DISERTASI
DINAMIKA SENDRATARI MAHABHARATA DI TENGAH PERJALANAN PESTA KESENIAN BALI
KADEK SUARTAYA
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
DISERTASI
DINAMIKA SENDRATARI MAHABHARATA DI TENGAH PERJALANAN PESTA KESENIAN BALI
KADEK SUARTAYA NIM: 0490371016
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
DINAMIKA SENDRATARI MAHABHARATA DI TENGAH PERJALANAN PESTA KESENIAN BALI
Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor pada Program Doktor, Program Studi Kajian Budaya Program Pascasarjana Universitas Udayana
KADEK SUARTAYA NIM: 0490371016
PROGRAM DOKTOR PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
ii
Lembar Pengesahan
iii
Disertasi Ini Telah Diuji pada Ujian Tertutup Tanggal, 16 Desember 2015
Panitia Penguji Disertasi, berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana Nomor: 4154/UN14.4/HK/2015, Tanggal 11 Desember 2015
Ketua: Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U.
Anggota: 1. Prof. Dr. I Made Suastika, S.U. 2. Prof.Dr. I Wayan Dibia, SST., M.A. 3. Prof. Dr. A.A. Gde Putra Agung, S.U. 4. Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A. 5. Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A. 6. Dr. Putu Sukardja, M.Si. 7. Dr. Ni Made Ruastiti, SST., M.Si.
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Kadek Suartaya
NIM.
: 0490371016
Program Studi
: Kajian Budaya
Fakultas/Program
: Pascasarjana, Universitas Udayana
Judul Disertasi
: Dinamika Sendratari Mahabharata di Tengah Perjalanan Pesta Kesenian Bali.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa disertasi ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bebas dari peniruan terhadap karya orang lain. Kutipan pendapat dari tulisan orang lain dirujuk sesuai dengan cara-cara penulisan karya ilmiah yang berlaku. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, ......Januari 2016
Kadek Suartaya, S.S.Kar, M.Si.
v
CANAKYA NITI SASTRA:
Jivantam mrtvan-manye Dehinam dharma-varjitam Kubhuktam kusrutam caiva Matiman na prakasayet (Bab XIV-16)
Orang yang perbuatannya tidak sesuai dengan dharma, sebenarnya ia sudah mati, walaupun masih hidup. Seorang dharmatma yaitu orang yang perbuatannya sepenuhnya sesuai dengan dharma, sebenarnya ia masih hidup, walaupun sudah mati.
vi
PERSEMBAHAN:
Disertasi ini dipersembahankan kepada: Pada semua dosen ISI Denpasar, istri tercinta Ni Made Sudiasih, kedua anak terkasih I Bagus Widjna Bratanatyam dan Sri Ayu Pradnya Larasari.
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNYA sehingga penelitian dan penulisan disertasi yang berjudul “Dinamika Sendratari Mahabharata di Tengah Perjalanan Pesta Kesenian Bali“ dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa disertasi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu ijinkan penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak dan Ibu seperti di bawah ini. Bapak Prof. Dr. I Made Suastika, S.U selaku Promotor, yang telah banyak memberi arahan, bimbingan, petunjuk, dan masukan dengan penuh kesabaran dan kekeluargaan. Bapak Prof. Dr. I Wayan Dibia, SST., M.A selaku Kopromotor I, juga telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta petunjuk yang sangat bermanfaat dalam suasana kekeluargaan. Demikian pula kepada Bapak Prof. Dr. Anak Agung Gde Putra Agung, S.U selaku Kopromotor II, yang juga telah banyak memberi masukan, bimbingan, dan saran yang sangat baik dengan kesabaran, sehingga penelitian disertasi ini dapat diselesaikan sesuai harapan.Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada segenap tim penguji tahap I (Tertutup) yaitu Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U (Ketua), Prof. Dr. I Made Suastika, S.U (Anggota), Prof. Dr. I Wayan Dibia, SST., M.A (Anggota), Prof. Dr. A.A. Gde Agung Putra Agung, S.U(Anggota), Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A (Anggota), Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A (Anggota), Dr. Putu Sukardja, M.Si (Anggota), dan Dr. Ni Made Ruastiti, SST., M.Si (Anggota).
viii
Bapak Prof. Dr. Dr. I Ketut Suastika, Sp., PD., KEMD., selaku Rektor Universitas Udayana, atas dukungan fasilitas yang telah diberikan. Ibu Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S. (K), Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, atas bantuan yang telah diberikan. Bapak Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U., Ketua Program Studi Pendidikan Doktor (S3) Kajian Budaya, Program Pascasarjana, Universitas Udayana, atas segala arahan dan bimbingan yang telah diberikan. Bapak Dr. Drs. Putu Sukarja, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Doktor (S3) Kajian Budaya, Program Pascasarjana, Universitas Udayana, atas segala arahan yang telah diberikan. Bapak Rektor ISI Denpasar dan seluruh jajaran dan staf, atas dukungan serta dorongannya untuk meneruskan studi di Progran S3 Kajian Budaya Universitas Udayana, begitu pula kepada seluruh dosen yang mengajar di Program Studi Kajian Budaya atas bimbingannya selama penulis menempuh proses belajar di kelas maupun di luar kelas, sehingga ilmu dan pembekalan yang telah diberikan dapat berguna bagi penulis untuk terjun ke lapangan untuk mengadakan penelitian disertasi. Bapak Direktorat Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan surat tugas belajar dan bantuan beasiswa untuk membayar biaya kuliah, biaya hidup, dan pembelian sarana prasarana untuk menunjang proses pembelajaran. Seluruh staf Program Studi kajian Budaya Universitas Udayana, Putu Sukaryawan, ST, Dra. Ni Luh Witari, Cok Murniati, SE, Ni Wayan Ariayati, SR, Putu Hendrawan, I Nyoman Candra, Ketut Budiarta yang telah banyak membantu dalam kelengkapan administrasi, petunjuk-petunjuk teknis sehingga dapat memperlancar proses
ix
pendidikan. Tidak lupa kepada staf di perpustakaan yang sering membantu keperluan kepustakaan dan materi-materi dengan penuh kekeluargaan. Tak lupa disampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada kepada teman-teman seangkatan, yang memberikan motivasi, baik selama perkuliahan maupun dalam proses penelitian disertasi, agar penulis bersemangat menyelesaikan tugas akhir ini. Kepada istri tercinta Ni Made Sudiasih, kedua anak terkasih I Bagus Widjna Baratanatyam dan Sri Ayu Pradnya Larasari yang selalu memberikan doa dan dukungan serta semangat kepada penulis untuk menyelesaikan pedidikan program doktor di Universitas Udayana. Terimakasih sedalam-dalamnya juga kepada seluruh nara sumber yang telah memberikan bantuannya kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penelitian disertasi ini masih sangat jauh dari yang diharapkan. Kekurangan ini sangat jelas terlihat pada tehnik penulisan, tata bahasa, kalimat, maupun hampir sebagian besar dari isinya. Untuk itu, besar harapan penulis kepada Bapak Promotor, penguji, dosen, maupun yang lainnya untuk memberikan saran, masukan dan koreksi demi lebih sempurnanya isi penelitian disertasi ini, sehingga layak dipertanggungjawabkan sebagai seorang akademisi.
Denpasar, Januari 2016 Penulis,
x
ABSTRAK Sendratari Mahabharata adalah salah satu acara seni pertunjukan favorit sepanjang perjalanan Pesta Kesenian Bali (PKB), sejak tahun 1981 hingga 2014. Dibawakan oleh ratusan orang pemain, pertunjukan Sendratari Mahabharata di panggung terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Denpasar, selalu mendapat apresiasi yang tinggi dari penonton. Selain oleh masyarakat umum, pertunjukan Sendratari Mahabharata di PKB juga disaksikan oleh para pejabat pemerintah dan para petinggi negara. Dua institusi seni yang selama ini mendapat kepercayaan untuk membawakan kesenian ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Sukawati (semula Konservaroti Karawitan Indonesia—Kokar-Bali), dan Institut Seni Indonesia(semula Akademi Seni Tari Indonesia--ASTI) Denpasar. Sejak awal PKB hingga tahun 2014, Sendratari Mahabharata menunjukkan perkembangan yang sangat dinamis. Dikonstruksi dari berbagai elemen seni pertunjukan tradisional Bali, Sendratari Mahabharata menjadi representasi seni pertunjukan Bali yang memberdayakan nilai-nilai budaya lokal di tengah hegemoni budaya global. Sebagai seni pertunjukan modern, Sendratari Mahabharata senantiasa menghadirkan presentasi estetik yang kreatif dengan terobosan-terobosan artistik yang inovatif.Semuanya ini membuat Sendratari Mahabharata mampu menjawab berbagai pergeseran nilai artistik dan estetik dalam tradisi budaya Bali. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menjelaskan dinamika perubahan Sendratari Mahabharata sepanjang tiga puluh tiga tahun perjalanan PKB. Rumusan masalah penelitian mencakup: a) bentuk perubahan apa sajayang terjadi pada Sendratari Mahabharata di tengah perjalanan PKB, b) mengapaSendratari Mahabharata mengalami berbagai perubahan di tengah perjalanan PKB, dan c) apa makna dari semua perubahan Sendratari Mahabharata di tengah perjalanan PKB. Keseluruhan data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen.Data dianalisis menggunakan metode kualitatif interpretatif.Teori utama yang digunakan adalah semiotika (Roland Barthes).Secara eklektik teori semiotika dibantu dengandua teori lainnya yaitu hegemoni (Antonio Gramsci) dan eksistensialisme (Jean Paul Sartre). Hasil analisis disajikan secara informal berupa penyajian dalam bentuk narasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dinamika perubahan Sendratari Mahabharata PKB mencakup dua hal: bentuk intrinsik (elemen-elemen terdalam) dan eksterinsik (wujud luar). Kedua perubahan Sendratari Mahabharata PKB disebabkan oleh dorongan internal (keragaman khasanah seni pertunjukan Bali, kreativitas seniman, apresiasi penonton) dan eksternal (media massa, kemajuan teknologi, pengaruh globalisasi).Makna perubahan Sendratari Mahabharata PKB mencakup kreativitas seni, pelestarian budaya, inovasi seni budaya, pengayoman pemerintah, dan glokalisasi. Kata-kata kunci: dinamika, Sendratari Mahabharata, perjalanan Pesta Kesenian Bali. xi
ABSTRACT Sendratari Mahabharata is one of the most favorable performing art programs of The Annual Bali Arts Festival (BAF), since 1981 up to 2014. Performed by over one hundred performers, Sendratari Mahabharata performance at the Ardha Candra Open Stage, Bali Art Center in Denpasar, always highly appreciated by general audience.In addition to general public, the performance of Sendratari Mahabharata at the BAFsite is also attended by the local government officials as well other dignitaries. Two art institutions on Bali that have been trusted to perform this performing art form are The State High Vocational School 3 of Sukawati (formelyIndonesia Conervatorium of Traditional Performing Arts or Konservaroti Karawitan Indonesia—Kokar-Bali),and Indonesia Institute of The Arts(formelyIndonesia Dance Academy or Akademi Seni Tari Indonesia--ASTI) Denpasar. Since the early years ofBAFto 2014, Sendratari Mahabharata showsvery dynamic changes. Constructed based upon various elements of Balinese traditional performing arts (music, dance, and drama),Sendratari Mahabharata becomes a representation of Balinese performing art which has creatively utilized local cultural values amidst the increasing hegemony of the global culture on Bali. As a form of modern Balinese performing art, Sendratari Mahabharata continuesly offers creative artistic presentation with briliantaestheticinnovation. With all of this Sendratari Mahabharata has been able to positively response all artistic and aesthetic shifts in Balinese cultural tradition. The primary goal of this research is to examine and explain the dynamic changes of Sendratari Mahabharata in the course of thirty three yearsof execution ofBAF. Three proposed research questions are: a) what kind of formal changes Sendratari Mahabharata has experienced in the course of thirty three years of execution of BAF, b) whySendratari Mahabharata has undergone through many changes in the long years of execution ofBAF, andc) what are the significances of all changes in Sendratari Mahabharata in the course of thirty three years of execution of BAF. The data for this dissertation are collected through observation, interview, and study documentation. The data areanalyzed using qualitative interpretative method. The grand theory used in this reserach issemiotic theory(by Roland Barthes). Thistheory is eclecticly supported with hegemonytheory (by Antonio Gramsci) and existentialism theory (by Jean Paul Sartre). The foundings researchis presented in the form writtennarrative report. The final result of this researchsuggeststhat the dynamicchange of Sendratari Mahabharata in the course of thirty three yearsof execution of BAFincludes intrinsic form (essential elements) and extrinsic form (physical element). Both changes are stimulated by external factors (various artistic principles of Balinese performing arts, the creativity of the artists, the audience appreciation) and the external factors (mass media, modern technology, the influence of globalization). The significance of these changes includes local signify artistic creativity, cultural preservation, art and culture innovation, local government protection, and glocalization. Keywords: dynamic, Sendratari Mahabharata,The Annual Bali Arts Festival. xii
RINGKASAN DISERTASI
Sendratari Mahabharata adalah salah satu seni pertunjukan unggulan
Pesta
Kesenian Bali (PKB). Sejak ditampilkan pertama kali pada tahun 1981 hingga sekarang (2014), Sendratari Mahabharata menjadi pertunjukan favorit masyarakat penonton. Penampilan Sendratari Mahabharata di PKB diawali dengan judul “Sayembara Dewi Amba” yang merupakan karya bersama Akademi Seni Tari (ASTI) Denpasar dan Konservatori Karawitan (Kokar) Bali. Selanjutnya, pagelaran Sendratari Mahabharata garapan ASTI/STSI/ISI Denpasar atau pun garapan Kokar/SMKI/ SMK Negeri 3 Sukawati, menjadi mata acara pementasan yang senantiasa ditampilkan pada pembukaan dan penutupan PKB. Sepanjang perjalanannya di tengah PKB, pementasan Sendratari Mahabaharta mengalami suatu dinamika. Sebagai sebuah genre seni pertunjukan dengan prinsip estetik sendratari sebagai drama yang diungkapkan dengan seni tari,Sendratari Mahabharata mengalami perubahan. Sendratari diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1960-an yang berawal di Jawa Tengah pada tahun 1961 dengan sumber lakon epos Ramayana. Pada tahun itu juga, seni pertunjukan dengan konsep estetik pengutamaan ungkapan seni tari ini muncul di Bali dengan mengangkat kisah dari legenda Jayaprana. Dalam perkembangannya, sendratari Bali disajikan dalam beragam sumber cerita, salah satunya adalah epos Mahabharata. Epos Mahabharata merupakan sumber cerita beberapa seni pertunjukan tradisional Bali.Sendratari yang sejak awal perkembangannya di Bali berhasil menarik perhatian penonton juga banyak menggali lakon dari cerita karangan Begawan Wiyasa itu.Penggarapan lakon sendratari yang bersumber dari epos Mahabharata dilakukan
xiii
secara berkesinambungan, terjadi dalam Pesta Kesenian Bali (PKB).Penampilan Sendratari Mahabharata PKB menjadi salah satu seni pentas favorit yang banyak mengundang kehadiran penonton. Sebelum menjadi seni pentas unggulan PKB, masyarakat Bali mulai menyaksikan pementasan sendratari di tengah lingkungan komunal masing-masing. Pada tahun 1970an, Kokar Bali dan ASTI Denpasar memperkenalkannya sendratari ke hampir seluruh penjuru Bali. Sendratari Ramayana Kokar Bali atau ASTI Denpasar sering diundang masyarakat mengisi acara hiburan. Pementasan sendratari kedua lembaga pendidikan seni itu menginspirasi masyarakat membangun sendratari dalam sejumlah momentum. Utsawa Merdangga atau Festival Gong Kebyar (FGK) Se-Bali memasukkan materi sendratari yang wajib dipentaskan oleh duta masing-masing kabupaten.Sebagian sendratari yang dibangun oleh kantong-kantong seni di desa-desa maupun oleh utusan FGK kabupaten, menampilkan lakon yang diangkat dari epos Mahabharata. Sendratari Mahabharata PKB digelar di panggung terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali. Pertunjukan seni pentas yang dibawakan oleh lebih dari seratus pelaku seni tari, tabuh, dan pedalangan ini oleh masyarakat penonton disebut sendratari kolosal. Dua lembaga pendidikan seni formal, ASTI/STSI/ISI Denpasar dan Kokar/SMKI/ SMK Negeri III Sukawati, diberikan kepercayaan oleh Pemerindah Daerah Provinsi Bali untuk menampilkan sendratari di arena PKB.
