JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI Volume 7 Nomor 2 Halaman 88 -99
Mei 2015
Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014 The Influence of Guided Discovery Learning Model on Biology Result Study at SMA N 2 Sukoharjo Academic Year 2013/2014 Diana Fatihatul Ulumia, Maridib, Yudi Rinantoc a)Pendidikan Biologi FKIPUNS,,Email:
[email protected] b)Pendidikan Biologi FKIPUNS,Email:
[email protected] c)Pendidikan Biologi FKIPUNS, Email:
[email protected] Diterima… disetujui… 2014 ABSTRACK- The aim of the research is to find out the effect of Guided Discovery Learning on the Biology learning outcome of the students in SMA Negeri 2 Sukoharjo in the school year of 2013/2014. This research employed Quasi-experimental research with Posttest Only with Nonequivalent Control Group Design. The population of research was the even semester XI IPA graders of SMA Negeri 2 Sukoharjo in the school year of 2013/2014. The sample of research was taken using Cluster Sampling. Techniques of collecting data used were test and non-test method. Test method included essay of biological learning outcome in knowledge domain, while the non-test one included observation, questionnaire, and documentation. The hypothesis testing was conducted using t-test with SPSS version 17 help. The result of research showed that H0 was not supported, meaning that there was an effect of the Guided Discovery Learning toward the Biology learning outcome of the students in SMA Negeri 2 Sukoharjo in the school year of 2013/2014. The mean score of biological learning outcome in experiment class was higher than that in control class with the highest mean occurred in attitude domain, and the lowest one occurred in skill domain. Based on result, it could be concluded that Guided Discovery Learning affected the improvement of biological learning outcome in the students of SMA Negeri 2 Sukoharjo in the school year of 2013/2014. Keywords: Guided Discovery Learning, GDL, biological learning outcome. PENDAHULUAN Hasil belajar merupakan indikator
pemahaman
sains
siswa
dapat
terbentuksecara utuh (Rustaman, 2005).
keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan
Hasil penelitian Reeves (2006)
yang diinginkan. Hasil belajar Biologi tidak
menunjukan pembelajaran biologi yang
hanya menekan pada produk tapi pencapaian
dijumpai
aspek proses, sikap, dan teknologi, sehingga
mengedepankan
di
keterampilan
sekolah
umumnya
pengetahuan dan
sikap.
lebih
daripada Siswa 88
Diana Fatihatul Ulumi- Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014 hanyamenerima
informasi
dari
guru,
konsep yang mendukung keseimbangan
sehingga kurang terlibat dalam proses
pengetahuan,
pembelajaran.
partisipasi
(Ketpichainarong, Panijpan, & Ruenwongso
siswalebih
2010).Salah
Kurangnya
dapatmengakibatkan
keterampilan,
satu
dan
alternatif
sikap
model
mengutamakan kemampuan menghafal dan
pembelajaran yang dapat diterapkan untuk
mengingat, sehingga hasil belajar menjadi
meningkatkan hasil belajar yang kurang
kurang optimal. Zaini (2010) menjelaskan
optimal adalah Guided Discovery Learning.
kemampuan mengingat dengan menemukan
Model Guided Discovery Learning
konsepnya sendiridapat bertahan lebih lama
menganut pandangan konstruktivismeyang
daripada mendengarkan dari orang lain.
menekankan pemahaman konsep belajar
Kemampuan menghafal menyebabkan siswa
melalui peran aktif siswa (Hamalik, 2003).
kurang bisa mengaplikasikan ilmu yang
Guru
diperoleh di sekolah dalam kehidupan nyata,
mengakomodasi
dan pemecahan masalah (Sugiarto, 2004).
penemuan menggunakan proses
Hasil dokumentasi nilai ulangan akhir
semester
ganjil
tahun
pelajaran
merancang
kegiatan
yang
siswa
melakukan
Kegiatan proses mental meliputi mengamati, menggolongkan,
mengukur,
Sukoharjo
menganalisis,
dan
D
(26.42%),
C
(36.79%), B (35.85%), dan A (0.94%). Data tersebut menunjukan 63.21% siswa yang
mental
untuk menemukan konsep atau prinsip.
2013/2014 di kelas XI IPA SMA N 2 diperoleh
dapat
menduga,
menyimpulkan
(Sardiman, 2007). Proses
penemuan
belum tuntas dan 36.79% tuntas belajar.
bimbingan
Hidayat (2013) menyatakan kriteria ideal
meningkatkan
ketuntasan belajar adalah 75% dari skala 0-
daripada penemuan murni (Alfieri, Patricia,
100% dengan predikat B.
& Naomi, 2011). Bimbingan guru bertujuan
Masalah disebabkan
pembelajaran
kurangnya
partisipasi
konsep
siswa
dan
tujuan dan prosedur kegiatan pembelajaran (Ratumanan, 2009). Fase pertama Guided Discovery
dapat
Learning
yaitu
mengubah aktivitas belajar siswa dari pasif
memberi
pengantar
menjadi
konsep siswa melalui membaca sumber
aktif
untuk
seharusnya
penemuan
untuk membantu siswa dalam memahami
dengan model pembelajaran yang sesuai. pembelajaran
menguntungkanuntuk
yang
pencapaian hasil belajar siswa dapat diatasi
Model
lebih
menggunakan
mengonstruksikan
Orientation.Pendidik untuk
membangun
89
Jurnal Pendidikan Biologi Vol…., No…, hal … literatur,
observasi,
sehingga
memunculkanpertanyaan. membimbing
siswa
Guru
untuk
permasalahan
yang
dihadapi
(Qorri’ah,
2011).
mengajukan
Fase Regulationuntuk mengelola
pertanyaan dan persoalan. Pertanyaan yang
hasil melalui proses belajar penemuan dan
diaujukan siswa menjadi rumusan masalah
mengevaluasi kesimpulan yang telah dibuat
yang akan diselesaikan (Veermans, 2013).
(Veermans,
Fase keduaHypothesis Generation
2013).Kegiatan
mengevaluasidigunakan untuk memeriksa
memberi kesempatan siswa untuk menyusun
pemahaman
hipotesis.Hipotesis
sesuai
sehingga pemahaman siswa sesuai dengan
pengetahuan awal siswa untuk menentukan
konsep yang benar dan dapat menyimpulkan
jawaban sementara atas permasalahan yang
tujuan pembelajaran.
disusun
telah ditentukan (Veermans, 2013). Fase menguji
Hypothesis
hipotesis
eksperimen, data.Kegiatan Hypothesis
yang
Testing
telah
dibuat
Penelitianbertujuan
siswa,
untuk
Testinguntuk
mengetahui pengaruh Guided Discovery
merancang
Learning terhadap hasil belajar biologi
mengumpulkan
ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan
dengan
mengamati,
yang
dilakukan
pada
lebih menggunakan
siswa di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014.
indera penglihatan daripada pendengaran, sehingga siswa memperoleh pengalaman
METODE PENELITIAN
mental (Haryani, 2010).
Penelitian dilaksanakan di SMA
Fase Conclusionuntuk mengolah
Negeri 2 Sukoharjo pada kelas XI IPA
data hasil eksperimen dengan hipotesis,
semester
menganalisis,
2013/2014.Penelitian menggunakan metode
dan
menyimpulan
hasil
genap
Quasi
jawaban permasalahan atau yang harus
rancangan Posstest Only with Nonequivalent
direvisi sesuai dengan hasil eksperimen
Control Group Design. Populasi penelitian
(Veermans, 2013).Kegiatan menganalisis
adalah kelas XI IPA SMA N 2 Sukoharjo
dapat
tahun
kemampuan
pelajaran sampel
Research
pelajaran
eksperimen.Hipotesis menjadi salah satu
mengembangkan
Experimental
tahun
dengan
2013/2014.Teknik
kreatifitas untuk menemukan hubungan baru
pengambilan
dengan
Cluster
mengenai konsep yang dimiliki dengan
Sampling.Sampel penelitian adalah kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 90
Diana Fatihatul Ulumi- Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014 3 sebagai kelas kontrol.Masing-masing kelas terdiri dari 35 siswa.
