Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri, Volume 3, Nomor 3, November 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
ABSTRAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANAK DAN ORANG TUA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA “MULIA DHARMA” PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA Oleh: DYAN RIRIHIRAWATI NIM. E41108007 Penelitian ini berjudul ”Interaksi Sosial Antara anak dan Orang Tua Pada UPT Panti Sosial Tresna Werdha “Mulia Dharma” Pemerintah Kabupaten Kubu Raya”. yang melatarbelakangi penelitian ini adalah rendahnya intensitas kunjungan anak kepada orang tua yang berada di panti sosial tersebut, dan adanya disharmoni hubungan orang tua dan anak. Masalah pada penelitian ini dirumuskan “Bagaimanakah Interaksi Sosial Antara anak dan Orang Tua Pada UPT Panti Sosial Tresna Werdha “Mulia Dharma” Pemerintah Kabupaten Kubu Raya?”. Adapun tujuan penelitian ini adalah: untuk mendiskripsikan pola interaksi sosial antara anak dan orang tua pada UPT Panti Sosial Tresna Werdha “Mulia Dharma” Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, meliputi: kerjasama, simpati, pemberian motivasi, empati, dan pertentangan (konflik) yang terjadi antara anak dan orang tua. Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif, teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara, subjek penelitian ini adalah para lansia penghuni panti Sosial Tresna Werdha “Mulia Dharma” Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dan pegawai UPT panti Sosial Tresna Werdha “Mulia Dharma” Pemerintah Kabupaten Kubu Raya.
Kata-kata kunci (key words): Panti Asuhan, Interaksi Sosial, Anak, Orang Tua
DYAN RIRIHIRAWATI, NIM E. 41108007 Prodi Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
1
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri, Volume 3, Nomor 3, November 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
dan orang tua lanjut usia menjadi
A. Pendahuluan Di zaman modern, hubungan
longgar sehingga mereka merasa
orang muda dan orang tua semakin
kesepian dan terabaikan.
renggang. Kesibukan yang melanda
Penelitian
yang
telah
kaum muda hampir menyita seluruh
dilakukan oleh Sari Hayati yang
waktunya, sehingga mereka hanya
berjudul “Pengaruh Dukungan Sosial
memiliki
Terhadap Kesepian Pada Lansia”
sedikit
memikirkan
waktu
orang
tua.
untuk Kondisi
dalam
skripsi,
(2010:92),
seperti ini menyebabkan terjadinya
mengemukakan bahwa: terjadinya
disorientasi hubungan antara anak
disharmoni interaksi sosial antara
dan orang tua, karena disebabkan
anak
oleh kurangnya komunikasi antara
disebabkan oleh berbagai faktor,
anak dan orang tua, kurangnya
antara lain penghasilan yang tidak
perhatian dan pemberian perawatan
memadai, adanya anggota keluarga
terhadap
orang
Kondisi
yang masih membutuhkan perhatian
perkotaan
yang
berpacu
untuk
khusus, kesibukan anggota keluarga
kekuasaan
dan
karena bekerja dan lain sebagainya.
kekayaan banyak menimbulkan rasa
Kondisi ini menyebabkan kebutuhan
kecemasan, ketegangan, ketakutan,
lanjut usia tidak dapat terpenuhi
bagi
Kondisi
bahkan
kehidupannya
besifat
menjadi
terlantar,
memperoleh
tua.
penduduknya.
perkotaan individualisme
yang
dengan
orang
tua
lansia,
cenderung dan
akan
menyebabkan
menimbulkan rasa kesepian bagi orang
interaksi/kontak sosial antara anak
tua lanjut usia. Mereka merasa tidak
DYAN RIRIHIRAWATI, NIM E. 41108007 Prodi Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
2
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri, Volume 3, Nomor 3, November 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
senang dan bahagia dalam masa
tempat yang nyaman dan aman untuk
tuanya, karena berbagai kebutuhan
menghabiskan hari tuanya.
hidup dasar tidak terpenuhi, merasa
Panti Sosial Tresna Mulia
sangat sedih, dan sangat kawatir
Dharma
terhadap keadaan lingkungannya.
selaku Unit Pelaksana Teknis dari
Lebih
lanjut
dikemukakan
oleh Sari Hayati, bahwa pada kondisi inilah peran anak diharapkan menjadi lingkungan pertama dan utama yang dapat memberikan rasa nyaman dan aman bagi orang tua lanjut usia.
