PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK TEKS BERITA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO SISWA KELAS VIII H SMP NEGERI 1 SEDATI-SIDOARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Arif Tri Purwaningsih Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia diketahui bahwa dalam pembelajaran mendengarkan di kelas VIII H SMP Negeri 1 Sedati masih diterapkan dengan cara sederhana yakni melalui alat ucap guru dan siswa. Hal ini menyebabkan siswa kurang berminat atau bersemangat dalam pembelajaran mendengarkan sehingga dapat berpengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran mendengarkan. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini ialah bagaimanakah peningkatan proses dan kemampuan mendengarkan teks berita melalui metode kooperatif tipe Think – Pair – Share dengan penggunaan media elektronik siswa VIII H SMP Negeri 1 Sedati tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK), yang dalam pelaksanaannya dilakukan sebanyak dua siklus pembelajaran yang masing-masing memiliki tahapan perencanaan, implementasi, observasi, dan refleksi. Kata Kunci: peningkatan, menyimak, teks berita, media audio SMP Negeri 1 Sedati merupakan salah satu sekolah di Sidoarjo yang sedang berkembang dan berbenah dalam berbagai hal, termasuk hal peningkatan pembelajaran. Oleh sebab itu, sekolah ini tidak menutup kemungkinan terhadap adanya penelitian yang bersifat perbaikan atau peningkatan pembelajaran, baik yang dilakukan oleh guru di sekolah tersebut maupun dari pihak luar. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara sederhana yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di diketahui bahwa dalam pembelajaran mendengarkan di kelas VIII H SMP Negeri 1 Sedati masih
menggunakan cara-cara lama yang konvensional yaitu ceramah dan belum menggunakan media elektronik meskipun media yang dibutuhkan telah tersedia di sekolah tersebut. Pembelajaran mendengarkan masih diterapkan dengan cara sederhana yakni melalui alat ucap guru dan siswa. Hal ini menyebabkan siswa kurang berminat atau bersemangat dalam pembelajaran mendengarkan sehingga dapat berpengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran mendengarkan. Dapat disimpulkan akar masalah tersebut adalah kurang maksimalnya penerapan macam-
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 95
macam metode pembelajaran dan penggunaan media dalam pembelajaran mendengarkan dan kurangnya penekanan akan pentingnya mendengarkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Penggunaan media yang sesuai secara maksimal pada setiap pokok bahasan dalam pembelajaran akan menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi dasar. Sejalan dengan hal di atas melalui penerapan metode kooperatif tipe Think – Pair – Share dipilih sebagai alternatif tindakan dalam pengajaran mendengarkan karena metode ini dianggap sebagai cara yang efektif untuk mengerahkan sebuah potensi siswa sehingga siswa lebih termotivasi selama mengikuti proses belajar mengajar yang berdampak positif pada hasil belajarnya. Berdasarkan latar belakang di atas, dilakukan penelitian peningkatan terhadap kemampuan mendengarkan siswa dengan cara memaksimalkan media elektronik yang sudah ada melalui metode kooperatif tipe Think – Pair – Share agar siswa lebih berminat dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran mendengar-kan sehingga dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Selain penggunaan media elektronik secara maksimal, metode kooperatif tipe Think – Pair – Share yang tepat guna dan efisien serta inovatif juga mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima materi yang disampaikan dalam pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya secara umum masalah yang dikaji dalam penelitian ini ialah bagaimanakah peningkatan kemampuan mendengarkan teks berita melalui metode kooperatif tipe
Think – Pair – Share dengan penggunaan media elektronik siswa VIII H SMP Negeri 1 Sedati tahun pelajaran 2012/2013 Dari masalah umum di atas, penelitian ini akan mengkhususkan pada masalah sebagai berikut. Bagaimana peningkatan proses belajar mengajar dalam pembelajaran mendengarkan teks berita melalui metode Think-Pair-Share dengan media elektronik pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Sedati tahun pelajaran 2012/2013? Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Sedati tahun pelajaran 2012/2013 dalam pembelajaran mendengarkan teks berita melalui penerapan metode kooperatif tipe Think – Pair – Share dengan penggunaan media elektronik? Berdasarkan rumusan masalah di atas, masalah ini akan dipecahkan melalui penerapan metode kooperatif Think – Pair – Share dengan penggunaan media elektronik secara maksimal. Masalah ini akan diusahakan penyelesaiannya dalam beberapa siklus secara bertahap. Dalam hal ini peneliti merencanakan penyelesaian masalah dalam dua siklus. Bila dalam pelaksanaannya masih belum tercapai maka peneliti akan mengusahakan penyelesaian masalah ini dalam siklus ketiga. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan teks berita melalui penerapan metode kooperatif Think – Pair – Share dengan penggunaan media elektronik siswa VIII H SMP Negeri 1 Sedati tahun pelajaran 2012/2013.
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 96
Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah sebagai berikut. Pertama mendeskripsikan peningkatan proses belajar mengajar dalam pembelajaran mendengarkan teks berita melalui metode Think-Pair-Share dengan metode elektronik pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Sedati tahun pelajaran 2012/2013. Kedua mendeskrip-sikan peningkatan hasil belajar siswa VIII H SMP Negeri 1 Sedati tahun pelajaran 2012/2013 dalam pembelajaran mendengarkan teks berita melalui penerapan metode kooperatif tipe Think – Pair – Share dengan penggunaan media elektronik. Menurut Arends (dalam Ibrahim, 2010:7-9) model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya pembelajaran penting yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap individu dan pengembangan keterampilan sosial. Think – Pair – Share merupakan cara yang efektif untuk mengubah pola diskusi di dalam kelas. Metode ini mempunyai kelebihan yakni dapat diterapkan dalam lingkungan kelas yang besar dan tidak membutuhkan waktu yang lama dalam pengaturan kelompok, karena strategi ini terdiri atas dua orang berpasangan. Metode Think –Pair –Share diterapkan untuk mengupayakan peningkatan isi akademik atau mengecek pemahaman siswa terhadap isi materi tertentu dan memberi siswa waktu yang lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling membantu. Strategi Think –Pair – Share tumbuh dari penelitian pembelajaran kooperatif dan waktu tunggu. Ini merupakan cara yang efektif untuk
mengubah pola diskusi di dalam kelas. Strategi ini menantang asumsi bahwa seluruh resitasi dan diskusi perlu dilakukan didalam setting seluruh kelompok. Menurut Ibrahim (2010: 26) langkah-langkah pembelajaran Think –Pair – Share adalah sebagai berikut. Thinking (Berpikir) Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. Pairring (Berpasangan) Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan. Sharring (Berbagi) Guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan. Guru bukan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan dan fungsinya dalam proses belajar mengajar sangat penting. Hasil teknologi yang dimaksud bisa dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar berupa media pendidikan. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 97
berarti perantara atau (Sadiman, 2007:6).
pengantar
METODE Pada artikel peneliti ini memaparkan secara sistematis rancangan penelitian, subjek penelitian variabel yang diteiti, data dan teknik pengumulan data, teknik analisis data, instrumen analisis data, dan prosedur penelitian. Penelitian berjudul Peningkatan Kemampuan Mendengarkan Teks Berita Melalui Penerapan Metode Kooperatif Think – Pair – Share dengan Penggunaan Media elektronik Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 1 Sedati Tahun Pembelajaran 2012/2013 ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam penelitian ini peneliti ingin memperbaiki dan meningkatkan kemampuan mendengarkan siswa melalui penerapan metode kooperatif Think – Pair – Share dengan pemanfaatan media elektronik secara maksimal, bukan lagi mendengarkan sebagai pokok bahasan selingan atau sekedarnya saja. Dalam melaksanakannya, penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus pembelajaran yang masing-masing memiliki empat tahapan pelaksanaan sebagai berikut. Tahap perencanaan berisi rencana tindakan apa yang akan dilakukan, mempersiapkan (RPP),silabus, media, instrumen penelitian dan alat observasi baik untuk peneliti maupun untuk siswa yang berfungsi mencatat segala kegiatan yang berlangsung saat kegiatan belajar mengajar. Implementasi dan Observasi Tahap implementasi berisi upaya perbaikan apa yang akan
dilakukan dan bagaimana kegiatan belajar mengajar berlangsung. Selama penelitian ada dua orang observer nopartisipasi dan seorang observer partisipan yang akan memberikan penilaian sesuai dengan instrumen yang tersedia. Refleksi Tahap refleksi merupakan kegiatan mengidentifikasi pengetahu-an awal siswa terhadap materi dan melakukan apersepsi materi dalam upaya mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan. Revisi HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data dari lembar observasi berupa pengamatan aktivitas guru dan siswa pada setiap siklus pembelajaran, hasil tes kemampuan siswa pada setiap siklus. Data hasil observasi terdiri atas data aktivitas guru dan data aktivitas siswa Data aktivitas guru digunakan untuk mengetahui aktivitas guru. Kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan metode kooperatif Think – Pair – Share dalam pembelajaran mendengarkan teks berita. Data pengamatan aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan metode kooperatif Think – Pair – Share. Siklus I Siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2013 jam pelajaran kesatu dan kedua di kelas VIII H. Jumlah siswa kelas VIII H sebanyak 26 siswa terdiri atas 15 siswa
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 98
perempuan dan 11 siswa laki-laki. Pada proses pembelajaran siklus I, semua siswa hadir. Perencanaan penelitian yang dilakukan pada siklus pertama terdiri atas menyediakan rencana pembelajaran, lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa, menyiapkan media pembelajaran teks berita berupa rekaman vidio , instrumen tes (siklus I). Kegaiatan perencanaan pada siklus pertama ini berisi berbagai kegiatan yang dilakukan oleh guru, sehingga semua komponen yang telah direncanakan dapat dikelola dengan baik. Persiapan yang dilakukan oleh guru adalah menyiapkan rencana pembelajaran yang berisi langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran mendengarkan teks berita ini mencerminkan adanya penerapan metode kooperatif Think – Pair – Share. Menurut Ibrahim (2012 : 26) langkah-langkah pembelajaran Think – Pair – Share adalah sebagai berikut. 1) Thinking (Berpikir) Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. 2) Pairring (Berpasangan) Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
3) Sharring (Berbagi) Guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan. Pada kegiatan awal disediakan waktu 20 menit. Pada awal pelaksanaan pembelajaran,siswa dan guru mengatur ruangan agar tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Guru memberikan penjelasan tentang metode yang digunakan yaitu metode kooperatif Think – Pair – Share. Pada kegiatan inti disediakan waktu 40 menit. Kegiatan inti pembelajaran, guru mulai mengajukan pertanyaanpertanyaan berkaitan dengan berita. Pada akhir pembelajaran disediakan waktu 20 menit, guru membantu siswa dari tiap-tiap kelompok untuk melakukan refleksi pembelajaran yang sudah berlangsung, kemudian guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran mendengarkan teks berita. Pertemuan pertama pembelajaran pun selesai seiring dengan selesainya tanya jawab tentang berita yang telak disaksikan. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu,15 Mei 2013 pada jam ke-5-6 pukul 09.4511.00 WIB. Pada pertemuan kedua ini guru mengawali dengan mengaitkan pembelajaran sekarang dengan pembelajaran kemarin untuk menyegarkan kembali ingatan siswa. Guru meminta salah satu siswa untuk memberikan ulasan tentang berita berdasarkan pembelajaran kemarin.
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 99
Siswa dapat menjawab dengan jawaban yang cukup bagus. Memasuki kegiatan inti pembelajaran, guru mengkondisikan siswa dengan meminta untuk tetap tenang, duduk dengan posisi yang baik, dan mematikan semua laptopnya untuk siap menyaksikan atau mendengarkan berita yang akan ditayangkan oleh guru. Setelah siswa siap untuk mendengarkan berita dengan baik maka guru segera menayangkan vidio rekaman berita yang berjudul “ Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Dibubarkan” di LCD (Liquit Cristal Display). Berita tersebut tentang keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) membubarkan rintisan sekolah bertaraf internasional. Rekaman berita ditayangkan dua kali. Setelah penayangan berita selesai, guru membagikan lembar evaluasi yang berbentuk tes objektif. Siswa diberikan waktu 20 menit untuk mengerjakan. Selama proses pembelajaran terdapat dua pengamat yang mengamati proses pembelajaran dan memberikan penilaian berdasarkan intrumen yang telah tersedia. Selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung, dilakukan pengamatan untuk memantau aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajarmengajar pada putaran pertama atau siklus I.. Data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada pertemuan pertama yang merupakan siklus pertama selama kegiatan belajar-mengajar Data hasil tes kemampuan siswa digunakan untuk mengetahui kemampuan dan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar-mengajar mendengarkan teks berita dengan
menerapkan metode kooperatif Think – Pair – Share. Data pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan belajar-mengajar siklus pertama ditunjukkan bahwa ada 7 (tujuh) aktivitas siswa yang tidak muncul Hasil pengamatan menunjukkan aktivitas yang muncul lebih kecil daripada aktivitas yang tidak muncul. Hasil belajar siswa pada siklus I menggambarkan bahwa siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 adalah 17 siswa, sedangkan yang memperoleh di bawah 75 adalah 9 siswa. Ini berarti siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 hanya 65.38%. Nilai rata-rata 76.15. Berdasarkan pengamatan dan data nilai siswa yang telah dilaksanakan pada siklus pertama dapat diketahui bahwa aktivitas guru dan siswa belum optimal. Dalam siklus pertama ini terlihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sudah cukup baik. Namun, masih ada siswa yang masih belum tuntas memenuhi SKM yaitu mencapai nilai 75 keatas, yang telah ditetapkan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Revisi Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan hasil refleksi, proses pembelajaran siklus I masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan pelaksanaannya. Siklus II Siklus II dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2013 jam pelajaran kelima dan keenam di kelas VIII H SMP Negeri 1 Sedati Sidoarjo. Kegiatan perencanaan pada siklus kedua ini berisi berbagai kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus pertama.
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 100
Pembelajaran mendengarkan teks berita melalui metode ThinkPair-Share pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Mei 2013 jam ke-5-6. Pada awal pelaksanaan pembelajaran guru mengontrol kondisi ,siswa dan kelas. Masuk pada pembelajaran inti guru mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan berita yang telah dijelaskan pada hari sebelumnya. Siswa putra duduk dengan sesama siswa putra dalam dua deret bangku ke belakang. Siswa putri duduk dengan sesama siswa putri dalam dua deret bangku di belakang siswa putra. . Siswa tampak sangat bersemangat dan saling mengingatkan satu sama lain untuk berkonsentrasi dan tidak membuat kegaduhan. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Mei 2013 pada jam pelajaran ke-5 dan 6 pukul 09.45 – 11.05 WIB. Pada pertemuan pertama siklus II ini kegiatan awal dimulai dengan melakukan tanya jawab mengenai pembelajaran pertemuan pertama serta meminta siswa mengemukakan kesulitan yang dialami pada pertemuan pertama. Memasuki kegiatan inti pembelajaran, guru mengondisikan siswa agar siap mendengarkan berita yang akan ditayangkan oleh guru. Pada akhir pembelajaran, guru membantu siswa untuk melakukan refleksi pembelajaran yang sudah berlangsung, kemudian guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelaajran mendengarkan teks berita. Selama kegiatan belajarmengajar berlangsung, dilakukan pengamatan untuk memantau aktivitas guru dan siswa dalam
kegiatan belajar-mengajar pada putaran kedua atau siklus II. Pengamatan terhadap aktivitas guru pada pertemuan kedua yang merupakan siklus kedua. Data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada siklus kedua Pada pembelajaran siklus II ini hanya ada dua aktivitas yang tidak muncul yaitu mendengarkan penjelasan materi dan mendiskusikan pekerjaannya dengan kelompok lain. Berdasarkan pengamatan dan data nilai siswa yang telah dilaksanakan pada siklus kedua dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar diperoleh informasi bahwa pada putaran kedua atau siklus kedua sudah menunjukkan adanya aktivitas guru dan siswa secara optimal atau hasil yang lebih baik. Hasil evaluasi belajar siswa metunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa sudah mengalami peningkatan yaitu 80.19. Dalam siklus kedua ini terlihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sudah cukup baik. Siswa yang tuntas memenuhi SKM yaitu mencapai nilai 75 keatas sudah meningkat dari 17 menjadi 21 siswa. Berdasarkan hasil pengamatan guru peneliti yang sekaligus sebagai pengajar dan dari refleksi yang telah dilakukan, masih ada aktivitas negatif yang muncul pada siklus kedua. Meskipun pada siklus II ini masih muncul aktivitas negatif, pembelajaran mendengarkan teks berita dianggap sudah selesai, dan masalah yang ada akan diselesaikan pada kompetensi dasar yang lain. dapat dinyatakan bahwa pembelajaran mendengarkan teks berita dari radio atau televisi melalui metode Think-Pair-Share siklus I dan siklus II sudah mampu
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 101
meningkatkan keterampilan mendengarkan siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Sedati. Secara klasikal nilai mendengarkan teks bertia pada siklus I belum mencapai ketuntasan, sedangkan pada siklus II sudah sudah mencapai ketuntasan. Hal ini menunjukkan bahwa PTK pada putaran kedua atau siklus II sudah menghasilkan suatu perubahan, baik dari proses pembelajaran maupun hasil belajar. Data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru ditunjukkan bahwa ada satu aktivitas guru yang tidak baik yaitu memotivasi siswa. Ada empat aktivitas guru yang kurang baik yaitu menyampaikan tujuan, mengaitan pelajaran, menjelaskan tugas, dan memberi penghargaan pada siswa. Ada empat aktivitas guru yang cukup baik yaitu membantu mengorganisasikan siswa, membantu siswa dalam metode TPS, melakuakn evaluasi, dan membantu siswa melakukan refleksi. Satu aktivitas guru yang tidak baik dan empat aktivitas guru yang kurang baik itu perlu ditingkatkan pada siklus ke-2. Aktivitas yang cukup baik harus dipertahankan pada siklus ke-2. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan, penerapan pembelajaran mendengarkan berita dalam kegiatan belajar-mengajar yang telah dilakukan selama dua siklus telah terbukti berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan siswa kelas VIII H. Dari pelaksanaan tindakan selama penelitian dan hasil analisis terhadap data yang telah diperoleh, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
Aktivitas guru dalam kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan metode kooperatif Think – Pair – Share dalam pembelajaran mendengarkan berita menunjukkan adanya peningkatan dan menjadi lebih baik, yaitu membantu siswa menyelesaikan masalah dengan berpikir (thinking), berdiskusi dengan teman sebangku atau pasangannya ( pairing), dan berbagi dengan pasangan yang lain (sharring) dalam pembelajaran mendengarkan berita. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai hasil belajar. Siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas pada siklus pertama 17 siswa (65. 38 %), dan pada siklus kedua 21 siswa dengan menunjukkan persentase (80.76 %). Selain itu, aktivitas siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Sedati Sidoarjo dalam kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan metode kooperatif Think – Pair – Share dalam pembelajran mendengarkan berita juga menunjukkan adanya peningkatan dan menjadi lebih baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya kemunculan aktivitas dalam pembelajaran yaitu pada siklus pertama (4 siswa) dengan persentase (36.36 %), dan pada siklus II (9 siswa) dengan persentase (81.81 %). Penerapan metode kooperatif Think – Pair – Share dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Sedati Sidoarjo dalam pembelajaran mendengarkan berita. Peningkatan ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar yang menunjukkan nilai pada siklus pertama rata-rata (76,15%), dan siklus kedua rata-rata (80,19). Dengan meningkatnya aktivitas guru dan siswa, kemampuan dan hasil belajar siswa kelas VIII H pada
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 102
tiap siklusnya ditunjukkan bahwa pembelajaran mendengarkan berita dapat dikatakan efektif dan sesuai jika diterapkan dengan menggunakan metode kooperatif Think – Pair – Share cocok diterapkan di SMP Negeri 1 Sedati- Sidoarjo. Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan metode kooperatif Think – Pair – Share dalam pembelajaran mendengarkan berita di kelas VIII H SMP Negeri 1 Sedati Sidoarjo saran penelitian ini sebagai berikut. Bagi guru Guru sebaiknya menerapkan metode kooperatif Think – Pair – Share dalam pembelajaran, karena hal itu mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Bagi Siswa Siswa harus mengembangkan kete-rampilan mendengarkannya, terutama dalam pembelaajran mendengarkan berita. Bagi peneliti lain Peneliti lain disarankan agar memperbaiki kekurangan yang ada dalam laporan penelitian ini sehingga penerapan metode kooperatif Think – Pair – Share dalam pembelajaran benar-benar optimal pelaksanaannya.
DAFTAR RUJUKAN Ardiana, Leo dan Kisyani Laksono.2004. Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas.
Chaniago, Sam Mukhtar. 2002 “Analisis Kemampuan Mendengarkan Siswa SLTP se-Jakarta Timur.” (Hasil Penelitian). Lembaga Penelitian, Universitas Negeri Jakarta Ibrahim, Muslimin. Dkk. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press UNESA. Ibrahim, R dan Nana Syaodih S. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Peratanyaan dan Jawaban: Grasindo. Nur, Mohammad. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press UNESA. Suyatno, 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya:SIC. Tarigan, Djago. 1990 Pendidikan Bahasa Indonesia I, Modul.Jakarta: Ditjen Dikti, Depdikbud. Tarigan, Henry Guntur. 2008 Mendengarkan sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wibawa, Basuki. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.
NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 103