PENDAHULUAN
Untuk mengenang berdirinya SMA N 1 Pakusari maka dibagi dalam 2 tahap : 1. Tahap pertama sebelum menempati gedung SMA N 1 Pakusari. 2. Tahap kedua setelah menempati gedung SMA N 1 Pakusari.
1.
SMA NEGERI 1 PAKUSARI SEBELUM MENEMPATI GEDUNG YANG TERLETAK DI PAKUSARI Keberadaan SMA N 1 Pakusari berawal dari keinginan pihak Dinas Pendidikan
untuk mendirikan sekolah yang paling bungsu di Kabupaten Jember, merupakan SMAN yang berada di urutan nomor 18. SMA N 1 Pakusari didirikan, dengan nama kelas paralel SMA N 1 Pakusari pada tahun pelajaran 2003/2004 disebut kelas paralel SMA N 2 Jember karena yang mengelola adalah SMA N 2 Jember, sebagian besar guru pengajarnya dari SMA N 2 Jember dan tenaga administrasi juga dari SMA N 2 Jember. Penanganannya diawali dari personil SMA N 2 Jember, karena memang belum ada tenaga yang ditugaskan di SMA N 1 Pakusari. Kemudian Kepala Sekolah masih dikendalikan oleh SMA N 2 Jember yaitu Drs. I Wayan Wesa Atmaja, M.Si dibantu pelaksana harian Drs. Pudji Juwono dengan tenaga pengajar dari SMA N 2 Jember termasuk para karyawan. Pertama kali berdiri sekolah kelas paralel SMA N 2 Jember para Waka juga diambil dari SMA N 2 Jember dengan harapan pembelajaran dapat berjalan secara lancar berada di kecamatan Pakusari. Kelas paralel SMA N 2 Jember pertama kali menempati SDN Kertosari IV pada siang hari. Persiapan telah dilakukan di SDN Kertosari IV dengan harapan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Kemudian sarana prasarana juga telah dilengkapi termasuk penerangan listrik untuk pembelajaran pada siang hari, termasuk ruang guru dan tenaga pembantu kebersihan, TU dan pengamanan kendaraan. SDN Kertosari IV berada di dekat terminal dengan harapan transportasi mudah dan pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar. Kemudian setelah pembelajaran berlangsung sekitar satu minggu atas usulan orang tua siswa maka para siswa kelas paralel SMA N 2 Jember dipindah di SMA N 2 Jember karena fasilitas pembelajaran di SDN Kertosari IV tidak sesuai dengan kondisi para siswa SMA, misal kondisi bangku memang untuk tingkat SD sehingga tidak relevan untuk siswa SMA, termasuk sarana olah raga dan sebagainya. Agar lebih efektif maka pembelajaran dipindahkan di SMA N 2 Jember agar sesuai dengan kondisi siswa. Meskipun kegiatan pembelajaran berada di SMA N 2 Jember dan merupakan kelas paralel tetapi kegiatan lain yang ada di kecamatan Pakusari dapat berjalan dengan lancar. Pembelajaran di SMA N 2 Jember dapat berlangsung sampai tahun ketiga setelah itu sudah tidak dibuka lagi karena persiapan gedung di kecamatan Pakusari sudah dimulai.
1.1. KRONOLOGIS KEBERADAAN KELAS PARAREL SMA N 2 JEMBER DENGAN SMA N PAKUSARI 1.1.1. Kelas Pararel SMA N 2 Jember Berlokasi di Jl. Jawa 16 Jember Kelas I Tahun 2003/2004 dengan siswa 2 kelas
Kelas II Tahun 2004/2005 1 kelas IPS, kelas IPA integrasi ke SMA N 2 Jember
Kelas III Tahun 2005/2006 UNAS Bergabung dengan SMA N 2 Jember dilebur
1.1.2. SMA N 1 Pakusari Berlokasi di Jl. PB Sudirman No. 120 Pakusari Kelas X : 3 rombel Kelas XI : Kelas XII : Tahun 2005/2006 UNAS I untuk kelas Pararel SMA N 2 Jember bergabung dengan SMA N 2 Jember
-
Kelas X : 4 rombel Kelas XI : 3 rombel Kelas XII : Tahun 2006/2007 Tidak ada UNAS di SMA N 1 Pakusari. Kelas paralel habis.
Kelas X : 4 rombel Kelas XI : 4 rombel Kelas XII : 3 rombel Tahun 2007/2008 UNAS I SMA N 1 Pakusari di Jl. PB Sudirman No. 120 Pakusari
Tahun pelajaran 2005/2006 merupakan tahun pertama penyelenggaraan UNAS I kelas pararel dengan SMA N 2 Jember dan tahun mulai berdirinya SMA N 1 Pakusari di Pakusari.
-
Tahun pelajaran 2006/2007 tidak ada penyelenggaraan UNAS karena tidak dibukanya lagi kelas pararel. Jadi kelas pada tahun pelajaran ini adalah kelas yang pertama SMA N 1 Pakusari dan terakhir untuk kelas paralel SMA N 2 Jember.
1.1.3. Sistem Penjaringan Siswa Sejak tahun pelajaran 2003/2004 sistem penjaringan siswa yang akan masuk SMA adalah dengan cara merata – rata materi nilai UNAS SLTP dan nilai test dengan komposisi atau bobot yang telah disepakati bersama, pilihan bebas bisa memilih SMA dalam wilayah kabupaten Jember maupun luar kabupaten secara acak. Jadi luar kabupaten maupun kota mempunyai prioritas yang sama. Jika dilihat dari sistem yang dilakukan saat itu pada tahun pelajaran 2003/2004 sangat menguntungkan bagi siswa karena mereka dapat memilih sekolah dengan leluasa sesuai dengan keperluan dan minat siswa. Kelas pararel SMA N 2 Jember yang pertama kali diselenggarakan pada tahun pelajaran 2003/2004 di SDN Kertosari IV mengalami kegagalan sehingga untuk minggu berikutnya diselenggarakan di SMA N 2 Jember. Kegagalan karena pelajaran sangat pendek, transportasi gurunya juga agak sulit dan lama. Fasilitas pembelajaran juga sangat kurang, maka akhirnya kelas paralel SMA N 2 Jember dipindah di SMA N 2 Jember demi kesuksesan dalam pembelajaran
1.1.4. Susunan Pengelola Kelas Pararel Di SMA N 2 Jember Jabatan di Kelas Pararel SMA N 2 Jember
No
Nama
Jabatan Dinas
1
Drs. I Wayan Wesa Atmaja, M.Si
PLH
2
Drs. Pudji Juwono
Pelaksana Teknis
3
Drs. Mohammad Edi Suyanto
Waka Kurikulum
Koordinator waka SMA N 2 Jember Waka Kurikulum
4
Ismanto, S.Pd
Waka Kesiswaan
Waka Kesiswaan
5
Ni Njoman Nana S
6
Dra. Rr Ratna Istiharti
Kepala SMA N 2 Jember
Waka Sarana Prasarana Waka Humas
Waka Sarana Prasarana Waka Humas
1.1.5. Guru yang mengajar di kelas pararel SMA N 2 Jember No
Nama
Mata Pelajaran yang Diajarkan
1
Erlin Maduratni
PPKn
2
Prasetyo Retno A, S.Pd
Biologi
3
Budi Utomo, S.Pd
Bhs. Indonesia
4
Drs. Pudji Juwono
Kimia
5
Ismanto, S.Pd
Fisika
6
Dra. Elok Hartina
Sejarah
7
Eny Muffida, S.Pd
Sosiologi
8
Dra. Dyah Widyorini
Ekonomi
9
Sulistyowati, S.Pd
Kesenian
10
Drs. Muksin
Olah raga
11
Ni Njoman Nana S
Matematika
12
Badrus Sholeh, S.Ag
Pendidikan Agama Islam
1.1.6. Jumlah Rombel Kelas Pararel No
Tahun Pelajaran
Jumlah Rombel
Jurusan
Keterangan
1
2003/2004
2
-
Umum
2
2004/2005
1
IPA IPS
Integrasi SMA N 2 Jember -
3
2005/2006
1
IPA IPS
Integrasi SMA N 2 Jember -
1.1.7. Waktu Pembelajaran No 1 2 3
Tahun Pelajaran 2003/2004 2004/2005 2005/2006
Masuk Sekolah Siang hari Pagi hari Pagi hari
Keterangan Tempat Kelas SMA N 2 Jember Sanggar PKG Sanggar PKG
1.1.8. Sistem Pembelajaran Sistem pembelajaran di SMA N 2 Jember mengacu pada ICT sehingga kelas pararel di SMA N 2 Jember juga harus menyesuaikan karena yang dijadikan tolak ukur dan standarisasi sekolah adalah SMA N 2 Jember, sehingga pada tahun pertama tahun pelajaran 2003/2004 masuk siang hari dengan rombel 2 kelas. Pada tahun berikutnya yaitu tahun pelajaran 2004/2005 diupayakan dapat masuk pagi hari sehingga kualitas sama dengan SMA N 2 Jember. Karena kelas pararel belum punya meja dan kursi belajar menempati gudang, maka orang tua siswa dikumpulkan kembali untuk bermusyawarah pengadaan meja kursi dalam pembelajaran kemudian saat kenaikan kelas disaring dengan ketat. Bagi yang tidak naik harus pindah karena kelas pararel tidak memiliki adik kelas merupakan sekolah yang pertama dan terakhir. Setelah diadakan penjurusan IPA dan IPS, yang masuk jurusan IPS dikelola dalam 1 kelas, jurusan IPA diintegrasikan dan dipecah masuk kelas di SMAN 2 Jember, sedangkan jurusan IPS dilangsungkan dengan sistem pembelajaran ICT. Ternyata siswa yang masuk kelas IPA integrasi dengan SMA N 2 Jember memiliki kualitas pembelajaran yang baik sehingga rangking atau prestasi yang diperoleh kelas paralel dapat lebih baik dibanding sebelumnya, sehingga dapat bersaing dengan siswa SMA N 2 sendiri. 1.1.9. Sukses UNAS 2005/2006 di Kelas Paralel SMA N 2 Jember Dalam rangka suskes UNAS ada beberapa langkah yang ditempuh : 1. mengantisipasi kenaikan siswa kelas X ke kelas XI dengan mengharuskan pindah sekolah bagi siswa yang tidak naik kelas, karena tidak punya adik kelas 2. selalu melakukan koordinasi dengan orang tua setiap menentukan langkah dan kebijakan 3. pembelajaran menyesuaikan dengan SMA N 2 Jember yaitu dengan menggunakan metode ICT ( menggunakan OHP dan CD pembelajaran) 4. mengupayakan masuk pada pagi hari meskipun menggunkan gudang sanggar 5. mengintensifkan bimbingan belajar dan tambahan pelajaran pada sore hari 6. memanggil siswa yang melanggar tata tertib dan memberikan motivasi dalam belajar 7. mengintegrasikan siswa yang masuk jurusan IPA untuk bergabung dan bersaing dengan SMA N 2 Jember 8. memberikan latihan UNAS dari tahun – tahun sebelumnya
1.1.10. Hasil yang Dicapai Secara global setelah dievaluasi ternyata yang tidak lulus hanya satu anak karena pada hari pertama tidak mengikuti ujian , sedangkan yang diterima melalui jalur PMDK sebanyak 2 orang. Dari hasil evaluasi dapat dikatakan berhasil karena sesuai dengan tujuan dari sekolah yaitu melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan sebagian juga ada yang bekerja terjun ke masyarakat. 1.1.11. Kegiatan-Kegiatan Kelas Paralel di Kecamatan Pakusari Kegiatan – kegiatan kelas paralel di kecamatan Pakusari : 1. Pada Tahun Pelajaran 2004/2005 kegiatan upacara bersama Muspika, siswa SMP dan wakil dari beberapa SD di lapangan Sumber Pinang. 2. Pada Tahun Pelajaran 2005/2006 kegiatan serupa pada upacara 17 Agustus 2005 di kecamatan Pakusari. 3. Sedangkan kegiatan kelas paralel di SMA N 2 Jember sangat banyak karena memang satu halaman dengan SMA N 2 Jember antara lain kegiatan Magenta, peringatan ULTAH Perak SMA N 2 Jember kegiatan olah raga dan kegiatan – kegiatan lain, termasuk lomba kelas di SMA N 2 Jember.
2.
SMA NEGERI 1 PAKUSARI BERALAMAT DI JL. PB SUDIRMAN 120 PAKUSARI
2.1. Proses Pendirian SMA N 1 Pakusari Proses pendirian SMA N 1 Pakusari diawali dengan musyawarah masyarakat Pakusari, pihak muspika dan Dispendik serta Desa dalam rangka merealisasi tanah untuk berdirinya SMA N 1 Pakusari. Kemudian dicapai mufakat bahwa SMA N 1 Pakusari dapat beridiri di jalan PB Sudirman 120 Pakusari denbgan mengambil tanah kas desa Pakusari dengan luan 10.700 m2 berarti seluas 1 hektar lebih 700 m2. Kemudian diadakan rapat pertama di Dispendik dalam upaya untuk membuka SMA Negeri 1 Pakusari secara prosedur. Sebelum dibuka SMA Negeri 1 Pakusari di Jl. PB Sudirman No. 120 Pakusari diadakan musyawarah bersama antara Dispendik, Perangkat Desa, Muspika dan UPTD kecamatan Pakusari dan bertempat di kantor Dinas Pendidikan kabupaten Jember. Sambil menunggu proses penyelesaian dan persiapan berdirinya SMA N 1 Pakusari. Kemudian di sekolah sendiri diadakan rapat dari perwakilan SMA N 2 Jember sebagai pengelola, pihak Muspika dan UPTD dan tokoh masyarakat untuk mengadakan rapat bersama sambil evaluasi persiapan pembelajaran kemudian melengkapi sarana prasarana yang ada diadakan tsyakuran bersama di sekolah SMA N 1 Pakusari.
2.2. Proses Rekrutmen Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Pakusari Sistem rekrutmen siswa SMA N 1 Pakusari seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu melalui jalur test dan pembobotan nilai UNAS SMP sehingga para siswa dapat secara bebas memilih sekolah yang dicita-citakan. Jadi seorang siswa bisa memilih secara silang misal kota, kabupaten terus pilihan ketiga kota lagi atau ketiga-tiganya kota dan bisa juga semuanya luar kota. Dengan mengacu pada score yang diperoleh dari test dan NUN SMP. Karena SMA N 1 Pakusari masih belum dikenal masyarakat dan belum banyak sarana dan prasarana yang dimiliki maka jumlah pendaftar pertama sebanyak 26 siswa, sedangkan jumlah yang akan diterima sebanyak 3 rombel maka pada pengumuman keluar sekitar 64 siswa berarti masih terdapat kekurangan 56 siswa. Karena belum memenuhi target maka dibuka gelombang kedua dengan harapan dapat memnuhi jumlah siswa yang ada. Cara pengambilan siswa pada gelombang kedua dengan cara mendaftar siswa yang pernah test pada gelombang I yang tidak diterima dapat memilih SMA N 1 Pakusari dari jumlah pendaftar sebanyak 212 siswa hanya diambil sebanyak 56 siswa berarti membuang sebanyak 156 siswa. Dari jumlah animo pendaftar maka tiap tahun menjadi bertambah dari jumlah pendaftarnya maupun rombelnya. 2.3. Guru Pengajar di SMA Negeri 1 Pakusari Guru pengajar di SMA N 1 Pakusari pertama sebanyak 3 orang yaitu guru Matematika, guru Kimia dan guru Ekonomi. Dari ketiga guru tersebut langsung jadi staf Waka di SMA N 2 Jember. Kebanyakan guru pengajar dari SMA N 2 Jember ditambah guru sukwan dan tambahan dari luar karyawan TU juga masih bergabung dengan SMA N 2 Jember ditambah dengan TU baru atau honorer. Secara bertahap maka guru dan karyawan SMA N 2 Jember ditarik secara perlahan-lahan. Pada tahun pelajaran 2005/2006 ada beberapa guru tambahan dan 3 orang guru tetap dari penempatan guru di SMA N 1 Pakusari. Tahun pelajaran 2006/2007 ditambah guru tetap dari pindahan maupun penempatan guru dari penempatan. Tahun pelajaran 2007/2008 jumlah guru tetap mencapai 16 orang, tenaga TU dan karyawan lapangan belum ada tenaga pegawai negeri. Sampai dengan tahun pelajaran 2008/2009 jumlah guru dan karyawan sebanyak 52 personil. 2.4. Sarana Prasarana yang ada Pada tahun pelajaran 2005/2006 jumlah siswa sebanyak 3 rombel sedangkan jumlah kelas sebanyak 2 kelas. Kemudian yang satu kelas menempati rukonya Kepala Desa H Kusyono, sekaligus jadi ruang kantor SMA N 1 Pakusari. Sedangkan sarana prasarana yang belum ada saat itu termasuk kamar kecil buat darurat kemudian papan tulis, meja dan kursi kantor, lemari, tiang bendera juga belum ada. Tahap berikutnya pada tahun pelajaran 2005/2006 juga dimulai pembangunan USB dengan 3 ruang belajar, kantor, ruang BK, perpustakaan, ruang Waka dan Kesiswaan.
Akhir semester ganjil maka pembangunan sudah selesai dapat ditempati para siswa SMA N 1 Pakusari. USB dengan beberapa perangkat seperti komputer, meja tamu, meja dan kursi guru. Kemudian kantor dan ruang pembelajaran pindah ke tempat baru menenmpati gedung USB. Tahap berikutnya setelah menempati gedung USB maka pada tanggal 17 Januari 2006 diadakan peresmian gedung USB di Pakusari oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten Jember MZA Djalal. Kemudian secara bertahap dilengkapi pembelajaran ICT dengan video, OHP dan pembelajaran yang lain dengan harapan SMA N 1 Pakusari dalam pembelajaran bisa menyamai sekolah lain. 2.5. Peresmian SMA Negeri 1 Pakusari Peresmian SMA N 1 Pakusari tepatnya pada tanggal 17 Agustus 2006 merupakan SMA yang terakhir di kabupaten Jember. Peresmian dihadiri oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten jember, Muspika, Kepala Dispendik, Kepala Bidang, Kepala Desa, tokoh masyarakat, Dewan Pendidikan dan Ketua DPRD kabupaten Jember. SMA N 1 Pakusari merupakan sekolah yang strategis terletak di jalan protokol menuju Banyuwangi. Undangan yang lain dari Guru-Guru SMA N 2 Jember, SMA N 1 Pakusari, guru SD, dari UPTD dan lain-lain. 2.6. Pengangkatan Kepala Sekolah Kepala Sekolah pertama yang dilantik atau diangkat adalah Drs. Pudji Juwono, yang sebelumnya dijabat oleh kepala SMA N 2 Jember Drs. I Wayan Wesa Atmaja, M.Si sekaligus menjadi Plh di SMA N 1 Pakusari. Jadi jabatan masih dirangkap oleh Kepala SMA N 2 Jembe. Kepala sekolah definitif pertama di SMA N 1 Pakusari diangkat pada tanggal 30 Juni 2006 yaitu Drs. Pudji Juwono yang sebelumnya adalah koordinator Waka di SMA N 2 Jember merangkap menjadi Plt di SMA N 1 Pakusari. Berdasarkan Keputusan Bupati Jember Nomor : 821-2/177/436.45/2006 tanggal 28 Juni 2006 sehingga tertanggal 29 Juni 2006 sebagai guru yang ditugasi menjadi Kepala Sekolah di SMA N 1 Pakusari. Kemudian diadakan serah terima di SMA N 1 Pakusari dari yang lama ke yang baru. 2.8. Pembentukan Komite Sekolah Komite Sekolah dibentuk dalam rangka untuk mitra kerja sekolah sehingga keberadaan Komite Sekolah sangat membantu dalam perkembangan sekolah. Tugas Komite Sekolah antara lain : -
Memberi masukan pada sekolah.
-
Memberi pertimbangan pada sekolah.
-
Sebagai mediator dengan masyarakat dan orang tua murid. Sehingga peran Komite sangat kuat sebagai advisory sekolah. Komite Sekolah
dibentuk setelah pelantikan Kepala Sekolah yang baru pada bulan Juni 2006. sebenarnya
Komite Sekolah sudah ada sebelumnya, yaitu merupakan Komite Sekolah dari SMA N 2 Jember karena dipandang perlu dilengkapi bagian-bagian dari struktur organisasi tersebut, maka setelah pelantikan Kepala Sekolah dibentuk komite yang baru disertai dengan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Komite Sekolah sesuai dengan peraturan yang ada sehingga tidak timbul intervensi terlalu dalam di sekolah. 2.9. Penjaringan Sumbangan Melalui Rapat Komite Sekolah Penjaringan sumbangan dimulai dari masukkan teman-teman Waka kemudian direkap sesuai dengan kebutuhan dan diambil yang paling urgen. Kemudian dibawa dalam rapat dan dipilih kebutuhan dari yang paling urgen kemudian rekap lagi dari hasil rekapan kemudian dirapatkan dulu dengan Komite Sekolah tentang kebutuhan sekolah. Dari hasil diskusi maka kebutuhan sekolah disesuaikan dengan kondisi sekolah yang ada dengan sedikit revis. Dengan cara demikian maka jumlah pungutan sekolah sesuai dengan kemampuan masyarakat. Setelah matang maka diadakan perencanaan pertemuan dengan wali murid. Kalau disepakati wali murid kemudian diberikan besarnya sumbangan yang akan diberikan pada sekolah agar tidak timbul permasalahan di masyarakat. Penjaringan sumbangan melalui Komite Sekolah sudah terealisasi.