DISAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN FRAME : KASUS BERUJUNG BEBAS Presentasi pada Seminar Nasional. PERIL IKG 25-26 Mei 2007 Hotel Horizon, Bandung
Makalah oleh :
Rachman Ardan NIP: 130367233
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2007
DISAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN FRAME : KASUS BERUJUNG BEBAS Presentasi pada Seminar Nasional. PERIL IKG 25-26 Mei 2007 Hotel Horizon, Bandung
Makalah oleh :
Rachman Ardan NIP: 130367233
Mengetahui : Guru Besar Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Jakarta
Prof.Dr. Daroewati Mardjono, drg., MSD.,Sp.Pros., (K)
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrahim, Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan salahsatu tugas Tridarma Perguruan Tinggi bagi staf pengajar di bidang penelitian. Untuk
penyusunan makalah ini penulis banyak memperoleh saran-saran,
diskusi, dan bantuan terutama dari sejawat di bidang ilmu yang sama, serta bantuan moril untuk menyelesaikannya. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof.Dr.RM.Soelarko Soemohatmoko, drg. Alm. sebagai guru, dan sahabat yang selalu mendorong moril penulis. Berikanlah tempat yang mulia di sisi-Mu. 2. Prof.Dr. Ny.Rukisah Soemardjo, drg. Almarhumah yang selalu memberi dorongan moril. Berikanlah tempat yang mulia di sisi-Mu. 3. Prof.Dr.Eky
S.Soeria
Soemantri,
drg., Sp.Ort.
sebagai
Dekan
Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran di Bandung. 4. Sejawat di FKG Unpad khususnya bagian Prostodonsia dan Odontologi Forensik yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satupersatu atas segala bantuannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, mudahmudahan dapat menjadi pemicu bagi penulis lain untuk melengkapinya.
Bandung, Januari 2007 Penulis iv
DAFTAR ISI Hal.
URAIAN ABSTRAK
……………………………………………………
KATA PENGANTAR
……………………………………………………
iv
DAFTAR ISI
……………………………………………………
v
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………
1
BAB II
GIGI TIRUAN BERUJUNG BEBAS RANGKA LOGAM
iii
……………..
3
2.1 Keuntungan Pemakaian Bahan Logam Baja Tahan Karat Sebagai Rangka (Frame) Gigi Tiruan
……………..
3
2.2 Kerugian Pemakaian Bahan Logam Baja Tahan Karat Sebagai Rangka (Frame) Gigi Tiruan
......................
3
......................
4
……………..
6
…………….. …………….. …………….. …………….. …………….. …………….. ……………..
6 6 8 9 11 14 16 17
………………………………..
20
.................................................. ..................................................
20 20
……………………………………
21
2.3 Masalah pada Gigi Tiruan Berujung Bebas BAB III PENANGANAN MASALAH GIGI TIRUAN BERUJUNG BEBAS 3.1 Ungkitan Pada Arah Vertikal 3.1.1 Ungkitan ke Arah Oklusal (menjauhi lingir alveolar) 3.1.2 Ungkitan ke Arah Oklusal (menjauhi lingir alveolar) 3.1.3 Resorpsi Lingir Alveolar 3.1.4 Ungkitan Terhadap Gigi Sandaran 3.1.5 Bagian Ujung Mengungkit pada Arah Horizontal 3.1.6 Rotasi Bagian Sadel pada Poros Rotasi Sagital 3.1.7 Pergeseran Anteroposterior BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
v
ABSTRAK
Abstrak Gigi tiruan rangka logam (frame) lebih ideal dibandingkan gigi tiruan akrilik, karena dapat dibuat lebih sempit, lebih tipis, lebih rigid, dan lebih kuat, maka dapat dibuat disain yang ideal maksimal. Dalam buku-buku teks yang ada disain gigi tiruan rangka logam yang diuraikan. Karena di Indonesia gigi tiruan akrilik lebih banyak dibuat dibandingkan dengan gigi tiruan rangka logam, sehingga belum terbiasa pada waktu membuat gigi tiruan rangka logam, disainnya tidak memanfaatkan keunggulan bahan logam. Makalah ini membahas disain untuk gigi tiruan berujung bebas. Hal ini karena pada gigi-tiruan berujung bebas paling banyak masalah yang harus diperhatikan. Pemakaian gigi tiruan harus tetap memperhatikan mempertahankan kesehatan jaringan tersisa disamping fungsi mastikasi, estetik, dan fonetik. Kata Kunci : Gigi Tiruan Sebagian Lepasan; Frame; Berujung Bebas Distal
Abstract Frame denture is more ideal compared to acrylic denture, because it can be made smaller, slimsier, more rigid, and stronger, then can be made a maximal and ideal design. Existing text books elaborated with design of frame enture. Because in Indonesia acrylic denture is more made compared to frame denture, it is not yet become accustomed when make frame denture, the design is not exploit excellence of metal materials. This Paper discusses design for free end (distal extension base) denture. This condition because free end denture have the most problem that must paid attention. Denture must concerned to maintain health of tissue remains beside its function for mastication, estetik, and phonetic.
iii
1
BAB I PENDAHULUAN
Disain gigi tiruan rangka logam diuraikan dalam buku-buku teks yang ada. Di Indonesia gigi tiruan akrilik lebih banyak dibuat dibandingkan dengan gigi tiruan rangka logam, sehingga belum terbiasa pada waktu membuat gigi tiruan rangka logam, disainnya tidak memanfaatkan keunggulan bahan logam. Pemakaian gigi tiruan mempunyai tujuan bukan hanya memperbaiki fungsi pengunyahan, fonetik, dan estetik saja, tetapi juga harus dapat mempertahankan kesehatan jaringan tersisa. Untuk tujuan terahir ini selain erat kaitannya dengan pemeliharaan kebersihan mulut, juga bagaimana mengatur agar gaya-gaya yang terjadi masih bersifat fungsional atau mengurangi besarnya gaya yang kemungkinan akan merusak. Gigi tiruan berujung bebas (distal extension)
mempunyai lebih banyak
masalah dibandingkan dengan gigi tiruan sebagian lepasan bersandaran ganda (all tooth supported).
Klasifikasi Kennedy maupun klasifikasi Soelarko
yang
berdasarkan topografi daerah tidak bergigi memasukkan daerah itdak bergigi berujung bebas sebagai kelas yang pertama (Kelas-1) (Giffin, 1996; Keng , 1996; Navas dan del Campos, 1993; Boucher dan Renner, 1982; Henderson dan Steffel, 1973;).
Hal ini menunjukkan bahwa gigi tiruan berujung bebas lebih banyak
mempunyai masalah–masalah yang memerlukan penanganan istimewa.
Masalah
utama pada gigi tiruan ujung bebas ialah gigi tiruan tidak stabil. Gigi tiruan yang
1
2
tidak stabil dapat menyebabkan resopsi lingir alveolar berjalan lebih cepat, atau ungkitannya dapat menimbulkan kelainan periodontal pada gigi kodrat yang dipakai sebagai sandaran.
Menurut Wyatt (1998) pemakaian gigi tiruan berujung bebas
selama 5 tahun sudah dapat menyebabkan masalah oklusi sebagai akibat adanya resorpsi lingir.
Makalah ini membahas disain untuk gigi tiruan berujung bebas.
Hal ini
karena pada gigi-tiruan berujung bebas paling banyak masalah yang harus diperhatikan. Pemakaian gigi tiruan harus tetap memperhatikan mempertahankan kesehatan jaringan tersisa disamping fungsi mastikasi, estetik, dan fonetik.
3
BAB II GIGI TIRUAN BERUJUNG BEBAS RANGKA LOGAM
Keuntungan pemakaian bahan logam baja tahan karat (stainless steel) sebagai rangka gigi tiruan dibandingkan dengan bahan akrilik (metil metakrilat) adalah karena bahan logam baja tahan karat lebih kuat sehingga dapat dibuat lebih tipis dan sempit tapi tetap bersifat kaku. Kerugian yang ada secara umum masih dapat diatasi dengan beberapa cara.
2.1
Keuntungan Pemakaian Bahan Logam Baja Tahan Karat Sebagai Rangka (Frame) Gigi Tiruan
2.2
Lebih nyaman dipakai (karena dapat dibuat tipis dan sempit)
Cukup kaku (rigid) walaupun tipis dan sempit
Semua bagian gigi tiruan merupakan satu kesatuan dan homogen
Disain bagian-bagian gigi tiruan dapat dibuat maksimal ideal
Gaya-gaya yang timbul akibat pengunyahan dapat disalurkan lebih baik
Ginggival sulcus lebih sehat (tidak tertutup/teriritasi landasan)
Menyalurkan panas lebih cepat
Kerugian Pemakaian Bahan Logam Baja Tahan Karat Sebagai Rangka (Frame) Gigi Tiruan
3
4
2.3
Kurang estetik bila logam terlihat
Biaya pembuatan lebih tinggi
Masalah pada Gigi Tiruan Berujung Bebas Masalah pada gigi tiruan berujung bebas adalah gigi tiruan tidak stabil, yaitu
gigi tiruan mudah bergeser dan mengungkit. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kompresibilitas dukungan (support) antara bagian posterior sadel ujung bebas dengan bagian anteriornya, dan tidak adanya gigi kodrat di sebelah distal sadel (Keng, 1998). Perbedaan ini menimbulkan masalah yaitu gigi tiruan berujung bebas selalu tidak stabil. Gigi tiruan yang tidak stabil selanjutnya juga menimbulkan masalah terhadap kesehatan jaringan tersisa. Adanya perbedaan kompresibilitas dukungan baik antara mukosa dengan mukosa, maupun antara mukosa dengan jaringan periodontal gigi sandaran (yang mempunyai sandaran oklusal), mengakibatkan pada saat gigi artifisial di bagian sadel tersebut
kena
tekanan
kunyah, sadel/
gigi
tiruan
akan
berger ak
rotasi/mengungkit/tidak stabil. Berapa besar gerak ungkit yang terjadi tergantung pada besar dan penyebaran tekanan kunyah yang terjadi, berapa besar perbedaan kompresibilitas dukungan yang ada, serta jarak/panjang sadel. Tidak adanya gigi kodrat di sebelah distal sadel yang dapat dipakai sebagai sandaran/retainer juga menyebabkan bagian ujung distal sadel akan lebih bebas
5
bergerak dibandingkan dengan bagian ujung mesial sadel. Hal ini terjadi karena suatu retainer pada gigi sandaran dapat berfungsi : 1. Memberi dukungan periodontal terhadap tekanan kunyah yang mengenai gigi tiruan. Sehubungan dengan tidak ada gigi sandaran dengan jaringan periodontalnya yang mendukung bagian posterior sadel, sedangkan bagian anterior sadel masih dapat didukung jaringan periodontal dari gigi sandaran, menyebabkan terjadinya perbedaan kompresibilitas jaringan pendukung sadel/landasan gigi tiruan, sehingga pada saat pengunyahan bagian sadel akan mengungkit, dan selanjutnya keseluruhan gigi tiruan juga akan mengungkit/tidak stabil. Kompresibilitas jaringan periodontal lebih kecil dibandingkan dengan kompresibilitas jaringan mukosa. 2. Memberi retensi gerong dari gigi sandaran Ujung tangan retentif yang ditempatkan di daerah gerong gigi sandaran akan memberi retensi gigi tiruan. Hal ini akan dapat mencegah terangkatnya bagian posterior sadel ujung bebas pada saat pengunyahan
akibat jenis makanan yang
lengket. 3. Mencegah pergeseran sadel/gigi tiruan ke medio-lateral, maupun ke posterior Tangan retentif yang berada di bagian bukal dan lingual/palatinal gigi sandaran akan mencegah sadel/gigi tiruan bergeser baik ke arah lateral maupun ke arah medial. Adanya gigi kodrat yang terletak sebelah distal sadel akan mencegah sadel bergeser ke arah posterior.
6
BAB III PENANGANAN MASALAH GIGI TIRUAN BERUJUNG BEBAS
Tidak stabilnya gigi tiruan
berujung bebas dapat berupa :
gigi tiruan
mengungkit pada arah vertikal; bagian ujung mengungkit pada arah horizontal; rotasi bagian sadel pada poros rotasi sagital ; dan pergeseran anteroposterior.
3.1 Ungkitan Pada Arah Vertikal Pada ungkitan ini poros rotasi berjalan horizontal pada bidang frontal. Ungkitan pada arah vertikal dapat dibagi dua macam yaitu ungkitan kearah oklusal, dan ungkitan ke arah apikal.
3.1.1 Ungkitan ke Arah Oklusal (menjauhi lingir alveolar) Ungkitan ke arah oklusal dapat terjadi pada pengunyahan jenis makanan yang lengket, yang menyebabkan ujung distal sadel ujung bebas akan terangkat, sedangkan ujung mesialnya karena ada ujung tangan retentif, akan tetap menempel pada gigi sandaran. Pada awal gerak, poros rotasi ada pada kedua ujung tangan retentif, selanjutnya poros melalui retainer indirek yang paling dekat dan terletak mesial dari tangan retentif. Untuk mengatasi ungkitan ke arah oklusal dapat dilakukan :
Perpanjangan landasan lebih jauh ke anterior dari titik retensi
6
7
Makin panjang/jauh ke anterior landasan/penghubung major maka ungkitan ke arah oklusal makin mudah diatasi.
Bagian landasan yang
memanjang ke anterior akan menahan terangkatnya sadel ujung bebas ke arah oklusal. Untuk gigi tiruan rangka logam penghubung utama/major tidak perlu dibuat terlalu luas/lebar, tetapi harus cukup panjang. Pada gigi tiruan akrilik, mengingat kelemahan sifat fisik bahan akrilik, terpaksa harus dibuat landasan yang lebih lebar dan tebal serta memanjang ke anterior.
Disain retainer dibuat menjadi ungkitan kelas II Ungkitan kelas II pada kasus gigi tiruan ujung bebas terjadi apabila titik fulkrum berada sebelah anterior dari titik retensi. Pada posisi seperti ini sadel ujung bebas akan tertahan waktu terangkat ke arah oklusal. Makin jauh jarak antara titik fulkrum, maka kemampuan menahannya akan makin baik. Pada gigi tiruan rangka logam sebaiknya dibuat retainer indirek yang ditempatkan sejauh mungkin ke anterior. Untuk gigi tiruan akrilik apabila memungkinkan dibuat retainer indirek berupa sandaran oklusal dari cangk. kawat, atau landasan diperluas ke anterior sampai menutupi permukaan palatinal/lingual tanpa mengganggu oklusi.
Pembuatan retainer indirek yang lebih jauh ke anterior Sama seperti sudah dijelaskan pada no.2.
Menganjurkan pasien agar hati-hati/tidak mengunyah makanan yang lengket
8
Hal ini merupakan pencegahan atas penyebabnya, akan tetapi hampir setiap jenis makanan terutama karbohidrat cenderung bersifat lengket. Yang perlu dihindarkan ialah jenis makanan yang sangat lengket misalnya jenis dodol dan permen karet.
3.1.2 Ungkitan ke Arah Apikal (ke arah lingir alveolar) Ungkitan ke apikal terjadi pada saat pengunyahan makanan di daerah sadel ujung bebas. Sadel akan menekan jaringan pendukung di bawahnya. Akibat adanya perbedaan kompresibilitas jaringan pendukung yang mendukung sadel ujung bebas, maka terjadi ungkitan pada gigi tiruannya. Gerak dan kekuatan ungkitan yang terjadi tergantung pada perbedaan kompresibilitas jaringan pendukung, tekanan penggigitan, dan letak tempat penggigitan. Perbedaan kompresibilitas dapat terjadi antara mukosa daerah ujung sadel berujung bebas dengan : 1. Mukosa dekat gigi sandaran yang kompresibilitasnya relatif lebih kecil. Penelitian
Machmud
et
al.
(199 6)
menunjukkan
bahwa
kompresibilitas mukosa daerah edentulous berujung bebas di rahang bawah bahwa makin ke arah posterior, kompresibilitasnya makin besar. Rata-rata di daerah P1 = 0,34 mm; P2 = 0,42 mm; M1 = 0,6 mm; M2 = 1,31 mm; M3 = 2,4 mm; dan di daerah Retromolar pad = 4,0. Di rahang atas perbedaan ini tidak
9
begitu mencolok, karena adanya Tuber maxillae, sehingga ungkitan yang terjadi lebih kecil dibandingkan dengan di rahang bawah. 2. Gigi sandaran paling dekat sadel ujung bebas yang berfungsi mendukung (support) (ada sandaran oklusal/retainer indirek). Perbedaan kompresibilitas akan lebih besar, karena kompresibilitas jaringan periodontal sangat kecil sekali yaitu kurang-lebih 0,2 – 0,3 mm. Akibat hal ini ungkitan yang terjadi akan lebih besar terutama di rahang bawah.
3.1.3 Resorpsi Lingir Alveolar Suatu ungkitan ke arah apikal dari landasan gigi tiruan yang tidak stabil akan menyebabkan tidak meratanya penyaluran tekanan kunyah. Pada kasus gigi tiruan sebagian lepasan ujung bebas, tekanan kunyah ke arah apikal akan lebih terkonsentrasi di bagian posterior (daerah ujung bebas), sehingga akan menimbulkan tekanan berlebih (overload/overfunction), yang selanjutnya akan mengakibatkan resorpsi lingir alveolar yang lebih hebat di tempat tersebut. Untuk mengatasi ungkitan ke arah apikal dapat dilakukan : a. Memperluas landasan ujung bebas (daerah posterior) Makin luas landasan/sadel maka penyaluran tekanan kunyah per satuan luas tertentu akan makin kecil, sehingga mukosa akan lebih sedikit tertekan, dan gerak ungkit yang terjadi juga akan makin kecil. Perluasan landasan/sadel yang
10
maksimal dapat diperoleh dengan cara melakukan muscle trimming baik untuk gigi tiruan rangka logam maupun gigi tiruan akrilik sederhana. b. Implan di daerah ujung bebas yang akan mendukung sadel, sehingga perbedaan kompresibilitas jaringan pendukung yang menyebabkan ungkitan akan lebih kecil. c. Pencetakan khusus yang mengurangi tekanan terhadap lingir pada saat pengunyahan, misalnya : pencetakan berganda; pemakaian bahan cetak mukostatik; dan teknik alter cast. d. Memperkecil luas permukaan oklusal gigi artifisial pada sadel ujung bebas Makin kecil/sempit luas permukaan kunyah, makin sedikit bagian bolus makanan yang dikunyah, sehingga makin kecil tenaga/tekanan/gaya yang diperlukan. Dengan demikian tekanan ke apikal terhadap sadel ujung bebas akan makin kecil. Agar hal ini dapat dicapai, maka dipiilih gigi artifisial berukuran mesiodistal dan bukolingual yang lebih kecil e. Mengurangi jumlah gigi artifisial di distal Dengan dikuranginya jumlah gigi artifisial di distal, maka selain akan mengurangi luas permukaan oklusal, juga akan memperpendek panjang lengan ungkit (jarak dari titik beban ke titik fulkrum), sehingga pa abila disain retainernya ungkitan kelas I, ungkitan yang terjadi akan lebih kecil. f. Membuat titik retensi mesial/lebih jauh ke mesial dari titik fulkrum paling distal
11
Pada ungkitan kelas I maka dengan bertambah besarnya jarak dari titik fulkrum ke titik retensi, sedangkan jarak lengan ungkit dan besar beban tetap, maka ungkitan yang terjadi akan lebih kecil.
Pembuatan tangan retentif pada
gigi yang lebih ke anterior atau di gigi anterior (kaninus) dapat mengganggu estetika karena akan lebih banyak bagian logam yang terlihat. Untuk mengatasi hal ini dipilih jenis retainer yang lebih estetis antara lain: ‘T” clasp; “I” clasp; bahan plastik khusus; atau kombinasi dengan cara sebagian retainer yang nampak dibuat dari bahan cangk. kawat.
Selain itu agar ujung tangan retentif dapat
ditempatkan serendah mungkin mendekati margin gusi, tangan retentif harus dibuat sangat fleksibel. Apabila tidak ada daerah tidak bergigi lainnya selain sadel ujung bebas, maka perlu dibuat ruangan yang cukup/rest seat di bagian oklusal/insisal gigi sandaran. Titik retensi yang lebih jauh ke mesial dari titik/garis fulkrum dan berada di sisi lain, juga dapat menambah mengurangi mengungkitnya gigi tiruan berujung bebas. g. Menganjurkan pasien mengunyah makanan yang lebih lunak Mengunyah makanan yang lebih lunak berarti tekanan kunyah akan lebih kecil, sehingga ungkitan yang terjadi juga akan lebih kecil.
3.1.4 Ungkitan Terhadap Gigi Sandaran
12
Gigi tiruan yang mengungkit selain dapat menyebabkan resorpsi lingir alveolar yang lebih hebat, juga dapat mengungkit gigi sandaran apabila disain retainer pada gigi sandaran tersebut menimbulkan ungkitan kelas I. Faktor utama yang menimbulkan gaya ungkit paling besar adalah tekanan/gaya kunyah, yang menyebabkan ungkitan bagian sadel ke arah apikal/lingir alveolar. Akibat ungkitan kelas I gigi tiruan ujung bebas ke apikal, gigi sandaran seolah-olah diputar dan ditarik arah posterior.
Karena hal ini berlangsung kontinu, maka dapat terjadi
kerusakan jaringan periodontal. Untuk mencegah/mengurangi efek ungkitan oleh gigi tiruan ujung bebas terhadap gigi sandaran dapat dilakukan : a. Disain retainer ungkitan kelas II Ungkitan kelas II terjadi apabila titik retensi dan beban kunyah (pada sadel ujung bebas) berada sefihak terhadap titik/garis fulkrum. Pada keadaan tersebut bila sadel ujung bebas tertekan ke apikal akibat tekanan kunyah tangan retentif juga akan turun ke arah apikal, sehingga gigi sandaran tidak terungkit. Pada kasus gigi tiruan berujung bebas ada beberapa cara untuk memperoleh disain ungkitan kelas II antara lain : - Retainer utama tanpa sandaran oklusal dengan retainer indirek yang ditempatkan di anterior. - Retainer utama dengan sandaran oklusal yang ditempatkan di permukaan oklusal bagian mesial.
13
Walaupun dengan disain kelas II akan dapat dihindarkan terjadinya ungkitan oleh gigi tiruan terhadap gigi sandaran, disain ini akan meyebabkan gigi tiruan lebih tidak stabil dibandingkan dengan ungkitan kelas I pada saat terjadi tekanan kunyah ke arah apikal. Ungkitan akibat tekanan kunyah ke arah apikal sekarang sepenuhnya ditanggung oleh lingir alveolar. b. Penghubung Minor fleksibel Penghubung minor (minor connector) menghubungkan antara penghubung utama/major dengan unit retainer. Apabila penghubung minor bersifat fleksibel, maka setiap gerak/ungkitan yang terjadi pada penghubung major/gigi tiruan tidak segera sepenuhnya mempengaruhi gigi sandarannya. Gaya ungkit yang terjadi sebagian diredam oleh adanya hubungan fleksibel (seperti per pada shock breaker). Penghubung minor yang fleksibel antara lain: - Stress Breaker - Precission Attachment yang mempunyai per - Dibuat dari bahan cangk. kawat, dan cukup panjang c. Tangan retentif lebih fleksibel (cangk. kawat) Pada ungkitan kelas I tangan retentif yang sangat fleksibel dapat mengurangi trauma terhadap gigi sandaran.
Cangk. kawat dibandingkan dengan logam cor
pada diameter yang sama akan bersifat lebih fleksibel.
Apabila diperlukan
tangan retainer yang lebih fleksibel, digunakan cangk. kawat yang lebih kecil. d. Retensi tambahan di gigi sandaran yang lain (makin ke anterior > makin baik)
14
Pada ungkitan kelas I apabila dibuat retensi tambahan di gigi sandaran lainnya yang lebih ke anterior, pada saat terjadi ungkitan akibat tekanan kunyah ke arah apikal pada sadel ujung bebas, yang akan terungkit lebih dulu adalah gigi sandaran yang terletak paling anterior. Ungkitan terhadap gigi sandaran yang terletak lebih ke anterior tidak begitu berbahaya, karena :
Efek ungkitan terhadap gigi tersebut akan ditahan oleh gigi kodrat sebelah distalnya.
Beberapa tangan retentif yang menahan ungkitan, akan mengurangi ungkitan sehingga tidak begitu berbahaya bagi gigi sandaran.
Lengan terungkit akan lebih panjang, sehingga ungkitan terhadap gig sandaran lebih berkurang.
3.1.5 Bagian Ujung Mengungkit pada Arah Horizontal Akibat tidak adanya gigi sandaran di ujung distal ujung bebas, bagian ini bebas bergeser/berrotasi baik ke arah medial maupun ke arah lateral. Poros rotasi yang terjadi berjalan vertikal melalui titik fulkrum paling distal pada gigi sandaran. Penyebab pergeseran ke lateral atau medial ialah karena bekerjanya komponen gaya lateral/medial pada fungsi pengunyahan. Untuk mengurangi pergeseran ke arah tersebut dapat dilakukan usaha-usaha sebagai berikut : a. Perluasan landasan yang maksimal (ant., post., sisi lain)
15
Perluasan landasan yang maksimal diperoleh dengan melakukan muscle trimming. Landasan yang lebih luas akan memberikan tahanan gesekan yang lebih besar yang akan mengurangi bergesernya landasan ke arah lateral/medial.
Besarnya tahanan ini akan bertambah apabila lingir
alveolarnya masih tinggi. b. Retainer indirek (makin ke anterior > baik) Adanya retainer indirek yang menempati seat (lekuk dudukan) di anterior akan menahan sadel ujung bebas bergeser ke arah lateral/medial. Seperti halnya pada ungkitan, makin jauh retainer indirek ke titik fulkrum, maka akan makin besar kemampuannya untuk menahan pergeseran titik beban ke arah apikal.
Pada gigi tiruan akrilik dapat
dipilih beberapa jenis retainer indirek dari cangk. kawat di anterior yang dapat mencegah landasan bergeser ke lateral/medial. Landasan akrilik yang diperluas sampai menutupi daerah papila interdental gigi anterior juga dapat berfungsi sebagai retainer indirek yang menahan pergeseran landasan. c. Menghilangkan sangkutan oklusi (interference) Gigi artifisial disusun sesuai dengan kaidah Hukum Artikulasi, dan menghilangkan disharmoni oklusal waktu artikulasi perlu dilakukan baik pada saat remounting maupun grinding in. d. Gigi artifisial non-anatomik
16
Pemakaian gigi artifisial non-anatomik juga akan menghilangkan terjadinya komponen gaya kunyah yang mengarah ke lateral/medial.
3.1.6 Rotasi Bagian Sadel pada Poros Rotasi Sagital Bagian sadel dapat berotasi dengan poros melalui puncak lingir alveolar. Pada sadel ujung bebas satu sisi sehubungan tidak ada gigi penyanggadi posterior sadel, cenderung lebih mudah erjadi. t
Untuk mencegah atau m engurangi
kemungkinan ini, dapat dilakukan tindakan-tindakan berikut : a. Perluasan landasan ke sisi lain Perluasan penghubung major/landasan ke sisi lain akan mencegah terputarnya sadel ke arah medial pada poros rotasi sagital. b. Retensi di sisi lain Adanya retensi di sisi lain akan mencegah penghubung major/landasan di sisi ini terangkat, sehingga selanjutnya akan mencegah sadel ujung bebas terputar ke arah lateral. c. Sandaran oklusal yang lebih lebar Lebar sandaran oklusal yang biasa kira-kira sepertiga lebar permukaan oklusal gigi sandarannya. Untuk dapat lebih mencegah terputarnya sadel ujung bebas, lebar sandaran oklusal harus ditambah. Pada gigi tiruan rangka logam hal ini mudah diperoleh, akan tetapi untuk gigi tiruan akrilik sandaran oklusal yang dibuat dari cangk. kawat ukurannya jauh
17
lebih kecil dari sepertiga lebar permukaan oklusal gigi sandaran. Untuk mengatasi kekurangan ini sandaran oklusal pada satu tempat dibuat dari beberapa cangk. kawat yang disusun melebar. d. Tangan retentif di permukaan bukal dan mesial gigi sandaran (mod. Akers) Apabila tangan retainer baik di bukal maupun lingual bersifat retentif, maka kedua tangan retainer ini dapat mengurangi terputarnya sadel baik ke arah medial maupuin lateral. e. Perluasan landasan maksimal Landasan yang lebih luas terutama ke medial maupun lateral akan lebih dapat mencegah terputarnya sadel. Perluasan landasan yang maksimal ke bagian forniks maupun ke posterior dapat dilakukan dengan muscle trimming.
3.1.7 Pergeseran Anteroposterior Pada kasus “all tooth supported” Pergeseran sadel ke arah mesial maupun distal dapat dicegah karena baik sebelah mesial maupun sebelah distal tertahan oleh gigi kodrat. Pada gigi tiruan berujung bebas karena sebelah distal dari sadel sudah tidak ada lagi gigi kodrat, maka sadel ujung bebas mudah sekali bergeser ke arah posterior.
18
Untuk mencegah bagian sadel ujung bebas tergeser ke arah posterior dapat dilakukan hal-hal berikut : a. Retainer merangkum gigi sandaran > 200 Dengan cara ini hampir seluruh gigi sandaran dirangkum oleh tangan retainer, sehingga dapat mencegah pergeseran sadel baik ke arah distal maupun ke mesial. Untuk gigi tiruan rangka logam dapat dipilih retainer Ring Clasp atau Back Action Clasp. Untuk gigi tiruan akrilik sederhana agak tidak mudah, karena tangan retainer cangk. kawat yang terlalu panjang akan sangat lemah sekali (misalnya “C “clasp), sehingga untuk mengatasinya perlu tambahan lain. b. Sandaran oklusal diletakkan di bagian mesial permukaan oklusal gigi sandaran. Dengan meletakkan sandaran oklusal di tempat ini
pergeseran sadel
ujung bebas ke posterior dapat dicegah. Baik untuk gigi tiruan rangka logam maupun akrilik sederhana dapat dibuat membuat retainer yang berjalan dari mesial ke distal. c. Retainer indirek Dengan menempatkan indirek retainer di gigi anterior, akan mencegah pergeseran sadel ujung bebas ke posterior. d. Ada sadel “all tooth supported” (sadel lain di mesial sadel ujung bebas)
19
Sadel lain yang menempati daerah tidak bergigi sebelah anterior sadel ujung bebas juga akan menahan bergesernya sadel ujung bebas ke posterior.
20
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN 4.1.1 Penyebab masalah-masalah yang terjadi pada gigi tiruan berujung bebas adalah adanya perbedaan kompresibilitas antara jaringan pendukung di bagian posterior sadel ujung bebas dengan bagian dukungan di anteriornya. Keadaan tersebut, mengakibatkan gigi tiruan berujung bebas tidak stabil 4.1.2 Dapat dipilih beberapa cara yang sesuai untuk mengurangi ungkitan gigi tiruan berujung bebas 4.1.3 Dapat dipilih beberapa cara yang sesuai untuk mengurangi pergeseran ke posterior gigi tiruan brujung bebas.
4.2
SARAN
4.2.1 Fahami benar masalah yang akan timbul pada gigi tiruan berujung bebas 4.2.2 Selalu pilih usaha yang maksimal untuk mengurangi akibat tidak stabilnya gigi tiruan berujung bebas
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Boucher, L.J.; Renner, R.P. 1982.Treatment of Partially Edentulous Patients. The CV.Mosby Co.. St.Louis. Toronto. London. Gibb,C.H.; Mahan, P.E.; Lundeen, H.C.; Brechnan, K.; Walsh, E.K.; Halbrook, W.B. 1981. Occlusal Forces During Chewing and Swallowing Measured by Sound Transmission. J.Pros.Dent, 46(4). 443-9. Giffin, K.M. 1996. Solving Distal Extension Removable Partial Denture Base Movement Dilemma : A Clinical Report. J.Pros.Dent. 76(4). 347-9. Henderson, D.; Steffel,V.L. 1973. McCracken’s Partial Prosthodontics. 4th ed. The CV.Mosby Co. St.Louis. Keng, S.B. 1996. Acrilic Resin Labial Flange for Kennedy Class I Partial Denture : A Clinical Report. J.Pros.Dent. 75(2) 114-6. Lee, K. 1996.
Double Impression Procedure for Removable Partial Denture
Retained with Semi Precission Attachment : A Clinical Report. J.of Pros.Dent. 75(6):583-7 Leupold, R.J. 1966. A Coparative Study of Impression Procedures for Distal Extension Removable Partial Denture. J.Pros.Dent. 16(4) 708-20. Machmud, M.; Ardan, R.; Lidan R. 1996. Studi Kasus Pola Distorsi Vertikal Jaringan Lunak Puncxak Lingir Alveolar Berujung Bebas Rahang Bawah. Bagian Prostodonsia FKG. Univ.Padjadjaran. Bandung. Margo, A. 1995. Dukungan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Dalam Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I. Hipokrates, Jakarta. 134-50. Navas, M.T.R.; del Campo, M.L.; 1993.
A New Free End Removable Partial
Denture Design. J.Pros.Dent 70(2). 176-8. Wyatt, C.C.L. 1998. The Effect of Prostodontic Tretment on Alveolar Bone Loss : A Review of Literature. J. of Pros.Dent 80(3): 362-6 ==//==
21