KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI DESA SUKADAMAI KECAMATAN PULO BANDRING KABUPATEN ASAHAN KISARAN TAHUN 2015
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Diploma-III Ahli Madya Kebidanan
Oleh : RIKA RAHANI 14/AB/032
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN MEDAN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI DESA SUKADAMAI KECAMATAN PULO BANDRING KABUPATEN ASAHAN KISARAN TAHUN 2015
Oleh : RIKA RAHANI 14/AB/032
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA MEDAN 2015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
Identitas Diri Nama
: Rika Rahani
Nim
: 14/AB/032
Tempat /Tgl. Lahir : Sidomakmur13 Februari 1989 Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
II. Daftar Riwayat Keluarga Anak Ke
: 2 dari 4 Bersaudara
Nama Ayah
: Alm. Ayub
Nama Ibu
: Samila Wati Hasanah
Alamat
: Kisaran, kel. Sukadamai Barat, Kec. Pulo Bandring
III. Daftar Riwayat Pendidikan SD
: Lulus tahun 2001 dari SD Mis Al-Hidayah Kisaran
SMP
: Lulus tahun 2004 dari SMP Negeri 4 Kisaran
SMK
: Lulus tahun 2007 dari SMK Negeri 1 Kisaran
Perguruan Tinggi
: Mengikuti Pendidikan Kebidanan pada tahun 2014-2015 di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
ABSTRAK Data dari profil kesehatan Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2013, angka kematian bayi sekitar 390/1000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi diKab. Asahan 3/1000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian bayi baru lahir tersebut adalah asfiksia (kegagalan bernafas pada bayi), infeksi tali pusat dan hipoterm (penurunan suhu tubuh bayi sampai 36,5 oC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Pada bayi Baru Lahir di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Tahun 2015. Perawatan tali pusat merupakan salah satu perawatan neonatus terutama pada dua minggu pertama kehidupan. Ibu harus menjaga tali pusat tetap bersih dan kering sampai akhirnya terlepas.Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskiptif dengan menggunakan rancangan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah setiap ibu post partum di desa sukadamai Kecamatan Pulo Bandring sebanyak 30 orang. Pengambilan sampel menggunakan total sampling sebanyak 30 orang. Pengumpulan data diambil dari respoden menggunakan lembar kuesioner. Data yang telah terkumpul diolah dan di analisa dengan menggunakan komputer program exel dan program statistic (SPSS). Dari 30 responden mayoritas ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 26 responden (86,7%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 reponden (6,7%) dan minoritas ibu berpengetahuan baik sebanyak 2 responden (6,7%). Diharapkan kepada seluruh tenaga kesehatan agar lebih lagi memberikan penyuluhan tentang manfaat perawatan tali pusat pada bayi baru lahir, sehingga para Ibu nifas tidak lagi salah dalam melakukan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir, sehingga mengurangi terjadinya infeksi pada tali pusat bayi baru lahir. . Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Nifas, Perawatan Tali Pusat
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Adapun judul karya Tulis Ilmiah ini “ Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kisaran Tahun 2015”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi ataupun bahsanya. Untuk itu penulis mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini. Penulis banyak mendapat bantuan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, baik dalam bentuk moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Drs. Asman Karo-karo,MM selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 2. DR. H. Paul Sirait, SKM, MM, M.Kes selaku ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 3. Ibu Evawani SKM, M.si selaku Pembantu Ketua Bidang Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.
i
4. Bapak Donal Nababan, SKM, M.Kes, selaku Pembantu Ketua Bidang Administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 5. Bapak Dian Fajariadi S.Kep, Ners, M.Kep, Selaku pembantu Ketua Bidang Administrasi sekolah Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 6. Ibu Vera Christina Hulu S.Psi, M.Kes, Psi, selaku Pembimbing dan Ketua penguji yang selalu memberikan dukungan semangat, membimbing dengan sabar, sehingga proposal ini dapat terselesaikan, terima kasih atas saran dan masukan yang telah diberikan selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, 7. Ibu Nova Prihartini SST, selaku Penguji I yang selalu membimbing dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 8. Ibu Noni Eriska Sipahutar SST, selaku penguji II yang selalu membimbing dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 9. Seluruh Staff Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara Jurusan D-III Kebidanan yang telah banyak memberikan bantuan serta membekali penulis dengan ilmu pengetahuan. 10. Segala bentuk ucapan terima kasih yang tak terhingga untuk kedua orang tua saya, Ayahanda tercinta Alm. Ayub dan Umi saya Samila Wati Hasanah, ibu Mertua saya Tukinem, Suami tercinta saya Rahmad Syahputra dan anak tercinta saya Bima Al-afif, abang saya Ali Akbar, adik-adik saya Desi Mei Adelia, Cika Ramadani, yang telah banyak memberikan dukungan semangat, cinta, kasih sayang, materi ataupun moril, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. ii
11. Kepada rekan-rekan saya di kebidanan STIKes SU, terimah kasih untuk kebersamaan yang indah selama ini kita lewati. 12. Tidak ketinggalan untuk teman –teman yang saya sayangi, Arumbi, Juni, Meninda, Misrani, Data, Rumondang, yang telah memberikan semangat serta waktu yang selama ini kita lewati. 13. Terima kasih untuk teman 1 bimbingan Ibu Vera CH Vulu,S.Psi, M.Kes, Psi, Rumondang untuk waktu dan canda tawanya serta dukungan dan motivasi untuk penulis. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan Berkat dan KaruniaNya kepada kita semua dan muda-mudahan ilmu yang selama ini penulis peroleh dapat menjadi amal bakti untuk Nusa, Bangsa, dan Agama, Amin. Akhir kata penulis mengharapkan kritikdan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini dan semoga dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Medan, Juli 2015
Rika Rahani
iii
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAK KATA PENGANTAR. ....................................................................................... i DAFTAR ISI. ....................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 .Latar Belakang. ............................................................................. 1.2. Rumusan Masalah. ........................................................................ 1.3. Tujuan Penelitian. .......................................................................... 1.3.1.Tujuan Umum. ...................................................................... 1.3.2.Tujuan Khusus. ..................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian. ........................................................................ 1.4.1. Bagi Responden ................................................................... 1.4.2. Bagi Penulis ......................................................................... 1.4.3. Bagi Tempat Penelitian ....................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan. ........................................................................................ 2.2. Ibu Nifas…………………. .................................................................. 2.2.1. Pengertian Ibu Nifas ............................................................ 2.2.2. Tujuan Asuhan Masa Nifas ................................................ 2.2.3. Tahapan Dalam Masa Nifas . ............................................. 2.2.4. Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan Ibu Nifas dalam Perawatan Tali Pusat ................................................... 2.3. Perawatan Tali Pusat............................................................................ 2.3.1. Pengertian ............................................................................ 2.3.2. Tujuan Perawatan Tali Pusat ............................................... 2.3.3. Prinsip Perawatan Tali Pusat ............................................... 2.3.4. Cara Melakukan Perawatan Tali Pusat ................................ BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Konsep ........................................................................ 3.2. Defenisi Operasional ........................................................................... 3.3. Jenis Penelitian ................................................................................... iv
1 6 7 7 7 7 7 8 8
9 12 12 13 13 14 16 16 17 18 20
22 22 23
3.4. Populasi dan Sampel ........................................................................ 3.4.1. Populasi……………. ......................................................... 3.4.2. Sampel…………… ............................................................ 3.5. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 3.6. Teknik Pengolahan dan Analisa Data. ................................................. 3.6.1. Pengolahan Data. ................................................................ 3.6.2. Analisa Data ....................................................................... 3.7. Aspek Pengukuran Pengetahuan……................................................... 3.8. Lokasi dan Waktu ........................................................................ 3.8.1. Lokasi Penelitian ................................................................ 3.8.2. Waktu penelitian ................................................................. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ..................................................................................... 4.1.1. Data Geografis ..................................................................... 4.1.2. Data demografi .................................................................... 4.1.3. Pengetahuan Ibu berdasarkan Karakteristik ........................ 4.1.4. Distribusi Pertanyaan Pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat ............................................................................... 4.1.3. Tabulasi Silang .................................................................... 4.2. Pembahasan .......................................................................................... 4.2.1. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang perawatan Tali Pusat ........ 4.2.2. Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur....................... 4.2.3. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Paritas ................................. 4.2.4. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............. 4.2.5. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Sumber Informasi ............... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 5.2. Saran .................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
23 23 24 24 24 24 25 25 26 26 27
28 28 28 29 31 33 36 36 37 38 39 40
42 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
........................................................................
