ABSTRACT
THE INFLUENCE OF INVESTMENT DECISION, FINANCING DECISION, DIVIDEND POLICY AND CASH HOLDING ON THE FIRM VALUE (Study in Company Manufacturing at Indonesia Stock Exchange) Indri Mertialin/NPM: 0741031051/08978985771/
[email protected] Pembimbing 1: Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si., Akt. Pembimbing 2: Ninuk D Kusumaningrum, S.E., M.Sc., Akt. The aimed of this research was to examine the influence of investment decision, financing decision, dividend policy and cash holding on the firm value which occurred by price book value, using data set consisting of 91 manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange. Population of this research is listed public company at Indonesia Stock Exchange with manufacturing company as a sample. Sampling method uses purposive sampling method. Data analysis technique uses classic assumption test and hypothesis test uses multiple regression analysis. The results of this research indicate that investment decision positively and significantly affects the firm value, dividend policy positively and significantly affects the firm value and cash holding negatively and significantly affects the firm value. Keyword: investment decision, financing decision, dividend policy, cash holding, firm value, price book value
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya (Martono dan Agus Harjito,2005:2). Menurut signaling theory, pengeluaran investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Masalah yang harus dijawab dalam keputusan pendanaan yang dihubungkan dengan sumber dana adalah apakah sumber internal atau eksternal, besarnya hutang dan modal sendiri, dan bagaimana tipe hutang dan modal yang digunakan, mengingat struktur pembiayaan akan menentukan cost of capital yang akan menjadi dasar penentuan required return yang diinginkan (Hasnawati, 2005a). Para investor memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengharapkan pengembalian dalam bentuk dividen maupun capital gain, sedangkan perusahaan mengharapkan pertumbuhan terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus memberikan kesejahteraan kepada para pemegang sahamnya, sehingga kebijakan dividen penting untuk memenuhi harapan pemegang saham terhadap dividen dengan tidak menghambat
pertumbuhan perusahaan di sisi lain. Kemampuan membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang besar, maka kemampuan membayar dividen juga besar. Oleh karena itu, dengan dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan ( Matono dan Agus Harjito, 2005:3). Lins dan Kalceva (2004) dalam penelitiannya menunjukkan kepemilikan kas (cash holding) berhubungan negatif dengan nilai perusahaan. Namun, pada penelitian lain menunjukkan bahwa kepemilikan kas menunjukkan hubungan positif dengan nilai perusahaan. Mikkelson dan Partch (2003) dalam Susanti (2010), peneliti menemukan bahwa dengan kepemilikan kas (cash holding) tidak mengakibatkan pada kinerja yang buruk. Chen (2008) dalam penelitiannya menunjukkan kepemilikan kas dapat meningkatkan kinerja perusahaan dengan mengurangi biaya pembiayaan dan meningkatkan nilai tambah dengan menciptakan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Penelitian ini mengacu dari penelitian Lihan Rini dan Bandi Anas namun penulis menambahkan satu variabel sebagai perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu variabel cash holding dan memperbaharui jumlah tahun dari 2007-2010 Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil judul “PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI , KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN CASH HOLDING TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
B. Perumusan Masalah Berdasarkan masalah diatas, maka perumusan masalah yang hendak diangkat dalam penelitian ini adalah : a. Apakah keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? b. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? c. Apakah kebijkan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? d. Apakah cash holding berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji dan mengetahui apakah keputusan investasi,keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan cash holding memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan .
2. Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan sebagai berikut : a. Kegunaan teoritis, yaitu sebagai acuan atau referensi bagi pelaksana penelitian selanjutnya dalam bidang akuntansi keuangan terutama mengenai keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan cash holding. b.
Sebagai bahan masukan dan wawasan serta informasi bagi pembaca skripsi ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Bird In the Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Gordon dan Lintner yang menjelaskan bahwa menyukai pendapatan dividen yang tinggi karena pendapatan dividen yang diterima seperti burung di tangan (bird in the hand) yang mempunyai nilai yang lebih tinggi dan resiko yang kecil daripada pendapatan modal (bird in the bush) karena dividen lebih pasti daripada pendapatan modal. Teori ini juga berpendapat bahwa investor menyukai dividen karena kas di tangan lebih bernilai daripada kekayaan dalam bentuk lain. Konsekuensinya harga saham akan sangat ditentukan oleh besarnya dividen yang dibagikan. Peningkatan dividen akan meningkatkan harga saham yang akan berdampak pula pada nilai perusahaan yang juga akan meningkat.
B. Pecking Order Theory
Teori ini cenderung mengutamakan pendanaan dari sumber internal guna membayar dividen dan mendanai investasi, bila kebutuhan dana kurang maka dipergunakan sumber eksternal sebagai tambahannya. Pendanaan internal diperoleh dari sisa laba atau laba ditahan dan arus kas dari penyusutan (depresiasi). Sedangkan pendanaan eksternal dilakukan terutama dengan menerbitkan obligasi ketimbang dengan penerbitan saham baru, Husnan (2000). Penerbitan utang (obligasi) dilakukan perusahaan untuk menghindari atau mengeliminir biaya penerbitan yang melekat pada pendanaan eksternal, sehingga dipilihnya penerbitan obligasi lebih utama ketimbang penerbitan saham baru dikarenakan biaya penerbitan obligasi lebih kecil ketimbang penerbitan saham baru.
Pecking order theory menjelaskan bahwa pada umumnya perusahaan yang , profitable umumnya menggunakan utang dalam jumlah yang sedikit sedangkan perusahaan yang kurang profitable akan cenderung menggunakan utang yang lebih besar karena dua alasan, yaitu : a. Dana internal tidak mencukupi. b. Utang merupakan sumber eksternal yang paling disukai.
C. Investment Opportunities Set (IOS)
Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak luar. Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investsasi memperkenalkan Investment Opportunities Set ( IOS). IOS memberi petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari investment opportunity set ( IOS), yang didifinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa akan datang dengan net present value positif.Menurut Gaver dan Gaver (1993) dalam Hasnawati (2005) Investment Opportunities Set (IOS) merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang besar. Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang.
D. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing),
dan manajemen aset. Dalam Untung wahyudi et.al, (2006), nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. E. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan 1. Keputusan Investasi Sartono (2001:6), keputusan investasi menyangkut tentang keputusan alokasi dana baik dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai macam bentuk investasi. Dengan kata lain investasi apa yang paling baik bagi perusahaan. Secara garis besar keputusan investasi dapat dikelompokkan kedalam investasi jangka pendek seperti misalnya investasi pada kas, piutang, persediaan dan surat berharga maupun investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi, tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya.
2. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena menyangkut perolehan sumber dana untuk kegiatan operasi perusahaan. Keputusan ini akan berpengaruh terhadap struktur modal dan faktor leverage, baik leverage operasi maupun leverage keuangan, leverage keuangan merupakan penggunaan sumber dana yang memiliki biaya tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada biaya tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi para pemegang saham. Jika perusahaan menetapkan kebijakan untuk menggunakan sumber dana
dari utang berarti leverage keuangan perusahaan meningkat dan perusahaan akan menanggung biaya tetap berupa bunga.
3. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. kebijakan deviden (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dimasa yang akan datang.. Sebagaimana tertulis dalam UU 40 tahun 2007 pada Pasal 70 Ayat (3) Perseroan membentuk cadangan wajib dan cadangan lainnya. Cadangan yang dimaksud pada ayat (1) adalah cadangan wajib. Cadangan wajib adalah jumlah tertentu yang wajib disisihkan oleh Perseroan setiap tahun buku yang digunakan untuk menutup kemungkinan kerugian Perseroan pada masa yang akan datang. Cadangan wajib tidak harus selalu berbentuk uang tunai, tetapi dapat berbentuk aset lainnya yang mudah dicairkan dan tidak dapat dibagikan sebagai dividen. Sedangkan yang dimaksud dengan “cadangan lainnya” adalah cadangan di luar cadangan wajib yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan Perseroan, misalnya untuk perluasan usaha, untuk pembagian dividen, untuk tujuan sosial, dan lain sebagainya. Ketentuan paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor dinilai sebagai jumlah yang layak untuk cadangan wajib.
