KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU DALAM TINDAK TUTUR ANAK KEPADA ORANG YANG LEBIH TUA DALAM KELUARGA INTI DI KENAGARIAN LADANG PANJANG KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN Tuti Desmita1 , Hasnul Fikri2 , Gusnetti2 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang Email :
[email protected] ABSTRACT
This research aimed to describe speech act, context of utterance and implication of politeness in directive utterance in Minangkabau language used children to older people at Kenagarian Ladang Panjang, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatra Barat. Theory of this research used are theory of Leech (1983) about maxim of politeness and directive utterances type, Hymes (cited from Chaer and Agustina, 2010) about utterances context. The type of this research was qualitative research used descriptive method with informant native people of Kenagarian Ladang Panjang Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatra Barat consisted of higher family, fair and lower. Instrument of this research was researcher was supported by observing sheet, record and questionnaire. From the result of research showed that, (1) the most type of utterance used was confront utterances by using simple word and high intonation while speaking to older, (2) dominant situational context was partners who have higher position, familiar, and utterance did in the form of public mostly, (3) child was not polite in speaking with his partner while principles of politeness was using by children was maxim of charity.
Key words:
directive utterance, situational context, speech act and politeness principles
A. Pendahuluan
ditentukan
Dalam proses komunikasi, terjadi
oleh
kemampuan
bahasa
si
penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Setiap daerah memiliki gaya bahasa
peristiwa tutur dan tindak tutur. Menurut Chaer dan Agustina (2010:47) peristiwa tutur
tersendiri
adalah
berlangsungnya
mereka tetap memperhatikan sopan santun
interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran
dan cara yang baik agar tuturannya tidak
atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu
membuat orang lain tersinggung. Adat
penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok
Minangkabau memberikan tuntunan atau
tuturan, di dalam waktu, tempat dan situasi
pelajaran kepada masyarakatnya agar selalu
tertentu. Chaer dan Agustina (2010:50)
memperhatikan etika berbahasa dan bersikap
merupakan
gejala
bersifat
sopan santun untuk mencapai keharmonisan
psikologis,
dan
keberlangsungannya
dalam pergaulan. Menurut Azrial (2008:37)
terjadinya
atau
individual,
dalam
berkomunikasi,
tetapi
sopan santun terdiri dari dua kata, sopan dan
mendeskripsikan
santun. Sopan artinya hormat, tak zim dan
penerapan prinsip-prinsip kesantuan dalam
beradab. sedangkan santun artinya halus dan
tindak tutur yang digunakan oleh anak dalam
orang yang baik budi bahasanya. Menurut
berbahasa Minangkabau dengan orang yang
adat Minangkabau orang yang memiliki tutur
lebih tua dalam keluarga inti di Kenagarian
bahasa yang tidak baik dapat dikatakan
Ladang Panjang Kecamatan Tigo Nagari
sebagai orang yang tidak tau jo nan ampek
Kabupaten Pasaman.
(tidak tahu dengan yang empat) yaitu 1) kato
B. Kajian Teori
mandaki,
1. Tindak Tutur
cara bertutur kata kepada orang
yang lebih besar, 2) kato mandata,
cara
bentuk,
konteks
dan
Tindak tutur menurut Chaer dan
bertutur kata sesama besar, 3) kato manurun,
Agustina
cara bertutur kepada orang yang lebih kecil,
sesorang yang bersifat psikologis dan yang
4) kato malereng, cara bertutur kepada orang
dilihat dari makna tindakan dalam tuturannya
sumando atau besan (Azrial 2008:44)
itu. Sebuah peristiwa tutur, peran penutur dan
Kesantunan berbahasa merupakan
(2010:27) adalah tuturan dari
pendengar dapat berganti-ganti. Pihak yang
norma yang harus diketahui oleh masyarakat
tadinya
tutur bahasa, karena kesantunan berbahasa
mendengar
tersebut
adalah
pendengar
memahami
sesudah
ujaran
yang
dari
norma
diucapkan oleh penutur akan segera bereaksi
tutur
dalam
melakukan tindak tutur, sebagai pembicara
membawakan prilaku berbahasanya kedalam
atau penutur. Tapi sebaliknya, yang tadinya
lingkungan.
berperan sebagai pembicara atau penutur
kebudayaan
bagian
menjadi
masyarakat
Menurunnya
kesantunan
seorang
berubah kini menjadi pendengar.
Dalam
anak dalam berbicara dapat dipengaruhi oleh
pengelompokaanya
dibagi
beberapa
yaitu
kedalam tindak tutur lokusi dan tindak tutur
perkembangan teknologi seperti televisi dan
illokusi. Tindak tutur lokusi adalah tindak
internet. Namun, dalam hal tersebut tidaklah
tutur untuk menyatakan sesuatu dalam arti
sepenuhnya
“kata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat
faktor,
salah
kesalahan
satunya
dari
anak
saja.
tindak
tutur
Kurangnya perhatian dari orang tua, karena
yang
tidak adanya teguran atau nasihat ketika anak
Misalnya, “Ibu guru berkata kepada saya
berbicara yang salah, terutama ketika si anak
agar saya membantunya”. Menurut Searle
berbicara kepada orang yang lebih tua, serta
(dalam
keadaan di lingkungan sekolah dan di sekitar
menyebutkan tindak tutur lokusi ini dengan
tempat tinggal.
istilah tindak bahasa preposisi (prepositional
Berdasarkan
pemaparan
di
atas,
Chaer
dan
dan
dapat
Agustina
dipahami.
2010:53)
act) karena tindak tutur ini hanya berkaitan
maka tujuan penelitian ini adalah untuk
dengan makna.
bermakna
Tindak tutur ilokusi adalah tindak
Status sosial participants menentukan ragam
tutur yang biasanya diidentifikasikan dengan
bahasa yang digunakan, (3) E = ends. Ends
kalimat performatif yang eksplisit. Tindak
merujuk pada maksud dan tujuan penuturan.
tutur ilokusi ini biasanya berkenaan dengan
Para partisipan di dalam peristiwa tutur itu
permintaan izin, mengucapkan terima kasih,
mempunyai tujuan yang berbeda. (4) A =act
menyuruh, menawarkan dan menjanjikan.
sequences. Act sequences mengacu pada
Misalnya, “Ibu guru menyuruh saya agar
maksud dan bentuk ujaran, serta isi ujaran.
segera berangkat”. Kalau tindak tutur lokusi
(5) K =key. Key mengacu pada nada suara
hanya berkaitan dengan makna, maka tindak
(tone), penjiwaan (spirit), sikap atau cara saat
tutur ilokusi hanya berkaitan dengan nilai,
sebuah
yang dibawakan oleh preposisinya (dalam
=instrumentaliti. Instrumentalities mengacu
Chaer dan Agustina 2010:53). Searle (dalam
pada saluran (channel) dan bentuk bahasa
Leech 1983:165) mengklasifikasikan tindak
yang digunakan dalam penuturan. (7) N
ilokusi
kriteria
=norm of intraction and interpretation. Norm
pengaruh sopan santun antara lain, asertif
of intraction and interpretation mengacu
(assertives), direktif (directives), komisif
pada norma atau aturan yang harus dipahami
(commissive), ekspresif (expressive), dan
dalam berinteraksi. (8) G =genre. Genres
deklarasi (declarations)
mengacu pada jenis bentuk penyampaian.
berdasarkan
beberapa
2. Peristiwa Tutur
I
(2008:95) dapat diartikan sebagai bentuk
harus memenuhi delapan komponen, bila
bahasa
dirangkaikan
atau
penggunaan
bahasa
yang
bermaksud untuk berlaku sopan kepada
menjadi akronim SPEAKING”. Kedelapan
orang yang diajak bercakap bagi tujuan
komponen itu yaitu: (1) S= setting and scene,
menghormatinya,
disini setting berkenaan dengan waktu dan
di
samping
memperlihatkan kelemahan pada orang yang
tempat tutur berlangsung, sedangkan scene
bercakap itu agar dia dianggap sebagai
mengacu pada situasi tempat dan waktu
berbudi bahasa. Selanjutnya yang dimaksud
terjadinya pertuturan. Waktu, tempat, dan
dengan
situasi yang berbeda dapat menyebabkan
sopan
santun
menurut
Keraf
(1984:114) adalah memberi penghargaan
penggunaan variasi bahasa yang berbeda, (2)
atau menghormati orang yang diajak bicara,
P = participans). Participants adalah pihak-
khususnya pendengar atau pembaca.
pihak yang terlibat dalam pertuturan, bisa
Secara lebih lengkap, Brown dan
pembicara dan pendengar, penyapa dan
Levinson
pesapa, atau pengirim dan penerima pesan.
(6)
Kesantunan bahasa menurut Marsis
dan Agustina, 2010:48) “peristiwa tutur
pertamanya
diujarkan.
3. Kesantunan Berbahasa Minangkabau
Menurut Hymes (dalam Chaer
huruf-huruf
tuturan
(dalam
Syahrul
2008:17)
menyatakan
bahwa
teori
merupakan inti adat Minangkabau yang
kesantunan
berbahasa itu berlandaskan pada konsep
terdapat
dalam
syarak
mangato
adat
muka (face). Teori tersebut menganggap
memakai. Artinya kesantunan berbahasa
bahwa setiap orang ( yang rasional dan
harus muncul dalam setiap tindak ujar yang
rasionalitas). Muka terdiri atas dua aspek,
dilakukan oleh orang Minangkabau.
yaitu muka positif dan muka negatif. Muka
C. Metodologi Penelitian
positif mengacu kepada keinginan seseorang
Jenis penelitian ini adalah penelitian
agar dirinya, apa yang dimilikinya, dan apa
kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut
yang diyakininya dinilai baik oleh orang lain.
Meleong (1994:2), penelitian kualitatif dapat
Muka negatif mengacu kepada keinginan
diartikan sebagai penelitian yang tidak
seseorang agar dirinya dibiarkan bebas
mengadakan perhitungan atau angka-angka.
melakukan apa saja yang disenanginya atau
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam
tidak diganggu oleh orang lain.
meneliti status sekelompok manusia, suatu
Bahasa dan kebudayaan merupakan
objek, suatu set kondisi, suatu sistem
dua sistem yang melekat erat pada manusia.
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa
Menurut Asni Ayub dkk (1993:13) bahasa
pada masa sekarang (Nasir dalam Meleong
Minangkabau merupakan bahasa daerah.
1994:54).
Bahasa
Indonesia
dan
bahasa
Objek
daerah
sekaligus
informan
dalam
mempunyai kedudukan dan fungsi masing-
penelitian ini adalah penduduk asli yang
masing dalam masyarakat Indonesia. Jika
menetap di Kenagarian Ladang Panjang
bahasa
ganda
Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman,
sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa
yang meliputi keluarga berpendidikan tinggi,
resmi negara, maka bahasa Minangkabau
keluarga
dapat dibedakan dalam kaitannya dengan
keluarga
bahasa Indonesia dan kedudukannya sebagai
penelitian ini adalah peristiwa tutur dalam
bahasa daerah.
percakapan antara anak dengan orang yang
Indonesia
berkedudukan
berpendidikan berpendidikan
menengah,
dan
rendah.
Data
Aturan sopan santun menurut
lebih tua dalam keluarga inti pada aspek
adat Minangkabau oleh Azrial (2008:38)
tindak tututr direktif. Sumber datanya yaitu
berpangkal kepada budi, budi yang baik dan
anak dan orang yang lebih tua dalam
ikhlas. Orang Minangkabau menjunjung
keluarga inti yang merupakan penduduk asli
tinggi nilai kesantunan yang dibuktikan
daerah
dengan tidak boleh bertutur sembarangan. Di
menggunakan alat perekam (tape recorder
samping
atau Handphone), lembar pengamatan, dan
itu,
kesantunan
berbahasa
wawancara.
diperintahkan dalam agama Islam yang dianut
oleh
orang
Minangkabau
dan
tersebut.
Pengumpulan
data
Analisis data dalam penelitian ini
langsung, tanpa basa-basi. Konteks tindak
menggunakan teori Meleong (1994:103)
tutur untuk keluarga berpendidikan tinggi
dengan mengurutkan data ke dalam pola,
anak berbicara dengan suara yang keras,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga
terlebih lagi saat mitra tuturnya berada jauh,
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
baik itu di dalam rumah, maupun di
hipotesis kerja. Analisis yang dilakukan
perkarangan rumah. Aspek lainnya yang
adalah 1) mengelompokkan tuturan anak
penulis
yang terkumpul untuk menentukan tuturan
menggunakan kata tolong ketika melakukan
yang termasuk tindak tutur direktif, 2)
tindak tutur direktif kepada orang yang lebiih
Menganalisis bentuk tindak tutur direktif
tua. Tetapi pada saat anak berbicara yang
berdasarkan teori Leech, 3) Menganalisis
salah, anak mendapatkan teguran dan nasihat
konteks tindak tutur berdasarkan teori Hymes
dari orang tua dan anak mendengarkan
(dalam Chaer dan Agustina), 4) Menganalisis
dengan baik nasihat yang diberikan oleh
konteks tindak tutur berdasarkan prinsip
ayah, ibu dan kakaknya. Pada keluarga
kesantunan yang dikemukan oleh Leech dan
berpendidikan menengah ada salah satu
adat Minangkabau (kato nan ampek), 5)
aspek yang tidak memenuhi syarat suatu
Menginterprestasikan hasil analisis data dan
kesopanan, yaitu pada saat penulis berada di
6) Menyimpulkan hasil interpretasi data.
lokasi penelitian dalam melakukan tindak
amati
adalah
anak
tidak
tutur direktif anak tidak menggunakan kata tolong,
D. Hasil Penelitian
seperti
meminta
bantuan
atau
memohon sesuatu kepada orang yang lebih
Hasil temuan di lapangan berdasarkan untuk
tua. Terakhir keluarga berpendidikan rendah
berpendidikan tinggi didapat delapan tindak
juga masih ditemukan bahwa anak tidak
tutur direktif, yaitu 2 tuturan memerintah, 2
dapat berbicara dengan santun, dan suara
tuturan menentang, 3 tuturan menyarankan,
yang lembut dengan orang yang lebih tua
dan 1 tuturan memesan. Selanjutnya keluarga
darinya.
berpendidikan menengah terdapat 6 tuturan
pembahasan berikut.
tingkat
pendidikan
didapatkan
Hal
ini
dapat
dilihat
dalam
direktif yaitu 1 tuturan memerintah, 1 tuturan memohon, 2 tuturan menentang 2 dua tuturan menyarankan
dan
pada
keluarga
1. Bentuk Tindak Tutur Berdasarkan
berependidikan rendah terdapat tiga tuturan,
Tingkat Pendidikan Keluarga
yaitu 2 tuturan menentang dan 1 tuturan
Realisasi bentuk-bentuk tindak tutur
menyarankan. Dari hasil temuan tindak tutur
direktif pada anak kepada orang yang lebih
yang didapatkan adalah tutur langsung, yang
tua dalam keluarga inti di Kenagarian
mana
Ladang Panjang ditemukan ada 5 tindak tutur
anak
cendrung
bertutur
secara
(2)
ruang utama. Peristiwa tutur kedua terjadi
memerintah, (3) memohon, (4) menentang,
antara anak dengan ibunya, dalam situasi ibu
dan
keluarga
di ruang utama dan anak akan pergi menjahit
berpendidikan tinggi, peristiwa tutur pertama
baju. Peristiwa tutur ketiga terjadi antara
terjadi antara adik dan kakaknya, dalam
Adik dan kakak perempuannya, dalam situasi
situasi anak sedang duduk di ruang tamu dan
adik dan kakak sedang menonton TV di
kakaknya sedang bermain handphone di
ruang tamu.
direktif,
(5)
meliputi
(1)
menyarankan.
memesan
Pada
ruang yang sama. Peristiwa tutur kedua
Bentuk tindak tutur yang sering
terjadi antara anak dan ibunya, dalam situasi
digunakan secara keseluruhannya adalah
anak dan ibunya sama-sama berada di tempat
menentang. Tuturan menentang ditemukan 7
yang sama, yaitu di teras depan rumah dan
tuturan digunakan antara anak kepada orang
yang terakhir terjadi antara adik dan kakak
yang lebih tua, ketika penutur menentang
perempuannya dalam situasi adik berada di
perintah atau perkataan penutur. Misalnya,
ruang utama dan kakak perempuannya
ketika Ayu menentang perintah ibunya untuk
berada di ruang yang sama.
segera mengantarkan baju ke rumah teman keluarga
ibunya ‘Ghang makan lu bu, bekolah ghang
berpendidikan menengah. Peristiwa tutur
antaan baju nin‘. dari tuturan Ayu yang
yang pertama terjadi antara adik dengan
merupakan kata yang menunjukkan bahwa ia
kakak perempuannya, dalam situasi adik
menentang perkataan ibunya adalah kata
sedang berada di ruang TV sedangkan kakak
‘bekolah’. Bentuk tindak tutur direktif yang
perempuannya berada di depan pintu rumah.
sedikit ditemukan dalam kehidupan sehari-
Adik memberikan saran kepada kakaknnya
hari antara anak kepada orang yang lebih tua
untuk membangun toko aksesoris mobil di
di Kenagarian Ladang Panjang adalah bentuk
kampungnya yang kedua perstiwa tutur
tindak tutur memohon sebanyak 1 tuturan,
terjadi antara anak dan ayahnya, dalam
yang digunakan antara adik kepada kakaknya
situasi anak sedang duduk di ruang utama
yaitu, Feri yang memohon kepada kakaknya
bersama umaknya sedangkan ayahnya baru
agar
sampai di rumah, yang terakhir peristwa tutur
tambah e, tambahlah’.
Selanjutnya,
yang terjadi pada
pada
adik kepada
menambahkan
Bentuk
kakak
uangnya
tuturan
‘ndak
selanjutnya
do
yang
perempuannya, dalam situasi adik sedang
ditemukan dalam tindak tutur direktif antara
tiduran dan kakaknya berada di ruang utama,.
anak kepada orang yang lebih tua di
berpendidikan
Kenagarian Ladang Panjang adalah bentuk
rendah. Peristiwa tutur pertama terjadi antara
tindak tutur memerintah sebanyak 3 tuturan,
anak dan ibunya, dalam situasi anak baru
karena dalam kehidupan sehari-hari antara
pulang ke rumahnya dan ibunya berada di
anak dengan orang yang lebih tua di
Dalam
keluarga
Kenagarian Ladang Panjang membutuhkan
menganalisis wacana dapat diaplikasikan
bantuan orang lain dalam melakukan atau
untuk menganalis wacana. Makna sebuah
mengerjakan sesuatu, selain tindak tutur
kalimat dapat dipahami secara tepat bila
direktif memerintah, bentuk tindak tutur
diketahui siapa pembicara, siapa pendengar,
direktif yang lainnya adalah tindak tutur
dan
direktif menyarankan sebanyak 6 tuturan,
pengetahuan latar belakang yang sama-sama
tuturan menyarankan ini digunakan dengan
dimiliki oleh penutur dan penutur yang
tujuan
membantu
menyarankan
sesuatu,
tuturan
situasinya.
Konteks
penutur
adalah
menafsirkan
suatu
makna
ditemukan
tuturan. Pada penelitian ini, konteks-konteks
dalam kehidupan sehari-hari antara anak
tuturan yang dibahas adalah partisipan
kepada orang yang lebih tua di Kenagarian
meliputi
Ladang
yang
pendengar, perbedaan umur atau usia, dan
menyarankan ibunya untuk tidak membeli
tingkat keakraban. Setting meliputi situasi
baju baru lagi ‘ughang lah tuo-tuo ko ndak
dan atau suasana, tempat dan waktu.
menyarankan
cukup
Panjang.
banyak
Misalnya,
Rita
siapa
pembicara
dan
siapa
Konteks adalah sesuatu yang menjadi
paralu baju baghu gay do mak’. Tuturan memesan terdapat dalam
saran memperjelas suatu maksud. Situasi
tindak tutur direktif anak kepada orang yang
tutur adalah situasi yang melahirkan tuturan,
lebih tua di Kenagarian Ladang Panjang
tidak satupun tindak peristiwa berbahasa
terdapat satu tuturan. Tuturan memesan ini
terlepas dari situasi tutur. oleh karena itu,
digunakan
untuk
situasi tutur mempunyai aspek yang sangat
dibelikan baju baru ‘bisuak ko kalau haghi
luas, waktu, tempat, dan suasana serta
balai balian Ta yo mak, baju lalok alah ro
aktivitas
jadi nyoh mak’.
termasuk dalam situasi tutur. konteks tuturan
anak
kepada
ibunya
disekitar
terjadinya
peristiwa
sangat mempengaruhi tuturan yang diujarkan
Dari uraian tersebut bentuk tindak
penutur dan mitra tuutur.
tutur direktif yang paling banyak digunakan adalah tindak tutur direktif menentang, dan
Salah satu data ini peneliti dapatkan
yang paling jarang digunakan adalah tindak
dengan merekam pembicaraan anak kepada
tutur direktif memohon. Hal ini disebabkan
orang
oleh peristiwa tutur pada saat penelitian
percakapan teersebut terjadi pada keluarga
dilakukan lebih dominan pada bentuk tindak
berpendidikan
tutur direktif menentang.
transkripsikan ke dalam bentuk tulisan. Jenis
yang
lebih
tua.
tinggi,
Hasil
kemudian
rekaman
peneliti
bahasa adalah ragam bahasa lisan walupun ditranskrpsikan kedalam bentuk tulisan. Pada
2. Konteks Tindak Tutur
keluarga berpendidikan tinggi, misalnya:
Berdasarkan teori yang diuraikan di atas,
maka
peranan
konteks
dalam
Setting : waktu sekitar pukul 19.00 Wib.
kerupuk yang terletak di dekat kakaknya.
Adik di ruang TV dan kakaknya berada d
Tuturan berbentuk singkat berisikan bentuk
ruangan yang sama. Malam itu kakak sedang
pernyataan, yang menyatakan bahwa adik
main handphone dan adik sedang menonton
memerintah kepada kakaknya sendiri. Nada
TV.
menunjukkan
Adik :
bahwa
adik
memerintah
Ni Mar ambiak an karupuak teh,ni
dengan suara yang keras, sikap adik sebagai
Mar lah
penutur saat bertutur kepada kakanya tidak
(Kakak Mar, ambilkan kerupuk itu
santun dan dengan penjiwaan yang kesal.
kak)
Jalur bahasa yang digunakan adalah bentuk
Kakak : Ang pailah Ta , ughang lo nan
lisan,
karena
tuturan
tersebut
bersifat
disuruah e
langsung antara penutur dan mitra tutur.
(Kamulah yang ambil Ta. Orang
Norma yang berlaku saat bertutur adalah kato
pula yang kamu suruh)
mandaki karena dituturkan oleh orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua.
Secara umum percakapan di atas
Genre,
bersifat
narasi,
karena
penutur
terkesan sangat akrab karena adik dan
menyampaikan
kakaknya tinggal serumah. Kata ‘Ni Mar
Berikutnya pada keluarga berpendidikan
ambiak an karupuak teh,ni Mar lah ‘ kalimat
menengah
ini
merupakan
ditujukan
kalimat
kepada
kakak
perintah dari
yang
makan berempat) Kakak : Bagha cukuik e?
memiliki konteks sebagai berikut:
(Cukupnya berapa?)
tersebut terjadi di rumah
Adik : Ndak do tambah e, tambahlah
tempat keluarga inti menetap atau tinggal.
(Tidak ada tambahnya?)
Tindak tutur tersebut terjadi pada malam hari
Kakak : Tambah me sapuluah
jam 19.00 Wib., dalam situasi adik sedang ruang
utama
dan
(Sepuluh saja tambahnya)
kakak
perempuannya berada ditempat yang sama, (
Secara umum percakapan di atas
jarak tempuh antar ruang utama dengan
terkesan sangat akrab karena adik dan
ruang keluarga + 1 m). Maksud yang ingin
kakaknya tinggal serumah. Kata ‘tigo puluah
disampaikan oleh penutur dalam bentuk
ibu ndak cukuik gae roh, wak makan
memerintah, karena adik memerintah kepada kakaknya
sendiri
untuk
baghampek a’ kalimat ini merupakan kalimat
mengambilkan
jelas.
(Tiga puluh ribu tidak cukup buat
analisis di atas dapat disimpulkan bahwa
di
dan
roh, wak makan baghampek a
lo nan disuruah e’ menyatakan penolak. Dari
berada
datar
Adik : Tigo puluah ibu ndak cukuik gae
adiknya.
Jawaban kakaknya ‘Ang pailah Ta , ughang
Peristiwa tutur
secara
Yang
langsung yang ditujukan kepada kakaknya. Jawaban
keluarga
kakaknya ‘Bagha cukuik e’
menyatakan
pertanyaan
kembali
ughang disinan umah tek Idan nun,
konteks sebagai berikut:
tu bilo ka diantaan kain ibu ko?
Peristiwa tutur tersebut terjadi di
(Tadikan sudah dijelaskan rumahnya
rumah tempat keluarga inti menetap atau
dekat SMP,tanya sama orang di sana
tinggal. Tindak tutur tersebut terjadi pada
rumah ibuk Idan, lalu kapan
pagi hari jam 10.00 WIB, dalam situasi adik
diantarkan kain ini?
sedang nonton TV dan kakaknya berada di
Anak : Ghang makan lu bu, bekolah ghang
ruang utama, ( jarak tempuh antara ayu dan
antaan baju nin
kakaknya + 1 m). Maksud yang ingin
(Saya antarkan sebentar lagi bu,
disampaikan oleh penutur dalam bentuk
saya makan dulu bu.)
memohon, karena adik memohon kepada kakaknya supaya menambah uang untuk beli
Peristiwa tutur tersebut terjadi di
sambal. Tuturan berbentuk singkat berisikan
rumah tempat keluarga inti menetap atau
menyatakan
tinggal. Tindak tutur tersebut terjadi pada
memohon ditambah uang buat beli sambal.
pagi hari jam 10.00 WIB, dalam situasi anak
Nada menunjukkan bahwa adik memohon
baru pulang dan ibu berada di ruang utama, (
kakaknya, saat meminta tambah uang beli
jarak tempuh antara ayu dan ibunya + 1 m).
sambal dengan nada keras, sikap adik santun
Maksud yang ingin disampaikan oleh penutur
saat memohon kepada kakaknya, dalam senang.
Jalur
bahasa
digunakan
adalah
bentuk
lisan,
dalam bentuk menentang, karena anak tidak
yang
mau mengantarkan kain ke rumah orang
karena
yang diperintahkan sama orang tuanya
tuturan tersebut bersifat langsung antara
sendiri. Tuturan berbentuk singkat berisikan
penutur dan mitra tutur. Norma yang berlaku
bentuk
saat bertutur adalah kato mandaki karena
pernyataan,
yang
menyatakan
menentang orang tuanya untuk mengantarkan
dituturkan oleh orang yang lebih muda
kain.
kepada orang yang tua. Genre, bersifat
Nada
menunjukkan
bahwa
anak
menentang kepada orang tuanya, saat orang
narasi, karena penutur menyampaikan secara
tuanya menyuruh anak nya mengantarkan
datar dan jelas.
kain dan anak menjawab dengan nada keras,
sebagai
batanyo dakek sinan, tanyo ka
atas dapat disimpulkan bahwa memiliki
penjiwaan
rendah,
nyo, umah e nin dakek SMP,
do tambah e, tambahlah ‘. Dari analisis di
yang
berpendidikan
pada
Umak : Kanlah batarangan tadin ka Ayu
kakaknya dengan intonasi yang lembut ‘Ndak
pernyataan,
percakapan
berikut:
kepada
adiknya. Kemudian adik memohon kepada
bentuk
terakhir
sikap anak saat menanggapi apa yang disuruh
tidak pantas tersebut menjadi salah ssatu hal
bunya tidak acuh dan tidak santun, dalam
yang memprihatinkan. Berikutnya untuk
penjiwaan anak saat bertutur kepada ibunya
kriteria keluarga berpendidikan menengah
dengan dongkol, kesal dan tidak langsung
ada lima aspek yang penulis amati salah satu
melaksanakan perintah ibunya, dan berlalu
apek yang tidak memenuhi syarat suatu
untuk pergi makan. Jalur bahasa yang
kesopanan, yaitu pada saat penulis berada di
digunakan
karena
lokasi penelitian dalam melakukan tindak
tuturan tersebut bersifat langsung antara
tutur direktif anak tidak mengguakan kata
penutur dan mitra tutur. Norma yang berlaku
tolong,
saat bertutur adalah kato mandaki karena
memohon sesuatu kepada orang yang lebih
dituturkan oleh orang yang lebih muda
tua. Hal ini berbeda dengan kriteria keluarga
kepada orang yang lebih tua. Genre, bersifat
berpendidikan rendah ada aspek pertama
narasi, karena penutur menyampaikan secara
mengenai intonasi/nada suara anak dalam
datar dan jelas.
berkomunikasi. Penulis menilainya kurang
adalah
bentuk
lisan,
orang yang lebih tua.
telah dibedakan untuk angket dari masing-
Dari hasil penelian yang didapatkan,
masing kriteria keluarga. Pertama keluarga
untuk konteks situasi tutur yang paling
berpendidikan tinggi, disusul oleh keluarga
dominan digunakan adalah dalam konteks
terkahir
situasi tutur dimana penutur lebih rendah,
keluarga berpendidikan rendah. Untuk lebih
sudah akrab, dan tuturan dilakukan secara
jelasnya dapat dilihat pada penjelasan di
pribadi dengan strategi bertutur terus terang
bawah ini.
tanpa basa basi. Namun ada juga konteks
Untuk keluarga berpendidikan tinggi
situasi tutur yang digunakan untuk penutur
masih ditemukan bahwwa anak tidak dapat
yang
bericara dengan santun, dan suara yang
orang
yang
leih
kecil.
sudah
akrab
dan
3. Penerapan Prinsip Kesantunan
Ditambah lagi aspek penilaan point kelima
Penerapan prinsip kesantunan terdiri
pada lembar observasi, saat anak ditegur atau
dari: maksim kedermawanan,
dinasehati oleh ayahnya, ibu maupun kakak,
maksim
pujian, maksim kerendahan hati, maksim
anak tidak mendenu saja). Sikap anakyang
kesepakatan dan maksim simpati. Peneliti
rendah,
strategi bertutur terus tanpa basa-basi.
Dalam hal ini anak tidak menempatkan seagai
lebih
dilakukan di depan umum, masih dalam jenis
lembut dengan orang yang lebih darinya.
dirinya
atau
ketika melakukan tindak tutur direktf kepada
masing-masing indikator, terlebih dahulu
dan
bantuan
adalah anak tidak menggunakan kata tolong
deskripsi dan hasil pengisian angket untuk
menengah,
meminta
santun. Aspek lainnya yang penulis amati
Selanjutnya akan dijelaskan mengenai
berpendidikan
seperti
Pada
menganalisis penerapan prinsip kesantunan
kriteria
keluarga
yang ditemukan sebanyak 3 data. Bentuk
berpendidikan menengah, pada peristiwa
realisasi tindak tutur direktif dilihat dari cara
tutur
yang
atau
menengah terdapat prinsip kesantuan, yaitu
berbicara dalam berkomunikasi. Selain itu
maksim kedermawanan. Misalnya, pada
penulis juga melihat aturan sopan santun
tuturan kakak kepada adiknya Sia lo nan
menurut adat Minangkabau yang terdapat
tukang jua nyoh di sinan?’ kemudian tuturan
dalam syarak mangato adat memakai, artinya
dari kakak dijawab dengan adiknya ’bialah
kesantunan berbahasa harus muncul dalam
ambo tukang jua, ambo lo tukang mekanik e
setiap tindak ujar yang dilakukan oleh orang
langsuang ‘ dari tuturan yang disampaikan
Minangkabau.
kakak kepada adiknya, dapat dilihat adik
digunakan
dalam
Secara
berbahasa
lengkap
akan
berpendidikan
pada
tinggi
keluarga
Berpendidikan
berusaha memaksimalkan keuntungan pihak
dijelaskan di bawah ini. Pertama,
dalam
terdapat
lain dengan cara menambahkan beban bagi
keluarga
dirinya sendiri, hal itu ditandai dengan
prinsip
tuturan Bialah ambo tukang jua, ambo lo
kesantunan, yaitu maksim rendah hati. Secara
tukang mekanik e langsuang ‘biar saya yang
lengkap akan dijelaskan pada tuturan kakak
menjaganya
keapda adiknya ‘Bilo iduik ka kayo yah?’ dan
sekalian
jadi
mekaniknya’,
secara langsung adiknya bersedia menjaga
dijawan adik ‘Tu teh nan kayo batambah
toko kakaknya sekalian menjadi mekaniknya.
kayo, nan bangsaik makin bangsaik juo’ .
Adik telah menerapkan prinsip kesantunan,
Maksim rendah hati adalah pujilah diri
yaitu
sendiri sedikit mungkin dan kecamlah diri
maksim
kedermawanan
artinya
mengurangi keuntungan bagi dirinya sendiri
sendiri sebanyak mungkin. Dari tuturan yang
dan memaksimalkan keuntungan bagi pihak
di atas tampak dengan jelas bahwa apa yang
lain.
dituturkan oleh adik sudah menerapkan
Terakhir
prinsip kesantunan yaitu, maksim rendah
untuk
kriteria
hati. Hal ini dilakukan penutur kepada mitra
berpendidikan
tutur dengan ditandai tuturan Tu teh nan kayo
menemukan
batambah
digunakan anak pada saat bertutur kepada
kayo,
nan
bangsaik
makin
yang
rendah,
keluarga
prinsip
lebih
penulis
tidak
kesantunan
yang
bangsaik juo ‘lalu yang kaya semakin kaya
orang
juga dan yang miskin semakin miskin juga’.
berpendidikan rendah ini penulis hanya
Dalam tuturan ini adik bersikap rendah hati
menemukan
dengan cara mengurangi pujian terhadap
maksim
dirinya sendiri.
penelitian. Penjelasan secara lengkap yaitu,
prinsip
tua.
Pada
keluarga
kesantunan,
mufakat/kecocokan
yaitu selama
dari tuturan yang disampaikan umak kepada
berusaha
yang digunakan anak saat bertutur kepada
menekankan agar saling membina kecocokan
orang yang lebih tua menggunakan nada
atau kemufakatan pada saat bertutur. Apabila
naik.
anaknya,
dapat
dilihat
anak
terdapat kemufakatan atau kecocokan antara
2. Konteks tindak tutur yang dominan
penutur dan mitra tutuur dalam kegiatan
digunakan anak di Kenagarian Ladang
bertutuur, masing-masing dari mereka dapat
Panjang Kecamatan Tigo Nagari dalam
dikatakan bersifat santun. hal ini ditandai
tindak tutur direktif , dominan terjadi di
dengan tuturan umak Pokok e lah di sudah
rumah yang ditempati keluarga dalam
SMP bana, lah pai wak ke SMP nin
situasi tenang. Tuturan
tanyoanlah ni Yanti nun, dima umah tek Yeni
anak dan kakaknya, maksud yang ingin
roh , kemudian tuturan dari umak dijawab
disampaikan cendrung dengan tujuan
oleh anaknya Ha, , itu teh nan tabayang dek
memerintah,
ghang tadin nyoh . Itu nun, tau ughang nyoh
menentang. 3. Prinsip
‘Iya, itu yang gendut itu ya? Ooo..itu yang
terjadi antara
memberi
kesantunan
saran
dan
berbahasa
yang
difikiran saya tadi. Kalau itu saya tahu’,
dominan digunakan anak di Kenagarian
secara
Ladang Panjang Kecamatan Tigo Nagari
langsung
kecocokan
anak
ketika
sudah
membina
ibunya
yaitu
menyuruh
menggunakan
menjelaskan rumah temannya, kemudian
kedermawanan
anak dengan santun mengatakan bahwa
diharapkan dapat mengurangi keuntungan
rumah yang dijelaskan sama dengan rumah
bagi dirinya sendri dan memaksimalkan
yang difikirannya. Anak telah menerapkan
keuntungan bagi orang lain”. Hal ini
prinsip
ditandai
kesantunan,
kemufakatan/kecocokan
yaitu
maksim
artinya
usahakan
yang
maksim
dengan
tuturan
DAFTAR PUSTAKA
kesepakatan antara diri dengan lain terjadi
Azrial,
Yulfian.
2008.
Budaya
Alam
Padang: Angkasa Raya.
Kesimpulan tindak
tutur
yang
Ayub,
dominan
Kecamatan
Tigo
saran,
dkk.
Pembinaan
Nagari
1993.
Tata Jakarta:
dan
Bahasa Pusat
Pengembangan
Bahasa Departement Pendidikan dan
Kabupaten Pasaman adalah tindak tutur memberi
Asni
Minangkabau.
digunakan anak di Kenagarian Ladang
Kebudayaan.
memohon,
memerintah dan menentang. Intonasi
yang
Minangkabau untuk SD Kelas 4.
sebanyak mungkin.
direktif
anak
saat bertutur dan bersifat langsung.
terjadi sedikit mungkin dan memaksimalkan
Panjang
“penutur
memaksimalkan keuntungan lawan tutur
agar ketaksepakatan antara diri dan lain
1. Bentuk
mana
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Keraf , Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Leech,
Geoffrey.
1993.
Pragmatik.
Prinsip-prinsip
Jakarta:
Universitas
Indonesia Marsis.
2008.
Sosiolinguistik
Mutiara).
Padang:
(Serpihan
Bung
Hatta
University Press. Moleong, Lexy. J. 1994. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Syahrul R. 2008. Pragmatik Kesantunan Berbahasa (Menyimak Fenomena Berbahasa Indonesia Guru dan Siswa). Padang: UNP Press. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Hasnul Fikri, M. Pd dan Ibu Dra. Gusnetti M. Pd selaku Pembimbing I dan II yang banyak memberikan saran, nasihat,
motivasi,
dan
telah
bersedia
menyediakan waktu yang banyak untuk penulis,
mulai
dari
awal
penyelesaian
proposal sampai selesainya penulisan skripsi dan artikel ini.