vi
28
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Tabel 4.2. Tabel 4.3 Tabel Tabel Tabel Tabel
4.4. 4.5 4.6 4.7
Tabel 4.8
Distribusi Pengetahuan berdasarkan umur, pendidikan, paritas dan sumber informasi .................................................................. Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Ibu Nifas ...................... Distribusi Frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan pengetahuan tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir .. Distribusi Pengetahuan ibu Tentang Perawatan Tali pusat ......... Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Berdasarkan umur .......... Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Berdasarkan pendidikan . Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Berdasarkan Paritas……… .............................................................................. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Berdasarka Sumber Informasi ........................................................................
vii
29 30 31 33 33 34 35 35
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
: Informed Consent
Lampiran II
: Kuesioner Penelitian
Lampiran III : Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran IV : Master Tabel Lampiran V
: Surat izin Penelitian
Lampiran VI : Surat BalasanMelakukan Penelitian Lampiran VII : Lembar Konsul Karya Tulis Ilmiah (KTI
viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat
kesehatan
pelaksanaannya,
masyarakat
pembangunan
setinggi-tingginya kesehatan
dapat
diselenggarakan
terwujud. berdasarkan
Dalam azas
perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian serta adil dan merata dengan mengutamakan aspek manfaat utamanya bagi kelompok rentan seperti ibu, bayi, usia lanjut dan keluarga tidak mampu. Upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita, meningkatkan status gizi masyarakat serta pencegahan dan penanggulangan penyakit menular menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional bidang kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2012). Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan
atau
kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum/infeksi, trauma lahir, BBLR (berat lahir < 2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah dan infeksi tali pusat. Komplikasi ini sebetulnya dapat dicegah
dan ditangani, Namun terkendala oleh akses
kepelayanan kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan, keadaan capaian penanganan 1
neonatal dengan komplikasi mengalami peningkatan dari tahun 2012 yang sebesar 48,48% menjadi 51,47% pada tahun 2013. Meskipun terjadi peningkatan capaian, namun masih terdapat disparitas yang cukup besar antar provinsi. Capaian tertinggi diperoleh Provinsi DI Yogyakarta dengan angka sebesar 90,60% diikuti oleh Jawa Tengah sebesar 75,36%, dan Bali sebesar 71,27%. Capaian terendah terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 15,34%, diikuti oleh Papua sebesar 15,38%, dan Sumatera Utara sebesar 18,69%, (Riskesdas, 2007). Masalah utama penyebab kematian pada bayi dan balita adalah pada masa neonatus bayi baru lahir umur 0 - 28 hari). 78,5% dari kematian neonatal terjadi pada umur 0-6 hari. Komplikasi yang
menjadi penyebab kematian terbanyak adalah
asfiksia, bayi berat lahir rendah dan infeksi tali pusat. Dengan melihat adanya risiko kematian yang tinggi dan berbagai serangan komplikasi pada minggu pertama, maka setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar lebih sering (minimal 2 kali) dalam minggu pertama. Langkah ini dilakukan untuk menemukan secara dini jika terdapat penyakit atau tanda bahaya pada neonatus sehingga pertolongan dapat segera diberikan untuk mencegah penyakit bertambah berat yang dapat menyebabkan kematian, Profil kesehatan Indonesia, Tahun 2013. Kunjungan neonatus merupakan salah satu intervensi untuk menurunkan kematian bayi baru lahir. Pelayanan yang diberikan saat kunjungan neonatal adalah pemeriksaan sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif dan perawatan tali pusat. Pada kunjungan neonatal pertama (KN1), bayi 2
baru lahir mendapatkan vitamin K1 injeksi dan imunisasi hepatitis B bila belum diberikan pada saat lahir. Terdapat 26 provinsi telah mencapai Renstra 2013, yaitu 84%, dimana capaian tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah sebesar 95,41%, diikuti oleh Kepulauan Bangka Belitung sebesar 94,47%, dan DI Yogyakarta sebesar 94,33%. Sedangkan provinsi dengan capaian terendah adalah Papua sebesar 25,41%, diikuti oleh Papua Barat sebesar 51,79%, dan Sumatera Utara sebesar 68,22%. Tetanus Neonatorum disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus Tetanus Neonatorum banyak ditemukan di negara berkembang khususnya dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah. Pada tahun 2013, dilaporkan terdapat 78 kasus Tetanus Neonatorum dengan jumlah meninggal 42 kasus. Dengan demikian, Case Fatality Rate(CFR) Tetanus Neonatorum pada tahun 2013 sebesar 53,8%, meningkat dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 49,6%. Kasus yang meninggal tersebut dilaporkan
dari
11
provinsi.
melakukan
pemeriksaan
kehamilan
dengan
bidan/perawat. Namun, menurut faktor penolong persalinan, 56 kasus (71,8%) ditolong oleh penolong persalinan tradisional, misalnya dukun. Untuk pemotongan tali pusat, sebagian besar kasus dilakukan pemotongan tali pusat dengan gunting yaitu 55 kasus (70,5%). Sebaiknya memberi nasehat pada ibu nifas untuk melihat popok dibawah putung tali pusat, apabila kotor, bersihkan secara hati-hati dengan air matang. Menjelaskan pada ibu bahwa harus mencari bantuan perawatan 3
jika tali pusat
menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah. Penyebab kematian neonatal dini yang tertinggi adalah infeksi yaitu (57,1%) salah satu penyakit infeksi pada neonatal yaitu tetanus neonatorum. Kejadian ini terjadi sebesar 9,8% di Indonesia, khususnya Jawa Tengah sebesar 3% dan daerah kejadian luar biasa di Jawa Tengah yaitu Kabupaten Blora (2,1%) dan Kabupaten Klaten (0,7%). Infeksi ini disebabkan oleh pemotongan tali pusat yang tidak steril dan perawatan tali pusat yang tidak benar ( DepKes RI, 2008). Data dari profil kesehatan Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2004, angka kematian bay i sekitar 36,7/1000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi di Sibolga 29/1000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian bayi baru lahir tersebut adalah
asfiksia
(kegagalan
bernafas
pada
bayi),
infeksi
tali
pusat
dan
hipoterm (penurunan suhu tubuh bayi sampai 36,5 o C) ( Profil Sumatera Utara, 2007). Data dari profil kesehatan Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2013, angka kematian bayi sekitar 390/1000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi diKab. Asahan3/1000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian bayi baru lahir tersebut adalah asfiksia (kegagalan bernafas pada bayi), infeksi tali pusat dan hipoterm ( penurunan suhu tubuh bayi sampai 36,5 o C) ( Sumut Pos, 06/07/2013 ). Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan peningkatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi. Dan kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat 4
akan pupus pada hari ke-5 dan hari ke-7 tanpa ada kompilkasi, sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan
mengalami
penyakit Tetanus Neonaturum dan dapat mengakibatkan kematian (Yeyeh, 2010). Penurunan itu sekitar 48 persen tersebut menempatkan Indonesia termasuk ke dalam 10 besar negara, dengan peringkat pertama negara Peru yang telah berhasil mengalami penurnan hingga 65 persen. Salah satu sebab menurunnya angka kematian bayi di Indonesia adalah dengan kehadirannya tenaga kesehatan yang sudah mencapai hampir 73 persen di Indonesia, selain daripada itu dengan menempatkan bidan di kawasan perdesaan yang diikuti dengan berbagai pelatihan untuk bidan sehingga dapat mendorong penurunan kematian bayi (Kumalasari, 2014). Kemudian Ibu yang lagi menjalani masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan
dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan. Ibu nifas menjalani
adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase fase, yang pertama yaitu fase talking in yaitu fase ketergantungan, fase ini ibu sedang focus pada dirinya sendiri, ibu tidak nyaman dengan fisik yang dialaminya. Yang kedua yaitu fase talking hold, pada fase ini ibu atimbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam merawat bayinya. Fase fase tersebut yang terkadang membuat ibu lalai dan sepele dalam merawat tali pusat pada bayinya,sehingga hanya berfikir perawatan
5
yang tradisional,yang perawatannya lebih simple tapi tidak steril. sehingga dapat menimbulkan infeksi pada tali pusat, (Suherni, 2008). Maka dari itu ibu nifas harus memiliki pengetahuan terhadap perawatan tali pusat, yaitu dengan menjaga tali pusat tetap bersih dan kering,tangan harus steril sebelum menyentuh tali pusat dan jangan meletakkan benda apapun di atas tali pusat. Ibu nifas juga harus memastikan pembalutan tali pusat tidak terlalu rapat, agar udara tetap bisa masuk, jangan memegang-megang atau bahkan menariknya meskipun tali pusat yang menggantung diperut bayi hanya tinggal selembar benang( Wulan 2014) Berdasarkan survey pendahuluan didapat bahwa ada masalah di tempat yang akan diteliti yaitu di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan, masih terdapat ibu yang menggunakan daun siri untuk membungkus tali pusat. Adapun yang menggunakan remasan daun siri dengan garam sehingga hal ini dapat menyebabkan infeksi. Terbukti pada tahun 2007 terjadi kematian seorang bayi akibat tetanus neonatorium.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Pada bayi Baru Lahir di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring 2015?”
6
Kabupaten Asahan Tahun
1.2.
Tujuan Penelitian
1.2.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Pada bayi Baru Lahir di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Tahun 2015. 1.2.2. Tujuan khusus 1.
Untuk mengetahui distribusi pengetahuan Ibu nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten AsahanTahun 2015 berdasarkan Umur
2.
Untuk mengetahui distribusi pengetahuan Ibu nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten AsahanTahun 2015 berdasarkan Paritas.
3.
Untuk mengetahui distribusi pengetahuan Ibu nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten AsahanTahun 2015 berdasarkan Pendidikan.
1.3.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden Untuk menambah wawasan ibu nifas Khususnya tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir, sehingga mencegah terjadinya infeksi yang akan mengakibatkan kematian pada bayi yang baru lahir.
7
2. Bagi penulis Sebagai aplikasi ilmu yang telah di dapat selama mengikut perkuliahan di Program studi D-III Kebidanan Stikes SU. 3. Bagi Lahan / Tempat Penelitian Hasil
penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi petugas dan
masyarakat di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan tentang perawatan tali pusat.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam bentuk tindakan seseorang. pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendegaran penciuman, rasa, dan raba. sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat diharapkan dapat mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesehatan.Apabila penerimaan prilaku baru atau adopsi prilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka prilaku tersebut bersifat langgeng. Sebaliknya prilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama.( Dr. Suparyanto, M.Kes, 2012) Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : a.
Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
9
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh yang di pelajari atau rangsangan yang telah diterima. Contoh, dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori protein pada anak balita. b.
Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
c.
Aplikasi (aplication) Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk mengunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus masalah di dalam pemecahan masalah tentang gizi pada balita.
d.
Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
kata-kata kerja. dapat menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan, dan mengelompokan.Misalnya
10
karbohidrat yang banyak terdapat pada susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, tepung, sayur-sayuran dan sereal. e.
Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya pada vitamin A yang banyak terdapat pada hati, minyak ikan, susu, kuning telur, margarin, tumbuhtumbuhan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
f.
Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya : dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak-anak yang kurang gizi. Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada misalnya dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi.( harsono, 2014 )
11
2.2.
Ibu Nifas
2.2.1. Pengertian Masa Nifas Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2008). Menurut beberapa teori yang dikutip dalam Anggraini (2010) pengertian masa nifas antara lain : 1.
Menurut Bennet VR dan Brown LK (1996) puerperium adalah waktu mengenai perubahan besar yang berjangka pada periode transisi dari puncak pengalaman melahirkan untuk menerima kebahagian dan tanggung jawab dalam keluarga
2.
Menurut William puerperium didefinisikan sebagai masa persalinan selama dan segera setelah melahirkan, meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu alat-alat reproduksi kembali keadaan tidak hamil atau kembali normal
3.
Menurut JNPK-KR (2002), masa nifas secara harfiah didefinisikan sebagai masa persalinan selama dan segera setelah melahirkan, meliputi mingguminggu berikutnya pada waktu alat-alat reproduksi kembali kekeadaan tidak hamil atau kembali normal.
12
2.2.2. Tujuan Asuhan Masa Nifas 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik 2. Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya 3. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu berkaitan dengan : gizi, 4. menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya, perawatan bayi sehat dan KB 5. Memberikan pelayanan KB 6. Mendapatkan kesehatan emosi 2.2.3. Tahapan Dalam Masa Nifas 1. Peurperium dini (immediate puerpurium) waktu 0 – 24 jam post partum.Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan, dalam agama islam telah bersih dan boleh bekerja selama 40 hari. 2. Peurperium intermedial (early puerpurium), waktu 1 – 7 hari post partum kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu post partum. 3. Remote puerpurium (later puerperium), waktu 1 – 6 minggu post partum waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan atau tahun.
13
2.2.4. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Ibu Nifas Dalam Perawatan Tali Pusat 1.
Pendidikan Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan yakni: a. Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan b. Pendidik (pelaku pendidikan). c. Proses adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain. d. Out put adalah melakukan apa yang diharapkan atau prilaku. Namun demikian faktor yang lain (lingkungan, pelayanan kesehatan, dan hereditas) juga memerlukan intervensi pendidikan kesehatan secara rinci sebagai berikut : a. Peran Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Lingkungan Telah banyak fasilitas kesehatan lingkungan yang di bangun oleh instansi, baik pemerintah, swasta, maupun LSM (lembaga swadaya masyarakat). Banyak pula proyek pengadaan sanitasi lingkungan dibangun untuk masyarakat misalnya, jamban keluarga,jamban umum, tempat sampah, dan sebagainya. Agar sarana sanitasi lingkungan tersebut dimanfaatkan dan dipelihara secara optimal maka perlu pendidikan bagi masyarakat.
14
b. Peran Pendidikan Kesehatan dalam Perilaku Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka. Peran Pendidikan Kesehatan dalam c. Pelayanan Kesehatan Dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat, pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Kesehatan telah menyediakan fasilitas kesehatan masyarakat dalam bentuk pelayanan kesehatan (Puskesmas). d. Peran Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Hereditas Orang tua yang sehat dan gizinya yang baik akan mewariskan kesehatan yang baik pula kepada anaknya. Oleh karena itu pendidikan kesehatan diperlukan agar masyarakat atau orang tua menyadari dan melakukan hal-hal yang dapat mewariskan kesehatan yang baik pada keturunannya (Notoatmodjo, 2010). Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandanganya terhadap diri dan lingkungan. Oleh karena itu akan berbeda orang yang berpendidikan tinggi dibanding yang berpendidikan rendah dalam menyikapi proses dan berinteraksi (sasongko, 2010) 2.
Umur Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia dilahirkan hingga berulang tahun. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya akan sangat baik. 15
3.
Pekerjaan Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari.
4.
Sumber Informasi Sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula.
5.
Paritas Paritas adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dan telah mendapatkan perawatan tali pusat
2.3.
Perawatan Tali Pusat
2.3.1. Pengertian Menurut Depkes RI (2007), perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi, dan kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan “puput” pada hari
ke-5 sampai hari ke-7 tanpa ada
komplikasi, sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit Tetanus Neonatorum dan dapat mengakibatkan kematian.
