www.cybermafaza.com 2013
KEUTAMAAN DAN HIKMAH IBADAH HAJI (Ust. Muhibbin Bakrun, Lc) Seorang orientalis yang sering kita kenal dengan teori devide et impera-nya. Snouck Horgonje secara jeli melihat bahwa ibadah haji adalah satu diantara ibadah yang paling membahayakan dan patut diwaspadai oleh pemerintah Hindia Belanda waktu itu. Bagaimana Muhammadiyah, Nahdlotul Ulama dan berbagai organisasi pergerakan waktu itu lahir ternyata dibidani oleh para tokoh yang baru saja menyelesaikan Menurut Jazir (2013) gelar haji bahkan haji. Snouck Horgounje alias Abdul Ghofar –begitu gelar yang sengaja diadakan oleh nama Islamnya setelah pura-pura masuk Islam, begitu pemerintah Hindia Belanda. Belanda cermat menganalisis rahasia dibalik haji, dampak dari mewajibkan ummat Islam yang telah seseorang yang menunaikan haji. Setelah selesai menunaikan ibadah haji untuk melakukan ibadah haji, penasehat pemerintah kolonial mencantumkan gelarnya di depan Belanda ini kemudian menuliskan sepuluh namanya. Bertujuan untuk mempermudah rekomendasi kepada Pemerintah Hindia Belanda, satu monitoring (ed) diantaranya adalah agar pemerintah tidak membiarkan begitu saja para “haji” ini bebas berkeliaran begitu saja, karena mereka memiliki pengaruh yang luar biasa di masyarakat. Manfaat Haji mereka bukan hanya kembali kepada siapa yang melaksanakan untuk membangun keimanan pribadinya namun membawa dampak kejuangan yang luar biasa untuk membangun bangsa dan negara Indonesia ini. Allah selalu tak pernah putus memberikan “reward” ibadah yang dilakukan oleh setiap hamba-hambanya, namun khusus ibadah haji ada ganjaran yang tidak terkira jumlahnya, Rasul bersabda :
ٌ ُِف أَ ْخ َب َر َنا َمال ْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ِ َّ َح َّد َث َنا َع ْب ُد َ َّللا بْنُ يُوس ِ ك َعنْ ُس َم ٍّي َم ْولَى أَ ِبي َب ْك ِر ب َّ َّان َعنْ أَ ِبي َُري َْر َ َر ِ َي ُ َّللاُ َع ْن ِ َ الِ ٍح ال َّسم َّ َ َّى ُ ار ٌ لِ َما َب ْي َن ُ َما َو ْال َح ُّ ْال َم ْب ُرورُ لَ ْي َ لَ ُ َ َ ا ٌا ِ َّ ْال َ َّن َ َّ َّللاُ َع َ ْي ِ َو َس َّ َ َا َو ْال ُ م َْر ُ ِلَى ْال ُ م َْر ِ َك
َعنْ أَ ِبي
َّللا ِ َّ أَنَّ َرسُو َو
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Sumayya, maulana Abu Bakar bin 'Abdurrahman dari Abu Shalih As-Samman dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Umrah demi 'umrah berikutnya menjadi penghapus dosa antara keduanya dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga" ( HR Bukhari No. 1650). maka bagi haji mambrur jangan ditanya lagi balasannya melainkan surga. Berbagai macam ibadah, kita mengenal ibadah badaniyyah, ibadah ruhani, dan ibadah maaliyah. Rata-rata ibadah hanya mengumpulkan dua aspek saja dalam peribadatan. Sholat misalnya hanya mengumpulkan ibadah badaniyyah dan ruhani saja. Shodaqoh, infak misalnya hanya mengumpulkan ibadah maaliyah dan ruhaniyah saja. Adapun haji adalah ibadah yang mengumpulkan semua aspek dari ibadah ini, maka siapa yang menikmati haji maka dia juga akan menikmati sholat, siapa yang menikmati haji dia pula Keutamaan Haji-Ust. Muhibbin Bakrun, Lc
Page 1
www.cybermafaza.com 2013
menikmati zakat dan yang menikmati haji adalah siapa yang menikmati dienul Islam ini secara total. Sehingga Hajji adalah ibada yang luar biasa. Allah setiap hari menurunkan 100 rahmah disekitar Masjidil Haram; 60 Rahmah diberikan kepada orang yang thawaf, 20 nya deberikan kepada orang yang memandang ka’bah karena Allah dan 20nya diberikan kepada orang yang I’tikaf di Masjidil Haram. Sedangkan kita dari bangun kita menegakkan sholat malam, kemudian sholat subuh berjamaah lengkap dengan rowatibnya, duduk mendengarkan kuliah subuh setelahnya, kemudian kita mendirikan lagi sholat dluha dan tidak lupa kita iringi dengan memberikan sedekah pada hari itu dan bahkan kita berpuasa pula pada hari itu berapa rahmah yang didapatkan?, Hanya SATU saja rahmat yang didapatkan. Demikian kita lihat nilai perbandingann ibadah kita di Masjidil Haram dengan tempat selainnya. Namun sebagaimana pahala yang demikian besar, maka halangannya pun sedemikian pula. Ibadah haji adalah ibadah yang memungkinkan 90% bintik-bintik riya itu muncul, sejak dari datangnya kabar keberangkatan hingga sampainya pulang di tanah air. Maka tidak lain yang perlu kita lakukan adalah persiapan yang sebaik-baiknya dengan bekal yang optimal. Sebuah persiapan yang mantap. Sesungguhnya Haji Mabrur adalah salah satu jalan untuk membangun negara kita ini, sebagai mana yang sudah dicontohkan oleh para pejuang pendahulu kita. Seandainya lima saja dari seratus orang yang menunaikan Hajji mendapat derajat mabrur, maka pengaruhnya bagi lingkungan akan luar biasa. Imam Syafii ra. berkata,”Seandainya Haji ini tidak berkait dengan faktor kemampuan finansial (istitho’ah), maka pasti haji ini akan diletakkan setelah sholat pada rukun Islam”. Sehingga sungguh kelas-kelas persiapan haji akan lebih baik bila dipenuhi pula oleh calon jamaah haji yang masih menunggu dua, tiga tahun lagi atau lebih, sebab akan menjadikan persiapannya semakin mantap dan matang. Karena persiapannya bukan hanya mengenai doa-doa dan tata laksananyanya, namun lebih dari itu persiapan aqidah, dan akhlaq kita dalam menjemputnya adalah sebaik-baik persiapan. Ibadah haji bukan ibadah yang penuh dengan rangkaian doa panjang nan rumit, Allah mensyarietkannya dengan tatacara yang mudah. Sesunggunya ini menjadi pertanyaan bagi kita mengapa demikian? Ditengah keagungan peribadahan dan balasan yang luarbiasa. Sesungguhnya Allah mengharapkan justru agar kita tidak direpotkan dengan bacaan-bacaan doa yang rumit. Haji itu adalah Hati. Allah menghendaki kita hadir memenuhi panggilannya dengan hati kita yang tulus dan ikhlas, Hati yang dibangun oleh aqidah yang lurus dan dihiasi oleh ornamen-ornamen akhlaq yang mulia. Kita menghayati bahwa disinilah semua wajah kaum mulimin menghadap, disinilah semua kaum muslimin berkumpul dan menumpuk kerinduan. Kita memikirkan bagaimana asal mula bangunan ini hadir, bagaimana perjuangan satu keluarga dalam menegakkan perintah Allah. Nabi Ibrahim a.s, sebagai ayah, Sayyidati Hajar r.a sebagai ibu dan Ismail a.s sebagai seorang anak. Nabi Ibrahim bermohon dengan sebuah doa yang diabadikan dalam Al Quran Keutamaan Haji-Ust. Muhibbin Bakrun, Lc
Page 2
www.cybermafaza.com 2013
Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS. Ibrahim: 37) Ibrahim telah menitipkan keluarga di sebuah lembah yang gersang dan tandus, tanpa modal dan bekal kepada Allah, sehingga Haji kita ini hendaknya sebagai washilah kita menitipkan anak, istri dan keluarga kita kepada Allah. Agar Allah-lah yang menjaga, menghidupi dan menjamin kehidupan mereka semua anak dan cucu kita. Haji kita ini hendak menjadikan anak keturunan kita masa depan yang cerah dan menjadikan mereka golongan yang sukses. Haji kita ini hendaknya menjadi perantara agar kita dan anak keturunan kita generasi yang senantiasa menegakkan sholat. Sholat sebagai tiang agama dan garis batas kekafiran, sehingga harapan kita dari anak turun kita tidak ada keturunan yang tersesat, murtad dari agama Islam. Dengan Haji ini semoga Allah menjadikan kita dan keturunan kita menjadi kelompok manusia yang disegani oleh manusia. Ketika menjadi pemimpin, mereka menjadi pemimpin yang disegani dan dicintai oleh rakyatnya. Ketika menjadi rakyat biasa, adalah warga masyarakat yang dicintai oleh lingkungan. Betapa kita mendapati keindahan hidup dalam masyarakat yang mencintai dan menghormati kita. Allah menjadikan tetangga dan lingkungan yang baik sebagai bagian “sakinah” dalam kehidupan kita. Selanjutnya dengan Haji kita ini Allah semoga akan menurunkan rizki kepada kita. Demikianlah pondasi awal pelaksanaan haji itu disyariatkan, sehingga hadirnya kita memenuhi panggilan Allah adalah karena hati, panggilan hati kita untuk menyambut panggilan Allah. Hadirnya kita disana adalah untuk merubah nasib kita, untuk berhijrah dengan sebenar-benar hijrah dengan sebuah lompatan besar kedalam kehidupan yang di ridloi oleh Allah. Tujuan disyariatkannya Ibadah Haji Tujuan disyariatkannya Haji antara lain: 1.
Pendidikan agar kita melakukan penyerahan total kepada Allah SWT. Haji menjadikan kita untuk senantiasa puas terhadap qodar Allah. Sesungguhnya qodar Allah itu terdiri dari dua macam yaitu : a. Qodar Kauniyyah Syar’iyyah, terkait dengan alam seisinya Alam sering memberikan pelajaran kepada kita melalui kenikmatan alam yang sering kita rasakan. Air bersih yang kita minum, udara yang segar, namun terkadang juga memberikan pelajaran melalui musibah berupa banjir, tanah longsor, tsunami, dsb. Apapun yang terjadi menimpa, senantiasa menjadikan kita puas atas ketentua-Nya b. Qodar Hukmiyyah, terkait dengan hukum yang ditetapkan Allah. Halal dan Haram, ketentuan-ketentuan mengenai ibadah-sholat, puasa zakat,dsb karena ibadah yang kita lakukan manfaatnya akan kembali kepada kita, kita tunduk dan puas mengenai semua hukum-Nya. Tunduk Pada Ketentuan Allah Melalui haji ini Allah melatih kita dengan amalan-amalan yang mengantarkan kita tunduk kepada semua ketentuan-Nya. Salah satu contohnya adalah mencium hajar aswad. Akal kita pasti akan bertanya, “Kenapa batu hitam semacam ini harus dicium?”. Umar bin Khattab r.a, ketika beliau berthawwaf mengelilingi Ka’bah bersama Rasulullah berkata, ketika Rasul mendekati dan mencium hajar aswad,” Demi Allah, kami tahu bahwa kamu ini hanyalah sebongkah batu yang tidak mampu mendatang manfaat dan bahaya, kalau sekiranya Rasulullah SAW tidak menciummu wahai batu, maka akupun tidak akan menciummu. Ada seorang awam mengatakan, “Sesungguhnya Islam itu aneh, satu saat melarang orang untuk menyembah patung/berhala. Disaat yang lain memerintahkan orang untuk mencium batu hitam saat melaksanakan ibadah Haji. Bukankah kontradiktif?”. Ada sebuah ilustrasi penting yang dapat menjelaskan hal ini. Allah SWT pernah memerintahkan semua malaikat untuk sujud kepada Adam a.s. dan mereka semua tunduk, adapun Iblis yang hatinya penuh kesombongan enggan melakukan. Ketika
Keutamaan Haji-Ust. Muhibbin Bakrun, Lc
Page 3
www.cybermafaza.com 2013
Allah bertanya, maka iblis menjawabnya dengan alasan yang begitu masuk akal. Iblis beralasan bahwa dia hanya mau sujud kepada Allah SWT. Adam a.s adalah makhluk yang biasa saja yang bagi Iblis tidak lebih mulia penciptaannya dari dirinya. Peristiwa berikutnya adalah dikutuknya iblis oleh Allah karena pembangkangannya. Satu hal yang penting yang kita cerna dari peristiwa ini adalah bahwa ketundukan kepada perintah Allah adalah yang utama, karena adakalanya perintah Allah tidak bisa masuk alam logika kita. Tidak semua perintah Allah itu dapat segera kita ketahui hikmah dan rahasianya, tetapi disitulah Allah menguji keimanan kita. Perintah dapat kita terima dengan KETUNDUKAN. Menyembah patung dilarang oleh Allah, adapun mencium hajar aswad diperintahkan oleh Allah. Allah berfirman dalam Al Qur’an Surat An Nisa ayat 65:
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. Allah menyampaikan kepada kita melalui ayat diatas bahwa keimanan kita di uji dengan seberapa puaskah kita terhadap ketentuan dan perintah yang Allah berikan. Demikianlah semakin tinggi keimanan kita bila kita dapati pada hati kita tidak ada sedikitpun rasa keberatan dan puas terhadap ketentuan-Nya, karena dalam ibadah Haji kita akan banyak menemukan pelaksanaan ibadah yang nampaknya tidak masuk akal namun bertujuan menguji keimanan kita kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya apa yang diputuskan oleh Allah bagi setiap mereka yang beriman adalah yang terbaik” (HR Abu Dawud) 2.
Menegakkan kalimat tauhid Pelajaran kedua dalam ibadah haji adalah menegakkan Tauhid dengan menjauhkan diri dari syirik. Allah SWT berfirman dalam QS Al Hajj:26
dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu mempersekutukankan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud. Inti haji adalah larangan untuk tidak mempersekutukan Allah dengan apapun. Kita bisa melihatnya dari bacaan talbiyah.
َك ال َ َك إِ َّن ْال َح ْم َد َو النِّ ْع َمةَ ل َ ك لَبَّ ْي َ َك ل َ ك الَ َش ِر ْي َ ك لَبَّ ْي َ ك اَللَّهُ َّم لَبَّ ْي َ لَبَّ ْي ِ ك َو ْال ُم ْل ك َ َك ل َ َش ِر ْي Ya Allah aku penuhi panggilanMu Ya Allah, tidak ada sekutu bagimu, sesungguhnya segala pujian, dan kenikmatan dan kerajaan hanyalah milik-Mu tidak ada sekutu Bagi-Mu Ya Allah Keutamaan Haji-Ust. Muhibbin Bakrun, Lc
Page 4
www.cybermafaza.com 2013
Sesungguhnya panggilan Allah kepada manusia sudah ada sejak dahulu, sejak jaman Nabi Ibrahim a.s. Allah berfirman, “Wahai Ibrahim sampaikanlah kepada sekalian manusia bahwa Aku memanggil sekalian manusia untuk berkumpul pada hari Aku perintahkan manusia berHaji. Pernyataan ini sekaligus kecaman yang ditujukan kepada seseorang yang tidak segera berhaji atau memproses keberangkatannya dengan alasan masih menunggu panggilan dari Allah, karena sesungguhnya panggilan itu sudah nyata dan ada sejak jaman Nabi Ibrahim a.s.
ك َ ك الَ َش ِر ْي َ لَبَّ ْي
adalah sebentuk pernyataan bahwa niat haji kita bukan karena status kita
dikantor, atau ditempat kita tinggal, namun semata-mata karena Allah SWT.
ك َ َك إِ َّن ْال َح ْم َد َو النِّ ْع َمةَ ل َ ك لَبَّ ْي َ َ لadalah sebuah pengakuan bahwa, harta ِ ك َو ْال ُم ْل pangkat, jabatan, status, kehormatan, istri, anak beserta perhiasan dunia yang kita miliki dan kuasai semuanya itu adalah datang dari Allah dan merupakan milik Allah SWT.
ك َ َك ل َ الَ َش ِر ْيsemua nikmat itu aku syukuri dengan cara benci, takut dan enggan untuk berbuat syirik kepada-Mu Ya Allah. Jadi inti dari kalimat talbiyah ini adalah menegakkan kalimat Tauhid. Selesai ber-thawaf kita mendirikan sholat dua rekaat di belakang maqom Ibrohim, rekaat pertama suratan yang kita baca adalah surah Al Kafirun, sedangkan rekaat yang kedua suratan yang kita baca adalah surah Al Ikhlas. Melalui Surat Al Kafirun Allah bertanya kepada kita, “Mana dan siapa musuhmu? Kepada siapakah kesetiaanmu?”. Surat ini bertanya mengenai wala’ dan baro’. Tidaklah kami wahai Allah datang ke Rumah-Mu ini dengan membawa amalan-amalan kufur dan syirik, melainkan mengagungkan namamu dan menegakkan kalimat Tauhid.Adapun orang-orang kafir adalah musuh kami, yang kami tidak pernah “membeo” dan bersimpati kepada mereka, tidak pernah sedikitpun kami menyerahkan hati kami kepada mereka. Surah Al Ikhlas memberikan pelajaran kepada kita secara gamblang siapakah Allah itu. Dia memperkenalkan dirinya secara singkat dan jelas dalam surah ini. Dari semua rangkaian ibadah haji dan rangkaian bacaan-bacaannya kita melihat bahwa semuanya bermuara pada tauhid. Disinilah pentingnya mempersiapkan haji kita dengan ilmu mengenai tauhid, dan syirik. sehingga nantinya kita dapat mengetahui aktivitas-aktivitas yang dapat menodai bahkan menghapus nilai ibadah haji yang kita usahakan di hadapan Allah. Mengusap ka’bah, mengambil batu dan disimpan dengan keyakinan adanya kelebihan batu tersebut, termasuk diantara aktivitas yang merusak ketauhidan kita (syirik) Ada berbagai macam syirik yang patut diwaspadai mengancam keberhasilan ibadah haji yang kita upayakan, antara lain: a. Syirik doa. berdoa meminta kepada selain Allah SWT. b. Syirik niat, keliru niat dalam beribadah. Melaksanakan sholat dluha secara kontinyu dengan harapan supaya dapat kekayaan, melalukan amalan dzikir tertentu agar orang lain cinta dan memiliki kewibawaan dihadapan orang (pengasihan), adalah diantara contoh syirik niat yang sering dijumpai dimasyarakat. Bukankah mereka beribadah dengan cara yang benar? Jawabnya “Ya!”. Namun yang mendasar adalah bahwa sebenarnya motif dasar kita dalam beribadah adalah mengharapkan keridloan Allah. c. Syirkul-khouf (syirik dalam hal takut). Kekhawatiran yang berlebihan terhadap masa depan anak cucu, nanti setelahnya lulus kuliah apakah bisa mendapatkan pekerjaan Keutamaan Haji-Ust. Muhibbin Bakrun, Lc
Page 5
www.cybermafaza.com 2013
yang layak?. Membatasi memiliki anak tanpa sebab yang diterima syariat, karena khawatir kebanyakan anak, maka nanti justru menjadikan mereka semua tidak memiliki masa depan yang cerah, adalah sebagian dari contoh yang sering ada dimasyarakat kita. Bahwa sesungguhnya urusan rizki ini adalah urusan Allah. Maksimalkan ibadah kita sehingga aktifitas dunia kita adalah untuk kampung akhirat, senantiasa dicatat oleh Allah sebagai ibadah. Maka penting bagi mereka yang bergelar “haji” menghindari hal ini. d. Syirkul-mahabbah (syirik dalam hal cinta). Hobi atau kegemaran sebenarnya sangat manusiawi dimiliki oleh seseorang. Namun ketika sudah dalam batas yang tidak lagi proporsional-melebihi kecintaannya kepada Allah, maka hobi dapat mengganggu cinta kita kepada Allah.
dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu[106] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). [106] Yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah.
