PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
OLEH Murniyati Gobel Dakia N. Djou Asna Ntelu JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
ABSTRAK
Murniyati Gobel. 2013.“Penerapan Ejaan yang Disempurnakan pada Surat Pribadi Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 6 Gorontalo Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. H. Dakia N. Djou, M. Hum, Pembimbing II Dr. Hj. Asna Ntelu, M. Hum. Permasalahan dalam penelitian ini, adalah bagaimanakah penggunaan huruf kapital, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan penggunaam Ejaan yang Disempurnakan pada surat pribadi peserta didik kelas VII SMP Negeri 6 Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu metode deskriptif. Teknik yang dilakukan adalah teknik observasi, teknik tes, dan teknik dokumentasi. Sesuai dengan analisis data yang dilakukan, data yang diperoleh adalah (1) ejaan yang digunakan pada surat pribadi peserta didik belum mencerminkan ketentuan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, (2) penggunaan huruf kapital kesalahannya di awal kata, tengah kata dan akhir kata, (3) penulisan kata depan yang tidak terpisah, kata ganti dan partikel yang tidak serangkai,kata ulang tidak dibubuhi tanda hubung, (4) pemakaian tanda baca yang meliputi: Tanda titik, koma, tanda tanya, tanda seru, dan tanda hubung yang salah penggunaannya, (5) penghilangan tanda baca yang meliputi: Tanda titik, koma, tanda tanya dan tanda hubung yang banyak dihilangkan dalam kalimat Kata kunci: Penerapan, Ejaan yang Disempurnakan, Surat Pribadi
1
1. PENDAHULUAN Salah satu fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai alat komunikasi dan interaksi antar anggota masyarakat, yang bisa digunakan baik secara lisan maupun tertulis. Penggunaan kedua cara berkomunikasi tersebut bergantung pada situasi komunikasi. Apabila situasi tersebut tidak memungkinkan dilakukannya komunikasi secara lisan, maka komunikasi tersebut dapat dilakukan secara tertulis. Komunikasi yang dilakukan secara tertulis ini harus menggunakan bahasa yang baik. Ditinjau dari media atau sarana, bahasa dapat dibedakan dalam dua macam ragam bahasa, yaitu ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Bahasa lisan merupakan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara lisan, misalnya pidato, diskusi, seminar, dan lokakarya. Sedangkan bahasa tulis merupakan bahasa yang digunakan secara tertulis, misalnya menulis surat atau menulis karangan. Bahasa tulis merupakan pencerminan kembali dari bahasa lisan ke dalam bentuk simbol-simbol tertulis (Keraf, 1993:12). Alwi (2007:7) mengatakan bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan mengenai perbedaan antara ragam lisan dan ragam tulisan. Jika menggunakan sarana tulisan, maka berarti orang yang diajak berbahasa tidak berhadapan langsung. Oleh sebab itu, bahasa tulis harus lebih terang dan jelas. Karena bahasa yang digunakan tidak disertai gerak, atau anggukan sebagai tanda penegasan di pihak pembicara atau pemahaman di pihak pembaca. Itulah sebabnya, kalimat dalam ragam bahasa tulis harus lebih cermat. Hal kedua yang membedakan ragam lisan dan ragam tulisan berkaitan dengan ujaran, misalnya tinggi rendahnya suara serta irama dalam suatu kalimat. Seringkali kesulitan yang dialami ialah ketika melambangkan suatu ujaran ke dalam bentuk ejaan dan tata tulis. Dari kedua cara berkomunikasi tersebut, komunikasi secara tertulislah yang cenderung paling sulit, karena partisipan tidak dapat berinteraksi secara langsung dengan komunikan. Oleh karena itu, pihak komunikan harus memiliki keterampilan menulis dengan kaidah tata tulis atau ejaan untuk mempertegas situasi komunikasi dengan menggunakan tanda baca. Penggunaan tanda baca tersebut telah diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan untuk diperkenalkan dan dijadikan pedoman oleh masyarakat terutama dalam bentuk tulisan. Tulisan itu banyak ragamnya, salah satunya adalah surat. Dalam penelitian ini penulis mengambil kajian dalam menulis surat. Surat adalah sehelai kertas atau lebih yang digunakan untuk mengadakan komunikasi atau hubungan secara tertulis. Surat merupakan sarana untuk menyampaikan berbagai informasi secara tertulis dari pihak satu 2
kepada pihak yang lain, baik itu surat dinas maupun surat pribadi. Surat dinas adalah surat yang memuat persoalan kedinasan dan dibuat oleh instansi pemerintahan (Ali, 2009:10), sedangkan surat pribadi adalah surat yang dibuat dan dikirim oleh seseorang atas nama pribadi, bukan keperluan organisasi, instansi, perusahaan, dan lain-lain (Suprapto, 2004:116). Dari kedua sifat surat tersebut, surat yang cenderung menjadi penelitian penulis adalah surat pribadi yang ditulis oleh peserta didik SMP Negeri 6 Kota Gorontalo kelas VII Tahun Pelajaran 2012. Surat ini menggunakan batasan bahasa yang berbeda dengan jenis surat lainnya. Batasan bahasa tersebut merupakan ejaan yang meliputi penggunaan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca. Karena pemahaman serta kekeliruan dalam penggunaan ejaan akan mempengaruhi isi pesan yang ingin disampaikan. Oleh sebab itu, diharapkan setiap penulis yang membuat surat, baik itu seorang pengajar maupun peserta didik harus mampu memahami dan menggunakan EYD dalam surat dengan baik. Namun, kenyataannya penulis menemukan adanya ketidakpahaman
peserta didik
mengenai EYD, sehingga peserta didik kurang mampu menggunakan EYD dalam surat – menyurat. Akibatnya, kesalahan dalam penulisan surat itupun berulang kali dilakukan karena adanya kebiasaan buruk yang selalu dibenarkan oleh peserta didik. Misalnya dalam penggunaan kata ulang yang sudah tidak ditulis secara utuh, Hal ini tentunya sudah menyimpang dari kaidah dan tujuan pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan diakibatkan dari mengikuti model penulisan masa kini yang tidak taat lagi pada aturan EYD. Peserta didik saat ini cenderung menganggap surat pribadi itu tidak terlalu penting sehingga kesalahan yang telah dilakukan dalam penulisan surat pribadi itu dianggap tidak berpengaruh. Akibatnya kesalahan itupun berlanjut pada tulisan-tulisan berikutnya. 2. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif ini digunakan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang penggunaan EYD dalam surat pribadi yang ditulis peserta didik. Margono (1996:8) mengemukakan bahwa metode deskriptif berusaha memberikan dengan sistematika dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu dengan tujuan untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang dihadapi, mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, kemudian dijelaskan dan dianalisis. Dengan demikian, metode ini digunakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan di lapangan, yaitu menganalisis bentuk-bentuk kesalahan ejaan yang dilakukan peserta didik dalam 3
penulisan surat pribadi. Metode ini berusaha menggambarkan bentuk-bentuk kesalahan peserta didik kelas VII SMP Negeri 6 Gorontalo berdasrkan Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Surat merupakan salah satu wujud pemakaian bahasa secara tertulis. Oleh karena itu, penggunaan bahasa surat harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditetapkan, yaitu memperhatikan penggunaan ejaan yang disempurnakan (EYD). Setelah melakukan penelitian, ternyata penulis menemukan bahwa penerapan ejaan yang disempurnakan (EYD) belum mencerminkan ketentuan yang ditetapkan. Hal ini dapat dilihat pada sistematika penulisan surat pribadi yang tidak sempurna, penggunaan huruf kapital, penulisan kata yang meliputi: (a) kata ganti ku, (b) kata ganti mu, (c) kata depan di, ke, dan dari; (d) partikel -lah, -kah dan (e) kata ulang, penggunaan tanda baca yang terdiri dari: (a) pemakaian tanda titik (.), (b) pemakaian tanda koma (,), (c) pemakaian tanda seru (!), (d) pemakaian tanda tanya (?) dan (e) pemakaian tanda hubung (–), serta penghilangan tanda baca yang meliputi: a) penghilangan titik, b) penghilangan koma, c) penghilangan tanda tanya, dan d) penghilangan tanda hubung. a. Penulisan Huruf Kapital Huruf kapital adalah huruf besar. Penulisan huruf kapital yang benar biasanya ditulis pada huruf awal kalimat, pada nama orang, nama negara, dan lain sebagainya. Berikut ini contoh kesalahan dalam menerapkan huruf kapital pada surat pribadi peserta didik yang ditujukan kepada sahabatnya. 1) sahabaTku aRiF haRun Di sulawesi Tengah Dari bagian surat di atas, dapat dilihat beberapa huruf kapital yang salah penempatannya. Kesalahan itu ditulis pada pertengahan kata, penulisan nama orang yang tidak diawali dengan huruf kapital, serta penulisan nama daerah huruf kecil. Seharusnya bagian surat di atas harus ditulis dengan benar, yaitu sebagai berikut. Sahabatku Arif Harun di Sulawesi Tengah 2) Aku ingin sekali bertemu kamu lho mat 4
Kata yang bercetak miring di atas menunjukkan nama orang yang telah disingkat. Meskipun itu hanya singkatannya, sebaiknya penulisannya harus benar. Artinya nama orang harus ditulis dengan huruf kapital pada awal hurufnya. Oleh sebab itu, penulisan yang benar adalah seperti di bawah ini. Aku ingin sekali bertemu kamu lho, Mat 3) hai apa kabar? bagaimana keadaanmu? Telah dijelaskan bahwa huruf kapital itu dipakai pada awal kalimat. Namun, contoh di atas belum memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan. Seharusnya pada awal kalimat dan setelah tanda tanya harus diawali dengan huruf kapital. melihat kesalahan tersebut, maka penulisan yang benar adalah sebagai berikut. Hai, apa kabar? Bagaimana keadaanmu? b. Penulisan Kata Menurut kamus arti kata adalah kesatuan bunyi terkecil yang memiliki arti. Oleh sebab itu, setiap kata yang terdapat dalam unsur kalimat harus diperhatikan dengan baik agar tidak menimbulkan kesalahan dalam penulisannya. Namun, tidak sedikit orang melakukan kesalahan dalam menulis kata di dalam kalimat. Penulisan kata tersebut meliputi: 1) Kata ganti ku, mu Kata ganti ku ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti dan mendahului. Sedangkan kata ganti mu ditulis serangkai dengan kata yang mendahului. Misalnya: a. Ku tunggu kabarmu Penulisan kata yang bercetak miring tersebut belum tepat, sebaiknya ditulis serangkai seperti berikut. Kutunggu kabarmu b. Aku ingin sekali bertemu dengan mu. contoh kata yang bercetak miring di atas penulisannya pun belum tepat. Seharusnya ditulis serangkai sebagai berikut. Aku ingin sekali bertemu denganmu. 2) Kata depan Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada,daripada. Kata depan 5
yang tidak ditulis secara terpisah berarti sudah menyalahi ketentuan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia. Seperti yang terlihat pada beberapa contoh berikut ini. a. Kalau liburan nanti kamu berkunjung kerumahku ya… Kata depan ke pada penggalan surat di atas seharusnya ditulis secara terpisah, sebab kata yang mengikutinya menunjukan tempat. Dengan demikian, penulisan yang tepat pada kalimat di atas adalah sebagai berikut. Kalau liburan nanti kamu berkunjung ke rumahku ya… b. Apakah disana kakak nyaman?... Kata depan di yang diikuti kata yang menunjukan tempat sebaiknya ditulis secara terpisah. Penulisan yang benar pada kata depan di atas adalah Apakah di sana Kakak nyaman?... c. Sejak kau tak ada disini… Kalimat yang dicetak miring di atas menunjukan penulisan kata depan yang salah. Kata sini menunjukan tempat, sehingga harus ditulis terpisah dengan kata depan di. Oleh sebab itu, perbaikan penulisan kata depan yang benar adalah seperti berikut ini. Sejak kau tak ada di sini… d. Banyak kenangan yang tak terlupakan di saat kita masih SD Penggunaan kata depan tersebut di atas menunjukan penggunaan kata depan yang salah. Kata depan tersebut tidak dibenarkan diikuti oleh kata yang menunjukan waktu. Dengan demikian, kata depan di sebaiknya diganti dengan kata pada. Sehingga kalimat tersebut menjadi sebagai berikut. Banyak kenangan yang tak terlupakan pada saat kita masih SD 3) Kata ulang atau Bentuk ulang Bentuk ulang merupakan kata berulang yang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Apabila kata berulang terssebut tidak ditulis secara lengkap, Berikut ini adalah contoh kesalahan peserta didik dalam menulis surat pribadi dengan menggunakan kata ulang yang salah. a. Aku ingin sekali bertemu kamu dan teman” yang lain. Bentuk ulang di atas belum menunjukan bentuk ulang yang sempurna, perbaikan yang tepat pada bentuk ulang tersebut adalah sebagai berikut. Aku ingin sekali bertemu kamu dan teman-teman yang lain. 6
b. Aku ingin sekali mengobrol dengan kamu, curhat2an, dll Bentuk ulang di atas merupakan bentuk ulang yang kurang tepat. Oleh sebab itu, perbaikan yang tepat untuk bentuk ulang tersebut adalah sebagai berikut. Aku ingin sekali mengobrol dengan kamu, curhat-curhatan, dan lain-lain. 4) Partikel -lah, -kah Partikel –lah, -kah ditulis serangkai dengan kata yang medahului. Misalnya: a) Pergi lah! Jangan lupa kirim surat ya Kata yang bercetak miring tersebut seharusnya ditulis serangkai sehingga menjadi pergilah! Jangan lupa kirim surat ya b) Apa kah kamu masih menanam bunga? Seharusnya kata yang bercetak miring tersebut ditulis serangkai dan menjadi apakah kamu masih menanam bunga? c) Jangan lah kamu melupakan aku. Seharusnya penggalan surat tersebut menjadi sebagai berikut. Janganlah kamu melupakan aku. c. Penggunaan Tanda Baca 1) Penggunaan Tanda Titik ( . ) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Namun, tanda titik tidak dibenarkan dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat. Di bawah ini beberapa contoh yang menggunakan tanda titik yang salah, yaitu: a. Sahabatku. Nirmala Lanti Di Sanger. Penggunaan tanda titik pada akhir alamat surat di atas sebagaimana dijelaskan sebelumnya tidak dibenarkan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. oleh sebab itu, tanda titik pada akhir alamat surat di atas harus dihilangkan. Perbaikan yang tepat pada alamat surat di atas adalah sebagai berikut. Sahabatku Nirmala Lanti di Sanger 7
b. Sahabatmu Ayu Lestari. Rohani Penggunaan tanda titik setelah nama pada alamat surat di atas menunjukan penggunaan tanda titik yang salah. Seharusnya tidak menggunakan tanda titik. Sebab, kata Lestari merupakan nama orang yang ditulis secara keseluruhan bukan singkatan. Jadi, perbaikan yang tepat adalah sebagai berikut. Sahabatmu Ayu Lestari Rohani c. Gorontalo. 22 Agustus 2012 Pebggunaan tanda titik setelah nama tempat di atas merupakan penggunaan tanda titik yang salah. Untuk itu, perbaikan yang tepat pada kesalahan di atas adalah Gorontalo, 22 Agustus 2012 2) Penggunaan Koma ( , ) a. Aku ingin sekali bertemu kamu. Kamu pasti tambah cantik, Assifa yang baik, apakah kamu sudah lupa sama aku? Penggunaan tanda koma setelah kata cantik di atas menunjukan penggunaan tanda koma yang salah. Perbaikan yang tepat adalah sebagai berikut. Aku ingin sekali bertemu kamu. Kamu pasti tambah cantik. Assifa yang baik, apakah kamu sudah lupa sama Aku? b. Apakah kamu masih ingat lapangan yang dulu tempat bermain bola kaki, Penggunaan koma di atas tidak tepat karena tidak sesuai dengan EYD. Perbaikan yang tepat adalah sebagai berikut. Apakah kamu masih ingat lapangan yang dulu tempat bermain bola kaki? c. Sahabatku, Puput Di Jakarta Penggunaan koma di atas tidak menunjukan penulisan yang baik. Dengan demikian perbaikan yang tepat adalah sebagai berikut. Sahabatku Puput di jakarta 8
3) Penggunaan Tanda Tanya ( ? ) Tanda tanya secara umum dipakai pada akhir kalimat tanya. Oleh karena itu, setiap pemakaian kata tanya harus diakhiri dengan tanda tanya. Apabila tidak mengakhirinya dengan tanda tanya, maka akan menyalahi ketentuan pedoman umum EYD. Adapun contoh kalimat yang salah dalam menggunakan tanda tanya adalah sebagai berikut. a. Aku ingin sekali bertemu kamu lho mat? Pemakaian tanda tanya pada akhir kata di atas menunjukan penggunaan tanda tanya yang tidak tepat. Seharusnya dipakai tanda titik saja, karena kalimat tersebut tidak menunjukan kalimat tanya. b. Salam persahabatan? Kalimat di atas bukan merupakan kalimat tanya, maka sebaiknya tidak menggunakan tanda tanya. 4) Penggunaan Tanda Seru ( ! ) Penggunaan tanda seru yang benar sebaiknya dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan ataupun rasa emosi yang kuat. Apabila terdapat kalimat yang bukan merupakan seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan ataupun rasa emosi yang kuat menggunakan tanda seru ( ! ), maka itu menunjukan penggunaan tanda seru yang salah. Seperti terlihat pada contoh berikut ini. -
Bagaimana keadaan kota Surabaya sekarang? Lebih maju bukan! Penggunaan tanda seru di akhir kalimat di atas tidak tepat. Sebab itu bukan kalimat
seruan, melainkan kalimat tanya. Oleh sebab itu, sebaiknya dipakai tanda tanya (?), maka perbaikan yang tepat adalah sebagai berikut. Bagaimana keadaan kota Surabaya sekarang? Lebih maju bukan? 5) Penggunaan Tanda Hubung ( - ) Tanda hubung berarti menyambung unsur-unsur kata ulang. Penggunaan tanda hubung yang salah contohnya sebagai berikut. a. Kalau ada liburan panjang aku akan berlibur ke Makasar bertemu kamu dan teman”. Penggunaan tanda hubung pada bentuk ulang di atas tidak tepat. Perbaikan yang tepat adalah sebagai berikut. Kalau ada liburan panjang aku akan berlibur ke Makasar bertemu kamu dan teman-teman. b. Apakah kamu sehat2 saja? 9
Pemakaian tanda hubung yang terdapat pada penggalan kalimat surat di atas merupakan penggunaan tanda hubung yanh salah. Perbaikan yang tepat adalah sebagai berikut. Apakah kamu sehat-sehat saja? d. Penghilangan Tanda Baca 1) Penghilangan Titik ( . ) Penghilangan titik berarti kalimat yang seharusnya diakhiri dengan titik malah tidak diakhiri dengan titik. Berikut ini beberapa contoh kalimat yang ditulis peserta didik dalam surat pribadi yang mengalami penghilangan titik, yaitu sebagai berikut. a. Lapangan yang menjadi tempat bermain bola kita sekarang sudah dibangun rumah Kalimat pada penggalan surat di atas mengalami penghilangan titik di akhir kata. Dengan demikian, perbaikan yang tepat pada kalimat di atas adalah sebagai berikut. Lapangan yang menjadi tempat bermain bola kita sekarang sudah dibangun rumah. b. Sekarang teman-teman yang lain sudah tidak bersahabat denganku karena mereka sudah sombong padaku Sebagaimana contoh yang lain, kalimat di atas pun mengalami penghilangan titik di akhir kalimat. Seharusnya kalimat tersebut diakhiri dengan tanda titik, yaitu seperti berikut. Sekarang teman-teman yang lain sudah tidak bersahabat denganku karena mereka sudah sombong padaku. 2) Penghilangan Koma ( , ) Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Apabila di antara yang telah disebutkan di atas mengalami penghilangan koma, maka itu menunjukan penulisan yang salah. Seperti yang terlihat pada contoh penggalan surat berikut ini. a. Gorontalo 30 November 2012 Penulisan nama tempat di atas mengalami penghilangan koma. Perbaikan yang tepat adalah sebagai berikut. Gorontalo, 30 November 2012 b. Nov sekian dulu ya … Penggalan kalimat surat tersebut mengalami penghilangan koma. Dengan demikian perbaikan yang tepat adalah sebagai berikut. Nov, sekian dulu ya … 10
3) Penghilangan Tanda Tanya ( ? ) Contoh penghilangan tanda tanya yang dilakukan peserta didik dalam menulis surat adalah sebagai berikut. -
Kamu masih mendapat piala sepak bola bukan Kalimat di atas merupakan kalimat yang mengalami penghilangan tanda tanya.
Perbaikannya adalah sebagai berikut. Kamu masih mendapat piala sepak bola bukan? 4) Penghilangan Tanda Hubung ( - ) Contoh penghilangan tanda hubung pada penggalan surat pribadi peserta didik adalah sebagai berikut. -
Kapan ya, kita berkumpul bersama sama lagi? Kalimat di atas mengalami penghilangan tanda hubung. Sebaiknya, kapan ya, kita berkumpul bersama-sama lagi?
4. PENUTUP Surat merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi secara tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Sebagai sarana komunikasi tertulis surat harus ditulis dengan benar sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Surat terdiri dari dua jenis, yaitu surat yang bersifat dinas dan surat yang bersifat pribadi. Surat dinas adalah surat yang ditulis untuk kepentingan lembaga, instansi, dan sebagainya. Sedangkan surat pribadi adalah surat yang berasal dari pribadi seseorang yang ditujukan kepada pihak lain, baik itu sahabat, kenalan, maupun keluarga. Pada penelitian ini, peneliti mengambil surat pribadi sebagai fokus penelitian. Meskipun surat pribadi bukan merupakan surat resmi, akan tetapi tata cara penulisan dalam sebuah surat harus diperhatikan, dalam hal ini adalah memperhatikan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tulisan surat pribadi peserta didik belum mencerminkan tulisan yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Untuk itu, peneliti menguraikan hasil penelitian menyangkut kesalahan-kesalahan peserta didik dalam menulis surat pribadi sebagai berikut. 1. Pemakaian huruf kapital berjumlah 979 kesalahan dari seluruh peserta didik; 2. Penulisan kata seluruhnya berjumlah 188 kali kesalahan; 11
3. Pemakaian tanda baca 166 kesalahan; 4. Penghilangan tanda baca 129 kesalahan. Berdasarkan rekapitulasi jenis kesalahan, peserta didik yang membuat kesalahan sesuai dengan komponen ejaan yang tersebut di atas adalah sebagaimana diuraikan berikut ini. Untuk pemakaian huruf kapital berjumlah 76 peserta didik, penulisan kata ganti ku, mu berjumlah 48 peserta didik, penulisan kata depan berjumlah 28 peserta didik, penulisan kata ulang berjumlah 11 peserta didik, penulisan partikel lah, kah berjumlah 6 peserta didik. Untuk pemakaian titik berjumlah 40 peserta didik, pemakaian koma berjumlah 18 peserta didik, pemakaian tanda tanya berjumlah 21 peserta didik, pemakaian tanda seru berjumlah 15 peserta didik, pemakaian tanda hubung berjumlah 10 peserta didik. Sedangkan untuk penghilangan tanda titik berjumlah 32 peserta didik, penghilangan koma berjumlah 38 peserta didik, penghilangan tanda tanya berjumlah 11 peserta didik, dan penghilangan tanda hubung 2 peserta didik.
12