KAJIAN PERBEDAAN KARATERISTIK CAMPURAN HOTMIX AC WC ASPAL PEN 60/70 DENGAN ASPAL ASBUTON RETONA BLEND 55 MEMAKAI METODA PENGUJIAN MARSHALL Anggi Andhika Putra, Hendri Warman, Gusnedi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak
Perkembangan lalu lintas semakin tinggi dan menyebabkan dampak negatif terhadap kualitas, kekuatan, ketahanan struktur jalan dan umur rencana. Faktor lainnya, material, cuaca dan cara pelaksanaan. Bahan pengikat adalah aspal pen 60/70 dan asbuton Retona Blend 55 yang mempengaruhi perbandingan karateristik campuran AC WC memakai metoda pengujian marshall diteliti di PT. STATIKA MITRASARANA. Retona Blend 55 adalah perpaduan antara aspal keras dengan asbuton semi ekstrasksi. Hasil penelitian di laboratorium, karateristik yang mempengaruhi campuran AC WC, nilai stabilitas asbuton yaitu 1290 kg sedangkan aspal pen 60/70 1090 kg, marshall quontient asbuton 360 kg/mm sedangkan aspal pen 60/70 330 kg/mm, flow asbuton 3,55 mm dan aspal pen 60/70 3,35 mm, kepadatan asbuton 2,277 gr/cc dan aspal pen 60/70 2,262 gr/cc, VMA asbuton 16,50 % dan aspal pen 60/70 adalah 17,10 %, VFB asbuton 76,00 % dan aspal pen 60/70 adalah 73,00 %, VIM aspal asbuton 3,80 dan aspal pen 60/70 adalah 4,45 %. Kadar aspal optimum Retona Blend 55 dan Aspal pen 60/70 adalah 6,30 %. Pemakaian Retona Blend 55 membuat karateristik campuran AC WC kuat menahan beban lalu lintas dan tahan terhadap air.
Kata Kunci : aspal pen 60/70, retona blend 55, karateristik, pengujian marshall, AC WC
STUDY OF MIXED DIFFERENCE CHARACTERISTICS HOTMIX AC WC 60/70 PEN ASPHALT WITH ASPHALT ASBUTON RETONA BLEND 55 TESTING METHODS USED MARSHALL Anggi Andhika Putra, Hendri Warman, Gusnedi, Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, University of Bung Hatta E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract
The development of increasingly high traffic and causing a negative impact on the quality, strength, durability and life of the structure plan. Other factors, material, weather and method of implementation. Binder is Asphalt pen 60/70 and asbuton Retona Blend 55 mixture characteristics that affect the comparison method oftesting AC WC wear marshall investigated in PT. STATIKA MITRASARANA. Retona Blend 55 is a blend of hard asphalt with semi asbuton ekstrasksi. The results of laboratory studies, characteristics that affect AC WC mixture, the value of which is 1290 kg buton stability while 1090 kg of bitumen 60/70 pen, marshall quontient asbuton 360 kg/mm while the 60/70 pen bitumen 330 kg / mm, flow asbuton 3.55 mm and 3.35 mm 60/70 pen bitumen, density asbuton 2,277 g/cc and a 60/70 pen bitumen 2.262 g/cc, VMA asbuton 16.50% and 60/70 pen bitumen was 17.10%, VFB asbuton 76.00% and 60/70 pen bitumen was 73.00%, 3.80 VIM buton asphalt and bitumen pen 60/70 is 4.45%. Optimum bitumen content Asphalt Retona Blend 55 and 60/70 pen is 6.30%. Retona Blend 55 make use of the characteristics of the mixture AC WC withstand traffic loads and resistance to water.
