67
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia, 10/08 (2016), 67-73
STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI KURIKULUM PADA PEMBELAJARAN AKSELERASI DAN PEMBELAJARAN REGULER (Kajian pada Kelas XI CI+BI IPA dan Kelas XI IPA di SMAN 1 Padang)
Yessi Rifmasari STKIP Adzkia Padang Email :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini didasarkan pada perbedaan karakteristik peserta didik akselerasi dan peserta didik reguler dalam kegiatan pembelajaran. Dimana, peserta didik yang berkemampuan jauh di atas ratarata ini, biasanya sering terkesan santai dan tampak kurang memperhatikan pelajaran. Hal yang lebih buruk lagi, peserta didik tersebut cenderung mengganggu temannya sehingga kegiatan belajar mengajar dalam kelas menjadi kurang lancar. Oleh karena itu, untuk melayani peserta didik tersebut dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan implementasi kurikulum yang berbeda pada kedua pembelajaran agar dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rapor pembelajaran XI CI+BI dan nilai rapor pembelajaran XI IPA. Hasil penelitian hasil belajar menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rapor pembelajaran akselerasi kelas XI CI+BI dengan nilai rapor pembelajaran reguler kelas XI IPA pada mata pelajaran IPA.
Kata kunci: implementasi kurikulum, pembelajaran akselerasi, pembelajaran reguler,
Artinya, terdapat sekitar 1.059.796 anak usia
PENGANTAR
sekolah yang memiliki kualifikasi CI+BI. Upaya
untuk
Berdasarkan data Asosiasi CI+BI Nasional,
memberikan pelayanan pendidikan bagi
baru sekitar 9551 anak CI+BI yang dapat
peserta
potensi
mengikuti program akselerasi. Ditinjau dari
telah
segi kelembagaan, dari 260.471 sekolah,
dilakukan sejak tahun 1974 dalam bentuk
baru 311 sekolah yang memiliki program
kebijakan atau program.
layanan bagi anak CI+BI, sedangkan di
Berdasarkan hasil penelitian dalam CGIS-
madrasah, dari 42.756 madrasah, baru 7
Net Assessment System (2008) disebutkan
madrasah yang menyelenggarakan program
bahwa
akselerasi.
Terdapat 2,2% anak usia sekolah yang
sekolah/madrasah yang memberikan layanan
memiliki
pendidikan kepada peserta didik CI+BI.
didik
kecerdasan
dan
pemerintah
yang
memiliki
bakat
kualifikasi
istimewa
CI+BI
(
Cerdas
Ini
berarti
masih
sedikit
Istimewa dan/ atau Berbakat Istimewa). Dalam data BPS Tahun 2006 disebutkan terdapat 52.989.800 anak usia sekolah.
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
67
Agustus 2016 | Vol. 1| No.1
68
Hasil
penelitian
tersebut
reguler harus memperhatikan perbedaan
menjelaskan bahwa secara keseluruhan,
karakteristik peserta didik. Perbedaan proses
masih sedikit sekolah yang memberikan
pembelajaran ini juga berpengaruh pada
pelayanan pada peserta didik yang memiliki
model pembelajaran yang diterapkan.
potensi dan bakat istimewa. Oleh karena itu,
Pembelajaran reguler merupakan
pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang
suatu program sekolah, pada pembelajaran
pembelajaran akselerasi.
ini,
peserta
didik
pendidikannya Berdasarkan
data
di
lapangan,
kurikulum SMAN 1 Padang merupakan kumpulan suatu produk yang dikembangkan di
dalam
lingkungan
sekolah
berorientasi pada Visi dan Misi serta
yang
sekolah
tindak lanjut dari Permen 22 tahun
2006 (standar isi), Permen 23 tahun 2006, (Standar Kompentensi Kelulusan), Permen 24 tahun 2006 (pelaksanaan permen 22 dan 23 tahun 2006) dan Permen 41 tahun 2007 (oleh Dinas Pendidikan Kota Padang dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Propinsi Sumatera Barat pada awal tahun ajaran 2006/2007 serta berpedoman kepada
menamatkan
selama
tiga
tahun.
