Gedung RRI, Jakarta, Senin, 25 Juni 2007
Dialog Interaktif Melalui RRI dengan Tema `Menyapa Keluarga Indonesia` TRANSKRIPSI DIALOG IBU NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA DIALOG INTERAKTIF DENGAN RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN TEMA MENYAPA KELUARGA INDONESIA GEDUNG RRI LT. 2, JAKARTA 25 JUNI 2007
Parni Hadi Di sini Radio Republik Indonesia dimana pun Anda berada, selamat pagi, bersama saya, Parni Hadi dalam edisi khusus “Indonesia Menyapa”. Kali ini luar biasa edisi khusus “Indonesia Menyapa” dengan topik “Ibu Negara Menyapa Keluarga Indonesia”. Tepuk tangan untuk Ibu Negara yang telah hadir. Namanya Ibu Ani Bambang Yudhoyono. Kalau Bapak boleh disebut SBY, saya tidak tahu apakah ini disebut Ibu ABY, persoalannya mesti minta ijin suaminya dulu. Selamat pagi Ibu.
Ibu Negara Republik Indonesia Selamat Pagi Bapak Parni Hadi dan para Pendengar RRI serta para pemirsa Televisi Republik Indonesia di seluruh Tanah Air. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Parni Hadi Wa’alaikumsalam. Melebihi suara penyiar manapun, luar biasa. Jadi Pendengar dan Pemirsa, luar biasa, Ibu Negara berkenan hadir untuk “Menyapa Keluarga Indonesia”. Dan topiknya adalah “Mengurangi Angka Kematian Ibu”, singkatannya AKI, Angka Kematian Ibu. Untuk itu Ibu ABY, Ibu Ani, Ibu Negara didampingi oleh seorang Ibu pula
yakni Ibu Sri Hartati Pandi, MBH, beliau adalah Ketua Asosiasi Pita Putih Indonesia. Saya panggil Bu Pandi. Bu Pandi silakan.
Ibu Sri Hartati Pandi Saya benarkan sebentar Pak Pardi. Ini adalah Aliansi Pita Putih.
Parni Hadi Aliansi. Saya bilang apa tadi? Asosiasi? Ya boleh, wartawan bisa salah, nekat pokoknya.
Ibu Pandi mengapa namanya Pita Putih, bukan pita kuning, pita hijau atau pita biru?
Ibu Sri Hartati Pandi Ya, baik. Pita Putih ini sebetulnya adalah suatu gerakan dunia, yaitu White Ribbon Alliance. Putihnya itu untuk mengenang ibu-ibu yang hamil, melahirkan dan nifas yang meninggal dunia, yang sebetulnya tidak boleh ada satupun ibu yang meninggal dunia. Karena ibu-ibu itu melahirkan pahlawan, melahirkan apa saja, siapa saja. Jadi selalu kita harus menyelamatkan ibu-ibu ini dan juga bayi yang dilahirkan.
Parni Hadi Pertanyaannya, apa anggota API ini cuma perempuan semua? Bapak-bapak boleh masuk enggak?
Ibu Sri Hartati Pandi Oh tidak Pak. Bapak-bapak terutama harus sangat bertanggung jawab atas hidupnya ibuibu ini.
Parni Hadi Karena ibu, tanpa ibu tidak akan ada kita semua ini, semua lewat ibu. Tetapi tanpa bapak, kita tidak jadi lewat ibu.
Ibu Sri Hartati Pandi
Betul juga.
Parni Hadi Dan juga Pendengar, Pemirsa, saya didampingi juga oleh Kepala BKKBN, kawan saya, Mas Dokter Sugiri Syarief. Selamat Pagi.
Sugiri Syarief Selamat pagi. Assalamu’alaikum para Pendengar RRI dan Pemirsa Televisi Republik Indonesia.
Parni Hadi Karena kita menyapa Pendengar RRI dan ini acara dalam rangka “Menyapa Keluarga”, bagaimana kalau Ibu Ani, Mas Sugiri dan Ibu Pandi, kita menyapa dengan motto baru, “Apa Kabar keluarga Indonesia”. Satu, dua, tiga.
(bersama-sama) “Apa Kabar Keluarga Indonesia”
Parni Hadi Alhamdulillah. Kapan lagi memerintah Ibu Negara kalau tidak sekarang, luar biasa. Ibu Ani, saya dapat info luar biasa bahwa angka kematian ibu di Indonesia sangat tinggi, karena melahirkan, karena kehamilan, dan karena nifas. Angkanya cukup fantastis, yakni dua orang per jam. Artinya, dalam setahun, 20.000 ibu Indonesia meninggal karena kehamilan, karena melahirkan, dan karena nifas. Bisakah Ibu memberi pendapat mengapa hal ini terjadi?
Ibu Negara Republik Indonesia Baik, Mas Parni. Sebetulnya kematian ini disebabkan karena pertama pendidikan, ketidaktahuan dari seorang calon ibu, bahwa sesungguhnya ketika dia mau atau mempunyai rencana untuk hamil, itu harus mempersiapkan diri dulu kesehatannya, baik itu secara fisik maupun juga secara mental. Kesehatan dalam hal ini adalah juga alat
reproduksinya. Ketidaktahuan inilah yang menyebabkan mereka tidak tahu, bahwa bayi di dalam kandungan itu harus dijaga sebaik-baiknya. Si ibu harus memakan makanan yang cukup bergizi, sehingga si anak juga akan mendapat makan-makanan yang bergizi pula. Karena anak mendapat makanan itu dari ibunya sendiri. Ketidaktahuan inilah sebetulnya yang menyebabkan bisa terjadi kematian.
Kemudian ada juga akibat ataupun penyebab-penyebab secara langsung, yaitu pada saat kehamilan, kadang-kadang kita saking tidak tahunya, tidak pernah kontrol ke Posyandu maupun ke Rumah Sakit terdekat ataupun ke Puskesmas-Puskesmas yang terdekat, sehingga kadang-kadang dalam keadaan hamil dia tidak tahu, sehingga terjadilah keguguran. Inilah penyebab daripada kematian yang masih sangat muda itu.
Parni Hadi Ketidaktahuan. Jadi Pendengar dan Pemirsa, Anda bisa berbagi rasa dan berbagi pendapat dengan Ibu Negara dengan dokter Sugiri dan Ibu Pandi melalui nomor telepon ini. Silakan menelpon, tapi nanti pada sajian yang terakhir dari acara ini. Silakan anda menelpon melalui 021-3844545 dan SMS mulai sekarang 0812-399-399888. Ajukan pendapat Anda, sampaikan isi hati anda, bagaimana menyelamatkan ibu dan bahaya kematian yang nampak dan masih besar.
Ibu Pandi, apa peran yang Ibu mainkan? Ibu Pandi dulu, sebentar. Ibu Pandi peran apa yang API mainkan untuk mengurangi, Ibu Negara mengatakan masih tinggi, kalau API itu apa?
Ibu Sri Hartati Pandi Ya. Aliansi Pita Putih Indonesia, khususnya tetapi dunia adalah Global White Ribbon Alliance berusaha, agar semua kita bergandengan tangan mencegah kematian ibu dan bayi ini. Cara-caranya kita turut mengadvokasi, memberikan penjelasan kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat misalnya, kepada Pemerintah. Ini masih banyak sekali yang meninggal dunia, tolong ada anggaran untuk mereka, tolong ada kegiatan-kegiatan untuk mereka. Biarkan mereka tahu. Tadi Ibu Ani sudah betul sekali, bahwa pengetahuan itu
sangat penting. Marilah Ibu-ibu ini jangan bodoh gitu, harus pinter ibu-ibu ini. Jadi semua itu harus kita dikerjakan bersama-sama. Oleh karena itu, Aliansi Pita Putih ini, yakni seperti ini Pak. Ibu Presiden bajunya ungu, ungu kalau untuk Indonesia kita bersedihlah, kalau ibu itu meninggal dunia.
Parni Hadi Jadi ibu sudah menghimbau kepada institusi, kepada Presiden juga menghimbau?
Ibu Sri Hartati Pandi Kepada Ibu nantinya
Parni Hadi Mengapa kok menghimbau Presiden harus lewat Ibu?
Ibu Negara Republik Indonesia Ya, baik. Saya kira begini, kalau Ibu katakanlah karena yang mengandung adalah seorang ibu, sehingga kadang-kadang yang lebih mengetahui sebetulnya adalah seorang ibu. Walaupun saya katakan Mas Parni, tidak boleh ini merupakan monopoli dari seorang ibu. Bapak pun harus kita ajak, bahwa janin yang ada dalam perutku ini adalah janin, artinya anakmu juga. Sesungguhnya apa yang ingin engkau perbuat terhadap anak ini, lahir secara sehat atau lahir secara kurang gizi. Oleh karena itu, sebetulnya bapak harus kita diajak dalam hal ini untuk ikut bersama-sama memelihara kandungan ataupun bayi yang ada di dalam kandungan. Mungkin Ibu menyampaikannya lewat ibu juga karena barangkali secara kejiwaan lebih mudah, karena juga merasakan hal yang sama begitu. Tetapi apa yang saya sampaikan, apa disampaikan Ibu sudah saya sampaikan langsung juga.
Parni Hadi Tanggapan beliau?
Ibu Negara Republik Indonesia
Tentu sangat setuju.
Parni Hadi Berarti yang usul Ibu. Pak Giri, kita ganti Pak Giri. Ini kita semua baru mulai menyelamatkan ibu-ibu dari kematian, kita bicara angka kematian ibu, bukan berarti kita lupa angka kematian bapak bukan? Nanti bapak mati repot juga bukan, ibu dulu, bapak mati repot juga. Pak Giri, apa peranan BKKBN untuk menyelamatkan ibu-ibu dari kematian karena ketidaktahuan, karena kurang gizi, karena kurang pendidikan dan karena penyebab lain?
Sugiri Syarief Program KB adalah program berusaha agar ibu-ibu tidak terlalu sering mengandung. Dengan tidak selalu sering mengandung, maka resiko kematian ibu ketika hamil, ketika melahirkan dan ketika masa nifas pun berkurang. Karena program KB juga program untuk mengatur kelahiran, sehingga bisa jarak antara kedua anak itu diatur sedemikian rupa manakala ibu sudah siap untuk punya anak, maka mempunyai anaklah dia. Dengan demikian, maka kemungkinan kesehatan ibu itu akan terjaga dengan baik, manakala dia sedang mengandung, melahirkan ataupun nifas. Jaraknya diatur, supaya ketika dia sudah siap kembali untuk melahirkan, itu dipersilakan untuk hamil, melahirkan dan mengandung. Dengan demikian, ibu-ibu ketika memasuki masa-masa kritis, mengandung, melahirkan dan nifas betul-betul kesehatannya terjaga prima, baik kesehatan fisik maupun kesehatan rohaninya. Di sisi lain, bapaknya juga siap sedia selalu untuk mendampinginya kan begitu.
Parni Hadi Bapaknya diharapkan sabar membimbing. Pendengar saya hanya mengoreksi nomor SMS, ternyata nomor yang benar adalah 0813 99399888. Saya ulangi 0813 99399888. Kembali ke Ibu Ani. Ibu Ani, keluarga sehat menurut Ibu, apa sih sebenarnya, gambaran keluarga sehat seperti apa?
Ibu Negara Republik Indonesia
Kalau menurut saya, keluarga sehat ya, boleh ditambahkan sebagai keluarga sehat nanti akan menuju kepada keluarga yang sejahtera. Sebetulnya keluarga sehat menurut saya adalah yang terpenuhi secara pangannya, dia terpenuhi. Pangan dalam hal ini tentu saja pangan yang berimbang, artinya yang memenuhi empat sehat dan lima sempurna.
Kemudian yang kedua, terpenuhi pula sandangnya. Sandangnya itu adalah pakaian, pakaian tidak perlu mahal, yang penting adalah bersih, kemudian juga cukup menutup seluruh tubuh karena memang dianggapnya sebagai pelindung dari tubuh itu sendiri.
Kemudian kecukupan terpenuhi papannya. Papan adalah rumah, rumah tidak perlu rumah mewah, tetapi adalah rumah sehat, rumah yang bersih. Rumah sehat ventilasinya cukup, udara bisa masuk, matahari juga bisa masuk ke dalam rumah, sehingga itu dikategorikan sebagai rumah yang sehat.
Kemudian yang berikutnya lagi adalah lingkungannya. Lingkungannya juga harus sehat, Pak. Lingkungan ini juga bebas polusi, tidak ada sampah berserakan dimana-mana dan satu, bebas narkoba. Itu harus kita ingat.
Kemudian juga adalah kalau misalnya rasa aman. Kalau kita tinggal di dalam rumah harus ada, atau kita semua berusaha menciptakan rasa aman di dalam rumah, tidak ada kekerasan, ada kasih sayang, pengertian, tanggung jawab bersama orang tua dan anakanak. Saya kira inilah yang disebut sebuah keluarga yang sehat, yang akhirnya nanti menuju kepada keluarga sejahtera.
Parni Hadi Itu biayanya mahal Bu Ani ya?
Ibu Negara Republik Indonesia Saya kira memang betul ya. Tetapi sebetulnya kita bisa mencari inovasi-inovasi baru. Kalau misalnya tadi, tidak ada kecukupan mengenai pangan, begitu ya, ya kita mungkin barangkali halaman kita yang kecil, kita bisa tanam dengan tanaman-tanaman yang
memang dibutuhkan oleh tubuh kita, misalnya sayuran, sayuran bisa kita ambil dari situ. Jadi sebetulnya bisa kita upayakan Pak, bisa kita upayakan bersama-sama.
Parni Hadi Dan bisa kita kampanyekan melalui RRI dan TVRI.
Saya dengan Ibu Ani kalau di Pramuka panggilnya Kak Ani. Jadi Kak Ani. Kak Ani, generasi muda nampaknya kehamilan kan terjadi umumnya pada generasi muda. Apakah Kak Ani melihat, Badan BKKBN juga melihat pentingnya sebenarnya kampanye ini untuk generasi muda, terutama calon-calon ibu rumah tangga, calon pengantin dan mungkin calon bapak-bapak kita?
Ibu Negara Republik Indonesia Wah, itu saya sangat setuju sekali. Betul kata Bapak Sugiri tadi, mengatakan bahwa kita harus mengatur kelahiran. Oleh karena itu, sebetulnya yang menyebabkan kematian pada ibu yang hamil, melahirkan dan nifas itu perlu kita kampanyekan kepada generasi muda. Ada hal-hal misalnya tadi dikatakan, bahwa terlalu muda untuk melahirkan, itu juga menyebabkan kematian. Oleh karena itu, inilah kampanye itu. Kemudian terlalu sering hamil, harus diatur.
Parni Hadi Mungkin karena bapaknya kali yah?
Ibu Negara Republik Indonesia Diatur Bapak ya, harus diatur. Terlalu sering atau terlalu banyak melahirkan, anaknya sampai belasan, sampai mungkin sudah banyak sekali begitu ya. Kemudian juga terlalu tua. Jadi saya pikir itu semuanya harus kita kampanyekan kepada mereka-mereka, calon ibu muda, agar supaya bisa misalnya sudah tidak mungkin lagi menunda pernikahan, sehingga pernikahan itu harus dilakukan oke tidak apa-apa, tetapi mungkin menunda kehamilan. Jadi ini yang kita harus terus-menerus berikan pengertian kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Parni Hadi Dan menunda kehamilan adalah salah satu tugas BKKBN.
Sugiri Syarief Ya betul Pak Parni.
Parni Hadi Angka kematian ibu di Indonesia ini akibat bisa tadi kehamilan, melahirkan dan nifas itu, 307 orang per 100 ribu kelahiran. Itu angka itu tinggi, rendah, kita malu nggak, malu nggak atau apa?
Sugiri Syarief Itu tinggi sekali. Karena kalau dibandingkan dengan negara tetangga saja, kita sudah kalah jauh. Singapura sudah di bawah 25. Coba bayangkan 307 dengan 25 itukan jauh sekali. Singapura padahal tetangga kita. Dengan Malaysia angkanya sekitar 70-an. Ini juga angka tinggi sekali. Malaysia kan kalau dibilang bahwa ya misalnya mayoritas Indonesia muslim, Malaysia kan muslim juga, bisa lebih rendah. Jadi, bandingkan dengan Cina yang juga kalau kita tahu Indonesia kebanyakan penduduk, Cina kan banyak penduduknya juga. Di sana di bawah dari 120.
Ibu Negara Republik Indonesia Kalau nggak salah kita nomor 4, tapi paling dari bawah.
Sugiri Syarief Betul Ibu, nomor 4 dari bawah.
Parni Hadi Yang penting adalah bagaimana tadi gizi yang baik.
Gizi yang baik, kemudian ibaratnya memberikan pendidikan kepada mereka, agar supaya begitu hamil, menyiapkan diri dulu, agar supaya kita siap secara fisik dan mental. Kemudian kalau sudah tahu hamil, segera datang ke Posyandu, ke Puskesmas, ke Rumah Sakit untuk memeriksakan kandungannya setiap bulan, sehingga bisa mengetahui perkembangan janin yang ada di dalam. Kemudian apa sih yang musti kita perlukan, agar supaya anak kita mendapatkan gizi yang terbaik.
Parni Hadi Jadi Ibu mengatakan persiapan fisik dan mental. Finansial Bu, macet duit nggak ada Bu, gimana Ibu Pandi?
Ibu Sri Hartati Pandi Memang Aliansi Pita Putih mulai dengan juga melaksanakan yang kita sebut Remaja Aliansi Pita Putih Indonesia. Jadi mereka yang remaja-remaja kita beri penjelasanpenjelasan betapa pentingnya untuk tidak mulai, sejak muda, terlalu muda untuk hamil dan mempunyai anak.
Parni Hadi Idealnya usia berapa Bu?
Ibu Sri Hartati Pandi Idealnya 20 tahun untuk perempuan idealnya sudah siap. Tapi kita lihat ada yang 16 tahun sudah hamil dan tidak mengetahui apa-apa, tahunya hamil aja. Itu semua harus kita siapkan dan masyarakat pemuda itukan sangat beda dan mereka hanya mendengar kepada pemuda yang lain. Oleh karena itu, kita mempunyai gerakan juga Remaja Aliansi Pita Putih Indonesia.
Parni Hadi Dan itu bisa melalui Gerakan Pramuka, karena Ibu ini adalah anggota Kwartirnas dan saya adalah Wakil Kwarnas. Sama-sama kita beraliansi.
Pak Sugiri, tadi Anda menyebutkan atau Bu Pandi mengatakan 16 tahun perempuan sudah menikah, hamil, melahirkan. Apa yang bisa kita lakukan untuk supaya orang itu tidak cepat-cepat menikah atau hamil?
Sugiri Syarief Yang pertama, dia diberi pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi. Jadi bagaimana sih kesehatan reproduksi dipahami oleh remaja-remaja itu, sehingga mereka tahu kapan sebetulnya keadaan terbaik untuk menikah dan kemudian hamil dan melahirkan. Dengan pemahaman itu, maka dia kalau seandainya menunda usia perkawinannya, itu tidak akan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, misalnya sampai ke terjerumus ke pergaulan bebas dan lain sebagainya, karena dia tahu resiko dan segala kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Pengetahuan ini saya kira harus dipahami oleh semua remaja-remaja di Indonesia, supaya mereka akan mampu untuk mempertahankan atau mempunyai sebuah kesadaran bahwa saya harusnya tidak hamil dulu sampai umur 20, mestinya begitu.
Parni Hadi Tidak hamil dulu, bukan berarti boleh macam-macam kan? Ya, asal nggak hamil nggak boleh kan?
Sugiri Syarief Ya.
Ibu Negara Republik Indonesia Ya, tentu saja itu. Kehamilan seharusnya terjadi pada pasangan yang sah. Itu penting.
Parni Hadi Yang sah, yang halal dan legal. Seringkali halal, tapi nggak legal atau sebaliknya. Tapi apa benar kok Mas Giri, orang Indonesia tuh subur-subur saja disenggol saja hamil, benar begitu? Apa benar memang kita begitu? Maaf-maaf, kan kita kan menyampaikan pesan untuk anak-anak muda Indonesia, apa benar?
Sugiri Syarief Sekarang iya, kenapa iya? Kalau dulu jaman-jaman kita kecil barangkali tidak seperti itu ya, karena dulu gizi kita jelek. Jaman Jepang itukan gizinya kayak apa kita amburadul gitu. Sekarang itu gizi Indonesia itu, masyarakat Indonesia itu sudah membaik, artinya makan cukup dan bergizi pula. Dengan perbaikan gizi itu, memperbaiki kesuburan wanita-wanita Indonesia. Jadi kalau disenggol, bahkan ada yang bilang dilirik pun bisa hamil.
Parni Hadi Dilirik hamil. Di sini ada Ibu Agum, kawan saya, Ketua Umum Kowani, ada ibu-ibu asosiasi, Aliansi Pita Putih Indonesia dan beberapa ibu-ibu lain yang sangat peduli juga mengenai kesehatan reproduksi.
Nanti anda bisa juga memberi pandangan, tetapi tentu pendengar, saya harapkan memberi masukan dulu dan SMS sudah boleh mulai masuk, mulai sekarang. Sampaikan pendapat Anda, masukan Anda, bahkan kritik Anda untuk kita tampung dan kita coba cari solusinya.
Ibu Ani, Bapak Presiden itu kalau di rumah melepas endak bekerja itu, kalau ngobrol soal keluarga itu apa yang dibicarakan?
Ibu Negara Republik Indonesia Tentu banyak sekali. Karena dari dulu sejak menikah kami sudah mempunyai suatu angan-angan, kira-kira kalau mempunyai keluarga atau mempunyai anak, apa yang diinginkan, apa yang ingin bisa, bagaimana cara mendidik anak-anak itu dengan baik. Tentu saja banyak sekali yang kita bicarakan, terutama adalah mengenai pendidikan, biasanya mengenai pendidikan anak-anak. Dan syukur Alhamdulilah, saya tidak banyak anak, hanya 2. Tetapi sekarang menjadi 3, karena satu sudah menikah. Prinsip saya, 2 anak kalau satu menikah, maka anak akan bertambah 1. Juga Insya Allah, nanti suatu saat tambah satu lagi, karena anak saya yang nomor dua juga masih belum menikah. Jadi sebetulnya banyak sekali.
Parni Hadi Belum tambah cucu Bu?
Ibu Negara Republik Indonesia Belum.
Parni Hadi Itu karena tadi sudah sadar apa itu, jangan buru-buru hamil, benar nggak?
Ibu Negara Republik Indonesia Sebetulnya tidak. Tetapi karena direncanakan. Tetapi memang Allah belum mau memberikannya. Oleh karena itu, apalagi sekarang anak saya sendiri sedang bertugas di jauh sekali dari keluarganya.
Parni Hadi Istrinya di sini?
Ibu Negara Republik Indonesia Istrinya di sini.
Parni Hadi Jadi istri tentara berat juga Bu ya?
Ibu Negara Republik Indonesia Saya kira demikian.
Parni Hadi Saya mau minta pengalaman pribadi saja. Pasti berat.
Ibu Negara Republik Indonesia
Pasti berat, tentu saja. Sebetulnya kebahagaian itu bisa kita cari dimana saja, Mas Parni. Jadi nggak perlu yang kita tinggal di rumah yang saya katakan tadi mewah ataupun rumah besar, tidak perlu. Karena saya ketika menikah dengan Pak SBY menjadi seorang anggota militer letnan dua, rumah kami kecil sekali, tetapi saya menatanya yang penting bersih. Orang mengatakan bahwa ah rumahnya Ibu, Pak SBY itu hanya 3 langkah sampai ke depan, 3 langkah lagi sampai ke belakang.
Parni Hadi Padahal Bapak tinggi sekali. Apa nggak kesundul itu?
Ibu Negara Republik Indonesia Jadi kita bisa membayangkan bahwa betapa kecilnya rumah yang kita dapat awal-awal dulu. Tetapi yang penting adalah menata rumah itu, agar supaya kelihatan rapi, terutama bersih, sehingga penghuninya pun walaupun rumah sempit seperti itu, masih tetap merasakan sebuah kedamaian.
Parni Hadi Buktinya dari rumah sempit telah lahir seorang Presiden. Luar biasa.
Pendengar Anda silakan Anda menelpon kami pada saatnya nanti. Kira-kira 10 menit lagi melalui nomor telpon tadi saya sebutkan, saya pikir Anda belum lupa, tapi kalau lupa, ijinkan saya melihat nomornya juga 384 4545 dan SMS 0813 99399888.
Ibu Pandi, Ibu merasa nggak bahwa para suami, para bapak-bapak sudah mendukung. Para bapak mendukung nggak usaha bu?
Ibu Sri Hartati Pandi Saya rasa belum, ya.
Parni Hadi Nah luar biasa. Sekali lagi Bu, Ibu bilang.
Ibu Sri Hartati Pandi Saya rasa bapak-bapak belum mendukung secukupnya,
Ibu Negara Republik Indonesia Masih kurang begitu ya.
Parni Hadi Kalau Pak Pandi mendukungkan ya? Pasti mendukungkan.
Ibu Sri Hartati Pandi Sangat mendukung.
Parni Hadi Pak SBY mendukungkan?
Ibu Negara Republik Indonesia Sangat mendukung.
Parni Hadi Pak Giri mendukung ya?
Sugiri Syarief Oh jelas, itu juga program BKKBN Bapak.
Parni Hadi Kalau nggak Anda diganti. Ok terima kasih. Pendengar, silakan nanti Anda menghubungi kami pada saatnya.
Ibu Ani. Ibu Ani, tadi Ibu menyebut gizi, gizi yang sehat. Tapi ibu kan mengetahui penduduk Indonesia inikan juga banyak yang masih berada di bawah garis kemiskinan,
apalagi korban lumpur Lapindo itu Bu, sudah rumahnya nggak ada, mau nanam dimana Bu? Mau nanam nggak bisa. Jadi bagaimana perhatian Bapak dalam hal ini Bapak Presiden melihat penderitaan saudara kita yang belum kaya, belum cukup, tapi didera bencana, apalagi kita kampanye, bagimana kalau pers lihat, apa Bapak rasa sebelum tidur atau waktu agak senggang mengenai hal ini?
Ibu Negara Republik Indonesia Sebetulnya yang ada di pikiran Bapak Presiden adalah selalu bagimana bisa menyejahterakan rakyatnya. Itu yang ada dalam pikirannya. 1x24 jam terus-menerus kirakira apalagi ya yang harus saya perbuat untuk rakyat saya. Barangkali Mas Parni bisa melihat juga bahwa kita sekarang, anak-anak dalam pendidikan “Wajar”, Wajib Belajar 9 tahun ini yang sudah kita canangkan. Dan Insya Allah tahun 2008-2009 ini selesai. Kemudian pada kepemerintahan ini, beliau diberikan dana BOS, Biaya Operasional Sekolah. Ini juga salah satu keinginan dari Pemerintah untuk bisa mengangkat derajat dari masyarakatnya. Semua sekolah, semua mengetahui, mendapatkan pendidikan yang baik, sehingga akhirnya mereka juga bisa berpikir dengan lebih baik lagi. Dan mendapatkan tentu saja itu tadi penghidupan yang lebih baik lagi. Kalau penghidupan yang baik, tentu bisa memberikan makanan atau membeli makanan–makanan yang cukup bergizi. Kalau makanannya bergizi, anaknya generasi berikutnya menjadi lebih baik. Jadi sebetulnya yang ada dalam pikiran Bapak Presiden beserta Kabinet Indonesia Bersatu, saya kira adalah itu, bagaimana menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Memang belum tercapai semuanya, perlu waktu.
Parni Hadi Perlu waktu dan perlu kritik juga nggak apa-apakan?
Ibu Negara Republik Indonesia Iya.
Parni Hadi
Dikritik juga biar Bapak biar bisa kerasan, nanti kita bisa bantu kampanye juga boleh ini negara demokrasi.
Ibu Pandi dulu. Bu Pandi, target kita berapa atau target BKKBN, target kita dari 307 angka kematian menjadi berapa katakanlah kan kita akan ada konsep atau motto Indonesia sehat 2010 kapan kita mau turun berapa dari 307 itu?
Ibu Sri Hartati Pandi Sebetulnya sih kalau bisa turun seturun-turunnya ya. Tetapi tentu Pemerintah dengan segala kemampuan dan juga yang penting adalah bantuan dari masyarakat semuanya, diharapkan pada tahun 2010 itu sudah turun sekali sampai 120 saja per 100 ribu kelahiran.
Parni Hadi Masih lebih tinggi Singapura sekarang?
Ibu Sri Hartati Pandi Ya, masih jauh Pak. Itu mungkin sudah target yang paling mepet gitu dan semuanya harus bekerja keras untuk mencapai itu, tidak bisa diserahkan kepada Pemerintah saja, kita semuanya. Seperti tadi yang ditanyakan oleh Bapak tadi, gimana bapak-bapak, sekarang gantian pakai kontrasepsi jangan ibu-ibu saja, bapak-bapak juga.
Parni Hadi Bapak-bapak kurang mendukung. Mudah-mudahan, amit-amit jangan sampai terjadi, ibunya mati malah. Masih hidup sudah minta nambah apalagi.
Ibu Negara Republik Indonesia Ada contoh yang sangat baik Mas Parni. Itu di Karawang, jadi Pak Bupati menggerakkan komponen masyarakat disana misalnya ada 10 keluarga membentuk suatu dasa wisma, dimana di situ dilihat misalnya, dicatat siapa ibu yang hamil. Kehamilan misalnya, ini rumah ya, rumah ibu, seorang ibu sedang hamil, kehamilan yang ke berapa, hamil berapa
bulan. Kemudian nanti kalau misalnya terjadi apa-apa dirujuknya kemana? Itu semua tercatat dan ditempelkan di depan rumah, sehingga tetangganya yang dasa wisma itu tadi bisa mengetahui begitu … sesuatu mereka sudah tahu juga kendaraan-kendaraan siapa yang ada pada 10 orang ini, yang bisa dipakai untuk merujuk si ibu tadi menuju ke Rumah Sakit atau Posyandu atau kemana saja lokasi kesehatan.
Parni Hadi Kuncinya kebersamaan. Saya tidak kampanye bersama, kita bisa apa saja. Kebersamaan, artinya ada satu kendaraan yang bisa dipakai bersama-sama. Ya, ada pendengar Ibu. Halo dengan siapa ini? Halo apa kabar keluarga Indonesia. Waduh ada Ani. Ibu Ani dari Papua.
Ibu Ani, Papua Halo Ibu. Saya Ibu Ani dari Papua Ibu.
Ibu Negara Republik Indonesia Selamat pagi Ibu Ani dari Papua.
Ibu Ani, Papua Selamat pagi Ibu
Ibu Negara Republik Indonesia Apa kabar di Papua?
Ibu Ani, Papua Alhamdulilah baik Ibu.
Ibu Negara Republik Indonesia Syukur Alhamdulilah.
Ibu Ani, Papua
Ibu juga dulukan orang Papua kan Ibu?
Parni Hadi Pertanyaannya Bu Ani?
Ibu Ani, Papua Ya Ibu begini, alhamdulilah, masalah reproduksi sehat di negeri kami baik, berjalan baik. Memang angka kematian di tempat kami paling tinggi di Indonesia itu. HIV/AIDS juga yang tertinggi.
Ibu Negara Republik Indonesia Ya, memang sangat memprihatinkan.
Ibu Ani, Papua Salah satu yang tampak, yang paling dominan adalah peran serta suami belum terlalu kelihatan.
Parni Hadi Betul itu, suami belum kelihatan.
Ibu Ani, Papua Kami perempuan Papua, kaum perempuan yang kuat, pekerja keras. Ibu bisa lihat disepanjang jalan yang banyak berjualan adalah kami perempuan. Dan itu Ibu, tetapi alhamdulilah di ke depan ini, anak pasangan usia muda sudah bawa, banyak mengantar isterinya periksa hamil, vaksin, sudah banyak mulai kelihatan itu.
Parni Hadi Ok, terima kasih Ibu.
Ibu Ani, Papua
Cuma kami mohon kepada Ibu, satu permohonan, Bapak, maaf. Jadi mohon Ibu, konsep sayang ibu belum kelihatan. Maksudnya ini sudah jaman pendampingan ibu, jadi orang melahirkan boleh didampingi suaminya. Rumah Sakit kami di Papua belum terkonsep seperti itu. Mohon bantuan.
Parni Hadi Terima kasih. Pendampingan, suami mendampingi isteri, biar tahu penderitaannya, jangan cuma tahu enaknya.
Ibu Negara Republik Indonesia Biar tahu rasa gitu ya. Ibu Ani saya sangat setuju sekali dengan apa yang disampaikan oleh Ibu Ani. Kalau memang di Papua itu masih tinggi angka kematian, memang kita cukup prihatin Ibu. Dan saya juga tahu karena ini ada, karena HIV/AIDS yang juga menyebar sangat pesat di sana. Tentu kami berharap Pemerintah nanti bersama masyarakat di sana dapat menanggulanginya.
Kemudian konsep pendampingan. Ibu sebetulnya saya sendiri pada kelahiran anak saya yang pertama, suami saya mendampingi saya ada di sebelahnya, padahal itu tahun 78, pada waktu itu sebetulnya memang konsep itu masih awal sekali. Tetapi syukur Alhamdulilah, Pak SBY pada waktu itu memberikan dorongan kepada saya, memberikan dorongan semangat maksud saya, agar supaya saya kuat dalam, kalau orang bilang persen-nya atau pengejangannya itu, sehingga akhirnya dengan mudah ataupun tanpa mengalami kesulitan, saya bisa mengikuti terus selain bidan yang melakukan semangat itu, tetapi juga pak SBY. Jadi saya pikir itu suatu hal yang sangat bagus Ibu, kalau misalnya ada konsep pendampingan terhadap ibu-ibu yahg melahirkan, supaya juga ikut merasakan.
Parni Hadi Bertanggung jawab.
Ibu Negara Republik Indonesia
Iya betul, karena samakan berdua.
Parni Hadi Pak SBY tegang gak waktu itu?
Ibu Negara Republik Indonesia Ya, alhamdulilah, saya sendiri juga heran, tegar sekali. Bahkan sedikit lagi, sedikit lagi.
Parni Hadi Ibu, ada SMS dari Malaysia.
Ibu Negara Republik Indonesia Malaysia.
Parni Hadi Bu, saya mohon pada Ibu, Ibu Ani maksudnya. Kita diadakan satu badan khas yang menangani masalah ibu tertinggal untuk mengajak mereka berusaha. Saya lihat di sini berhasil. Dari Maria di Malaka, Malaysia.
Ibu Negara Republik Indonesia Maksudnya di sini mengajar kaum perempuan, agar supaya mereka dapat mandiri, begitu ya. Saya kira ini dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, disinikan ada menteri Pemberdayaan Perempuan, Ibu Meutia Hatta Swasono, semoga mendengarkan dan terus berusaha. Saya kira ini sudah ada di sini dan alhamdulilah sudah menunjukkan hasilnya.
Parni Hadi Ada telepon lagi. Sekarang dari Banda Aceh, Bu. Halo
Ibu Ati, Nanggroe Aceh Darussalam Halo, Assalamu’alaikum.
Parni Hadi Wa’alaikumsalam, dengan ibu siapa ini?
Ibu Ati, Nanggroe Aceh Darussalam Dengan Ibu Ati dari Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam,
Parni Hadi Ati? Tadi Ani, ini Ati. Silahkan.
Ibu Ati, Nanggroe Aceh Darussalam Assalamu’alaikum Ibu-ibu dan Bapak dan Assalamu’alaikum semua keluarga Indonesia. Saya ingin menyampaikan sedikit keistimewaan dari Aceh ini Pak. Dulu kita istimewa dengan tiga hal, tapi ini tambah dua lagi, yaitu dalam masalah pemutusan generasi akibat konflik dan tsunami. Jadi saya ingin sekali mendengar komitmen dari Ibu Ani untuk janji yang bisa kami pegang untuk keseluruhan keluarga di Aceh. Itu kira-kira Bu program apa yang akan Ibu lakukan, karena kami sudah banyak sekali generasi kami terputus bu, akibat konflik dan tsunami bu.
Parni Hadi Ya. Ok. Satu lagi.
Ibu Ati, Nanggroe Aceh Darussalam Kemudian juga, itu yang pertama. Janji itu kami pegang betul-betul. Kedua masalah program penerapan pendidikan untuk Calinda, Calinda itu Mas Parni, Calon Ibu dan Darah Baru.
Parni Hadi Calinda (Calon Ibu dan Darah Baru).
Ibu Ati, Nanggroe Aceh Darussalam
Calon Ibu dan Darah Baru di situ kita akan memberikan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, bagaimana memelihara kehamilan dan juga menyambut kehamilan dan sampai melahirkan nanti juga sampai pengasuhan terhadap anak-anak yang balita. Itu yang kedua. Yang ketiganya.
Parni Hadi Banyak sekali Aceh ini.
Ibu Ati, Nanggroe Aceh Darussalam Bagaimana terhadap lingkungan sehat yang harus dimiliki oleh ibu-ibu hamil yang diakibatkan oleh asap rokok Bu, bagaimana kepentingan ibu terhadap hak lingkungan sehat? Itu saja Mas Parni. Terima kasih.
Parni Hadi Ya, baik terima kasih. Yang belakang Calinda enggak tahu saya.
Ibu Negara Republik Indonesia Calinda itu apa sih?
Parni Hadi Tadi pertama Ibu diminta buat berjanji, Ibu ber-statement saja, bagaimana menyelamatkan generasi Aceh yang sudah terputus akibat tsunami dan akibat itu?
Ibu Negara Republik Indonesia Baik. Jadi ketika terjadi, Ibu Ati yang dari Aceh terima kasih tentu saja atas pertanyaan yang telah disampaikan kepada ataupun usulan begitu kepada saya.
Pada waktu terjadi tsunami tentu saja ini semua mengejutkan seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya Aceh saja, Indonesia, bahkan dunia. Bapak SBY dan saya langsung terbang ke Aceh untuk melihat keadaan dan apa yang bisa kita lakukan untuk rakyat Aceh pada
waktu itu. Tentu saja melalui Pemerintah, Pemerintah melakukan perbaikan-perbaikan yang ada.
Dan saya melalui bersama-sama dengan Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia Bersatu, memberikan bantuan kepada anak-anak yang kehilangan orangtuanya secara mendadak, mereka dititipkan di sebuah panti asuhan yang kita memberikan bantuan untuk penghidupannya dan pendidikannya, kita berikan bantuan untuk pendidikan. Dan untuk wanita-wanita Aceh, saya juga bekerja sama dengan sebuah LSM yang mendirikan rumah-rumah secara non permanen atau hanya selama dua tahun. Kalau rumah itu knock down, jadi terbuat dari kayu, buatan anak negeri sendiri, anak-anak ITB, tetapi didirikan di tanah yang kita pinjam dari rakyat Aceh. Itu ada sekitar 50 (lima puluh) rumah di situ mereka tempat tinggal dan kita berikan pelatihan, kita berikan modal pada waktu itu, sehingga mereka dapat bangkit sendiri. Jadi sebetulnya sudah ada yang kita lakukan.
Parni Hadi Enggak usah janji ya.
Ibu Negara Republik Indonesia Enggak usah janji, tapi sudah kita lakukan. Saya kira Pemerintah juga pasti ada sesuatu yang dilakukan untuk rakyat Aceh.
Parni Hadi Tadi yang pertanyaan Calinda saya tidak tahu, calon ibu apa ibu muda dan darah, susah Bu. Yang terakhir apa namanya, mengenai merokok.
Ibu Negara Republik Indonesia Saya sebetulnya setuju sekali Ibu. Merokok itu memang, rokok itu kan mengandung nikotin yang selain membahayakan diri sendiri karena mengandung nikotin, juga membahayakan orang lain. Karena kalau kita sekali merokok akan timbul suatu ketergantungan atau ketagihan seperti itu, lama-lama yang diserang adalah kesehatan kita sendiri. Ini memang kita kampayekan terus-menerus, saya menghargai sekali karena
Pemerintah DKI Jakarta sudah mengeluarkan Perda Anti Merokok, terutama di daerah tempat-tempat umum. Dan saya berharap tentu saja ini memang kita belum bisa Mas Parni untuk mengatakan, bahwa sama sekali Indonesia bebas rokok, tetapi kita menuju ke sana. Artinya kita berjuang terus-menerus, agar supaya suatu saat nanti Indonesia bebas rokok.
Parni Hadi Di rumah Bapak merokok enggak?
Ibu Negara Republik Indonesia Alhamdulillah, Bapak tidak merokok.
Parni Hadi Almarhun Pak Sarwo Edi.
Ibu Negara Republik Indonesia Juga tidak merokok.
Parni Hadi Luar biasa, buat contoh ini.
Ibu Negara Republik Indonesia Alhamdulillah.
Parni Hadi Dan bisa buat contoh karena Bapaknya dan anak juga tidak merokok. Ibu ini juga banyak SMS ini dari Fak Fak Ibu, sebaiknya Posyandu digiatkan kembali, layaknya masa lalu.
Terus Ibu, berikutnya dari Kulon Progo, sekarang nampak angka kelahiran sangat tinggi, saya usul untuk lindungi ibu supaya tidak sering hamil, kampanye KB digalakkan kembali.
Berikutnya dari Bali, tolong BKKBN dihidupkan seperti lalu, agar yang langsung menyentuh, langsung ke bawah, pokoknya begitu.
Dari Mas Slamet Bali Sentang, coba Ibu dari Aceh, dari Sintang kemudian dari Kalbar, pada umumnya di daerah ini ternyata nikah di bawah umur ideal.
Ibu Negara Republik Indonesia Bagaimana itu
Parni Hadi Pada umumnya di daerah hulu ternyata nikah di bawah umur ideal. Dari Tanjung Pinang, Ibu dan bapak yang terhormat, Ibu Ani maksud saya, saya harap kampanye ini bukan hanya pembicaraan saja, ada solusi konkret, kunci permasalahannya adalah pendidikan kita masih rendah.
Berikutnya lagi, oh banyak sekali Ibu, ini dari. Bu Ani, selain kebodohan ekonomi, keluarga juga sangat terpengaruh pada kualitas kesehatan ibu dan anak.
Terakhir, ini alat kontrasepsi KB relatif mahal, apa benar nih? Masyarakat perdesaan banyak yang tak mampu, permasalahan di RS juga sangat mahal harap Pemerintah memecahkan solusi, Esbianto Tangerang.
Ini contoh suami yang peduli. Pendengar lagi nih. Ibu merenungkan jawabannya pendengar masuk.
Hallo pendengar, siapa ini?
Sugiri Syarief Ibu Lagi, bapaknya tidak ada yang bertanya
Titik Kartika, Bengkulu Saya Titik Kartika dari kota Bengkulu, Bapak.
Parni Hadi Silakan dengan Ibu Ani Yudhoyono, ya.
Titik Kartika, Bengkulu Ya dengan Ibu Ani selamat pagi Ibu Ani.
Ibu Negara Republik Indonesia Selamat pagi Ibu Titik.
Titik Kartika, Bengkulu Saya sudah mendengarkan pembicaraan tadi dan kita juga punya problem angka kematian ibu yang cukup tinggi, lalu kita juga punya problem karena skema otonomi daerah kita ya Bu, sehingga kepentingan untuk peningkatan kualitas hidup perempuan, terutama untuk menurunkan angka kematian inikan, lalu tergeser oleh kepentingankepentingan lain dalam rangka otonomi daerah.
Kita pengen sekali, Ibu kan punya akses melalui organisasi-organisasi perempuan atau juga bisa melalui Departemen Kesehatan dan Pemberdayaan Perempuan. Bisakah memberikan pressure yang lebih kuat kepada Pemerintah di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota kita, supaya ada skema yang lebih memperhatikan ketika perempuan mulai hamil sampai melahirkan. Karena kan yang keluarga miskin itu saya kira tidak hanya pendidikannya saja, tetapi juga karena kemiskinannya yang tidak mungkin melaksanakannya.
Parni Hadi Ok, terima kasih Bu Titik. Sebelum ini luar biasa Bu. Ini terbaru bu. Ibu, maaf baru saja anak kami melahirkan di Puskesmas tanggal 9 Juni yang lalu, tapi selama tiga hari ternyata biaya Rp. 600.000 untuk kami sangat memberatkan, apakah biaya bisa ditekan
lagi, apakah hal ini tidak menimbulkan hambatan bagi keluarga yang tidak mampu. Terima kasih atas persetujuan Ibu Ani. Dari Ninik Yogya.
Ibu Negara Republik Indonesia Baik, ibu Ninik. Saya barangkali menjawab pertanyaan ibu Ninik dulu ya. Sebetulnya untuk keluarga miskin, itu mendapatkan gratis untuk berobat di Puskesmas ataupun Rumah Sakit kelas III untuk keluarga-keluarga yang miskin. Memang keluarga miskin ini ada kriterianya sendiri, kalau tidak salah yang mempunyai penghasilan kurang dari Rp 2.500 satu hari ya, itu termasuk yang keluarga miskin.
Oleh karena itu, kalau misalnya melihat tiga hari biayanya 600.000, ada kemungkinan ini adalah biaya penginapan, makannya, dari apa ibu itu sendiri di sana. Tetapi saya melihat berarti kan satu hari 300.000 ya, mungkin juga untuk makan yang sehari yang 3 kali, saya pikir mungkin karena itu. Tetapi kalau berobat sebetulnya tidak begitu, tidak mahal atau bebas sama sekali.
Parni Hadi Bisakah pemerintah menurunkan? Silakan
Ibu Negara Republik Indonesia Bagaimana?
Sugiri Syarief Untuk warga miskin itu sudah dikatrol melalui Askeskin (Asuransi Kesehatan untuk Keluarga Miskin) termasuk melahirkan juga.
Parni Hadi Gampang nggak mencairkannya, jangan-jangan bertele-tele juga?
Sugiri Syarief
Itu lewat PT Askes dan nanti langsung di-cover oleh Askes. Askes nanti yang mengklaim Askesnya ke Pemerintah.
Parni Hadi Ditanggung lancar ya?
Ibu Negara Republik Indonesia Insya Allah
Sugiri Syarief Insya Allah.
Parni Hadi Tidak pakai kapok.
Sugiri Syarief Tidak pakai kapok, masih ada KPK di sini.
Parni Hadi Ini lagi Ibu. Aduh ibu banyak sekali yang cinta Ibu ini. Dari Prawoto Magelang, sebetulnya untuk BKKBN. Ibu Ani, menurut saya mahalnya biaya dokter juga menjadikan salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu. Bagaimana menurut Ibu, Pak Dayat Padang. Yang mengirim SMS bapak-bapak atau ibu-ibu. Silakan Ibu.
Ibu Negara Republik Indonesia Jadi bisa saja, mungkin itu penyebabnya salah satunya. Tetapi itu sebetulnya bukan secara langsung, akibat langsung dari kematian seorang ibu yang hamil, melahirkan dan nifas itu banyak sekali yaitu tadi. Karena misalnya pendarahan, tapi kalau itu adalah salah satu mungkin akibat tidak langsung, karena merasa bahwa kami tidak mempunyai uang untuk melahirkan atau biaya melahirkan.
Kembali contoh yang Karawang tadi, mereka itu melakukan semacam kenclengan atau jimpitan atau misalnya tabungan hamil, tabumil, tabungan untuk ibu hamil, kalau tidak salah. Jadi sudah tahu kalau dirinya hamil, mulai dia menabung, sedikit demi sedikit menyisihkan uangnya, sehingga ketika saatnya nanti melahirkan dia sudah memiliki cukup uang, yang dianggapnya sebagai cukup tadi untuk bisa ongkos melahirkan.
Parni Hadi Bu penelepon sudah di kuping saya, halo.
Bapak Adang, Bandung Halo, dari Pak Adang Bandung
Parni Hadi Apa Kabar buat Indonesia Pak Adang?
Bapak Adang, Bandung Sudah mulai kemarau Pak.
Parni Hadi Mulai kemarau, silakan-silakan. Tanya langsung pada Ibu Ani atau Pak Sugiri
Bapak Adang, Bandung Assalamu’alaikum Ibu Negara Ibu Ani beserta para nara sumber lainnya. Begini Bu ya, jadi kata Ibu tadi bahwa wawasan atau pengetahuan tentang melahirkan, sebenarnya saya sebagai kakek Bu.
Parni Hadi Oh kakek, suaranya masih muda sekali.
Bapak Adang, Bandung
Menarik pengalaman saja. Bahwa fungsi dari pada ibu mertua atau ibunya sendiri terhadap anaknya yang hamil itu penting juga Bu. Jadi pengalamannya itu bisa disampaikan, agar yang hamil itu hidup sehat begitu. Jadi diharapkan pula bahwa nenekneneknya ini sebagai calon cucunya juga harus ikut berperan.
Yang kedua, mau bertanya Ibu Ani, apakah di setiap Puskesmas, terutama bagi mereka yang mempunyai Askin atau asuransi miskin begitu, apakah bagi yang hamil disediakan susu begitu atau belum begitu? Terima kasih.
Parni Hadi Terima kasih Kek Adang.
Ibu Negara Republik Indonesia Baik Kakek Adang. Jadi saya pikir ini adalah peran dari nenek ya, tadi kakek mengatakan seperti itu memang betul ini. Kayaknya nenek-nenek jaman sekarang itu lain, barangkali di sini ada Ibu Agum Gumelar, calon nenek itu akan memberikan pengetahuan tentang bagaimana pengalaman kita ketika kita mengandung dulu, bagaimana kita membesarkan anak. Dengan tentu saja perubahan-perubahan di sana sini yang seperlunya. Dengan penambahan ilmu pengetahuan saya kira itukan perlu juga dimasukan, mungkin dulu kita mengajarkan anak kita hanya sepertu itu sekarang sudah lebih canggih lagi.
Ini penularan atau pun penyampaian dari nenek, kakek kepada anak-anaknya, agar supaya mereka mendapatkan tentu saja cucu-cucu yang nantinya adalah lebih sehat, generasi penerus yang lebih baik, saya kira perlu dan saya sangat setuju ini. Karena memang inilah kehidupan keluarga di Indonesia, walaupun dia sudah menjadi apa, sudah menikah sendiri, tetapi kehidupan antara kakek, nenek kemudian cucu itu masih sangat akrab. Kelebihan dari keluarga Indonesia dibandingkan dengan keluarga-keluarga dari luar Indonesia.
Parni Hadi Yang terakhir susu di Puskesmas belum ada?
Ibu Negara Republik Indonesia Kalau susu sendiri di Puskesmas, memang belum ada, untuk ibu hamil belum ada. Jadi nanti kalau misalnya tentu saja bisa saya sampaikan kepada Menteri Kesehatan, manakala suatu saat nanti Pemerintah sudah mampu untuk menyediakan ini semua, Insya Allah ini semua bisa dipenuhi. Tapi sekali lagi, doakan supaya Pemerintah ini mampu, kalau misalnya masih dalam keadaan seperti ini tentu ya, memang masih belum bisa kita berikan susu untuk ibu hamil.
Parni Hadi Bu Pandi, menurut ibu, ibu sudah punya cucu?
Ibu Sri Hartati Pandi Cucu saya 7.
Parni Hadi Jadi ibu berperan penting bisa untuk menularkan nanti ya
Ibu Sri Hartati Pandi Pasti juga.
Parni Hadi Sekarang Ibu, menurut ibu Pandi apa yang bisa API lakukan untuk menyadarkan bapakbapak, kakek-kakek itu supaya peduli pada ibu-ibu yang hamil supaya tidak terancam kematian?
Ibu Sri Hartati Pandi Pertama, saya ingin sampaikan bahwa sosial budaya masih sangat berpengaruh. Tadi kan ada bapak yang menyampaikan 14, berapa tahun sudah hamil. Jadi memang itu peran dari kakek dan nenek sangat besar untuk menyadarkan bahwa kalau hamil itu pada waktunya.
Karena pada waktu itu, badan sudah siap, perdarahan bisa dikurangi dan sebagainya, karena kematian pada umumnya disebabkan oleh karena perdarahan.
Parni Hadi Tapi kalau ini, kalau bisa meninggal karena apa, nifas. Saya ini saya ini laki-laki nggak jelas karena apa?
Ibu Sri Hartati Pandi Kalau nifas itu sesudah melahirkan, sesudah melahirkan itu, kandungan ibu itu masih belum stabil. Kalau kata orang dulu harus 40 hari, itu betul, kalau menurut kedokteran kurang lebih sekian minggu.
Parni Hadi Tidak boleh diapa-apain?
Ibu Sri Hartati Pandi Betul. Jadi harus diistitahatkan ya, supaya air susu juga keluarnya baik dan sebagainya. Dan makanan adalah sangat penting untuk si ibu itu, jadi bukan untuk bapak ya, Pak ya. Jadi untuk ibu.
Parni Hadi Oh tentang ASI, Ibu.
Ibu Sri Hartati Pandi Ya ASI.
Parni Hadi Jadi kewajiban yang terbaik, bagaimana ini Ibu Ani atau ibu siapa?
Ibu Sri Hartati Pandi Ya, Ibu Ani sangat menguasai mengenai ASI itu.
Ibu Negara Republik Indonesia Begini kebetulan saya menjadi Duta ASI Ekslusif dari UNICEF. Memang yang paling baik adalah diberikan ASI secara eksklusif, hanya ASI saja, jangan ditambah yang lainlain kepada bayi sampai dengan usia 6 bulan. Tetapi setelah 6 bulan karena memang ASI itu mempunyai komposisi yang paling pas nggak ada, nggak lebih, nggak kurang, pas bahkan cepat saji kalau saya katakan, cepat saji untuk anak-anak.
Parni Hadi Ya, ya Ibu. Pak Giri tertawa saja.
Ibu Negara Republik Indonesia Nah, setelah 6 bulan Mas Parni, itu bisa ditambah dengan makanan pendamping. Jangan lupa kemudian juga plus imunisasi untuk anak-anak.
Parni Hadi Ibu ada penelepon. Halo, oh belum bentar lagi ya, ok. Maaf dipotong karena Pendengar suka nggak sabar ingin bicara pada Ibu. Pertanyaan lagi untuk Pak Giri, bagaimana caranya kaum laki-laki seperti kita ini bisa sadar untuk melindungi, untuk menyayangi perempuan yang jadi istri-istri dan istri kita lah.
Sugiri Syarief Ya, saya kira dimulai dari perkawinan kalau konsepnya. Di sebuah perkawinan itu dibangun sebuah kesepakatan bersama, sebuah kesepakatan bersama antara laki-laki dan perempuan. Kesepakatan itulah yang menunjukkan komitmen antara laki-laki dan perempuan artinya sehati, serasa dan apa segala macam. Kalau itu disadari nanti dia juga ketika mengandung dan merasakan bagaimana, syukur-syukur kalau ngidam juga merasakan ngidamnya itu sudah direncanakan.
Parni Hadi
Ada penelepon dari jauh ini, dari Sangihe, halo. Silakan. Suaranya tidak jelas. Gema ini. Ini saja Bu.
Ibu Negara Republik Indonesia Kenapa para suami lebih sayang hamil pertama dari pada kehamilan berikutnya. Dari Elsi di Kupang.
Parni Hadi Berikutnya Ibu. Suami diajarin. Bu Ani satu tormobpin, kapan tormobpin beroperasi di luar jawa? Mobil Pintar Bu?
Ibu Negara Republik Indonesia Iya mobil pintar.
Parni Hadi Bagaimana struktur organisasinya, Didit ITB Bandung. Ini lagi ibu hamil, saya ibu hamil 9 bulan anak ke- 8, apa saran ibu untuk suami saya?
Ibu Negara Republik Indonesia Baik kalau tadi Elsi dari Kupang mengatakan bahwa kenapa sih suami lebih senang kalau pada waktu istrinya hamil pertama, hamil-hamil berikutnya kok kayaknya sudah nggak tertarik lagi.
Parni Hadi Tapi hamil juga.
Ibu Negara Republik Indonesia Ya hamil juga, jadi inilah. Ini sebetulnya nggak adil juga. Menurut saya kehamilan pertama, kedua maupun dan seterusnya tentu kita berharap tidak banyak-banyak itukan direncanakan harusnya, sehingga si bapak ini harus ikut memiliki. Jadi nggak adil kalau hanya lebih sayang kepada anak pertama, anak kedua tidak disayang, ya mendingan
nggak hamil lagi atau nggak usah punya anak lagi. Punya anak berapa harus disayang, baik mulai dari yang pertama maupun yang berikut-berikutnya. Jadi saya nggak setuju dengan suami Elsi ini tolong saja diajak berdiskusi. Nggak adil anak satu, anak dua adalah anak kita bersama.
Kemudian hamil 9 bulan anak ke-8. Ini juga luar biasa berarti ibu termasuk dalam kategori yang terlalu banyak hamil dan melahirkan. Insya Allah kalau melahirkan adalah anak yang ke-9. Ini apa yang mau diperbuat kepada para suami ini seperti ini, enaknya gimana?
Parni Hadi Ibu bilang para suami ini diapain?
Ibu Negara Republik Indonesia Jadi begini Bapak, kalau menurut saya, jadi kita hanya jangan memikirkan anak itu hanya cukup dilahirkan, kemudian dia kita kasih makan hanya tempe saja, air susu saja hidup. Siapa yang bilang nggak hidup. Hidup. Nasi putih saja hidup, akan tetapi apakah kita hanya memikirkan hidupnya saja, tapi bagaimana dengan pendidikannya. Lebih luas nanti kalau sudah pendidikannya, gimana dengan pekerjaannya, apakah kita mau mentelantarkan mereka begitu saja. Jadi kalau menurut saya, stop sekarang juga, jangan tambah lagi begitu.
Parni Hadi Luar biasa, pokoknya suami stop.
Ibu Negara Republik Indonesia Sekarang juga
Parni Hadi Sekarang juga, apalagi 9 bulan hamil harus stop.
Ibu Negara Republik Indonesia Kemudian untuk yang tormobpin, ini dari Didit ITB. Begini Ibu Negara bersama dengan Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia Bersatu mempunyai program yang kita sebutkan dengan mobil pintar, motor pintar. Ini kalau misalnya Didit mau bisa mengajukan proposal kepada SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu) karena mobil dan motor ini kita abdikan untuk anak-anak. Anak-anak dengan mobil dan motor pintar ini ada perlengkapan seperti buku, alat permainan edukatif, kemudian televisi, audio visual dan juga komputer. Jadi silakan untuk mengirimkan kepada kita.
Parni Hadi Sayang Ibu waktunya habis. Jadi Ibu kalau boleh disimpulkan setuju nggak setuju Bu. Saya simpulkan kematian ibu adalah tragedi yang dapat dihindari, bisa dihindari asal ada edukasi, ada cukup gizi dan itu ada cukup duit, itu yang penting tapi susah.
Kemudian nomor dua, aksi perorangan atau upaya bersama sangat diperlukan. Setuju bu Pandi? Terutama bapak-bapak harus sadar, bapak-bapak, termasuk saya, pak Sugiri.
Kemudian, ada hak seorang ibu untuk tetap sehat, sehat membawa kehidupan baru di dunia. Jadi ibu harus tetap sehat dijaga kesehatannya jangan diganggu terus, jangan terlalu banyak melahirkan karena bapaknya kurang sabar lagi. Kemudian apakah benar keselamatan ibu bukan hanya isu kesehatan, tapi hak asasi yang mendasar.
Ibu Negara Republik Indonesia Setuju, saya sangat setuju.
Parni Hadi Ok Ibu, saya terakhir, saya mohon ibu setuju juga. Ibu setuju kampanye terus ke media massa antara lain melalui RRI dan TVRI untuk menyadarkan bangsa ini, terutama bapakbapak bahwa kematian ibu akibat melahirkan, kehamilan, nifas bisa kita hindarkan kalau kita mau bersama-sama menanganinya antara lain melalui kampanye bersama.
Ibu Negara Republik Indonesia Setuju sekali.
Parni Hadi Terima kasih Ibu Ani, Ibu Pandi dan Pak Sugiri sampai jumpa. Tepuk tangan untuk kita semua. Pendengar dan Pemirsa RRI inilah acara Halo Apa Kabar Keluarga Indonesia, sampai jumpa semoga Indonesia tambah sejahtera tambah makmur dan Insya Allah kita akan melihat semakin sehat dan ibu-ibu kita dan sebagian menurun angka kematian ibuibu Indonesia.
Sekian. Terima kasih. Sampai jumpa. Sekali di udara tetap bersama RRI dan publik milik anda, milik bu Ani dan milik siapa saja yang cinta negeri ini.
Sekian. Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
***** Biro Pers dan Media Rumah Tangga Kepresidenan