4. Kepemilikan Kas (Cash Holding)
Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi. Transaksi tersebut misalnya untuk pembayaran gaji atau upah pekerja, membeli aktiva tetap, membayar hutang, membayar deviden dan transaksi lain yang diperlukan perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha pengelolaannya ( manajemen) kas yang efektif dan efisien sehingga pemanfaatan kas tersebut optiomal (Martono dan Harjito Agus, 2005:116). Definisi kas menurut beberapa
sumber yaitu definisi kas dalam PSAK No.2 (1996;2:2), adalah bahwa kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Dan pengertian Penerimaan Kas Menurut PSAK No.9, definisi kas adalah :Yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Sedangkan pengertian setara kas menurut Smith dan Skousen (1995;493) adalah suatu pos-pos yang dianggap sama dengan kas, misalnya sekuritas jangka pendek yang segera jatuh tempo dan investasi sementara lainnya yang sangat likuid. Menurut Prasetyorini (2007), kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas dapat berupa uang tunai atau simpanan pada Bank yang dapat segera dan diterima sebagai alat pembayaran sebesar nominalnya.
F. Kerangka Penilitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor mana saja yang sangat signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan faktor-faktor apa saja yang lebih mendominasi terhadap nilai perusahaan tersebut. Pengaruh faktor-faktor terhadap nilai perusahaan dapat bersifat positif maupun negatif . Dari penjelasan tersebut dapat dibuat kaitan antara keputusan investasi , keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan cash holding terhadap nilai perusahaan dengan kerangka pemikiran sebagai berikut :
(+)
Keputusan Investasi
(+)
Keputusan Pendanaan
(+)
Kebijakan Dividen
H1 H2 H3 H4
(-)
Cash Holding
Nilai Perusahaan
G. Hipotesis
1. Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006), nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang – peluang investasi. Nilai perusahaan semata – mata dipengaruhi oleh keputusan investasi. Pada studi yang dilakukan dalam hubungannya dalam keputusan investasi. IOS memberikan petunjuk yang lebih luas dengan nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang, sehingga prospek perusahaan dapat ditaksir dari Investment Opportunity Set (IOS). IOS didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif.
Ketika ivestasi semakin besar maka pihak luar cenderung menilai tentang kinerja perusahaan yang baik, sehingga nilai perusahaan pun akan meningkat maka dari penyataan di atas dapat dirumuskan hipotesis Ha1: Keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2. Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Brigham dan Houston (2001), peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya resiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Terdapat dua pandangan mengenai keputusan pendanaan. Pandangan pertama dikenal dengan pandangan tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan tradisional diwakili oleh dua toeri, yaitu : Trade off theory dan Pecking order theory.
Fama dan French (1998) menemukan bahwa investasi yang dilahirkan dari laverage memiliki informasi yang positif terhadap perusahaan di masa yang akan
datang, selanjutnya berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Hasnawati (2005a) menemukan bahwa keputusan pendanaan mempengaruhi nilai perusahaan secara positif sebesar 16%. Wahyudi dan Pawestri (2006) menemukan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Semakin besar proporsi hutang perusahaan maka nilai perusahaan di mata pihak luar akan meningkat sehingga dapat dirumuskan hipotesis : Ha2: Keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
3. Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Hatta (2002) terdapat sejumlah perdebatan mengenai bagaimana kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan. Pendapat pertama menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi perusahaan, yang disebut dengan teori irrelevansi dividen. Pendapat kedua menyatakan bahwa dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan, yang disebut dengan Bird In The Hand Theory. Pendapat ketiga menyatakan bahwa semakin tinggi dividend payout ratio perusahaan, maka nilai perusahaan tersebut akan semakin rendah. Dividend signaling theory pertama kali dicetuskan oleh Bhattacharya (1979). Teori ini menjelaskan bahwa informasi tentang cash dividend yang dibayarkan dianggap investor sebagai sinyal prospek perusahaan di masa mendatang.
