Distribusi Zakat Dalam ... (Arif Wibowo) DISTRIBUSI ZAKAT DALAM BENTUK PENYERTAAN MODAL BERGULIR SEBAGAI ACCELERATOR KESETARAAN KESEJAHTERAAN Arif Wibowo, MEI Email:
[email protected] Manajemen FE, UNY, Yogyakarta ABSTRACT The study discusses the zakat distribution on the effect of wellbeing equality by using the rolling capital investments. It is believed that zakat have a role to increase well being of citizen. However it have been yet managed well professionally. Hence, it is proposed that zakat distrubution able to improve wellbeing equality if it is managed as capital investment which applied in a proper way. Keywords: Zakat, wellbeing, capital investment
Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang dilami oleh hampir setiap negara.
Berbagai program pengentasan
kemiskinan
sudah
sangat
banyak
diupayakan, namun kemiskinan selalu saja tumbuh berbarengan dengan tumbuhnya perekonomian.
Sebuah negara dengan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi ternyata tidak secara otomatis membawa kenaikan
Kepedulian
ekonomi
suatu
negara
tetap
saja
meninggalkan sebuah lapisan masyarakat dengan tingkat kemiskinan yang semakin parah.
Kemiskinan merupakan masalah
bersama, oleh karenanya, penanggulangan masalah
kemiskinan
juga
tanggung jawab bersama.
merupakan
merupakan
salah unsur pokok tegaknya kehidupan sosial.
Salah satu cara menanggulangi
kemiskinan adalah dengan kepedulian golongan mampu untuk memberdayakan golongan yang tidak mampu dengan mengeluarkan sebagian harta kekayaan mereka,
baik
berupa
pembelanjaan
(spending) maupun berupa dana sosial dalam wujud shadaqoh.
kesejahteraan (kekayaan) pada semua lapisan masyarakat. Namun, pertumbuhan
sosial
Shodaqoh merupakan pengeluaran (spending) untuk orang lain. Dalam ajaran syariat
Islam,
kewajiban
bagi
Shodaqah setiap
merupakan orang
yang
mempuyai kelebihan harta dari pengeluaran wajar untuk diri dan keluarganya. Karena Shodaqah
ini
sifatnya
wajib,
maka
pemberian shodaqah oleh golongan mampu ini pelaksanaannya bisa dipaksakan oleh
28
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 pemangku kepentingan yang diberikan
harta yang telah diambil zakatnya dari
kewenangan.
Shodaqah minimal yang
bahaya. Menurut Ibnu Taimiah, hati dan
pemungutannya bisa dipaksakan inilah
harta orang yang membayar zakat tersebut
yang kita kenal dengan istilah zakat.
menjadi suci dan bersih serta berkembang
Zakat
merupakan
salah
satu
secara maknawi.
instrumen openting dalam tegak dan
Menurut hukum Islam (istilah
kokohnya kehidupan suatu bangsa. Itulah
syara'), zakat berarti kewajiban atas harta
mengapa
zakat
atau kewajiban atas sejumlah harta tertentu
merupakan satu dari lima rukun Islam.
untuk kelompok tertentu dan dalam waktu
Menunaikan zakat merupakan salah satu
tertentu. Kewajiban atas sejumlah harta
alat bagi setiap kita untuk menunaikan
tertentu, berarti zakat adalah kewajiban atas
peran
untuk
harta yang bersifat mengikat dan bukan
menciptakan kebaikan (peradaban) di muka
anjuran. Kewajiban tersebut terkena kepada
bumi ini.
setiap muslim (baligh atau belum, berakal
dalam
kita
syariat
sebagai
Pengelolaan
islam,
manusia
di
atau gila) ketika mereka memiliki sejumlah
Indonesia saat ini sebagian besar masih
harta yang sudah memenuhi batas nisabnya.
dilakukan secara informal oleh masjid,
Kelompok tertentu adalah mustakihin yang
pesantren dan melalui pemuka agama. Hal
terangkum dalam delapan asnaf. Waktu
ini disebabkan oleh masih minimnya
untuk mengeluarkan zakat adalah ketika
kesadaran pembayar zakat (muzakki) dan
sudah berlalu setahun (haul) untuk zakat
rendahnya
emas, perak, perdagangan, ketika panen
Organisasi
dana
zakat
kepercayaan Pengelola
Zakat
terhadap (OPZ).
untuk
hasil
tanaman,
ketika
Dengan kondisi seperti ini, pemaksimalan
memperolehnya untuk rikaz dan ketika
fungsi zakat dalam upaya mengentaskan
bulan Ramadhan sampai sebelum shalat 'Iid
kemiskinan menjadisulit diwujudkan.
untuk zakat fitrah. Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan
Definisi Zakat
dengan pengertian menurut istilah sangat
Secara bahasa (lughat), zakat
nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta
berarti berkah, tumbuh dan berkembang
yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi
(al-namaa), kesuburan atau bertambah
berkah,
(HR. At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti
bertambah, suci dan baik (Hafidhuddin,
membersihkan atau mensucikan (QS. At-
2002).
Taubah : 10). Dinamakan zakat karena, dapat mengembangkan dan menjauhkan 29
tumbuh,
berkembang
dan
Distribusi Zakat Dalam ... (Arif Wibowo) zakat maal karena keterkaitannya yang Macam-macam Zakat
lebih kuat dengan harta daripada
Dalam Islam, zakat terbagi menjadi dua
keterkaitannya dengan diri pemiliknya.
macam sebagai berikut :
Oleh karena itu, syarat-syaratnya pun
1. Zakat fitrah, yaitu zakat yang wajib
lebih banyak yang terkait dengan harta daripada dengan diri pemiliknya.
ditunaikan oleh setiap muslim atas nama dirinya dan yang dibawah tanggung jawabnya, pada penghujung
Sasaran Distribusi Zakat
bulan Ramadhan, sebelum shalat Idul
Sasaran
distribusi
zakat
Fitri, bila yang bersangkutan memiliki
disebutkan dalam Al-Qur`an surat al-
kelebihan harta untuk keperluan pada
Tawbah:60. Dalam ayat tersebut ada
hari itu dan malam harinya. Adapun
delapan kelompok sasaran pendistribusian
kadar yang dibayarkan adalah satu sha’
zakat yaitu fakir, miskin, amil, mu’allaf,
(kurang lebih 2,2 kilogram [atau yang
membebaskan budak (riqab), orang yang
biasa
2,5
berutang (gharimin), fi sabilillah, dan ibn
kilogram] dari bahan pokok setiap
sabil. Berikut dijelaskan masing-masing
daerah). Menurut sebagian ulama’,
dan penafsirannya sesuai dengan konteks
zakat fitrah juga bisa ditunaikan dalam
sekarang.
bentuk nilai mata uang seharga kadar
Fakir dan Miskin. Kedua kelompok
zakat tersebut, khususnya jika hal itu
tersebut merupakan golongan masyarakat
lebih bermanfaat bagi fakir miskin
yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
yang
karena
pokoknya.
Bedanya,
keterkaitannya yang lebih kuat dengan
keadaanya
lebih
diri si pembayar zakat daripada
dibanding dengan kelompok miskin (Oran
keterkaitannya dengan harta, zakat ini
dan
juga dikenal dengan sebutan zakat diri
penentuan kriteria fakir dan miskin dengan
(zakatul abdaan).
kemampuan mereka dalam pemenuhan
digenapkan
menerimanya.
menjadi
Dan
2. Zakat harta (zakatul amwaal/ zakat maal),
ialah
zakat
yang
wajib
Rashid,
1989:
kelompok
kurang 128).
fakir
beruntung Meskipun
kebutuhan pokok ini masih relevan untuk masa sekarang, namun ukuran kebutuhan
ditunaikan atas kepemilikan harta
pokok itu perlu disesuaikan.
dengan ketentuan-ketentuan khusus
Amil Zakat . Apabila dikaitkan dengan hak
terkait dengan jenis harta, batas
penerimaan dana zakat, yang disebut amil
nominalnya
kadar
adalah orang-orang dan atau fungsi-fungsi
zakatnya. Zakat ini disebut dengan
yang terlibat dalam salah satu dari bidang
(nishab),
dan
30
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 tanggung jawab sebagai berikut (Mas’udi,
artinya.
Namun,
Al-Qur`an
tidak
1991):
menjelaskan secara eksplisit bahwa hati
1. Pengontrol kebijakan zakat sebagaimana
mereka dijinakkan dengan dana zakat agar
disepakati oleh rakyat wajib zakat.
mereka tetap masuk dalam komunitas
2. Aparat pemungut atau pencatat zakat.
Islam. Dengan meminjam ijtihad Umar,
3. Aparat administrasi perzakatan.
pembujukan hati tersebut bukan semata
4. Segenap aparat departemen teknis yang
bertujuan agar mereka tetap masuk dalam
bekerja untuk kesejahteraan rakyat
komunitas Muslim, tetapi lebih agar
dengan dana zakat.
mereka memilih jalan hidup sesuai dengan
Semua orang yang terlibat dalam
jalan hidup kaum Muslim yang sebenarnya,
salah satu dari empat tugas tersebut
yaitu jalan hidup yang sesuai dengan fitrah
berhak menerima bagian dari dana zakat
manusia.
dalam ukuran yang disepakati. Riqab. Untuk masa sekarang, manusia Muallaf . Biasanya, muallaf didefinisikan
dengan status budak belian seperti ini sudah
sebagai orang yang tengah dibujuk untuk
tidak ada lagi. Akan tetapi, apabila dilihat
masuk lebih mantap ke dalam komunitas
maknanya secara lebih dalam arti riqab
Islam. Pada masa awal Islam hal ini perlu
merujuk pada kelompok manusia yang
dilakukan agar para muallaf tetap memeluk
tertindak dan dieksploitasi oleh manusia
Islam dengan demikian jumlah umat Islam
lain,
bisa terus berkembang dan menjadi kuat.
struktural. Dengan kata lain, berbeda
Dengan demikian, jelas bahwa ada maksud
dengan istilah fakir-miskin, yang lebih
politis strategis dalam pendistribusian dana
merujuk pada manusia yang menderita
zakat kepada kelompok ini. Khalifah Umar
secara
lah yang kemudian berinisiatif untuk tidak
merujuk pada orang atau masyarakat yang
lagi memberikan santunan dana zakat
menderita secara budaya dan politis.
kepada para muallaf karena pada masa itu
Dengan pengertian ini, dana zakat untuk
jumlah umat Islam sudah banyak dan kuat
kategori riqab dapat digunakan untuk
sehingga tidak perlu lagi membujuk-bujuk
“memerdekakan” orang atau kelompok
para
masyarakat yang sedang dalam keadaan
muallaf
untuk
tetap
dalam
keyakinannya. Secara
baik
sosial
secara
personal
ekonomis,
maupun
maka
riqab
tertindas dan kehilangan haknya untuk harfiah
muallafati
menentukan arah hidupnya sendiri. Dengan
qulubuhum dalam surat al-Tawbah:60
demikian, dana zakat dapat digunakan
berarti orang yang sedang dijinakkan
untuk membantu buruh-buruh rendahan 31
Distribusi Zakat Dalam ... (Arif Wibowo) dan kuli-kuli kasar dari hegemoni majikan
pengertian negatif, fi sabilillah berarti
mereka.
berperang
Sementara
dalam
bentuk
memerangi
kekafiran.
struktural, dana zakat dapat digunakan
Sedangkan menurut pengertian positifnya,
untuk proses penyadaran dan pembebasan
fi sabilillah berarti menegakkan “jalan
masyarakat tertindas berkaitan dengan hak-
Allah” itu sendiri (Mas’udi, 1991: 159).
hak dasar mereka sebagai manusia baik
Jalan Allah itu diartikan sebagai “cita
dalam dimensi individu maupun sosialnya
kebaikan-kebaikan-Nya yang universal,
(Mas’udi, 1991).
yang mengatasi batas kepercayaan, suku, ras, dan batas-batas formal lainnya.”