Sejumlah lakon yang bersumber dari epos
Mahabharata telah disendratarikan oleh kedua lembaga itu dan senantiasa mendapat perhatian besar penonton.
xiv
Sendratari dengan prinsip penggarapan seni yang berkisah dengan estetika tari, dalam perkembangan sendratari Bali menunjukkan adanya dinamika.Sendratari Mahabharata PKB menunjukkan suatu perkembangan yang merepresentasikan adanya dinamika kultural di tengah masyarakat Bali.Dinamika itu terlihat pada aspek perkembangan bentuk prinsip estetiknya hingga pada gagasan kultural yang memberikan dorongan terhadap keberadaannya. Dinamika seni yang dapat dimaknai adanya perubahan budaya adalah sebuah fenomena yang perlu ditelaah secara kritis dengan ilmu kajian budaya. Masalahnya adalah: 1) Bentuk perubahan apa saja yang terjadi pada Sendratari Mahabharata di tengah perjalanan Pesta Kesenian Bali; 2)
Mengapa
Sendratari Mahabharata mengalami berbagai perubahan di tengah perjalanan Pesta Kesenian Bali; dan 3) Apa makna dari semua perubahan Sendratari Mahabharata di tengah perjalanan Pesta Kesenian Bali. Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran bagaimana kaitan dan perubahan dunia seni sebagai representasi budaya masyarakat pendukungnya. Melalui topik Sendratari Mahabharata PKB ini secara khusus ingin diperoleh gambaran bagaimana pergulatan para partisipan, pelaku dan penonton, menempatkan kreativitas dan inovasi sebagai sebuah semangat dan media untuk mengaktualisasikan nilai seni tradisi dalam konteks transformasi budaya dan di tengahtengah dialektika global-lokal. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk perubahan Sendratari Mahabharata di tengah perjalanan budaya PKB. Bertolak dari bentuk perubahannya, selanjutnya ditelusuriapa yang menjadi pendorong
xv
perubahannya. Berdasarkan bentuk perubahan dan apa yang mendorong perubahannya tersebut lalu dipaparkan makna-makna yang terkandung di dalamnya. Manfaat teoritis penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, hasil penelitian ini dapat dijadikan pijakan teorik-akademik dalam bidang kajian budaya dengan topik Sendratari Mahabharata, sebuah seni pertunjukan yang menjadi tontonan favorit masyarakat Bali selama lebih dari 30 tahun di arena PKB. Kedua, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan konsep bagi kalangan akademisi yang mendalami bidang estetika, khususnya estetika seni pertunjukan inovatif yang mengeksplorasi seni tradisi dan juga sekaligus mengadopsi nilai-nilai modern kontemporer. Penelitian ini mengandung tiga konsep dasar yaitu dinamika, Mahabharata,
dan Pesta Kesenian Bali.
Sendratari
Konsep dinamika dalam penelitian ini
dimaksudkan sebagai sesuatu yang mengacu pada suatu perubahan.Sendratari Mahabharata adalah konsep yang mengacu pada genre dramatari yang lakonnya bersumber dari epos Mahabharata, para penarinya tidak menggunakan dialog langsung.Pesta Kesenian Bali dalam penelitian ini dimaksudkan bahwa pesta seni yang berlangsung setiap tahun sejak tahun 1979
adalah arena berkesenian dan ruang
kreativitas para seniman mengekspresikan beragam gagasan dan idealisme seninya dengan harapan mampu memberi arti pada kehidupan di tengah era globalisasi masyarakat modern Bali. Penelitian ini bersandar pada tiga teori budaya yang relevan dengan topik berspektif kajian budaya.Pertama, teori semiotika yang ditempatkan sebagai grand theory yang terutama diaplikasikan mengkaji tanda-tanda dalam presentasi estetik sendratari,
xvi
khususnya makna-makna budaya yang direfleksikannya. Kedua, teori eksistensialisme untuk
menyangga
keberadaan
para
pelaku
budaya
dalam
tanggung
jawab
kemanusiaannya sebagai insan berbudaya. Ketiga, teori hegemoni untuk dijadikan sandaran teoritis bagaimana dominasi globalisasi dan hegemoni pemerintah terhadap ekspresi budaya lokal, khususnya berkaitan dengan keberadaan Sendratari Mahabharata PKB. Ketiga teori tersebut
diaplikasikan secara eklektik sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif interpretatif dengan titik tolak pengamatan yang mengacu pada pesatnya perkembangan ilmu sosial demikian pula ilmu humaniora, khususnya Kajian Budaya, yang dianggap belum cukup hanya semata-mata menggunakan metode kualitatif saja. Metode penelitian kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sosial sehari-hari yang analisisnya berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dalam penelitian ini, metode kualitatif diperluas dengan cara-cara penapsiran yang secara khas bersifat tekstual, sebagai kualitatif interpretatif. Penelitian ini menghasilkan tiga temuan yaitu: 1) Konsep estetik sendratari sebagai seni dramatik yang diungkapkan dengan simbolik tari, dalam Sendratari Mahabharata PKB, berubah menjadi verbal realistik; 2) Faktor dominan yang mendorong dinamika Sendratari Mahabharata PKB adalah para kreator atau seniman pelaku Sendratari
xvii
Mahabharata PKB itu sendiri; dan 3) Ditemukan makna hegemoni kompromistis pada dinamika Sendratari Mahabharata PKB, dimana pemerintah sebagai penyedia dana, kreator/seniman pelakusebagai penggarap dan penyaji, dan masyarakat Bali sebagai penonton yang apresiatif, bersinergi menyangga keberadaan Sendratari Mahabharata PKB sejak 1981-sekarang (2014). Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut.Bentuk perubahan Sendratari Mahabharata di tengah perjalanan Pesta Kesenian Bali terbagi dua yaitu perubahan instrinsik dan perubahan ekstrinsik. Perubahan yang pertama menyangkut elemen-elemen terdalam atau esensialsementara perubahan yang kedua mencakup elemen-elemen luar atau tambahan dari Sendratari Mahabharata PKB. Jalinan dari perubahan instrinsik dan ekstrinsik ini memunculkan tiga tingkatan dinamika. Pertama, pada awalnya, Sendratari Mahabharata PKB disajikan sebagai seni dramatik audio visual simbolik. Kedua, Sendratari Mahabharata PKB berdinamika menjadi seni dramatik audio visual yang simbolik dan verbal. Ketiga, Sendratari Mahabharata PKB menjadi garapan seni dramatik audio visual yang verbal dan realistik. Apa
yang
menjadi
pendorong
dinamika
Sendratari
Mahabharata
di
tengahperjalanan Pesta Kesenian Bali terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mendorong perubahan Sendratari Mahabharata PKB, ditemukan pada keberagaman khasanah seni pertunjukan Bali yang menjadi acuan kreativitas sendratari kolosal; kreativitas seniman Sendratari Mahabharata PKB; dan apresiasi masyarakat penonton. Dorongan aspek eksternalnya adalah perkembangan teknologi; dan gelombang globalisasi.
xviii
media massa;
Makna dari dinamika
Sendratari Mahabharata di tengah perjalanan Pesta
Kesenian Bali, merepleksikan lima makna kultural yaitu: makna kreativitas seni; makna pelestarian budaya; makna inovasi seni budaya; makna kerja sama masyarakat dengan pemerintah, dan makna glokalisasi. Kelima makna tersebut merepresentasikan Sendratari Mahabharata PKB sebagai ungkapan seni kreatif-inovatif yang diayomi Pemda Bali sebagai representasi dari politik kebudayaan di tengah era globalisasi.
xix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..……………………………………………………………
i
PERSYARATAN GELAR ………………………………………………………
ii
LEMBAR PERNGESAHAN………………………………………………..........
iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI ………………………………… iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT........................................................
v
SLOKA....................................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN...................................................................................................
vii
UCAPAN TERIMA KASIH...................................................................................
viii
ABSTRAK..............................................................................................................
xi
ABSTRACT..............................................................................................................
xii
RINGKASAN DISERTASI....................................................................................
xiii
DAFTAR ISI...........................................................................................................
xx
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... xxiv GLOSARIUM.......................................................................................................... xxv BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
1
1.1 Latar Belakang
...............................................................................................
1
1.2 Masalah
..........................................................................................................
33
1.3 Tujuan
............................................................................................................
35
1.3.1 Tujuan Khusus...........................................................................................
35
1.3.2 Tujuan Umum............................................................................................
36
1.4 Manfaat
..........................................................................................................
1.4.1 Manfaat Teoretis........................................................................................
37
1.4.2 Manfaat Praktis..........................................................................................
37
37
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,DAN MODEL..........
................................................................................................
xx
39
2.1 Kajian Pustaka 2.2 Konsep
...............................................................................................
39
...........................................................................................................
48
2.2.1 Dinamika .....................................
............................................................
2.2.2 Sendratari Mahabharata ..........................................................................
.53
2.2.3 Pesta Kesenian Bali............................................................. ...............
.....
2.3 Landasan Teori
76
2.3.1 Teori Semiotika
...................................................................................
.........................................................................................
48
61
76
2.3.2 Teori Eksistensialisme ..........................................................................84 2.3.3 Teori Hegemoni 2.4 Model Penelitian
.........................................................................................
