PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APLIKASI BAKTERIOSIN DARI Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086 SEBAGAI ALTERNATIF PENGAWETAN FILLET IKAN PATIN SELAMA PENYIMPANAN DINGIN BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh: Sarah Nur Adilla (H 0912120) Angkatan 2012 Nadia Wohon (H0912086) Angkatan 2012 Rosita Budi Agustiani (H0913091) Angkatan 2013
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
i
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
DAFTAR ISI
iii
RINGKASAN
iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1
TINJAUAN PUSTAKA
4
METODE PELAKSANAAN
6
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
9
BAB 2
BAB 3
BAB 4
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing Surat Pernyataan Ketua Pelaksana Justifikasi Anggaran Kegiatan Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
iii
11 24 25 28
RINGKASAN Ikan patin merupakan ikan asli Indonesia yang dinilai sangat potensial dan dapat diandalkan untuk meningkatkan ekspor dari sektor perikanan dengan tingginya permintaan dari pasar Uni Eropa, Amerika Serikat (AS), Eropa Timur dan Eropa Tengah. Ikan patin yang diekspor dapat berupa ikan segar, ikan asap, dan flllet ikan patin. Flllet ikan patin lebih banyak diminati masyarakat global terutama Amerika dan Eropa dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan patin segar, namun salah satu kelemahan fillet ikan adalah lebih mudah mengalami kerusakan. Sampai saat ini upaya pengawetan fillet ikan segar masih didominasi dengan teknik pendinginan atau pembekuan, sedangkan penggunaan bahan pengawet kimia terbatas oleh tuntutan konsumen yang tidak menghendaki pemakaian senyawa kimia tertentu dengan alasan keamanan. Oleh karena itu pada penelitian kali ini akan diteliti pengaruh penggunaan bakteriosin yang secara alami dihasilkan oleh bakteri Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086 terhadap umur simpan fillet ikan patin yang disimpan dingin. Bakteriosin merupakan protein ribosomal yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat dan mempunyai aktivitas antimikroba sebagai bakteriostatis atau bakteriosidal. Senyawa ini dihasilkan oleh bakteri asam laktat selama fase stasioner dan diekskresikan ke media. Di Indonesia koleksi bakteri asam laktat telah cukup banyak jenisnya. Salah satu bakteri asam laktat yang telah teridentifikasi sebagai penghasil bakteriosin adalah Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086 yang menghasilkan bakteriosin jenis nisin. Cara untuk mendapatkan bakteriosin dari jenis bakteri ini adalah dengan menumbuhkan Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086 pada media MRS broth selama 24 jam, kemudian dilakukan pemisahan bakteriosin kasar dari media dengan cara sentrifugasi. Supernatan bebas sel yang didapatkan kemudian dipisahkan dari senyawa-senyawa pengotornya dengan metode salting out atau dengan presipitasi menggunakan ammonium sulfat dan dilanjutkan dengan dialisis sehingga didapatkan bakteriosin murni parsial. Sebelum diaplikasikan pada fillet ikan, bakeriosin yang didapatkan diuji aktivitasnya menggunakan teknik sumuran menggunakan bakteri indikator Lactobacillus acidophilus FNCC 0051 dan dinyatakan dalam satuan AU (Arbitrary Unit). Bakteriosin yang telah diketahui aktivitasnya dibuat beberapa konsentrasi dan diujikan pada fillet ikan patin untuk megetahui konsentrasi optimalnya. Metode yang digunakan ada dua, yaitu dengan metode semprot dan coating menggunakan larutan edible coating dari pati tapioka. Parameter yang diuji meliputi perhitungan jumlah total koloni mikroba yang tumbuh (TPC), angka TVB, pH, dan angka TBA pada penyimpanan hari ke0, 4, 8, 12, dan 16. Hasil pengujian dibandingkan dengan kontrol untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan dari penggunaan bakteriosin sebagai pengawet fillet ikan patin dan mengetahui metode pengawetan yang paling tepat untuk mengawetkan fillet ikan patin menggunakan bakteriosin.
iv
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Ikan patin (Pangasius hypophthalmus) adalah ikan air tawar asli Indonesia yang banyak ditemukan di perairan umum seperti sungai, waduk, dan rawa. Ikan patin sangat diminati baik di pasar domestik maupun international dan diandalkan untuk meningkatkan ekspor dari sektor perikanan dengan tingginya permintaan dari pasar Uni Eropa, Amerika Serikat (AS), Eropa Timur dan Eropa Tengah. Pengembangan budidaya ikan patin di Indonesia didasarkan pada produksi dalam negeri yang terus meningkat. Berdasarkan data dari Kementrian Kelautan dan Perdagangan tahun 2013, produksi ikan patin di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2009 hingga 2013. Pada tahun 2012, produksi patin mencapai 347.000 ton dengan kenaikan rata-rata 51,35% dari tahun sebelumnya. Jumlah produksi ini terus meningkat hingga mencapai 481.453 ton di tahun 2013. Ikan patin yang diekspor dapat berupa ikan segar, ikan asap, dan flllet ikan patin. Flllet ikan patin lebih banyak diminati masyarakat global terutama Amerika dan Eropa dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan patin segar. Keuntungan flllet adalah penanganannya mudah dan dapat diolah menjadi berbagai produk lainnya. Namun salah satu kelemahan flllet adalah mudah mengalami penurunan kesegaran yang disebabkan oleh kontaminasi mikroba pembusuk dan terjadinya autolisis selama proses penyayatan. Fillet ikan segar yang dipasarkan biasanya disimpan pada suhu rendah (0-50C) atau dengan penyimpanan beku (<00C). Namun fillet ikan yang disimpan dengan suhu dingin tetap tidak dapat terhindar dari kerusakan. Oleh sebab itu, diperlukan kombinasi pengawetan dengan penambahan senyawa lain yang memiliki kemampuan menghambat laju pertumbuhan mikroba dalam fillet ikan yang disimpan pada suhu dingin untuk memperpanjang umur simpannya. Penggunaan senyawa kimia terbatas penggunaannya untuk pangan karena alasan keamanan. Tuntutan konsumen akan pangan yang aman dan alami dengan kualitas tinggi mendorong perkembangan pengawetan dari senyawa alami yang dihasilkan oleh organisme. Salah satu senyawa yang mempunyai aktivitas antimikroba adalah bakteriosin yang secara alami dihasilkan oleh sebagian besar spesies dari bakteri asam laktat (BAL). Koleksi bakteri asam laktat yang ada di Indonesia sangat potensial untuk mendukung pengembangan bakteriosin sebagai alternatif pengawet yang aman. Salah satu BAL penghasil bakteriosin adalah Lactococcus lactis subsp. lactis FNCC 0086 yang telah diidentifikasi sebagai
2