Pembelajaran reguler dulunya merupakan pembelajaran RSBI. Berdasarkan hasil pengamatan di sekolah, teridentifikasi beberapa masalah terkait dengan implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di SMA, yaitu: 1. Dalam pelaksanaannya, guru yang mengajar di kelas akselerasi sama dengan guru yang mengajar di kelas reguler 2. Kurangnya
modifikasi
model
pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar.
panduan yang disusun oleh Badan Standar Berdasarkan
Nasional Pendidikan ( BSNP ).
pada
identifikasi
masalah, maka di rumuskan masalah pada Dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki pedoman atau acuan yang
ditetapkan
menyampaikan
suatu
pemerintah materi
dalam pelajaran.
Untuk itu, guru harus berpedoman pada
penelitian
ini
yaitu
apakah
terdapat
perbedaan implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler terhadap hasil belajar peserta didik di Sekolah Menengah Atas ?
kurikulum. Metode yang digunakan dalam Kurikulum yang digunakan pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler pada umumnya sama. Akan tetapi, pada implementasi kurikulum, memiliki perbedaan. Implementasi kurikulum salah
penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif. pendekatan kuantitatif dipakai untuk mendeskripsikan rata – rata nilai rapor pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler.
satunya dapat dilihat pada proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar pada
Sumber Data
pembelajaran akselerasi dan pembelajaran
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Agustus 2016 | Vol. 1| No.1
69
Sumber data dalam penelitian ini
test
variable.
Klik
variabel
Biologi
adalah peserta didik kelas XI CI+BI dan dan
akselerasi dan masukan ke kotak grouping
XI IPA reguler yang berjumlah 30 orang
variable. Klik define group dan isikan kode
peserta didik.
variabel untuk grup 1 ≤ KKM dan untuk
Teknik Pengumpulan Data
grup 2 >KKM. Klik continue. Klik OK
Penelitian ini menggunakan teknik
untuk menjalankan prosedur perintahnya.
Uji t untuk membandingkan mean dua
Bentuk hipotesis alternatif dalam
kelompok data. Uji t dalam penelitian ini
penelitian ini adalah two tail (dua sisi)
merupakan uji t independen karena data
merupakan hipotesis alternatif yang hanya
kelompok yang satu tidak tergantung dengan
menyatakan perbedaan tanpa melihat apakah
kelompok kedua. Jenis data dalam penelitian
hal satu lebih tinggi/rendah dari hal lain.
ini yaitu data kategorik dan data numerik. Data kategorik berupa nilai dari KKM yaitu
HASIL
≤ KKM
PEMBAHASAN
dan
> KKM. Sedangkan data
numerik berupa nilai rapor XI IPA.
PENELITIAN
DAN
1. Hasil Penelitian
Analisis Data Hasil
Analisis data penelitian kuantitatif untuk nilai rapor peserta didik akselerasi dan peserta didik reguler pada mata pelajaran IPA diolah dengan SPSS 15.0 (Statistical
data
merupakan
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah dia belajar. Hasil belajar antara peserta didik akselerasi dan peserta didik reguler di SMAN 1 Padang dapat dilihat
Product And Service Solution). Pengolahan
belajar
menggunakan
SPSS 15.0 untuk nilai rapor peserta didik akselerasi dan reguler pada mata pelajaran
pada nilai rapor khususnya untuk mata pelajaran IPA (biologi, fisika, kimia, matematika).
IPA menggunakan uji t. data yang telah
Berdasarkan nilai raport peserta
dikelompokkan berdasarkan jenis data yaitu
didik akselerasi dan reguler di dapat data
numerik
sebagai berikut
dan
kategorik.
Setelah
data
dikelompokkan, maka dilakukan analisis Uji hipotesis untuk mata pelajaran
data menggunakan SPSS 15.0. dari menu utama SPSS, pilih menu analyze, kemudian
Biologi
pililh sub menu compare means, lalu pilih
H0
: tidak terdapat perbedaan yang
independen sampel t test. Pada layar tampak
signifikan antara nilai
kota yang di dalamnya ada kotak test
pembelajaran kelas XI CI+BI
variable dan grouping variable. Kotak test
dengan nilai rapor pembelajaran
variabel
kelas XI IPA pada mata pelajaran
tempat
memasukan
variabel
Biologi
numeriknya (nilai rapor IPA 1-7), sedangkan kotak grouping variable untuk memasukan
H1 :
terdapat
variabel kategoriknya (≤ KKM; > KKM).
signifikan
Klik Biologi IPA 1, dan masukan ke kotak
pembelajaran
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
rapor
perbedaan
antara
nilai
kelas
XI
yang rapor CI+BI
Agustus 2016 | Vol. 1| No.1
70
dengan nilai rapor pembelajaran
perbedaan yang signifikan antara nilai
kelas XI IPA pada mata pelajaran
rapor pembelajaran kelas XI CI+BI
Biologi
dengan nilai rapor pembelajaran kelas XI IPA pada mata pelajaran Biologi.
