Perkembangan dunia usaha di Indonesia, tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk dapat mengembangkan diri seluas-luasnya sejauh tidak menyimpang dari sasaran pembangunan nasional. Sasaran pembangunan nasional adalah pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, serta peningkatan kesejahteraan rakyat. Untuk dapat meningkatkan dunia usaha, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah memperbesar volume usaha di bidang industri dan jasa, yaitu dengan penambahan modal usaha. Kenyataan ini mengharuskan mereka untuk mencari dana ekstra guna melaksanakan kebijaksanaan penambahan modal tersebut. Penambahan modal merupakan bagian dari struktur keuangan suatu perusahaan, dimana struktur keuangan dapat dibagi dua bagian utama yaitu sumber pendanaan jangka pendek yang jatuh tempo pelunasannya kurang dari satu tahun dan sumber pendanaan jangka panjang yang pelunasannya lebih dari satu tahun. Dana tersebut dapat diperoleh dengan meminjam kepada pihak lain, yang salah satunya adalah lembaga keuangan seperti bank. Peranan bank sebagai agen pembangunan (agent of development), yaitu sebagai lembaga yang bertujuan mendukung pelaksanaan pembangunan nasional, mempunyai kegiatan utama yaitu menghimpun (funding) dan menyalurkan dana (lending). Kegiatan penyaluran dana ini dikenal juga dengan istilah pendanaaan, dimana salah satunya dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit. Resiko yang muncul atas pemberian kredit ini adalah kredit macet. Kredit macet terjadi jika kredit yang diberikan oleh bank kepada pihak swasta tidak dapat dilunasi tepat pada waktunya baik pokok pinjaman ditambah dengan bunga yang ditetapkan, sehingga dapat menekan dan mengurangi profitabilitas bank.
Kredit macet yang terjadi terutama disebabkan oleh faktor manajemen bank dalam melakukan analisis kredit yang tidak akurat, faktor pengawasan kredit yang lemah, analisis laporan keuangan yang tidak cermat, dan kompetensi dari sumber daya manusia yang masih lemah. Kredit macet dalam jumlah yang besar
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi. Dengan adanya kredit macet kegiatan bank akan terhambat sebab keuntungan utama suatu bank diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Selain itu, dampak psikologis yang akan terjadi adalah menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank. Untuk mencegah terjadinya kredit macet, maka beberapa persyaratan yang harus diperhatikan antara lain dalam hal pelaksanaan secara konsekuen prinsipprinsip perkreditan, memiliki kebijakan kredit yang baik dan up to date, dan harus mempunyai internal control yang baik. Untuk dapat memenuhi beberapa persyaratan tersebut, maka yang perlu diperhatikan adalah pelaksanaan analisa laporan keuangan pemberian kredit yang memadai maka resiko timbulnya kredit bermasalah dapat ditekan, sehingga pemberian kredit dapat dilaksanakan dengan baik dimana mengacu pada persyaratan-persyaratan yang telah disebutkan tadi. Demikian pula analisis laporan kelayakan dalam pemberian kredit maka aspek-aspek tersebut juga tercakup didalamnya, selanjutnya dibutuhkan analisis kredit yang terdiri dari 7C (character, capacity, capital, collateral, condition of economic, covering, constraint), dan 3R (risk, rate, return) yang mana menjadi dasar dalam penentuan kelayakan pemberian kredit. Analisis 7C, dan 3R ini merupakan salah satu bagian dari praktek menekan pemberian kredit dalam dunia perbankan. Dimana dari hasil analisis ini dapat dinilai kemampuan debitur dalam mengembalikan pokok pinjaman serta bunga. Salah satu syarat untuk memperoleh kredit ialah debitur menyerahkan laporan keuangan, yang merupakan salah satu sumber informasi kredit yang paling penting. Laporan keuangan dapat memberikan informasi yang baik untuk menilai kinerja dan tingkat laba perusahaan, juga kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang masuk untuk keperluan operasi dan pembayaran pinjaman, serta mempertimbangkan aspek-aspek lainnya yang berhubungan dengan perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk memilih judul :
“Pengaruh Penerapan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Dalam Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Untuk Mengamankan Kredit Bank”.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka masalah yang akan diidentifikasi dalam penelitian adalah : 1. Apakah ketiga bank melaksanakan analisis laporan keuangan perusahaan (calon debitur) secara memadai. 2. Apakah proses pengambilan keputusan pemberian kredit pada bank sudah memadai. 3. Seberapa besar pengaruh penerapan analisis laporan keuangan perusahaan (calon debitur) dalam pengambilan keputusan pemberian kredit untuk mengamankan kredit bank pada ketiga bank yang diteliti.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
ini
dilaksanakan
dengan
maksud
untuk
memperoleh
pemahaman mendalam mengenai pengaruh penerapan analisis laporan keuangan perusahaan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit untuk mengamankan kredit di PT Bank “X” (persero) Tbk., Jl. Dewi Sartika Bandung, PT Bank “Y” Tbk., Jl. Drg. Surya Sumantri Bandung, dan PT Bank “Z” Tbk., Jl. Raya Timur Cimahi. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah analisis laporan keuangan debitur telah dilaksanakan secara memadai oleh ketiga bank.
2. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan pemberian kredit yang telah dilakukan bank sudah memadai. 3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan analisis laporan keuangan perusahaan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit untuk mengamankan kredit
bank.
1.4 Kegunaan Penelitian Adapun penelitian yang dilaksanakan dalam penyusunan skripsi ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut : •
Bagi perusahaan, diharapkan dengan adanya penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran dalam usaha pengendalian kredit di PT Bank “X”, “Y”, dan “Z”.
•
Pengembangan ilmu, diharapkan digunakan untuk penelitian lebih lanjut dan dapat menambah wawasan mengenai pengaruh penerapan analisis laporan keuangan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit untuk mengamankan kredit bank.
•
Bagi penulis, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh penerapan analisis laporan keuangan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. Kemudian sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir sarjana (Program S1) Fakultas Ekonomi Jurusan akuntansi di Universitas Widyatama.
•
Masyarakat, sebagai bahan referensi khususnya bagi mahasiswa Widyatama mengenai analisis laporan keuangan dan pengaruh penerapannya dalam pengambilan keputusan pemberian kredit.
1.5 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian yang memusatkan pada pemecahan masalah aktual dengan tujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat dan hubungan antar fenomena yang diselidiki. Secara khusus penulis menggunakan metode studi survey yang merupakan salah satu jenis metode deskriptif. Untuk dapat menganalisa masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini penulis memperoleh data melalui : 1. Penelitian lapangan (Field research). Yaitu penelitian langsung perusahaan yang diteliti untuk memperoleh data yang diperlukan, teknik pengumpulan
datanya yaitu: a. Kuisioner yaitu suatu teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada pejabat yang berwenang yang berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. b. Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan tanya jawab dengan pejabat yang berwenang yang berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. c. Observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung masalah yang diteliti. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research). Yaitu dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan topik pembahasan untuk memperoleh dasar teoritis yang akan digunakan dalam pembahasan.
1.6 Kerangka Pemikiran Pengertian bank menurut UU RI No. 10 tahun 1998, tentang Perbankan (1998;9) adalah : “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”. Menurut Kasmir dalam bukunya “Dasar-Dasar Perbankan” (2003;2) pengertian bank adalah : “Bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat yang menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya”.