Gharimin.
Untuk
konteks
sekarang,
Rinciannya bisa macam-macam, tetapi
pengertian ini masih relevan. Akan tetapi,
pangkalnya adalah kemaslahatan bersama.
disamping penggunaan dana zakat yang
Dalam pengertian ini, dana zakat untuk fi
bersifat kuratif atau memberikan bantuan
sabilillah
setelah
menyelenggarakan sistem kenegaraan atau
terjadinya
kebangkrutan
atau
dapat
digunakan
kepailitan orang yang berutang tersebut,
pemerintahan
dana
kepentingan rakyat, melindungi keamanan
zakat
seharusnya
juga
dapat
digunakan untuk mencegah terjadinya
warga
kebangkrutan
destruktif
tersebut
dengan
yang
untuk
negara
dari
yang
mengabdi
pada
kekuatan-kekuatan melawan
hak-hak
menyuntikkan dana agar usaha seseorang
kemanusiaan dan kewarganegaraan mereka
yang terancam bangkrut dapat pulih
yang sah, menegakkan keadilan hukum
kembali dan tidak jadi pailit.
bagi warga negara, membangun dan
Di samping utang yang bersifat individual,
memelihara sarana dan prasarana umum,
utang masyarakat atau negara seharusnya
seperti jalan, sarana komunikasi, dan
juga bisa ditanggulangi dengan dana zakat.
sebagainya, serta usaha-usaha lain yang
Oleh karena itu, sangat wajar kalau dana
secara
pajak yang terkumpul di negara-negara
mewujudkan cita keadilan sosial dan
kaya
kesejahteraan umat manusia.
digunakan
dihibahkan
untuk
membayar hutang negara-negara miskin.
Ibn
konsisten
Sabil.
Para
ditujuakn
fuqaha
untuk
selama
ini
mengartikan ibnu sabil sebagai “musafir Fi Sabilillah. Istilah ini biasa diartikan
yang kehabisan bekal”. Meskipun tidak
sebagai tentara yang berperang di jalan
salah dan masih relevan, namun pengertian
Allah untuk melawan orang-orang kafir.
ini sangat sempit. Untuk konteks sekarang,
Menurut Masdar F. Mas’udi, istilah fi
pengertian ibnu sabil dapat dikembangkan
sabilillah memiliki dua pengertian. Dalam
bukan sekedar pada “pelancong” yang 32
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 kehabisan bekal, tetapi juga terhadap orang
posisi
atau kelompok masyarakat yang “terpaksa”
miskinnya lapangan kerja.
menanggung kerugian atau kemalangan
Distribusi
ekonomi
karena
sesuatu
yang
tidak
penawaran
pendapatan
antar
tenaga atau
kerja
dan
mengalirnya
masyarakat
hanya
disengaja seperti karena bencana alam,
diwadahi dalam bentuk mekanisme kerja
wabah penyakit, dan peperangan.
pasar dan tidak ada mekanisme yang secara otomatis
meredistribusi
pendapatan
Dengan pengertian ini, maka dana zakat
sehingga mereka yang posisi tawarnya
dapat digunakan tidak saja untuk keperluan
lemah bisa meningkat. Lebih lagi, dalam
musafir yang kehabisan bekal, tetapi juga
perekonomian
untuk keperluan pengungsi baik karena
kesamaan harga, dimana barang/jasa akan
alasan politik maupun karena alasan
mengalir dari suatu pasar yang harganya
lingkungan alam seperti banjir, tanah
rendah menuju pasar yang harganya tinggi.
longsor, kebakaran, dan sebagainya.
Proses ini akan terjadi secara terus menerus
bebas
berlaku
hukum
sehingga harga di setiap pasar mendekati Zakat
Sebagai
Alat
Distribusi
Pendapatan
pengusaha untuk mengambil keuntungan
Selama ini, pembahasan tentang sistem
perekonoman
mendasarkan
sama dan tidak menguntungkan bagi setiap
selalu
dari perbedaan harga tersebut.
saja
Berlakunya
hukum
ini
juga
distribusi pendapatan dan
menjadi penghambat terjadinya proses
output antar individu dalam masyarakat
distribusi pendapatan antar masyarakat.
yang
oleh
Sebagai misal naiknya tingkat upah di suatu
Kekuatan permintaan
perusahaan atau daerah tidak akan terjadi
dan penawaran yang akan menentukan
dalam jangka panjang karena hal ini akan
barang-barang apa yang dihargai mahal dan
diikuti oleh gelombang aliran tenaga kerja
barang-barang
tidak
menuju daaerah yang upahnya tinggi
berharga. Yang terjadi saat ini, semakin
hingga upah antar daerah mendekati titik
tingginya tingkat perekonomian, selalu
yang sama.
sepenuhnya
mekanisme pasar.
apa
dikendalikan
yang
akan
dibarengi dengan semakin melemahnya
Jika sistem ini berlangsung terus,
daya beli masyarakat. Nilai kerja manusia,
salah satu dampaknya adalah macetnya
tidak pernah mengalami kenaikan yang
proses distribusi yang bisa berdampak pada
signifikan, justru sebaliknya secara riil bisa
banyak hal termasuk aspek sosial dan
dibilang menurun adalah karena lemahnya
politik.
