BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
l.Pentingnva Pengembangan Kewiraswagtaan
D_^
Kalangan
SAsna. SMA
Di masa pembangunan saat ini negara
manusia
yang
berjiwa
pembangunan,
dirinya sendiri dan bertanggung
kita
yang
jawab
membutuhkan
dapat
terhadap
membangun
pembangunan
bangsa dan negara. Inilah sesungguhnya yang mendasari
tujuan
pendidikan nasional kita seperti yang digariskan dalam
dalam
1993,
yaitu:
Indonesia".
Usaha
GBHN
"untuk
ke
meningkatkan
arah
kualitas
itu
manusia
memerlukan
belajar-mengajar yang dapat menumbuhkan
rasa
iklim
percaya
diri,
serta prilaku yang inovatif dan kreatif.
Iklim
dikembangkan
belajar-mengajar
pada
manusia-manusia
generasi
yang
yang
muda,
berjiwa
demikian
agar
perlu
mereka
pembangunan.
menjadi
Manusia
yang
berjiwa pembangunan menurut Koencaraningrat (1984:36) yang memiliki: (1) orientasi ke masa depan, (2)
tinggi
untuk
berinovasi,
(3)
mengeksplorasikan nilai
budaya
hasrat
mempertinggi
yang
adalah yang
kapasitas
berorientasi
ke
arah
achievement dari karya, dan (4) nilai budaya
percaya
kepada
diri sendiri dan
sendiri.
Untuk
memperoleh
ditegaskan
berani
manusia
oleh
bertanggung
yang
Presiden
berjiwa
Republik
jawab
pembangunan
Indonesia
tersebut
bahwa;
2
"
dalam zaman pembangunan
ini
perlu
dikembangkan
pada
generasi muda yaitu kewiraswastaan yang mencakup rasa percaya
diri,
profesionalitas
dan
kreatifitas".
(A.W.Widjaya,
1986:316).
Berkaitan
dengan
Presiden di atas suatu
kalangan generasi diantara mereka
kewiraswastaan hal
muda yang
yang
kurang
termasuk tidak
yang
menggembirakan
siswa
suka
dikemukakan
SMA
terhadap
adalah
dikantor pemerintahan atau perusahaan yang
banyak
pekerjaan
bersifat wiraswasta. Mereka lebih mendambakan
dapat
sudah
di
yang
bekerja
mapan
dan
bergensi di mata mayarakat, sementara lapangan pekerjaan
ini
sangat terbatas. Dan bahkan mereka sangat mengharapkan
dapat menjadi
dokter,
insinyur,
dosen
atau
lainnya yang menghendaki lulusan universitas
untuk
bidang-bidang atau
perguruan
tinggi (PT).
Idealnya
memang
lulusan
SMA
dipersiapkan
untuk
melanjutkan pendidikanya ke PT, hal ini sesuai dengan
tujuan
pendidikan SMA yang tercantum di dalam
Kurikulum
Pendidikan
SMA 1984 dan Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 1990, mengutamakan penyiapan
pada jenjang yang
siswa
lebih
dan
dilihat dari segi
melanjutkan
pendidikan
tinggi. Tapi kita tidak bisa
dari kenyataan bahwa banyak kesempatan
untuk
yaitu
kemampuan
lulusan untuk
kepintarannya
SMA
yang
melanjutkan maupun
dari
tidak ke
punya
PT,
segi
lepas
baik
keadaan
sosial ekonomi orang tuanya.
Kenyataan
ini
memberi
pengangguran yang semakin banyak
tahun 1989 tercatat; dari
jumlah
dampak dan
terhadap
kompleks.
peserta
Dari
sebanyak
masalah UMPTN
477.177
3
orang yang dapat diterima hanya
83.468
orang
atau
sekitar
17,5 % (Kompas 25 Juli 1989). Sisanya bagi yang mampu keadaan
ekonomi orang tuanya dapat ditampung di PTS (Perguruan Tinggi
Swasta). Sementara yang tidak mampu,
tentu akan menjadi
pencari kerja atau dalam keadaan menganggur.
Menurut Emil Salim, jumlah penganggur
dari lulusan SLTA dari tahun ke mana pada tahun 1976 sekitar
menjadi
18,9
proyeksi
dari
% (Kompas
Depdikbud
tahun
yang
selalu
meningkat
11,76
% dan
pada
Juli
1989).
Dan
26
selama
Repelita
bersumber
V
tahu
di 1987
berdasarkan
diperkirakan
lulusan SLTA yang tidak melanjutkan ke PT ada sekitar 33,3 % (Prisma no.5,1989:40).
Sebelum terjadi keresahan
yang
dari membesarnya jumlah penganggur, lulusan
SMA
mengatasinya.
perlu
kiranya
Meskipun
program
semakin
luas
khususnya di
difikirkan pendidikan
akibat
kalangan
upaya SMA
untuk mempunyai
tujuan utama mempersiapan siswanya untuk melanjutkan
ke
PT,
tapi sepantasnyalah mereka juga dipersipakan pada
alternatif
lain, karena kemungkinan gagal ke PT selalu
Dalam
ada.
ini upaya yang sangat tepat adalah mengembangkan dan
hal
membina
siswa SMA untuk berwiraswasta. Dikatakan demikian karena pada kenyataannya setelah siswa SMA lulus, mereka
menghadapi
dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama lulusan SMA dapat melajutkan ke PT. Kemungkinan kedua lulusan SMA tidak dapat
melanjutkan
ke PT. Pada kemungkinan kedua ini muncul dua alternatif
dapat dilakukannya yaitu bekerja pada sudah
tersedia
atau
berusaha
sendiri (berwiraswasta).
lapangan
menciptakan
yang
kerja yang
lapangan
kerja
4
Untuk memasuki lapangan kerja yang sudah tersedia
jelas mempunyai keterbatasan,
ini
mengingat sempitnya lapangan
kerja yang tersedia. Hal ini dapat
terlihat
pada bursa kesempatan kerja Depnaker
dari
tahun
data-data
1987,
di
mana
jumlah lulusan SLTA yang dapat disalurkan pada lapangan kerja yang tersedia hanya 4,9 % (Prisma no 5,1989:40).
Untuk berwiraswasta bagi lulusan SMA kesempatan sangat
luas. Meskipun demikian mereka tentu perlu dipersiapkan, sehingga para lulusan SMA tersebut memiliki berbagai potensi diri, dan bila mereka gagal
memasuki
Pilihannya untuk berwiraswasta
PT dapat
atau
mengalihkan
mampu
menciptakan
lapangan kerja buat dirinya sendiri.
2. Upava Pengembangan Kewiraswagtaa^ Melalni Pemhinaan
Pemahaman, Keprihadian dan. Sikap Sisjaa
Mengingat banyaknya rintangan
yang
SMA untuk memasuki PT dan juga memasuki yang tersedia,
kalangan
maka
siswa
upaya
SMA
lapangan
pengembangan
dirasa
pengembangan ini
dapat
mereka
wiraswasta.
terhadap
dihadapi
sangat
dilakukan
dibutuhkan. sikap
yang
siswa
yang
mengarah
kepada
di
Upaya
pembinaan
terhadap wiraswasta ini pada dasarnya dimulai dari kepribadian
pekerjaan
kewiraswastaan
melalui
Membina
lulusan
sikap positif
pembinaan
ciri
atau
karakteristik prilaku seorang wirasasta, di samping itu juga meningkatkan
pemahaman
pemahaman yang tinggi
mereka
dan
tentang
prilaku
wiraswasta.
Dengan
wiraswasta yang
mantap
diduga akan dapat menumbuhkan dan berkembangnya sikap positif mereka
terhadap
pekerjaan
wiraswasta
menumbuhkan minat untuk berwiraswasta.
dan
sekaligus
akan
5
Dari
hasil penelitian Charles Schriber (Suparman,
1979:4) terbukti bahwa,
keberhasilan
seseorang ditentukan
oleh pendidikan sekolah formil sebesar 15 %, dan selebihnya 85 % ditentukan oleh nilai-nilai sikap dan kepribadian yang dimilikinya. Sementara pendidikan formal di sekolah pada umumnya berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan
yang
berhubungan dengan mata pelajaran saja dan mengenyampingkan pengembangan nilai-nilai sikap dan kepribadian siswa.
Oleh sebab itu untuk berhasilnya upaya pengembangan kewiraswastaan di kalangan siswa SMA, kita perlu mengutamakan
pembinaan sikap dan kepribadian siswa yang mengarah kepada prilaku berwiraswasta. Kedua
hal
tersebut
dapat
dilakukan
melalui peningkatan pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap wiraswasta. Dikatakan demikian karena pada dasarnya pengetahuan dan pemahaman seseorang merupakan aspek
yang pada gilirannya
akan
dapat
mempengaruhi
kognitif
perkembangan
sikap dan kepribadian orang tersebut.
Di
samping
itu
menurut
Martin
L.
Maeke
(Yuyun
Wirasasmita,1982:4) upaya pengembangan kewiraswastaan dimulai
dari pengembangan "budaya" atau lebih
tegasnya pengembangan
pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh dari lingkungan, kemudian
mengembangkan
kepribadian
atau
beberapa
hakiki, dan pada giliran berikutnya akan dapat
mengembangkan
kecendrungan bertindak ke arah prilaku wiraswasta. Martin
ini
memberi
arti
bahwa
kewiraswastaan
berkembang bila ada upaya pengembangan
sifat
pemahaman
Pandangan itu
akan
masyarakat
terhadap wiraswasta, pengembangan kepribadian yang menunjang prilaku wiraswasta, dan pengembangan sikap positif masyarakat
terhadap wiraswasta.
3-Keterlibafran
Bimbingan
Kaxxr.
Daiam.
Pengembangan
Kewiraswastaan D_i Sekolah
Keberhasilan
siswa
dalam
belajar
tidak
hanya
ditentukan oleh bidang pengajaran dan kurikulum serta bidang administrasi dan
kepemimpinan
saja.
Tetapi juga
sangat
ditentukan oleh bidang pembinaan pribadi siswa. Mereka selain ingin dibantu agar berhasil dalam studinya, juga
bimbingan
untuk menghadapi
memasuki dunia
pendidikan
bimbingan untuk
mengenal
Dengan kata lain
masa depan, tinggi
potensi
dan
bimbingan
dunia
yang
membutuhkan
untuk
kerja,
serta
ada pada dirinya.
siswa membutuhkan bimbingan
dalam
masalah
pemilihan karir, di samping bimbingan belajar
dan
bimbingan
pribadi. Di sinilah letak perlunya
BP
(Bimbingan
dan Penyuluhan) di sekolah-sekolah.
kehadiran Salah
yang sudah dilaksanakan di SMA-SMA adalah
satu
program
program
BP
Bimbingan
Karir. Program ini pada hakekatnya merupakan salah satu upaya dalam membantu siswa sehingga
mereka
mempunyai
untuk memecahkan masalah pemilihan karirnya
Menurut
M.Surya
diperlukan
intelektual,
untuk
(1985:5) menunjang
pribadi,
sosial
kompetensi tersebut tidak sama
masa
depan.
kompetensi-kompetensi
yang
karir
dan
di
kompetensi
adalah
kompetensi
spiritual.
Perkembangan
pada
setiap
individu,
oleh
sebab itu bagi mereka yang menpunyai kompetensi diri dan bisa
dikembangkan untuk memasuki PT, melalui
BK
agar
dengan
dapat
melanjutkan
studi
sesuai
perlu
kemampuannya. Dan seharusnya demikian pula bagi punya
kompetensi
diri
dan
bisa
dibimbing bakat
dan
mereka yang
dikembangkan
untuk
7
berwiraswasta,
BK perlu memberi bimbingan
agar
mereka
berkembang sebagai wiraswasta.
Sesungguhnya masalah pembinaan merupakan bagian dalam pelaksanaan BK di
terlihat dalam salah satu buku
wiraswasta sudah sekolah. Hal ini
yang . digunakan
untuk
pelaksanaan BK di SMA yaitu; Bekeria di liana Setelah lamal SMA Z, yang menyebutkan antara lain:
Kiranya kita menyadari bahwa dewasa ini tempat yang tidak akan SMA untuk
tersedia di perguruan-perguruan tinggi kita cukup menampung hasrat mereka yang tamat melanjutkan pelajarannya.
.......
sebagian
para
tamatannya
diharapkan
pada jalur lain yaitu bekerja,
tertarik
Dalam upaya mempersiapkan diri untuk terjun ke dunia Kerja, kita hendaknya tidak berfikir hanya untuk menjadi karyawan saja melainkan perlu memikirkan kemungkinan untuk berusaha sendiri sebagai pengusaha atau wiraswastawan.
Dengan demikian jelas pelaksanaan BK di SMA pada dasarnya bertujuan untuk membekali siswa dalam menentukan karir yang akan dipilihnya, sesuai dengan potensi diri dan
kondisi yang dihadapi setelah mereka selesai dari pendidikannya. Adanya program BK di SMA seyogyanya dapat mempersiapkan siswanya untuk menghadapi
berwiraswasta,
alternatif pilihan
megingat terbatasnya daya tampung PT dan
lapangan pekerjaan yang tersedia.
Dari uraian tersebut di atas dapatlah dikatakan
jumlah pengangguran lulusan SMA dari tahun
ke
tahun
bahwa
selalu
bertambah, mereka menghadapi kesulitan dan bingung dalam menentukan atau berbuat sesuatu bila mereka gagal melanjutkan studi ke PT. Sementara program
Bimbingan
Karir
di
sekolah
sudah lama diterapkan. Kenapa para lulusan SMA masih banyak yang nganggur dan
bingung,
pada
cukup memberikan kesempatan bagi
hal
pekerjaan
wiraswasta
mereka untuk berkarir di
8
bidang wiraswasta. Bagaimana dengan Bimbingan_Karir yang ada di sekolah, apakah sudah melaksanakan bimbingan karir ke arah
wiraswasta ? Dan bagaimana pula dengan siswanya ?. Mungkinkah mereka belum mempunyai kesiapan_diri bila dilihat dari
sudut
kepribadian, pemahaman dan sikapnya terhadap wiraswasta ? Berawal dari pertanyaan-pertanyaan
pemikiran keinginan kiranya
yang
untuk
mengadakan
menyebabkan
mereka
tersebut
penelitian tidak
munculah
ini.
Apa
berwiraswasta.
Mungkinkah karena sikapnya, lalu bagaimana sesungguhnya sikap mereka terhadap wiraswasta ? Mungkinkah karena pemahamannya,
lalu
bagaimana
dengan
tingkat
pemahaman
mereka
terhadap
wiraswasta ? Atau mungkinkah disebabkan oleh ciri kepribadian mereka, lalu bagaimana sesungguhnya ciri kepribadian yang ada pada diri siswa SMA itu ? Dan adakah yang
dilaksanakan
di
SMA
saat
pengaruh
ini
kesiapan diri siswa dalam hal pemahaman kepribadian, dan sikapnya
tersebut
dijawab melalui suatu penelitian SMA.
Dan
selanjutnya
terhadap
pembentukan
tentang
wiraswasta,
yang
akan
hanya
saksama
dikemukakan
pemikiran yang melatarbelakangi penelitian ini gambarkan berikut ini.
BK
terhadap wiraswasta.
Pertanyaan-pertanyaan
siswa
perlakuan
akan
di
dapat
kalangan
suatu dalam
pola bentuk
Lulus me -> ke PT
lanjutkan
Siswa SMA
Proses bela-
Lulus
jar mengajar
melanjutkan
Bekerja sebagai karyawan
Tdk lulus/
Bekerja seba
drop out
gai wiraswasta
Pemahaman
BK
tdk
ten-
tang wiraswasta
1 Sikap Terhadap Wiraswasta
Ciri-ciri
Kepribadian
Bagan 1: Pola Pemikiran yang Melatarbelakangi Penelitian
B. Masalah Dan Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan
bagan
pola
pemikiran
di
atas
dikemukakan bahwa dalam penelitian ini akan mengkaji yang
berhubungan
dengan
kesiapan
siswa
dapat masalah
SMA
untuk
berwiraswasta manakala gagal masuk ke PT, khususnya mengenai: pemahaman mereka tentang wiraswasta, kepribadian mereka mengarah kepada prilaku
wiraswasta,
sikap
mereka
yang
terhadap
wiraswasta. Ketiga hal tersebut dipandang sebagai unsur
yang
10
dapat mempengaruhi
kemauan
dan
berwiraswasta. Di samping itu
kemampuan
masalah
mengembangkan kesiapan siswa untuk dipandang
sebagai
suatu
intervensi
BK
berwiraswasta,
program
membantu
menghadapi masalah-masalah dalam
pemilihan
berwiraswasta).
tersebut
Masalah-masalah
seseorang
untuk dalam
sebab
siswa
karir
BK
untuk
(termasuk
dapat
dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan pokok sebagai berikut:
Apakah Pemahaman tentang
wiraswasta
dan
Kepribadian
siswa dapat mendukung sikap positifnya terhadap wiraswasta ?, dan apakah intervensi
BK
kesiapan
kepribadian
(pemahaman,
yang
sudah
ada
dan
turut
sikap)
membentuk
siswa
untuk
atas
dapat
berwiraswasta 7*
Secara lebih rinci
dikemukakan
dalam
masalah
bentuk
tersebut
di
pertanyaan-pertanyaan
sebagai
berikut:
1. Bagaimana gambaran kesiapan siswa
SMA
untuk
ber
wiraswasta, ditinjau dari tingkat pemahaman, ciri kepribadian dan sikap siswa yang berkaitan dengan wiraswasta ?
2.
Apakah
ada
pengaruh
intervensi
dilaksanakan di SMA dalam membentukan
BK
kesiapan
yang
telah
siswa
untuk
berwiraswasta ?
3. Apakah ada hubungan antara
siswa untuk berwiraswasta ?. yaitu wiraswasta
dengan
ciri
ketiga
pemahaman
kepribadian
siswa
unsur
siswa dan
kesiapan
tentang sikapnya
terhadap wiraswasta ?
4. Berapa besarkah
dian siswa wiraswasta ?
dalam
kontribusi pemahaman dan
membentuk
sikap
positif
siswa
kepriba
terhadap
11
C. Definisi Operasional
Melihat pada judul tesis ini jelaslah sudah bahwa
tiga unsur yang menjadi variabel pokok dalam
yaitu aikaa,
pemahaman dan
ada
penelitian
ini
keorihaHian siSwa SMA
berkaitan dengan wiraswasta. Ketiga variabel
yang
ini dipandang
sebagai unsur kesiapan yang diperlukan siswa
untuk
swasta. Disamping itu ada unsur BK, yang akan
berwira
dikaji
keter-
libatannya dalam mempersiapkan siswa untuk berwiraswasta. Selanjutnya kata
DITELAAH
mengandung arti bahwa penelitian
menggunakan
berbagai
analisis,
didalam
judul
ini dapat
seperti
tesis
dikaji
analisis
ini
dengan
regresi,
korelasi, dan analisis jalur terhadap variabel-variabel yang diteliti.
Kesemua
analisis
bagaimana bentuk dan unsur-unsur
kesiapan
ini
keeratan siswa
bagaimana kemampuan unsur
bertujuan
untuk
melihat
hubungan
antara
ketiga
untuk
berwiraswasta,
pemahaman
dan
serta
kepribadian
siswa
dalam mempengaruhi sikap siswa untuk berwiraswasta.
Untuk kesamaan dan ketetapan arti
terhadap
variabel yang diteliti, maka secara singkat akan pengertian
dari
beberapa
istilah
yang
variabel-
dikemukakan
terkait
dalam
penelitian ini, yaitu:
1• Wiraswasta dan Kewiraswastaan
Meskipun masih terdapat perbedaan diantara
dalam mengemukakan pengertian
tentang
para
wiraswasta
tapi
beberapa unsur yang selalu mengarah kepada kesatuan arti, antaranya Suparman
seperti
yang
dikemukakan
Sumahamidjaya dan
memandang bahwa wiraswasta
oleh C.
Geofrey G adalah:
(a).
ahli
ada di
McClelland,
Meridith,
mereka
merupakan
prilaku
12
khusus yang
dipersyaratkan
berwiraswasta.
(b)
bagi
seseorang
merupakan
sifat-sifat
keteladanan dalam menghadapi pekerjaan
yang
kemampuan sendiri, (b)
merupakan
pekerjaan
oleh orang-orang
mempunyai
gaya
yang
dalam
kegiatan
keberanian, bersumber yang
hidup
dari
dilakukan
dan
prinsip-
prinsip tertentu dalam menghadapi strategi kerja. Kesemua pandangan tersebut dapat dijadikan dasar untuk
mengungkap
suatu
wiraswasta dalam
pengertian
penelitian
secara
ini
operasional
yaitu:
tentang
Wiraswasta
adalah.
suatu lapangan peker.iaan yang dilakukan oleh orang-orang vang
mempunvai karakteristik
wiraswasta.
maksud adalah sifat atau prilaku
Karakteristik
yang
selalu
yang
di
mengutamakan:
(a) pretasi kerja, (b) keteraturan kerja atau disiplin kerja, (c)
kemandirian
atau
percaya
diri,
(d)
ketekunan
keuletan, (e) flesibelitas dan kreativitas, dan
dan
(f)
berjiwa
pemimpin. Sedangkan Kewiraswastaan adalali sifat, atau
tingkah
laku. vang terdapat pada orang-orang yang bergerak
di
bidang
wiraswasta.
2. Bimbingan Karir
Bimbingan karir merupakan salah satu program Bimbingan dan Penyuluhan program bantuan
di
SMA-SMA,
yang
yang
dapat
mengantarkan
diartikan
siswa
dalam.
sebagai mengkaj i
masalah pemilihan karir. dimasa depan, terutama keterkaitannva
dengan potensi dan
kekhasan
yang
ada
pada
dirinya
serta
kondisi. lingkungan saat. ini.
Salah satu dari sekian banyak karir yang dapat dipilih
siswa
adalah
berwiraswasta,
terutama
berkepribadian menunjang prilaku
bagi
wiraswasta,
mereka pemahaman
yang dan
13
sikap positif terhadap wiraswasta. dipupuk
dan
dikembangkan
pada
Ketiga siswa
unsur
SMA,
ini
perlu
agar
mereka
mempunyai kesiapan diri untuk terjun ke dunia wiraswasta.
Berdasarkan
pengertian
bimbimngan
karir
sesungguhnya program BK dapat dikatakan sebagai tepat dan sepatutnya sudah
sekolah. Oleh sebab itu mengungkapkan
apakah
SMA-SMA
ini
saat
mengembangkan
melalui ada
dalam
membina
atas,
sarana
yang
kewiraswastaan
penelitian
intervensi
di
ini
Bimbingan
kesiapan
juga
di
akan
Karir
di
(pemahaman,
kepribadian dan sikap) siswa untuk berwiraswasta.
Untuk
mengungkapkan
data-data
beberapa pertanyaan kepada siswa SMA
ini
akan
yang
diajukan
dirumuskan
dalam
bentuk angket tertutup. 3. Pemahaman tentang wiraswasta
Pengertian kata
mengacu
pada
teori
pemahaman.
di
dalam
taxonomy
tujuan
dikemukakan oleh Bloom. Dia mengatakan
penelitian
pendidikan
tak lain adalah salah satu tingkat perkembangan
pada kawasan kognitif dan merupakan tingkat berderajat paling rendah.
yang menggabarkan interpretasi
kemampuan
seseorang
yang
itu
berada
pengertian
yang
Dikatakan
juga
tingkah
laku
(Bloom,1956:204).
bahwa di dalam konsep pemahaman ada tiga
yang
pemahaman
bahwa
ini
tipe yaitu:
translation.
dan extraonlatinn
Berdasarkan
uraian
di
atas
maka
untuk
keperluan
penelitian ini yang dimaksud dengan Pemahaman
slswja.
tentang
wiraswasta
sisaa
untuk
merupakan
menternemahkan,
pemikiran bjLru
tingkat
menafsirkan
sehingga
dapat
kemapuan
dan.
menambahkan
pemikiran-
mengidentifikasikan
konsep-
14
k°nsep
zang.
berkaitan
dengan
wiraswasta.
yaitu
tentang
pengertian wiraswasta, ciri-ciri wiraswasta,
jenis
kegiatan
wiraswasta, bentuk dan motivasi wiraswasta, serta peranan dan fungsi wiraswasta.
Untuk mengungkapkan data
tentang
pemahaman
ini
akan
diajukan pertanyaan-pertanyaan yang berbentuk angket tertutup, yaitu berupa tes
pilihan
ganda.
Dan
penskorannya
dikhotomus nol atau satu , artinya
seseorang
tidak paham bila memperoleh skor 0
dan
dapat
dianggap
bersifat
dianggap
paham
bila
memperoleh skor 1 atau menguasai 100 %. 4. Ciri Kepribadian
Pengertian
penelitian
ini
kepribadian
mengacu
yang
kepada
dikemukakan Murray, karena
teori
dikemukakan
teori
kepribadian
Murray
menekankan
dalam
yang adanya
prinsip motivasi yang mendasari tingkak laku seseorang. Salah satu motivasi bertingkah laku menurut
Murray
Needs adalah dorongan yang terdapat pada diri turut
mengatur
dan
mengarahkan
individu
berbuat sesuatu. Pandangan Murray ini sangat hal yang diteliti yaitu masalah
kesiapan
adalah
individu
needs) pada diri siswa yang
akan
yang
tersebut
untuk
relevan
dengan
kepribadian
untuk berwiraswasta. Masalah kesiapan kepribadian
tidak terlepas dari masalah adanya motivasi
needs.
siswa
(yang
mengarahkannya
siswa ini
berbentuk untuk
mau
berwirawasta.
Dan Allen.C.Edward (dalam EPPS) memandang
needs
yang
dikemukakan Murray tersebut sebagai variabel kepribadian yang dapat memprediksi dan
menggambarkan
Hasil modifikasi yang dilakukan
Edwar
kepribadian
terhadap
seseorang.
needs
yang
15
dikemukakan Murray menetapkan ada sebagai variabel deference,
kepribadian
order,
15
needs
tersebut
exhibition,
yaitu:
dipandang
achievement.
autonomy.
intraception, SUCCUrance, dominance, change, endurance,
yang
affiliation.
abasement.
nurturanns.
heterosexualitv. dan aggression.
Didasarkan pada pandangan Murray dan
maka untuk keperluan penelitian
ini
dimaksud dengan Ciri Kepribadian
Edward
ditetapkan
adalah.
siiai
tersebut
bahwa
yang
hjikiki
vang
dipengaruhi oleh imfids. setiap individu, dan dapat mengarahkan individu tersebut pada kegiatan tertentu
Untuk keperluan pengukuran kepribadian ini akan Edward
Personal
digunakan
Preference
dan
inventori
Schedule
penafisirannya juga mengacu
kepada
Edwards
nilai
yaitu
persentil
berdasarkan
97
ke
tinggi/sangat
mantap,
berkepribadian
persentil
ditafsirkan nilai
mantap,
berkepribadian
ditafsirkan
atas
nilai
ke
bawah
norm
Dan
yang
persentil.
dibuat Untuk
berkepribadian 85-96
persentil
17-84
nilai
dari dalam oleh nilai
sangat
ditafsirkan ditafsirkan
persentil
rendah/tidak
ditafsirkan
data-data
kepribadian
(EPPS).
persentil
rata-rata/sedang,
berkepribadian 3
mengungkap
mantap,
berkepribadian
4-16
nilai sangat
rendah/sangat tidak mantap.
5. Sikap Terhadap Wiraswasta
Banyak tentang
sikap.
sudah
definisi
Meskipun
yang
demikian
dikemukakan dapat
para
ahli
dikatakan
pada
prinsipnya ada dua pandangan dalam mengartikan istilah
sikap
yaitu: (a) Sikap diartikan sebagai suatu
(yang behubungan dengan
kognisi),
kesiapan
kesiapan
pandangan
perasaan
(yang
16
berhubungan dengan
afeksi),
dan
kesiapan
bertindak
(yang
berhubungan dengan konasi) untuk bereksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. (b) Sikap diartikan sebagai
suatu
bentuk evaluasi atau respon evaluatif
objek
psikologis.
Dikatakan
seseorang dalam dapat
sebagai
menunjukan
respon
sikapnya
suatu
evaluatif
terhadap
yang
terjadi
perasaannya. Penilaian tersebut ada
yang
mempunyai
positif,
artinya
perasaan
memihak (favourable) dan negatif,
artinya
ada
perasaan
mendukung
yang
objek
di
atau
mempunyai
tidak
karena
suatu
penilaian-penilaian
afek
melalui
terhadap
dalam
derajat
bersikap
derajat
mendukung
atau
afek
bersikap
menolak (unfavourable).
Mengacu kepada dua pandangan diatas maka untuk dalam penelitian
ini
Sikap
sebagai evaluasi perasaan
positif
atau.
negatif
terhadap
dan
Wiraswasta
kecendrungan
terhadap
keperluan diartikan
bertindak
prilaku
dan
vang
kegiatan
wiraswasta.
Bila
tersebut
siswa
mempunyai
menyenangi
sikap
prilaku
positif
berarti
wiraswasta,
dan
siswa
adanya
kecendrungan untuk berprilaku seperti wiraswastawan. Dan bila
sikapnya negatif prilaku
berarti
wiraswasta,
dan
siswa
tersebut
cenrung
untuk
tidak tidak
menyenangi berprilaku
seperti wiraswastawan.
Ada beberapa komponen yang dapat menggambarkan prilaku
dan kegiatan seorang wiraswasta
yaitu;
(1)
Dorongan
wiraswasta, (2) Proses dan penyelesaian kerja, (3) kerja, (4)
Cara
penggunaan
potensi diri dan potensi
waktu,
alam,
(6)
(5)
Cara
Hubungan
kerja
Tantangan
memanfaatkan
dengan
orang
17
lain. Kesemua komponen tersebut dijadikan objek
sikap
penelitian ini, sehingga dapat memberikan gambaran
dalam
bagaimana
tingkatan afeksi yang dimiliki siswa SMA terhadap prilaku dan kegiatan wiraswasta dalam melaksanakan kegiatannya.
Secara
lebih
terinci
objek
sikap
tersebut
dapat
terlihat dalam bagan berikut ini. Ruang -Pengertvan
vi.ro.-
svas t a.
•Ciri-ciri
vira-
objek
Dor ongan
svas t a.
J*nts
lingkup
sikap
r Ker j a
-Prestasi -Kemauan
kerja Kerja
kegiatan
virasvas
•Bentuk tivasi
?a!
Bekerja
dan movtrasva-
r
s t a.
dengan
encana
-Beker j a
eranan
dan
fung-
Prosedu r
tJvirasvasta
s ampai
Tun t as
Ke r j a
-Bekerja
dengan
Tekun
-Bekerja dengan Jujur dan ber tanggung javab -Mengukur puan
Tant angan
din
kemam
-Pengambil
resi-
Ke r j a -Pencari
kreasi
b ar u
-opt i mi s
Penggunaan
wak t u
-Disiplin dap
-Memanfaatkan
vaktu
Pemanf aat an
pot ens i B ermacam-ma-
cam
terha
wak t u
diri
senggang
—Mengutamak kemampuan
d i r i
-Menghargai dan
alam
al
P e m b e r i an
am
needs
at au
c i r i/var t a-
beI
k ep r iba il t an
Hubungan deorang lain
-Memb ipa an
h
u
bun g-
d
an
bav fc
-Mengat u r memotivas
o r ang
lav
l n
Bagan 3: Ruang Lingkup Objek Sikap Kepribadian dan Pemahaman
Untuk mengungkapkan data-data sikap siswa SMA terhadap wiraswasta ini akan dirumuskan skala sikap berdasarkan
model
I
18
Likert. Begitu juga dalam penskorannya akan digunakan
teknik
penskoran yang dikemukakan Likert.
D.
Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Secara umum penelitian
intervensi BK
yang
telah
ini
bertujuan
dilaksanakan
dengan pengembangan kewiraswastaan
di
di
untuk
SMA
kalangan
sehubungan
siswa
SMA,
dan
sikap
terutama dalam pembentukan kepribadian, pemahaman siswa yang berkaitan
dengan
penelitian ini
ingin
juga
kewiraswastaan. melihat
unsur
Disamping mana
pemahaman dan ciri kepribadian yang berpengaruh terhadap sikap siswa, guna
menetapkan
melihat
model
itu
di
antara
lebih
besar
intervensi
BK
untuk pengembangan kewiraswastaan di kalangan siswa SMA.
Secara lebih terinci dan sesuai
dengan
masalah
akan diteliti maka tujuan dari penelitian ini adalah
yang
sebagai
berikut:
1.
Mengidentifikasi
data
tentang
ciri
kepribadian
siswa yang menunjang prilaku wiraswasta, dan
sikap
Dengan
siswa
demikian
tersebut
akan
gambaran tentang ciri pemahaman siswa
terhadap
terungkap
wiraswasta.
secara
kepribadian
tentang
pemahaman
siswa,
wiraswasta
jelas tingkat
dan
sikapnya
di
SMA-SMA
terhadap wiraswasta.
2.
Melihat
terhadap
apakah
ada
pembentukan
intervensi
BK
kewiraswastaan,
terhadap pembentukan kepribadian
siswa,
terutama
pemahaman
dan sikapnya terhadap wiraswasta.
3. Menentukan objek intervensi BK
dalam
pengembangan
19
kewiraswastaan
di
kalangan
siswa
SMA,
menganalisis hubungan antara ketiga
kepribadian, pemahaman
dan
sikap
dengan
variabel
siswa
ciri
terhadap
wiraswasta.
4.
Menetapkan secara
hipotetik
dalam mengembangkan menunjang
ciri
prilaku
sikapnya
model
intervensi
kepribadian
wiraswasta,
terhadap
wiraswasta,
BK
siswa
yang
pemahaman
dan
untuk
diterapkan
dalam pengembangan kewiraswastaan di kalangan siswa SMA.
Manfaat hasil penelitian.
penelitian ini
dapat
program Bimbingan
dijadikan
Karir
di
Diharapkan hasil temuan dari
pedoman
sekolah,
dalam
pelaksanaan
sehingga
program
BK
tersebut sesuai dengan kepentingan-kepentingan siswa sendiri, serta sesuai dengan kenyataan yang akan mereka hadapi.
Lebih jauh lagi hasil penelitian ini diharapkan digunakan
sebagai
merumuskan
khususnya
kembali
program
bahan
pertimbangan
program
dalam
Bimbingan
bimbingan
karir
di
menyusun
dan
dapat dan
Penyuluhan,
sekolah.
Sehingga
program tersebut benar-benar dirasakan tepat guna bagi siswa,
bagi pendidik, umumnya.
bagi
Dan secara
orang tidak
tua
dan
langsung
bagi dapat
masyarakat pula
pada
bermanfaat
dalam mengurangi jumlah pengangguran yang dihasilkan SMA dari
tahun ke tahun,
karena mereka
sudah
siap
dan
dipersiapkan
untuk berwiraswasta.
E.
Pendekatan Masalah dan Garis
Dalam
penelitian
ini,
Besar
Pembahasan
Bimbingan
Karir
dipandang
20
sebagai suatu program yang
dapat
membantu
menghadapi masalah pemilihan karir,
salah
siswa
satu
di
dalam
karir
yang
dapat dipilih siswa adalah berwiraswasta.
Untuk berwiraswasta ada beberapa dan perlu dikembangkan yaitu: pemahaman
unsur
yang
tentang
penting
wiraswasta,
ciri kepribadian yang menunjang prilaku wiraswasta, dan sikap positif terhadap wiraswasta.
Rumusan tentang pemahaman siswa didasari kepada
hasil
belajar
digunakan
tes
yang
dikemukakan
pilihan
Bloom,
berganda.
kepribadian didasarkan pada teori
dan
Rumusan
teori
pengukurannya tentang
personologi
yang
oleh Murray serta dikembangkan oleh Edward. Dan
ciri disusun
untuk
sikap
pendekatannya di dasarkan pada model Likert.
Garis besar pembahasan di dalam tulisan ini
mencakup:
(1) penelaahan berbagai teori yang berkaitan dengan bimbingan karir,
wiraswasta,
kewiraswastaan,
keterkaitan
kepribadian,
BK
dalam
pemahaman,
pengembangan
dan
sikap.
penelaahan metode penelitian yang digunakan, (3) pengumpulan, pengolahan dan analisis
data
(2)
pelaksanaan
serta
pembahasan
terhadap hasil temuan, (4) membuat kesimpulan serta implikasi
dan rekomendasi untuk pengembangan pendidikan dan bimbingan karir pada khususnya.
pada
umumnya,
.••&y.*y
.•yyy-
.-y
••••
' •>"<•• •: :v-•! x
:• >. &•'•
:•:
/ •;
..
.* >
^-.v^^Sfe.
'& 'fife-.
^5^ M*\ v$& \L$fjp^yte, SS