ABSTRAK PLTD Pilang merupakan bagian dari PLN Unit layanan Tanjung Pandan, yang mempunyai peran sangat penting dalam hal ketersediaan daya listrik di Pulau Belitung. Salah satu mesin yang beroperasi di PLTD Pilang adalah Daihatsu, dengan daya terpasang 3000 kW. Untuk menjaga kehandalan mesin perlu dilakukan monitoring pada
setiap parameter - parameter pada mesin. Salah
satu parameter yang cukup penting adalah temperature gas buang silinder tiaptiap mesin. Kondisi saat ini, Mesin Daihatsu mengalami permasalahan dalam hal pengukuran gas buang tiap silinder mesin karena adanya kerusakan yang terjadi pada pyrometer untuk membaca hasil pengukuran dari thermocouple yang di pasang pada setiap silinder mesin. Dari permasalahan tersebut muncul ide untuk membuat aplikasi Data Logger untuk pembacaan temperature gas buang silinder . Alat ini berbasis mikrokontroler ATmega16 dan sebagai Human Machine Interface (HMI) menggunakan Software Borland Delphi. Untuk
kalibrasi
inovasi
dilakukan
dengan
melakukan
pengujian
pada
pengukuran temperature gas buang silinder pada mesin Daihatsu. Sebagai pembanding digunakan Infrared Temperature merk SANFIX. Hasil pengujian didapatkan hasil yang linear dengan kenaikan pembebanan mesin Daihatsu antara Data Logger(ATmega16) dengan SANFIX Temperature sensor .
Kata kunci : Termokopel, ATmega16, Data Logger, Temperature.
1
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat , rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah karya inovasi ini dengan judul ” Akuisisi Data Logger Temperature Gas Buang Silinder
Pada
Mesin
Daihatsu
PLTD
Pilang
Berbasis
Mikrokontroler
ATmega16 dan Borland Delphi”. Makalah ini disusun dan diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Inovasi ke XV tahun 2012, yang diselenggarakan oleh PT. PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan (PLN LITBANG). Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan laporan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Zulfarida Faluzi, selaku PLT. General Manajer PT. PLN (Persero) Wilayah Bangka Belitung. 2. Sutarno, selaku PLT. Manajer PT. PLN (Persero) Unit Layanan Tanjung Pandan. 3. Sunaryo, selaku Manajer PLTD Pilang PT. PLN (Persero) Unit Layanan Tanjung Pandan. 4. Para Asisten Manajer (Asman) dan Supervisor di jajaran PT. PLN (Persero) Unit Layanan Tanjung Pandan. 5. Rekan-rekan dan Operator PLTD Pilang di PT. PLN (Persero) Unit Layanan Tanjung Pandan. 6. Segenap pihak yang terkait yang belum tersebut diatas Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari segenap pembaca. Akhirnya penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat Atas perhatiannya, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Tanjung Pandan, 28 Mei 2012 2
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN ORIGINALITAS.......................................................................ii HALAMAN PERNYATAAN IMPLEMENTASI.....................................................................iii ABSTRAK.................................................................................................................... iv KATA PENGANTAR....................................................................................................... v DAFTAR ISI................................................................................................................. vi BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................. 1 1.1
Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2
Tujuan............................................................................................................ 1
1.3
Metodologi..................................................................................................... 2
BAB 2 LANDASAN TEORI............................................................................................. 3 2.1
Termokopel..................................................................................................... 3
2.2
Pengolah Signal............................................................................................. 5
2.3
Borland Delphi dan MySQL.............................................................................6
BAB 3 PEMBAHASAN................................................................................................... 7 3.1
Perancangan Hardware..................................................................................7
3.2