Keywords: pen bitumen 60/70, retona blend 55, characteristics, testing marshall, ACWC
STUDY OF MIXED DIFFERENCE CHARACTERISTICS HOTMIX AC WC 60/70 PEN ASPHALT WITH ASPHALT ASBUTON RETONA BLEND 55 TESTING METHODS USED MARSHALL Anggi Andhika Putra, Hendri Warman, Gusnedi, Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, University of Bung Hatta E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract
The development of increasingly high traffic and causing a negative impact on the quality, strength, durability and life of the structure plan. Other factors, material, weather and method of implementation. Binder is Asphalt pen 60/70 and asbuton Retona Blend 55 mixture characteristics that affect the comparison method oftesting AC WC wear marshall investigated in PT. STATIKA MITRASARANA. Retona Blend 55 is a blend of hard asphalt with semi asbuton ekstrasksi. The results of laboratory studies, characteristics that affect AC WC mixture, the value of which is 1290 kg buton stability while 1090 kg of bitumen 60/70 pen, marshall quontient asbuton 360 kg/mm while the 60/70 pen bitumen 330 kg / mm, flow asbuton 3.55 mm and 3.35 mm 60/70 pen bitumen, density asbuton 2,277 g/cc and a 60/70 pen bitumen 2.262 g/cc, VMA asbuton 16.50% and 60/70 pen bitumen was 17.10%, VFB asbuton 76.00% and 60/70 pen bitumen was 73.00%, 3.80 VIM buton asphalt and bitumen pen 60/70 is 4.45%. Optimum bitumen content Asphalt Retona Blend 55 and 60/70 pen is 6.30%. Retona Blend 55 make use of the characteristics of the mixture AC WC withstand traffic loads and resistance to water.
Keywords: pen bitumen 60/70, retona blend 55, characteristics, testing marshall, ACWC
PENDAHULUAN Perkembangan volume lalu lintas
Di
Indonesia
seringkali
kita
melihat
yang terjadi semakin hari semakin tinggi,
kendaraan yang membawa muatan yang
hal itu menyebabkan dampak negatif
melebihi kapasitas daya angkut yang telah
terhadap kualitas kekuatan dan ketahanan
di standarkan oleh Dinas Perhubungan.
pada struktur perkerasan jalan. Dengan
Selain
banyaknya
dan
dampak negatif dari berkurangnya umur
kelebihan muatan (over loading) yang di
rencana antara lain, pengunaan material
angkut dari kendaraan tersebut, dapat
yang
membuat umur rencana jalan menjadi
campuran
pendek dari umur yang telah direncanakan.
pelaksanaan pekerjaan yang kita lakukan.
volume
kendaraan
itu,
kita
faktor
gunakan beraspal,
yang
menyebabkan
dalam cuaca
membuat dan
cara
Aspal memiliki karateristik yang sangat
berpengaruh
campuran
terhadap
beraspal
pada
kinerja
In Mix), VFB (Void Filled Bitumen), Stability, Flow, dan Marshall Quntient.
pekerjaan
Penelitian
diharapkan
dapat
perkerasan lentur. Kualitas aspal yang
memberikan masukan kepada pengguna
sangat bagus akan menghasilkan campuran
jasa di bidang jasa konstruksi, khususnya
beraspal
Aspal
pada konstruksi pekerjaan perkerasan jalan
merupakan bahan pengikat yang terletak
raya. Agar penyedia jasa melaksanakan
pada
akan
pekerjaan dengan mempertimbkan mutu,
menerima dampak langsung terhadap beban
keawetan dan daya tanah terhadap beban
kendaraan, maka aspal harus kuat, tahan,
lalu lintas.
dan tetap berada pada posisinya walaupun
TINJAUAN PUSTAKA
ada pembebanan dari volume lalu lintas.
Aspal
yang
bagian
sangat
paling
Retona
baik.
atas
Blend
55
yang
merupakan
Aspal adalah campuran yang terdiri
gabungan antara asbuton butir yang telah
dari bitumen dan mineral, sedangkan yang
diekstraksi sebagian dengan aspal keras Pen
dimaksud dengan bitumen adalah bahan
60/70, pembuatannya dilakukan secara
yang
pabrikasi yang dicampur pada temperatur
berbentuk hingga cair, mempunyai sifat
155°C. Campuran beraspal panas yang
lekat yang baik, larut dalam CS2 dan CCl4
menggunakan Retona Blend 55 lebih
mempunyai sifat berlemak dan tidak larut
diutamakan untuk melapis ruas jalan dalam
dalam air, (Shirley L. Hendarsin, 2000).
temperatur perkerasan beraspal yang tinggi
berwarna
Aspal
coklat
yang
hingga
digunakan
hitam,
untuk
untuk melayani lalu lintas berat dan padat.
material jalan terdiri dari beberapa jenis
Disamping
yaitu :
penggunaan
seperti
aspal
minyak, usia pelayanan aspal asbuton lebih
1. Aspal Alam
lama dan biaya pemeliharaan menjadi lebih
2. Bitumen (aspal buatan)
murah.