16
Perawatan tali pusat merupakan salah satu perawatan neonatus terutama pada dua minggu pertama kehidupan. Ibu harus menjaga tali pusat tetap bersih dan kering sampai akhirnya terlepas (Sarwono, 2012) Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti bahan yang digunakan dalam merawat tali pusat. Perawatan tali pusat secara medis menggunakan alkohol 70% atau bahan anti mikrobial seperti povidon-iodin 10% (Betadin), klorheksidin, iodium tinstor dan lain-lain yang tersebut sebagai cara modern. Sedangkan perawatan tali pusat metode tradisional mempergunakan madu, minyak ghee (India), atau kolostrum air susu ibu (Sodikin, 2009:58). Salah satu cara yang disarankan oleh WHO dalam merawat tali pusat adalah dengan menggunakan pembalut kasa bersih yang sering diganti. Selain itu, sebagaimana juga disarankan oleh WHO, penelitian sebaiknya lebih diarahkan pada antiseptik dan zat-zat pengering tradisional, misalnya ASI atau kolostrum (Sodikin, 2009:59). Banyak pendapat tentang cara terbaik untuk melakukan perawatan tali pusat. Sudah dilaksanakan berbagai uji coba klinis untuk membandingkan cara penanganan tali pusat yang berbeda-beda dan semuanya menunjukkan hasil serupa. Oleh sebab itu, tidak jelas cara mana yang paling efektif untuk mencegah infeksi dan mendorong cepat lepasnya tali pusat (Sodikin, 2009). 2.3.2. Tujuan Perawatan Tali Pusat Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman 17
tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat yang tidak steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Manuaba, 2011) Saifuddin (2011) menyatakan bahwa tujuan merawat tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir, sehingga tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan oleh Clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun), yang masuk melalui luka tali pusat karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih. Tali pusat normalnya mengerut dan mengering dalam beberapa hari pertama dan kemudian lepas kira-kira 1 sampai 2 minggu. Normal untuk adanya darah dan rabas mukus dari dasar tali pusat ketika lepas secara bertahap. Tanda infeksi, seperti bau menyengat, kemerahan pada kulit dasar tali pusat, kemerahan yang menyebar keabdomen, dan rabas purulen harus dilaporkan kepemberi asuhan bayi dengan segera, (Sarwono, 2012). 2.3.3. Prinsip Perawatan Tali Pusat Menurut Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi (JNPKKR, 2008), nasehat untuk merawat tali pusat antara lain: a. Jangan
membungkus puntung tali pusat atau
mengoleskan cairan/bahan
apapun ke puntung tali pusat. Nasehatkan hal ini juga bagi ibu dan keluarga.
18
b. Mengoleskan alkohol atau povidon iodine (betadin) masih diperkenankan, tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah/lembab. Berikan nasehat kepada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi: 1.
Lipat popok dibawah puntung tali pusat.
2.
Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
3.
Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan ke petugas atau fasilitas kesehatan, jika pusat berdarah, menjadi merah, bernanah dan/atau berbau.
4.
Jika pangkal tali pusat (pusat bayi) terus berdarah, merah meluas atau mengeluarkan nanah dan atau berbau, segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk bayi baru lahir.
Sodikin (2009:72) menyatakan bahwa prinsip-prinsip dalam melakukan perawatan tali pusat adalah: a. Jangan membungkus pusat atau mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke puntung talipusat. b. Mengusapkan alkohol atau iodine-povidon (betadin) masih diperkenankan sepanjang tidak menyebabkan tali pusat basah atau lembab. c. Hal-hal berikut perlu menjadi perhatian ibu dan keluarganya: 1. Memperhatikan popok di area puntung tali pusat
19
2. Jika puntung tali pusat kotor, cuci secara hati-hati dengan air matang dan Sabun keringkan secara saksama dengan kain bersih. 3. Jika tali pusat menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah, harus segera bawa bayi tersebut ke fasilitas yang mampu memberikan perawatan bayi secara lengkap. 2.3.4. Cara Melakukan Perawatan Tali Pusat Pada dasarnya merawat tali pusat adalah tindakan sederhana. Ibu dan perawat bayi tidak diperbolehkan membubuhkan apapun pada tali pusat dan tali pusat dibiarkan terbuka agar tetap kering. Ibu bayi perlu mendapat penekanan tentang hal ini karena mereka tidak suka melihat tali pusat yang mengering sehingga mereka memilih untuk membungkus tali pusat tersebut atau membubuhkan sesuatu yang mereka anggap akan membantu penyembuhan. Walaupun sederhana, harus memperhatikan prinsip-prinsip seperti selalu mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun, menjaga agar daerah sekitar tali pusat tetap kering serta tali pusat tidak lembab, dan tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah tali pusat. Karena bila hal-hal tersebut tidak diperhatikan dapat mengakibatkan infeksi, dan bila terjadi infeksi masalahnya tidak menjadi sederhana lagi (Sodikin, 2009:4). Saifuddin (2011) menyatakan bahwa cara melakukan perawatan tali pusat pada bayi adalah : a. Bersihkan luka tali pusat dengan menggunakan povidone iodine / betadine. b. Setelah itu tutup dengan kain kasa bersih dan kering yang sudah dibubuhi povidoneiodine / betadine. 20
c. Jaga agar tali pusat selalu terbungkus kain kasa bersih dan kering. d. Bersihkan setiap hari sampai tali pusat lepas. Jangan mengoleskan saleb apapun atau zat lain ke tampuk tali pusat, hindari pembungkusan tali pusat karena tali pusat yang tidak ditutupi lebih cepat mengering dan puput dengan komplikasi yang lebih sedikit (Saifuddin, 2011). Menurut Sodikin (2009:74), urutan dalam melakukan perawatan tali pusat pada bayi adalah: a. Olesi pangkal umbilikal dengan alkohol/betadine dengan menggunakan lidi kapas. b. Ambil kasa steril yang telah dibasahi alkohol/betadine, kemudian usapkan pada tali pusat hingga bersih. c. Ambil kasa steril kering kemudian rekatkan pada pangkal umbilikal bayi dan ikat dengan simpul. d. Perhatikan keadaan tali pusat apakah ada tanda-tanda infeksi. Helen Farer (2001:187) menyatakan bahwa tali pusat harus selalu dilihat pada waktu mengganti popok sampai tali pusat tersebut lepas dan luka pada umbilikusnya sembuh. Ibu yang nervous mungkin merasa enggan untuk menyentuh puntung tali pusat yang tampak tidak menarik itu sehingga pentingnya tindakan membersihkan pangkal tali pusat dengan benar dan tekniknya harus diperagakan
21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Kerangka Konsep Adapun kerangka konsep Proposal penelitian ini adalah tentang “Gambaran
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir di Desa Sukadamai penulis membatasi hal-hal yang akan diteliti adalah :
Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi
1. Karakteristik a. Umur b. Paritas c. Pendidikan 2. Sumber Informasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep 3.2.
Defenisi Operasional
3.2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu 3.2.2. Umur Umur adalah usia responden saat dilakukan penelitian pada usia >20-35 tahun.
22
3.2.3
Paritas Paritas adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dan telah mendapatkan perawatan tali pusat
3.2.4
Pendidikan Pendidikan adalah jenjang pendidikan secara formal yang pernah diselesaikan
pendidikan secara umum adalah segala upaya
yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan, yang diharapkan dari pendidikan itu adalah setiap individu mampu meningkatkan kesehatannya
3.3.
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu bertujuan untuk
mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Kota Asahan Kisaran Tahun 2015.
3.4.
Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi Populasi yang diteliti adalah setiap
ibu Post Partum di Desa Sukadamai
Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kota Kisaran sebanyak 30 orang.
23
3.4.2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara total populasi dimana jumlah dari seluruh populasi dijadikan objek penelitian.
3.5.
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dengan
memberikan kuisioner yang telah disediakan kepada responden.Jenis responden dengan menggunakan kuisioner tertutup.
3.6.
Teknik Pengolahan dan Analisa Data
3.6.1. Pengolahan Data Data yang telah terkumpul diolah dengan cara manual dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Editing Dilakukan pemeriksaan / pengecekan kelengkapan data yang telah terkumpul bila trdapat kesalahan atau berkurang dalam pengumpulan data tersebut akan diperiksa kembali. 2. Coding Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai dengan petunjuk. Kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan. 24
3. Tabulating Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk distribusi frekuensi. 3.6.2. Analisa Data Analisa data dilakukan dengan pengukuran terhadap masing-masing responden, lalu ditampilkan dalam tabel distribusi frekwensi, analisa dilanjutkan dengan
menggunakan
teori
pustaka
yang
ada.Tekhik
analisa
datayang
digunakansecara univariat untuk melihat bagaimana pengetahuan dan tindakan ibu terhadap perawatan tali pusat pada bayi baru lahir. Pada analisis univariate akan menampilkan nilai rata-rata,minimal, maximal, standart deviasi, prosentase, distribusifrekuensi, dan diagram pencar atau tebar dari semua data penelitian.
3.7. Aspek Pengukuran Pengetahuan Mengukur Pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat menggunakan 20 pertanyaan kuesioner. Hasil penelitian dinyatakan dalam predikat baik, cukup dan kurang. Jika responden menjawab pertanyaan benar, maka diberi skor 1 dan jika responden menjawab salah, maka diberi skor 0. Nilai tertingi yang dicapai adalah 20 dan nilai terendah adalah 0 menggunakan Rumus Machfoeds,2010. Maka kategori digunakan sebagai berikut: 1. Kategori Baik
: Skor 76 -100% Bila dari 20 pertanyaan responden mampu menjawab 15 – 20 pertanyaan dengan benar 25
2. Kategori Cukup
: Skor 56 - 75% Bila dari 20 pertanyaan responden mampu menjawab 11-14 pertanyaan dengan benar
3. Kategori Kurang
: Skor <56% Bila dari 20 pertanyaan responden mampu menjawab 0 – 10 pertanyaan dengan benar
3.8.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.8.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kota Kisaran dengan alasan mudah mendapat responden, mudah dijangkau, dan banyak ibu yang mempunyai bayi yang tidak mengerti tentang perawatan tali pusat.
26
3.8.2. Waktu Penelitian No
Kegiatan
1
Acc Judul
2
Survey Awal
3
Bimbingan Proposal
4
Sidang Proposal
5
Perbaikan Proposal
6 7
Bulan Nov
Des
Penelitian dan konsul KTI Sidang KTI
27
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
4.1.1. Data Geografis Daerah Penelitian Keadaan Demografis Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kisaran dengan luas wilayah 104 Ha, yang terdiri dari 2 lingkungan. Dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Pulo Bandring
Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Suka Makmur
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Suka Damai Barat
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Taman Sari
4.1.2. Data Demografi Jumlah
Kependudukan
Desa
Sukadamai
Kecamatan
Pulo
Bandring
Kabupaten Asahan Kisaran Tahun 2015, Lingkungan I Jumlah penduduknya sebanyak 590 jiwa, dengan jumlah laki-laki 370 jiwa dan perempuan 220 jiwa. Jumlah Penduduk Lingkungan II sebanyak 378 jiwa, dengan jumlah laki-laki 175 jiwa dan jumlah perempuan 203 jiwa. Dengan jumlah keseluruhan penduduk Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan sebanyak 968 jiwa.
28
4.1.3. Pengetahuan Responden berdasarkan Umur, Pendidikan, Paritas dan Sumber Informasi di Desa Sukadamai Kec. Pulo Bandring Kab.Asahan Kisaran Tahun 2015 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden berdasarkan Umur, Pendidikan, dan Paritas di Desa Sukadamai Kec. Pulo Bandring Kab.Asahan Kisaran Tahun 2015 No 1
Umur F % <20 Tahun 7 23.3 20-35 Tahun 18 60.0 >35 Tahun 5 16.7 Jumlah 30 100.0 2 Pendidikan F % Tidak Sekolah/ SD 19 63.3 SMP/SMA 11 36.7 Diploma/Sarjana Jumlah 30 100.0 3 Paritas F % Primipara 15 50.0 Skundipara 13 43.3 Multipara 2 6.7 Jumlah 30 100.0 Berdasarkan tabel 4.1. dapat diketahui bahwa distribusi frekuesnsi umur
responden adalah mayoritas umur 20-35 Tahun sebanyak 18 orang (60,0%) dan distribusi frekuensi umur responden adalah minoritas ibu dengan umur >35 tahun sebanyak 5 orang (16,7%) Distribusi frekuensi pendidikan yang paling banyak adalah responden yang Tidak Sekolah/SD sebanyak 19 orang (63.3%) dan minoritas pendidikan ibu adalah lulusan SMP/SMA sebanyak 11 orang (36.7%)
29
Distribusi frekuensi paritas responden yang banyak adalah ibu primipara sebanyak 15 orang (50,0%), dan distribusi frekuensi paritas ibu yang paling sedikit adalah ibu dengan paritas multipara sebanyak 2 orang (6,7%).
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden berdasarkan Sumber Informasi di Desa Sukadamai Kec. Pulo Bandring Kab.Asahan Kisaran Tahun 2015 Sumber Informasi Media Cetak Media Elektronik Keluarga Tenaga Kesehatan Jumlah
F 11 17 1 1 30
% 36,6 56,6 3,3 3,3 100
Berdasarkan Tabel 4.2. diatas dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi sumber informasi yang paling banyak diperoleh responden adalah dari media elektronik sebanyak 17 responden (56,6%), dan minoritas sumber informasi diperoleh responden adalah bersumber dari keluarga dan tenaga kesehatan sebanyak 1 orang (3,3%).
30
4.1.4. Pengetahuan Ibu Nifas tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kisaran Tahun 2015 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kisaran Tahun 2015
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Jawaban Benar Salah F % F %
Pertanyaan Perawatan yang salah pada tali pusat dapat menyebabkan? Untuk mempercepat penyembuhan dan menghindari infeksi maka? Tujuan perawatan tali pusat adalah. Penyakit apa yang akan timbul jika perawatan tali pusat kurang baik? Mengapa ibu tidak boleh membubuhkan ramuan apapun pada tali pusat? Apa yang dimaksud dengan infeksi tali pusat? Cara manakah dibawah ini yang sebaiknya Ibu lakukan untuk merawat tali pusat? Salah satu faktor yang menyebabkan kematian bayi baru lahir adalah? Melalui apakah janin untuk mendapatkan asupan makanan saat dalam kandungan? Mengapa peralatan yang digunakan untuk merawat tali pusat harus selalu dalam keadaan steril? Mengapa ibu nifas harus memastikan pembalutan tali pusat tidak terlalu rapat? Tanda - tanda terjadinya infeksi pada tali pusat yaitu Tanda - tanda tali pusat yang mengalami infeksi? Darimanakah masyarakat dan ibu nifas bias mendapatkan pengetahuan tentang cara 31
23
76,7
7
23.3
16
53.3
14
46. 7
17
56,7
13
43.3
17
56. 7
13
43.3
23
76. 7
7
23.3
19
63.3
11
36.7
22
73.3
8
26.7
15
50
15
50
23
76. 7
7
23.3
17
56. 7
13
43.3
5
16. 7
25
83.3
13
43.3
17
56.7
15
50
15
50
16
53.3
14
46.7
15 16 17 18 19 20
merawat tali pusat yang baik? Menurut Ibu, bagaimana sebaiknya 13 memandikan bayi, agar tidak terinfeksi? Infeksi tali pusat dapat terjadi pada proses 24 persalinan yang bagaimana? Infeksi yang terjadi melalui tali pusat bayi 10 dapat menjalar hingga ke? Keadaan bagaimana pada tali pusat bayi 13 sehingga mudah terkena infeksi? Dalam melakukan perawatan tali pusat, bahan apa sajakah yang diperbolehkan kita 13 berikan, kecuali ? Infeksi tali pusat yaitu masuknya kuman 11 penyakit melalui?
43.3
17
56.7
80
6
20
33.3
20
66.7
43.3
17
56.7
43.3
17
56.7
36.7
19
63.3
Dari tabel 4.4. dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi pertanyaan yang paling banyak menjawab benar adalah pertanyaan no. 16 tentang “Infeksi tali pusat dapat terjadi pada proses persalinan yang bagaimana?” sebanyak 24 responden (80%) artinya bahwa pengetahuan ibu tentang infeksi tali pusat sudah baik dan ibu sudah mampu mengetahui proses terjadinya infeksi tali pusat. Sedangkankan distribusi frekuensi jawaban responden yang paling banyak menjawab salah adalah pertanyaan no. 11 tentang “Mengapa ibu harus memastikan pembalutan tali pusat tidak terlalu rapat?” sebanyak 25 orang (83,3%) artinya bahwa ibu belum mampu mengetahui bagaimana cara melakukan perawatan tali pusat yang sebenarnya.