Fama dan French (1998) menemujkan bahwa investasi yang dihasilkan dari kebijakan dividen memiliki informasi yang positif tentang perusahaan di masa yang akan datang, selanjutnya berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Hasnawati (2005) menemukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Wahyudi dan Pawestri (2006) menemukan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Dividen merupakan proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dengan jumlah yang sebanding dengan jumlah saham yang
dimiliki, semakin tinggi dividen perusahaan maka nilai perusahaan akan semakin tinggi begitu sebaliknya sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut : Ha3: Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
4. Kepemilikan Kas (Cash Holding) terhadap Nilai Perusahaan
Kepemilikan kas dalam perusahaan adalah mengindikasikan kelikuiditasan perusahaan tersebut, jika kas perusahaan tersebut cukup dan tidak berlebihan. Jika jumlah kas terlalu rendah maka berakibat kurangnya dana yang akan digunakan untuk operasi perusahaan dan investasi masa depan, dan jika kepemilikan kas tinggi, seperti penelitian yang dilakukan oleh Harford (1999), bahwa dengan adanya nilai kas yang berlebih atau kepemilikan kas yang tinggi pada perusahaan cenderung membuat penurunan nilai perusahaan melalui akuisisi dan merger. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lins dan Kalceva (2004) yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara cash holding dan nilai perusahaan. Hasil penelitiannya menemukan bahwa pada tingkat negara eksternal, ketika perlindungan terhadap pemegang saham (shareholder) lemah, mengakibatkan nilai perusahaan yang rendah saat manajer mengendalikan kas yang berlebihan.
Jika kas perusahaan berlebih maka pihak luar akan menilai perusahaan tidak bisa mengelola dengan baik keuangannya sehingga nilai perusahaan cenderung turun oleh sebab itu dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut : Ha4: Cash holding berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Populasi dan sampel
Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian ini adalah selama 4 tahun yaitu tahun, yaitu tahun 2007-2010. Sampel penelitian ini diperoleh dengan metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut : 1) Perusahaan manufaktur yang berada di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2) Perusahaan manufaktur yang tetap listing di BEI selama periode pengamatan, yaitu dimulai dari tahun 2007-2010. 3) Perusahaan manufaktur menerbitkan laporan keuangan dan mempublikasikannya pada tahun 2009-2010. 4) Perusahaan manufaktur menggunakan mata uang rupiah dalam data laporan keuangannya selama periode penelitian, dari tahun 20072010. 5) Perusahaan manufaktur yang melakukan pembayaran devident payout ratio. Tabel 3.1 Penentuan Sampel Penelitian No
Keterangan
Jumlah Perusahaan
1
Perusahaan manufaktur yang membayarkan devident
23
payout ratio pada periode tahun 2007 2
Perusahaan manufaktur yang membayarkan devident payout ratio pada periode tahun 2008
17
3
Perusahaan manufaktur yang membayarkan devident
27
payout ratio pada periode tahun 2009 4
Perusahaan manufaktur yang membayarkan devident
24
payout ratio pada periode tahun 2010 Jumlah perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian
91
Sumber: Indonesian Capital Market Directory
B. Jenis dan Sumber Data 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitain secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder diperoleh dari situs resmi emiten http://www.idx.co.id
2. ICMD (Indonesian Capital MarketDirectory) dan bahan literatur lainnya seperti buku dan data dari penelitian lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat (Hasnawati, 2005a dan 2005b). Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan rumus price to book value yang dikembangkan Rachmawati dan Triatmoko (2007) sebagai berikut :
PBV = Harga saham BV
2. Keputusan Investasi Keputusan investasi didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif (Myers,1977). Proksi IOS yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Price Earning Ratio (PER). Menurut Brigham dan Houston (2001), PER menunjukkan perbandingan antara closing price dengan laba per lembar saham (earning per share). Mengacu pada penelitian Sartono (2006) keputusan investasi dapat diproksikan dengan membagi antara harga saham dengan earning per share PER = Harga saham EPS
3.Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan (Hasnawati,2005a).Keputusan pendanaan dalam penelitian ini dikonfirmasikan melalui Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas (Brigham dan Houston, 2001).
