1
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN STRATEGI PETA KONSEP PADA SDN-6 LANGKAI PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
OLEH MUHAMAT YUSUP NPM. 10.23.11637
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI S-1 PGSD TAHUN 2014
2
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN STRATEGI PETA KONSEP PADA SDN-6 LANGKAI PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Ditulis memenuhi sebagai persyaratan dalam mendapatkan gelar Serjana pendidikan Program Studi PGSD
OLEH MUHAMAT YUSUP NPM. 10.23.11637
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI S-1 PGSD TAHUN 2014
3
4
ABSTRAK
MUHAMAT YUSUP. 2014. Upaya Meningkatkan Hasil IPS belajar dengan strategi Peta Konsep pada SDN – Langkai Palangka Raya. Skripsi. Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Pembimbing: (I) Drs. M. Ramli, M.Pd. , (II) Aam Rifaldy khunaify, M.Pd
Kata Kunci: Strategi, peta konsep, hasilbelajar, IPS.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan peningkatan keaktifan peserta didik pada pembelajaran IPS menggunakan strategi peta konsep, (2) mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS peserta didik kelas VI di SDN- 6 Langkai Palangka Raya melalui penerapan strategi peta konsep. Metode yang digunakan peneliti adalah menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berusaha memecahkan atau menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang dengan subyek penelitian seluruh peserta didik Kelas VI SDN Langkai Palangka Raya yang berjumlah 20 orang. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan analisis data presentase ketuntasan klasikal. Hasilpenelitianmenunjukkan bahwa: 1) Keaktifanpesertadidikdalam belajar IPS meningkat dengan rata-ratasiklus I yaitu 3,79 yang masukkategori baik danpadasiklus II 3,85 kategoribaik, 2) Penerapan strategi peta konsep meningkatkan hasilbelajarpesertadidikdari hasil pre tes rata-rata nilai 58,00 denganketuntasan 55%,Hasilpostessiklus I rata-rata nilai 62,50 denganketuntasan 60%, dan hasilpostessiklus II rata-rata nilai100denganketuntasan 100%.
i
5
ABSTRACT
MUHAMAT YUSUP. 2014. The Application of Concept Mapping Strategy to Increase Social Studies Learning Result of SDN - 6 Palangkaraya.Thesis. PGSD Study Program. Teaching and Education Faculty University of Muhammadiyah Palangkaraya. Supervisor: (I) Drs. M. Ramli, M.Pd. , (II) Aam Rifaldy khunaif, M.Pd
Key Words: Strategy, Concept mapping,learning result, social studies.
This research aimed: (1) to describe how increasing of active student on social studies lesson withconcept mapping strategy (2), to describe how increasing of social studies learning result of the student at class VI SDN - Langkai Palangka Raya by the application of concept mapping strategy. The researcher method is using Class Action Research (CAR) that tries to solve or answer the problem that is faced in the right now by the research subject is students at class VI SDN - Langkai Palangka Raya which amount 20 students. The technique of data collection uses observation and test. Whereas in this research uses classical completeness precentage data analysis. The research result showed that: (1) activeness the students in social studies has increased by an averageon the cycle I 3,79 in the category quite well, and on the cycle II 3,85 in the category well. (2) the application of concept mapping strategyincreased social studies learning result of students it was on pre test average result58,00 with 55,55% completeness, on the cycle I average result 62,50 with 60,60% completeness, and on the cycle II average result 100 with 100% completeness.
ii
6
HALAMAN PERSEMBAHAN BELAJAR DARIKEGAGALAN UNTUK SUATU KEBERHASILAN
Karya ini ku persembahkan bagi : 1) Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan dan do’a sehingga studi saya ini bisa terselesai kan dengan lancar. 2) Kepada teman – teman yang selama ini telah banyak membantu selama penyelesaian karya ini saya ucapkan terimakasih. 3) Bagi keluarga dan kepada orang yang terdekat yang sudah memberi saran serta semangat dan motivasi supaya bisa menyelesaikan karya studi saya ini. 4) Bapak dosen pembimbing dengan penuh kesabaran telah membimbing dan mengatakan ku dalam penyusunan skripsi ini.
iii
7
iv
8
v
9
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini mengungkapkan tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS dengan Strategi Peta konsep Pada SDN- Langkai Menteng Palangka Raya. Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan selama peneliti studi. Oleh karena itu peneliti menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan beserta staf, atas segala kebijaksaan, perhatian dan dorongan sampai skripsi ini terwujud. 2. Drs. M.Ramli, M.Pd dan Aam Rifaldy khunaifi,M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan memberikan dorongan sampai skripsi ini terwujud. 3. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya yang telah membantu dan memberikan kelancaran selama penlitian ini berlangsung. 4. Kepala SDN – Langkai Palangka Raya beserta guru dan staf, peserta didik yang telah banyak membantu dan memberikan kelancaran selama penelitian berlangsung. 5. Teman-teman mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya dan bagi pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan moril sehingga peneliti dapat menyelesaikan studi. Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala berlipat ganda dari allah SWT, dan semoga karya ilmiah ini bermamfaat bagi siapa saja yang membacanya amin, Palangka Raya, Peneliti
2014
Muhamat Yusup
vi
10
vii
11
viii
12
ix
13
x
14
xi
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan tidak hanya menghasilkan orang-orang yang sekedar mengerti atau paham dan diharapkan mampu mengambil keputusan atau memecahkan
permasalahan
dalam
kehidupannya.
Namun
pendidikan
merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Selain itu, pendidikan juga memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas, karena pendidikan merupakan sarana untuk membentuk seseorang menjadi individu yang memiliki pengetahuan dan keterampilan. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD adalah mata pelajaran IPS.IPS merupakan mata pelajaran yang dapat memberikan wawasan pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal maupun global sehingga mampu hidup bersama-sama dengan masyarakat lainnya. Di masa yang akan datang peserta didik akan mengalami dan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan. Oleh karena itu, perancangan mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar hendaknya disusun untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat yang menghargai sejarah, budaya bangsa, dalam memasuki kehidupan masyarakat yang selalu mengalami perubahan tersebut, terutama dari segi gaya hidup.
1
2
Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi 2 faktor utama yaitu faktor dari lingkungan, faktor yang datang dari diri peserta didik terutama dalam kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan peserta didik besar sekali pengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai, seperti yang dikemukakan oleh Clark (Rahmi, 2013:3) bahwa hasil belajar peserta didik disekolah 70 persen dipengaruhi oleh kemampuan peserta didik dan 30 persen dipengaruhi oleh lingkungan. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki peserta didik, juga ada faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan, ketekunan, sosial dan ekonomi. Faktor tersebut banyak menarik perhatian para ahli pendidikan untuk diteliti, seberapa jauh sumbangan yang diberikan oleh faktor tersebut terhadap hasil belajar peserta didik, merupakan hal logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Peserta didik harus merasakan adanya sesuatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi, ia harus berusaha mengerahkan segala upaya untuk mencapainya. Peran guru menjadi kunci keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah selain bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkandan menciptakan suasana yang kondusif yang mendorong peserta didik untuk melakukan pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan hasil observasi di SDN-6 LangkaiPalangka Raya saat ini guru belum menerapkan strategi yang bervariasi. Cara mengajar guru masih di dominasi dengan penggunaan metode ceramah. Metode ceramah lebih
3
menitikberatkan guru sebagai pusat informasi atau guru hanya menyalurkan ilmu saja kepada peserta didik.Sedangkan peserta didik hanya sebagai pendengar. Guru hanya menjelaskan materi secara lisan sehingga peserta didik pasif, mengganggu temannya dan kurang memperhatikan penjelasan guru serta pembelajaran kurang menarik perhatian. Hasil belajar IPS peserta didik kelas III masih rendah.Dari 44 peserta didik. 18 peserta didik (40%) telah mencapai KKM yaitu dengan nilai rata-rata 70 dan 26 peserta didik (60%) masih dibawah nilai KKM yaitu nilai rata-rata 60, sedangkan nilai KKM yaitu 65. Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan di SDN-6 Langkai ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik yang tampak dari masalah hasil belajar peserta didik serta kurangnya keaktifan peserta didik dalam pembelajaran IPS. Hal ini disebabkan terbentuknya pandangan umum dan pandangan peserta didik bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran yang tidak mudah untuk dipahami disebabkan materi-materi yang diajarkan adalah materi yang bersifat hafalan dan hanya bisa digunakan dengan cara menghafal. Permasalahan
selalu
muncul
bersamaan
dengan
berkembang
dan
meningkatnya kemampuan peserta didik, situasi, kondisi lingkungan yang ada pengaruh informasi dan kebudayaan serta berkembangnya ilmu pengetahuan. Apabila kita ingin meningkatkan hasil belajar, tentunya tidak akan terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Guru harus lebih bijaksana dalam menentukan model yang sesuai sehingga dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif, agar proses belajar mengajar dapat
4
berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Inovasi menghadapi perubahan paradigma terhadap KTSP adalah ditemukannya model-model pembelajaran inovatif-progresif yang dengan tepat mampu mengembangkan dan menggali pengetahuan peserta didik secara konkret dan mandiri.Model inovatif-progresif menciptakan berbagai macam strategi salah satunya adalah peta konsep.Peta konsep merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas.Peta konsep
menyediakan
bantuan
visual
konkret
untuk
membantu
mengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut dipelajari. Dengan mempertimbangkan kedudukan dan peran penting IPS dalam Ilmu Pengetahuan dengan tidak mengesampingkan mata pelajaran yang lain, serta permasalahan yang ditemukan di SDN-6 Langkai Palangka Raya, maka peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SDN-6 Langkai Palangka Raya ini sebagai upaya untuk melakukan peningkatan pada hasil belajar peserta didik
pada mata pelajaran IPS dengan mengangkat judul
“Penerapan Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Peserta Didik di SDN-6 Langkai Palangka Raya” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Dalam proses pembelajaran peserta didik hanya sebagai pendengar. 2. Peserta didik pasif selama proses pembelajaran IPS. 3. Peserta didik berbicara sendiri dan mengganggu temannya.
5
4. Hasil belajar IPS peserta didik masih rendah. C. Batasan Masalah Untuk menghindari meluasnya masalah yang akan diteliti, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan dengan menggunakan strategi peta konsep. 2. Mata pelajaran yang digunakan adalah IPS Semester 1 dengan materi .... SK = Mengenal Sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. KD = Mengenal perkembangan teknologi produksi,komunikasi,dan transportasi serta pengalaman menggunakanya. 3. Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas di SDN 6 Langkai Palangka Raya. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai pertanyaan yakni: 1. Bagaimana aktivitas peserta didik di SDN-6 Langkai Palangka Raya dalam pembelajaran IPSdengan menerapkan strategi peta konsep pada tahun pelajaran 2014/2015 ? 2. Apakah ada peningkatan hasil belajar IPS peserta didik di SDN-6 Langkai Palangka Raya setelah menerapkan strategi peta konsep Tahun pelajaran 2014/2015?
6
E. Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan masalah yang ditemukan, peneliti berusaha untuk mencari solusi yang dapat dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran, dalam hal ini alternatifnya dengan menerapkan beberapa strategi, antara lain: 1. Strategi Peta Konsep, strategi yang menggunakan gambaran pemetaan yang berisi konsep-konsep pelajaran. 2. Strategi Make a Match, strategi dimana guru menuliskan pertanyaan dan jawaban dikartu berbeda. 3. Strategi Cooperatif Script, strategi dimana peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan menjelaskan materi. Dari beberapa alternatif tersebut, peneliti menerapkan strategi peta konsep dalam kegiatan pembelajaran IPS. Untuk menumbuhkan minat peserta didik agar aktif selama proses pembelajaran, serta untuk mempermudah dan membantu peserta didik agar hasil belajar peserta didik kelas III di SDN-6 Langkai Palangka Raya mengalami peningkatan.
F. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagaiberikut: 1. Untuk mendeskripsikan aktivitas peserta didik di SDN-6 Langkai Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan strategi peta konsep.
7
2. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS peserta didik di SDN-6 Langkai Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015setelah menerapkan strategi peta konsep. G. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan dan bahan pembinaan dalam meningkatkan kinerja guru. 2. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi meningkatkan kreatifitas dan pengetahuan dalam memilih strategi pembelajaran sehingga peserta didik dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan. 3. Bagi peneliti selanjuitnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar bagi peneliti selanjutnya.
8
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Analisis Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar dan mengajar dalam kegiatan pendidikan di sekolah merupakan dua bentuk kegiatan yang tidak dapat dipisahkan walaupun satu sama lain memiliki makna yang bebeda.
Menurut Sudjana
(2011:38) “hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang peserta didik setelah ia menerima prilaku atau menerima pengalaman belajarnya dari pengajar (guru)”. Adapun Hamalik (2006:30) mengatakan bahwa
“hasil belajar
adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti”. Pendapat serupa dikemukakan oleh Patmonodewo (2005:102) bahwa “hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya, dan hasil peserta didik pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku”. Berdasarkan pendapat diatas, maka disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang didapat setelah mengikuti proses belajar oleh peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setelah selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok
8
9
bahasan. Hasil belajar peserta didik dapat diketahui setelah diadakan evaluasi.Hasil evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar peserta didik. Hasil belajar merupakan prestasi yang diperoleh setelah melakukan suatu kegiatan yang dimana akan menimbulkan suatu perbahan-perubahan pada diri individu. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Berhasil atau tidak seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar.Faktorfaktor tersebut terbagi menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Wasliman (Susanto, 2013:10) “hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal.” Secara perinci, uraian yang mengenai faktor internal dan faktor eksternal yaitu sebagai berikut : 1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. 2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Keluarga yang moratmarit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berprilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.
10
Adapun Sudjana dalam Susanto (2013: 15) mengungkapkan bahwa “hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dalam diri peserta didik dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik atau faktor lingkungan”. Menurut Sudjana dalam Susanto (2013: 15) faktor yang datang dari diri peserta didik terutama kemampuan yang dimilikinya.Faktor kemampuan peserta didik besar pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta didik.faktor-faktor yang datang dari dalam diri peserta didik dan dari luar diri peserta didik yaitu sebagai berikut: 1) Kecerdasan anak Kemampuan intelegensi seseorang sangat mempengaruhi terhadap cepat atau lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan. 2) Kesiapan atau kematangan Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam belajar tersebut. 3) Bakat anak Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu.
11
4) Kemauan belajar Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan ialah membuat anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk belajar. Kemauan belajar yang tinggi serta rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraih oleh peserta didik. Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentuan dalam mencapai keberhasilan belajar. 5) Minat Secara
sederhana,
minat
berarti
kecenderungan
dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu, seorang peserta didik yang menaruh minat pada suatu materi pelajaran dia akan memusatkan perhatiannya pada suatu materi pelajaran tersebut, karena pemusatan atau perhatiannya yang intensif pada materi pelajaran tersebut maka akan memungkinkan peserta didik tersebut akan belajar lebih giat lagi dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkannya. 6) Model penyajian materi pelajaran Model
materi
pelajaran
yang
menyenangkan,
tidak
membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para peserta didik tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar.
12
7) Pribadi dan sikap guru Peserta didik, begitu juga manusia pada umumnya dalam melakukan belajar tidak hanya melalui bacaan atau melalui guru saja, tetapi bisa juga melalui contoh-contoh yang baik dari sikap, tingkah laku, dan perbuatan.Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh inovatif dalam prilakunya, maka peserta didik akan meniru gurunya yang aktif dan kreatif ini. 8) Suasana pengajaran Suasana pengajaran yang tenang, terjadi dialog yang kritis antara peserta didik dengan guru, dan akan menumbuhkan suasana yang aktif di antara peserta didik tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran. Sehingga keberhasilan peserta didik dalam belajar dapat meningkat secara maksimal. 9) Kompetensi guru Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya. Keberhasilan peserta didik belajar akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru yang profesional tersebut.
13
10) Masyarakat Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan, oleh karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan masyakat pun mempengaruhi kepribadian peserta didik. 2. Pembelajaran IPS a. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial yang disingkat IPS mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam system pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS
merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya.Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi dilingkungan sekitarnya.Pendidikan IPS berusaha membantu peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan
14
menjadikannya semakin mengerti da memahami lingkungan sosial masyarakatnya. Menurut Somantri (Sapriya, 2012) “Pendidikan IPS adalah penyederhanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar menusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogi/psikologis untuk tujuan pendidikan”. Adapun Cahyani (2010:82) mengemukakan bahwa “Pembelajaran IPS di sekolah dasar pada prinsipnya untuk membuat peserta didik mampu memahami, berpartisipasi dan membuat penilaian tepat terhadap lingkungan hidup dan berkehidupan disekitar mereka”. Untuk jenjang SD/MI, pengorganisasian materi pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu (integrated), artinya materi pelajaran dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada aspek kehidupan nyata peserta didik sesuai dengan karakteristik usia,tingkat perkembangan berpikir dan kebiasaan bersikap dan perilakunya. Mata
pelajaran
IPS
mengkaji
seperangkat
peristiwa,fakta,konsep,dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi,sejarah,sosiologi,dan ekonomi. Dari ketentuan ini maka secara konseptual,materi pelajaran IPS di SD belum mencakup dan mengakomodasi seluruh disiplin ilmu sosial. Namun, ada ketentuan bahwa melalui mata pelajaran IPS,peserta didik diarah kan untuk dapat
15
menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis,dan bertanggung jawab,serta warga dunia yang cinta damai. Arah mata pelajaran IPS ini dilator belakangi oleh pertimbangan bahwa di masa yang akan dating peserta didik
akan menghadapi
tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,pemahaman dan kemampuan analisis terhadap
kondisi sosial masyarakat
dalam memasuki
kehidupan bermasyarakat yang dinamis. b. Tujuan Pembelajaran IPS Tujuan mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai berikut : 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan
masyarakat dan lingkungannya. 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu , inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4. Memiliki
kemampuan
berkomunikasi,
bekerja
sama
dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global. Dalam kurikulum IPS-SD (2006) Tujuan pembelajaran IPS adalah agar peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan dan
16
keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupannya sehari-hari. Solihatin dan Raharjo (2009:15) menjelaskan tentang tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai berikut: Dasar tujuan pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan member bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal bagi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran IPS adalah memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar bagi peserta didik yang akan menjadi bekal dalam kehidupan sosialnya di masa
yang
akan datang. c.
Fungsi IPS di sekolah Dasar Menurut Udin (2009:8.10) fungsi mata pelajaran IPS sebagai ilmu pendidikan adalah: 1) Memberi bekal pengaturan dasar,baik untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2) Mengembangkan keterampilan dalam mengembangkan konsepkonsep IPS. 3) Menanamkan sikap ilmiah dan melatih peserta didik dalam menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
17
4) Menyadarkan peserta didik akan kekuatan alam dan segala keindahanya sehingga peserta didik terdorong untuk mencintai dan mengagungkan penciptanya. 5) Memupuk daya kreataif dan inovatif peserta didik. 6) Membantu peserta didik memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang IPTEK. 7) Memupuk diri serta mengembangkan minat peserta didik terhadap IPS. d. Ruang lingkup IPS Menurut Susanto (2013:160) ruang lingkup mata pelajaran IPS SD/MI meliputi aspek sebagai berikut: 1) Manusia,tempat,dan lingkungan. 2) Waktu,keberlanjutan,dan perubahan. 3) Sistem sosial dan budaya. 4) Perilaku ekonomi dan sosial Berdasarkan uraian di atas,menyatakan pengajaran IPS pada tingkat MI/SD harus sesuai dengan permasalahan yang dibatasi dalam kehidupan
sehari
–hari
peserta
didik
baik
mencakup
lingkungan,budaya,prilaku ekonomi,dan sosial. e. Materi Pembelajaran IPS Adapun materi pembelajaran IPS kelas IV semester 2 dalam buku terbitan ARCARYA MEDIA UTAMA yang di gunakan di SDN6 LANGKAI Palangka Raya adalah sebagai berikut :
18
1) Keanekaragaman Suku bangsa dan Budaya. 2) Sumber Daya Alam dan kegiatan Ekonomi 3) Perkembangan
Teknologi
untuk
Produksi,Komunikasi,dan
transportasai. 4) Pasar 5) Kepahlawanan dan Patriolisme. Dari beberapa materi tersebut maka materi yang menjadi bahan penelitian adalah : Perkembangan Teknologi untuk Produksi, Komunikasi, dan Transportasi A. Perkembangan Teknologi Produksi 1. Jenis Teknologi untuk Berproduksi Masa Lalu dan Masa Kini Kemanapun manusia makin lama makin berkembang, seiring dengan perkembangan itu, banyak diperlukan berbagai alat untuk mempermudah kehidupan manusia. Alat untuk mempermudah kehidupan manusia ini di sebut teknologi Teknologi produksi adalag alat atau barang yang di sebut untuk mempermudah manusia menghasilkan suatu. a. Teknologi Produksi di Masa Lalu Pada zaman dahulu, segala sesuatu dikerjakan tanpa mempergunakan mesin karena memang belum ada mesin – mesin produksi
19
Untuk membuat sehelai kain, orang harus menenunnya dengan tangan selama berhari – hari. Mereka memintal kapas menjadi benang dengan menggunakan alat sederhana yang diputar menggunakan tangan. Bisa dibayangkan sebagaimana sulitnya memintal kapas menjadi benang pada zaman itu dan hasilnya tidak begitu baik. Selain alat tenun, pada zaman dulu dikenal dengan beberapa jenis alat produksi lain seperti beriku ini: 1. Lesung Lesung adalah alat untuk menumbuk padi menjadi beras.Untuk menumbuk nya digunakan alat penumbuk yang dinamakan alu. 2. Tungku Yaitu
alat
untuk
memasak
yang
terbuat
dari
tanah
lempung.Tungku adalah sejenis kompor kalau pada masa sekarang. 3. Cobek Yait alat untuk menghaluskan cabe dan bumbu – bumbu. Alat ini terbuat dari batu b. Teknologi produksi masa kini Sekarang teknologi sudah
sangat maju. Banyak yang
dilakukan dengan mesin dan serba komputer. Seperti untuk pembuatan kain.Sekarang dipakai mesin tenun yang digerakkan secara otomatis.Tidak diperlukan tenaga
20
manusia yang banyak.Hanya dibutuhkan seorang operator yang menguasai mesin tersebut. Kapanpun dipintal menggunakan mesin. Sistem pewarnaan menggunakan pewarna buatan, sehingga warna yang didapat menjadi lebih banyak. Untuk motif atau corak kain yang akan di buat, sekarang sudah menggunakan komputer, sehingga tidak perlu digambar dengan tangan Dahulu orang menumbuk padi dengan lesung, saat ini digunakan mesin penumbuk padi (heuler).Demikian pula untuk menghaluskan cabe dan bumbu masakan lainnya, sekarang orang menggunakan blender. Sedangkan untuk menanak nasi atau memasak lainnya, sekarang digunakan kompor, baik kompor minyak maupun kompor gas bahkan kompor plastik. Contohnya -
Mesin heuler
-
Blender
-
Kompor minyak dan gas
2. Bahan Baku yang dapat Diolah Menjadi Beberapa Barang Produksi Di alam ini banyak bahan – bahan alam yang dapat diolah menjadi bahan produksi. Contohnya ialah tanah liat, batu, bumbu, kayu,, hasil – hasil pertanian, peternakan,perikanan, perkebunan, dan pertambangan.
21
Tanah liat dapat digunakan untuk membuat tungku dan gerabah serta
patung.
Batu digunakan
untuk membuat
cobek,
dan
sebagainya.Bambu digunakan untuk membuat alat tenun dan alat – alat rumah tangga.Kayu dibuat alat menenun, alat angkutan, dan bangunan rumah. B. Perkembangan Teknologi komunikasi 1. Produksi Komunikasi di Masa Lalu Teknologi komunikasi di masa lalu yang digunakan masih sangat sederhana. Karena pada saat itu manusia saling berjauhan, maka dibutuhkan alat untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Alat komunikasi yang tertua
yang pernah dilakukan
manusia adalah isyarat. Isyarat yang digunakan biasanya asap atau suara – suara yang sengaja diciptakan untuk menyampaikan suatu pesan. Orang – orang indian kuno di pedalaman amerika menggunakan isyarat asap untuk menyampaikan pesan kepada sesama mereka. Tiap bentuk asam yang muncul ada atinya masing –masing. Bila ada suku yang muncul yang melihat tanda asap di angkasa, maka dia sampaikan oleh orang yang tinggal berjauhan dengan mereka. Tetapi penyampaian pesan menggunakan asap ini sangat tergantung pada cuaca. Bila cuaca sedang cerah, asap akan
22
terlihat dengan jelas. Tapu bila cuaca sedang buruk, penyampaian pasan sangat sukar dilaksanakan. Akhirnya ditemukan alat baru, yaitu dengan cara menulis pesan dan mengirimnya dengan menggunakan burung merpati. Lalu surat – surat itu diantarkan dengan berlari dan berkuda. Komunikasi secara lisan dilakukan dengan percakapan antara yang satu dengan yang lainnya. Bilamana jarak satu sama lain jauh, percakapan dilakukan dengan berteriak atau menjerit Pada masa itu ditemukan pos teriak, yaitu tempat berita disampaikan dengan berteriak. Teriakan ini diteruskan dengan teriakan pula kepada yang lainnya, sehingga berita menganai suatu peristiwa biasa menyebar secara luas. 2. Teknologi Komunikasi di Masa Kini Saat ini perkembangan teknologi komunikasi sangat pesat. Berbagai media komunikasi memudahkan kita untuk menerima pesan apapun yang dikirimkan dari berbagi tempat. Kita mengetahui apa yang sedang terjadi di belahan bumi hampir pada saat yang bersamaan.
23
Contoh media komunikasi saat ini a. Media cetak 1. Surat Pengirim surat pada saat ini sangat mudah dan cepat. Dengan pelayanan khusus, surat yang kita kirimkan hari ini dapat diterima keesokan harinya. Mengirim
pesan
melalui
suray
mempunyai
keuntungan tersendiri. Kita dapat menuliskan pesan – pesan secara lengkap dan terperinci. Kita memerlukan perangko untuk mengirimkannya. 2. Koran, majalah, tabloid, dan buku - buku Koran majalah, dan buku – buku memberikan pengetahuan kepada kita tentang segala peristiwa yang terjadi diseluruh dunia secara tertulis. Tetpi berita di koran biasanya terlambat satu hari karena surat kabar harus melalui proses cetak dan edar. Surat kabar atau koran biasanya terbit tiap hari, majalah biasanya terbit 1 bulan sekali dan tabloid biasanya terbit satu minggu sekali. b. Media Elektronik Yang termasuk media elektronik antara lain televisi, radio, telepon. 1) Televisi
24
Televisi ditemukan oleh seorang skotlandia bernama John logie Baird pada tahun 1925.Saat pertama kali dibuat, televisi hanya Berwarna hitam dan putih. Sesuai pekembangan zaman, televisi sekarang sudah berwarna. Siaran televisi dipancarkan dari stasiun pusat melalui satelit, lalu diterima oleh stasiunreley dan satelit agar bisa diterima di rumah. 2) Radio Siaran radio dipancarkan dari stasiun pemancar radio ke satelit lalu dari satelit ke rumah – rumah penduduk.Ada radio yang menggunakan listrik, ada pula yang menggunakan tenaga batere. Siaran radio dapat menyebarkan informasi tentang suatu peristiwa saat itu juga.Seorang penyiar radio dapat melakukan siaran di manapun dia berada.Di Indonesia ada radio pemerintah dan ada radio swasta. Ada yang beroperasi di frekuensi AM ada juga yang di frekuensi FM. C. Perkembangan teknologi Transportasi 1. Teknologi transportasi masa Lalu Di masa lalu, ketika mesin belum di temukan,transportasi Dilakukan dengan kendaraan tampa mesin pertama kali menggunakan tenaga manusia, untuk bepergian, manusia hanya
25
berjalan kaki, begitu juga untuk mengangkut barang, manusia membawa nya dengan berjalan kaki untuk pergi kesuatu tempat yang dipisahkan oleh lautan, manusia mengunakan perahu atau rakit yang digerakan oleh angin. -
Perahu/rakit
-
Hewan (kuda/sapi)
-
Berjalan kaki
2. Perkembangan Teknologi transportasi modern -
Sepeda
-
Sepeda motor
-
Kapal
-
Pesawat
3. trategi Peta Konsep a. Pengertian Strategi Dalam konteks pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu system lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar, agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil. Djamarah, dkk (2002:5) mengemukakan bahwa “strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan”.
26
Menurut Sabri (2005:2) “strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyatadari guru atau merupakan praktek guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan efisien”. Sedangkan menurut Sudjana ( Rohani, 2004) Strategi mengajar merupakan tindakan guru dalam melaksanakan rencana mengajar, artinya: usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode dan alat serta evaluasi, agar dapat mempengaruhi peserta didik mencapai tujuan yang tela ditetapkan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah cara yang dilakukan seorang guru untuk mempengaruhi peserta didik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan secara efektif dan efisien. b. Macam-macam Strategi Macam-macam strategi belajar mengajar menurut Gulo (2002), yaitu: 1. Strategi Kerja Kelompok, strategi kerja kelompok adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menyuruh peserta didik (setelah dikelompok-kelompokkan) mengerjakan tugas tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran. Mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas. 2. Strategi Penemuan (Discovery), strategi penemuan merupakan peruses mental dimana peserta didik mampu mengasimilasikan suatu proses atau prinsip-prinsip.
27
3. Strategi Examples Non Examples, strategi pemberian contoh yabg diambil dari Kasus/Gambar yang Relevan dengan Kompetensi Dasar. 4. Strategi Cooverative Script, strategi belajar dimana peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari. 5. Strategi Mind Mapping, sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal peserta didik atau menemukan altenatif jawaban. 6. Strategi Peta Konsep, strategi yang berupa gambaran yang disusun secara hierarki, konsep yang lebih ekslusif diletakkan dipuncak peta, makin kebawah konsep-konsep diurutkan menjadi konsep yang kurang inklusif. 7. Strategi Make a Match, strategi dmana guru menuliskan pertanyaan dan jawaban dikartu yang berbeda. Kemudian peserta didik yang memegang kartu pertanyaan harus mencari kartu jawaban yang dipegang temannya yang sesuai dengan pertanyaannya.
28
c. Pengertian Peta Konsep Trianto (2010:158) mengemukakan bahwa “peta konsep adalah gambaran yang disusun secara hierarki, konsep yang lebih ekslusif diletakkan dipuncak peta, makin kebawah konsep-konsep diurutkan menjadi konsep yang kurang inklusif”. Menurut Martin (Trianto, 2010:157) “peta konsep merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas”.Peta konsep menyediakan bantuan visual konkret untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum
informasi
tersebut
dipelajari.Adapun
meurut
Dahar
(2011:106) “peta konsep dikembangkan untuk menggali ke dalam struktur kognitif pelajar dan untuk mengetahui, baik bagi pelajar maupun guru, melihat apa yang telah diketahui pelajar”. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi peta konsep adalah strategi yang berupa gambaran suatu konsep yang memuat konsep-konsep lainnya. d. Tujuan Strategi Peta Konsep Menurut Dahar (2011:110) dalam pendidikan, peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai tujuan, yaitu: 1. Menyelidiki apa yang telah diketahui peserta didik. Belajar bermakna membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dari pihak peserta didik untuk menghubungkan pengetahuan yang baru dengan konsep-konseprelevan yang telah mereka miliki. Degan kata lain, guru harus mengetahui konsep-konsep apa yang telah dimiliki peserta didik waktu pelajaran baru akan dimulai, sedangkan peserta didik diharapkan dapat menunjukkan
29
dimana mereka berada atau konsep-konsep apa yang telah mereka miliki dalam menghadapi pelajaran baru itu. 2. Mempelajari cara belajar dengan melatih peserta didik membuat konsep untuk mengambil sari dari apa yang mereka baca, berarti guru meminta mereka untuk membaca dengan seksama. Peserta didik tidak dapat lagi dikatakan tidak berpikir. 3. Mengungkapkan Miskonsepsi. Dari peta konsep yang dibuat oleh peserta didik, ada kalanya ditemukan miskonsepsi yang terjadi dan dikaitkannya dua konsep atau lebih yang membentuk proposisi yang salah. e. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Peta Konsep Adapun kelebihan pembelajaran dengan menggunakan peta konsep yang dinyatakan Novak dan Gowin ( Anggelianingrum, 2014:31) adalah sebagai berikut: a. Bagi Guru -
-
-
-
Pemetaan konsep dapat menolong guru mengorganisir seperangkat pengalaman belajar secara keseluruhan yang akan disajikan. Pemetaan konsep merupakan cara terbaik menghadirkan materi pelajaran, hal ini disebabkan peta konsep adalah alat belajar yang tidak menimbulkan efek verbal bagi peserta didik dengan mudah melihat, membaca dan mengerti makna yang diberikan. Pemetaan konsep menolong guru memilih aturan pengajaran berdasarkan kerangka kerja yang hierarki, hal ini mengingat banyak materi pelajaran yang disajikan dalam urutan yang acak. Membantu guru meningkatkan efisiensi dan efektitifitas pengajarannya.
b. Bagi Peserta didik -
-
-
Pemetaan konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan proses belajar bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman peserta didik dan daya ingatnya. Dapat meningkatkan keaktifan dan kreativitas berfikir peserta didik, hal ini menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pada peserta didik. Mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik yang akan memudahkan dalam belajar.
30
-
Dapat membantu peserta didik melihat makna materi pelajaran secara lebih komperehensif dalam setiap komponen-komponen konsep dan mengenali hubungan. Adapun kelemahan pembelajaran dengan menggunakan peta
konsep adalah: -
Perlunya waktu yang cukup lama dalam menyusun peta konsep, sedangkan waktu yang tersedia dikelas sangat terbatas. Sulit menentukan konsep-konsep yang terdapat pada materi yang dipelajari. Sulit menentukan untuk menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain.
f. Langkah-langkah Strategi Peta Konsep Posner dkk (Trianto, 2010:160) mengemukakan bahwa “peta konsep mirip peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada hubungan anta ide-ide, bukan hubungan antar tempat”. Untuk membuat suatu peta konsep, peserta didik dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topic dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis. Arends (Trianto, 2010) memberikan langkah-langkah dalam membuat peta konsep sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep. 2. Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama. 3. Tempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut. 4. Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
31
Langkah-langkah penerapan strategi peta konsep dalam penelitian adalah: 1. Peneliti menjelaskan garis besar/ide utama materi yang akan diajarkan. 2. Peneliti menggambarkan peta konsep yang berisi rincian atau ide pokok materi di papan tulis. 3. Peneliti mengajak peserta didik untuk memhami isi materi dan bersama-sama menambahkan ide-ide sekunder didalam peta konsep yang tergambar dipapan tulis. g. Karakteristik Strategi Peta Konsep Karakteristik peta konsep menurut Dahar (Trianto, 2010:159) adalah sebagai berikut: 1. Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi. Dengan menggunakan peta konsep, peserta didik dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna. 2. Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi. Cirri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional antara konsep-konsep. 3. Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berarti ada konsep yang lebih inklusif daripada konsep-konsep yang lain. 4. Bila dua atau lebih konsep digambarkan dibawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut.
32
B. Penelitian yang Relevan Adapun hasil-hasil penelitian tedahulu adalah sebagai berikut: 1. Herlin Nopariza, dengan judul “Penerapan Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Peserta Didik kelas IV SD Negri 151 Pekanbaru” Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata nilai peserta didik pada siklus I adalah 70 dan pada siklus II meningkat menjadi 90, sehingga simpulan dari penelitian ini adalah jika digunakan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar IPS peserta didik kelas IV SDN 151 Pekanbaru dapat diterima. 2. Riris Lailiyah, dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPS dengan Menerapkan Model Pembelajaran Peta Konsep pada Peserta Didik kelas V MI Roudlotul Banat Sladi Kejayan Pasuruan”. Hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pembelajaran peta konsep menunjukkan peningkatan. Hal ini terbukti dari hasil siklus I ratarata skor belajar peserta didik yakni 58,33 sedangkan pada siklus II ratarata skor meningkat menjadi 75,33. Selain itu keaktifan peserta didik juga mengalami peningkatan yakni memperoleh nilai rta-rata 40,81 pada siklus I menjadi 57,49 pada siklus II.
33
C. Kerangka Berpikir Peran guru dalam mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran sangatlah penting. Guru harus mempunyai pengatahuan tentang strategi mengajar dan bisa menerapkannya dalam pembelajaran yang sesuai dengan materi. Sehingga peserta didik dapat aktif, tidak cepat bosan, dan hasil belajarnya meningkat. IPS merupakan mata pelajaran yang bersifat terpadu, yang terdiri dari sejumlah mata pelajaran.Ada banyak materi yang harus dikuasai peserta didik yang memuat ilmu geografi, sejarah, sosiologi, ekonomi dan ilmu sosial lainnya. Materi tersebut cukup padat dan memerlukan pemahaman konsep.Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga tujuan belajar peserta didik dapat tercapai secara efektif.Peserta didik perlu mengembangkan sikap dan kemampuannya dalam belajar. Untuk memudahkan pemahaman konsep dalam mata pelajaran IPS dapat digunakan strategi peta konsep, dimana strategi ini berupa bantuan visual
konkret
yang
berbentuk
pemetaan
dan
dapat
membantu
mengorganisasikan informasi pelajaran sehingga peserta didik dapat melihat materi lebih jelas dan lebih bermakna.
34
HASIL BELAJAR RENDAH
STRATEGI PEMBELAJARAN KURANG BERVARIASI
PESERTA DIDIK PASIF
PENERAPAN STRATEGI PETA KONSEP
AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENINGKAT
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENINGKAT
Gambar 1. Diagram Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian Menurut Suwandi (2004:43) “hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang kita hadapi yang kebenarannya harus masih di uji secara Empiris”. Dalam rangkaian langkah-langkah penelitian, hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari penelaahan kepustakaanHipotesis merupakan jawaban terhadap masalah
35
penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Berdasarkan uraian, maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Aktivitas peserta didik kelas III SDN-6 Langkai Palangka Raya tahun pelajaran 2014/2015 semakin bersemangat dan lebih aktif dengan menerapkan strategi peta konsep. 2. Ada peningkatan hasil belajar IPS pada peserta didik kelas III SDN-6 Langkai Palangka Raya tahun pelajaran 2014/2015 setelah menerapkan strategi peta konsep.
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan yaitu dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2014 semester I tahun pelajaran 2014/2015. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN-6 Langkai Palangka pada peserta didik kelas III tahunpelajaran 2014/2015. Pemilihan tempat ini karena peneliti melihat ada masalah pada proses pembelajaran IPS. B. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Susilo, dkk (2012:1) “penelitian tindakan kelas (PTK) adalah salah satu strategi penyelesaian masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan menyelesaikan masalah”. Sementara itu, Kunandar (2012:42) mengatakan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research), dan penelitian tindakan ini bagian dari penelitian pada umumnya”. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) dikategorikan penelitian yang berusaha untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi pada situasi tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan di dalam kelas dan bertujuan untuk mengatasi
36
37
berbagai masalah yang terjadi di kelas.Penelitian tindakan kelas ini dalam pelaksanaannya dilakukan oleh peneliti didalam kelas refleksi dan diamati oleh dua orang observer. Dalam penerapannya melalui beberapa proses atau tahapan untuk melihat tingkatan keberhasilan pembelajaran yang diharapkan. C. Kehadiran dan Peran Peneliti Berdasarkan jenis penelitian yang digunakan yaitu menggunakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas), maka kehadiran dan peran peneliti dalam penelitian ini adalah melakukan penelitian dengan berkolaborasi bersama dengan seorang guru kelas guna memperbaiki proses belajar mengajar agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Peneliti merupakan perencana, pengajar, pengamat, pelaksana pengumpulan data, penganalisis data dan pelapor hasil penelitian. Kehadiran peneliti didalam penelitian secara (hampir) terus menerus dalam waktu yang cukup panjang sangat penting artinya agar dapat menghayati apa yang sebenarnya terjadi dilapangan. D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas III SDN-6 Langkai Palangka Raya pada tahun pelajaran 2014/2015 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1 Subjek Penelitian Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 1. III 8 Orang 12 orang Sumber data : Wali kelas IIISD-6 Langkai Palangka Raya No
Kelas
Jumlah 20 orang
38
E. Rancangan Penelitian
Perencanaan -
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan Tindakan
Observasi
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
PelaksanaanTinda kan
Observasi
Berhasil
Belum Berhasil
Berhenti
SIKLUSn
Gambar 2 Bagan Rancangan Penelitian (Sumber: Buku Pedoman Skripsi, 2013:58)
39
Tahap-tahap penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Siklus 1 a. Perencanaan: pada tahap ini peneliti dan observer (penilai) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyusun lembar kerja peserta didik dan menyiapkan sumber belajar, lembar wawancara dan observasi aktivitas pembelajaran. b. Pelaksanaan
tindakan:
melaksanakan
tindakan
sesuai
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan strategi peta konsepdan melakukan tes pembelajaran pada peserta didik. c. Observasi: melakukan pengamatan, dilakukan dua orang pengamat yaitu guru dan mahapeserta didik pada saat pembelajaran berlangsung pada
peserta
didik,
kemudian
melaksanakan
evaluasi
untuk
mengetahui hasil tindakan atau pelaksana. d. Refleksi:mengadakan
evaluasi
pelaksanaan
pembelajaran,
dan
membuat perbaikan kepada pelaksanaan atau tindakan pada siklus berikutnya. 2. Siklus 2 a. Perencanaan: mempelajari hasil refleksi tindakan pertama dan menggunakan sebagai masukan pada siklus kedua. b. Pelaksanaan
Tindakan:melaksanakan
tindakan
sesuai
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan strategi peta konsep dan melakukan tes pembelajaran pada peserta didik. c. Observasi:melakukan pengamatan, dilakukan dua orang pengamat yaitu guru dan mahapeserta didik pada saat pembelajaran berlangsung
40
pada peserta didik dan melaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil tindakan atau pelaksanaan. d. Refleksi:mengadakan
evaluasi
pelaksanaan
pembelajaran
dan
membuat perbaikan serta pertemuan untuk membahas hasil. 3. Siklus (n): Jika pada siklus 2 belum dicapai hasil belajar yang diharapkan maka akan disusun lagi rencana untuk dilaksanakan pada tindakan selanjutnya (n). F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Dalam pelaksanaan pengumpulan data, peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Hadi (Sugiyono, 2013:145) mengemukakan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks. Suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis”. Adapun menurut Sukmadinata (2012:216) “observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”. Kegiatan tersebut berkenaan dengan cara guru mengajar, peserta didik belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat dan sebagainya.
41
Jadi dapat diketahui bahwa observasi merupakan serentetan kegiatan melihat, mendengarkan, dan mencatat terhadap gejala-gejala yang terjadi dilapangan berdasarkan hasil pengamatan peneliti. b. Tes Tes umumnya bersifat mengukur , alat pengukur biasanya berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada peserta didik untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk. Tes akan digunakan untuk mengukur kemampuan belajar Bahasa Indonesia dengan menerapkan strategi peta konsep. 2. Instrumen Pengumpulan Data Adapun Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi dan tes. Tabel 2 Kisi-Kisi Observasi Terhadap Aktivitas Guru
No. A.
B.
Aktivitas yang Diamati Kegiatan Pendahuluan 1. Apersepsi 2. Memotivasi 3. Menginformasikan deskripsi singkat materi pelajaran Kegiatan Inti 1. Menjelaskan materi pelajaran 2. Membimbing peserta didik 3. Usaha mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran 4. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya 5. Penggunaan metode atau media pembelajaran yang bervariasi 6. Ketepatan penerapan strategi peta konsep
1
Skor 2 3
4
42
C.
Kegiatan Penutup 1. Menyimpulkan materi pelajaran 2. Menutup pembelajaran Jumlah Rata-Rata Kategori Keterangan Angka Skor: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Baik Sekali
Tabel 3 Kisi-Kisi Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik
No. Aspek yang diobservasi A. Kegiatan Pendahuluan 1. Peserta didik mengucapkan salam 2. Peserta didik menyiapkan peralatan tulis untuk belajar. 3. Peserta didik siap untuk mengikuti proses pembelajaran B. Kegiatan Inti 1. Peserta didik memperhatikan materi lingkungan alam dan buatan yang disampaikan guru 2. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang materi lingkungan alam dan buatandengan menerapkan strategi peta konsep 3. Peserta didik berkonsertasi terhadap proses pembelajaran 4. Peserta didik bertanya mengenai materi pembelajaran yang kurang dimengerti 5. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan guru 6. Peserta didik merasa senang dengan proses pembelajaran 7. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran 8. Peserta didik memahami tentang strategi
1
Skor 2 3
4
43
peta konsep 9. Peserta didik mengerjakan apa yang diarahkan guru 10. Peserta didik mengerjakan lembar kerja tentang lingkungan alam dan buatan dengan menerapkan strategi peta konsep 11. Peserta didik mengumpulkan lembar kerja yang sudah selesai dikerjakan. 12. Peserta didik memperoleh nilai yang bagus C.
Kegiatan Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan pelajaran 2. Peserta didik mengucapkan salam Jumlah Rata-Rata Kategori Keterangan skor: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Baik Sekali Tabel 4 Kisi-Kisi Pra Tindakan dan Kisi-Kisi Post Test Standar Kompetensi Mengenal sumber daya alam,kegiatan ekonomi,dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
Kompetensi Dasar
Indikator
Mengenal - Kemajuan perkembanga teknologi masa n teknologi kini dan masa lalu produksi,kom - Mamfaat unikasi,dan teknologi transportasi serta pengalaman menggunakan ya Sumber : Buku Paket IPS kelas IV PT. Acarya Media Utama
Nomor Soal
Jumlah Soal
1,2,3,4,5
10
6,7,8,9,10
44
3. Uji Coba Instrumen Pada penelitian ini digunakan dua uji instrumen berupa soal-soal dengan harapan data yang terkumpul benar-benar valid. Instrumen yang diuji coba dalam penelitian ini uji validitas isi.Menurut Sukardi (2007:123) “validitas isi ialah derajat di mana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur”.Validitas isi menunjukan pada sejauh mana instrumen tersebut mencerminkan isi yang dikehendaki. Validitas suatu tes harus diusahakan agar mencakup semua pokok atau sub-pokok bahasan yang hendak diukur.Dari hasil uji validitas dosen ahli, item tes dianggap valid semua dan dapat digunakan untuk penelitian.Untuk memperoleh validitas isi instrumen peneliti berkonsultasi dengan kedua dosen pembimbing dan dengan dua orang validator yang kompeten dalam bidangnya.Dua orang validator tersebut yaitu dosen. G. Teknik Analisis Data Untuk menjawab rumusan masalah, data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif
dengan
menggunakan
teknik
presentase
untuk
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.Data
melihat yang
diperoleh melalui instrumen yang telah dikumpulkan sebelumnya diolah menjadi dua jenis data yaitu kuantitatif dan kualitatif. Penggabungan kedua jenis data ini biasa disebut triangulasi. Menurut Jick
(http://aahifis29.blogspot.in/2012/05/menggabungkan-bentuk-bentuk-
kualitatif.html?m=1: 23 september 2014)
45
Konsep triangulasi berdasarkan pada asumsi bahwa adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan tidak dapat dipisahkan dalam suatu penelitian khususnya dalam sumber-sumber data, peneliti dan metode yang seharusnya bersifat netral ketika tambahan-tambahan sumber data dan metode lain digunakan. Untuk mencegah hal tersebut maka disarankan untuk menggabungkan metode kualitatif dengan metode kuantitatif. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif.
1. Kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang diberikan pada setiap akhir siklus kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan strategi peta konsep dilihat dari hasil tes peserta didik, untuk menghitung menggunakan rumus sebagai berikut: a. Menghitung nilai rata-rata (Mean) dengan rumus :
fx f
1 1
x
1
Keterangan : x
= Nilai rata-rata hitung
f
x
1 1
f1
= Total nilai interval kelas = Frekuensi Interval Kelas
b. Menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal dimana indikator ketuntasan belajar yang digunakan yakni 85% dengan rumus :
46
TB
s 65 x100% n
Keterangan :
s 65 = Jumlah peserta didik yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 65 N
= Banyaknya peserta didik
100% = Bilangan genap Sumber: Sukardi R. (Pina, 2013:47) Kriteria tingkat penguasaan peserta didik yang dikemukakan oleh Santyasa (Farid, 2013:53) adalah: 80% - 100%
= Sangat tercapai
70% - 79,9% = tercapai 50% - 69,9% = Cukup tercapai 0% - 49,9%
= sangat kurang tercapai
c. N-Gain Peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran
dihitung
dengan
rumus g faktor
rumus menurut Meltzer adalah sebagai berikut:
=
Keterangan: Spost = Skor postes
− −
(N-Gain)
dengan
47
Spre = Skor pretes Smaks = Skor maksimum Tabel 5 Klasifikasi Interpretasi N-Gain Besar Persentase g > 0,7 0,3 ≤ g≤ 0,7 g < 0,3
Interpretasi Tinggi Sedang Rendah
2. Kualitatif Pendekatan kualitatif menurut Musfiqon (dalam Farid, 2013:49) yaitu “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftip berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati”.Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisa data yang menunjukkan aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas peserta didik dan guru. Tabel 6 Kriteria Aktivitas Guru dan Peserta Didik Kriteria Skor 1 2 3 4
Keterangan Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
48
H. Indikator Keberhasilan Penelitian Penerapan strategi peta konsepdapat meningkatkan kemampuan menulis karangan hasil belajar peserta didik kelas III SDN-6 Langkai Palangka Raya dengan indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut: 1. Penilaian hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik kelas III SDN-6 Langkai Palangka Raya dalam proses pembelajaran IPS dengan menerapkan strategi peta konsepberjalan dengan lancar dan aktif. Hal ini, dapat dilihat dari jumlah skor observasi peserta didik yang diperoleh dari 17 poin penilaian dikali dengan rata-rata skor 3 sama dengan 51. Jadi, aktivitas peserta didik mendapatkan penilaian baik/sangat baik apabila mendapatkan skor ≥ 51. 2. Hasil belajar peserta didik kelas III SDN-6 Langkai Palangka Raya mengalami peningkatan dengan menerapkan strategi peta konsep, yakni peserta didik mendapatkan nilai ≥ 65 sesuai dengan KKM mata pelajaran IPS. Selain itu, juga dapat dilihat dari ketuntasan klasikal hasil belajar peserta didik minimal 85%.
49
I. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 7 Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian Kegiatan A. Tahap Persiapan 1. Observasi 2. Penyusunan Proposal 3. Seminar Proposal 4. Revisi Proposal B. Pelaksanaan Penelitian 1. Konsultasi Bimbingan 2. Pelaksanaan Penelitian 3. Menganalisis Data C. Pelaporan Hasil Penelitian 1. Penyusunan Skripsi 2. Ujian Skripsi 3. Revisi Skripsi
Juli Agustus September 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Oktober November 1 2 3 4 1 2 3 4
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Hasil Belajar Pra Tindakan Deskripsi data pra tindakan merupakan hasil belajar yang diperoleh dari nilai pre test. Nilai pra tindakan disajikan pada tabel di bawah ini : Tabel 8 Hasil Belajar IPS Pra Tindakan Pencapaian No.
Kode Siswa
Nilai Tuntas
Tidak Tuntas
1.
A
40
2.
B
50
3.
C
50
4.
D
40
5.
E
30
6.
F
50
7.
G
100
8.
H
80
9.
I
60
10.
J
70
11.
K
50
12.
L
50
13.
M
70
14.
N
80
15.
O
40
16.
P
60
17.
Q
80
18.
R
70
19.
S
50
20.
T
40
Jumlah
1160
50
9
11
51
Nilai rata-rata peserta didik : = =
∑
1160 20
= 58,00 Ketuntasan belajar klasikal : TB = TB =
∑
x 100% x 100%
TB = 55% Nilai Ketuntasan belajar IPS yang ditetapkan di sekolah yaitu 60. Berdasarkan tabel nilai pra tindakan diketahui bahwa 11 orang peserta didik ( 55 % ) tuntas belajar IPS, sedangkan 9 orang ( 45% ) tidak tuntas belajar IPS, dengan skor rata-rata 58,00. Ketuntasan Belajar klasikal belum mencapai hasil yang diharapkan, yakni 85% sehingga peneliti menerapkan strategi peta konsep untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik dalam belajar, khususnya mata pelajaran IPS. 2. Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan. Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi bagaimana menerapkan strategi peta konsep dalam pelajaran IPS. Persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas, yaitu : 1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik dengan
52
menggunakan strategi peta konsep. SK/KD yang akan disampaikan adalah : SK = Mengenal sumber daya alam,kegiatan ekonomi,dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. KD = Mengenal perkembangan teknologi produksi,komunikasi,dan transportasi serta pengalaman menggunakanya
2) Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Mata pelajaran IPS kelas IV. 3) Peneliti menyiapkan sumber pembelajaran yang diperlukan untuk memudahkan peserta didik memahami materi pembelajaran yang akan diajarkan. Buku yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah IPS kelas IV penerbit PT. Arcaya Media Utama . 4) Peneliti membuat soal posttest dan pretest yang terdiri dari 10 soal dan telah melalui proses validasi. 5) Peneliti mengembangkan format observasi. b. Pelaksanaan Tindakan. Peneliti melaksanakan Pra tindakan pemberian soal pre test pada Jum’at, 24 Oktober 2014. Penelitian siklus I dilaksanakan pada Selasa, 28 Oktober 2014. Pada tahap ini peneliti menerapkan rencana dan strategi pembelajaran yang telah disusun dan dibuat
tersebut
pada
proses
pembelajaran
tindakansebagai berikut : - Guru menyebutkan materi yang akan dipelajari - Guru menggambarkan peta konsep di papan tulis
IPS.
Pelaksanaan
53
- Guru membagikan kertas kosong dan mengajak peserta didik untuk membuat peta konsep. - Guru menjelaskan materi yang telah tersusun di peta konsep kepada peserta didik. - Peserta didik bertanya tentang materi yang belum dimengerti - Guru membagikan soal post test peserta didik. c. Observasi. Pada tahap ini pengamat mengobservasiaktivitas peneliti, aktivitas peserta didik dan hasil belajar peserta. 1) Aktivitas Guru siklus I Tabel 9 Lembar Pengamatan Peneliti Dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Strategi Peta konsep oleh observer ( SIKLUS I ) No A.
B.
C.
Aspek yang Diamati Kegiatan Pendahuluan 4. Apersepsi 5. Memotivasi 6. Menginformasikan deskripsi singkat materi pelajaran Kegiatan Inti 7. Menjelaskan materi pelajaran 8. Membimbing peserta didik 9. Usaha mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran 10. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya 11. Penggunaan metode atau media pembelajaran yang bervariasi 12. Ketepatan penerapan strategi peta konsep
Kegiatan Penutup 3. Menyimpulkan materi pelajaran 4. Menutup pembelajaran
Jumlah Rata-Rata
P1
P2
R
Keterangan
4 4 4
4 3 4
4 3,5 4
Baik Sekali Baik Baik Sekali
4 3 3
4 4 3
4 3,5 3
Baik Sekali Baik Baik
4
4
4
Baik Sekali
4
4
4
Baik Sekali
3
4
3,5
Baik
4 4
4 4
4 4
41 3,72
42 3,81
42,5 3,86
Baik Sekali Baik Sekali
54
Keterangan : A = 4,0 B = 3,0 – 3,9 C = 2,0 – 2,9 D = 1,0 – 1,9
= Baik Sekali = Baik = Cukup Baik = Kurang Baik
P1 P2 P1 P2
= Pengamat Satu = Pengamat Dua = Nunun P. Baddak, S.Pd = Rusnitae
Berdasarkan keterangan dari tabel 9, dapat diketahui bahwa keaktifan guru masuk kategori baik dengan skor rata-rata 3,86. 2) Aktivitas Peserta didik siklus I Tabel 10 Lembar Pengamatan Keaktifan Peserta Didik Dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Strategi Peta konsep oleh observer ( SIKLUS I ) No.
C.
Aspek yang diamati Kegiatan Pendahuluan 4. Peserta didik mengucapkan salam 5. Peserta didik menyiapkan peralatan tulis untuk belajar. 6. Peserta didik siap untuk mengikuti proses pembelajaran Kegiatan Inti 13. Peserta didik memperhatikan materi lingkungan alam dan buatan yang disampaikan guru 14. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang materi lingkungan alam dan buatandengan menerapkan strategi peta konsep 15. Peserta didik berkonsertasi terhadap proses pembelajaran 16. Peserta didik bertanya mengenai materi pembelajaran yang kurang dimengerti 17. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan guru 18. Peserta didik merasa senang dengan proses pembelajaran 19. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran 20. Peserta didik memahami tentang strategi peta konsep 7. Peserta didik mengerjakan apa yang
P1
P2
R
keterangan
4 4
4 4
4 4
Baik sekali Baik sekali
4
4
4
Baik sekali
4
4
4
Baik sekali
4
4
4
Baik sekali
3
4
3,5
Baik
3
4
3,5
Baik
3
4
3,5
Baik
4
4
4
Baik sekali
4
4
4
Baik sekali
3
4
3,5
Baik
55
diarahkan guru 21. Peserta didik mengerjakan lembar kerja tentang lingkungan alam dan buatan dengan menerapkan strategi peta konsep 22. Peserta didik mengumpulkan lembar kerja yang sudah selesai dikerjakan.
11. Peserta didik memperoleh nilai yang bagus Kegiatan Penutup 4. Peserta didik bersama guru menyimpulkan pelajaran
3
4
3,5
Baik
4
4
4
Baik sekali
4
4
4
Baik sekali
3
3
3
Baik
4
4
4
Baik sekali
4 62 3,64
4 67 3,94
4 64,5 3,79
Baik sekali
2. Peserta didik mengucapkan salam Jumlah Rata-rata
Keterangan : A = 4,0 B = 3,0 – 3,9 C = 2,0 – 2,9 D = 1,0 – 1,9
= Baik Sekali = Baik = Cukup Baik = Kurang Baik
P-1 P-2 P-1 P-2
= Pengamat Satu = Pengamat Dua = Nunun P. Baddak, S.Pd = Rusnitae
Pada siklus I peserta didik belum berperan aktif dalam membuat peta konsep dengan skor rata-rata 3,79 kategori baik.
56
3) Hasil belajar peserta didik siklus I Hasil belajarsiklus I disajikan pada tabel berikut. Tabel 11 Hasil Belajar IPS Pos Tes Siklus I No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Kode Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T Jumlah
Nilai
Pencapaian Tuntas Tidak Tuntas
70 50 90 40 30 50 100 80 60 70 50 50 70 80 40 60 80 70 50 60 1250
12
1. Nilai rata-rata peserta didik : = = = 62,50
∑
1250 20
8
57
2. Ketuntasan belajar klasikal : TB =
x 100%
TB = 60 % 3. Peningkatan hasil belajar klasikal =
−
−
=
62,50 − 58,00 100 − 58,00 =
4,50 42,00
= 0,11 (rendah)
Berdasarkan tabel nilai siklus I diketahui bahwa 12 peserta didik (60% ) tuntas belajar IPS dan 8 peserta didik (40%)tidak tuntas dalam belajar IPS. Nilai rata-rata kelas yang dicapai pada siklus I adalah 62,50. Peningkatan yang terjadi pada siklus I hanya mencapai skor 0,11 yang menurut klasifikasi N-gain masuk kategori rendah.
58
Peningkatan hasil belajar secara individu dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 12 Peningkatan Hasil Belajar Individu Siklus I No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Kode Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T Jumlah
Nilai Pre Test 50 50 50 40 30 50 100 60 60 70 50 50 70 70 40 60 80 70 50 40 1160
Nilai Post Test Siklus I 70 50 90 40 30 50 100 80 60 70 50 50 70 80 40 60 80 70 50 60 1250
Skor N- Gain
Keterangan
0,40 0 0,80 0 0 0 0 0,50 0 0 0 0 0 0,33 0 0 0 0 0 0,33
Sedang Tetap Tinggi Tetap Tetap Tetap Tetap Sedang Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Sedang Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Sedang
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada peningkatan hasil belajar, terdapat 1 peserta didik masuk kategori tinggi, 4 peserta didik yang masuk kategori sedang, 15 peserta didik tidak mengalami peningkatan.
59
d. Refleksi Belum berhasilnya penelitian pada siklus I disebabkan karena : 1. Peneliti masih belum bijak dalam memanfaatkan papan tulis sebagai media pembelajaran untuk strategi peta konsep. Pelaksanaan pembelajaran menjadi terlalu lama karena peneliti menggambarkan peta konsep di papan tulis. Hal itu juga menyebabkan celah bagi peserta didik untuk mengobrol saat peneliti menuliskan materi di papan tulis. 2. Peserta didik masih kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dengan strategi peta konsep. 3. Tingkat ketuntasan klasikal masih belum mencapai hasil yang diharapkan yakni 85%. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perbaikan yang dilakukan untuk pelaksanaan siklus II adalah : 1. Menggambarkan peta konsep terlebih dahulu dengan menggunakan kertas karton, dengan mengosongkan sebagian kotak untuk di isi oleh peserta didik. Diharapkan dapat lebih efektif dalam penggunaan jam pembelajaran. 2. Lebih mengaktifkan peserta didik dengan meminta beberapa peserta didik maju ke depan untuk mengisi peta konsep yang masih belum terisi di kertas karton. 3. Memotivasi peserta didik untuk mengerjakan soal dengan teliti, sehingga dapat memilih jawaban yang benar.
60
3. Hasil Penelitian Siklus II a. Perencanaan. Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi bagaimana menerapkan strategi peta konsep dalam pelajaran IPS. Persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas, yaitu : 1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik dengan menggunakan strategi peta konsep. SK/KD yang akan disampaikan adalah : SK = Mengenal sumber daya alam,kegiatan ekonomi,dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. KD = Mengenal perkembangan teknologi produksi,komunikasi,dan transportasi serta pengalaman menggunakanya 2) Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Mata pelajaran IPS kelas IV. 3) Peneliti menyiapkan sumber pembelajaran yang diperlukan untuk memudahkan peserta didik memahami materi pembelajaran yang akan diajarkan. Buku yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah IPS kelas IV penerbit PT. Arcaya Media Utama. 4) Peneliti menggambarkan peta konsep di kertas karton, dan mengosongkan beberapa bagian untuk diisi oleh peserta didik. b. Pelaksanaan Tindakan. Penelitian siklus II dilaksanakan pada jumat 31 oktober 2014. Pada tahap ini peneliti menerapkan rencana dan strategi
61
pembelajaran yang telah disusun dan dibuat tersebut pada proses pembelajaran IPS. Pelaksanaan tindakansebagai berikut : 1. Guru menyebutkan materi yang akan dipelajari yaitu Pergerakan Nasional dan Sumpah Pemuda. 2. Guru menjelaskan garis besar materi yang akan diajarkan. 3. Guru menjelaskan isi materi dengan menggambarkan peta konsep di papan tulis. 4. Guru meminta peserta didik untuk ikut mengisi peta konsep di karton secara bergantian. 5. Guru membagikan soal post test peserta didik 6. Peserta didik mengerjakan soal post test. c. Observasi. Pada tahap ini pengamat mengobservasi hasil dari tindakan yang dilakukan pada siklus II yang terdiri dari aktivitas peneliti, aktivitas peserta didik dan hasil belajar peserta.
62
1) Aktivitas Guru siklus II Tabel 13 Lembar Pengamatan Peneliti Dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Strategi Peta konsep oleh observer ( SIKLUS II ) No. A.
B.
Aspek yang diamati Kegiatan Pendahuluan 1. Apersepsi 2. Memotivasi 3. Menginformasikan deskripsi singkat materi pelajaran Kegiatan Inti 1. Menjelaskan materi pelajaran 2. Membimbing peserta didik 3. Usaha mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran 4. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya 5. Penggunaan metode atau media pembelajaran yang bervariasi 6. Ketepatan penerapan strategi peta konsep
Kegiatan Penutup 1. Menyimpulkan materi pelajaran 2. Menutup pembelajaran Jumlah Rata-Rata
P1
P2
R
Keterangan
4 4 4
4 4 4
4 4 4
Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali
4 4 3
4 4 4
4 4 3,5
Baik Sekali Baik Sekali Baik
4
4
4
Baik Sekali
4
4
4
Baik Sekali
3
4
3,5
Baik
4 4 42 3,81
4 4 44 4,0
4 4 43 3,90
Baik Sekali Baik Sekali
C.
Keterangan : A = 4,0 B = 3,0 – 3,9 C = 2,0 – 2,9 D = 1,0 – 1,9
= Baik Sekali = Baik = Cukup Baik = Kurang Baik
P-1 P-2 P-1 P-2
= Pengamat Satu = Pengamat Dua = Nunun P. Baddak, S.Pd = Rusnitae
Berdasarkan keterangan dari tabel, dapat diketahui bahwa tingkat keaktifan guru sudah
memenuhi
kriteria
posisi
pendidik
(guru)
dalam
pembelajaran
menggunakan strategi peta konsep selama pembelajaran berlangsung dengan skor rata-rata 3,90 dengan kategori baik.
63
2) Aktivitas Peserta didik siklus II Tabel 14 Lembar Pengamatan Keaktifan Peserta Didik Dalam KBMoleh observer ( SIKLUS II ) Aspek yang diamati Kegiatan Pendahuluan 1. Peserta didik mengucapkan salam 2. Peserta didik menyiapkan peralatan tulis untuk belajar. 3. Peserta didik siap untuk mengikuti proses pembelajaran Kegiatan Inti 1. Peserta didik memperhatikan materi lingkungan alam dan buatan yang disampaikan guru 2. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang materi lingkungan alam dan buatandengan menerapkan strategi peta konsep 3. Peserta didik berkonsertasi terhadap proses pembelajaran 4. Peserta didik bertanya mengenai materi pembelajaran yang kurang dimengerti 5. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan guru 6. Peserta didik merasa senang dengan proses pembelajaran 7. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran 8. Peserta didik memahami tentang strategi peta konsep 4. Peserta didik mengerjakan apa yang diarahkan guru 9. Peserta didik mengerjakan lembar kerja tentang lingkungan alam dan buatan dengan menerapkan strategi peta konsep 10. Peserta didik mengumpulkan lembar kerja yang sudah selesai dikerjakan. 11. Peserta didik memperoleh nilai yang bagus Kegiatan Penutup 1. Peserta didik bersama guru
P1
P2
R
4 4
4 4
4 4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3,5
3
4
3,5
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Kategori
64
menyimpulkan pelajaran 1. Peserta didik mengucapkan salam
Jumlah Rata-rata Keterangan : A = 4,0 B = 3,0 – 3,9 C = 2,0 – 2,9 D = 1,0 – 1,9
= Baik Sekali = Baik = Cukup Baik = Kurang Baik
P-1 P-2 P-1 P-2
4
3
3,5
4
4
4
4 64 3,76
4 67 3,94
4 65,5 3,85
Baik
= Pengamat Satu = Pengamat Dua = Nunun P. Baddak, S.Pd = Rusnitae
Pada siklus II peserta didik dapat berperan aktif dalam membuat peta konsep dengan skor rata-rata 3,85 kategori baik. Kegiatan pembelajaran siklus II ini berhasil dilaksanakan sampai pembelajaran berakhir.
65
3) Hasil belajar peserta didik siklus II Deskripsi data siklus II merupakan hasil belajar yang diperoleh dari nilai pos tes. Nilai siklus II disajikan pada tabel berikut. Tabel 15 Hasil Belajar IPS Pos Tes Siklus II No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Kode Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T Jumlah
Nilai
Pencapaian Tuntas Tidak Tuntas
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 2000
20
1. Nilai rata-rata peserta didik : = = = 100
∑
2000 20
66
2. Ketuntasan belajar klasikal : TB = TB =
∑
x 100% x 100%
TB = 100% 3. Peningkatan hasil belajar =
− −
=
100 − 58,00 100 − 58,00 =
42,00 42,00
= 1 (Tinggi) Berdasarkan tabel nilai siklus II diketahui bahwa 20 orang peserta didik ( 100% ) tuntas belajar IPS, dengan nilai rata-rata 100. Peningkatan yang terjadi pada siklus II mencapai skor 1 yang menurut klasifikasi Ngain masuk kategori tinggi.
67
Peningkatan hasil belajar secara individu dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 16 Peningkatan Hasil Belajar Individu No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Kode Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T Jumlah
Nilai Pre Test 40 50 50 40 30 50 100 80 60 70 50 50 70 80 40 60 80 70 50 40 1160
Nilai Post Test Siklus II 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 2000
Skor N- Gain
Keterangan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada peningkatan hasil belajar, 20 peserta didik masuk kategori tinggi.
68
Untuk mengambil kesimpulan dari penelitian ini maka peneliti membandingkan hasil pre test sebelum tindakan dan post test pada siklus I dan hasil post test pada siklus II, selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 17 Perolehan Skor Peserta Didik Dari Hasil Pretest, Posttest Siklus I dan Posttest Siklus II No Kode Skor Skor Skor S2-S1 Keterangan T TT peserta pretest posttest posttest didik siklus I siklus II A 40 70 100 30 Meningkat √ 2. B 50 50 100 50 Meningkat √ 3. C 50 90 100 10 Meningkat √ 4. D 40 40 100 60 Meningkat √ 5. E 30 30 100 70 Meningkat √ 6. F 50 50 100 50 Meningkat √ 7. G 100 100 100 0 Tetap √ 8. H 80 80 100 20 Meningkat √ 9. I 60 60 100 40 Meningkat √ 10. J 70 70 100 30 Meningkat √ 11. K 50 50 100 50 Meningkat √ 12. L 50 50 100 50 Meningkat √ 13. M 70 70 100 30 Meningkat √ 14. N 80 80 100 20 Meningkat √ 15. O 40 40 100 60 Meningkat √ 16. P 60 60 100 40 Meningkat √ 17. Q 80 80 100 20 Meningkat √ 18. R 70 70 100 30 Meningkat √ 19. S 50 50 100 50 Meningkat √ 20. T 40 60 100 40 Meningkat √ 21. Jumlah 1160 1250 2000 Persentase 55% 60% 100% Rata-rata 58,00 62,50 100 Positif
Dari tabel diatas sebelum dilakukan tindakan persentase hasil belajarnya 55%. Pada siklus I persentase hasil belajarnya sebesar 60%
69
dan persentase hasil belajar pada siklus II adalah sebesar 100% yang berarti telah mencapai KKM. Sehingga ada peningkatan hasil belajar peserta didik dari sebelum adanya perlakuan sampai pada siklus II. Peningkatan keaktifan guru pada siklus I ke siklus II dapat dilihat pada grafik berikut. 3.91 3.9 3.89 3.88 3.87 3.86 3.85 3.84 Siklus I
Siklus II
Skor Siklus I
3,86
Siklus II
3,90
Gambar 2. Grafik peningkatan keaktifan guru Peningkatan keaktifan peserta didik pada siklus I ke siklus II dapat dilihat pada grafik berikut. 3.86 3.85 3.84 3.83 3.82 3.81 3.8 3.79 3.78 3.77 3.76 Siklus I
Siklus II
70
Skor Siklus I
3,79
Siklus II
3,85
Gambar 3. Grafik peningkatan keaktifan peserta didik
Dari grafiktersebutdianalisis bahwa hasil kualitatif dari penelitian ini adalah : 1. Post tes siklus 1 Berdasarkan hasil pengamatan ketika diberi perlakuan pada post tes siklus 1 , peneliti mendapat jumlah skor 41 dari pengamat 1, dan 42 dari pengamat 2, dengan jumlah rata-rata 42,5, sehingga mendapat skor rata-rata 3,86. Hasil pengamatan terhadap peserta didik mendapat skor 62 dari pengamat 1 dan 67 dari pengamat 2, dengan jumlah ratarata 64,5 sehingga mendapat skor rata-rata 3,79. Hasil ini sudah mencapai ketuntasan yang diharapkan pada indikator kualitatif yaitu aktivitas peserta didik mendapat skor diatas 51. 2. Post tes Siklus II Berdasarkan hasil pengamatan ketika diberi perlakuan pada post tes siklus 2 , peneliti mendapat jumlah skor 42 dari pengamat 1, dan 44 dari pengamat 2, dengan jumlah rata-rata 43, sehingga mendapat skor rata-rata 3,90. Hasil pengamatan terhadap peserta didik mendapat skor 64 dari pengamat 1 dan 67 dari pengamat 2, dengan jumlah ratarata 65,5 sehingga mendapat skor rata-rata 3,85. Hasil ini juga mencapai ketuntasan yang diharapkan pada indikator kualitatif yaitu aktivitas peserta didik mendapat skor diatas 51.
71
Peningkatan ketuntasan belajar pre test pada pra tindakan dan hasil post tes pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada grafik berikut. 100% 80% 60% 40% 20% 0% Pra Tindakan
Siklus I
Siklus II
Persentase Ketuntasan Pra Tindakan
55 %
Siklus I
60 %
Siklus II
100 %
Gambar 4. Grafik peningkatan ketuntasan belajar
Dari grafiktersebutdianalisis bahwa hasil kuantitatif dari penelitian ini adalah : 1. Pra Tindakan Berdasarkan hasil penelitian pratindakan dengan nilai rata-rata 58,00 dan persentase 55% peserta didik yang tuntas hasil belajar IPS, sehingga belum menunjukkan ketuntasan belajar klasikal yang ditentukan yaitu 85%. 2. Post tes Siklus I Berdasarkan hasil penelitian setelah diberi perlakuan pada post test siklus 1 dengan nilai rata-rata 62,50 dan persentase 60% peserta
72
didik yang tuntas hasil belajar IPS, hasil yang dicapai ini sudah mendekati ketuntasan belajar klasikal yang ditentukan yaitu 85%. 3. Post tes Siklus II Berdasarkan hasil penelitian setelah diberi perlakuan pada post test siklus 2 dengan nilai rata-rata 100 dan persentase 100% peserta didik yang tuntas hasil belajar IPS, hasil ni sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal yang ditentukan yaitu 85%. d. Refleksi Keberhasilan yang telah diperoleh dalam siklus II adalah sebagai berikut : 1) Aktivitas guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran telah mengarah ke pembelajaran menggunakan strategi peta konsep. 2) Peserta didik dapat beradaptasi dan aktif dalam pembelajaran menggunakan strategi peta konsep. 3) Persentase ketuntasan peserta didik pada siklus II meningkat dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II peserta didik melaksanakan post tes dengan rata-rata kelas mencapai nilai 100 dan ketuntasan klasikal 100%. Kriteria penilaian sudah tercapai sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil pada siklus II. B. Pengujian Hipotesis Hasil pengamatan aktivitas pendidik pada siklus I didapatkan nilai rata-rata 3,86 dengan kategori baik. Pada pelaksanaan siklus II aktivitas pendidik meningkat hingga 3,90 dengan kategori baik.
73
Hasil pengamatan aktivitas peserta didik pada siklus I masuk kategori baik dengan skor 3,79. Pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 3,85 yang masuk kategori baik. Hipotesis yang menyatakan bahwa peserta didik aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi peta konsep dinyatakan benar. Hasil belajar peserta didik pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan menerapkan strategi peta konsep siklus I, diperoleh skor rata-rata 62,50 dengan ketuntasan klasikal 60%. Dari hasil siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata menjadi yaitu 100 dengan ketuntasan klasikal 100%. Secara kuantitatif disimpulkan ada peningkatan kemampuan hasil belajar IPS peserta didik dibandingkan dengan hasil belajar pra tindakan, hal ini diperkuat oleh persentase ketuntasan klasikal peserta didik yang mencapai 100%. Jadi Penerapan strategi peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar IPS peserta didik kelas IV di SDN 6 Langkai Palangka Raya dari nilai rata-rata yang semula 62,50 menjadi 100 dengan ketuntasan klasikal yang meningkat 60% menjadi 100%. C. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian di SDN 6 Langkai Palangka Rayatentang penerapan strategi peta konsep pada mata pelajaran IPSyang dilihat berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kegiatan peneliti saat proses pembelajaran mendapatkan skor rata-rata siklus I 3,86 dengan kategori baik.dan siklus II skor rata-rata 3,90 dengan kategori baik. Kegiatan peserta didik saat proses pembelajaran mendapatkan skor ratarata siklus I 3,79 masuk kategori baik. Pada siklus II terjadi peningkatan
74
menjadi 3,85 yang masuk kategori baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang terdahulu yang juga menggunakan peta konsep yaitu penelitian yang dilakukan Lailiyah (2011) menyimpulkanbahwa terdapat peningkatan keaktifan peserta didik melalui penerapan strategi peta konsep pada mata pelajaran IPS. Pada hasil belajar siklus I menunjukkan peningkatan dibandingkan nilai pra tindakan dari soal pre test yang hanya 55% peserta didik tuntas dalam mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata 58,00. Setelah diterapkan strategi peta konsep pada siklus I diperoleh data 60% dengan nilai rata-rata 62,50, Penelitian siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan sehingga peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan-kelemahan pada penelitian di siklus I. Setelah itu penelitian dilanjutkan pada siklus II yang berhasil mencapai ketuntasan 100% dengan nilai rata-rata 100. Hal ini menunjukkan bahwa strategi peta konsep efektif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Adapun hasil penelitian terdahulu yang juga menggunakan peta konsep yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nopariza (2012), menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik melalui penerapan strategi peta konsep pada mata pelajaran IPS, hasil penelitiannya menunjukan bahwa penggunaan strategi peta konsep dapat melatih peserta didik untuk berfikir dengan cepat dan dengan penggunaan peta konsep ini peserta didik dapat termotivasi, aktif dalam mengikuti pembelajaran serta berhasil dalam belajar. Penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya, karena hasil yang didapatkan sudah mencapai tujuan yaitu :
75
1. Keaktifan peserta didik telah mencapai lebih dari 3,00, dengan skor 3,85 pada siklus II. 2. Hasil belajar peserta didik telah mencapai lebih dari 60, dengan nilai ratarata 100 pada siklus II. Ketuntasan klasikal telah mencapai lebih dari 85%, pada siklus II mencapai 100% peserta didik yang tuntas dalam mata pelajaran IPS Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa penerapan strategi peta konsep sangat membantu peserta didik dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajarnya dalam mata pelajaran IPS , ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lailiyah (2011), dan Nopariza (2012).
76
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Aktivitas peserta didik cukup aktif pada saat proses pemebelajaran IPS dengan menggunakan strategi peta konsep. Hal ini dibuktikan dari hasil persentas pada siklus I yaitu 3,79 yang masuk kategori baik. Meningkat pada siklus II menjadi 3,85 kategori baik. Peningkatan yang dicapai sebanyak 0,06. 2. Ada peningkatan pada hasil belajar IPS peserta didik setelah diajarkan dengan menggunakan strategi peta konsep. Dengan rician sebagai berikut : a. Hasil pos tes siklus I rata-rata nilai 62,50 dengan ketuntasan 60% atau 12 peserta didik yang tuntas mata pelajaran IPS. Peningkatan hasil belajar peserta didik secara klasikal yang dihitung dari membandingkan dengan skor pre test adalah 0,11 yang menurut klasifikasi N-Gain masuk kategori rendah. b. Hasil pos tes siklus II rata-rata nilai 100 dengan ketuntasan 100% atau 20 peserta didik yang tuntas mata pelajaran IPS. Peningkatan hasil belajar peserta didik secara klasikal yang dihitung dari membandingkan dengan skor pre test adalah 1 yang menurut klasifikasi N-Gain masuk kategori tinggi.
76
77
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang dibuat dapat dibuktikan yaitu strategi peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar IPS materi organisasi pergerakan nasional pada peserta didik kelas IV di SDN 6 Langkai Palangka Raya. B. Rekomendasi Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka diberikan rekomendasi sebagai berikut : 1. Secara Teoretis a. Bagi pengembangan keilmuan, penelitian memberikan sumbangan teoritis tentang pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi peta konsep sehingga dapat memberikan gambaran nyata bagi para pendidik agar dapat menerapkan strategi yang lebih memudahkan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran. b. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian dapat digunakan sebagai dasar bagi peneliti selanjutnya. 2. Secara Praktis a. Bagi pihak sekolah, penelitian ini menjadi referensi dalam meningkatkan kreatifitas dan pengetahuan dalam memilih strategi pembelajaran sehingga peserta didik dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan oleh pendidik. b. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran kelak, sehingga peneliti dapat mengelola
suatu
pembelajaran menjadi menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik.
78
c. Bagi peneliti selanjut nya, penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar bagi peneliti selanjut nya.
79
DAFTAR PUSTAKA Anggelianingrum, Aprilisa. 2014. Penerapan Strategi Peta Konsep dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Peserta Didik di MIS Miftahul Huda 1 Palangka Raya.Skripsi. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Cahyani, Riana. 2010. Pembelajaran IPS Kreatif. Jakarta: Balai Pustaka Dahar, R. W. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Erlangga Djamarah, dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Farid, Miftah (2013). Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN-1 Pahandut Sebrang Kota Palangkaraya dengan Menggunakan Media Gambar. Skripsi: Palangkaraya: Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Gulo, W. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Lailiyah, Riris. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar IPS dengan Menerapkan Model Pembelajaran Peta Konsep pada Peserta didik Kelas V MI Roudlotul Banat Sladi Kejayaan Pasuruan. Skripsi. Universitas Negri Malang Nopariza, Herlin. 2012. Penerapan Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Peserta didik Kelas IV SDN 151 Pekanbaru.Skripsi. Universitas Riau Patmonodewo. 2005. Pendidikan Anak. Jakarta: Rineka Cipta Pina. 2013. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Media Turso pada SDN-10 Palangka Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Rahmi, Emi Maulida. 2013. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn dengan Menerapkan Model Pembelajaran Take And Give pada Kelas III SDN-9 Menteng Palangkaraya. Palangka Raya. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Rohani, A. 2004.Pengelolaan Pengajaran.Jakarta: Rineka Cipta 79
80
Sabri, A. 2005.Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Ciputat: PT. Ciputat Press Sapriya. 2012. Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Solihatin, Etin & Raharjo. 2009. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara Sudjana, Nana. 2011. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algasindo Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta, CV Sukardi. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sukmadinata, Nana Syaodih.(2012), Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Susanto,Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Susilo, Herawati, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan CalonGuru. Malang: Banyumedia Publishing. Suwandi, Hariwijaya. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Bogor Selatan. Penerbit Ghalia Indonesia Tim Penyusun. 2013.Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Palangka Raya: FKIP Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana