KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-47/BC/2001 TANGGAL 31 JULI 2001 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EKSPOR BARANG YANG MENDAPAT KEMUDAHAN EKSPOR DAN YANG DIGABUNG DENGAN BARANG LAIN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
Menimbang : a. Bahwa pelaksanaan pemeriksaan barang ekspor yang bahan bakunya mendapat fasilitas impor diserahkan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; b. Bahwa untuk meningkatkan kelancaran arus barang dan tertib administrasi dengan tetap memperhatikan hak-hak dan kepentingan negara, perlu mengatur petunjuk pelaksanaan ekspor yang mendapat fasilitas kemudahan ekspor yang digabung dengan barang-barang lain. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tetang Kepabeanan (LN. RI No,75 Tahun 1995, TLN Tahun 1995 No.3612) 2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 487/KMK.05/1996. tentang Pemeriksaan Pabean Atas Barang Ekspor; 3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 488/KMK.05/1996, tentang Tatalaksana Kepabeanan Dibidang Ekspor sebagainama telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan republik Indonesia Nomor 501/KMK.01/1998; 4. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 615/KMK.01/1997, tentang Pembebasan dan Pengembalian Bea Masuk dan Cukai serta Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah tidak Dipungut atas impor Barang atau bahan untuk diolah, dirakit atau dipasang Pada Barang lain dengan tujuan untuk diekspor dan pengawasannya. 5. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor.32/KMK.01/1998, tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 6. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor.2/KMK.01/2001, tentang Organisasi Tata Kerja Departemen Keuangan; 7. Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor.S-145/MK.1/2001, perihal Pelaksanaan Gisik oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terhadap Barang Ekspor yang memperoleh Fasilitas Eks Bapeksta. 8. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor Kep-45/BC/2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatacara Pemeriksaan Pabean Barang Ekspor yang mendapat kemudahan ekspor. MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PETUNJUK PALAKSANAAN EKSPOR BARANG YANG MENDAPAT KEMUDAHAN EKSPOR YANG DIGABUNG DENGAN BARANG LAIN. Pasal 1 Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan : 1. Kantor Pabean adalah Kantor Pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban Pabean, 2. Kantor Pemuatan adalah Kantor Pabean tempat pendaftaran PEB dan pemuatan barang ekspor. 3. Pejabat adalah Pegawai pada Kantor Pabean yang diberi wewenang untuk melakukan tugas tertentu berdasarkan keputusan ini.
4. Pemeriksa adalah Pegawai pada Kantor Pabean yang ditugaskan melakukan pemeriksaan fisik barang. 5. Barang ekspor adalah barang yang dikeluarkan dari daerah Pabean untuk dikirim ke luar negari. 6. Perusahaan pengiriman barang adalah perusahaan di luar negeri yang mengirim barang hasil produksinya ke perusahaan penerimaan barang untuk digabung menjadi barang ekspor. 7. Perusahaan penerima barang adalah perusahaan di dalam negeri yang menerima barang hasil produksi perusahaan pengirim barang untuk digabung menjadi barang ekspor. 8. Menjadi satu adalah kondisi antara barang yang satu dengan barang yang lain merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga tidak terlihat lagi sifat hakiki dari masing-masing barang dan menjadi barang baru, misalnya sendok logam yang dilapisi emas. 9. Tidak menjadi satu adalah kondisi antara barang yang satu dengan barang yang lain merupakan satu kesatuan yang utuh tetapi masih dapat dibedakan masing-masing barang, misalnya pupuk yang dikemas dalam karung. 10. Penyerahan sementara adalah pengiriman barang hasil produksi dari perusahaan yang mendapat pasilitas kemudahan ekspor ke pengusaha lain untuk digabung menjadi sebagaiman dimaksud dalam angka 8 atau angka 9, sampai pemuatan barang untuk tujuan ekspor. 11. Surat Serah Terima Barang (SSTB) bukti yang telah diserahkan dan diterimanya suatu barang antar perusahaan di dalam negari yang ditandatangani oleh kedua belah pihak untuk tujuan ekspor , dan wajib diketahui oleh Pejabat Kantor Pabean yang terdekat dengan lokasi penerimaan barang. 12. Perjanjian jual beli adalah perjanjian yang menyatakan bahwa pihak penjual di Indonesia setuju untuk menyerahkan barang sebagainama dinyatakan dalam dokumen kepada pembeli di luar negeri dengan kesepakatan-kesepakatan tertentu, antara lain pembayaran hanya dilakukan oleh pembeli di luar negeri kepada perusahaan di dalam negeri. 13. Tanda Pengenal Pemeriksaan Bea dan Cukai (TPPBC) adalah tanda pengaman berupa paraf dan tanggal yang dibubuhkan atau tanda pengaman lainnya yang dilekatkan pada kemasan barang ekspor. 14. Laporan Pemeriksaan Bea dan Cukai (LPBC) adalah laporan pemeriksaan pabean barang ekspor yang mendapat kemudahan ekspor yang diterbitkan oleh Kantor Pemuatan. Pasal 2 Perusahaan yang mendapat kemudahan ekspor dapat melakukan ekspor barang yang digabung dengan barang lain, baik yang mendapat kemudahan ekspor maupun tidak, atas permintaan pembeli di luar negeri dengan dibuktikan adanya perjanjian jual beli dengan masing-masing perusahaan di dalam negeri. Pasal 3 Ekspor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat dilakukan dalam kondisi penggabungan barang hasil produksi perusahaan sebagai berikut: a. Antara perusahaan yang mendapat kemudahan ekspor dengan yang tidak mendapat kemudahan ekspor dan barangnaya tidak menjadi satu; b. Antara perusahaan yang mendapat kemudahan ekspor dengan yang tidak mendapat kemudahan ekspor dan barangnya menjadi satu; c. Antara perusahaan yang mendapat kemudahan ekspor dengan yang mendapat kemudahan ekspor dan barangnya tidak menjadi satu; d. Antara perusahaan yang mendapat kemudahan ekspor dengan yang mendapat fasilitas kemudahan ekspor dan barangnya menjadi satu; Pasal 4 (1) Penyerahan sementara dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Masing-masing perusahaan harus mempunyai perjanjian jual beli dengan pembeli di luar negeri;
b. Perusahaan pengirim barang yang akan melakukan penyerahan semantara, wajib memberitahukan dan mendaftarkan barang yang akan diserahkan ke Kantor Pabean di tempat yang terdekat dengan lokasi pengiriman barang dengan menggunakan Surat Serah Terima Barang (SSTB); c. SSTB dibuat sebagaimana contoh pada Lampiran I keputusan ini dalam rangkap 4 (empat) yang peruntukannya sebagai berikut : 1). Lembar kesatu untuk perusahaan penerimaan barang 2). Lembar kedua untuk perusahaan pengiriman barang 3). Lembar ketiga untuk Kantor Pabean tempat pendaftaran SSTB; 4). Lembar keempat untuk Kantor Pabean yang memberikan LPBC. d. Barang yang diberitahukan dalam SSTB dilakukan pemeriksaan jumlah dan jenis kemasan oleh Kantor Pabean tempat pendaftaran SSTB dan pemeriksa harus membubuhkan/melekatkan TPPBC pada kemasan barang atau melakukan pengawasan stuffing dan menyegel pada kemasan/peti kemas; e. Pengiriman barang dari perusahaan pengiriman barang ke perusahaan penerima barang dilindungi SSTB yang telah ditandatangani oleh pemeriksa; f. Setelah barang diterima, perusahaan penerima barang mengisi hasil pemeriksaan fisik barang, menandatangani SSTB dan menyampaikan SSTB ke Kantor Pabean di tempat yang terdekat dengan lokasi penerimaan barang untuk di tandatangani oleh Pejabat pada Kantor Pabean bersangkutan; g. Pejabat pada Kantor Pabean di tempat yang terdekat dengan lokasi penerimaan barang menandatangani SSTB dan menyerahkan SSTB lembar kesatu, kedua dan keempat kepada perusahaan penerima barang dan mengirimkan lembar ketiga kepada Kantor Pabean tempat pendaftaran SSTB; h. Perusahaan penerima barang mengirim SSTB lembar kedua dan lembar keempat yang telah ditandatangani Pejabat Kantor Pabean di tempat yang terdekat dengan lokasi penerimaan barang kepada perusahaan pengiriman barang. (2). Tatacara pengiriman barang yang akan digabung dengan barang lain untuk tujuan ekspor diatur sesuai ketentuan dalam Lampiran II Keputusan Direktur Jenderal ini. Pasal 5 (1). Ekspor dalam kondisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan oleh perusahaan penerima barang dengan ketentuan : a. Palaksanaan ekspor menggunakan 1 (satu) Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB); b. Barang ekspor yang mendapat kemudahan ekspor yang digabung dengan barang lain yang tidak mendapat kemudahan ekspor dan di ekspor oleh eksportir yang tidak mendapat fasilitas kemudahan ekspor, dikatagorikan dalam PEB sebagai jenis barang ekspor umum, baik barangnya menjadi satu maupun tidak menjadi satu; c. Barang ekspor mendapat kemudahan ekspor yang digabung dengan barang lain yang mendapat kemudahan ekspor dan diekspor oleh eksportir yang mendapat fasilitas kemudahan ekspor dikatagorikan dalam PEB sebagai jenis barang ekspor yang mendapat kemudahan ekspor, baik barangnya menjadi satu maupun tidak menjadi satu; d. Pengisian uraian jenis barang pada PEB (kolom 29) harus mencantumkan nomor dan tanggal SSTB dari barang yang mendapat kemudahan ekspor, misalnya : 1). Sepatu dalam pengemas karton produksi TPX, SSTB (karton) nomor …. tanggal …… atau 2). Sendok yang dilapis emas produksi PT. X, SSTB (sendok) nomor …. tanggal ………” (2). Untuk keperluan penerbitan LPBC bagi perusahaan pengirim barang yang mendapat fasilitas kemudahan ekspor, perusahaan penerima barang setelah melaksanakan ekspor barang wajib menyampaikan bukti realisasi ekspor kepada perusahaan pengirim barang berupa : a. Copy PEB dalam hal perusahaan penerima barang bukan eksportir yang mendapat fasilitas kemudahan ekspor dan barang yang diekspor dikatagorikan sebagai barang ekspor umum;
b. Copy PEB dan PM yang telah ditandatangani pejabat atau Pemeriksa, dalam hal perusahaan penerima barang termasuk eksportir yang mendapat fasilitas kemudahan ekspor dan barang yang diekspor dikatagorikan sebagai barang yang mendapat kemudahan ekspor. (3). Penerbitan LPBC untuk perusahaan pengirim barang dilaksanakan oleh Kantor Pabean yang berstatus sebagai Kantor Pemuatan di tempat yang lokasinya terdekat dengan perusahaan pengirim barang dengan ketentuan : a. Perusahaan pengirim barang membuat PEB berdasarkan data yang tercantum dalam copy PEB yang diterima dari eksportir/perusahaan penerima barang; b. PEB didaftarkan ke Kantor Pabean yang berstatus sebagai Kantor Pemuatan di tempat yang terdekat lokasi perusahaan pengiriman barang dengan dilampiri SSTB lembar keempat, copy PEB realisasi ekspor atau copy PM yang telah diterima dari perusahaan pemerima barang; c. Pengisian PEB oleh perusahaan pengiriman barang dilakukan sebagai berikut: 1). Perusahaan pengirim barang selaku eksportir; 2). Jumlah barang yang diberitahukan dalam PEB sesuai dengan jumlah realisasi ekspor; 3). Jumlah Nilai FOB yang dibritahukan dalam PEB adalah nilai barang sebelum digabung menjadi barang ekspor dan berdasarkan jumlah barang yang diekspor. 4). Uraian jenis barang dalam kolom 29 mencantumkan jenis barang yang sesuai dengan jenis barang dalam SSTB, dan mencantumkan nomor dan tanggal PEB realisasi ekspor oleh perusahaan penerima barang; d. Data kesiapan barang tetap dibuat berdasarkan data yang tercantum dalam SSTB. e. Kantor pemuatan yang terdekat dengan lokasi perusahaan pengiriman barang menerbitkan LPBC berdasarkan PEB yang diajukan oleh perusahaan pengirim barang. (4). Tatacara pelaksanaan ekspor barang yang digabung dengan barang lain diatur sesuai ketentuan dalam lampiran III dan IV Keputusan Direktur Jenderal ini. Pasal 6 Dengan berlakunya Keputusan Direktur Jenderal ini Keputusan Besama Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan Kepala Badan Pelayanan Kemudahan Ekspor dan Pengolah Data Keuangan Nomor KEP-75/BC/1999, dan KEP-83/BE/1999, tentang Petunjuk Pelaksaan Ekspor barang yang mendapat fasilitas Badan Pelayanan Kemudahan Ekspor dan Pengolahan Data Keuangan yang digabung dengan barang lain dinyatakan tidak berlaku. Pasal 7 Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Agustus 2001. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Direktur Jenderal ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 31 juli 2001 Ttd R.B. PERMANA AGUNG D. Nip: 060044475
LAMPIRAN I SURAT SERAH TERIMA BARANG Nomor :............. Tanggal : .................. (Pengiriman Barang) Nomor : ............ tanggal : .................. ( Kantor Pabean) Pengirim
Penerima
Nama Perusahaan Alamat : NPWP : Uraian Barang :
Nama Perusahaan : Alamat : NPWP : Diterima dalam keadaan : sesuai/tidak sesuai(*)
Jumlah Jenis Merek Berat
: : : : bruto ....... netto .......
Pengiriman barang/stuffing Dilakukan di ...................... Pada tanggal :.................... Jumlah peti kemas/kemasan :............... Petugas yang dihubungi : ....................
Keterangan: Barang Telah Diterima Di .................. Pada tanggal ...............
Tanggal Penerima (cap, tanda tangan) Nama/ Jabatan
Tanggal Pengirim (cap, tanda tangan) Nama/ Jabatan Diisi oleh petugas Bea Cukai Hasil Pemeriksaan : sesuai TPPBC : Tanggal .......................... SEGEL : Nomor :......... Tanggal ............. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Pemeriksa
Mengetahui: Pejabat Kantor Pelayanan Bea Dan Cukai..............................
(tanda tangan) Nama/NIP *) coret yang tidak perlu
(cap, tanda tangan) Nama/NIP
DIREKTUR JENDERAL Ttd R.B. PERMANA AGUNG D NIP : 060044475
LAMPIRAN II TATACARA PENERIMA BARANG YANG AKAN DIGABUNG DENGAN BARANG LAIN UNTUK TUJUAN EKSPOR I.
Perusahaan pengiriman barang: 1. menyiapkan SSTB dalam rangka 4 (empat) 2. menyerahkan SSTB kepada Pejabat Kantor Pabean ditempat yang terdekat dengan lokasi pengiriman barang untuk didaftarkan; 3. menerima kembali SSTB yang telah diberi nomor pendaftaran dari pejabat; 4. menyiapakan barang yang akan dikirim untuk diperiksa oleh pemeriksa; 5. menyerahkan SSTB kepada Pemeriksa 6. menerima kembali SSTB yang telah ditandatangani Pemeriksa; 7. mengirim barang yang akan digabung menjadi barang ekspor kepada perusahaan penerima barang dengan dilindungi SSTB.
II.
Pejabat Kantor Pabean ditempat yang terdekat dengan lokasi pengiriman barang : 1. menerima SSTB dari perusahaan pengirim barang 2. memberikan nomor pendaftaran pada SSTB 3. menunjuk Pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan jumlah dan jenis kemasan barang; 4. menyerahkan STTB kepada Pemeriksa;
III.
Pemeriksa: 1. menerima SSTB dari Pejabat; 2. melakukan pemeriksaan jumlah dan jenis kemasan barang yang akan dikirim; 3. membubuhkan/melekatkan TPPBC pada pengemas dan melakukan penyegelan atas kemasan barang/peti kemas; 4. menyerahkan SSTB yang telah ditandatangani kepada perusahaan pengiriman barang.
IV.
Perusahaan Penerima Barang: 1. menerima barang yang digabungkan menjadi barang ekspor dan SSTB; 2. memeriksa jumlah dan jenis barang yang dikirim yang tercantum dalam SSTB; 3. menandatangani SSTB dan menyampaikan SSTB Kepada Pejabat Kantor Pabean ditempat yang terdekat dengan lokasi penerimaan barang; 4. menerima kembali SSTB lembar kesatu, lembar kedua dan lembar keempat yang telah ditandatangani Pejabat kantor Pabean ditempat yang terdekat dengan lokasi penerimaan barang; 5. melakukan proses penggabungan barang; 6. mengirimkan SSTB lembar kedua dan ke empat kepada perusahaan pengiriman barang;
V.
Pejabat Kantor Pabean di tempat yang terdekat dengan lokasi penerimaan barang: 1. menerima SSTB yang telah ditandatangani oleh perusahaan penerima barang; 2. menandatangani SSTB; 3. mengembalikan SSTB lembar kesatu, lembar ke dua dan lembar keempat kepada perusahaan penerima barang; 4. mengirim SSTB lembar ketiga ke kantor Pabean tempat pendaftaran SSTB. DIREKTUR JENDERAL, ttd R.B. PERMANA AGUNG D. NIP: 060044475
LAMPIRAN III
TATACARA PELAKSANAAN EKSPOR BARANG YANG MENDAPAT KEMUDAHAN EKSPOR YANG DIGABUNG DENGAN BARANG LAIN YANG TIDAK DAPAT KEMUDAHAN EKSPOR DAN BARANGNYA MENJADI SATU ATAU TIDAK MENJADI SATU
A. Pelaksanaan ekspor barang oleh perusahaan penerima barang yang tidak mendapat fasilitas kemudahan ekspor: I. Perusahaan penerima barang : 1. menyiapkan PEB dan memberitahukan jenis barang ekspor dalam PEB sebagai barang ekspor umum; 2. menyerahkan PEB ke Kantor Pemuatan dengan melampirkan dokumen pelengkap Pabean yang diwajibkan; 3. proses selanjutnya berpedoman pada tatalaksana kepabeanan barang ekspor yang tidak mendapat kemudahan ekspor; 4. setelah realisasi ekspor mengirimkan copy PEB kepada perusahaan pengirim barang; II. Pejabat pada Kantor Pabean tempat pemuatan: 1. menerima PEB dan dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan; 2. memproses PEB dengan berpedoman pada tatalaksana kepabean barang ekspor yang tidak mendapat kemudahan ekspor. B. Penerbitan LPBC untuk perusahaan pengirim barang yang mendapat fasilitas kemudahan ekspor. I. Perusahaan Pengiriman Barang: 1. menerima copy PEB dari perusahaan penerima barang yang melakukan ekspor; 2. menyiapkan PEB dengan menggunakan program aplikasi PEB dan memberitahukan jenis barang ekspor sebagai barang ekspor yang dapat kemudahan ekspor; 3. mengisi data PEB sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal ini; 4. mengisi data kesiapan barang berdasarkan data yang tercantum dalam SSTB; 5. menyampaikan diskette PEB, PEB dan dilampiri SSTB lembar keempat, copy PEB realisasi ekspor yang telah menerima dari perusahaan penerima barang, dan lembar pengantar ke Kantor Pemuatan di tempat yang terdekat dengan lokasi perusahaan pengirim barang; 6. menerima LPBC dari Pejabat di Kantor Pemuatan di tempat yang terdekat dengan lokasi perusahaan pengirim barang; 7. menandatangani LPBC lembar kedua sebagai tanda terima. II. Pejabat pada Kantor Pemuatan di tempat yang terdekat dengan lokasi perusahaan pengiriman barang. 1. menerima lembar pengantar, disket PEB, PEB, copy PEB realisasi ekspor dan SSTB lembar keempat; 2. mentransfer data dalam disket ke komputer; 3. meneliti data dalam PEB dan mencocokkan dengan data dalam STTB; 4. membandingkan data PEB dengan data dalam copy PEB realisasi ekspor; 5. menyelesaikan PEB tanpa pemeriksaan fisik barang; 6. menerbitkan LPBC dalam rangkap 2 (dua); 7. menyerahkan LPBC lembar kesatu kepada perusahaan pengirim barang; 8. menatausahakan LPBC lembara kedua.
DIREKTUR JENDERAL, Ttd R.B. PERMANA AGUNG D NIP. 060044475
LAMPIRAN IV
TATA PELAKSANAAN EKSPOR BARANG YANG MENDAPAT KEMUDAHAN EKSPOR YANG DIGABUNG DENGAN BARANG LAIN YANG MENDAPAT KEMUDAHAN EKSPOR DAN BARANGNYA MENJADI SATU ATAU TIDAK MENJADI SATU
A. Pelaksanaan ekspor barang oleh perusahaan penerima barang yang mendapat fasilitas kemudahan ekspor. I. Perusahaan penerima barang selaku eksportir : 1. menyiapkan PEB dan mengisi data tentang kesiapan barang dengan mempergunakan program aplikasi PEB; 2. memberitahukan dalam PEB jenis barang ekspor sebagai barang ekspor yang mendapat kemudahan ekspor; 3. mencetak PEB sesuai lembar yang diperlukan, menandatangani dan membubuhkan stempel perusahaan pada PEB; 4. mentransfer data PEB ke disket dan mencetak lembar pengantar dalam rangkap 2 (dua); 5. menyerahkan disket PEB, PEB asli dan dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan dan lembar pengantar ke Kantor Pemuatan; 6. proses selanjurnya sesuai lampiran I dan II Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-45/BC/2001 tanggal 31 Juli 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksanaan Pabean Barang Ekspor yang Mendapat Kemudahan Ekspor; 7. menerima LPBC; 8. setelah realisasi ekspor mengirimkan copy PEB dan PM kepada perusahaan pengirim barang. II. Pejabat pada Kantor Pemuatan : 1. menerima lembar pengantar, PEB dan disket PEB serta dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan; 2. memproses PEB sesuai lampiran I dan II Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP45/BC/2001 tanggal 31 Juli 2001 tentang petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Pabean barang ekspor yang mendapat Kemudahan Ekspor. 3. Menerbitkan LPBC untuk perusahaan penerima barang yang mendapat fasilitas kemudahan ekspor. B. Penerbitan LPBC untuk perusashaan pengirim barang yang mendapat fasilitas kemudahan ekspor :
I. Perusahaan pengiriman barang: 1. Menerima copy PEB dan PM dari perusahaan penerima barang yang melakukan ekspor barang; 2. Menyiapkan PEB dengan menggunakan program aplikasi PEB dan memberitahukan jenis barang ekspor sebagai barang ekspor yang mendapat kemudahan ekspor; 3. Mengisi data PEB sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam Keputusan ini; 4. Mengisi data tentang kesiapan barang ekspor berdasarkan data pada SSTB; 5. Mencetak PEB sesuai lembar yang dibutuhkan; 6. Mentransfer data PEB ke diskette dan mencetak lembar pengantar; 7. Menyerahkan diskette PEB, PEB dalam jumlah lembar sesuai kebutuhan dan dilampiri copy PEB realisasi ekspor, copy PM, dan SSTB lembar keempat; 8. Menerima LPBC dari Kantor Pemuatan yang terdekat dengan lokasi perusahaan pengirim barang; 9. Menandatangani LPBC lembar kedua sebagai tanda terima. II. Pejabat pada Kantor Pemuatan di tempat yang terdekat dengan lokasi perusahaan pengirim barang: 1. Menerima lembar pengantar, diskette PEB, PEB dalam jumlah lembar sesuai kebutuhan eksportir, copy PEB realisasi ekspor, copy PM, dan SSTB lembar keempat; 2. Mentransfer data dalam diskette ke komputer; 3. Meneliti data PEB dan mencocokkan dengan data dalam SSTB; 4. Meneliti copy PM apakah sudah ditandatangani oleh Pejabat atau Pemeriksa dan Pegawai Dinas Luar yang mengawasi pemasukan barang ekspor ke Kawasan Pabean; 5. Membandingkan data PEB dengan data dalam copy PEB realisasi ekspor; 6. Menyelesaikan PEB tanpa pemeriksaan fisik barang; 7. Menerbitkan LPBC dalam rangkap 2 (dua); 8. Menyerahkan LPBC lembar kesatu kepada perusahaan pengirim barang; 9. Menatausahakan LPBC lembar kedua.
DIREKTUR JENDERAL, TTD R.B. PERMANA AGUNG D. NIP : 060044475