Aspal Alam Penelitian
untuk
Asbuton terdiri dari mineral dan
karateristik
bitumen. Mineral Asbuton didominasi oleh
antara aspal Pen 60/70 dengan aspal buton
“Globigerines limestone” yaitu batu kapur
Retona
dari
yang sangat halus yang terbentuk dari jasad
metoda
renik binatang purba foraminifera mikro
pengujian marshall. Karateristik campuran
yang mempunyai sifat sangat halus, relative
hotmix antara lain, Density (kepadatan),
keras, berkadar kalsium karbonat tinggi dan
VMA (Void Mineral Aggregate), VIM (Void
baik sebagai filler pada beton aspal,
mengetahui
bertujuan
perbandingan
Blend
karateristik
ini
55
aspal
yang ditinjau memakai
(Menurut buku petunjuk dari Dirjen Bina
Tabel 2.3. Prosentase Minimum Rongga
Marga).
dalam Mineral Aggregat
Bitumen
Asbuton
memiliki
Nominal Maximum
Dilihat dari komposisi kimianya, bitumen
Minimum VMA
Particle Size
karakteristik penetrasi rendah dan getas.
(%)
Inch
Mm
≠ 16
1,18
23,5
Asbuton memiliki senyawa nitrogen base
≠8
2,38
21,0
yang tinggi dan parameter malten yang
≠4
4,75
18,0
baik.
3/8
9,50
16,0
Tabel 2.1 : Standar yang digunakan untuk pemeriksaan aspal Tipe I Pen. 60/70
1/2
12,59
15,0
3/4
19,00
14,0
1,00
25,00
13,0
1,50
37,50
12,0
2,00
50,00
11,5
2,50
63,00
11,0
Metode
Tipe I Aspal
Pengujian
Pen. 60/70
No.
Jenis Pengujian
1.
Penetrasi pada
SNI 06 -
25°C (dmm)
2456-1991
Titik Lembek
SNI 06-
(°C)
2434-1991
Daktalitas pada
SNI 06-
25°C, (cm)
2432-1991
Titik Nyala (°C)
SNI 06-
2.
3.
4.
60 – 70
≥ 48
≥ 100
6.
Kelarutan dalam
ASTM
Toluene (%)
D5546
Berat Jenis
SNI 06-
Agregat Agregat yang digunakan sebagai
≥ 232
2433-1991 5.
Sumber : Petunjuk LASTON Untuk Jalan Raya
campuran
aspal
berupa
butiran
atau
pecahan-pecahan batu yang menempati ≥ 99
≥ 1,0
2441-1991 Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi 6 Perkerasan Aspal Edisi 2010
Tabel 2.2. Persyaratan AsbutonModifikasi
bagian pada struktur perkerasan jalan. Agregat ini berupa batu pecah, kerikil, pasir ataupun komposisi mineral lainnya, baik hasil
(natural
alam
agregat),
hasil
pengolahan (manufacture agregat), maupun agregat batuan (synthetic agregat) yang digunakan sebagai bahan penyusun utama perkerasan
jalan,
(Wardhani
Sartono,
1999). Agregat Kasar Fraksi agregat kasar dalam bentuk ini adalah agregat yang tertahan diatas saringan No. 8 (2,38 mm) Agregat kasar harus bersih, keras, awet, bebas dari lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki
Tabel 2.4. Standar yang digunakan dalam
yang lolos saringan 0,075 mm (SNI 03-
persyaratan agregat kasar
4142-1996) lebih dari 8% dan diuji dengan
Pengujian Kekekalan
Standar
Nilai
bentuk
setara pasir ( SNI 03-4428-1997) tidak kurang dari 50%.
agregat terhadap larutan
SNI
Maks.
natrium dan magnesium
3407:2008
12%
Tabel 2.5. Standar yang digunakan dalam pemeriksaan agregat halus
sulfat
Pengujian
Campuran
Standar
Nilai
Abrasi
AC
Maks.
Min. 50% untuk
dengan
bergradasi
30%
SS,
Mesin
kasar
SNI
Los
Semua jenis
2417:2008
Angeles
campuran
Maks.
bergradasi
40%
AC Nilai
setara
pasir
SNI
03-
4428-1997
bergradasi
kasar Min.
Material
terhadap aspal
1991
95%
ayakan No. 200
4428-1997
Angularitas (kedalaman
DoT’S
95/901
Kadar Lempung
SNI 3423 :
dari permukaan < 10
Pennsylvania
cm)
Test
Angularitas (kedalaman
PTM No. 621
agregat
lolos
SNI
03-
Maks. 1%
Angularitas
Method, 80/751
(kedalaman dari
Min. 45
permukaan < 10
AASHTO
cm)
cm)
TP-33
Angularitas
ASTM C1252-93
ASTM D4791 Perbandingan
Maks.
(kedalaman dari
lonjong
1:5
10%
permukaan < 10
Material lolos ayakan
SNI 03-4142-
Maks.
cm)
No. 200
1996
1%
dan
Maks. 8%
2008
dari permukaan < 10
pipih
bergradasi
halus,
AC
SNI 03-2439-
Partikel
dan
Min. 70% untuk
lainnya Kelekatan
HRS,
Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi 6 Perkerasan
atau
Min. 40
Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi 6 Perkerasan Aspal Edisi 2010
Aspal Edisi 2010
Campuran
Agregat Halus
Asbuton
Beraspal
Panas
Dengan
Agregat halus terdiri atas agregat
Campuran beraspal panas dengan
hasil pemecah batu (abu batu) atau pasir
Asbuton adalah campuran antara agregat
alam dengan ukuran lolos saringan No. 8
dengan bahan pengikat jenis bitumen
(2,38). Agregat halus terdiri atas partikel-
asbuton murni (asbuton modifikasi) atau
partikelbersih, keras, tidak mengandung
aspal keras pen 60 atau pen 80 yang
lempungyang tidak dikehendaki. Pasir alam
campurannya menggunakan asbuton butir,
dan abu tidak boleh mengandung bahan
yang
pembuatannya
dilakukan
secara
fabrikasi dengan proses seperti dilihatkan
METODEOLOGI
bagan alir pada gambar 2.1. Komposisi
Jenis Penelitian
pemakaian aspal keras pen 60/80 dengan
Penelitian
merupakan
semua
asbuton butir adalah 80% aspal minyak dan
pencarian, penyelidikan, percobaan, dan
20% asbuton butir. Bahan pengikat yang
pengujian secara ilmiah dalam suatu bidang
mencukupi
tertentu untuk mendapatkan pengaturan
dalam
mengerjakannya,
mencampur
maka
dan
kedua-duanya
barudari pengetahuan yang ada,
(M.
dipanaskan masing-masing pada temperatur
Nazir, Ph D, 1993). Jenis penelitian yang
tertentu.
akan dilakukan ini merupakan penelitian eksperimen perencanaan campuran beraspal
Proses semi ektraksi Butir Asbuton hasil pecah
panas menggunakan aspal biasa pen 60/70
semi ekstraksi Retona
Dicampur pada tempratur 1550C
Aspal keras pen 60/80 pada temperature 160 C
dan aspal asbuton Retona Blend 55 berlaku untuk lapis aus (AC-WC). Penelitian dilakukan dilaboratorium PT. STATIKA MITRASARANA.
Retona
Mulai
Gambar 2.1 : Proses Pembuatan Retona Blend 55 Tabel
2.8.Gradasi
Agregat
Tujuan Penelitian
Gabungan
Campuran Beraspal Panas Penyusunan Metodologi Penelitian Ukuran Saringan
Spesifikasi AC WC Gradasi Kasar
STD ( mm )
Pengumpulan Data
ALT ( Inch )
19
3/4 "
100,0
12,5
1/2 "
100,0
-
90,0
9,5
3/8 "
90,0
-
72,0
4,75
#4
63,0
-
43,0
2,36
#8
39,1
-
28,0
1,18
# 16
25,6
-
19,0
0,600
# 30
19,1
-
13,0
0,300
# 50
15,5
-
9,0
0,150
# 100
13,0
-
6,0
0,075
# 200
10,0
-
4,0
Uji Laboratorium Tidak OK
Tidak OK
Pengolahan Data Analisa Data
Tidak OK
Kesimpulan
Selesai
Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi 6 Perkerasan Aspal Edisi 2010
Gambar 3.1 Skema Alir MetodePenelitian
10. Peralatan-peralatan lain :
Peralatan dan Bahan Penelitian
a. Panci-panci
Peralatan 1. Alat
uji
meliputi, mesin
pemeriksaan abrasi
Los
material
material
Angeles,
dan
agregat
berat
analisa
untuk
memanasi
agregat, aspal dan campuran aspal
dengan
b. Pengukur suhu dari logam (metal
jenis
thermometer) berkapasitas 2500C dan 1000C dengan ketelitian 0.5
saringan
material.