Seringkali kecintaan manusia terhadap sesuatu melalaikan dan memalingkannya dari Allah SWT. Dia menjadi lupa daratan, waktu, harta bahkan kebahagiaan keluargapun ikut dikorbankannya agar dia dapat menikmati hobi dan kegemarannya itu. Dia mencintai sesuatu sama dengan kadar cintanya kepada Allah. Allah membantahnya dengan, “Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah”. sehingga jelaslah bahwa kecintaan, kegemaran itu dekat sekali dengan keimanan. Lantas bagaimana cara kita melebihkan kecintaan kita kepada Allah lebih dibandingkan yang lain? Yakni dengan cara mencintai apapun didunia ini karena Allah. sehingga bila ada dalam kecintaan kita terhadap aktifitas atau kegemaran kita sesuatu yang menyebabkan Allah cemburu dan benci maka segera kita hilangkan penyebab kebencian Allah itu atau kita berpaling kepada aktifitas lain yang tidak mengandung penyakit yang sama atau serupa. Haji ini mendidik manusia untuk memiliki niat atau visi hidup yang jelas, menjadikan kehidupan ini semata-mata sebagai ladang amal mengharapkan ridlo Allah. Haji hendaknya menjadikan seorang muslim memiliki rasa harap, takut dan cinta yang proporsional terhadap kehidupan. Kesemua rasa harap, takut dan cinta, tidak lebih dari seujung kuku harap takut dan cinta kepada Allah SWT. Kesempitan dan kesulitan dalam hidup tidak menyebabkannya terjerumus pada musibah yang besar, yakni berburuk sangka dan “membunuh” keberadaan Allah dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana ungkapan yang lazim didengar, “mencari yang haram saja sulit setengah
Keutamaan Haji-Ust. Muhibbin Bakrun, Lc
Page 6
www.cybermafaza.com 2013
mati, apalagi mencari rizki yang halal”. Seseorang menjadi buta mata hati sehingga kehilangan kemampuan memilah yang benar dan salah. Seseorang yang hendak berhaji hendaknya, mencamkan hal ini dalam hatinya bahwa penting bagi dirinya untuk melihat sejauhmana kebersihan harta yang dijadikannya sebagai bekal haji. Taubat menjadi bekal utama persiapan hajinya. Hendaklah dia menguatkan tekad hatinya untuk membersihkan semuanya, “nabda’ min jadid” memulai segalanya dengan jalan yang baru. Menutup cerita lama dan membuka lembaran yang baru dengan meluruskan niat, membersihkan jiwa harta dan memurnikan ibadah serta ketaatan hanya kepada Allah. Inilah bekal utama seseorang dalam berhaji. Salah satu bentuk amalan syirik yang lazim dikenal di masyarakat kita diantaranya adalah Tathoyyur-Ath Thiyarah (pertanda sial). Kepercayaan yang sering menjadi mitos di tengah masyarakat, dianggap sebagai hal yang lumrah dan sepele namun ternyata adalah musibah yang besar dalam agama. Contoh yang lazim ditemui adalah merasa sial saat menabrak kucing dalam perjalanan. Macam tathoyyur antara lain:
1. Tathoyyur dengan hari contohnya meninggalkan kesibukan saat hari tertentumeninggalnya orang tua, selasa kliwon 2. Tathoyyur dengan bulan, bulan Suro lazimnya dilarang menyelenggarakan hajatan, karena dikhawatirkan akan tertimpa kesialan bila melanggar. 3. Tathoyyur dengan tahun, larangan melangsungkan hajatan di tahun saat kerabat dekat kita meninggal; Larangan menyelenggarakan dua hajatan ditahun yang sama. 4. Tathoyyur dengan angka, angka 13 disebutnya sebagai angka sial, sehingga sering di hindari dalam penomoran rumah dsb, 5. Tathoyyur dengan binatang. Suara-suara burung dan kedatangannya akan mengakibatkan kesialan dsb
ِّ ك ِّ َّللا ُ َع َ ْي ِ َو َس َّ َ َا َو َّ َّللا َ َّى ُ الط َي َر ٌ ْالط َي َر ُ شِ ر ِ َّ ُوو ِ َّ َعنْ َع ْب ِد ِ ْن َمسْ ُو ٍحد َعنْ َرس ِ َّللا ب ٌ ْشِ ر َّللا ُي ْ ِ ُب ُ ِبال َّل َو ُّك ِو َ َّ َّك َث َ ًثثا َو َما ِم َّنا ِ َّ َولَكِن
Dari Abdulloh bin Mas’ud, dari Rosululloh , beliau bersabda: “Thiyaroh adalah syirik, thiyaroh adalah syirik, (tiga kali). Dan tidaklah dari kita kecuali, tetapi Alloh menghilangkannya dengan tawakkal”. (HR. Abu Dawud, no: 3910; Tirmidzi, no: 1614; Ibnu Majah, no: 3538; Bukhori, di dalam Al-Adabul Mufrod, no: 909; dll; dishohihkan oleh Syaikh Salim Al-Hilali di dalam Al-Mausu’ah Manahi Syar’iyyah 1/103) Rasulullah SAW juga bersabda,
ِّ ُ َّللا ُ َع َ ْي ِ َو َس َّ َ َمنْ َر َّد ْل َّ َّللا َ َّى ْالط َي َر ُ مِن ِ َّ ْن َعم ٍحْرو َا َو َا َو َرسُو ُو ِ َّ َعنْ َع ْب ِد ِ َّللا ب َّ ِ ار ُ َ ل َِك َا َو أَنْ َيقُو َو أَ َح ُد ُ ْ ال َّ ُ َّ َ َخي َْر َ َّ َّللا َما َك ِ َّ َحا َ ٍح َف َق ْد أَ ْش َر َك َالُوا َيا َرسُو َو
ُك َ ُك َو َ ِلَ َ َ ْير َ ُك َو َ َطي َْر ِ َّ َط ْير َ َخ ْير Dari Abdulloh bin ‘Amr, dia berkata: Rosululloh n bersabda: “Barangsiapa yang dicegah untuk melakukan hajat yang dia inginkan oleh karena thiyarah, maka dia telah berbuat syirik. Para sahabat bertanya: “Wahai Rosululloh, apakah kaffarohnya?”. Beliau menjawab; “Dia mengatakan: “Wahai Alloh, tidak ada Keutamaan Haji-Ust. Muhibbin Bakrun, Lc
Page 7
www.cybermafaza.com 2013
kebaikan kecuali kebaikanMu, tidak ada kesialan kecuali kesialan yang telah Engkau takdirkan, dan tidak ada ilaah yang haq kecuali Engkau”. (HR. Ahmad 2/220; dll; dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Ash-Shohihah, no: 1065 dan oleh Salim Al-Hilali di dalam Al-Mausu’ah Manahi Syar’iyyah 1/104) Disinilah arti penting bagi seseorang yang akan menunaikan ibadah Haji atau bagi siapa yang sudah menunaikannya. Seseorang terlihat mahir sekali dalam menghapal dan merapalkan doa-doa haji dalam setiap kegiatannya, namun betapa sangat disayangkan begitu tiba kembali di tanah air, begitu kentalnya dengan bentukbentuk tathoyyur diatas. Lalu apa artinya sholat sunnah ba’da thowaf, atau doa-doa yang semuanya adalah kalimat Tauhid, bila dibandingkan dengan kehancuran amalannya setelah Haji. Justru perkara yang terbesar dan terpenting adalah bagaimana kita tetap menjaga kemurnian tauhid kita dari sejak berangkat haji, hingga nanti saat umur sudah dipenghujung. Seandainya tidaklah kita hapal doa-doa haji melainkan hanya kalimat tasbih, tidaklah menjadi masalah. Hapalan-hapalan doa tidak lagi menjadi penting dibandingkan ketundukan hati kita terhadap keTauhidan Allah. Haji adalah Hati. Kita renungkan hikmah dibalik setiap aktifitas ibadah Haji yang kita lakukan. Bila hinggap dalam hati kita perasaan sial, maka obatnya sebagaimana hadits diatas adalah dengan senantiasa bertawakkal kepada Allah kemudian disusul dengan doa yang sudah Rasulullah ajarkan diatas. Contoh diatas hanya sebagian kecil bentuk amalan syirik yang ada di masyarakat, masih ada amalan-amalan lain yaitu: sihir, ramalan, nusyrah (pengobatan melalui jin); ilmu nujum, Jimat dsb. Penting sekali bagi seseorang yang akan menunaikan haji untuk bertaubat dan membersihkan dirinya dari amalan-amalan diatas. Barangkali ada yang pernah dengan sengaja menanam susuk, atau memasang berbagai jenis jimat, maka semuanya harus di hapus dan dibersihkan untuk kesempurnaan amal paripurna kita ini. Apabila momentum haji ini kita manfaatkan untuk membuka lembaran baru bagaikan kita baru masuk Islam pertama kalinya – dengan taubat kita maka Islam akan menutup lembaran buruk kita, semuanya akan dianggap tidak ada. Dan hendaknya dia menjauhkan diri dari manusia yang merugi, yaitu siapa saja yang berhaji namun hapus semua amalannya karena dikotori dengan kesyirikan. Allah berfirman :
dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi.(Az-Zumar:65) Maka penting bagi setiap orang yang akan menunaikan Haji untuk menuntut Ilmu mengenai makna La ilaaha Illa-Allahu beserta syaratnya; Makna dan Rukun dan syarat Syahadat; Hal-hal yang membatalkan syahadat.
Keutamaan Haji-Ust. Muhibbin Bakrun, Lc
Page 8
www.cybermafaza.com 2013
3.
Mengagungkan Syiar Agama Allah.
30. Demikianlah (perintah Allah). dan Barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah[989] Maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. dan telah Dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta. [989] Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan ihram.
32. Demikianlah (perintah Allah). dan Barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah[990], Maka Sesungguhnya itu timbul dari Ketakwaan hati. [990] Syi'ar Allah Ialah: segala amalan yang dilakukan dalam rangka ibadat haji dan tempat-tempat mengerjakannya. Dalam keadaan apapun apabila seorang manusia mendengar sesuatu yang terkait dengan ibadah haji pasti akan merasakan perasaan ta’dzim dan takjub akannya, hati terasa berdebar-debar merasakan keagungan ibadah ini. Perasaan ini akan semakin berlipat-lipat manakala kita pernah datang berziarah kesana, maka akan ada perasaan rindu yang semakin menjadi. Apalagi apabila mendengar kalimat “Talbiyah dilantunkan, maka segala perasaan rindu, takjub dan ta’dzim membuncah sehingga tak dapat dilukiskan lagi. Demikianlah perasaan yang umum dialami oleh seseorang yang ada dalam hatinya keimanan, apabila disebutkan kepadanya lafadz Allah maka segera bertambah-tambah keimanannya. Maka apa bila seseorang tidak menemui dalam hatinya yang demikian maka haruslah dia menyadari bahwa tidaklah hatinya melainkan dalam kekerasan yang membatu jauh dari keimanan kepada Allah SWT. Akan halnya seseorang melihat kerumunan orang yang berthawaf mengelilingi Ka’bah, maka demikian pula perasaanya. Melihatnya bukan dengan tatapan mata kebosanan dan kejengkelan sebagaimana melihat antrian orang di ATM atau di kantor pos, melainkan dengan tatapan mata yang mengandung kerinduan dan tarikan besar untuk turut bergabung atau perasaan iri hati yang besar karena tidak mampu bergabung dengan mereka. Melihat orang berthawaf, bagaikan melihat pusaran air telaga yang segar. Kian lama memandangnya membuat seseorang tidak akan tahan berlama-lama kecuali untuk langsung terjun berenang kepadanya. Berbeda bila melihat orang berbaris, iringan bebek yang berjalan beriringan, atau kerumunan yang lain, pasti dilepasnya dengan tatapan mata yang biasa saja. 4. Memperbanyak Dzikir kepada Allah SWT 5. Usaha Untuk Mencintai Rasulullah SAW. Ibadah haji adalah upaya untuk mengenang jasa dan keutamaan para pendahulu. Bagaimana jerih payah Nabi Ibrahim a.s dan Ismail a.s. Tentang ketabahan dan keuletan Siti Hajar. Pergi hajinya seseorang adalah dalam rangka menziarahi negerinya Rasulullah SAW dan para shahabat, sehingga dengan lantaran pergi Haji maka seharusnya seseorang bertambah-tambah kecintaannya pada Rasulullah SAW dan para Shahabat ra. 6. Mengenang Jasa Para Pendahulu
Keutamaan Haji-Ust. Muhibbin Bakrun, Lc
Page 9
www.cybermafaza.com 2013
7.
8. 9. 10.
Beibadah Haji adalah saat seseorang bisa menekuni jejak perjuangan dan pengorbanan para pendahulu. Ketika menempuh perjalanan dari Arafah menuju Mina, sebuah perjalanan yang cukup melelahkan. Kiri dan kanan perjalanan akan disuguhi pegunungan pasir yang tandus. Pada pegunungan itu bisa dilihat tembok dengan tinggi sekira satu meter, mengelilingi gunung dibangun pada saat pemerintahan Khalifah Harun Ar Rasyid. Zubaidah istri beliau, mewakafkan seluruh harta kekayaannya untuk membangun tembok dan saluran air minum demi memenuhi kebutuhan para jamaah Haji, kita mengenalnya sebagai “ Ain Zubaidah”. Mengukuhkan Persaudaraan Sesama Muslimin. Persaudaraan Haji akan meninggalkan kesan persaudaraan yang indah dan sulit untuk hilang kesannya dari hati. Senda gurau dan candaannya begitu indah, semua sangat membekas. Salah satu manfaat safar (bepergian) adalah doa yang senantiasa dikabulkan oleh Allah SWT. Madharatnya adalah sifat asli seseorang akan terlihat, sehingga bila manusia memiliki kesadaran untuk menjaga keutuhan persaudaraan, maka akan meninggalkan bekas yang baik bagi akhlaknya. Apabila seseorang menetapkan diri untuk senantiasa memberikan pelayanan kepada yang lain, maka tidaklah dia menemukan dirinya kecuali berada dalam kemuliaan. Mengingatkan kepada Kampung Akhirat Meningkatkan Ketaqwaan Membangun Akhlak Mulia
Keutamaan Haji-Ust. Muhibbin Bakrun, Lc
Page 10
www.cybermafaza.com 2013
Keutamaan Haji-Ust. Muhibbin Bakrun, Lc
Page 11