Disain Sistem Pengendalian Proses Crude Distillation Unit pada Kilang Bahan Bakar Minyak dengan Pengendali Proportional – Integral Abdul Wahid*1, Muhammad Nur Tsani Rizka2
1. Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Jawa Barat 2. Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Jawa Barat *) E-mail:
[email protected]
Abstrak Pada tahun 2015, Indonesia diproyeksikan mengalami defisit bahan bakar minyak sebesar 562.000 barrel/ hari. Untuk menutupi defisit tersebut diperlukan pembangunan kilang baru dengan kapasitas pengolahan sebesar minimal 300.000 barrel/ hari guna menjaga ketahanan energi nasional. Minyak bumi jenis basrah dan arab light crude akan diproses pada bagian Crude Distillation Unit (CDU) untuk mendapatkan produk straight run. Pada unit ini terdapat tiga proses pengolahan minyak mentah yaitu, desalting, cooking dan distilasi. CDU sangat menentukan rate produk sehingga perlu diterapakan konfigurasi sistem pengendalian yang optimum untuk menghindari gangguan pada proses yang berdampak pada keefektifan dan kestabilan operasi pabrik. Disain crude distillation unit yang diperoleh mampu mendapatkan produk keluaran berupa light naphta sebesar 13.000 barrel/ hari, diesel sebesar 4.400 barrel/ hari, AGO sebesar 5.100 barrel/ hari, kerosene sebesar 1.142 barrel/ hari, dan Off gas sebesar 14,23 tonne/ hari. Disain sistem pengendalian proses pada crude distillation unit meliputi 2 pengendali suhu, 2 pengendali level, 1 pengendali tekanan dan 4 pengendali laju alir. Jenis pengendali yang akan diterapkan adalah pengendali PI (Proportional Integral) karena dapat menangani hampir setiap situasi pengendalian proses dalam skala industri. Pengendalian proses CDU dilakukan dengan mensimulasikannya secara dinamik pada perangkat lunak simulator proses kimia. Penyetelan pengendali dilakukan pada tiap peralatan secara terpisah (commissioning) untuk mendapatkan parameter kinerja alat kendali yang optimum yaitu dihitung berdasarkan metode Ziegler – Nichols, Lopez dan fine tunning. Hasilnya, pada pengendali laju alir diesel dan light naphta, pengendali tekanan pada reboiler, dan pengendali suhu feed masukan kolom distilasi digunakan penyetelan Lopez. Sedangkan untuk pengendali laju alir AGO dan level kondenser digunakan penyetelan fine tuning. Pada proses desalting didapatkan pengendali dengan nilai IAE berkisar 0,6 – 6,63, pada proses cooking didapatkan pengendali dengan nilai IAE sebesar 0,05 dan pada proses distilasi didapatkan pengendali dengan nilai IAE berkisar 9 – 93,04. Setelah semua pengendali dipasang di setiap unit proses, kemudian sistem secara menyeluruh diberikan gangguan (laju alir umpan sebesar 4,22%), sistem berhasil merespon dengan baik terhadap gangguan tersebut. Kata kunci: crude distillation unit; Lopez; pengendalian proses; pengendali PI; Ziegler – Nichols
1.
Pendahuluan
Konsumsi akan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, karena saat ini bahan bakar minyak menjadi salah satu kebutuhan utama
masyarakat Indonesia. Kebutuhan BBM dalam negeri mencapai 1,25 juta bph (barrel per hari), sementara kemampuan produksinya hanya 649.000 bph, karena itu ada defisit sebesar 608.000 bph (Evy, 2014). Sementara ini defisit tersebut ditutupi dengan mengimpor BBM. Keadaan seperti ini tentu tidak untuk ketahanan energi. Karena itu, mutlak diperlukan pembangunan kilang baru untuk meningkatkan kemampuan produksi BBM di Indonesia. Isu kebijakan energi sekarang adalah mengacu pada penggunaan energi alternatif daripada energi fosil. Padahal, kebutuhan energi fosil terutama BBM menjadi kebutuhan utama yang tidak mudah digantikan. Bauran energi pada tahun 2050 yang berdasar pada Kebijakan Energi Nasional (KEN) menyatakan bahwa penggunaan energi fosil diatur menjadi 20 persen dari total penggunaan energi dalam negeri (DEN, 2014).. Meskipun penggunaan energi fosil dibatasi menjadi 20 persen namun supply pemenuhan bauran energi di atas harus ditopang dengan penambahan kilang baru. Rencana pembangunan kilang baru ini ada di daerah Bontang, Kalimantan Timur dengan umpan minyak mentah dari Iraq (Basrah Light Crude) yang di-blending dengan minyak dari Arab Saudi (Arab Light Crude) dan kapasitas 300.000 bph (Haris, 2015). Pembangunan kilang minyak baru ini harus mempertimbangkan unit plant operasi apa saja yang akan dirancang untuk menghasilkan produk BBM yang diinginkan. Unit plant operasi yang dipertimbangkan adalah Crude Distillate Unit (CDU), High Vacuum Unit (HVU), Naphta Hydrotreater, Diesel Hydrotreater, Vacuum Gas Oil Hydrotreater, Fluidized Catalytic Cracking Unit (FCCU) dan Solvent Deasphalting (Purwanto, 2003). Dalam penelitian ini akan dijelaskan sistem pengendalian pada proses crude distillate unit untuk menghasilkan produk straight-run dengan kapasitas produksi 300 ribu barel per hari. Hal ini didasarkan atas kondisi sebenarnya pabrik kilang minyak yang beroperasi dalam keadaan dinamik (tak tunak). Oleh karena itu, perlu adanya pengendali pada setiap unit proses, sehingga unit proses yang terlibat perlu dirancang dan dipasang pengendalinya. Terdapat berbagai macam jenis pengendali yaitu P, PI dan PID. Pengendali P (Proportional) merupakan pengendali yang jarang digunakan di industri, dikarenakan pengendali ini masih terdapat offset pada hasil pengendaliannnya, sedangkan di pabrik diharapkan tidak terdapat offset pada setiap unit pengendalian. Pengendali PID merupakan pengendali yang lengkap karena memperhatikan faktor proportional, integral, serta derivatif, tetapi masih terlalu mahal apabila diterapkan pada semua unit proses. Berdasarkan penjelasan di atas maka, pengendali PI (Proportional Integral) yang paling tepat digunakan pada sistem pengendalian proses Crude Distillation Unit (CDU). Hal ini karena jenis pengendali PI relatif lebih terjangkau apabila diaplikasikan pada semua unit proses dan memberikan hasil yang optimal dengan respon yang cepat serta dapat menangani hampir setiap situasi kontrol proses di industri (Rao, 2014). 2.
Metodologi
Dalam penelitian ini, sebagai ringkasan dari kondisi energi kekinian di Indonesia, akan dianalisis kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri dan rencana pembangunan kilang baru. Setelah model konfigurasi kilang diperoleh, observasi teknologi distilasi diperlukan untuk mengoptimalkan produk straight – run berupa light naphta dari minyak mentah Basrah Light (Irak) dan Arab Light (Arab Saudi). Setelah mendapatkan rancangan distilasi kolom untuk bagian Crude Distillation Unit (CDU), penentuan parameter desain kolom dan kondisi operasi lainnya seperti pada bagian desalting dan preheater perlu ditentukan untuk melakukan simulasi tunak. Dari hasil simulasi, nilai rate produk harus sesuai dengan nilai yang diinginkan. Setelah itu, merubah simulasi tunak ke dalam dinamik (simulasi tak tunak) dan memasang pengendali. Setelah dilakukan identifikasi sistem pengendalian dengan menentukan parameter pengendaliannya, simulasi dilakukan untuk memperoleh respon dari Controlled Variable (CV) terhadap nilai yang diinginkan (set point, SP). Untuk mengoptimalkan respon dari CV, perlu dilakukan tuning terhadap parameter pengendalian yang digunakan sebelumnya. Setelah dituning, perlu dihitung parameter kinerja pengendali seperti IAE, ISE, settling time, dll untuk mengetahui apakah kontroler merespon dengan baik apabila terjadi perubahan set point maupun adanya gangguan. Pada penelitian kali ini, program yang akan digunakan untuk mensimulasikan proses adalah Simulator proses kimia. Simulator proses kimia bermanfaat untuk aplikasi di industri kimia seperti perancangan suatu industri kimia, memonitor kondisi operasi dari industri kimia dan melihat
keelayakan (avaailability) secaara proses daari industri kiimia yang sud dah ada. Prosses simulatorr dapat dippergunakan untuk u mensim mulasikan unit--unit proses secara s steady state maupunn simulasi dyn namic. Dii dalam progrram Simulatorr proses kimiaa terkandung unit u proses yaang umum dittemui dalam operasi o tekknik kimia, salah s satunya adalah kolom m distilasi. Untuk U dapat melakukan m sim mulasi steadyy state maaupun dynam mic dari kolom m distilasi deengan Simula ator proses kiimia, maka ddiperlukan beberapa paarameter pentiing dari kolom m distilasi sehhingga simulaasi dapat berjaalan lancar. PParameter-paraameter terrsebut diantarranya adalah tekanan t operaasi, suhue, jen nis umpan daan komposisinnya, laju alir umpan u daan lain-lain. Model yang akan digunakan paada penelitian n kali ini ad dalah kolom distilasi atmo osferik miinyak mentahh (atmospheriic crude oil ddistillation) yang sesuai paaten dari Mettso Automatio on Inc. Addapun kompoonen yang akaan dipisahkann adalah Basrrah Light Cru ude (Irak) dann Arab Light Crude Arrab Saudi (M Metso Automattion Inc., 20111). Controlleed Variable (CV): merupak akan variabel terikat yaang akan dikeendalaikan. Pada P penelitiaan kali ini CV V yang digun nakan adalah suhu feed minyak m meentah, level separator s 3 fasa, level konddenser 3 fasa, tekanan rebo oiler dan lajuu alir produk seperti ligght naphta, diiesel dan AGO O. Manipulateed Variable (MV): ( merupaakan variabel bebas berupaa input vaariable yang digunakan untuk u menjagga controlled d variable beerada pada sset-point-nya. Pada peenelitian kali ini MV yan ng digunakan adalah laju alir pemanass untuk pengeendalian suhu u, laju keeluaran air unttuk level dan bukaan b valve ppada setiap peengendalian laaju alir. Sebagaaimana dijelasskan pada awaal tulisan ini, bahwa defisitt BBM sebesaar 608 ribu baarel per haari (50 persenn dari total kebutuhan BBM M). Untuk meenutupi defisitt tersebut dipeerlukan upayaa yang luaar biasa beruppa pembanguaan terminal trransit untuk BBM B Impor atau a pembanguunan kilang minyak m baaru dan atau modifikasi m kilaang eksisting ddengan kapasiitas pengolahaan sebesar minnimal 300 ribu u barel peer hari. Pada penelitian p ini alternatif yanng dipilih adaalah pembangu unan kilang bbahan bakar minyak m baaru untuk menningkatkan prroduksi BBM guna mengurangi kekuran ngan suplai daalam negeri. Dalam peembangunan kilang k tersebu ut, dipilih moddel konfigurassi kilang dari CDU – SDA A (Crude Distiillation Unnit – Solvent Deasphalting g). Pada skenaario ini, miny yak mentah yang y digunakaan adalah cam mpuran miinyak mentah Basrah Lightt (BAS) dan m minyak mentah h Arabian Lig ght (ABL).
Gambar 1. C Crude Distillation n Unit (CDU)
D Data yang dikkumpulkan ad dalah data lajuu alir feed yaang masuk daan kondisi opeerasi pada bag gian CDU termasukk spesifikasi kolom k distilasii atmosferik. B Berikut kondiisi operasi dan n spesifikasi aawal pada bag gian CDU yang akann digunakan (Inverno ( dkk, 2012): • Basrrah light crudde: 80°F pada tekanan 1 barr dengan kapaasitas 200 ribu barel per harii • Arabbian light cruude: 80°F padaa tekanan 1 baar dengan kapasitas 100 ribu u barel per har ari • Wassh water: 68°F F pada tekanan n 1 bar dengan an laju alir masssa 100 ton peer hari • Prehheater I: 150°°F dengan ΔP = 10 psi
• • • •
Furnnace: 635°F dengan d ΔP = 10 1 psi Jum mlah tray kolom m: 32 valve trray Feedd Tray: kolom m ke 31 Tekkanan kolom: 2,25 2 bar (bawah) dan 1,35 bbar (atas) P Permodelan yang y dibuat seesuai dengan rrancangan bag gian CDU sesu uai paten dari Metso Autom mation Inc. dengan bbeberapa modiifikasi tambah han. Rancangaan tersebut ju uga sesuai den ngan parameteer kondisi opeerasi yang telah diseebutkan sebelumnya. Perm modelan ini meenggunakan Simulator S proses kimia denngan hasil yan ng terlihat pada Gam mbar 1. Kendali atau Con ntroller yangg akan dipasaang adalah FC C (Flow Conntroller), PC (Pressure Controlleer) dan TC (S Suhue Contro oller). Setelahh memasang pengendali, p keemudian dilakkukan model testing di setiap penngendali untuuk mendapatkan data Proceess Reaction Curve (PRC).. Model testinng yang dilaku ukan pada penelitiann ini menggunnakan: • Test signal typpe : STE EP :5 • SSignal variatiion amplitude (%) • Time interval : 1 seecond l : 1 hhours • Testing time length mendapatkan model m PRC, model m First O Order Plus Deeath Time (FO OPDT) dibuatt dengan men nggunakan Setelah m metode S Smith. PRC daapat dilihat paada bagian strripchart dari masing-masin m ng pengendali seperti pada Gambar 2 (Wahid ddan Gunawan, 2015).
Gam mbar 2. Grafik Reespon Output terh hadap Variabel Prroses
P Pada saat melakukan simu ulasi sistem peengendalian, dilakukan d pro oses commissiioning yaitu melakukan m simulasi alat kendali secara terpisaah untuk mem mperoleh paraameter penyetelan yang opptimum untuk k masingmasing uunit proses. Seetelah mendap patkan parameeter penyetelaan yang optim mum, simulasii dilakukan paada sistem pengendaalian secara menyeluruh m untuk u melihat respon alat kendali terhaadap gangguann yang diberrikan pada sistem. 3.
H Hasil dan Disskusi P Pada penelitiaan ini, simulasi dilakukan ddengan memissahkan bagian n unit desaltinng dengan uniit distilasi. Pada unitt distilasi, feeed minyak mentah keluarann separator maasuk ke kolom m distilasi. Dii dalam kolom m distilasi, minyak m mentah akan dipisahkan berdasarkan tittik didih tiap p komponenny ya. Keluran ddari kolom distilasi ini berupa prroduk straighht run dari light naphta, keerosene, diesell, atmosphericc gas oil (AG GO) dan resid du. Kolom distilasi ddilengkapi denngan 3 pump around, 3 sidee stripper, kon ndenser 3 fasaa dan reboiler (Parthiban dk kk., 2013). Jenis trayy yang digunakkan adalah va alve tray. Profi fil dari kolom dapat dilihat pada p Tabel 1. D Dalam mensimulasikan ko olom distilasi perlu spesifik kasi tertentu untuk u membuuat agar kolom m distilasi dapat berrjalan (converrged). Spesifiikasi tersebut meliputi laju u alir produk yang diinginnkan, penentuaan jumlah stages pada kolom dann pengkondisiaan kolom berddasarkan profiil kolom yang dibuat yang ddapat dilihat pada p Tabel 2. Penaambahan pum mp around daan side strippper pada kolo om distilasi adalah a untuk mempermud dah proses pemisahaan minyak menntah. Process Flow Diagraam untuk crud de distillation unit u dapat diliihat pada Gam mbar 3. S Sistem pengenndalian proses yang akan ddipasang padaa crude distilla ation unit dituunjukkan pada Tabel 3. Proses diistilasi pada crude c distillattion unit (CD DU) secara keeseluruhan meenggunakan 9 unit pengen ndali yang terdiri ataas 2 unit penggendali suhu, 2 unit pengenndali level, 1 unit u pengendali tekanan dann 4 unit pengeendali laju alir (Thaiichareon, 20004). Selain objjektif pengenddalian pada Tabel T , objektif proteksi linggkungan dan monitor – diagnosiss juga perlu diiperhatikan. Pada objektif pproteksi lingku ungan, digunaakan flare untuuk membakar VOC dan Off Gas aagar tidak adaa hidrokarbon yang terbuanng ke lingkung gan. Pada objektif monitor – diagnosis, digunakan d alat ukur untuk mengeetahui laju fueel per hari utuuk mengidenttifikasi kehilaangan efisienssi dan menenttukan akar penyebabbnya. Selain ittu, untuk keselamatan, padaa kolom distilaasi juga harus dipasang proocess safety va alve (PSV) apabila teerjadi overpreessure pada ko olom sehinggaa vapour haruss dilepas.