Perancangan Software................................................................................... 8
3.5
Hasil Pengujian Alat..................................................................................... 10
BAB 4 MANFAAT DAN ANALISA RESIKO.....................................................................11 4.1
Manfaat........................................................................................................ 11
4.2
Rincian Biaya Pembuatan Alat.....................................................................11
4.3
Kajian Kelayakan Finansial...........................................................................12
4.4
Analisa Resiko.............................................................................................. 12
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................... 13 5.1
Kesimpulan.................................................................................................. 13
5.2
Saran........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 14 3
BIODATA................................................................................................................... 15
4
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang PLTD Pilang merupakan bagian dari PLN Unit layanan Tanjung Pandan, yang mempunyai peran sangat penting dalam hal ketersediaan daya listrik di Pulau Belitung. Dengan bisnis utama memproduksi energi listrik melalui beberapa unit Satuan Pembangkit Diesel dan interkoneksi dengan PLTD rental, PLTD Pilang bertanggung jawab untuk menjadi unit yang handal dalam pelayanan, stabil dan efisien dalam pembangkitan energi listrik dengan didukung oleh SDM yang kompeten. Mesin Daihatsu merupakan salah satu unit dari satuan Pembangkit diesel yang ada di PLTD Pilang, dengan daya terpasang 3000 kW dan hingga kini masih beroperasi 2400 kW dan diharapkan dapat terus dijaga kehandalannya guna menjaga ketersediaan pasokan listrik kepada pelanggan secara kontinyu. Kehandalan yang mengacu pada parameter dan indikator alat ukur yang sesuai dengan standar mesin dan manual book. Beberapa parameter dan indikator alat ukur mesin yang menjadi acuan untuk kehandalan mesin diantaranya tekanan minyak pelumas, bahan bakar dan udara bilas, temperatur gas buang, minyak pelumas,bahan bakar, udara bilas dan lain – lain. Untuk saat ini, Mesin Daihatsu mengalami permasalahan dalam hal pengukuran gas buang tiap silinder mesin karena adanya kerusakan yang terjadi pada pyrometer untuk membaca hasil pengukuran dari thermocouple yang di pasang pada setiap silinder mesin. Kerusakan tersebut menyebabkan tidak tercatatnya temperatur gas buang pada log sheet mesin. Walaupun telah dilakukan usaha pengukuran temperatur dengan Portable Infrared Thermometer, hasil pengukuran tidak akurat karena kondisi mesin yang berbentuk V dan exhaust manifold yang terbungkus asbes pelindung panas dan akurasi dari alat ukur Portable Infrared Thermometer. Dengan mengevaluasi beberapa hal diatas kami memiliki ide untuk mencari jalan keluar dengan membuat alat untuk mengukur temperatur gas buang tiap silinder mesin yang sangat bermanfaat bagi mesin Daihatsu. Alat ini berbasis mikrokontroler ATmega16 dan sebagai Human Machine Interface (HMI) menggunakan Software Borland Delphi dan sebagai Database menggunakan software aplikasi MySQL. Dengan berfungsinya alat ukur tersebut, maka akan tercatat hasil pengukuran temperatur gas buang tiap silinder dengan akurasi yang tinggi, Waktu kerja operator dalam hal monitoring mesin lebih efektif dan mesin dapat termonitor dan tersimpan secara terus menerus di komputer. Kemudian dari data yang tercatat tersebut akan menjadi bahan evaluasi untuk kegiatan pemeliharaan mesin guna menjaga kehandalan mesin. 5
1.2
Tujuan Tujuan dari karya inovasi adalah : 1. Menghasilkan aplikasi akuisisi data logger pengukuran Temperature gas buang silinder pada mesin Daihatsu. 2. Mendapatkan data dan informasi temperature gas buang silinder mesin secara cepat, realtime dan akurat. 3. Memudahkan dalam melakukan perawatan pada mesin Daihatsu.
1.3
analisa
tanda-tanda
kerusakan
dan
Metodologi Berikut adalah metodologi dalam pembuatan makalah Akuisisi Data Logger Temperature Gas Buang Silinder Pada Mesin Daihatsu PLTD Pilang Berbasis Mikrokontroler ATmega16 dan Borland Delphi.
a.
Pengumpulan data/fakta
Observasi kondisi parameter dilapangan.
Menentukan parameter pengambilan datanya.
b.
–
parameter
yang
akan
dilakukan
Analisa masalah
Pemantauan terhadap variable-variabel mesin dalam hal ini Temperature Gas Buang Silinder harus dilakukan sebagai salah satu bentuk pencegahan sebelum terjadi kerusakan mesin.
Pembuatan hardware termokopel.
pengolah
6
sinyal
data-data
dari
sensor
c.
Pembuatan aplikasi software data logger monitoring temperature. Solusi dan rancangan
Merancang sebuah sistem yang dapat digunakan untuk mempermudah pengambilan data dan monitoring data logger temperature gas buang silinder pada tiap-tiap mesin. d.
Metode Penelitian Melakukan penelitian hardware dan aplikasi software yang tepat untuk pengambilan data logger temperature gas buang silinder pada tiap-tiap mesin.
e.
Ujicoba penerapan Penerapan inovasi ini diaplikasikan pada mesin Daihatsu pada PLTD Pilang, sehingga data-data temperature gas buang pada tiap-tiap silinder mesin dapat dimonitoring secara realtime.
7
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Termokopel
Thermocouple berasal dari kata “Thermo” yang berarti energi panas dan “Couple”yang berarti pertemuan dari dua buah benda. Termokopel adalah transduser aktif suhu yang tersusun dari dua buah logam berbeda dengan titik pembacaan pada pertemuan kedua logam dan titik yang lain sebagai outputnya. Termokopel terdiri dari dua konduktor atau ”termoelemen” yang berbeda, dihubungkan menjadi satu rangkaian seperti yang terlihat pada gambar 1.
Gambar 1. Diagram skematik Termokopel
Dua termoelemen A dan B dihubungkan (junction) dan jika temperatur antara junction pertama (cold junction) dan kedua (hot junction) berbeda maka akan timbul arus akibat gaya gerak listrik (EMF).
Gambar 2. Pengukuran EMF 8
Jika cold junction open circuit dan dihubungkan dengan voltmeter dengan impedansi yang tak terhingga (besar sekali), seperti yang terlihat pada gambar 2, maka akan terbaca tegangan pada voltmeter, tegangan tersebut dikenal sebagai tegangan Seebeck. Laju perubahan nilai tegangan akibat perubahan temperatur disebut dengan koefisien Seebeck. Jika termokopel digunakan untuk mengukur temperatur hot junction (gambar 2) maka tegangan Seebeck pada cold junction, hot junction serta temperatur cold junction harus diketahui terlebih dahulu. Karena cold junction juga menghasilkan tegangan Seebeck maka untuk mempermudah pembacaan temperatur pada tabel termokopel, cold junction ditempatkan pada ice point of water (titik cair es). EMF, sebenarnya timbul karena gradien temperatur sepanjang kawat yang menghubungkan hot junction dan cold junction. Dengan mengasumsikan kawat termokopel homogen maka EMF didapat akibat perbedaan temperatur hot junction dan cold junction. Hubungan tegangan antara termoelemen A dan B dengan perbedaan temperatur adalah: ��� (�) =��� (�) � Dimana :
EAB(T) adalah tegangan Seebeck S(T) adalah koefisien Seebeck,
ΔT adalah perbedaan temperatur antara hot junction dengan cold junction.
9
Gambar 3. Thermocouple
Tipe-tipe Termokopel antara lain : a. Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy)) Tersedia untuk rentang suhu −200 °C hingga +1200 °C. b. Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy)) Tipe E memiliki output yang besar (68 µV/°C) membuatnya cocok digunakan pada temperatur rendah. Properti lainnya tipe E adalah tipe non magnetik. c. Tipe J (Iron / Constantan) Rentangnya terbatas (−40 hingga +750 °C) memiliki sensitivitas sekitar ~52 µV/°C d. Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy)) Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat tipe N cocok untuk pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu di atas 1200 °C. Sensitifitasnya sekitar 39 µV/°C pada 900 °C. e. Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh) Cocok mengukur suhu di atas 1800 °C. Tipe B memberi output yang sama pada suhu 0 °C hingga 42 °C sehingga tidak dapat dipakai di bawah suhu 50 °C. f.