Kabupaten
Kubu
Raya
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kubu Raya, menyantuni 87 orang lanjut usia terlantar, dengan didukung oleh 8 orang petugas yang terdiri dari: 3 orang pegawai administrasi, 2 orang
Namun demikian, tidak semua anak
petugas berkemampuan
memberikan
rasa
Rendahnya
intensitas
nyaman dan aman bagi orang tua
kunjungan anak kepada orangtua lanjut usia. Hal ini tidak hanya
yang berada di panti, menyebabkan disebabkan
oleh
faktor
ekonomi,
kesibukan karena pekerjaan semata, akan tetapi tidak terjalinnya interaksi sosial yang baik antara anak dengan orang tua juga disebabkan karena
kurangnya komunikasi dan dukungan sosial anak terhadap orang tua. Selain itu faktor ekonomi, kesibukan pekerjaan
dan
faktor
domisili
dan
dijadikan pembenaran anak untuk
perselisihan paham antara anak dan
menitipkan orang tua pada Panti
orang tua, sehingga orang tua lansia
Sosial
lebih memilih panti sosial sebagai
Kabupaten Kubu Raya. Hal lain
adanya
perbedaan
pendapat
Tresna
Mulia
Dharma
DYAN RIRIHIRAWATI, NIM E. 41108007 Prodi Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
3
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri, Volume 3, Nomor 3, November 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
adalah
terjadinya
disharmoni
dengan kelompok lainnya, maupun
dan
anak,
antara kelompok dengan individu.
sehingga menyebabkan orang tua
Dalam interaksi juga terdapat simbol,
mengambil inisiatif tinggal di panti
di mana simbol diartikan sebagai
untuk mencari ketenangan dan untuk
sesuatu yang nilai atau maknanya
menghindari
diberikan kepadanya oleh mereka
hubungan
orang
tua
perselisihan
dengan
anak.
yang menggunakannya Berdasarkan
tersebut
penulis
permasalahan tertarik
untuk
Young dan Mack (2000:89), mendefinisikan
interaksi
sosial
melakukan penelitian yang berjudul “
adalah kunci dari semua kehidupan
Interaksi Sosial Antara anak dan
sosial, oleh karena tanpa interaksi
Orang Tua Pada UPT Panti Sosial
sosial,
Tresna Werdha “Mulia Dharma”
kehidupan bersama. Dengan kata lain
Pemerintah Kabupaten Kubu Raya”.
bahwa interaksi sosial merupakan
B. Kajian Pustaka
intisari kehidupan sosial. Artinya,
tak
akan
mungkin
ada
kehidupan sosial dapat terwujud 1. Definisi Interaksi Sosial dalam berbagai bentuk pergaulan Interaksi
sosial
dapat seseorang
diartikan
sebagai
dengan
orang
lain.
hubunganSelanjutnya Gillin dan Gillin ( dalam
hubungan
sosial
yang
dinamis. Ali,
2004:
86)
mendefinisikan
Hubungan sosial yang dimaksud interaksi sosial sebagai hubungandapat
berupa
hubungan
antara hubungan sosial yang dinamis yang
individu yang satu dengan individu menyangkut hubungan antara orang lainnya, antara kelompok yang satu DYAN RIRIHIRAWATI, NIM E. 41108007 Prodi Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
4
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri, Volume 3, Nomor 3, November 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
perorangan,
antara
kelompok-
mengandung
pengertian
bahwa
kelompok manusia, maupun antara
interaksi adalah suatu tindakan yang
orang perorangan dengan kelompok
dilakukan oleh seseorang dalam
manusia.
interaksi merupakan suatu stimulus
Bertemunya orang-perorangan
bagi tindakan individu lain yang
secara badaniah belaka tidak akan
menjadi
menghasilkan pergaulan hidup dalam
menurut
suatu kelompok sosial. Pergaulan
2004:109),
hidup scmacam itu baru akan terjadi
suatu pertukaran antar pribadi yang
apabila orang-orang atau kelompok-
masing- masing orang menunjukkan
kelompok
perilakunya satu sama lain dalam
manusia
saling
berbicara,
untuk
mencapai
bekerjasama,
dan
seterusnya
suatu
tujuan
bersama.
pasangannya. Shaw
kehadiran
Sedangkan
(dalam
interaksi
mereka,
Ihrom,
sosial adalah
dan
masing-
masing perilaku mempengaruhi satu sama lain.
