ISSN : 2252-9608
Jurnal RAT Vol.3.No.3.September 2014
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN MAHASISWA DAN KARYAWAN TERHADAP PERATURAN KAWASAN TANPA ROKOK DI LINGKUNGAN KAMPUS FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM RIAU Factors That Affect Student And Employee Compliance Against Regulatory Area Without Smoking In The Campus Environment Riau Islamic University Faculty Of Psychology Leni Armayati Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau Jl.Kaharuddin Nasution 113, Pekanbaru 28284 Riau Telp : 0761-72126 ext. 123, Fax : 0761674681 E-mail :
[email protected] [Diterima Juli 2014; Disetujui Agustus 2014] Abstrak Penelitian ini dilakukan sebagai respon dalam menyikapi perilaku asap yang terjadi di kampus, baik oleh mahasiswa atau karyawan, setelah diberlakukannya aturan yang melarang merokok di lingkungan kampus Universitas Islam Riau Psikologi Fakultas. Penelitian dilakukan dalam pendekatan kuantitatif deskriptif dengan menggunakan sampel mahasiswa dan karyawan sebanyak 100 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner kepatuhan terhadap peraturan area tanpa merokok di kampus. Metode analisis data yang digunakan adalah Chi-Square, yang bertujuan untuk menggambarkan data deskriptif dan uji fungsi korelasi antara variabel. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan adanya korelasi perilaku merokok dan latar belakang pengetahuan peraturan tanpa merokok dengan kepatuhan terhadap peraturan tanpa merokok, sementara pengetahuan tentang bahaya merokok tidak berkorelasi dengan kepatuhan terhadap peraturan daerah tanpa merokok Kata Kunci : Perilaku Merokok, Kepatuhan, dan Aturan Dilarang Merokok. Abstract This research was conducted as a response in addressing the behavior of smoke that occurs on campus, either by students or employees, after the enactment of the rule prohibiting smoking in campus environment Riau Islamic University Psychology of Faculty.This research was conducted in a descriptive quantitative approach with the use of students and employees as many as 100 people as research samples. Measuring instrument used was a questionnaire of compliance with regulations without smoking areas on campus.Methods of data analysis used was Chi-Square, which aims to illustrate the descriptive data and test the function of the correlations between variables. Based on the results of data analysis found the existence of the correlations of smoking behavior and background knowledge of the regulations without smoking with adherence to the regulations without smoking, while knowledge of the dangers of smoking are not correlated with adherence to the regulatory area without smoking. Keywords : Smoking of Behavior, Compliance, and Regulations Area Without Smoking http://rat.uir.ac.id
543
Jurnal RAT Vol.3.No.3.September 2014
PENDAHULUAN Menurut data WHO (dalam Komalasari & Helmi, 2008), lebih dari satu milyar orang di dunia merupakan pengguna rokok dan menyebabkan kematian lebih dari 5 juta orang setiap tahunnya. Diperkirakan sebagian besar kematian terjadi pada masyarakat yang tinggal di negara dengan berpenghasilan rendah dan menengah termasuk Indonesia. Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang tidak sehat. Setiap kali menghirup asap rokok, baik sengaja atau tidak sengaja, berarti juga menghisap lebih dari 4000 macam racun. Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Kebiasaan merokok merupakan salah satu penyebab gangguan kesehatan, kenyataan ini tidak dapat dipungkiri. Banyak penyakit yang telah terbukti sebagai akibat buruk dari perilaku merokok. Dari data yang diperoleh Departemen Kesehatan melalui laporan hasil Riskesdas pada Tahun 2010, prevalensi perokok secara nasional mencapai 34,7%. Data tersebut menunjukkan lebih dari sepertiga penduduk Indonesia berisiko mengalami gangguan kesehatan. Prevalensi penduduk yang merokok pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar 32,2%. Sedangkan pada penduduk laki-laki umur 15 tahun ke atas sebanyak 54,1% adalah perokok. Prevalensi tertinggi pertama kali merokok pada umur 1519 tahun (43,3%) dan sebesar 1,7% penduduk mulai merokok pertama kali pada umur 5-9 tahun. Untuk mengatasi permasalahan perilaku merokok tersebut, Kementrian Kesehatan menginstruksikan kepada para Gubernur segera mengeluarkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di wilayah kerja masing-masing. Mengingat penggunaan rokok merupakan salah satu faktor risiko terbesar pada penyakit tidak menular, karena itulah kebijakan menerapkan kawasan tanpa rokok (KTR) telah diidentifikasi sebagai strategi intervensi http://rat.uir.ac.id
ISSN : 2252-9608
pengendalian penyakit tidak menular. Kawasan tanpa rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk melakukan kegiatan merokok, kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, promosi, termasuk mempromosikan produk tembakau. Kawasan - kawasan tanpa merokok tersebut diantaranya adalah tempat belajar mengajar atau biasa disebut dengan kampus. Kampus adalah tempat dimana sebuah perguruan tinggi atau universitas dan bangunan institusional terkait terletak. Biasanya kampus termasuk perpustakaan, ruang kuliah, asrama dan taman. Definisi ini menggambarkan koleksi bangunan yang milik lembaga yang diberikan, baik akademik maupun non-akademik. Untuk mensukseskan program Kawasan Tanpa Rokok tersebut, berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Islam Riau Nomor:025/UIR/kpts/2011, Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau ikut berpartisipasi melalui pemasangan plang dan stiker larangan merokok di dinding - dinding di sekitar lingkungan Kampus Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau. Pada kenyataannya, masih banyak ditemukan perilaku mahasiswa dan karyawan laki-laki di lingkungan kampus sehari harinya tidak menunjukkan adanya kepatuhan terhadap peraturan tersebut. Melalui penelitian ini, penulis ingin melihat apakah peraturan Kawasan Tanpa Rokok telah berjalan dengan baik di lingkungan kampus Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan penelitian ini adalah : 1) Menggambarkan secara distributif sebaran data responden terkait respon terhadap faktor - faktor yang mempengaruhi kepatuhan terhadap peraturan Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan kampus Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau; 2) Mengetahui pengaruh faktor – faktor kepatuhan mahasiswa dan karyawan laki544
ISSN : 2252-9608
Jurnal SAINS Vol.3.No.3.September 2014
laki terhadap peraturan Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan kampus Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau. KONSEP TEORITIS Pengertian Rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah di cacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Pada bungkusan tersebut biasanya juga disertai pesan kesehatan yang memperingatkan kepada perokok mengenai bahaya kesehatan yang ditimbulkan dari merokok itu sendiri, seperti misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung, walaupun pada kenyataannya, jarang sekali dipatuhi. Pemerintah mengeluarkan peraturan terbaru berupa Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No. 188/MENKES/PB/I/2011 No.7 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksaan Kawasan Tanpa Rokok meningat dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan dan Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 tentang kesehatan terlebih dahulu. Otoritas kampus Universitas Islam Riau juga mengeluarkan peraturan sebagai apresiasi terhadap program pemerintah tersebut melalui Surat Keputusan Rektor Universitas Islam Riau Nomor : 025/UIR/kpts/2011 Faktor - faktor Kepatuhan Peraturan Kawasan Tanpa Rokok Faktor - faktor yang mempengaruhi kepatuhan terhadap peraturan kawasan tanpa rokok adalah : http://rat.uir.ac.id
1. Faktor latar belakang perilaku merokok :
fokus pada faktor lingkungan meliputi kebudayaan, kelas sosial, gengsi (Smet, 1994), pengaruh orangtua, pengaruh teman dan intervensi iklan rokok (Mu’tadin, 2002) 2. Faktor pengetahuan bahaya kandungan rokok, seperti : menyebabkan katarak dan kebutaan, kanker mulut, periodontitis, kanker paru-paru, pneumonia, bronkhitis, asma, batuk kronis, kanker perut dan lambung, kanker ginjal, kanker pankreas, kanker kandung kemih, tulang rapuh dan kanker darah (leukemia) (Jaya, 2009) 3. Faktor pengetahuan peraturan Kawasan Tanpa Rokok (Peraturan Bersama Menkes & Mendagri No. 188/MENKES/PB/I/2011 No. 7 Tahun 2011; SK Rektor UIR No.025/UIR/kpts/2011) METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Variabel independen : 1. Faktor latar belakang perilaku merokok 2. Faktor pengetahuan bahaya kandungan rokok 3. Faktor pengetahuan Peraturan Kawasan Tanpa Rokok Variabel dependen : Kepatuhan terhadap Peraturan Kawasan Tanpa Rokok. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau dimulai dari bulan Januari – Maret 2014. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mendeskripsikan dan melihat adanya pengaruh antara faktor latar belakang perilaku 545
ISSN : 2252-9608
Jurnal SAINS Vol.3.No.3.September 2014
merokok, faktor pengetahuan tentang bahaya kandungan rokok, dan faktor pengetahuan peraturan kawasan tanpa rokok terhadap kepatuhan terhadap kawasan tanpa rokok pada mahasiswa dan karyawan laki – laki di Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau Populasi dan Sampel Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan karyawan laki-laki di Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode random sampling. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah : 1. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau 2. Karyawan laki - laki yang merokok di Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 mahasiswa dan karyawan laki-laki yang merokok di Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau. Penentuan jumlah sampel tersebut diatas ditentukan berdasarkan rumus Slovin (dalam Prasetyo & Jannah, 2005), sebagai berikut : n= N 1+ N (e)2 Ket: n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N = Jumlah populasi e = Batas ketelitian (5% atau 10%) Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Sementara jenis data yang dalam penelitian ini merupakan data primer berupa data yang dikumpulkan berdasarkan kuesioner yang diisi langsung oleh responden. Teknik Analisis Data Analisis Univariat Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yaitu analisis statistik http://rat.uir.ac.id
deskriptif untuk mendapatkan gambaran distribusi responden berdasarkan : faktor latar belakang perilaku merokok responden, faktor pengetahuan tentang bahaya kandungan rokok, dan faktor pengetahuan mengenai peraturan kawasan tanpa rokok di Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau, dimana penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik distribusi frekuensi. Analisis Bivariat Analisis selanjutnya adalah analisis bivariat, digunakan mencari pengaruh faktorfaktor kepatuhan mahasiswa dan karyawan laki-laki terhadap peraturan kawasan tanpa rokok. Analisis bivariat dalam hal ini menggunakan uji chi–square dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Science) 18.0 for Window. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Univariat Berdasarkan temuan data penelitian dari responden, diperoleh distribusi sebaran data responden terhadap faktor latar belakang perilaku merokok, faktor pengetahuan mengenai bahaya kandungan rokok, dan faktor pengetahuan mengenai peraturan Kawasan Tanpa Rokok. Data lengkap mengenai distribusi sebaran data responden tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel yang ada di bawah ini : Faktor Latar Belakang Perilaku Merokok Tabel 1 : Distribusi Faktor Latar Belakang Perilaku Merokok Latar Belakang Perilaku Merokok
Tidak patuh Patuh Total
Lingkungan tidak mempengaruhi perilaku merokok
Lingkungan mempengaruhi perilaku merokok
Total
13 31 44
31 25 56
44 56 100
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 44 responden yang tidak patuh terhadap peraturan, 13 orang tidak dipengaruhi oleh lingkungan dan 31 orang dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan dari 56 responden yang patuh terhadap peraturan didapatkan 31 546
ISSN : 2252-9608
Jurnal SAINS Vol.3.No.3.September 2014
orang tidak dipengaruhi oleh lingkungan dan 25 orang dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor Pengetahuan Bahaya Kandungan Rokok Tabel 2: Distribusi Faktor Pengetahuan Bahaya Kandungan Rokok. Pengetahuan Bahaya Kandungan Rokok
Tidak mengetahui bahaya kandungan rokok
Mengetahui bahaya kandungan rokok
Total
7 7
37 49
44 56
14
86
100
Tidak patuh Patuh
Total
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 44 responden yang tidak patuh terhadap peraturan, 7 orang tidak mengetahui bahaya kandungan rokok dan 37 orang mengetahuinya. Sedangkan dari 56 responden yang patuh terhadap peraturan didapatkan 7 orang tidak mengetahui bahaya kandungan rokok dan 49 mengetahuinya. Faktor Pengetahuan Peraturan Kawasan Tanpa Rokok Tabel 3 : Distribusi Faktor Pengetahuan Kawasan Tanpa Rokok Pengetahuan Peraturan Kawasan Tanpa Rokok
Tidak mengetahui peraturan kawasan tanpa rokok
Mengetahui peraturan kawasan tanpa rokok
Total
35 30 65
9 26 35
44 56 100
Tidak patuh Patuh Total
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 44 responden yang tidak patuh terhadap peraturan, 35 orang tidak mengetahui mengenai peraturan Kawasan Tanpa Rokok dan 9 orang mengetahuinya. Sedangkan dari 56 responden yang patuh terhadap peraturan didapatkan 30 tidak mengetahui mengenai peraturan Kawasan Tanpa Rokok dan 26 orang mengetahuinya. Hasil Analisis Bivariat Hasil analisis bivariat menunjukkan fungsi pengaruh faktor-faktor kepatuhan mahasiswa dan karyawan laki-laki terhadap peraturan kawasan tanpa rokok.
http://rat.uir.ac.id
Tabel 4: Rekapitulasi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pada Peraturan Kawasan Tanpa Rokok Faktor-faktor Mempengaruhi Kepatuhan Latar belakang perilaku merokok -Ada pengaruh lingkungan -Tidak ada pengaruh lingkungan Pengetahuan bahaya kandungan rokok -Tidak mengetahui -Mengetahui Pengetahuan peraturan kawasan tanpa rokok -Tidak mengetahui - Mengetahui
P
OR (95% CI)
0,010
1,6 (1,1 – 2,2) 1,0
0,600
1,3 (0,5 – 3,4) 1,0
0,007
1,5 (1,1 – 2,0) 1,0
Pada tabel 4 menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna antara faktor latar belakang perilaku merokok mahasiswa dan karyawan terhadap kepatuhan terhadap peraturan kawasan tanpa rokok (p = 0,010) dan terdapat pengaruh yang bermakna antara faktor pengetahuan peraturan Kawasan Tanpa Rokok terhadap tingkat kepatuhan (p = 0,007), sedangkan faktor pengetahuan bahaya kandungan rokok tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap kepatuhan (p = 0,600). Berdasarkan tabel 4, pengaruh faktor latar belakang perilaku merokok memberikan risiko 1,6 (1,1-2,2) kali lipat terhadap tingkat kepatuhan, faktor pengetahuan bahaya kandungan rokok memberikan risiko 1,3 (0,53,4) kali lipat dan faktor pengetahuan peraturan Kawasan Tanpa Rokok memberikan risiko 1,5 (1,1-2,0) kali lipat. PEMBAHASAN Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya kesehatan individu dan masyarakat. Zat adiktif lain sebagaimana yang telah ditetapkan pemerintah meliputi tembakau atau produk yang mengandung tembakau, zat cairan dan gas yang bersifat adiktif yang penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya. 547
Jurnal SAINS Vol.3.No.3.September 2014
Perilaku merokok merupakan perilaku yang membahayakan kesehatan tetapi masih banyak orang yang melakukan kebiasaan tersebut dan tidak patuh walaupun telah diberlakukan suatu aturan kawasan tanpa rokok. Kepatuhan terhadap peraturan adalah mengikuti suatu ketentuan, standar atau hukum yang telah diatur dengan jelas yang biasanya diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam suatu bidang tertentu. Patuh adalah suka menurut atau taat terhadap suatu perintah, aturan dan sebagainya yang mengatur secara tegas dengan sanksi yang menyertainya. Ditemukannya pengaruh yang bermakna faktor latar belakang perilaku merokok, dalam hal ini lingkungan terhadap kepatuhan peraturan kawasan tanpa rokok dijelaskan Mu’tadin (2002) berdasarkan fungsi keluarga dalam perilaku merokok. Disebutkan bahwa anak yang berasal dari keluarga yang tidak bahagia, dimana orangtua tidak memberi perhatian dan hukuman pada anak atas perilakunya lebih mudah menjadi perokok dibanding anak yang berasal dari lingkungan keluarga yang bahagia. Selanjutnya juga disebutkan bahwa jika didalam keluarga tidak ada orangtua yang merokok, maka sikap orangtua merupakan pengaruh positif atas perilaku merokok. Selain itu, melihat iklan media massa dan elektronik yang menampilkan gambar perokok sebagai lambang kejantanan membuat seseorang seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada di dalam iklan tersebut (Mu’tadin, 2002) Ditambahkan oleh Smet (1994) bahwa seorang merokok karena faktor-faktor kelas sosial dan tingkat pendidikan. Pernyataan ini menjelaskan bagaimana fungsi informasi (pengetahuan) dan faktor sosial berkonstribusi pada perilaku merokok. Semakin tinggi strata sosial dan strata pendidikan seseorang semakin selektif seseorang dalam memperoleh serta informasi, dimana kecenderungan seseorang dengan status sosial dan tingkat pendidikan http://rat.uir.ac.id
ISSN : 2252-9608
yang memadai relatif mampu memilih informasi-informasi yang positif dan memiliki nilai manfaat bagi dirinya dan menolak hal-hal yang tidak bermanfaat, termasuk kebiasaan merokok. Sementara itu, tidak adanya pengaruh pengetahuan tentang kandungan rokok terhadap kepatuhan dapat ditinjau berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2003 bab 2 yang menyatakan setiap orang yang memproduksi rokok wajib memberikan informasi kandungan kadar nikotin dan tar setiap batang yang di produksinya. Informasi ini bagi sebagaian besar pengguna tidak memiliki efek apa-apa karena terlalu teknismedis, dimana informasi tersebut tidak secara rinci menyebutkan efek negatif dari istilahistilah medis tersebut. Hal ini diasumsikan sebagai penyebab tidak ditemukannya pengaruh faktor pengetahuan kandungan rokok terhadap kepatuhan kawasan tanpa rokok. Temuan penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna faktor pengetahuan peraturan kawasan tanpa rokok terhadap kepatuhan pada peraturan kawasan tanpa rokok di dasari adanya unsur punishment bagi yang sengaja atau tidak sengaja melanggar peraturan tersebut. Pemberlakuan punishment ini tidak hanya ada dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 115 tentang kesehatan yang menjelaskan ketentuan pidana denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) bagi setiap orang yang dengan sengaja melanggar kawasan tanpa rokok, dalam otoritas kampus Universitas Islam Riau pun hal ini diberlakukan secara ketat dengan memberikan sanksi yang jeas dan tegas bagi setiap mahasiswa dan karyawan yang melanggar aturan kawasan tanpa rokok. Keterbatasan penelitian ini adalah penelitian ini adalah indikasi subjek kurang objektif dalam pengisian kuesioner. Hal ini dikarenakan subjek merasa tidak nyaman dan cenderung menjaga reputasi dirinya sehingga 548
Jurnal SAINS Vol.3.No.3.September 2014
kemungkinan diisi yang data yang baik saja. Akibatnya isian kuesioner yang didapatkan kurang maksimal. Penelitian selanjutnya hendaknya dilakukan untuk meneliti bagaimana kepatuhan populasi di tempat lainnya, misalnya pada tempat lain yang lebih umum seperti di pasar-pasar, kantor tertentu, sekolah, atau kemungkinan tempat yang lainnya sehingga hasil yang didapatkan bisa lebih objektif lagi. Kesimpulan 1. Terdapat pengaruh yang bermakna faktor latar belakang perilaku merokok terhadap kepatuhan mahasiswa dan karyawan lakilaki yang merokok pada peraturan kawasan tanpa rokok di Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau 2. Tidak ada pengaruh faktor pengetahuan bahaya kandungan rokok terhadap kepatuhan mahasiswa dan karyawan lakilaki yang merokok pada peraturan kawasan tanpa rokok di Fakultas Psikologi Universitas Islam Ria 3. Terdapat pengaruh yang bermakna faktor pengetahuan peraturan kawasan rokok terhadap kepatuhan mahasiswa dan karyawan laki-laki yang merokok pada peraturan kawasan tanpa rokok di Fakultas Psikologi Universitas Islam Ria DAFTAR PUSTAKA Atkinson P.L. Atkinson R.C, Smith, E.E, &Bem, D. J. (1999).Pengantar Psikologi. [Edisisebelas. Jilid dua]. Jakarta : Interaksara Aulia, L.E. (2010). Stop Merokok!. Yogyakarta: Garailmu Azwar, S. (2011). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hadi, S (2001). Metodologi research. [Jilid II. Edisi Kesepuluh]. Yogyakarta: Andi Offset http://rat.uir.ac.id
ISSN : 2252-9608
Jaya, M. (2009). Pembunuh berbahaya itu bernama rokok. Sleman: Riz’ma. Komalasari, D & Helmi, A.F. (2008). Faktorfaktor penyebab perilaku merokok pada remaja. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press Krisbiantoro, I. (2001). Faktor kepribadian, peran orang tua, teman sebaya pada pembentukan perilaku merokok pada remaja ditinjau dari sudut pandang interaksi social. Jakarta: Sagung Seto Mu’tadin, Z. (2002). Remaja dan Rokok . Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No. 188/MENKES/PB/I/2011 No. 7 tahun 2011. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan. Prasetyo, B & Jannah, L.M. (2005). Metode penelitian kuantitatif: teori dan aplikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Sastroasmoro S & Ismail S. (2011). Dasardasar metodologi penelitian klinis. [Edisi ke-4]. Jakarta: Sagung Seto Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia Sugiono. (2010). Metode penelitian administrasi : Dilengkapi dengan metode R & D. Bandung: Alfabeta Sukendro S. (2007). Filosofi rokok, sehat tanpa berhenti merokok. Yogyakarta: Pinus Book Publisher Surat Keputusan Rektor Universitas Islam Riau No.025/UIR/kpts/2011. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
549
Jurnal SAINS Vol.3.No.3.September 2014
http://rat.uir.ac.id
ISSN : 2252-9608
550