Ketimpangan
pendapatan
merupakan gejala awal dari dampak 33
Distribusi Zakat Dalam ... (Arif Wibowo) liberalisasi ekonomi yang bisa berujung
dipahami secara utuh dan dilaksanakan
pada kecemburuan sosial dan konflik
secara berjamaah dalam suatu negara, maka
sosial. Ekonomi liberal mengatasi masalah
tidak disanksikan bahwa zakat akan
ini melalui kebijakan pemerintah dan
memiliki manfaat ekonomi yang luar biasa
mengandalkan belas kasihan para jutawan
besar.
atau pilantropis.
Sistem ekonomi berbasis zakat
Zakat yang merupakan kewajiban
mampu mendorong proses transformasi
bagi setiap individu untuk mendistribusikan
ekonomi
kelebihan
proses
kekayaan
yang
dimilikinya
dan
sekaligus
distribusi
mempercepat
pendapatan
dan
kepada orang lain yang lebih membutuhkan
kesejahteraan sosial dalam masyarakat.
dharapkan bisa menjadi alternatif jawaban
Sistem zakat sebagai suatu sistem ekonomi
atas
ini telah dipraktekkan dan dibuktikan oleh
permasalahan
distribusi
ini.
pendapatan
Mekanisme dalam
Islam
dilekatkan kepada kewajiban orang kaya
Nabi Muhammad SAW dan pemerintahan Khulafa’al-Rasidin.
(muzakki) dengan insentif yang sangat besar, baik di dunia maupun di akhirat.
Zakat
Sebagai
Alat
Redistribusi
Allah menjamin bahwa dengan membayar
Pendapatan dan Kekayaan
zakat (sedekah) tidak akan membuat orang
Distribusi pendapatan dalam Islam
miskin, bahkan hartanya di sisi Allah akan
merupakan penyaluran harta yang ada, baik
di lipat gandakan (QS 2: 276). Kepahaman
yang dimiliki oleh pribadi atau umum
masyarakat terhadap ajaran Islam akan
(publik)
mendorong pada mekanisme pembayaran
menerima
zakat ini meskipun peran pemerintah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
sangatlah kecil.
sesuai dengan peraturan yang ada dalam
kepada
pihak
dengan
yang tujuan
berhak untuk
islam (syaria’t). Kewajiban menyisihkan Zakat
sebagai
Insentif
Transformasi Ekonomi
sebagian
harta
bagi
pihak
yang
berkecukupan (muzakki atau surplus units)
Secara empiris penyaluran zakat
diyakini
mampu
dampak
kekayaannya dan di sisi lain merupakan
ekonomi yang signifikan. Hal ini terjadi,
insentif (perangsang) untuk kekayaan pihak
tidak lain karena pelaksanaan zakat masih
yang kekurangan (mustahik atau deficit
bersifat
units) agar dapat dikembangkan kepada
belum
parsial,
memberikan
baik
pada
aspek
pemahaman, sosialisasi, maupun penerapan kebijakan perzakatan.
sebagai
kompensasi
yang lebih baik (surplus).
Jika zakat mampu 34
atas
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 Konsep
optimalisasi
proses
bagaimana agar zakat memberikan dampak
redistribusi pendapatan dan kekayaan yang
yang lebih baik bagi para penerima.
ditawarkan Islam tercermin pada kewajiban
Sehingga zakat yang diberikan dapat lebih
zakat yang dibebankan kepada masyarakat
mengarah pada zakat produktif.
yang kaya (muzakki) dan didistribusikan
Beberapa ide yang sudah muncul
kepada masyarakat miskin (mustahik). Ada
diantaranya,
dua peran zakat dalam meningkatkan
dilakukan dengan konsep snow ball dalam
keadilan distribusi pendapatan :
penggunaan
1. Zakat berfungsi untuk mengurangi
terkumpul. Maksudnya adalah, ketika tahun
tingkat
pendapatan
harta
zakat
zakat yang
yang sudah
siap
ini seorang individu menjadi penerima
dikonsumsi (disposable income) oleh
zakat produktif, maka pada tahun depan,
kelompok masyarakat kaya (muzakki).
diharuskan penerima tadi dapat menjadi
Oleh karena itu, pengimplementasian
pembayar zakat.Zakat, apabila dikelola
zakat
mampu
dengan baik maka akan menjadi salah satu
mengerem tingkat konsumsi orang kaya.
solusi untuk menciptakan kesejahteraan
Hal ini pada gilirannya akan memiliki
bagi masyarakat.
diharapkan
yang
pengelolaan
akan
dampak yang positif, yaitu menurunnya dampak
meningkatkan
harga-harga
komoditas.
Distribusi Zakat Dalam Bentuk Penyertaan Modal Bergulir dengan
2. Zakat berfungsi sebagai media transfer pendapatan
sehingga
Sistem Bagi Hasil .
mampu
Pelaksanaan pengamalan zakat,
meningkatkan daya beli masyarakat
harus ditangani oleh lembaga amil zakat
miskin. Dalam hal ini diharapkan
yang
dengan menerima zakat, maka segmen
fungsional dan profesional. Hal tersebut
masyarakat miskin akan meningkat daya
diharapkan akanmemberikan hasil yang
belinya sehingga mampu berinteraksi
optimal dan efektif atas efek zakat dalam
dengan segmen masyarakat kaya.
transformasi ekonomi. Seperti yang pernah
Al-Qur’an
telah
memiliki
sistem
manajemen
menjelaskan
diusukan oleh Dawam Rahardjo akan
penentuan alokasi zakat, siapa yang berhak
perlunya bank sosial Islam, Bank ini
menerimanya,
berfungsi mengelola dana zakat untuk
tetapi
tidak
dijelaskan
apakah yang zakat itu harus diterima dalam
didayagunakan
bentuk uang, barang-barang konsumsi atau
pemberdayaan ekonomi ummat.
modal
kerja.
pemikiran
Hal
yang
ini
menimbulkan
melahirkan
ide
ide
bagi
kepentingan
Menurut Kuntowijoyo, zakat yang merupakan salah satu instrumen penting 35
Distribusi Zakat Dalam ... (Arif Wibowo) dalam
Islam
sebagai
upaya
untuk
mendapat prioritas dan pengutamaan oleh
menciptakan kesejahteran sosial perlu
Al
dibentuk institusi bank yang bebas bunga
mengatasi masalah kemiskinan merupakan
(zero interest bank) sebagai pengelola dana
tujuan utama zakat. Hal ini menjadi sangat
ummat berupa zakat dan sumber lainnya,
penting ketika dana zakat adalah terbatas.
yang
Untuk
ditujukan
untuk
membantu
Qur’an.
Ini
menunjukkan
mewujudkan
kemaslahatan,
permodalan bagi masyarakat ekonomi
diperbolehkan
lemah.
pemberian zakat pada semua sasaran zakat, Dana zakat dapat digunakan untuk
usaha-usaha kecil, seperti industri rumah tangga
(home
industry),
tidak
bahwa
menyamaratakan
bahkan diperbolehkan memberikan zakat untuk satu sasaran saja.
pertukangan,
Kedua,
bentuk
pendistribusian
perbengkelan dan jasa. Dengan demikian
zakat yang sesuai. Kadar zakat untuk fakir
diharapkan dapat terciptanya pemerataan
miskin tidak ditentukan menurut besarnya
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat,
dana zakat yang terkumpul. Hal ini karena
dengan
beli
tujuan zakat adalah memberikan tingkat
masyarakat, dan beredarnya harta kekayaan
hidup yang layak sebagai seorang Muslim
secara berkeadilan.
dengan cara memampukan mustahik untuk
meningkatnya
daya
Untuk alasan inilah maka menjadi
menghidupi
diri-nya
sendiri
dengan
penting melakukan upaya-upaya untuk
kemampuan yang dimilikinya. Bagi fakir
meningkatkan efektifitas pendayagunaan
miskin yang sanggup bekerja namun
zakat. Dengan keterbatasan dana zakat,
menjadi
diperlukan strategi pendistribusian yang
menggunakan secara penuh sumber daya
tepat agar zakat menjadi efektif.
mereka karena keterbatasan modal manusia
miskin
karena
tidak
dapat
Ada tiga hal penting yang harus
(human capital), modal fisik (physical
mendapatkan penekanan dalam upaya
capital), dan modal finansial (financial
meningkatkan efektifitas dan kemanfaat
capital) yang dibutuhkan untuk melakukan
gunaan pendistribusian zakat, yaitu:
aktivitas
Pertama,
prioritas
target
pendapatan
ekonomi yang
agar layak,
memperoleh zakat
harus
distribusi zakat. Distribusi zakat sudah
ditujukan sebagai modal produktif. Disini
ditentukan hanya untuk delapanashnaf (QS
zakat harus dijadikan sebagai program
9: 60). Namun demikian, Al Qur’an
spesifik yang di desain untuk mendukung
menyebutkan fakir dan miskin sebagai
penyediaan modal manusia, fisik, dan
kelompok pertama dan kedua dalam daftar
finansial yang dibutuhkan orang miskin.
penerima zakat. Mereka inilah yang 36
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 Pemberian
modal
produktif
dan sesuai dengan Keputusan Menteri
mungkin tidak sesuai untuk kelompok
Agama Republik Indonesia No. 581 Tahun
pekerja atau buruh miskin yang memiliki
1999 Tentang Pelaksanaan UU.No 38
keterbatasan waktu dan kontrak kerja.
Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat
Disini zakat dapat ditujukan sebagai equity
Pasal 29 yaitu :
transfer yaitu pemberian zakat dalam
1. Melakukan studi kelayakan;
bentuk modal saham sehingga pekerja-
2. Menetapkan jenis usaha produktif;
buruh miskin mendapat manfaat dari
3. Melakukan bimbingan dan penyuluhan;
aktivitas ekonomi yang luas, meningkatnya
4. Melakukan pemantauan, pengendalian
motivasi kerja, dan nilai saham yang
dan pengawasan;
cenderung stabil. Sedangkan bagi fakir
5. Mengadakan evaluasi; dan
miskin yang tidak sanggup bekerja dan
6. Membuat pelaporan.
mencari nafkah, zakat dapat ditujukan
Pasal
29
Keputusan
Menteri
sebagai jaring pengaman sosial. Disini
Agama Republik Indonesia no. 581 Tahun
zakat dapat digunakan untuk menyediakan
1999 Tentang Pelaksanaan UU.No.38
kebutuhan dasar kelompok orang tua dan
Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat
jompo, orang-orang sakit dan cacat, dan
tersebut
anak-anak terlantar.
bahwa pelaksanaan usaha produktif dapat
Ketiga,
menyesuaikan
dengan
bertujuan
untuk
berjalan maksimal,
memastikan
serta pelanggaran-
kondisi lokal dan perkembangan terkini.
pelanggaran /penyelewengan tidak akan
Lembaga zakat perlu untuk memikirkan
terjadi atau bisa diminimalisir.Keputusan
bentuk pendayagunaan zakat yang sesuai
tersebut memberikan ikatan antara pemberi
dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat
modal (Amil Zakat) dan penerima modal
lokal
usaha produktif (faqir miskin) berupa
serta
tentang
perkembangan pemberdayaan
pemikiran ekonomi
bimbingan,
penyuluhan,
pemantauan,
masyarakat. Sebagai misal, dalam kondisi
pengendalian, pengawasan, evaluasi dan
bencana alam, distribusi zakat semestinya
pelaporan.