Hasil belajar ranah pengetahuan diperoleh melalui soal uraian yang terdiri
Kelas kontrol tidak diberi perlakuan
dari delapan butir soal yang mencakup C1-
atau menggunakan pembelajaran yang biasa
C4.Hasil
diterapkan guru atau menggunakan model
keterampilan
pembelajaran ceramah, diskusi, presentasi,
melalui lembar observasi yang terdapat
dan tanya jawab. Kelas eksperimen diberi
pedoman penilaian dengan skala rating
perlakuan
scale.Hasil
berupa
penerapan
model
pembelajaran Guided Discovery Learning. Variabel bebas dalam penelitian adalah
model
pembelajaran
belajar
ranah
diamati
belajar
sikap
secara
ranah
dan
langdung
keterampilan
berupa mengamati, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan data, menganalisis, dan
Guided
mengomunikasikan. Hasil belajar ranah
Discovery Learning.Variabel terikat adalah
sikap meliputi disiplin, teliti, mengikuti
hasil belajar biologi yang terdiri dari ranah
proses pembelajaran, aktif, kerjasama, dan
pengetahuan,
sikap,
dan
berani mengajukan pertanyaan.
keterampilan.Teknik
pengumpulan
data
menggunakan
metode
tes
dan
non
Hasil
penelitian
diperoleh
perbandingan rata-rata nilai hasil belajar
tes.Metode tes berupa soal uraian, dan non
biologi
antara
kelompok
kontrol
tes berupa observasi, angket, dan dokumen
eksperimen disajikan pada Gambar 1.
dan
hasil belajar. Analisis menggunakan
data
uji
normalitas
penelitian dan
uji
homogenitas. Uji normalitas menggunakan metodeLiliefors dan uji homogenitas dengan metodeLevene’s
yang
dibantu
program
SPSS 17. Uji hipotesis menggunakan uji t untuk
mengetahui
pengaruh
Hasil Belajar Biologi
penerapan
model Guided Discovery Learning terhadap hasil belajar biologi siswa.
Gambar 1. Perbandingan Rata-rata Nilai
Hidayat (2013) menyatakan kriteria ideal ketuntasan belajar adalah 75% dari skala 0-100% dengan predikat B. Pernyataan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hidayat menjadi dasar penentuan ketuntasan hasil belajar biologi pada kedua kelompok 91
Jurnal Pendidikan Biologi Vol…., No…, hal … yang dinyatakan tuntas belajar. Persentase ketuntasan
hasil
belajar
biologi
siswa
disajikan pada gambar 2.
Nilai
rata-rata
dan
persentase
ketuntasan hasil belajar biologi siswa ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok
kontrol.Pernyataan
tersebut
menunjukan adanya pengaruh positifGuided Discovery Learning terhadap hasil belajar Gambar 2. Persentase Ketuntasan Hasil
biologi siswa. Analisis hasil angket respon siswa
Belajar Biologi Siswa
terhadap penerapan model pembelajaran Hasil uji hipotesis pengaruh model pembelajaran Guided Discovery Learning
Guided
Discovery
Learning
diperoleh
39.43% siswa menyatakan sangat setuju,
terhadap hasil belajar biologi siswa disajikan
53.71%
setuju,
pada Tabel 1.
netral.Hasilanalisis
dan
6.86%
angket
dapat
disimpulkan bahwa siswa setuju dengan Tabel 1. Uji Hipotesis Hasil Belajar Biologi Hasil Belajar
t
Sig
Pengetahuan
4.525
.000
Sikap
6.039
Keterampilan
6.067
.000
.000
ttabel (0.5, 68) 1.99547
1.99547
1.99547
Keterangan thitung > t(α,df) 1.996>4.525 Sig< 0.050 0.000<0.05 thitung > t(α,df) 1.996>6.039 Sig< 0.050 0.000<0.05 thitung > t(α,df) 1.996>6.067 Sig< 0.050 0.000<0.05
penerapan
model
pembelajaran
Guided
Discovery Learning. Ketertarikan siswa terhadap Guided Discovery Learningkarena siswaberperan secara aktif, sehingga tidak merasa bosan dan jenuh selama proses pembelajaran. Suasana yang menyenangkanmembuat siswa dapat menikmati pembelajaran, sehingga hasil belajar dapat mengalami peningkatan
Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai
(Kertamuda, 2008).
Sig.<0.05 dan nilai thitung>t(0.5, 68) sehingga H0
Nilai hasil belajar yang meningkat
ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pada kelompok eksperimen karena model
terdapat
pembelajaran
pembelajaran GDL memberikan kesempatan
Guided Discovery Learning terhadap hasil
siswa untuk lebih aktif dalam proses
belajar biologi ranah pengetahuan, sikap,
pembelajaran.
Siswa
dan keterampilan.
menjawab
dan
pengaruh
model
berpartisipasi mengajukan 92
Diana Fatihatul Ulumi- Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014 pertanyaan.Pertanyaan yang diajukansiswa
yang menunjukan siswa yang bertanya pada
digunakan sebagai rumusan masalah untuk
kelompok eksperimen lebih banyak daripada
dipecahkan.Permasalahan
kelompok kontrol, sehingga keterampilan
diselesaikan
dengan pengumpulan data yang berasal dari
bertanya
pengamatan atau sumber literatur.Setiap
mempunyai nilai rata-rata yang lebih besar
kelompok
daripada kontrol.
mendiskusikan
data
yang
diperoleh untuk dianalisis, sehingga siswa dapat
menyimpulkan
penyelesaian
pada
kelompok
eksperimen
Peningkatan motivasi belajar siswa dapat terlihat dengan adanya pertanyaan
permasalahan yang telah diajukan.Kegiatan
yang
mengamati,
data,
2011).Hasil studi Leonard, Kalinowski, &
menganalisis, dan menyimpulkan dapat
Andrew, (2014)menunjukan motivasi dapat
memberikan pengalaman fisik (Haryani,
mempengaruhi kemampuan siswa untuk
2010).
mengontruksi
mengumpulkan
Kertamuda
(2008)
menjelaskan
diajukan
siswa
(Pamungkas,
pengetahuan,
termasuk
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
keinginan, persiapan, dan terhindar dari
proses pembelajaran dapat mendorong siswa
kegiatan yang kurang menunjang proses
aktif, kreatif, dan kritis terhadap masalah
pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat
yang dirumuskan, sehingga siswa tidak
berlangsung dengan baik.
merasa jenuh.
Analisis angket penelitian tentang
Fase Orientation bertujuan untuk
ketertarikan siswa terhadap penggunaan
memunculkan permasalahan yang dibuat
media
siswa.Penelitian menggunakan gambar Daus
pembelajaran sepertigambar, video, dan
mini dan orang yang mengalami gigantisme
torso dapat memudahkan siswa memahami
pada pertemuan pertama.Pertemuan kedua
konsep yang telah dipelajari diperoleh 40%
menggunakan video tentang mekanisme
siswa menyatakan sangat setuju, 52.4%
pengeluaran hormon dan kelainan yang
setuju, dan 7.6% netral. Hasil penelitian
karena
sesuai dengan penelitian Saputro (2012), dan
kelebihan
dan
kekurangan
yang
(2011)
digunakan
dalam
menyatakan
proses
hormon.Persoalan yang ditampilkan pada
Jauhar
gambar dan video memunculkan rasa ingin
media yang disesuaikan dengan materi dapat
tahu siswa, sehingga siswa termotivasi untuk
membangkitkan
mengajukan pertanyaan.Pernyataan tersebut
memupuk rasa ingin tahu siswa untuk
didukung hasil observasi pada penelitian
meningkatkan hasil belajar.
semangat
penggunaan
belajar
dan
93
Jurnal Pendidikan Biologi Vol…., No…, hal … Fase Hypothesis Generation untuk
diperoleh pada kelompok eksperimen lebih
merumuskan hipotesis atas permasalahan
besar daripada kontrol.Hasil tersebut sesuai
yang telah dibuat siswa.Hipotesis yang
dengan penelitian Lavine (2005) yang
dibuat
siswa
berdasarkan
pengetahuan
menunjukan
awal.Penelitian
membentuk
pengetahuan
Learningdapat
awal siswa dengan memberikan tugas
bahwa
Guided
Discovery
menumbuhkan
motivasi
sehingga penguasaan informasi.
mencari materi sistem hormon.Rasa ingin
Kegiatan
pengumpulan
data
tahu yang terbentuk pada fase Orientation
termasuk dalam fase Hypothesis Testing
dapat memotivasi siswa untuk membuktikan
yang lebih menggunakan indera penglihatan
hipotesis yang dibuat pada Hypothesis
daripada
Generation dengan menentukan sumber
memperoleh pengalaman mental (Haryani,
literatur, benda, atau dokumentasi.
2010). Fase Hypothesis Testing, siswa
Rasa ingin tahu yangmuncul pada
pendengaran,
melakukan
sehingga
pengumpulan
data
siswa
dengan
fase Orientation dapat memotivasi siswa
melakukan pengamatan torso dan penentuan
untuk menemukan konsepnya melalui proses
sumber literatur yang sesuai. Kelompok
mentalnya
kontrol
sendiri.
Pernyataan
tersebut
lebih
mengandalkan
sesuai studi Mirasi, Osodo, & Kibirige
pendengaran
(2013) menunjukkan pertanyaan yang sudah
didominasi
ditentukan
melakukan
disimpulkan bahwa kelompok eksperimen
proses sains seperti eksperimen, observasi,
lebih memperoleh pengalaman mental lebih
dan menemukan jawaban. Kegiatan tersebut
banyak daripada kelompok kontrol. Hasil
melatih siswa melakukan pengumpulan data
penelitian Honomichl & Chen (2012)
untuk merevisi atau membuktikan hipotesis
menyatakanketerampilan
yang telah dibuat pada fase Hypothesis
seperti
Generation. Proses mental yang dilakukan
menyelesaikan
siswamenyebabkan terjadinya pembelajaran
siswa dapat mengontruksi konsep.
menuntut
siswa
bermakna yang membuat siswa lebih mudah mengingat
konsep
daripada
karena oleh
sumber
indera
guru,
melakukan
informasi
sehingga
dapat
proses
sains
eksperimen
untuk
permalasahan
membuat
Fase Conclusion bertujuan untuk
menerima
mengolah data dan menganalisis kesesuaian
informasi dari orang lain. Hal tersebut dapat
hasil eksperimen dengan hipotesis, dan
dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil
membuat kesimpulan. Guru memberikan
belajar biologi ranah pengetahuan yang
kesempatan siswa untuk menganalisis data 94
Diana Fatihatul Ulumi- Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014 yang diperoleh dari eksperimen, dan dapat
penelitian Rohim, Susanto, & Ellianawati
membedakan permasalahan dengan cermat.
(2012)
Kegiatan
digunakan
Guided Discovery Learning melibatkan
untukuntuk menemukan konsep melalui
siswa dalam proses diskusi yang dapat
(Qorri’ah,
memberikan pengalaman sosial melalui
menganalisis
permasalahan
yang
dihadapi
2011).
menyatakan
penerapan
model
interaksi dengan sesama siswa, sehingga Fase Regulasi untuk mengevaluasi
melatih kerjasama untuk saling membantu
kesimpulan dan mengomunikasikan hasil
menemukan konsep, prinsip, atau jawaban
diskusi. Siswa mengomunikasikan hasil
permasalahan yang telah dibuat.
diskusi menggunakan alat peraga dan torso
Pembelajaran konvensional pada
pada pertemuan pertama, sehingga guru
kelompok kontrol menerapkan ceramah,
dapat melatih kemampuan penerapan konsep
presentasi, diskusi, dan tanya jawab. Sumber
siswa.
informasi
Pertemuan
kedua,
siswa
masih
berasal
dari
guru
mengomunikasikan hasil diskusi tentang
menyebabkan kurangnya partisipasi siswa.
penyelesaian masalah, sehingga siswa pada
Siswa masih takut dan ragu untuk menjawab
kelompok lain dapat mengevaluasi hasil
dan
diskusi kelompok yang presentasi.
menyebabkan pembelajaran menjadi kurang
Proses
diskusi
pada
mengajukan
pertanyaan
yang
kelompok
interaktif.
Hasil
penelitian
eksperimen untuk menemukan konsep atau
perolehan
point
pada
jawaban permasalahan yang telah dibuat
mengajukan pertanyaan pada kelompok
oleh siswa, sedangkan kelompok kontrol
eksperimen diperoleh 227 point, sedangkan
untuk menyelesaikan soal yang diberikan
kelompok kontrol 144 point. Hasil analisis
guru yang mengakibatkan siswa kurang
tersebut dapat menunjukan bahwa penerapan
tertarik dalam proses diskusi, sehingga pada
model Guided Discovery Learning dapat
kelompok kontrol terdapat beberapa siswa
meningkatkan sikap berani mengajukan
yang mengandalkan siswa lain. Pernyataan
pertanyaan, sehingga siswa banyak yang
tersebut dapat dibuktikan dengan adanya
mengajukan pertanyaan.
laporan siswa pada peneliti tentang proses
Keadaan
yang
diperoleh
sikap
terjadi
berani
pada
diskusi yang terjadi pada kelompok kontrol
kelompok kontrol berbeda dengan kelompok
terdapat beberapa siswa yang tidak mau
eksperimen. Penentuan permasalahan yang
mengerjakan LKS. Hasil penelitian sesuai
dilakukan siswa melalui bimbingan guru 95
Jurnal Pendidikan Biologi Vol…., No…, hal … pada
kelompok
eksperimen
dapat
Kyporus,
Tarawneh,
Vasquez,
Knecht,
memunculkan rasa ingin tahu pada tahap
&Wrinkle, (2012) menyatakan keterlibatan
Orientation.
siswa
ketertarikan
Analisis siswa
angket
terhadap
tentang penerapan
model Guided Discovery Learningdiperoleh
selama
berlangsung
proses dapat
pembelajaran meningkatkan
pemahaman dan penguasaan konsep.
45.7% siswa menyatakan sangat setuju,
Proses
pembelajaran
dikatakan
51.4% setuju, dan 2.9% netral. Hasil analisis
berhasil tidak terlepas dari kemampuan guru
angket dapat disimpulkan bahwa penerapan
menerapkan
model Guided Discovery Learning pada
melibatkan siswa secara aktif. Penerapan
pelajaran Biologi membuat siswa merasa
model
menyenangkan dan menarik. Ketertarikan
menciptakan kondisi pembelajaran yang
siswa
Guided
menyenangkan untuk mendorong siswa
Discovery Learning melibatkan peran aktif
belajar secara aktif (Aunurrahman, 2009).
siswa
konsep
Suasana belajar yang tidak membosankan
menggunakan proses mental, sehingga siswa
dapat meningkatkan hasil belajar (Mulyani,
tidak merasa jenuh. Al-Mubaid (2008)
2000).
berpendapat bahwaadanya kolaborasi antara
danMulyani sejalan dengan hasil penelitian
guru dan siswa dapat menyebabkan siswa
yang menunjukan adanya hasil belajar yang
tertarik dalam proses pembelajaran.
meningkat, sehingga dapat disimpulkan
karena
untuk
Partisipasi
pembelajaran
menemukan
aktif
siswa
dalam
bahwa
model
pembelajaran
pembelajaran
yang
Pernyataan
penerapan
tepat
yang
dapat
Aunurrahman
Guided
Discovery
mengajukan dan menjawab pertanyaan,
Learning merupakan model yang tepat
mendiskusikan, dan menyimpulkan dapat
untuk mendorong siswa belajar aktif.
membuat
belajar
sehingga
siswa
menjadi dapat
bermakna,
Studi Suharsaputra (2004) yang
mengontruksi
dikutip Fahrudin (2010) menjelaskan guru
konsepnya sendiri yang dapat meningkatkan
yang
hasil belajar ranah pengetahuan. Analisis
pembelajaran tertentu dapat mengakibatkan
tersebut dibuktikan dengan uji hipotesis
hasil
yang menunjukan adanya pengaruh Guided
Pernyataan
Discovery Learning terhadap hasil belajar
penelitian yang menunjukan bahwa pada
ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan.
kelompok eksperimen mempunyai nilai rata-
Hasil
penelitian
sesuai
dengan
tidak
dapat
belajar
siswa
tersebut
menerapkan
menjadi memperkuat
model
rendah. hasil
studi 96
Diana Fatihatul Ulumi- Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014 rata hasil belajar biologi yang lebih besar
Guided Discovery Learning terhadap hasil
daripada kelompok kontrol.
belajar biologi kelas XI IPA di SMA N 2
model
Hasil penelitian tentang penerapan
Sukoharjo
pembelajaran
keterampilan, dan sikap.
Guided
Discovery
yang
meliputi
pengetahuan,
Learning menunjukkan pengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa dengan melihat
KESIMPULAN
perbandingan rata-rata nilai hasil belajar
Hasil
penelitian
ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap
adanya
secara
kelompok
Guided Discovery Learning terhadap hasil
eksperimen (78.8429, 72.852, dan 81.5477),
belajar biologi kelas XI IPA di SMA N 2
sedangkan kontrol (71.6571, 56.508, dan
Sukoharjo
71.6746).
keterampilan, dan sikap.
berturut-turut
Hasil
pada
penelitian
menunjukan
pengaruh
yang
model
menunjukan
meliputi
pembelajaran
pengetahuan,
adanya persentase ketuntasan hasil belajar siswa ranah pengetahuan, keterampilan, dan
DAFTAR PUSTAKA
sikap secara berturut-turut pada kelompok eksperimen (80%, 45.71%, dan 80%), sedangkan kontrol (31.14%, 5.71%, dan 31.42%). Hasil nilai rata-rata dan persentase ketuntasan hasil belajar biologi siswa ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada kelompok eksperimen lebih besar daripada
Alfieri, Patricia, & Naomi.(2011). Does Discovery-based Instruction Enhance Learning. Journal of Education Psychological, 103(1), 1-18. Al-Mubaid, H. (2008). Designing and managing intervention methodstopromote Self-Reguated Learning. International Journal of Teaching and Case Studies, 1(3), 224233.
kontrol. Analisis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian tentang model
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Guided Discovery Learning berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Hamalik, O. (2003). Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: Bumi aksara.
KESIMPULAN Hasil adanya
penelitian
pengaruh
model
menunjukan pembelajaran 97
Jurnal Pendidikan Biologi Vol…., No…, hal … Haryani, A.T. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery pada Materi Pokok Kalor untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII A MTS Darul Ulum Beringin Semarang Semester Gasal Tahun Pelajaran 2010/2011. Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Institusi Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, Hlm 3. JTPTIAIN. Hidayat, S. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Kertamuda, F. (2008).Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Psikologi, 21(1), 25-38. Ketpichainarong, W., Panijpan, B., & Ruenwongso, P. (2010).Enhached Leraning of Biotechnology Students by an Inquiry-based Cellulase Laboratory.International Journal of Environmental and Science Education, 5(2), 169-187. Kyporus, Tarawneh, Vasquez, Knecht, &Wrinkle. (2012). Lessons Learned Implementing and Optimizing Guided Discovery Modules. Proceedings Frontiers in Education Conference.hlm. 1-6. University of Texas-Pan American. Lavine, R. A. (2005). Guided Discovery Learning with Videotaped Case Presentation in Neurobiology. Journal Medical Science Educator, 15(1), 4-7. Leonard, Kalinowski, & Andrew.(2014). Misconceptions Yesterday, Today, and Tomorrow.Proceedings Frontiers in Education Conference, FIE, 13(2), 179-186.
Mirasi, Osodo, & Kibirige. (2013) Comparinh Guided Discovery and Exposition-with-Interaction Methods in Teaching Biology in Secondary Schools, Journal of Social Sciences, 4(14), 81-87. Pamungkas, D. A. (2011). Peningkatan Motivasi dan Kedisiplinan Belajar Matematika topik Segiempat melalui Pembelajaran Guided Discovery (PenemuanTerbimbing) dengan Macromedia Flash pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ngrampal Sragen. Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta, Hlm 7.LP UNY. Qorri’ah. (2011). PenggunaanMetode Guided Discovery Learning untuk Meningkatkan Pemahaman KonsepSiswa pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung. Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, Hlm 7. LP UIN Syarif HIdayatullah. Ratumanan. (2009). Model-model Pembelajaran. Jakarta Bumi: Aksara. Reeves, T.C. (2006). How Do You Know They are Learning? The Importance of Alignment in Higher Education.International Journal of LearningTechnology, 2(4): 204-307. Rustaman. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM press. Saputro, H. E. (2012). Implementasi Metode Guided Discovery dalam Pembelajaran PAIdi SMP Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang.Tesis dipublikasi. Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. 98
Diana Fatihatul Ulumi- Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014 Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiarto, I. (2004). Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berpikir Holistik & Kreatif. Jakarta: Gramedia Utama. Fahrudin, N. (2010). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Konsep Dasar Persamaan Linier melalui Metode Penugasan Kelas VIII SMP Negeri I Mijen Demak. Tesis tidak dipublikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Veermans, K. (2002). Intelligent Support for Discovery Learning. Ph. D. ThesisUniversity of Twente: Twente University Press. Zaini, H. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
99