DER = Total hutang Total ekuitas
4. Kebijakan Dividen Keputusan kebijakan dividen adalah keputusan tentang seberapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen darioada ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Kebijakan dividen dalam penelitian ini dikonfirmasikan melalui Dividend Payout Ratio (DPR). Menurut Brigham dan Gapenski (1996), rasio pembayaran dividen adalah presentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas. DPR = DPS EPS
5. Cash Holding Dalam penelitian Isshaq, dkk (2009), variabel cash holding dapat diukur dengan CASH = log kas neraca.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) dari masing-masing variabel, (Ghozali,2007). Tabel 4.1 Statistika Deskriptif Sumber: Output SPSS, data olahan
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
PBV
91
-1.00
1.55
.1857
.39075
PER
91
-.09
1.97
.9847
.31471
DER
91
-1.24
.93
-.1948
.42165
DPR
91
1.02
1.86
1.4962
.16333
CASH
91
-1.24
6.67
3.7862
1.72714
Valid N (listwise)
91
Pengolahan data mentah dari penelitian ini dapat dilihat sebagaimana diringkas pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa jumlah sampel atau N data valid yang akan diteliti adalah 91 sampel. a. Dari data di atas PBV atau proksi dari variabel nilai perusahaan yang merupakan model dari variabel dependen menunjukkan nilai minimum sebesar -1.00 pada perusahaan PT.Intanwijaya Internasional,Tbk. tahun 2008 (lampiran I)dan untuk data maksmimum sebesar 6,418
pada PT. Champion Pacific Indonesia,Tbk. tahun 2009. (lampiran I) Dengan nilai mean atau rata-ratanya sebesar 0,1857 dengan standar devisasi 0.39075. b. Output descriptive statistics di atas menunjukkan bahwa rata-rata PER sebesar 0,9847 dengan standar deviasi sebesar 0,31471. Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi nilai PER kecil pada perusahaan sampel. Nilai terkecil dari PER adalah sebesar -0,09 yang dimiliki oleh PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.pada tahun 2009 (Lampiran I), sedangkan PER terbesar sebesar 1,97 yang dimiliki oleh PT. Gajah Tunggal pada tahun 2007 (Lampiran I). c. Dari data di atas DER atau proksi dari variabel keputusan pendanaan menunjukkan nilai minimum sebesar -1,24 pada perusahaan PT.Merck,Tbk. tahun 2009 (lampiran I) dan untuk data maksimum sebesar 0,93 pada PT. Trias Sentosa,Tbk. tahun 2009. (Lampiran I) d. Dari data di atas DPR atau proksi dari variabel kebijakan dividen menunjukkan nilai minimum sebesar 1,02 pada perusahaan PT Asahimas Flat Glass Tbk.tahun 2010 (Lampiran I)dan untuk data maksimum sebesar 1,86 padaPT Indo Kordsa Tbk. tahun 2007. (Lampiran I) e. Dari data di atas CASH atau proksi dari kepemilikan kas menunjukkan nilai minimum -1,24 yang dimiliki perusahaan PT. Budi Acid Jaya, Tbk. tahun 2009 (Lampiran I) dan nilai maksimum 6,67 yang dimiliki PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk. tahun 2010. (Lampiran I) B. Uji Asumsi Klasik Dalam penelitian ini digunakan empat jenis uji asumsi klasik yaitu uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji normalitas. Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk menguji apakah asumsi-asumsi yang mendasari analisis regresi terpenuhi, sehingga model regresi yang digunakan dapat dinyatakan baik.
1. Uji Multikolinearitas
Hasil pengujian model regresi diperoleh nilai-nilai VIF untuk masing-masing variabel ini dapat dilihat dari Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas Coefficients
a
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) PER
.976
1.024
DER
.985
1.015
DPR
.991
1.009
CASH
.967
1.034
a. Dependent Variabel: PBV
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua nilai VIF dari variabel bebas memiliki nilai yang lebih kecil dari 10 (<0,10). Hasil pengujian model regresi tersebut menunjukkan tidak adanya gejala multikolinier dalam model regresi.Hal ini berarti bahwa semua variabel bebas tersebut layak digunakan sebagai predictor.