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan dengan masalah bidang keuangan. Selain itu dapat pula disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi 3 kegiatan yaitu :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. 2. Menyalurkan dana kepada masyarakat. 3. Memberikan jasa bank lainnya, antara lain transfer, inkaso, L/C, Valas, credit card serta jasa lainnya. Kegiatan menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana dalam bentuk kredit merupakan kegiatan utama perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan tersebut. Menurut UU No. 10 tahun 1998, tentang kredit adalah : “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Bagi sebuah bank, keuntungan utama diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpanan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga ini dibank dikenal dengan istilah Spread Based. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi. Oleh karena itu sesuai dengan tujuan setiap perusahaan untuk meningkatkan pendapatannya dan menjaga kelangsungan hidupnya maka pemberian kredit merupakan hal yang pasti secara terus menerus akan dilakukan oleh bank dalam kesinambungan operasionalnya. Namun di sisi lain, penyaluran dana dalam bentuk kredit kepada nasabah mengandung resiko tidak kembalinya dana atau kredit yang disalurkan tersebut karena tidak seluruh nasabah yang memperoleh kredit mampu mengembalikan kredit dengan baik dan tepat waktu yang dijanjikan. Untuk menghindari maupun untuk memperkecil resiko yang terjadi maka bank harus melakukan penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Biasanya, kriteria penilaian kredit yang dilakukan oleh bank yaitu dengan
analisis 7C : character, capacity, capital, condition of economy, collateral, coverage, dan constraint. Menurut S. Munawir (2004;236) dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan, bahwa : “Disamping analisis 7C, didalam pemberian kredit, bank akan memperhatikan aspek-aspek pertimbangan kredit untuk menilai kelayakan suatu usaha yang akan dibiayai oleh kredit bank”.
Adapun aspek-aspek yang perlu dinilai dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut : 1. Aspek Yuridis / Hukum Merupakan aspek yang menilai masalah legalitas badan usaha serta izinizin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte pendirian perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa pemilik dan besarnya modal masing-masing pemilik. Kemudian juga adalah seperti Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor Industri, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sektor perdagangan, keabsahan surat-surat yang dijaminkan (misalnya sertifikat tanah), dan lain-lain. 2. Aspek Pemasaran Dalam aspek ini yang dinilai adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan dimasa yang akan datang, prospeknya bagaimana. 3. Aspek Teknis / Operasi Aspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksi seperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi dan layout ruangan dan mesin termasuk jenis mesin yang digunakan.
4. Aspek Manajemen Merupakan
aspek
untuk
menilai
struktur
organisasi
perusahaan,
sumberdaya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumberdaya manusianya. Perngalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada
dan pertimbangan lainnya. 5. Aspek Sosial Manajemen Aspek masyarakat
ini
menganalisis
umum
seperti
dampaknya
meningkatkan
terhadap ekspor
perekonomian barang,
dan
mengurangi
pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat dan lainnya. 6. Aspek Keuangan Aspek ini untuk menilai kondisi keuangan calon debitur, dan yang terpenting untuk menilai kemampuan berkembangnya usahanya pada masa-masa mendatang. Dalam aspek ini akan diperoleh gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan finansial perusahaan. Menurut Munawir (2004;31), aspek keuangan terdiri atas : a)
Likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih.
b) Rentabilitas atau Profitabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. c)
Solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban finansial jangka pendek maupun jangka panjang.
d) Stabilitas melakukan
Usaha,
menunjukkan
usahanya
dengan
kemampuan stabil,
yang
perusahaan
untuk
diukur
dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya dan membayar hutang-hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keputusan yang diambil dalam pemberian kredit didasarkan atas kesimpulan yang diperoleh dari hasil penilaian aspek keuangan. Jadi aspek keuangan didalam pertimbangan kredit memegang peranan penting, yaitu merupakan titik berat dalam analisis kredit.
Penelitian terdahulu dilakukan oleh R. Indri Dwiani .W dengan objek penelitian pada PT. Bank Mandiri (persero) cabang Soekarno Hatta Bandung dengan judul yang hampir sama yaitu “Manfaat Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit”, dengan hasil penelitian bahwa analisis laporan keuangan sangat bermanfaat dalam dasar pengambilan keputusan pemberian kredit dengan didukung oleh prinsip 7C dan 3R. Dalam penelitian ini yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya adalah jumlah, tempat dan waktu penelitian, variabel penelitian dan pengoperasiannya. Berdasarkan uraian diatas penulis membuat hipotesis sebagai berikut : “Penerapan
analisis
laporan
keuangan
perusahaan
(calon
debitur)
mempunyai pengaruh positif dalam pengambilan keputusan pemberian kredit untuk mengamankan kredit”.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT Bank “X” (persero) Tbk., Jl. Dewi Sartika, PT Bank “Y” Tbk., Jl. Drg. Surya Sumantri, PT Bank “Z” Tbk., Raya Timur Cimahi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2007 sampai dengan Juli 2007.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank