Hubungan antara Penyesuaian Diri terhadap Tuntutan Akademik dengan Kecenderungan Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya Dika Christyanti Dewi Mustami'ah Wiwik Sulistiani Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah
Abstract. The purpose of this study was to determine the relationship between adaptations of stress and the tendency academic demands on students of Faculty of Medicine, Hang Tuah University. Type of research used in this study was correlational quantitative research, because this study was held to find a relationship between two variables and can be statistically analyzed to answer the research hypothesis. Based on product moment correlation analysis between the adjustment to the academic demands and the tendency of stress of students, it is obtained the result that rxy = -0.403 at a significance level (p) = 0.000(p <0.01, which means significant). This means that the adjustment to the academic demands have a negative correlation with stress tendency. The contributions of effective adjustment to the academic demands is 16.2% indicating that there were approximately 83.8% of other factors that influence the tendency of stress of students. The other influencing factors are the environmental factors, personality factors, type A behavior patterns, cognitive factors and socio-cultural factors.
Keywords: adaptation, academic demands, stress Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik dengan kecenderungan stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yaitu untuk mencari hubungan antara dua variabel dan dapat dianalisis secara statistik untuk menjawab hipotesis penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi product moment antara penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik dengan kecenderungan stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran diperoleh hasil rxy sebesar -0,403 pada taraf signifikansi (p) 0,000 (p<0,01 yang artinya signifikan). Hal ini berarti variabel bebas (X) penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik mempunyai hubungan negatif. Sumbangan efektif penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik adalah 16,2% yang menunjukkan bahwa terdapat sekitar 83,8% faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kecenderungan stres pada mahasiswa Kedokteran, diantaranya adalah faktor lingkungan, faktor kepribadian-pola tingkah laku tipe A, faktor kognitif dan faktor sosial budaya.
Kata kunci: penyesuaian diri, tuntutan akademik, stres
Korespondensi: Wiwik Sulistiani. Fakultas Psikologi Universitas Hang-Tuah, Jalan Arief Rahman Hakim 150 Surabaya Telp: (031) 5945894, (031)5946261. Email:
[email protected] INSAN Vol. 12 No. 03, Desember 2010
153
Hubungan antara Penyesuaian Diri terhadap Tuntutan Akademik dengan Kecenderungan Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya
S e t i a p t a h u n , j u r u s a n Ke d o k te ra n peminatnya selalu di atas peminat fakultas lainnya, hal tersebut juga berlaku di Universitas Hang Tuah Surabaya. Adapun bentuk pendidikan yang dilaksanakan mahasiswa Kedokteran selama menempuh program sarjana Kedokteran antara lain Kuliah pakar, Tutorial, Praktikum di laboratorium dasar, Praktikum di Skills Laboratorium, Data Searching and Collecting, kerja lapangan, Konsultasi pakar, evaluasi, dan Penelitian akhir. Untuk memenuhi kompetensikompetensi dasar seperti di atas, maka Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah menerapkan sistem metoda pembelajaran CBL (Consep Based Learning) yaitu pelaksanaan proses pembelajaran sampai memiliki kemampuan untuk menjelaskan konsep-konsep yang harus dipelajari dan PBL (Problem Based Learning) yaitu pelaksanaan proses pembelajaran berdasarkan problem klinik yang ada sampai memiliki kemampuan untuk mengkonsep penatalaksanaan problem klinik yang dihadapi (dalam buku Panduan Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya 2008:7). Oleh karena itu mahasiswa dapat mengalami tekanan-tekanan dan tuntutan-tuntutan, sehingga tidak menutup kemungkinan dapat memicu terjadinya stres. L a z a r u s ( d a l a m L u m o n g a 2 0 0 9 : 17 ) menjelaskan stres merupakan bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan yang dinilai individu sebagai sesuatu yang membebani atau melampaui kemampuan yang dimiliki, serta mengancam kesejahteraan. Sistem pendidikan yang diterapkan di Fakultas Kedokteran yaitu metode KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), dimana mahasiswa dituntut untuk berperan lebih aktif. Mata kuliah yang berbasis KBK antara lain SOCCA, FBS dan Tutorial. Tidak sedikit dari mahasiswa Kedokteran mengeluh kurang istirahat karena menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Selain menempuh mata kuliah yang dianggap cukup sulit dan membutuhkan konsentrasi tinggi, mahasiswa Kedokteran juga dituntut menggunakan buku diktat berbahasa asing sehingga skor TOEFL minimal 475. Banyak hal lain yang dapat memicu terjadinya stres pada mahasiswa Kedokteran seperti jadwal kalender akademik yang tidak bersifat paten, Yudisium, SPP yang relatif mahal, dituntut aktif dalam kegiatan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan UKM
154
(Unit Kegiatan Mahasiswa), jarak dua fakultas yang relatif jauh, dan tidak sedikit mahasiswa Kedokteran berasal dari luar Pulau sehingga memungkinkan mahasiswa untuk kos/kontrak dan berjauhan dengan orang tua. Kondisi stres juga mendorong terjadinya perubahan perilaku pada mahasiswa seperti penurunan minat dan efektivitas, penurunan energi, cenderung mengekspresikan pandangan sinis pada orang lain, perasaan marah, kecewa, frustasi, bingung, putus asa serta melemahkan tanggung jawab. Menurut Tyrer (dalam Kusuma dan Gusniarti 2008:34), bahwa yang menentukan stres atau tidaknya individu adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Schneiders (dalam Agustiani, 2006:146) menyatakan penyesuaian diri merupakan suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan tingkah laku yang merupakan usaha individu untuk bereaksi terhadap tuntutan dalam diri maupun situasi eksternal yang dihadapinya. Kusuma dan Gusniarti (2008:33) menjelaskan apabila individu mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya berarti individu tersebut mampu menyelaraskan kebutuhannya dengan tuntutan lingkungan sehingga tidak merasa stres dalam dirinya. Maka dapat disimpulkan Penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik adalah suatu proses yang mencakup responrespon mental dan tingkah laku yang merupakan usaha individu untuk bereaksi terhadap jenis tuntutan baik dalam diri individu itu sendiri dan tugas formalyang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas kuliah.
Mahasiswa Kedokteran Mahasiswa Kedokteran adalah individu yang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi dalam kurun waktu 5½ tahun, yang terdiri dari: (a) 4 tahun Program Studi Sarjana Kedokteran yaitu dari semester satu sampai dengan semester delapan, (b) 1½ tahun program Studi Profesi Dokter yaitu dari semester sembilan sampai dengan semester sebelas. Program studi Sarjana Kedokteran terdiri dari dua tahap yaitu: 1. Tahap 1 yaitu program pendidikan awal pada semester satu dan dua. Menggunakan sistem pembelajaran secara CBL (Concept Based
INSAN Vol. 12 No. 03, Desember 2010
Dika Christyanti, Dewi Mustami'ah, Wiwik Sulistiani
Learning) yaitu pelaksanaan proses pembelajaran sampai memiliki kemampuan untuk menjelaskan konsep-konsep yang harus dipelajari. 2. Tahap 2 yaitu program pendidikan lanjut pada semester tiga sampai delapan. Menggunakan sistem pembelajaran secara PBL (Problem Based Learning) yaitu pelaksanaan proses pembelajaran berdasarkan problem klinik yang ada sampai sedalam memiliki kemampuan untuk mengkonsep penatalaksaaan problem klinik yang dihadapi. Program studi Profesi dokter, terdiri dari dua bagian yaitu : (1) bagian I adalah Pendidikan Klinik Medis (Dokter Muda 1); (2) bagian II adalah Pendidikan Klinik Bedah (Dokter Muda II). Membutuhkan waktu selama tiga semester, yaitu pada semester sembilan sampai dengan semester sebelas. Menggunakan sistem pembelajaran secara TBL (Task Based Learning), yaitu pelaksanaan proses pembelajaran tuntas berdasarkan problem klinik yang ada, dimulai sejak penderita masuk ke rumah sakit sampai keluar dari rumah sakit termasuk penanganan lingkungan sekitar penderita.
Stres Slamet dan Markam (2008:35) mengemukakan bahwa stres adalah suatu keadaan di mana beban yang dirasakan seseorang tidak sepadan dengan kemampuan untuk mengatasi beban itu. Menurut Tylor (dalam Kusuma dan Gusniarti 2008:34), stres merupakan hasil dari proses penilaian individu berkaitan dengan sumber-sumber pribadi yang dimiliknya untuk menghadapi tuntutan dari lingkungan. H a r d j a n a ( d a l a m Yo s e p, 2 0 0 9 : 4 6 ) menyatakan bahwa stres sebagai keadaan atau kondisi yang tercipta, bila transaksi orang yang mengalami stres dan hal yang dianggap mendatangkan stres membuat orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan baik nyata atau tidak nyata antara keadaan atau kondisi dan sistem sumber daya biologis, psikologis dan sosial ada padanya. Lazarus (dalam Lumonga 2009:17) juga menjelaskan stres merupakan bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan yang dinilai individu sebagai sesuatu yang membebani atau melampaui kemampuan yang dimiliki, serta mengancam kesejahteraan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat INSAN Vol. 12 No. 03, Desember 2010
disimpulkan bahwa stres merupakan bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan yang dinilai individu sebagai sesuatu yang membebani atau melampaui kemampuan yang dimiliki, serta mengancam kesejahteraan.
Gejala-gejala Stres Gejala-gejala stres menurut Hardjana (dalam Wijaya 2010:20) antara lain: a. Gejala Fisikal, antara lain tidur tidak teratur (insomnia), mudah lelah, diare, urat tegang terutama pada leher dan bahu. b. Gejala Emosional, antara lain gelisah,mudah marah dan merasa harga diri menurun. c. Gejala Intelektual, antara lain susah berkonsentrasi dan sulit atau lamban membuat keputusan. d. Gejala Interpersonal, antara lain kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, mudah mempersalahkan orang lain dantidak peduli dengan orang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Stres Menurut Kirkcaldy (dalam Widjono 2006:190), stres akan muncul apabila ada tuntutan-tuntutan pada seseorang yang dirasakan menantang, menekan, membebani atau melebihi daya penyesuaian yang dimiliki individu. Menurut Lee (dalam Widjono 2006:190), faktor yang mempengaruhi stres adanya ketidakmampuan individu untuk berinteraksi dengan lingkungan. Belajar secara berkelanjutan seharusnya menjadi tugas seorang mahasiswa, maka sebagai seorang mahasiswa seharusnya dapat menyesuaikan diri supaya tidak menimbulkan stres. Menurut Tyrer (dalam Kusuma dan Gusniarti, 2008:34), bahwa yang menentukan stres atau tidaknya individu adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Stimulus yang menyebabkan stres yaitu stimulus yang terlalu kuat melebihi kemampuan adaptasi, stimulus yang menghasilkan respon yang bertentangan dan individu yang tidak dapat menguasai lingkungannya. Berdasarkan penjelasan di atas maka faktorfaktor yang mempengaruhi stres salah satunya adalah penyesuaian diri yang dimiliki oleh individu atau ketidakmampuan individu untuk berinteraksi dengan lingkungan.
155
Hubungan antara Penyesuaian Diri terhadap Tuntutan Akademik dengan Kecenderungan Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya
Bentuk-bentuk Stres Menurut Lazarus (dalam Lumongga 2009:1718) bentuk stres terdapat dua bentuk, yaitu distres dan eustres. a. Distres (stres negatif ) yaitu stres yang mengganggu. Individu yang tidak mampu mengatasi keadaan emosinya akan mudah terserang distres. Distres juga memiliki pengertian stres yang merusak dan merugikan. Ciri-ciri individu yang telah mengalami distres yaitu mudah marah, cepat tersinggung, sulit berkonsentrasi, sukar mengambil keputusan, pelupa, pemurung, tidak energik dan cepat bingung. b. Eustres (stres positif) yaitu stres baik atau stres yang tidak mengganggu dan memberikan perasaan bersemangat. Stres yang bermanfaat dan konstruktif.
Penyesuaian diri Terhadap Tuntutan Akademik Penyesuaian diri Sundari (2005:39) menyatakan penyesuaian diri alih bahasa dari adjustment, yang dilakukan manusia sepanjang hayat, karena pada dasarnya manusia ingin mempertahankan eksistensinya, sejak lahir berusaha memenuhi kebutuhannya yaitu kebutuhan fisik, psikis dan sosial. Pemenuhan kebutuhan itu karena adanya dorongan-dorongan yang mengharapkan pemuasan. Bila pemuasan tercapai, individu tersebut memperoleh keseimbangan. Penyesuaian diri termasuk reaksi seseorang karena adanya tuntutan yang dibebankan pada dirinya. Schneiders (dalam Agustiani, 2006:146) menyatakan penyesuaian diri merupakan suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan tingkah laku yang merupakan usaha individu untuk bereaksi terhadap tuntutan dalam diri maupun situasi eksternal yang dihadapinya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah merupakan suatu proses yang mencakup responrespon mental dan tingkah laku yang merupakan usaha individu untuk bereaksi terhadap tuntutan dalam diri maupun situasi eksternal yang dihadapinya.
156
Penyesuaian diri Terhadap Tuntutan Akademik Penyesuaian diri terhadap Tuntutan Akademik merupakan suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan tingkah laku yang merupakan usaha individu untuk bereaksi terhadap jenis tuntutan baik dalam diri individu itu sendiri dan tugas formalyang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas kuliah.
Karakteristik Penyesuaian diri terhadap Tuntutan Akademik L aw to n ( d a l a m Na n c y 2 0 0 4 : 1 6 - 17 ) menjelaskan beberapa karakteristik dari penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik adalah bertanggung jawab dalam hal yang berhubungan dengan tugas-tugas akademik, mampu mengatasi masalah terhadap tuntutan akademik, belajar dari pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan akademik, memiliki prinsip hidup terhadap tuntutan-tuntutan akademik, mampu mengendalikan diri terhadap tugas-tugas akademik, yakin terhadap tugas-tugas akademik yang dilakukan/dikerjakan, memiliki prioritas pada hal yang harus dilakukan terlebih dahulu sehingga suatu tujuan akademik dapat tercapai, dan memiliki kepuasan pribadi terhadap tuntutan-tuntutan akademik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyesuaian diri terhadap Tuntutan Akademik Menurut Sunarto (2008:229), faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik antara lain: (a) kondisikondisi fisik, termasuk di dalamnya keturunan, konstitusi fisik, susunan saraf, kelenjar dan sistem otot, kesehatan, penyakit dan sebagainya; (b) perkembangan dan kematangan, khususnya kematangan intelektual, sosial, moral dan emosional; (c) penentu psikologis, termasuk di dalamnya pengalaman, belajarnya, pengkondisian, penentuan diri (selfdeterminantion), frustasi dan konflik; (d) kondisi lingkungan, khususnya keluarga dan sekolah; (e) penentu kultural, termasuk agama. Salah satu fakultas di Perguruan Tinggi khususnya di Universitas Hang Tuah Surabaya adalah Fakultas Kedokteran. Mahasiswa yang INSAN Vol. 12 No. 03, Desember 2010
Dika Christyanti, Dewi Mustami'ah, Wiwik Sulistiani
mengambil program studi Kedokteran akan m e n e m p u h m e to d a p e m b e l a j a ra n K B K (Kurikulum Berbasis Kompetensi) seperti CBL ( Co n s e p B a s e d L e a r n i n g ) ya i t u p ro s e s pembelajaran sampai memiliki kemampuan untuk menjelaskan konsep-konsep yang harus dipelajari. Selain itu diterapkan pula metode pembelajaran PBL (Problem Based Learning) yaitu proses pembelajaran yang menuntut pendidikan yang penuh kompetensi dan praktek klinik yang ketat. Kondisi tersebut menuntut mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri terhadap metode pengajaran yang diterapkan tersebut. Hal ini dikarenakan pada masa SMU pola pembelajaran tentu berbeda. Selain program-program yang telah disebutkan di atas, mahasiswa juga mengikuti Kuliah Pakar, Tutorial, Praktikum laboratorium dasar, praktikum di Skill Lab, Data Searching and Collecting, Kerja Lapangan, Konsultasi Pakar, Evaluasi dan Penelitian Akhir. Kondisi tersebut tentu menuntut mahasiswa untuk bertanggung jawab menyelesaikan tugas secara mandiri dan mampu menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan tepat waktu. Selain itu mahasiswa Kedokteran juga dituntut untuk mampu membagi waktu antara belajar dengan keluarga atau teman, memiliki keyakinan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam setiap mata kuliah yang dibebankan serta memiliki prioritas pada tugastugas mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu atau materi-materi mana yang harus dipelajari terlebih dahulu untuk menempuh ujian. Mahasiswa juga dituntut memiliki keyakinan untuk menyelesaikan semua mata kuliah yang dibebankan sehingga dinyatakan lulus dalam yudisium. Mahasiswa dinyatakan lulus yudisium apabila lulus semua mata kuliah yang disajikan pada semester tersebut. Mahasiswa yang lulus yudisium dapat melanjutkan ke semester berikutnya. Sebaliknya apabila mahasiswa tidak lulus yudisium (salah satu mata kuliah mendapatkan nilai E), maka mahasiswa tidak lulus atau tidak dapat melanjutkan ke semester berikutnya. Oleh karena itu mahasiswa dituntut untuk bertanggung jawab dengan tugas-tugas yang dibebankan dan mampu mengatur diri sendiri dengan kebutuhan-kebutuhan di kampus. Selain itu mahasiswa Kedokteran juga harus mampu INSAN Vol. 12 No. 03, Desember 2010
belajar membiasakan diri dengan padatnya jadwal perkuliahan, mampu bekerja sama dengan temanteman sekelompok atau sekelas dan mampu memprioritaskan pekerjaan atau kegiatan yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Apabila mahasiswa dapat melakukan semua yang dibebankan dengan baik, maka mahasiswa tersebut mampu menyesuaikan diri terhadap tuntutan akademik, sehingga mahasiswa mampu berkonsentrasi dan dapat mengambil keputusan dengan baik. Selain itu mahasiswa juga tidak mudah gelisah dengan tuntutan tugas yang dibebankan dan optimis mendapatkan hasil yang maksimal dalam perkuliahan. Sebaliknya apabila mahasiswa belum bisa bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan, kurang mampu memiliki prioritas terhadap sesuatu, serta kurang mampu bersosialisasi dengan teman sekelompok maupun teman sekelas maka mahasiswa tersebut akan mudah lelah, istirahat tidak teratur, terdapat gangguan pada pencernaan, selera makan yang berubah-ubah. Gangguan tersebut tidak hanya pada gejala fisik seperti di atas namun juga muncul pada gejala emosional seperti mudah gelisah, terdapat perasaan sedih dan mudah untuk marah. Gejala intelektual serta gejala interpersonal juga mengambil bagian di dalamnya seperti sulit berkonsentrasi, lamban dalam mengambil sebuah keputusan, kehilangan kepercayaan terhadap orang lain bahkan suka menyalahkan orang lain. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa apabila semakin baik penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik mahasiswa Kedokteran maka semakin rendah kecenderungan stres. Sebaliknya semakin buruk penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik mahasiswa Kedokteran maka semakin tinggi kecenderungan stres.
METODE PENELITIAN Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah berjumlah 127 mahasiswa Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya angkatan tahun 2009, dimana mahasiswa Kedokteran angkatan tahun 2009 adalah mahasiswa yang baru pertama kali mengikuti yudisium serta dikategorikan
157
Hubungan antara Penyesuaian Diri terhadap Tuntutan Akademik dengan Kecenderungan Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya
mahasiswa yang masih baru menyesuaikan diri dari tingkat SMA ke tingkat Universitas.
Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan skala sebagai alat ukur pengumpulan data. Penggunaan skala diharapkan dapat merefleksikan keadaan subjek yang sebenarnya. Peneliti menggunakan skala Kecenderungan Stres dan Skala Penyesuaian diri terhadap Tuntutan Akademik.
Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan statistik. Teknik statistik yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah dengan teknik statistik korelasi product moment dari Pearson. Teknik ini digunakan karena dalam penelitian ini mencari korelasi antara variabel tergantung dengan variabel bebas. Proses analisisnya dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer dengan paket Seri Program Statistik (SPS) 2000 Edisi Sutrisno Hadi dan Pamardiningsih UGM Yogyakarta versi IBM/IN tahun 1999.
Hasil Penelitian Hasil analisis dari skala penyesuaian diriterhadap tuntutan akademik yang pada aw a l n y a t e r d i r i d a r i 4 2 a i t e m , s e t e l a h dianalisisdiperoleh 28aitem yang sahih dan 14 aitem yang gugur. Dari 28 aitem yang sahih koefisien korelasinya bergerak dari 0,233 hingga 0,515 dengan p bergerak dari 0,000 sampai dengan 0,011. Hasil uji keandalan skala tersebut menunjukkan bahwa koefesien keandalan (rtt) = 0,850 pada taraf signifikansi (p) = 0.000, hal ini berarti skala andal. Hasil uji-Z = 11,442. Hal ini berarti bahwa antara rerata Hipotesis dengan rerata Empiris pada variabel X terdapat perbedaan yang signifikan. Rerata Empiris (80,221) secara statistik lebih tinggi jika dibandingkan dengan Rerata Hipotesis (70,00). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intensitas variabel penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik pada kelompok ini berada pada kategori tinggi atau positif. Hasil analisis dari skala kecenderungan stres yang pada awalnya terdiri dari 50aitem, setelah
158
dianalisis diperoleh 36aitem yang sahih dan 14 aitem yang gugur. Dari 36 aitem yang sahih koefisien korelasinya bergerak dari 0,178 hingga 0,563 dengan p bergerak dari 0,000 sampai dengan 0,040. Hasil uji keandalan skala tersebut menunjukkan bahwa koefesien keandalan (rtt) = 0,874 pada taraf signifikansi (p) = 0.000, hal ini berarti skala andal. Hasil uji-Z = 0,221. Hal ini berarti bahwa antara rerata Hipotesis dengan rerata Empiris pada variabel X tidak ada perbedaan yang signifikan. Rerata Empiris (90,274) secara statistik sama dengan Rerata Hipotesis (90,00). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intensitas variabel kecenderungan stres pada kelompok ini berada pada kategori sedang.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data serta pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini, secara umum variabel X (Penyesuaian diri terhadap Tuntutan Akademik) dengan variabel Y (Kecenderungan stres) mempunyai hubungan negatif yang signifikan. Apabila mahasiswa Fakultas Kedokteran memiliki penyesuaian diri terhadap Tuntutan Akademik yang baik, maka kecenderungan stresnya rendah. Sebaliknya, apabila mahasiswa Fakultas Kedokteran memiliki penyesuaian diri terhadap Tuntutan Akademik yang buruk maka kecenderungan stresnya tinggi.
Saran 1.
Bagi mahasiswa Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik yang tinggi atau baik, hendaknya mahasiswa Fakultas Kedokteran tetap mempertahankan kemampuan penyesuaian dirinya, seperti bertanggung jawab menyelesaikan tugas secara mandiri dan mampu menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan tepat waktu, mampu belajar membiasakan diri dengan padatnya jadwal perkuliahan, mampu bekerja sama dengan temanteman sekelompok atau sekelas dan mampu memprioritaskan pekerjaan atau kegiatan yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Selain itu
INSAN Vol. 12 No. 03, Desember 2010
Dika Christyanti, Dewi Mustami'ah, Wiwik Sulistiani
dalam penelitian ini ditemukan hasil penelitian kecenderungan stres pada mahasiswa kedokteran adalah sedang diharapkan mahasiawa dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang disenangi untuk mengurangi kecenderungan stres. Kegiatan-kegiatan tersebut misalnya mendengarkan musik-musik atau lagu-lagu yang disukai. Menonton tv atau film yang menarik, menyediakan waktu untuk relaksasi dengan menghirup aroma terapi atau mengkonsumsi vitamin-vitamin atau makanan-makanan yang bergizi tinggi. Mahasiswa juga dapat menyempatkan waktu untuk berolahraga dan mengikuti kegiatan-kegiatan rohani. 2. Bagi dosen Dari penelitian ini ditemukan hasil penelitian kecenderungan stres pada mahasiswa Kedokteran adalah sedang, diharapkan adanya peran aktif dosen tidak hanya pada tingkat tatanan akademis saja, tetapi juga di sisi lain adanya
pendekatan secara psikologis. Dosen bersedia menjadi tempat sharing atau diskusi bagi mahasiswa untuk mengemukakan pendapat mengenai kesulitan-kesulitan yang dialami selama menempuh perkuliahan untuk meminimalkan kecenderungan stres diikuti peningkatan indeks prestasi. 3. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya Bagi pihak fakultas, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan yang berarti bagi perkembangan mahasiswa Fakultas Kedokteran. Fakultas diharapkan membekali mahasiswa dengan bimbingan yang dapat membantu mahasiswa dalam menyesuaikan diri terhadap beban studi. Fakultas juga dapat memfasilitasi mahasiswa dengan menyediakan layanan konsultasi pada mahasiswa, guna mengemukakan pendapat mengenai kesulitan yang dialami selama menempuh perkuliahan.
PUSTAKA ACUAN Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri dan penyesuaian diri. Bandung: Refika Aditama. Hang Tuah University Press. (2008). Buku panduan program pendidikan sarjana kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah. Buku tidak diterbitkan. Universitas Hang Tuah Surabaya. Kusuma, Pergiwati, P., Gusniarti, U. (2008). Gifted review: Hubungan antara penyesuaian diri sosial dengan stres pada siswa akselerasi.Universitas Indonesia: Jurnal Keberbakatan & Kreativitas 2008, Vol. 02, No. 01, 3143. Lumonga, N. (2009). Depresi tinjauan psikologis. Jakarta: Kencana. Nuriana. (2009). Hubungan insidensi stres dengan prestasi belajar mahasiswa program studi pendidikan dokter angkatan 2007 FK UNLAM, (http://www.4shared.com/document/A0fGPvdw/Hubungan_stress_dan_prestasi_b.html diunduh pada 12 November 2010 jam 14.42). Sunarto., Hartono, A. (2008). Perkembangan peserta didik. Jakarta: Rineka Cipta. Sundari, S. (2005). Kesehatan mental dalam kehidupan. Jakarta: Rineka cipta. Wijaya, N. (2007). Hubungan antara keyakinan diri akedemik dengan penyesuaian diri siswa tahun pertama sekolah asrama SMA Pangudi Luhur van Lith Muntilan. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Diponogero Semarang. Wijono, S. (2006). Pengaruh kepribadian type A dan peran terhadap stres kerja manajer madya.INSAN Media Psikologi 2006, Vol. 8, No. 03, 188-197. Yosep, I. (2009). Keperawatan jiwa. Bandung: Refika Aditama.
INSAN Vol. 12 No. 03, Desember 2010
159