2. Uji heterokedastisitas Dalam penelitian ini, uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik scatter plot.Dari grafik scatter plot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak diatas manapun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokodastisitas pada model regresi, (Ghozali, 2007). Grafik scatter plot ini dapat ditunjukkan pada Gambar 4.3 berikut ini Tabel 4.3 Uji heterokedastisitas
Gambar uji scatter plot diatas menjelaskan bahwa data sampel tersebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Data tersebar baik berada di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terdapat heterokodestisitas dalam model regresi yang digunakan.
3. Uji Autokorelasi Hasil pengujian uji autokorelasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Uji Autokorelasi b
Model Summary
Model 1
R .570
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.325
a. Predictors: (Constant), CASH, DPR, DER, PER b. Dependent Variable: PBV Sumber : Output SPSS, data olahan
.293
.32846
Durbin-Watson 2.132
Berdasarkan pengujian hipotesis di atas diketahui DW 2,132 dengan nilai DU = 1,429 dan nilai DL = 1,611, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi autokorelasi sesuai dengan syarat DL
4. Uji Normalitas Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan menggunakan model Uji Normalitas residual, (Ghozali,2007). Hasil pengujian ini dapat dilihat pada berikut ini :
Tabel 4.5 Uji Normalitas Sumber : Output SPSS, data olahan
Berdasarkan pada tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testbahwa masing – masing variable (PER, DER, DPR, CASH, PBV) menunjukkan angka 0,543,
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PER N
DER
DPR
LOG
PBV
91
91
91
91
91
.9847
-.1948
1.4962
3.7862
.1857
.31471
.42165
.16333
1.72714
.39075
Absolute
.084
.074
.050
.151
.052
Positive
.055
.058
.045
.071
.052
Negative
-.084
-.074
-.050
-.151
-.048
Kolmogorov-Smirnov Z
.801
.704
.479
1.436
.498
Asymp. Sig. (2-tailed)
.543
.704
.976
.072
.965
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
0,704, 0,976, 0,072, 0,965 ( > 0,05.) yang berarti bahwa data terdistribusi secara normal. Jumlah data yang menghasilkan nilai residual yang berdistribusi normal adalah sebanyak 91 sampel.
5. Uji Kelayakan Model Regresi Uji kelayakan model regresi digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan dapat mempengaruhi variabel independen.(Ghozali, 2007). Uji kelayakan model regresi dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.6 Uji Kelayakan Model Regresi b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
4.464
4
1.116
Residual
9.278
86
.108
13.742
90
Total
F 10.343
a. Predictors: (Constant), CASH, DPR, DER, PER b. Dependent Variable: PBV
Dari Uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 10,343 dengan signifikan 0,000. Karena probabilitas lebih kecil dari α (0,05) maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi PBV (nilai perusahaan) atau dapat dikatakan bahwa dari keempat variabel independen secara serentak atau simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
B. Pengujian Hipotesis 1. Koefisien determinasi ( R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.Nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0 sampai 1.Apabila angka koefisien determinasi semakin mendekati 1 maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
Sig. .000
a
adalah semakin kuat (Ghozali,2007). Pengujian koefesiendiperoleh dari nilai adjusted R2 diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Analisis Korelasi Ganda
Model 1
R .570
R Square a
.325
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .293
.32846
a. Predictors: (Constant), CASH, DPR, DER, PER b. Dependent Variable: PBV Sumber : Output SPSS, data olahan
Hasil analisis menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,293 atau 29,3%. Hasil ini menunjukkan bahwa 29,3% perubahan nilai perusahaan dipengaruhi oleh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan kepemilikan kas sedangkan sisanya, yaitu 70,7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian C. Analisis Regresi Berganda Dari hasil pengujian terhadap asumsi klasik, diperoleh model regresi tersebut telah memenuhi asumsi normalitas, multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji model persamaan regresi secara parsial terhadap masing-masing variabel bebas. Hasil pengujian model regresi secara parsial diperoleh sebagai berikut ini :
Tabel 4.8 Uji Regresi Berganda Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.195
.352
PER
.650
.111
DER
.098
DPR CASH
Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
.554
.581
.524
5.840
.000
.976
1.024
.083
.106
1.190
.237
.985
1.015
.312
.213
.131
1.468
.046
.991
1.009
-.043
.020
-.190
-2.111
.038
.967
1.034
a. Dependent Variable: PBV
Sumber : Output SPSS, data olahan
Berdasarkan tabel pengujian regresi linear maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :PBV = 0,195 + 0,650PER + 0,98 DER + 0,312 DPR – 0,43CASH Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui bahwa variabel PER, DER dan DPR memiliki koefisien regresi dengan arah positif sedangkan, CASH memiliki koefisien regresi dengan arah negatif. Hal ini berarti bahwa perusahaan dengan PER, DER dan DPR yang tinggi akan menyajikan nilai perusahaan yang tinggi, dan sebaliknya perusahaan dengan CASH yang tinggi akan menyebabkan nilai perusahaan yang rendah. D. Uji Signifikansi Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hipotesis Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.195
.352
PER
.650
.111
DER
.098
DPR CASH
Coefficients Beta
t
Sig. .554
.581
.524
5.840
.000
.083
.106
1.190
.237
.312
.213
.131
1.468
.046
-.043
.020
-.190
-2.111
.038
a. Dependent Variable: PBV
1. Pengujian Hipotesis 1 Ha1: Keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil analisis regresi menunjukkan tingkat signifikansi keputusan investasi berada pada angka 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai yang ditetapkan, yaitu α = 0,05, maka Ha1 diterima. Keputusan investasi memiliki nilai positif sebesar 0,650 terhadap nilai perusahaan, sehingga apabila keputusan investasi naik sebesar satu satuan, maka nilai perusahaan juga akan naik sebesar 0,650 satuan. Implikasi kesimpulan tersebut adalah bahwa nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang investasi dan pengeluaran discretionary di masa yang akan datang (Myeong dan Hyeon, 1998). 2. Pengujian Hipotesis 2 Ha2: Keputusan Pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t diketahui variabel keputusan pendanaan memiliki nilai sebesar 0,098 dan nilai signifikansi sebesar 0,237. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka hipotesis menunjukkan
bahwa variabel keputusan pendanaan memiliki pengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan demikian Ha2 dapat diterima. 3. Pengujian Hipotesis 3 Ha3: Kebijakan deviden berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel dividen terhadap nilai perusahaan menunjukkan nilai sebesar 0,312 dengan signifikansi sebesar 0,046. Dengan nilai signifikansi di bawah 0,05 maka hal ini berarti bahwa DPR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian Ha3 diterima. 4. Pengujian Hipotesis 4 Ha4: CASH berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel CASH terhadap nilai perusahaan menunjukkan nilai t sebesar -0,043dengan nilai signifikan sebesar 0,038 yang berada di bawah 0,05. Maka hal ini berarti bahwa CASH memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.Dengan demikian Ha4 yang menyatakan CASH berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan dapat diterima.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 29,3% perubahan nilai perusahaan dipengaruhi oleh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan kepemilikan kas, sedangkan sisanya, yaitu 70,7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian. Hasil penelitian ini memberikan konfirmasi bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Apabila perusahaan mampu memaksimumkan kemampuannya melalui investasi-investasi tersebut dalam menghasilkan laba sesuai dengan jumlah dana yang ada, maka dapat meningkatkan nilai perusahaan tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan di masa yang akan datang. Kemudian keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Keputusan pendanaan yang menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak daripada pendanaan melalui hutang karena dengan menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tersebut artinya membagikan laba yang diperoleh perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Investor juga akan menginvestasikan dananya pada perusahaan yang membagikan dividen dalam jumlah yang besar dengan konsekuensi investor harus membayar pajak yang tinggi atas dividen yang diperoleh tersebut. Mengenai kepemilikan kas yaitu kepemilikan kas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Dari hubungan tersebut dapat diketahui bahwa semakin kecil kepemilikan kas yang disesuaikan dengan kondisi yang dimiliki oleh perusahaan maka akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan karena dengan adanya nilai kas yang berlebihan atau kepemilikan kas yang tinggi pada cenderung membuat penurunan akuisisi dan merger. Harford, (1999).