penghasil nisin. Nisin telah dinyatakan aman oleh Badan Pangan Dunia (FAO/ WHO) sebagai pengawet alami sejak 1969 dan nisin telah menjadi salah satu dari antara 25 bahan tambahan makanan yang diijinkan di Indonesia (Permenkes No. 722/MENKES/PER/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan). Penggunaan nisin sebagai bahan pengawet pada produk pangan telah banyak diteliti, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Behnam, et al., (2013) yang menguji efek penyemprotan larutan Nisin komersial (Serva-Nurk yang diproduksi dari Lactococcus lactis, Art number: 30413) pada ikan rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) yang disimpan pada suhu 4⁰C dalam kondisi vakum. Hasilnya adalah penggunaan nisin pada konsentrasi 100 µg/g dapat mempertahankan kualitas ikan hingga 16 hari penyimpanan dilihat dari angka peroksida, indeks TBA, pH, dan TVB-N ikan. Akan tetapi, penggunaan nisin dari Lactococcus lactis subs. Lactis FNCC 0086 sebagai bahan pengawet fillet ikan patin dengan menggunakan metode spray dan edible coating belum pernah ada sebelumnya mengingat penggunaan edible coating dalam pengawetan pangan telah marak dilakukan. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi nisin yang diproduksi dari Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086 dengan metode spray dan edible coating terhadap mutu fillet ikan patin (Pangasius hypophthalmus) selama penyimpanan dingin. 1.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh penggunaan bakteriosin dari Lactococcus lactis subs. Lactis FNCC 0086 terhadap mutu fillet ikan patin yang disimpan pada suhu dingin (±4⁰C) dilihat dari pH, angka TPC, TVB, dan TBA selama penyimpanan? 2. Berapa konsentrasi optimal penggunaan bakteriosin dari Lactococcus lactis subs. Lactis FNCC 0086 dalam pengawetanfillet ikan patin dengan teknik spray dan edible coating yang disimpan pada suhu dingin (±4⁰C) ? 1.3 Tujuan Khusus Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh penggunaan bakteriosin dari Lactococcus lactis subs. Lactis FNCC 0086 dengan metode spray dan edible coating terhadap mutu fillet ikan patin yang disimpan pada suhu dingin (±4⁰C) dilihat dari pH, angka TPC, TVB, dan TBA selama penyimpanan. 2. Mengetahui konsentrasi optimal penggunaan bakteriosin dari Lactococcus lactis subs. Lactis FNCC 0086 pada aplikasinya dengan metode spray danedible coating terhadap mutu fillet ikan patin yang disimpan pada suhu dingin (±4⁰C).
3
1.4 Urgensi (Keutamaan) Penelitian Mengetahui pengaruh penggunaan bakteriosin dari Lactococcus lactis subs. Lactis FNCC 0086 terhadap kualitas fillet ikan patin (Pangasius hypophthalmus) yang disimpan pada suhu dingin 1.5 Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah bakteriosin yang dihasilkan oleh Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086 dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap umur simpan fillet ikan patin yang disimpan dingin, sehingga senyawa ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan digunakan sebagai alternatif pengganti pengawet kimia untuk mengawetkan fillet ikan patin (Pangasius hypophthalmus). 1.6 Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari PKM-P ini adalah artikel ilmiah di jurnal yang memberikan informasi tentang alternatif pengawetan fillet ikan patin menggunakan bakteriosin dari Lactococcus lactis subs. Lactis FNCC 0086. 1.7 Manfaat a. Memberikan informasi tentang penggunaan bakteriosin dari Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086 sebagai pengganti pengawet kimia untuk mengawetkan fillet ikan patin (Pangasius hypophthalmus). b. Memanfaatkan koleksi bakteri asam laktat yang ada di Indonesia sebagai penghasil senyawa antimikroba untuk mengawetkan fillet ikan patin
4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 FilletIkan Patin Ikan patin adalah ikan air tawar yang banyak ditemukan di perairan umum di Indonesia seperti sungai, waduk dan rawa. Berikut ini adalah klasifikasi ikan patin menurut Susanto dan Amri (1999): Ordo : Ostariophysi Sub Ordo : Siluroidea Famili : Pangasidae Genus : Pangasius Spesies : Pangasius hypophthalmus Ikan patin memiliki keunggulan tersendiri antara lain memiliki fekunditas tinggi, laju pertumbuhannya cepat, tidak bersisik, durinya relatif sedikit dan dagingnya putih kemerahan serta mudah dikuliti sehingga relatif mudah dibuat menjadi fillet. Fillet adalah bentuk potongan-potongan daging ikan. Fillet ikan dibuat dengan cara memotong ikan dan membersihkan isi perutnya, kepala, serta sirip dan sisiknya dibuang. Ikan dipotong membujur mulai dari bagian punggung, tulang belakang dan durinya dibuang sehingga didapatkan daging yang kemudian dicuci hingga bersih dan dipotong sesuai selera. Ikan yang dapat dibuat fillet adalah ikan yang memiliki ukuran minimal 800 g/ ekor (Cahyono, 2000). Fillet ikan yang dipasarkan biasanya disimpan pada suhu rendah (00 5 C) atau dengan penyimpanan beku (<00C). Fillet ikan memiliki kelemahan yakni mudah mengalami penurunan kesegaran/ kerusakan. Kerusakan fillet selama penyimpanan dingin salah satunya disebabkan peristiwa autolisis dan kontaminasi mikroba. Ray (2003) menyatakan bahwa kerusakan pada ikan segar karena aktivitas mikroba pembusuk ditandai dengan perubahan warna terutama pada bagian insang dan mata, perubahan tekstur otot, dan terbentuknya komponen volatil yang menyebabkan off-odor yang diindikasikan dengan meningkatnya nilai TVB, TBA, dan pH yang mendekati netral. Salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan fillet ikan selama penyimpanan dingin adalah dengan penggunaan senyawa yang memiliki aktivitas antimikroba untuk menekan laju pertumbuhan mikroba dalam fillet. 2.2 Bakteriosin Bakteriosin merupakan protein ribosomal yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat dan mempunyai aktivitas antimikroba sebagai bakteriostatis atau bakteriosidal. Bakteriosin yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat
5
mempunyai keunggulan yang dapat digunakan untuk pengawetan pangan, yaitu (i) dikategorikan sebagai substansi yang aman (GRAS), (ii) inaktif pada sel eukariot dan bersifat non-toksik, (iii) dapat dicerna oleh protease di saluran pencernaan dan memiliki efek lemah terhadap mikroflora usus, (iv) memiliki spektrum yang luas terhadap bakteri penyebab kerusakan pangan, (v) memiliki rentang pH dan suhu yang luas, (vi) memiliki efek bakteriosidal dengan cara merusak membran sitoplasma sel (Hwanhlem et al., 2014). Bakteriosin yang dihasilkan oleh bakteri memiliki kemampuan menghambat bakteri lain (dari spesies yang sama berbeda strain untuk spektrum yang sempit atau bakteri lain dari spesies yang berbeda untuk spektrum yang luas). Bakteriosin dapat dihasilkan oleh beberapa bakteri, salah satunya adalah Lactococcus lactis subsp. Lactis yang menghasilkan bakteriosin yang disebut dengan nisin. Nisin (C14H228037N42S7) memiliki berat molekul 3.348 Da dan tersusun dari 34 asam amino dengan didehidroalanillisin berada pada terminal karboksilat (COOH) dan isoleusin pada terminal NH2 (Fawya et al, 2010). Sebagai bakteriosin, kemampuan nisin sebagai antimikroba memiliki spektrum penghambat yang relatif lebih luas dibandingkan dengan bakteriosin lainnya. Nisin dilaporkan efektif dalam menghambat bakteri gram positif dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Listeria innocua dan Listeria monocytogenes meskipun kurang aktif dalam menghambat yeast dan kapang (Basch et al, 2010; Resa, 2014). Penggunaan nisin sebagai bahan pengawet telah banyak diteliti dan diujikan pada beberapa produk pangan, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Behnam, et al., (2013) yang menguji efek penyemprotan larutan Nisin komersial (Serva-Nurk yang diproduksi dari Lactococcus lactis, Art number: 30413) pada ikan rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) yang disimpan pada suhu 4⁰C dalam kondisi vakum. Hasilnya adalah penggunaan nisin pada konsentrasi 100 µg/g dapat mempertahankan kualitas ikan hingga 16 hari penyimpanan dilihat dari angka peroksida, indeks TBA, pH, dan TVB-N ikan.
6
BAB 3 METODE PELAKSANAAN 3.1 Bahan Kultur murni Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086 dan Lactobacillus acidophilus FNCC 0051 masing-masing digunakan sebagai bakteri penghasil bakteriosin dan indikator uji aktivitas bakteriosin. Kedua kultur bakteri tersebut diperoleh dari Food and Nutrition Culture Collection (FNCC). Pada pemeliharaan kultur bakteri penghasil bakteriosin digunakan media MRS broth dengan komposisi 10 g peptone, 8 g beef extract, 4 g yeast extract, 20 g glukosa, 5 g Na-asetat, 1 ml tween 80, 2 g dipotassium hidrogen phospate, 2 g triammonium sitrat, 0,2 g MgSO4, dan 0,05 g MnSO4 dalam 1000 ml media. Sedangkan untuk pengujian angka TPC (total plate count) digunakan media agar.Untuk pemurnian parsial bakteriosin yang dihasilkan digunakan ammonium sulfat dan buffer kalium fosfat pH 7. Bahan kimia lain yang digunakan yaitu NaOH 1 N, HCl 1 N, indikator indikator PP, indikator Toshiro, pati tapioka, gliserol, HCl 1 N, dan asam borat untuk pengujian TVB, TBA, dan membuat edible coating. Selain itu untuk dialisis juga digunakan membran filter ukuran 0,22 µm. 3.2 Tahapan Penelitian a. Produksi bakteriosindari Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086 Produksi bakteriosin dilakukan dengan cara menginokulasikan sebanyak 5% kultur murni Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086 pada 1000 ml media MRS broth pH 5 dalam erlenmeyer. Inkubasi dilakukan pada suhu 35 ºC selama 24 jam hingga media bertambah keruh yang mengindikasikan bakteri telah tumbuh dan berkembang biak dalam media. Setelah itu dilakukan pemisahan bakteriosin dari media yang dilakukan dengan cara sentrifugasi dingin (suhu ±4 ºC) kecepatan 10.000 rpm selama 20 menit hingga didapatkan cairan yang telah terpisah dari pellet (sel) yang merupakan supernatan bebas sel (CFS). CFS kemudian dinetralkan pHnya menggunakan NaOH 1N dengan tujuan untuk menetralkan asam-asam organik yang juga dihasilkan selama bakteri tumbuh. Bakteriosin yang ingin diambil tersuspensi dalam CFS dan masih bercampur dengan senyawa lain, oleh karena itu dilakukan pemurnian parsial dengan cara presipitasi menggunakan ammonium sulfat dengan tingkat kejenuhan 51,6% (Sadiq et al, 2014) selama semalam pada suhu ±4 ºC. Bakteriosin yang merupakan protein akan membentuk presipitat yang selanjutnya dapat dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifugasi dingin kecepatan 8000 rpm selama 90 menit hingga didapatkan pellet bebas supernatan. Pemurnian dilanjutkan dengan cara dialisis
7
menggunakan 20 mM buffer kalium fosfat pH 7 untuk membebaskan bakteriosin dari garam ammonium sulfat. Pellet yang didapatkan dimasukkan dalam membran filter ukuran 0,22 µm dan dialisis dilakukan pada suhu ±4 ºC selama 12 jam dengan dua kali penggantian buffer pada jam ke-2 dan ke-4. Hasil dari tahap ini adalah cairan yang tertahan dalam membran filter yang merupakan bakteriosin murni parsial. b. Uji aktivitas bakteriosin Bakteriosin yang didapatkan kemudian diuji aktivitasnya menggunakan teknik sumuran mengikuti metode dari Jozala et al, (2011) yang dimodifikasi. Sebanyak 20 ml biakan bakteri indikator Lactobacillus acidophilus FNCC 0051 (106 CFU/ml) dipindahkan dalam petridish berisi media agar, kemudian dibuat sumur-sumur berdiameter ±5 mm. Bakteriosin yang akan diuji aktivitas penghambatannya dibuat beberapa seri pengenceran, kemudian masing-masing dari seri pengencerannya dimasukkan dalam setiap sumur sebanyak 50 µl dan diinkubasi pada suhu 30 ºC selama 24 jam. Aktivitas bakteriosin dihitung berdasarkan diameter zona bening yang terbentuk dan dinyatakan dalam satuan AU/ml. Satuan AU didefinisikan sebagai faktor pengenceran tertinggi yang masih menunjukkan zona jernih hambatan pertumbuhan strain indikator. Misal pada penelitian ini pengenceran tertinggi yang masih memberikan zona jernih adalah 20x maka aktivitas antibakterinya adalah 1000/50 µl x 20 = 400 AU/ml (Marwati et al., 2012). c. Aplikasi bakteriosin pada fillet ikan patin Pada penelitian ini aplikasi bakteriosin pada fillet ikan patin diuji dengan dua metode, yaitu metode semprot dan coating. Pada metode semprot, bakteriosin yang telah murni parsial dilarutkan dalam HCl 0,02 N hingga pH 5 kemudian disemprotkan pada fillet hingga semua permukaan fillet basah. Fillet kemuadian dikemas dalam plastik PP dan disimpan dalam refrigerator. Sedangkan pada metode edible coating menggunakan bahan coating dari pati singkong/ tapioka dengan penambahan gliserol sebagai plasticizer yang berfungsi untuk mengatasi kerapuhan film dan meningkatkan fleksibilitas. Bakteriosin hasil pemurnian parsial disiapkan dengan cara dilarutkan dalam aquades dan diatur pHnya hingga menjadi 2 dengan menggunakan HCl. Pati tapioka sebanyak 5 gr dilarutkan dalam 100 ml aquades dan ditambahkan gliserol sebanyak 2 ml. Penambahan bakteriosin dilakukan setelah proses pemanasan pada suhu 600C selama 30 menit, kemudian fillet ikan patin dicelupkan ke dalam larutan edible coating dan dikeringkan pada kotak pengering. Selama pengujian fillet disimpan dalam refrigerator suhu ±4 ºC. Pengujian kualitas fillet ikan patin dilakukan pada penyimpanan hari
8