Berdasarkan dilakukan
uji
hipotesis t
pada
di
nilai
atas rapor
pembelajaran kelas XI CI+BI dengan pembelajaran kelas XI IPA pada mata
Uji hipotesis untuk mata pelajaran Fisika H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pelajaran Biologi sebagai berikut:
antara
pembelajaran
nilai
kelas
rapor
XI
CI+BI
Tabel 1
dengan nilai rapor pembelajaran
Nilai Rapor kelas XI CI+BI dan kelas XI
kelas XI IPA pada mata pelajaran Fisika
IPA Mata Pelajaran Biologi Ni
M
S
S
P
lai
e
D
E
v
Bi
a
al
ol
n
u
og
n
H1 :
terdapat
signifikan
perbedaan
antara
pembelajaran
yang
nilai
kelas
rapor
XI
CI+BI
dengan nilai rapor pembelajaran kelas XI IPA pada mata pelajaran
e
Fisika
i ≤
8
3,
1,
0,
K
5,
3
1
9
K
5
3
8
7
M
0
8
0
8
>
8
4,
K
5,
0
K
4
3
M
5
2
,8 6 0
Berdasarkan 8
dilakukan
uji
hipotesis t
pada
di
nilai
atas rapor
pembelajaran kelas XI CI+BI dengan pembelajaran kelas XI IPA pada mata pelajaran Fisika sebagai berikut 2 2
Tabel 2 Nilai Rapor kelas XI CI+BI dan kelas XI IPA Mata Pelajaran Fisika
Rata-rata nilai Biologi kelas reguler
Ni
M
S
S
P
XI IPA-7)
la
ea
D
E
v
yang kecil sama dengan KKM (KKM =
i
n
80) adalah 85,50 dengan standar deviasi
Fi
u
3,338, sedangkan untuk rata-rata nilai
si
e
Biologi kelas reguler yang besar dengan
k
KKM (KKM = 80) adalah 85,45 dengan
a
standar deviasi 4,032. Hasil uji statistik
≤
8
3,
1,
0,
1
didapatkan nilai p = 0,978, berarti pada
K
7,
7
0
2
4
(XI IPA-1 sampai dengan
alpha
5%
terlihat
tidak
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
n
al
terdapat
Agustus 2016 | Vol. 1| No.1
71
K
4
7
0
4
pembelajaran kelas XI IPA pada mata
M
3
7
9
2
pelajaran Kimia sebagai berikut
>
8
3,
0,
K
9,
4
8
1
K
0
2
5
6
M
0
5
6
Tabel 3 Nilai Rapor kelas XI CI+BI dan kelas XI IPA Mata Pelajaran Kimia Ni
M
S
S
P
la
ea
D
E
v
XI IPA-7)
i
n
yang kecil sama dengan KKM (KKM =
K
u
80) adalah 87,43 dengan standar deviasi
i
e
3,777, sedangkan untuk rata-rata nilai
m
Fisika kelas reguler yang besar dengan
ia
KKM (KKM = 80) adalah 89,00 dengan
≤
8
3,
1,
0,
standar deviasi 3,425. Hasil uji statistik
K
3,
3
2
4
didapatkan nilai p = 0,242, berarti pada
K
4
5
7
8
alpha
terdapat
M
3
9
0
4
perbedaan yang signifikan antara nilai
>
8
3,
0,
rapor pembelajaran kelas XI CI+BI
K
2,
0
6
2
dengan nilai rapor pembelajaran kelas XI
K
4
2
3
3
IPA pada mata pelajaran Fisika.