B. Keterbatasan dan Saran Berikut ini beberapa keterbatasan penelitian yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya : a.
Periode waktu yang digunakan adalah empat tahun yaitu tahun 20072010 sehingga tidak terlalu akurat dan stabil.
b. Jumlah sampel yang berbeda setiap tahun penelitian dari 2007-2010 dikarenakan sulitnya mencari perusahaan manufaktur yang mengeluarkan DPR secara berturut – turut. c. Variabel yang digunakan dalam penelitian masih terlalu sedikit untuk diteliti. Setelah mengkaji penelitian ini maka penulis memberikan saran sebagai berikut : a. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya ada lebih banyak variabel yang diteliti, karena masih ada 70,7% variabel diluar penelitian yang belum diteliti. b. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya lebih banyak menggunakkan proksi yang lebih baik dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan. Alih Bahasa Dodo Suharto dan Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga. Chen, Y. 2008.Corporate goverannce and cash holdings: listed neweconomy versus old economy firms. Corporate Governance,Vol. 16 No.5, pp. 430442. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ketiga. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Haruman, Tendi. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak. Hasnawati, Sri. 2005. Implikasi keputusan investasi,pendanaan, dan dividen terhadap nilai perusahaan publik di BEJ, Usahawan, No. 09 TH XXXIV, pp. 33-42. Herawaty, Vinolla. 2008. Peran Praktek Corporate Governance sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 2, pp. 97-108. Isshaq, Zangina. 2009. Corporate Governance governance, ownership structure, cash holding, and firm value on the Ghana stock Exchange. The Journal of Risk Finance, Vol.10 No.5, pp. 488-499. Martono, dan Agus Harjito. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonisia Kampus FE UII. Nugroho, A.S. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan. Thesis tidak dipublikasikan. Universitas DiponogoroProperti yang Go Publik di BEI”. Tesis Tidak Dipublikasikan, Universitas Diponegoro. Pramastuti, S. 2007. Analisis Kebijakan Dividen: Pengujian Dividend Signaling Theory dan Rent Extraction Hyphotesis. Thesis. Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Tidak dipublikasikan. Prihantoro. 2003. Estimasi Pengaruh Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Ekonomi & Bisnis 8 (1) : 7-14.
Pujiono. 2002. Dampak Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Waktu Ex- Dividend Day. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 5 (Mei 2): 148-161. Raharjo, S.. 2000.Reaksi Pasar terhadap Pengumuman Dividen: Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta tahun 1994. Thesis. Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Tidak dipublikasikan. Rini, Lihan dan Bandi Anas. 2010. Pengaruh keputusan Investasikeputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi (SNA)XIII Purwokerto. Saidi. 2004. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur go public di BEJ tahun 1997-2002, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 11 No. 1, pp. 44-58. Sartono, R. A. 2001. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Yogyakarta : BPFE. Setiawan, D., dan J. Hartono. 2003. Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan: Analisis Pengumuman Dividen Meningkat. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 6 (Mei 2): 131-144. Setiawan, D., dan S. Subekti. 2005. Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan: Pengumuman Dividen Meningkat (Studi Empiris pada Bursa Efek Jakarta Selama Krisis Moneter). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 8 (Mei 2): 121-137 . Subekti, I., dan I. W. Kusuma. 2001. Asosiasi Set Kesempatan Investasi dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen Perusahaan, serta Implikasinya pada Perubahan Harga Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 4 (Januari 1): 44-63. Susanti, Rika. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan. Semarang: Universitas Diponegoro. Wahyudi, Untung dan Hartini P. Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX Padang. Undang – Undang nomor 40 tahun 2007 mengenai Persereoan Terbatas.