ke-0, 4, 8, 12, dan 16 pada aktivitas bakteriosin 0, 500, 1000, dan 2000 AU/ml dengan dua kali ulangan sampel. Parameter yang diuji meliputi pH, angka TPC, TVB, dan TBA. 3.3 Luaran Luaran dari penelitian ini adalah artikel ilmiah yang menjelaskan tentang pemanfaatan salah satu koleksi bakteri asam laktat yang dimiliki Indonesia (Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086) untuk menghasilkan bakteriosin sebagai pengawet fillet ikan patin. Berdasarkan Fawya et al (2010), bakteriosin mempunyai aktivitas antimikroba untuk menghambat pertumbuhan strain bakteri lain sehingga diharapkan senyawa ini juga mampu menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada fillet ikan patin sehingga dapat memperpanjang umur simpannya. 3.4 Indikator Capaian Indikator capaian pada tahap produksi bakteriosin adalah dihasilkan senyawa bakteriosin yang murni parsial dan memiliki aktivitas antimikroba yang untuk menghambat pertumbuhan strain bakteri indikator. Indikator capaian pada tahapan aplikasi bakteriosin pada fillet ikan patin adalah didapatkan hasil penelitian berupa pH, angka TPC, angka TVB, dan angka TBA pada masing-masing teknik aplikasi (spray dan edible coating). Sedangkan indikator capaian keseluruhan dari penelitian ini adalah adanya artikel ilmiah yang menjelaskan hasil penelitian secara keseluruhan. 3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Tabel 1.1 metode analisis kualitas fillet ikan patin dengan penambahan bakteriosin No. Analisis Metode 1. TPC FDA (2001) 2. Angka TVB Conway micro difusion (SNI, 2009) 3. pH pH-meter (AOAC, 1995) 4. Angka TBA Prosedur dari Apriyanto, et al., (1989) 3.6 Cara Penafsiran Bakteriosin didapatkan dengan cara menumbuhkan kultur bakteri Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086 pada media MRS broth dan dipisahkan dengan cara sentrifugasi sehingga didapatkan supernatannya yang merupakan bakteriosin kasar. Bakteriosin kasar kemudian dimurnikan parsial dengan cara presipitasi menggunakan ammonium sulfat yang dilanjutkan dengan dialisis sehingga didapatkan bakteriosin murni parsial. Bakteriosin murni parsial kemudian dibuat menjadi beberapa konsetrasi (500, 1000, dan 2000 AU) dan diaplikasian pada fillet ikan patin dengan dua metode yaitu metode spray dan coating pada penyimpanan dingin (±4ºC). Analisa kualitas
9
fillet ikan patin dilakukan pada hari ke-0, 4, 8, 12, dan 16. Analisa meliputi pH, angka TPC, TVB, dan TBA. 3.7 Penyimpulan Hasil Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor, yaitu variasi metode aplikasi (disemprot dan dicoating) dan variasi konsentrasi bakteriosin yang ditambahkan pada masing-masing perlakuan, yaitu 0, 500, 1.000, dan 2.000 AU. Masing-masing variabel perlakuan dilakukan sebanyak dua kali ulangan sampel dan dua kali ulangan analisis. Analisa data yang diperoleh dilakukan dengan uji ANOVA menggunakan SPSS, jika terdapat perbedaan maka akan dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf signifikansi α=5%.
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya (terlampir) No. Jenis Pengeluaran 1. Peralatan Penunjang 2. Bahan habis pakai 3. Perjalanan 4. Lain-lain
Biaya Rp. 810.000,00 Rp. 8.547.000,00 Rp. 1.425.000,00 Rp. 1.575.000,00 Total Rp. 12.357.000,00
4.2 Jadwal kegiatan No. Macam Kegiatan 1 1 2 3 4 4
Persiapan bahan dan alat Produksi bakteriosin dan pemurnian Pengujian aktivitas bakteriosin Aplikasi pada fillet ikan Pengolahan data dan penyusunan laporan
Bulan Ke2 3 4
5
10
DAFTAR PUSTAKA Apriyantono, A., Fardiaz, D., Puspitasari, N.L., Yasni, S. dan Budianto, S. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor. Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2006. Kategori Pangan. Surat Keputusan KA. Badan POM RI No. HK.00.05.52.4040. Behnam, Shabnam., Mohammad Anvari, Masoud Rezaei, Siyavash Soltanian dan Reza Safari. 2013. Original Article: Effect of Nisin as a Biopreservative Agent on Quality and Shelf Life of Vacuum Packaged Rainbow Trout (Oncorhynchus mykiss) Stored at 4 °C. J Food Science and Technology. Cahyono, Bambang. 2000. Budi Daya Ikan Air Tawar. Yogyakarta: Kanisius. Fawzya, Yusro Nuri. 2010. Bahan Pengawet Nisin : Aplikasinya pada Produk Perikanan. J Squalen 5 (3) : 79-85. Food and Drug Administration. 2001. Bacteriological Analytical Manual. USA: Center for Food Safety and Applied Nutrition. Hwanhlem, Noraphat., Jean-Marc Chobert dan Aran H-Kittikun. 2014. Bacteriocin-Producing Lactic Acid Bacteria Isolated from Mangrove Forests In Southern Thailand as Potential Bio-Control Agents In Food: Isolation, Screening and Optimization. Journal of Food Control 41: 202-211. Jozala, Angela Faustino., Daniel P. Silva, António A. Vicente, José A. Teixeira, Adalberto Pessoa Júnior dan Thereza C.V. Penna. Processing of Byproducts to Improve Nisin Production by Lactococcus lactis. African Journal of Biotechnology 10(66): pp. 14920-14925. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. Kelautan dan Perikanan dalam Angka 2013 (Marine and Fisheries in Figures 2013). http://www.kkp.go.id. Diakses pada 6 April 2015. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 2013. Ikan Patin Hasil Alam Bernilai Ekonomi dan Berpotensi Ekspor Tinggi. Warta Ekspor Edisi Oktober 2013. Marwati, Tri., Irinne D.P, Nur Richana, Eni Harmayani, Endang S. Rahayu. 2012. Mekanisme Awal dan Aplikasi Antibakteri Pediosin PaF-11 sebagai Pengawet Tahu. Jurnal Pascapanen 9 (2) 2012: 54 – 62. Ray, Bibek. 2003. Fundamental Food Microbiology. Third Edition. New York: CRC Press. Sadiq, Sara., Muhammad Imran, Mazhar Iqbal, Yusuf Zafar, dan Fauzia Yusuf Hafeez. 2014. Potential of Bacteriocinogenic Lactococcus lactis subsp. Lactis Inhabiting Low pH Vegetables to Produce Nisin Variants. Journal Food Science and Technology 59: pp. 204-210. Susanto, H dan Amri, K. 1999. Budidaya Ikan Patin. Jakarta: Penebar Swadaya.
11
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing 1. Biodata Ketua A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap Sarah Nur Adilla 2 Jenis Kelamin Perempuan 3 Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan 4 NIM H 0912120 5 Tempat dan Tanggal Lahir Surakarta, 26 Juni 1994 6 E-mail
[email protected] 7 Nomor HP 08562847174 B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama Institusi SDN Carangan SMP Negeri 6 SMA Negeri 4 No. 22 Baluwarti Surakarta Surakarta Jurusan IPA Tahun Masuk2000 - 2006 2006 - 2009 2009- 2012 Lulus C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Waktu Seminar Ilmiah danTempat 1 D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun 1 Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapatdipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaiandengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian Aplikasi Bakteriosin dari Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086 sebagai Alternatif Pengawetan Fillet Ikan Patin selama Penyimpanan Dingin. . Surakarta, 20 September 2015 Pengusul ( Sarah Nur Adilla )
12
2.
Biodata Anggota 1 A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap Nadia Wohon 2 Jenis Kelamin Perempuan 3 Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan 4 NIM H 0912 5 Tempat dan Tanggal Lahir Purwokerto, 25 Agustus 1994 6 E-mail
[email protected] 7 Nomor HP 085642029611 B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama Institusi SD Kristen SMP Regina SMA Regina Manahan Surakarta Pacis Surakarta Pacis Surakarta Jurusan IPA Tahun Masuk2000 - 2006 2006 - 2009 2009 - 2010 Lulus C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Waktu Seminar Ilmiah danTempat 1 D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun 1 Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian Aplikasi Bakteriosin dari Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086 sebagai Alternatif Pengawetan Fillet Ikan Patin selama Penyimpanan Dingin. Surakarta, 20 September 2015 Pengusul
( Nadia Wohon )
13
3.
Biodata Anggota 2 A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap Rosita Budi Agustiani 2 Jenis Kelamin Perempuan 3 Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan 4 NIM H 0913091 5 Tempat dan Tanggal Lahir Magelang, 12 Agustus 1995 6 E-mail
[email protected] 7 Nomor HP 081904567547 B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama Institusi SD Kristen Tri SMP Negeri 4 SMA Negeri 4 Putra Bakti Surakarta Surakarta Surakarta Jurusan IPA Tahun Masuk2001 - 2007 2007 - 2010 2010- 2013 Lulus C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Waktu Seminar Ilmiah danTempat 1 D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun 1 Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian Aplikasi Bakteriosin dari Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086 sebagai Alternatif Pengawetan Fillet Ikan Patin selama Penyimpanan Dingin. Surakarta, 20 September 2015 Pengusul
( Rosita Budi Agustiani )
14
4.
Biodata Dosen Pembimbing A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap 2 Jenis Kelamin 3 Jabatan Fungsional 4 NIP/NIK/No. identitas lainnya 5 NIDN 6 Tempat dan Tanggal Lahir 7 E-mail 8 Nomor Telepon/HP 9 Alamat Kantor 10 Nomor Telepon/Fax 11 Lulusan yg telah dihasilkan
12 Mata kuliah yang diampu
Rohula Utami, STP, MP P Lektor 198103062008012008 0006038104 Sragen, 6 Maret 1981
[email protected] 081329669282 Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta (0271) 637457 S1= 45 orang ; S2= - orang; S3= - orang; 1. Mikrobiologi Pengolahan Pangan 2. Teknologi Pengawetan Pangan 3. Teknologi Hortikultura 4. Mikrobiologi Industri Pangan 5. Teknologi Pengolahan Susu 6. Teknologi Fermentasi 7. Industri Jasa Boga
B. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk – Lulus Judul Skripsi/ Tesis/Disertasi
Nama pembimbing /Promotor
S1 IPB Teknologi Pangan 1999 – 2004 Kajian Formulasi dan Analisis Finansial Makanan Saparan Ubi Jalar (Sweet Potato Flakes) Ir. Sutrisno Koswara, MS Ir. Tjahja Muhandri, MT
S2 UGM Ilmu dan Teknologi Pangan 2005 – 2007 Pengikatan Aflatoksin B1 oleh Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif
S3 -
Dr. Endang S Rahayu, MS Dr. Tyas Utami, MS
-
-
15
C. Pengalaman Penelitian Pendanaan No. Tahun
1
2015
2
2015
3
2015
4
2015
5
2015
6
2015
7
2014
8
2013
9
2013
Judul penelitian Inovasi Pengemas Antimikroba Ramah Lingkungan Berbahan Rempah Sereh Dapur (Cymbopogon citratus) untuk Meningkatkan Umur Simpan Pepaya Asli Boyolali MJ9 Pengembangan Potensi Jeruk Lokal Melalui Pemanfaatan Enzim Pektinase, Amilase dan Selulase dari Mikroba Indigenous Aplikasi Polysaccharides-Based Edible Coatings dengan Inkorporasi Minyak Atsiri dariBahan Lokal pada Pangan Terolah Minimal Periode Aplikasi Flavor Eksotis Produk Generasi Dua Hasil Pengolahan Terintegrasi Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) Pengembangan Kemasan Kertas Antimikroba Berbahan Oloeresin Limbah Industri Minuman Rempah Reduksi Senyawa Racun dan Antigizi Alami Koro Pedang Merah (Canavalia gladiata)Melalui Teknologi Fermentasi untuk Menghasilkan Produk Pangan Bergizi dan Aman Peningkatan Potensi Jeruk Lokal melalui Pemanfaatan Enzim dari Mikroba Indigenous Perbaikan Kualitas Mutu Minyak Atsiri dan Oleoresin Daun Jeruk Purut Sebagai Pengawet Pangan Segar dan Pangan Olahan Mengangkat Potensi Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) Sebagai Flavor Eksotis Melalui Sistem Pengolahan Terintegrasi
Sumber
Jml (Juta Rp)
PUPT DIKTI
72,5
PUPT DIKTI
72,5
PNBP UNS
105
PNBP UNS
67,5
PNBP UNS
28
PNBP UNS
28
PNBP UNS
10
Penelitian Unggulan DP2M Dikti (Tahun I)
87
BOPTN UNS
50
16
10
11
2013
2012
12
2012
13
2011
14
2010
15
2009
16
2009
17
2009
Aplikasi Enzim Pektin Hidrolase Ekstraseluler dalam Klarifikasi Jus Jeruk sebagai Usaha Pemanfaatan Limbah Pektin Mengangkat Potensi Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) Sebagai Flavor Eksotis Melalui Sistem Pengolahan Terintegrasi Pemanfaatan Minyak Atsiri Zingiberaceae Lokal dalam Kemasan Aktif Antimikroba sebagai Pengawet Fillet Ikan Patin Guna Meningkatkan Ketahanan Pangan Pengembangan Rosela Ungu (Hibiscus sabdariffa) sebagai Minuman Isotonik Kaya Antioksidan dan Berkhasiat Meningkatkan Kebugaran Tubuh Pasca Stres Fisik Kajian Fisikokimia dan Sensoris Snack Bars Tempe bagi Penderita Autis Kajian Kandungan Protein, Senyawa Anti Nutrisi, Aktivitas Antioksidan dan Sifat Sensoris Tempe Koro Babi (Vicia faba) Kajian Kinetika Fermentasi Yoghurt yang Diperkaya dengan Ubi Jalar (Ipomoea batatas) Identifikasi Mikroba Pendegrasi Turunan Aniline di Area DAS Solo
BOPTN UNS
30
Hibah Bersaing DIPA BLU (Tahun I)
37,5
Hibah Program Sarjana DIPA BLU (Tahun I)
21
DIPA BLU FP UNS
20
DIPA BLU FP UNS
20
DIPA FP UNS
5
DIPA FP UNS
5
DIKNAS Jateng
20
D. Pengalaman Pengabdian Pada Masyarakat No
Tahun
1
2015
2
2014
Judul Pengabdian Pada Masyarakat IbM Sistem Pengolahan Terintegrasi Untuk PeningkatanProduktivitas Penyuling Atsiri di Kabupaten Boyolali IbM Kelompok Usaha Keripik Combro Camilan Khas Daerah
Pendanaan Sumber Jumlah (Juta/th) DIKTI 42,5
DP2M Dikti
48
17
2014
3
2013
4
2013
5
2013
6
2012
7
2011
8
2010
9 2008
Wonosobo Pemberdayaan Tenaga kerja Muda dan Wanita melalui Bantuan Sarana Usaha
IbM Kelompok Pemuda Desa Pangempon, Lamuk, Kalikajar, Wonosobo Jawa Tengah IbM Pembibit dan Pembuat Baglog Jamur di Kabupaten Sukoharjo Pengolahan Bahan Hasil Pertanian Lokal Wonogiri Penyuluhan „Diversifikasi Olahan Ubi Kayu‟ di kegiatan Dharma Wanita Fakultas Pertanian UNS Pemberdayaan Perempuan Sebagai Usaha Penyelematan Generasi Penerus Melalui Penyuluhan Makanan Sehat dan Aman di Beberapa Kecamatan Eks Karesidenan Surakarta Introduksi Alat Pemisah Minyak (Spinner) untuk Meningkatkan Kualitas Produksi Keripik Jamur Tiram Aplikasi Pembuatan Sodium Tri Poli Phosphat (STPP) sebagai Pengganti Boraks pada Industri Karak Bratan Surakarta
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Sragen DP2M Dikti
-
40
DP2M Dikti
45
Ketahanan Pangan Kab. Wonogiri FP UNS
5
FP UNS
5
UNS
10
UNS
4
-
E. PublikasiPenulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal No 1
2
3
Tahun 2009
2009
2010
Judul Artikel ilmiah
Volume/ Nomor
Pengaruh Penggunaan Ekstrak Jeruk Nipis Terhadap Residu Nitrit Daging II (2) Curing selama Proses Curing Potensi Asap Cair Tempurung Kelapa Sebagai Alternatif Pengganti Hidrogen II (2) Peroksida (H2O2) dalam Pengawetan Ikan Tongkol Kajian Kandungan Protein, Senyawa Anti Nutrisi, Aktivitas Antioksidan III (2) dan Sifat Sensoris Tempe Koro Babi (Vicia faba) dengan Variasi
Nama Jurnal Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
18
4
5
6
7
8
9
2010
2010
2010
2011
2011
2011
10
2012
11
2012
12
2012
Pengecilan Ukuran Kinetika Fermentasi Yoghurt yang Diperkaya dengan Ubi Jalar (Ipomea batatas) Pengaruh Bubuk Cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap Selai Nanas sebagai Antimikroba Alami dan Antioksidan Kajian Kandungan Protein, Senyawa Antinutrisi, Aktivitas Antioksidan, dan Sifat Sensoris Tempe Koro Babi (Vacia faba L) dengan Variasi Pengecilan Ukuran Aplikasi Madu sebagai Pengawet Daging Sapi Giling Segar Selama Proses Penyimpanan Kajian Karakteristik Fisikokimia dan Sensori Snackbars dengan Bahan Dasar Tepung Tempe dan Buah Nangka Kering sebagai Aternatif Pangan CFGF (Casein Free Gluten Free) Pemanfaatan Jahe (Zingiber officinale Rosc) dalam Meningkatkan Umur Simpan dan Aktivitas Antioksidan "Sale Pisang Basah" Kajian Kinetika Fermentasi Asam Laktat oleh Lactococcus lactis FNCC 0086 pada Media Sari Buah Semu Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) dengan Variasi Sumber Aktivitas Antibakteri berbagai Jenis madu terhadap Bakteri Pembusuk (Pseudomonas fluorescens FNCC 0071 dan Pseudomonas putida FNCC 0070) Pengaruh Lama Fermentasi Moromi terhadap Viskositas, Kadar Protein Terlarut, Aktivitas Antioksidan, dan Sensori Kecap Bungkil Wijen Putih
XXV (1)
Caraka Tani
III (2)
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
III (2)
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
IV (1)
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
IV (1)
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
IV (2)
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
V (1)
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
V (1)
Biomedika
V (2)
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
19
13
14
15
16
17
18
19
20
21
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
Sangrai dan Non Sangrai Aktivitas Antioksidan dan Antimikroba Ekstrak Melinjo (Gnetum gnemon) Aktivitas Antioksidan, Total Fenol, Dan Antibakteri Minyak Atsiri Dan Oleoresin Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) Kajian Karakteristik Minuman Sinbiotik Pisang Kepok (Musa paradisiaca forma typical) Dengan Menggunakan Starter Lactobacillus acidophillus IFO 13951 danBifidobacterium longum ATCC 15707 Kapasitas Antioksidan dan Kemampuan Antimikrobia pada Daun Kirinyuh (Eupatorium odoratum) Selama Penyimpanan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Pada Suhu Dingin Kajian Penggunaan Tepung Uwi Putih Kulit Cokelat (Dioscorea rotundata) dalam Pembuatan Minuman Sinbiotik terhadap Karakteristik Fisikokimia, Sensori, dan Total Bakteri Probiotik Kajian Fisikokimia dan Sensori Snack Bars Tempe Bagi Penderita Autis Kajian Karakteristik Fisikokimia dan Sensori Bubuk Terasi Udang dengan Penambahan Angkak sebagai Pewarna Alami dan Sumber Antioksidan Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Kunyit Putih (Kaempferia rotunda) Pada Edible Film Pati Tapioka Terhadap Aktivitas Antimikroba dan Sensoris Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorizza Roxb) Pada Edible Film Terhadap Karakteristik Organoleptik
V (2)
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
I (1)
Jurnal Teknosains Pangan
I (1)
Jurnal Teknosains Pangan
VI (1)
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
VI (1)
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
VI (2)
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
II (1)
Jurnal Teknosains Pangan
II (2)
Jurnal Teknosains Pangan
II (3)
Jurnal Teknosains Pangan
20
22
23
24
25
26
27
28
29
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
Dan Antimikrobia Kajian Penggunaan Tepung Gembili (Dioscorea esculenta) Dalam Pembuatan Minuman Sinbiotik Terhadap Total Bakteri Probiotik, Karakter Mutu, dan Karakter Sensoris Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Kunyit Putih (Kaempferia rotunda) Pada Edible Coating Terhadap Stabilitas Warna dan pH Fillet Ikan Patin Yang Disimpan Pada Suhu Beku Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Lengkuas Merah (Alpinia purpurata) Pada Edible Coating Terhadap Stabilitas pH dan Warna Fillet Ikan Patin Selama Penyimpanan Suhu Beku Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) Pada Edible Coating Terhadap Stabilitas pHdan Warna Fillet Ikan Patin Selama 4 Bulan Penyimpanan Suhu Beku Pengaruh penambahan minyak atsiri jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum)pada edible coating terhadap kestabilan pH dan warna fillet ikan patinselama penyimpanan beku Pengaruh Kemampuan Antioksidan danAntibakteri pada Ekstrak Daun Putri Malu (Mimosapudica) Terhadap Kualitas Fillet Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Pengaruh Minyak Atsiri Jahe Merah dan Lengkuas Merah pada Edible Coating terhadap Kualitas Fillet Ikan Patin The effect of cassava starch-based edible coating enriched with Kaempferia rotunda and Curcuma xanthorrhiza essential oil on refrigerated patin fillets quality
II (3)
Jurnal Teknosains Pangan
II (4)
Jurnal Teknosains Pangan
II (4)
Jurnal Teknosains Pangan
II (4)
Jurnal Teknosains Pangan
II (4)
Jurnal Teknosains Pangan
II (4)
Jurnal Teknosains Pangan
Vol. 33 No.4
AGRITECH (Terakreditasi DIKTI)
Vol. 21 Issue 1
International Food Research Journal (Terindeks Scopus
21
berimpak SJR)
30
31
32
33
34
35
36
37
38
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Fermentasi Padat Dan Fermentasi Terhadap Rendemen Dan Karakteristik Mutu Minyak Atsiri Daun Kayu Manis Reduksi Sisa Pelarut Etanol Oleoresin Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) Pengaruh Penambahan Oleoresin Daun Jeruk Purut (Citrus hystrixDC) pada Edible Coating terhadap Penghambatan Kerusakan Oksidatif dan Mikrobiologis Daging Sapi yang Disimpan di Suhu Rendah Produksi dan Karakterisasi Enzim Pektinase Bakteri Pektinolitik dari Limbah Kulit Jeruk untuk Klarifikasi Jus Lemon (Citrus Limon) Pengaruh Oleoresin Daun Jeruk Purut Pada EdibleCoatingTerhadap Kualitas Sosis Beku Produksi dan Karakterisasi Enzim Pektinase Oleh Bakteri Pektinolitik dalam Klarifikasi Jus Jeruk Manis (Citrus cinensis) Ekstraksi Maserasi Oleoresin Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) : Optimasi Rendemen dan Pengujian Karakteristik Mutu Pengaruh Rasio Bahan Penyalut Maltodekstrin, Gum Arab dan Susu Skim terhadap Karakteristik Fisik dan Kimia Mikrokapsul Oleoresin Daun Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) Pengaruh Perlakuan Pendahuluan terhadap Karakteristik Mutu Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix DC)
Vol. 34 No.1
AGRITECH (Terakreditasi DIKTI)
Vol.24 No.2
JTIPertanian (Terakreditasi DIKTI)
VII (1)
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
VII (1)
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
VII (2)
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
3 (1)
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan
Vol.35 No.2
AGRITECH (Terakreditasi DIKTI)
Vol.35 No.4
AGRITECH (Terakreditasi DIKTI)
4 (2)
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan
22
39
2016
Screening dan Karakterisasi Pektinesterase sebagai Enzim Potensial dalam Klarifikasi Sari Buah Jeruk Keprok Garut(Citrus nobilis var.chrysocarpa)
Vol.36 No.1
AGRITECH (Terakreditasi DIKTI)
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Ilmiah Seminar 1 Seminar Nasional IX Biologi, Inkorporasi Minyak Atsiri Sains, Lingkungan, dan Jahe Merah dan Lengkuas Pembelajarannya dalam Upaya Merah pada Edible Coating Peningkatan Daya Saing Bangsa Tapioka 2
Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS
3
Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS
4
International Conference on Natural Dyes : On Future Leader, Nature and Local Culture for Sustainable Development Seminar Nasional Optimalisasi Sumberdaya dan Kearifan Lokal untuk Pengembangan Agribisnis dan Peningkatan Ketahanan Pangan
5
6
7
Seminar Nasional Optimalisasi Sumberdaya dan Kearifan Lokal untuk Pengembangan Agribisnis dan Peningkatan Ketahanan Pangan Seminar Nasional FP UNS
Waktu dan Tempat 7 Juli 2012 Surakarta
Pengaruh Ekstrak Biji Melinjo (Gnetum Gnemon) Pada Edible Coating Terhadap Kualitas Fillet Ikan Tongkol (Euthynnus Affinis) Kajian Penambahan Tepung Gembolo (Dioscorea bulbifera) terhadap Karakteristik Mutu, Karakteristik Sensori, dan Total Bakteri Probiotik pada Minuman Fermentasi Sinbiotik Angkak as dye, antioxidants and natural antimicrobial in food
17April 2013 Surakarta
Pemisahan Komponen Minyak Atsiri Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) dengan Destilasi Fraksinasi pada Berbagai Tingkat Suhu Destilasi Karakteristik Oleoresin Ampas Destilasi Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix DC)
10 September 2013 Semarang,
Isolasi Senyawa Aktif
24 April
17 April 2013 Surakarta
Mei 2013 Surakarta
10 September 2013 Semarang
23
8
Seminar Nasional“Pembangunan Peternakan Indonesia Berbasis Riset Inovatif”
9
IUMS Outreach Program on Food Safety and International Conference on Mycotoxin
10.
International Congress „Challenges of Biotechnological Research in Food & Health”
11.
International Congress „Challenges of Biotechnological Research in Food & Health”
Minyak Atsiri Daun Kayu Manis (Cinnamomim burmanii) dengan Metode Destilasi Fraksinasi Pengaruh Inkorporasi Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) Pada Edible Coatingterhadap Kualitas Daging Sapi Binding of Aflatoxin B1 to Lactobacillus paracasei SNP-2 and The Stability of Bacteria/AFB1 Complex The Effect of Red Sweet Potato (Ipomoea batatas l.) Substitution on Skim Milk as Prebiotic on Synbiotic Drink Powder Characteristic Effeciveness Of fragnant Pandan Leaf Juice (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Characteristics Of Pasteurized “Etawa Breed of Goat” Milk During Storage
2014 Surakarta
22-23 Oktober 2014 Surakarta
14-15 November 2014 Yogyakarta 15 November 2014 Surakarta 15 November 2014 Surakarta
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian Aplikasi Bakteriosin dari Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086 sebagai Alternatif Pengawetan Fillet Ikan Patin selama Penyimpanan Dingin. Surakarta, 20 September 2015 Dosen Pembimbing,
(Rohula Utami, STP., MP) NIP.198103062008012008
24
25
JUSTIFIKASI ANGGARAN KEGIATAN
1.
Peralatan Penunjang Material Justifikasi Pemakaian 1. Membran dialisis selofan 2. Semprotan Aplikasi bakteriosin 3. Plastik PP Sterilisasi 0,08 mm alat dan media 4. Kertas saring 5. Aquades Sterilisasi, pembuatan larutan, dll 6. Aluminiu Pembungku m foil s alat 7. Tissue Pembersih
Kuantitas 50 cm
Harga Satuan (Rp) Rp. 3000,00/ cm
1 buah
Rp. 20.000,00
Rp. 20.000,00
2 bungkus
Rp. 60.000,00
Rp. 120.000,00
1 lembar
Rp. 30.000,00
Rp. 30.000,00
50 liter
Rp. 2.500,00 /liter
Rp. 125.000,00
2
Rp. 20.000,00 / 7,6m x 30 cm Rp. 5.000,00 /roll Rp. 10.000,00 /pack Rp. 20.000,00 /liter Rp. 45.000,00 /box Rp. 5.000,00 /pack Rp. 50.000,00 /box Rp. 8.000,00/ 100 ml Rp. 15.000,00 /botol
Rp. 40.000,00
Rp. 15.000,00
Rp. 30.000,00
5 roll
8.
Kapas
Penutup alat 5 pack
9.
Spiritus
Sterilisasi
1 liter
10.
Masker
Pelindung wajah
1 box
11.
Kertas label Gloves
12. 13. 14.
15
Alkohol 70% Sabun cuci tangan Pisau stainless steel
2 pack Pelindung tangan sterilisasi
1 box 1 liter 1 botol
filleting
2 buah
SUB TOTAL
Jumlah (Rp) Rp. 150.000,00
Rp. 25.000,00 Rp. 50.000,00 Rp. 20.000,00 Rp. 45.000,00 Rp. 10.000,00 Rp. 50.000,00 Rp. 80.000,00 Rp. 15.000,00
Rp. 810.000,00
26
2.
Bahan Habis Pakai Material 1.
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
2.
Kultur murni bakteri Lactococcus lactis subsp. Lactis FNCC 0086 Biakan murni bakteri indikator Ikan patin
3.
MRS broth
Medium
500 gr
4.
PCA
Medium
100 gr
4.
NaOH 1N
100 ml
5.
5 liter
7.
Buffer kalium dialisis fosfat pH 7 Amonium presipitasi sulfat HCl 1N
8.
Pati tapioka
2 kg
9.
Gliserol
6.
10 kg
Edible coating Edible coating
1.000 gram 100 ml
200 ml
10. Indikator TBA 11. Indikator PP
1 botol
12. Indikator Toshiro 13. Asam borat
1 botol
1 botol
200 gr
Harga Satuan (Rp) Rp. 500.000,00
Jumlah (Rp) Rp. 500.000,00
Rp. 500.000,00
Rp. 500.000,00
Rp. 18.000,00 /kg Rp. 2.700.000,00 /500 gr Rp. 10.000,00 /gram Rp. 45.000,00 /100 ml Rp. 70.000,00 /liter Rp. 1.500,00 /gram Rp. 60.000,00 /100 ml Rp. 8.500,00 /kg Rp. 4.000,00 /ml Rp. 175.000,00 /botol Rp. 250.000,00 /botol Rp. 150.000,00 /botol Rp. 1.600,00 /gram SUB TOTAL
Rp. 180.000,00 Rp 2.700.000,00
Rp 1.000.000,00 Rp. 45.000,00 Rp. 350.000,00 Rp 1.500.000,00 Rp. 60.000,00 Rp. 17.000,00 Rp. 800.000,00 Rp. 175.000,00 Rp. 250.000,00 Rp. 150.000,00 Rp. 320.000,00 Rp. 8.547.00,00
27
3.
Perjalanan Material
Justifikasi Pemakaian 1. Transportasi Membeli ke UGM kultur (PP) bakteri indikator 2. Transportasi Membeli ke IPB (PP) membran selofan dan kultur bakteri penghasil bakteriosin 3. Transportasi mencari bahan habis pakai dan lain-lain
4.
Lain-Lain Material 1. Sewa laboratorium 2. Penggandaan proposal dan laporan 3 Tinta print 4 Publikasi 5 Paket internet 3. Biaya tak terduga
Kuantitas 3 orang pergipulang (2x) 3 orang pergipulang
2 orang pergipulang (5 x)
Justifikasi Pemakaian Administrasi
Kuantitas
Harga Satuan (Rp) Rp. 50.000,00
Jumlah (Rp) Rp. 300.000,00
Rp. 250.000,00
Rp. 750.000,00
Rp. 25.000,00
Rp. 375.000,00
SUB TOTAL
Rp. 1.425.000,00
10 bendel
Harga Satuan Jumlah (Rp) (Rp) Rp. 200.000,00 Rp 400.000,00 / 3 bulan Rp. 50.000,00 Rp 500.000,00
1 set 1 kali 1 paket
Rp. 75.000,00 Rp 300.000,00 Rp. 100.000,00
2 lab
Rp. 75.000,00 Rp 300.000,00 Rp. 100.000,00 Rp. 200.000,00
Rp. 1.575.000,00 Rp. TOTAL 12.357.000,00
SUB TOTAL
28
SUSUNAN ORGANISASI TIM KEGIATAN DAN PEMBAGIAN TUGAS No. Nama/NIM
Program Studi
1.
Sarah Nur Adilla/ H0912120
Ilmu dan Teknologi Pangan 2012
2.
Nadia Wohon/ H0912086
Ilmu dan Teknologi Pangan 2012
3.
Rosita Budi A/ H0913091
Ilmu dan Teknologi Pangan 2013
Alokasi Uraian Tugas Waktu jam/minggu 10 jam - Persiapan alat dan bahan - Produksi bakteriosin dan pengujian aktivitas bakteriosin - Aplikasi bakteriosin dengan metode semprot - Pengumpulan data dan penyusunan laporan 8 jam - Persiapan alat dan bahan - Pemurnian parsial bakteriosin - Aplikasi bakteriosin dengan metode coating - Pengumpulan data dan penyusunan laporan 8 jam - Persiapan sewa laboratorium - Pengujian mutu fillet ikan selama penyimpanan meliputi pengujian TPC, TVB, TBA, dan pH - Pengumpulan data dan penyusunan laporan