M
8
8
1
Rata-rata nilai Fisika kelas reguler (XI IPA-1 sampai dengan
5%
terlihat
tidak
n
al
7
Uji hipotesis untuk mata pelajaran Kimia
Rata-rata nilai Kimia kelas reguler
H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara
XI IPA-7)
rapor
yang kecil sama dengan KKM (KKM =
CI+BI
80) adalah 83,43 dengan standar deviasi
dengan nilai rapor pembelajaran
3,359, sedangkan untuk rata-rata nilai
kelas XI IPA pada mata pelajaran
Kimia kelas reguler yang besar dengan
Kimia
KKM (KKM = 80) adalah 82,48 dengan
pembelajaran
nilai
(XI IPA-1 sampai dengan
kelas
XI
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai
rapor pembelajaran
standar deviasi 3,028. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,484, berarti pada
kelas XI CI+BI dengan nilai rapor
alpha
pembelajaran kelas XI IPA
perbedaan yang signifikan antara nilai
pada
mata pelajaran Kimia
5%
terlihat
tidak
terdapat
rapor pembelajaran kelas XI CI+BI dengan nilai rapor pembelajaran kelas XI
Berdasarkan dilakukan
uji
hipotesis t
pada
di
nilai
atas
IPA pada mata pelajaran Kimia.
rapor
pembelajaran kelas XI CI+BI dengan
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Agustus 2016 | Vol. 1| No.1
72
Uji hipotesis untuk mata pelajaran
8
Matematika
5
3
6
9
H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara
pembelajaran
nilai
kelas
rapor
XI
CI+BI
dengan nilai rapor pembelajaran kelas XI IPA pada mata pelajaran
Rata-rata nilai Matematika kelas reguler (XI IPA-1 sampai dengan
XI
IPA-7) yang kecil sama dengan KKM (KKM = 80) adalah 87,42 dengan
Matematika H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai
rapor pembelajaran
kelas XI CI+BI dengan nilai rapor pembelajaran kelas XI IPA
pada
standar deviasi 5,035, sedangkan untuk rata-rata nilai Matematika kelas reguler yang besar dengan KKM (KKM = 80) adalah 82,28 dengan standar deviasi 20,956. Hasil uji statistik didapatkan
mata pelajaran Matematika
nilai p = 0,414, berarti pada alpha 5% Berdasarkan dilakukan
uji
hipotesis t
pada
di
nilai
atas rapor
pembelajaran kelas XI CI+BI dengan pembelajaran kelas XI IPA pada mata
terlihat tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara
nilai
rapor
pembelajaran kelas XI CI+BI dengan nilai rapor pembelajaran kelas XI IPA pada mata pelajaran Matematika.
pelajaran Matematika sebagai berikut
2. Pembahasan Tabel 4
Hasil
belajar
merupakan
Nilai Rapor kelas XI CI+BI dan kelas XI
perubahan tingkah laku peserta didik
IPA
yang dapat dilihat dari sebelum belajar
Mata Pelajaran Matematika
(tidak tahu) dan sesudah belajar (menjadi
Nil
M
S
S
P
ai
e
D
E
v
Ma
a
a
Hasil belajar yang diharapkan
tem
n
l
adalah adanya perubahan tingkah laku
ati
u
peserta didik. Perubahan tingkah laku itu
ka
e
dapat dilihat dari aspek kognitif, afektif
1
0
dan psikomotor. Hasil belajar peserta
,
,
4
4
5
1
4
4
≤ KK M
8
5,
7,
0
4
3
2
5
>
8
2
4
KK
2,
0,
,
M
2
9
9
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
n
tahu) yang diperoleh melalui usaha belajar.
1 2
didik akselerasi dan peserta didik reguler dapat dilihat berdasarkan nilai rapor. Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
1 8
peserta didik dan dari sisi guru. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih
Agustus 2016 | Vol. 1| No.1
73
baik
bila
dibandingkan
pada
saat
laporan
tetap
terisi
untuk
enam
Pembagian
rapor
untuk
sebelum belajar. Sedangkan dari sisi
semester.
guru,
akselerasi dilakukan sesuai dengan
hasil belajar merupakan saat
terselesaikannya materi pelajaran. Hasil
belajar
peserta
kalender didik
pendidikan
yang
berlaku
khusus untuk akselerasi.
akselerasi dan peserta didik reguler yang diperoleh diukur berdasarkan perbedaan
Adapun
perbedaan
antara
tingkah laku sebelum dan sesudah belajar
pembelajaran
akselerasi
dilakukan. Salah satu indikator terjadi
pembelajaran reguler adalah dalam hal
perubahan dalam diri peserta didik
kebijakan
sebagai hasil belajar di sekolah dapat
pembelajaran. Dimana, kebijakan akselerasi
dilihat melalui nilai yang diperoleh
merupakan
peserta didik di akhir semester.