Type R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium) Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10 µV/°C).
g. Type S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium) 10
Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10 µV/°C). Karena stabilitasnya yang tinggi Tipe S digunakan untuk standar pengukuran titik leleh emas (1064.43 °C). h. Type T (Copper / Constantan) Cocok untuk pengukuran antara −200 to 350 °C. Konduktor positif terbuat dari tembaga, dan yang negatif terbuat dari constantan. Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43 µV/°C Termokopel tipe B, R, dan S adalah termokopel logam mulia yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Mereka adalah termokopel yang paling stabil, tetapi karena sensitifitasnya rendah (sekitar 10 µV/°C) mereka biasanya hanya digunakan untuk mengukur temperatur tinggi (>300 °C). 2.2
Pengolah Signal
Sebagai pengolah signal digunakan rangkaian yang dilengkapi dengan ic mikrokontroler ATmega16 serta dilengkapi dengan komunikasi RS232. Mikrokontroler AVR ATmega16 memiliki fitur yang cukup lengkap. Mikrokontroler AVR ATmega16 telah dilengkapi dengan ADC internal, EEPROM internal, Timer/Counter, PWM, analog comparator, dll. Sehingga dengan fasilitas yang lengkap ini memungkinkan kita belajar mikrokontroler keluarga AVR dengan lebih mudah dan efisien, serta dapat mengembangkan kreativitas penggunaan mikrokontroler ATmega16. Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega16 adalah sebagai berikut:
Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan port D. ADC internal sebanyak 8 saluran. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan. CPU yang terdiri atas 32 buah register. SRAM sebesar 512 byte. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write. 11
Port antarmuka SPI EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. Antarmuka komparator analog. Port USART untuk komunikasi serial. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz. Dan lain-lainnya.
Serial Peripheral Interface (SPI) merupakan salah satu mode komunikasi serial syncrhronous kecepatan tinggi yang dimiliki oleh ATmega16. Universal Syncrhronous and Asyncrhronous Serial Receiver and Transmitter (USART) juga merupakan salah satu mode komunikasi serial yang dimiliki oleh ATmega16. USART merupakan komunikasi yang memiliki fleksibilitas tinggi, yang dapat digunakan untuk melakukan transfer data baik antar mikrokontroler maupun dengan modulmodul eksternal termasuk PC yang memiliki fitur UART. USART memungkinkan transmisi data baik secara syncrhronous maupun asyncrhronous, sehingga dengan memiliki USART pasti kompatibel dengan UART. Pada ATmega16, secara umum pengaturan mode syncrhronous maupun asyncrhronous adalah sama. Perbedaannya hanyalah terletak pada sumber clock saja. Jika pada mode asyncrhronous masing-masing peripheral memiliki sumber clock sendiri, maka pada mode syncrhronous hanya ada satu sumber clock yang digunakan secara bersama-sama. Dengan demikian, secara hardware untuk mode asyncrhronous hanya membutuhkan 2 pin yaitu TXD dan RXD, sedangkan untuk mode syncrhronous harus 3 pin yaitu TXD, RXD dan XCK.
Konfigurasi pin pada kaki-kaki Mikrokontroler ATmega16 dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
12
Gambar 4. ATmega16 2.3
Mikrokontroler
Borland Delphi dan MySQL Dalam perancangan aplikasi ini software yang digunakan sebagai HMI (Human Machine Interface) adalah software delphi. Delphi adalah suatu bahasa pemograman (development language) yang digunakan untk merancang suatu aplikasi program. Delphi termasuk dalam pemrograman bahasa tingkat tinggi (high level lenguage). Maksud dari bahasa tingkat tinggi yaitu perintah-perintah programnya menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh manusia. Bahasa pemrograman Delphi disebut bahasa prosedural artinya mengikuti urutan tertentu. Dalam membuat aplikasi perintah-perintah, Delphi menggunakan lingkungan pemrograman visual. Sedangkan untuk aplikasi Database menggunakan aplikasi software MySQL. MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima dan mengirimkan data secara cepat, multi user serta menggunakan perintah dasar SQL (Structured Query Language). Berikut adalah tampilan dari software Delphi :
13
BAB 3
PEMBAHASAN
Gambar 5. Delphi
Berdasarkan Spesifikasi Operasi Mesin Daihatsu 12DS32, temperatur maksimum gas buang yang diperbolehkan untuk masing-masing silinder dan keluaran turbocharger adalah dibawah 480 oC, dengan selisih temperatur antara silinder adalah 30 oC. Sedangkan untuk saluran masuk turbucahrger adalah dibawah 580 oC. Apabila nilai-nilai tersebut tercapai, maka mesin akan stop beroperasi secara otomatis. 3.1
Perancangan Hardware
Blok Diagram perancangan hardware alat ini adalah sebagai berikut :
Gambar 6. Blok Diagram Perancangan Hardware
14
Perancangan Hardware dari alat ini terdiri atas termokopel Resistor Bulb PT100 tipe S sebagai tranduser yang mengubah besaran temperature panas menjadi besaran hambatan. Untuk pengkondisi sinyal digunakan rangkaian pembagi tegangan yang selanjutnya diolah oleh pengolah sinyal. Sebagai pengolah sinyal digunakan IC Mikrokontroler ATmega16 yang telah dilengkapi fitur ADC dan Komunikasi Serial RS232. Sebagai penyaji atau penampil menggunakan LCD 16x2 serta ditampilkan pada aplikasi desktop menggunakan Borland Delphi.
3.2
Gambar 7. Hardware Data Logger(ATmega16)
Perancangan Software
Berikut merupakan diagram flowchart cara kerja Temperatur Data Logger (ATmega16).
15
Gambar 8. Flow Chart
Cara kerja Data Logger (ATmega16) ini dapat ditunjukan pada diagram alir diatas. Pemrograman hardware pada alat ini menggunakan bahasa C, sedangkan untuk aplikasi desktop monitoring di personal Computer (PC) menggunakan software Borland Delphi dan sebagai Database digunakan aplikasi MySQL. Untuk tampilan aplikasi monitoring temperature pada computer dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
16
Gambar 9 . Setting Port Komunikasi
Gambar 10. Tampilan Monitoring Temperatur Gambar 11. Tampilan Penyajian Grafik 3.3
Hasil
Pengujian Alat
Pada pengujian alat ini digunakan alat ukur pembanding yaitu SANFIX Infrared Temperature. Berikut adalah alat ukur SANFIX Infrared Temperature :
17
Gambar 12. SANFIX Infrared Temperature
Berikut adalah table hasil pengujian pengukuran Temperatur antara Data Logger (ATmega16) dengan SANFIX Infrared Temperatur.
N O
1
Data Logger (ATmega16)
Sanfix Infrared Temperature
(Celsius)
(Celsius)
223
230
18
Pembebanan Mesin (kW)
750
2
259
263
1.500
3
340
344
2.250
4
379
385
2.400
Tabel 1. Perbandingan Pengukuran
Dari hasil pengujian didapatkan hasil pengukuran Temperatur Data Logger (ATmega16) dan SANFIX Infrared Temperatur berdasarkan pembebanan pada mesin Daihatsu. Terjadinya perbedaan pengukuran antara kedua alat ini dikarenakan metode pengukuran pada Data Logger (ATmega16) menggunakan perubahan hambatan sedangkan pada SANFIX Infrared Temperature menggunakan media Infrared. BAB 4 MANFAAT DAN ANALISA RESIKO 4.1
Manfaat Dengan pengaplikasian sistem ini kita dapat memonitoring dan melakukan pengambilan data temperature gas buang secara cepat, tepat dan realtime. Disamping itu juga memudahkan dalam melakukan tindakan pencegahan/perbaikan pada mesin berdasarkan besaran temperature yang terekam, sehingga kehandalan mesin dapat terjaga.
19
4.2
Rincian Biaya Pembuatan Alat Rincian Pembuatan Alat ini adalah sebagai berikut.
N O
URAIAN
VO L
SATUA N
HARGA SATUAN
JUMLAH (Rp)
(Rp) 1
Modul Sistem Minimum ATmega16
1
Unit
800.000
800.000
2
Adaptor 12 Vdc
1
Unit
100.000
100.000
3
USB Downloader AVR ATmega
1
Unit
150.000
150.000
4
Kabel dan konektor
1
Lot
500.000
500.000
*keterangan : menggunakan sensor termokopel eksisting 1.550.0 00
JUMLAH
1 55.000
PPN 10%
1.705.0 00
TOTAL
20
Tabel 2. Rincian Biaya Pembuatan Alat
4.3
Kajian Kelayakan Finansial Berikut adalah tabel perbandingan anggaran biaya pembuatan Data Logger (Atmega16) dengan Alat Monitoring Temperature dari pabrikan (ref: Tarkindo) .
Data Logger (Atmega16)
N O
URAIAN
VO L
SATUA N
HARGA SATUAN
JUMLAH (Rp)
(Rp) 1
Modul Sistem Minimum ATmega16
1
Unit
800.000
800.000
2
Adaptor 12 Vdc
1
Unit
100.000
100.000
3
USB Downloader AVR ATmega
1
Unit
150.000
150.000
4
Kabel dan konektor
1
Lot
500.000
500.000
*keterangan : menggunakan sensor termokopel eksisting 21
1.550.00 0
JUMLAH
15 5.000
PPN 10%
1.705.0 00
TOTAL
Monitoring Temperature Gas Buang
N O
VO L
URAIAN
SATUA N
HARGA SATUAN
JUMLAH (Rp)
(Rp)
1
Monitoring Temperature Gas Buang
1
Unit
15.000.00 0
15.000.000
Referensi dari Trakindo
*keterangan : menggunakan sensor termokopel eksisting JUMLAH
15.000.000 1.500. 000
PPN 10% TOTAL
16.500.000 Tabel 3. Kajian Kelayakan Finansial
22
Penghematan yang dihasilkan dari pengaplikasian alat ini sebesar : Rp. 16.500.000 – Rp. 1.705.000 = Rp. 14.795.000,4.4
Analisa Resiko Penerapan Inovasi ini diterapkan pada monitoring temperature gas buang silinder mesin Daihatsu PLTD Pilang. Salah satu kendala yang terjadi pada lapangan antara lain adanya tumpahan/percikan cairan serta getaran dari mesin. Resiko tersebut dapat teratasi dengan memperhatikan penempatan lokasi alat secara tepat dan terlindungi dengan baik. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan 1. Penggunaan data logger temperatur gas buang ini dapat mempermudah operator untuk memonitoring temperatur gas buang silinder mesin. 2. Dengan adanya data-data temperatur gas buang, bila ditemukan ketidak normalan temperatur gas buang, maka dapat ditentukan langkah-langkah perbaikan yang tepat, sehingga mesin dapat beroperasi secara optimal. 3. Pembuatan data logger temperatur gas buang ini dapat menghemat biaya pengadaan pembelian alat monitoring temperatur gas buang buatan pabrikan.
5.2
Saran 1. Dalam proses pengerjaan pembuatan alat ini diperlukan alat ukur acuan yang sudah dikalibrasi agar diperoleh data pengukuran yang akurat. 2. Alat ukur harus dijaga kebersihan dari tumpahan cairan-cairan untuk menghindari terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh rangkaian hubung singkat. 3. Selain diaplikasikan pada pengukuran temperature gas buang silender mesin, alat ini dapat diaplikasikan untuk pengukuran temperature air pendingin, temperature udara bilas, temperature minyak pelumas dan temperature bahan bakar.
23
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 1984. Maintenance & Instruction Manuals Part 1 (Daihatsu). Japan: Nichiment Corporation Anonymous, 1984. Maintenance & Instruction Manuals Part 2 (Daihatsu). Japan: Nichiment Corporation
www.atmel.com/Images/doc2466.pdf - Amerika Serikat
Ardiansyah MT. Selayang Padndan Tentang Termokopel.pdf Mochammad Ridwan. Modul Pembelajaran Praktek Basis Data (MySQL).pdf
24