32
Tabel 4.4. Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kisaran Tahun 2015 Pengetahuan F % 2 6.7 Baik 26 86.7 Cukup 2 6.7 Kurang 30 100 Jumlah Dari tabel 4.2. diperoleh bahwa dari 30 responden mayoritas ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 26 responden (86,7%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 reponden (6,7%) dan minoritas ibu berpengetahuan baik sebanyak 2 responden (6,7%). 4.1.5. Tabulasi Silang
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir berdasarkan Umur di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kisaran Tahun 2015 Pengetahuan Jumlah No Umur Baik Cukup Kurang F % F % F % F % 1 <20 Tahun 1 3,33 6 20,0 7 23,3 2 20-35 Tahun 1 3,33 15 50,0 2 6,7 18 60,0 3 >35 Tahun 5 16,7 5 16,7 2 6,7 26 86,7 2 6,7 30 100.0 Jumlah Dari Tabel 4.1.5 diperoleh bahwa dari 30 responden mayoritas yang berpengetahuan cukup adalah umur 20-35 Tahun sebanyak 15 responden (50,0%), yang berpengetahuan baik sebanyak 1 orang dengan rata-rata umur <20 tahun dan
33
umur 20-35 tahun sebanyak 2 orang sedangkan minoritas responden berpengetahuan kurang dengan rata-rata umur berumur 20-35 Tahun juga sebanyak 2 orang (6,7%). Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir berdasarkan Pendidikan di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kisaran Tahun 2015
No 1 2 3
Pengetahuan Jumlah Pendidikan Baik Cukup Kurang F % F % F % F % Tidak Sekolah/SD 1 3,33 17 56,7 1 3,33 19 22.5 SMP/SMA 1 3,33 9 30,0 1 3,33 11 57.5 Diploma/Sarjana 2 6,7 26 86,7 2 6,7 30 100.0 Jumlah Dari Tabel 4.5. diperoleh bahwa dari 30 responden yang berpengetahuan
cukup pendidikannya rata-rata Belum Sekolah/SD sebanyak 17 responden (56,7%) dan 2 responden (6,7%) berpengetahuan kurang dengan tingkat pendidikan tidak sekolah/SD dan lulusan SMP/SMA sedangkan yang berpengetahuaan baik adalah responden yang hanya lulusan SMP atau SMA masing-masing 1 orang (3,33%).
34
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir berdasarkan Paritas di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kisaran Tahun 2015
No 1 2 3 4
Pengetahuan Baik Cukup F % F % Primipara 13 43,3 Skundipara 2 6,7 11 36,7 Multipara Grande Multipara 2 6,7 2 6,7 26 86,7 Jumlah Dari Tabel 4.5. diperoleh bahwa dari 30 Paritas
Jumlah Kurang F % F % 2 6,7 15 50,0 13 43,3 2 6,7 2 6,7 30 100.0 responden mayoritas yang
berpengetahuan cukup adalah ibu primipara sebanyak 13 orang (43,3%) dan minoritas berpengetahuan kurang adalah ibu primipara juga sebanyak
2 orang
(6,7%).
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir berdasarkan Sumber Informasi di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kisaran Tahun 2015
No 1 2 3 4
Sumber Informasi Media Cetak Media Elektronik Keluarga Tenaga Kesehatan Jumlah
F 1 1 0 0 2
Baik % 3,33 3,33 6,66 35
Pengetahuan Cukup F % 9 30 15 50 1 3.33 1 3.33 26 6,7
Kurang F % 1 3,33 1 3,33 0 0 2 6,66
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dari 30 responden mayoritas ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang (50%) dengan sumber informasinya diperoleh dari media elektronik sedangkan minoritas ibu berpengetahuan kurang dan baik sebanyak 2 orang dengan sumber informasi diperoleh dari media cetak dan media elektronik.
4.2. Pembahasan Dari hasil penelitian Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kisaran Tahun 2015 dapat diambil pembahasan sebagai berikut : 4.2.1. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Diperoleh bahwa dari 30 responden mayoritas ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 26 responden (86,7%) dan minoritas ibu berpengetahuan baik sebanyak 2 responden (6,7%). Menurut
Notoadmodjo
(2010)
dalam
bukunya
menyatakan
bahwa
pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, penciuman, raba, dan rasa. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan. Menurut Asumsi peneliti Perbedaan tingkat pengetahuan dari responden disebabkan oleh berbagai faktor. lingkungan pekerjaan yang dapat membuat 36
responden memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung secara terbatas dan hal ini terbukti bahwa rata-rata pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga sehingga kesibukan mereka mempengaruhi mereka untuk mendapatkan informasi. 4.2.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir berdasarkan Umur di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kisaran Tahun 2015 Umur adalah lamanya tahun dihitung sejak dilahirkan hingga penelitian ini dilakukan umur merupakan peride penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan baru. Pada masa ini merupakan usia reproduktif, masa bermasalah, masa ketegangan emosi, masa ketrampilan, sosial, masa komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan nilai, masa penyesuaian dengan hidup baru, masa kreatif (Notoadmodjo, 2003). Dari 30 responden mayoritas yang berpengetahuan cukup adalah umur 20-35 Tahun sebanyak 15 responden (50,0%), yang berpengetahuan baik sebanyak 1 orang dengan rata-rata umur <20 tahun dan umur 20-35 tahun sebanyak 2 orang sedangkan minoritas responden berpengetahuan kurang dengan rata-rata umur berumur 20-35 Tahun juga sebanyak 2 orang (6,7%). Hal ini tidak sejalan dengan teori Notoadmodjo, yang mengatakan bahwa Semakin bertambah umur seseorang maka akan semakin bertambah keinginan dan pengetahuannya tentang kesehatan tetapi menurut Asumsi peneliti umur tidak
37
mempengaruhi pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat tetapi pengetahuan dipengaruhi oleh informasi dan pengalaman yang didapatkan ibu. 4.2.3. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir
Berdasarkan Paritas di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo
Bandring Kabupaten Asahan Kisaran Tahun 2015 Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 30 responden mayoritas yang berpengetahuan cukup adalah ibu primipara sebanyak 13 orang (43,3%) dan minoritas berpengetahuan kurang adalah ibu primipara juga sebanyak
2 orang
(6,7%). Artinya bahwa jumlah paritas tidak mempengaruhi pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat tetapi sumber informasi yang lebih penting. Paritas merupakan frekuensi ibu pernah melahirkan anak hidup atau mati, tetapi bukan aborsi (Salmah, 2006). Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari sama dengan 500 gram yang sudah dilahirkan ataupun belum baik hidup maupun mati. Bila berat badan tidak diketahui maka dipakai umur kehamilan yaitu 24 minggu. Tingkat paritas telah menarik perhatian dimana kecenderungan kesehatan ibu berparitas rendah lebih baik daripada ibu yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara lingkungan paritas dengan penyakit tertentu. Pengetahuan sering diturunkan atau diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman sendiri maupun pengalaman yang diperoleh orang lain (Notoatmodjo, 2003). Penelitian tersebut juga menunjukkan hal yang tidak sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa Ibu dengan paritas primipara lebih banyak yang kurang mengerti 38
tentang perawatan tali pusat dibandingkan dengan ibu yang paritas multipara (Arikunto, 2006) dan menurut Mubarak (2011),
yang mengatakan bahwa
pengalaman mempengaruhi tingkat pengetahuan karena orang cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik, begitu pula sebaliknya. Pengalaman baik akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya. Menurut asumsi peneliti bahwa paritas tidak mempengaruhi pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat, namun semakin banyak informasi dan pengalaman yang didapatkan ibu maka semakin baik juga pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat. 4.2.4. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir Berdasarkan Pendidikan di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kisaran Tahun 2015 Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 30 responden yang berpengetahuan cukup dengan tingkat pendidikannya rata-rata Belum Sekolah/SD sebanyak 19 responden (22,5%) dan 2 responden (6,7%) yang berpengetahuan kurang dengan tingkat pendidikan lulusan SMP/SMA sedangkan yang berpengetahuaan baik adalah responden yang hanya lulusan SMP atau SMA masing-masing 1 orang (3,33%). Yang artinya bahwa pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat mayoritas cukup diakibatkan karena pendidikan responden yang rata-rata belum sekolah/SD dan juga diakibatkan karena daerah penelitian masih jauh dari perkotaan sehingga sumber informasi yang dibutuhkanpun sulit untuk dipahami. Hal ini tidak sejalan dengan pendapat Hidayat (2005), bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi dan semakin bagus 39
pengetahuan yang dimiliki sehingga penggunaan komunikasi dapat secara efektif akan dapat dilakukannya hal ini terbukti pendidikan menengah mempunyai pengetahuan yang cukup. Pendidikan juga mempengaruhi daya nalar dan cara berpikir seseorang sehingga mereka lebih mudah menerima dan menyerap informasi yang ada dan pada akhirnya akan meningkatkan pengetahuan mereka. Hal ini berarti para ibu sangat membutuhkan informasi tentang perawatan bayi baru lahir, khususnya tentang perawatan tali pusat. Menurut asumsi peneliti bahwa responden yang memiliki pengetahuan cukup adalah responden yang tingkat pendidikannya masih dasar sehingga pengetahuan respondenpun dan hal ini dapat dilihat bahwa pendidikan bukan merupakan patokan ibu untuk memiliki berpengetahuan cukup tentang perawatan talipusat tapi pengalaman dan sumber informasi yang baik dan benar yang lebih penting. 4.2.5. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir Berdasarkan Sumber Informasi di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kisaran Tahun 2015 Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Dari 18 responden (60%) yang berpengetahuan Cukup
mayoritas pernah memperoleh informasi dari tenaga
kesehatan sebanyak 13 responden (43,3%) dan dari 11 responden (36,7%) yang berpengetahuan Kurang mayoritas tidak pernah memperoleh informasi dari tenaga kehatan, melainkan dari media cetak sebanyak 9 reponden (30%). Dari hasil penelitian diatas dapat diketahui perbedaan tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada bayi dapat disebabkan karena informasi yang 40
diperoleh responden. Menurut Mubarak (2011), kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Menurut Notoatmodjo (2003), seseorang dengan sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, Hal ini sejalan dengan teori Notoadmodjo (2010) yang mengatakan bahwa informasi yang diperoleh dari berbagai sumber mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Jika semakin banyak seseorang mendapatkan informasi maka semakin banyak dan semakin jelas pengetahuan yang diperoleh karena Informasi mempunyai peranan yang besar dalam meningkatkan pengetahuan individu atau seseorang. Menurut asumsi peneliti bahwa semakin banyak informasi yang diperoleh ibu maka semakin baik juga pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat dan hal ini tergantung dari kemampuan ibu untuk menyerap informasi yang ada.
41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1.
Kesimpulan Setelah dilakukannya penelitian yang berjudul Gambaran Pengetahuan Ibu
Nifas tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Tahun 2015, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari 30 responden mayoritas yang berpengetahuan cukup adalah umur 20-35 Tahun
sebanyak
15
responden
(50,0%),
dan
minoritas
responden
berpengetahuan kurang dengan rata-rata umur berumur 20-35 Tahun sebanyak 2 orang (6,7%). 2.
Dari
30 responden mayoritas berpengetahuan cukup dengan tingkat
pendidikan rata-rata Belum Sekolah/SD sebanyak 19 responden (22,5%) dan minoritas berpengetahuan kurang dengan tingkat pendidikannya lulusan SMP/SMA sebanyak 2 responden (6,7%). 3.
Dari 30 responden mayoritas yang berpengetahuan cukup adalah ibu primipara sebanyak 13 orang (43,3%) dan minoritas berpengetahuan kurang adalah ibu primipara juga sebanyak 2 orang (6,7%).
42
5.2.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disarankan :
1.
Kepada Ibu Nifas Diharapkan pada ibu Nifas agar lebih aktif lagi mencari informasi tentang perawatan pada bayi baru lahir dan untuk menambah pengetahuan yang banyak untuk kesiapan diri nantinya menjelang persalinan dan pengasuhan bayinya.
2.
Kepada Tenaga Puskesmas / Kesehatan Diharapkan kepada seluruh tenaga kesehatan agar lebih lagi memberikan penyuluhan tentang manfaat perawatan tali pusat pada bayi baru lahir, sehingga para Ibu nifas tidak lagi salah dalam melakukan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir, sehingga mengurangi terjadinya infeksi pada tali pusat bayi baru lahir.
43
DAFTAR PUSTAKA Anggraini. 2010. Perawatan Ibu Nifas. Jakarta. Salemba Medica Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta. Depkes RI. 2005. Asuhan Ibu Nifas. Jakarta ________. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta Deslidei et al, dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta. Egc. Hidayat. 2009. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta. Salemba Medika. Irawan, N. K. 2011. Menumpas Penyakit Dengan Darah Tali Pusat. Jakarta. Berlian Media. Kementerian RI. 2012 Asuhan Nifas normal. Jakarta Kemenkes RI. 2011. Perawatan Bayi Yang Baru Lahir. http://kesehatananak. depkes.go.id. diakses 17 Mei 2015. Manuaba Ida Bagus. 2011. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC Jakarta Mubarak, w. i. 2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta _____________.2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta.Rineka Cipta. _____________. 2010. Metodologi Penelitian. Rineka Cipta Jakarta Prio. 2011. Biostatistik Kesehatan. Rhieneka Cipta. Jakarta Sarmun, B. 2012. Tinggi, Angka Kematian Bayi di Indonesia. http://www. suaramerdeka.com/v1/index.php/read/ news/2012/06/06/120534/tinggiAngka-kematian-bayi-di-indonesia diakses tanggal 31 januari 2013. Saifuddin AB. 2011. Maternal & Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Jakarta Sari Kumala. 2008. www.bidan.com. Perawatan Tali Pusat. Diakses Tanggal 31 April 2015. Pukul 09.00 Wib Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta. Mitra Cendikia. Sodikin.. 2009. Perawatan Tali pusat. EGC Jakarta Supryanto.M.Kes. 2012. Pengetahuan Masyarakat Profil Kesehatan Indonesia. 2013. Kunjungan Neonatus Suhemi. 2008. www. Perawatan tali pusat.Com. Diakses Tanggal 18 Mei 2015. Pukul 14.30 Wib Sumut Pos. 2014. Www. Sumutpos.com. Angka kejadian kematian Neonatus di Sumatera Utara. Diakses 30 Maret 2015, Pukul 14.00 Wib 44
Wulan. 2014. http://enengwulansitialiah23.blogspot.com/2014/05/. pengetahuan-ibunifas-tentang-perawatan. html. Diakses tanggal 02 Juni 2015, pukul 03.30 Wib Wahyuni, S. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita. Jakarta. EGC. Yeyeh Ai. 2010. Asuhan Kebidanan 1. CV. Trans Media. Jakarta
45
LAMPIRAN I
INFORMED CONSENT Saya adalah mahasiswa program studi D-III Kebidanan STIKes SU akan melakukan penelitian dengan judul “ Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kisaran tahun 2015 “, yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi D-III Kebidanan STIKes SU. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Kisaran 2015. Partisipasi ibu nifas dalam penelitian ini bersifat sukarela, ibu – ibu bebas memilih menerima atau menolak untuk menjadi responden dalam penelitian, silahkan ibu – ibu menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan sebagai bukti sukarelawan. Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini
Responden
(
Peneliti
)
Rika Rahani
46
LAMPIRAN II
KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI DESA SUKADAMAI KECAMATAN PULO BANDRING KABUPATEN ASAHAN KISARAN TAHUN 2015 1.
Petunjuk PengisianKuesioner
a. Untuk pertanyaan pengetahuan 1.
Isilah data yang ada pada lembar kuesioner ini dengan benar
2.
Pilih salah satu jawaban yang menurut Anda benar
3.
Pilih salah satu jawaban dengan cara member tanda silang (X) pada jawaban yang menurut Anda benar
4.
Setiap pertanyaan diisi dengan 1 jawaban
b. IdentitasResponden No. Responden
:
Tanggal pengisian
:
1.
Nama
:
2.
Usia
:
3.
Pendidikan terakhir
:
4.
Pekerjaan
:
5.
Anakke
:
6.
Jumlah anak
:
47
Petunjuk pengisian : Pilih salah satu jawaban dengan cara member tanda silang (X) pada jawaban yang menurut Anda benar 1.
Perawatan yang salah pada tali pusat dapat menyebabkan..... ? a. Tali pusat cepat puput b. Terjadinya Infeksi tali pusat c. Bayi menjadi susah bernafas d. Tali pusat menjadi cepat kering
2.
Untuk mempercepat penyembuhan dan menghindari infeksi maka? a. Tutup rapat tali pusat b. Biarkan terbuka dan terkena udara tetapi kering c. Cuci bersih setiap hari d. Bubuhkan salep pada tali pusat
3.
Tujuan perawatan tali pusat adalah..... ? a. Untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir b. Untuk mencegah masuk angin c. Agar tali pusat lama pupus d. Untuk mencegah agar bayi terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh benda asing
4.
Penyakit apa yang akan timbul jika perawatan tali pusat kurang baik.... ? a. Infeksi pada tali pusat b. Bayi akan demam c. Diare yang akut d. Timbulnya bintik – bintik merah diseluruh tubuh
5.
Mengapa ibu tidak boleh membubuhkan ramuan apapun pada tali pusat.... ? a. Karena akan menyebabkan bayi susah tidur b. Karena akan timbulnya bau yang tidak sedap pada Tali pusat c. Karena bayi akan mudah demam d. Karena bayi merasa tidak nyaman 48
6.
Apa yang dimaksud dengan infeksi tali pusat …. a. Sisa potongan tali pusat yang tidak terlepas setelah bayi lahir b. Sisa potongan tali pusat yang terlepas dalam 3 hari c. Sisa potongan tali pusat yang terinfeksi oleh kuman d. Sisa potongan tali pusat yang mengering
7.
Cara manakah dibawah ini yang sebaiknya Ibu lakukan untuk merawat tali pusat …. a. Membersihkan tali pusat dengan alcohol 70% b. Memberikan betadine pada sisa tali pusat c. Menaburkan bedak pada sisa potongan tali pusat d.
8.
Memberikan daun siri dan garam pada talipusat
Salah satu faktor yang menyebabkan kematian bayi baru lahir adalah.... ? a. Berat badan lahir normal b. Suhu tubuh normal c. Lahir normal d. Tali pusat yang terinfeksi
9.
Melalui apakah janin untuk mendapatkan asupan makanan saat dalam kandungan.... ? a. Tali pusat atau plasenta b. Keringat si ibu c. Air ketuban d. Darah ibu
10.
Mengapa peralatan yang digunakan untuk merawat tali pusat harus selalu dalam keadaan steril....? a. Agar tindakan dapat diselesaikan dengan cepat b. Agar tidak masuknya kuman yang dapat menimbulkan infeksi c. Agar peralatan kesehatan tidak cepat rusak d. Agar tali pusat bayi cepat pupus
49
11.
Mengapa ibu nifas harus memastikan pembalutan tali pusat tidak terlalu rapat....? a. Agar selalu lembab b. Agar udara bisa masuk dan cepat kering c. Agar tali pusat puput dalam waktu lama d. Agar tidak masuknya kuman
12.
Tanda – tanda terjadinya infeksi pada tali pusat yaitu … a. Terjadi pembengkakan b. Tali pusat menjadi berkerut/mengecil c. Tidak terjadi perubahan bentuk tali pusat d. Pupusnya tali pusat pada hari ke 5-7
13.
Tanda – tanda tali pusat yang mengalami infeksi … a. Kemerahan b. Kehitaman c. Kekuningan d. Kecoklatan
14.
Darimanakah masyarakat dan ibu nifas bias mendapatkan pengetahuan tentang cara merawat tali pusat yang baik? a. Dukun beranak b. Mengikuti penyuluhan – penyuluhan yang diadakan oleh petugas kesehatan c. Dari pengalaman pribadi yang kita miliki d. Tradisi yang sudah biasa dilakukan
15.
Menurut Ibu, bagaimana sebaiknya memandikan bayi, agar tidak terinfeksi..? a. Bayi tidak usa dimandikan b.
Bayi dimasukkan kedalam air sehingga seluruh tubuhnya bersih
c.
Bayi dimandikan dengan menjaga agar tali pusat tetap kering
d.
Bayi dimandikan dalam waktu 3x sehari
50
16.
Menurut Ibu, infeksi tali pusat dapat terjadi pada proses persalinan yang bagaimana ….. a. Persalinan yang tidak bersih b. Persalinan secara operasi c. Persalinan yang lama d. Proses persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan
17.
Infeksi yang terjadi melalui tali pusat bayi dapat menjalar hingga ke ….. a. Hati bayi b. Kepala bayi c. Kaki bayi d. Mata bayi
18.
Keadaan bagaimana pada tali pusat bayi sehingga mudah terkena infeksi ….. a. Hangat b. Kering c. Lembab d. Steril
19.
Dalam melakukan perawatan
tali pusat, bahan apa sajakah yang
diperbolehkan kita berikan, kecuali ? a. Air matang b. Alkohol c. Betadin d. Daun siri dan garam 20.
Infeksi tali pusat yaitu masuknya kuman penyakit melalui ….. a. Mulut bayi b. Alat kelamin bayi c. Tali pusat bayi d. Kulit bayi
51
Kunci Jawaban Kuesioner
1. B
11. B
2. B
12. A
3. A
13. B
4. A
14. B
5. B
15. C
6. C
16. A
7. B
17. A
8. D
18. C
9. A
19. D
10. B
20. C
52
MASTER TABEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI DESA SUKA DAMAI KECAMATAN PULAU BANDRING KABUPATEN ASAHAN KISARAN TAHUN 2015 No 1
Pengetahuan
Umur
Pendidikan
Paritas
Sumber Informasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
2
1
4
2
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
Skor
kat
1
11
2
1
10
2
2
2
1
1
1
0
3
3
1
1
2
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
12
2
4
3
2
2
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
14
2
5
2
1
2
2
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
16
1
6
2
1
4
2
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
9
2
7
3
1
1
3
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
11
2
8
1
1
1
2
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
10
2
9
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
8
2
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
10
2
10
3
1
2
2
1
11
2
2
2
2
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
12
2
12
3
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
9
2
13
1
2
2
2
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
8
2
14
2
1
1
2
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
6
3
15
2
2
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
7
3
16
2
2
1
4
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
11
2
17
2
2
2
2
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
10
2
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
13
2
18
2
2
1
2
1
19
2
1
1
2
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
14
2
20
2
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
11
2
21
1
2
2
2
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
10
2
53
22
2
2
2
1
23
2
1
2
2
1
0
1
1
1
1
1
0
24
2
1
1
2
0
1
0
1
1
1
1
25
2
1
1
2
1
0
1
0
0
0
26
1
2
2
1
1
1
1
1
1
27
2
2
1
1
0
1
0
0
28
2
1
2
1
1
1
0
1
1
1
0
29
1
1
2
2
1
30
1
1
2
1
1
Keterangan : Umur : 1. <20 tahun 2. 20-35 Tahun 3. >35 Tahun
Sumber Informasi: 1. Media cetak 2. Media elektronik 3. Keluarga 4. Tenaga kesehatan
0
0
1
1
Tabel Lanjutan 0 1 0 1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
9
2
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
12
2
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
11
2
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
9
2
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
16
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
8
2
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
12
2
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
13
2
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
13
2
Pendidikan : 1. Tidak Sekolah, SD 2. SMP, SMA 3. Perguruan Tinggi, Diploma, Sarjana
Paritas : 1. Primipara 2. Skudipara 3. Multipara 4. Grande multipara
Kuesioner Pengetahuan : 0. Salah 1. Benar
Kategori Pengetahuan : 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang
54
56
z
57
58
59
60