tidak hanya dalam bentuk cash transfer
pinjaman dan pemberi pinjaman dalam ada
namun juga bisa dalam bentuk cash for
ikatan dan berjalan bersamasama untuk
work.
mewujudkan
sehingga
antara
tercapainya
penerima
usaha
yang
dilakukan oleh faqir miskin. Zakat Produktif Pendistribusian zakat untuk usaha produktif harus melalui prosedur yang jelas
Hukum Bergulir 37
Zakat
Sebagai
Pinjaman
Distribusi Zakat Dalam ... (Arif Wibowo) Pendistribusian zakat produktif
kepribadian dan nilai-nilai asasinya (Hasby
sebagai modal yang diberikan sebagai
Ash Shidieqy, 2001).Hukum Islam mudah,
pinjaman bagi faqir-miskin, dilihat dari
jauh
perspektif hukum Islam, membutuhkan
diamalkan, jauh dari kepicikan segala
kajian yang lebih dalam. Persoalan yang
hukumnya dapat berjalan seiring fitrah
muncul berkaitan dengan tasyaruf berupa
manusia, hukum Islam tidaklah sempit
pinjaman modal bagi dhuafa’ produktif dan
melainkan
bukan berupa uang yang siap dikonsumsi.
penyempurnaan konsep hukum, selalu
Dalam
melibatkan ruang dan waktu yang ada di
hal
ini,
muncul
pertanyaan,
benarkah bahwa pinjaman yang diambilkan
dari
sulit
dan
dia
sempit.
luas.
Itu
mudah
berarti
masyarakat.
dari dana zakat merupakan bimbingan
Metode
pendistribusian
zakat
seharusnya
bisa
ekonomi yang merupakan salah satu
yang
metode merealisasikan tujuan zakat yaitu
memberikan manfaat ubtuk kemandirian
pengentasan kemiskinan, sehingga oleh
umat secara lebih nyat, demi untuk dapat
karenanya, pendistribusian zakat dalam
mencapai
bentuk pinjaman modal bisa dilakukan.
pendistribusian
Dalam fiqh Islam,
dana zakat
dilakukan
tujuan
zakat.
zakat
Metode
harus
bisa
mendatangkan kemaslahatan umum karena
didistribusikan sebagai pemberian/hibah,
semakin
banyak
pemindahan hak, sehingga penggunaanya
tertolong
dapat
diserahkan sepenuhnya kepada musthahiq
hidupnya dengan usahanya sendiri tanpa
sesuai dengan keperluaannya.
terus.
Namun
faqir
miskin
memenuhi
yang
kebutuhan
Zakat sesungguhnya bukan
dmeikian, dalam permasalahan ini terdapat
pemberian sesuap atau dua suap nasi, sehari
ruang bagi umat Islam untuk melakukan
atau dua hari, kemudian para musthahiq
ijtihad, seiring dengan perubahan ruang dan
menjadi miskin lagi, akan tetapi kebutuhan
waktu.
hidup secara lebih baik dan dalam waktu
Hukum
kemampuan
Islam
untuk
mempunyai
bergerak
dan
yang relatif lama.
berkembang, mempunyai daya hidup demi sesuai
dengan
perkembangan
dan
kemajuan.
Zakat bisa disalurkan sebagai sebuah penyertaan modal produktif dengan sistem bagi hasil.
Hukum Islam dalam gerakannya
Dasar yang menjadi
istimbat hukum pemberian dana Zakat
mempunyai kaedah asasiyah yaitu ijtihad.
produktif
Ijtihad
dengan sistem bagi hasil bagi faqir-miskin
yang
akan
menjawab
segala
tantangan zaman., dapat memenuhi harapan zaman
dengan
tetap
sebagai
penyertaan
adalah kaidah maslahah mursalah.
memelihara 38
Modal
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 Kaidah ini
menyatakan bahwa
dengan sistem bagi hasilmenekankan
pembentukan hukum tidaklahdimaksudkan
pada kemaslahatan bagi faqir miskin. .
kecuali untuk mewujudkan kemaslahatan
Ini berbeda dengan pemberian cuma-
orang
Syaratsyaratmaslahah
cuma yang justru akan memungkina
mursalah dapat dijadikan landasan hukum
kurangnya tanggung jawab mustahik,
yaitu :
dan dana zakat yang diberikan kepada
banyak.
faqir-miskin akan habis sebagai bahan 1. Kemaslahatan yang hakiki dan bukan
konsumsi semata,
kemaslahatan yang bersifat dugaansaja. Dari syarat ini dapat dilihat bahwa pendistribusian
Zakat
3. Bahwa
produktif
kemaslahatan
bertentangan
dengan
ini
tidak
hukum
atau
bagifaqir-miskin sebagai penyertaan
prinsipyang berdasarkan nash atau
modal denagn sistem bagi hasil, yang
ijma’.
pada akhirnya nanti penyertaan yang
dengankehendak syara’.Mengenai dana
telah
zakat
kembali
bisa
digulirkan
Kemaslahatan sebagai
itu
sejalan
pinjaman,
Didin
kembalikepada faqir-miskin lain akan
Hafiddudinmembolehkannya
membawa kemungkinan yang lebih
alasan pernah terjadi seorang sahabat
besar bagi faqir-miskin untuk dapat
meminjamseekor ternak kepada Baitul
mengembangkan ekonominya sehingga
Mal lalu mengembalikannya dengan
dapatmentas dari kemiskinan yang
seekorternak yang lebih baik dari yang
membelenggu.