Homans ( dalam Ali, 2004:
Hal senada juga dikemukan
87) mendefinisikan interaksi sebagai
oleh
suatu kejadian ketika suatu aktivitas
bahwa interaksi sosial
yang
seseorang
peristiwa saling mempengaruhi satu
terhadap individu lain diberi ganjaran
sama lain ketika dua orang atau lebih
atau hukuman dengan menggunakan
hadir bersama, mereka menciptakan
suatu tindakan oleh individu lain
suatu hasil satu sama lain atau
yang menjadi pasangannya. Konsep
berkomunikasi satu sama lain. Jadi
yang dikemukakan oleh Homans ini
dalam
dilakukan
oleh
Ali,
kasus
interaksi,
(2004:21), sebagai
tindakan
DYAN RIRIHIRAWATI, NIM E. 41108007 Prodi Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
5
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri, Volume 3, Nomor 3, November 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
setiap
orang
bertujuan
untuk
mempengaruhi individu lain. Berdasarkan pendapat
ahli
tangan
beberapa tersebut
bekerja sama, berbicara, berjabat atau
bahkan
terjadi
persaingan dan pertikaian.
dapat
disimpulkan bahwa, interaksi adalah
2. Konsep Lanjut Usia
hubungan timbal balik antara dua
Lanjut usia merupakan istilah
orang atau lebih, dan masing-masing
tahap akhir dari proses penuaan.
orang yang terlibat di dalamnya
Dalam
memainkan
penduduk lanjut usia menurut Badan
peran
secara
aktif.
mendefinisikan
Dalam interaksi juga lebih dari
Koordinasi
sekedar
antara
Nasional ada tiga aspek yang perlu
pihak- pihak yang terlibat melainkan
dipertimbangkan yaitu aspek biologi,
terjadi
mempengaruhi.
aspek ekonomi dan aspek sosial
Interaksi sosial merupakan proses
(BKKBN, 1998). Secara biologis
komunikasi
penduduk
untuk
terjadi
hubungan
saling
diantara
lanjut
Berencana
usia
adalah
mempengaruhi
penduduk yang mengalami proses
dan
tindakan.
penuaan secara terus menerus, yang
Interaksi sosial akan berlangsung
ditandai dengan menurunnya daya
apabila seorang individu melakukan
tahan fisik yaitu semakin rentannya
tindakan dan dari tindakan tersebut
terhadap serangan penyakit yang
menimbulkan reaksi individu yang
dapat menyebabkan kematian. Hal
lain. Interaksi sosial terjadi jika dua
ini disebabkan terjadinya perubahan
orang atau lebih saling berhadapan,
dalam
perasaan,
saling
orang-orang
Keluarga
batasan
pikiran
struktur
dan
fungsi
sel,
DYAN RIRIHIRAWATI, NIM E. 41108007 Prodi Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
6
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri, Volume 3, Nomor 3, November 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
jaringan, serta sistem organ. Secara
kelas sosial yang tinggi yang harus
ekonomi, penduduk lanjut usia lebih
dihormati oleh warga muda (Suara
dipandang sebagai beban dari pada
Pembaharuan 14 Maret 1997).
sebagai sumber daya. Banyak orang
Menurut Neugarten (1968:28)
beranggapan bahwa kehidupan masa
dan Chalhoun (1995:101), masa tua
tua tidak lagi memberikan banyak
adalah suatu masa dimana orang
manfaat, bahkan ada yang sampai
dapat
beranggapan bahwa kehidupan masa
keberhasilannya. Tetapi bagi orang
tua, seringkali dipersepsikan secara
lain, periode ini adalah permulaan
negatif sebagai beban keluarga dan
kemunduran. Usia tua dipandang
masyarakat.
