut di Indonesia. ITTO-CITES Project bekerjasama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Kementrian Kehutanan. Bogor. Kasmudjo. 2011. Hasil hutan non kayu, suatu pengantar. Cakrawala Media. Yogyakarta. Keeland, B.D and Sharitz. 1993. Accuracy of tree growth measurements using dendrometer bands. Can.J.For.Res. 23: 2454-2457. Kurnain, A. 2005. Dampak kegiatan pertanian dan kebakaran terhadap biogeokimia lahan gambut ombrogen. Disertasi. UGM Yogyakarta. Tidak dipublikasikan. Kozlowski, T dan Stephen, G.P. 1997. Growth control in woody plants. Academic Press. San Diego-London-Boston-New York- Sydney-TokyoToronto. Krisnawati, H., Kallio, M dan Kanninen, M. 2011 Aleurites moluccana (L.) Willd. ekologi, silvikultur dan produktivitas.CIFOR, Bogor, Indonesia. Lembaga Biologi Nasional-LIPI. 1980. Kayu Indonesia. PN Balai Pustaka. Jakarta. Langenheim, J.H. 2003. Plant resins chemistry, evolution, ecology, and ethnobotany. Timber Press.Portland-Cambridge. Limin, S.H., Jaya, A., Siegert, F., Jack, O. R dan Suzan, E.P dan Boehm, H.D.V. 2002. Tropical peat and forest fire in 2002 in Central Kalimantan, Its characteristics and the amount of carbon released. Proceding of the 12th International Peat Congres. Finland, 6-11 June 2004. 679-685. Makinen, H., Seo, J.W., Nojd, P., Schmitt, U dan Jalkanen, R.2007. Seasonal dynamic, of wood formation: a comparison between pinning, microcoring and dendrometer measurements. Eur JForest Res 127: 235-245. Manan, S. 1997. Silviculture, handbook of Indonesian forestry. Second edition. Forestry Department of the Republic of Indonesia. Jakarta. Mandang,Y.I dan Pandit, I.K.N. 1997. Pedoman identifikasi jenis kayu di lapangan. Disunting oleh Prawirohadmodjo, S. dan Danimihardja, S. Yayasan PROSEA, Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan, Bogor.
177
Manitto, P.1981. Biosintesis produk alami (biosynthesis of natural products). Diterjemahkan oleh Koensoemardiyah. Cetakan ke1 Semarang: IkIP Semarang Pres. Marcati, C.R., Angyalossy, V dan Evert, R.F.2006. Seasonal variation in wood formation of Cedrela fissilis (Meliaceae). IAWA 27: 199-211. Martawijaya, Kartasudjana, I., Mandang, I., Parawira, S.A dan Kadir, K. 1981. Atlas kayu Indonesia. Jilid I. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan Republik Indonesia, Bogor. Marsoem, S.N. 2004. Pembangunan hutan tanaman Acacia mangium pengalaman di PT. Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan. PT Musi Hutan Persada. ...........................2008. Kayu teras dan exudate. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjahmada. Yogyakarta. ……………….. 2010. Tree Growth, wood formation, and climate change. Faculty of Forestry, Universitas Gadjahmada. Yogyakarta. Metarius. 2007. Pengelolaan lahan gambut kritis dengan penanaman karet dan jelutung. Laporan penelitian. Proyek Comunity Empowerment and Participatory Institute (CEPI). Palangkaraya. Kalimantan Tengah. Mudatsir, 1995. Studi pertumbuhan Jati (Tectona grandis L.f) melalui pendekatan analisis batang di wilayah KPH Randublatung Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Skripsi. UGM Yogyakarta. Tidak Dipublikasikan. Murdiyarso, D., Upik, R., Kurniatun, C., Lili, M., Nyoman, I. N. S dan Jaya, A. 2004. Petunjuk lapangan: pendugaan cadangan karbon pada lahan gambut. proyek climate change, forest and peatlands in Indonesia. Wetlands International- Indonesia Programmed an Wildlife Habitat Canada. Bogor Indonesia. Mpapa, B.L. 2012. Laju pertumbuhan, sifat anatomi dan sifat fisika kayu jabon merah (Anthocephalus macrophyllus) yang tumbuh di kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Thesis, UGM Yogyakarta.Tidak dipublikasikan. Najiyati, S., Lili, M dan Nyoman , I.S. 2005. Panduan pengelolaan lahan gambut untuk pertanian berkelanjutan. Proyek Climate Change, Forest and Peatlands in Indonesia. Wetlands International- Indonesia Programmed an Wildlife Habitat Canada. Bogor.Indonesia. Njukeng, J.N., Muennyi, P.M., Ngane, B.K dan Ehabe, E.E. 2011. Ethepon stimultion and yield response of some Hevea in the humid forest of South West Cameroon. International Journal of Agronomy. Vol 11. 5 Hal.
178
Nobuchi, T., Ogata, Y dan Siripatanadilok. 1995. Seasonal characteristics of wood formation in Hopea odorata and Shorea henryana. IAWA Journal. 16 (4), 361-369. Noor, M. 2001. Pertanian lahan gambut potensi dan kendala. Kanisius Yogyakarta. Nuyim, T. 2005. Manual on peat swamp forest rehabilitaton and planting in Thailand. (Translation) Warisan Sdn Bhd. Kuala Lumpur Malaysia. Ohashi, S., Okada, N., Nobuchi, T., Siripatanadilok, S dan Veenin, T. 2009. Detecting invisible growth rings of treesin seasonally dry forests in Thailand: isotopic and wood anatomical approaches. Trees 23:814-822. Ohlson, M. 1995. Growth and nutrient characteristic in bog and fen population of Scots pine (Pinus sylvestris). Plant and Soil 172; 235-245. Oladi, R., Pourtahmasi, K., Eckstein, D and Brauning, A. 2011. Seasonal dynamics of wood formation in Oriental beech (Fagus orientalis Lipsky) along an altitude gradient in the Hyrcanian Forest, Iran. Trees 2: 425-433. Page, S. E., Rieley, J.O., Shotyk, O., Shotyk, W and Wiess, D. 1999. Interdependence of peat and vegetation in a tropical peat swamp forest. Phil. Trans. Royal Soc.London. PP 1885-1897. Page, S.E., Rieley, J.O., Bohm, H.D.V., Siegert, F dan Muhamad, N.Z. 2000. Impact of the 1997 fires on the peatlands of Central Kalimantan, Indonesia. Proceedings of the 11th International Peat Congress. Quebec City, Canada. 962-970. Pesonen, E., Mielikainen dan Makinen, H. 2004. A new girth band for measuring stem diameter changes. Forestry. 77 (5), 431-439. Palhares, D., Paula, J.E., Luiz, A,R.P and Conceicao, E.S.S. 2007. Comparative anatomy of the bark of stems, roots and xylopodia of Brosimum gaudichaudii (Moraceae). IAWA Journal. 28 (3), 2007: 315–320. Pamoengkas, P dan Junior, P. 2011. Pertumbuhan meranti merah (Shorea leprosula Miq) dalam sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (studi kasus di areal IUPHHK-HA PT. Sari Bumi Kusuma Kalimantan Tengah). Jurnal Silvikultur Tropika. 2 (01), 2011:9-13. Panshin, A.J dan De Zeeuw, C. 1970. Textbook of wood technology. Fourth Edition. Mc Graw Hill Book Company, New York, USA.
179
Priyadarshan, P.M. 2011. Biology of Hevea rubber. CABI North American USA Profil Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah. 2012. 33 Provinsi profil kehutanan. WWW.dephut.go.id. Diunduh 9 Agustus 2014 Radjagukguk, B., Sri, H., Ahmad, K dan Akhmat, S. 2000. Panduan analisis laboratorium untuk gambut. Universitas Gadjahmada. Yogyakarta. Radjagukguk, B. 2000. Perubahan Sifat-Sifat Fisik dan Kimia Tanah Gambut Akibat Reklamasi Lahan Gambut Untuk Pertanian. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 2 (1): 1-16 …………………..2004. Developing sustainable agriculture on tropical peatland : challenges and prospect. Proceding of the 12th International Peat Congres. Finland, 6-11 June 2004. 707-711. Riwandi. 2002, Sifat kimia gambut dan derivat asam fenolat: komposisi unsur vs spektra UV-VIS ekstrak gambut dengan natrium-pirofosfat. Jurnal Ilmuilmu Pertanian Indonesia. Vol 4 (1): 35-41. Romero, C. 2010. Bark Ecology. ECOLOGY INFO. Ecology Online Sweden. Diunduh 30 Agustus 2010. Rosera, H. 2004. Pengalaman PT. Dyera Hutan Lestari (DHL) dalam Pengembangan Hutan Tanaman Industri di Areal Lahan Gambut Direktur Produksi Pt. Dyera Hutan Lestari Jambi. Makalah. Climate Change, Forests and Peatland’s in Indonesia. Wetlands International.245-253. Ryan, M.G. 2010.Temperature and tree growth (editorial). Tree Physiology 30, 667-668. Sajarwan. 2007. Kajian karakteristik gambut tropika yang dipengaruhi oleh jarak dari sungai, ketebalan gambut dan tipe hutan di daerah aliran sungai Sebangau. Disertasi, UGM Yogyakarta. Tidak dipublikasikan. Sarkkola, S., Hokka, H., Koivusalo, H., Nieminem, M., Ahti, E., Paivanen, J. dan Laine, J.2010. Role of stand evapotranspiration in maintaining satisfactory drainage conditions in drained peatlands. Can.J.For.Res. 40:1485-1496. Salisburry, F.B dan Ross, W. 1995. Fisiologi Tumbuhan (Plant Physiology) Jilid III. Diterjemahkan oleh Diah, R.L. ITB. Bandung
180
Santoso, H.B., Ronggo, S dan Ari S. 2008. Studi pembuatan kelas bonita pada tegakan Acacia mangium Willd di PT Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan. Jurnal Ilmu Kehutanan.II (1 ) Seo, J.W,. Eckstein, D dan Schmitt, U. 2007. The pinning method: from pinning to data preparation. Dendrochronologia 25: 79-86. Setiawan, D.H. dan Andoko, A. 2008. Petunjuk lengkap budi daya karet. PT Agro Media Pustaka. Jakarta. Sjarkowi, F. 2005. Is poverty eradication possible in peatland areas of Central Kalimantan, Indonesia. Proceding of the International Symposium and Workshop on Tropical Peatland. Palangkaraya 20-24 September 2005. Palangkaraya, Cental Kalimantan. Simbolon, H.2002. Proses Awal Pemulihan Hutan Gambut Kalampangan Kalimantan Tengah Pasca Kebakaran Hutan Desember 1997 dan September 2002. Research Center for Biology- Indonesian Institute Sciences. Bogor Indonesia. Simon, H. 2010. Perencanaan pembangunan sumber daya hutan timber management. Pustaka Pelajar.Yogyakarta. Soenardi, P. 1999. Struktur dan sifat-sifat kayu. Bagian Penerbitan Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta. ………….... 2001. Variabilitas sifat-sifat kayu. Bagian Penerbitan Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta. Sofiyuddin, M., Janudianto dan Perdana, A. 2012. Potensi pengembangan dan pemasaran jelutung di Tanjung Jabung Barat. Brief no 23. Bogor. Indonesia. World Agroforestry Center-ICRAF, SEA Regional Office. Suhardi, 1985. Proses-proses fisiologi di dalam tanaman. Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjahmada. Sutanto, R. 2005. Dasar-dasar ilmu tanah konsep dan kenyataan. Kanisius. Jakarta. Sulistiyanto. 2004. Nutrient dynamic in different sub types of ombrotropic peatswamp forest in Central Kalimantan, Indonesia. Dissertation.The University of Notingham.
181
Tata, H.L., Komar, T.E dan Sumbayak, E.S.S. 2012. Tinjauan dan evaluasi petak ukur permanen di hutan rawa gambut. Laporan Penelitian. ITTO CITES Project Bekerjasama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan.Bogor. Verheyden, A., Kairo, J.G., Beeckman, H dan Koedam, N. 2004. Growth rings, growth ring formation and age determination in the mangrove Rhizophora mucronata. Annals of Botany 94:59-66. Verheye, W. 2010. Growth and production of rubber. Soils, Plant Growth and Crop Production,Vol II. Encyclopedia of Life Support System (EOLSS). Wahyudi, I., Hartono, R dan Waluyo, T. 2009. Teknik penyadapan getah jelutung yang efektif dan ramah lingkungan untuk menghasilkan lateks bermutu tinggi bagian 1 kaitan pola penyebaran saluran getah dengan teknik penyadapannya. Lembaga Penelitian. IPB. Bogor. Waluyo, T.K dan Syamsu, Y. 2011. Pengujian sifat-sifat getah jelutung Hutan Tanaman Industri (HTI). Prosiding seminar nasional MAPEKI XIV. Yogyakarta. 333-338.
Waluyo, T.K dan Gusti, E.P. 2012. Kadar dan komposisi kimia resin yang terkandung pada getah jelutung. Prosiding seminar nasional MAPEKI XV. Makasar. 287-290. Williams, L. 1963. Laticiferous plants of economic importance IV jelutong (Dyera spp). Economi Botany. 17(2):110-126. Wong, S.K., Lim, Y.Y., Noor R.A dan Fariza, J.N. 2011. Assesment of antiprolifea and anti plasmodial activities of five selected Apocynaceae species. BMC Complementary an Alternative Medicine. 11:3 Yahya, S., Hamdan, S., Jusoh.I dan Hasan, M. 2010. Acoustic properties of selected tropical wood species. J.Nondestruct Eval 29:38-42. Yudohartono,T.P dan Herdiyanti, P.R. 2013. Variasi karakteristik pertumbuhan bibit Jabon dari dua provenan yang berbeda. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 1 (1); 7-16. Yulipriyanto. H. 2010. Biologi tanah dan strategi pengelolaaannya. Graha Ilmu. Yogyakarta.
182
Zobel, B.J., dan Van Buijtnenen, J.P. 1989. Wood variation: its cause and control. Springer-Verlag. Berlin Heidelberg New York London Paris Tokyo. Zuhra, C.F. 2006. Karet. Karya Ilmiah. Departemen Kimia. Fakultas MIPA Universitas Sumater Utara. USU Repository. Diunduh 10 September 2014.