TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG DIARE DI DESA PELANGKIDUL KEDUNGGALAR NGAWI
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : Widia Lutfiana NIM B12 162
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
HALAMAN PER SETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG DIARE DI DESA PELANGKIDUL KEDUNGGALAR NGAWI TAHUN 2015
Diajukan Oleh : Widia Lutfiana NIM B12 162
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 25 Juni 2015
Pembimbing
Kartika Dian Listyaningsih, SST., M.Sc NIK. 200884032
ii
HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG DIARE DI DESA PELANGKIDUL KEDUNGGALAR NGAWI
Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh: Widia Lutfiana NIM B12 162
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada Tanggal Juli 2015 Penguji I
Penguji II
Anis Nurhidayati, SST., M.Kes NIK. 200685025
Kartika Dian Listyaningsih, SST., M.Sc NIK. 200884032
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari,S.ST NIK. 200985034 KATA PENGANTAR
iii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare Di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari,S.ST, Selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta 3. Ibu Kartika Dian Listyaningsih, SST., M.Sc, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Manto, selaku Kepala Desa Pelangkidul, yang telah bersedia memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di Desa Pelangkidul. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang diberikan. 6. Seluruh responden yang telah bersedia diambil datanya guna penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta,
Juni 2015
Penulis
iv
Prodi DIII Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Widia Lutfiana B12 162 TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG DIARE DI DESA PELANGKIDUL KEDUNGGALAR NGAWI TAHUN 2015 xiii + 49 Halaman + 15 Lampiran + 8 Tabel + 2 Gambar ABSTRAK Latar Belakang : Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buangan air besar yng tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare apabila mengalami buang air besar lebih dari 3 kali sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 13 November 2014 dari 10 ibu yang memiliki anak balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi di dapatkan 3 ibu bisa menjawab 3 pertanyaan, 3 ibu menjawab pertanyaan dan 4 ibu hanya dapat menjawab 1 pertanyaan. Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di desa pelangkidul kedunggalar Ngawi Metode Penelitian : Jenis penelitan diskriptif kuantitatif. Lokasi penelitan di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi, lama penelitian 1 bulan. Jumlah sampel sebanyak 45 ibu yang mempunyai balita dengan teknik pengambilan sampel sampling jenuh, alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data adalan analisis univariat dengan program SPSS. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi. Di dapatkan hasil ibu berpengetahuan baik 11 responden (24,44 %), pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (57,78 %), pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (17,78 %). Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 26 responden (57,78 %). Kata Kunci Kepustakaan
: Pengetahuan, ibu balita, Diare : 20 literatur (Tahun 2005 s/d 2014)
v
MOTTO
○
“Kesulitan terberat adalah ketika kita berjuang melawan diri sendiri”
○
“Semangat sebetulnya adalah kepingan-kepingan bara kemauan yang kita sisipkan pada setiap celah dalam kerja keras kita, untuk mencegah masuknya kemalasan dan penundaan”
PERSEMBAHAN
ʘ Alah SWT yang telah memberikan jalan, petunjuk serta kemudahan dalam menyelesaikan karya tulis ini. ʘ Ibu dan bapak tercinta, yang selalu mendukungku dari belakang. Terimakasih atas doa dan perhatiannya selama ini ʘ Ibu Kartika Dian Listyaningsih, terimakasih atas bekal dan bimbingan yang diberikan, terimakasih atas nasihat dan semangatnya selama ini. We Love You. ʘ Adikku tercinta Kurnia Ahmad Affandi ʘ Kedua kesayanganku yang tak bisa aku sebutkan, terimakasih telah merelakan semuanya untukku semua ini aku persembahkan sepenuhnya untuk kalian. ʘ Heris Ardi Astanto, terimakasih atas dukungan dan semangatnya selama ini ʘ Untuk temanku semua angkatan tahun 2012 kelas A, B, C dan sahabatku (Mella, Connecting 2, Dayana, Pipit, Luky, Lina, Titik, Novita Arinia, yuliyanti dan seluruh kos ijo) yang selalu memberi canda tawa dan masukkan dalam hidupku
vi
CURICULUM VITAE
3 x4
DATA DIRI Nama
: Widia Lutfiana
Tempat / Tanggal Lahir
: Ngawi, 26 September 1994
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Gebung, Pelangkidul, Kedunggalar Ngawi
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD N Pelangkidul 3
LULUS TAHUN 2006
2. SMP N 3 Kedunggalar
LULUS TAHUN 2009
3. SMK N 1 Ngawi
LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan Tahun 2012
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv ABSTRAK .........................................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi CURICULUM VITAE
.................................................................. viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Perumusan Masalah ....................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
4
E. Keaslian Penelitian .....................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ............................................................................
7
B. Kerangka Teori ........................................................................... 26 C. Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................... 28 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 29 C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 29 D. Variabel Penelitian ...................................................................... 30
viii
E. Definisi Operasional .................................................................... 30 F. Instrumen Penelitian .................................................................... 31 G. Teknik Pengumpulan data ........................................................... 34 H. Metode Pengolahan dan Analisi Data ......................................... 35 I.
Etika Penelitian ............................................................................ 38
J.
Jadwal Penelitian ......................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .......................................... 40 B. Hasil Penelitian ............................................................................ 40 C. Pembahasan ................................................................................. 44 D. Keterbatasan ................................................................................ 47
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 49 B. Saran ............................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Teori ............................................................................. 26 Gambar 2.2. Kerangka Konsep .......................................................................... 27
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi Operasional ........................................................................ 31 Tabel 3.2. Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Tentang Diare Pada Balita ......... 32 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ...................... 41 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan ............. 41 Tabel 4.3. Mean dan Standar Deviasi .............................................................. 42 Tabel 4.4. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015 ........................................... 43 Tabel 4.5 Krostab Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi Berdasarkan Umur ........................................ 43 Tabel 4.6 Krostab Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi Berdasarkan Pendidikan ............................... 44
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent) Lampiran 8. Kuesioner Penelitian Lampiran 9. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 10. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 11. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 12. Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 13. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian Lampiran 15. Lembar Konsultasi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data UNICEF memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Menurut SDKI tahun 2012, menunjukan secara nasional Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015 target AKB adalah 23/1000 KH. Menurut Riskesda (2007) penyebab kematian balita usia 0 – 59 bulan yaitu diare 22,5%, pneumonia 15,5%, NEC 10,7%, meningitis 8,8%, DBD 6,8%, campak 5,8%, tenggelam 4,9%, lain – lain 9,7%. Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3x buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4x buang air besar (Sudarti, 2010). Tanda dan gejala diare adalah muntah, badan lesu dan lemah, panas, tidak nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran, cengeng, gelisah, suhu meningkat, tinja cair dan lendir terkadang bercampur darah lama kelamaan tinja berwarna hijau asam, anus lecet, dehidrasi, berat badan turun turgor kulit
1
2
menurun, mata dan ubun – ubun cekung, mulut dan kulit menjadi kering (Putra, 2012). Penyebab utama diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu faktor infeksi: infeksi bakteri, infeksi virus. Faktor malabsorbsi: malabsorbsi karbohidrat. Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktrosi, malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein. Faktor makanan: makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. Faktor psikologis: rasa takut dan cemas. Walaupun jarang, dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar (Rukiyah dan Yuliyanti, 2013). Diare membutuhkan penanganan yang cepat dan adekuat, karena itulah pengetahuan keluarga khususnya ibu sangat penting. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan ini terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012). Peran ibu dalam melakukan penatalaksanaan terhadap diare sangat penting terutama ibu dapat mengetahui secara cepat bagaimana penanganan awal diare pada anak yaitu dengan mencegah dan mengatasi keadaan dehidrasi. Pemberian cairan pengganti (cairan dehidrasi) baik yang di berikan secara oral (diminumkan) maupun parentral (melalui infuse) telah berhasil menurunkan angka kematian akibat dehidrasi pada ribuan anak yang menderita diare (Notoatmodjo, 2012).
3
Pada saat dilakukan wawancara pada tanggal 13 November 2014 di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi di peroleh data jumlah ibu yang memiliki balita sebanyak 38 orang, dengan 3 pertanyaan yaitu pengertian diare, penyebab diare dan apabila terjadi diare bagaimana tindakan yang akan segera dilakukan. Dari 10 ibu yang memiliki anak balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi ternyata di dapatkan 3 ibu bisa menjawab 3 pertanyaan, 3 ibu dapat menjawab 2 pertanyaan dan sebanyak 4 ibu hanya dapat menjawab 1 pertanyaan. Berdasarkan data di atas masih banyak ibu yang mempunyai pengetahuan kurang tentang diare, apabila diare tidak segera di tangani akan menyebabkan dehidrasi dan jika pemberian cairan dehidrasi itu gagal dapat menyebabkan kematian. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ” Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang Diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi”
B. Perumusan Masalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi?”
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan umum Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi.
4
2.
Tujuan khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi pada tingkat pengetahuan baik. b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi pada tingkat pengetahuan cukup. c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi pada tingkat pengetahuan kurang. d. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1.
Ilmu Pengetahuan Sebagai sarana perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya tentang diare pada balita.
2.
Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan wawasan dalam melaksanakan penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare.
3.
Institusi Pendidikan Sebagai sumber referensi mahasiswa kebidanan untuk melakukan penelitian selanjutnya khususnya tentang diare pada balita.
5
E. Keaslian Penelitian 1.
Maristuti Dwi (2012) Universitas Muhamadiyah Ponorogo, dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Anak Usia 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Ponorogo Utara”. Penelitian ini merupakan jenis deskriptif. Penelitian dilakukan di wilayah kerja ponorogo utara dengan jumlah 754 ibu. Populasi dalam penelitian ini 75 ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun. Pengambilan sampel dengan tekhnik consecutive sampling. Hasil penelitian di dapatkan bahwa 50 responden (66,66%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang diare pada balita usia 1-5 tahun dan 25 responden (33,34%), mempunyai pengetahuan cukup, dan tidak ada responden (0%) berpengetahuan kurang.
2.
Wijayanti Ririn (2014) STIKES PKU Muhamadiyah Surakarta, dengan judul ”Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Diare Pada Anak Usia Balita” penelitian ini merupakan jenis deskriptif. Penelitian dilakukan di Desa Mangurejo Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali pada bulan april 2014. Populasi dalam penelitian ini 68 orang. Pengambilan sampel dengan tekhnik total sampling. Berdasarkan Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Balita Di Boyolali dapat dikategorikan (67,6%) responden memiliki pengetahuan sedang, selebihnya responden memiliki pengetahuan baik (22,1%), dan responden memiliki pengetahuan buruk (10,3%).
6
Perbedaan dengan penelitian ini adalah waktu, tempat penelitian, jumlah responden, serta tekhnik pengambilan sampel. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah pada jenis penelitian yaitu deskriptif kuantitaif.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengertian adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo dari Wawan, 2011). b. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent beha vior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan. Pengetahuan mempunyai 6 tingkat, antara lain: 1) Tahu (Know) Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini 7
8
adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang di pelajari rangsangan yang di terima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan mengidentifikasikan, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehention) Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk mnjelaskan secara benar tetang obyek yang di ketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap
obyek
menyebutkan
atau
contoh,
materi
terus
menyimpulkan,
dapat
menjelaskan,
meramalkan
dan
sebagainya terhadap suatu obyek yang di pelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat di artikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam
9
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain. 5) Sintesis (Syntetis) Sintesis yang di maksut menunjukan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu bedasarkan suatu kriteria yang di tentukan sendiri tau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1) Faktor Internal a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan di perlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan
10
sehingga dapat meningkatan kualitas hidup (Notoatmodjo dari Wawan, 2011). pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotifasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan, pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (Nursalam dari Wawan, 2011). b) Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus di lakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan khidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Nursalam dari Wawan, 2011). c) Umur Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa di percaya dari orang yang belum tinggi kedewasaanya. Hal ini akan
11
sebagai
dari
pengalaman
dan
kematangan
jiwa.
(Nursalam dari Wawan, 2011). 2) Faktor eksternal a) Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia Dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Nursalam dari Wawan, 2011). b) Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Nursalam dari Wawan, 2011). d. Cara pengukuran pengetahuan Menurut Riwidikdo (2013), digunakan perhitungan sebagai berikut : 1) Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean +1 SD
2) Cukup : Bila nilai responden mean -1SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 3) Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x)< mean – 1 SD 2. Balita a. Pengertian Balita Batita adalah di bawah tiga tahun, maka pengertian balita adalah di bawah lima tahun (Putra, 2012).
12
Balita atau Bawah Lima Tahun adalah semua anak termasuk bayi baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari) (Maryunani, 2010). b. Pertumbuhan dan Perkembangan pada balita Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala (Muslihatun, 2010). Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar, terdiri dari kemampuan gerak kasar dan halus, pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi-sosial, kemandirian, intelegensia, dan perkembangan moral (Muslihatun, 2010). Terdapat beberapa pola pertumbuhan dan perkembangan, antara lain: 1) Cepalocaudal/head to tail direction Dimulai dari kepala, meliputi perubahan ukuran, berkembangnya kemampuan, diawali dari menggerakan atau menggelengkan kepala hingga kemampuan menggerakan ekstremitas. 2) Proximodistal/near to far direction Dimulai dari menggerakkan anggota gerak paling dekat dengan sumbu tubuh hingga menggerakan anggota gerak yang lebih jauh atau lebih tepi.
13
3) Mass to specific/mass to complex Dimulai dari menggerakan daerah yang lebih umum hingga menggerakkan daerah yang lebih kompleks (Muslihatun, 2010). c. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita Agar tumbuh dan berkembang secara optimal, selain nutrisi yang baik dan kasih sayang yang cukup, bayi dan balita juga membutuhkan stimulasi yang tepat. Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingukungan diluar individu anak. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan keutuhankebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangan dan tugas perkembangan anak. Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang, keberhasilan pencapaian tugas perkembangan di masa lalu membuat seseorang bahagia dan sukses melalui tahap perkembangan berikutnya. Terdapat tujuh aspek perkembangan anak, yaitu sebagai berikut: 1) Perkembangan Gerak Motorik Kasar (MK/GK) Merupakan aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga, karena dilakukan oleh otot-otot tubuh yang lebih besar. Misalnya: menegakkan kepala, tengkurap, merangkak, berjalan, berlari dan sebagainya. 2) Perkembangan Gerak Motorik Halus (MH/GH) Merupakan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi diperlukan
14
koordinasi yang cermat. Misalnya: memegang benda kecil dengan jari telunjuk dan ibu jari, menggambar, dan sebagainya. 3) Perkembangan Komuniasi Pasif (KP) Merupakan kesanggupan mengerti dan melakukan apa yang diperintahkan oleh orang lain. 4) Perkembangan Komunikasi Aktif (KA) Merupakan kemampuan untuk menyatakan perasaan dan keinginannya melaui tangisan, gerakan tubuh, maupun dengan kata-kata. 5) Perkembangan Kecerdasan (KC) Merupakan kemampuan berfikir bayi/balita yang pada awalnya berkembang melalui kelima inderanya, seperti melihat warna, mendengar suara atau bunyi, mengenal rasa dan seterusnya. Daya piker dan pengertian dimulai dengan apa yang dilihat, dipegang atau dimainkan, dan seterusnya. 6) Perkembangan Kemampuan Monolog Diri Sendiri (MD) Merupakan kemampuan anak untuk melakukan sendiri berbgai hal, setelah sebelumnya anak masih bergantung pada orang lain dalam hal pemenuhan kebutuhannya. 7) Perkembangan Tingkah Laku Sosial (TS) Merupakan kemampuan anak berinterkasi dan bersosialisasi dengan lingkungannya (Maryunani, 2010).
15
3. Penyakit Pada Balita Berikut beberapa penyakit yang lazim terjadi pada balita : a. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah suatu kelompok penyakit yang menyerang saluran pernafasan (Maryunani, 2010). b. Pneumonia Pneumonia adalah penyakit yang menyerang paru-paru dan ditandai dengan batuk dan kesukaran bernafas (Maryunani, 2010). c. Obstipasi Obstipasi adalah penimbangan feces yang keras akibat adanya penyakit atau adanya obstruksi pada saluran cerna atau biasa didefiniskan sebagai tidak adanya pengeluaran tinja selama 3 hari atau lebih (Sudarti, 2010). d. Milliarisis atau sudamina Milliarisis atau sudamina adalah dermatosis yang disebabkan oleh retensi
keringan
akibat
tersumbatnya
pori
kelenjar
keringat
(Sudarti, 2010). e. Difteri Difteri adalah suatu penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pencernaan bagian atas (Sudarti, 2010). f. Pertusis Pertusis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh Basil Haemophilus Pertusis (Sudarti, 2010).
