GO A HEAD SANG SURYA
salam redaksi
Assalamu’alaikum wr. wb. Pembaca Setia, Sembah sujud dan syukur kami sanjungkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan nikmat-Nya yang tiada putus tercurah, sehingga dapur redaksi Arba’a Magazine kali ini kembali “mengepul” dengan semangat memberikan sajian yang informatif, aktual, dan relevan bagi pembaca sekalian. Di edisi ke-32 ini, beragam informasi up date kami kemas dalam sentuhan tampilan yang lebih atraktif, elegan, dan ekslusif. Menu interaktif dengan pembaca dan kolom apresiasi karya siswa juga ditambah guna menjadikan Arba’a sebagai media yang komunikatif dan aspiratif. Edisi ini juga mengabarkan dinamika sekolah tercinta dengan segudang prestasi terbarunya. Di antaranya telah dibukanya kelas RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) dan salah seorang siswanya peraih juara I nasional Sky Air. Sebagaimana kita ketahui pula, bahwa pada 8 Dzulhijjah 1430 H yang lalu, Muhammadiyah telah menapaki usianya yang ke-100 tahun menurut kalender Hijriyah. Di milad seabadnya, Persyarikatan mantap menegaskan komitmennya
sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang bergerak di bidang dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Gegap gempita peringatan dan perayaan milad pun membahana hampir di seluruh komunitas Muhammadiyah berada. Namun, yang terutama dari kesemuanya adalah bentuk syukur dan konsistensi kita meneruskan perjuangan mewujudkan cita mulia. Momentum Muktamar ke-46 yang akan dihelat di Yogyakarta nanti merupakan tonggak sejarah baru bagi Muhammadiyah dalam mengevaluasi diri di rentang seabad perjalanannya, sekaligus merumuskan agenda strategis menyongsong tantangan dakwah di abad kedua. Sebagai bagian dari keluarga besar Persyarikatan, kita berharap pascamuktamar nanti kiprah nyata Muhammadiyah akan semakin dirasakan seluruh umat dan bangsa, sehingga hadirnya peradaban utama, sebagaimana tema besar Muktamar akan segera dapat dinyatalaksanakan. Tahniah Muhammadiyah, Go A Head Sang Surya. Wassalamu’alaikum wr. wb.
content
4 Sajian Utama
Memajukan Sekolah dengan Kemandirian
8 Seni Budaya
Harmoni Karawitan
6 Pendidikan
Strategi Mengembangkan Kemandirian Sekolah
Kons. Agama 14 18 Lip. Khusus 20 Lip. Khusus Valentine dalam Islam Seabad Melintasi Zaman Sang Pencerah
11Silaturrahim
Kunjungan dari Samarinda
22 Prestasi
Medali Emas dan Perak di Kejuaran Nasional Ski Air
TAJUK RENCANA
Membincangkan dunia pendidikan memang tiada habisnya, karena roda dunia pendidikan berjalan searus dengan perubahan dan dinamika yang ada di masyarakat. Bukti eksis tidaknya institusi pendidikan dapat dilihat dari sejauh mana ia mampu berdealektika dengan jaman yang melingkupinya. Seberapa besar dunia pendidikan dapat menangkap perubahan, menerjemahkan perubahan, sampai mengantisipasi perubahan yang akan terjadi di hari depan berbekal potensi yang dimilikinya. Kebijakan pemerintah Republik ini pada hampir satu dasawarsa terakhir cukup memberi angin segar bagi dunia pendidikan. Kesadaran akan pendidikan sebagai kebutuhan mendasar bangsa Indonesia yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk sokongan-sokongan pemerintah, baik sokongan dalam kebijakan maupun sokongan dalam bentuk finansial merupakan langkah maju. Adanya program standarisasi sistem pendidikan (BSNP), penguatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (baca: profesionalitas), dana bantuan operasional sekolah, bantuan operasional pendidikan dari pemerintah daerah, sampai kebijakan yang harus melibatkan masyarakat dalam upaya pemberdayaan pendidikan merupakan langkah konkrit pemajuan dunia pendidikan di Indonesia yang laik mendapat apresiasi. Langkah-langkah pemajuan tersebut hendaknya menjadikan institusiinstitusi pendidikan lebih mempunyai kontribusi yang sepadan. Tentunya, juga tidak hanya berpangku tangan menanti “pemberian” dan menanti “nikmatnya” kebijakan, tetapi langkah-langkah proaktif yang kreatif dan inovatif tentunya juga merupakan keharusan. Satuan pendidikan beserta dengan tenaga pendidik hendaknya mampu menyuguhkan performa pelayanan pendidikan yang maksimal kepada seluruh lapisan masyarakat yang telah menginvestasikan kepercayaan mereka. Lembaga pendidikan juga diharapkan segera berbenah membangun kemandirian institusional. Kemandirian dalam arti mampu mengelola lembaga dengan sebaik-baiknya. Kemandirian juga dimaksudkan agar lembaga pendidikan mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan internal, khususnya dalam program pembelajaran, kegiatan pembelajaran, hal-hal yang bersifat administrasional, pemanfaatan keuangan secara efektif, hingga pelayanan pendidikan kepada peserta didik dan wali murid, serta kontribusi terhadap masyarakat luas. Kemandirian tidak diterjemahkan dengan otonomi bebas yang mensyaratkan kemandirian atas segala bidang. Kemandirian juga tidak dimaknakan agar setiap lembaga pendidikan mampu menyiapkan pendanaan sendiri untuk operasionalnya, bahkan menentukan sendiri kurikulum dan sistem pendidikannya.
Dalam hal ini, peran pemerintah selaku penyelenggara pendidikan untuk rakyat tetap berjalan sebagaimana sebelumnya, seperti menentukan kebijakan umum, menentukan standarisasi pendidikan nasional, merumuskan kurikulum, hingga memberikan bantuan fisik dan pendanaan. Mewujudkan kemandirian bagi sekolahsekolah pemerintah (baca: negeri) bisa jadi lebih susah dari pada sekolah-sekolah ”luar negeri” (baca: swasta). Selama ini, sekolah-sekolah negeri lebih banyak menunggu kebijakan ”atasan” hampir dalam segala hal. Para pegiat pendidikan di lembaga pemerintahan tidak dapat secara leluasa menentukan sendiri kebijakan lembaganya, meski dalam skala kecil. Tetapi, bagi sekolah-sekolah swasta, menjadikan lembaga pendidikan mereka menjadi lembaga yang mandiri akan lebih mudah diwujudkan. Hal itu disebabkan karena selama ini lembaga pendidikan nonpemerintah lebih dapat menentukan ”nasib” mereka sendiri tanpa harus selalu bergantung kepada kebijakan top down pemerintah. Sekolah swasta notabene memiliki otonomi dalam menentukan pengelolaan lembaga mereka. Untuk mewujudkan lembaga pendidikan menjadi mandiri menjadi tanggung jawab semua pihak terkait. Tidak hanya menjadi tugas pemerintah saja, tetapi juga harus didukung sepenuhnya oleh pegiat pendidikan (pendidik dan tenaga kependidikan), para orang tua, masyarakat, dan stakeholder pendidikan lainnya. Dengan dukungan semua pihak, kemandirian pada lembaga-lembaga pendidikan di negeri ini segera menjadi kenyataan. Semoga. (I’CL)
Arba’a Magazine: Dewan Redaksi : Penerbit: SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya Sekolah Teladan Nasional Pemimpin Umum: Muhammad Sholihin, Wakil Pemimpin Umum: Sudir GA, Pemimpin Redaksi: Muhammad Syaikhul Islam, Sekretaris: Farid Firmansyah, Editor: Edy Susanto, B. Mulyana AZ, Staf Redaksi: Sulthon Aziz, Zumlatin A. Rizfah, Nur Ratnasari, Sri Purwanti, Novita Utami, Indra Firdaus, Dian Ika Ningsih, Subeki, Gatot Wibowo, Tajuzzaqy, Ummu Sulaim, Budi Setiawan, Bendahara: Ika Lukita Ningrum, Bank Data: Anang Pujimanto, Fotografer: Farid Firmansyah, Anang Pujimanto, Reprter Cilik: Yuslina, Nonna Syifa, Iklan: Ika Lukita N., Sirkulasi: Supriyanto, Desain dan Layout : Duddy A. (Grafiodesain) Alamat Redaksi : Jl Pucang Anom 93 Surabaya 60282, Telepon : (031)5037648 Fax.: (031)5037646 Website : www.sdm4sby.com e-mail:
[email protected] Redaksi menerima tulisan dalam bentuk opini, cerpen, puisi, pantun, kritik, saran, dan karya lainnya. Untuk opini panjang tulisan 600 kata. Sertakan foto (bukan pas foto) dan cantumkan identitas diri (CV). Untuk cerpen, panjang tulisan 1200 kata. Tulisan harus original dan belum pernah dipublikasikan. Karya dapat dikirimkan melalui e-mail atau langsung diserahkan ke redaksi.
Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 |
3
SAJIAN UTAMA
Memajukan Sekolah
dengan Kemandirian Dunia pendidikan di tanah air terus berbenah. Seolah ingin berlari cepat mengejar segala bentuk ketertinggalan dibanding dengan pendidikan di negara-negara mapan dan maju. Kebutuhan dan pentingnya pendidikan di negeri ini juga telah menjadi kesadaran dan kebutuhan bersama. Seluruh komponen bangsa didukung pemerintah telah berusaha mewujudkan pendidikan Indonesia yang berkualitas dan mampu menciptakan lulusan yang mumpuni. Berbagai reformasi kebijakan juga sudah dilakukan, mulai ditetapkannya anggaran pendidikan 20 persen dari APBN, dilegalkannya Undang-Undang Sisdiknas, pemberlakuan standarisasi sistem pendidikan (BSNP), peningkatan kualitas mutu peserta didik melalui ujian nasional, pembenahan kurikulum, hingga bantuan fisik dan finansial yang digelontorkan pemerintah kepada lembaga pendidikan. Semua upaya tersebut dalam rangka pemajuan pendidikan Indonesia dengan tujuan pencerdasan anak bangsa. Seiring dengan perkembangan global, pemerintah berharap agar pendidikan di Indonesia kelak dapat berdiri sepadan dengan lembagalembaga pendidikan internasional, atau yang akhir-akhir ini kita kenal dengan sekolah bertaraf internasional (SBI). Guna menuju ke sana, pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional berusaha menciptakan iklim pendidikan yang kompetitif, dengan tujuan adanya kompetisi perlombaan mejadikan lembaga
4|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
pendidikan lebih maju dan progresif. Lahirnya strata Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) untuk jenjang SD, Sekolah Standar Nasional (SSN) untuk jenjang SMP dan SMA, serta program Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) adalah langkah-langkah pemerintah mewujudkan harapannya. Namun, bagi sebagian besar pengamat pendidikan, langkahlangkah pemajuan pendidikan yang telah ditempuh pemerintah belum cukup apabila tidak diimbangi dengan kesungguhan lembaga pendidikan dalam mereformasi dirinya menjadi lembaga yang mandiri. Kemandirian lembaga-lembaga pendidikan merupakan sebuah keharusan agar dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan lembaga-lembaga tersebut, tidak hanya menunggu kebijakan dari pemerintah. Dengan kemandirian diharapkan lembaga pendidikan mampu menyediakan pelayanan pendidikan yang kreatif, inovatif, dan memenuhi harapan masyarakat. Reformasi pendidikan memiliki bentuk konkret pada dimensi individu (guru dan siswa), dimensi sekolah, dimensi masyarakat atau makro. Sekolah mandiri salah satu bentuk konkret dari reformasi pendidikan pada dimensi sekolah. Yakni, suatu kebijakan yang menempatkan pengambilan keputusan pada mereka yang terlibat langsung pada proses pendidikan: kepala sekolah, guru, orang tua siswa dan masyarakat. Kebijakan ini akan membawa dampak, tidak saja pada
manajemen sekolah, tetapi juga pada implementasi kurikulum dan proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Sebab, tanpa ada perubahan pada proses belajar mengajar, apapun yang dilaksanakan di sekolah tidak akan banyak artinya. Perubahan juga tidak akan banyak artinya tanpa melibatkan aparat sekolah secara keseluruhan. Sekolah mandiri tidak berarti tanpa kendali. Melainkan mandiri dalam konteks sistem-pendidikan nasional. Sekolah memiliki kemandirian dalam melaksanakan rekayasa untuk menjabarkan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara nasional, tanpa meninggalkan latar belakang dan karakteristik kondisi lokal setempat. Untuk itu, sekolah mandiri memiliki kultur, kebiasaan dan cara kerja baru yang berbeda dengan kebiasaan dan tata cara kerja sekolah dewasa ini. K u l t u r, kebiasaankebiasaan dan tata cara kerja baru ini akan
Prof. Dr. H. Fasich, Apt., Rektor UNAIR Surabaya
SAJIAN UTAMA mempengaruhi perilaku seluruh komponen sekolah: kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, dan siswa. Bahkan, dalam jangka panjang, kebiasaan dan tata cara kerja baru ini akan berpengaruh di kalangan orangtua siswa dan masyarakat. Kultur, kebiasaan, dan tata cara kerja baru tersebut antara lain: a) setiap sekolah memiliki visi dan misi, b) sekolah memiliki program yang mendasarkan pada data kuantitatif, c) sekolah merupakan sistem organik, d) sekolah memiliki kepemimpinan mandiri, e) sekolah memiliki program pemberdayaan bagi seluruh komponen sekolah, f ) sekolah merupakan kegiatan pelayanan jasa dengan tujuan utama memberikan kepuasan maksimal bagi siswa, orangtua siswa dan masyarakat selaku konsumen, dan, g) sekolah mengembangkan “trust” (kepercayaan) sebagai landasan interaksi internal maupun eksternal seluruh warga sekolah. Menurut Prof. Dr. H. Fasich, Apt., Rektor Universitas Airlangga Surabaya, sekolah mandiri adalah sekolah yang mampu mendorong dirinya untuk menjadi otonom. ”Maksudnya, lembaga pendidikan tersebut mampu menyelenggarakan seluruh pendidikannya sendiri, mulai dari kurikulum, pendanaan, rekruitmen (tenaga pendidik dan peserta didik), keuangan, sampai organisasinya,” jelas Wakil Bendahara PP Muhammadiyah tersebut. Sedangkan, menurut Prof. Dr. Ir. Eng. Imam Robandi, M.Eng., Ketua Majelis Dikdasmen PW Muhammadiyah Jawa Timur, kemandirian sekolah tidak hanya dalam masalah finansial, tetapi yang lebih dari itu adalah kemampuan sekolah dalam menyelesaikan permasalahan di internalnya melalui inisiatif sendiri. ”Setiap komponen dalam sekolah mandiri harus mempunyai inisiatif, karena ini merupakan kunci pokok,” tegas dosen ITS Surabaya tersebut. Lebih lanjut Imam menjelaskan, bahwa inisiatif dalam menyelesaikan permasalahan tidak hanya menjadi kewajiban pimpinan sekolah saja, tetapi, seluruh elemen sekolah, mulai pimpinan, guru, karyawan, bahkan sampai tukang kebersihan, sekuriti,
dan tukang parkir harus mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawabnya tanpa harus disuruh-suruh oleh pimpinan. ”Jadi, bukan seperti robot hanya menunggu instruksi dari pimpinan, kemudian baru jalan. Kalau itu terjadi pertumbuhan sekolah menjadi sangat rendah,” imbuhnya. Sekolah mandiri tidak hanya diartikan dengan membentuk suatu lembaga di sekolah dengan wewenang tertentu seperti anggaran dan kurikulum. Dengan telah dibentuknya lembaga ini belum tentu sekolah sudah memahami tanggung jawab dan peran yang baru dalam mengelola sekolah, dan akan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan mutu sekolah. Dengan singkat dikatakan, bahwa implementasi sekolah mandiri memerlukan suatu bentuk kesadaran baru dalam menjalankan roda organisasi sekolah. Kepala sekolah beserta guru harus memiliki otonomi dan otoritas yang memadai, dan instruksi serta petunjuk dari kantor pendidikan harus dikurangi. Sejalan dengan itu, berbagai sumber daya perlu disebarluaskan sampai pada dimensi sekolah. Seperti, informasi prestasi siswa dan kepuasan orangtua siswa serta masyarakat, serta sumber-sumber yang tersedia perlu disampaikan pada dimensi sekolah, sehingga sekolah memiliki pertimbangan yang jelas dalam menentukan kegiatan. Imam Robandi kurang setuju apabila kemandirian diterjemahkan sebagai otonomi yang seluas-luasnya tanpa kontrol dan perhatian dari pemerintah. Dalam hal ini, tugas pemerintah tetap sama sebagaimana sebelumnya, yakni merumuskan kebijakan umum, membantu peningkatan kualitas lembaga pendidikan, serta memberikan bantuan sarana belajar dan finansial. Menurutnya, kemandirian sekolah juga akan sangat membantu mengurangi beban pemerintah. ”Itu namanya self tunning. Kalau setiap sekolah nanti sudah sangat mandiri, beban pemerintah menjadi ringan. Pemerintah hanya menjadi fasilitator dan bagi-bagi kebijakan,” urai mantan Ketua Ikwam SD
Prof. Dr. Ir. Eng. Imam Robandi, M.Eng., Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim Muhammadiyah 4 Pucang tersebut. Kebutuhan mewujudkan sekolah mandiri adalah agenda yang penting, mengingat pada ranah praktis banyak sekolah-sekolah yang sangat menggantungkan keberlangsungan lembaganya pada pemerintah. Sedangkan, menurut Fasich, sekolah yang sudah mandiri tetap mengemban amanat pengembangan ilmu dan masa depan anak. Oleh karena itu, pendidikan tidak boleh didominasi oleh kepentingan kekinian. ”Kita bisa bayangkan jika pendidikan itu didominasi oleh kepentingan birokrasi dan kekinian, maka cita-cita untuk menjadikan anak-anak sebagai bagian dari masa depan akan sulit untuk dicapai,” jelas mantan Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur tersebut. Lebih lanjut, beliau menegaskan, bahwa sekolah tidak boleh terpengaruh kepentingankepentingan sesaat, termasuk politik. ”Anak-anak kita adalah anak masa depan. Oleh karenanya, kemandirian sangat penting untuk melihat sebuah proses pembelajaran yang diantisipasikan ke depan dan terbebas dari kepentingan-kepentingan saat ini,” pungkasnya. (I’CL, dari berbagai sumber)
Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 |
7
PENDIDIKAN
Strategi Mengembangkan Kemandirian Sekolah Pada tanggal 4-6 Desember 2009 yang lalu, Penulis mendapat kehormatan dari Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk menyampaikan makalah dengan judul ”Strategi Mengembangkan Kemandirian Sekolah Muhammadiyah” pada acara Rakornas Majelis Dikdasmen se-Indonesia di Jakarta. Kegiatan diikuti oleh utusan dari seluruh Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah se-Indonesia serta beberapa Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah yang dianggap telah berhasil mengelola dan mengembangkan pendidikan Muhammadiyah di daerahnya masing-masing. Peraturan Pemerintah No. 19 Th. 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), Pasal 11 ayat 3 menjelaskan bahwa beban belajar SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada jalur pendidikan formal kategori mandiri dinyatakan dalam Satuan Kredit Semester (SKS). Penjelasan Pasal 11 ayat 2 dan 3 menyatakan bahwa yang dimaksud Sekolah Kategori Mandiri (SKM) adalah Sekolah yang telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP). Berdasarkan isi dan penjelasan Pasal 11 ayat 2 dan 3 tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Sekolah Kategori Mandiri (SKM) adalah sekolah yang telah memenuhi atau hampir memenuhi SNP dan menerapkan SKS. Sejak awal didirikannya sekolah Muhammadiyah oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912, Sekolah Muhammadiyah telah menjadi sekolah yang mandiri karena tidak bergantung pada pemerintah pada waktu itu. Pun sekarang, posisi sekolah Muhammadiyah memiliki peranan yang strategis untuk dapat dikembangkan menjadi sekolah mandiri. Sekolahsekolah Muhammadiyah memiliki beberapa modal dan kelebihan untuk dikembangkan menjadi sekolah mandiri, di antaranya; Pertama, sekolah Muhammadiyah memiliki tujuan yang jelas. Setiap Sekolah Muhammadiyah mengemban dua tujuan utama, yaitu; dakwah dan kaderisasi. Tujuan tersebut sejalan dengan tujuan didirikannya Muhammadiyah, yaitu; ”menegakkan dan menjunjung tinggi perintah agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarbenarnya, adil dan makmur yang di ridhoi oleh Allah SWT.” Juga relevan dengan tujuan Pendidikan Muhammadiyah, yaitu; ”megusahakan terbentuknya pelajar muslim yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, cinta tanah air, dan berguna bagi masyarakat dan negara.” Kedua, Sekolah Muhammadiyah memiliki manajemen kolegial dan relatif lebih mapan. Hal ini disebabkan kaena sekolah Muhammadiyah tidak dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang. Manajemn seperti ini sangat straegis
6|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
Oleh Muhammad Sholihin, S.Ag. Kepala SDM 4 Pucang Surabaya
untuk mengembangkan pendidikan dewasa ini karena memiliki fungsi dan peranan yang sangat strategis. Bila dalam sebuah organisasi tidak dikelola dengan menajemen yang baik, maka akan sulit berkembang, apalagi bersaing dengan perkembangan pendidikan dewasa ini. Ketiga, sekolah Muhammadiyah memiliki kurikulum yang seimbang untuk perkembangan pola pikir dan psikologi peserta didik. Kurikulum pendidikan Muhammadiyah disusun secara kolaboratif antara kurikulum pemerintah, kurikulum Majelis Dikdasmen, dan kurikulum muatan lokal dengan memperhatikan kearifan setempat. Kolaborasi yang komprehensif tersebut diharapkan akan mampu melahirkan output (alumni) pendidikan yang tidak hanya menguasai kualifikasi akademik (kognitif ) semata, tetapi juga memiliki karakter yang tangguh dan akhlak mulia, serta menguasai kecakapan hidup (life skill) yang dibutuhkan. Dewasa ini, kurikulum pendidikan Muhammadiyah tersebut banyak di adopsi oleh lembaga-lembaga pendidikan Islam di luar Muhammadiyah. Keempat, sekolah Muhammadiyah memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Seiring dengan kebijakan pemerintah dalam upaya peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan yang mensaratkan kompetensi bidang dan profesionalitas, maka lembagalembaga pendidikan Muhammadiyah juga semakin meningkatkan selektivitas dalam proses rekruitmen tenaga pendidikannya. Para calon guru dan karyawan pendidikan Muhamdi-yah harus mengikuti seleksi kompetensi, yang meliputi potensi akademik, pedagogik, emosional dan psikologis, wawasan keislaman dan kemuhammadiyahan, serta lulus wawancara. Demikian juga bagi guru dan karyawan lama yang belum memenuhi kualifikasi yang diharapkan terus dibimbing dan ditingkatkan kompetensinya. Kelima; sekolah Muhammadiyah telah meraih dan mempertahankan kepercayaan masyarakat di manapun lembaga pendidikan tersebut berada. Bahkan, kepercayaan tersebut kini tidak hanya datang dari umat muslim saja, di sebagian daerah (luar Jawa) yang notabene berkomunitas mayoritas nonmuslim, sekolahsekolah Muhammadiyah juga mendapat kepercayaan untuk mendidik putra-putri masyarakat setempat. Kepercayaan masyarakat tersebut merupakan modal utama dalam menyokong keberlangsungan pendidikan Muhammadiyah. Dengan berbekal kelima modal di atas, Penulis optimis, pendidikan Muhammadiyah di masa datang akan tetap survive dan terus berkembang, bahkan melaju lebih cepat daripada perubahan yang ada. Semoga.
USWAH
Ustadz Prof. Dr. H. Ahmad Jainuri, MA
KONSISTEN DI JALUR KEILMUAN
Salah satu ciri modernitas adalah tertib dan disiplin dalam waktu. Kalimat itu yang cukup sering beliau sampaikan dalam beberapa kegiatan Muhammadiyah untuk mengingatkan warga Muhammadiyah agar dapat menghormati waktu. Bagi alumnus program Ph.D. Modern Development of Islam, McGill University, Montreal, Canada tersebut, apabila warga Muhammadiyah tidak memiliki kedisiplinan, maka ciri modernitas Muhammadiyah akan hilang. Tokoh berperawakan tinggi dan kalem itu adalah Prof. Dr. H. Ahmad Jainuri, MA, Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur Koordinator Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan. Pak Jen, demikian panggilan akrabnya, juga dikenal sebagai tokoh pendidikan dan ulama Muhammadiyah yang cukup diperhitungkan karena pengalaman dan konsistensinya berkiprah di jalur pendidikan. Hari-hari pria yang telah dikaruniai 3 anak dan 3 cucu tersebut terbilang sangat sibuk. Selain harus menyelesaikan tugas-tugas administratif sebagai rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dan dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya, akhir-akhir ini beliau juga disibukkan menyelesaikan persoalan-persoalan Muhammadiyah di daerah karena tugasnya sebagai pimpinan Persyarikatan. Di tengah aktivitasnya yang padat, Direktur Eksekutif Lembaga Pengkajian Agama dan Masyarakat (LPAM) ini termasuk intelektual yang produktif dengan karya-karya tulisnya. Setidaknya sebelas buku telah dirilisnya sejak 1980 hingga 2005, di antaranya; Ideologi Kaum Reformis, Pendidikan dan Modernisasi di Dunia Islam, Terorisme dan Fundamentalisme Agama, Orientasi Ideologi Gerakan Islam: Tradisionalisme, Fundamentalisme, Sekularisme, Modernisme, dan buku terakhirnya, Tradisi dan Modernitas: Konflik dan Integrasi. Keterlibatannya sebagai aktivis Persyarikatan telah dijalaninya sejak remaja dengan menjadi pengurus IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) di daerahnya. Semangat berorganisasinya terus berlanjut dengan mengemban amanah sebagai sekretaris PD Muhammadiyah Sidoarjo. Selepas itu, kemudian masuk jajaran pengurus PW Muhammadiyah Jawa Timur. “Saya masuk di struktur PW
Muhammadiyah Jawa Timur sejak tahun 2000 sampai sekarang,” tutur pria yang juga Assesor Promosi Profesor di Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia tersebut. Selama berkhidmat di Persyarikatan, tidak sedikit pengalam suka dan duka dialaminya. ”Sukanya lebih banyak. Kalau dukanya, mungkin budaya tepat waktu warga Muhammadiyah masih rendah,” ujar beliau kemudian mengkisahkan pengalamannya saat mengisi ceramah di Laren, Lamongan yang acaranya sempat molor hingga 2 jam. Pengalaman kurang nyaman juga pernah dialaminya waktu menjadi aktivis IPM ketika sedang mengikuti kegiatan marching band di sekolahnya. “Waktu itu tiba-tiba ada komunitas masyarakat tertentu mengepung kami dan membubarkan acara,” kisahnya. Bagi dosen kelahiran Lamongan, 20 Desember 1951 ini, dapat berjuang dalam dakwah amar ma’ruf nahi munkar di Persyarikatan Muhammadiyah adalah kesempatan yang sangat berharga. Dan bagi beliau jabatan di Muhammadiyah adalah amanah yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengembangkan Persyarikatan. “Jabatan bagi saya adalah untuk berjuang mengembangkan Muhammadiyah, dan alhamdulillah saya dipercaya untuk berdakwah di sini,” terangnya kemudian menjelaskan bahwa 70 persen mahasiswanya berasal dari background non Muhammadiyah. Ketika ditanya tentang peran pelajar dan generasi muda Muhammadiyah, beliau beranggapan bahwa peran mereka belum optimal. Beberapa pengalaman di lapangan menurutnya terlalu banyak generasi muda Muhammadiyah yang terlibat di ranah politik praktis dan kurang dalam pengembangan keilmuan. ”Saya juga berharap agar para pelajar berkonsentrasi dengan aktivitas yang berkaitan dengan masalah keilmuan,” tegas alumnus Summer Education Course, Faculty of Educatio, McGill University, Montreal, Canada tersebut. (I’CL)
Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 |
7
SENI BUDAYA
Harmoni Karawitan Sejak tahun pelajaran 2009/2010, SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya menambah daftar ektrakurikulernya, yakni Karawitan. Dijadikannya seni budaya Jawa peninggalan masa lampau ini sebagai kegiatan ekstra merupakan usaha yang dilakukan pihak sekolah dalam melestarikan dan mengembangan budaya bangsa. Tak disangka ternyata peminat ektra ini cukup banyak. Oleh karenanya, bagi siswa yang ingin menjadi peserta ekstra ini harus mengikuti tahap audisi. Tetapi, apakah kalian sudah tahu, bagaimana sejarah lahir dan berkembangnya kesenian tersebut. Untuk lebih jelasnya, mari kita pelajari bersama. Apa itu Karawitan? Istilah “karawitan” bersinonim dengan gamelan. Ia merupakan seperangkat instrumen sebagai pernyataan musikal. Istilah “karawitan” yang digunakan untuk merujuk pada kesenian gamelan banyak dipakai oleh kalangan masyarakat Jawa. Istilah tersebut mengalami perkembangan penggunaan maupun pemaknaannya. Sebagian orang memaknai “karawitan” berangkat dari kata dasar “rawit” yang berarti kecil, halus atau rumit. Konon, di lingkungan Kraton Surakarta, istilah karawitan pernah juga digunakan sebagai istilah pemersatu dari beberapa cabang kesenian seperti: tatah sungging, ukir, tari, hingga pedhalangan (Supanggah, 2002). Dalarn pengertian yang sempit istilah karawitan dipakai untuk menyebut suatu jenis seni suara atau musik yang mengandung salah satu atau kedua unsur berikut: Menggunakan alat musik gamelan (sebagian atau seluruhnya), baik berlaras slendro atau pelog. Menggunakan laras (tangga nada slendro) dan atau pelog, baik instrumental gamelan atau non-gamelan, vokal, atau campuran dari keduanya. Perkembangan Seni Karawitan Bagi masyarakat Jawa khususnya, gamelan bukanlah sesuatu yang asing dalam kehidupan kesehariannya. Dengan kata lain, masyarakat tahu benar mana yang disebut gamelan atau seperangkat gamelan. Mereka telah mengenal istilah gamelan, karawitan, atau gangsa. Namun, barangkali masih banyak yang belum mengetahui bagaimana sejarah perkembangan gamelan itu sendiri, sejak kapan gamelan mulai ada di Jawa. Dr. J.L.A. Brandes, seorang sarjana berkebangsaan Belanda secara teoritis mengatakan bahwa jauh sebelum datangnya pengaruh budaya India, bangsa Jawa telah memiliki ketrampilan budaya atau pengetahuan yang mencakup 10 butir, yaitu wayang, gamelan, ilmu irama sanjak, batik, pengerjaan logam, sistem mata uang sendiri, ilmu teknologi pelayaran, astronomi, pertanian sawah, dan
10|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
Oleh: Ust. Subeki,S.Pd. Guru Seni SDM 4 Pucang
birokrasi pemerintahan yang teratur. Sepuluh butir ketrampilan budaya tersebut bukan dari pemberian bangsa Hindu dari India. Kalau teori itu benar berarti keberadaan gamelan dan wayang sudah ada sejak jaman prasejarah. Namun, tahun yang tepat sulit diketahui karena pada masa prasejarah masyarakat belum mengenal sistem tulisan. Tidak ada bukti-bukti tertulis yang dapat dipakai untuk melacak dan merunut gamelan pada masa prasejarah. Unsur Serapan dari Budaya Asing Gamelan adalah produk budaya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kesenian. Kesenian merupakan salah satu unsur budaya yang bersifat universal. Ini berarti bahwa setiap bangsa dipastikan memiliki kesenian, namun wujudnya berbeda antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Apabila antarbangsa terjadi kontak budaya, maka keseniannya pun juga ikut berkontak, sehingga dapat terjadi satu bangsa akan menyerap atau mengarnbil unsur seni dari bangsa lain disesuaikan dengan kondisi setempat. Oleh karena itu, sejak keberadaan gamelan sampai sekarang telah terjadi perubahan dan perkembangan, khususnya dalam kelengkapan ansambelnya. Berdasarkan data-data pada relief dan kitab-kitab kesusastraan diperoleh petunjuk bahwa paling tidak ada pengaruh India terhadap keberadaan beberapa jenis gamelan Jawa. Keberadaan musik di India sangat erat dengan aktivitas keagamaan. Musik merupakan salah satu unsur penting dalam upacara keagamaan (Koentjaraningrat, 1985). Di dalam beberapa kitab-kitab kesastraan India, seperti kitab Natya Sastra, seni musik dan seni tari berfungsi untuk aktivitas upacara keagamaan. Secara keseluruhan kelompok musik di India disebut ’vaditra’ yang dikelompokkan menjadi 5 kelas, yakni: tata (instrumen musik gesek), begat (instrumen musik petik), sushira (instrumen musik tiup), dhola (kendang), dan ghana (instrumen musik pukul). Kita Patut Berbangga Gamelan Jawa sekarang ini bukan hanya dikenal di Indonesia saja, bahkan telah berkembang di luar negeri, seperti di Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Kanada. Karawitan telah mendunia. Oleh karna itu, cukup ironis apabila bangsa Jawa sebagai pewaris langsung malah tidak mau peduli terhadap seni gamelan atau seni karawitan pada khususnya atau kebudayaan Jawa pada umumnya. Bangsa lain begitu tekunnya mempelajari gamelan Jawa, bahkan di beberapa negara memiliki seperangkat gamelan Jawa. Sudah selayaknya masyarakat Jawa menghargai karya agung nenek moyang sendiri.
TARIKH
Oleh Ustadzah Novita Utami, S.Pd.
Pendidik Ismuba SDM 4 Pucang Surabaya
Sejarah Tahun Hijriyah Sahabat Arba’a tentu tahu bahwa tahun hijriyah dihitung berdasarkan peristiwa hijrahnya Nabi Muhamammad SAW dari Mekkah ke Madinah untuk menyelamatkan akidah umat Islam dari gangguan dan ancaman kaum kafir Quraisy. Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-13 kenabian atau tahun 622 M. Sahabat Arba’a, dimulainya penghitungan kalender Hijriyah tidak ditetapkan langsung ketika peristiwa hijrahnya Nabi dan para sahabat saat itu? Tetapi, penghitungan kalender Hijriyah ditetapkan pada tahun 639 M, atau tahun ke-17 kenabian oleh Khalifah Umar bin Khattab. Dalam sebuah riwayat diceritakan, pada tahun ke-6 kekhalifahan Amirul Mukminin Umar bin Khattab, beliau berkirim surat kepada gubernur Kufah, Musa al-Asy’ari. Namun, surat yang dikirim oleh Khalifah Umar bin Khattab tersebut tidak tercantum tanggal, bulan, dan tahun. Sehingga, gubernur Musa al-Asy’ari membalas surat tersebut. ”Telah menulis surat gubernur Musa al-Asy’ari kepada Khalifah Umar bin Khattab. Sesungguhnya telah sampai kepadaku sebuah surat dari anda, namun surat ini ditulis tanpa ada tanggalnya,” begitu bunyi surat jawaban sang gubernur. Menerima surat balasan tersebut, khalifah Umar tertegun. Beliau memutuskan bahwa umat Islam harus mempunyai kalender atau penanggalan sendiri. Maka, diundanglah semua sahabat-sahabat beliau untuk bermusyawarah membahas rencana pembuatan penanggalan Islam. Dalam musyawarah tersebut banyak sekali usulan dan perdebatan tentang kapan dimulainya penanggalan Islam. Ada yang mengusulkan kalender Islam dimulai dari masa kenabian Nabi Muhammad, yaitu pada saat Nabi mendapat wahyu pertama di gua Hira. Adapula yang mengusulkan penanggalan Islam dimulai dari lahirnya Nabi.
Namun, usulan-usulan tersebut ditolak oleh Khalifah Umar bin Khattab dengan beberapa pertimbangan. Kemudian, Ali bin Abi Thalib mengusulkan untuk memulai hitungan kalender Islam sedari peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari kota Makkah ke Madinah, yaitu tahun 622 M. Setelah dipelajari dan dimusyawarahkan oleh seluruh anggota musyawarah, maka Khalifah Umar bin Khattab menerima usulan dari Ali bin Abi Thalib tersebut, yaitu, memulai penghitungan kalender Islam berdasarkan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dari Makkah ke Madinah. Usulan tersebut kemudian menjadi keputusan musyawarah sebagai awal dari penghitungan kalender Islam. Sahabat Arba’a, pada saat musyawarah yang dilakukan oleh khalifah Umar bin Khattab dengan para sahabat lainnya untuk penetapan penanggalan Islam itu, kalender ini telah memasuki tahun ke-17 Hijriyah, dan berlanjut sampai saat ini. Artinya, jarak waktu kita saat ini dengan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad sudah 1431 tahun.
Untaian Doa Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini.
Arba’a Arba’a Edisi ke-32 | Januari 9 Edisi ke-32 | Januari2010 2010 || 9
KEPUTRIAN
Oleh Ustadzah Eka Erawati, S.Psi., Pembina Keputrian SDM 4 Pucang Surabaya
Kreasi Telur Asin Materi keputrian kali akan mengajak kalian memasak dan menikmati gurihnya menu telur asin. Telur asin sangat mudah ditemui di pasar-pasar dan warung-warung makan. Selain awet alami, rasanya yang sudah asin tidak memerlukan bumbu-bumbu tambahan, sehingga praktis untuk langsung dikonsumsi. Biasanya, di Kota Pahlawan ini, telur asin menjadi teman wajib pada santapan rawon berdampingan dengan capar (toge mentah) dan krupuk udang. Untuk membuat telur asin tidaklah sulit. Cukup menyediakan telur (biasanya telur bebek), batu bata/abu gosok dan garam. Tahap-tahap pembuatannya adalah sebagai berikut: 1. Cuci bersih telur. 2. Hancurkan batu bata hingga halus atau juga bisa menggunakan abu gosok. 3. Beri abu batu bata dengan sedikit air, aduk-aduk
10|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
hingga lengket (tidak boleh terlalu „lembek“) 4. Lapisi telur dengan batu bata/abu gosok yang sudah basahi. 5. Letakkan dengan rapi di baskom/ember/loyang. 6. Diamkan hingga kurang lebih satu minggu. 7. Setelah satu minggu, buka lapisan batu bata/abu gosoknya. 8. Bersihkan telur dengan air hingga bersih. 9. Rebus telur kurang lebih 15 menit hingga matang. 10. Angkat dan dinginkan Nah, kamu sekarang bisa menikmati hasil karyamu. Kamu bisa berikan sebagai hadiah untuk teman, orangtua atau oleh-oleh untuk kerabat. Boleh juga lho kamu coba titipkan hasil karyamu di warung-warung makan untuk dijual. Asyik kan, dapat tambahan uang saku dari hasil karya sendiri. Selamat mencoba!
SILATURRAHIM
Kunjungan dari Samarinda Selasa, 5 Januari 2010, SD Muhammadiyah 4 pucang Surabaya kedatangan tamu berjumlah 11 orang. Mereka adalah rombongan studi tour dari SD Muhammadiyah 4 Terpadu Samarinda, Kalimantan Timur. Rombongan terdiri dari Ketua Majelis Dikdasmen PC Muhammadiyah Samarinda Utara, dan guru. Juga ikut serta sejumlah pengasuh Pondok Pesantren Istiqomah Muhammadiyah setempat. Kunjungan mereka di Sekolah Teladan Nasional ini, selain untuk menimba ilmu tentang pendidikan, juga dalam rangka mempererat tali silaturrahim, lebih-lebih sesama pegiat pendidikan Muhammadiyah. Demikian penjelasan ketua rombongan yang juga kepala sekolah, Drs. Jaswadi, M.Si. dalam sambutannya. Rombongan diterima langsung oleh Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Ustadz M. Sholihin didampingi oleh Ustadz Sudir, Wakil Kepala
Sekolah, dan Ustadz Mulyana AZ, Ketua Litbang Sekolah. Kedatangan mereka ke sekolah ini merupakan rangkaian studi tour ke beberapa sekolah di pulau Jawa. Selain berkunjung di sekolah ini, mereka rencana juga akan mengunjungi SD Muhammadiyah Condong Catur dan SD Muhammadiyah Sapen di Yogyakarta. Dan terakhir mereka juga akan betandang ke SD Muhammadiyah Kota Barat (SD Syariah) Solo. Agenda studi tour berlangsung mulai tanggal 4-10 Januari 2010. Topan Andika, salah seorang peserta studi tour menyatakan kesannya selama berkunjung ke sekolah ini. ”Kondisi bangunannya bagus, apalagi melihat prestasinya, sangat memuaskan. Saya juga senang disambut dengan baik, luar biasa. Para siswanya juga sopan dan tahu tata krama,” jelas guru ekstra tersebut. (I’CL)
HAKIKAT ASMAUL HUSNA
Al-Mukmin Al-Mukmin Adalah Zat Yang Memberi Rasa Aman. Pada awal penciptaannya, manusia adalah makhluk yang lemah, yang sangat membutuhkan bantuan dari sesama makluk lainnya untuk mendapatkan rasa aman. Ia butuh orang lain untuk menjamin makannya, yang menawarkan rasa sakitnya serta yang melindunginya ketika diancam oleh musuh-musuhnya, sehingga sebagai pribadi dan kelompok, manusia akan selalu berusaha untuk memperoleh rasa aman dengan cara yang berbeda-beda. Dalam kondisi ini, manusia akan berusaha meminta bantuan kepada tuhan mereka atau kepada sesuatu yang dipertuhankan oleh mereka, seperti patung dan berhala, api, matahari serta sesuatu yang mereka dewa-dewakan atau apa saja yang mereka anggap mampu memberikan rasa aman. Ketahuilah bahwa sesungguhnya ketika siksa Allah
menimpa suatu kaum, maka tidak akan ada seorangpun yang dapat memberi mereka rasa aman, karena memang manusia tidak mempunyai kemampuan untuk menciptakan benteng perlindungan dari siksa Allah. Dalam QS al-Mulk: 16-17 Allah berfirman: “Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?, Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan ) peringatanKu.” Sesungguhnya rasa aman itu hanyalah berasal dari Allah SWT yang telah memperkenalkan diri-Nya dengan nama AlMukmin, yaitu Zat Yang Maha Pemberi Rasa Aman kepada hambaNya yang mukmin, sehingga orang yang merasa aman hanyalah orang-orang yang diberi rasa aman oleh Allah SWT dan lawan dari rasa aman adalah al-Khauf yang berarti rata takut.
Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 |
11
RESENSI
Judul Buku : Sepeda Ontel Kinanti Jenis : Novel Anak Tahun Terbit : Juni 2009 Penulis : Iwok Abqary Penerbit : Dar! Mizan Jumlah Halaman : 144 halaman Peresensi : Siti Aisyah Rahmatillah (VI-C) Keunggulan : Dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik Ceritanya menarik, memberi pelajaran bahwa kehidupan itu tidak selamanya seperti yang kita inginkan. Memberi inspirasi bagi anak-anak muda Kelemahan : Permainan warna dalam buku ini sangat kurang, tidak seimbang dengan cover depan yang menarik. Ringkasan: Novel anak berjudul “Sepeda Ontel Kinanti” ini mengisahkan tentang seorang anak kecil bernama Kinanti yang berumur 12 tahun. Sehari-harinya Kinanti tinggal bersama ayah dan kedua adiknya, Banyu (6 tahun), dan Kirana (3 tahun). Mereka tinggal di sebuah rumah reyot di kampung nelayan yang jauh dari pesisir pantai. Rumah Kinanti terpencil jauh dari rumah-rumah penduduk. Untuk ke rumah Pak Oding, tetangga terdekatnya saja, Kinanti harus berjalan sekitar 10 menit. Dan jika mereka ingin pergi ke jalan beraspal harus melewati banyak hutan dan perkebunan kelapa yang rapat dan gelap. Sementara Kinanti sangat bersemangat untuk bersekolah. Apalagi ketika Ayah membelikannya sebuah sepeda ontel (sepeda angin). Semangat Kinanti untuk terus bersekolah semakin menggebu. Setiap hari, Kinanti harus rela bangun pukul 04.30 pagi untuk Sholat Shubuh, menanak nasi, dan memasak makanan ala kadarnya. Oleh karena itu, Kinanti sudah terbiasa untuk mandi di pagi buta. Hal ini sudah dijalaninya hampir lima tahun. Kinanti tahu mungkin semuanya tidak akan berjalan lama, suatu saat jika dia harus berhenti bersekolah Kinanti sudah siap. Bahkan dia bertekad untuk menjual sepeda pemberian ayahnya itu untuk membantu pengobatan adiknya, Kirana, yang baru saja sembuh dari penyakit demam berdarah. Lalu, bagaimana dengan nasib Kinanti selanjutnya? Kalau penasaran ikuti saja cerita selengkapnya di buku keren ini.
12|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
Judul Buku : Kid’s Reading Journal Catatan Pecinta Buku Jenis : Buku Anak Tahun Terbit : Juni 2009 Penulis : Yuliani Liputo Penerbit : Dar! Mizan Jumlah Halaman : 100 halaman Peresensi : ILN Keunggulan : Banyak memberikan motivasi kepada anak-anak kita agar senantiasa menambah minat bacanya. Media pembelajaran bagi anak-anak dalam hal disipilin, meresensi buku, dan cara memberikan penilaian. Kelemahan : Halaman dalam hanya didominasi satu warna saja, sehingga kurang menarik.
Ringkasan: Buku yang satu ini bukan buku cerita atau novel pada umumnya. Buku ini hadir dengan memberi warna tersendiri, sengaja untuk memberikan penawaran yang berbeda. Kid’s Reading Journal mengajak kita untuk senantiasa membaca dan membaca. Selain itu, buku ini juga memberi inspirasi pada orang tua khususnya untuk selalu memotivasi anak-anak mengembangkan minat bacanya. Seperti yang kita ketahui bersama, minat baca pada anak-anak kita sekarang ini mulai mengalami penurunan. Sering sekali, ada anak yang mengeluh jika mendapat tugas untuk meresensi buku yang sudah pernah dibaca, dengan alasan tidak pernah membaca buku cerita sebelumnya. Ada juga yang beralasan paling malas membaca buku. Wah... tentunya ini hal yang sangat disayangkan. Banyak hal yang bisa didapatkan dari buku ini, misalnya anak dituntun untuk bisa meresensi buku sendiri, belajar memberikan penilaian pada buku yang sudah dibacanya. Selain itu, anak juga diajarkan disiplin, ada lembar yang mengajarkan anak untuk peduli dengan buku-bukunya, sehingga mereka disuguhkan halaman khusus untuk mencatat buku-buku yang dipinjam dan tanggal peminjaman. Asyik, bukan?! Jadi tunggu apalagi, Bunda, Ayah.... belikan ananda buku ini segera.
WAWANCARA EKSKLUSIF
ahabat Arba’a, dalam pendidikan Kemuhammadiyahan kita telah banyak mempelajari banyak hal tentang Persyarikatan Muhammadiyah. Dalam materi pelajaran tersebut telah dijelaskan kapan berdirinya organisasi ini, maksud dan tujuan,cita-cita perjuangan, landasan gerakan, bentuk-bentuk dakwah, serta beragam amal usahanya. Nah, melengkapi pengetahuan para Sahabat tentang Persyarikatan tercinta ini, Nonna Syifa (V-B) dan Yuslina (V-F), reporter cilik Arba’a Magazine mewawancarai Ustadz Drs. H. Dahlan Rais, M.Hum., Sekretaris PP Muhamamadiyah di sela acara Milad 1 Abad Muhammadiyah dan Menyambut Tahun Baru Islam 1431 H yang diselenggarakan oleh PC Muhammadiyah Ngagel Kota Surabaya, Jumat (18/12/2009) di kompleks Perguruan Muhammadiyah Ngagel. Apa saja yang mereka tanyakan, yuk kita ikuti bersama. Apakah yang dimaksud dengan milad? Milad artinya hari kelahiran. Jadi, milad Muhammadiyah berarti hari kelahiran Muhammadiyah. Mengapa Muhammadiyah mengadakan milad setiap tahun? Sebagai momentum untuk melihat perjalanan yang telah lewat, mungkin akan ditemukan beberapa hal, kebaikan dan kekurangan.Yang baik-baik dilanjutkan, yang kurang diperbaiki. Jadi, peringatan milad Muhammadiyah itu tidak sekadar senang-senang, tapi untuk muhasabah atau instropeksi diri. Apa telah dilakukan setahun yang lewat sebagai pelajaran untuk tahun ke depan. Acara apa saja yang diadakan dalam peringatan milad seabad Muhammadiyah ? Acaranya berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat yang lain. Tapi, yang pasti diadakan pengajian. Pengajian itu isinya mengingatkan kembali semangat atau spirit Muhammadiyah agar warga Muhammadiyah tidak lupa, sebenarnya apa tujuan Muhammadiyah itu. Kalau muktamar itu apa ustadz? Muktamar itu kata lainnya kongres nasional, atau musyawarah nasional. Jadi, muktamar itu forum
permusyawaratan tertinggi di Muhammadiyah. Siapa saja yang menjadi peserta muktamar Muhammadiyah? Yang menjadi peserta muktamar Muhammadiyah adalah Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang berjumlah 13 orang, kemudian anggota Tanwir Muhammadiyah yang terdiri dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah yang jumlahnya 4 sampai 7 orang. Pimpinan Wilayah yang kecil utusannya 4 orang, sedangkan yang besar 7 orang. Peserta juga dari utusan Pimpinan Daerah. Nah, itulah yang menjadi peserta Muhammadiyah. Apa tujuan diadakan muktamar? Tujuannya ada beberapa, yaitu untuk memilih pengurus atau pimpinan Muhammadiyah. Persyarikatan Muhammadiyah itu secara periodik lima tahun sekali memilih pengurus atau pimpinan, seperti masa pemerintahan kita. Selain itu, diadakan juga laporan pertanggungjawaban atas kinerja pengurus atau pimpinan lima tahun yang dilalui. Kemudian, dibahas apa-apa yang perlu dikerjakan ke depan. Bagaimana cara Muhammadiyah mewujudkan citacitanya? Muhammadiyah mewujudkan cita-citanya dengan cara dakwah. Jadi, Muhammadiyah itu gerakan dakwah dan tajdid. Hanya saja, dakwah Muhammadiyah tidak terbatas pada pidato, khutbah, dan tabligh saja, tapi dakwah yang multidimensi. Dakwah lewat pendidikan, dakwah lewat kesehatan, dakwah lewat sosial, juga dakwah lewat tulisan. Sekarang sudah dakwah lewat media internet. Apa pesan yang ustadz sampaikan pada pelajar Muhammadiyah? Saya kira semboyan IPM “Tri Tertib” itu sudah bagus, yaitu Tertib Ibadah, Tertib Studi dan Tertib Organisasi. Tertib ibadah itu ya sholat, puasa, dan Ibadah lanilla. Tertib Studi itu rajin belajar dan berusaha meraih prestasi. Sedangkan, Tertib Organisasi itu belajar bermasyarakat, ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler. Itu pesan saya.
Edisi ke-32 | Januari 2010 | 13 Arba’a EdisiArba’a ke-32 | Januari 2010 | 13
KONSULTASI AGAMA
Bolehkah Merayakan Valentine dalam Islam? Pertanyaan: Ustadz, saya sering melihat pada tanggal 14 Februari banyak remaja dan pemuda/pemudi merayakan Hari Valentin atau Hari Kasih Sayang. Adakah perintah dan anjuran memperingati atau merayakannya dalam Islam. Mohon penjelasan Ustadz. Terima kasih. Rakha Yusuf (V-A)
Jawaban: Ananda Rakha Yusuf, sebelum Ustadz menjelaskan lebih lanjut, perlu kamu pahami sejarah dari Hari Valentin (Valntine’s Day) atau Hari Kasih Sayang. Dalam ensiklopedia dijelaskan bahwa istilah valentine dikenal dari kisah pendeta Santa Valentine yang hidup di akhir abad ke-3 M di zaman Raja Romawi. Santa Valentine dihukum oleh Raja Romawi karena menentang beberapa perintahnya, antara lain: pertama, mengajak pengikutnya untuk masuk agama tertentu, kedua, melarang pengikutnya untuk berperang, ketiga, mewajibkan semua pendeta untuk kawin, keempat, melanggar tradisi yang dibangun Raja Romawi bahwa bulan Februari sebagai hari pemilihan gadis-gadis yang dijadikan kekasih sepanjang tahun. Disebabkan perbuatannya tersebut, SantaValentine dihukum mati. Karena perjuangannya yang gigih itulah, para pengikutnya menganggap Santa Valentine sebagai pahlawan yang membela kepentingan masyarakat dan menentang kebijakan Raja Romawi. Untuk mengenang jasa-jasa Santa Valentine, maka diadakan peringatan yang kemudian diberi istilah Valentine’s Day (Hari Valentine) atau hari kasih sayang. Jadi, Hari Valentine diperingati untuk mengenang perjuangan pendeta Santa Valentine melawan kebijakan Raja Romawi. Apabila kita yang beragama Islam ikut merayakan hari tersebut, maka sama halnya kita ikut mengagungkan pendeta Santa Valentine yang berbeda keyakinan dan pemikirannya dengan Islam. Bagaimana Agama Islam memandang peringatan ini? Firman Allah SWT dalam surat al-Kafirun: 1-6 yang terjemahnya: 1. Katakanlah: Hai orang-orang kafir, 2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
14|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
Diasuh oleh: Ustadz Sulthon, M.Ag. Kaur Ismuba SDM 4 Pucang
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. 5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. 6. Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW juga melarang umatnya mengikuti tata cara peribadahan umat agama lain. “Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. At-Turmidzi). Bahkan, Ibnul Qayyim mengatakan : “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram.” Kalau peringatan itu tetap dilakukan, maka ia telah kafir. Jika dikemas dengan yang lain, maka sama halnya melakukan suatu kemunkaran yang besar. Bahkan mengikuti gaya hidup mereka, mempopulerkan ritual-ritual mereka, sehingga terlena atas kecintaan dan ketertarikan hati, maka akan membuat mereka senang. Firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. Al-Maidah: 51) Apa yang harus kita perbuat menyikapi hal tersebut? Pertama, yakini bahwa peringatan itu tidak ada dasar hukumnya di dalam syari’at Islam. Kedua, dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan yang tidak ada tuntunannya. Ketiga, haram melakukan ritual-ritual baik dalam bentuk makan-makan, minumminum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun yang lainnya. Keempat, setiap muslim harus merasa bangga dengan agamanya dan jangan menjadi seperti orang yang tidak memiliki pegangan hidup. Kelima, senantiasa memohon petunjuk Allah.
PSIKOLOGI
OLeh Ustadz Farid Firmansyah, S.Psi. Tim BK/Support Centre SDM 4 Pucang Surabaya
Rama, pagi itu sangat bersemangat mengikuti pelajaran. Saat bel berbunyi ia langsung berlari masuk ke kelas. Sesaat selesai berdo’a dan mengaji ia sudah tidak sabar untuk meninggalkan bangkunya. Dengan wajah riang ia berkeliling dari satu bangku ke bangku yang lain untuk menyapa teman sekelasnya satu per satu. Mobilitasnya luar biasa. Ada juga Sasa, saat ibu guru sedang mengajukan satu pertanyan mengenai hewan mamalia, ia seketika mengacungkan tangan dan langsung memberikan sepuluh jawaban yang bervariasi dan orisinil. Elaborasi yang fantastis. Berbeda dari kedua temannya di atas, Lintang sering merasa cepat bosan ketika sedang mengikuti kegiatan belajar. Ia senang sekali berbicara semaunya berdasarkan apa yang ingin diutarakan tanpa ada maksud jelas, sehingga kalimatnya seringkali sulit dipahami teman-temannya. Hal ini membuat interaksi dengan temannya sering kali tidak berlangsung dengan baik. Saat ibu guru mulai menasehati, Lintang bersikap acuh pergi begitu saja. Kesabaran tanpa batas. Beranekaragamnya perilaku anak-anak tentu sangat membutuhkan peran orang tua, guru, dan lingkungannya. Sehingga, diharapkan mampu melejitkan potensi yang ada. Beberapa hal positif yang bisa kita lakukan diantaranya: Dengarkan lebih banyak, nasehati seperlunya, jika kita telah banyak memberikan contoh positif, kita hanya perlu sedikit nasihat. Jangan takut anak tidak mau mendengar kita, tapi takutlah bahwa anak selalu melihat perbuatan kita. Pisahkan antara orang dan perbuatannya. Sayangi orang dan marahi perbuatannya. Jangan pernah membanding-bandingkan anak dengan saudaranya, temannya atau siapapun. Karena ini mengancam harga diri anak. Jika ingin memotivasi bandingkan dia dengan prestasi dia sebelumnya. Dan yang terakhir lakukan M2O, antara lain:
Modelling Berikan sebanyak mungkin contoh perbuatan terbaik kita kepada anak. Mulailah dengan hal-hal kecil meskipun menurut kita (orang dewasa) itu kurang berarti. Ciptakanlah jutaan atau milyaran teladan baik dan pastikan itu benar-benar terjadi. Mentoring Posisikan diri kita untuk menjadi teman terbaik dari anak kita. Janganlah menjadi musuh. Sering kali, ketika ada permasalahan anak tidak mau bercerita dengan orangtua karena ada ketakutan yang luar biasa, jika nanti bercerita yang sesungguhnya pasti akan dimarahi habis-habisan. Sehingga, solusi untuk anak tidak sesuai dengan permasalahan yang ada. Jadilah teman terbaik bagi anak kita dalam kondisi apapun, tidak hanya saat anak berhasil (gembira), namun di saat anak sedih (gagal) kita tetap menjadi pendamping terbaik baginya. Organizing Keluarga adalah tempat pendidikan pertama yang dimiliki anak. Jadikan lingkungan surga dalam keluarga kita, karena sifat-sifat istimewa calon penghuni surga sebenarnya berawal dari keluarga sakinah. Di mana rasa aman dan tenang selalu ada, sehingga menjadi lahan subur untuk tumbuhnya cinta kasih (mawaddah wa rahmah) di antara sesama anggotanya. Konsep keluarga sakinah harus mampu memberikan kenyamanan psikologis –meski kadang secara fisik tampak jauh di bawah standar nyaman. Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik perlakuannya terhadap keluarganya. Sesungguhnya aku sendiri adalah yang paling baik di antara kalian dalam memperlakukan keluargaku. [al-Hadits].
Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 |
15
konsultasi KESEHATAN
Diasuh oleh dr. Lilik Suhartini, Tim Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) SDM 4 Pucang Surabaya Pertanyaan: Dokter, mohon dijelaskan apakah penyakit kulit urtikaria itu? Terima kasih jawabannya. M. Arfiansyah (V-A) Jawaban: Ananda M. Arfiansyah, urtikaria merupakan penyakit kulit yang sering dijumpai. Penyakit ini dapat terjadi secara akut maupun kronik. Keadaan tersebut menjadi masalah, baik bagi penderita maupun dokter. Istilah urtikaria bersinonim dengan nives, nettle rash, galigata atau biduran. Walaupun penyebab yang dicurigai telah ditemukan, ternyata pengobatan yang diberikan kadang-kadang tidak memberi hasil seperti yang diharapkan. Terjadinya urtikaria merupakan reaksi vaskuler dari kulit akibat bermacam-macam sebab. Biasanya ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat atau kemerahan, meninggi di permukaan kulit dengan besar ukuran bervariasi. Urtikaria dapat terjadi pada semua ras, baik pria maupun wanita, lebih sering terjadi pada wanita usia pertengahan. Urtikaria akut lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan urtikaria kronik lebih sering terjadi pada usia dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir 80% tidak diketahui penyebab hinggapnay penyakit ini pada manusia. Penyebab urtikaria diduga dari bermacam-macam faktor, di antaranya: 1. Makanan 2. Obat 3. Gigitan serangga 4. Inhalan 5. Trauma fisik
Urtikaria 6. 7. 8. 9. 10.
Infeksi Penyakit sistemik Bahan kimia Genetik/keturunan Psikis/kejiwaan. Pada umumnya, semua bentuk urtikaria yaitu edema setempat yang meninggi di kulit, berwarna merah atau keputihan dan besarnya bervariasi. Dalam perjalanannya urtikaria digolongkan menjadi 2, yaitu urtikaria akut dan urtikaria kronik. Keluhan subyektif yang dialami penderita biasanya berasa gatal, rasa terbakar atau tertusuk. Sedangkan, usaha pengobatan dan penyembuhan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Di antaranya: a) Identifikasi dan pengobatan untuk menghindari faktor resiko. Ini yang paling penting dan efektif untuk terapi jangka panjang. b) Pengobatan lokal. Dapat dilakukan dengan pemberian bedak atau lotion anti gatal dengan 0,25% menthol. Misalnya: Salicyl 2%, Caladin. c) Pengobatan sistemik. Dapat dilakukan dengan pemberian antihistamine. Misalnya: Klorpheniramin Maleat (CTM), Hydroxyzine Hcl, dan Cyproheptadin Hcl. Nah, sekarang ananda sudah mengerti apa yang dimaksud dengan penyakit kulit urtikaria. Karena penyakit ini dibilang dapat dengan mudah menghinggap pada manusia, maka ingatkan selalu dirimu dan teman-temanmu supaya lebih hati-hati, terutama dalam mengkonsumsi makanan. Salah satunya dengan memilih makanan yang sehat dan tidak jajan di sembarang tempat.
Portal Motivasi “Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan di mana saja. Jadilah guru kembali pada Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembali kepada Muhammadiyah. Jadilah Meester, insinyur dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah.” -K.H. Ahmad Dahlan
16|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
CERMIN
Sahabat “Kalau mau bersahabat yang benar, carilah orang yang terus menerus bersama anda, memberi manfaat sampai di hari kemudian.” (Prof. Dr. M. Quraish Shihab)
D
alam sebuah pengajian agama, seorang penceramah bertanya kepada jamaahnya. “Mana yang lebih anda sukai, saudara atau sahabat anda?” Di antara jamaah mempunyai jawaban yang berbeda. Sebagian besar berpendapat bahwa saudara jauh lebih penting dari sahabat, dan sebagian lainnya berpendapat sahabat lebih disukai. “Sahabat adalah siapa saja yang selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk kita,” jawab seorang jamaah. Kemudian penceramah berkata “itu jawaban yang lebih tepat.” Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sahabat diartikan teman. Sedangkan, sahabat karib adalah adalah orang yang begitu dekat dengan kita sampai pada tingkat boleh megetahui rahasia pribadi. Dalam al-Qur’an, kata sahabat mempunyai beberapa sinonim dengan tingkatan makna berbeda. Sinonim kata sahabat dalam al-Qur’an dengan tingkatan pertama adalah “shohib” yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan teman. Bisa jadi shohib tidak selalu sependapat dengan kita dalam beberapa hal, tapi karena dia menemani kita, maka kita menyebutnya sahabat dalam perjalanan. Tingkatan berikutnya adalah kata “shodiq” yang berarti benar atau jujur. Shodiq dimaknakan sebagai seseorang yang selalu mengatakan sesuatu dengan kebenaran dan kejujuran. Seorang shodiq sikapnya selalu benar demi kebaikan sahabatnya. Sinonim ketiga dengan tingkatan makna lebih tinggi adalah “kholil” yang berarti celah. Maksudnya, seseorang yang begitu dekat dengan kita. Sikap dan perilakunya kepada kita dilandasi dengan keikhlasan dan kasih sayang yang terasa hangat menyentuh celah-celah kalbu kita. Seorang Kholil mempunyai intuisi dan empati yang dalam pada sahabatnya. Ketika sahabatnya gembira, bersuka cita, sedih, dan berduka lara, seorang kholil dapat merasakan hal yang sama. Kholil ibarat kita melihat diri kita saat bercermin. Kemudian, sinonim sahabat dengan tingkatan keempat adalah “bithonah.” Bithonah adalah seseorang yang kita beritahu rahasia pribadi kita karena teramat dekatnya persahabatan yang terjalin. Bithonah bersinonim dengan “waliy” yang artinya orang yang mendekat. Sejatinya, sahabat adalah orang yang sangat berharga bagi hidup kita. Sahabat adalah siapa saja yang dapat bertukar manfaat dan kasih sayang dengan kita. Jalinan persahabatan mampu menembus batas perbedaan. Perbedaan warna kulit, suku bangsa, ekonomi, strata sosial, jenis kelamin, bahkan agama. Siapapun dapat menjadi sahabat kita meski dia bukan saudara kita. Bahkan, tidak semua saudara dan keluarga kita dapat menjadi sahabat bagi kita. Masih ingatkah kita kisah Nabi Nuh yang tidak dapat menjadikan isteri dan anaknya sebagai sahabat di atas keimanan kepada Allah. Juga kisah Nabi Yusuf yang tidak dapat menjadikan saudaranya sebagai sahabat, bahkan
Oleh Ust. Muhammad Syaikhul Islam, SHI Pemred Arba’a Magazine
karena kedengkian, para saudaranya berkehendak membunuhnya. Suatu ketika, Luqmanul Hakim pernah mengajarkan anaknya bagaimana cara mencari sahabat yang baik. Dia menyuruh anaknya untuk menguji kelayakan seseorang yang dapat dijadikan sahabat dengan cara membuat marah seseorang tersebut. Apabila seseorang tersebut menyikapi sikap kita dengan adil, wajar, dan tidak berlebihan, maka seseorang tersebut layak dijadikan sahabat. Setiap orang mempunyai alasan beragam dalam mencari sahabat. Ada yang bersahabat atas dasar kesamaan hobi. Misalnya, bersahabat karena sama-sama penggemar sepak bola, atau karena sesama penikmat kopi yang setiap pagi bertemu di warung kopi. Ada juga yang bersahabat atas dasar kesamaan pendapat, perilaku, nasib, dan sebagainya. Namun, dari sekian alasan menjalin persahabatan, ada sebuah alasan yang mendapat apresiasi dari Allah, yakni persahabatan yang dijalin atas dasar ketakwaan kepada-Nya. Persahabatan yang dilandasi ketakwaan tidak hanya membawa manfaat di dunia saja, tapi juga di akhirat. Karena itu, di hari akhir nanti ada tujuh kelompok yang mendapatkan kedudukan mulia di sisi Tuhan. Salah satu di antaranya adalah dua orang yang bersahabat karena Allah, bertemu dan berpisah karenaNya. Wallahu a’lam bish-showab.
Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 |
17
LIPUTAN KHUSUS
Seabad Melintasi Zaman “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, Jangan Mencari Hidup di Muhammadiyah”
Pesan singkat Kyai Haji Ahmad Dahlan sebelum wafat tersebut hingga kini masih kuat menggema sekaligus menjadi semangat di setiap sanubari pimpinan dan warga Persyarikatan Muhammadiyah. Setidaknya, pesan tersebut masih menjadi spirit dan motivasi bagi setiap warga Persyarikatan untuk senantiasa bergempita dalam dakwah dan perjuangan Muhammadiyah. Sejak didirikan di kampung Kauman, Yogyakarta pada 8 Dzulhijjah 1330 H yang bertepatan dengan 18 November 1912 M, kini Muhammadiyah telah menapaki usianya yang ke satu abad dalam hitungan kalender Hijriyah. Melintasi seratus tahun perjalanan eksistensinya, organisasi pengikut ajaran Nabi Muhammad SAW tersebut telah kenyang dengan ragam pengalaman dan matang dengan segala tantangan. Persyarikatan Muhammadiyah telah membuktikan keberadaannya merupakan rahmat dan berkah bagi umat dan bangsa. Melalui para tokohnya, Muhammadiyah telah berperan aktif dalam usaha pemerdekaan tanah pertiwi dari belenggu penjajahan. Di pra dan pascakemerdekaan Muhammadiyah juga aktif dalam penyusunan dan peletakan dasar-dasar negara Republik. Pun demikian, ketika rezim kekuasaan di negeri ini berganti, Muhammadiyah tetap melangkah mantap mengibarkan panji-panji dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
18|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 18|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
Perkembangan Muhammadiyah yang signifikan telah memosisikan organisasi ini sebagai organisasi massa keagamaan modern dengan amal usaha terbesar di dunia. Seolah tiada puas berkarya, semangat ber-fastabiqul khoirot tersebut mewujud dalam bakti nyata, menjelma menjadi amal-amal usaha yang senantiasa berkontribusi untuk umat dan bangsa. Amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dan keagamaan telah nyata dirasakan oleh seluruh umat yang dalam kuantitas maupun kualitasnya akan selalu ditingkatkan. Muhammadiyah telah melahirkan tokoh dan generasi bangsa yang tak terhitung lagi jumlahnya. Akademisi, ulama, profesional, dan para pejuang alumnus kawah candradimuka Persyarikatan telah memberi warna di setiap lini kehidupan umat dan bangsa. Seiring dengan itu pula, kini sayap organisasi Muhammadiyah semakin luas berekspansi di penjuru dunia. Didirikannya PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah) di beberapa negara menunjukkan bahwa organiasasi ini kini tidak lagi menjadi organisasi nasional, tetapi telah menjadi organisasi bertaraf internasional. Menurut Drs. Dahlan Rais, M.Hum., Sekretaris PP Muhammadiyah, di usia seabadnya, Muhammadiyah tidak hanya bertahan, tetapi tambah berkembang pesat. Dijelaskannya, ada empat faktor utama yang melatarinya. Pertama, karena organisasi ini memberi manfaat bagi umat manusia. Kedua, karena Muhammadiyah memiliki jati diri dalam beramal sholeh. “Dalam bahasa Muhammadiyah menggembirakan amal usaha,” terangnya. Ketiga, karena sebagian besar warga Muhammadiyah berorganisasi karena panggilan hati. “Dan keempat, karena Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dalam kebajikan,” jelas adik mantan ketua PP Muhammadiyah, M. Amien Rais itu. Kemajuan yang direngkuh Muhammadiyah tentunya juga atas berkat rahmat, taufik, hidayah, dan inayah Allah SWT. Kiranya warga Persyarikatan tidak pernah lupa bersyukur dan tiada henti beikhtiar dalam merealisasi cita-cita dan perjuangan Muhammadiyah, yakni mewujudkan masyarakat Islam yang sebenarbenarnya. Sebuah masyarakat Islam yang dalam akidahnya terbebas dari polusi kemusyrikan, ibadahnya tersucikan dari bid’ah, dan akhlaknya terjauhkan dari tahayyul dan khurofat. Sebuah caita-cita mewujudkan negeri islami yang penuh keberkahan dan ampunan dari Robbul ‘Aalamiin. Baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur. Pada bulan Juli 2010, Muhammadiyah akan menggelar perhelatan akbar Muktamar ke-46 atau Muktamar 1 Abad Muhammadiyah yang bertemakan “Gerak Melintas Zaman, Dakwah dan Tajdid Menuju Peradaban Utama.” Besar harapan di setiap benak warga persyarikatan, agar Muktamar nanti dapat berjalan dengan lancar dan sukses, serta menghasilkan butir-butir kesepakatan yang bermanfaat, serta mampu merusmukan strategi Peryarikatan dalam menghadapi tantangan dakwah di abad keduanya kelak. Semoga. (I’CL)
LIPUTAN KHUSUS Dua-duanya, dakwah dan tajdid dilakukan untuk menuju peradaban utama. Kita cari kata yang dapat mewakili “masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” dan kita dapatkan kalimat “peradaban utama.” Peradaban utama adalah peradaban Islam yang seperti dicontohkan oleh Rosulullah SAW di Madinah, tentu disesuaikan dengan konteks zaman sekarang ini.
Perlu Kewaspadaan dan Revitalisasi Organisasi Pada 8 dzulhijjah 1430 H yang lalu, Muhammadiyah telah memasuki usianya yang ke100 tahun. Ragam pengalaman serta tantangan dalam dakwah dan perjuangan sudah kenyang dirasakan Persyarikatan ini. Membuka lembaran baru usianya di abad kedua, apa bekal yang harus disiapkan dalam menghadapi tantangan dakwah yang semakin pelik? Anang Pujimanto, reporter Arba’a mewawancarai Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, M.Ag., Ketua PP Muhammadiyah di sela acara Milad 1 Abad Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh PD Muhammadiyah Kota Surabaya (21/11/2009). Berikut petikan wawancaranya. Apa makna tema Muktamar 1 Abad Muhammadiyah? Temanya “Gerak Melintasi Zaman, Dakwah dan Tajdid Menuju Peradaban Utama,” jadi, alhamdulillah Muhammadiyah telah bergerak dari abad pertama menuju abad kedua yang berarti telah melintasi satu zaman yang panjang. Karena itu, perlu penegasan tentang dua hal; satu, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, apapun yang dilakukan Muhammadiyah adalah dalam rangka berdakwah. Dan kedua, dari segi pemahaman agamanya bersifat tajdid. Tajdid dalam arti ada hal-hal yang harus dimurnikan (purifikasi), yaitu memurnikan akidah dari bermacam kemusyrikan, tahayyul, khurafat, ismeisme baru, memurnikan ibadah dari praktik-praktik bid’ah, dan memurnikan akhlak dari nilai-nilai asing yang masuk. Kemudian, tajdid juga dalam pengertian dinamisasi dan modernisasi, menerjemahkan ajaran Islam dalam aspek muamalah duniawiyah, sehingga Islam senantiasa dapat menjawab tantangan zaman.
Apa harapan Ustadz pada Muhammadiyah di abad kedua nanti? Harapan saya Muhammadiyah semakin kuat, semakin besar. Kalau bisa nanti di Muktamar dibicarakan, Muhammadiyah menjadi organisasi internasional. Jadi, tidak lagi nasional, anggotanya tidak lagi hanya orang Indonesia saja, tetapi siapapun di dunia ini yang beragama Islam, baik orang Afrika, Timur Tengah, Amerika, dan dari mana saja dapat menjadi anggota Muhammadiyah. Tapi, itu harus dirumuskan dalam Muktamar karena harus merubah Anggaran Dasar. Seberapa besar optimisme yang dapat dijadikan modal Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan di masa datang? Kita optimis karena; pertama, kita sudah punya manhaj dan metodologi dalam memahami agama, jadi tidak sporadis begitu saja. Dan kedua, kita punya anggota yang cukup banyak, lembagalembaga pendidikan dan amal usaha yang lain. Juga punya pengalaman sejarah yang panjang mulai zaman penjajahan, zaman Indonesia baru merdeka, sampai zaman reformasi saat ini. Ini semua menjadi modal besar bagi Muhammadiyah untuk optimis, tapi optimisme yang rasional, artinya penuh dengan kewaspadaan dan kesungguhan melakukan revitalisasi. Bagaimana prediksi tantangan Muhammadiyah di masa datang? Tantangannya semakin hari tentu akan semakin berat, apalagi sekarang ini zaman globalisasi di mana semua serbalintas, sehingga terjadilah benturan budaya, isme-isme, dan paham-paham yang dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi akan semakin cepat masuk dan mudah mempengaruhi Muhammadiyah. Ini tantangan, jika Muhammadiyah tidak waspada, maka anggotanya akan “dicuri” atau diubah cara berpikirnya. Kemudian, juga tantangan ekonomi, khusunya di indonesia bagaimanapun umat Islam di sini banyak yang masih miskin. Juga dalam masalah pendidikan anak-anak bangsa. Bagaimana seharusnya warga Muhammadiyah menyambut milad satu abad ini? Pertama kita sambut dengan syukur, tidak ada yang lebih dari itu. Tentunya, juga acara-acara seremonial, yang bentuk kegiatannya kita serahkan pada setiap level kepengurusan. Misalnya, dalam bentuk tabligh akbar, lomba-lomba, dan apa saja yang positif. Jadi, tidak ada bentuk yang baku. Apa harapan ustadz bagi generasi muda Muhammadiyah? Saya berharap agar generasi muda Muhammadiyah dapat mempersiapkan diri dalam tiga hal. Satu keilmuan. Belajarlah sungguh-sungguh, belajar di lembaga formal sampai setinggitingginya. Kedua, menjadilah pribadi yang taat beribadah. Kalau ibadah maghdloh dilaksanakan dengan baik akan menjadi pribadi yang kuat. Dan ketiga, belajarlah menjadi pejuang melalui organisasi. Jadi, jangan lupa anak muda harus aktif berorganisasi, baik di intra maupun di ekstra, karena di organisasi itu yang akan melatih kita menjadi pejuang. Jadi dengan tiga hal tersebut, insyaallah nanti anak-anak muda akan menjadi tokoh di masa yang akan datang. (I’CooL)
Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 |
19
LIPUTAN KHUSUS
SANG PENCERAH, Film Perjalanan Sang Kyai Mendirikan Muhammadiyah
Momentum Muktamar Muhammadiyah ke-46 yang rencana akan dihelat di tanah kelahirannya, Yogyakarta akan semakin terasa istimewa. Pasalnya, di even permusyawaratan tertinggi Persyarikatan tersebut, juga akan diluncurkan film Sang Pencerah yang berkisah tentang sejarah perjalanan Kyai Haji Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah. Tak tanggung-tanggung, sebagai bentuk keseriusan penggarapan film tersebut, Muhammadiyah bekerjasama dengan Multivision Plus Pictures (MVP) yang digawangi oleh aktor film dan pesinetron Anjasmara, dan mempercayakan Hanung Bramantyo sebagai sutradaranya. Dipilihnya Hanung dalam pembuatan film ini cukup relevan, karena suami dari Zaskia Mecca tersebut adalah warga Muhammadiyah yang besar di lingkungan dan sekolah Muhammadiyah. Rencana pembuatan film tersebut kali pertama dipublikasikan pada acara Pra Muktamar 1 Abad Muhammadiyah yang digelar di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta (25/11/2009). Hadir dan memberikan taushiyah pada kesempatan itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Dien Syamsuddin, MA. Juga hadir jajaran pimpinan pusat lainnya, Walikota Yogyakarta, H. Heri Zuhdiyanto, Perwakilan MVP, Anjasmara, dan sutradara Hanung Bramantyo yang ditemani sang isteri. Sutradara Hanung yang diberi kesempatan menyampaikan orasi cukup menyedot perhatian warga Muhammadiyah yang memadati stadion. “Saya terkesan dengan perjuangan Kyai Ahmad Dahlan. Dalam usia muda beliau sudah berani menentukan sikap. Bagaimana dengan pemuda sekarang? Semoga semangat kalian seperti semangat Kyai Ahmad Dahlan,” tegas sutradara Ayat-Ayat Cinta itu.
20|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
Dalam film tersebut, Hanung tidak menggambarkan sosok Kyai Haji Ahmad Dahlan dalam cerita utuh sejarah hidupnya, dari lahir hingga wafat. Melainkan, dimulai saat Muhammad Darwis, nama kecil Kyai Haji Ahmad Dahlan, lahir sampai berdirinya Muhammadiyah. “Banyak hal yang saya pertimbangkan dan tak ingin menjadi persepsi yang berbeda di masyarakat. Salah satunya kehidupan pribadi Kyai Haji Ahmad Dahlan setelah sukses mendirikan Persyarikatan itu,” ungkap Hanung. Targetnya, Sang Pencerah harus selesai sebelum pertengahan tahun 2010. Sebab, awal Juli mendatang film tersebut akan diputar perdana pada acara Muktamar 1 Abad Muhammadiyah. Karena itu, Hanung memanfaatkan momen Pra Muktamar untuk memperkenalkan filmnya. “Saya yakin bisa selesai sebelum target yang ditentukan,” terangnya optimis. Setelah melakukan riset selama setahun, rencananya syuting perdana dimulai awal Februari 2010. Dia Optimis film ini akan ditonton masyarakat, paling tidak oleh warga Muhammadiyah. “Warga Muhammadiyah jumlahnya 30 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Dua persen dari itu saja modal sudah kembali,” paparnya. (I’CooL, dari berbagai sumber)
PRESTASI
RSBI Program:
Go International Standard School Berawal dari tuntutan jaman yang meniscayakan lembaga pendidikan untuk mampu berdialektika dengan dinamika yang ada, juga harapan yang besar dari seluruh stakeholder pendidikan yang telah menaruh kepercayaan kepada SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, maka mulai tahun pelajaran 2009/2010 sekolah peraih ISO 9001:2000 ini membuka kelas ekslusif Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Sebelumnya, pada tahun 2007 pemerintah melalui Dinas Pendidikan Kota Surabaya juga telah menetapkan sekolah ini sebagai Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN). Setelah meraih predikat bergengsi tersebut, kini sekolah penyandang branding Sekolah Teladan Nasional ini mulai mengukuhkan lembaganya menjadi RSBI. Sasaran program bertaraf internasional ini adalah siswa kelas III sampai VI. Proses rekruitmen peserta dilakukan melalui seleksi yang meliputi tes tulis dan interview bahasa Inggris. Di tahun pertama pelaksanaannya, diterima 50 peserta untuk setiap level kelas yang selanjutnya akan dikondisikan dalam 2 rombongan belajar. “Jadi, total peserta program ini adalah 200 siswa, selanjutnya akan dibagi dalam 8 kelas,” papar Ustadz Edy Susanto, koordinator program. Menurut Ustadz M. Sholihin, Kepala Sekolah, dibukanya program ini dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi akademik berstandar nasional dan bertaraf internasional. “Selain itu, peserta juga diharapkan mampu menguasai dan terampil menggunakan ICT,” terang Kepala Sekolah.
Guna mengawal dan mewujudkan program ini dengan maksimal, maka segala perangkat dan kebutuhan program telah disiapkan secara matang. Pertama, disediakannya ruang khusus dengan fasilitas multimedia, akses internet, dan sarana pembelajaran yang lengkap. Kedua, sekolah menyiapkan tenaga pendidik dengan kompetensi yang memadai (seperti; menguasai bahasa Inggris, menguasai materi pembelajaran, memahami kurikulum, mampu mengoperasionalkan perangkat ICT). Ketiga, menggunakan kurikulum standar nasional (KTSP) berbahasa Inggris yang dikombinasi dengan kurikulum pembelajaran dari Australia dan Singapura. Rencana pada waktu mendatang program RSBI SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya akan dilegalisasi dengan menjalin kerjasama dengan pihak pemegang lisensi SBI. ”Insyaallah pada bulan Januari 2010, sekolah akan mengirim beberapa staf pendidik pada program ini untuk mengikuti kegiatan pelatihan pembelajaran SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) di Malang,” jelas Ustadz M. Sholihin. (I’CL)
Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 |
21
Medali Emas dan Perak
di Kejuaran Nasional Ski Air
M. Rafi Yanuresta Hidayat
Kejuaraan Nasional Pelajar Ski Air Wakeboard II yang berlangsung 19-22 November lalu membawa kenangan tersendiri bagi ananda M. Rafi Yanuresta Hidayat. Dia berhasil menyabet medali emas dan perak di dua kategori berbeda. Siswa kelas VI SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya tersebut berhasil menjadi juara pertama kategori Trick Advance Putra dan juara kedua dalam slalom Advance Putra. Secara resmi Bambang DH, walikota surabaya membuka kejuaraan nasional ski air dan wake board pelajar II Piala KONI Kota Surabaya 2009, pagi tadi, 19 Nopember 2009. Kejuaraan ini diikuti oleh 82 atlet dari 13 propinsi, yaitu Jatim, Jateng, Jabar, DKI jaya,Banten, Gorontalo, Riau, Sumsel, Maluku, Kalsel,Kaltim, Sulut, Bali. Peserta adalah atlet junior pelajar SD, SMP, SMA dari seluruh Pengprov PSASI. nomer yang dipertandingkan diantaranya ialah : slalom, trick, jumping, wakeboard putraputri. kejuaraan ini bertujuan untuk mengukur kemampuan atlet junior indonesia, mempopulerkan ski air, memajukan pengembangan olah raga indonesia, dan memperingati hari pahlawan. Kejuaraan tersebut diadakan oleh Persatuan Ski Seluruh Indonesia (PSASI) dan Pemkot Surabaya. Tempatnya di waduk Kedurus, Surabaya. Ada delapan puluh dua peserta dari seluruh Indonesia yang memperebutkan medali dalam kejuaraan tersebut. Rafi mengalami banyak kesulitan untuk keluar sebagai juara pertama. Hampir seluruh peserta menunjukkan penampilan terbaiknya. “Jadi saya tidak menargetkan untuk menang. Yang penting bermain sebaik-baiknya,” ujar dia.
PRESTASI
Sebelum pertandingan, Rafi sudah sering memenangkan pertandingan ski air tingkat nasional. ‘’Waktu pertama dapat medali kelas IV dalam lomba tingkat nasional yang berlangsung di Kalimantan Timur. Saya dapat perak,’’ tuturnya. Rafi menyatakan sama sekali tidak menyangkal bakal berkarir di dunia ski air. Semua bermula ketika kakeknya, Slamet Windoko, mengajari Rafi saat masih duduk dikelas III. Awalnya sang kakek hanya mengajari berenang. Namun setelah Rafi bisa berenang cukup mahir, kakeknya membawa Rafi untuk belajar Ski air. ”Kakek saya pelatih ski air, saya biasa latihan didanau ngipik,”terangnya. Saat ini Rafi terdaftar sebagai atlet ski air KONI Jatim. ketika ditanya cita-cita, ” nanti saya ingin jadi pemain ski international.
Alfin, The Next Taufik Hidayat Siapa yang tak kenal Taufik Hidayat? Kepiawaiannya memainkan racket dan shuttle cock dalam permainan bulu tangkis telah mendapat pengakuan dunia. Kini, Taufik tidak perlu kuatir lagi untuk mencari penggantinya, karena Alfin Rizkyawan siswa kelas VI-B SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya telah siap meneruskan perjuangnnya mengahrumkan nama bangsa. Alfin merupakan siswa bulu tangkis yang tergabung di klub Perintis Koni Surabaya dan secara rutin mengikuti pembinaan tiga kali setiap minggunya. Setelah melakukan latihan secara rutin dan disiplin,
Alfin mulai menunjukkan kepiawaian dan prestasinya. Ini dibuktikannya pada ajang turnamen bulu tangkis Piala Koni Surabaya yang berlangsung pada 15-20 Desember 2009. Pada kesempatan itu, Alfin berhasil menaklukkan para pesaingnya dan membawa pulang medali perak pada kategori tunggal putra kelompok umur 11 tahun. Putra pasangan Bambang Satriono dan Etty Laraswati tersebut adalah salah satu atlet bulutangkis Sekolah Teladan Nasional ini, dan di masa depan dia berharap dapat menjadi atlet bulu tangkis tingkat nasional dan internasional. “Saya akan terus giat berlatih, saya ingin seperti Taufik Hidayat,” terang Alfin. Perlu diketahui bahwa melalui olahraga bulutangkis ini lagu kebangsaan Indonesia Raya kali pertama dikumandangkan pada arena Olimpiade Barcelona tahun 1992. Terus berlatih Alfin!! (A-ji)
Random Qur’an Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS Luqman: 17)
22|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
PRESTASI
Pendekar Cilik Raih Juara I Surabaya
Pembinaan ekstrakurikuler Tapak Suci SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya terus menorehkan prestasi. Kali ini, prestasi membanggakan dipersembahkan oleh salah seorang pendekar ciliknya, Dhofron Farros Novian Putra (V-B). Pesilat bersabuk kuning melati 3 ini, mampu menyabet juara I pada even Kejuaraan Daerah IPSI Katagori Tunggal Putra Piala Koni Kota Surabaya yang berlangsung di Gedung Koni Surabaya pada 3-6 Desember 2009. Karena prestasinya tersebut, Farros berhak membawa hadiah berupa trophy dan uang pembinaan. Selain itu, dia juga mendapat tiket sebagai wakil dari Kota Surabaya pada even O2SN (Olimpiade Olahraga dan Seni Nasional) 2010 nanti. Ketertarikan Farros pada pencak silat ini sudah ditunjukkannya sejak kelas satu. Berbekal bakat dan kecintaannya pada cabang olahraga ini, putra Sunaryanto dan Munasiroh tersebut disiplin mengikuti pembinaan dan penempaan di perguruan Tapak Suci SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Menurut Arief Sjaifuddin, pelatih dan pembinanya, Farros terbilang siswa yang cerdas, rajin dan disiplin dalam mengikuti pembinaan. “Meski kadang pembinaan dilakukan pada malam hari, Farros tetap semangat mengikuti,” terang pemegang sabuk pendekar madya ini. Selain menjadi delegasi sekolah pada ajang pertandingan pencak silat, Farros juga sering tampil sebagai pengisi acara pembukaan pada acara serupa. Pada Senin, 14 Desember 2009 lalu dia juga tampil beserta teman-temannya dalam acara pembukaan Kejurnas Tapak Suci Piala Rektor Unesa di GOR Unesa Surabaya. “Senang sekali dapat tampil di panggung dan disaksikan banyak orang,” kisah Farros bangga. Bakat dan hobbi Farros ternyata tidak hanya pada pencak silat saja. Siswa kelahiran Solo, 19 November 1998 tersebut juga seorang vokalis grup band Zynopsis SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya yang tergabung dalam ekstrakurikuler Band Bocah. Selain piawai memainkan jurus-jurus silat, ternyata Farros juga pemilik suara merdu. Mungkin ada hubungannya jurus silat dengan menyanyi. Bravo Farros!! (I’CL).
Muhammad Haryo Rahmad,
Juara I Karatedo Pemula Yunior Surabaya
Rasa bahagia dan bangga terpancar dari wajah Muhammad Haryo Rahmad (VI-B) ketika namanya dinyatakan juri sebagai juara I Kejuaraan Karate Pemula Yunior kelas Komite Piala Koni Kota Surabaya (Sabtu, 12/12). Haryo, panggilan akrabnya, berhasil menyisihkan kontestan lainnya secara ketat yang ternyata tidak hanya berpostur seukuran
fisiknya. “Ada yang badannya lebih besar dari aku, mungkin keturunan Papua. Tapi, alhamdulillah aku dapat mengalahkannya,” tutur Haryo bangga. Juara yang diraih Haryo merupakan penghargaan keempat di cabang olahraga bernyali ini. Atas prestasi yang digenggamnya, putra pasangan Surjansah dan Lilik Sugiarti tersebut berhak membawa pulang medali emas dan uang pembinaan. ”Kemenangan ini saya persembahkan kepada orangtuaku dan sekolah tercinta,” jelasnya. Haryo tercatat sebagai siswa di perguruan Karatedo Dojo yang beralamat di jalan Kertajaya Surabaya. Dia mengikuti latihan secara rutin dan disiplin yang dijadwalkan dua kali dalam seminggu. Biasanya, sepulang dari sekolah Haryo langsung berangkat ke tempat latihan. ”Waktu latihan sih asyik aja, tapi yang tidak enak kalau kena pukulan,” kisah Haryo. Dukungan orang tua ditambah dengan semangat pantang menyerah untuk menjadi yang terbaik menjadi modal utama Haryo dalam meniti prestasinya. Di masa datang siswa kelahiran Surabaya, 11 Juli 1998 ini berobsesi menjadi atlit nasional dan dapat berlaga di even internasional sehingga dapat mengharumkan nama bangsa. Ketika ditanya apa cita-cita kelak, dengan lugas ia menjawab ”aku ingin jadi pilot.” Yah, mungkin, pilot yang juga jago karate. Selamat Haryo. Maju terus!! (I’CL)
Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 |
23
PRESTASI Muhammad Alim Ananto (VI-C)
Presentasikan Kanker Serviks Bersama Wali Kota
Minggu, 27 Desember 2009 bertempat di City of Tomorrow (Cito) Surabaya berlangsung acara “Presentasi Powerpoint: Penanggulangan Kanker Serviks dan Kanker Payudara Terbanyak Pembicaranya.” Acara yang digagas oleh Dr. Ananto Sidohutomo, MARS (ayah dari Alim ) itu diikuti oleh 120 presentator mulai pukul 09.00-21.00 WIB. Presentator berasal dari seluruh lapisan masyarakat antara lain Bapak Walikota Surabaya Bambang D.H, Ibu Ketua TP-PKK Surabaya, pejabat, politisi, pengusaha, tokoh masyarakat, perwakilan organisasi, profesor, dokter ahli, pasien dan keluarga, serta orang-orang yang dipilih oleh tim panitia. Salah satu presentator yang dipilih adalah Muhammad Alim Ananto siswa kelas VI-C SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Dia merupakan satu-satunya presentator yang mewakili Sekolah Dasar. Dengan mengambil tema “Mom…, Please Don’t Die!,“ Alim ingin menjelaskan tentang upaya menemukan kanker serviks dan payudara pada stadium dini, mengingat masih tingginya angka kematian akibat kedua penyakit tersebut karena terlambat berobat. Bila ditemukan pada tahap stadium dini, kedua penyakit kanker itu dapat diupayakan kesembuhannya secara maksimal. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara untuk memperingati hari ibu. Sebelumnya, tanggal 22 Desember telah berlangsung kegiatan “Talk Show Estafet Terbanyak 23 Radio” di Surabaya selama 17 jam, tepatnya
mulai pukul 06.00-23.00 WIB. Dalam presentasinya, Alim menceritakan betapa dia sangat beruntung memiliki seorang ibu yang selalu siap untuk memberi kasih sayang dan membantu dalam semua hal. Bagi Alim peranan ibu sangat besar, tidak banyak yang bisa dia lakukan tanpa keberadaan seorang ibu terkasih. Alim juga mengisahkan tentang masa kecilnya, sejak masih bayi hingga sekarang. Alim merasa bahagia, nyaman, dan tentram karena senantiasa didampingi ibu. Dia merasa sangat beruntung memiliki keluarga yang bahagia serta mempunyai ibu yang selalu ingin disentuhnya dengan kasih sayang. “Saya sangat bersyukur mempunyai keluarga yang bahagia terutama ibu, beliau adalah segalanya bagiku” tuturnya. Alim mengetahui bahwa tidak semua teman-teman sebayanya bisa merasakan kebahagiaan seperti yang dia rasakan. Banyak di antara mereka, ratusan bahkan mungkin jutaan anak yang menangis, meratap saat mendapatkan ibunya tengah sakit kanker serviks ataupun kanker payudara yang pada akhirnya bisa merenggut nyawa ibu. Dalam kesempatan presentasi itu Alim berpesan supaya semua ibu menjaga kesehatan dan melakukan upaya deteksi dini terhadap kanker serviks dan kanker payudara setahun sekali pada dokter ahli. Salut buat Alim. (A-ji)
Atlet-Atlet Cilik Sd Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya
Antarkan Surabaya Juara Umum POR SD/MI Jatim 2009 Dalam Pekan Olahraga SD/MI se-Jawa Timur yang berlangsung pada 2-6 Desember 2009, di Kota Malang, kontingen Surabaya berhasil menyabet predikat juara umum setelah mengantongi 10 medali emas, 10 medali perak, dan 7 medali perunggu. Kemenangan kali keempat kontingen Surabaya pada even tersebut mempunyai arti tersendiri bagi SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, sebab dari total 27 medali yang berhasil diraih, 3 di antaranya adalah kontribusi dari atlet-atlet cilik kebanggaan Sekolah Teladan Nasional ini. Mereka adalah Muhammad Satria Ramadhana (VI-C) menyumbangkan 1 emas dan 1 perak, dan Dimas Satrio (VI-D) dengan 1 medali emas, masing-masing dari cabang olahraga renang. Sahudi, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, dalam sambutannya di acara penyerahan penghargaan kepada para atlet peraih prestasi menyatakan bahwa keberhasilan Surabaya menjadi juara umum dalam POR SD/ MI se-Jatim 2009 patut disyukuri oleh semua pihak, sebab ini merupakan prestasi sebagai juara umum kali keempat sejak beliau menjabat Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, yaitu tahun 2003, 2005, 2007, dan 2009. Untuk itu,
24|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
pihaknya terus mendorong para atlet dan pelatih agar prestasi ini dipertahankan dan ditingkatkan lagi di masa datang. Dalam kesempatan itu, Diknas Kota Surabaya juga menyerahkan hadiah berupa uang pembinaan kepada para atlet peraih medali pada Pekan Olahraga tersebut. Bagi atlet yang berhasil menyumbang medali emas mendapat uang pembinaan sebesar Rp5.000.000,00 Perak Rp3.000.000,00 dan perunggu Rp1.000.000,00. Lebih lanjut Sahudi menyampaikan, meskipun Surabaya sudah 4 kali menjadi juara umum, namun Surabaya belum pernah menjadi tuan rumah penyelenggaraan POR SD/MI tersebut. Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan kepada Wali Kota Surabaya, agar tahun depan Surabaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan even olahraga yang menjadi ajang pembibitan atlet-atlet muda Jawa Timur tersebut.
serba-serbi
J
pengelolaan hewan kurban. Hewan kurban yang telah dipotong kemudian dikuliti. Selanjutnya, daging kurban mulai dipotongi bagian-bagian tubuhnya dan siap dicincang menjadi bagian yang lebih kecil guna memudahkan penimbangan dan pengemasan. Para siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan itu tampak semangat membantu. Mereka tidak merasa takut atau jijik melihat darah dan daging-daging segar yang terhampar. Sebagian mereka ada yang membantu mengusung daging, membantu penimbangan, pengemasan, sampai ikut memasak menyiapkan hidangan panitia. Sebagian wali murid yang hadir juga tidak canggung membaur dengan panitia. Mereka terjun langsung membantu pengelolaan daging kurban. Kepanitiaan Idul Qurban tahun ini dikomandani oleh Ustadz Endik Setyawan. Dengan
Indahnya Berqurban, Nikmatnya Berbagi
um’at pagi itu (27/11/2009), suasana di halaman SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya tampak ramai. Segenap sivitas sekolah, guru, karyawan, siswa, dan sebagian wali murid mulai berdatangan. Kali ini, mereka datang tidak membawa perlengkapan kerja atau perlengkapan belajar seperti hari-hari biasa. Tetapi, sebagian mereka membawa pisau, glangsing (karung), peralatan masak, dan konsumsi. Ternyata, kedatangan mereka telah ditunggu 5 ekor sapi dan puluhan ekor kambing yang terikat di lapangan parkir sekolah. Hari itu adalah hari raya Idul Adha atau Idul Qurban 1430 H yang tengah dirayakan seluruh umat muslim di dunia. Gema takbir membesarkan asma Allah terdengar nyaring dari pengeras suara yang disiapkan panitia mengiringi s e p a n j a n g kegiatan. Tak lama kemudian, p e t u g a s pemotongan menghunus pisaunya, dan ... darah segar pun mengalir deras dari hewan kurban. Dengan sigap seluruh panitia melanjutkan
persiapan yang cukup dan pengalaman kepanitiaan bertahunbertahun, kegiatan panitia Idul Qurban dapat berjalan lancar dan sukses. ”Alhamdulillah partisipasi kurban kali ini sangat banyak dan seluruh proses kegiatan berjalan sesuai rencana,” terang Ustadz Endik. Perasaan gembira juga disampaikan oleh Kepala Sekolah, Ustadz M. Sholihin. Menurut beliau, kegiatan ini dapat berjalan sukses karena kekompakan kerja seluruh panitia dan kepercayaan yang besar dari wali murid. ”Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada seluruh panitia, siswa, dan wali murid. Semoga seluruh pengurbanan yang diberikan diterima dan menjadi amal sholeh di sisi Allah SWT,” tutur pendidik yang biasa disapa Abah tersebut. Kegiatan break pukul 11.00 WIB untuk pelaksanaan ibadah sholat Jumat. Selepas ibadah Jumat, kegiatan dilanjutkan kembali. Tepat pukul 13.30 WIB proses pengemasan selesai, dan daging kurban siap dibagikan kepada yang berhak. Seluruh calon penerima daging kurban yang terdiri dari fakir miskin, abang becak, anak yatim, dan warga rusun binaan sekolah antri dengan tertib mengambil hak mereka berbekal kupon yang telah dibagikan panitia sehari sebelumnya. Perasaan sumringah tampak dari raut wajah mereka setelah menerima haknya. Sekitar 800 kemasan daging kurban pun habis terbagi. Panitia Idul Qurban tahun ini menerima 1 ekor sapi dan 120 ekor kambing. Sebagian hewan kurban disalurkan kepada kepanitiaan Idul Qurban di Pimpinan Ranting Muhammadiyah Cabang Ngagel, Organisasi Otonom Muhammadiyah (IPM, IMM, Pemuda Muhammadiyah) Surabaya, sekolah-sekolah Muhammadiyah di Surabaya dan sekitarnya, serta ke sebagian masjid-masjid Muhammadiyah di Jawa Timur. Selain menerima, mengelola, dan menyalurkan hewan kurban, panitia Idul Qurban juga menerima sumbangan siswa dan wali murid berupa infaq dan shodaqoh yang terkumpul sebanyak Rp 6.222.550,Semoga kegiatan serupa di masa datang tetap mendapat kepercayaan dari wali murid dan masyarakat. Amiin. (I’CL)
Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 |
25
karya Siswa
“Wisata Bahari” Sarah Sarita (VI-D)
“My Flower” Shafira Rahmaniar (II-C)
“Under Water” Safina Tika (III-A)
26|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
“Berkuda Yuk” Hayyu Norma (V-B)
“THE ZOO” Shafira Rahmaniar (II-B)
“Nabiyyinaa” Gilang Pangruktiardhi Wastanu (V-A)
KARYA SISWA cerpen
By Natasha Talitha (IV-A)
The Magic Book I
n Clara’s apartment… “Tadaaa! My greatest dinner! The main menu that I made is Rice, Carrot Soup, 4 Sub Sandwiches, 2 Chocolate Milk, and finally 2 Herbal Tea. I hope it’s good, because of Dad’s rule every week one of the family members must cook something for the family’s menu, and the order is me, Clara Andrean, My little sister, Julia Andrean, Dad, Jack Andrean, and Mom, Melly Andrean! Oh man… Never mind that! I must taste it first.” 5 minutes later… “Yuck! It tastes bad!” rumble! rumble! “What’s all the rumbling about?!” Clara looked up and she saw a meteor going to crash her apartment! “Uhoh… aaahhh!!!” Crash! Clara dodged a big meteor that turns into a very bright light, and Clara looked at the crash site. “Hmm… It’s not a meteor at all…but… what is it? It’s time to investigate!” When Clara looked, it turns out to be a book! “What???!!! It’s just a book???!!! How could it crashed the roof???!!! I dodged it and get so scared and turns out it’s just a book???!!!” “Clara! What’s going on in there?” Clara’s mom yelled from outside the kitchen. “Snap! It’s mom! Em… Nothing, mom! I’m just practicing my… yell! It’s… for the school’s yell-yell, and… that yell is just for finding out how loud it is. 100% Alright in here!” “Okey, Clara. I’ll make you an exception just this once.” Clara’s mom walked away. “That was close! Back to the book! It looks old, a picture of a magic wand and it has a keyhole on it… But, where’s the key?” Clara searched all around the room, then out of nowhere, a box appeared beside the book. “That’s strange, first there was no box here. Oh well.” Clara opened the box. In the box, there was a key. She unlocked the book and opened it. She read the first part not the first page) “This is awesome! It’s full of cooking recipes, what about the second part? Wow! It’s full of pictures of food! Hey, a sausage!” Clara touched the picture, then the sausage became real and landed right on Clara’s hand. “Wow! It became real! And just in time, I’m hungry! … … Yum! Delicious! What about the third part? It’s full of cooking equipments! Hey, a pan! It became real too! But, how can I put it back? Hey, there’s the word PAN here.” Clara put the pan on top of
the word PAN and it went back in the book. “What about the fourth part? Look! A blue apron with a matching chef hat! Today is my lucky day! I can use these recipes to make food for the family!” Rumble! Rumble! “What now? Not another meteor! Aaahhh!!!” Clara dodged it and out of nowhere, a fairy appeared beside her. “Who are you? Where do you come from?” “My name is Maggie. I’m a fairy from the Moon Kingdom.” “How do you know my name?” “Because a fairy has a report about a child. And I have your report.” “What is your purpose that you come here?” “I’m here to retrieve the Magic Book.” “But, I need it for.“ “No worries, Clara. I will make you remember recipes from all around the world. If I don’t retrieve it, it will fall to the wrong hands.” “Ok, Then?” “Close your eyes. Lights from Earth Darkness from the Moon make this girl into a great chef! Now, open your eyes. Thank you for your help. Farewell, Clara?” “Um… Farewell?” A few months later, Clara is entering an International Cooking Contest. And she won first prize. It’s all because of the little fairy.
Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 | 27
KARYA SISWA
PUISI BUNDAKU MATAHARIKU Oh... bunda... engkau adalah matahariku Engkau yang melahirkanku Engkau yang selalu menimangku waktu aku kecil Engkau pula yang membesarkanku Engkau selalu mengusap kepalaku bila ku menangis Bundaku... engkau adalah matahariku... Menghangatkan tubuhku dengan sinar lembutmu... Bundaku... surga ada di telapak kakimu... Terima kasih bundaku... Oleh Naflah (III-B) MATAHARI Kau menyinari bumi Kau menerangi bumi Sinar hangatmu di pagi hari Membangunkanku dari mimpi Kau muncul di pagi hingga petang hari Dari ufuk timur ke ufuk barat Sinarmu sungguh bermanfaat Bagi kehidupan setiap umat Matahari... Kau benda langit paling baik Matahari... Kau sangat berguna Jika engkau tiada.. Patilah bumi rusak dan binasa Oleh Sheva A. B. (III-E) SECERAH MENTARI PAGI Memandang langit nan indah Menikmati ciptaan Sang Maha Pemurah Ucapan syukur menghias lidah Berharap kan bisa selalu terarah Terik mentari di pagi hari Menghibur jiwa yang sunyi Cahaya semerbak menyinari hati Berusaha temukan cinta sejati Hatiku kini tak lagi pilu Terbuai dunia yang menipu Kuberharap ini kan bersemi selalu Demi mengharap cinta Dzat Yang Maha Tahu Kuberharap hatiku kan secerah mentari Bisa menerangi hati-hati yang sunyi Membangunkan jiwa-jiwa yang sepi Menggapai ridho ilahi Oleh Rachmanda Cahya Patria (III-F)
AYAHKU TERHEBAT Seribu kebaikan kau berikan Kasih sayangmu tercurah selalu Betapa mulia segala pengorbanan Untuk keluarga yang selalu menunggumu Ayahku... kaulah sosok terhebat Yang kukagumi dan kuidola Mungkinkah kami bisa... Membalas semua kasihmu yang tak terhingga Ayahku... untukmu kupanjatkan doa Semoga Allah limpahimu rahmat Memberimu kehidupan terindah Membalasimu dengan pahala berlipat Oleh M. Fahmi Imam Akbari (V-B)
HUMOR Ayah yang Beruntung Andi : Hari ini ayah termasuk orang yang paling beruntung. Ayah : Lho…. Kok bisa? Andi : Karena mulai sekarang, ayah tidak perlu lagi membelikan aku buku dan seragam sekolah. Ayah : Kok begitu? Andi : Iya, karena aku tidak naik kelas!! Jadi, ayah bisa hemat. Ayah : Dasar anak bandel!! Dari Aurelya (VI-A) Kabar Baik dan Buruk Suatu hari, seorang pasien yang katanya sakit kencing manis datang pada dokter yang telah mengamputasi kakinya. Pasien : Gimana, dok, perkembangan penyakit saya? Dokter : Ada kabar baik dan buruk, pak. Pasien : Apa kabar baiknya, dok? Dokter : Sebenarnya bapak tidak sakit kencing manis. Pasien : Lalu kabar buruknya apa, dok? Dokter : Maafkan saya, saya telah salah memotong kaki bapak. Pasien : ”!@#$%^%&*%$#@! Dari Nabila Hananza (IV-C)
28|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
KARYA SISWA cerpen
Ups... Sorry, Anne! Besok Karin malas masuk sekolah. Ia merasa enggan sekali kalu harus bertemu Anne, murid baru pindahan dari luar negeri. Ayah Anne bekerja di Kedutaan RI di Australia. Meskipun ayahnya asli Indonesia, namun wajah Anne lebih mirip ibunya yang asli Australia. Rambutnya panjang bergelombang, hidungnya mancung, bola matanya berwarna biru muda, dan kulitnya putih sedikit kemerahan. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan Anne. Ia cukup baik, meskipun Karin baru mengenalnya sehari. Namun, Karin merasa tidak nyaman duduk sebangku dengan Anne yang fasih berbahasa Inggris. Karin benci dengan pelajaran itu. Apalagi di hari perkenalan mereka, Windy dan Lucy menertawakannya karena ia gugup mengucapkan salam dalam bahasa Inggris. “Karin... Ada telepon dari Lucy,” teriak mama dari ruang tamu. Karin bergegas menerimanya. Lucy memberitahu kalau besok Anne ingin mengajak mereka main di rumahnya. Karin ingin menolak ajakan itu, namun Lucy sudah keburu mematikan telepon. Karin tak ingin jadi bahan tertawaan di rumah Anne nanti. Karin jengkel karena Windy dan Lucy sekarang lebih senang bermain bersama Anne. “Mentang-mentang jago bahasa Inggris,” gerutu Karin kesal. Keesokan harinya, Karin masuk sekolah seperti biasa. Ia sengaja datang lebih awal. Ia bermaksud bergabung dengan teman-teman yang lain sebelum Windy, Lucy, dan Anne mengajaknya bermain. Namun, ternyata Karin salah. Di pojok kelas, tampak Windy, Lucy, dan .... Anne. Melihat kedatangan Karin, Lucy dan Windy langsung melambaikan tangan mengajak bergabung. Anne juga mengucapkan kata-kata yang tak begitu jelas di telinga Karin. Buru-buru Karin keluar kelas. Lucy berusaha mengejarnya.“Karin, kamu kenapa sih? Sepertinya kamu nggak suka sama Anne,” tanya Lucy. “Memang akau nggak suka sama dia. Maunya pamer bahasa Inggris. Yah, wajar saja kalau dia fasih bercas cis cus pakai bahasa Inggris. Dia kan lama di luar negeri. Kalau memang dia hebat, seharusnya dia bisa menyesuaikan diri pakai bahasa Indonesia. Lihat saja nanti, aku akan pindah tempat duduk” omel Karin pada Lucy. Lucy tak bisa berbuat apa-apa saat Karin menuju kantin sendirian. Tak lama kemudian bel masuk berbunyi. Pelajaran
Oleh Nabila Ratna Ghaisani (VI-F)
Miss Indah akan segera dimulai. Saat Miss Indah masuk ke kelas, Karin baru sadar. Ia tidak membawa buku cetak bahasa Inggrisnya. Tadi pagi, ia terburu-buru sampai tak memperhatikan buku itu. Lama ia mengubek-ubek tasnya mancari buku itu. Biasanya Miss Indah akan keliling memeriksa buku-buku murid. Dan kalau ada yang tidak membawa buku, bisa dimarahi di depan kelas. Duh.... malunya. “Hey, what are you looking for?” tanya Anne heran. “Ah, ngomong apalagi nih anak? Apa nggak tahu, aku lagi pusing cari buku. Bukannya bantu, malah pamer bahasa Inggris,” gerutu Karin. “Ini buku kamu Karin?” tibatiba ada tangan mengulurkan sebuah buku. “Loh... Kamu?” Bengong Karin setelah tahu yang menyodorkan bukunya adalah Anne. Dan sekarang Karin melihat Anne tersenyum ramah. “Kemarin buku kamu tertinggal di atas meja. Jadi, kubawa pulang daripada hilang. Sorry ya, sebenarnya aku mau kasih tadi pagi, tapi kamu pergi ke kantin,” terang Anne. Karin tambah terkejut. Jadi, selama ini dia salah menilai Anne. Ternyata Anne tak seburuk yang ia duga. Karin jadi malu sendiri telah berprasangka buruk pada Anne. Belum lagi, tadi ia menggerutu tepat di sampingnya. Anne pasti mendengar dan tahu arti ucapannya. “Maafkan aku ya Anne. Aku sudah salah menilai kamu” sesal Karin. “It’s Okay. Tapi, nanti sepulang sekolah kamu mau kan main ke rumahku?” tawar Anne tanpa memperlihatkan rasa kesal sedikitpun. “So pasti...” jawab Karin mantap. “Mmmm, tapi.... aku sudah bikin kamu kesal, maafkan aku ya, Rin?” kata Anne terbata. Karin tersentak kaget dan melirik Anne sejenak. “Ups, sorry Anne. Harusnya aku yang minta maaf. Kamu nggak salah kok. Kamu nggak marah, kan?” Karin balik tergagap. Mereka saling tatap, lalu akhirnya Anne menggeleng. Mereka tertawa kecil. Diam-diam Karin berjanji, ia tak akan menilai seseorang lagi sebelum ia benar-benar mengenalnya. “Karin, kalau bukumu benar-benar hilang bagaimana?” tanya Anne. “Wah.... pasti aku sudah dipajang di depan kelas atau dijewer,” jawab Karin sambil menarik sebelah telinganya sendiri. Mereka pun lagi-lagi tertawa kecil. “Karin, Anne.... What are you doing?” seru Miss Indah. “Oh, nothing,” jawab Anne. Ups, mereka sampai lupa kalu mereka masih di dalam kelas.
Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 | 29
PROFIL WALIMURID
dr. Heru Dwiantoro W., SpOG
Pendidikan Berkualitas untuk Buah Hati
BIODATA: Nama : dr. Heru Dwiantoro W., SpOG Tempat, tgl. lahir : Jember, 23 Februari 1962 Istri : Supatmiyatun Jumlah Anak : 5 Dihitta Aliefia Noverta Dendy Dwi Kurniaputra Dio Tri Agysta Putra Dhaffin Izharuddin Akbar Habibie Dhea Hasna Salsabila Riwayat Pendidikan : 1. Fakultas Kedokteran Unair Surabaya (1980-1987) 2. Spesialis Obgyn Unair Surabaya (1991-1996) 3. Konsultan Fetomaternal (20062009) 4. S3 Kedokteran Unibra Malang (2010-) Riwayat Organisasi : 1. Ketua MKKM PD Muhammadiyah Sidoarjo 2. Wakil Ketua IKWAM SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya 3. Penasehat IDI Sidoarjo Hobi : Menulis, membaca, tenis meja
30|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
Sikap ramah dan bersahabat sosok ini tampak mengembang ketika menerima kami (Arba’a Magazine) di kediamannya yang beralamatkan di jalan K.H. Mukmin Sidoarjo. Suasana yang terasa dingin akibat rintik hujan di luar berangsur sirna ketika senyum dan jabat tangannya menyambut kami dengan hangat sore itu. Bapak lima anak tersebut begitu dekat dan terasa seperti keluarga sendiri di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Beliau adalah dr. Heru Dwiantoro W., SpOG, Wakil Ketua Ikatan Wali Murid (Ikwam) di Sekolah Teladan Nasional ini masa bakti 2009-2011. Pria kelahiran Jember, 23 Februari 1962 itu merupakan salah satu ”penggemar” fanatik sekolah ini, sebab mengenai pendidikan kelima putraputrinya, semuanya dipercayakan kepada sekolah ini. Dalam pandangan dokter spesialis kandungan ini, SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya merupakan sekolah yang berkualitas dan mampu menyediakan pendidikan terbaik bagi putra-putrinya. ”Saya menyekolahkan anak-anak di sekolah ini dengan harapan mereka bisa memahami agamanya dan memiliki kemampuan akademik yang baik. Selain itu, saya lihat kualitas sekolahnya juga baik,” tutur suami Supatmiyatun itu. Meski kesehariannya selalu disibukkan dengan pekerjaan di sejumlah tempat praktik, ayahanda Dhaffin Izharuddin Akbar Habibie (IV-D) dan Dhea Hasna Salsabila (III-C) tersebut masih menyempatkan diri untuk aktif di beberapa organisasi sosial, di antaranya sebagai Ketua Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat (MKKM) PD Muhammadiyah Sidoarjo, dan Penasehat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sidoarjo. Demikian halnya dengan pendidikan, meski sudah berprofesi sebagai dokter spesialis yang cukup terkenal, alumnus Fakultas Kedokteran Unair Surabaya tahun 1987 tersebut juga sedang menyiapkan perkuliahannya di S3 Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Januari 2010 ini. Menurut pria yang berhobi menulis, membaca, dan bermain tenis meja ini, banyak kenangan manis selama menjadi wali murid dan pengurus Ikwam di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Tetapi, baginya ada satu kenangan yang paling mengesankan, yaitu ketika mengantar putra keduanya, Dendy Dwi Kurnia Putra mengikuti lomba IPA tingkat nasional di Jakarta tahun 2003 lalu. ”Waktu itu saya bersama pak Sholihin, Pak Chomsul, dan Pak Edi Purnomo mengantar Dendy. Itu kesan yang sangat mendalam,” kisahnya. Pada even itu, putra keduanya berhasil meraih juara I dan mengharumkan nama sekolah di pentas nasional. Mantan Konsultan Fetomatemal (2006-2009) ini semakin mantap mempercayakan pendidikan putra-putrinya di sekolah peraih ISO 9001:2000 itu setelah melihat perkembangan yang positif pada Dhitta Aliefia Noverta, putri bungsunya pascapendidikannya di sekolah tersebut. ”Yang jelas sholatnya lebih bagus, dan tingkah laku keagamaan, seperti cara makan dan doa-doa bagus,” tuturnya. Menurutnya pendidikan di sekolah ini juga telah banyak mengalami perubahan, kalau dulu beban mata pelajaran dirasakan terlalu berat, tapi kini sudah cukup proporsional. Di penghujung silaturrahim kami, beliau berbagi sedikit tips untuk menjadi seorang dokter kepada siswa-siswi SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Menurutnya, untuk menjadi dokter harus belajar dengan rajin dan menguasai ilmu pengetahuan dengan baik. ”Selain itu, juga harus kuat hafalannya,” pungkas pria yang sedang merintis pendirian RS Bersalin Alifia Putri tersebut. (I’CL)
ALUMNI
“Mimpi adalah kunci Untuk kita menaklukkan dunia…” Mungkin petikan lirik ”Laskar Pelangi” yang dipopulerkan Nidji tersebut sangat cocok dengan apa yang dialami Alfianida Rahmawati. Gadis kelahiran Surabaya, 8 Agustus 1991 ini sangat beruntung bisa mengikuti studi banding ke China bersama 15 orang temannya yang lain. Ketika Fia, panggilan akrab Alfianida Rahmawati, duduk di kelas XI, dia berkesempatan mengikuti seleksi yang diadakan pemerintah setiap tahunnya. Kebetulan saat itu adalah kesempatan SMA Negeri 5 (tempat Fia sekolah) dan SMA Negeri 15. Lewat essay yang ditulisnya dengan tema ”Mimpi,” putri pertama Drs. Abdul Muhith,M.Si. ini berhasil lolos bersama 7 orang temannya menjadi perwakilan SMA Negeri 5. Sedangkan, 8 orang lainnya perwakilan dari SMA Negeri 15. Tepatnya tanggal 3 Desember 2007 yang lalu, 16 orang perwakilan Indonesia termasuk Fia berangkat menuju kota yang terkenal dengan Tembok Raksasanya. Di sana mereka menginap di sebuah hotel di kota Tian Jin. Pada perjalanannya ini, Fia menolak kegiatannya ini disebut pertukaran pelajar yang biasanya selalu disediakan home stay. Tapi, bukan berarti mereka tidak mendapatkan pelayanan ekstra. Bahkan, setiap aktivitas Fia dan temantemannya diberikan pelayanan yang cukup. Ada mobil khusus yang mengantar kemana pun pereka pergi. Matanya berbinar ketika gadis yang saat ini berstatus sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga Surabaya itu ditanya mengenai pengalaman selama di sana. ”Subhanallah... di sana kami masih bisa mendengar suara adzan,” ujarnya kagum. Tian Jin, kota kecil di China ini mayoritas penduduknya muslim. Meskipun tidak ada ikon khusus (jilbab) penanda warga muslim, tapi tidak sulit menemukan permukiman muslim di sana. Soal makanan jangan kuatir, banyak penjual masakan muslim juga. ”Kalau mau makan tinggal lihat gambar sapi saja, berarti itu adalah warung muslim,” tambah alumnus SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya tahun 2003 ini. Hal yang lebih menarik lagi, ketika mereka mengikuti pembelajaran di sekolah Xin Hua. Xin Hua adalah sekolah terbaik yang dinaungi sebuah yayasan di Tian Jin. Di kompleks yang sangat luas itu berdiri sekolah mulai TK sampai SMA. Mereka diikutkan dalam beberapa mata pelajaran, salah satunya kaligrafi China. ”Kalau ada pelajaran itu, teman-teman sangat antusias. Selain unik, gurunya juga asyik saat memberikan pelajaran. Jadi, murid-murid senang,” kenang gadis berjilbab itu. Tapi sayang, di antara warga kota itu tidak banyak yang tahu tentang Indonesia. Bahkan, tidak banyak yang tahu kalau pulau Bali adalah bagian dari Indonesia. Tapi, Fia dan kawan-kawan tetap semangat mengenalkan beragam kebudayaan Indonesia. ”Saat perpisahan, kami sengaja menampilkan pertunjukan mini teater dengan diiringi tembang-tembang Jawa,” tambah kakak kandung Fitria (V-C) itu. Perjalanan Fia ke negeri Tirai Bambu merupakan pembuktian eksistensinya, dan menganggapnya sebagai langkah awal. Dia juga telah mewujudkan sabda Rasul ”tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China.”
BIODATA: Nama TTL Alamat Telepon E-mail FB
: Alfianida Rahmawati (Fia) : Surabaya, 8 Agustus 1991 : Bulak Sari 2/ 27 : 031- 3764820 :
[email protected] : Alfianida Rahmawati
Menurutnya, kalau seseorang berani mengawali langkah selanjutnya akan lebih mudah. Di akhir silaturrahim dengan Arba’a Magazine, Fia berpesan untuk siswa-siswi SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya agar jangan berhenti bermimpi karena dari mimpi segala sesuatu bisa terjadi. ”Tapi, tetap belajar dengan rajin dan beribadah kepada Allah, jangan hanya bermimpi tapi tidak berusaha,” pungkasnya. (ILN)
Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 |
35
REHAT SEJENAK
Ayo, Bantu Si Chichi
Teman-teman, bantu Si Chichi (kelinci kecil) untuk mendapatkan makanan dan terhindar dari terkaman binatang-binatang buas. Si Chichi harus melewati angka-angka yang tidak dapat dibagi dua. Tapi hati-hati, banyak yang ingin menjadikan Si Chichi santapan makan malam. Untuk membantu Si Chichi, tentukan pijakan batu mana saja yang harus dilaluinya. Semoga berhasil!
Pijakan batu yang dilalui Si Chichi adalah yang bertulis bilangan …
36|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
OUTDOOR ACTIVITY
Minum Teh Sepuasnya
di Tanah Majapahit
Rabu (9/12/2009) pagi seluruh siswa kelas V SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya berkumpul di halaman sekolah. Dengan berbaris rapi dan seksama, para siswa mendengarkan pengarahan dari kepala sekolah, Utsadz M. Sholihin. Mereka hendak berangkat ke Museum Pusat Informasi Majapahit (PIM) dan PT Sinar Sosro dalam rangkaian kegiatan Belajar di Luar Sekolah (BLS). Setelah mendengar pengarahan, para siswa langsung bergegas menuju bus yang sejak pagi sudah menunggu. Karena jumlah siswa yang banyak dan daya tampung tempat BLS yang terbatas, maka keberangkatan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mengambil route ke museum PIM baru kemudian ke PT Sinar Sosro. Sedangkan, kelompok kedua mengambil route ke PT Sinar Sosro terlebih dulu, selanjutnya ke museum PIM. Tepat pukul 08.00 WIB rombongan BLS berangkat ke tujuan. Program Belajar Luar Sekolah merupakan program rutin yang dilaksanakan setahun sekali. ”Untuk tahun ini, kita ajak anak-anak ke Museum Pusat Informasi Majapahit dengan harapan agar lebih mengenal peninggalan sejarah dan budaya masa lalu, terutama peninggalan dan budaya Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan besar di tanah Jawa, bahkan terbesar kedua di Indonesia setelah Kerajaan Sriwijaya,” tutur Edi Purnomo, koordinator kegiatan. Di museum yang terletak di Dusun Unggahan, Kecamatan Trowulan, Mojokerto itu para siswa mengamati benda-benda sejarah peninggalan Kerajaan Majapahit. Tidak hanya itu, para siswa juga mencatat keterangan-keterangan sejarah yang terpampang pada benda-benda koleksi tersebut. ”Ternyata seru juga ya berkunjung ke museum ini, kita jadi tahu banyak informasi tentang sejarah Kerajaan Majapahit,” ujar Fernanda (V-C), salah seorang peserta. Tujuan BLS selanjutnya adalah ke PT Sinar Sosro. Di Perusahaan yang terkenal dengan produk Teh Botol Sosro ini, para siswa disambut dengan ramah. Begitu tiba, para siswa dipersilakan minum teh botol secara gratis. ”Enak nih, bisa minum teh botol gratis sepuasnya,” ujar Ayu Wulan Pratiwi (V-E).
Setelah menikmati minuman teh botol, para siswa menuju ruang display produk. Di ruangan itu dipajang berbagai produk dan banner yang memuat catatancatatan sejarah berdirinya perusahaan tersebut. ”Nah, kalau yang ini adalah contoh jenis-jenis teh,” tutur Yunita, Public Relation PT Sinar Sosro menjelaskan. Selanjutnya, para siswa menuju ke auditorium. Di tempat itu, para siswa melihat tayangan tentang proses produksi teh dan sejarah berdirinya perusahaan tersebut. Di akhir acara, beberapa siswa didampingi Ustadz Edi Purnomo memberikan cindera mata berupa lukisan hasil karya mereka kepada PT Sinar Sosro sebagai bentuk rasa terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan. ”Terima kasih kami diperkenankan berkunjung ke sini dan diajak berkeliling melihat proses produksi. Semoga apa yang telah bapak dan ibu sampaikan bermanfaat bagi kami,” tutur Ustadz Edi mengakhiri sambutan penutupan.
Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 |
37
OUTDOOR ACTIvITY
Peringatan 1 abad berdirinya Muhammadiyah tahun 1430 H benar-benar semarak. Tak kalah meriah dengan kegiatan peringatan di daerah-daerah lainnya, PD Muhammadiyah Kota Surabaya juga menggelar serangkaian kegiatan yang dipusatkan di Gedung Dakwah Muhammadiyah, jalan Sutorejo, Surabaya pada Sabtu (21/11/2009). Segmentasi kegiatan tidak hanya ditujukan pada warga Muhammadiyah dewasa, tetapi juga kepada seluruh peserta didik dari seluruh perguruan Muhammadiyah seSurabaya, mulai jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), SD, SMP, sampai SMA. Beberapa kegiatan yang selenggarakan di antaranya; Pawai Ta’aruf Hizbul Wathan, Karnaval, atraksi drum band, Wisuda Kader Baitul Arqom, panggung hiburan, dan Tabligh Akbar. Serangkaian kegiatan tersebut merupakan puncak kegiatan peringatan milad 1 abad yang telah dimulai tepat setahun sebelumnya. Partisipasi SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya dalam kegiatan ini dibilang cukup ramai dengan menerjunkan seluruh siswa kelas V yang berjumlah 240 siswa mengikuti pawai ta’aruf. Tampil juga di panggung memberikan hiburan kepada warga Muhammadiyah, bandband bocah Sekolah Teladan Nasional ini, di antaranya; Zynopsis, Phytagoras, Mentic, dan New Grass Band. Aksi panggung mereka memukau para penonton. Meski harus berjalan cukup jauh, tetapi para siswa tidak merasa lelah, bahkan mereka bangga dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Menurut mereka, mengikuti kegiatan ini adalah bukti kecintaan kepada Persyarikatan Muhammadiyah. ”Saya senang dapat mengikuti kegiatan ini. Karena saya cinta Muhammadiyah,” tutur Fahmi Imam Akbari (V-B). (I’CL, A-Ji)
38|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
Kasus hukum pidana dan perdata yang membelit Prita Mulyasari mendapat simpati luas dari siswa-siswi SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Jumat (11/12/2009) pagi, secara spontan beberapa siswa menyediakan kotak sumbangan yang mereka siapkan dari bekas kardus air mineral. Dilengkapi dengan karton bekas bertuliskan “Koin Peduli Prita” para siswa segera berkeliling ke kelaskelas. Aksi spontanitas beberapa siswa tersebut mendapat sambutan hangat dari teman-temannya. Dengan antusias para siswa mengeluarkan sebagian uang jajan mereka untuk disumbangkan. “Aku ikut peduli Prita, tadi aku menyumbang Rp5000, semua dari uang jajanku,” ujar Fahmi, siswa kelas V-B yang ikut mendonasikan uang jajannya hari itu. Aksi sosial tersebut dikoordinasi oleh Ustadz Ahmad Busyairy. “Alhamdulillah kita bisa ikut membantu saudara kita, meski tidak begitu banyak jumlahnya, hanya Rp990.000 saja. Insyaallah setelah ini langsung kita kirim ke Jakarta,” terang Ustadz berjenggot itu. Banyak pihak yang prihatin atas perkembangan kasus Prita Mulyasari dengan RS Omni Internasional Serpong, Jakarta tersebut. Gerakan ”Koin Peduli Prita” mengajak masyarakat secara umum mengumpulkan uang koin untuk disumbangkan kepada Prita Mulyasari. Uang ini rencananya untuk membayar denda yang dibebankan kepada Prita oleh RS Omni Internasional Alam Sutera atas dakwaan pencemaran nama baik senilai Rp204.000.000. (FF)
AGENDA
Semarak
Tahun Baru Penuh Makna Langit mulai meredup seiring tenggelamnya matahari di ufuk barat petang itu. Hari Kamis (17/12/2009) yang bertepatan dengan 30 Dzulhijjah 1430 H itu merupakan hari pamungkas di tahun Islam tersebut. Suara adzan maghrib pun menggema terdengar nyaring gayung bersambut dari menara masjid yang satu dengan menara masjid lainnya. Saat itu merupakan pertanda penanggalan yang dinisbatkan pada peradaran bulan tersebut mulai mejejakkan hari pertama di tahun barunya, yakni 1 Muharrom 1431 H. Semarak menyambut datangnya tahun baru Hijriyah 1431 H dirayakan oleh umat muslim di penjuru dunia. Tentunya dengan ragam kegiatan yang berbeda daripada perayaan tahun baru Masehi yang biasanya dirayakan oleh sebagian besar masyarakat dunia dengan kegiatan hura-hura. Momentum itu diperingati umat Islam dengan berbagai kegiatan bermakna. Ada yang mengadakan muhasabah (refleksi) akhir tahun, pengajian, pentas budaya Islami, pawai ta’aruf, hingga lombalomba. Di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, serangkaian kegiatan juga dihelat. Kegiatan Muhasabah (malam refleksi) digelar lebih awal. Rabu malam (16/12/2009) selepas isya, sejumlah siswa kelas V berkumpul di masjid K.H. Ahmad Dahlan yang berlokasi di lantai 1 sekolah. Para siswa yang berbusana muslim warna putih kemudian membuat shof dengan rapi dan siap mengikuti acara yang dipandu oleh Ust. M. Syaikhul Islam. Dalam tausiyahnya, Ust. Syaikhul mengajak para peserta untuk bersyukur kepada Allah atas segala rahmat yang telah dikaruniakan-Nya. ”Dipertemukannya kita dengan tahun baru Hijriyah ini harus kita jadikan semangat untuk menjadi manusia yang lebih bermanfaat dan berprestasi,” urainya. Selesai kegiatan Muhasabah, para siswa, guru dan karyawan kemudian berkumpul di halaman sekolah. Kali ini, para peserta menyiapkan ratusan lilin putih dan puluhan obor. Lilin-lilin tersebut kemudian ditata rapi membentuk konfigurasi tulisan ”1431 H” dan dinyalakan. Obor-obor pun dinyalakan dan dibagikan kepada seluruh siswa. Selanjutnya, para siswa berbaris rapi sambil memegang obor dan berjalan memutari konfigurasi lilin tersebut. Lampu halaman kemudian dimatikan. Suasana menjadi gelap dan yang terlihat hanya nyala lampu
lilin dan obor serta remang-remang gerak memutar para peserta. Dari balkan lantai 2 tampak pemandangan yang syahdu. Beberapa wartawan dan fotografer juga hadir meliput kegiatan dan mengabadikan momen tersebut. Kegiatan kedua adalah sekolah mengerahkan seluruh sivitasnya mengikuti kegiatan tabligh akbar dan jalan sehat dalam rangka milad 1 abad Muhammadiyah dan menyambut datangnya tahun baru 1431 H yang diselenggarakan oleh PC Muhammadiyah Ngagel Kota Surabaya. Seluruh guru, karyawan, siswa, dan sebagian wali murid bersemangat mengikuti rangkaian kegiatan hingga selesai. Kegiatan jalan sehat dimulai tepat pukul 06.00 WIB dengan rute sekitar wilayah Pucang. Sesampai finish, peserta mendapat suguhan hiburan dari para penampil yang di antaranya adalah para siswa-siswi Sekolah Teladan Nasional ini. Turut menghibur dengan membawakan lagu-lagu islami di atas stage, Phitagoras Band, Zynopsis, dan New Grass Band. Mereka adalah band-band bocah SD Muhammadiyah 4 pucang Surabaya. Acara dilanjutkan dengan pengundian hadiah jalan sehat. Dan menjadi acara puncak kegiatan itu adalah tabligh akbar yang menghadirkan Ust. Drs. H. Dahlan Rais, M.Hum, Sekretaris PP Muhammadiyah sebagai pembicara. Kegiatan ketiga diselenggarakan tak kalah seru dengan acara sebelumnya. Kali ini Gebyar Muharrom 1431 H digelar sekolah di Taman Remaja Surabaya (TRS). Hampir seluruh ekstrakurikuler sekolah unjuk kebolehan dalam even ini. Beragam penampilan disajikan apik di atas panggung. Mulai taushiyah da’i cilik, atraksi pencak silat Tapak Suci, pembacaan puisi, qiroah dan sari tilawah, sampai atraksi memukau band-band bocah sekolah. Kepanitiaan kegiatan ini dipercayakan kepada Ust. Nur Fuad. ”Alhamdulillah semua berjalan lancar meski sempat kuatir karena hujan yang turun sangat lebat,” terang pendidik Ismuba tersebut. Selamat Tahun Baru Islam 1431 H. (I’CL)
Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 | 39
AGENDA
Gelaran Hidangan Nusantara di Hari Pangan Sedunia Kekayaan bangsa Indonesia ternyata tak terbatas pada sumber daya alam, luas wilayah, jumlah suku bangsa, serta tradisi dan budayanya saja, tetapi juga pada aneka makanan dan jajanannya. Hal itu tercermin dari banyaknya macam makanan khas Indonesia yang dipemerkan dalam peringatan Hari Pangan Sedunia di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya pada 26 Oktober 2009 lalu. Acara yang dilangsungkan di ruang lobbi lantai 2, dan digelar untuk seluruh siswa Sekolah Teladan Nasional itu cukup memikat antusiasme mereka untuk mencicipi aneka jajanan dan makanan nusantara yang disajikan. Hampir semua makanan yang disuguhkan dibuat berbahan dasar polopendem dan polowijo, seperti; ketela, singkong, tales, gembili, bentul, jagung, kacang-kacangan, dan sayuran. Dari bahan-bahan dasar tersebut kemudian diolah menjadi aneka jajanan dan makanan tradisional, seperti; semanggi, gatot, thiwul, gethuk, dan belendung jagung. Siswa Juga diperkenalkan dengan pizza singkong dan perkedel singkong sebagai jajanan alternatif yang menyehatkan. Tak ketinggalan juga aneka jajanan pasar, dan minuman tradisional seperti; sinom dan beras kencur. Sejumlah guru dan siswa yang bertugas menjaga
counter makanan dan jajanan tampak sibuk melayani para siswa yang antre membeli makanan. ”Aku beli gatotnya ya, penasaran kaya apa rasanya,” pinta salah saeorang siswa kepada penjaga. Memang untuk dapat mencicipi dan menikmati lezatnya aneka makanan tersebut, para siswa harus merogoh uang saku mereka terlebih dulu. ”Tapi tidak perlu bayar mahal kok, cukup seribu rupiah saja mereka sudah bisa menikmati satu porsi makanan atau jajanan,” terang Ustadz Edy Susanto, penggagas acara. Bahan-bahan dasar makanan dan jajanan di atas merupakan tumbuhan yang sangat mudah ditemukan di berbagai pelosok nusantara. Makanan-makanan tersebut banyak mengandung karbohidrat sebagai pengganti beras dan gandum. Sayang potensi sumberdaya alam yang melimpah tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu penyebabnya adalah gencarnya makanan cepat saji atau fastfood yang menyerbu masyarakat Indonesia dengan segala pelayanan yang memanjakan pembeli, meski makanan cepat saji tersebut banyak terindikasi kurang menyehatkan dan menyebabkan beberapa penyakit dan obesitas. (FF, I’CL)
Terima 178 Murid Baru di Desember 2009 Menyambut dan menyiapkan datangnya Tahun Pelajaran 2010/2011, SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya kembali melaksanakan kegiatan penerimaan murid baru. Serangkaian kegiatan telah disiapkan oleh panitia hingga Maret 2010. Kegiatan kepanitiaan diawali dengan sosialisasi penerimaan murid baru melalui pemasangan spanduk di beberapa lokasi strategis, penyebaran brosur dan banner ke sejumlah Taman Kanak-Kanak (TK), dan menggelar kegiatankegiatan yang dapat menarik animo masyarakat Surabaya. Kegiatan berikutnya adalah mengadakan kunjungan silaturrahim dengan guru, karyawan, dan wali murid di TKTK. Alhamdulillah, kegiatan ini mendapat sambutan positif dari pihak TK. Bahkan, TK Islam Primagama yang berlokasi di kawasan Rungkut yang datang bersilaturrahim ke sekolah. Kegiatan berlanjut dengan seleksi calon murid baru atau yang biasa disebut dengan istilah Pemetaan Calon Murid Baru. Pemetaan I berlangsung pada 22 November 2009 dan Pemtaan II pada 27 Desember 2009 bertempat di sekolah. Rangkaian kegiatan terdiri dari 2 acara, yakni pemetaan calon murid baru, dan silaturrahim pimpinan sekolah dengan calon wali murid. Pemetaan calon murid baru pada kepanitiaan kali ini diadakan 4 tahap yang dilaksanakan sebulan sekali. Pemetaan bulan November 2009 diikuti oleh 135 calon murid baru dan
40|Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010
pada bulan Desember 2009 diikuti 52 calon murid baru. Para peserta pemetaan tampak antusias dan enjoy mengikuti kegiatan. Ustadz Muhammad Syaikhul Islam, selaku ketua panitia menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menjaring calon-calon murid baru yang berkualitas. “Selain itu, karena peminat di sekolah kita cukup banyak, sehingga untuk proses penerimaan yang adil dan fair, maka kita adakan pemetaan,” terang pendidik Ismuba tersebut. Dari pemetaan bulan November dan Desember 2009 terjaring 178 calon murid baru. Pengumuman disampaikan melalui pamflet yang dipajang di mading sekolah dan website sekolah dengan alamat www.sdm4sby.com. Rasa senang dan bangga tampak dari wajah para calon wali murid baru yang putra-putrinya dinyatakan diterima. Sedangkan, bagi yang belum diterima diberi kesempatan sekali lagi untuk mengikuti pemetaan di bulan berikutnya. Kuota siswa baru SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 240. Untuk memenuhi sisa kuota yang belum terpenuhi, maka pendaftaran dan seleksi pemetaan akan dilaksanakan hingga bulan Februari 2010. Selamat bagi yang diterima, dan jangan berkecil hati bagi yang belum. (I’CL)
SAHABAT ASUH
Menebar Manfaat untuk Sahabat Alhamdulillah, meski perlahan, program sosial Sahabat Asuh Arba’a Magazine semakin mendapatkan dukungan dari pembaca setia, dan kini penyaluran bantuan pembaca sudah mulai bergulir. Bantuan berupa dana dari para pembaca pada edisi ke-31 telah kami salurkan kepada sahabat kita Akmal Azhar Ziaulhaq, siswa kelas II SD Negeri 2 Medaeng, Waru, Sidoarjo. Penerima adalah putra dari bapak Budi Wibowo dan ibu Astuti yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek dan sub agen jasa cuci pakaian. Bantuan kami berikan dalam bentuk perlengkapan sekolah berupa peralatan tulis senilai Rp150.000,00. Kita berharap semoga bantuan yang diberikan dapat membantu meringankan kebutuhan belajar sahabat kita. Kami juga bersyukur, pada edisi ke-32 ini, sejumlah donatur telah mendonasikan bantuannya. Berikut nama-namanya: Kelas
Donasi (Rp)
17
Reri Muhammad
V-A
2.000
V-D
10.000
18
M. Zahrulif
IV-C
10.000
Adelia Jayaning
II-B
10.000
19
Anindiya Safira
III-D
10.000
Betari Widya
IV-D
50.000
20
Zidni Alfian Bariq
IV-D
5.000
Hamba Allah
-
10.000
21
Safira el-lfira
I-A
5.000
Aniza Rania D
V-F
5.000
22
Natasha Talitha
IV-A
10.000
6
Amira primi
V-E
5.000
7
Ineza Vedya
V-E
5.000
8
Audra Andini
V-E
5.000
NO
Nama
1
Amalia Hanifah
2 3 4 5
9
Ayu Wulan P
V-E
5.000
10
Rania Falih
V-E
5.000
11
Irnanda Dwi Ayu
V-E
5.000
12
Nonna Syifa
V-F
5.000
13
Nabilla Ovelia
V-D
5.000
14
Hamba Allah
-
10.000
15
Daffa Andira
III - A
10.000
16
Azriel Maulana
IV-A
10.000
Jumlah
197.000
Saldo edisi ke-31 Rp 3.200,00 Saldo edisi ke-32 Rp197.000,00 Jumlah Total Rp200.200,00 Kami mengucapkan terima kasih kepada semua donatur yang turut serta mendukung program ini, semoga diterima amal sholihnya dan diberi balasan kelapangan rizki oleh Allah SWT. Dan bagi sahabat Arba’a yang ingin bergabung, kami selalu menunggu. Bantuan langsung diserahkan ke redaksi Arba’a Magazine (Ustadzah Ummu Sulaim)
surat pembaca Saya pembaca setia Arba’a yang selalu menunggu penerbitannya. Saya berharap agar muatan karya siswa ditambah lebih banyak lagi, terutama humor, puisi, dan gambar/lukisnya. Saya juga berharap latihan soal-soal pelajaran untuk kelas VI dapat ditampilkan lagi. Terima kasih tanggapannya. Sukses selalu buat Arba’a. Atika Ilma Yani (VI-A) Untuk Arba’a yang kubanggakan..., boleh ya kasih masukan... Menurutku, agar majalah ini lebih baik lagi, sebaiknya materi berita tidak hanya tentang SD Muhammadiyah 4 Pucang saja, tapi juga info yang lain, seperti Idola Cilik, karena itu juga bagus buat anak-anak. Terus untuk sampul depannya mohon dibuat semenarik mungkin, misalnya animasi. Kami tunggu ya... Madha (VI-E) Terima kasih atas semua kritik dan saran dari sahabat setia. Insyaallah akan menjadi catatan kami untuk edisi berikutnya. Redaksi
Arba’a Edisi ke-32 | Januari 2010 |
39
belajar akhlaq bareng