Setelah melakukan pemasangan alat kendali dan analisis objektif pengendalian, crude distillation unit disimulasikan secara dinamik pada Simulator proses kimia dengan melakukan pemisahan antara unit desalting dan unit distilasi yang dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5. Dari hasil simulasi di atas, setiap alat kendali pada unit proses dilihat responnya terhadap perubahan nilai set point (set point tracking) yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar 6. Respon dari alat kendali tersebut dilakukan pada tiga metode penyetelan alat pengendali, yaitu, default (fine tuning), Ziegler-Nichols dan Lopez. Perbedaan dari ketiga metode penyetelan ini terletak pada nilai Kc dan Ti nya untuk jenis pengendali PI. Dari hasil respon yang diperoleh, kemudian ditentukan nilai parameter kinerja pengendali untuk setiap alat kendali sehingga didapatkan metode penyetelan yang optimum. Pada penelitan ini, parameter kinerja pengendali yang dititikberatkan adalah IAE (integral absolute error) dan ISE (integral square error) dimana semakin kecil nilainya, alat kendali semakin cepat merespon. Secara keseluruhan, setelah pengamatan dilakukan pada setiap pengendali, akan diterapkan pengendali dengan metode penyetelan terbaik pada plant CDU. Setelah ditentukan jenis penyetelan serta parameter penyetelan untuk masing-masing peralatan proses pada plant, secara keseluruhan pengendalian dilakukan uji disturbance rejection. Gangguan yang diberikan adalah peningkatan laju alir salah satu feed minyak mentah yaitu basrah light crude dari 197.627 barrel/ hari menjadi 205.975 barrel/ hari (4,22%). Gangguan diberikan untuk melihat respon hasil pengendalian secara keseluruhan. Respon yang dihasilkan oleh sistem dapat dilihat pada Gambar 7. Hasil pengendalian proses secara menyeluruh pada crude distillation unit dapat berjalan dengan baik karena setiap pengendali dapat merespon dengan baik terhadap pemberian gangguan (disturbance) dan dapat mencapai set point yang ditentukan. Kinerja pengendalian seluruh unit proses dapat dilihat pada Tabel 4 dengan menghitung nilai IAE dan ISE masing-masing unit proses.
Column
Tabel 1. Profil kolom distilasi Jumlah stage
Main Tower
32
Kerosene stripper
3
Diesel stripper
3
AGO stripper
3
Main Tower Top Stage Pressure (bar)
1,35
Bottom Stage Pressure (bar)
2,25
Top Stage Suhu (°C)
83
Bottom Stage Suhu (°C)
244
Feed Tray
31
Feed Suhu (°C) Feed Rate (barrel/ hari)
390 300.000
Tabel 2. Spesifikasi Kolom Distilasi Spesifikasi Kolom Kerosene Product Flow (barrel/ hari)
9.300
Diesel Product Flow (barrel/ hari)
19.250
AGO Product Flow (barrel/ hari)
4.500
Pump Around 1 Rate (barrel/ hari) Pump Around 1 Duty (kJ/h) Pump Around 2 Rate (barrel/ hari) Pump Around 2 Duty (kJ/h) Pump Around 3 Rate (barrel/ hari) Pump Around 3 Duty (kJ/h) Light Naphta Rate (barrel/ hari) Condensor Duty (kJ/h) Off Gas Flow (MMSCFD)
50.000 -5,803 x 107 30.000 -3,693 x 107 30.000 -3,693 x 107 200.000 -7,913 x 106 0
Gambar 3. Process Flow Diiagram CDU C Tabel 3. Rancaangan Pengendaliian Proses pada CDU Objeektif SP CV Laju wash water Kelancarann proses dan seebesar 475 ton/ Laju wash w water proteksi pperalatan hari
Unitt Proses
Unit Kendali
Pomppa (P-102)
Flow Control (FIC-100)
Preeheater (E E-100)
Suhue Control (TIC-100)
Kualitass produk
Suhu S feed 70°C
Suhue feeed
Separaator 3 fasa (V V-100)
Level Control (LIC-100)
Proteksi pperalatan
50% 5 level pada vessel
Level cairan pada or separator
Fuurnace (E E-101)
Suhu Control (TIC-101)
Kualitass produk
Suhu crrude oil 350°C
Suhue crude oiil
Konndenser (V V-101)
Level Control (LIC-101)
Proteksi peraltan
10% level pada kondenser
Level cairan pada kondenseer
Flow Control (FIC-103)
Kelancarran proses dan pprofit
Reeboiler (SS S1 Reb)
Pressure Control P (PIC-100)
Proteksi pperalatan dan kualittas produk
Kolom m distilasi
Flow Control (FIC-101)
Kelancarran proses dan pprofit
Laju L alir light naphta n sebesar 13.000 barrel/ hari Tekanan reeboiler sebesar 205 psia Laju L alir AGO sebesar 5.100 barrel/ hari
MV Buk kaan valve u pemanas Laju pada E-100 kaan valve Buk pad da effluent water Laju steam (fuel) pada E-101 kaan valve Buk padaa produced water
Laju alir light naphta
u pendingin Laju padaa kondenser
Tekanan rebboiler
kaan valve Buk padaa kerosene
Laju alir AG AGO
Buk kaan valve padaa masukan SS3
Flow Control (FIC-102)
Kelancarran proses dan pprofit
Laju L alir diesel sebesar 4.500 barrel/ hari
Laju alir die iesel
Gam mbar 4. Simulasii Dinamik unit deesalting dengan controller c
Ga ambar 5. Simulassi Dinamik unit distilasi d dengan co ontroller
Buk kaan valve padaa masukan SS2
Muhammad N Nur Tsani Rizka, Abdul Wahid
Gambar 6. Resspon Pengendali terhadap Perubah han Set Point tiap p Metode Tuning
Gamb bar 7. Respon Peengendali terhadaap Pemberian Gan ngguan
Proses
Desalting Cooking Distilasi
4.
Tabel 4. Perbandingan Nilai IAE dan ISE tiap Unit Proses Variabel Metode IAE Unit Proses Pengendalian Optimum
ISE
% Deviasi
E-100
Suhu
Lopez
0,6002
0,2565
1
P-102
Laju Alir
Lopez
3,333
3,6968
0
V-100
Level Cairan
Default
6,6284
2,1846
1
E-101
Suhu
Lopez
0,047
0,0004
1
V-101
Laju Alir
Lopez
9.066
910.055
1
V-101
Level Cairan
Default
8,3435
0,7614
2
SS1 Reb
Tekanan
Lopez
13,776
1,6273
0
SS2
Laju Alir
Lopez
12,92
1,3028
0
SS3
Laju Alir
Default
93,04
45,7048
0
Kesimpulan
Disain crude distillation unit yang diperoleh mampu mendapatkan produk keluaran berupa light naphta sebesar 13.000 barrel/ hari, diesel sebesar 4.400 barrel/ hari, AGO sebesar 5.100 barrel/ hari, kerosene sebesar 1.142 barrel/ hari, dan Off gas sebesar 14,23 tonne/ hari. Disain sistem pengendalian proses pada crude distillation unit meliputi 2 pengendali suhu, 2 pengendali level, 1 pengendali tekanan dan 4 pengendali laju alir. Konfigurasi dari penyetelan alat kendali yang optimum dari sistem crude distillation unit adalah sebagai berikut: Parameter penyetelan pengendali PI yang menghasilkan nilai parameter kinerja pengendali yang optimum untuk pengendali suhu unit preheater E-100 (Kc = 0,3119 ; Ti = 0,1132 ) adalah dengan metode penyetelan pengendali Lopez, untuk pengendali suhu unit furnace E-101 (Kc = 0,3324 ; Ti = 0,1157 ) adalah dengan metode penyetelan pengendali Lopez, untuk pengendali level unit separator 3 fasa V-100 (Kc = 25 ; Ti = 10) adalah dengan metode penyetelan pengendali default (fine tuning), untuk pengendali level unit kondenser 3 fasa V-101 (Kc = 1 ; Ti = 0,5 ) adalah dengan metode penyetelan pengendali default (fine tuning), untuk pengendali tekanan reboiler SS1 Reb (Kc = 11,8052 ; Ti = 0,3829) adalah dengan metode penyetelan pengendali Lopez, untuk pengendali laju alir unit pompa P-102 (Kc = 0,8939 ; Ti = 0,2646) adalah dengan metode penyetelan pengendali Lopez, untuk pengendali suhu unit distilasi T-100 (SS3) (Kc = 0,05 ; Ti = 0,1) adalah dengan metode penyetelan pengendali default (fine tuning), untuk pengendali laju alir unit distilasi T-100 (SS2) (Kc = 0,1257 ; Ti = 0,0487) adalah dengan metode penyetelan pengendali Lopez dan untuk pengendali laju alir unit kondenser 3 fasa V-101 (Kc = 0,1113 ; Ti = 0,0257) adalah dengan metode penyetelan pengendali Lopez. Setelah semua pengendali dipasang di setiap unit kemudian diberikan gangguan (laju alir umpan sebesar 4,22%), sistem berhasil merespon dengan baik terhadap gangguan tersebut. Daftar Pustaka Dewan Energi Nasional. 2014. Ketahanan Energi Indonesia 2014. Dewan Energi Nasional Republik Indonesia Evy. Indonesia Defisit Minyak Bumi 608.000 Barrel Per hari. Kompas, 24 Maret 2014. Hlm. 18 Haris, Abdul. Pertamina Bangun Kilang Minyak di Bontang Kapasitas 300 Ribu Barel. http://www.klikbalikpapan.co/berita-389-pertamina-bangun-kilang-minyak-di-bontang-kapasitas-300-ribubarel.html diakses pada 5 Agustus 2015 Inverno, Jose Egidio F., Eurico C., Pablo Jimenez A., Josep A. F. 2012. Two Examples of Steady State Simulation with HYSYS at GAL Penergia Sines Refinery. Spanyol: Aspentech Inc. Metso Automation Inc., 2011. Application Report: Crude Distillation. Dubai: Metso Inc. Parthiban, R. N Nagarajan, V Mahendra Kumaran, D Senthil Kumar. 2013. Dynamic Modelling and simulation of crude fractionation column with three side Strippers Using HYSYS Dynamcs: A Best Practice for Crude Distillation Column Dynamic Modelling. Journal of Petroleum and Gas Exploration Research Vol. 3 No. 3, pp. 31 – 39 Purwanto, Sri Wahyu. 2003. Studi Analisis Model Konfigurasi Kilang BBM dengan Variasi Jenis Crude Oil. Tesis: Departemen Teknik Kimia – Universitas Indonesia. Rao, K.S., Misra, R., 2014. Comparative Study of P, PI and PID Controller for Speed Control of VSI-fed Induction Motor. International Journal of Engineering Development and Research. Volume 2(2), pp. 2740 – 2744 Thaichareon, C. 2004. Design of Control Structure for Energy – Integrated Hydrodealkylation (HDA) Process. Thailand: Chemical Engineering – Chulalongkorn University. Wahid, A. dan Gunawan, T. A. 2015. Pengendalian Proses Purifikasi DME dan Metanol pada Pabrik DME dari Gas Sintesis. SINERGI Vol. 19, No. 1, Halaman 57 – 66.