diberikan untuk sekolah unggulan yang
pembelajaran
kebijakan
dengan
akselerasi
pemerintah
dan
yang
Tujuan kegiatan belajar mengajar
melaksanakan
pembelajaran
akselerasi
adalah perubahan tingkah laku, baik
(penambahan
kelas),
sedangkan
yang
pembelajaran
menyangkut
pengetahuan,
reguler
menggunakan
keterampilan, dan sikap. Kegiatan belajar
kebijakan dan dasar hukum pengelolaan
mengajar
pendidikan pada umumnya.
seperti
mengorganisasi
pengalaman belajar, menilai proses dan
Dari data hasil penelitian yang
hasil belajar, termasuk dalam cakupan
diperoleh secara keseluruhan mengenai hasil
tanggung jawab guru dalam pencapaian
belajar peserta didik kelas XI CI+BI dan
hasil belajar.
peserta didik kelas XI IPA pada mata pelajaran IPA maka dapat disimpulkan bahwa
KESIMPULAN
tidak
terdapat
perbedaan
yang
Berdasarkan hasil penelitian yang
signifikan antara nilai rapor pembelajaran
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
akselerasi kelas XI CI+BI dengan nilai rapor
bahwa
pembelajaran reguler kelas XI IPA pada
studi
komparasi
akselerasi
dengan
memiliki
persamaan
pembelajaran
pembelajaran dan
reguler
mata pelajaran IPA.
perbedaan.
Proses pembelajaran yang terjadi di
Persamaan antara pembelajaran akselerasi
pembelajaran
akselerasi
maupun
dengan pembelajaran reguler terletak pada
pembelajaran reguler diharapkan mampu
1. kurikulum yang digunakan sama –
menjunjung tinggi keaktifan peserta didik
sama menggunakan kurikulum nasional
yang tidak hanya melibatkan otak, hati, dan
yaitu
tangan, melainkan keseluruhan kemampuan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP).
yang
2. pada dasarnya, laporan hasil belajar atau
rapor
untuk
peserta
didik
dimiliki
seorang
manusia
yaitu
berhubungan dengan pikiran, moral, sosial, dan belajar secara komprehensif.
akselerasi sama dengan peserta didik reguler. Nilai / angka pada buku
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Agustus 2016 | Vol. 1| No.1
74
Training. Depok: Fakultas Kesehatan
DAFTAR RUJUKAN
Masyarakat Universitas Indonesia Ahmadi,
Iif
Khooiru,
Pembelajaran Teori
dkk.
(2011).
Akselerasi
Analisis
Praktek
Serta
dan
Nazir,
Moh.(2005).
Metode
Penelitian.
Bogor: Ghalia Indonesia
Pengaruhnya Terhadap Mekanisme Pembelajaran
dalam
Kelas
Rusman.(2008). Manajemen Kurikulum Seri Manajemen
Akselerasi. Jakarta: Prestasi Pustaka
Sekolah
Bermutu.
Bandung: Mulia Mandiri Press Akbar,Reni dan Hawadi. (2006). Akselerasi Program Percepatan Belajar dan
Sanjaya,
Wina.(2008).
Kurikulum
dan
Pembelajaran Teori dan Praktik
Anak Berbakat Intelektual. Jakarta:
Pengembangan
Grasindo
KTSP.
Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup Arifin,
Zaenal.
(2009).
Pembelajaran.
Evaluasi
Bandung:
Remaja
Sukmadinata. (2008). Metode Penelitian Pendidikan.
Rosdakarya
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya CGIS-Net Assessment System (2008) dalam kumpulan
makalah
Nasional
ke-1
Konferensi Pengembangan
pendidikan Khusus untuk peserta didik
Cerdas/Berbakat
Istimewa,
Dokumen 1 Kurikulum SMA Negeri 1 Padang Tahun Ajaran 2012/ 2013 (2010).
Metodologi
Pendidikan
Pembelajaran. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran.
Bandung:
Jurusan
Kurikulum Teknologi Pendidikan FIP UPI
Malang, 5-8 Februari 2010).
Emzir.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan
Winkel.
(1987).
Psikologi
Pengajaran.
Jakarta: PT. Grafindo
Penelitian
Kuantitatif
dan
Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press Hadi,
Sutrisno. Research Yayasan
(2000). Book
Methodology
I.
Penerbitan
Yogyakarta: Fakultas
Psikologi UGM
Hastono, Priyo Sutanto. (2006). Basic Data Analysis
for
Health
Research
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Agustus 2016 | Vol. 1| No.1
75
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Agustus 2016 | Vol. 1| No.1