sebagai masa kemunduran, masa
merasa
puas
dengan
Dari aspek sosial, penduduk
kelemahan manusiawi dan sosial
lanjut usia merupakan satu kelompok
sangat tersebar luas dewasa ini.
sosial sendiri. Di negara Barat,
Pandangan
penduduk lanjut usia menduduki
memperhitungkan bahwa kelompok
strata sosial di bawah kaum muda.
lanjut usia bukanlah kelompok orang
Hal ini dilihat dari keterlibatan
yang homogen . Usia tua dialami
mereka
daya
dengan cara yang berbeda-beda. Ada
terhadap
orang berusia lanjut yang mampu
pengambilan keputuan serta luasnya
melihat arti penting usia tua dalam
hubungan
semakin
konteks eksistensi manusia, yaitu
menurun. Akan tetapi di Indonesia
sebagai masa hidup yang memberi
penduduk lanjut usia menduduki
mereka
ekonomi,
terhadap
sumber
pengaruh
sosial
yang
ini
tidak
kesempatan-kesempatan
DYAN RIRIHIRAWATI, NIM E. 41108007 Prodi Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
7
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri, Volume 3, Nomor 3, November 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
untuk
tumbuh
berkembang
dan
selalu tersedia pada berbagai sumber
bertekad berbakti . Ada juga lanjut
data
kependudukan.
usia yang memandang usia tua
Kesehatan
dengan sikap - sikap yang berkisar
menggolongkan lanjut usia menjadi 4
antara kepasrahan yang pasif dan
yaitu : Usia pertengahan (middle
pemberontakan , penolakan, dan
age) 45 -59 tahun, Lanjut usia
keputusasaan. Lansia ini menjadi
(elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua
terkunci dalam diri mereka sendiri
(old) 75 – 90 tahun dan usia sangat
dan dengan demikian semakin cepat
tua (very old) diatas 90 tahun.
proses kemerosotan jasmani dan mental mereka sendiri. Disamping
Organisasi
Dunia
(WHO)
Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002:43), mengatakan
itu
untuk
bahwa
setiap
orang
mendefinisikan lanjut usia dapat
berhubungan
ditinjau dari pendekatan kronologis.
adalah orang yang berusia 56 tahun
Menurut Supardjo (1982:72), usia
ke
kronologis merupakan usia seseorang
penghasilan
ditinjau dari hitungan umur dalam
mencari nafkah untuk keperluan
angka.
pokok bagi kehidupannya sehari-
Dari
berbagai
aspek
atas,
dengan
yang
lanjut
tidak dan
usia
mempunyai tidak
pengelompokan lanjut usia yang
hari.
paling mudah digunakan adalah usia
berpendapat bahwa pada usia 55
kronologis, karena batasan usia ini
sampai
mudah
diimplementasikan,
kelompok umur yang mencapai tahap
karena informasi tentang usia hampir
praenisium pada tahap ini akan
untuk
Saparinah
65
tahun
(
berdaya
1983:46),
merupakan
DYAN RIRIHIRAWATI, NIM E. 41108007 Prodi Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
8
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri, Volume 3, Nomor 3, November 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
mengalami berbagai penurunan daya
antara lain kebutuhan akan makanan
tahan tubuh/kesehatan dan berbagai
bergizi
tekanan psikologis.
kesehatan secara rutin, perumahan
Dengan
demikian
akan
seimbang,
pemeriksaan
yang sehat dan kondisi rumah yang
timbul perubahan-perubahan dalam
tentram
hidupnya. Demikian juga batasan
kebutuhan
lanjut usia yang tercantum dalam
bersosialisasi dengan semua orang
Undang-Undang No.4 tahun 1965
dalam segala usia, sehingga mereka
tentang
mempunyai
pemberian
bantuan
dan
aman,
kebutuhan-
sosial
seperti
banyak
yang
penghidupan orang jompo, bahwa
dapat
yang berhak mendapatkan bantuan
membagi pengalaman, memberikan
adalah mereka yang berusia 56 tahun
pengarahan untuk kehidupan yang
ke atas. Dengan demikian dalam
baik.
undang-undang tersebut menyatakan bahwa lanjut
usia
adalah
yang
berumur 56 tahun ke atas.
Lanjut Usia
Kebutuhan
tersebut
diperlukan oleh lanjut usia agar dapat
dengan pendapat Maslow dalam Koswara
orang
berkomunikasi,
mandiri. Kebutuhan tersebut sejalan
2.2.1. Kebutuhan Hidup Orang
Setiap
diajak
teman
memiliki
menyatakan
(1991:36) bahwa
,yang kebutuhan
kebutuhan hidup. Orang lanjut usia
manusia meliputi: (1) Kebutuhan
juga memiliki kebutuhan hidup yang
fisik (physiological needs) adalah
sama agar dapat hidup sejahtera.
kebutuhan fisik atau biologis seperti
Kebutuhan hidup orang lanjut usia
pangan, sandang, papan, seks dan
DYAN RIRIHIRAWATI, NIM E. 41108007 Prodi Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
9
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri, Volume 3, Nomor 3, November 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
sebagainya.
(2)
Kebutuhan
ketentraman (safety needs) adalah
bersemangat
untuk
hidup,
dan
berperan dalam kehidupan.
kebutuhan akan rasa keamanan dan
Sejak awal kehidupan sampai
ketentraman, baik lahiriah maupun
berusia lanjut setiap orang memiliki
batiniah
seperti
kebutuhan psikologis dasar (Setiati,
jaminan
hari
kebutuhan tua,
akan
kebebasan,
kemandirian dan sebagainya Kebutuhan
sosial
(social
adalah
kebutuhan
(3)
2000:97).
Kebutuhan
diantaranya
orang
lanjut
membutuhkan rasa nyaman bagi
untuk
dirinya sendiri, serta rasa nyaman terhadap
lingkungan
dengan
pemenuhan
paguyuban,
usia
needs)
bermasyarakat atau berkomunikasi manusia
tersebut
yang
ada.
lain
melalui
Tingkat
organisasi
profesi,
tersebut tergantung pada diri orang
kesenian, olah raga, kesamaan hobby
lanjut
dan sebagainya (4) Kebutuhan harga
lingkungannya. Selain itu terdapat
diri (esteem needs) adalah kebutuhan
beberapa
akan harga diri untuk diakui akan
kebutuhan
keberadaannya, dan (5) Kebutuhan
diantaranya:
aktualisasi diri (self actualization
1. Faktor Hubungan Sosial
needs)
adalah
kebutuhan
usia,
kebutuhan
keluarga
faktor
yang
orang
dan
menjadi
lanjut
usia,
untuk
Faktor hubungan sosial meliputi
mengungkapkan kemampuan fisik,
hubungan sosial antara orang
rohani maupun daya pikir berdasar
lanjut
pengalamannya
teman sebaya/ usia lebih muda,
masing-masing,
dan
usia
dengan
masyarakat.
keluarga,
Dalam
DYAN RIRIHIRAWATI, NIM E. 41108007 Prodi Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
10
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri, Volume 3, Nomor 3, November 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
hubungan ini dikaji berbagai
Dalam teori pertukaran sosial
bentuk kegiatan yang diikuti
sumber
lanjut
umumnya berasal dari hubungan
usia
dalam
kehidupan
sehari-hari.
kebahagiaan
manusia
sosial. Hubungan ini mendatangkan
2. Sosialisasi Pada Masa Lanjut Usia
kepuasan yang timbul dari perilaku
Sosialisasi lanjut usia mengalami
orang lain. Pekerjaan yang dilakukan
kemunduran setelah terjadinya
seorang diripun dapat menimbulkan
pemutusan hubungan kerja atau
kebahagiaan seperti halnya membaca
tibanya saat pensiun. Teman-
buku, membuat karya seni, dan
teman sekerja yang biasanya
sebagainya,
menjadi curahan segala masalah
pengalaman
sudah tidak dapat dijumpai setiap
dikomunikasikan dengan orang lain.
hari.
Lebih-lebih
tadi
pengalamandapat
ketika
Menurut Gulardi (1999:75),
teman sebaya/sekampung sudah
ada dua syarat yang harus dipenuhi
lebih dahulu meninggalkannya.
bagi perilaku yang menjurus pada
Sosialisasi yang dapat dilakukan
pertukaran sosial : (1) Perilaku
adalah
dan
tersebut berorientasi pada tujuan-
masyarakat yang relatif berusia
tujuan yang hanya dapat dicapai
muda . Pada umumnya hubungan
melalui interaksi dengan orang lain
sosial yang dilakukan para lanjut
(2) Perilaku harus bertujuan untuk
usia
mereka
memperoleh sarana bagi pencapaian
mengacu pada teori pertukaran
tujuan. Tujuan yang hendak dicapai
sosial.
dapat berupa imbalan intrinsik, yaitu
dengan
adalah
lagi
karena
keluarga
karena
DYAN RIRIHIRAWATI, NIM E. 41108007 Prodi Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
11
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri, Volume 3, Nomor 3, November 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
imbalan dari hubungan itu sendiri,
suatu
atau dapat berupa imbalan ekstrinsik,
dilakukan . Akan tetapi komunikasi
yang berfungsi sebagai alat bagi
bukanlah suatu hal yang mudah.
suatu
Sebagai
imbalan
lain
dan
tidak
proses
yang
contoh
setiap
salah
hari
paham
merupakan imbalan bagi hubungan
merupakan hasil dari komunikasi
itu sendiri. Jadi pada umumnya
yang tidak efektif dan sering terjadi.
kebahagiaan
penderitaan
Berkomunikasi dengan orang
manusia ditentukan oleh perilaku
lanjut usia merupakan hal lebih sulit
orang
pada
lagi. Hal ini disebabkan lanjut usia
yang
memiliki ciri yang khusus dalam
disatu
perkembangan usianya. Ada dua
pihak dan ketidaksenangan di pihak
sumber utama yang menyebabkan
lain.
kesulitan
lain.
tindakan
dan
Sama
halnya
manusia
mendatangkan
kesenangan
berkomunikasi
dengan
Lebih lanjut dikatakan oleh
lanjut usia, yaitu penyebab fisik dan
Soekamto ( 1997:27) bahwa interaksi
penyebab psikis. Penyebab fisik,
sosial tidak akan mungkin terjadi
pendengaran lanjut usia menjadi
apabila tidak memenuhi dua syarat,
berkurang sehingga orang lanjut usia
yaitu : (1) Adanya kontak sosial.
sering tidak mendengarkan apa yang
Dengan
teknologi
dibicarakan. Secara psikis, orang
sekarang ini kontak sosial dapat
lanjut usia merasa mulai kehilangan
dilakukan melalui, surat, telepon
kekuasaan
radio dan sebagainya. (2) Adanya
seorang yang lebih sensitif , mudah
komunikasi. Berkomunikasi adalah
tersinggung
perkembangan
sehingga
ia
sehingga
menjadi
sering
DYAN RIRIHIRAWATI, NIM E. 41108007 Prodi Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
12
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri, Volume 3, Nomor 3, November 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
menimbulkan
kesalah
Simulasi
yang
simultif/merangsang
pahaman. bersifat
kehidupannya
cenderung
menjadi
usia
terlantar, dan akan menimbulkan rasa
kemampuan
kesepian bagi orang tua lanjut usia.
berpikir lanjut usia akan tetap aktif
Mereka merasa tidak senang dan
dan terarah.
bahagia dalam masa tuanya, karena
untuk
berpikir,
dan
lanjut
usia tidak dapat terpenuhi bahkan
berbagai kebutuhan hidup dasar tidak
3. Hasil Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian yang relevan
terpenuhi, merasa sangat sedih, dan sangat
kawatir
terhadap
berjudul “Pengaruh Interaksi Sosial
lingkungannya.
Hal
Terhadap Kesepian Pada Lansia”
mempengaruhi
interaksi
dalam skripsi, (tahun 2010) oleh Sari Hayati, hasil penelitian menunjukkan bahwa:
terjadinya
disharmoni
interaksi sosial antara anak dengan orang tua lansia, disebabkan oleh berbagai
faktor,
antara
lain
penghasilan yang tidak memadai, adanya anggota keluarga yang masih membutuhkan
perhatian
khusus,
kesibukan anggota keluarga karena bekerja dan lain sebagainya. Kondisi ini menyebabkan kebutuhan lanjut
lain
keadaan yang
sosial
terhadap kesepian pada lansia adalah tidak terjalinnya interaksi sosial yang baik antara anak dengan orang tua yang
disebabkan
karena
adanya
perbedaan pendapat dan perselisihan paham antara anak dan orang tua, sehingga orang tua lansia lebih memilih panti sosial sebagai tempat yang
nyaman
dan
aman
untuk
menghabiskan hari tuanya. Terdapat perbedaan antara penelitian
Sari
Hayati
penelitian
penulis,
yaitu;
dengan pada
DYAN RIRIHIRAWATI, NIM E. 41108007 Prodi Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
13
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri, Volume 3, Nomor 3, November 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
penelitian ini penulis memfokuskan
panti sangat berarti bagi lansia.
penelitian ini pada pola interaksi
Diharapkan
sosial yang meliputi; pola asosiatif
meningkatkan
dan
sedangkan
kunjungannya kepada orangtua,
penelitian yang dilakukan oleh Sari
untuk menghindarkan perasaan
Hayati memfokuskan penelitiannya
keterasingan dan kesepian lansia
pada
yang berada di panti.
pola
dissosiatif,
proses
terjadinya
interaksi
social.
anak
untuk intensitas
3. Faktor ketidakmampuan secara
ekonomi, domisili, dan kesibukan
C. Saran-Saran Berdasarkan kesimpulan yang
pekerjaan
anak
membiayai
telah dikemukakan diatas, maka
keluarganya
hendaknya
tidak
sebagai
dijadikan
alasan
untuk
saran-saran sebagai berikut:
melakukan
interaksi
sosial
1. Untuk menghindari salah paham
kepada orangtua yang tinggal
solusinya
dikemukakan
dan ketersinggungan
orangtua
dipanti.
dalam berkerjasama, hendaknya anak
berkomunikasi
orang
kata-kata
dengan
rasa
dengan
sopan cinta
dan
kepada
orangtua. 2. Motivasi, empati dan simpati
dalam bentuk perhatian anak kepada orangtua yang tinggal di
DYAN RIRIHIRAWATI, NIM E. 41108007 Prodi Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
14
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri, Volume 3, Nomor 3, November 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
D. DAFTAR PUSTAKA Ali, Abdullah. 2004. Interaksi Sosial Berbasis Kekerabatan. Jakarta : Rineka Cipta Boedhi dan Darmojo. 1999. Lansia Sebagai Modal Pembangunan:” Peluang Dan Tantangan” Jakarta: Yayasan Bina Psikologi. Departemen Sosial RI. 2003. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Sosial Lanjut Usia Berbasis Keluarga. Ditjen Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Ditjen Bina Pelayanan Sosial Lanjut Usia. Jakarta: Depsos RI. Faisal, Sanafiah. 1995. Metode Kualitatif Naturalistik. Malang: YA3. Ihrom, yudistira. 1992. Teori-teori Perubahan Sosial. Bandung:Pasca Sarjana UNPAD. Knapp, Mark L. 1988. The Family, Function, Conflicts And Symbols. Addison: Wesley Publising Company.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nasir, Moch. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alphabeta. Setiabudhi, Tony. 1995. Menuju Lanjut Usia Sejahtera. Jakarta; FKLU. Suharna, Edi. 2007. Pekerjaan Sosial Di Dunia Industry: Memperkuat Tanggungjawab Sosial Perubahan (Coorporatesosial Responsibility). Bandung: Refika Aditama. Rujukan Elektronik: http://belajarpsikologi.com/pengertia n-interaksisosial/#ixzz1gs238CuV, tanggal 23 Maret, 2012
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta:Rineka Cipta. Kuntjoro, Garna. 2002. Proses Interaksi Sosial Individu Dan Kelompok. Bandung: Alphabeta. Miles Matthew B.dan A Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Tjetjep Rohendi Rohidi (Penterjemah). Jakarta: Universitas Indonesia Press DYAN RIRIHIRAWATI, NIM E. 41108007 Prodi Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
15