Disyariatkannya Qital dalam Islam
Poin-poin -
-
-
-
Sebagaimana yang kita lihat dalam kitab-kitab hadits dan sirah nabawiyah, Islam hadir di muka bumi ditengah kondisi dimana kebathilan dan kejahiliahan merajalela. Ditengah kondisi itulah Islam mengajak masyarakat yang ‘tercemar’ oleh kebathilan dan kejahilan kepada al-Haq. Disyariatkannya Qital dalam Islam merupakan satu hal yang semakin membuktikan syammil dan mutakammil-nya Islam. Islam mengatur secara detail seluruh perkara yang terjadi dalam kehidupan manusia, bahkan hingga perang pun –yang merupakan tipu daya, yang tidak disukai manusia- Islam mengaturnya. Perang adalah sunnatullah. Sebagaimana ketika Allah menjadikan manusia khalifah dimuka bumi, maka manusia adalah ba’dukum li ba’din ‘aduw, sebagian kalian adalah musuh bagi sebagian yang lain. Latar Belakang: o Adalah sunnatullah bahwa antara Haq dan bathil akan senantiasa berseteru, bertarung hingga akhir zaman. Haq dan bathil tidak akan pernah dapat hidup berdampingan dan saling mentoleransi. Sebagai konsekuensinya akan selalu ada pergolakan. o Antara Haq dan bathil senantiasa memiliki penyeru dan pembelanya masingmasing. o Penyeru dan pembela al-Haq memiliki 2 misi: menyampaikan Islam kepada manusia, dan menyelamatkan manusia dari kegelapan konsep dan system kehidupan kepada cahaya. Sebagaimana firman Allah: ”Dan tidaklah Kami mengutusmu kecuali untuk segenap umat manusia, sebagaim pembawa kabar gembira dan ancaman yang nyata.” (Qs. Sabaa, Ayat 28), dan “Sebuah kitab yang telah Kami turunkan kepadamu agar engkau mengeluarkan (menyelamatkan) umat manusia dari kegelapan menuju cahaya dengan izin Tuhanmu, kepada jalan Allah Yang Maha Kuat lagi Maha terpuji.”( Qs. Ibrahim, Ayat 1) o Dua misi tersebut tidak akan pernah terwujud selama ada kebathilan yang terus menentangnya. Sebagaimana firman Allah: ”Dan orang-orang kafir berkata kepada rasul-rasul mereka,’kami benar-benar akan mengeluarkan kalian dari tanah ini, atau kalian memilih untuk kembali kepada keyakinan kami!’ Maka Tuhan pun mewahyukan kepada mereka,’Kami benar-benar akan membinsakan
-
orang-orang yang dzalim.” Alasan dan Tujuan Qital o Catatan: Islam tidak pernah memerintahkan mengangkat senjata ataupun mengobarkan perang dengan semangat kepahlawanan untuk memaksa orang lain
-
-
masuk Islam, apalagi hanya untuk sekadar mengeruk harta rampasan perang, kekuasaan, kehormatan pribadi, ataupun menguasai pasar dan sumber daya alam. o Catatan :Islam berperang demi menegakkan syariat Allah SWT. Sehingga ajaran Islam dapat membumi, tanpa kedzaliman, kelaliman dan penindasan. o Pertama : Syariat Qital dalam Islam adalah untuk melawan kedzaliman dan penindasan yang menimpa ummat Islam, serta untuk memberikan jaminan atas keyakinan, jiwa, harta benda, kehormatan. Sebagaimana termaktub dalam QS: 4: 75 dan QS: al-Hajj: 39-40. o Kedua : Syariat Qital dalam Islam adalah untuk menjamin terciptanya kebebasan alam mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan serta kebebasan dalam menentukan keyakinan. (QS:Yunus: 41) o Akan tetapi, ada orang yang memilih untuk berjalan dengan kezaliman, kelaliman, dengan pedoman hawa nafsu. (QS: 