ia
Diharapkandalam
pinjam
dengan
(hafidhuddin, dana
zakat
2003).
jangka waktu beberapa tahun kedepan
Penyaluran
sebagai
dapat mengurangi jumlahfaqir-miskin.
penyertaan yang harus dikembalikan kepada pengelola (amil) berarti bahwa
2. Bahwa kemaslahatan tersebut adalah kemaslahatan
umum
yang diberikan adalah tidak berupa
dan
wujud barangnya / uangnya tetapi
bukankemaslahatan pribadi. Artinya
yangdiberikan adalah manfaat dari
kemaslahatan
barang/uang tersebut. Hal ini dapat
tersebut
mendatangkanmanfaat bagi mayoritas
diqiaskandengan
umat dan bukan untuk memaslahatan
Maliki
yang
individu /sejumlah perorangan yang
dalam
jangka
merupakan
minoritas
dari
hanya diambil manfaat dan hasil dari
mereka.Dengan
pendistribusianzakat
harta wakaf (Ismail Muhammad Syah,
sebagai penyertaan modal bergulir
1992). 39
pendapat
membolehkan waktutertentu,
Dengam
Imam wakaf yang
metode
Distribusi Zakat Dalam ... (Arif Wibowo) pendistribusian Zakat produktif sebagai
Nisbah pembagian atas keuntungan harus
penyertaan bagi faqir-miskin yang
disepakati di awal. Sedangkan jika terjadi
kemudian
kerugian
digulirkan
kembali
yang
bukan
karena
mustahiq
dalam
diharapkan dapat mewujudkan tujuan
kelalaian/kemalasan
zakatsebagai
Pengentasan
menggunakan
mewujudkan
dibebaskan dari kerugian finansial, dengan
sarana
kemiskinan
serta
kesejahteraan umat.
dananya,
makamustahiq
tidak berkewajiban mengembalikan dana zakatnya. Dalam hal ini, kerugian mustahiq
Pinjaman Bergulir dengan Sistem bagi Hasil
adalah
berupa
hilangnya
waktu, dan tenaga.
kesempatan,
Untuk hal ini,
Sistem bagi hasil (profit and loss
pendampingan usaha dan pengawasan
sharing) yang dterapkan untuk pinjaman
pemanfaatan dana zakat oleh Organisasi
dana bergulir harus berbasiskan pembagian
Pengelola Zakat menjadi penting untuk
dari hasil nyata dari keuntungan usaha yang
dilakukan.
didapatkan atas pemanfaatan dana zakat (based of income). Bagi hasil tidak boleh
Profesionalisme Organisasi Pengelola
dilakukan atas proyeksi keuntungan yang
Zakat
berani dijanjikan oleh mustahiq seandainya dana itu digunakan untuk usaha.
kekuatan
Sebuah sifat natural dalam sebuah usaha,
yaitu
Organisasi
Pengelola
Zakat
(OPZ) menjadi pilar utama pencapaian
adanya
tujuan kemanfaatan pendistribusian zakat.
kerugian
Tujuan zakat dalam hal ini akan sulit
kerugian harus menjadi dasar utama
terwujud tanpa peran aktif dari pengelola
pengenaan sistem bagi hasil dalam zakat
zakat. Pengelola zakat harus profesional
bergulir ini.
dalam
keuntungan
kemungkinan
Dalam sistem ini, keberadaan dan
atau
terjadinya
Jika ada selisih (margin)
melakukan
mustahiq
total pendapatan dan total biaya dalam
Pengelola Zakat selayaknya mempunyai
suatu
tenaga-tenaga
maka
para
pengusaha
menjalankan
para
antara harga jual dengan harga beli, antara usaha,
dalam
pembinaan
ahli
dalam
usaha. bidang
mendapatkan keuntungan (profit). Jika
manajemen Usaha, dan tenaga-tenaga
selisih itu negatif, maka mereka menderita
teknis berkaitan dengan pengelolaan usaha.
kerugian (loss).
Dalam aplikasinya, Zakat Bergulir
Pemberian dana zakat bergulir
bisa
diterapkan
dalam
bisa dalam bentuk penyertaan usaha dalam
pembiayaan
di
akad
bekerjasama
dengan
mudharabah
atau
musyarakah.
40
mana
kerjasama pihak
OPZ
Mustahik
dalam
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 menjalankan usaha, dengan kontribusi
menggunakan metode profit sharing, maka
modal dan pembagian keuntungan sesuai
yang diberikan ke OPZ adalah pendapatan
kesepakatan
setelah
yang
dibicarakan
dan
dikurangi
biaya-biaya
(laba),
ditentukan
dalam
kontrak
di
awal
termasuk di dalamnya setelah Mustahik
pemberian
modal.
Pembiayaan
Zakat
mengeluarkan zakat atas hasil usahanya
Bergulir bisa dijalankan dalam berbagai
tadi.
bentuk, di antaranya: Pertama,
Model Pembiayaan Zakat Bergulir Bergulir
dengan sistem bagi hasil ini diharapkan
digunakan untuk pembiayaan modal kerja
bukan menjadi beban bagi mustahik karena
(working
Zakat
capital),
di
mana
OPZ
adanya kewajiban memberikan sebagian
merupakan partner pada tahap awal dari
keuntungan sebagai bentuk bagi hasil.
sebuah usaha atau proses produksi. Dalam
Kewajiban mustahik memberikan sebagian
model ini, OPZ
menyediakan sejumlah
keuntungan sebagai bentuk bagi hasil ini
uang untuk membeli aset atau alat-alat
sebenarnya lebih diarahkan agar mustahik
produksi. Setelah usaha berjalan dan dapat
mempunyai tanggung jawab yang lebih
mendatangkan profit, porsi pembiayaan
besar dalam memanfaatkan dana zakat
bisa dikurangi (dicicil untuk dikembalikan
yang diterimanya. Bentuk tanggung jawab
ke OPZ) hingga akhirnya akan menjadi nol.
inilah yang diwujudkan dalam bentuk
Kedua, Zakat Bergulir digunakan
kewajiban memberikan bagian keuntungan
untuk pembiayaan jangka pendek. Zakat
usaha dalam bentuk bagi hasil. Selain itu, konsep ini daharapkan
Bergulir jenis ini bisa diaplikasikan dalam bentuk project finance atau pembiayaan perdagangan,
penyediaan bahan mentah
atau keperluan-keperluan khusus mustahik untuk menjalankan usahanya. Terdapat dua metode pembagian keuntungan yang dapat digunakan, yaitu profit sharing (bagi laba) atau revenue sharing (bagi pendapatan). Jika memakai metode revenue sharing, berarti akan dikembalikan ke OPZ adalah bagian keuntungan mustahik tanpa dikurangi dengan biaya-biaya.
Sedangkan apabila
akan
memberikan
penekanan
kepada
mustahik dana untuk secara sunguh-sunguh memperhatikan kesehatan dan profitabilitas usaha yang dijalankannya tersebut. Untuk itu, upaya menyehatkan usaha dengan pengelolaan
yang
profesional
agar
usahanya berkembang dan berkelanjutan menjadi tujuan utama para mustahik. Kerjasama dan bantuan dari OPZ sangat dibutuhkan dalam memberikan bimbingan, pendampingan, dan pengawasan atas usaha yang dijalankan Mustahik 41
Distribusi Zakat Dalam ... (Arif Wibowo) Karena
sifat
pemberianZakat
Bergulir
dasarnya, tidak
masing
boleh
pihak
dalam
pengelolaan
usaha.
mensyaratkan adanya pemberian jaminan
3. Organisasi Pengelola Zakat dituntut
dalam bentuk apa pun oleh mustahik yang
profesionalisme yang lebih tinggi
diserahkan ke OPZ.
dalam
Risiko rugi yang
pengelolaan
zakat
dan
dihadapi oleh usaha kerjasama merupakan
pendampingan, pembimbingan, serta
risiko bersama yang harus dihadapi dan
pengawasan usaha yang dijalankan
diantisipasi bersama antara Mustahik dan
oleh mustahik. .
OPZ.
4. OPZ perlu bekerja sama dengan Untuk lebih mengiptimalkan kerja
banyak
pihak
untuk
memberikan
dan fungsinya, OPZ dalam hal ini bisa
kesempatan dan keleluasaan yang
menjalin kerja sama dengan beberapa
lebih bak bagi mustahik yang sedang
lembaga profesional, seperti kementerian
memulai usaha atau yang sedang
koperasi
mengembangkan usahanya.
dan
perindustrian,
UMKM,
departemen
lembaga-lembaga
bisnis,
5. Dengan ini, maka zakat bukan sekadar
maupun Perguruan Tinggi (PT). Lembaga
pemberian oleh golongan kaya kepada
tadi bisa memberikan bantuan teknis,
golingan miskin, tetapi sistem zakat
bantuan manajerial, maupun pembentukan
diharapkan bisa meningkatkan derajat
jiwa kewirausahaan agar mustahik, dalam
hidup golongan miskin, dan pada
menjalankan usahanya mendapatkan ruang
akhirnya
dan kesempatan berkembang yang lebih
untukkesetaraan
baik.
InsyaAllah.
menjadi
accelerator kesejahteraan.
Kesimpulan Dari uraian di atas, bisa ditarik beberapa kesimpulan:
DAFTAR PUSTAKA Abidin,
1. Zakat Bergulir bisa dilaksanakan
Hamid.,
2004,
ReinterprestasiPendayagunaan ZIS,
sebagai alternatif solusi bagi Mustahik
Piramedia, Jakarta
yang membutuhkan tambahan dana
Asy-Sidiqi, Hashbi., 1999, Pedoman
untuk pengembaknan usahanya atau
Zakat. PT. Pustaka Rizqi Putra.
untuk memulai usaha baru.
Semarang.
2. Pelaksanaan
Zakat
Bergulir
Asy-Sidiqi,
mensyaratkan keterlibatan masing-
Hashbi.,
2001,Falsafah
Hukum Islam. PT. Pustaka Rizqi Putra. Semarang 42
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 Hafidhuddin,
Didin,
2002,
Zakat
Muhammad Syah, Ismail, 1992, Filsafat
DalamPerekonomian
Hukum Islam, Bumi Aksara, Jakarta
Modern,GemaInsani, Jakarta Hamidi,
Luthfi.
2003.
Qardawi.. Yusuf., 2005, Spektrum Zakat
Jejak-Jejak
dalam
Membangun
Ekonomi
Ekonomi Syariah, Senayan Abadi
Kerakyatan (terj.)., Zikrul Hakim,
Publishing. Jakarta.
Jakarta.
Hasan, Muhammad, 2001, Manajemen Zakat:
Model
Penglolaan
Sahri, Muhammad, 2006,
yang
Zakat & Permodalan Masyarakat
Efektif, Idea Press, Yogyakarta
Miskin. Bahtera Press, Malang
Karim, Adiwarman A. 2001. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Gema Insani Press, Jakarta Khasanah,Umrotul.,2010, Zakat
Mekanisme
Manajemen Modern:
InstrumenPemberdayaanEkonomiU mat, UIN-Maliki Press, Malang Kuntarno Noor, Aflah.,danTajang Mohd. Nasir, 2006, Zakat &Peran Negara, Forum Zakat, Jakarta.
43