c. Timbangan benda uji berkapasitas
2. Alat uji pemeriksaan aspal meliputi
2 kg dengan ketelitian 0.1 gr,
penetrasi aspal, dan ekstraksi
timbangan
Benda uji berdiameter 10 cm dan
dengan ketelitian 1 gr
tinggi 6,3 cm
berkapasitas
5
kg
d. Sarung tangan yang digunakan
3. Alat pengeluar benda uji (Ejektor)
untuk melindungi dari sampel atau
4. Penumbuk
peralatan
yang
mempunyai
permukaan tumbuh rata berbentuk slinder dengan jarak 4.536 kg dan
saat
e. Kompor serta sendok pengaduk dan perlengkapan lain.
5. Landasan pemadat terdiri dari balok (jati/sejenis)
panas
melakukan pengujian
tinggi jatuh bebas 45.7 cm
kayu
yang
berukuran
Bahan- bahan Penelitian 1. Aspal Penetrasi 60/70
(20x20x45) cm yang dilapisi dengan
2. Aspal Asbuton Retona Blend 55
plat baja berukuran (30x30x2.5) cm
3. Matarial Hot Bin I (3/4 - # no. 8)
dan diikatkan pada rantai beton
4. Material Hot Bin II (3/4 - # no. 16)
dengan empat bagian siku
5. Material Hot Bin III (1/2 - # no. 200)
6. Slinder cetakan benda uji
6. Material Hot Bin IV (3/8 - # no. 200)
7. Mesin tekan yang dilengkapi dengan:
7. Semen
a. Kepala
penekan
berbentuk
lengkung (Breaking Head) b. Cincin penguji yang berkapasitas
HASIL DAN PEMBAHASAN Agregat Disamping aspal juga diperoleh
2500 kg dengan ketelitian 12.5 kg
pengujian
sifat
fisik
agregat.
dilengkapi arloji tekan dengan
pengujian
agregat,
ketelitian 0.0025 cm
langsung dari AMP PT. Statika Mitrasarana
material
Untuk diambil
c. Arloji kelelehan dengan ketelitian
yang didapat hasil yaitu, gradasi material,
0.25 mm serta perlengkapannya
kombinasi gradasi material, berat jenis dan
8. Oven
penyerapan material agregat dapat dilihat
9. Bak perendam (Water Bath)
pada tabel dibawah ini :
Pembahasan Kepadatan (density) Kepadatan atau density adalah berat campuran yang diukur tiap satuan volume untuk
menunjukkan
kepadatan
dari
campuran beton aspal. Campuran dengan kepadatan
tinggi
memiliki
kekuatan
menahan beban yang tinggi. Tabel 4.6 Hasil Pengujian KepadatanCampuran Aspal Panas (AC-WC) AC-WC KADAR ASPAL (%)
AC-WC ASPAL
ASBUTON
BIASA PEN 60
RETONA
/ 70
BLEND 55
(Gr/cc)
PEN 40 / 60 (Gr/cc)
5.00
2.243
2.252
5.50
2.250
2.268
6.00
2.258
2.275
6.50
2.266
2.277
7.00
2.256
2.268
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium
Hubungan antara kadar aspal dan kepadatandapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut :
Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara Kadar aspal dan Kepadatan
Pada campuran aspal biasa pen
Hubungan antara kadar aspal dan
60/70 dan aspal Asbuton Retona Blend 55
VMA dapat dilihat pada Gambar 4.2
kadar aspal 5,00% sampai 6,50% nilai
berikut ini:
kepadatan mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan pada batas tertentu nilai kepadatan tidak terus naik karena rongga yang sudah berisi penuh oleh aspal dan sudah mengalami kejenuhan sehingga nilai kepadatan mengalami penurunan. Nilai kepadatan pada aspal Pen 60/70 adalah 2,262 dan aspal Retona Blend 55 adalah 2,277. Ini berarti aspal asbuton Retona Blend 55 lebih padat dibandingkan dengan aspal Pen 60/70. VMA (Voids Mineral Agregat) VMA
Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara Kadar Aspal
(Voids Mineral
Agregat)
dan VMA
adalah rongga udara yang ada diantara
Dari percobaan ini, nilai VMA aspal
partikel-partikel agregat dalam campuran
pen 60/70 adalah 17,10 % dan aspal
agregat
Asbuton 16,50%. Ini berarti Aspal Asbuton
aspal
termasuk Dinyatakan
yang
ruang
telah
yang
dalam
dipadatkan
terisi
aspal.
presentase
total
nilai kerapatannya lebih rapat daripada aspal pen 60/70. VFB (Voids Filled Bitumen)
campuran agregat aspal.
Void Filled Bitumen (VFB) adalah
Tabel 4.7 Hasil Pengujian VMA (Voids Mineral Agregat) Camp. Aspal AC-WC AC-WC KADAR ASPAL (%)
presentase rongga yang terisi aspal pada campuran
setelah
mengalami
proses
AC-WC ASPAL
ASBUTON
BIASA PEN
RETONA
60/70
BLEND 55
(%)
PEN 40/60
sehingga kekedapan campuran terhadap air
(%)
dan udara menjadi lebih tinggi.Faktor yang
pemadatan. Besarnya nilai VFB menjadikan nilai yang terisi aspal cukup banyak
5.00
16.58
16.24
5.50
16.76
16.12
6.00
16.90
16.29
gradasi agregat, energi pemadat (jumlah
6.50
17.08
16.67
dan
7.00
17.86
17.44
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium
mempengaruhi VFB yaitu kadar aspal,
temperatur
agregat.
pemadatan),
absorpsi
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Voids Filled
semakin
Bitumen (VFB) Campuran Aspal Panas
semakin besarnya rongga dalam campuran,
(AC-WC)
sehingga
KADAR ASPAL (%)
AC-WC
AC-WC
ASBUTON
ASPAL BIASA
RETONA BLEND
PEN 60/70
55PEN 40/60
(%)
(%)
5.00
58.23
59.65
5.50
64.33
67.39
6.00
70.55
73.71
6.50
76.49
78.75
7.00
79.00
81.34
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium.
Hubungan antara kadar aspal dan
mengidentifikasikan
campuran
memudahkan
bersifat
masuknya
porous,
air
dan
mengurangi keawetan. Nilai VIM yang terlalu rendah juga akan memunculkan masalah deformasi plastis. Tabel 4.9 Hasil Pengujian Voids In Mix (VIM) Campuran Aspal Panas (AC- WC) AC-WC KADAR
ASPAL
ASPAL
BIASA PEN
(%)
60/70
VFB dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini:
tinggi
(%)
AC-WC ASBUTON RETONA BLEND 55 PEN 40/60 (%)
5.00
6.93
6.55
5.50
5.98
5.26
6.00
4.98
4.28
6.50
4.02
3.54
7.00
3.75
3.25
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium.
Hubungan antara kadar aspal dan Void in Mix dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini:
Gambar 4.3 Grafik Hubungan antara Kadar aspal dan VFB
Melihat
hasil
grafik
hubungan
antara kadar aspal dengan VFB didapat nilai VFB untuk aspal Pen 60/70 yaitu73,00 % dan aspal Asbuton Retona Blend 55 yaitu 76,00 %. VIM (Void In Mix)
Gambar 4.4 Grafik Hubungan antara Kadar aspal dan Void in Mix
Dilihat dari grafik diatas maka nilai
Nilai VIM menunjukkan prosentase
VIM aspal Pen 60/70 adalah 4,45 % dan
rongga udara dalam campuran. Nilai VIM
nilai VIM aspal Asbuton Retona Blend 55
adalah 3,80 %, spesifikasi 3-5,5%. Ini
Pada grafik hubungan antara kadar
disebabkan karena Aspal asbuton lebih
aspal dengan stability didapatkan nilai
padat dibandingkan dengan aspal Pen
stability untuk aspal Pen 60/70 adalah 1090
60/70.
kg,spesifikasi min 800 kg sementara nilai
Stabilitas
stability untuk aspal Asbuton Retona Blend
Stabilitas merupakan kemampuan
55 adalah 1290 kg. Perbedaan nilai stability
lapis keras untuk menahan deformasi akibat
ini sangat segnifikan. Ini disebabkan karena
beban lalu lintas yang bekerja diatasnya
aspal Asbuton mempunyai kepadatanlebih
tanpa
bentuk
tinggi dari pada aspal Pen 60/70, sehingga
(deformasi permanen).Penggunaan aspal
dapat menahan beban maksimum pada
dalam campuran akan menentukan nilai
pemukaan
stabilitas campuran tersebut.
deformasi.
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Stabilitas
Flow
mengalami
perubahan
Campuran Aspal Panas (AC-WC) AC-WC KADAR
ASPAL
ASPAL
BIASA PEN
(%)
60/70 (Kg)
jalan
dan
tahan
terhadap
Kelelehan (flow) adalah besarnya AC-WC
ASBUTON RETONA
perubahan bentuk pada permukaan aspal secara vertical yang terjadi mulai awal
BLEND 55
pembebanan sampai kondisi kestabilan
PEN 40/60
menurun. Pengujian dengan alat Marshall,
(Kg)
kelelahan
(flow)
merupakan
besarnya
5.00
962
1173
5.50
1022
1227
perubahan bentuk plastis suatu benda uji
6.00
1107
1353
campuran aspal agregat yang terjadi akibat
6.50
1059
1239
suatu beban sampai batas keruntuhan.
7.00
990
1154
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium
Hubungan antara kadar aspal dan
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Kelelehan Campuran Aspal Panas (AC-WC)
stabilitas seperti berikut : AC-WC KADAR
ASPAL
ASPAL
BIASA PEN
(%)
60/70 (mm)
Gambar 4.5 Grafik Hubungan antara Kadar aspal dan Stability
AC-WC ASBUTON RETONA BLEND 55 PEN 40/60 (mm)
5.0
2.97
3.20
5.5
3.04
3.37
6.0
3.08
3.53
6.5
3.58
3.62
7.0
3.58
3.70
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium
Hubungan antara kadar aspal dan
Tabel
4.12
Hasil Pengujian Marshall
kelelehan dapat dilihat pada gambar 4.6
Quotient (MQ) Campuran Aspal Panas
berikut :
(ACWC) AC-WC KADAR ASPAL (%)
AC-WC
ASBUTON
ASPAL BIASA
RETONA
PEN 60/70
BLEND 55
(kg/mm)
PEN 40/60 (kg/mm)
5.0
324
367
5.5
336
364
6.0
359
383
6.5
296
342
7.0
278
312
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium Gambar 4.6 Grafik Hubungan antara Kadar aspal
Hubungan Marshall
dan Kelelehan
Dari grafik diatas didapat nilai
antara
Quotient
dapat
kadar
aspal
dilihat
pada
Gambar 4.7 berikut ini :
kelelehan untuk aspal Pen 60/70 adalah 3,35 mm dan aspal Asbuton Retona Blend 55 adalah 3,55 mm, spesifikasi min 3mm perbedaan kelelehan kedua campuran aspal ini tidak terlalu jauh. MQ (Marshall Quotient) Marshall Quotient(MQ) merupakan hasil bagi nilai stabilitas dengan kelelehan. Nilai
MQ
menunjukkan
kemampuan Gambar 4.7 Grafik Hubungan antara Kadar aspal
fleksibilitas campuran. Semakin besar nilai
dan MQ
MQ berarti campuran aspal panas semakin
Untuk campuran aspal panas biasa
kaku, dan sebaliknya semakin kecil nilai
didapat nilai MQ 330 spesifikasi min 2,50
MQ berarti campuran nilai aspal panas
dan pada aspal Asbuton Retona Blend 55
semakin
adalah 360.
lentur.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi nilai Marshall Quotient adalah nilai stabilitas, flow, gradasi agregat, daya
lekat,
kadar
aspal
Kadar Aspal Optimum Dari gambar (grafik) Kepadatan,
campuran,
VMA, VIM, VFB, Stabilitas, Flow dan
kombinasi campuran yang direncanakan
Marshall Quotient, dapat ditentukan kadar
dan temperatur pemadatan.
aspal optimum.
Tabel
4.14
Penentuan
Kadar
Aspal
Optimum untuk AC-WC Aspal Pen 60/70
Dari analisa dan pembahasan yang dilakukan di laboratorium, kadar aspal optimum jenis campuran aspal pen 60/70 dan buton retona blend 55 pen 40/60 yaitu 6,30%.
Retona Blend 55 mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan aspal biasa yaitu: stabilitas yang tinggi untuk menjaga agar campuran beraspal tahan terhadap deformasi permanan dan deformasi plastis, durability (keawetan) mampu menahan keausan akibat pengaruh cuaca dan iklim serta gesekan antara roda kendaraan dengan permukaan perkerasan jalan dan cukup kedap air karena filler yang terkandung dalam
Retona
Blend
55
bersifat
hydrophobic sehingga tidak ada rembesan Tabel
4.15
Penentuan
Kadar
Aspal
Optimum AC-WC Asbuton Retona Blend 55 Karateristik Marshall
air yang masuk ke lapis pondasi di bawahnya. PENUTUP
Rentang Kadar Aspal yang di Uji 5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
Kesimpulan Hasil penelitian di laboratorium,
Density (gr/cc)
jenis campuran aspal pen 60/70 dan aspal buton Retona Blend 55 pen 40/60 pada
VMA (%)
campuran aspal AC-WC VFB (%)
Tabel 5.1 Rangkuman hasil penelitian aspal Asbuton dengan aspal Pen 60/70
VIM (%)
Stability (kg)
Flow (mm)
MQ (kg/mm) Kadar
Aspal
Optimum Rencana = 6,30 %
Kadar aspal campuran aspal pen
4. Bapak Ir. Taufik, MT selaku Ketua
60/70 dan aspal Asbuton Retona Blend 55
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
yaitu 6,30%
Sipil dan Perencanaan Universitas
Saran
Bung Hatta Padang Beberapa hal yang dapat disarankan
5. Seluruh dosen dan karyawan di
sehubungan dengan hasil penelitian ini
lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan
adalah sebagai baerikut :
Perencanaan Universitas Bung Hatta
1. Disarankan
kepada
penyedia
barang/jasa
konstruksi
pekerjaan
perkerasan
jalan
khususnya
di
Padang 6. Bapak
sebagai
Musril
Kepala
Laboratorium Basecamp Sicincin
Provinsi Sumatera Barat agar dapat
7. Rekan-rekan seperjuangan yang telah
menggunakan aspal Buton Retona
memberikan semangat kepada Penulis
Blend 55 karena cocok juga untuk
dalam penulisan Tugas Akhir ini.
daerah temperatur tinggi (tropis), dan
Daftar Pustaka
lalu lintas dengan kendaraan berat
Dinas
Pekerjaan
Umum
Bina
sehingga umur rencana menjadi lebih
Marga, (1998). Jilid Tiga Spesifikasi
lama
Umum.
2. Sebelum melakukan penelitian harus mempersiapkan
peralatan
dan
memperhatikan kalibrasi alat terlebih
Padang
dan
Propinsi (P3T. Prop) Sumatera Barat. Dinas
Prasarana
Sumatera
yang dilakukan mendapatkan data-
Beraspal Panas.
data yang benar.
Padang
Penulis menyampaikan rasa terima kasih
Perencanaan
Pengawasan Teknik Jalan dan Jembatan
dahulu, sehingga hasil dari penelitian
Ucapan Terima Kasih
:
Barat,
:
Jalan
(2004).
Pusat
Propinsi
Campuran
Litbang
Prasarana
Transportasi Departemen KIMPRASWIL. Departemen
Pekerjaan
Umum,
kepada :
(2008). Penggunaan Aspal Retona Blend
1. Orang tua penulis untuk doa dan
55 dalam Campuran Beraspal Panas.
kasih sayangnya 2. Bapak Ir. Hendri Warman, MSCE
Departemen
Departemen
dan Perencanaan Universitas Bung
(2006).Spesifikasi
Hatta dan selaku pembimbing I
Jembatan.
Pembimbing II
Umum,
(2005).Modul - Modul Aspal.
sebagai Dekan Fakultas Teknik Sipil
3. Bapak Drs. Gusnedi, MSi sebagai
Pekerjaan
Pekerjaan Umum
Umum, Jalan
dan