7: 88) o Oleh karena itulah, agar kebaikan mendapatkan ruang, sudah menjadi kewajiban untuk memangkas kebathilan. o Ketiga : Syariat Qital dalam Islam adalah untuk membantu tegaknya Islam di seluruh muka bumi yaitu, diterapkannya Islam secara utuh dari system pemerintahan hingga kehidupan sehari-hari. (QS: al anfal, al baqarah 193) o Keempat : Syariat Qital dalam Islam adalah untuk menegakkan dan melindungi system kehidupan yang tinggi dan mulia di muka bumi, member jaminan keadilan dan keamanan bagia siapapun yang berlindung dan bernaung dibawahnya, yaitu mereka yang hidup dan berada di bawah kepemimpinan Islam meskipun tidak mengikuti keyakinan Islam, selama mereka adalah ahlul kitab yang tidak memerangi Islam. Qital memiliki konsekuensi-konsekuensi dan sebab akibat. o Islam diguncang, dikepung oleh kekuatan musuh(QS al-Ahzab 10-11) o Adalah ketentuan Allah bahwa orang yang menentang Islam akan selalu kalah(QS: al- Isra) o Kebathilan tidak takut terhadap kebenaran yang berjalan sendiri, namun takut dengan kebaikan yang terorganisir, dan memiliki kesiapan(QS al-Anfal 60) Dalil disyariatkannya Qital. o (QS: 2: 193) o E 1.
AYAT-AYAT JIHAD
“Telah diwajibkan atas kalian berperang sementara ia begitu tidak disukai. Dan mungkin saja engkau membenci sesuatu namun sesungguhna ia adalah baik bagi dirimu. Dan mungkin saja engkau menyukai sesuatu namun sebenarnya ia adalah buruk bagi dirimu. Dan Allah lebih mengetahui, sementara kalian tidak mengetahui apa-apa.”1
1
. Qs. Al Baqoroh, Ayat 216.
“Dan persiapkanlah sebatas kemampuanmu untuk menghadapi mereka apa saja; dari kekuatan dan kuda yang ditambatkan. Dengannya kalian menggetarkan musuh-musuh Allah yang juga musuh-musuh kalian, dan kelompok lainnya selain dari mereka yang tidak kalian ketahui namun Allah mengetahuinya. Dan setiap yang kalian infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas, dan kalian tidak akan didzalimi sedikitpun.”2
“Berangkatlah baik ketika kalian merasa ringan ataupun berat untuk melangkah. Dan berjihadlah di jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian. Dan yang demikian itu adalah baik bagi kalian jika kalian mengetahuinya.”3
“Sesungguhnya Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang yang beriman dengan surga. Mereka berperang di jalan Allah hingga mereka berhasil membunuh ataupun terbunuh. Janji yang selalu ditepati yang tertera di dalam Taurat, Injil, dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain dari Allah? Maka bergembiralah dengan perdagangan yang telah kalian lakukan. Dan yang demikian itulah keberhasilan yang sangat luar biasa.”4
“Orang-orang yang tidak ikut berperang bergembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah SAW, mereka membenci berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka berkata,’janganlah kalian pergi berperang dalam keadaan panas terik seperti ini!’ Katakanlah,’ neraka jahannam itu lebih panas,’ jika mereka mengetahui.”5
2
. Qs. Al Anfal, Ayat 60. . Qs. At-Taubah, Ayat 41 4 . Qs. At-Taubah,Ayat 111 5 . Qs. At-Taubah, Ayat 81-82 3
o E2. HADITS-HADITS SEPUTAR PENTINGNYA JIHAD 1. Diriwayatkan
dari
‘Abdullah
bin
Abi
Aufa
RA.
Bahwa
Rasulullah
SAW
bersabda,”ketahuilah oleh kalian bahwa surga itu berada di bawah 4ystem-bayang kilauan pedang.”6 2. Dari Sahal bin Hunaif RA. Bahwa Rasulullah SAW bersabda,”barang siapa meminta
kesyahidan kepada Allah SWT dengan hati yang jujur, niscaya Allah SWT akan menyampaikannya kepada derajat para syuhada, meskipun mungkin ia mati di atas tempat tidurnya.”7 3. Abu Hurairah RA. Berkata,”aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,’demi jiwaku
yang berada di tangan-Nya, kalau bukan sekelompok laki-laki dari kalangan orang-orang beriman yang merasa sedih apabila tidak ikut berjihad bersamaku dan akupun tidak menemukan perbekalan untuk mereka, niscaya aku tidak akan ketinggalan bersama pasukan untuk berperang di jalan Allah. Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, aku benar-benar berharap seandainya aku terbunuh di jalan Allah, kemudian aku dihidupkan kembali, lalu aku terbunuh, kemudian aku dihidupkan kembali, kemdian aku terbunuh, kemudian aku dihidupkan kembali, lalu aku terbunuh kembali.”8 o
6
‘Abdullah bin ‘Umar berkata,”Rasulullah SAW bersabda,’jika kalian melakukan praktek jual-beli dengan 4ystem riba nasiah, kalian memegangi ekor sapi (cinta kepadanya), lebih suka kepada pertanian, dan meninggalkan jihad, maka Allah akan membuat kalian terlilit kehinaan. Dan Ia tidak akan melepasnya kalian sampai kalian kembali kepada ajaran agama kalian.”9
. HR. Muslim, Abu Dawud, An-Nasaai, dan Ibnu Majah. . HR. Bukhari dan Muslim. 8 . HR. Bukhari dan Muslim. 9 . HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Hakim, dengan sanad yang shahih. 7
NILAI POSITIF DI BALIK SYARIAT QITAL Disyariatkannya jihad dan perlawanan terhadap kelaliman yang ada memiliki perngaruh yang sangat positif bagi perjalanan dakwah. Tepatnya bagi umat islam secara khusus, dan umat manusia secara umum. Di antara pengaruh positif tersebut antara lain:
1. MEMBERANTAS FITNAH DAN PENINDASAN. Masyarakat paganis di era awal islam telah melakukan berbagai macam cara untuk melarang kelompok maupun individu untuk berkumpul di sekitar Rasulullah SAW. Hal ini merupakan salah satu bentuk kekhawatiran akan eskalasi dakwah islam dan semakin meningkatnya kekuatan mereka di kemudian hari. Mereka pun khawatir apabila Rasulullah SAW sampai mencari perlindungan dan jaminan keamanan yang akan melindungi aktivitas dakwahnya.
Rasulullah SAW memang mencari kekuatan dan pelindungan. Hal ini beliau ungkapakan secara terbuka. Beliau mendatangi beberapa buah kabilah dan berkata,”siapa yang mau melindungiku sehingga aku dapat menyampaikan pesan Tuhanku?”10 Rasulullah SAW menunjukkan siapa gerangan dirinya kepada kabiah-kabilah arab yang datang agar mereka bersedia untuk melindungi dirinya. Beliau juga pergi ke Thaif untuk merekrut mereka yang mau membantu dakwahnya. Agar dapat menepis deraan fitnah yang selama ini menimpa para sahabat dan perjalanan dakwahnya. Hal ini semata-mata karena beliau begitu menyadari arti pentingnya sebuah basis kekuatan yang kokoh yang akan menopang perjalanan dakwah dikemudian hari. Seiring itu, Allah SWT menggariskan kota Madinah sebagai fajar pertolongan dan kemenangan. Allah SWT mentakdirkan agar kaum Muhajirin dan Anshor menjadi satu tubuh sehingga mereka menjadi sebuah kekuatan kokoh yang kemudian bergerak untuk membebaskan kaum tertindas dan kelompok yang lemah dari semua bentuk kelaliman di tengah jazirah Arab. Bahkan hingga di Persia, Romawi, dan di belahan timur dan barat bumi ini.
10
. HR. Abu Dawud.
“Agar orang yang binasa memperoleh kebinasaannya atas dasar keterangan yang jelas, dan agar hidup orang yang akan memperoleh kehidupannya atas dasar yang jelas.”11
2. LAHIRNYA PARA PEMBELA KEBENARAN Jihad mampu melahirkan sosok-sosok manusia muslim yang benar-benar siap untuk berkorbanan seutuhnya di jalan Allah SWT. Di balik sosok-sosok tersebut tersimpan satu kekuatan akidah dan landasan pengetahuan yang mampu merontokkan seluruh rintangan dan membuka sekian banyak pintu dan jendela. Kebatilan pun akan lari tunggang-langgang, para pelaku keonaran akan dihantui ketakutan.
“Katakanlah, bahwa kebenaran telah datang dan kebatilan telah lenyap. Sesungguhnya kebatilan itu pasti akan lenyap.”12
Para pejuang kebenaran memiliki beberapa karakteristik fundamental seperti; kesucian hati, ikhlas, takwa, ilmu pengetahuan yang mumpuni, dicintai oleh banyak orang, memiliki tujuan dan sasaran yang jelas, yaitu merengkuh keridhaan Allah SWT dan mengemban risalah yang diturunkannya ke muka bumi ini.
Semua karakteristik fundamental inilah yang di kemudian hari mampu melahirkan konsep yang unik serta sistem akhlak yang tiada bandingannya di dalam peperangan suci tersebut, jihad fi sabillah. Mereka tidak membunuh orang yang sudah tua renta, wanita, anak-anak, dan budak. Mereka pun tidak menghilangkan nyawa orang-orang yang lari dari peperangan baik karena kalah, mencari suaka, ataupun menyerah. Ya, karena mereka adalah pejuang yang berjalan di belakang tuntunan hidayah, dan bukan laskar yang bertugas mengumpulkan upeti. Mereka adalah utusan-utusan yang membawa pesan kasih sayang dan perdamaian, bukan permusuhan, 11
. Qs. Al Anfal, Ayat 42 . Qs. Al Israa, Ayat 81
12
kebencian, ataupun kelaliman. Oleh karena itu, lahirlah kemudian genre pejuang dengan konsep berfikir dan metode beramal yang baru. Genre pejuang yang datang membawa doktrin-doktrin suci dengan akhlak yang tinggi dan sikap mulia. Mereka layaknya ahli bedah yang mengangkat kotoran dari dalam tubuh ini dan membersihkannya dari berbagai macam penyakit.
3.
MENDIRIKAN
NEGARA
BERLANDASKAN
KEBENARAN
SERTA
MENGHADIRKAN PERADABAN MANUSIA YANG UNIK Dapat dikatakan sebagai sebuah kemustahilan mendirikan sebuah sistem kenegararaan dan pemerintahan yang bersih, benar, dan langgeng ditengah-tengah kebatilan yang sedang mendominasi kebenaran tersebut. Karena ketika sebuah kebenaran baru mampu meletakkan sebuah batu bata pada bangunannya, maka kebatilan telah mempu merobohkan dua buah batu bata yang ada, tepat seperti yang dikatakan; KAPANKAH SEBUAH BANGUNAN AKAN SEMPURNA APABILA ANDA MENDIRIKANNYA SEMENTARA ORANG LAIN MERUNTUHKANNYA Hal semacam ini benar-benar disadari oleh Rasulullah SAW, baik berdasarkan tuntunan wahyu maupun dari interaksi beliau dengan realita yang ada. Beliau pun bersabar dan terus melakukan pengkaderan menyusun bata-bata yang bersih dan kuat agar di kemudian hari ia mampu melindungi bangunan yang ada, bahkan semakin tinggi. Setiap kali mereka hendak menyerang bangunan tersebut, maka dengan sergap para pejuang muslim melawannya. Akan kita lihat kemudian bagaimana peperangan-peperangan yang ada dapat atasi oleh umat islam. Mereka kejar hingga ke negara-negara musuh, dekat maupun jauh. Dan berdirilah sebuah negara dengan sistem al Haqq yang dilindungi oleh para jundi dan keimanannya. Demikian pula lahir sebuah peradaban agung yang yang pada kekuatan berfikir, kebebasan, pembumian kebudayaan yang benar, penghancuran kebatilan, khurafat, serta membuka mata selebar-lebarnya terhadap rahasia alam dan tanda-tanda kebesaran Allah SWT serta faktor-faktor penemuan baru.