88
…………………………………………………………. 93
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………….. 101 3.1 Rancangan Penelitian..…………………………………………………… 101 3.2 Pendekatan..……………………………………………………………….103 3.3 Ruang Lingkup.............................................................................................107 3.4 Lokasi
........................................................................................................... 107
3.5 Jenis dan Sumber Data
................................................................................. 108
3.6 Metode dan Tehnik Pengumpulan Data.......................................................109 3.7 Metode dan Teknik Analisis Data
............................................................... 111
3.8 Metode dan Tehnik Penyajian Hasil Analisis Data......................................112
BAB IV EKSISTENSI SENDRATARI MAHABHARATA DI TENGAH KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA BALI.......................................... 116 4.1Perintis Sendratari Bali I Wayan Beratha ........................................... 118 4.2 Kondisi Seni Pertunjukan Bali pada Awal Kelahiran Sendratari ........ 127 4.2.1 Situasi Sosial Ekonomi .................................................................. 128 4.2.2 Situasi Sosial Politik ......................................................................... 130 4.2.3 Situasi Sosial Budaya …………………………………………….. 133
xxi
4.3Eksistensi Sendratari Mahabharata sebelum Pesta Kesenian Bali.....
138
4.3.1 Sendratari Mahabharata Banjar/Desa .......................................... 139 4.3.2 Sendratari Mahabharata Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ..... 141 4.3.3 Sendratari Mahabharata Sekolah/Akademi Seni ......................... 145 4.4 Sendratari Mahabharata Pemda Bali dalam Pesta Kesenian Bali.. ...
148
BAB V BENTUK PERUBAHAN SENDRATARI MAHABHARATA DI TENGAH PERJALANAN PESTA KESENIAN BALI .................. 154 5.1 Perubahan Instrinsik
............................................................................... 157
5.1.1 Konsep Estetik ..................................................................................
157
5.1.2 TemaSendratari Mahabharata ..........................................................
164
5.1.3 Koreografi
...................................................................................... 174
5.1.4 Musik Iringan
..................................................................................... 179
5.1.5 Narasi
.................................................................................................. 190
5.2 Perubahan Ekstrinsik
............................................................................... 196
5.2.1 Kreator Sendratari Mahabharata .......................................................
196
5.2.2 Tata Rias dan Busana.........................................................................
199
5.2.3 Tata Penyajian
............................................................................. 201
BAB VI FAKTOR-FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN SENDRATARIMAHABHARATA DI TENGAH PERJALANAN PESTA KESENIAN BALI ........ 6.1 Faktor Internal
............................................................ 207
.......................................................................................... 209
6.1.1 Keberagaman Seni Pertunjukan Bali...................................................
209
6.1.2 Kreativitas Seniman Sendratari Mahabharata ....... ............................. 213 6.1.3 Apresiasi Masyarakat Penonton .... ..................................................... 216 6.2
Faktor Eksternal...................................................................................... 219 6.2.1 Media Massa...................................................................................... 219
xxii
6.2.2 Perkembangan Teknologi.................................................................. 230 6.2.3 Gelombang Globalisasi .................................................................... 234
BAB VII MAKNA DINAMIKA SENDRATARI MAHABHARATA DI TENGAH PERJALANAN PESTA KESENIAN BALI……………… 7.1 Makna Kreativitas
239
…………………………………………………... 246
7.2Makna Inovasi Seni…………………………………………………. 258 7.3 Makna Pelestarian Budaya
………………………………………… 265
7.4 Makna Kerja Sama Masyarakat denganPemerintah………………..271 7.5 Makna Glokalisasi
………………………………………………… 278
8.1 Temuan ……………………………………………………………… 285 9.1 Refleksi ……………………………………………………............... 286
BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN 8.1 Simpulan 8.2 Saran
………………………………………. 290
................................................................................................. 290 ....................................................................................................... 293
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 296 LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................312 1.Pedoman Wawancara ………………………………………………….. 312 2.Daftar Informan
………………………………………………………... 315
3.Foto-foto Pertunjukan Sendratari Mahabharata PKB ………………….322
xxiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman 4.1
Perintis sendratari Bali I Wayan Beratha...............................................
119
4.2
Salah satu adegan Sendratari Ramayana ciptaan I Wayan Beratha....
123
4.3
Drama Gong.........................................................................................
135
4.4
Sendratari Mahabharata PKB...............................................................
149
4.5
Sendratari Mahabharata “Bisma Dewabharata“ ISI Denpasar ...........
153
5.1
Tokoh Sakuni dan Bima dalam Sendratari Mahabharata PKB…….....
159
5.2
Sendratari Mahabharata PKB dengan penggunaan properti gajah.......
163
5.3
Sendratari Mahabharata “Garuda Digjaya” ISI Denpasar, PKB 2013.. 165
5.4Sendratari Mahabharata “Sakuni Raja Winaya“ SMKN 3 Sukawati .. 5.5
168
Koreografi kelompok besar Sendratari Mahabharata PKB …………
5.6Sendratari Mahabharata “Kunti Yadnya” SMKN 3 Sukawati ………...
175
178
5.7
Gamelan Gong Gede,dipakai mengiringi Sendratari Mahabharata PKB.. 186
5.8
Dalang dan gerong, dan penabuh Sendratari Mahabharata PKB ...........195
5.9
Perubahan tata busana Sendratari Mahabharata PKB ………………... 202
5.10
Sendratari Mahabharata “Sakuni Raja Winaya“ SMKN 3 Sukawati ...
6.1
Arja “Katemu Ring Tampaksiring” GEOKS Singapadu ……………... 211
6.2
Faktor internal berkontribusi pada perubahan Sendratari Mahabharata. 216
6.3
Media massa memberi perhatian besar pada Sendratari Mahabharata .. 221
6.4
Teknologi pengeras suara dan lampu Sendratari Mahabharata PKB .....231
xxiv
205
GLOSARIUM
antawecana: penggunaan bahasa dalam seni pertunjukan Bali, khususnya wayang kulit. art by metamorphosis
: seni pertunjukan yang menyesuaikan diri untuk kepentingan wisatawan.
art by destination
: keberadaan seni untuk kepentingan setempat.
asta : bilangan delapan, misalnya dipakai dalam istilah asta dasa parwa yang berarti 18 parwa dalam episode epos Mahabharata. babancihan
: karakter tari Bali antara laki-laki dan perempuan.
babanjaran sosial organisasi banjar.
: sifat sesuatu kegiatan yang mengedepankan nilai
bale pegambuhan pada zaman kerajaan Bali.
: tempat gamelan dan pelatihan dramatari gambuh
balih-balihan hiburan.
: seni pertunjukan Bali yang bersifat profan sebagai seni
bale banjar : bangunan umum milik organisasi sosial banjar merupakan tempat rapat dan kegiatan sosial budaya. bebali : klasifikasi tari Bali yang berfungsi untuk melengkapi upacara keagamaan. ballet: nama dari salah satu teknik tarian atau dramatari tanpa dialog langsung. banjar : unit organisasi sosial di bawah desa. baris: tari upacara yang dibawakan oleh kaum pria. barungan: ansambel gamelan Bali.
blencong: lampu oncor dalam pertunjukan wayang kulit
xxv
menggunakan minyak kelapa. bricolage: praktik menstranformasikan material yang ada di tangan atau yang ditemukan menjadi satu bentuk komposisi. cak: sebuah seni pertunjukan tari yang musiknya menggunakan suara vokal penarinya sendiri. canggem: lidah di dalam topeng yang digigit penari. carangan: lakon karangan yang bersumber dari cerita utama. cultural representation: ungkapan kebudayaan atau bentuk keterwakilan budaya. commercial support: dukungan dana atau sponsor. communal support
: dukungan masyarakat.
dag: tukang komando dalam pertunjukan janger yang sekaligus bertindak selaku penceritra. dasa: bilangan sepuluh, lihat asta. desa-kala-patra: konsepsi penghormatan terhadap fleksibelitas tempat, waktu, dan keadaan.
desamawacara: tradisi atau aturan yang berlaku di sebuah desa. dharma: tugas hidup menurut agama Hindu berdasarkan kebenaran. genre: jenis seni.
gerong : lagu dalam sendratari yang menggarisbawahi adegan-adegan tertentu . gelungan : tutup kepala dalam tari Bali. gelatik nuut papah: gerak dalam tari Bali yang meniru burung gelatik menyusuri batang daun (kelapa, enau, pisang). xxvi
gesture : gerak badan atau gerak gerik dalam seni pertunjukan goverment support: dukungan dari pihak pemerintah. Hyang Widhi Wasa : sebutan Tuhan Yang Maha Esa dalam agama Hindu di Indonesia. igel-igelan bongol: sindiran pada sendratari di mana penarinya tidak berantawacana langsung melainkan dibawakan olehdalang. high culture: budaya elit yang berkonotasi adi luhung. kalangan: arena terbuka berbentuk segi empat, tempat pementasan seni pertunjukan.
kakebyaran : seni pertunjukan Bali yang mendapat pengaruh senikebyar. kaklenyongan: nama pukulan dalam gong gede yang memainkan pokok-pokok melodi lagu. kanda : sebutan episode cerita dalam epos Ramayana yang terdiri dari tujuh kanda. katengkong: pembantu dalang yang duduk di kiri kanan dalang wayang kulit Bali yang sering juga disebut tututan.
kerauhan : seseorang yang tidak sadarkan diri yang dipercayatubuhnya dimasuki roh halus atau dewa. insider : peneliti sebagai orang dalam. kamen: kain untuk menutupi bagian pinggang ke bawah
kecak: istilah untuk menyebut penari pria dalam tari janger. klangsah : topi yang dianyam dari jalinan daun kelapa.
xxvii
klipes: nama binatang air untuk menyebut bentuk bilah gangsa gamelan gong kebyar gaya Bali Utara. kitsch: garapan seni yang mengedepankan selera penonton.
kotekan : bentuk jalin menjalin dalam gamelan Bali antara pukulan polos (on beat) dengan pukulan nyangsih (of beat). Istilah kotekan juga disebut dengan candetan dan ubit-ubitan. kurma: awatara Dewa Wisnu dalam wujud penyu dalam kisah Adi Parwa epos Mahabharata. kuskus arum : salah satu lagu dalam tari sanghyang yang isinya mengharap penari sanghyang kesurupan. lalambatan : sebutan untuk jenis gending-gending klasik dalam gamelan gong gede dan gong kebyar. lalengisan: berwujud bersahaja tanpa ukiran dan warnawarni. Gamelan lalengisan artinya tanpa ukiran dan warna-warni. lembu angadeg: pose dalam tari Bali yang menggabarkan lembu berdiri. lighting : perangkat tata lampu. locomotion : menjadi pelopor atau perintis. low culture: budaya lambat atau statis yang tak terpengaruh kemajuan. jaba pura: halaman luar pura, tempat pementasan seni hiburan. jaba tengah: halaman luar yang terletak di tengah sebuah puri ataupura. jeroan: halaman paling suci di sebuah pura.
xxviii
igel-igelan : tari-tarian.
mabulet : memakai kain dengan dicawatkan. malampahan : seni pertunjukan yang dalam penampilannya menggunakan lakon. Janger malampahan arti tari janger yang disertai lakon, misalnya Arjuna Wiwaha, Cupak-Gerantang, Sampik dan sebagainya. mabarung : pentas saling berhadap-hadapan antara dua grup seni pertunjukan. marchingband : musik lapangan yang dilengkapi dengan penari dan pengibar panji-panji. mass culture: budaya massa atau budaya masyarakat kebanyakan. master piece: adiluhung, yang terbaik, unggul. multiculturalism : keberagaman budaya.
nabdab gelung: gerak dalam tari Bali yang seakan menegakkan posisi gelungan. nabdab rumbing: gerak dalam tari Bali yang seakan mematut posisi rumbing. ngadungang lampahan: kebiasaan merundingkan lakon para seniman tradisonalBali sebelum pentas.
ngayah: mempersembahkan seni secara tulus atau non profit dalam masyarakat Bali. nyambir:gerak dalam tari Bali yang seakan memperbaiki saput. ngelawang: tradisi pentas secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
ngebyar : pukulan bersama dalam karawitan Bali yang
xxix
mengacu pada ciri khas gamelan kebyar. ngeraja singa:pose dalam tari Bali yang berperangai bagai singa. ngotonin : perayaan hari lahir setiap 250 hari sekali. nusdus: prosesi dalam tari sanghyang yaitu pada waktu sangpenari dihadapkan dengan asap yang mengepul. odalan : perayaan pura, biasanya berlangsung setiap 250 hari sekali. ogoh-ogoh: patung raksasa yang dibuat besar diarak pada saat menjelang Nyepi. onderbouw : apliasi atau bagian dari sebuah partai. palegongan : bentuk tari Bali yang koreografinya mengacu pada pakem tari legong. pagambuhan : bentuk seni pertunjukan dramatari yang mengacu kepada konsep estetik ganbuh. paras-paros sarpanaya: hidup rukun berdampingan dalam kebersamaan.
pawayangan : bentuk seni pertunjukan menggunakan boneka dari kulit sapi atau kerbau. participant observer : peneliti yang terlibat di dalamnya. patet : tangga nada dalam gamelan laras pelog tujuh nada. Ada patet selisir, sunaren, tembung, dan lebeng,
parwa: episode cerita Mahabharata dalam tradisi Bali. Mahabharata terdiri dari 18 parwa. Istilah parwa juga mengacu pada dramatari yanglakonnya bersumber dari epos Mahabharata. perimbuhan : bentuk perpaduan dalam seni pertunjukan Bali dari sejumlah genre.
xxx
play script: skenario yang dijadikan pijakan lakon dalam seni pertunjukan.
prada: warana kuning emas yang mendominasi kostum seni pertunjukan tradisional Bali. postcard: foto seukuran kartu post. pura: bangunan tempat persembahyangan. puri :keraton atau rumah kaum bangsawan di Bali.
saput : busana untuk menutupi badan. satyam : prinsip kebenaran. siwam : prinsip kesucian. sundaram : prinsip keindahan. signifier: penada signified : petanda spectacle : seni pertunjukan berunsur kehebatan dan kejutan. sudra
: golongan masyarakat kebanyakan (jaba)
tri wangsa: golongan bangsawan brahmana, kstria, waisya. rwa bhineda: filosofis dua yang berbeda dalam kehidupan. sekaa : organisasi sosial yang menangani pada bidangbidang tertentu. sendon : olah vokal oleh seorang dalang yang menggarisbawahi lakon seni pertunjukan. Sendon dapat dijumpai dalam dramatari gambuh, legong, dan sendratari. sound system: perangkat tata suara.
xxxi
tirta amerta: air suci yang disebut dalam dari mitologi gunung Mandaragiri yang dimuat pada bagian awal epos Mahabharata. theatre state: negara panggung, sebutan dari Geert pada sistem pencitraan kerajaan di Bali. the drama of magic : drama tari yang mengisahkan ilmu hitam dalam cerita Ccalonarang.
trance : kesurupan dalam seni dan budaya Bali. stock character : karakter utama dalam seni pertunjukan.
strongking : lampu pompa yang menggunakan energi minyak tanah. tungguh: wadah penyangga gamelan yang terbuat dari kayu. tumpek wayang: sebuah siklus waktu yang berlangsung 250 hari sekali. Tumpak wayang dirayakan sebagai hari suci untuk wayang, gelungan, tapel, dan kostum tari. wali: klasifikasi seni tari yang bersifat sakral. wantilan : bangunan tradisional Bali yang terbuka, biasanya menjadi tempat pelatihan seni pertunjukan. world culture: budaya dunia.
udeng : tutup kepala yang terbuat dari kain. uger-uger: patokan atau standar, aturan-aturan.
xxxii