16
g. Typus Abdominalis Typus Abdominalis adalah penyakit infeksi pada saluran pencernaan tepatnya pada usus halus (Sudarti, 2010). h. Demam Berdarah (Dengue Hemorrhagie Fever) Suatau penyakit infeksi yang disebabkan virus dengan cirri-ciri demam dan manifestasi perdarahan (Sudarti, 2010). i. Varicela (Cacar Air) Varicella adalah penyakit akut menular yang disebabkan oleh virus (Sudarti, 2010). j. KKKP (Kurang Kalori Protein) KKP terbagi menjadi : Marasmus yaitu anak jatuh dalam keadaan malnutrisi (kurang kalori dan protein) (Sudarti, 2010). h.
Diare 1) Definisi Diare Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buangan air besar yng tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare apabila mengalami buang air besar lebih dari 3 kali sedangkan neonatus
dikatakan
diare
bila
sudah
lebih
dari
4
kali
(Sudarti, 2012). Diare adalah apabila penderita buang air mengalami perubahan bentuk dan konsistensi tinja lembek sampai cair, dengan
17
frekuensi buang air besar lebih dari bisanya atau lebih dari 3 kali dalam 24 jam (Maryunani, 2010). Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan, peningkatan volume, keenceran dan frekuensi dengan atau tanpa lender darah, seperti lebih dari 3 kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari (Hidayat, 2011). Menurut putra definisi diare adalah buang air besar dengan frekuensi lebih sering (lebih dari 3 kali sehari), dan bentuk tinja lebih cair dari biasanya. Bayi dikatakan diare jika sudah lebih dari 3 kali bang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare jika sudah lebih dari 4 kali buang air besar. 2) Tanda/gejala klinis a) Ada beberapa tanda/gejala klinis yang timbul yaitu sebagai berikut: (1) Cengeng (2) Gelisah (3) Suhu Meningkat (4) Warna tinja lama kelamaan berwarna hijau karena tercampur empedu (5) Tinja cair, lendir dan darah (6) Nafsu makan menurun (7) Anus lecet
18
(8) Tinja lama kelamaan menjadi asam (karena banyak asam laktat yang keluar) (9) Dehidrasi (kekurangan cairan), berat badan turun, turgor kulit menurun, mata dan ubun-ubun cekung, selaput lendir dan mulut juga kulit kering (Kristiyanasari, 2009) 3) Penyebab Beberapa faktor yang dapat menyebabkan diare antara lain : a) Faktor infeksi (1) Enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, misalnya terjadi pada saat lahir karena terinfeksi oleh organisme yang terdapat pada tinja ibu atau infeksi terjadi setelah lahir akibat penyebaran organisme yang berasal dari bayi lain yang terinfeksi. (2) Parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. b) Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein. c) Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
19
d) Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas) (Sudarti, 2012). 4) Gambaran Klinik Adapun gambaran klinik penyakit diare, yaitu : (1) Diare tanpa dehidrasi yaitu diare < 4 x sehari muntah sedikit atau tidak muntah, tidak haus, BAK normal, keadaan umumnya baik, air mata ada, mata normal, bibir dan lidah basah, nafas normal, kulit normal, nadi normal < 120x/menit, ubun - ubun normal, berat badan tetap, taksiran kehilangan cairan tidak ada. (2) Diare dengan dehidrasi sedang atau ringan, apabila ditemukan tanda seperti diare 4 – 10 x sehari, muntah beberapa kali, BAK sedikit warna kuning tua, keadaan umum lemah dan gelisah, air mata tidak ada, mata cekung, bibir dan lidah kering, nafas cepat, kulit kekenyalan kurang, nadi cepat < 120 – 140 x/menit, ubun – ubun cekung, berat badan turun 25 – 100gr/kgBB, taksiran kehilangan cairan 40 – 90m/kgBB (3) Diare dengan dehidrasi berat ditandai dengan diare > 10x sehari, muntah sering, tidak dapat minum, BAK anuria selama 6 jam, keadaan umum lunglai tidak sadar, air mata tidak ada, mata sangat cekung, bibir dan lidah sangat kering, nafas cepat atau kussmaul, kulit kekenyalan sangat kurang, nadi sangat cepat, lemah/tidak teraba > 140/menit, ubun – ubun sangat cekung, berat badan turun
20
> 100 gr/kgBB, taksiran kehilangan cairan 100 – 110ml/kgBB (Maryunani, 2010). 5) Patogenesis Diare Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan diare adalah : (1) Diare sekresi (secretory diarrhea) Diare sekretorik diakibatkan oleh rangsangan tertentu, misalnya oleh toksin pada dinding usus yang akan menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan ke dalam rongga usus, sehingga akan terjadi peningkatan-peningkatan isi dari rongga usus yang akan merangsang pengeluaran isi dari rongga usus sehingga timbul diare (Sudarti, 2010). (2) Diare ostimotic (ostimotic diarrhea) Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh tubuh akan menyebabkabn tekanan osmotic dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan isi dari usus sehingga timbul diare (Sudarti, 2010). (3) Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan bagi usus untuk menyerap makanan yang masuk, sehingga akan timbul diare. Tetapi apabila terjadi keadaan yang sebaliknya akan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan di
21
dalam rongga usus sehingga akan menyebabkan diare juga (Sudarti, 2010). 6) Pencegahan penyakit diare (1) Teruskan pemberian ASI (2) Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian makanan pendamping ASI setelah bayi berusia 6 bulan. (3) Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan atau serangga, maka menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakan makanan untuk si kecil. (4) Selalu ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan. Juga, kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil (Putra, 2012). 7) Penatalaksanaan Prinsip perawatan diare adalah sebagai berikut : (1) Pemberian cairan (2) Diatetik (3) Obat-obatan Jumlah cairan diberikan tanpa dehidrasi adalah 100 ml/kg BB/hr sebanyak 1x setiap 2 jam. Diberikan 50% dalam 4 jam sekali dan sisanya adlibitum. Jika setiap kali diare dan umur anak < 2 tahun maka diberikan ½ gelas, jika umur 2-6 tahun diberikan 1 gelas,
22
sedangkan bila anak berumur >6 tahun maka diberikan 400 cc atau 2 gelas. Pada dehidrasi ringan dan diarenya 4 x sehari maka diberikan cairan 25-100 ml/kg BB dalam sehari atau setiap jam 2 kali. Oralit diberikan pada kasus dehidrasi ringan – berat ± 100 ml/kg BB/4-6 jam (Sudarti, 2012). Beberapa cara untuk membuat air RT (rumah tangga) antara lain : (a) LGG (Larutan Gula Garam) Gula pasir satu sendok teh penuh dicampur garam dapur halus ½ sendok teh dan air masak/ air teh hangat 1 gelas. (b) Air tajin (1) Cara tradisional 3 liter air ditambah 100 gram beras dimasak selama 45 -60 menit setelah masak air tajin diberi garam 5 gram. (2) Cara biasa 2 liter air ditambah100 gram tepung beras dan 5 gram garam dimasak hingga mendidih sehingga dapat menghasilkan air tajin. Selain itu, pada bayi tetap harus diberikan ASI sesuai kebutuhannya (Sudarti, 2012). 8) Pengobatan Diare Adapun pengobatan untuk diare pada neonatus dan bayi adalah sebagai berikut : (1) Langkah yang paling penting dalam mengatasi diare adalah menggatikan cairan atau elektrolit yang hilang.
23
(2) Jika bayi tampak sakit berat, cairan biasanya diberikan melalui infuse. Jika penyakitnya ringan, bisa diberikan cairan yang mengandung elektrolit melalui botol susu atau gelas. (3) ASI tetap diberikan untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi dan mempertahankan pembentukan ASI oleh ibu. (4) Jika bayi tidak disusui oleh ibunya, sebaiknya segera setelah dehidrasinya teratasi, diberikan susu formula yang tidak mengandung laktosa. Susu formula yang biasa bisa diberikan secara bertahap beberapa hari kemudian. (5) Meskipun diare infeksius bisa disebabkan oleh bakteri, tetapi tidak perlu diberikan antibiotic. Sebab, infeksi biasanya akan mereda tanpa diberikan pengobatan. (6) Memberikan obat untuk menghentikan diare sebenarnya bisa membahayakan bayi. Sebab, obat ini bisa menghalangi usaha tubuh untuk membuang organism penyebab infeksi melalui tinja (Putra, 2012). 9) Komplikasi Menurut Dewi (2012), komplikasi diare dibagi menjadi : (1) Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik). (2) Renjatan hipovolemik. (3) Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
24
(4) Hipoglikemia. (5) Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus. (6) Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik. (7) Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan. 4. Peran Orang Tua Terhadap Balita sakit Setiap orang tua pasti akan merasa panik dan khawatir ketika buah hatinya sakit. Tapi ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua agar bisa tenang dan berdamai saat anak sakit diantaranya: a.
Periksa gejala yang muncul pada anak dengan seksama, biasanya anak tidak bisa menjelaskan gejala yang sebenarnya dialami. Untuk itu periksa dengan seksama seperti demam dan rasa sakit yang muncul
b.
Tetaplah tenang dan jangan panik di depan anak
c.
Manjakan anak yang sedang sakit
d.
Sediakan obat – obat untuk penyakit yang umum dan ringan sebagai bentuk pencegahan pertama
e.
Jangan suka menakuti anak anda dan berilah mereka ketenangan
f.
Jangan izinkan anak anda dikunjungi banyak tamu untuk menghindari banyak percakapan
g. Tunjukan anak anda keindahan alam seperti tanama, binatang dan bunga akan membantu anak yang sakit melupakan kondisinya yang sedang sakit
25
h. Ceritakan sesuatu yang menggembirakan dan jangan cerita hal – hal yang menyedihkan i. Agar lebih betah di kamar sehingga ia tidak berkeliaran yang akhirnya memperlambat proses kesembuhannya (sitompul, 2014).
26
B. KerangkaTeori Pengetahuan
Balita
1. Definisi Pengetahuan 2. Tingkat Pengetahuan 3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan 4. Cara Pengukuran Pengetahuan
1. Pengertian Balita 2. Pertumbuhan dan perkembangan pada balita 3. Stimulasi Tumbuh Kembang balita
Diare
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : (Notoadmodjo dari Wawan, 2011)
Definisi Diare Tanda/gejala Penyebab Gambaran klinik Pathogenesis diare Pencegahan penyakit diare Penatalaksanaa n Pengobatan diare komplikasi
27
C. Kerangka Konsep Baik Tingkat pengetahuan ibu
balita
tentang
Cukup
diare. Kurang
Faktor
yang
mempengaruhi
Pengetahuan : 1. Definisi pengetahuan 2. Tingkat pengetahuan 3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan 4. Cara pengukuran pengetahuan
Keterangan : = diteliti
= tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Sumber : (Notoadmodjo dari Wawan, 2011)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian atau desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deksriptif kuantitatif. Deksriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial, ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain (Hidayat, 2007). Deksriptif
kuantitatif
apabila
dalam
mendeskripsikan,
peneliti
menggunakan angka-angka dengan analisis univariat berupa persentase dan ukuran tendesi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Saryono, 2011). Penelitian ini menggunakan pendekatan waktu secara cross sectional. Penelitian cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara faktor resiko (Hidayat, 2007). Penelitian yang dilakukan menggambarkan tingkat pengetahuan ibu balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi.
28
29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2012) . Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi.
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan peneliti untuk memperoleh data penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai Balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi berjumlah 45 orang.
2.
Sampel Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2013). Jumlah sampel yang diambil jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% -15% atau
30
20% -25% atau lebih (Arikunto, 2006). Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita berjumlah 45 orang. 3.
Teknik pengambilan sampel Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Hidayat, 2007). Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita berjumlah 45 orang.
D. Variabel Penelitian Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmojo, 2010). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan Ibu balita tentang diare.
E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena (Hidayat, 2007)
31
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi Indikator Operasional Tingkat Segala a. Definisi diare Pengetah sesuatu b. Tanda atau gejala uan ibu yang klinis diare balita diketahui c. Penyebab diare tentang oleh ibu d. Gambaran klinik diare balita e. Patogenesis diare tentang f. Pencegahan diare penyakit diare g. Penatalaksanaan diare h. Pengobatan diare i. Komplikasi diare
Alat Ukur Kuesioner
Skala Hasil Ukur Ukur Ordinal 1) Baik: bila skor X > mean + 1 SD 2) Cukup: apabila skor mean - 1SD < x < mean + 1 SD 3) Kurang: apabila skor x < mean - 1 SD (Riwidikdo, 2013)
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yaitu alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan (Hidayat, 2007). Kuesioner yang digunakan dalam bentuk pernyataan tertutup (closed ended) yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan jawaban responden dan mudah diolah (Notoatmodjo, 2012) . Menurut Hidayat (2007), kuesioner tertutup adalah kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada. Dalam
penelitian
ini
ada
dua
pernyataan
yaitu
favorable
(pernyataan positif) dan un favorable (pernyataan negatif). Untuk pernyataan favorable (pernyataan positif) jika responden memilih jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0 sedangkan untuk pernyataan un
32
favorable (pernyataan negatif) jika responden memilih jawaban benar diberi nilai 0 dan jawaban salah diberi nilai 1. Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Tentang Diare Pada Balita Pernyataan Variabel Indikator Jumlah Favorable Unfavorable Tingkat a. Definisi diare 1, 2 3*, 4 4 pengetahuan b. Tanda atau 5*, 6*, 9 7, 8 5 ibu balita gejala klinis tentang diare diare c. Penyebab diare 10, 11 12, 13 4 d. Gambaran 15, 17 14, 16* 4 klinik e. Patogenesis 18, 31 22*, 32 4 diare f. Pencegahan 19*, 20*, 25, 26, 28* 11 penyakit diare 21, 23, 24, 25*,29, 30 4 33, 34 35, 36 g. Penatalaksanaan 4 h. Pengobatan 37, 39 38, 40 43, 44 4 41, 42* i. Komplikasi Jumlah Keterangan : * item yang tidak valid. 1.
25
19
44
Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Sebuah instrumen dikatakan valid sejauh mana mampu mengukur instrumen ini. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Instrumen dikatakan valid jika
rhitung>rtabel
p < 0,05.
(0,361)
pada
taraf
signifikan
nilai
33
Menurut Riwidikdo (2013), rumus product moment adalah:
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi pearson product moment
N
: Jumlah responden
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total pertanyaan
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total Setelah dilakukan di Desa Kedunggalar Ngawi dengan jumlah 38
responden karena menurut riwidikdo (2013) minimal pengambilan 30 responden. Dari 44 soal hasilnya 34 soal dinyatakan valid dan 10 soal dinyatakan tidak valid yaitu nomor 3, 5, 6, 16, 19, 20, 22, 28, 25, 42. Pernyataan yang tidak valid sebanyak 10 pernyataan di keluarkan karena menurut Riwidikdo (2013) pernyataan valid sudah memenuhi kriteria kisi-kisi kuesioner. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat atau instrumen pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha (α) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013).
34
Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
Keterangan: ri
: Reliabilitas Instrument
k
: Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ si 2
: Jumlah varian butir
st 2
: Varians total
Instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas lebih besar dari koefisien pembanding (0,7). Berdasarkan uji reliabilitas untuk pengetahuan responden didapatkan r Alpha Chronbach sebesar 0,928 karena lebih besar dari rtabel yaitu 0,7 maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner untuk responden terbukti reliabilitasnya.
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah Merupakan cara penelitian untuk mengumpukan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat memperoleh hasil penelitian (Hidayat, 2007). Menurut Riwidikdo (2013), cara memperoleh data dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder; 1.
Data primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
35
Riwidikdo (2013). Data primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu balita tentang diare yang didapat dari pengisian kuesioner oleh responden. 2.
Data sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak dengan berbagai cara metode baik secara komersial maupun nonkomersial (Riwidikdo 2013). Dalam penelitian ini data yang digunakan diperoleh dari data yang dimiliki bidan desa mengenai berapa jumlah ibu yang memiliki balita yang bertempat di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi.
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1.
Metode Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2012), proses pengolahan data ada 4 yaitu: a.
Editing Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di tempat penelitian
36
sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi. b.
Coding Coding merupakan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
c.
Memasukkan data (processing) Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk ‘kode’ (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program SPSS 17.
d.
Pembersihan data (cleaning) Semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
2.
Analisis Data Analisis data penelitian merupakan media untuk menarik kesimpulan dari seperangkat data hasil pengumpulan (Saryono, 2011). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat. Analisis univariat adalah menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).
37
Menurut Riwidikdo (2013), untuk membuat 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang maka menggunakan parameter: a. Baik, bila nilai responden (x) > Mean + 1 SD b. Cukup, bila nilai responden Mean -1 SD ≤ x ≤ Mean + 1 SD c. Kurang, bila nilai responden (x) < Mean -1 SD Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari rata-rata diperoleh dengan rumus:
Keterangan : X
: Rata – rata (mean)
Ɖx : Jumlah seluruh jawaban responden n
: Jumlah data Hasil perhitungan manual penelitian mencari rata-rata di dapatkan
23,96. Menurut Riwidikdo (2013), simpangan baku (standart deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya.
Keterangan : SD
: Simpangan Baku ( Standart Deviation )
Xi
: Nilai responden
n
: Jumlah data
38
Prosentase diperoleh dengan rumus : Besar prosentase = Keterangan : : jumlah atau distribusi frekuensi : jumlah responden (Riwidikdo, 2013) Hasil perhitungan manual penelitian mencari simpangan baku (Standart Deviation) di dapatkan hasil 4,039.
I. Etika Penelitian Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika dalam penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2007). Untuk penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi : 1.
Informed Consent Infomed consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian informed consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan
39
tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan (Hidayat, 2007). 2.
Anonymity (Tanpa Nama) Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2007).
3.
Confidentiality (kerahasiaan) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2007)
J. Jadwal Penelitian Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal sampai dengan penulisan laporan proposal, beserta waktu berlangsungnya setiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian ini sudah terlampir.
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi adalah sebuah desa di wilayah kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Provisinsi Jawa Timur. Sebelah selatan berbatasan dengan desa katikan, sebelah barat berbatasan dengan desa kedunggalar, sebelah utara berbatasan dengan desa wonokerto, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan kecamatan paron. Secara umum, keadaan lingkungan di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi terlihat bersih dan rapi, dengan luas wilayah ±300000m2. Pada bulan Desember 2013 sampai dengan Desember 2014 terdapat 45 ibu yang memiliki balita..
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden Pada penelitian ini karakteristik responden dibagi menjadi 2, yakni : a. Umur Berdasarkan umur responden dibagi menjadi 3 kategori, yaitu : umur 10-20 tahun, umur 21-30 tahun, dan umur 31-40 tahun. Berikut ini tabel distribusi frekuensi responden tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi berdasarkan umur pada tahun 2015.
41
Tabel 4.1.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur. No. Kategori Umur Jumlah Prosentase (%) 1 10-20 tahun 2 4.44 2 21-30 tahun 39 86.67 3 31-40 tahun 4 8.89 Total 45 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.1. diketahui sebanyak 2 responden (4,44%) pada kategori umur 10-20 tahun, 39 responden (86,67%) berada pada kategori umur 20-30 tahun, 4 responden (8,89%) pada kategori umur 31-40 tahun. b. Pendidikan Pendidikan responden dibagi menjadi 4 kategori, yakni : SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan sebagai berikut : Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan No Kategori Pendidikan Jumlah Prosentase (%) 1 SD 4 8.89 2 SMP 16 35.56 3 SMA 19 42.22 4 PERGURUAN TINGGI 6 13.33 Total 45 100 Sumber : Data Primer Menurut tabel 4.2. dapat diketahui bahwa 4 responden (8,89%) berpendidikan SD, 16 responden (35,56%) berpendidikan SMP, 19 responden (42,22%) berpendidikan SMA dan 6 responden (13,33%) berpendidikan Perguruan Tinggi.
42
2. Analisis Data Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi dengan jumlah 45 responden. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17. Tabel 4.3. Mean dan Standar Deviasi Variable tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015 Sumber : Data primer
Mean 23,96
Berikut ini perhitungan kategori pengetahuan responden : a. Baik, bila nilai yang diperoleh : (x) > mean + 1 SD (x) > 23,96 + 1 x 4,039 (x) > 27,999 (x) > 27,9 b. Cukup, bila nilai yang diperoleh : mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 23,96 – 1 x 4,039 ≤ x ≤ 23,96 + 1 x 4,039 19,9 ≤ x ≤ 27,999 19,9 ≤ x ≤ 27,9
Standar deviasi 4,039
43
c. Kurang, bila nilai yang diperoleh : (x) < mean – 1 SD (x) < 23,96 – 1 x 4,039 (x) < 19,921 (x) < 19,9 Di bawah ini tabel distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015. Tabel 4.4. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015. No Tingkat Pengetahuan Jumlah Prosentase (%) 1 Baik 11 24.44 2 Cukup 26 57.78 3 Kurang 8 17.78 total 45 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015, yang berpengetahuan baik sebanyak 11 responden (24,44%), berpengetahuan cukup 26 responden (57,78%) dan yang berpengetahuan kurang 8 responden (17,78%).
Tabel 4.5 Krostab Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi Berdasarkan Umur Tingkat Pengetahuan Umur Baik Cukup Kurang 10 – 20 th 0 0 1 21 – 30 th 11 24 8 31 – 40 th 0 1 0 Sumber : Data Primer
44
Berdasarkan tabel krostab 4.5 dapat diketahui bahwa responden usia 10-20 tahun memiliki pengetahuan baik 0, cukup 0, dan kurang 1, responden usia 21-30 tahun memiliki pengetahuan baik 11, cukup 24 dan kurang 8, responden usia 31-40 tahun memiliki pengetahuan baik 0, cukup 1, dan buruk 0. Tabel 4.6 Krostab Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi Berdasarkan Pendidikan Tingkat pengetahan Pendidikan Baik Cukup Kurang SD 0 0 4 SMP 1 11 4 SMA 5 14 0 PT 5 1 0 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel krostab 4.6 dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan SD mempunyai pengetahuan baik 0, cukup, 0 dan kurang 4. Responden yang berpendidikan SMP mempunyai pengetahuan baik 1, cukup 11, kurang 4. Responden yang berpendidikan SMA mempunyai pengetahuan baik 5, cukup 14, kurang 0. Dan responden yang berpendidikan perguruan tinggi mempunyai pengetahuan baik 5, cukup 1, dan kurang 0.
