1/15/2009 BAB I PENDAHULUAN Pendidikan kedokteran di seluruh dunia senantiasa mengalami perubahan. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang sangat pesat (mega speed) menuntut lulusan pendidikan kedokteran mempunyai keterampilan pembelajaran sepanjang hayat. Disamping itu Pemerintah melalui SK Menteri Kesehatan No.1457/MOH/SK/X/2003 telah menyatakan standar pelayanan kesehatan ke dalam Standar Pelayanan Minimal untuk mencapai
Indonesia
Sehat
2010.
Perubahan
paradigma
pendidikan
kedokteran,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat dan perubahan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan menyebabkan perlu diadakan perubahan pada kurikulum pendidikan dokter khususnya kedokteran dasar di Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) telah menetapkan arah kebijakan pendidikan dokter dalam masa sepuluh tahun ke depan yang difasilitasi melalui Health Workforce Service (HWS) Project. Berdasarkan SK Dirjen Dikti No.1386/D/T/2004 maka Program Studi Kedokteran Dasar (PSKD) dilandasi/mengacu ke Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) untuk dokter pelayanan primer (primary care physician) dengan pendekatan dokter keluarga. Pengelolaan PSKD ini di setiap fakultas difasilitasi oleh Pusat Pendidikan Kedokteran Fakultas (P2KF) atau Medical Education Unit (MEU). Sesuai dengan analisis dari Dikti dan Pusat Pengembangan dan Penelitian Pendidikan Kedokteran Nasional (P4KN) maka Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK Unri) dikelompokkan sebagai fakultas yang akan mengimplementasikan KBK pada Tahun Ajaran 2007/2008. Dalam rangka implementasi KBK tersebut, maka dibentuklah Tim Kurikulum sesuai dengan SK Dekan FK Unri No.321/J19.1.28/U/05. Tim Kurikulum ini bertugas menyusun draft KBK FK Unri, strategi pembelajaran dan sistem evaluasi. Kurikulum FK Unri ini dikembangkan dari Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia III (KIPDI III) yaitu KBK untuk dokter pelayanan primer dengan pendekatan dokter keluarga. Selain KIPDI III, kurikulum FK Unri juga mengandung muatan lokal yang mengacu kepada visi dan misi FK Unri. Strategi pembelajaran untuk KBK FK Unri menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL). Sebenarnya metode PBL ini bukan hal baru di FK Unri karena telah dimasukkan sebagai salah satu mata kuliah pilihan sejak FK Unri berdiri pada tahun 2001. Metode PBL diperkenalkan kepada mahasiswa pada semester 6. PBL pertama kali dilaksanakan pada Tahun Ajaran 2003/2004 dengan menggunakan satu skenario. Sedangkan pada Tahun Ajaran 2004/2005, mahasiswa mendapatkan enam skenario. Pada Tahun Ajaran 2005/2006 digunakan hanya satu skenario. 1
1/15/2009 1.1
Tujuan Pendidikan Dokter FK Unri Tujuan pendidikan dokter FK Unri adalah mendidik mahasiswa melalui proses belajar
menyelesaikan suatu kurikulum, sehingga mempunyai cukup pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai dokter pelayanan primer yang menerapkan prinsip-prinsip dokter keluarga dan dapat bersaing secara global.
1.2
Visi, Misi dan Pola Ilmiah Pokok FK Unri Visi FK Unri adalah menjadi lembaga utama penghasil ahli di bidang kedokteran serta
pusat unggulan pengembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja industri dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan yang mampu bersaing secara global. Misi FK Unri adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang kedokteran dan bidang-bidang lain yang terkait dengan sektor kesehatan melalui pengembangan intelektual, pengembangan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Pola ilmiah pokok FK Unri adalah kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja industri, wilayah kelautan, pantai dan perairan. 1.3
Tahap Pendidikan Dokter FK Unri Pendidikan dokter di FK Unri terdiri dari 3 tahap, yaitu :
a. Tahap I
: Keterampilan Generik
b. Tahap II
: Ilmu-ilmu Kedokteran Dasar dan Ilmu-ilmu Kedokteran Klinik
c. Tahap III : Praktik Klinik Pendidikan ini akan menghasilkan lulusan dokter. Selanjutnya lulusan dokter akan mengikuti tahap internship atau magang/latihan kerja sebagai dokter baru untuk mendapatkan sertifikat melakukan praktek mandiri selama 2 semester yang dikelola oleh Kolegium Dokter Indonesia (KDI). 1.4
Bahan Kajian Pengembangan Kepribadian dan Berkehidupan Bermasyarakat Menurut surat edaran Dirjen Dikti tentang rambu-rambu pelaksanaan bahan kajian
Pengembangan Kepribadian dan Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi no 4071/D/T/2006,
maka
bahan
kajian
matakuliah
2
Pengembangan
Kepribadian
dan
1/15/2009 Berkehidupan Bermasyarakat memungkinkan untuk tidak terkumpul dalam suatu matakuliah, tetapi dapat terintegrasi dengan bahan kajian lain yang lebih kontekstual. Berdasarkan hal tersebut dalam kurikulum FK Unri bahan kajian kelompok matakuliah pengembangan Kepribadian dan Berkehidupan Bermasyarakat disajikan secara terintegrasi. Sebagian bahan kajian yang tidak dapat diintegrasikan seperti kajian tentang ibadah, keterampilan, dan hukum tertentu dalam kehidupan beragama akan disajikan dalam program asistensi yang disesuaikan dengan program asistensi Universitas Riau.
3
1/15/2009 BAB II AREA KOMPETENSI
I. KOMPETENSI LULUSAN 1. Komunikasi Efektif 2. Keterampilan klinis 3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 4. Pengelolaan Masalah Kesehatan 5. Pengelolaan informasi 6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri 7. Etika , Moral, Medikolegal dan profesional serta Keselamatan Pasien 8. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan lingkungan, keselamatan kerja industri, dan kesehatan daerah perbatasan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan. II. PENJABARAN KOMPETENSI 2.1
AREA KOMUNIKASI EFEKTIF
KOMPETENSI INTI : Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain.
No 1
Komponen Kompetensi Berkomunikasi dengan pasien serta seluruh anggota keluarganya
Hasil Pembelajaran
Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya -
Memberikan salam
-
Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien
-
Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya
-
Mendengarkan dengan aktif (penuh perhatian dan memberi waktu yang cukup pada pasien untuk menyampaikan keluhannya dan menggali permasalahan pasien)
-
Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekhawatiran, maupun harapannya.
-
Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang bersifat pribadi dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu.
-
Memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar dan meminta persetujuannya dalam memutuskan suatu terapi dan tindakan.
4
1/15/2009
Mengumpulkan informasi -
Mampu menggunakan open-ended maupun closed question dalam menggali informasi (move from open to close queation properly).
-
Meminta penjelasan pada pasien pada statemen yang kurang dimengerti.
-
Menggunakan penalaran klinik dalam penggalian riwayat penyakit pasien sekarang, riwayat keluarga atau riwayat kesehatan masa lalu.
-
Melalukan penggalian data secara runtut dan efisien.
-
Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan yang prematur saat masih mengumpulkan data-data.
Memahami perspektif pasien -
Menghargai keoercayan pasien terhadap segaka sesuatu yang menyangkut penyakitnya
-
Melakukan eksplorasi terhadap kekhawatirannya, dan harapannya.
-
Melakukan fasilitasi secara profesional terhadap ungkapan emosi pasien (marah,takut,malu,sedih,bingung,eforia maupun pasien dengan hambatan komunikasi e.g. bisutuli,gangguan psikis).
-
Mampu merespon verbal maupun bahasa non –verbal dari pasien secara profesional.
-
Memperhatikan faktor biopsikososiobudaya dan normanorma setempat untuk menetapkan dan mempertahankan terapi paripurna dan hubungan dokter pasien yang profesional.
-
Menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti oleh pasien (termasuk bahasa daerah setempat) sesuai dengan umur,tingkat pendidikan ketika menyampaikan pertanyaan,meringkas informasi,menjelaskan hasil diagnosis,pilihan penanganan serta prognosis.
kepentingan
pasien,
Memberikan penjelasan dan informasi -
Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik.
-
Memberitahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya.
-
Memberi penjelasan dengan benar,jelas,lengkap dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi,operasi,prognosis,rujukan) sebelum dikerjakan.
-
Menjawab pertanyaan dengan jujur, membri konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit.
-
Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya.
5
1/15/2009
2
3
4
Berkomunikasi dengan teman sejawat
Berkomunikasi masyarakat
dengan
Berkomunikasi dengan profesi lain
-
Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien.
-
Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan.
-
Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran.
-
Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati.
Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi pasien baik secara lisan, tertulis, atau elektronik pada saat yang diperlukan demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran.
Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan benar, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran.
Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran.
Menggunakan bahasa yang dipahami oleh masyarakat
Menggali masalah kesehatan menurut persepsi masyarakat.
Menggunakan tehnik komunikasi langsung yang efektif agar masyarakat memahami kesehatan sebagai kebutuhan
Memanfaatkan media dan kegiatan kemasyarakatan secara efektif ketika melakukan promosi kesehatan.
Melibatkan tokoh masyarakat kesehatan secara profesional.
Mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberi waktu cukup kepada profesi lain untuk menyampaikan pendapatnya.
Memberi informasi yang tepat waktu dan sesuai kondisi yang sebenarnya ke perusahaan jasa asuransi kesehatan untuk pemrosesan klaim.
Memberikan informasi yang relevan kepada penegak hukum atau sebagai saksi ahli di pengadilan (jika diperlukan).
Melakukan negoisasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan masalah kesehatan masyarakat.
6
dalam
mempromosikan
1/15/2009 2.2.
AREA KETERAMPILAN KLINIS
KOMPETENSI INTI : Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya.
No
Komponen Kompetensi
Hasil Pembelajaran
1
Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganya
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit sat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan.
2
Melakukan prosedur dan laboratorium
3
Melakukan kedaruratan klinis
klinik
prosedur
Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien
Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya
Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pasien.
Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengfan masalah pasien.
Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar.
Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai.
Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar.
Membuat permintan pemeriksaan laboratorium penunjang
Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit.
Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya.
Menentukan keadaan kedaruratan klinis
Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan rujukan.
Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan etis, sesuai dengan kewenangannya, mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut.
7
1/15/2009 2.3.
AREA LANDASAN ILMIAH ILMU KEDOKTERAN
KOMPETENSI INTI : Mengidentitifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran / kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum. No 1
2
3
Komponen Kompetensi Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer
Hasil Pembelajaran
Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan, beserta patogenesis dan patofisiologinya .
Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular amaupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh .
Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan .
Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif.
Menjelaskan molekular.
Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien.
Menjelaskan rasional / ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olahraga atau perubahan perilaku.
Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologis, gizi ataupun perubahan tingkah laku.
Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik.
Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping.
Menjelaskan manfaat terapi diet tertentu.
Menjelaskan perubahan proses patofisiologis setelah pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan.
tujuan pengobatan secara fisiologis dan
pada penanganan kasus
Merangkum interprestasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai
Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti .
Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence-based medicine .
Menentukan efektivitas suatu tindakan
Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan .
Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan .
Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan penanganan penyakit .
8
1/15/2009 2.4.
AREA PENGELOLAAN MASALAH KESEHATAN
KOMPETENSI INTI : Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer.
No 1
Komponen Kompetensi Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat
Hasil Pembelajaran
Menginterprestasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis sementara dan diagnosis banding.
Menjelaskan penyebab, patogenesis serta patofisiologi suatu penyakit.
Mengidentifikasi berbagai pilihan cara pengelolaan yang sesuai penyakit pasien.
Memilih dan menerapkan strategi pengelolaan yang paling tepat berdasarkan prinsip kendali mutu, kendali biaya, manfaat dan keadaan pasien serta sesuai pilihan pasien.
Melakukan konsultasi mengenai pasien bila perlu.
Merujuk kesejawat lain sesuai dengan Standar Pelayanan Medis yang berlaku, tanpa atau sesudah terapi awal.
Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggungjawab sesuai dengan tingkat kewenangannya.
Memberi alasan strategi pengelolaan pasien yang dipilih berdasarkan patofisiologi, patogenesis, farmakologi, faktor psikologis, sosial dan faktor-faktor lain yang sesuai.
Membuat instruksi tertulis sercara jelas, lengkap, tepat dan dapat dibaca.
Menulis reesep obat secara rasional ( tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian serta sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap dan dapat dibaca.
Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan, memonitor perkembangan penanganan, memperbaiki dan mengubah terapi dengan tepat.
Memprediksi, memantau, mengenali kemungkinan adanya interaksi obat dan efek samping, memperbaiki atau mengubah terapi dengan tepat.
Menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga secara holistik, komprehensif, koordinatif, kolaboratif dan bersinambung dalam mengelola penyakit dan masalah pasien.
Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan dan lingkungan sosial sebagai faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit serta sebagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap pertimbangan terapi.
9
1/15/2009 2
3
4
Merlakukan pencegahan penyakit dan keadaan sakit
Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajata kesehatan
Mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan memantau strategi pencegahan tertier yang tepat berkaitan dengan penyakit pasien, keadaan sakit atau permasalahannya.
Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau strategi pencegahan sekunder yang tepat berkaitan dengan pasien dan keluarganya.
Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau kegiatan strategi pencegahan primer yang tepat, berkaitan dengan pasien, anggota keluarga dan masyarakat.
Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan dan lingkungan sosial sebagai faktor resiki terjadinya penyakit dan sebagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap pencegahan penyakit.
Menunjukan pemahaman bahwa upaya pencegahan penyakit sangat bergantung pada kerjasama tim dan kolaborasi dengan profesional di bidang lain.
Mengidentifikasi kebutuhan perubahan perilaku dan modifikasi gaya hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai kelompok umur, jenis kelamin, etnis dan budaya.
Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga dan masyarakat.
Bekerjasama dengan sekolah dalam mengembangkan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Memotivasi masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat.
Menentukan insiden prevalensi penyakit di masyarakat serta mengenali keterkaitan yang kompleks antara faktor psikologis, kultur, sosial, ekonomi, kebijakan dan faktor lingkungan yang berpengaruh pada suatu masalah kesehatan.
Melibatkan masyarakat dalam mengembangkan solusi yang tepat bagi masalah kesehatan masyarakat.
Bekerjasama dengan profesi dan sektor lain dalam menyelesaikan masalah kesehatan dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan pemerintah, termasuk antisipasi terhadap timbulnya penyakit-penyakit baru.
Menggerakkan masyarakat intervensi kesehatan.
Merencanakan dan mengimplementasikan intervensi kesehatan masyarakat, serta menganalisis hasilnya.
Melatih kader kesehatan dalam pendidikan kesehatan.
Mengevaluasi efektivitas pendidikan kesehatan.
Bekerjasama dengan masyarakat dalam menilai ketersediaan, pengadaan dan pemanfaataan pelayanan kesehatan masyarkat.
10
untuk berperan serta dalam
1/15/2009 5
2.5.
Mengelola sumber daya manusia dan sarana-prasarana secara efektif dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga
Menjalankan fungsi managerial (berperan sebagai pemimpin, pemberi informasi, dan pengambil keputusan).
Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanaan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga.
Mengelola sumber daya manusia
Mengelola fasilitas, sarana dan prasarana.
AREA PENGELOLAAN INFORMASI
KOMPETENSI INTI : Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemampu terapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mngambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer.
No 1
Komponen Kompetensi Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan dan pemantauan status kesehatan pasien
2
Memahami keterbatasan informasi
3
Memanfaatkan kesehatan
manfaat dan teknologi informasi
Hasil Pembelajaran
Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dengan baik
Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai relevansi dan validitasnya.
Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan informasi ilmiah.
Menerapkan keterampilan dasar pengelolaan informasi untuk menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi.
Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik.
Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam merangkum dan menyimpan arsip.
Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penggunaannya, dengan memperhatikan secara khusus potensi untuk berkembang dan keterbatasannya.
Memasukkan dan menemukan kembali informasi dan database dalam praktek kedokteran secara efisien.
Menjawab pertanyaan yang terkait dengan praktek kedokteran dengan menganalisis arsipnya.
Membuat dan menggunakan rekam medis untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
11
1/15/2009 2.6.
AREA MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI
KOMPETENSI INTI :
Melakukan praktek kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya
Mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya.
Belajar sepanjang hayat.
Merencanakan,
menerapkan
dan
memantau
perkembangan
profesi
secara
bersinambung. No 1
2
3
Komponen Kompetensi Menerapkan mawas diri
Mempraktekan sepanjang hayat
belajar
Mengembangkan pengetahuan baru
Hasil pembelajaran
Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan praktek kedokterannya dan berkonsultasi bila diperlukan.
Mengenali dan mengatasi masalah emosional, personal dan masalah yang berkaitan dengan kesehatannya yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya.
Menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama pendidikan dan praktek kedokteran.
Menyadari peran hubungan interpersonal dalam lingkungan profesi dan pribadi.
Mendengarkan secara akurat dan bereaksi sewajarnya atas kritik yang membangun dari pasien, sejawat, instruktur dan penyelia.
Mengelola umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari pelatihan dan praktek.
Mengenali nilai dan keyakinan diri yang sesuai denhan praktek kedokterannya.
Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru.
Berperan aktif dalam Program Pendidikan Dan Pelatihan Kedokteran Berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman belajar lainnya.
Menunjukkan sikap kritis terhadap praktek kedokteran berbasis bukti (Evidence-Based Medicine).
Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi atau evidence untuk penanganan pasien dan justifikasi alasan keputusan yang diambil.
Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya terhadap pasiennya.
Menyadari kinerja profesionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan belajarnya.
Mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang sudah ada dan mengembangkannya menjadi pertanyaan penelitian yang tepat.
Merencanakan,
12
merancang
dan
mengimplementasikan
1/15/2009 penelitian untuk penelitian.
2.7.
menemukan
jawaban
dari
pertanyaan
Menuliskan hasil penelitian sesuai dengan kaidah artikel ilmiah.
Membuat presentasi ilmiah dari penelitiannya.
AREA ETIKA, MORAL, MEDIKOLEGAL DAN PROFESIONALISME SERTA KESELAMATAN PASIEN
KOMPETENSI INTI :
Berperilaku
profesional dalam praktek kedokteran serta mendukung kebijakan
kesehatan.
Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktek kedokteran.
No 1
2
Menerapkan program keselamatan pasien.
Komponen Kompetensi Memiliki sikap profesional
Berperilaku profesional dalam bekerjasama
Hail Pembelajaran
Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik Dokter Indonesia.
Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien.
Menunjukkan kepercayaan dan saling menghormati dalam hubungan dokter - pasien .
Menunjukkan menyeluruh.
Mempertimbangkan masalah pembiayaan dan hambatan lain dalam memberikan pelayanan kesehatan serta dampaknya.
Mempertimbangkan aspek etis dalam penanganan pasien sesuai standar profesi.
Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit.
Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan etik dalam pengobatan setiap individu pasien.
Menghormati setiap orang tanpa membedakan status sosial.
Menunjukkan pengakuan bahwa tiap individu mempunyai kontribusi dan peran yang berharga tanpa memandang status sosial.
Berperan serta dalam kegiatan yang memerlukan kerjasama dengan para petugas kesehatan lainnya.
Mengenali dan berusaha menjadi penengah ketika terjadi konflik.
Memberikan tanggapan secara konstruktif terhadap masukan dari orang lain.
Memperhatikan aspek etis dan moral dalam hubungan dengan
13
rasa
empati
dengan
pendekatan
yang
1/15/2009 petugas kesehatan lain, serta bertindak secara profesional.
3
4
5
Mengenali dan bertindak sewajarnya saat kolega melakukan suatu tindakan yang tidak profesional.
Berperan dalam pengelolaan masalah pasien dan menerapkan nilai-nilai profesionalisme.
Bekerja dalam berbagai tim pelayanan kesehatan secara efektif.
Menghargai peran dan pendapat berbagai profesi kesehatan.
Berperan sebagai manager baik dalam praktek pribadi maupun dalam sistem pelayanan kesehatan.
Menyadari profesi medis yang mempunyai peran dimasyarakat dan dapat melakukan suatu perubahan.
Mampu mengatasi perilaku yang tidak profesinal dari anggota tim pelayanan kesehatan lain.
Melakukan praktek kedokteran dalam masyarakat multikultural di Indonesia
Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup dan budaya dari pasien dan sejawat.
Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan dengan usia, gender, orientasi seksual, etnis, kecacatan dan status sosial ekonomi.
Aspek mediko-legal praktik kedokteran
Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan dengan:
Berperan sebagai anggota Tim pelayanan kesehatan yang profesional
dalam
Hak asasi manusia
Resep obat
Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual
Kode Etik Kedokteran Indonesia
Pembuatan surat keterangan sehat, sakit atau surat kematian
Proses di pengadilan
Memahami UU Praktek Kedokteran No.29 th 2004.
Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan yang mengatur praktek kedokteran.
Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam kebijakan kesehatan.
14
1/15/2009 Aspek keselamatan pasien dalam praktek kedokteran
6
2.8.
KETERAMPILAN
Menerapkan standar keselamatan pasien : -
Hak pasien
-
Mendidik pasien dan keluarga
-
Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
-
Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
-
Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
-
Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
-
Komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
Menerapkan tujuh (7) langkah keselamatan pasien : -
Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
-
Memimpin dan mendukung staf
-
Integrasikan aktifitas pengelolaan resiko
-
Kembangkan sistem pelaporan.
-
Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien.
-
Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
-
Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
PENGELOLAAN
MASALAH
KESEHATAN
LINGKUNGAN, KESELAMATAN KERJA INDUSTRI, DAN KESEHATAN DAERAH PERBATASAN DENGAN KEKHUSUSAN WILAYAH KELAUTAN, PANTAI, DAN PERAIRAN. KOMPETENSI INTI: -
Mampu mendiagnosis, mengelola dan mencegah masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai, dan perairan.
-
Mampu mendiagnosis, mengelola dan mencegah masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri.
-
Mampu mendiagnosis, mengelola dan mencegah masalah kesehatan daerah perbatasan.
15
1/15/2009
No 1
Komponen Kompetensi Mendiagnosis masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan
Hasil Pembelajaran - Menilai data hasil pemeriksaan kondisi lingkungan (lingkungan laut, pantai, dan perairan) secara benar melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan lapangan - Berdasarkan data menyusun diagnosis banding masalah kesehatan lingkungan yang sesuai serta urutan masalahnya - Berdasarkan diagnosis banding, urutan masalah dan diskusi dengan pihak terkait, selanjutnya memilih, melaksanakan dan menilai pemeriksaan penunjang
2
Mengelola masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai, dan perairan
- Memilih pengelolaan yang sesuai didasarkan pada data yang diperoleh dengan mempertimbangkan biaya, keuntungan serta kondisi lingkungan - Melakukan konsultasi dan merujuk apabila dibutuhkan (termasuk konsultasi dan rujukan kepada instansi terkait) - Menentukan tujuan pengelolaan yang sesuai dengan situasi dan kondisi - Melibatkan pasien dan instansi terkait secara optimal
3
Mengintegrasikan tindakan prevensi untuk mengatasi masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai, dan perairan
- Menentukan pemeriksaan penapisan, pencegahan dan perubahan perilaku yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan - Melaksanakan pendidikan dan intervensi lain yang dibutuhkan untuk melindungi lingkungan terhadap masalah kesehatan
4
5
Memonitor kemajuan pengelolaan masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai, dan perairan
- Menentukan parameter dan indikator yang akan dinilai
Mendiagnosis masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai, dan perairan
- Menilai data hasil pemeriksaan kondisi lingkungan industri (yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja industri) secara benar melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan lapangan
- Menindaklanjuti rancangan penatalaksanaan selama pengelolaan masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai, dan perairan
- Berdasarkan data menyusun diagnosis banding masalah kesehatan industri yang sesuai serta urutan masalahnya - Berdasarkan diagnosis banding, urutan masalah dan diskusi dengan pihak terkait, selanjutnya memilih, melaksanakan dan menilai pemeriksaan penunjang
16
1/15/2009
6
Mengelola masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri
- Memilih pengelolaan yang sesuai didasarkan pada data yang diperoleh dengan mempertimbangkan biaya, keuntungan serta kondisi lingkungan industri - Melakukan konsultasi dan merujuk apabila dibutuhkan (termasuk konsultasi dan rujukan kepada instansi terkait) - Menentukan tujuan pengelolaan yang sesuai dengan situasi dan kondisi - Melibatkan pasien dan instansi terkait secara optimal
7
Mengintegrasikan tindakan prevensi untuk mengatasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri
- Menentukan pemeriksaan penapisan, pencegahan dan perubahan perilaku yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja industri - Melaksanakan pendidikan dan intervensi lain yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja industri
8
9
Memonitor kemajuan pengelolaan masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri sesuai situasi dan kondisi
- Menentukan parameter dan indikator yang akan dinilai
Mendiagnosis masalah kesehatan daerah perbatasan
-
- Menindaklanjuti rancangan penatalaksanaan selama pengelolaan masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri Mengidentifikasi masalah kesehatan di daerah perbatasan
- Menilai data hasil pemeriksaan kesehatan daerah perbatasan secara benar melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan lapangan - Berdasarkan data menyusun diagnosis banding masalah kesehatan di daerah perbatasan dan urutan masalahnya - Berdasarkan diagnosis banding, urutan masalah dan diskusi dengan pihak terkait, selanjutnya memilih, melaksanakan dan menilai pemeriksaan penunjang 10
Mengelola masalah kesehatan daerah perbatasan
- Memilih pengelolaan yang sesuai didasarkan pada data yang diperoleh dengan mempertimbangkan biaya, keuntungan serta kondisi daerah perbatasan - Melakukan konsultasi dan merujuk apabila dibutuhkan (termasuk konsultasi dan rujukan kepada instansi terkait) - Menentukan tujuan pengelolaan yang sesuai dengan situasi dan kondisi - Melibatkan pasien dan instansi terkait secara optimal
17
1/15/2009
11
Mengintegrasikan tindakan prevensi untuk mengatasi masalah kesehatan daerah perbatasan
- Menentukan pemeriksaan penapisan, pencegahan dan perubahan perilaku yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan daerah perbatasan - Melaksanakan pendidikan dan intervensi lain yang dibutuhkan untuk melindungi masyarakat terhadap masalah kesehatan daerah perbatasan
12
Memonitor kemajuan pengelolaan masalah kesehatan daerah perbatasan
- Menentukan parameter dan indikator yang akan dinilai - Menindaklanjuti rancangan penatalaksanaan selama pengelolaan masalah kesehatan daerah perbatasan
18
1/15/2009
BAB III STRUKTUR KURIKULUM 3.1
TEMA SEMESTER DAN TAHAP KURIKULUM FK UNRI Semester I
Tema
Tahap
Keterampilan Belajar dan Humaniora
Keterampilan Generik
Dasar-dasar Ilmu Kedokteran, Metodologi Penelitian dan Biostatistik II-V
Sistem Tubuh Manusia
VI
Emergensi, Elektif dan Manajemen Kesehatan
VII
Manajemen kesehatan dan aktifitas Penelitian
VIII-X
Kepaniteraan
Ilmu-ilmu Kedokteran Dasar dan Kedokteran Klinik
Praktik Klinik
TAHAP I Adalah tahap dimana mahasiswa dipersiapkan untuk menguasai dasar-dasar Ilmu Kedokteran dan aplikasinya dengan cara : -
Menguasai prinsip-prinsip belajar di fakultas kedokteran, pengelolaan informasi
-
Menguasai teknik komunikasi efektif dengan pasien / klien, teman sejawat, masyarakat dan profesi lain.
-
Menguasai metodelogi penelitian, problem solving cycle, dan biostatistik kesehatan.
19
1/15/2009
TAHAP II - Tahap dimana mahasiswa mampu menguasai ilmu-ilmu kedokteran dasar dan ilmu-ilmu kedokteran klinik, dan keterampilan klinik dan prosedur klinis, kegawatdaruratan, selanjutnya mampu menerapkannya pada pasien simulasi dan phantom.
-
Menguasai tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak konsepsi sampai kematian (siklus hidup manusia).
-
Menguasai dasar-dasar diagnosis, pengelolaan dan pencegahan penyakit / masalah kesehatan.
-
Mamapu melakukan, menulis dan menyajikan penelitian bidang kesehatan sesuai kaidah ilmiah.
TAHAP III Praktik Klinik : -
Menguasai dasar-dasar keterampilan klinik.
-
Menerapkan ilmu-ilmu dasar dan ilmu-ilmu klinik dalam pengelolaan pasien.
-
Mampu menerapkan keterampilan klinik secara langsung kepada pasien.
20
1/15/2009 3.2
TEMA BLOK KURIKULUM FK UNRI SEMESTER I
1
SEMESTER II
2
Proses Belajar dan Humaniora 7 minggu
Dasar-dasar Ilmu kedokteran, Metodologi penelitian Dan Biostatistik
3
4
5
6
Siklus Hidup Manusia 6 minggu
Kardiovaskuler
Respirasi
Muskuloskeletal 5 minggu
7 minggu
7 minggu
6 minggu SEMESTER III
SEMESTER IV
7
8
9
10
11
12
Hemato-Imunologi 6 minggu
Saraf 7 minggu
Urologi dan Cairan Tubuh 6 minggu
Endokrin dan Metabolisme 7 minggu
Indera 7 minggu
Kulit dan Integumen 5 minggu
SEMESTER V
13
SEMESTER VI
14
Digestif dan Nutrisi 7 minggu
Aktifitas penelitian
15
Reproduksi 7 minggu
Kesehatan Jiwa 5 minggu
16
17
Multi System dan Evidence Based Medicine 7 minggu
Kegawatdaruratan 7 minggu
18 Elektif* Kesehatan lingkungan pada wilayah kelautan, pantai dan perairan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Industri & Kesehatan Daerah Perbatasan
5 minggu
SEMESTER VII Aktifitas penelitian
SEMESTER VIII
19
9 minggu
3 minggu
9 minggu
3 minggu
Bag. Penyakit Dalam
Bag.Penyakit Kulit & Kelamin
Bag. Kesehatan Anak dan Remaja
Bag. Saraf
Manajemen Kesehatan + penelitian (4 minggu)
9 minggu Bag. Kesehatan Reproduksi Wanita
19 minggu SEMESTER IX 3 minggu Bag. Kesehatan Jiwa
SEMESTER X
9 minggu
3 minggu
3 mggu
3 mggu
1 mggu
3 mggu
3 mggu
6 mggu
3 mggu
Bag. Bedah
Bag. THT
Bag. Mata
Bag. Kedokt. Forensik
Bag Gigi
Kesehatan lingkungan & Kesehatan Kerja
Kesehatan Masyarakat
COME Dan Praktik Umum
Kegawatdaruratan ATLS ACLS
21
1/15/2009 BAB IV CETAK BIRU BLOK 4.1 BLOK PROSES BELAJAR DAN HUMANIORA KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Memperoleh dan bertukar informasi baik secara verbal dan non-verbal dengan pasien/klien dari segala golongan umur, anggota keluarga, masyarakat, teman sejawat dan profesi lainnya
Mengatasi masalah emosional, personal,
kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat
mempengaruhi kemampuan profesinya
Belajar sepanjang hayat
Merencanakan, menerapkan dan memantau perkembangan profesi secara bersinambung
Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan
Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran
No. 1.
Komponen Kompetensi Dalam berkomunikasi dengan pasien/klien dan anggota keluarganya
Hasil Pembelajaran Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya melalui simulasi - Memberikan salam - Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien - Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya - Mendengarkan dengan aktif (penuh perhatian dan memberi waktu yang cukup pada pasien untuk menyampaikan keluhannya dan menggali permasalahan pasien) - Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekawatiran, maupun harapannya. - Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang bersifat pribadi, dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu - Memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar dan meminta persetujuannya dalam memutuskan suatu terapi dan tindakan (Teori dan Simulasi) Mengumpulkan informasi melalui simulasi - Mampu menggunakan open-ended maupun closed question dalam menggali informasi (move from open to closed question properly) - Meminta penjelasan pada pasien pada statemen yang kurang dimengerti - Menggunakan penalaran klinik dalam penggalian riwayat penyakit pasien sekarang, riwayat keluarga, atau riwayat kesehatan masa lalu.
22
1/15/2009 - Melakukan penggalian data secara runtut dan efisien - Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan yang prematur saat masih mengumpulkan data-data (Teori dan Simulasi)
Secara teoritis memahami perspektif pasien - Menghargai kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu yang menyangkut penyakitnya Melakukan eksplorasi terhadap kepentingan pasien, kekawatirannya, dan harapannya - Melakukan fasilitasi secara profesional terhadap ungkapan emosi pasien (marah, takut, malu, sedih, bingung, eforia, maupun pasien dengan hambatan komunikasi e.g. bisu-tuli, gangguan psikis) - Mampu merespon verbal maupun bahasa non-verbal dari pasien secara profesional - Memperhatikan faktor biopsikososiobudaya dan normanorma setempat untuk menetapkan dan mempertahankan terapi paripurna dan hubungan dokter pasien yang profesional - Menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti oleh pasien (termasuk bahasa daerah setempat) sesuai dengan umur, tingkat pendidikan ketika menyampaikan pertanyaan, meringkas informasi, menjelaskan hasil diagnosis, pilihan penanganan serta prognosis. (Teori dan Simulasi)
-
2.
Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan, dan promosi kesehatan, serta penjagaan dan pemantauan status kesehatan pasien
3.
5.
Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi Mempraktekan belajar sepanjang hayat
Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dengan baik Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai relevansi dan validitasnya Menerapkan ketrampilan dasar pengelolaan informasi untuk menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam merangkum dan menyimpan arsip Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penggunaannya, dengan memperhatikan secara khusus potensi untuk berkembang dan keterbatasannya Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru. Berperan aktif dalam Program Pendidikan dan Pelatihan Kedokteran Berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman belajar lainnya Menunjukkan sikap kritis terhadap praktik kedokteran berbasis bukti (Evidence-Based Medicine) Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi atau evidence untuk penanganan pasien dan justifikasi alasan keputusan yang diambil Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya terhadap pasiennya Menyadari kinerja professionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan belajarnya
23
1/15/2009 6.
Berperilaku profesional dalam bekerjasama
Secara teoritis memahami prinsip-prinsip berperilaku profesionalisme dalam bekerjasama Menghormati setiap orang tanpa membedakan status sosial Menunjukkan pengakuan bahwa tiap individu mempunyai kontribusi dan peran yang berharga, tanpa memandang status sosial Berperan serta dalam kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan para petugas kesehatan lainnya Mengenali dan berusaha menjadi penengah ketika terjadi konflik Memberikan tanggapan secara konstruktif terhadap masukan dari orang lain Mempertimbangkan aspek etis dan moral dalam hubungan dengan petugas kesehatan lain, serta bertindak secara profesional Mengenali dan bertindak sewajarnya saat kolega melakukan suatu tindakan yang tidak profesional.
7.
Melakukan praktek kedokteran dalam masyarakat multicultural di Indonesia
Secara teoritis memahami beberapa prinsip melakukan praktek kedokteran dalam masyarakat multikultural Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup, dan budaya dari pasien dan sejawat Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan dengan usia, gender, orientasi seksual, etnis, kecacatan dan status sosial ekonomi
Daftar Substansi Kajian Substansi Kajian (knowledge)
Tingkat Pencapaian 1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
Penilaian diri sendiri
1
2
3
4
5
6
-
Hubungan dokter pasien (seperti empati, anamnesis, konseling, penjelasan berbagai prosedur, negosiasi pembuatan keputusan dengan keluarga, pendidikan pasien)
1
2
3
4
5
6
-
Komunikasi efektif dengan pasien/klien, teman sejawat, masyarakat dan profesi lain
1
2
3
4
5
6
-
Komunikasi personal
1
2
3
4
5
6
-
Diskusi kelompok
1
2
3
4
5
6
-
Kerja tim
1
2
3
4
5
6
-
Kesadaran interaksi interpersonal
1
2
3
4
5
6
-
Penelusuran literatur
1
2
3
4
5
6
-
Belajar sepanjang hayat
-
Prinsip-prinsip belajar di Fakultas Kedokteran (seperti Berdasarkan Masalah, Praktikum biomedik, Skill lab, Berdasarkan Bukti, dan lain-lain)
-
24
Belajar Belajar
1/15/2009 -
Mempelajari tulisan yang efektif
1
2
3
4
5
6
-
Memanfaatkan berbagai media
1
2
3
4
5
6
-
Perpustakaan elektronik
1
2
3
4
5
6
-
Computer Aided Instruction (CAI)
1
2
3
4
5
6
-
Bahasa Inggris Kedokteran (seperti writting, reading, presentation, conversation)
1
2
3
4
5
6
-
Etika dan hukum kedokteran
1
2
3
4
5
6
Keterangan: 1
Mampu menyebutkan
2
Mampu menjelaskan
3
Mampu menerapkan
4
Mampu menganalisis
5
Mampu, mensintesis
6
Mampu mengevaluasi
Daftar Keterampilan Keterampilan
Tingkat Pencapaian
Komunikasi efektif dengan pasien/klien, teman sejawat, masyarakat dan profesi lain*
1
2
3
4
Penelusuran literatur*
1
2
3
4
Computer Aided Instruction (CAI)*
1
2
3
4
Bahasa Inggris Kedokteran (seperti writting, reading, presentation, conversation)
1
2
3
4
Keterangan : 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah supervisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * level 3 dan 4 dicapai pada tahap III
25
1/15/2009 4.2 BLOK DASAR-DASAR ILMU KEDOKTERAN, METODOLOGI PENELITIAN DAN BIOSTATISTIK KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemampu-terapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer
Belajar sepanjang hayat
Merencanakan,
menerapkan,
dan
memantau
perkembangan
profesi
secara
bersinambung
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
No. 1.
Komponen Kompetensi Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan dan pemantauan status kesehatan pasien
Hasil Pembelajaran
2.
Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi
3.
Mempraktekan belajar sepanjang hayat
Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dengan baik Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai relevansi dan validitasnya Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan informasi ilmiah. Menerapkan ketrampilan dasar pengelolaan informasi untuk menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam merangkum dan menyimpan arsip Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penggunaannya, dengan memperhatikan secara khusus potensi untuk berkembang dan keterbatasannya
Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru. Berperan aktif dalam Program Pendidikan dan Pelatihan Kedokteran Berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman belajar lainnya Menunjukkan sikap kritis terhadap praktik kedokteran berbasis bukti (Evidence-Based Medicine) Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi atau evidence untuk penanganan pasien dan justifikasi alasan keputusan yang diambil Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya terhadap pasiennya Menyadari kinerja professionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan belajarnya
26
1/15/2009 4.
Mengembangkan baru
pengetahuan
5.
Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer
Mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang sudah ada dan mengembangkannya menjadi pertanyaan penelitian yang tepat Merencanakan, merancang, dan mengimplementasikan penelitian untuk menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian. Menuliskan hasil penelitian sesuai dengan kaidah artikel ilmiah Membuat presentasi ilmiah dari hasil penelitiannya Menjelaskan prinsip ilmu dasar dalam pemahaman mengenai dasar, patofisiologi dan patogenesis masalah kesehatan Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien. Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku. Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku. Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu. Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan (Teori dan simulasi)
Daftar Substansi Kajian Substansi Kajian
Tingkat Pencapaian
Metodologi penelitian eksperimental dan non-eksperimental (seperti desain penelitian, rancangan penelitian, pengelolaan laboratorium penelitian dan lain-lain)
1
2
3
4
5
6
Problem solving cycle
1
2
3
4
5
6
Biostatistik kesehatan
1
2
3
4
5
6
Epidemiologi kesehatan dan penyakit
1
2
3
4
5
6
Epidemiologi kesehatan dan penyakit
1
2
3
4
5
6
Struktur, organisasi, fungsi sel/molekul, jaringan dan organ.
1
2
3
4
5
6
Anatomi dan histologi umum
1
2
3
4
5
6
Genetika
1
2
3
4
5
6
Homeostasis
1
2
3
4
5
6
27
1/15/2009 Mikroorganisme penyebab penyakit (Bakteriologi, Virologi, Mikologi, Parasitologi)
1
2
3
4
5
6
Non-mikroorganisme penyebab penyakit/substansi hazard (metal, kimia, polen, radioaktif, gelombang elektromagnetik, dll)
1
2
3
4
5
6
Sterilisasi dan infeksi nosokomial
1
2
3
4
5
6
Patofisiologi penyakit (gejala dan tanda, mekanisme, respon fisiologis, mekanisme perbaikan) terhadap penyakit-penyakit infeksi akut dan kronis, neoplasma dan degenerasi
1
2
3
4
5
6
Dasar-dasar diagnosis penyakit
1
2
3
4
5
6
Dasar-dasar terapi (farmakologi dan non farmakologi)
1
2
3
4
5
6
Keterangan : 1
Mampu menyebutkan
2
Mempu menjelaskan
3
Mampu menerapkan
4
Mampu menganalisis
5
Mampu mensintesis
6
Mampu mengevaluasi
Daftar Keterampilan Keterampilan
Tingkat Pencapaian
Mencari informasi lebih lanjut mengenai topik tertentu di berbagai media
1
2
3
4
Menilai kesahihan suatu informasi
1
2
3
4
Penggunaan alat-alat laboratorium kesehatan sederhana
1
2
3
4
Melakukan pemeriksaan fisik Umum
1
2
3
4
Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan dibawah supervisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
28
1/15/2009 4.3
BLOK SIKLUS HIDUP MANUSIA
KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Melakukan prosedur klinis masalah pertumbuhan dan perkembangan, sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
Mengelola masalah kesehatan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer
No
Komponen kompetensi
Hasil Pembelajaran
1.
Memperoleh dan mencatat informasi pertumbuhan dan perkembangan yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganya Melakukan prosedur klinik dan laboratorium untuk melakukan diagnosa dan terapi gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan melalui simulasi (Teori dan simulasi) Melakukan prosedur klinik dan labaoratorium sesuai dengan kasus simulasi Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya (Teori dan simulasi)
2.
29
1/15/2009 3.
Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat tentang pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer
4.
Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai dengan penyakit dalam masa pertumbuhan dan perkembangan Menentukan efektivitas suatu tindakan pada penyakit dalam masa pertumbuhan dan perkembangan
5.
6.
7.
Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat Memenuhi aspek Mediko-legal dalam praktek kedokteran
Menjelaskan prinsip ilmu dasar dalam pemahaman mengenai dasar, patofisiologi dan patogenesis masalah kesehatan Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan, beserta patogenesis dan patofisiologinya Menjelaskan masalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan, baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh . Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien. Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku. Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku. Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu. Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan. Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan (Teori dan simulasi) Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti penyakit dalam masa pertumbuhan dan perkembangan Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence- based medicine (Teori dan simulasi) Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan . Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit masa Pertumbuhan dan perkembangan . (Teori dan simulasi) Menulis resep obat secara rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca (Teori dan simulasi) Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan dengan: Pembuatan surat keterangan sehat, sakit atau surat kematian Proses Pengadilan (Teori dan simulasi)
30
1/15/2009 Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Masalah Kesehatan/Penyakit Embriologi
Tingkat Pencapaian 1
2
3A
3B 4
Kelainan genetik/kongenital
Sindroma Down
1
2
3A
3B 4
Sindroma Turner
1
2
3A
3B 4
Sindroma Klinefelter
1
2
3A
3B 4
Gonadal xy-dysgenesis
1
2
3A
3B 4
Testicular feminization
1
2
3A
3B 4
Sindroma Fragile x
1
2
3A
3B 4
Kelainan kromosom lainnya
1
2
3A
3B 4
Fenil Keto Urinaria
1
2
3A
3B 4
Galaktosemia
1
2
3A
3B 4
Glycogen storage disease
1
2
3A
3B 4
Other storage diseases
1
2
3A
3B 4
Spina bifida
1
2
3A
3B 4
Anensefalus
1
2
3A
3B 4
Hidrosefalus
1
2
3A
3B 4
Cleft palate and/or lip
1
2
3A
3B 4
Sindroma Marfan
1
2
3A
3B 4
Kelainan bayi baru lahir
Hipotermia *
1
2
3A
3B 4
Bakteriemia and septicemia *
1
2
3A
3B 4
Respyratory Stress Syndrome*
1
2
3A
3B 4
Bronchopulmonary dysplasia*
1
2
3A
3B 4
Aspiration pneumonia
1
2
3A
3B 4
Pneumotoraks
1
2
3A
3B 4
Apnea attacks*
1
2
3A
3B 4
Jaundice of newborn*
1
2
3A
3B 4
Severe neonatal jaundice (kern icterus) *
1
2
3A
3B 4
Hipoglikemia *
1
2
3A
3B 4
Child of diabetic mother*
1
2
3A
3B 4
Neonatal convultion*
1
2
3A
3B 4
Necrotizing enterocolitis
1
2
3A
3B 4
Retinopati pada prematur
1
2
3A
3B 4
Anemia *
1
2
3A
3B 4
Inkompatibilitas Rhesus *
1
2
3A
3B 4
Defisiensi Vitamin K *
1
2
3A
3B 4
Perdarahan serebri *
1
2
3A
3B 4
Konjungtivitis *
1
2
3A
3B 4
Infeksi tali pusat *
1
2
3A
3B 4
Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) *
1
2
3A
3B 4
31
1/15/2009 Trauma Lahir
Kaput suksedanium
1
2
3A
3B 4
Trauma pleksus brakialis
1
2
3A
3B 4
Fraktur (klavikula, humerus, kosta)
Pola-pola penyakit pada usia lanjut
1
2
3A
3B 4
1
2
3A
3B 4
1
2
3A
3B 4
Konsep kematian Perubahan-perubahan yang terjadi ante, durante dan post mortem Keterangan: 1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * Diprioritaskan , level 3 dan 4 dicapai pada tahap praktik klinik
Daftar Keterampilan Keterampilan
Tingkat Pencapaian
Anamnesis Auto-alloanamnesis Anamnesis tentang riwayat pemberian makanan Anamnesis terhadap anak yang lebih dewasa Kemampuan berkomunikasi dengan orang tua yang cemas Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik umum sesuai dengan usia penderita Neonatus dan bayi Pemeriksaan kondisi umum, arousal, perilaku, tangisan * Identifikasi kelainan kongenital * Palpasi fontanel * Respon Moro * Refleks genggam * Refleks isap * Refleks merangkak * Vertical suspension positioning * Refleks tonus leher asimetris * Refleks anal * Pemeriksaan panggul * Semua usia Pemeriksaan fisik dan perkembangan * Pemeriksaan perkembangan bicara dan bahasa * Pengukuran berat badan *
32
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
1
2
3
4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
1/15/2009 Pengukuran tinggi badan * Pengukuran lingkar kepala * Pengukuran tekanan darah * Pengukuran suhu * BMI * Keterampilan terapeutik, pemeriksaan dan tindakan operatif pada anak Anjuran diet bayi * Pengukuran ketajaman penglihatan * Uji Ewing Finger prick* Venepuncture Insersi kanula Intubasi Resusitasi
1 1 1 1 1
2 2 2 2 2
3 3 3 3 3
4 4 4 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4
Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * Diprioritaskan , level 3 dan 4 dicapai pada tahap praktik klinik
4.4.
BLOK SISTEM KARDIOVASKULER
KOMPETENSI INTI
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem kardiovaskuler secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.
33
1/15/2009 No
1.
Komponen kompetensi Berkomunikasi dengan pasien dan anggota keluarganya mengenai penyakit yang berhubungan dengan sistem kardiovaskular
2.
Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganya mengenai sistem kardiovaskuler.
3.
Melakukan prosedur klinik dan laboratorium yang berhubungan dengan penyakit sistem kardiovaskular
Hasil pembelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai sistem kardiovaskular - Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik sistem kardiovaskular - Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik sistem kardiovaskular atau tindakannya - Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis yang berhubungan dengan penyakit sistem kardiovaskuler (terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan - Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit yang berhubungan dengan penyakit sistem kardiovaskuler - Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler. - Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan yang berhubungan dengan penyakit sistem kardiovaskuler telah dipahami oleh pasien - Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan - Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran - Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati (Teori dan simulasi) Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan yang berhubungan dengan penyakit sistem kardiovaskuler. (Teori dan simulasi) Memilih prosedur klinis dan laboratorium yang sesuai untuk penyakit sistem kardiovaskular Melakukan prosedur klinis dan laboratorium yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya Melakukan pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien Melakukan pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler yang sesuai dengan masalah pasien. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar mengenai penyakit sistem kardiovaskuler Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai untuk penyakit sistem kardiovaskuler Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar untuk penyakit sistem kardiovaskuler
34
1/15/2009
4.
Melakukan prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan penyakit system kardiovaskuler
5.
Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer untuk penyakit sistem kardiovaskuler
Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang untuk penyakit sistem kardiovaskuler Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit sistem kardiovaskuler Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi yang berhubungan dengan penyakit sistem kardiovaskuler sesuai dengan kewenangannya (Teori dan simulasi) Menentukan keadaan kedaruratan klinis yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler Memilih prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan rujukan Melakukan prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler secara benar dan etis, sesuai dengan kewenangannya Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler (Teori dan simulasi) Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya penyakit sistem kardiovaskuler, beserta patogenesis dan patofisiologinya Menjelaskan penyakit sistem kardiovaskuler baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh . Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap penyakit sistem kardiovaskuler Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit sistem kardiovaskuler, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif Menjelaskan tujuan pengobatan penyakit sistem kardiovaskuler secara fisiologis dan molekular. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien penderita penyakit sistem kardiovaskuler. Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit sistem kardiovaskuler baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku. Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku untuk penyakit sistem kardiovaskul Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada penyakit sistem kardiovaskuler. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu penyakit sistem kardiovaskuler. Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan penyakit sistem kardiovaskuler Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola penyakit sistem kardiovaskuler. (Teori dan simulasi)
35
1/15/2009 6.
Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai untuk penyakit sistem kardiovaskuler
7.
Menentukan efektivitas suatu tindakan pada penyakit sistem kardiovaskuler
Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti penyakit sistem kardiovaskuler Menjelaskan alasan hasil diagnosis penyakit sistem kardiovaskuler dengan mengacu pada evidence- based medicine (Teori dan simulasi) Menjelaskan bahwa kelainan sistem kardiovaskulerdipengaruhi oleh tindakan Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan penyakit sistem kardiovaskuler . Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit sistem kardiovaskuler. (Teori dan simulasi)
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Masalah Kesehatan/Penyakit
Tingkat Pencapaian
Kelainan jantung
Angina pectoris*
1
2
3A 3B
4
Unstable angina*
1
2
3A 3B
4
Infark miokard*
1
2
3A 3B
4
Imminent miokard
1
2
3A 3B
4
Aneurisma jantung
1
2
3A 3B
4
Heart failure*
1
2
3A 3B
4
Cardiorespiratory arrest *
1
2
3A 3B
4
Stenosis mitral
1
2
3A 3B
4
Regurgitasi mitral
1
2
3A 3B
4
Stenosis aorta
1
2
3A 3B
4
Regurgitasi aorta
1
2
3A 3B
4
Penyakit katup jantung lainnya
1
2
3A 3B
4
Ventricle Septal Defect (VSD)
1
2
3A 3B
4
Atrial Septal Defect (ASD)
1
2
3A 3B
4
Sinus takikardia
1
2
3A 3B
4
Supraventrikular takikardia *
1
2
3A 3B
4
Fibrilasi atrium
1
2
3A 3B
4
Atrial flutter*
1
2
3A 3B
4
Supraventrikular ekstrasistol
1
2
3A 3B
4
Ventrikular ekstrasistol*
1
2
3A 3B
4
BBB
1
2
3A 3B
4
Aritmia lainnya
1
2
3A 3B
4
Endokarditis
1
2
3A 3B
4
Perikarditis
1
2
3A 3B
4
Miokarditis
1
2
3A 3B
4
Kardiomiopati
1
2
3A 3B
4
36
1/15/2009 Kelainan aorta-arteri
Hipertensi esensial
1
2
3A 3B
4
Hipertensi sekunder*
1
2
3A 3B
4
Hipertensi pulmonal
1
2
3A 3B
4
Penyakit Raynaud
1
2
3A 3B
4
Trombosis arteri
1
2
3A 3B
4
Koartasio aorta
1
2
3A 3B
4
Emboli arteri
1
2
3A 3B
4
Aterosklerosis
1
2
3A 3B
4
Subclavian Steal Syndrome
1
2
3A 3B
4
Aneurisma aorta
1
2
3A 3B
4
Dissecting aneurysm
1
2
3A 3B
4
Claudiation
1
2
3A 3B
4
Syok kardiogenik
1
2
3A 3B
4
Syok septic *
1
2
3A 3B
4
Syok hipovolemik*
1
2
3A 3B
4
Varises (primer dan sekunder)
1
2
3A 3B
4
Obstructed venous return
1
2
3A 3B
4
Trombosis vena dalam
1
2
3A 3B
4
Tromboflebitis *
1
2
3A 3B
4
Vena
Pembuluh limfe
Limfangitis*
1
2
3A 3B
4
Limfadenitis*
1
2
3A 3B
4
Limfadema (primer dan sekunder)*
1
2
3A 3B
4
1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * Diprioritaskan , level 3 dan 4 dicapai pada tahap praktik klinik
37
1/15/2009 Daftar Keterampilan Keterampilan
Tingkat Pencapaian 2 3
Pemeriksaan fisik umum system kardiovaskuler* Palpasi Nadi Pengukuran tekanan darah Pengukuran jugular venous pressure Palpasi denyut apeks jantung Perkusi ukuran jantung Auskultasi jantung Penilaian denyut kapiler Penilaian capillary refill Deteksi Bruits
1
4
EKG*
1
2
3
4
Exercise ECG testing
1
2
3
4
Fonokardiografi
1
2
3
4
Pemeriksaan Doppler
1
2
3
4
Kateterisasi jantung
1
2
3
4
Ekokardiografi
1
2
3
4
Automatic blood pressure measurement
1
2
3
4
Holter examination
1
2
3
4
Kanulasi intravena
1
2
3
4
Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau di demonstrasikan
3
Mampu melakukan atau pernah menerapkan dibawah supervisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
4.5.
BLOK SISTEM RESPIRASI
KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa FK Unri mampu: Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem respirasi secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem respirasi sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya 38
1/15/2009 Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem respirasi secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum No
1.
Komponen kompetensi Berkomunikasi dengan pasien dan anggota keluarganya mengenai penyakit yang berhubungan dengan sistem respirasi
2.
Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganya mengenai penyakit system respirasi
3.
Melakukan prosedur klinik dan laboratorium yang berhubungan dengan penyakit system respirasi
Hasil pembelajaran Memberi penjelasan dan informasi mengenai system respirasi - Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik - Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya - Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan - Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit. - Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya - Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien - Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan - Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran - Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati (Teori dan simulasi) Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan (Teori dan simulasi) Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya (Teori dan simulasi)
39
1/15/2009 4.
Melakukan prosedur kedaruratan klinis berhubungan dengan system respirasi
5.
Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer untuk penyakit sistem respirasi
6.
Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai dengan penyakit system respirasi
7.
Menentukan efektivitas suatu tindakan pada penyakit system respirasi
Menentukan keadaan kedaruratan klinis Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan rujukan Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan etis, sesuai dengan kewenangannya Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut (Teori dan simulasi) Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan, beserta patogenesis dan patofisiologinya Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh . Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien. Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku. Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku. Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu. Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan (Teori dan simulasi) Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence- based medicine (Teori dan simulasi) Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan . Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit .
(Teori dan simulasi)
40
1/15/2009 Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Masalah Kesehatan/Penyakit
Tingkat Pencapaian 2 3A 3B
TBC paru*
1
TBC dengan HIV*
1
2
3A
3B
4 4
TBC dengan pneumothorak
1
2
3A
3B
4
Bronkitis akut*
1
2
3A
3B
4
Bronkiolitis
1
2
3A
3B
4
Asma bronkial*
1
2
3A
3B
4
Emfisema paru
1
2
3A
3B
4
Atelektasis*
1
2
3A
3B
4
Bronkiektasis*
1
2
3A
3B
4
Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOK)*
1
2
3A
3B
4
SARS*
1
2
3A
3B
4
Pneumonia*
1
2
3A
3B
4
Avian influenza
1
2
3A
3B
4
Abses paru
1
2
3A
3B
4
Emboli paru
1
2
3A
3B
4
Infark paru
1
2
3A
3B
4
Pleurisy TBC*
1
2
3A
3B
4
Pleurisy Kanker
1
2
3A
3B
4
Pleurisy Lupus
1
2
3A
3B
4
Pneumotorak
1
2
3A
3B
4
Fibrosis kistik
1
2
3A
3B
4
Aspirasi pneumonia
1
2
3A
3B
4
Pertusis
1
2
3A
3B
4
Pneumonia pneumokokus
1
2
3A
3B
4
Pneumonia stafilokokus
1
2
3A
3B
4
Keterangan: 1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
41
1/15/2009 Daftar Keterampilan Keterampilan Pemeriksaan fisik umum system respirasi* Inspeksi respirasi saat istirahat Inspeksi selama ekspirasi Palpasi respiratory ekspansion Palpasi taktil premitus Pleural Tap
Tingkat Pencapaian 3 4 1 2
1
2
3
4
Tes Fungsi Paru/Spirometri, peakflow meter
1
2
3
4
Perfusi/Ventilation Scanning
1
2
3
4
Bronkoskopi
1
2
3
4
Persiapan dan penilaian sputum * (ziehl Nielsen, gram stain)
1
2
3
4
X-ray examination
1
2
3
4
Hyperventilation provocation test *
1
2
3
4
Perfusion / ventilation scan
1
2
3
4
WSD
1
2
3
4
Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
4.6.
BLOK SISTEM MUSKULOSKELETAL
KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa FK Unri mampu: Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem muskuloskeletal secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem muskuloskeletal sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem muskuloskeletal secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
42
1/15/2009 No
1.
Komponen kompetensi Berkomunikasi dengan pasien dan anggota keluarganya mengenai penyakit yang berhubungan dengan sistem muskuloskeletal
2.
Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang penyakit sistem muskuloskeletal, pasien, dan keluarganya
3.
Melakukan prosedur klinik dan laboratorium untuk melakukan diagnosa dan terapi penyakit yang berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
Hasil pembelajaran Memberi penjelasan dan informasi mengenai gangguan dan penyakit sistem muskuloskeletal - Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik - Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya - Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan - Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit. - Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya - Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien - Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan - Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran - Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati (Teori dan simulasi) Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan (Teori dan simulasi) Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya (Teori dan simulasi)
43
1/15/2009 4.
Melakukan prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan system muskuloskeletal
5.
Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan sistem muskuloskeletal sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer
6.
Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai dengan penyakit yang berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
7.
Menentukan efektivitas suatu tindakan pada penyakit yang berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
Menentukan keadaan kedaruratan klinis Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan rujukan Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan etis, sesuai dengan kewenangannyaMengevaluasi dan melakukan tindak lanjut (Teori dan simulasi) Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan, beserta patogenesis dan patofisiologinya Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh . Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien. Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku. Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku. Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu. Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan (Teori dan simulasi) Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence- based medicine (Teori dan simulasi)
Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan . Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit .
(Teori dan simulasi)
44
1/15/2009
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Masalah Kesehatan/Penyakit Tumor,Tulang dan jaringan lunak - Osteoma - Osteoid osteoma - Osteoblastoma - Osteosarkoma - Osteokondroma - Kondroblastoma - Kondrosarkoma - Fibrous displasia - Fibrosarkoma - Sarkoma Ewing - Giant cell tumor - Kista ganglion * - Lipoma - Liposarkoma * - Fibromatosis - Tumor desmoid - Fibroma - Fibrosarcoma - Benign fibrous histiocytoma - Malignant fibrous histiocytoma (MFH) - Rabdomiosarkoma - Leiomioma - Leiomiosarkoma - Synovial sarcoma Tulang dan sendi (anak) - Dislokasi panggul kongenital - Artritis* - Genu varum (bow legs) - Genu valgum (knock knee) - Pes planus - Skoliosis - Kifosis - Lordosis - Penyakit terthes - Slipped epiphysis - Penyakit osgood-schlatter - Kondromalasia patela - Club foot - Penyakti Marfan - Osteogenesis imperfekta - Kista tulang - Akondroplasia Kelainan sistem muskuloskeletal - Riketsia, osteomasia - Osteoporosis * - Fibrous dysplasia - Penyakit Paget Kelainan sistem muskuloskeletal lokal - Physical overload* - Nekrosis tulang aseptik
45
Tingkat Pencapaian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A
3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A
3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 1 1 1
2 2 2 2
3A 3A 3A 3A
3B 3B 3B 3B
4 4 4 4
1 1
2 2
3A 3A
3B 3B
4 4
1/15/2009 - Osteomielitis akut* - Artritis* - Trauma pada kartilago - Taruma kapsula sendi - Ganglion - Tumor tulang primer - Metastasis tulang - Fraktur patologis Penyakit degeneratif sendi - Artrosis deforman - Artropati Kristal - Artritis reumatoid - Penyakit Bechterew Tulang Belakang - Spina bifida - Teratoma sakrokoksigeal - Skoliosis - Kifosis - Lordosis - Spondilartrosis, spondilosis - Spondilitis, spondilodisitis - Hernia Nucleus Pulposus (HNP) - Spondilolisis - Metastasis dari tempat lain - Fraktur patologis - Fraktur dan dislokasi tulang belakang - Spinal transaction Pelvis dan ekstremitas bawah - Dislokasi panggul kongenital - Displasia panggul - Femoral head necrosis - Artritis intermiten panggul - Fraktur pelvis - Fraktur panggul - Dislokasi panggul - Lesi ligamen panggul - Artritis panggul - Fraktur femur * - Fraktur dan lesi kapsul, tendon dan ligamen lutut* - Lesi meniskus medial dan lateral - Kartilago patela abnormal - Genu varum, genu valgum - Osteokondritis dissecans - Arttritis lutut - Akilles tendonitis * - Ruptur tendon akiles* - Instabilitas ankle* - Ingrowing toe nail - Pes planus - Club foot - Claw foot - Hallux valgus - Hammer toe - Metatarsalgia - Onikogriposis - Anisomelia
46
1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2
3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A
3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B
4 4 4 4 4 4 4 4
1 1 1 1
2 2 2 2
3A 3A 3A 3A
3B 3B 3B 3B
4 4 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A
3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A
3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1/15/2009 Traumatologi Birth trauma - Caput succedanium* - Bracial plexus injury - Fracture (clavicle, humerus, rib) Trauma (Tergantung ringan sampai berat) - Drowning* - Dislokasi mandibula* - Fraktur mandibula * - Dislokasi lutut* - Disloaksi patella* - Bursitis prepatelar* - Fraktur tibia* - Fraktur/kontusio tulang iga* - Luka akibat fraktur tulang iga* - Fraktur sternum* - Fraktur jari kaki* - Crush injury to the hell (anak)* - Fraktur fibula* - Whiplash* - Fraktur dan lesi kapsul, tendon dan ligamen ankle* Leher, korset bahu dan ekstremitas atas - Fraktur bahu* - Dislokasi bahu* - Lesi ligamen bahu* - Instabilitas bahu* - Frozen shoulder* - Fraktur klavikula* - Fraktur humerus* - Fraktur radius/ulna* - Fraktur dan lesi kapsul, tendon dan ligamen siku* - Fraktur dan lesi kapsul, tendon dan ligamen pergelangan tangan* - Fraktur dan lesi kapsul, tendon dan ligamen jari* - Epikondilitis lateral (tennis elbow)* - Dislokasi radius* - Dislokasi pergelangan* - Inflamasi progresif jari setelah luka* - Bursitis olekranon * - Carpal Tunnel Syndrome (CTS)* - Luka tendon jari (contoh deformitas boutoniere)* - Mallet finger - Kontraktur Dupuytren - Kuku lepas* - Hematom sublingual* - Trauma pembuluh darah*
47
1 1 1
2 2 2
3A 3A 3A
3B 3B 3B
4 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A
3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A
3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1/15/2009 Keterangan: 1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
Daftar Keterampilan Keterampilan Inspeksi kuku, tonus otot * Penilaian range of motion * Inspeksi sendi * Pemeriksaan ortopedik - Pemeriksaan atrofi otot* - Penentuan pergerakan kepala* - Inspeksi bahu dan ekstremitas atas* - Uji fungsi sendi bahu* - Uji fungsi otot dan sendi siku* - Uji fungsi sendi pergelangan tangan, metakarpal dan jari* - Inspeksi postur tulang belakang/pelvis* - Inspeksi posisi skapula* - Inspeksi fleksi dan ekstensi tulang belakang* - Pemeriksaan fleksi lumbar* - Palpasi tulang belakang, sendi sakroilika dan otot tulang belakang* - Inspeksi cara berjalan* - Pengukuran panjang ekstremitas bawah* - Panggul: Pengukuran fleksi dan ekstensi, aduksi, abduksi dan rotasi - Lutut: Pengukuran ligamen kruciata* - Pengukuran meniskus* - Kaki: Inspeksi postur dan bentuk* - Kaki: pengukuran fleksi dorsal/plantar, eversi* Therapeutic Skills - Preoperative preparation of field for minor surgery, asepsis, antisepsis, local anatesi * - Anestesi infiltrasi - Local nerve blok - Wound cleaning, debridment, stitching, removal of suture * - Insisi dan drainase abses * - Fraktur stabilisasi (tanpa plaster) - Fraktur reposisi, closed * - Reduksi dislokasi - Memasang sling*
48
Tingkat Pencapaian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
1
2
3
4
1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4
1/15/2009 -
Aspirasi sendi Artrografi Pemeriksaan system sensorik Elicting refleks : knee, ankle, triceps, biseps, plantar respons
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
4.7
BLOK SISTEM HEMATO-IMUNOLOGI
KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu: Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem hemato-imunologi secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem hemato-imunologi sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya. Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem hemato-imunologi secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
No 1.
Komponen Kompetensi Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya mengenai penyakit yang berhubungan dengan sistem hemato-imunologi
Hasil Penbelajaran - Memberi penjelasan dan informasi mengenai masalah maupun penyakit yang berhubungan dengan sistem hemato-imunologi: - Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik - Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya - Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan - Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
49
1/15/2009
2.
Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang penyakit hemato-imunologi, pasien, dan keluarganya
3.
Melakukan prosedur klinik dan laboratorium untuk melakukan diagnosa dan terapi penyakit yang berhubungan dengan sistem hematoimunologi.
4.
Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan sistem hemato-imunologi sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit. - Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya - Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien - Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan - Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran - Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati (Teori dan simulasi) Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan (Teori dan simulasi) Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya (Teori dan simulasi) Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan sistem hemato-imunologi, beserta patogenesis dan patofisiologinya Menjelaskan masalah kesehatan sistem hemato-imunologi baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh . Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan sistem hemato-imunologi Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik penyakit sistem hemato-imunologi secara efektif Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien hemato-imunologi. Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit sistem hemato-imunologi baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis,
50
1/15/2009
5.
6.
Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai dengan penyakit yang berhubungan dengan sistem hematoimunologi. Menentukan efektivitas suatu tindakan yang berhubungan dengan sistem hemato-imunologi
diet, olah raga, atau perubahan perilaku. Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku. Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus penyakit hemato-imunologi tertentu. Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan sistem hemato-imunologi. (Teori dan simulasi) Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti penyakit hemato-imunologi Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence- based medicine (Teori dan simulasi) Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan . Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit hemato-imunologi . (Teori dan simulasi)
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Masalah Kesehatan/Penyakit
Tingkat Pencapaian
Anemia aplastik/hipoplastik *
1
2
3A
3B
4
Anemia defisiensi besi *
1
2
3A
3B
4
Anemia makrositik
1
2
3A
3B
4
Anemia hemolitik *
1
2
3A
3B
4
Hemoglobinopati
1
2
3A
3B
4
Anemia yang berhubungan dengan penyakit kronis
1
2
3A
3B
4
Polisitemia
1
2
3A
3B
4
Trombositopenia
1
2
3A
3B
4
Trombositosis
1
2
3A
3B
4
Hemopilia
1
2
3A
3B
4
Penyakit Von willebrand
1
2
3A
3B
4
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
1
2
3A
3B
4
Waldenstroom macroglobulinemia
1
2
3A
3B
4
Agranulositosis
1
2
3A
3B
4
Gangguan Haemorologik
1
2
3A
3B
4
Antiphospholipid Antibody Syndrome
1
2
3A
3B
4
51
1/15/2009 Kelainan ortopedik dan rematik autoimun
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) dengan komplikasi*
1
2
3A
3B
4
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) tanpa komplikasi
1
2
3A
3B
4
Skleroderma *
1
2
3A
3B
4
Poliarteritis nodosa
1
2
3A
3B
4
Vasculitis Lupus
1
2
3A
3B
4
Polimialgia reumatika *
1
2
3A
3B
4
Artritis Rematoid *
1
2
3A
3B
4
Alergi makanan *
1
2
3A
3B
4
Reaksi anafilaktik *
1
2
3A
3B
4
Demam Rematik *
1
2
3A
3B
4
Artritis kronis juvenil
1
2
3A
3B
4
Henoch-schoenlein purpura
1
2
3A
3B
4
Eritema multiformis
1
2
3A
3B
4
Atopi *
1
2
3A
3B
4
Steven johnson's syndrome
1
2
3A
3B
4
Immunologi transplantasi
1
2
3A
3B
4
Immunodefisiensi *
1
2
3A
3B
4
Leishmaniasis *
1
2
3A
3B
4
Giardiasis *
1
2
3A
3B
4
Filariasis *
1
2
3A
3B
4
Malaria *
1
2
3A
3B
4
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)
1
2
3A
3B
4
Limfoma Non-hodgkin's
1
2
3A
3B
4
Limfoma Hodgkin's
1
2
3A
3B
4
Leukemia Akut
1
2
3A
3B
4
Leukemia Kronik
1
2
3A
3B
4
Leukemia Mieloid Kronik (LMK)
1
2
3A
3B
4
Multiple myeloma
1
2
3A
3B
4
Langerhan’s cell histiositosis
1
2
3A
3B
4
Reaksi imunologi
Infeksi
Darah dan limponodi
52
1/15/2009 Keterangan: 1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : *Diprioritaskan, level 3 dan 4 dicapai pada tahap praktik klinik
Daftar Keterampilan Keterampilan
Tingkat Pencapaian
Tes Trendelenburg *
1
2
3
4
Tes Perthes *
1
2
3
4
Tes postur terhadap insufisiensi arterial *
1
2
3
4
Tes hiperemia reaktif terhadap insufisiensi arterial *
1
2
3
4
Pengisian kapiler *
1
2
3
4
Kanulasi subkutaneus
1
2
3
4
Skleroterapi untuk vena varikosis
1
2
3
4
Tes provokasi histamin
1
2
3
4
Venapuncture*
1
2
3
4
Arterial puncture
1
2
3
4
Finger prick dan pemeriksaan darah apus *
1
2
3
4
Arteriografi
1
2
3
4
Rumple leed
1
2
3
4
1
2
3
4
Pemeriksaan Hb Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
53
1/15/2009 4.8. BLOK SISTEM SARAF KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem saraf secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem saraf sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya.
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem saraf secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
No
Komponen Kompetensi
1.
Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya mengenai penyakit yang berhubungan dengan sistem saraf.
2.
Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang penyakit saraf, pasien saraf dan keluarganya
3.
Melakukan prosedur klinik dan laboratorium untuk melakukan diagnosa dan terapi penyakit yang berhubungan dengan sistem saraf.
Hasil Penbelajaran Memberi penjelasan dan informasi mengenai masalah maupun penyakit yang berhubungan dengan sistem saraf : - Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik - Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya - Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan - Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit. - Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya - Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien - Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan - Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran - Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati (Teori dan simulasi) Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan (Teori dan simulasi) - Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien - Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya - Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal
54
1/15/2009
4.
Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan sistem saraf sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer
5.
Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai dengan penyakit yang berhubungan dengan sistem saraf.
mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien - Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien. - Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar - Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai - Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar - Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang - Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit - Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya (Teori dan simulasi) - Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan sistem saraf, beserta patogenesis dan patofisiologinya - Menjelaskan masalah kesehatan sistem saraf baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh . - Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan sistem saraf - Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik penyakit sistem saraf secara efektif - Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular. - Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien saraf. - Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit sistem saraf baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku. - Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku. - Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik. - Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping - Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus penyakit saraf tertentu. - Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan sistem saraf. (Teori dan simulasi) - Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti penyakit saraf - Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence- based medicine (Teori dan simulasi)
55
1/15/2009 Menentukan efektivitas suatu tindakan yang berhubungan dengan sistem saraf
6.
- Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan - Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan . - Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit saraf . (Teori dan simulasi)
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Masalah Kesehatan/Penyakit
Tingkat Pencapaian
Ketidaksadaran
Metabolik ensefalopati
1
2
3A 3B
4
Komatous
1
2
3A 3B
4
Brain death
1
2
3A 3B
4
Tension headache*
1
2
3A 3B
4
Migrain *
1
2
3A 3B
4
Nyeri kepala vasomotor *
1
2
3A 3B
4
Cranial arteritis*
1
2
3A 3B
4
Trigeminal neuralgia*
1
2
3A 3B
4
Cluster headache*
1
2
3A 3B
4
Nyeri Kepala
Kelainan vaskuler serebral
Transient Ischemic Attack (TIA) *
1
2
3A 3B
4
Infark serebral *
1
2
3A 3B
4
Hematoma intraserebral *
1
2
3A 3B
4
Perdarahan subaraknoid *
1
2
3A 3B
4
Ensefalopati hipertensif *
1
2
3A 3B
4
Lesi nervus kranialis dan batang otak
Bells palsy*
1
2
3A 3B
4
Brain stem lesions*
1
2
3A 3B
4
Kelainan sistem vestibular
Menier's disease*
1
2
3A 3B
4
Benign paroxysmal positional vertigo*
1
2
3A 3B
4
Vertigo central *
1
2
3A 3B
4
Penurunan ingatan Demensia vaskuler
1
2
3A 3B
4
Penyakit Alzheimer
1
2
3A 3B
4
Penyakit Pick
1
2
3A 3B
4
Kelainan sistem ekstrapiramidal
Penyakit Parkinson
1
2
3A 3B
4
Parkinsonisme sekunder
1
2
3A 3B
4
Penyakit Huntington
1
2
3A 3B
4
Chorea sydenham
1
2
3A 3B
4
Dystrofia
1
2
3A 3B
4
Hemifacial Spasme
1
2
3A 3B
4
56
1/15/2009 Epilepsi and kejang lainnya
Epilepsi fokal *
1
2
3A 3B
4
Epilepsi umum *
1
2
3A 3B
4
Absence seizure*
1
2
3A 3B
4
Status epileptikus
1
2
3A 3B
4
Narkolepsi
1
2
3A 3B
4
Sleep apnea syndrome*
1
2
3A 3B
4
Penyakit Demielinisasi
Multiple sclerosis
1
2
3A 3B
4
Optic neuromyelitis (Devic's disease)
1
2
3A 3B
4
Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)
1
2
3A 3B
4
Complete spinal transection*
1
2
3A 3B
4
Brown sequard syndrome
1
2
3A 3B
4
Sindroma Kauda ekuina
1
2
3A 3B
4
Neurogenic bladde*
1
2
3A 3B
4
Syringomyelia
1
2
3A 3B
4
Myelopathy*
1
2
3A 3B
4
Dorsal root syndrome
1
2
3A 3B
4
Kompresi medulla *
1
2
3A 3B
4
Sindrom radikuler / HNP *
1
2
3A 3B
4
Spondilitis TB *
1
2
3A 3B
4
Meningitis *
1
2
3A 3B
4
Ensefalitis *
1
2
3A 3B
4
Tetanus *
1
2
3A 3B
4
Toxoplasmosis cerebral
1
2
3A 3B
4
Tuberculoma
1
2
3A 3B
4
Brain abscess
1
2
3A 3B
4
Polimielitis
1
2
3A 3B
4
Malaria Cerebral *
1
2
3A 3B
4
1
2
3A 3B
4
Oligodendroglioma
1
2
3A 3B
4
Ependimoma
1
2
3A 3B
4
Meningioma
1
2
3A 3B
4
Neurofibroma
1
2
3A 3B
4
Schwannoma
1
2
3A 3B
4
medulloblastoma
1
2
3A 3B
4
Astrositoma
1
2
3A 3B
4
Retinoblastoma
1
2
3A 3B
4
Penyakit tulang belakang dan sumsum tulang belakang
Penyakit Infeksi
Infeksi Meningokokkal Rabies Sistem saraf
57
1/15/2009 Penyakit Neuromuskuler
Horner Syndrome
1
2
3A 3B
4
Carpal Tunnel Syndrome *
1
2
3A 3B
4
Tarsal Tunnel Syndroma *
1
2
3A 3B
4
Neuropati *
1
2
3A 3B
4
Peroneal palsy *
1
2
3A 3B
4
SGB *
1
2
3A 3B
4
MG *
1
2
3A 3B
4
Poliomyositis
1
2
3A 3B
4
Duchenne muscular dystrophy
1
2
3A 3B
4
Neurofibromatosis
1
2
3A 3B
4
Gangguan Kongenital
Hidrocepalus *
1
2
3A 3B
4
Spina bifida
1
2
3A 3B
4
Gangguan Neurologi pada Pediatri
Meningitis *
1
2
3A 3B
4
Ericefalitis *
1
2
3A 3B
4
Cerebral Abses *
1
2
3A 3B
4
Epilepsi *
1
2
3A 3B
4
Spasme infatil
1
2
3A 3B
4
Petit mal epilepsy *
1
2
3A 3B
4
Febrile convulsion *
1
2
3A 3B
4
Duchenne muscular dystrophy
1
2
3A 3B
4
Poliomielitis *
1
2
3A 3B
4
Cerebral palsy *
1
2
3A 3B
4
Kern ikterus *
1
2
3A 3B
4
Mental retardation
1
2
3A 3B
4
Autis
1
2
3A 3B
4
ADHD
1
2
3A 3B
4
Neurobehaviour disorder
Amnesia pasca trauma *
1
2
3A 3B
4
Afasia *
1
2
3A 3B
4
VCI
1
2
3A 3B
4
MCI *
1
2
3A 3B
4
Trauma CNS
Epidural hematom *
1
2
3A 3B
4
Subdural hematom
1
2
3A 3B
4
SAH *
1
2
3A 3B
4
Trauma medulla spinalis *
1
2
3A 3B
4
Nyeri nosiseptif
1
2
3A 3B
4
Nyeri neuropatik
1
2
3A 3B
4
Nyeri
58
1/15/2009 Kedaruratan Neurologi
Cedera kepala *
1
2
3A 3B
4
Kerusakan otak difus *
1
2
3A 3B
4
Konkusi dan kontusio cerebri *
1
2
3A 3B
4
Brain death *
1
2
3A 3B
4
Perdarahan ekstradural *
1
2
3A 3B
4
Perdarahan subdural *
1
2
3A 3B
4
Fraktor basis cranii *
1
2
3A 3B
4
Acute traumatic spinal transaction *
1
2
3A 3B
4
Injury of plexus and peripheral nerves *
1
2
3A 3B
4
Keterangan: 1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
59
1/15/2009 DAFTAR KETERAMPILAN Tingkat Pencapaian
Keterampilan Pemeriksaan fisik Fungsi saraf kranial
Penilaian indera penciuman *
1
2
3
4
Inspeksi lebar celah palpebral *
1
2
3
4
Inspeksi pupil (size and shape) *
1
2
3
4
Refleks cahaya pupil *
1
2
3
4
Refleks akomodasi pupil (close objects) *
1
2
3
4
Penilaian gerak ekstraokuler *
1
2
3
4
Penilaian diplopia *
1
2
3
4
Penilaian nistagmus *
1
2
3
4
Refleks kornea *
1
2
3
4
Penilaian lapangan pandang *
1
2
3
4
Tes ketajaman penglihatan *
1
2
3
4
Penilaian pupil dengan Fundoskopi *
1
2
3
4
Penilaian simetri wajah *
1
2
3
4
Penilaian kekuatan otot temporal dan masseter *
1
2
3
4
Penilaian sensasi fasial *
1
2
3
4
Penilaian gerakan wajah *
1
2
3
4
Penilaian pengecapan * Penilaian pendengaran (lateralisasi, hantaran udara dan tulang) *
1 1
2 2
3 3
4 4
Penilaian bengkak swallowing *
1
2
3
4
Inspeksi palatum palate *
1
2
3
4
Test gag reflex*
1
2
3
4
Penilaian otot sternomastoid trapezius *
1
2
3
4
Inspeksi lidah saat istirahat * Inspeksi motorik lidah (contoh saat menjulurkan lidah) *
1 1
2 2
3 3
4 4
Sistem motorik
Inspeksi postur dan habitus *
1
2
3
4
Gerak involunter *
1
2
3
4
Penilaian peregangan pasif *
1
2
3
4
Penilaian peregangan otot *
1
2
3
4
Penilaian kekuatan otot individu *
1
2
3
4
Koordinasi Inspeksi cara berjalan (normal, on heels, on toes, hopping in one place, heel-to-toe)*
1
2
3
4
Shallow knee bend*
1
2
3
4
Romberg's test*
1
2
3
4
Reaksi terhadap dorongan (keseimbangan)*
1
2
3
4
Point-to-point testing : between index finger and nose* Point-to-point testing : heel on opposite knee, running down to big toe*
1 1
2 2
3 3
4 4
Tes untuk dysdiadochokinesis*
1
2
3
4
60
1/15/2009 Sistem sensorik
Penilaian rasa nyeri *
1
2
3
4
Penilaian sensasi terhadap suhu *
1
2
3
4
Assessment of light touch*
1
2
3
4
Assessment of extinction phenomenon*
1
2
3
4
Penilaian terhadap getaran *
1
2
3
4
Penilaian sensasi posisi * Penilaian diskriminasi sensasi (contoh stereognosis) *
1 1
2 2
3 3
4 4
Kelainan sensasi radikuler Lasegue's sign *
1
2
3
4
Fungsi saraf yang lebih tinggi Penilaian kesadaran dengan glasgow coma scale*
1
2
3
4
Penilaian orientasi *
1
2
3
4
Penilaian aphasia *
1
2
3
4
penilaian apraxia *
1
2
3
4
Penilaian agnosia *
1
2
3
4
Penilaian ingatan jangka pendek *
1
2
3
4
Penilaian ingatan jangka panjang *
1
2
3
4
Penilaian konsentrasi *
1
2
3
4
Refleks Refleks tendon (refleks bicep,refleks triceps, refleks lutut, refleks ankle)*
1
2
3
4
Reaksi plantar*
1
2
3
4
Refleks abdominal *
1
2
3
4
Refleks kremaster *
1
2
3
4
Refleks anal *
1
2
3
4
Refleks Patologis Hoffman-Tromner sign*
1
2
3
4
Respon Plantar (Grup Babinski) Refleks Primitif
Snout reflex *
1
2
3
4
Rooting Refleks *
1
2
3
4
Refleks menggenggam *
1
2
3
4
Refleks Glabela *
1
2
3
4
Refleks Palmomental *
1
2
3
4
Lain – lain
Deteksi kaku kuduk *
1
2
3
4
Penilaian fontanella *
1
2
3
4
Patrisk’s & contra patrick’s sign *
1
2
3
4
Chvostek’s sign * Pemeriksaan tambahan
1
2
3
4
X-ray skull
1
2
3
4
X-ray spine
1
2
3
4
Seldinger angiography
1
2
3
4
Myelography
1
2
3
4
CT-scan cerebrum
1
2
3
4
61
1/15/2009
Caudography
1
2
3
4
ENG
1
2
3
4
Brain Mapping
1
2
3
4
PET,SPECT
1
2
3
4
EEG
1
2
3
4
EMG, EMNG
1
2
3
4
Visual evoked response examination
1
2
3
4
Digital substraction angiography
1
2
3
4
Duplex-scan pembuluh darah
1
2
3
4
Biopsi otot
1
2
3
4
Punksi lumbal
1
2
3
4
Punksi lumbal, Queckenstedt test
1
2
3
4
Magnetic Resonace Imaging (MRI),MRA
1
2
3
4
Keterampilan terapeutik
Laminectomy
1
2
3
4
Therapeutic spinal tap
1
2
3
4
Opening the skull
1
2
3
4
Pembedahan akustik neuroma
1
2
3
4
Pembedahan kelenjar pituitari
1
2
3
4
Pembedahan pada perdarahan ekstradural
1
2
3
4
Pembedahan pada perdarahan subdural
1
2
3
4
Pembedahan tumor serebral
1
2
3
4
Pembedahan pada carpal/tarsal tunnel syndrome
1
2
3
4
Pembedahan pada aneurisma intraserebral
1
2
3
4
Medula Spinalis
Inspeksi saat istirahat *
1
2
3
4
Inspeksi saat bergerak *
1
2
3
4
Percussion for tenderness *
1
2
3
4
Palpation for tenderness *
1
2
3
4
Palpasi nyeri pada penekanan vertikal *
1
2
3
4
Penilaian fleksi lumbar *
1
2
3
4
Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
62
1/15/2009 4.9. BLOK SISTEM UROLOGI DAN CAIRAN TUBUH KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem urologi dan cairan tubuh secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem urologi dan cairan tubuh sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya.
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem urologi dan cairan tubuh secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
No
Komponen Kompetensi
1.
Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya mengenai penyakit yang berhubungan dengan sistem urologi dan cairan tubuh
2.
Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang penyakit sistem urologi dan cairan tubuh, pasien dan keluarganya
Hasil Penbelajaran - Memberi penjelasan dan informasi mengenai masalah atau penyakit yang berhubungan dengan sistem urologi dan cairan tubuh - Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik - Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya - Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan - Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit. - Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya - Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien - Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan - Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran - Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati (Teori dan simulasi) Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan (Teori dan simulasi)
63
1/15/2009 3.
Melakukan prosedur klinik dan laboratorium untuk melakukan diagnosa dan terapi penyakit yang berhubungan dengan sistem urologi dan cairan tubuh.
- Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien - Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya - Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien - Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien. - Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar - Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai - Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar - Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang - Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit - Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya (Teori dan simulasi)
4.
Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan sistem urologi dan cairan tubuh sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer
- Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan, beserta patogenesis dan patofisiologinya - Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh . - Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan - Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif - Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular. - Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien. - Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku. - Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku. - Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik. - Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping - Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu. - Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan (Teori dan simulasi)
64
1/15/2009 Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai dengan penyakit yang berhubungan dengan sistem urologi dan cairan tubuh Menentukan efektivitas suatu tindakan yang berhungan dengan sistem urologi dan cairan tubuh
5.
6.
- Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti - Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence- based medicine (Teori dan simulasi) - Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan - Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan . - Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit . (Teori dan simulasi)
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Masalah Kesehatan/Penyakit
Tingkat Pencapaian
Dehidrasi *
1
2
3A
3B
4
Gagal ginjal akut
1
2
3A
3B
4
Gagal ginjal kronik
1
2
3A
3B
4
Sindroma nefrotik
1
2
3A
3B
4
Gromerulonefritis akut*
1
2
3A
3B
4
Nefritis interstitial
1
2
3A
3B
4
Sindroma Goodpasture's
1
2
3A
3B
4
Kolik renal *
1
2
3A
3B
4
Urolitiasis*
1
2
3A
3B
4
Ginjal polikistik
1
2
3A
3B
4
Infeksi saluran kemih*
1
2
3A
3B
4
Nekrosis tubular akut
1
2
3A
3B
4
Horse shoe kidney
1
2
3A
3B
4
Pielonefritis tanpa komplikasi *
1
2
3A
3B
4
Inkontinensia urin Nokturnal dan diurnal anuresis
1 1
2 2
3A 3A
3B 3B
4 4
Urolithiasis
1
2
3A
3B
4
Prostatitis*
1
2
3A
3B
4
Tumor Ginjal
Adenoma kortikal
1
2
3A
3B
4
Renal cell carcinoma
1
2
3A
3B
4
Tumor Wilm's
1
2
3A
3B
4
Keterangan: 1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
65
1/15/2009 3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
Daftar Keterampilan Keterampilan
Tingkat Pencapaian
Pemeriksaan fisik system urologi
1 1
2 2
3 3
4 4
1
2
3
4
Clean intermitten chatheterization (neurophatic balder) *
1 1
2 2
3 3
4 4
Pungsi suprapubik *
1
2
3
4
Sirkumsisi dan dorsumsisi *
1
2
3
4
Mengganti/membersihkan kateter suprapubik
1
2
3
4
Dialisis ginjal
1
2
3
4
Mempersiapkan dan memeriksa sedimen urin *
1
2
3
4
Uroflowmetry
1
2
3
4
Micturating cystography
1
2
3
4
Pemeriksaan urodinamik
1
2
3
4
Terapi cairan * Elicting shifting dullness *
1 1
2 2
3 3
4 4
Elicting fluid thrill *
1
2
3
4
X-ray contrast examination
1
2
3
4
Proctoscopy
1
2
3
4
Kidneybiopsy
1
2
3
4
Tapping ascites
1
2
3
4
Elicting renal tenderness * Kateterisasi uretral pada pria * Kateterisasi uretral pada wanita *
Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
66
1/15/2009
4.10 BLOK SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem endokrin dan metabolisme secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem endokrin dan metabolisme sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya.
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem endokrin dan metabolisme secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
No 1.
2.
Komponen Kompetensi Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya mengenai penyakit yang berhubungan dengan sistem endokrin dan metabolisme
Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien penyakit sistem endokrin dan metabolisme, dan keluarganya
Hasil Penbelajaran Memberi penjelasan dan informasi masalah penyakit yang berhubungan dengan sistem endokrin dan metabolisme : - Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik - Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya - Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan - Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit. - Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya - Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien - Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan - Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran - Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati (Teori dan simulasi) Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan (Teori dan simulasi)
67
1/15/2009 3.
Melakukan prosedur klinik dan laboratorium untuk melakukan diagnosa dan terapi penyakit yang berhubungan dengan sistem endokrin dan metabolisme.
- Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien - Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya - Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien - Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien. - Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar - Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai - Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar - Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang - Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit - Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya (Teori dan simulasi)
4.
Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer
- Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan sistem endokrin dan metabolisme, beserta patogenesis dan patofisiologinya - Menjelaskan masalah kesehatan sistem endokrin dan metabolisme baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh . - Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan sistem endokrin dan metabolisme - Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif - Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular. - Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien. - Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit sistem endokrin dan metabolisme baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku. - Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku. - Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik. - Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping - Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu. - Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan sistem endokrin dan metabolisme (Teori dan simulasi)
68
1/15/2009 5.
6.
Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai dengan penyakit yang berhubungan dengan sistem sistem endokrin dan metabolisme. Menentukan efektivitas suatu tindakan yang berhubungan dengan sistem endokrin dan metabolisme
- Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti - Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence- based medicine (Teori dan simulasi) - Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan - Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan . - Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit endokrin dan metabolisme . (Teori dan simulasi)
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Masalah Kesehatan/Penyakit
Tingkat Pencapaian
Kelainan endokrin
DM tipe 1 *
1
2
3A 3B
4
DM tipe 2 *
1
2
3A 3B
4
Komplikasi Diabetes Mellitus (DM): akut dan kronik *
1
2
3A 3B
4
Hipoglikemia
1
2
3A 3B
4
Diabetes insipidus
1
2
3A 3B
4
Akromegali, gigantisme
1
2
3A 3B
4
Defisiensi hormon pertumbuhan
1
2
3A 3B
4
Penyakit Cushing
1
2
3A 3B
4
Kegagalan Corteks Adrenal
1
2
3A 3B
4
Hiperaldosteron primer
1
2
3A 3B
4
Phaeocchromocytoma
1
2
3A 3B
4
Pubertas prekoks
1
2
3A 3B
4
Testicular feminization syndrome
1
2
3A 3B
4
Hipogonadisme
1
2
3A 3B
4
Sindrom Adrenogenital
1
2
3A 3B
4
Penyakit Addison
1
2
3A 3B
4
Neoplasia endokrin multipel (mensyndrome)
1
2
3A 3B
4
Tumor dengan produksi hormon ektopik
1
2
3A 3B
4
Hiperparatiroid
1
2
3A 3B
4
Hipoparatiroid
1
2
3A 3B
4
Hipertyroidisme *
1
2
3A 3B
4
Tiroiditis
1
2
3A 3B
4
Kelainan metabolisme
Hiperlipoproteinemia *
1
2
3A 3B
4
Porfiria
1
2
3A 3B
4
Gout *
1
2
3A 3B
4
Obesitas*
1
2
3A 3B
4
1
2
3A 3B
4
Pankreas Karsinoma pancreas
69
1/15/2009 Tumor Kelenjar Endokrin
Somatotropic adenoma
1
2
3A 3B
4
Prolaktinoma
1
2
3A 3B
4
Adenoma Tiroid
1
2
3A 3B
4
Karcinoma Tiroid
1
2
3A 3B
4
Timoma
1
2
3A 3B
4
Keterangan: 1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
Daftar Keterampilan Keterampilan
Pemeriksaan fisik umum system endokrin *
Tingkat Pencapaian 2 3 4 1
Pemeriksaan fisik pada kelainan kelenjar tiroid *
1
2
3
4
Pemberian insulin *
1
2
3
4
Pemeriksaan gula darah *
1
2
3
4
Pemeriksaan glukosa urin *
1
2
3
4
Pemeriksaan hormon-hormon (pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, tiroid)
1
2
3
4
Pemeriksaan profil lipid darah
1
2
3
4
Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
70
1/15/2009
4.11.
BLOK SISTEM INDERA
KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem indera secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem indera sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem indera secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
No
1.
2.
Komponen kompetensi Berkomunikasi dengan pasien dan anggota keluarganya mengenai penyakit yang berhubungan dengan sistem indera
Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganya mengenai sistem indera
Hasil pembelajaran Memberi penjelasan dan informasi mengenai masalah maupun penyakit yang berhubungan dengan sistem indera : - Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik - Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya - Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan - Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit. - Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya - Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien - Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan - Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran - Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati (Teori dan simulasi) Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan (Teori dan simulasi)
71
1/15/2009 3.
Melakukan prosedur klinik dan laboratorium yang berhubungan dengan penyakit sistem indera
4.
Melakukan prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan penyakit sistem indera
5.
Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer untuk penyakit sistem indera
- Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien - Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya - Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien - Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien. - Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar - Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai - Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar - Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang - Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit - Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya (Teori dan simulasi) - Menentukan keadaan kedaruratan klinis yang berhubungan dengan sistem indera - Memilih prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan sistem indera sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan rujukan - Melakukan prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan sistem indera secara benar dan etis, sesuai dengan kewenangannya - Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan sistem indera (Teori dan simulasi) - Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan sistem indera, beserta patogenesis dan patofisiologinya - Menjelaskan masalah kesehatan sistem indera baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh . - Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan sistem indera - Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik penyakit sistem indera secara efektif - Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular. - Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien indera. - Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit sistem indera baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku. - Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku. - Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik. - Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping
72
1/15/2009
6.
Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai
7.
Menentukan efektivitas suatu tindakan pada penyakit sistem indera
- Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus penyakit saraf tertentu. - Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan sistem indera. (Teori dan simulasi) - Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti penyakit indera - Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence- based medicine (Teori dan simulasi) Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan . Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit sistem indera . (Teori dan simulasi)
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Pengetahuan
Tingkat Kemampuan yang Diharapkan
Telinga, pendengaran dan keseimbangan
Inflamasi aurikula *
1
2
3A
3B
4
Herpes zoster*
1
2
3A
3B
4
Fistula preaurikuler *
1
2
3A
3B
4
Benda asing di telinga*
1
2
3A
3B
4
Wax *
1
2
3A
3B
4
Otitis *
1
2
3A
3B
4
Otitis media akut *
1
2
3A
3B
4
Otitis media kronik*
1
2
3A
3B
4
Otitis media serous (glue ear)*
1
2
3A
3B
4
Perforasi membran timpani *
1
2
3A
3B
4
Miringitis bulosa *
1
2
3A
3B
4
Otosklerosis *
1
2
3A
3B
4
Timpanosklerosis *
1
2
3A
3B
4
Kolesteatoma
1
2
3A
3B
4
Presbiakusis*
1
2
3A
3B
4
Mastoiditis *
1
2
3A
3B
4
Labirintitis
1
2
3A
3B
4
Vertigo postural benigna *
1
2
3A
3B
4
Motion sickness*
1
2
3A
3B
4
Meniere's diseases*
1
2
3A
3B
4
Neuritis vestibuler
1
2
3A
3B
4
Neuroma akustika *
1
2
3A
3B
4
Trauma akustik akut
1
2
3A
3B
4
73
1/15/2009
Kehilangan pendengaran perseptif
1
2
3A
3B
4
Tuli congenital *
1
2
3A
3B
4
Facial palsy atau paralysis * Hidung dan sinus
1
2
3A
3B
4
Epistaksis *
1
2
3A
3B
4
Furunkel *
1
2
3A
3B
4
Rinitis akut *
1
2
3A
3B
4
Rinitis vasomotor *
1
2
3A
3B
4
Rinitis alergi *
1
2
3A
3B
4
Rinitis kronik *
1
2
3A
3B
4
Rinitis medikamentosa
1
2
3A
3B
4
Sinusitis frontalis akut
1
2
3A
3B
4
Sinusitis maksilaris akut
1
2
3A
3B
4
Etmoiditis akut
1
2
3A
3B
4
Sinusitis kronis *
1
2
3A
3B
4
Deviasi septum nasal
1
2
3A
3B
4
Atresia koane
1
2
3A
3B
4
Benda asing *
1
2
3A
3B
4
Polip
1
2
3A
3B
4
Karsinoma nasofaring
1
2
3A
3B
4
Adenoma pleomorfik
1
2
3A
3B
4
Tumor Warthin
1
2
3A
3B
4
Nasofaringitis * Laring dan faring
1
2
3A
3B
4
Faringitis *
1
2
3A
3B
4
Tonsillitis *
1
2
3A
3B
4
Hipertrofi adenoid
1
2
3A
3B
4
Pseudo-croop acute epiglotitis
1
2
3A
3B
4
Difteri * Leher
1
2
3A
3B
4
Fistula dan kista branchial Medial dan lateral *
1
2
3A
3B
4
Kista higroma *
1
2
3A
3B
4
Tortikolosis *
1
2
3A
3B
4
Parotitis supurativa *
1
2
3A
3B
4
Adenitis servikal supurativa *
1
2
3A
3B
4
Abses peritonsil *
1
2
3A
3B
4
Angina Ludwig’s *
1
2
3A
3B
4
Abses Bezold *
1
2
3A
3B
4
Konjungtiva
Benda asing di konjungtiva *
1
2
3A
3B
4
Konjungtivitis alergi *
1
2
3A
3B
4
Konjungtivitis virus *
1
2
3A
3B
4
Konjungtivitis bakterialis *
1
2
3A
3B
4
Pterigium *
1
2
3A
3B
4
74
1/15/2009
Perdarahan subkonjungtiva *
1
2
3A
3B
4
Palpebra
Blefaritis *
1
2
3A
3B
4
Hordeolum *
1
2
3A
3B
4
Kalazion *
1
2
3A
3B
4
Laserasi *
1
2
3A
3B
4
Entropion
1
2
3A
3B
4
Trikiasis
1
2
3A
3B
4
Logoftalmus
1
2
3A
3B
4
Epikantus
1
2
3A
3B
4
Ptosis
1
2
3A
3B
4
Retraksi palpebra *
1
2
3A
3B
4
Skantelasma
1
2
3A
3B
4
Dakrioadenitis
1
2
3A
3B
4
Dakriosistitis
1
2
3A
3B
4
Laserasi duktus dakrio Dakriostenosis
1 1
2 2
3A 3A
3B 3B
4 4
1
2
3A
3B
4
Aparat lakrimalis
Sklera Skleritis/episkleritis Kornea
Erosi
1
2
3A
3B
4
Benda asing
1
2
3A
3B
4
Luka bakar *
1
2
3A
3B
4
Keratitis
1
2
3A
3B
4
Keratokonjungtivitis sikka
1
2
3A
3B
4
Edema kornea Distrofi kornea
1 1
2 2
3A 3A
3B 3B
4 4
Keratokonus Bola mata
1
2
3A
3B
4
Endoftalmitis
1
2
3A
3B
4
Mikroftalmus
1
2
3A
3B
4
Buftalmus
1
2
3A
3B
4
Kamera okuli anterior
Hifema *
1
2
3A
3B
4
Hipopion *
1
2
3A
3B
4
Iris dan silia
Iridosiklitis
1
2
3A
3B
4
Iritis
1
2
3A
3B
4
Tumor iris
1
2
3A
3B
4
Glaukoma congenital *
1
2
3A
3B
4
Galukoma simple *
1
2
3A
3B
4
Glaucoma akut *
1
2
3A
3B
4
Glaucoma sekunder *
1
2
3A
3B
4
75
1/15/2009 Lensa
Katarak *
1
2
3A
3B
4
Aphakia*
1
2
3A
3B
4
Pseudophakia*
1
2
3A
3B
4
Dislokasi lensa *
1
2
3A
3B
4
Retraksi dan akomodasi
Hipermetropia *
1
2
3A
3B
4
Miopia *
1
2
3A
3B
4
Astigmatisma *
1
2
3A
3B
4
Presbiopia *
1
2
3A
3B
4
Anisometropia *
1
2
3A
3B
4
Penglihatan dan lapangan pandang
Ambliopia *
1
2
3A
3B
4
Diplopia *
1
2
3A
3B
4
Supresi *
1
2
3A
3B
4
Rabun senja *
1
2
3A
3B
4
Skotoma *
1
2
3A
3B
4
Hemianopia, bitemporal and homonimous *
1
2
3A
3B
4
Buta *
1
2
3A
3B
4
Retina
Retinal detachment
1
2
3A
3B
4
Perdarahan retina
1
2
3A
3B
4
Degenerasi macula
1
2
3A
3B
4
Retinopati premature
1
2
3A
3B
4
Retinopati diabetic
1
2
3A
3B
4
Retinopati hipertensi
1
2
3A
3B
4
Retinoblastoma Koroid
1
2
3A
3B
4
Korioretinitis
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
Vitreous Perdarahan vitreous Diskus optik dan nervus optic
Optic disc cupping
1
2
3A
3B
4
Edema papil *
1
2
3A
3B
4
Atrofi optic
1
2
3A
3B
4
Neuropati optic
1
2
3A
3B
4
Neuritis optic
1
2
3A
3B
4
76
1/15/2009 Keterangan: 1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
Daftar Keterampilan Keterampilan Telinga, pendengaran dan keseimbangan
Tingkat Pencapaian
Inspeksi aurikula, posisi telinga dan mastoid *
1
2
3
4
Pemeriksaan lubang telinga luar dengan otoskop *
1
2
3
4
Pemeriksaan membran timpani dengan otoskop *
1
2
3
4
Penggunaan kaca kepala *
1
2
3
4
Penggunaan lampu kepala *
1
2
3
4
Tes pendengaran (Weber, Rinne, Schwabach) *
1
2
3
4
Tes berbisik *
1
2
3
4
Audiometri
1
2
3
4
Pemeriksaan audiologi pada anak
1
2
3
4
Otoskopi pneumatik (Siegle)
1
2
3
4
Timpanometri
1
2
3
4
Pemeriksaan vestibula
1
2
3
4
Uji Ewing
1
2
3
4
Elektronistagmografi
1
2
3
4
1
2
3
4
Hidung dan sinus
Inspeksi hidung dan nostril *
Penilaian obstruksi nasal *
1
2
3
4
Pemeriksaan penghidu
1
2
3
4
Rinoskopi anterior *
1
2
3
4
Nasofaringoskopi
1
2
3
4
USG sinus
1
2
3
4
Radiologi sinus
1
2
3
4
Transiluminasi sinus frontal *
1
2
3
4
Sensasi rasa
1
2
3
4
Inspeksi bibir dan rongga mulut *
1
2
3
4
Mulut, tenggorokan, berbicara, esofagus dan leher
77
1/15/2009
Inspeksi tonsil *
1
2
3
4
Pemeriksaan mobilitas lidah *
1
2
3
4
Pemeriksaan mobilitas muskulus hipoglossus *
1
2
3
4
Palpasi kelenjar ludah *
1
2
3
4
Inspeksi dasar lidah (dengan laringoskop) *
1
2
3
4
1
2
3
4
Inspeksi kavum nasofaring dengan nasofaringoskop, laringoskop, dan kaca kepala Inspeksi hipofaring dengan hipofaringoskop
1
2
3
4
Apus tenggorok *
1
2
3
4
Laringoskopi langsung dan tidak langsung
1
2
3
4
Penilaian suara dan berbicara *
1
2
3
4
Esofagoskopi
1
2
3
4
Inspeksi leher *
1
2
3
4
Palpasi kelenjar limfe brakialis*
1
2
3
4
Palpasi kelenjar tiroid *
1
2
3
4
Keterampilan terapeutik
Uji politzerization
1
2
3
4
Valsava manoeuvre
1
2
3
4
Memasukkan kapas ke dalam telinga
1
2
3
4
Membersihkan liang telinga luar *
1
2
3
4
Removal of wax with hook or curette*
1
2
3
4
Irigasi telinga *
1
2
3
4
Parasentesis
1
2
3
4
Membuang benda asing di telinga
1
2
3
4
Insersi grommet
1
2
3
4
Memasang alat bantu pendengaran
1
2
3
4
Menghentikan perdarahan hidung *
1
2
3
4
Packing the nose
1
2
3
4
Membuang benda asing di hidung
1
2
3
4
Bilas sinus
1
2
3
4
Pungsi sinus
1
2
3
4
Antroskopi
1
2
3
4
Trakeostomi
1
2
3
4
Mengikuti beberapa operasi telinga, hidung dan tenggorokan
1
2
3
4
Pemeriksaan oftalmologi umum Penglihatan
Pemeriksaan visus *
1
2
3
4
Pemeriksaan visus pada bayi / anak *
1
2
3
4
Refraksi
Pemeriksaan refraksi subjektif *
1
2
3
4
Pemeriksaan refraksi objektif dengan refraktometer dan keratometer
1
2
3
4
Lapangan pandang
Donders confrontation test*
1
2
3
4
Amsler panes*
1
2
3
4
78
1/15/2009 Inspeksi mata luar
Inspeksi kelopak mata *
1
2
3
4
Inspeks eyelash*
1
2
3
4
Inspeksi konjungtiva *
1
2
3
4
Inspeksi sklera *
1
2
3
4
Inspeksi aparatus lakrimalis *
1
2
3
4
Palpasi kelenjar limfe preaurikuler *
1
2
3
4
1
2
3
4
Posisi mata
Posisi mata dengan refleks kornea *
Posisi mata dengan cover test*
1
2
3
4
Pemeriksaan gerakan bola mata *
1
2
3
4
Pemeriksaan binocular vision*
1
2
3
4
Pupil
Inspeksi pupil *
1
2
3
4
Reaksi pupil langsung terhadap cahaya dan konvergensi *
1
2
3
4
Media
Transiluminasi *
1
2
3
4
Inspeksi kornea *
1
2
3
4
Inspeksi kornea dengan fluoresin *
1
2
3
4
Penentuan sensasi kornea *
1
2
3
4
Inspeksi kamera okuli anterior *
1
2
3
4
Inspeksi iris *
1
2
3
4
Inspeksi lensa *
1
2
3
4
Pemeriksaan dengan slit lamp*
1
2
3
4
Fundus
Funduskopi *
1
2
3
4
Inspeksi diskus optikus *
1
2
3
4
Inspeksi retina *
1
2
3
4
Tekanan intraokuli
Memperkirakan tekanan intraokuli dengan palpasi *
1
2
3
4
Pengukuran tekanan intraokuli dengan tonometer Schiotz atau tonometer non kontak * Pengukuran tekanan intraokuli dengan tonometer aplanasi
1
2
3
4
1
2
3
4
Pemeriksaan oftalmologi umum tambahan
Pemeriksaan optotik
1
2
3
4
Perimetri
1
2
3
4
Pemeriksaan lensa kontak
1
2
3
4
Tes buta warna
1
2
3
4
Elektroretinografi
1
2
3
4
Elektrookulografi
1
2
3
4
Visual Evoked Potentials/Visual Evoked Response (VEP/VER)
1
2
3
4
Fluorescein Angiography (FAG)
1
2
3
4
USG mata
1
2
3
4
79
1/15/2009 Keterampilan terapeutik
Pemberian tetes mata *
1
2
3
4
Aplikasi salep mata *
1
2
3
4
Flood ocular tissue*
1
2
3
4
Membuang benda asing dari kelopak mata *
1
2
3
4
Apply eyes dressing*
1
2
3
4
Melepaskan lensa kontak dan protesis mata
1
2
3
4
Removal of eye lashes
1
2
3
4
Membuang benda asing dan debris dari kornea
1
2
3
4
Keterampilan bedah
Terapi laser
1
2
3
4
Operasi katarak
1
2
3
4
Squint surgery
1
2
3
4
Vitrektomi
1
2
3
4
Operasi glaukoma, trabekulotomi
1
2
3
4
Transplantasi kornea
1
2
3
4
Kriokoagulasi
1
2
3
4
Operasi kelopak mata (seperti kalazion, entropion, ektropion, ptosis)
1
2
3
4
Operasi retina
1
2
3
4
Keterangan: Mengetahui dan mampu menjelaskan
1 2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
80
1/15/2009 4.12.
BLOK SISTEM KULIT DAN INTEGUMEN
KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu: Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem kulit dan integumen secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem kulit dan integumen sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem kulit dan integumen secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
No
1.
Komponen kompetensi Berkomunikasi dengan pasien dan anggota keluarganya mengenai penyakit yang berhubungan dengan sistem kulit dan integumen
Hasil pembelajaran Memberi penjelasan dan informasi mengenai sistem kulit dan integumen - Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik sistem kulit dan integumen - Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik sistem kulit dan integumen atau tindakannya - Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis yang berhubungan dengan penyakit sistem kulit dan integumen(terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan - Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit yang berhubungan dengan penyakit sistem kulit dan integumen. - Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya yang berhubungan dengan sistem kulit dan integumen. - Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan yang berhubungan dengan penyakit sistem kulit dan integumen telah dipahami oleh pasien - Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan - Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran (Teori Dan Simulasi)
81
1/15/2009 2.
Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganya mengenai sistem kulit dan integumen
3.
Melakukan prosedur klinik dan laboratorium yang berhubungan dengan penyakit sistem kulit dan integumen
4.
Melakukan prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan penyakit system kulit dan integumen
5.
Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer untuk penyakit sistem kulit dan integumen
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan yang berhubungan dengan penyakit sistem kulit dan integumen. (Teori dan simulasi) Memilih prosedur klinis dan laboratorium yang sesuai untuk penyakit sistem kulit dan integumen Melakukan prosedur klinis dan laboratorium yang berhubungan dengan penyakit sistem kulit dan integumen sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya Melakukan pemeriksaan fisik sistem kulit dan integumen dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien Melakukan pemeriksaan fisik sistem kulit dan integumen yang sesuai dengan masalah pasien. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar mengenai penyakit sistem kulit dan integumen Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai untuk penyakit sistem kulit dan integumen Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar untuk penyakit sistem kulit dan integumen Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang untuk penyakit sistem kulit dan integumen Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit sistem kulit dan integumen Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi yang berhubungan dengan penyakit sistem kulit dan integumen sesuai dengan kewenangannya (Teori dan simulasi) Menentukan keadaan kedaruratan klinis yang berhubungan dengan sistem kulit dan integumen Memilih prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan sistem kulit dan integumen sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan rujukan Melakukan prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan sistem kulit dan integumen secara benar dan etis, sesuai dengan kewenangannya Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan sistem kulit dan integumen (Teori dan simulasi) Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya penyakit sistem kulit dan integumen, beserta patogenesis dan patofisiologinya Menjelaskan penyakit sistem kulit dan integumen baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh . Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap penyakit sistem kulit dan integumen Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit sistem kulit dan integumen, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif
82
1/15/2009
6.
Merangkum dari anamnesis, pemeriksaan laboratorium dan prosedur untuk penyakit sistem integumen
interpretasi fisik, uji yang sesuai kulit dan
7.
Menentukan efektivitas suatu tindakan pada penyakit sistem kulit dan integumen
Menjelaskan tujuan pengobatan penyakit sistem kulit dan integumen secara fisiologis dan molekular. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien penderita penyakit sistem kulit dan integumen. Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit sistem kulit dan integumen baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku. Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku untuk penyakit sistem kulit dan integumen. Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada penyakit sistem kulit dan integumen. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu penyakit sistem kulit dan integumen. Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan penyakit sistem kulit dan integumen . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola penyakit sistem kulit dan integumen (Teori dan simulasi) Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti penyakit sistem kulit dan integumen Menjelaskan alasan hasil diagnosis penyakit sistem kulit dan integumen dengan mengacu pada evidence- based medicine (Teori dan simulasi) Menjelaskan bahwa kelainan sistem kulit dan integumen dipengaruhi oleh tindakan Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan penyakit sistem kulit dan integumen . Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit sistem kulit dan integumen. (Teori dan simulasi)
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Masalah Kesehatan/Penyakit
Tingkat Pencapaian
Dermatitis Eksematous Dermatitis kontak (alergi & iritasi) *
1
2
3A
3B
4
Dermatitis atopik kecuali recalcitrants *
1
2
3A
3B
4
Dermatitis numularis *
1
2
3A
3B
4
Liken simpleks kronik *
1
2
3A
3B
4
Eksema lainnya (seperti eksema dishidrotik, ruam popok) *
1
2
3A
3B
4
Psoriasis vulgaris *
1
2
3A
3B
4
Plamoplantar pustulosis *
1
2
3A
3B
4
Lesi eritroskuamous
83
1/15/2009
Dermatitis seboreik *
1
2
3A
3B
4
Pitiriasis rosea *
1
2
3A
3B
4
Gangguan-gangguan pada eksokrin kulit dan kelenjar sebaseous
Akne vulgaris *
1
2
3A
3B
4
Rosasea *
1
2
3A
3B
4
Hidradenitis supuratif *
1
2
3A
3B
4
Dermatitis perioral *
1
2
3A
3B
4
Miliaria *
1
2
3A
3B
4
Infeksi kulit oleh virus
Veruka vulgaris *
1
2
3A
3B
4
Kondiloma akuminata *
1
2
3A
3B
4
Molluskum kontagiosum *
1
2
3A
3B
4
Herpes zoster *
1
2
3A
3B
4
Impetigo *
1
2
3A
3B
4
Impetigo ulseratif (ektima) *
1
2
3A
3B
4
Folikulitis superfisial *
1
2
3A
3B
4
Furunkel, karbunkel *
1
2
3A
3B
4
Eritrasma *
1
2
3A
3B
4
Erisipelas *
1
2
3A
3B
4
3A
3B
4
Infeksi kulit oleh bakteri
Infeksi kulit oleh jamur superfisial
Tinea kapitis *
1
2
Tinea barbae *
1
2
3A
3B
4
Tinea fasialis *
1
2
3A
3B
4
Tinea korporis *
1
2
3A
3B
4
Tinea manus *
1
2
3A
3B
4
Tinea unguinum *
1
2
3A
3B
4
Tinea kruris *
1
2
3A
3B
4
Tinea pedis *
1
2
3A
3B
4
Tinea versikolor *
1
2
3A
3B
4
Mucokutaneous kandidiasis *
1
2
3A
3B
4
Gigitan serangga dan infestasi
Pedikulosis kapitis *
1
2
3A
3B
4
Pedikulosis pubis *
1
2
3A
3B
4
Skabies *
1
2
3A
3B
4
Reaksi gigitan serangga (reaksi gigitan serangga) *
1
2
3A
3B
4
Pemfigus vulgaris
1
2
3A
3B
4
Pemfigoid
1
2
3A
3B
4
Dermatitis herpetiformis
1
2
3A
3B
4
Nekrolisis Epidermal Toksik *
1
2
3A
3B
4
Stevens-johnson Syndrome*
1
2
3A
3B
4
Penyakit vesikobulosa
84
1/15/2009 Penyakit alergi pada kulit
Urtikaria *
1
2
3A
3B
4
Angiodema *
1
2
3A
3B
4
Vaskulitis alergika
1
2
3A
3B
4
2
3A
3B
4
Penyakit-penyakit autoimun
Dermatomiositis
1
Sklerosis sistemik
1
2
3A
3B
4
Skleroderma/morfea
1
2
3A
3B
4
Alopesia areata *
1
2
3A
3B
4
Alopesia androgenik *
1
2
3A
3B
4
Trikotilomania *
1
2
3A
3B
4
Telogen eflluvium *
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
Gangguan-gangguan pada rambut
Gangguan-gangguan pada keratinisasi Iktiosis vulgaris Gangguan-gangguan peradangan non-infeksious pada kulit lainnya
Liken planus *
1
2
3A
3B
4
Granuloma anularis *
1
2
3A
3B
4
Morfea
1
2
3A
3B
4
Liken sklerosa dan atrofi
1
2
3A
3B
4
Reaksi-raksi obat
Erupsi obat eksantemantosa *
1
2
3A
3B
4
Erupsi obat-obatan menetap *
1
2
3A
3B
4
Gangguan-gangguan pigmentasi
Vitiligo
1
2
3A
3B
4
Melasma
1
2
3A
3B
4
Albinisme
1
2
3A
3B
4
Hiperpigmentasi post-inflamasi
1
2
3A
3B
4
Hipopigmentasi post-inflamasi
1
2
3A
3B
4
Tumor epitel premalignan dan malignan
Keratosis aktinik
1
2
3A
3B
4
Penyakit Bowen
1
2
3A
3B
4
Karsinoma sel skuamosa
1
2
3A
3B
4
Karsinoma sel basal
1
2
3A
3B
4
Tumor-tumor pada dermis
Benign fibrous histiocytoma
1
2
3A
3B
4
Dermatofibrosarkoma protuberan
1
2
3A
3B
4
Xanthoma
1
2
3A
3B
4
Hemangioma
1
2
3A
3B
4
Limfangioma
1
2
3A
3B
4
Angiosarkoma
1
2
3A
3B
4
85
1/15/2009 Tumor-tumor sel imigran pada kulit
Mikosis fungoides *
1
2
3A
3B
4
Mastositosis *
1
2
3A
3B
4
Langerhan's cell histiocytosis*
1
2
3A
3B
4
Tumor-tumor pada sel melanostik
Lentigo
1
2
3A
3B
4
Nevus pigmentosus
1
2
3A
3B
4
Melanoma malignan
1
2
3A
3B
4
Paronikia *
1
2
3A
3B
4
Supuratif tenosynovitis *
1
2
3A
3B
4
Human bite *
1
2
3A
3B
4
Infeksi superficial termasuk folikulitis, hidradenitis supuratif, karbunkel *
1
2
3A
3B
4
Plak *
1
2
3A
3B
4
Cancroid *
1
2
3A
3B
4
TB kutis *
1
2
3A
3B
4
Leprosi *
1
2
3A
3B
4
Reaksi Lepra *
1
2
3A
3B
4
Sifilis *
1
2
3A
3B
4
Yaws *
1
2
3A
3B
4
Morbili *
1
2
3A
3B
4
Varicella *
1
2
3A
3B
4
Herpes zoster *
1
2
3A
3B
4
Herpes simpleks *
1
2
3A
3B
4
Mumps *
1
2
3A
3B
4
CMV *
1
2
3A
3B
4
Cutaneus Larva Migran *
1
2
3A
3B
4
Gonorhea *
1
2
3A
3B
4
Infeksi dan Penyakit Tropis
Infeksi Jamur Porfunda
Aktinomikosis
1
2
3A
3B
4
Kromoblastomikosis
1
2
3A
3B
4
Maduromikosis
1
2
3A
3B
4
Keterangan: 1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
86
1/15/2009
Daftar Keterampilan Tingkat Pencapaian
Keterampilan Pemeriksaan fisik Inspeksi kulit dengan menggunakan kaca pembesar * Inspeksi kulit dengan menggunakan UVA-light (lampu Wood)* Inspeksi kuku * Dermografisme* Palpasi kulit* Terminologi lesi pada kulit Menggambarkan lesi pada kulit: perubahan secara primer dan sekunder; ukuran, distribusi, ekspansi dan konfigurasi * Pemeriksaan tambahan pada kasus-kasus dermatologi Persiapan dan penilaian pada slide potassium hydroxide * Persiapan dan penilaian pada slide methylene blue * Persiapan dan penilaian pada slide gram stain* Usap uretra* Usap Anal* Identifikasi parasit kulit * Punch biopsi Patch test Prick test Kolposkopi untuk kondilomata akuminata Proktoskopi Terapi penyakit-penyakit kulit Insisi/drainase abses kulit* Eksisi tumor pada kulit Krioterapi pada tumor Kutil (Warts), Krioterapi* Jerawat, pengobatan komedo* Perawatan luka* To apply a dressing* Vena varikosis, skleroterapi kompresif Vena varikosis, terapi kompresif ambulan pada ulkus vena kaki Masking therapy pada kulit Fototerapi Pencegahan Contact tracing Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
87
1 1 1 1 1
2 2 2 2 2
3 3 3 3 3
4 4 4 4 4
1
2
3
4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1
2
3
4
1/15/2009 4.13.
BLOK SISTEM DIGESTIF DAN NUTRISI
KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa FK Unri mampu: Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem digestif dan nutrisi secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem digestif dan nutrisi sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem digestif dan nutrisi secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran Menerapkan program keselamatan pasien yang berhubungan dengan sistem digestif dan nutrisi No
1.
Komponen kompetensi Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya mengenai penyakit yang berhubungan dengan sistem digestif dan nutrisi
Hasil pembelajaran Memberi penjelasan dan informasi mengenai penyakit sistem digestif dan nutrisi - Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik - Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya - Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan - Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit. - Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya - Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien - Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan - Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran - Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati (Teori dan simulasi)
88
1/15/2009 2.
Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang penyakit digestif dan nutrisi, pasien, dan keluarganya
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan (Teori dan simulasi)
3.
Melakukan prosedur klinik dan laboratorium untuk melakukan diagnosa dan terapi penyakit yang berhubungan dengan sistem digestif dan nutrisi
4.
Melakukan prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan penyakit sistem digestif dan nutrisi
5.
Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan sistem digestif dan nutrisi sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer
Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya (Teori dan simulasi) Menentukan keadaan kedaruratan klinis Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan rujukan Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan etis, sesuai dengan kewenangannyaMengevaluasi dan melakukan tindak lanjut (Teori dan simulasi) Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan, beserta patogenesis dan patofisiologinya Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh . Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien. Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku. Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku.
89
1/15/2009
6.
Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai dengan penyakit yang berhubungan dengan sistem digestif dan nutrisi
7.
Menentukan efektivitas suatu tindakan yang berhubungan dengan sistem digestif dan nutrisi
Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu. Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan (Teori dan simulasi) Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence- based medicine (Teori dan simulasi)
8.
Memenuhi aspek Mediko-legal dalam praktek kedokteran
Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan . Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit .
(Teori dan simulasi) Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan dengan: Hak asasi manusia Resep obat Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual Kode Etik Kedokteran Indonesia Pembuatan surat keterangan sehat, sakit atau surat kematian Proses di pengadilan Memahami UU Praktek Kedokteran No 29, 2004 Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan yang mengatur praktik kedokteran Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam kebijakan kesehatan (Teori dan simulasi)
90
1/15/2009 Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Masalah Kesehatan/Penyakit
Tingkat Pencapaian
Mulut - Cleft lip and palate
1
2
3A
3B
4
- Mikrognatia and makrognatia
1
2
3A
3B
4
- Leukoplakia
1
2
3A
3B
4
- Kandidiasis*
1
2
3A
3B
4
- Ulkus mulut (aftous, herpes)*
1
2
3A
3B
4
- Glositis*
1
2
3A
3B
4
- Atresia esophagus
1
2
3A
3B
4
- Akalasia
1
2
3A
3B
4
- Lesi korosif pada esophagus*
1
2
3A
3B
4
- Varises esophagus
1
2
3A
3B
4
- Ruptur esophagus
1
2
3A
3B
4
- Esofagitis refluks*
1
2
3A
3B
4
- Hernia diafragmatika
1
2
3A
3B
4
- Hernia diafragmatika (kongenital)
1
2
3A
3B
4
- Hiatus hernia
1
2
3A
3B
4
- Hernia inguinalis (langsung dan tidak langsung)
1
2
3A
3B
4
- Hernia femuralis
1
2
3A
3B
4
- Hernia epigastrium
1
2
3A
3B
4
- Hernia insisional
1
2
3A
3B
4
- Hernia umbilical
1
2
3A
3B
4
- Umbilical hernia*
1
2
3A
3B
4
- Peritonitis
1
2
3A
3B
4
- Peritonitis Tuberculosis*
1
2
3A
3B
4
- Peritonitis pankreatitis
1
2
3A
3B
4
- Abscess in pouch of Douglas
1
2
3A
3B
4
- Ileus*
1
2
3A
3B
4
- Perforasi
1
2
3A
3B
4
- Apendisitis akut*
1
2
3A
3B
4
- Abses apendikular*
1
2
3A
3B
4
- Limfadenitis mesentrikal
1
2
3A
3B
4
- Gastritis*
1
2
3A
3B
4
- Ulkus gaster dan ulkus duodenum*
1
2
3A
3B
4
- Perdarahan gastrointestinal*
1
2
3A
3B
4
- Sindrom Zollinger-ellison
1
2
3A
3B
4
- Sindrom Mallory-weiss
1
2
3A
3B
4
- Gastroenteritis*
1
2
3A
3B
4
Esofagus
Diafragma
Dinding abdomen dan hernia
Abdomen akut
Lambung dan duodenum
91
1/15/2009 - Gastroenteritis dengan dehidrasi*
1
2
3A
3B
4
- Gastro-esophageal reflux*
1
2
3A
3B
4
- Fatty liver*
1
2
3A
3B
4
- Hepatitis*
1
2
3A
3B
4
- Uncomplicated Hepatitis B*
1
2
3A
3B
4
- Active Hepatitis C
1
2
3A
3B
4
- Sirosis hepatic
1
2
3A
3B
4
- Abses amuba hati*
1
2
3A
3B
4
- Liver failure
1
2
3A
3B
4
- Koledokolitiasis
1
2
3A
3B
4
- Kolesistitis akut*
1
2
3A
3A
4
- Hidrop kandung empedu
1
2
3A
3B
4
- Empiema kandung empedu
1
2
3A
3B
4
- Biliary atresia
1
2
3A
3B
4
- Pankreatitis
1
2
3A
3B
4
- Atresia intestinal
1
2
3A
3B
4
- Divertikulum Meckel
1
2
3A
3B
4
- Fistula umbilikalis dan omfalokel
1
2
3A
3B
4
- Malrotasi
1
2
3A
3B
4
- Enteritis regional*
1
2
3A
3B
4
- Irritable bowel syndrome*
1
2
3A
3B
4
- Enterokolitis nekrotikan*
1
2
3A
3B
4
- Divertikulosis/divertikulitis*
1
2
3A
3B
4
- Kolitis*
1
2
3A
3B
4
- Prolapsus rekti dan ani*
1
2
3A
3B
4
- Proktitis*
1
2
3A
3B
4
- Hemoroid*
1
2
3A
3B
4
- Ulcerative colitis
1
2
3A
3B
4
- Hirschsprun’s disease
1
2
3A
3B
4
- Abses (peri)anal
1
2
3A
3B
4
- Fistula
1
2
3A
3B
4
- Fissura ani
1
2
3A
3B
4
- Abses rekti
1
2
3A
3B
4
- Atresia ani
1
2
3A
3B
4
- Stenosis pylorus
1
2
3A
3B
4
- Penyakit akibat cacing*
1
2
3A
3B
4
- Malabsorpsi*
1
2
3A
3B
4
- Intoleransi makanan*
1
2
3A
3B
4
- Intususepsi
1
2
3A
3B
4
- Penyakit Crohn
1
2
3A
3B
4
Hati
Kandung empedu, saluran empedu dan pankreas
Jejunum dan ileum
Kolon
92
1/15/2009 - Meckell’s diverticulum
1
2
3A
3B
4
- Sindrom Reye
1
2
3A
3B
4
- Marasmus *
1
2
3A
3B
4
- Kwasiorkor *
1
2
3A
3B
4
- Defisiensi vitamin*
1
2
3A
3B
4
Defisiensi gizi
Keterangan: 1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
Daftar Keterampilan Keterampilan Pemeriksaan fisik umum system digestif dan nutrisi* Inspeksi mouth and throal Palpasi salivary glands Inpeksi abdomen Auscultation ( bowel, sounds, bruits ) Percussion ( liver, traube’s area ) Palpation ( abdominal wall, colon, liver spleen ) Elicting abdominal tenderness and rebound tenderness Inspection of perianal area Rectal examination Pemeriksaan hernia* (inspection of groin during increased abdominal pressure, palpation of hernia ) Inspection of groin during increased*
Tingkat Kemampuan yang Diharapkan 1 2 3 4
1
2
3
4
1
2
3
4
Nasogastric suction
1
2
3
4
Kolostomi (penggantian kantong)
1
2
3
4
Enema *
1
2
3
4
Endoskopi lambung
1
2
3
4
Protoskopi
1
2
3
4
Biopsi hati
1
2
3
4
Ascites tap
1
2
3
4
93
1/15/2009 Therapeutic Skills Prescribe a diet *
1
2
3
4
Endoscopy
1
2
3
4
Coloctomy, changing the bag
1
2
3
4
Enema *
1
2
3
4
Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
4.14
BLOK SISTEM REPRODUKSI
KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa FK Unri mampu: Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem reproduksi secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem reproduksi sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem reproduksi secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran Menerapkan program keselamatan pasien yang berhubungan dengan sistem reproduksi
94
1/15/2009 No
1.
Komponen kompetensi Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya mengenai penyakit yang berhubungan dengan sistem reprduksi
2.
Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang penyakit reproduksi, pasien, dan keluarganya
3.
Melakukan prosedur klinik dan laboratorium untuk melakukan diagnosa dan terapi penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi
Hasil pembelajaran
-
Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik - Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya - Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan - Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit. - Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya - Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien - Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan - Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran - Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati (Teori dan simulasi) Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan (Teori dan simulasi)
Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya (Teori dan simulasi)
95
1/15/2009
4.
Melakukan prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan penyakit sistem reproduksi
5.
Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan sistem reproduksi sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer
6.
Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai dengan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi
7.
Menentukan efektivitas suatu tindakan yang berhubungan dengan sistem reproduksi
Menentukan keadaan kedaruratan klinis Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan rujukan Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan etis, sesuai dengan kewenangannyaMengevaluasi dan melakukan tindak lanjut (Teori dan simulasi) Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan, beserta patogenesis dan patofisiologinya Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh . Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien. Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku. Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku. Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu. Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan (Teori dan simulasi)
Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence- based medicine (Teori dan simulasi)
Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan . Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit .
(Teori dan simulasi)
96
1/15/2009 8.
Memenuhi aspek Mediko-legal dalam praktek kedokteran
Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan dengan: Hak asasi manusia Resep obat Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual Kode Etik Kedokteran Indonesia Pembuatan surat keterangan sehat, sakit atau surat kematian Proses di pengadilan Memahami UU Praktek Kedokteran No 29, 2004 Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan yang mengatur praktik kedokteran Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam kebijakan kesehatan (Teori dan simulasi)
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Tingkat kemampuan yang diharapkan
Pengetahuan Organ reproduksi pria - Hipospadia
1
2
3A
3B
4
- Epispadia
1
2
3A
3B
4
- Undescended testes/Cryptorchidism
1
2
3A
3B
4
- Retractile testis
1
2
3A
3B
4
- Torsi pada testis
1
2
3A
3B
4
- Epididimitis
1
2
3A
3B
4
- Spermatokel
1
2
3A
3B
4
- Varikokel
1
2
3A
3B
4
- Hidrokel
1
2
3A
3B
4
- Fimosis
1
2
3A
3B
4
Paraphimosis *
1
2
3A
3B
4
Ruptur uretra *
1
2
3A
3B
4
Ruptur kandung kencing *
1
2
3A
3B
4
Ruptur ginjal *
1
2
3A
3B
4
Striktura uretra *
1
2
3A
3B
4
Priapismus *
1
2
3A
3B
4
Penyakit peironi
1
2
3A
3B
4
Ekstrophia vesicae
1
2
3A
3B
4
Tumor Genital
Squamus cell carcinoma
1
2
3A
3B
4
Seminoma
1
2
3A
3B
4
Teratoma testis
1
2
3A
3B
4
BPH
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
Karsinoma prostat Kelainan seksual Parafilia
97
1/15/2009 Disfungsi seksual - Gangguan-gangguan ejakulasi
1
2
3A
3B
4
- Gangguan-gangguan ereksi *
1
2
3A
3B
4
- Kelainan pada hasrat seksual *
1
2
3A
3B
4
- Disorder of sexual excitement*
1
2
3A
3B
4
- Gangguan pada orgasme *
1
2
3A
3B
4
- Gangguan nyeri seksual *
1
2
3A
3B
4
- Disfungsi seksual yang tidak dapat diklasifikasikan
1
2
3A
3B
4
- Infertilitas * Vulva
1
2
3A
3B
4
- Abses pada kavum Douglas
1
2
3A
3B
4
- Salfingitis
1
2
3A
3B
4
- Vulvitis *
1
2
3A
3B
4
- Distrofi pada vulva
1
2
3A
3B
4
- Kista Bartholini, abses pada kelenjar Bartholini *
1
2
3A
3B
4
- Abses pada folikel rambut atau kelenjar sebasea *
1
2
3A
3B
4
- Kondiloma akuminata *
1
2
3A
3B
4
- Malformasi kongenital
1
2
3A
3B
4
- Vaginitis *
1
2
3A
3B
4
- Vaginosis bakterialis *
1
2
3A
3B
4
- Kista Gartner
1
2
3A
3B
4
- Sistokel
1
2
3A
3B
4
- Rektokel
1
2
3A
3B
4
- Enterokel
1
2
3A
3B
4
- Fistula (vesiko-vaginal, uretero-vaginal, rektovaginal)
1
2
3A
3B
4
- Benda asing *
1
2
3A
3B
4
- Servisitis *
1
2
3A
3B
4
- Polip
1
2
3A
3B
4
- Kista Nabothian
1
2
3A
3B
4
- Malformasi congenital
1
2
3A
3B
4
- Prolaps uterus
1
2
3A
3B
4
- Hematokolpos
1
2
3A
3B
4
- Endometriosis
1
2
3A
3B
4
- Salpingitis *
1
2
3A
3B
4
- Adhesi
1
2
3A
3B
4
- Kista ovarium *
1
2
3A
3B
4
- Penyakit polikistik ovarium
1
2
3A
3B
4
- Karsinoma ovarium
1
2
3A
3B
4
- Kehamilan ektopik
1
2
3A
3B
4
- Torsi tumor/kista ovarium
1
2
3A
3B
4
Vagina
Serviks
Uterus
Adneksa
98
1/15/2009 - Ruptur kista ovarium/abses tubo-ovarium
1
2
3A
3B
4
- Perdarahan uterus saat ovulasi
1
2
3A
3B
4
- Peradangan
1
2
3A
3B
4
- Mastopati
1
2
3A
3B
4
- Kondiloma akuminata *
1
2
3A
3B
4
- Karsinoma serviks
1
2
3A
3B
4
- Extramammary Paget’s disease
1
2
3A
3B
4
- Hiperplasia endometrium
1
2
3A
3B
4
- Karsinoma endometrium
1
2
3A
3B
4
- Teratoma ovarium (kista dermoid)
1
2
3A
3B
4
- Karsinoma ovarium
1
2
3A
3B
4
- Mola Hidatidosa
1
2
3A
3B
4
- Koriokarsinoma
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
- Fibroadenoma mammae
1
2
3A
3B
4
- Tumor Phylloides
1
2
3A
3B
4
- Karsinoma payudara *
1
2
3A
3B
4
- Penyakit Paget pada payudara
1
2
3A
3B
4
- Ginekomastia
1
2
3A
3B
4
- Sifilis *
1
2
3A
3B
4
- Rubella
1
2
3A
3B
4
- Infeksi sitomegalovirus
1
2
3A
3B
4
- Toksoplasmosis
1
2
3A
3B
4
- AIDS
1
2
3A
3B
4
Payudara
Tumor organ reproduksi wanita
Tumor pada Payudara -
Perubahan Fibrokistik
Infeksi selama kehamilan dan persalinan
- Gonorrhoea *
1
2
3A
3B
4
- Infeksi virus Herpes tipe 2
1
2
3A
3B
4
- Hepatitis B
1
2
3A
3B
4
- Konsumsi rokok *
1
2
3A
3B
4
- Ibu-ibu yang mengkonsumsi obat yang menyebabkan ketergantungan
1
2
3A
3B
4
- Aborsi yang mengancam ( imminens)
1
2
3A
3B
4
- Aborsi spontaneous inkomplitus *
1
2
3A
3B
4
- Hiperemesis gravidarum *
1
2
3A
3B
4
- Inkompatibilitas golongan darah
1
2
3A
3B
4
- Infeksi intra-uterin
1
2
3A
3B
4
- Kehamilan yang disertai dengan hipertensi
1
2
3A
3B
4
- Kehamilan yang disertai dengan diabetes mellitus
1
2
3A
3B
4
- Dismaturitas *
1
2
3A
3B
4
- Insufisiensi plasenta
1
2
3A
3B
4
Obat-obatan dan substansi yang berbahaya selama kehamilan
Gangguan-gangguan kehamilan
99
1/15/2009 - Plasenta previa
1
2
3A
3B
4
- Vasa previa
1
2
3A
3B
4
- Abrupsio plasenta
1
2
3A
3B
4
- Inkompetensi serviks
1
2
3A
3B
4
- Polihidramnion *
1
2
3A
3B
4
- Jaundice late pada saat kehamilan
1
2
3A
3B
4
- Infeksi saluran kemih
1
2
3A
3B
4
- Pielitis dalam kehamilan
1
2
3A
3B
4
- Anemia defisiensi zat besi *
1
2
3A
3B
4
- Anemia megaloblastik
1
2
3A
3B
4
- Kematian fetus
1
2
3A
3B
4
- Kontraksi prematur *
1
2
3A
3B
4
- Prematuritas *
1
2
3A
3B
4
- Ruptur uterus
1
2
3A
3B
4
- Postmature infant*
1
2
3A
3B
4
- Ketuban pecah dini
1
2
3A
3B
4
- Unstable lie/ malposisi di atas 36 minggu
1
2
3A
3B
4
- Distosia, fetal dan jalan lahir
1
2
3A
3B
4
- Malpresentation fetus
1
2
3A
3B
4
- Persalinan yang lama *
1
2
3A
3B
4
- Primary mild contractions*
1
2
3A
3B
4
- Secondary mild contractions *
1
2
3A
3B
4
- Cord presentation /cord prolapse
1
2
3A
3B
4
- Hipoksia pada fetus *
1
2
3A
3B
4
- Kegagalan rotasi
1
2
3A
3B
4
- Ruptur serviks
1
2
3A
3B
4
- Ruptur perineum *
1
2
3A
3B
4
- Distorsi bahu pada bayi
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
- Retensi plasenta *
1
2
3A
3B
4
- Inversi uteri
1
2
3A
3B
4
- Perdarahan postpartum *
1
2
3A
3B
4
- Trombo-emboli
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
- Mastitis *
1
2
3A
3B
4
- Cracked nipple*
1
2
3A
3B
4
- Inverted nipple*
1
2
3A
3B
4
- Endometritis *
1
2
3A
3B
4
- Peradangan pada pelvis (salpingitis, pelviperitonitis, perimetritis dll) *
1
2
3A
3B
4
- Inkontinensia urin *
1
2
3A
3B
4
- Inkontinensia faeses *
1
2
3A
3B
4
Persalinan
Retained plasenta * Postpartum
Inkompatibilitas gol darah Nifas
100
1/15/2009 - Trombosis vena dalam
1
2
3A
3B
4
- Tromboflebitis
1
2
3A
3B
4
- Emboli *
1
2
3A
3B
4
- Depresi postpartum
1
2
3A
3B
4
- Subinvolusi uterus *
1
2
3A
3B
4
- Psiksosis post partum
1
2
3A
3B
4
Keterangan: 1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
Daftar Keterampilan Keterampilan
Tingkat Pencapaian
GINEKOLOGI Pemeriksaan fisik: - Pemeriksaan fisik secara umum termasuk payudara * - Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna* - Pemeriksaan spekulum: inspeksi vagina dan serviks* - Pemeriksaan bimanual: palpasi vagina, serviks, korpus uterus, ovarium* - Pemeriksaan rektum: palpasi kavum Douglas, uterus* - Combined recto vaginal septum* Pemeriksaan diagnostik tambahan - Genital discharge: bau * - Genital discharge: pH* - Discharge: pewarnaan Gram * - Discharge: usap vaginal * - Discharge: pemeriksaan dengan saline* - Genital discharge: pemeriksaan dengan potassium hydroxide* - Usap endoservikal dan servikal, scraping * - Kolposkopi - Pemeriksaan ultrasound abdominal pada kuretase uterus - Suction curettage - Pemeriksaan ultrasound vaginal - Laparoskopi, diagnostic
101
1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1/15/2009 Tes diagnostik tambahan pada subfertilitas - Pemeriksaan fisik pada genitalia pria* - Analisis hasil pemeriksaan semen * - Kurva temperatur basal, petunjuk dan penilaian (pemeriksaan)* - Pemeriksaan mukosa serviks, tes fern* - Tes Post coital, pengambilan sampel, persiapan dan penilaian slide* - Histerosalpingografi - Insuflasi pada tuba fallopi - Pembuahan artifisial Terapi dan pencegahan - Petunjuk untuk pemeriksaan payudara secara mandiri * - Insersi dari pessary - Pemasangan kateter urin* - Elektro atau kriokoagulasi serviks - Laparoskopi, terapeutik Kontrasespsi /sterilisasi - Anjuran-anjuran untuk kontrasepsi* - Pemasangan Intra Uterine Device (IUD)* - Sterilisasi dengan Laparoskopi OBSTETRIK - Pemilihan kehamilan yang berisiko tinggi untuk perawatan/pelayanan klinik * Kehamilan Pemeriksaan wanita hamil* - Inspeksi abdomen pada wanita hamil* - Palpasi: tinggi fundus, pemeriksaan Leopold untuk penilaian posisi* - Penilaian denyut jantung janin (fetal)* - Pemeriksaan internal pada kehamilan dini* - Pemeriksaan pelvik * - Tes kehamilan: urin* - CTG: hasil dan interpretasi - Pemeriksaan Ultrasound - Amniosentesis - Biopsi korion Praktik obstetric Persalinan Normal - Mengikuti proses persalinan* - CTG: hasil dan interpretasi - Pemeriksaan kebidanan (obstetrik) meliputi penilaian dari serviks, dilatasi, membran, presentasi dari fetus, descent)* - Merobek membran secara buatan* - Pemasangan kateter atau pengukuran tekanan intrauteri - Inspeksi dan support pada perineum* - Anestesi lokal pada perineum - Anestesi pudendal - Anestesi epidural - Episiotomi* - Menerima/memegang bayi baru lahir* - Aspirasi mulut / tenggorokan bayi baru lahir* - APGAR score* - Pemeriksaan fisik baru lahir* - Postpartum: penilaian tinggi fundus, plasenta: kehilangan/perlekatan* - Melahirkan/mengeluarkan plasenta* - Pemeriksaan plasenta dan korda umbilikal* - Pengukuran/memperkirakan kehilangan darah, setelah persalinan* - Memperbaiki episiotomi dan laserasi* - Induksi dengan bahan-bahan kimia pada saat persalinan - Menolong persalinan pada presentasi/letak sungsang
102
1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4
1 1 1 1 1
2 2 2 2 2
3 3 3 3 3
4 4 4 4 4
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
1
2
3
4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1
2
3
4
1 1
2 2
3 3
4 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1/15/2009 - Mengambil sampel darah fetus - Membantu persalinan per vaginam - Seksio saesarea - Melahirkan plasenta secara manual Nifas - Membantu dan menilai/pemeriksaan ibu dan bayi baru lahir* - Menilai lokia* - Palpasi posisi dari fundus* - Payudara: inspeksi, laktasi* - Advis/saran untuk hygiene* - Jika perlu, konsultasi mengenai kontrasepsi* - Inspeksi bekas luka episiotomi* - Inspeksi bekas luka seksio saesarea* PEMERIKSAAN GENITALIA PRIA - Palpasi penis, testis, saluran epididimis * - Transilluminasi dari skrotum* - Usap uretra * Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
103
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
1/15/2009 8.15.
BLOK KESEHATAN JIWA
KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu: Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai kesehatan jiwa secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem kesehatan jiwa sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan jiwa secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran Menerapkan program keselamatan pasien yang berhubungan dengan kesehatan jiwa
No
1.
Komponen kompetensi Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya mengenai penyakit yang berhubungan dengan kesehatan jiwa
Hasil pembelajaran
-
Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik - Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya - Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan - Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit. - Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya - Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien - Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan - Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran - Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati (Teori dan simulasi)
104
1/15/2009 2.
Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang kesehatan jiwa, pasien, dan keluarganya
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan (Teori dan simulasi)
3.
Melakukan prosedur klinik dan laboratorium untuk melakukan diagnosa dan terapi penyakit yang berhubungan dengan kesehatan jiwa
4.
Melakukan prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan penyakit kesehatan jiwa
5.
Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan jiwa sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer
Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya (Teori dan simulasi) Menentukan keadaan kedaruratan klinis Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan rujukan Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan etis, sesuai dengan kewenangannyaMengevaluasi dan melakukan tindak lanjut (Teori dan simulasi) Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan, beserta patogenesis dan patofisiologinya Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh . Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien. Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku. Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku.
105
1/15/2009
6.
Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai dengan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan jiwa
7.
Menentukan efektivitas suatu tindakan yang berhubungan dengan kesehatan jiwa
8.
Memenuhi aspek Mediko-legal dalam praktek kedokteran
Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu. Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan (Teori dan simulasi) Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence- based medicine (Teori dan simulasi) Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan . Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit . (Teori dan simulasi) Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan dengan: Hak asasi manusia Resep obat Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual Kode Etik Kedokteran Indonesia Pembuatan surat keterangan sehat, sakit atau surat kematian Proses di pengadilan Memahami UU Praktek Kedokteran No 29, 2004 Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan yang mengatur praktik kedokteran Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam kebijakan kesehatan (Teori dan simulasi)
106
1/15/2009 Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Pengetahuan
Tingkat Pencapaian
Gangguan perkembangan dan perilaku - Defisiensi mental *
1
2
3A
3B
4
- Gangguan-gangguan autistik *
1
2
3A
3B
4
- Kelainan pada keterampilan intelektual
1
2
3A
3B
4
- Kelainan pada perkembangan motorik
1
2
3A
3B
4
- Kelainan koordinasi
1
2
3A
3B
4
- Kelainan perilaku dan perhatian
1
2
3A
3B
4
- Anoreksia nervosa
1
2
3A
3B
4
- Bulimia
1
2
3A
3B
4
- Pica
1
2
3A
3B
4
- Rumination in infancy
1
2
3A
3B
4
- Tics
1
2
3A
3B
4
- Gilles de la tourette syndrome
1
2
3A
3B
4
- Chronic motor of vocal tic disorders
1
2
3A
3B
4
- Transient tic disorders*
1
2
3A
3B
4
- Functional encoperasis
1
2
3A
3B
4
- Functional enuresis
1
2
3A
3B
4
- Uncoordinated speech
1
2
3A
3B
4
- Stammer
1
2
3A
3B
4
- Intoksikasi *
1
2
3A
3B
4
- Sindroma menarik diri *
1
2
3A
3B
4
- Delirium*
1
2
3A
3B
4
- Demensia *
1
2
3A
3B
4
- Sindroma amnesia *
1
2
3A
3B
4
- Kelainan-kelainan organik lainnya *
1
2
3A
3B
4
-
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
- Gangguan-gangguan bipolar; episode manik *
1
2
3A
3B
4
- Gangguan-gangguan bipolar; episode depresif *
1
2
3A
3B
4
- Gangguan-gangguan cyclothymic
1
2
3A
3B
4
Gangguan-gangguan pola makan
Gangguan-gangguan identitas gender
Gangguan-gangguan ekskresi
Gangguan bicara
Sindroma psikoorganik dan gangguan-gangguan karena obat-obatan
Penyalahgunaan obat-obatan psikoaktif *
Psikosis Skizofrenia * Kelainan psikosa lainnya meliputi psikosa reaktif * Gangguan-gangguan afektif Kelainan-kelainan bipolar
107
1/15/2009 Gangguan Unipolar - Depresi endogen, depresi, episode tunggal dan rekuren
1
2
3A
3B
4
- Kelainan dysthymic (depresi neurotic)
1
2
3A
3B
4
- Gangguan depresi yang tidak dapat diklasifikasikan
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
- Gangguan panik tanpa agoraphobia *
1
2
3A
3B
4
- Agorafobia tanpa riwayat gangguan panic*
1
2
3A
3B
4
- Fobia sosial *
1
2
3A
3B
4
- Fobia sederhana*
1
2
3A
3B
4
- Obsessive compulsive disorder (neurosis)*
1
2
3A
3B
4
- Gangguan stress post trauma*
1
2
3A
3B
4
- Gangguan ansietas difus*
1
2
3A
3B
4
- Gangguan ansietas yang tidak dapat diklasifikasikan*
1
2
3A
3B
4
- Ganguan sensasi tubuh *
1
2
3A
3B
4
- Gangguan konversi (neurosis histerikal)*
1
2
3A
3B
4
- Hipokondriasis (neurosis hipokondriakal)*
1
2
3A
3B
4
- Kelainan-kelainan somatisasi *
1
2
3A
3B
4
- Gangguan nyeri somatoform *
1
2
3A
3B
4
- Undifferentiated somatoform disorder*
1
2
3A
3B
4
- Gangguan somatoform yang tidak dapat diklasifikasikan*
1
2
3A
3B
4
- Kepribadian ganda *
1
2
3A
3B
4
- Fugu states*
1
2
3A
3B
4
- Amnesia psikogenik *
1
2
3A
3B
4
- Gangguan-gangguan depersonalisasi atau neurosis depersonalisasi *
1
2
3A
3B
4
- Gangguan disosiatif yang tidak dapat diklasifikasikan*
1
2
3A
3B
4
- Disomnia*
1
2
3A
3B
4
- Insomnia*
1
2
3A
3B
4
- Hipersomnia*
1
2
3A
3B
4
- Sleep-wakecycle disturbances
1
2
3A
3B
4
- Nightmares
1
2
3A
3B
4
- Night terrors
1
2
3A
3B
4
- Berjalan saat tidur
1
2
3A
3B
4
Gangguan control impuls
1
2
3A
3B
4
Adjustment disorder
1
2
3A
3B
4
Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi fisik
1
2
3A
3B
4
- Kepribadian paranoid
1
2
3A
3B
4
- Kepribadian skizoid
1
2
3A
3B
4
- Kepribadian skizotipal
1
2
3A
3B
4
Gangguan-gangguan rasa cemas - Gangguan panik dengan agoraphobia *
Kelainan-kelainan somatik
Kelainan-kelainan Disosiatif (neurosis histerikal,bentuk disosiatif)
Gangguan-gangguan tidur
Parasomnia
Kelainan-kelainan kepribadian
108
1/15/2009 - Kepribadian antisosial
1
2
3A
3B
4
- Borderline personality
1
2
3A
3B
4
- Kepribadian histeris
1
2
3A
3B
4
- Kepribadian narsistik
1
2
3A
3B
4
- Avoidance personality
1
2
3A
3B
4
- Dependent personality
1
2
3A
3B
4
- Kepribadian obsesif-kompulsif
1
2
3A
3B
4
- Kepribadian pasif-agresif
1
2
3A
3B
4
- Gangguan kepribadian
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
- Efek samping antikolenergik *
1
2
3A
3B
4
- Efek samping sedative*
1
2
3A
3B
4
- Sindroma neurolepatik malignat
1
2
3A
3B
4
Efek samping terapi obat-obatan psikoaktif - Efek samping ekstrapiramidal (seperti; Distonia akut, tradive dyskenia, parkinsonisme)*
Hal-hal lain pada pengetahuan - Pengetahuan tentang psikiatri forensik
1
2
3A
3B
4
- Knowladge of indication for involuntary admission to hospital
1
2
3A
3B
4
- Knowladge of basic principles of methods used by different psychotherapeutic school (eg. Roggerian ,psychoanalytic, etc)
1
2
3A
3B
4
- Pseudokonstipasi*
1
2
3A
3B
4
- Enkopresis*
1
2
3A
3B
4
- Anoreksia nervosa*
1
2
3A
3B
4
- Bulemia*
1
2
3A
3B
4
- Tics, perilaku neuropatik*
1
2
3A
3B
4
- Sindroma hiperkinetik*
1
2
3A
3B
4
- Autisme infantile primer*
1
2
3A
3B
4
- Gangguan-gangguan pola hubungan antara ibu dan anak*
1
2
3A
3B
4
- Gangguan karena kehilangan sosial *
1
2
3A
3B
4
- Gangguan neurotik pada masa anak-anak *
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
Gangguan-gangguan neuropsikiatrik dan psikosomatik (pediatrik)
- Breath holding due to exitement* Keterangan: 1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
109
1/15/2009 Daftar Keterampilan Keterampilan medik
Tingkat kemampuan yang diharapkan
Pengambilan data psikiatrik - Pengambilan data riwayat psikiatrik dari pasien secara umum* - Pengambilan data riwayat psikiatrik dari pasien secara biografi lengkap*
1 1
2 2
3 3
4 4
- Pengambilan data psikiatrik riwayat sosial*
1
2
3
4
- Pengambilan data psikiatrik dari orang ke tiga* Pemeriksaan psikiatrik
1
2
3
4
- Penilaian kesadaran*
1
2
3
4
- Penilaian persepsi*
1
2
3
4
- Penilaian orientas*
1
2
3
4
- Penilaian intelegensia*
1
2
3
4
- Penilaian memori*
1
2
3
4
- Penilaian pola pikir (bentuk dan isi)*
1
2
3
4
- Penilaian affect*
1
2
3
4
- Penilaian mood*
1
2
3
4
- Penilaian tindakan*
1
2
3
4
- Penilaian hasrat (desire)*
1
2
3
4
- Kemampuan memberikan kesan, general, gambaran secara sistematik * - Being aware of personal reactions evoked by seeing a patient*
1 1
2 2
3 3
4 4
- Penilaian risiko bunuh diri*
1
2
3
4
- Mengidentifikasi masalah oleh pasien sendiri*
1
2
3
4
- Mengidentifikasi masalah dengan pasangan*
1
2
3
4
- Mengidentifikasi masalah dalam suatu situasi krisis*
1
2
3
4
- Identifikasi masalah setelah percobaan bunuh diri*
1
2
3
4
- Mengidentifikasi masalah dalam suatu kelompok*
1
2
3
4
- Adanya masalah psikiatri pada kolega*
1
2
3
4
- Pemeriksaan status mental mini *
1
2
3
4
- Kunjungan rumah*
1
2
3
4
- Pemeriksaan psikologis *
1
2
3
4
- Mengenal dan menginterpretasi repeating*
1
2
3
4
- Membuat diagnosis berdasarkan DSM IIIR dengan kriteria utama*
1
2
3
4
- Indikasi untuk perawatan/ hospitalisasi kasus psikiatrik *
1
2
3
4
1
2
3
4
- Terapi okupasi
1
2
3
4
- Terapi kreatif
1
2
3
4
- Terapi bermain
1
2
3
4
- Terapi psikomotorr
1
2
3
4
- Electroconvulsion therapy (ECT)
1
2
3
4
- Terapi konseling
1
2
3
4
- Terapi perilaku
1
2
3
4
Masalah-masalah Identifikasi
Pemeriksaan tambahan
Terapi -
Konsultasi tim, berpartisipasi dalam konsultasi
110
1/15/2009 - Psikoterapi
1
2
3
4
- Hipnoterapi
1
2
3
4
Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
4.16 BLOK MULTI SISTEM DAN EVIDENCE BASED MEDICINE KOMPETENSI INTI Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
No
1
Komponen kompetensi Berkomunikasi dengan pasien dan anggota keluarganya
Hasil pembelajaran Memberi penjelasan dan informasi mengenai kegawatdaruratan : - Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik - Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya - Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan - Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit. - Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya - Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-
111
1/15/2009
-
2
Melakukan prosedur klinik dan laboratorium
3
Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat
-
4
Melakukan pencegahan penyakit dan keadaan sakit
pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis sementara dan diagnosis banding Menjelaskan penyebab, patogenesis, serta patofisiologi suatu penyakit Mengidentifikasi berbagai pilihan cara pengelolaan yang sesuai penyakit pasien. Memilih dan menerapkan strategi pengelolaan yang paling tepat berdasarkan prinsip kendali mutu, kendali biaya, manfaat, dan keadaan pasien serta sesuai pilihan pasien
- Mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan memantau strategi pencegahan tertier yang tepat berkaitan dengan penyakit pasien, keadaan sakit atau permasalahannya - Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau strategi pencegahan sekunder yang tepat berkaitan dengan pasien dan keluarganya - Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau kegiatan strategi pencegahan primer yang tepat, berkaitan dengan pasien, anggota keluarga dan masyarakat - Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan, dan lingkungan sosial sebagai faktor risiko terjadinya penyakit dan sebagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap pencegahan penyakit. - Menunjukkan pemahaman bahwa upaya pencegahan penyakit sangat bergantung pada kerja sama tim dan kolaborasi dengan profesional di bidang lain
112
1/15/2009 5
Memiliki sikap profesional
- Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik Dokter Indonesia - Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien - Menunjukkan kepercayaan dan saling menghormati dalam hubungan dokter pasien - Menunjukkan rasa empati dengan pendekatan yang menyeluruh - Mempertimbangkan masalah pembiayaan dan hambatan lain dalam memberikan pelayanan kesehatan serta dampaknya - Mempertimbangkan aspek etis dalam penanganan pasien sesuai standar profesi - Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit - Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan etik dalam pengobatan setiap individu pasien
6
Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian tindakan, pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan dan pemantauan status kesehatan
Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dengan baik Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai relevansi dan validitasnya Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan informasi ilmiah. Menerapkan ketrampilan dasar pengelolaan informasi untuk menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam merangkum dan menyimpan arsip
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Pengetahuan
Tingkat Pencapaian
Gagal ginjal
1
2
3A
3B
4
Thallasemia
1
2
3A
3B
4
Anemia
1
2
3A
3B
4
Gagal hati
1
2
3A
3B
4
Tuberkulosis
1
2
3A
3B
4
Malaria
1
2
3A
3B
4
Demam Rematik
1
2
3A
3B
4
HIV/AIDS
1
2
3A
3B
4
Gizi buruk
1
2
3A
3B
4
Diabetes Melitus
1
2
3A
3B
4
Tirotoksikosis
1
2
3A
3B
4
SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
1
2
3A
3B
4
Aterosklerosis
1
2
3A
3B
4
113
1/15/2009 COPD
1
2
3A
3B
4
Osteoporosis
1
2
3A
3B
4
Kanker payudara
1
2
3A
3B
4
Kanker serviks
1
2
3A
3B
4
Leukemia
1
2
3A
3B
4
Multipel trauma
1
2
3A
3B
4
Keterangan: 1
Mampu mengenal dan mengidenfikasi masalah-masalah kesehatan dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis yang sesuai
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan memberikan penatalaksanaan secara mandiri
Cat : Diprioritaskan untuk level 3 dan 4
Daftar Keterampilan Keterampilan
Tingkat Pencapaian
Anamnesis - Auto dan alloanamnesis
1
2
3
4
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Umum - Penilaian status mental dan kesadaran
1
2
3
4
- Penilaian status kesehatan secara keseluruhan
1
2
3
4
- Penilaian kondisi nutrisi
1
2
3
4
- Penilaian kebiasaan dan postur tubuh
1
2
3
4
- Palpasi denyut nadi
1
2
3
4
- Pengukuran suhu
1
2
3
4
- Pengukuran frekuensi nafas
1
2
3
4
- Pengukuran tekanan darah
1
2
3
4
- Pengukuran tekanan vena jugularis
1
2
3
4
- Pengukuran tinggi dan berat badan
1
2
3
4
- Inspeksi dan palpasi kulit
1
2
3
4
- Inspeksi membran mukosa
1
2
3
4
- Palpasi nodus limfatikus
1
2
3
4
114
1/15/2009 Kepala/Leher - Inspeksi mata, hidung, mulut dan tenggorokan
1
2
3
4
- Chovstek's sign
1
2
3
4
- Palpasi glandula salivarius
1
2
3
4
- Apus tenggorok
1
2
3
4
- Palpasi glandula tiroid
1
2
3
4
- Palpasi trakea
1
2
3
4
- Inspeksi pada saat istirahat
1
2
3
4
- Inspeksi pada saat bergerak
1
2
3
4
- Perkusi untuk melihat adanya kelemahan
1
2
3
4
- Kelemahan
1
2
3
4
- Palpasi untuk nyeri pada tekanan vertikal (contoh:tekanan pada bahu)
1
2
3
4
- Penilaian fleksi lumbar
1
2
3
4
- Inspeksi pada saat istirahat
1
2
3
4
- Inspeksi pada saat respirasi
1
2
3
4
- Palpasi pada saat ekspirasi
1
2
3
4
- Palpasi traktil fremitus
1
2
3
4
- Palpasi denyut jantung di apeks
1
2
3
4
- Perkusi paru, basal paru, ukuran jantung
Tulang Belakang
Toraks
1
2
3
4
- Auskultasi paru
1
2
3
4
- Auskultasi jantung
1
2
3
4
- Inspeksi payudara
1
2
3
4
- Palpasi payudara
1
2
3
4
- Inspeksi
1
2
3
4
- Auskultasi
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
- Memeriksa shifting dullness
1
2
3
4
- Memeriksa aliran cairan
1
2
3
4
- Memeriksa tenderness ginjal
1
2
3
4
- Inspeksi daerah perianal
1
2
3
4
- Pemeriksaan rektum
1
2
3
4
- Palpasi prostate
1
2
3
4
- Palpasi kavum Douglas
1
2
3
4
- Palpasi adneksa
1
2
3
4
- Palpasi sacrum
1
2
3
4
- Inspeksi dengan menggunakan sarung tangan
1
2
3
4
1 1
2 2
3 3
4 4
Abdomen
- Perkusi (terutama hepar, traube's area dan bladder dullness) - Palapsi (dinding abdomen, kolon, hepar, limfa, aorta, kekakuan) - Memeriksa tenderness dan rebound tenderness abdomen
Pemeriksaan perineum
Pemeriksaan genitalia wanita - Inspeksi vulva dan perineum - Pemeriksaan vagina: palpasi vagina, uterus dan adneksa
115
1/15/2009 Ekstremitas - Inspeksi kulit, kuku dan tonus otot
1
2
3
4
- Inspeksi sendi
1
2
3
4
- Pemeriksaan denyut nadi kapiler
1
2
3
4
- Pemeriksaan pengisian kapiler
1
2
3
4
- Palpasi denyut arteri
1
2
3
4
- Deteksi bruit
1
2
3
4
- Palpasi kulit, tendo dan sendi
1
2
3
4
- Pemeriksaan jangkauan pergerakan sendi
1
2
3
4
- Pemerikasaan sistem sensoris
1
2
3
4
- Pemeriksaan sistem pengawasan
1
2
3
4
- Trousseau's sign
1
2
3
4
1
2
3
4
- Pemeriksaan foto rontgen: plain film
1
2
3
4
- Pemeriksaan foto rontgen dengan kontras - EKG
1 1
2 2
3 3
4 4
- CT-scan
1
2
3
4
- NMR/MRI
1
2
3
4
- Pemeriksaan skintigrafik
1
2
3
4
1
2
3
4
- Memberi nasihat tentang gaya hidup
1
2
3
4
- Memberi saran mengenai diet
1
2
3
4
- Endoskopi
1
2
3
4
- Radiografi (plane films)
1
2
3
4
- Scintiscan
1
2
3
4
- CT-scan
1
2
3
4
- MRI
1
2
3
4
- Ultrasound
1
2
3
4
- Endoskopi
1
2
3
4
- Biopsi
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
- Memeriksa refleks: refleks lutut, refleks ankle, refleks trisep, refleks bisep, respon plantar Prosedur Diagnostik
- Pengukuran tekanan darah otomatik Keterampilan Terapeutik
Pemeriksaan Tambahan
Keterampilan Terapeutik - Persiapan pre-operasi pada bedah minor, tindakan asepsis, antiseptik, anestesi local - Persiapan untuk melihat/membantu melalui media teater (scrub-up, gown up, put on steril gloves, dll) - Anestesi infiltrasi
1
2
3
4
- Blok saraf
1
2
3
4
- Insisi dan drainase abses
1
2
3
4
- Pembersihan luka
1
2
3
4
- Debridemen luka dengan skapel dan gunting
1
2
3
4
- Penjahitan luka
1
2
3
4
- Pelepasan jahitan luka
1
2
3
4
116
1/15/2009 - Melaksanakan dressing
1
2
3
4
- Pemberian analgesic
1
2
3
4
- Penatalaksanaan aspek sosial dan psikologis dari penderita keganasan
1
2
3
4
Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * Diprioritaskan, level 3 dan 4 dicapai dalam tahap praktik klinik
Daftar Substansi Kajian Evidence Based Medicine Substansi Kajian
Tingkat Pencapaian
Metodologi penelitian eksperimental dan non-eksperimental (seperti desain penelitian, rancangan penelitian, pengelolaan laboratorium penelitian dan lain-lain)
1
2
3
4
5
6
Problem solving cycle
1
2
3
4
5
6
Biostatistik kesehatan
1
2
3
4
5
6
Pembuatan Proposal Penelitian
1
2
3
4
5
6
Mengolah serta menganalisis data dan informasi ilmiah
1
2
3
4
5
6
Menulis hasil penelitian sesuai dengan kaidah artikel ilmiah
1
2
3
4
5
6
Mempresentasikan Hasil Penelitian
1
2
3
4
5
6
Keterangan : 1
Mampu menyebutkan
2
Mempu menjelaskan
3
Mampu menerapkan
4
Mampu menganalisis
5
Mampu mensintesis
6
Mampu mengevaluasi
CATATAN : Mahasiswa sudah mulai membuat proposal penelitian, pada akhir semester 6 sudah menyelesaikan draft proposal penelitian
117
1/15/2009 4.17 BLOK KEGAWATDARURATAN KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu: Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai kegawatdaruratan secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain Melakukan prosedur klinis kegawatdaruratan sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kegawatdaruratan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
No 1.
Komponen kompetensi Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya mengenai penyakit yang berhubungan dengan kegawatdaruratan
Hasil pembelajaran Memberi penjelasan dan informasi mengenai kegawatdaruratan : - Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik - Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya - Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan - Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit. - Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya - Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien - Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan - Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran - Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati (Teori dan simulasi)
118
1/15/2009 2.
Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang kegawatdaruratan pasien dan keluarganya
3.
Melakukan prosedur klinik dan laboratorium untuk melakukan diagnosa dan terapi penyakit yang berhubungan dengan kegawatdaruratan.
4.
Melakukan prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan dengan kegawatdaruratan
5.
Menerapkan konsep-konsep dan prinsipprinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan kegawatdaruratan sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan (Teori dan simulasi) Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya (Teori dan simulasi) Menentukan keadaan kedaruratan klinis Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan rujukan Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan etis, sesuai dengan kewenangannyaMengevaluasi dan melakukan tindak lanjut (Teori dan simulasi) Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan, beserta patogenesis dan patofisiologinya Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh . Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien. Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku. Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi
119
1/15/2009
6.
Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai dengan penyakit yang berhubungan dengan kegawatdaruratan
7.
Menentukan efektivitas suatu tindakan yang berhubungan dengan kegawatdaruratan
berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku. Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu. Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan (Teori dan simulasi) Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence- based medicine (Teori dan simulasi) Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan . Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit . (Teori dan simulasi)
120
1/15/2009 Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Masalah Kesehatan
Tingkat Pencapaian 2 3A 3B
Keracunan
1
Sufokasi
1
2
3A
Perdarahan
1
2
3A
3B
4
Syok : hipovolemik, anafilaktik, kardiogenik, neurogenik
1
2
3A
3B
4
Pneumotoraks
1
2
3A
3B
4
Status asmatikus
1
2
3A
3B
4
Aspirasi pneumonia
1
2
3A
3B
4
Hemotoraks
1
2
3A
3B
4
Whiplash
1
2
3A
3B
4
Gigitan hewan berbisa
1
2
3A
3B
4
- Trauma kepala
1
2
3A
3B
4
- Kerusakan difus pada otak
1
2
3A
3B
4
- Konkusio and kontusio serebri
1
2
3A
3B
4
- Kematian sel-sel otak
1
2
3A
3B
4
- Perdarahan ekstradural
1
2
3A
3B
4
- Perdarahan subdural
1
2
3A
3B
4
- SAH
1
2
3A
3B
4
- Trauma mudula spnalis
1
2
3A
3B
4
- Luka bakar
1
2
3A
3B
4
- Dehidrasi
1
2
3A
3B
4
3B
4 4
Kecelakaan dan keadaan darurat neurologi
Keterangan: 1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
121
1/15/2009 Daftar Keterampilan Keterampilan
Tingkat Pencapaian
Pertolongan pertama*
1
2
3
4
Consciousness by means of coma scale*
1
2
3
4
External cardiac masage*
1
2
3
4
Mask ventilation*
1
2
3
4
Intubasi*
1
2
3
4
Perawatan luka eksternal (luka, terbakar, distorsi, dislokasi, fraktur)* Menghentikan perdarahan (tekanan langsung, pressure point, tekanan dengan perban/pembalut*
1
2
3
4
1
2
3
4
Transport of casualty*
1
2
3
4
Terapi Cairan*
1
2
3
4
Heimlich manoeuvre*
1
2
3
4
Memasang perban*
1
2
3
4
Resusitasi dari mulut ke mulut/hidung*
1
2
3
4
Cardiac massage*
1
2
3
4
Initiate resuscitation*
1
2
3
4
Pertolongan pada gigitan hewan berbisa*
1
2
3
4
Pertolongan pada keracunan*
1
2
3
4
Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
122
1/15/2009 4.18
BLOK ELEKTIF:
KESEHATAN LINGKUNGAN PADA WILAYAH KELAUTAN, PANTAI DAN PERAIRAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INDUSTRI
KESEHATAN DAERAH PERBATASAN
4.18.1 KESEHATAN LINGKUNGAN PADA WILAYAH KELAUTAN, PANTAI DAN PERAIRAN KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu: Mendiagnosis, mengelola dan mencegah masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai, dan perairan.
No 1
Komponen kompetensi Mendiagnosis dan mengelola masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai, dan perairan dan masalah kesehatan individu yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan tersebut
-
-
-
-
-
-
-
2
Mengintegrasikan tindakan prevensi untuk mengatasi masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan
-
Hasil pembelajaran Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan. Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan. Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan. Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik kasus-kasus gawat darurat yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan. Dapat menyusun rencana intervensi medik dan non medik, serta intervensi farmakologis dan bedah pada penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan. Dapat menyusun rencana intervensi kasus-kasus gawat darurat yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan. Memonitor kemajuan pengelolaan masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan sesuai situasi dan kondisi Mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan yang dapat berperan sebagai faktor risiko penyakit/masalah kesehatan dan kemungkinan mempengaruhi terapi
123
1/15/2009
3
Menerapkan prinsip-prinsip kedokteran berbasis bukti dalam diagnosis dan penatalaksanaan masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan
4
Mengelola masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan melalui keterampilan clinical reasoning untuk menjamin hasil maksimal.
5
Mengelola lingkungan kedokteran
masalah kesehatan sesuai dengan etika
- Merencanakan, mengimplementasikan dan mencegah masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan pada individu, keluarga dan masyarakat - Menentukan dasar ilmiah yang relevan yang berhubungan dengan pengertian patofisiologi masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan - Mencari informasi untuk menjawab masalah klinik yang timbul pada suatu kasus masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan - Menilai kualitas informasi yang didapat dari kepustakaan atau konsultasi dalam konteks kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine) - Menerapkan pembelajaran berdasarkan kasus (casebased learning) pada saat diagnosis dan penatalaksanaan masalah klinik yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan - Menilai kualitas informasi yang didapat dari proses pembelajaran berdasarkan kasus (case-based learning) - Menjunjung tinggi etika kedokteran pada saat berhubungan dengan pasien sesuai dengan standar profesi - Menjaga kejujuran dan menunjukkan sikap yang baik dalam hubungan dokter-pasien/penderita - Menunjukkan sikap empati dan holistik - Menyadari kelebihan dan keterbatasan masing-masing di dalam menjalankan praktik sehari-hari - Mengetahui alternatif penyelesaian pada saat menghadapi kasus-kasus yang bertentangan dengan etika kedokteran - Memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (seperti pembiayaan kesehatan) yang dapat berdampak pada pelayanan kesehatan - Menghormati perbedaan kepribadian, gaya hidup dan kebudayaan dari pasien keluarganya - Memahami hal-hal yang mungkin menimbulkan prasangka dan diskriminasi yang berkaitan denga umur, jenis kelamin, orientasi seksual, etnik, ketidakmampuan dan status sosioekonomi - Menunjukkan pemahaman dan dapat menerima tanggung jawab dalam hal yang berhubungan dengan: - Hak-hak azasi manusia - Peresepan obat - Tindakan pelanggaran fisik dan seksual - Kode Etik Kedokteran Indonesia - Penerbitan surat sehat, surat sakit dan surat kematian - Ligitation
124
1/15/2009 Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Masalah Kesehatan/Penyakit Pola-pola penyakit/masalah kesehatan wilayah kelautan, pantai, dan perairan Faktor-faktor lingkungan yang berhubungan dengan penyakitpenyakit yang sering terjadi di wilayah kelautan, pantai, dan perairan:
1
1
- Malaria
Tingkat Pencapaian 2 3A 3B
4
2
3A
3B
4
- Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
1
2
3A
3B
4
- Filariasis
1
2
3A
3B
4
- Penyakit-penyakit kulit
1
2
3A
3B
4
- Penyakit dekompresi
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
- Gigitan hewan laut/sungai Faktor-faktor kebiasaan/perilaku masyarakat setempat yang mempengaruhi kesehatan Pemanfaatan sumber daya hayati untuk peningkatan derajat kesehatan
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
Pemafaatan air bersih
1
2
3A
3B
4
Pengelolaan air limbah rumah tangga
1
2
3A
3B
4
Pengelolaan sampah rumah tangga
1
2
3A
3B
4
Pengelolaan korban bencana banjir
1
2
3A
3B
4
- Penyakit yang berhubungan dengan pemanfaatan air bersih Faktor-faktor lingkungan yang berhubungan dengan masalah kesehatan wilayah kelautan, pantai, dan perairan 1 2 3A 3B 4 - Gangguan-gangguan gizi
Keterangan: 1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas 4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan memberikan penatalaksanaan secara mandiri
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
125
1/15/2009 Daftar Keterampilan Keterampilan
Tingkat Pencapaian
Pertolongan pada kasus tenggelam
1
2
3
4
Pertolongan pada kasus gigitan hewan-hewan air
1
2
3
4
Teknologi penyediaan air bersih*
1
2
3
4
Pemeriksaan kualitas air*
1
2
3
4
Pemeriksaan jentik nyamuk*
1
2
3
4
Pengelolaan air limbah rumah tangga*
1
2
3
4
Pengelolaan sampah rumah tangga*
1
2
3
4
Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
126
1/15/2009 4.18.2. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INDUSTRI KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu: Mendiagnosis, mengelola dan mencegah masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri.
No 1
Komponen kompetensi Mendiagnosis dan mengelola masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri
2
Mengintegrasikan tindakan prevensi untuk mengatasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri.
3
Menerapkan prinsip-prinsip kedokteran berbasis bukti dalam diagnosis dan penatalaksanaan masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri
4
Mengelola masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri melalui keterampilan clinical reasoning untuk menjamin hasil maksimal.
Hasil pembelajaran - Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri - Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri - Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri - Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik kasus-kasus gawat darurat yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri - Dapat menyusun rencana intervensi medik - dan non medik, serta intervensi farmakologis dan bedah pada penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri - Dapat menyusun rencana intervensi kasus-kasus gawat darurat yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri - Memonitor kemajuan pengelolaan masalah kesehatan lingkungan dengan masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri sesuai situasi dan kondisi - Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang dapat berperan sebagai faktor risiko masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri - Merencanakan, mengimplementasikan dan mencegah masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri - Menentukan dasar ilmiah yang relevan yang berhubungan dengan pengertian patofisiologi masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri - Mencari informasi untuk menjawab masalah klinik yang timbul pada suatu kasus masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri - Menilai kualitas informasi yang didapat dari kepustakaan atau konsultasi dalam konteks kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine) - Menerapkan pembelajaran berdasarkan kasus (casebased learning) pada saat diagnosis dan penatalaksanaan masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri - Menilai kualitas informasi yang didapat dari proses pembelajaran berdasarkan kasus (case-based learning)
127
1/15/2009 5
Mengelola masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri sesuai dengan etika kedokteran
- Menjunjung tinggi etika kedokteran pada saat berhubungan dengan pasien sesuai dengan standar profesi - Menjaga kejujuran dan menunjukkan sikap yang baik dalam hubungan dokter-pasien/penderita - Menunjukkan sikap empati dan holistik - Menyadari kelebihan dan keterbatasan masing-masing di dalam menjalankan praktik sehari-hari - Mengetahui alternatif penyelesaian pada saat menghadapi kasus-kasus yang bertentangan dengan etika kedokteran - Memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (seperti pembiayaan kesehatan) yang dapat berdampak pada pelayanan kesehatan - Menghormati perbedaan kepribadian, gaya hidup dan kebudayaan dari pasien keluarganya - Memahami hal-hal yang mungkin menimbulkan prasangka dan diskriminasi yang berkaitan denga umur, jenis kelamin, orientasi seksual, etnik, ketidakmampuan dan status sosioekonomi - Menunjukkan pemahaman dan dapat menerima tanggung jawab dalam hal yang berhubungan dengan: - Hak-hak azasi manusia - Peresepan obat - Tindakan pelanggaran fisik dan seksual - Kode Etik Kedokteran Indonesia - Penerbitan surat sehat, surat sakit dan surat kematian - Ligitation
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Masalah Kesehatan/Penyakit
Tingkat Pencapaian
Peyakit-penyakit akibat kerja (Occupational diseases) Penyakit akibat kerja dari sumber bahaya fisik: - Tuli - Radiasi sinar-sinar radio aktif: seperti katarak, konjungtivitis fotoelektra
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
- Gangguan suhu ekstrim: heat stroke, heat cramps, frosbite
1
2
3A
3B
4
- Tekanan yang tinggi: penyakit Caisson - Penerangan yang kurang baik: kelainan pada indera peglihatan, glare/silau
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
- Kapas: bisinosis, reaksi alergi: asma
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
Penyakit akibat kerja dari sumber bahaya kimia: - Debu yang menyebabkan pneumokoniosis: silikosis, asbestosis, dll - Uap :Metal fume fever, dermatitis, intoksikasi
1
2
3A
3B
4
- Gas: keracunan CO, H2S, dll
1
2
3A
3B
4
128
1/15/2009 Penyakit akibat kerja dari sumber bahaya biologi: - Antraks (pada pekerja penyamak kulit)
1
2
3A
3B
4
- Brucella (pada pekerja penyamak kulit)
1
2
3A
3B
4
- Cummulative Trauma Disorders (CTDs)
1
2
3A
3B
4
- Low back pain
1
2
3A
3B
4
Penyakit akibat kerja dari sumber bahaya fisiologis-ergonomis:
- Kelelahan fisik
1
2
3A
3B
4
- Kelainan/kecacatan tubuh karena posisi kerja yang salah
1
2
3A
3B
4
- Penyakit jiwa (stress kerja) akibat kerja Pedoman Penerapan Hiperkes dan Keselamatan Kerja di sektor industri (berdasarkan Surat Edaran Kepala Badan Renbang tahun 1998) - Metode pengukuran nilai ambang batas bahaya faktor kimia di tempat kerja: kadar debu (total), Asbes, Silika bebas (SiO2), gas Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Amoniak (NH3), gas Hidrogen Sulfida (H2S), gas Ozon (O3), gas Karbon Monooksida (CO), uap Asam Klorida (HCl), uap Asam Sulfat (H2SO4), Asam Nitrat (HNO3) di udara tempat kerja, Klorin (Cl2), Benzen (C6H6), Toluen (C7H8), Xilen (C8H9), Metil Merkaptan pestisida Glifosat, pestisida Karbaril, Vinil Klorida Monomer (VCM), Timah Hitam (Pb), Merkuri (Hg), Kadmium (Cd), Nikel (Ni), Mangan (Mn), Klorin (Cl2), Formaldehid (Formalin), Metil Iso Butil Keton (MIBK), Metil Etil Keton (MEK), Arsen (As) - Metode pengukuran nilai ambang batas bahaya fisika di tempat kerja: iklim kerja, intensitas kebisingan, intensitas penerangan, intensitas getaran, radiasi gelombang mikro (microwave) - Metoda pemeriksaan spesimen biologis tenaga kerja: pemeriksaan kandungan timah hitam dalam darah, pemeriksaan kandungan merkuri dalam urin, kandungan asam hipurat (pajanan toluen) dalam urin, aktivitas kolinesterase dalam darah, kandungan fenol (pajanan benzen) dalam urin, kandungan kromium (Cr) dalam darah, kandungan Nikel (Ni) dalam darah, kandungan Mangan (Mn) dalam darah, kandungan koproforfirin dalam urin, kandungan Znprotoforfirin dalam darah - Metoda pengetesan aspek keselamatan kerja: pengetesan sarung tangan tenaga kerja, helm tenaga kerja, sepatu kerja, tahanan pentanahan penangkal petir, pengetesan kualitas air ketel , air pengisi ketel, kualitas limbah cair industri, kualitas dan kuantitas tutup telinga (ear plug/ear muff), alat pelindung mata dan wajah, pelindung badan.
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
- Metoda pengukuran aspek ergonomi: antropometri tubuh tenaga kerja pengukuran ukuran sarana kerja, kelelahan dengan test flicker fusion
1
2
3A
3B
4
- Mengenal metoda pengukuran faktor-faktor lingkungan kerja, terdiri dari : pengukuran intensitas getaran pada lengan dan tangan tenaga kerja intensitas penerangan di lingkungan kerja, radiasi sinar ultra violet di lingkungan kerja, indeks suhu basah dan bola di lingkungan kerja, kadar debu total (tidak terklasifikasi) di udara lingkungan kerja, pengukuran kadar serat asbes di udara lingkungan kerja.
1
2
3A
3B
4
Penyakit akibat kerja dari sumber bahaya mental-psikologis
129
1/15/2009 Kecelakaan akibat kerja - Terjatuh
1
2
3A
3B
4
- Tertimpa benda jatuh
1
2
3A
3B
4
- Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh
1
2
3A
3B
4
- Terjepit oleh benda
1
2
3A
3B
4
- Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
1
2
3A
3B
4
- Pengaruh suhu tinggi
1
2
3A
3B
4
- Terkena arus listrik
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
- Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi Manajemen kesehatan kerja industri : peraturan-peraturan pemerintah tentang kesehatan kerja, pemeriksaan kesehatan dalam rangka penempatan kerja, pemeriksaan kesehatan berkala pada pekerja Keterangan: 1
Mampu mengenal dan mengidenfikasi masalah-masalah kesehatan dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis yang sesuai
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan memberikan penatalaksanaan secara mandiri
Cat : Diprioritaskan untuk level 3 dan 4
Daftar Keterampilan Keterampilan
Tingkat Pencapaian
Pengambilan data riwayat pekerjaan dan jenis bahaya di tempat kerja Mengidentifikasi jenis bahaya, jika upaya pengendalian bahaya di tempat kerja tidak berjalan secara adekuat Menggambarkan konsekuensi penyakit atau cidera pada saat terjadinya kerusakan atau ketidakmampuan Mendiagnosis masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri dan masalah kesehatan individu/pekerja yang berhubungan dengan masalah K3 tersebut Penatalaksanaan masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri dan masalah kesehatan individu/pekerja yang berhubungan dengan masalah K3 tersebut
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
- Audiometri
1
2
3
4
- Fungsi paru
1
2
3
4
- Kapasitas kerja
1
2
3
4
Penanganan kecelakaan akibat kerja
1
2
3
4
Detoksifikasi
1
2
3
4
Pemeriksaan kesehatan kepada pekerja
130
1/15/2009 Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : Diprioritaskan untuk level 3 dan 4
4.18.3. KESEHATAN DAERAH PERBATASAN KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu: Mendiagnosis, mengelola dan mencegah masalah kesehatan daerah perbatasan.
No 1
2
Komponen kompetensi Mendiagnosis dan mengelola masalah kesehatan daerah perbatasan
Mengintegrasikan tindakan prevensi untuk mengatasi masalah kesehatan daerah perbatasan .
Hasil pembelajaran - Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan daerah perbatasan - Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan daerah perbatasan - Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan daerah perbatasan - Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik kasus-kasus gawat darurat yang berhubungan dengan masalah kesehatan daerah perbatasan - Dapat menyusun rencana intervensi medik - dan non medik, serta intervensi farmakologis dan bedah pada penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan daerah perbatasan - Dapat menyusun rencana intervensi kasus-kasus gawat darurat yang berhubungan dengan masalah kesehatan daerah perbatasan - Memonitor kemajuan pengelolaan masalah kesehatan daerah perbatasan sesuai situasi dan kondisi - Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang dapat berperan sebagai faktor risiko masalah kesehatan daerah perbatasan - Merencanakan, mengimplementasikan dan mencegah masalah kesehatan daerah perbatasan
131
1/15/2009 3
Menerapkan prinsip-prinsip kedokteran berbasis bukti dalam diagnosis dan penatalaksanaan masalah kesehatan daerah perbatasan
- Menentukan dasar ilmiah yang relevan yang berhubungan dengan pengertian patofisiologi masalah kesehatan daerah perbatasan - Mencari informasi untuk menjawab masalah klinik yang timbul pada suatu kasus masalah kesehatan daerah perbatasan - Menilai kualitas informasi yang didapat dari kepustakaan atau konsultasi dalam konteks kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine)
4
Mengelola masalah kesehatan daerah perbatasan melalui keterampilan clinical reasoning untuk menjamin hasil maksimal.
5
Mengelola masalah kesehatan daerah perbatasan sesuai dengan etika kedokteran
- Menerapkan pembelajaran berdasarkan kasus (casebased learning) pada saat diagnosis dan penatalaksanaan masalah kesehatan daerah perbatasan - Menilai kualitas informasi yang didapat dari proses pembelajaran berdasarkan kasus (case-based learning) - Menjunjung tinggi etika kedokteran pada saat berhubungan dengan pasien sesuai denga stnandar profesi - Menjaga kejujuran dan menunjukkan sikap yang baik dalam hubungan dokter-pasien/penderita - Menunjukkan sikap empati dan holistik - Menyadari kelebihan dan keterbatasan masing-masing di dalam menjalankan praktik sehari-hari - Mengetahui alternatif penyelesaian pada saat menghadapi kasus-kasus yang bertentangan dengan etika kedokteran - Memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (seperti pembiayaan kesehatan) yang dapat berdampak pada pelayanan kesehatan - Menghormati perbedaan kepribadian, gaya hidup dan kebudayaan dari pasien keluarganya - Memahami hal-hal yang mungkin menimbulkan prasangka dan diskriminasi yang berkaitan denga umur, jenis kelamin, orientasi seksual, etnik, ketidakmampuan dan status sosioekonomi - Menunjukkan pemahaman dan dapat menerima tanggung jawab dalam hal yang berhubungan dengan: - Hak-hak azasi manusia - Peresepan obat - Tindakan pelanggaran fisik dan seksual - Kode Etik Kedokteran Indonesia - Penerbitan surat sehat, surat sakit dan surat kematian - Ligitation
132
1/15/2009 Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit Pengetahuan Peraturan-peraturan atau kebijakan pemerintah tentang kesehatan daerah perbatasan Wabah penyakit menular pandemic
1
Tingkat Pencapaian 2 3A 3B
4
- Systemic Acute Respiratory Syndrome (SARS)
1
2
3A
3B
4
- Highly pathogenic Avian Influenza
1
2
3A
3B
4
- Human Immunedeficiency Virus-Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV –AIDS) - Poliomielitis
1
2
3A
3B
4
1
2
3A
3B
4
- Pes
1
2
3A
3B
4
- Demam bolak-balik
1
2
3A
3B
4
- Tifus bercak wabah
1
2
3A
3B
4
Penyakit-penyakit karantina
- Kolera
1
2
3A
3B
4
- Demam kuning (yellow fever)
1
2
3A
3B
4
Tindakan karantina
1
2
3A
3B
4
Penyalahgunaan obat-obat terlarang
1
2
3A
3B
4
Keterangan: 1
Mampu mengenal dan mengidenfikasi masalah-masalah kesehatan dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
2
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis yang sesuai
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium sederhana, rontgen foto) dan memberikan penatalaksanaan secara mandiri
Cat : Diprioritaskan untuk level 3 dan 4
133
1/15/2009 Daftar Keterampilan Keterampilan
Tingkat Pencapaian
Skrining masalah/penyakit daerah perbatasan
1
2
3
4
Tes urin untuk deteksi penyalahgunaan obat-obat terlarang
1
2
3
4
Rapid test untuk Highly pathogenic Avian Influenza Tindakan karantina penyakit : pengambilan apus tikus, pemeriksaan kesehatan, isolasi isi kapal dan pesawat
1
2
3
4
1
2
3
4
Keterangan: 1
Mengetahui dan mampu menjelaskan
2
Pernah melihat atau didemonstrasikan
3
Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi
4
Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas
Cat : Diprioritaskan untuk level 3 dan 4
134
1/15/2009 4.19.
BLOK MANAJEMEN KESEHATAN DAN PENELITIAN
KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu: Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemampu-terapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran Menerapkan program keselamatan pasien
No 1
Komponen kompetensi Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat
2
Mengelola sumber daya manusia dan sarana – prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga
3
Memanfaatkan kesehatan
Hasil pembelajaran Menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga secara holistik, komprehensif, koordinatif, kolaboratif, dan bersinambung dalam mengelola penyakit dan masalah pasien (Teori dan simulasi)
Menjalankan fungsi managerial (berperan sebagai pemimpin, pemberi informasi, dan pengambil keputusan) Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga Mengelola sumber daya manusia Mengelola fasilitas, sarana dan prasarana (Teori dan simulasi) informasi Memasukkan dan menemukan kembali informasi dan database dalam praktik kedokteran secara efisien Menjawab pertanyaan yang terkait dengan praktek kedokteran dengan menganalisis arsipnya Membuat dan menggunakan rekam medis untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan (Teori dan simulasi)
135
1/15/2009 4
5
Menerapkan keselamatan Menerapkan standar keselamatan pasien: pasien dalam praktek 1. Hak pasien kedokteran 2. Mendidik pasien dan keluarga 3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan 4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien 5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien 6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien 7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien (teori) Menerapkan 7 (tujuh) langkah keselamatan pasien: 1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien 2. Memimpin dan mendukung staf 3. Integrasikan aktifitas pengelolaan risiko 4. Kembangkan sistem pelaporan 5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien 6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien 7. Cegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien (teori) Memenuhi aspek Mediko- Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan legal dalam praktek dengan: kedokteran Memahami UU Praktek Kedokteran No 29, 2004 Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan yang mengatur praktik kedokteran Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam kebijakan kesehatan (teori)
Daftar Substansi Kajian Substansi Kajian Tingkat/lini pelayanan kesehatan Sistem Kesehatan Nasional Manajemen pelayanan kesehatan tingkat pertama Manajemen pelayanan kesehatan tingkat kedua Manajemen pelayanan kesehatan tingkat ketiga Kepemimpinan dalam pelayanan kesehatan Pembiayaan pelayanan kesehatan Manajemen perubahan Pengelolaan sistem informasi dan teknologi kesehatan Manajemen sumber daya manusia kesehatan Manajemen pengelolaan logistik kesehatan dan farmasi
136
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Tingkat Pencapaian 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
1/15/2009 Keterangan: 1
Mampu menyebutkan
2
Mempu menjelaskan
3
Mampu menerapkan
4
Mampu menganalisis
5
Mampu, mensintesis
6
Mampu mengevaluasi
Catatan : Pada awal Semester 7 (3 minggu) mahasiswa sudah menyelesaikan proposal penelitian dan mempresentasi proposal. Setelah disetujui mahasiswa mulai penelitian pada minggu ke 4. Pada akhir semester 7 mahasiswa telah melaksanakan ujian skripsi.
137
1/15/2009 BAB VI STRATEGI PEMBELAJARAN Strategi pembelajaran dalam pelaksanaan KBK FK Unri menggunakan
metode
Problem-based learning (PBL) yang dilaksanakan secara parsial. Selain PBL, untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, juga digunakan metode pembelajaran lainnya berupa kegiatan perkuliahan, belajar mandiri dan praktik baik di laboratorium keterampilan maupun di laboratorium biomedik. Kegiatan PBL berupa kegiatan tutorial, dimana mahasiswa dibagi dalam grup-grup yang berjumlah lebih kurang 7-10 orang yang difasilitasi oleh tutor. Tutor berperan sebagai fasilitator yang bertanggung jawab untuk membimbing mahasiswa dalam kegiatan tutorial. Tutor harus aktif dalam mengarahkan proses pembelajaran untuk memastikan bahwa grup dapat mencapai sasaran pembelajaran yang diharapkan. Pada setiap kegiatan tutorial masingmasing anggota harus aktif dan interaktif sesama anggota dan memberikan kontribusi yang positif dalam diskusi dan membina kerjasama yang konstruktif. Pada kegiatan tutorial, mahasiswa menggunakan trigger yang ada pada setiap skenario untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran. Trigger yang digunakan pada skenario PBL dapat berupa kasus klinik, hasil-hasil penelitian, foto, video klip, artikel dari koran dan jurnal ilmiah, pasien simulasi atau pasien sebenarnya, silsilah keluarga dan lainlain. Kegiatan tutorial PBL di FK Unri terdiri dari 2 sesi. Tahap-tahap dalam kegiatan tutorial (seven jump’s Maastricht) terdiri dari: 1. Identifikasi dan klarifikasi istilah-istilah yang belum dimengerti dalam skenario, membuat daftar hal-hal yang akan didiskusikan 2. Mendefinisikan masalah yang akan
didiskusikan,
setiap
mahasiswa boleh
memberikan pendapat yang berbeda, namun yang akan didiskusikan adalah masalah yang telah disepakati bersama. 3. Curah pendapat, untuk mendiskusikan masalah, penjelasan terhadap berbagai masalah berdasarkan pengetahuan terdahulu 4. Membuat resume dan membuat penjelasan sementara terhadap hal-hal yang diidentifikasi pada tahap 2 dan 3 5. Menyusun tujuan pembelajaran 6. Belajar mandiri 7. Mahasiswa saling bertukar informasi yang didapat selama belajar mandiri
138
1/15/2009 Pada tutorial sesi 1 meliputi tahap 1 sampai 5, sedangkan tahap 7 dilakukan pada tutorial sesi 2. Antara tutorial sesi 1 dan 2 mahasiswa melakukan belajar mandiri dan melakukan kegiatan praktikum baik di laboratorium ketrampilan atau di laboratorium biomedik yang dibimbing oleh instruktur. Setelah tutorial sesi 1 dan 2 dilanjutkan dengan kegiatan pra pleno dan pleno. Pada kegiatan pra pleno setiap kelompok mempresentasikan salah satu topik dalam skenario dihadapan seluruh kelompok dalam bentuk panel diskusi. Kegiatan pleno dihadiri oleh seluruh mahasiswa peserta PBL, tutor dan case writer. Pada kegiatan ini dilakukan presentasi kasus sesuai dengan skenario, serta diskusi dan klarifikasi dari narasumber. Pada pelaksanaan KBK FK Unri masih terdapat kuliah berupa kuliah pengantar dan kuliah pakar. Kuliah pengantar berisi penjelasan tentang sistem pembelajaran PBL, modul yang akan diberikan, kegiatan praktikum dan Computer Aided Instruction (CAI). Kuliah pakar diselenggarakan untuk menyampaikan perkembangan terkini (recent advance), magnitude of the problem, topik sulit atau apabila ada hal-hal yang perlu diklarifikasi pada diskusi kelompok. Melalui metode PBL ini diharapkan mahasiswa memperoleh beberapa keterampilan dan sikap yaitu: kerjasama kelompok, kepemimpinan, mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda, kemampuan menganalisis suatu karya ilmiah, belajar mandiri dan kemampuan presentasi.
POLA KEGIATAN MINGGUAN Jam 8-9 9-10 10-11 11-12 12-13 13-14
Senin Kuliah Pengantar Tutorial 1
Selasa Praktikum/ Skill lab
Rabu Kuliah Pakar/Mandiri Tutorial 2
Kamis Kuliah Pakar/ Mandiri Praktikum/ Skill lab
Mandiri
Mandiri
Mandiri ISHOMA
Mandiri
Mandiri
Mandiri
139
Mandiri
Jum’at
Sabtu
Prapleno
Pleno
Mandiri
Mandiri
Praktikum/ skill lab
1/15/2009 BAB V SISTEM EVALUASI Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan KBK di FK Unri perlu didukung oleh suatu sistem evaluasi yang baik. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen dan aspek yang terlibat dalam penerapan KBK di FK Unri. Informasi yang didapatkan dari kegiatan evaluasi ini akan dipergunakan sebagai dasar untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan KBK yang akan dijadikan masukan untuk perbaikan di masa yang datang. 5.1 EVALUASI KURIKULUM DAN PELAKSANAAN KBK Evaluasi terhadap Kurikulum dilaksanakan oleh Medical Education Unit (MEU) dan Senat Fakultas minimal satu kali dalam satu tahun. Evaluasi terhadap pelaksanaan KBK meliputi evaluasi in put, proses dan out put dilakukan oleh Pembantu Dekan Bidang Akademik, Tim Blok, dan MEU. Informasi yang didapatkan dari kegiatan evaluasi ini akan dipergunakan sebagai dasar untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan KBK yang akan dijadikan masukan untuk perbaikan di masa yang datang. 5.2 EVALUASI TERHADAP MAHASISWA
Evaluasi terhadap mahasiswa meliputi ranah pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude). 5.2.1 Alat ukur evaluasi Jenis alat ukur: -
Multiple Choice Question (MCQ)/ True False Question (TFQ)
-
Essay Examination
-
Objective Structure Clinical Examination (OSCE)
-
Oral Examination (OE)
-
Makalah/ laporan
-
Skripsi
-
Hasil analisis obyektif tim attitude
140
1/15/2009 5.2.2 Jenis-jenis Evaluasi 1.
Evaluasi Blok Evaluasi Blok adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir setiap blok. Komponen evaluasi blok terdiri dari ujian tulis dan ujian skill / praktik . Mahasiswa diperkenankan mengikuti ujian evaluasi Blok jika kehadiran minimal untuk tutorial 75% dan praktikum skill 90%
2.
Progress Test Progress Test adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai pengetahuan yang harus dikuasai ketika mahasiswa lulus. Test ini berguna sebagai feed back blok-blok yang diambil pada tahun sebelumnya. Progress test dilaksanakan untuk mahasiswa yang sudah lulus semua blok pada tahun bersangkutan. Progress test ini merupakan prasyarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang klinik. Mahasiswa yang tidak lulus diwajibkan mengulang ujian pada tahun berikutnya sampai lulus sebelum memasuki praktek klinik. Materi ujian tulis adalah materi-materi dari berbagai bidang ilmu yang berhubungan dengan blok-blok pada tahun yang bersangkutan. Penilai: Penulis modul (Case writer) dan Tim Evaluasi
3.
Evaluasi Praktik Klinik Evaluasi praktik klinik dilakukan pada setiap akhir rotasi bagian klinik yang bersangkutan.
4.
Evaluasi attitude/profesional behaviour Penilaian attitude dilakukan sepanjang pendidikan dan hasil penilaian attitude dilaporkan setiap akhir blok. Penilaian dilakukan oleh tim penilai yang terdiri dari jajaran pimpinan FK, penasehat akademik, tutor, instruktur, psikater(dosen) yang akan dianalisis secara obyektif oleh tim penilai. Pelanggaran dapat dilaporkan oleh seluruh civitas akademika FK UNRI dan dipelajari secara objektif Komponen penilaian attitude: -
Kehadiran
- Ketaatan terhadap peraturan fakultas dan hukum atau norma yang berlaku dalam masyarakat
141
1/15/2009
5.2.3 Kriteria Kelulusan 5.2.3.1 Kriteria Kelulusan Blok Mahasiswa dinyatakan lulus apabila nilai yang diperoleh minimal C Kriteria kelulusan blok dengan huruf A/B/C Jika mahasiswa tidak lulus blok
harus mengulang blok yang bersangkutan di tahun
berikutnya (diberi kesempatan untuk remidi). Bagi mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus blok tersebut tetap mengikuti blok- blok selanjutnya. Kriteria Nilai blok meliputi penilaian knowledge dan skill. Kriteria kelulusan knowledge dan skill adalah sebagai berikut :
Nilai Angka 81-100 75-80 69-74 63-68
Tabel Kriteria kelulusan Nilai Mutu A B+ B C
Knowledge Angka Mutu 4 3,5 3 2
Nilai Angka 85-100 70-84
Tabel Kriteria Kelulusan Nilai Mutu A B
Skill Angka Mutu 4 3
Berdasarkan kriteria kelulusan knowledge dan skill maka didaptkan kriteria nilai akhir blok adalah sebagai berikut : Tabel Kriteria Nilai Akhir Blok Nilai mutu A
B
Angka mutu 4
3
Knowledge
Komponen penilaian Psychomotor/Skill
81-100 (A)
85-100 (A)
81-100 (A)
70-84 (B)
75-80 (B+)
85-100 (A)
75-80 (B+)
70-84 (B)
69-74 (B)
85-100 (A)
69-74 (B)
70-84 (B)
63-68 (C)
85-100 (A)
142
1/15/2009 C
2
63-68 (C)
70-84 (B)
Catatan : Penilaian Attitude dilaporkan oleh tim Attitude kepada koordinator blok 5.2.3.2 Kriteria Kelulusan Progress Test Evaluasi pada mahasiswa dilakukan berupa ujian Tulis Kelulusan Progress Test ditentukan pada akhir pendidikan tahap II dengan Standar Kelulusan sebagai berikut: Nilai Angka
Nilai Mutu
Angka Mutu
81-100
A
4
80- 68
B
3
63-68
C
2
5.2.3.3 Kriteria Kelulusan Praktik Klinik Evaluasi dilakukan pada akhir setiap siklus oleh bagian yang bersangkutan berupa . a. Oral Examination b. Obyektif Structure Clinical Examination c. Penilaian attitude Tabel Kriteria Nilai Akhir Praktik Klinik Nilai Angka Komponen mutu mutu penilaian Knowledge Psychomotor/Skill A
B
C
4
3
2
81-100 (A)
85-100 (A)
81-100 (A)
70-84 (B)
75-80 (B+)
85-100 (A)
75-80 (B+)
70-84 (B)
69-74 (B)
85-100 (A)
69-74 (B)
70-84 (B)
63-68 (C)
85-100 (A)
63-68 (C)
70-84 (B)
143
1/15/2009 Catatan : Penilaian Attitude dilaporkan oleh tim Attitude kepada koordinator bagian
5.2.4 Mengulang Ujian (Remidi) . Mengulang ujian dilaksanakan: 1. Sesudah tidak lulus ujian blok Remidi dilaksanakan pada saat libur semester, berupa ujian tulis dan ujian skill. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengulang 1 kali dan apabila tetap tidak lulus mahasiswa diwajibkan mengulang Blok yang bersangkutan secara reguler 2. Apabila belum lulus progress test sebelum memasuki tahap klinik Mahasiswa yang tidak lulus progress test wajib mengulang sampai lulus sebelum memasuki tahap klinik. 3. Sesudah tidak lulus ujian kepaniteraan klinik Waktu dan mekanisme ujian diserahkan ke bagian yang bersangkutan 5.2.5 Evaluasi Belajar Mahasiswa/ Kriteria Drop Out: 5.2.5.1. Evaluasi Mahasiswa PBUD Mahasiswa PBUD diusulkan untuk Drop Out jika : 1. Gagal pada evaluasi I yaitu : -
jika lulus kurang dari 4 blok pada semester II untuk mahasiswa yang lulus matrikulasi
-
jika lulus kurang dari 2 blok pada semester I atau jika lulus kurang dari 4 blok pada semester ke II untuk mahasiswa yang tidak lulus matrikulasi
2. Gagal pada Evaluasi ke II yaitu : jika lulus kurang dari 8 blok pada semester IV 3. Gagal pada evaluasi ke III yaitu : jika lulus kurang dari 16 blok pada semester ke VII 4. Melakukan pelanggaran attitude yang tidak bisa dimaafkan sesuai dengan analisis obyektif tim evaluasi attitude 5.2.5.2. Evaluasi mahasiswa SPMB Mahasiswa SPMB diusulkan untuk Drop Out jika : 1. Gagal evaluasi I yaitu : jika lulus kurang dari 8 blok pada semester IV 2. Gagal evaluasi II yaitu : jika lulus kurang dari 16 blok pada semester VII
144
1/15/2009 3. Melakukan pelanggaran attitude yang tidak bisa dimaafkan sesuai dengan analisis obyektif tim evaluasi attitude
PERHITUNGAN SKS KE DALAM BLOK DI FK UNRI (UNTUK TRANSKRIP NILAI) Berdasarkan SK Mendikbud no 124/U/1979, untuk sarjana kedokteran 144-160 SKS (selama 4-6 th). Waktu efektif kuliah dalam satu semester adalah 19 minggu Cara menghitung sks: 1 minggu = 1,2 sks. Jumlah minggu dalam 7 semester = 119 minggu untuk 19 blok. SKS Blok = jumlah minggu x 1,2 yang hasilnya nanti dibulatkan (contoh: 7 minggu x 1,2= 8; 6 minggu x 1,2 = 7; dan 5 minggu x 1,2 = 6) Total sks seluruh blok = 140 Skripsi = 4 sks Jumlah sks seluruhnya = 140 + 4 = 144 sks Untuk menyelesaikan sarjana kedokteran mahasiswa di FKUnri harus menyelesaikan 144 sks. FORMAT TRASNKRIP NILAI MAHASISWA No Nama Blok Kode Mata Kuliah 1 Proses belajar dan humaniora BLK01 2 Dasar-dasar Ilmu Kedokteran, Metodologi Penelitian dan BLK02 Biostatistik 3 Siklus Kehidupan Manusia BLK03 4 Kardivaskuler BLK04 5 Respirasi BLK05 6 Muskuloskletal BLK06 7 Hemato Imunologi BLK07 8 Saraf BLK08 9 Urologi dan cairan tubuh BLK09 10 Endokrin dan Metabolisme BLK10 11 Indera BLK11 12 Kulit dan integumen BLK12 13 Digestif dan Nutrisi BLK13 14 Reproduksi BLK14 15 Kesehatan Jiwa BLK15 16 Multisistem dan evidence based medicine BLK16 17 Kegawatdaruratan BLK17 18 Elektif BLK18
145
Minggu
SKS
7 6
8 7
6 7 7 5 6 7 6 7 7 5 7 7 5 7
7 8 8 6 7 8 7 8 8 6 8 8 6 8
7 5
8 6
Nilai
Bobot
1/15/2009 19 20
Manajemen penelitian Skripsi TOTAL
Kesehatan
dan BLK19 IKP310
19
23
-
4 159
IPK: Bobot dibagi jumlah sks
LAMPIRAN 1. SKILL LAB : CHECK LIST PENILAIAN ANAMNESIS KASUS PARU
No
Aspek Keterampilan 0
Aspek keterampilan komunikasi 1 Mempersilahkan pasien/keluarga duduk 2 Memperlihatkan sikap menerima (permisif) 3 Menanyakan identitas pasien pada awal anamnesis 4 Melakukan cross check 5 Menggunakan bahasa verbal dan non-verbal yang mudah dipahami 6 Mengajukan pertanyaan dengan tepat dan rasional 7 Mampu mencatat dan mengutarakan kembali secara runtut 8 Menjadi pendengar yang baik 9 Menyediakan waktu yang cukup kepada pasien untuk mengekspresikan dirinya 10 Penampilan baik, ramah dan berwibawa 11 Mengembangkan empati dan rasa saling mempercayai 12 Menjelaskan kepentingan dan manfaat informasi yang diberikan terhadap pemeriksaan selanjutnya, diagnosis dan penatalaksanaan 13 Menjamin kerahasiaan data pasien Aspek medis 14 Menanyakan nama, umur, alamat dan pekerjaan pasien 15 Menanyakan apa dan kapan keluhan dirasakan 16 Membedakan antara hemoptisis dengan hematemesis 17 Menanyakan kuantitas, frekuensi dan lama keluhan diderita 18 Menanyakan keluhan lain yang mungkin menyertai keluhan utama 19 Menanyakan apakah keluhan sekarang menganggu fungsi tubuh lainnya 20 Menanyakan penyebaran keluhan 21 Menanyakan akibat keluhan terhadap fungsi normal tubuh 22 Menanyakan riwayat pengobatan yang pernah dilakukan 23 Menanyakan riwayat penyakit dahulu 24 Menanyakan kebiasaan/riwayat pekerjaan yangmungkin berhubungan dengan penyakit sekarang 25 Menanyakan riwayat penyakit keluarga, lingkungan, social ekonomi dan status gizi 26 Menyusun anamnesis dalam bentuk resume/ringkasan anamnesis Jumlah
Keterangan: 0=Tidak dilakukan 1= Dilakukan tapi tidak benar 2=Dilakukan dengan benar
146
Nilai 1 2
1/15/2009 Nilai = Jumlah 52
x 100
= (rentang nilai 0-100)
LAMPIRAN 2. FORMULIR EVALUASI TUTOR Nama Tutor Grup Kasus Tanggal
: : : :
Petunjuk penilaian Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai menurut anda, skor menunjukkan derajat penilaian terhadap tutor untuk masing-masing kriteria penilaian. Kriteria Penilaian
Sagat baik
Baik Cukup kurang Sangat kurang
Responsibilitas Tutor memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi Tutor menunjukkan perhatian yang baik dalam memfasilitasi setiap sesi PBL Tutor membimbing mahasiswa dengan baik Umpan balik Tutor memberikan saran-saran yang bermanfaat kepada mahasiswa Tutor memberikan dorongan agar mahasiswa memberikan umpan balik yang konstruktif terhadap anggota grupnya Komentar/masukan: ………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………….
147
1/15/2009
LAMPIRAN 3. FORMULIR EVALUASI INSTRUKTUR Nama Instruktur Grup Kasus Tanggal
: : : :
Petunjuk penilaian Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai menurut anda, skor menunjukkan derajat penilaian terhadap tutor untuk masing-masing kriteria penilaian. Kriteria Penilaian
Sagat baik
Baik Cukup kurang Sangat kurang
Responsibilitas Instruktur memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam praktek Instruktur menunjukkan perhatian yang baik dalam mengarahkan mahasiswa dalam melakukan kegiatan praktek secara prosedural Instruktur membimbing mahasiswa dengan baik Umpan balik Instruktur memberikan saran-saran dan kritikan yang bermanfaat kepada mahasiswa Instruktur memberikan dorongan agar mahasiswa memberikan umpan balik yang konstruktif terhadap anggota grupnya Komentar/masukan: ………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………….
148
1/15/2009
149