ALAT KONTRASEPSI PIL KB DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PASAR IKAN KOTA BENGKULU Rusiandy STIKES Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Telp (0736) 23422 Email :
[email protected] ABSTRACT KB method which is cymbal by government among others is simple KB method (condom, periodic prohibicion, usage of spermicidal, broken sex). Effective Method Contraception (EMC) which consist of hormonal that is injection, Pill, and KB implant and also contraception method in womb (AKDR). From overall of this method have each advantage and disadvantage, Roof – Gutter Seed represent Region Work Curup Society Health Center have PUS KB Pill contraception consumer and resident amount compared to many Region Work other Curup Society Healh Center and result of common clinic visitor summarized book of Curup Society Healt Center from date of 1 January 2005 to 7 April 2006, amount of PUS with sigh of hypertension in Countryside Roof – Gutter seed amount to 71 people. This research aim is to get relation use of KB Pill contraception with Hypertension in regional Countryside Roof – Gutter seed of Curup Society Healt Center year 2006. This research use method research of analytic survey with Kohort Retrospektive design. Sample amount to 48 sample. Intake of sample done “Purposive Sampling” X2 value of tables at = 0,05 and df = 1 is 3,841. Hence X 2 count < X 2 of tables with P value > 0,05 and RR = 1. From this result hence its hypothesis test is Ho meaning there is no relation between KB Pill contracepsion consumer with occurrence of hypertension accepted and there is no difference between KB Pill contraception consumer and IUD contraception consumer for the occurrence of hypertension in regional countryside Roof – Gutter Seed of job Curup Society Healt Year 2006 (RR=2,354;95%CI: 0,833–6,642). Require to perform counseling to PUS about side effects which can be generatied by KB contraception to PUS so that earning protected from hypertension disease. Keyword: Contraception KB Pill, Hypertension. PENDAHULUAN
tokoh dunia telah mencanangkan gerakan Keluarga Berencana (KB). Dari hasil pertemuan tersebut terbentuklah sebuah organisasi dunia yaitu National Birth Control League pada tahun 1917 dan pada tahun
Laju pertumbuhan penduduk di dunia berkembang dengan pesat. Untuk menahan laju pertumbuhan penduduk tersebut maka beberapa 1
1921 diadakannya American National Birth Control Conferensi dan hasil konferensi tersebut adalah pendirian American Birth Control League dengan Margareth Sanger menjadi ketuanya dan mulailah diikuti oleh negara–negara lainnya diseluruh dunia termasuk Indonesia (Hartanto, H, 1943). Untuk mengangkat derajat kehidupan bangsa maka pemerintah melaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan Keluarga Berencana (KB). Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat diharapkan dapat manerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejaterah (NKKBS) yang berorientasi pada “Catur Warga“. Gerakan KB ini berumur panjang (sejak tahun 1970) dan masyarakat dunia mengangap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Masyarakat Indonesia menerima semua metode KB yang dicanangkan oleh pemerintah (BKKBN, 1991). Metode KB yang dicanangkan oleh pemerintah diantaranya adalah metode KB sederhana (kondom, pantang berkala, pemakaian spermisida, dan senggama terputus). Metode Kontrasepsi Efektif (MKE) yang terdiri dari hormonal yaitu Suntikan, Pil, dan Susuk KB serta metode kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Dari keseluruhan metode ini mempunyai keuntungan dan kerugian masing–masing (Hartanto, H, 1943). Di Propinsi Bengkulu pada tahun 2009 memiliki jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) 51.132 orang dan jumlah hasil pelayanan KB 46.270 orang, dengan rincian sebagai berikut: akseptor kontrasepsi
IUD 3.316 (7.16%) PUS, Implan 4.167 (9%) PUS, Pil 15.050 (32.5%) PUS, Suntik 21.307 (46.04%) PUS, Kondom 1.229 (2.65%) PUS, MOP 130 (0,28%) PUS, dan MOW 1072 (2.31%) PUS (Data Kegiatan Pasangan Usia Subur Propinsi Bengkulu Tahun 2009). Di Kecamatan Teluk Segara pada tahun 2009 memiliki jumlah PUS paling sedikit diseluruh kecamatan Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 3.553 orang dan jumlah peserta KB aktif 3.132 PUS, dengan rincian sebagai berikut: akseptor kontrasepsi IUD 199 (6.35 %) PUS, MOP 3 (0.1%) PUS, MOW 82 (2.62%) PUS, Implan 332 (10,60%) PUS, Suntik 1.551 (49.52%) PUS, Pil 896 (26.61%) PUS dan kondom 69 (2.20%) PUS (Laporan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu 2009). Sedangkan menurut Data Perkembangan KB Aktif di Kecamatan Teluk Segara tahun 2007, 2008 dan tahun 2009 diketahui bahwa di Puskesmas Pasar Ikan memiliki peningkatan jumlah PUS dari tahun ketahun dibandingkan dengan Puskesmas Kampung Bali. Pada tahun 2007 jumlah PUS sebanyak 1.987 PUS, tahun 2008 sebanyak 2.123 PUS dan pada tahun 2009 jumlah PUS di Puskesmas Pasar Ikan berjumlah 2153 PUS. Penggunaan masing – masing alat kontrasepsi juga mempunyai efek samping seperti Pil KB, selain menjarangkan kehamilan juga mempunyai efek samping yang lainnya, salah satunya adalah peningkatan tekanan darah (hipertensi). Hal ini dipengaruhi oleh estrogen dan progestin yang terkandung didalamnya. Penelitian Rohma Oktariani yang meneliti
2
tentang pengaruh pemakaian alat kontrasepsi hormonal dengan hipertensi dengan hasil penelitian bahwa pengguna kontrasepsi hormonal mempunyai resiko 3 kali dibandingkan dengan pengguna kontrasepsi bukan hormonal (Hartanto, H. 1943). Hipertensi merupakan salah satu dari sepuluh penyakit terbesar yang perlu diwaspadai karena penyakit ini dapat menyebabkan penyakit gagal jantung, stroke, gagal ginjal, dan sering disebut sebagai pembunuh diam – diam. Hipertensi telah dilaporkan kira-kira 5% wanita yang menggunakan Pil KB dan mungkin berkembang pada saat selama pemakaian Pil KB. Bila terdeteksi, maka kontrasepsi oral harus dihentikan dan dianjurkan untuk menggunakan metode kontrasepsi lainnya, dan biasanya hipertensi segera kembali normal (Benzion, T. 1994). Setiap tahun wilayah Puskesmas Pasar Ikan mengalami peningkatan pada penyakit hipertensi. Pada tahun 2007, jumlah hipertensi sebanyak 957 orang dan pada tahun 2008 sebanyak 1.050 orang dan pada tahun 2009 sebanyak 1.200 orang. Menurut hasil rekapan Buku Laporan Pengunjung Poli Umum Puskesmas Pasar Ikan tahun 2009, pengunjung PUS dengan keluhan hipertensi di Puskesmas Pasar Ikan berjumlah 325 orang (16.6%). Penelitian Lia Khairunisa (2004), dengan judul Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Pil KB dengan hipertensi di Desa Talang Benih Wilayah Kerja Puskesmas Talang Benih Curup dengan menggunakan desain penelitian
Khohor Retrospektif dengan metode pengambilan sampel Non Probabiliti Sampling dengan teknik Jugdment Sampling dan memperoleh hubungan yang tidak bermakna dengan RR=1,87 dibandingkan dengan pengguna IUD, dari 45 PUS di Puskesmas Talang Benih yang mengalami hipertensi berjumlah 12 (20,34%) PUS. Dari latar belakang diatas, terdapat bahaya hipertensi dan tingginya akseptor Pil KB serta adanya kesenjangan antara hasil penelitian Lia Khairunisa dengan teori Hanafi tahun 1943 dan Silvia tahun 1995 maka peneliti tertarik untuk membuktikan apakah ada Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Pil KB dengan Hipertensi di Puskesmas Pasar Ikan Tahun 2010 METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan desain Kohort, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan Retrospektif. Dengan kata lain, mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan efek melalui pendekatan longitudinal kebelakang (Notoatmodjo, 2003). Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian atau yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB yang berada di Wilayah Puskesmas Pasar Ikan tahun 2010 berjumlah 2.153 PUS. Sampel adalah sebagian besar keseluruhan objek penelitian yang dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2003). Cara pengambilan sampel pada penelitian
3
ini yaitu dengan menggunakan metode “Purposive Sampling“ yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu sebenyak 337 orang. Penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Pasar Ikan pada tanggal 23 Februari sampai 23 Maret tahun 2011 Dalam menganalisa data variabel Karakteristik individu, HASIL PENELITIAN
faktor sumber penularan dan faktor lingkungan rumah. Semua data yang telah terkumpul dianalisa dengan metode : Analisis Univariat dan Analisis Bivariat. Setelah data terkumpul dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, kemudian data dimasukkan kedalam tabel silang untuk dilakukan perhitungan Chi Square (X2).
Tabel 1 Distribusi responden kontrasepsi KB Pil dan IUD berdasarkan Usia dan Lama Penggunaan Kontrasepsi di Desa Talang Benih Puskesmas Curup tahun 2006 Variabel Minimum Maksimum Mean Median Standar Deviasi Usia 25 53 38,13 38,50 6,77 (tahun) Lama 5 21 9,44 8 6.46 Penggunaan (tahun) Dari tabel diatas diketahui bahwa berdasarkan usia responden, usia Minimum 25 tahun, usia Maksimum 53 tahun, Mean 38,13, Median 38,50 dan Standar Deviasi 6,77. sedangkan berdasarkan Lama
Penggunaan Kontrasepsi responden, lama penggunaan Minimum 5 tahun, lama penggunaan Maksimum 21 tahun, Mean 9,44, Median 8 dan Standar Deviasi 6,4.
Berdasarkan hasil analisi univariat diketahui bahwa dari 48 responden terdapat sebagian besar
(72,9%) Pengguna kontrasepsi KB Pil dan hampir sebagian (27,1%) Pengguna kontrasepsi IUD.
Tabel 1 Hubungan Penggunaan Kontrasepsi KB Pil dan IUD dengan Hipertensi di Desa Talang Benih Puskesmas Curup tahun 2006 Variabel Variabel Devenden Total X2 P Indevenden Tidak Hipertensi Hipertensi n % N % n % KB Pil 19 54,3 16 45,7 35 100 3,72 0,054 IUD 3 23,1 10 76,9 13 100 Total 22 45,8 26 54,2 48 100
4
Berdasarkan analisis Chi – Square diperoleh X2 hitung = 3,72 dimana nilai X2 tabel pada df = 1 dan = 0,05 adalah 3,841. Maka disimpulkan bahwa X2 hitung < X2 tabel dengan nilai P > 0,05 dan RR = 1. dari hasil ini maka uji hipotesisnya adalah Ho yang berarti tidak ada hubungan antara pengguna
kontrasepsi Pil KB dengan kejadian hipertensi diterima dan tidak ada perbedaan antara kelompok terpapar yaitu pengguna Pil KB dan tidak terpapar yaitu pengguna IUD untuk kejadian hipertensi di Desa Talang Benih Wilayah Kerja Puskesmas Curup Tahun 2006 (RR=2,354;95%CI: 0,833–6,642).
PEMBAHASAN Hubungan Penggunaan Kontrasepsi dengan Kejadian Hipertensi
menyatakan bahwa pada umumnya penyakit hipertensi terjadi pada orang-orang yang usia diatas 40 tahun dan juga dibuktikan oleh Made Astawan (2003) yang melakukan penelitian tentang faktor-faktor pemicu terjadinya hipertensi didapatkan bahwa hasil penelitian menunjukkan proporsi terbesar dari responden yang berusia 40 – 50 tahun (35,2%). Berdasarkan karakteristik lamanya pengguna kontrasepsi responden di Desa Talang Benih Wilayah Kerja Puskesmas Curup tahun 2006 bahwa lamanya penggunaan kontrasepsi responden yang terbanyak adalah antara 5 tahun dengan jumlah responden 12 responden (25%). Hal ini sesuai dengan pernyataan Manuaba (1998), lama penggunaan alat kontrasepsi hormonal selama 5 tahun, karena hal ini dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi dan jika terdapat keluhan yang berat harus segara dihentikan. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan pengambilan keputusan nilai P didapatkan P (0,054) > α (0,05). Artinya hasil yang didapatkan memberikan kesimpulan bahwa Ha (ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi KB Pil dengan
Penelitian ini menggunakan desain kohart retrospektif, responden yang berperan sebagai kelompok terpapar adalah pengguna kontrasepsi KB Pil, sedangkan yang berperan sebagai kelompok tidak terpapar adalah pengguna kontrasepsi IUD. Semua responden pengguna kontrasepsi berada di Desa Talang Benih Wilayah Kerja Puskesmas Curup tahun 2006, yang menggunakan kontrasepsi Pil KB berjumlah 35 PUS. Sedangkan responden pengguna kontrasepsi IUD hanya ada 13 PUS. Hal ini sesuai dengan pendapat Manuaba (1998) bahwa peserta kontrasepsi KB Pil merupakan peserta terbesar dibandingkan dengan peserta kontrasepsi KB lainnya. Dari pengolahan data secara univariat didapatkan bahwa dari 48 responden berdasarkan karakteristik usia responden di Desa Talang Benih Wilayah Kerja Puskesmas Curup tahun 2006 bahwa usia responden terbanyak adalah berusia < 40 tahun (56%) dan yang terkecil adalah berusia > 41 tahun (44%), ini bertentangan dengan teori Murbawani, E (2002) yang 5
hipertensi) ditolak, sedangkan Ho (tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi KB Pil dengan hipertensi) diterima. Hal ini bertentangan dengan teori Silvia (1995), menyatakan bahwa estrogen di dalam kontrasepsi oral bekerja dengan meninggikan kadar HDL kolesterol (Hight Desenty Lipoprotein/Lemak Rantai Panjang/Lemak Tak Jenuh), sedangkan progesteron merendahkan HDL dan meninggikan kadar LDL kolesterol (Low Desinty Lipoprotein/ Lemak Rantai Pendek/Lemak Jenuh). HDL kolesterol sulit dicerna oleh tubuh sehingga jumlahnya di dalam tubuh sedikit,. Dalam prosesnya HDL perlu dibantu dengan cairan empedu. Jika HDL kolesterol dalam tubuh tinggi akan melindungi pembuluh darah dari resiko Arteroskerosis. Berbeda dengan HDL, LDL kolesterol sangat cepat dicerna oleh tubuh karena hanya dengan bantuan enzim lipase lemak ini sudah dapat diserapkan oleh usus, sehingga jumlahnya sangat banyak di dalam tubuh, jika LDL kolesterol tinggi di dalam tubuh akan menyebabkan kolesterol darah meningkat, selain membuat jaringan defosit lemak semakin tebal juga membuat plek pada pembuluh darah (Arterosklerosis) yang akan menyebabkan lumen pembuluh darah menyempit dan kerja jantung harus maksimal agar seluruh organ perifer mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, jika hal ini dibiarkan, maka kompensasi jantung dengan tahanan perifer yang tinggi akan diimbangi dengan hipertensi. Hasil penelitian ini berbeda dengan teori Silvia (1995) hal ini
disebabkan karena: keterbatasan dalam penelitian ini, khususnya dalam jumlah sampel yang digunakan. Selain itu juga peneliti hanya meneliti hubungan antara penggunaan kontrasepsi KB Pil dengan hipertensi tanpa memperhatikan faktor-faktor yang lainnya seperti faktor berat badan, diet, kebiasaan merokok, serum lipid plasma dan komposisi dari kontrasepsi KB Pil yang dikonsumsi oleh responden yang juga sangat berpengaruh terjadinya hipertensi. Peneliti juga mengalami kesulitan dalam memperoleh data yang valid dari responden dalam hal keteraturan responden menggunakan satu jenis kontrasepsi KB Pil dan situasi dan kondisi responden saat ditensi karena lamanya penggunaan kontrasepsi tidak bisa diukur dengan alat pengukur yang tepat, hal ini dapat menimbulkan efek terhadap responden yang cukup berarti dan situasi dan kondisi saat ditensi sangat mempengaruhi nilai sistol dan diastol (tekanan darah) responden SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa X2 hitung < X2 tabel dengan nilai P > 0,05 dan RR=1. Dari hasil ini maka uji hipotesisnya adalah Ho diterima dan tidak ada perbedaan antara kelompok terpapar yaitu pengguna Pil KB dan tidak terpapar yaitu pengguna IUD untuk kejadian hipertensi di Desa Talang Benih Wilayah Kerja Puskesmas Curup
6
Tahun 2006 0,833–6,642).
(RR=2,354;95%CI:
Jakarta: harapan
SARAN
Pustaka
Sinar
Katzung, 1989. Farmakologi Dasar dan Klinik Vol.3. Jakarta: EGC. Manuaba, G.B.I. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Murbawani, E, 2002. Hipertensi sebagai Bom Waktu. Diakses dari: http://www.suaramerdeka.co m. Notoatmodjo, S, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed. revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Puskesmas Pasar Ikan, 2007. Data Jumlah PUS di Puskesmas Pasar Ikan dan Jumlah PUS yang menderita Hipertensi , 2008. Data Jumlah PUS di Puskesmas Pasar Ikan dan Jumlah PUS yang menderita Hipertensi , 2009. Data Jumlah PUS di Puskesmas Pasar Ikan dan Jumlah Peserta KB Aktif dan KB Baru ,2009. dan Jumlah PUS yang menderita Hipertensi Silvia,1995, Patofisiologi. Jakarta: EGC. Walf,H. (1984). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: PT. Grapadian Gaya.
Bagi Puskesmas, BKKBN, dan Kader, agar dapat menciptakan kondisi kesehatan yang optimal pada pengguna KB dengan cara memberikan informasi melalui penyuluhan kesehatan tentang efek samping yang dapat ditimbulkan oleh kontrasepsi KB terhadap PUS sehingga PUS dapat memilih alat kontrasepsi yang tepat, nyaman dan aman sehingga PUS dapat mengurangi resiko terjadinya hipertensi. DAFTAR PUSTAKA BKKBN, 1991. Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Keluarga Sejahtera. Jakarta Benzion, Taber, 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, 2007. Laporan jumlah PUS di Kota Bengkulu. ,2008. Laporan jumlah PUS di Kota Bengkulu ,2009. Laporan jumlah PUS di Kota Bengkulu Francis, Greenspan, 1998. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Ed 4 Jakarta : EGC Hartanto, H. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.
7