Kingdom News 23 December 2013
Diberi Untuk Memberi Article source from http://renungan-harian-online.blogspot.sg Ayat bacaan: 1 Petrus 3:9 “...hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat...” Betapa lucunya berbincang-bincang dengan anak teman saya yang masih berusia di bawah 10 tahun. Ia tengah sibuk mendesak ibunya untuk memberinya les gitar di sebuah sekolah musik. Saya pun bertanya kepadanya, mengapa ia tertarik untuk belajar musik, dan mengapa harus gitar. Dengan polos ia menjawab bahwa ia ingin terkenal di dunia suatu hari nanti sehingga ia bisa membantu orang miskin. Dan menurutnya, itu bisa ia capai jika ia menjadi seorang pemusik yang baik. Mengapa gitar? “Karena gitar tidak terlalu mahal, kasihan mama kalau harus beli alat musik yang mahal-mahal, om..” katanya. Saya pun tertawa mendengarnya. “Lagian kenapa tidak? Gitar itu hebat.. saya pengen jadi pemain blues, yang nadanya tinggi-tinggi itu om..” katanya lagi. Saya tertawa bukan hanya karena merasa lucu melihat kepolosan cara bepikirnya, tetapi juga karena kagum, bahwa anak sekecil dia ternyata sudah tahu bahwa ia harus mulai melakukan sesuatu sejak di usia dini agar bisa sukses kelak di kemudian hari.
Kenyataannya banyak dari kita yang jauh lebih dewasa tidak kunjung juga menyadari hal itu. Kita malah tidak tahu untuk apa kita diberkati. Banyak dari kita cenderung terus menumpuk, menyimpan harta untuk diri sendiri. Semakin diberkati malah semakin pelit. Semakin banyak yang dimiliki, semakin banyak yang dirasa belum punya. Berkat yang diperoleh hanya dipakai untuk memperkaya diri sendiri, membeli benda-benda yang seharusnya tidak terlalu diperlukan. Bukannya semakin terpanggil untuk memberkati orang lain, tetapi justru semakin pelit dalam memberi. Saya memperoleh banyak karena kerja keras saya, jadi tidak ada orang lain yang harus mendapat apa-apa dari itu. Pola pemikiran seperti itu menjadi milik banyak orang. Ya, kita memang bekerja keras untuk memperoleh hasil. Dan memang kita harus bekerja keras, tidak boleh bermalas-malasan. Tetapi bukankah rejeki atau berkat itu datangnya dari Tuhan? Jika datangnya dari Tuhan, tahukah kita mengapa Tuhan memberikan berkat itu turun atas kita? Apakah cukup karena kita kerja keras maka semua itu mutlak menjadi hak milik kita dan kita tidak perlu tahu apa yang menjadi keinginan Tuhan kemana berkat itu harus kita continue to page 3...
be BLESSED! Ephesians 1:3 “Praise be to the God and Father of our Lord Jesus Christ, who has blessed us in the heavenly realms with every spiritual blessing in Christ.” (NIV) Efesus 1:3 “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.” kingdomnews 02
weeklydevotional
continue from page 2...
pergunakan? Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa ada hubungan sebab akibat dalam hal diberi dan memberi. Anak teman saya yang umurnya belum 10 tahun saja tahu itu. Kita diberi untuk memberi. Kita diberkati untuk memberkati. Kita bekerja keras untuk mencukupi nafkah hidup kita dan keluarga, itu benar. But that’s not all. Ada pesan Tuhan yang penting pula agar kita memberi, menolong orang-orang lain yang tengah kesusahan. Dan sesungguhnya, untuk itulah kita diberi. Perhatikan kata Petrus berikut ini: “...hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat...” (1 Petrus 3:9). Apabila kita memperoleh berkat tetapi tidak mau memberkati, maka itu artinya kita menolak untuk melakukan kehendak Tuhan. Jika Petrus mengatakan demikian, lihat bagaimana cara Paulus untuk mengatakan hal yang sama. Sebuah perikop penting dari surat rasul Paulus menjabarkan lebih lanjut mengenai ini. “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” (2 Korintus 9:6-7). Paulus tidak berhenti sampai disitu. Ia lebih jauh menjelaskan bahwa Tuhan sanggup melimpahkan segala kasih karuniaNya bahkan hingga berkelebihan, dan ini semua bukan untuk memperkaya diri, menyombongkan diri dan dinikmati sendiri dengan serakah, melainkan untuk beramal, memberkati orang lain. “Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” (ay 8). Dalam versi BIS dikatakan “Allah berkuasa
memberi kepada kalian berkat yang melimpah ruah, supaya kalian selalu mempunyai apa yang kalian butuhkan; bahkan kalian akan berkelebihan untuk berbuat baik dan beramal.” Tuhan berkuasa memutuskan untuk melimpahi kita dengan berkat, tetapi lihatlah untuk apa itu diberikan. Selain agar kita mampu memiliki apa yang kita butuhkan dalam hidup, tetapi terlebih pula itu ditujukan agar kita punya sesuatu untuk BERBUAT BAIK dan BERAMAL. Paulus ternyata menegaskan juga tentang hakekatnya mengapa kita diberkati, dan itu sama seperti apa yang dikatakan Petrus dalam kesempatan lain seperti yang bisa kita baca di atas. Ingatlah akan hal ini: bahwa berkat-berkat yang kita peroleh adalah titipan Tuhan, yang harus kita pakai untuk memberkati sesama kita, untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Apakah itu berkat kekayaan, berkat kesehatan, talentatalenta yang kita miliki, semua itu hendaklah kita pergunakan untuk menjadi berkat buat orang lain. Apapun yang kita lakukan buat membantu orang lain bernilai sangat tinggi bagi Tuhan. Demikian firman Tuhan: “Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.” (Matius 25:45). Kita harus mengerti bahwa kekayaan yang ada pada kita hanya titipan Tuhan. Karena itu kita harus mempergunakannya untuk sesama kita, siapapun mereka, apapun latar belakangnya, dimana Tuhan dimuliakan disana. “Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” (Kisah Para Rasul 20:35). Perhatikan, semakin dalam kita masuk ke dalam hadiratNya, semakin dekat kita pada Tuhan, maka prinsip 03 kingdomnews
weeklydevotional
continue from page 3...
kebahagiaan pun berubah. Jika dulu kita berbahagia ketika kita diberi, maka kini kita akan jauh lebih berbahagia ketika bisa memberi kontribusi kepada orang lain. Kita akan merasa sangat bahagia ketika bisa membahagiakan orang lain. Itu jauh lebih membahagiakan dibandingkan ketika kita memperoleh sesuatu. Kita memperoleh berkat adalah agar kita bisa memberkati orang lain lewat segala yang kita miliki. Singkatnya, kita diberkati untuk memberkati. Rugikah jika kita banyak memberi? Jika kita memberi dengan hati yang tulus sematamata karena mengasihi Tuhan dan sesama, kita tidak akan menjadi berkekuangan, malah akan semakin banyak lagi menerima berkat. Itu sejalan dengan Amsal berikut ini: “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.” (Amsal 11:24). Pelit,
kingdomnews 04
serakah, tamak, egois dan sejenisnya tidak akan pernah membawa hasil apa-apa selain kerugian buat diri kita sendiri. Kita harus tahu untuk apa Tuhan memberkati kita, dan kita harus memiliki kerinduan untuk melakukannya. Anak kecil tahu bahwa ia harus mulai melakukan sesuatu, bekerja keras belajar main gitar agar kelak ia mampu membantu sesamanya. Ia tahu bahwa berkat hanya bisa ia miliki dengan belajar serius sungguh-sungguh, dan ia tahu kemana ia bisa mempergunakannya. Tidak ada salahnya kita belajar dari cara berpikirnya, meski kita mungkin berusia jauh di atasnya. So, let’s work hard, and when God gives you His blessings, use it to help others. Mulailah memberi, maka Tuhan akan terus mencurahkan berkatNya memenuhi lumbung agar anda bisa memberkati lebih dan lebih lagi. Kita diberi untuk memberi, kita diberkati untuk memberkati
weeklydevotional
BAGIKANLAH Article source from the book of The Right Choice by Kendra Smiley Ada Apa di Balik Sangkar? Di depan sekelompok anak, seorang pendeta membawa sebuah sangkar burung besar yang ditutup sehelai kain dan bertanya, “Di balik kain ini ada sebuah sangkar burung yang sangat bagus,” katanya. “Apakah kalian tahu binatang apa yang tinggal dalam sebuah sangkar?” “Burung” jawab mereka serempak. “Benar!” jawab Pak Pendeta, “dan ada seekor burung kelabu besar dalam sangkar ini.” Lalu ia menyibakkan kain itu untuk memperlihatkan seekor kucing kelabu besar yang dengan nyamannya meringkuk di dasar sangkar itu.“Itu bukan burung,” anak-anak itu cekikikan. “Itu kucing.” “Pasti burung,” sanggah pendeta itu. “Ia ada dalam sebuah sangkar burung, kan?” “Itu kucing,” kata anakanak itu. “Maksud kalian, berada dalam sebuah sangkar burung tidak akan menjadikan kamu seekor burung?” “Benar!” jawab mereka riang, senang karena berhasil memenangkan perdebatan itu. “Bapak kira kalian benar,” ia mengakui. “Dan, duduk di gereja tidak membuatmu menjadi orang kristiani. Kalian harus mengenal Yesus sebagai Juru Selamat kalian.” Korek Api Dapur Tahun-tahun berlalu. Salah seorang anak muda yang mendengar khotbah sang pendeta itu diminta untuk menyampaikan pelajaran di perkumpulan Persekutuan Para Atlet Kristiani di SMAnya. Pelajaran yang ia sampaikan sama dengan pelajaran yang pernah diterimanya ketika ia masih kecil. Pemuda itu mengacungkan sebatang lilin yang hendak ia nyalakan, jadi ia mengeluarkan sebuah kotak yang diberi nama “Korek Api
Dapur”. Ketika ia membuka kotak itu, ternyata kotak itu penuh paku payung. Sekeras apa pun ia berusaha, tak mungkin ia dapat menyalakan lilin dengan paku payung. “Meskipun berada dalam sebuah kotak korek api, paku payung ini tidak serta-merta menjadi korek api,” ia menyimpulkan. “Tinggal dalam sebuah garasi tidak berarti Anda adalah sebuah mobil. Dan, hadir di gereja tidak membuat Anda menjadi orang kristiani. Anda harus mengenal Yesus sebagai Juru Selamat Anda.” Malam itu sang pemuda memanfaatkan kesempatan untuk bersaksi tentang imannya, dan keputusannya itu menimbulkan konsekuensi yang abadi. Bagikanlah Beberapa minggu kemudian, seorang gadis yang menghadiri pertemuan itu mengalami kecelakaan mobil yang fatal. Ibu gadis itu mengatakan bahwa putrinya telah berubah sejak menghadiri pertemuan itu. Ia pulang ke rumah, menceritakan pelajaran yang diperolehnya, lalu mendiskusikannya panjang lebar dengan kedua orangtuanya, yang adalah orang kristiani. “Saya yakin Andrea telah menerima Kristus berkat pelajaran yang disampaikan pemuda itu,” kata ibunya. “Sekarang saya tidak sabar untuk dapat bertemu kembali dengannya di sorga.” Kita bisa memilih untuk memberi kesaksian tentang iman kita. Kita juga bisa memilih untuk membagikan kasih, sukacita, hikmat dan kenang-kenangan kita. Allah mengaruniakan begitu banyak hal yang bisa kita bagikan. Dan, Dia ingin agar kita membagikan berkatberkatnya itu dengan murah hati kepada sesama kita. 05 kingdomnews
weeklydevotional
hal untuk direnungan
CARA PANDANG TERHADAP BEBAN HIDUP Bukan berat Beban yang membuat kita Stress, tetapi lamanya kita memikul beban tersebut. Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: “Seberapa berat menurut anda kira segelas air ini?” Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr. “Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya.” kata Covey. “Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat.” “Jika kita membawa beban kita terus
menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya.” lanjut Covey. “Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi”. Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada dipundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi. Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya...!! Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita. Start the day with smile and have a good day...
“Faith can only operate where the will of God is known. God’s will is to save, bless, heal, deliver in spite of the situation.” ~ Kong Hee
ROCK Ministry
Singapore wishing you...
kingdomnews 06
infogereja
ABOUT US... INDONESIAN SUNDAY SERVICE
Ibadah Raya, 10.00 AM • Grand Park Hotel, Ballroom Level 4
YOUTH SERVICE
Every Saturday, 05.00 PM • Natika +65 9739 3597 or Ling Ling +65 9886 8490
CHILDREN’S CHURCH
Every Sunday, 10.30 AM • Grand Park Hotel • Alink +65 90664130
KOMUNITAS MESIANIK (KM) KM Abraham Every 1st and 3rd Friday, 07.30 PM Ibu Helen+65 9628 3796 (East Coast) Every Friday, 07.30 PM KM John the Baptist Lenny +65 9457 7470 (Toa Payoh) KM Daniel Ervita +65 8173 9355 (Braddell)
KM David Sumarto +65 9144 6605 (Tiong Bahru) KM Samuel Chandra +65 9876 1781 (Braddell) KM Joseph Alink +65 9066 4130 (Orchard) KM Woodlands Ferdi +65 8510 7534 (Woodlands)
WOMEN GATHERING
Every 2nd and 4th Thursday, 10.30 AM 18 Newton Rd #23-03 (kediaman Ibu Linda) • Ferdi +65 8510 7534
PRAYER MEETING
Every Saturday, 12.00 PM • Ida +65 9234 9771
Web: www.rocksg.org • Email:
[email protected] • Tel: (+65) 6251 5378 ROCK MINISTRY SINGAPORE COVERED BY: Enjoy Church
How to get us... Grand Park hotel
270 Orchard Road, Singapore 238857 nearest MRT: Orchard MRT (exit A - Tangs/Lucky Plaza) Somerset MRT (exit B - 313) Scan here to see our facebook page
07 kingdomnews