C. Pembahasan
Berdasarkan
data
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
tingkat
pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi terbanyak pada kategori cukup yaitu 26 responden (57,78%), kemudian pada kategori baik yakni 11 responden (24,44%) dan paling sedikit pada kategori kurang sebanyak 8 responden (17,78%).
45
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh mulai mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut Notoatmojo (2007) Tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015 dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan umur. Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut. Pendidikan yang lebih tinggi berarti mempunyai wawasan dan pengalaman yang lebih luas, lebih mudah memahami informasi yang diterima. Menurut Nursalam dari Wawan (2011) Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa di percaya dari orang yang belum tinggi kedewasaanya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.
46
Menurut Notoatmojo dari Wawan (2011) Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah citacita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan di perlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatan kualitas hidup. Menurut Notoatmojo (2007) pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi. Menurut Sudarti (2012) Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buangan air besar yng tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare apabila mengalami buang air besar lebih dari 3 kali sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali. Berdasarkan dari hasil penelitian di dapatkan hasil tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare mayoritas berkategori cukup yaitu umur 21-30 tahun sebanyak 24 responden, pendidikan SMA sebanyak 14 responden. Kategori pengetahuan kurang umur 21-30 tahun sebanyak 8 responden, pendidikan SD sebanyak 11 responden. Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa “Tingkat Pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi dalam kategori cukup. Hal ini dikarenakan selain masih banyak ibu yang memiliki balita belum memahami tentang pengertian, penyebab, tanda gejala dan cara pengobatan
47
disebabkan karena para ibu belum mendapatkan penyuluhan tentang diare pada balita. Dari hasil penelitian sebelumnya yaitu Mariastuti Dwi (2012) penelitian dilakukan di wilayah kerja ponorogo utara dengan jumlah 754 ibu. Merupakan jenis deskriptif, populasi dalam penelitian ini 75 ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun. Pengambilan sampel dengan tekhnik consecutive sampling. Hasil penelitian di dapatkan bahwa 50 responden (66,66%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang diare pada balita usia 1-5 tahun dan 25 responden
(33,34%),
mempunyai
pengetahuan cukup, dan tidak ada responden (0%) berpengetahuan kurang. Sedangkan penelitian yang dilakukan di desa pelangkidul kedunggalar ngawi dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare dengan 45 responden menggunakan metode total sampling di peroleh hasil mayoritas ibu dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (57,78%), tingkat pengetahuan baik sebanyak 11 responden (24,44%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (17,78%). D. Keterbatasan
Dalam penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu ; 1. Dalam penelitian ini ada kelemahan dalam menyusun alat (kuesioner) yang menggunakan
jawaban
tertutup
sehingga
responden
tidak
dapat
menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia. 2. Dalam penelitian ini hanya menggambarkan pengetahuan ibu balita tentang diare tanpa adanya tindak lanjut terhadap hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015 maka peneliti mengambil sampel 45 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015 dapat disimpulkan bahwa : 1.
Tingkat Pengetahuan Ibu Balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015 termasuk dalam kategori baik yaitu 11 responden (24,44%).
2.
Tingkat Pengetahuan Ibu Balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015 termasuk dalam kategori cukup yaitu 26 responden (57,78%).
3.
Tingkat Pengetahuan Ibu Balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015 termasuk dalam kategori kurang yaitu 8 responden (17,78%).
4.
Faktor pendukung dan penghambat Tingkat Pengetahuan Ibu balita tentang diare di desa pelangkidul Kedunggalar Ngawi faktor pendukung (umur dalam kategori cukup sebanyak 24 responden dan pendidikan dalam kategori cukup 14 responden) faktor penghambat (lingkungan, sosial budaya, pengalaman).
48
49
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah ; 1.
Bagi Responden Diharapkan menambah informasi tentang diare yang terjadi pada balita, supaya lebih siap dalam menghadapi balita yang mengalami diare.
2.
Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang lebih lanjut dan menambah referensi mengenai pengetahuan ibu balita tentang diare.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan variabel penelitian, kuesioner dan sampel penelitian lebih banyak tentang pengetahuan ibu balita tentang diare.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta _ . 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Dewi, V.N.L. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika . 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika Kristiyanasari, W. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha Media Maryunani, 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info Media Muslihatun, N.W. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya Notoatmodjo, S. 2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta PKU, W.R. 2014. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Diare Pada Anak Usia Balita Di Desa Mangurejo Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. PKU Muhammadiyah Surakarta Putra, S.R. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita Untuk Keperawatan Dan Kebidanan. Yogyakarta : D-Medika Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : CV. Rihama-Rohima Rukiyah, L.Y. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. jakarta : Trans Info Media Saryono, 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, dan S2. Jakarta : Nuha Medika SDKI. 2012. http://www.infodokterku.com/component/content/article/16-kumpulanartikel/data/data/92-kondisi-angka-kematian-neonatal-akn-angka-kematianbayi-akb-angka-kematian-balita-akbal-angka-kematian-ibu-aki-danpenyebabnya-di-indonesia.html
Sitompul, M.E. 2014. Kesalahan Orang Tua Ketika Anak Sakit. Jakarta : Serambi Semesta Sudarti, 2010. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika . 2012. Buku Ajar : Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta : Nuha medika. UMP, M.D. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Balita Usia 1-5 Tahun. Universitas Muhammadiyah Ponorogo Wawan, A. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika