DEWAN RISET NASIONAL Sekretariat Gedung I BPPT Lantai 1 Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta 10340 Telepon : (021) 3905126 / 3168046 Fax : (021) 3905126 / 3926632 URL : www.drn.go.id Email :
[email protected]
Hasil Rumusan Sidang Paripurna I Dewan Riset Nasional Tema: “IPTEK UNTUK INDONESIA YANG SEJAHTERA DAN BERDAULAT”
I.
Waktu dan Tempat : Waktu : Kamis, 26 Juni 2014 Jam : 08.30 – 16:00 WIB Tempat : Ruang Komisi Utama, Gd BPPT II Lantai 3, Jln MH Thamrin No 8, Jakarta Pusat.
II.
Agenda Sidang: Lampiran – 2
III. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan kunci sukses untuk perekonomian suatu Negara. Negara-negara yang perekonomiannya maju dan masyarakatnya sejahtera selalu didukung oleh tingginya intensitas iptek yang dihasilkan oleh penelitian dan pengembangan (R&D), baik oleh lembaga riset, perguruan tinggi dan sektor industri. Tingginya intensitas iptek juga mempunyai korelasi yang sangat positif dengan peringkat daya saing negara-negara dunia, yang tercermin pada besarnya alokasi anggaran untuk R&D. Negara-negara yang mempunyai peringkat dayasaing tinggi, mengalokasikan lebih dari 2% PDB-nya untuk R&D. Menurut laporan WEF 2013, dayasaing Indonesia menduduki ranking 38 dari 148 negara, namun di tingkat ASEAN masih di nomer 5. Adapun data anggaran R&D beberapa Negara tersebut adalah Singapura 2,9%, Malaysia 1,0% dan Thailand 0,64%. Sementara itu Indonesia hanya mengalokasikan sekitar 0,08% dari PDB.
Di sisi lain, kondisi sumberdaya dan kinerja Iptek masih memprihatinkan dan diperparah oleh lemahnya koordinasi antar institusi riset, sehingga berakibat kegiatan R&D tidak terintegrasi dan hasil litbang yang terfragmentasi dan potensi duplikasi. Disamping anggara yang kecil, berbagai permasalahan yang dihadapai dalam pembangunan iptek antara lain: (i) kebijakan pemerintah yang belum berpihak (ii) sarana dan prasarana yang sangat terbatas (iii) hasil riset yang belum siap dan tidak terimplementasi oleh pengguna, sehingga kontribusi iptek untuk industri, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat belum dapat dirasakan secara nyata. Oleh karena perlu dipikirkan bagaimana meningkatkan dana riset, misalnya dari industri dan menggalakkan konsorsium riset dengan melibatkan ABG. Dalam upaya pembangunan iptek, perlu memperhatikan kondisi sumberdaya di Indonesia, yakni (i) 70 persen wilayah Indonesia adalah laut dengan temperatur air laut sekitar 28 derajat C, (ii) 17,000 pulau-pulau dengan daratan yang tidak rata, (iii) Arus laut kuat ada di selat-selat antara pulau-pulau, (iv) Beberapa lempengan bumi bertemu, gunung berapi, yang menghasilkan wilayah yang labil dan rawan bencana, dan (v) penduduk 240 juta orang, dimana 100 juta lebih berusia muda. Kemajuan teknologi transportasi dan teknologi informasi dan komunikasi merupakan faktor penunjang utama untuk majunya peradaban bangsa Indonesia. Indonesia akan segera memasuki RPJMN III, dengan fokus pembangunan ”memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek”, sekaligus dihadapkan dengan diberlakukannya pasar bebas MEA pada tahun 2015. Berdasarkan hal ini, maka perlu paradigma baru dengan mengedepankan / mengarus-utamakan (mainstream ) iptek untuk mengatasi permasalahan nasional seperti import pangan (Rp. 140 trilyun) , import bbm / energ (Rp. 300 trilyun), dan guna hilirisasi produk eksport guna meningkatkan nilai tambah produk. Ipteks harus menjadi mainstream yang diimplentasikan melalui sistem inovasi untuk memperkuat pondasi kemandirian pembangunan industri dan perekonomian. Cita-cita menjadi meningkatkan anggaran menjadi 1%, sebagaimana tertuang pada MP3EI pada tahun 2015 perlu diupayakan guna meningkatkan dayasaing, khususnya untuk meningkatkan berbagai pilar yang masih menjadi titik kelemahan dayasaing, yaitu kesiapan teknologi yang masih berada pada tingkat 75 dari 148 negara.
Untuk itu, arah pengembangan Iptek ke depan harus didukung dengan pembangunan center of excellent, yang mampu untuk meningkatkan jumlah teknologi yang dapat diimplementasikan, dengan melallui proses diseminasi yang luas dengan memanfaatkan sumberdaya di lokasi. Selama ini data menunjukkan bahwa implementasi teknologi 60% diserap untuk IKM. Perkembangan iptek juga ditentukan pada pemimpin bangsa yang mempunyai visi dan misi yang jelas, yaitu sebagai pusat peradaban dan iptek yang sehat dan agamis, serta yang mampu mempengaruhi masyarakat. Berbagai contoh sejarah telah membuktikan hal ini sebagai mana terjadi di Yunani, China, India. Di sisi lain, pembangunan iptek adalah pembangunan SDM berkarakter, oleh karena itu perlunya mengawali pembangunan mental / kharakter bangsa yang menjadi landasan untuk pembangunan iptek. Melalui Sidang Paripurna ini DRN diharapkan dapat memberikan masukan rumusan pengembangan riset ke-5 tahun mendatang (2015-2019) yang akan dituangkan ke dalam Jaktranas dan ARN, yang sekaligus dapat berperan untuk melakukan evaluasi ARN yang telah dilaksanakan (2010-2014). ARN 2015-2019 diharapkan dapat lebih sempurna, operasional, implementatif dan dapat diacu di pusat dan daerah, berperan sebagai save guard (ATM) di bidang riset secara holistic dan integral. Dengan keanggotaan DRN yang mencakup kalangan ABG, yang melibatkan Kepala Balitbang Kementerian, diharapkan hasil-hasil riset dapat diadopsi di Kementerian yang terkait. IV. Rekomendasi Rangkuman Sidang Paripurna DRN I tahun 2014 dengan tema “ “IPTEK UNTUK INDONESIA YANG SEJAHTERA DAN BERDAULAT” dapat merekomendasikan sebagai berikut : 1) Pengembangan sistem pendidikan yang menunjang, antara lain dengan: (i) pendidikan untuk pembangunan mental yang berkharakter Indonesia, (ii) pendidikan untuk mengembangkan budaya inovatif yang berorientasi iptek, dan berjiwa enterpreneurship, (iii) pendidikan untuk pembangunan SDM melalui kerja sama magang dan pelatihan antara universitas dengan dunia usaha, dan (iii) pendidikan sekolah kejuruan, politeknik, dan pendidikan profesi, 2) Pengembangan iptek akan diarahkan untuk memperkuat daya saing dan kemandirian bangsa, dengan prioritas: (i) teknologi transportasi, teknologi tepat guna, khususnya pangan/ pertanian dan energi (ii) teknologi informasi
dan komunikasi, (iii) teknologi kesehatan, (iv) teknologi pertahanan keamanan, dan (v) teknologi industri yang menghasilkan nilai tambah tinggi. 3) Pembangunan iptek perlu diarahkan untuk mendukung agenda utama pembangunan ekonomi tahun 2015-2019 adalah mempercepat proses transformasi perekonomian nasional, yang dilaksanakan dalam 5 (lima) bagian: (a) pengamanan ketahanan pangan, energi, dan air; (b) pembangunan sektor-sektor ekonomi; (c) penguatan faktor utama pembangunan ekonomi; (d) pembangunan infrastruktur; dan (e) percepatan pembangunan kelautan/ maritim. 4) Pengembangan Iptek di bidang maritim, baik yang berkaitan dengan pertahanan keamanan maupun SDA, khususnya sebagai sumber pangan yang dapat untuk mendukung Kebangkitan Ekonomi Daerah. 5) Pengembangan industri dan TKDN berbasis pada perundangan yang terkait dengan investasi luar negeri, misalnya kerjasama investasi di bidang pertambangan, transportasi dan telekomunikasi 6) Perlunya dikembangkan berbagai skema untuk meningkatkan anggaran riset, khususnya dengan kerjasama dengan pihak swasta/ dunia usaha/ industri. 7) Koordinasi dan kerjasama riset dalam pengembangan iptek antara universitas dan lembaga riset perlu ditingkatkan, dan untuk itu diperlukan dikembangkan bentuk formulasi riset baik kelembagaan maupun bentuk riset kerjasama yang efisien. Konsorsium adalah salah satu contoh. 8) Dukungan berbagai kebijakan, antara lain: (i) Penataan kembali lembagalembaga ristek untuk membangun sinergisitas dengan arah yang lebih visioner dan terencana secara sistematis dan terukur, (ii) Pengembangan industrialisasi berdasarkan pada perundang-undangan yang telah berlaku (misal UU Telekomunikasi), (iii) Pengembangan Technopark berbasis potensi lokal, (iii) Pembukaan balai latihan kerja, dan (iv) Fasilitasi, promosi dn pembukaan akses pasar. 9) Program riset ARN pada dasarnya dibagi dalam 2, yaitu: (i) Program Prioritas Nasional, yang memfokuskan pada Pangan, Energi dan Air. Program Prioritas ini terkenal dengan nama FEW, yang bermakna Food, Energy dan Water, dan Program Prioritas Bidang.
10) ARN dapat menampung berbagai masukan yang terkait dengan penambahan Komtek Air dan Komtek Kebencanaan untuk program riset bidang Air dan bidang Kebencanaan.
V. Tindak-Lanjut 1) Finalisasi penyusunan rumusan draft Jaktranas dan ARN untuk selanjutnya disampaikan ke Bappenas sebagai masukan penyusunan RPJMN III tahun 2015-2019. 2) Meningkatkan peran DRN sebagai institusi yang berwewenang penuh dalam menentukan arah riset untuk pembangunan iptek yang dapat meningkatkan perekonomian, kesejahteraan dan kedaulatan 3) Memformulasikan hubungan DRN-DRD yang dapat berperan untuk meningkatkan peran DRD di daerah dalam pengembangan riset dan pembangunan iptek di daerah 4) Masing-masing Komtek perlu menentukan program yang mana yang termasuk dalam KATEGORI save guard.